ummufarwah.files.wordpress.com … · web viewsejauh ini pembelajaran kimia di sma negeri 1...
TRANSCRIPT
PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR KIMIA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF
BERBANTUAN MEDIA POWER POINTBAGI SISWA KELAS X7 SEMESTER 2 SMA NEGERI 1 KEDUNGWUNI
TAHUN PELAJARAN 2012/2013
Ummu Farwah *)UMMU.KIMIA@GMAILCOM
Abstrak: rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimanakah proses pembelajaran, seberapa banyak peningkatan keaktifan dan hasil belajar kimia melalui pembelajaran kooperatif berbantuan media power point. Penelitian ini dilaksanakan 2 siklus, siklus 1 terdapat 4 pertemuan dan siklus 2 terdapat 2 pertemuan. Subyek penelitian siswa kelas X7 semester 2 SMA Negeri 1 Kedungwuni tahun pelajaran 2012/2013. Terjadi peningkatan rata-rata nilai ulangan harian dari siklus 1 42,97% dan ketuntasan klasikalnya 8,82% (KKM=75), mengalami kenaikan pada siklus 2 85,07% dan ketuntasan klasikalnya 85,29%.
Kata kunci: keaktifan, hasil belajar, pembelajaran kooperatif, dan media power point
Abstract: the formulation of the research problem is how the learning process, how much of an increase in activity and the result of studying chemistry throught cooperative learning by power point media. This research was carried out in 2 cycles, cycle 1 consisted of 4 meetings and cycle 2 consisted of 2 meetings. Research subject is grade X-7 students of SMAN 1 Kedungwuni at the second semester in 2012/2013. There has been an avarage increase of the test score from 42.97% in cycle 1 to 85.07% in cycle 2. The classical completeness increased from 8.82% in cycle 1 to 85.29% in cycle 2.
Keywords: active, learning, cooperative learning, and power point media
*) Guru Kimia SMA Negeri 1 Kedungwuni Kabupaten Pekalongan.
PENDAHULUAN Pada umumnya mata pelajaran Kimia dianggap oleh para siswa SMA
Negeri 1 Kedungwuni sebagai mata belajar yang sulit. Anggapan para siswa
biasanya didasarkan pada pengalaman mereka saat belajar Kimia yang sering
mengalami kendala. Kendala tersebut antara lain berasal dari siswa sendiri, guru
dan sarana belajar. Kendala dari siswa misalnya kurangnya minat, motivasi dan
keaktifan belajar sehingga cenderung pasif pada saat berlangsungnya proses
pembelajaran. Hal ini menyebabkan hasil belajar pada mata pelajaran Kimia
relative belum sesuai harapan. Terbukti rata-rata nilai ulangan harian masih
dibawah KKM yang telah ditetapkan sebelumnya . Berdasarkan pengalaman
dalam mengajar untuk siswa kelas X pada semester 2 tahun pelajaran
2011/2012 pada materi Hidrokarbon dan Minyak Bumi nilai ulangan rata-rata
ulangan hariannya adalah 43, padahal KKM yang ditetapkan adalah 75. Inilah
yang menjadi keprihatinan peneliti, sehingga tergerak untuk melakukan penelitian
tindakan kelas ini.
Dalam proses pembelajaran Kimia bagi siswa kelas X semester 2 SMA
Negeri 1 Kedungwuni tahun pelajaran 2012/2013 sering kali dijumpai adanya
kecenderungan siswa yang tidak mau bertanya pada guru meskipun sebenarnya
belum mengerti materi yang disampaikan oleh guru. Oleh karena itu suasana
perlu direncanakan dan dibangun sedemikian rupa sehingga siswa mendapat
kesempatan untuk berintraksi satu sama lain. Guru perlu menciptakan suasana
belajar dimana siswa bekerja sama secara kooperatif.
Sejauh ini pembelajaran Kimia di SMA Negeri 1 Kedungwuni Kabupaten
Pekalongan menggunakan metode konvensional, guru masih menerapkan
metode ceramah, tanpa variasi dan kurang menarik minat siswa serta
membosankan. Untuk itu peneliti menggunakan media power point berbasis
kooperatif. Upaya tersebut mendorong peneliti untuk melakukan penelitian
tindakan kelas dengan judul “Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar Kimia
Melalui Pembelajaran Kooperatif Berbantuan Media Power Point Bagi Siswa
Kelas X7 Semester 2 SMA Negeri 1 Kedungwuni Tahun Pelajaran 2012/2013”.
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas dapat
diidentifikasi rumusan masalah sebagai berikut: 1). bagaimana proses
pembelajatan kooperatif berbantuan media power point dapat meningkatkan
keaktifan dalam belajar Kimia materi Hidrokarbon dan Minyak Bumi bagi siswa
kelas X7 SMA Negeri 1 Kedungwuni kabupaten Pekalongan pada semester 2
tahun pelajaran 2012/2013?; 2) bagaimana preoses pembelajaran kooperarif
berbantuan media power point dapat meningkatkan prestasi belajar Kimia materi
Hidrokarbon dan Minyak Bumi bagi siswa kelas X7 SMA Negeri 1 Kedungwuni
kabupaten Pekalongan pada semester 2 tahun pelajaran 2012/2013 ?.
Sesuai dengan perumusan masalah maka tujuan penelitian yang ingin
dicapai dibagi 2(dua) yaitu sebagai berikut; 1) untuk mengetahui peningkatan
keaktifan dalam belajar Kimia materi Hidrokarbon dan Minyak Bumi melaui
pembelajaran kooperatif berbatuan media power point bagi siswa kelas X7 SMA
Negeri 1 Kedungwuni kabupaten Pekalongan pada semester 2 tahun pelajaran
2012/2013; 2) untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar Kimia materi
Hidrokarbon dan Minyak Bumi melaui pembelajaran kooperatif berbatuan media
power point bagi siswa kelas X7 SMA Negeri 1 Kedungwuni kabupaten
Pekalongan pada semester 2 tahun pelajaran 2012/2013.
Berdasarkan pada tujuan penelitian yang hendak dicapai, maka
penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1) manfaat
bagi siswa; (a) dapat meningkatkan keaktifan dalam pelajaran Kimia materi
Hidrokarbon dan Minyak Bumi kelas X7 semester 2 SMA Negeri 1
Kedungwuni pada khususnya dan kelas X pada umumnya; (b) dapat
meningkatkan prestasi belajar Kimia materi Hidrokarbon dan Minyak Bumi kelas
X7 semester 2 SMA Negeri 1 Kedungwuni pada khususnya dan kelas X pada
umumnya; (c) dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar Kimia materi
Hidrokarbon dan Minyak Bumi kelas X7 semester 2 SMA Negeri 1 Kedungwuni
pada khususnya dan kelas X pada umumnya; 2) manfaat bagi guru ; (a) melalui
pembelajaran kooperatif pemanfaatan berbantuan media power point dapat
meningkatkan keaktifan pelajaran Kimia materi Hidrokarbon dan Minyak Bumi
bagi siswa kelas X semester 2 SMA Negeri 1 Kedungwuni tahun pelajaran 2012-
2013; (b) melalui pembelajaran kooperatif berbantuan media power point dapat
meningkatkan hasil belajar Kimia materi Hidrokarbon dan Minyak bumi bagi
siswa kelas X semester 2 SMA Negeri 1 Kedungwuni tahun pelajaran 2012/2013;
(c) melalui pembelajaran kooperatif berbantuan media power point dapat
meningkatkan keaktifan bagi siswa kelas X semester 2 SMA Negeri 1
Kedungwuni tahun pelajaran 2012/2013; 3) manfaat bagi sekolah; (a) dapat
meningkatkan pengetahuan dan informasi bagi sekolah untuk guru yang sudah
melakukan tindakan kelas; (b) dapat meningkatkan motivasi warga sekolah
dalam bidang penelitian tindakan kelas; 4) manfaat bagi teman sejawat, dapat
memberikan sharing sesama teman sejawat dalam rangka penelitian tindakan
kelas guna memperbaiki kinerja guru untuk menjadi guru yang lebih professional;
5) manfaat bagi perpustakaan,sebagai referensi sekolah dan khasanah ilmu
pengetahuam sehingga dapat bermanfaat bagi yang memerlukan.
LANDASAN TEORITIK DAN HIPOTESIS TINDAKANKeaktifan Belajar Kimia
Keaktifan berasal dari kata aktif yang artinya giat bekerja, giat berusaha,
mampu bereaksi dan beraksi, sedangkan arti kata keaktifan adalah kesibukan
atau kegiatan. (Fajri dan Senja, 2004: 36). Dalam mengkategorikan keaktifan,
dapat ditinjau dari dua hal yaitu keaktifan dapat digolongkan menjadi keaktifan
jasmani maupun rohani. Keaktifan jasmani maupun rohani melliputi (1) keaktifan
indra yaitu pendengaran, penglihatan, peraba dan lain-lain; (2) keaktifan akal;
serta (3) keaktifan ingatan. Keaktifan juga termasuk dalam sumber pembelajaran
yang merupakan kombinasi antara suatu teknik dengan sumber lain
(Mulyasa.,2008:158).
Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan
pada diri seseorang, meliputi pengetahuannya, pemahamannya, sikap dan
tingkah lakunya, ketrampilannya, kecakapan dan kemampuannya, daya
reaksinya, daya penerimaannya, dam lain-lain, aspek yang ada pada individu.
(Sudjana., 2009:28). Jadi belajar merupakan proses memperoleh respon-respon
sebagai akibat adanya latihan khusus. Artinya seseorang dikatakan telah belajar,
jika ia dapat melakukan sesuatu yang tidak dapat dilakukan sebelumnya, atau
dengan kata lain ada perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar. Belajar
merupakan perubahan yang secara relative berlangsung lama pada perilaku
yang diperoleh dari pengalaman-pengalaman. Belajar merupakan salah satu
bentuk perilaku yang amat penting bagi kelangsungan hidup manusia. Belajar
membantu manusia menyesuaikan diri dengan lingkungan.
Dalam penilitian ini keaktifan peserta didik yang dimaksud oleh peneliti,
antara lain; 1) merespon motivasi yang diberikan oleh guru, 2) membaca atau
memahami masalah yang terdapat dalam lembar kerja siswa/LKS, 3)
menyelesaikan masalah atau menemukan jawaban dan cara untuk menjawab, 4)
mengemukakan pendapat, 5) berdiskusi/bertanya antar peserta didik maupun
guru, 6) mempresentasikan hasil kerja kelompok, 7) merangkum materi yang
telah didiskusikan. Dari keterangan di atas keaktifan belajar kimia diharapkan
siswa dapat aktif mengikuti belajar mengajar yang dilakukan oleh peneliti.
Hasil Belajar KimiaHasil belajar adalah perubahan perilaku individu secara keseluruhan
yang mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. (Surya 2004:25). Jadi
hasil belajar atau sering disebut prestasi belajar adalah hasil dari suatu kegiatan
yang telah dikerjakan atau diciptakan secara individu atau kelompok. Untuk
dapat menentukan tercapai tidaknya proses pembelajaran perlu dilakukan
penilaian atau evaluasi, sehingga hasil belajar dapat diukur. Penilaian juga
sebagai dasar untuk umpan balik (feed back) dari proses belajar mengajar yang
telah dilaksanakan.
Setiap individu yang belajar tentu akan berusaha agar mendapatkan
hasil yang memuaskan. Keberhasilan seorang siswa dalam pembelajaran
dikatakan tuntas atau berhasil ketika dapat mencapai minimal sama dengan
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan. Dalam penelitian ini
berupa nilai ulangan harian dengan pencapaian KKM sebesar 75. Selain itu hasil
belajar Kimia juga diwujudkan dengan adanya pencapaian tingkat ketuntasan
belajar secara kalsikal sebesar 85% dari jumlah siswa yang memperoleh nilai >
75.
Hakikat Pembelajaran KooperatifPembelajaran kooperatif merupakan salah satu pembelajaran yang
dikembangkan dari teori kontruktivisme karena mengembangkan struktur kognitif
untuk membangun pengetahuan sendiri melalui berpikir rasional. (Rustaman et
al.,2003:206).
Sistem pembelajaran gotong royong atau cooperative learning
merupakan sistem pengajaran yang memberi kesempatan kepada anak didik
untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur.
Pembelajaran kooperatif dikenal dengan pembelajaran secara berkelompok.
Tetapi belajar kooperatif lebih dari sekedar belajar kelompok atau kerja kelompok
karena dalam belajar kooperatif ada struktur dorongan atau tugas yang bersifat
kooperatif sehingga memungkinkan terjadinya interaksi secara terbuka dan
hubungan yang bersifat interdepedensi efektif diantara anggota kelompok
(Sugandi, 2004:14). Hubungan kerja seperti itu memungkinkan timbulnya
persepsi yang positif tentang apa yang dapat dilakukan siswa untuk mencapai
keberhasilan belajar berdasarkan kemampuan dirinya secara individu dan andil
dari anggota kelompok lain selama belajar bersama dalam kelompok. Untuk
mencapai hasil yang maksimal, maka harus diterapkan lima unsur model
pembelajaran gotong royong, yaitu: (1) Saling ketergantungan positif. (2)
Tanggung jawab perseorangan. (3) Tatap muka. (4)Komunikasi antar anggota.
(5). Evaluasi proses kelompok.
Karakteristik pembelajaran kooperatif diantaranya: (1) Siswa bekerja
dalam kelompok kooperatif untuk menguasai materi akademis. (2) Anggota-
anggota dalam kelompok diatur terdiri dari siswa yang berkemampuan rendah,
sedang, dan tinggi. (3) Jika memungkinkan, masing-masing anggota kelompok
kooperatif berbeda suku, budaya, dan jenis kelamin. (4) Sistem penghargaan
yang berorientasi kepada kelompok daripada individu.
Selain itu, terdapat empat tahapan keterampilan kooperatif yang harus
ada dalam model pembelajaran kooperatif yaitu: (1) Forming (pembentukan)
yaitu keterampilan yang dibutuhkan untuk membentuk kelompok dan membentuk
sikap yang sesuai dengan norma. (2) Functioniong (pengaturan) yaitu
keterampilan yang dibutuhkan untuk mengatur aktivitas kelompok dalam
menyelesaikan tugas dan membina hubungan kerja sama diantara anggota
kelompok. (3) Formating (perumusan) yaitu keterampilan yang dibutuhkan untuk
pembentukan pemahaman yang lebih dalam terhadap bahan-bahan yang
dipelajari, merangsang penggunaan tingkat berpikir yang lebih tinggi, dan
menekankan penguasaan serta pemahaman dari materi yang diberikan. (4)
Fermenting (penyerapan) yaitu keterampilan yang dibutuhkan untuk merangsang
pemahaman konsep sebelum pembelajaran, konflik kognitif, mencari lebih
banyak informasi, dan mengkomunikasikan pemikiran untuk memperoleh
kesimpulan.
Tujuan yang penting dari pembelajaran kooperatif adalah untuk
mengajarkan kepada siswa ketrampilan kerjasama dan kolaborasi. Ketrampilan
ini amat penting untuk dimiliki di dalam masyarakat di mana banyak kerja orang
dewasa sebagian besar dilakukan dalam organisasi yang saling bergantung satu
sama lain dan di mana masyarakat secara budaya semakin beragam
(Ibrahim,dkk,2005:9). Ada beberapa manfaat pembelajaran kooperatif bagi siswa
dengan berprestasi belajar yang rendah, yaitu: (1) Meningkatkan pencurahan
waktu pada tugas. (2) Rasa harga diri menjadi lebih tinggi. (3) Memperbaiki sikap
terhadap IPA dan sekolah. (4) Memperbaiki kehadiran . (5) Angka putus sekolah
menjadi rendah. (6) Penererimaan terhadap perbedaan individu menjadi lebih
besar. (7) Perilaku mengganggu menjadi lebih kecil. (8) Konflik antar pribadi
berkurang. (9) Sikap apatis berkurang. (10) Pemahaman yang lebih mendalam.
(11) Motivasi lebih besar. (12) Hasil belajar lebih tinggi. (13) Retensi lebih lama.
(14) Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi.Jadi Pembelajaran
kooperatif mencerminkan pandangan bahwa manusuia belajar dari pengalaman
mereka dan partisipasi aktif dalam kelompok kecil membantu siswa belajar
ketrampilan social yang penting, sementara itu secara bersamaan
mengembangkan sikap demokrasi dan ketrampilan berpikir logis.
Hakekat Media Pembelajaran Power Point Hakekat Media Pembelajaran
Media pembelajaran adalah media yang digunakan dalam
pembelajaran, yaitu meliputi alat bantu guru dalam mengajar serta sarana
pembawa pesan dari sumber belajar ke penerima pesan belajar (siswa). Sebagai
penyaji dan penyalur pesan, media belajar dalam hal-hal tertentu bisa mewakili
guru menyajiakan informasi belajar kepada siswa. Jika program media itu
didesain dan dikembangkan secara baik, maka fungsi itu akan dapat diperankan
oleh media meskipun tanpa keberadaan guru.
Adapun tujuan penggunaan media pembelajaran adalah: (1) Agar
proses belajar mengajar yang sedang berlangsung dapat berjalan dengan tepat
dan berdaya guna. (2) Untuk mempermudah bagi guru / pendidik dalam
menyampaikan informasi materi kepada anak didik, (3) Untuk mempermudah
bagi anak didik dalam menyerap atau menerima materi yang disampaikan oleh
guru. (4) Untuk dapat mendorong keinginan anak didik untuk mengetahui lebih
banyak dan mendalam tentang materi atau pesan yang disampaikan oleh guru.
(5) Untuk menghindari salah pengertian atau salah paham antara anak didik
yang satu dengan yang lain terhadap materi yang disampaikan oleh guru.
Menurut anonimos (2007, tanpa halaman) manfaat medi pembelajaran
adalah sebagai berikut: (1) Media pembelajaran dapat menarik dan
memperbesar perhatian anak didik terhadap materi pengajaran yang disajikan.
(2) Media pembelajaran dapat menmgatasi perbedaan pengalaman belajar anak
didik berdasarkan latar belakang sosial ekonomi. (3) Media pembelajaran dapat
membantu anak didik dalam memberikan pengalaman belajar yang sulit
diperoleh dengan cara lain. (4) Media pembelajaran dapat membantu
perkembangan pikiran anak didik secara teratur tentang hal yang mereka alami
dalam kegiatan belajar mengajar mereka, misalnya menyaksikan pemutaran film
tentang suatu kejadian atau peristiwa rangkaian dan urutan kejadian yang
mereka saksikan dan pemutaran film tadi akan dapat mereka pelajari secara
teratur dan berkesinambungan. (5) Media pembelajaran dapat menumbuhkan
kemampuan anak didik untuk berusaha mempelajari sendiri berdasarkan
pengalaman dan kenyataan. (6) Media pembelajaran dapat mengurangi adanya
verbalisme.
Jenis-jenis media pembelajaran, menurut Direktorat Tenaga
Kependidikan Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidik Dan Tenaga
Kependidikan Departemen Pendidkan Nasional (2008:8-9) banyak cara
diungkapkan untuk mengidentifikasi media serta mengklasifikasikan karakteristik
fisik, sifat. kompleksitas, ataupun klasifikasi menurut control pada pemakai.
Namun demikian, secara umum media bercirikan tiga unsure pokok, yaitu suara,
visual, dan gerak. Menurut Rudy Brets dalam Direktorat Jendral Peningkatan
Mutu Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidkan Nasional
(2008:8-9), ada 7 (tujuh) klasifikasi media yaitu:(1) Media audio visual gerak
seperti film suara, pita video, film televise. (2) Media audio visual diam, seperti
film rangkai suara, dsb. (3) Audio semi gerak seperti tulisan jauh bersuara. (4)
Media visual bergerak,seperti vilm bisu. (5) Media visual diam, seperti halaman
cetak, foto, microphone, slide bisu. (6) Media audio, seperti radio, telepon, pita
audio. (7) Media cetak seperti: buku, modul, bahan ajar mandiri.
Media Power PointPower Point adalah salah satu Soft ware yang dirancang khusus untuk
mampu menampilkan program multimedia dengan menarik, mudah dalam
pembuatan, mudah dalam penggunaan dan relatif murah, karena tidak
membutuhkan bahan baku selain alat untuk penyimpanan data (data storage).
Power Point dapat digunakan melaui beberapa t ipe penggunaan : (1) Personal
Presentation, pada umumnya Power Point digunakan untuk presentasi dalam
Classical learning. Seperti kuliah, training, seminar, workshop, dll. Pada
penyajian ini Power point sebagai alat bantu bagi instruktur / guru untuk
presentasi menyampaikan materi dengan bantuan media Power Point. Dalam hal
ini kontrol pembelajaran terletak pada guru atau instruktur. (2) Stand Alone: pada penyajian ini, Power Point dapat dirancang khusus untuk pembelajaran
individu yang bersifat interaktif, meskipun kadar interaktifnya tidak terlalu tinggi
namun Power Point mampu menampilkan feed back yang sudah deprogram. (3)
Web Based: pada pola ini Power Point dapat diformat menjadi file web (html)
sehingga program yang muncul berupa browser yang dapat menampilkan
internet. Hal ini ditunjang dengan adanya fasillitas dari Power Point untuk
mempublish hasil pekerjaan yang dibuat sendiri menjadi web. Selain itu
beberapa pengembang multimedia telah membuat software-software yang dapat
mengubah file Power Point menjadi file exe atau swf. Sehingga dengan ekstensi
tersebut program presentasi dapat aman dari penjiblakan dan manipulasi karena
tidak dapat dimodifikasi dan ukuran file yang lebih kecil.
Kerangka BerpikirMata pelajaran kimia menurut siswa termasuk salah satu pelajaran yang
sulit, apalagi proses pembelajaran yang konvensional membuat siswa pasif dan
hasil belajar rendah. Melalui pembelajaran kooperatif berbantuan media power
point diharapkan siswa dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar yang
meningkat.
Hipotesis TindakanBerdasarkan kerangka pikir dapat dirumuskan hipotesistindakan
sebagai berikut:1) melalui pembelajaran kooperatif berbantuan media power
point dapat meningkatkan keaktifan belajar kimia materi hidrokarbon dan minyak
bumi bagi siswa kelas X7 SMA Negeri 1 Kedungwuni tahun 2012/2013; 2)
melalui pembelajaran kooperatif berbantuan media power point dapat
meningkatkan prestasi belajar kimia materi hidrokarbon dan minyak bumi bagi
siswa kelas X7 SMA Negeri 1 Kedungwuni tahun 2012/2013.
METODE PENELITIANSubyek yang diteliti dalam penelitian ini adalah siswa kelas X7 SMA
Negeri 1 Kedungwuni Kabupaten Pekalongan tahun pelajaran 2012/2013.
Jumlah siswa kelas X7 sebanyak 34 siswa, yang terdiri dari 10 siswa dan 24
siswa putri. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan pada semester 2 dimulai bulan
Februari sampai bulan Juli 2013. Pokok bahasan materi pada penelitian tindakan
kelas ini adalah Hidrokarbon dan Minyak Bumi yang dilaksanakan sekitar awal
bulan April sampai bulan Juni 2013
Desain penelitian tindakan kelas ini dilaksnakan dalam 2 siklus, siklus 1
terdapat 4 pertemuan, dan siklus 2 terdapat 2 pertemuan. Siklus 1 dilaksanakan
pada bulan April 2013, dan siklus 2 dilaksanakan pada Mei dan Juni 2013. Pada
masing-masing siklus prosedur penelitian yang dilakukan antara lain
perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.
Tehnik pengumpulan data yang akan peneliti gunakan adalah (1) Lembar
0bservasi guru data ini digunakan sebagai evalusi proses kegiatan belajar
mengajar yang dilakukan oleh guru selama proses KBM berlangsung. (2).Lembar
Observasi siswa data ini digunakan untuk mengetahui keaktifan siswa selama
proses belajar mengajar.(3) Jurnal guru merupakan catatan harian yang
dilakukan guru pada setelah proses belajar mengajar selesai. (4).Jurnal siswa
merupakan catatan harian yang dilakukan siswa setelah proses belajar mengajar
selesai.
Tehnik pengumpulan data yang diperoleh dari catatan lapangan yang
berupa hasil pengamatan dan tes selama kegiatan pembelajaran yang terkait
dengan aktivitas sesuai dengan hasil observasi yang di dapat pada saat
pembelajaran dilaksanakan kemudian dianalisis secara diskriptif kuallitatif dari
lembar observasi guru, lembar obsevasi siswa, jurnal guru, jurnal siswa.. Sedang
dari hasil tes tertulis dianalis secara deskriptif kuantitatif dengan melihat
prosentase siswa yang dapat mencapai nilai KKM. Hasilnya digunakan untuk
refleksi yaitu dengan cara menarik kesimpulan yang diperoleh dari perbandingan
data tersebut serta mengulasnya dan kemudian dijadikan untuk melakukan
tindakan pada siklus berikutnya.
Indikator keberhasilan dalam siklus 1 dan 2 adalah tercapainya target
kebehasilan siswa dalam peningkatan hasil belajar pokok bahasan KD 4.2.
Menggolongkan senyawa hidrokarbon dengan sifat senyawa dan KD. 4.3.
Menjelaskan proses pembentukan dan teknik pemisahan fraksi-fraksi minyak
bumi serta kegunaannya dengan metode pembelajaran kooperatif. yang target
keberhasilan hasil belajar siswa. akan ditampilkan pada tabel peningkatan hasil
belajar. Dalam hal ini peneliti mentargetkan indikator keberhasilan antara lain :1)
rata-rata pada hasil UH siklus I dan II siswa telah memenuhi nilai KKM 75
sebesar 85%; 2) Ketuntasan belajar klasikal mencapai 85 % .
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANNYAHasil Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Kedungwuni dengan subyek
penelitian siswa kelas X7 Tahun Pelajaran 2012/2013 yang jumlahnya 34 siswa.
Peneliti mengajar kelas X yang berjumlah 8 kelas, kelas X7 adalah kelas yang
paling pasif dan hasil belajar yang paling rendah. Dari 34 siswa tersebut dalam
mata pelajaran Kimia pokok bahasan Redoks, didapatkan hanya 1 siswa yang
tuntas, dengan rata-rata nilai UH yang masih rendah yaitu 41,59 sedangkan nilai
KKM 75. Hal ini menunjukkan masih terlalu jauh kesenjangan antara nilai KKM
dengan nilai rata-rata UH.
Gambar 1. Siswa pasif, hanya mendengarkam
penjelasan guru yang konvensional.
Siklus 1Perencanaan
Perencanaan pada siklus 1 dilaksanakan dalam 4 pertemuan,yang
masing-masing pertemuan menggunakan pembelajaran kooperatif, siswa
dikelompokkan menjadi 3 kelompok besar terdiri dari 11 atau 12 siswa. Secara
acak. Pada awal pelajaran guru menyampaikan tujuan pembelajaran,
memberikan apersepsi, motivasi dan menanyakan prasyarat yang harus dimiliki
siswa. Kemudian guru menyajikan materi berbantukan media power point,
setelah selesai penyajian power point siswa berkumpul dalam kelompoknya
mediskusikan Lembar Kerja Kelompok yang diberikan guru, dan
mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas.
Pada tahap perencanaan ini guru menyiapkan perangkat pembelajaran
berupa RPP, lembar kerja kelompok, lembar observasi guru, lembar observasi
siswa, jurnal guru, jurnal siswa, kisi-kisi soal, soal tes, kunci jawaban, kriteria
penilaian, media power point, seperangkat experimen model molekul molymood.
Pelaksanaan
Pelaksanaan penelitian pada siklus 1 terdapat 4 pertemuan, adapun
pelaksanaannya dapat dijelaskan sebagai berikut; 1) pertemuan 1 tanggal 3
April 2013; 2) pertemuan 2 tanggal 11 April 2013; 3) pertemuan 3 tanggal 25
April 2013; 4) pertemuan 4 tanggal 8 Mei 2013.
Aktivitas kegiatan pada siklus 1 dapat dilihat dalam gambar berikut;
Pertemuan 1
Gambar 2. Guru menyajikan media power poini senyawa hidrokarbon
Gambar 3. . Siswa sedang mendiskusikan LKK dalam kelompoknya
Gambar 4. Siswa sedang melakukan eksperimen model molekul hidrokarbon
Gambar 5. Presentasi model molekul
Pertemuan 2
Gambar 6.Penyajian power point Tata nama Alkana, Alkena, Alkuna
Gambar 7. Siswa berdiskusi mengerjakan LKK
Gambar 8. Mewakili kelompoknya mempresentasikan hasil diskusi.
Gambar 9. Kelompok yang lain memberikan aplaus.
Pertemuan 3
Gambar 10. Dengan media power poin dan penjelasan guru contoh-contoh mwnylikan isomer.
Gambar 11. Diskusi kelompok membahas LKS menentukan isomer.
Gambar 12,13. Mewakili kelompoknya mempresentasikan hasil diskusi menentukan isomer senyawa hidrokarbon.
Gambar 14. Siswa sedang memperhatikan presentasi dan memberikan aplus.
Pertemuan 4
. Gambar 15. Sifat-sifat hidrokarbon Gambar 16. Siswa sedang berdiskusi mengerjakan LKS dalam
kelompoknya
Gambar 17. Presentasi mewakili kelompoknya
Hasil ObservasiHasil observasi pada siklus 1 terdapat 4 pertemuan dapat dilihat dalam
tabel rekapitulasi observasi siswa dibawah ini.
Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Observasi Siswa Siklus 1
NO INDIKATORSIKLUS 1 PEERTEMUAN
KEJUM-LAH RATA- KATEGORI
1 2 3 4 RATA
1
Kemampuan siswa mengkomunikasikan tujuan pembelajaran 3,1 4 4 3,8 14,94 3,735 BAIK
2
Kemampuan siswa memperhatikan materi yang diberikan guru 3,8 5 4,7 5 18,26 4,565
SANGAT BAIK
3
Kemampuan siswa dalam berkomunikasi dengan peserta didik yang lain. 4 4 3,9 4 15,94 3,985 BAIK
4Kemampuan siswa bekerja dalam kelompoknya 5 4 4,0 4,7 17,79 4,447 BAIK
5
Kemampuan siswa menyelesaikan tugas yang diberikan guru. 3,8 4 4 3,9 15,79 3,947 BAIK
6
Kemampuan siswa bekerja sama dengan siswa yang lain dalam kelompoknya. 4 3,9 4,4 3,9 16,41 4,102 BAIK
7
Kemampuan siswa mempresentasikan hasil kerja kelompoknya. 3,1 4 4 4 15,08 3,77 BAIK
8Kemampuan siswa mengeluarkan pendapat 3 3,2 3 4,7 13,99 3,497 CUKUP
9
Kemampuan siswa mengajukan pertanyaan (dari kelompok lain). 3 3,3 3 3,9 13,32 3,33 CUKUP
10Kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan 3,5 3,9 3 3,9 14,41 3,602 BAIK
11Kemampuan siswa menarik kesimpulan. 3,3 4 4 4,0 15,35 3,837 BAIK
12
Kemampuan peserta didik memberi penghargaan (dengan tepuk tangan) kepada kelompok yang mempresentasikan di depan kelas. 4 3,8 5 4 16,85 4,213 BAIK
13
Kemampuan siswa menjawab soal yang diberikan guru. 3,3 4,1 4 3,9 15,42 3,855 BAIK
JUMLAH 203,5 3,914 BAIK
RefleksiDari tabel 1. dapat disimpulkan sebagian besar indikator tercapai
dengan baik seperti indikator kemampuan siswa mengkomunikasikan tujuan
pembelajaran, kemampuan siswa dalam berkomunikasi dengan peserta didik
yang lain dan sebagainya. Selebihnya ketercapaian indikator bervariasi, hasilnya
cenderung sangat baik dan cukup baik.
Dari keempat pertemuan pada siklus 1 untuk jurnal siswa dapat
disimpulkan sebagai berikut;1) siswa menyenangi suasana belajar; 2) masih
banyak siswa yang merasa kurang nyaman dengan ruang kelas tempat
berlangsungnya kegiatan belajar mengajar,kesulitan adalah pada materi yang
dipelajari;3) aktif dalam mengikuti diskusi, bekerja sama mengerjakan soal yang
diberikan guru; 4) dengan pembelajaran kooperatif menimbulkan kesan yang
menyenangkan bagi siswa;5) mampu memahami konsep yang diberikan guru.
Sementara itu untuk jurnal guru diperoleh hasil sebagai berikut;1) siswa
sangat antusias dalam menerima pelajaran; 2) siswa aktif dalam mengikuti
diskusi kelompok besar; 3) penjelasan ulang untuk mengatasi kesulitan
siswa; .4) siswa sangat baik merespon tugas yang diberikan guru.
Pembelajaran pada siklus 1 menggunakan kelompok besar, ternyata
dari hasil observasi diperoleh data, siswa dalam mengeluarkan pendapat,
mengajukan pertanyaan dan dalam menjawab pertanyaan dari kelompok lain
belum sesuai dengan yang diharapkan yaitu masih dalam kategori cukup baik.
Kondisi ini dapat disebabkan jumlah anggapan kelompok besar yang
tidak memungkinkan untuk setiap anggota mengemukakan pendapat,
mengajukan dan menjawab pertanyaan. Hal ini dapat terjadi karena keterbatasan
waktu yang tersedia dan kesempatan yang ada. Untuk mengatasi masalah
tersebut, maka dalam siklus II metode kelompok besar akan diubah akan diubah
menjadi kelompok kecil. Dengan metode kelompok kecil ini diharapkan keaktifan
belajar semakin tertingkat.
Siklus 2Perencanaan
Perencanaan pada siklus 2 dilaksanakan dalam 2 pertemuan,yang
masing-masing pertemuan menggunakan pembelajaran kooperatif, siswa
dikelompokkan menjadi 6 kelompok kecil terdiri dari 5 atau 6 siswa.
Pengelompokan ini berdasarkan pada hasil ulangan harian siklus 1 yang sudah
dibuat peringkat nilai. Masing-masing terdiri dari 2 siswa peringkat atas. 2 siswa
peringkat tengah dan 2 siswa kelompok atas.
Pada siklus 2 pertemuan 1 pelaksanaannya sama seperti pada siklus 1,
setelah guru memberikan apersepsi dan motivasi serta menanyakan prasyarat
minimal yang harus dimiliki siswa dan tujuan pembelajaran, guru menyajikan
media power point materi Pembentukan dan Pengolahan Minyak Bumi. Setelah
penyajian power point selesai, siswa berkumpul dalam kelompoknya mendiskusi
Lembar Kerja Kelompok yang diberikan guru, kemudian mempresentasikan di
depan kelas. Sebelum akhir pelajaran guru memberikan tugas membrosing
internet Dampak Pembakaran Minyak Bumi, untuk pertemuan yang ke dua.
Pada pertemuan ke 2, masing-masing kelompok menampilkan Dampak
Pembakaran Minyak Bumi dalam bentuk media power point. Sedangkan pada
pertemusn ke tiga diadakan evalusi Kompetensi Dasar 4.3. Menjelaskan proses
pembentukan dan teknik pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi serta
kegunaannya.
PelaksanaanPelaksanaan penelitian pada siklus 2 terdapat 2 pertemuan, adapun
pelaksanaannya dapat dijelaskan sebagai berikut; 1) pertemuan 1 tanggal 29 Mei
2013; 2) pertemuan 2 tanggal 30 Mei 2013.
Aktivitas kegiatan pada siklus 1 dapat dilihat dalam gambar berikut;
Pertemuan 1
Gambar 18. Power Point Pengilangan minyak lepas pantai
Gambar 19. Guru membimbing siswa dalam berdiskusi mengerjakan LKK
Gambar 20. Presentasi salah satu kelompok
Gambar 21. Pengajuan pertanyaan dari kelompok lain
Pertemuan 2
Pada pertemuan 2 siklus 2 masing-masing kelompok mempresentasikan
power point hasil browsing dampak pembakaran minyak bumi.
Gambar 22. Penyajian power point dari kelompok 1
Gambar 23. Siswa sedang mengajukanpertanyaan
Gambar 24. Kelompok 1 berusaha menjawab pertanyaan dari kekompok lain.
Gambar 25. Memberikan aplaus untuk kelompok 1
Hasil Observasi
Hasil observasi pada siklus 2 terdapat 2 pertemuan dapat dilihat dalam
tabel rekapitulasi observasi siswa dibawah ini.
Tabel 2. Rekapitulasi Hasil Observasi Siswa Siklus 2
NO. INDIKATORSIKLUS 1
PERTEMUAN KEJUM-LAH RATA- KATEGORI
1 2 RATA
1
Kemampuan siswa mengkomunikasikan tujuan pembelajaran 4 3,91 7,91 3,955 BAIK
2
Kemampuan siswa memperhatikan materi yang diberikan guru 4 5 9 4,5 BAIK
3
Kemampuan siswa dalam berkomunikasi dengan peserta didik yang lain. 3,68 4 7,68 3,84 BAIK
4Kemampuan siswa bekerja dalam kelompoknya 4,15 4 8,15 4,075 BAIK
5
Kemampuan siswa menyelesaikan tugas yang diberikan guru. 4,15 5 9,15 4,575
SANGAT BAIK
6
Kemampuan siswa bekerja sama dengan siswa yang lain dalam kelompoknya. 4 5 9 4,5 BAIK
7
Kemampuan siswa mempresentasikan hasil kerja kelompoknya. 4,12 4,94 9,06 4,53
SANGAT BAIK
8Kemampuan siswa mengeluarkan pendapat 3,67 4 7,67 3,835 BAIK
9Kemampuan siswa mengajukan pertanyaan (dari kelompok lain). 3,62 4,03 7,65 3,825 BAIK
10Kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan 3,53 3,94 7,47 3,735 BAIK
11Kemampuan siswa menarik kesimpulan. 3,47 4 7,47 3,735 BAIK
12
Kemampuan peserta didik memberi penghargaan (dengan tepuk tangan) kepada kelompok yang mempresentasikan di depan kelas. 5 4 9 4,5 BAIK
13Kemampuan siswa menjawab soal yang diberikan guru. 4,05 4 8,05 4,025 BAIK
JUMLAH 107,3 4,1254 BAIK
RefleksiMetode pembelajaran pada siklus 2 menggunakan pembelajaran
kooperatif kelompok kecil, rata-rata pencapaian indikator mengalami peningkatan
jika dibandingkan pada siklus 1, walaupun peningkatan sangat kecil. (Dapat
dilihat di tabel 2 rekapitulasi hasil observasi siswa dengan memperoleh score
4,125 kategori baik). Diprediksikan demgan metode pembelajaran kooperatif
kelompok kecil memberikan peluang yang lebih banyak pada siswa untuk saling
bertanya satu sama lain dan menjadi turor sebaya bagi kelompoknya. Dengan
demikian jawaban yang diberikan atas pertanyaan yang diajukan pada teman
dalam kelompoknya dapat dipahami dengan mudah.
Dari hasil observasi dan jurnal, baik jurnal siswa maupun jurnal guru
diperoleh hasil yang lebih baik dibanding pada saat siklus 1. Peningkatan hasil
observasi dapat dilihat pada indikator kemampuan siswa bekerja dalam
kelompoknya, kemampuan siswa menyelesaikan tugas yang diberikan guru,
kemampuan siswa bekerja sama dengan siswa yang lain dalam kelompoknya,
kemampuan siswa mempresentasikan hasil keerja hasil kerja kelompoknya,
kemampuan siswa mengeluarkan pendapat, kemampuan siswa mengajukan
petanyaan (dari kelompok lain), kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan,
kemampuan siswa menarik kesimpulan, kemampuan peserta didik memberi
penghargaan (dengan tepuk tangan) kepada kelompok yang mempresentasikan
di depan kelas.
Demikian juga dengan model kelompok kecil ternyata lebih efektif bila
dibandingkan dengan kelompok besar. Realita ini dapat dilihat pada persentase
ketuntasan siswa dala mengikuti ulangan harian yang mengalami kenaikan.
Sebagai tindak lanjut dari kondisi ini, dapat disimpulkan dengan
kelompok kecil ternyata lebih efektif penerapannya dalam kegiiatan
pembelajaran. Sebab sangat dimungkinkan intraksi intraksi antar siswa
mempunyai intensitas tinggi, jika dibandingkan dengan kelompok besar. Dampak
positifnya adalah tingkat pemahaman terhadap materi lebih mendalam dan luas.
PembahasanHasil Observasi Keaktifan Siswa
Dari tabel 1. dan tabel 2. dapat diperoleh hasil observasi keaktifan siswa
rata-rata siklus 1 dan 2 sebagai berikut.
Tabel 3. Rekapitulasi Hasil Observasi Keaktifan Siswa Rata-rata Siklus 1 dan
Siklus 2
NO. SIKLUS JUMLAH RATA- KATEGORIINDIKATOR 1 2 RATA
1 3,735 3,955 7,69 3,845 BAIK
2 4,565 4,5 9,065 4,5325SANGAT BAIK
3 3,985 3,84 7,825 3,9125 BAIK4 4.45 4,075 4,075 4,075 BAIK
5 3,95 4,575 8,525 4,2625 BAIK6 4,1 4,5 8,6 4,3 BAIK7 3,77 4,53 8,3 4,15 BAIK8 3,49 3,835 7,325 3,6625 BAIK9 3,33 3,825 7,155 3,5775 BAIK
10 3,6 3,735 7,335 3,6675 BAIK11 3,83 3,735 7,565 3,7825 BAIK12 4,21 4,5 8,71 4,355 BAIK13 3,86 4,025 7,885 3,9425 BAIK
JUMLAH 100,055 4,005 BAIK
Dari tabel 3 Rekapitulasi Hasil Observasi Keaktifan Siswa Rata-rata
Siklus 1 dan Siklus 2, pada umumnya terjadi kenaikan keaktifan pada masing-
masing indikator, dan rata-rata siklus 1 dan 2 menunjukan keaktifan dengan
kategori baik.
Hasil Belajar Siswa
Data hasil belajar siswa dapat dilihat dalam tabel 4.dan siklus 2. dapat
dilihat pada tabel 4.
Tabel 4. Format Tabel Peningkatan Hasil Belajar.
Siklus Nilai % Ketuntasan KeteranganRata-rata Tertinggi Terendah
Kondisiawal 41,59% 75 9 2,94% Kurang
I 42,97% 84 6 8,82% KurangII 85,07% 100 56 85,29% Baik
Keterangan : Rata-rata :
< 70 : Kurang 80 – 89 : Baik
70 – 79 : Cukup > 90 : Amat baik
Dari table tersebut, dikatakan siswa berhasil dalam belajar jika nilai rata-rata
sama dengan atau lebih dari 75.
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa pada siklus 2 rata-rata ulangan
harian siswa adalah 85,07% termasuk kategori baik. Sedangkan pada kondisi
awal siklus 1 rata-rata ulangan harian termasuk kategori kurang yaitu 41,59%
dan 42,97%. Dengan demikian disimpulkan bahwa hasil ulangan harian antar
siklus dari kondisi awal hingga siklus 2 selalu mengalami peningkatan. Ini berarti
metode pembelajaran berbasis kooperatif dengan pemanfaatan media power
point dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
PENUTUPSimpulan
Simpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut;
1) melalui Pembelajaran kooperatif berbantuan media power point dapat
meningkatkan keaktifan dalam belajar Kimia materi Hidrokarbon dan Minyak
Bumi bagi siswa kelas X7 SMA Negeri 1 Kedungwuni kabupaten Pekalongan
pada semester 2 tahun pelajaran 2012/2013m hal ini dapat dilihat pada siklus 1
dan siklus 2 mengalami peningkatan keaktifan dengan kategori baik.; 2)
melalui pembelajaran kooperarif berbantuan media power point dapat
meningkatkan prestasi belajar Kimia materi Hidrokarbon dan Minyak Bumi bagi
siswa kelas X7 SMA Negeri 1 Kedungwuni kabupaten Pekalongan pada
semester 2 tahun pelajaran 2012/2013 Dalam hal ini dapat di lihat kondisi awal
siswa rata-rata ulangan harian 41.59%, siklus 1 rata-rata ulangan harian .siswa
42,97% dan smeningkat lagi pada siklus 2 rata-rata ulangan harian siswa
85,67%.
Adapun saran yang dapat peneliti sampaikan dalam pembelajaran agar
siswa menjadi aktif dan hasil belajar mengalami peningkatan, antara lain;1) untuk
guru: (a) pembelajaran berbasis kooperatif hendaknya sering digunakan oleh
guru untuk mengoptimalkan keaktifan dan meningkatkan hasil belajar siswa;
(b). setiap guru perlu mengoptimalkan kemampuan siswa dala mengembangkan
keaktifan dan hasil belajarnya dengan menggunakan pembelajaran berbasis
kooperatif; (c) setiap guru hendaknya dapat memanfaatkan media power point
sehingga keaktifan dan hasil belajar siswa semakin meningkat serta
pembelajaran lebih inovatif dan variatif: 2). untuk sekolah; (a) memberikan
motivasi bagi guru untuk melakukan metode pembelajaran berbasis kooperatif
yang bervariasi; (b) hendaknya sekolah memfasilitasi sarana dan prasarana
guru untuk melaksanakan pembalajaran berbasis kooperatif; (c) memberikan
motivasi pada guru untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas, guna
meningkatkan kreativitas dan profesionalisme guru; (d) mberikan kesempatan
pada guru untuk meningkatkan kompetensi dirinya melalui seminar, karya ilmiah,
program pelatihan, dan work shop.
DAFTAR PUSTAKAArikunto, Su harsimi. 2002. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Ibrahim, Muslimin dkk. 2005. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya, University
Press UNNESA.
Justiana, S. dan Muchtaridi. 2009. ChemistryFor Senior High School. Jakarta:Yudistira.
Rustaman. et. All. 2003. Common Test Book Strategi Belajar Mengajar Biologi (edis revisi). Bandung JICA-IMSTEP-UPI.
Subyantoro. 2012. Penelitian Tindakan Kelas Edisi Ketiga. Semarang:Unnes Press.
Sugandi, A. 2004. Teori Pembelajaran. Semarang: UNNES Press.
Sudjana. 2009. Metode dan Teknik Pembelajaran Partisipatif Bandung . Bandung : Falah Production.
Surya, Moh. 2004. Bunga Rampai Guru Dan Pendidikan. Jakarta: PT Persero Penerbitan dan Percetakan Balai Pustaka.
............... Media Pembelajaran, menurut Direktorat Tenaga Kependidikan
Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidik Dan Tenaga Kependidikan
Departemen Pendidkan Nasional.
..............2011. Pedoman Penulisan Tesis Dan Desiertasi.Semarang.Unnes.
Fajir dan Senja. quantumppkn.wordpress.com/ (diunduh 5 Februari 2013)
Mulyasa. http://www.slideshare.net/dikdikpebriana/tugas-perorangan-kurikulum-
blajar-4640311. (diunduh 15 Maret 2013).
Lungren, Linda,. 1994- (http://aadesanjaya.blogspot.com2011/01.pembelajaran-
kooperatif- tipejigsaw.html (di unduh 16 September 2012)
Pengertian Model Pembleajaran.http://belajarpsikologi.com/pengertian-model
pembelajaran/. (di unduh 10 Oktober 2012)
Pembelajaran Kooperatif. http://wawanjunaidi.blogspot.com
/2010/10/pembelajaran-kooperatif.html ( diunduh November 2012)
DATA PENELITI PTK
Nama : UMMU FARWAH, S.Pd.
Tempat Tanggal Lahir: Pemalang, 31 Mei 1965
Pangkat/Golongan : Pembina/IVa
Jabatan : Guru Kimia
Unit Kerja : SMAN 1 Kedungwuni Kab. Pekallongan
Alamat kantor :Jl. Paesan Utara Kedungwuni Kab. Pekalongan
No. Telpon Kantor : 0285785434
No. Telpon Rumah : 02854482055
No. HP : 08156953211