ummufarwah.files.wordpress.com …  · web viewsejauh ini pembelajaran kimia di sma negeri 1...

35
PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR KIMIA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF BERBANTUAN MEDIA POWER POINT BAGI SISWA KELAS X7 SEMESTER 2 SMA NEGERI 1 KEDUNGWUNI TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Ummu Farwah *) UMMU.KIMIA@GMAILCOM Abstrak: rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimanakah proses pembelajaran, seberapa banyak peningkatan keaktifan dan hasil belajar kimia melalui pembelajaran kooperatif berbantuan media power point. Penelitian ini dilaksanakan 2 siklus, siklus 1 terdapat 4 pertemuan dan siklus 2 terdapat 2 pertemuan. Subyek penelitian siswa kelas X7 semester 2 SMA Negeri 1 Kedungwuni tahun pelajaran 2012/2013. Terjadi peningkatan rata-rata nilai ulangan harian dari siklus 1 42,97% dan ketuntasan klasikalnya 8,82% (KKM=75), mengalami kenaikan pada siklus 2 85,07% dan ketuntasan klasikalnya 85,29%. Kata kunci: keaktifan, hasil belajar, pembelajaran kooperatif, dan media power point Abstract: the formulation of the research problem is how the learning process, how much of an increase in activity and the result of studying chemistry throught cooperative learning by power point media. This research was carried out in 2 cycles, cycle 1 consisted of 4 meetings and cycle 2 consisted of 2 meetings. Research subject is grade X-7 students of SMAN 1 Kedungwuni at the second semester in 2012/2013. There has been an avarage increase of the test score from 42.97% in cycle 1 to 85.07% in cycle 2. The classical completeness increased from 8.82% in cycle 1 to 85.29% in cycle 2.

Upload: letruc

Post on 24-Feb-2018

218 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR KIMIA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF

BERBANTUAN MEDIA POWER POINTBAGI SISWA KELAS X7 SEMESTER 2 SMA NEGERI 1 KEDUNGWUNI

TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Ummu Farwah *)UMMU.KIMIA@GMAILCOM

Abstrak: rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimanakah proses pembelajaran, seberapa banyak peningkatan keaktifan dan hasil belajar kimia melalui pembelajaran kooperatif berbantuan media power point. Penelitian ini dilaksanakan 2 siklus, siklus 1 terdapat 4 pertemuan dan siklus 2 terdapat 2 pertemuan. Subyek penelitian siswa kelas X7 semester 2 SMA Negeri 1 Kedungwuni tahun pelajaran 2012/2013. Terjadi peningkatan rata-rata nilai ulangan harian dari siklus 1 42,97% dan ketuntasan klasikalnya 8,82% (KKM=75), mengalami kenaikan pada siklus 2 85,07% dan ketuntasan klasikalnya 85,29%.

Kata kunci: keaktifan, hasil belajar, pembelajaran kooperatif, dan media power point

Abstract: the formulation of the research problem is how the learning process, how much of an increase in activity and the result of studying chemistry throught cooperative learning by power point media. This research was carried out in 2 cycles, cycle 1 consisted of 4 meetings and cycle 2 consisted of 2 meetings. Research subject is grade X-7 students of SMAN 1 Kedungwuni at the second semester in 2012/2013. There has been an avarage increase of the test score from 42.97% in cycle 1 to 85.07% in cycle 2. The classical completeness increased from 8.82% in cycle 1 to 85.29% in cycle 2.

Keywords: active, learning, cooperative learning, and power point media

*) Guru Kimia SMA Negeri 1 Kedungwuni Kabupaten Pekalongan.

PENDAHULUAN Pada umumnya mata pelajaran Kimia dianggap oleh para siswa SMA

Negeri 1 Kedungwuni sebagai mata belajar yang sulit. Anggapan para siswa

biasanya didasarkan pada pengalaman mereka saat belajar Kimia yang sering

mengalami kendala. Kendala tersebut antara lain berasal dari siswa sendiri, guru

dan sarana belajar. Kendala dari siswa misalnya kurangnya minat, motivasi dan

keaktifan belajar sehingga cenderung pasif pada saat berlangsungnya proses

pembelajaran. Hal ini menyebabkan hasil belajar pada mata pelajaran Kimia

relative belum sesuai harapan. Terbukti rata-rata nilai ulangan harian masih

dibawah KKM yang telah ditetapkan sebelumnya . Berdasarkan pengalaman

dalam mengajar untuk siswa kelas X pada semester 2 tahun pelajaran

2011/2012 pada materi Hidrokarbon dan Minyak Bumi nilai ulangan rata-rata

ulangan hariannya adalah 43, padahal KKM yang ditetapkan adalah 75. Inilah

yang menjadi keprihatinan peneliti, sehingga tergerak untuk melakukan penelitian

tindakan kelas ini.

Dalam proses pembelajaran Kimia bagi siswa kelas X semester 2 SMA

Negeri 1 Kedungwuni tahun pelajaran 2012/2013 sering kali dijumpai adanya

kecenderungan siswa yang tidak mau bertanya pada guru meskipun sebenarnya

belum mengerti materi yang disampaikan oleh guru. Oleh karena itu suasana

perlu direncanakan dan dibangun sedemikian rupa sehingga siswa mendapat

kesempatan untuk berintraksi satu sama lain. Guru perlu menciptakan suasana

belajar dimana siswa bekerja sama secara kooperatif.

Sejauh ini pembelajaran Kimia di SMA Negeri 1 Kedungwuni Kabupaten

Pekalongan menggunakan metode konvensional, guru masih menerapkan

metode ceramah, tanpa variasi dan kurang menarik minat siswa serta

membosankan. Untuk itu peneliti menggunakan media power point berbasis

kooperatif. Upaya tersebut mendorong peneliti untuk melakukan penelitian

tindakan kelas dengan judul “Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar Kimia

Melalui Pembelajaran Kooperatif Berbantuan Media Power Point Bagi Siswa

Kelas X7 Semester 2 SMA Negeri 1 Kedungwuni Tahun Pelajaran 2012/2013”.

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas dapat

diidentifikasi rumusan masalah sebagai berikut: 1). bagaimana proses

pembelajatan kooperatif berbantuan media power point dapat meningkatkan

keaktifan dalam belajar Kimia materi Hidrokarbon dan Minyak Bumi bagi siswa

kelas X7 SMA Negeri 1 Kedungwuni kabupaten Pekalongan pada semester 2

tahun pelajaran 2012/2013?; 2) bagaimana preoses pembelajaran kooperarif

berbantuan media power point dapat meningkatkan prestasi belajar Kimia materi

Hidrokarbon dan Minyak Bumi bagi siswa kelas X7 SMA Negeri 1 Kedungwuni

kabupaten Pekalongan pada semester 2 tahun pelajaran 2012/2013 ?.

Sesuai dengan perumusan masalah maka tujuan penelitian yang ingin

dicapai dibagi 2(dua) yaitu sebagai berikut; 1) untuk mengetahui peningkatan

keaktifan dalam belajar Kimia materi Hidrokarbon dan Minyak Bumi melaui

pembelajaran kooperatif berbatuan media power point bagi siswa kelas X7 SMA

Negeri 1 Kedungwuni kabupaten Pekalongan pada semester 2 tahun pelajaran

2012/2013; 2) untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar Kimia materi

Hidrokarbon dan Minyak Bumi melaui pembelajaran kooperatif berbatuan media

power point bagi siswa kelas X7 SMA Negeri 1 Kedungwuni kabupaten

Pekalongan pada semester 2 tahun pelajaran 2012/2013.

Berdasarkan pada tujuan penelitian yang hendak dicapai, maka

penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1) manfaat

bagi siswa; (a) dapat meningkatkan keaktifan dalam pelajaran Kimia materi

Hidrokarbon dan Minyak Bumi kelas X7 semester 2 SMA Negeri 1

Kedungwuni pada khususnya dan kelas X pada umumnya; (b) dapat

meningkatkan prestasi belajar Kimia materi Hidrokarbon dan Minyak Bumi kelas

X7 semester 2 SMA Negeri 1 Kedungwuni pada khususnya dan kelas X pada

umumnya; (c) dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar Kimia materi

Hidrokarbon dan Minyak Bumi kelas X7 semester 2 SMA Negeri 1 Kedungwuni

pada khususnya dan kelas X pada umumnya; 2) manfaat bagi guru ; (a) melalui

pembelajaran kooperatif pemanfaatan berbantuan media power point dapat

meningkatkan keaktifan pelajaran Kimia materi Hidrokarbon dan Minyak Bumi

bagi siswa kelas X semester 2 SMA Negeri 1 Kedungwuni tahun pelajaran 2012-

2013; (b) melalui pembelajaran kooperatif berbantuan media power point dapat

meningkatkan hasil belajar Kimia materi Hidrokarbon dan Minyak bumi bagi

siswa kelas X semester 2 SMA Negeri 1 Kedungwuni tahun pelajaran 2012/2013;

(c) melalui pembelajaran kooperatif berbantuan media power point dapat

meningkatkan keaktifan bagi siswa kelas X semester 2 SMA Negeri 1

Kedungwuni tahun pelajaran 2012/2013; 3) manfaat bagi sekolah; (a) dapat

meningkatkan pengetahuan dan informasi bagi sekolah untuk guru yang sudah

melakukan tindakan kelas; (b) dapat meningkatkan motivasi warga sekolah

dalam bidang penelitian tindakan kelas; 4) manfaat bagi teman sejawat, dapat

memberikan sharing sesama teman sejawat dalam rangka penelitian tindakan

kelas guna memperbaiki kinerja guru untuk menjadi guru yang lebih professional;

5) manfaat bagi perpustakaan,sebagai referensi sekolah dan khasanah ilmu

pengetahuam sehingga dapat bermanfaat bagi yang memerlukan.

LANDASAN TEORITIK DAN HIPOTESIS TINDAKANKeaktifan Belajar Kimia

Keaktifan berasal dari kata aktif yang artinya giat bekerja, giat berusaha,

mampu bereaksi dan beraksi, sedangkan arti kata keaktifan adalah kesibukan

atau kegiatan. (Fajri dan Senja, 2004: 36). Dalam mengkategorikan keaktifan,

dapat ditinjau dari dua hal yaitu keaktifan dapat digolongkan menjadi keaktifan

jasmani maupun rohani. Keaktifan jasmani maupun rohani melliputi (1) keaktifan

indra yaitu pendengaran, penglihatan, peraba dan lain-lain; (2) keaktifan akal;

serta (3) keaktifan ingatan. Keaktifan juga termasuk dalam sumber pembelajaran

yang merupakan kombinasi antara suatu teknik dengan sumber lain

(Mulyasa.,2008:158).

Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan

pada diri seseorang, meliputi pengetahuannya, pemahamannya, sikap dan

tingkah lakunya, ketrampilannya, kecakapan dan kemampuannya, daya

reaksinya, daya penerimaannya, dam lain-lain, aspek yang ada pada individu.

(Sudjana., 2009:28). Jadi belajar merupakan proses memperoleh respon-respon

sebagai akibat adanya latihan khusus. Artinya seseorang dikatakan telah belajar,

jika ia dapat melakukan sesuatu yang tidak dapat dilakukan sebelumnya, atau

dengan kata lain ada perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar. Belajar

merupakan perubahan yang secara relative berlangsung lama pada perilaku

yang diperoleh dari pengalaman-pengalaman. Belajar merupakan salah satu

bentuk perilaku yang amat penting bagi kelangsungan hidup manusia. Belajar

membantu manusia menyesuaikan diri dengan lingkungan.

Dalam penilitian ini keaktifan peserta didik yang dimaksud oleh peneliti,

antara lain; 1) merespon motivasi yang diberikan oleh guru, 2) membaca atau

memahami masalah yang terdapat dalam lembar kerja siswa/LKS, 3)

menyelesaikan masalah atau menemukan jawaban dan cara untuk menjawab, 4)

mengemukakan pendapat, 5) berdiskusi/bertanya antar peserta didik maupun

guru, 6) mempresentasikan hasil kerja kelompok, 7) merangkum materi yang

telah didiskusikan. Dari keterangan di atas keaktifan belajar kimia diharapkan

siswa dapat aktif mengikuti belajar mengajar yang dilakukan oleh peneliti.

Hasil Belajar KimiaHasil belajar adalah perubahan perilaku individu secara keseluruhan

yang mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. (Surya 2004:25). Jadi

hasil belajar atau sering disebut prestasi belajar adalah hasil dari suatu kegiatan

yang telah dikerjakan atau diciptakan secara individu atau kelompok. Untuk

dapat menentukan tercapai tidaknya proses pembelajaran perlu dilakukan

penilaian atau evaluasi, sehingga hasil belajar dapat diukur. Penilaian juga

sebagai dasar untuk umpan balik (feed back) dari proses belajar mengajar yang

telah dilaksanakan.

Setiap individu yang belajar tentu akan berusaha agar mendapatkan

hasil yang memuaskan. Keberhasilan seorang siswa dalam pembelajaran

dikatakan tuntas atau berhasil ketika dapat mencapai minimal sama dengan

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan. Dalam penelitian ini

berupa nilai ulangan harian dengan pencapaian KKM sebesar 75. Selain itu hasil

belajar Kimia juga diwujudkan dengan adanya pencapaian tingkat ketuntasan

belajar secara kalsikal sebesar 85% dari jumlah siswa yang memperoleh nilai >

75.

Hakikat Pembelajaran KooperatifPembelajaran kooperatif merupakan salah satu pembelajaran yang

dikembangkan dari teori kontruktivisme karena mengembangkan struktur kognitif

untuk membangun pengetahuan sendiri melalui berpikir rasional. (Rustaman et

al.,2003:206).

Sistem pembelajaran gotong royong atau cooperative learning

merupakan sistem pengajaran yang memberi kesempatan kepada anak didik

untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur.

Pembelajaran kooperatif dikenal dengan pembelajaran secara berkelompok.

Tetapi belajar kooperatif lebih dari sekedar belajar kelompok atau kerja kelompok

karena dalam belajar kooperatif ada struktur dorongan atau tugas yang bersifat

kooperatif sehingga memungkinkan terjadinya interaksi secara terbuka dan

hubungan yang bersifat interdepedensi efektif diantara anggota kelompok

(Sugandi, 2004:14). Hubungan kerja seperti itu memungkinkan timbulnya

persepsi yang positif tentang apa yang dapat dilakukan siswa untuk mencapai

keberhasilan belajar berdasarkan kemampuan dirinya secara individu dan andil

dari anggota kelompok lain selama belajar bersama dalam kelompok. Untuk

mencapai hasil yang maksimal, maka harus diterapkan lima unsur model

pembelajaran gotong royong, yaitu: (1) Saling ketergantungan positif. (2)

Tanggung jawab perseorangan. (3) Tatap muka. (4)Komunikasi antar anggota.

(5). Evaluasi proses kelompok.

Karakteristik pembelajaran kooperatif diantaranya: (1) Siswa bekerja

dalam kelompok kooperatif untuk menguasai materi akademis. (2) Anggota-

anggota dalam kelompok diatur terdiri dari siswa yang berkemampuan rendah,

sedang, dan tinggi. (3) Jika memungkinkan, masing-masing anggota kelompok

kooperatif berbeda suku, budaya, dan jenis kelamin. (4) Sistem penghargaan

yang berorientasi kepada kelompok daripada individu.

Selain itu, terdapat empat tahapan keterampilan kooperatif yang harus

ada dalam model pembelajaran kooperatif yaitu: (1) Forming (pembentukan)

yaitu keterampilan yang dibutuhkan untuk membentuk kelompok dan membentuk

sikap yang sesuai dengan norma. (2) Functioniong (pengaturan) yaitu

keterampilan yang dibutuhkan untuk mengatur aktivitas kelompok dalam

menyelesaikan tugas dan membina hubungan kerja sama diantara anggota

kelompok. (3) Formating (perumusan) yaitu keterampilan yang dibutuhkan untuk

pembentukan pemahaman yang lebih dalam terhadap bahan-bahan yang

dipelajari, merangsang penggunaan tingkat berpikir yang lebih tinggi, dan

menekankan penguasaan serta pemahaman dari materi yang diberikan. (4)

Fermenting (penyerapan) yaitu keterampilan yang dibutuhkan untuk merangsang

pemahaman konsep sebelum pembelajaran, konflik kognitif, mencari lebih

banyak informasi, dan mengkomunikasikan pemikiran untuk memperoleh

kesimpulan.

Tujuan yang penting dari pembelajaran kooperatif adalah untuk

mengajarkan kepada siswa ketrampilan kerjasama dan kolaborasi. Ketrampilan

ini amat penting untuk dimiliki di dalam masyarakat di mana banyak kerja orang

dewasa sebagian besar dilakukan dalam organisasi yang saling bergantung satu

sama lain dan di mana masyarakat secara budaya semakin beragam

(Ibrahim,dkk,2005:9). Ada beberapa manfaat pembelajaran kooperatif bagi siswa

dengan berprestasi belajar yang rendah, yaitu: (1) Meningkatkan pencurahan

waktu pada tugas. (2) Rasa harga diri menjadi lebih tinggi. (3) Memperbaiki sikap

terhadap IPA dan sekolah. (4) Memperbaiki kehadiran . (5) Angka putus sekolah

menjadi rendah. (6) Penererimaan terhadap perbedaan individu menjadi lebih

besar. (7) Perilaku mengganggu menjadi lebih kecil. (8) Konflik antar pribadi

berkurang. (9) Sikap apatis berkurang. (10) Pemahaman yang lebih mendalam.

(11) Motivasi lebih besar. (12) Hasil belajar lebih tinggi. (13) Retensi lebih lama.

(14) Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi.Jadi Pembelajaran

kooperatif mencerminkan pandangan bahwa manusuia belajar dari pengalaman

mereka dan partisipasi aktif dalam kelompok kecil membantu siswa belajar

ketrampilan social yang penting, sementara itu secara bersamaan

mengembangkan sikap demokrasi dan ketrampilan berpikir logis.

Hakekat Media Pembelajaran Power Point Hakekat Media Pembelajaran

Media pembelajaran adalah media yang digunakan dalam

pembelajaran, yaitu meliputi alat bantu guru dalam mengajar serta sarana

pembawa pesan dari sumber belajar ke penerima pesan belajar (siswa). Sebagai

penyaji dan penyalur pesan, media belajar dalam hal-hal tertentu bisa mewakili

guru menyajiakan informasi belajar kepada siswa. Jika program media itu

didesain dan dikembangkan secara baik, maka fungsi itu akan dapat diperankan

oleh media meskipun tanpa keberadaan guru.

Adapun tujuan penggunaan media pembelajaran adalah: (1) Agar

proses belajar mengajar yang sedang berlangsung dapat berjalan dengan tepat

dan berdaya guna. (2) Untuk mempermudah bagi guru / pendidik dalam

menyampaikan informasi materi kepada anak didik, (3) Untuk mempermudah

bagi anak didik dalam menyerap atau menerima materi yang disampaikan oleh

guru. (4) Untuk dapat mendorong keinginan anak didik untuk mengetahui lebih

banyak dan mendalam tentang materi atau pesan yang disampaikan oleh guru.

(5) Untuk menghindari salah pengertian atau salah paham antara anak didik

yang satu dengan yang lain terhadap materi yang disampaikan oleh guru.

Menurut anonimos (2007, tanpa halaman) manfaat medi pembelajaran

adalah sebagai berikut: (1) Media pembelajaran dapat menarik dan

memperbesar perhatian anak didik terhadap materi pengajaran yang disajikan.

(2) Media pembelajaran dapat menmgatasi perbedaan pengalaman belajar anak

didik berdasarkan latar belakang sosial ekonomi. (3) Media pembelajaran dapat

membantu anak didik dalam memberikan pengalaman belajar yang sulit

diperoleh dengan cara lain. (4) Media pembelajaran dapat membantu

perkembangan pikiran anak didik secara teratur tentang hal yang mereka alami

dalam kegiatan belajar mengajar mereka, misalnya menyaksikan pemutaran film

tentang suatu kejadian atau peristiwa rangkaian dan urutan kejadian yang

mereka saksikan dan pemutaran film tadi akan dapat mereka pelajari secara

teratur dan berkesinambungan. (5) Media pembelajaran dapat menumbuhkan

kemampuan anak didik untuk berusaha mempelajari sendiri berdasarkan

pengalaman dan kenyataan. (6) Media pembelajaran dapat mengurangi adanya

verbalisme.

Jenis-jenis media pembelajaran, menurut Direktorat Tenaga

Kependidikan Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidik Dan Tenaga

Kependidikan Departemen Pendidkan Nasional (2008:8-9) banyak cara

diungkapkan untuk mengidentifikasi media serta mengklasifikasikan karakteristik

fisik, sifat. kompleksitas, ataupun klasifikasi menurut control pada pemakai.

Namun demikian, secara umum media bercirikan tiga unsure pokok, yaitu suara,

visual, dan gerak. Menurut Rudy Brets dalam Direktorat Jendral Peningkatan

Mutu Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidkan Nasional

(2008:8-9), ada 7 (tujuh) klasifikasi media yaitu:(1) Media audio visual gerak

seperti film suara, pita video, film televise. (2) Media audio visual diam, seperti

film rangkai suara, dsb. (3) Audio semi gerak seperti tulisan jauh bersuara. (4)

Media visual bergerak,seperti vilm bisu. (5) Media visual diam, seperti halaman

cetak, foto, microphone, slide bisu. (6) Media audio, seperti radio, telepon, pita

audio. (7) Media cetak seperti: buku, modul, bahan ajar mandiri.

Media Power PointPower Point adalah salah satu Soft ware yang dirancang khusus untuk

mampu menampilkan program multimedia dengan menarik, mudah dalam

pembuatan, mudah dalam penggunaan dan relatif murah, karena tidak

membutuhkan bahan baku selain alat untuk penyimpanan data (data storage).

Power Point dapat digunakan melaui beberapa t ipe penggunaan : (1) Personal

Presentation, pada umumnya Power Point digunakan untuk presentasi dalam

Classical learning. Seperti kuliah, training, seminar, workshop, dll. Pada

penyajian ini Power point sebagai alat bantu bagi instruktur / guru untuk

presentasi menyampaikan materi dengan bantuan media Power Point. Dalam hal

ini kontrol pembelajaran terletak pada guru atau instruktur. (2) Stand Alone: pada penyajian ini, Power Point dapat dirancang khusus untuk pembelajaran

individu yang bersifat interaktif, meskipun kadar interaktifnya tidak terlalu tinggi

namun Power Point mampu menampilkan feed back yang sudah deprogram. (3)

Web Based: pada pola ini Power Point dapat diformat menjadi file web (html)

sehingga program yang muncul berupa browser yang dapat menampilkan

internet. Hal ini ditunjang dengan adanya fasillitas dari Power Point untuk

mempublish hasil pekerjaan yang dibuat sendiri menjadi web. Selain itu

beberapa pengembang multimedia telah membuat software-software yang dapat

mengubah file Power Point menjadi file exe atau swf. Sehingga dengan ekstensi

tersebut program presentasi dapat aman dari penjiblakan dan manipulasi karena

tidak dapat dimodifikasi dan ukuran file yang lebih kecil.

Kerangka BerpikirMata pelajaran kimia menurut siswa termasuk salah satu pelajaran yang

sulit, apalagi proses pembelajaran yang konvensional membuat siswa pasif dan

hasil belajar rendah. Melalui pembelajaran kooperatif berbantuan media power

point diharapkan siswa dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar yang

meningkat.

Hipotesis TindakanBerdasarkan kerangka pikir dapat dirumuskan hipotesistindakan

sebagai berikut:1) melalui pembelajaran kooperatif berbantuan media power

point dapat meningkatkan keaktifan belajar kimia materi hidrokarbon dan minyak

bumi bagi siswa kelas X7 SMA Negeri 1 Kedungwuni tahun 2012/2013; 2)

melalui pembelajaran kooperatif berbantuan media power point dapat

meningkatkan prestasi belajar kimia materi hidrokarbon dan minyak bumi bagi

siswa kelas X7 SMA Negeri 1 Kedungwuni tahun 2012/2013.

METODE PENELITIANSubyek yang diteliti dalam penelitian ini adalah siswa kelas X7 SMA

Negeri 1 Kedungwuni Kabupaten Pekalongan tahun pelajaran 2012/2013.

Jumlah siswa kelas X7 sebanyak 34 siswa, yang terdiri dari 10 siswa dan 24

siswa putri. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan pada semester 2 dimulai bulan

Februari sampai bulan Juli 2013. Pokok bahasan materi pada penelitian tindakan

kelas ini adalah Hidrokarbon dan Minyak Bumi yang dilaksanakan sekitar awal

bulan April sampai bulan Juni 2013

Desain penelitian tindakan kelas ini dilaksnakan dalam 2 siklus, siklus 1

terdapat 4 pertemuan, dan siklus 2 terdapat 2 pertemuan. Siklus 1 dilaksanakan

pada bulan April 2013, dan siklus 2 dilaksanakan pada Mei dan Juni 2013. Pada

masing-masing siklus prosedur penelitian yang dilakukan antara lain

perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.

Tehnik pengumpulan data yang akan peneliti gunakan adalah (1) Lembar

0bservasi guru data ini digunakan sebagai evalusi proses kegiatan belajar

mengajar yang dilakukan oleh guru selama proses KBM berlangsung. (2).Lembar

Observasi siswa data ini digunakan untuk mengetahui keaktifan siswa selama

proses belajar mengajar.(3) Jurnal guru merupakan catatan harian yang

dilakukan guru pada setelah proses belajar mengajar selesai. (4).Jurnal siswa

merupakan catatan harian yang dilakukan siswa setelah proses belajar mengajar

selesai.

Tehnik pengumpulan data yang diperoleh dari catatan lapangan yang

berupa hasil pengamatan dan tes selama kegiatan pembelajaran yang terkait

dengan aktivitas sesuai dengan hasil observasi yang di dapat pada saat

pembelajaran dilaksanakan kemudian dianalisis secara diskriptif kuallitatif dari

lembar observasi guru, lembar obsevasi siswa, jurnal guru, jurnal siswa.. Sedang

dari hasil tes tertulis dianalis secara deskriptif kuantitatif dengan melihat

prosentase siswa yang dapat mencapai nilai KKM. Hasilnya digunakan untuk

refleksi yaitu dengan cara menarik kesimpulan yang diperoleh dari perbandingan

data tersebut serta mengulasnya dan kemudian dijadikan untuk melakukan

tindakan pada siklus berikutnya.

Indikator keberhasilan dalam siklus 1 dan 2 adalah tercapainya target

kebehasilan siswa dalam peningkatan hasil belajar pokok bahasan KD 4.2.

Menggolongkan senyawa hidrokarbon dengan sifat senyawa dan KD. 4.3.

Menjelaskan proses pembentukan dan teknik pemisahan fraksi-fraksi minyak

bumi serta kegunaannya dengan metode pembelajaran kooperatif. yang target

keberhasilan hasil belajar siswa. akan ditampilkan pada tabel peningkatan hasil

belajar. Dalam hal ini peneliti mentargetkan indikator keberhasilan antara lain :1)

rata-rata pada hasil UH siklus I dan II siswa telah memenuhi nilai KKM 75

sebesar 85%; 2) Ketuntasan belajar klasikal mencapai 85 % .

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANNYAHasil Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Kedungwuni dengan subyek

penelitian siswa kelas X7 Tahun Pelajaran 2012/2013 yang jumlahnya 34 siswa.

Peneliti mengajar kelas X yang berjumlah 8 kelas, kelas X7 adalah kelas yang

paling pasif dan hasil belajar yang paling rendah. Dari 34 siswa tersebut dalam

mata pelajaran Kimia pokok bahasan Redoks, didapatkan hanya 1 siswa yang

tuntas, dengan rata-rata nilai UH yang masih rendah yaitu 41,59 sedangkan nilai

KKM 75. Hal ini menunjukkan masih terlalu jauh kesenjangan antara nilai KKM

dengan nilai rata-rata UH.

Gambar 1. Siswa pasif, hanya mendengarkam

penjelasan guru yang konvensional.

Siklus 1Perencanaan

Perencanaan pada siklus 1 dilaksanakan dalam 4 pertemuan,yang

masing-masing pertemuan menggunakan pembelajaran kooperatif, siswa

dikelompokkan menjadi 3 kelompok besar terdiri dari 11 atau 12 siswa. Secara

acak. Pada awal pelajaran guru menyampaikan tujuan pembelajaran,

memberikan apersepsi, motivasi dan menanyakan prasyarat yang harus dimiliki

siswa. Kemudian guru menyajikan materi berbantukan media power point,

setelah selesai penyajian power point siswa berkumpul dalam kelompoknya

mediskusikan Lembar Kerja Kelompok yang diberikan guru, dan

mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas.

Pada tahap perencanaan ini guru menyiapkan perangkat pembelajaran

berupa RPP, lembar kerja kelompok, lembar observasi guru, lembar observasi

siswa, jurnal guru, jurnal siswa, kisi-kisi soal, soal tes, kunci jawaban, kriteria

penilaian, media power point, seperangkat experimen model molekul molymood.

Pelaksanaan

Pelaksanaan penelitian pada siklus 1 terdapat 4 pertemuan, adapun

pelaksanaannya dapat dijelaskan sebagai berikut; 1) pertemuan 1 tanggal 3

April 2013; 2) pertemuan 2 tanggal 11 April 2013; 3) pertemuan 3 tanggal 25

April 2013; 4) pertemuan 4 tanggal 8 Mei 2013.

Aktivitas kegiatan pada siklus 1 dapat dilihat dalam gambar berikut;

Pertemuan 1

Gambar 2. Guru menyajikan media power poini senyawa hidrokarbon

Gambar 3. . Siswa sedang mendiskusikan LKK dalam kelompoknya

Gambar 4. Siswa sedang melakukan eksperimen model molekul hidrokarbon

Gambar 5. Presentasi model molekul

Pertemuan 2

Gambar 6.Penyajian power point Tata nama Alkana, Alkena, Alkuna

Gambar 7. Siswa berdiskusi mengerjakan LKK

Gambar 8. Mewakili kelompoknya mempresentasikan hasil diskusi.

Gambar 9. Kelompok yang lain memberikan aplaus.

Pertemuan 3

Gambar 10. Dengan media power poin dan penjelasan guru contoh-contoh mwnylikan isomer.

Gambar 11. Diskusi kelompok membahas LKS menentukan isomer.

Gambar 12,13. Mewakili kelompoknya mempresentasikan hasil diskusi menentukan isomer senyawa hidrokarbon.

Gambar 14. Siswa sedang memperhatikan presentasi dan memberikan aplus.

Pertemuan 4

. Gambar 15. Sifat-sifat hidrokarbon Gambar 16. Siswa sedang berdiskusi mengerjakan LKS dalam

kelompoknya

Gambar 17. Presentasi mewakili kelompoknya

Hasil ObservasiHasil observasi pada siklus 1 terdapat 4 pertemuan dapat dilihat dalam

tabel rekapitulasi observasi siswa dibawah ini.

Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Observasi Siswa Siklus 1

NO INDIKATORSIKLUS 1 PEERTEMUAN

KEJUM-LAH RATA- KATEGORI

1 2 3 4   RATA  

1

Kemampuan siswa mengkomunikasikan tujuan pembelajaran 3,1 4 4 3,8 14,94 3,735 BAIK

2

Kemampuan siswa memperhatikan materi yang diberikan guru 3,8 5 4,7 5 18,26 4,565

SANGAT BAIK

3

Kemampuan siswa dalam berkomunikasi dengan peserta didik yang lain. 4 4 3,9 4 15,94 3,985 BAIK

4Kemampuan siswa bekerja dalam kelompoknya 5 4 4,0 4,7 17,79 4,447 BAIK

5

Kemampuan siswa menyelesaikan tugas yang diberikan guru. 3,8 4 4 3,9 15,79 3,947 BAIK

6

Kemampuan siswa bekerja sama dengan siswa yang lain dalam kelompoknya. 4 3,9 4,4 3,9 16,41 4,102 BAIK

7

Kemampuan siswa mempresentasikan hasil kerja kelompoknya. 3,1 4 4 4 15,08 3,77 BAIK

8Kemampuan siswa mengeluarkan pendapat 3 3,2 3 4,7 13,99 3,497 CUKUP

9

Kemampuan siswa mengajukan pertanyaan (dari kelompok lain). 3 3,3 3 3,9 13,32 3,33 CUKUP

10Kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan 3,5 3,9 3 3,9 14,41 3,602 BAIK

11Kemampuan siswa menarik kesimpulan. 3,3 4 4 4,0 15,35 3,837 BAIK

12

Kemampuan peserta didik memberi penghargaan (dengan tepuk tangan) kepada kelompok yang mempresentasikan di depan kelas. 4 3,8 5 4 16,85 4,213 BAIK

13

Kemampuan siswa menjawab soal yang diberikan guru. 3,3 4,1 4 3,9 15,42 3,855 BAIK

  JUMLAH 203,5 3,914 BAIK

RefleksiDari tabel 1. dapat disimpulkan sebagian besar indikator tercapai

dengan baik seperti indikator kemampuan siswa mengkomunikasikan tujuan

pembelajaran, kemampuan siswa dalam berkomunikasi dengan peserta didik

yang lain dan sebagainya. Selebihnya ketercapaian indikator bervariasi, hasilnya

cenderung sangat baik dan cukup baik.

Dari keempat pertemuan pada siklus 1 untuk jurnal siswa dapat

disimpulkan sebagai berikut;1) siswa menyenangi suasana belajar; 2) masih

banyak siswa yang merasa kurang nyaman dengan ruang kelas tempat

berlangsungnya kegiatan belajar mengajar,kesulitan adalah pada materi yang

dipelajari;3) aktif dalam mengikuti diskusi, bekerja sama mengerjakan soal yang

diberikan guru; 4) dengan pembelajaran kooperatif menimbulkan kesan yang

menyenangkan bagi siswa;5) mampu memahami konsep yang diberikan guru.

Sementara itu untuk jurnal guru diperoleh hasil sebagai berikut;1) siswa

sangat antusias dalam menerima pelajaran; 2) siswa aktif dalam mengikuti

diskusi kelompok besar; 3) penjelasan ulang untuk mengatasi kesulitan

siswa; .4) siswa sangat baik merespon tugas yang diberikan guru.

Pembelajaran pada siklus 1 menggunakan kelompok besar, ternyata

dari hasil observasi diperoleh data, siswa dalam mengeluarkan pendapat,

mengajukan pertanyaan dan dalam menjawab pertanyaan dari kelompok lain

belum sesuai dengan yang diharapkan yaitu masih dalam kategori cukup baik.

Kondisi ini dapat disebabkan jumlah anggapan kelompok besar yang

tidak memungkinkan untuk setiap anggota mengemukakan pendapat,

mengajukan dan menjawab pertanyaan. Hal ini dapat terjadi karena keterbatasan

waktu yang tersedia dan kesempatan yang ada. Untuk mengatasi masalah

tersebut, maka dalam siklus II metode kelompok besar akan diubah akan diubah

menjadi kelompok kecil. Dengan metode kelompok kecil ini diharapkan keaktifan

belajar semakin tertingkat.

Siklus 2Perencanaan

Perencanaan pada siklus 2 dilaksanakan dalam 2 pertemuan,yang

masing-masing pertemuan menggunakan pembelajaran kooperatif, siswa

dikelompokkan menjadi 6 kelompok kecil terdiri dari 5 atau 6 siswa.

Pengelompokan ini berdasarkan pada hasil ulangan harian siklus 1 yang sudah

dibuat peringkat nilai. Masing-masing terdiri dari 2 siswa peringkat atas. 2 siswa

peringkat tengah dan 2 siswa kelompok atas.

Pada siklus 2 pertemuan 1 pelaksanaannya sama seperti pada siklus 1,

setelah guru memberikan apersepsi dan motivasi serta menanyakan prasyarat

minimal yang harus dimiliki siswa dan tujuan pembelajaran, guru menyajikan

media power point materi Pembentukan dan Pengolahan Minyak Bumi. Setelah

penyajian power point selesai, siswa berkumpul dalam kelompoknya mendiskusi

Lembar Kerja Kelompok yang diberikan guru, kemudian mempresentasikan di

depan kelas. Sebelum akhir pelajaran guru memberikan tugas membrosing

internet Dampak Pembakaran Minyak Bumi, untuk pertemuan yang ke dua.

Pada pertemuan ke 2, masing-masing kelompok menampilkan Dampak

Pembakaran Minyak Bumi dalam bentuk media power point. Sedangkan pada

pertemusn ke tiga diadakan evalusi Kompetensi Dasar 4.3. Menjelaskan proses

pembentukan dan teknik pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi serta

kegunaannya.

PelaksanaanPelaksanaan penelitian pada siklus 2 terdapat 2 pertemuan, adapun

pelaksanaannya dapat dijelaskan sebagai berikut; 1) pertemuan 1 tanggal 29 Mei

2013; 2) pertemuan 2 tanggal 30 Mei 2013.

Aktivitas kegiatan pada siklus 1 dapat dilihat dalam gambar berikut;

Pertemuan 1

Gambar 18. Power Point Pengilangan minyak lepas pantai

Gambar 19. Guru membimbing siswa dalam berdiskusi mengerjakan LKK

Gambar 20. Presentasi salah satu kelompok

Gambar 21. Pengajuan pertanyaan dari kelompok lain

Pertemuan 2

Pada pertemuan 2 siklus 2 masing-masing kelompok mempresentasikan

power point hasil browsing dampak pembakaran minyak bumi.

Gambar 22. Penyajian power point dari kelompok 1

Gambar 23. Siswa sedang mengajukanpertanyaan

Gambar 24. Kelompok 1 berusaha menjawab pertanyaan dari kekompok lain.

Gambar 25. Memberikan aplaus untuk kelompok 1

Hasil Observasi

Hasil observasi pada siklus 2 terdapat 2 pertemuan dapat dilihat dalam

tabel rekapitulasi observasi siswa dibawah ini.

Tabel 2. Rekapitulasi Hasil Observasi Siswa Siklus 2

NO. INDIKATORSIKLUS 1

PERTEMUAN KEJUM-LAH RATA- KATEGORI

1 2   RATA  

1

Kemampuan siswa mengkomunikasikan tujuan pembelajaran 4 3,91 7,91 3,955 BAIK

2

Kemampuan siswa memperhatikan materi yang diberikan guru 4 5 9 4,5 BAIK

3

Kemampuan siswa dalam berkomunikasi dengan peserta didik yang lain. 3,68 4 7,68 3,84 BAIK

4Kemampuan siswa bekerja dalam kelompoknya 4,15 4 8,15 4,075 BAIK

5

Kemampuan siswa menyelesaikan tugas yang diberikan guru. 4,15 5 9,15 4,575

SANGAT BAIK

6

Kemampuan siswa bekerja sama dengan siswa yang lain dalam kelompoknya. 4 5 9 4,5 BAIK

7

Kemampuan siswa mempresentasikan hasil kerja kelompoknya. 4,12 4,94 9,06 4,53

SANGAT BAIK

8Kemampuan siswa mengeluarkan pendapat 3,67 4 7,67 3,835 BAIK

9Kemampuan siswa mengajukan pertanyaan (dari kelompok lain). 3,62 4,03 7,65 3,825 BAIK

10Kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan 3,53 3,94 7,47 3,735 BAIK

11Kemampuan siswa menarik kesimpulan. 3,47 4 7,47 3,735 BAIK

12

Kemampuan peserta didik memberi penghargaan (dengan tepuk tangan) kepada kelompok yang mempresentasikan di depan kelas. 5 4 9 4,5 BAIK

13Kemampuan siswa menjawab soal yang diberikan guru. 4,05 4 8,05 4,025 BAIK

  JUMLAH 107,3 4,1254 BAIK

RefleksiMetode pembelajaran pada siklus 2 menggunakan pembelajaran

kooperatif kelompok kecil, rata-rata pencapaian indikator mengalami peningkatan

jika dibandingkan pada siklus 1, walaupun peningkatan sangat kecil. (Dapat

dilihat di tabel 2 rekapitulasi hasil observasi siswa dengan memperoleh score

4,125 kategori baik). Diprediksikan demgan metode pembelajaran kooperatif

kelompok kecil memberikan peluang yang lebih banyak pada siswa untuk saling

bertanya satu sama lain dan menjadi turor sebaya bagi kelompoknya. Dengan

demikian jawaban yang diberikan atas pertanyaan yang diajukan pada teman

dalam kelompoknya dapat dipahami dengan mudah.

Dari hasil observasi dan jurnal, baik jurnal siswa maupun jurnal guru

diperoleh hasil yang lebih baik dibanding pada saat siklus 1. Peningkatan hasil

observasi dapat dilihat pada indikator kemampuan siswa bekerja dalam

kelompoknya, kemampuan siswa menyelesaikan tugas yang diberikan guru,

kemampuan siswa bekerja sama dengan siswa yang lain dalam kelompoknya,

kemampuan siswa mempresentasikan hasil keerja hasil kerja kelompoknya,

kemampuan siswa mengeluarkan pendapat, kemampuan siswa mengajukan

petanyaan (dari kelompok lain), kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan,

kemampuan siswa menarik kesimpulan, kemampuan peserta didik memberi

penghargaan (dengan tepuk tangan) kepada kelompok yang mempresentasikan

di depan kelas.

Demikian juga dengan model kelompok kecil ternyata lebih efektif bila

dibandingkan dengan kelompok besar. Realita ini dapat dilihat pada persentase

ketuntasan siswa dala mengikuti ulangan harian yang mengalami kenaikan.

Sebagai tindak lanjut dari kondisi ini, dapat disimpulkan dengan

kelompok kecil ternyata lebih efektif penerapannya dalam kegiiatan

pembelajaran. Sebab sangat dimungkinkan intraksi intraksi antar siswa

mempunyai intensitas tinggi, jika dibandingkan dengan kelompok besar. Dampak

positifnya adalah tingkat pemahaman terhadap materi lebih mendalam dan luas.

PembahasanHasil Observasi Keaktifan Siswa

Dari tabel 1. dan tabel 2. dapat diperoleh hasil observasi keaktifan siswa

rata-rata siklus 1 dan 2 sebagai berikut.

Tabel 3. Rekapitulasi Hasil Observasi Keaktifan Siswa Rata-rata Siklus 1 dan

Siklus 2

NO. SIKLUS JUMLAH RATA- KATEGORIINDIKATOR 1 2   RATA  

1 3,735 3,955 7,69 3,845 BAIK

2 4,565 4,5 9,065 4,5325SANGAT BAIK

3 3,985 3,84 7,825 3,9125 BAIK4 4.45 4,075 4,075 4,075 BAIK

5 3,95 4,575 8,525 4,2625 BAIK6 4,1 4,5 8,6 4,3 BAIK7 3,77 4,53 8,3 4,15 BAIK8 3,49 3,835 7,325 3,6625 BAIK9 3,33 3,825 7,155 3,5775 BAIK

10 3,6 3,735 7,335 3,6675 BAIK11 3,83 3,735 7,565 3,7825 BAIK12 4,21 4,5 8,71 4,355 BAIK13 3,86 4,025 7,885 3,9425 BAIK

  JUMLAH 100,055 4,005 BAIK

Dari tabel 3 Rekapitulasi Hasil Observasi Keaktifan Siswa Rata-rata

Siklus 1 dan Siklus 2, pada umumnya terjadi kenaikan keaktifan pada masing-

masing indikator, dan rata-rata siklus 1 dan 2 menunjukan keaktifan dengan

kategori baik.

Hasil Belajar Siswa

Data hasil belajar siswa dapat dilihat dalam tabel 4.dan siklus 2. dapat

dilihat pada tabel 4.

Tabel 4. Format Tabel Peningkatan Hasil Belajar.

Siklus Nilai % Ketuntasan KeteranganRata-rata Tertinggi Terendah

Kondisiawal 41,59% 75 9 2,94% Kurang

I 42,97% 84 6 8,82% KurangII 85,07% 100 56 85,29% Baik

Keterangan : Rata-rata :

< 70 : Kurang 80 – 89 : Baik

70 – 79 : Cukup > 90 : Amat baik

Dari table tersebut, dikatakan siswa berhasil dalam belajar jika nilai rata-rata

sama dengan atau lebih dari 75.

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa pada siklus 2 rata-rata ulangan

harian siswa adalah 85,07% termasuk kategori baik. Sedangkan pada kondisi

awal siklus 1 rata-rata ulangan harian termasuk kategori kurang yaitu 41,59%

dan 42,97%. Dengan demikian disimpulkan bahwa hasil ulangan harian antar

siklus dari kondisi awal hingga siklus 2 selalu mengalami peningkatan. Ini berarti

metode pembelajaran berbasis kooperatif dengan pemanfaatan media power

point dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

PENUTUPSimpulan

Simpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut;

1) melalui Pembelajaran kooperatif berbantuan media power point dapat

meningkatkan keaktifan dalam belajar Kimia materi Hidrokarbon dan Minyak

Bumi bagi siswa kelas X7 SMA Negeri 1 Kedungwuni kabupaten Pekalongan

pada semester 2 tahun pelajaran 2012/2013m hal ini dapat dilihat pada siklus 1

dan siklus 2 mengalami peningkatan keaktifan dengan kategori baik.; 2)

melalui pembelajaran kooperarif berbantuan media power point dapat

meningkatkan prestasi belajar Kimia materi Hidrokarbon dan Minyak Bumi bagi

siswa kelas X7 SMA Negeri 1 Kedungwuni kabupaten Pekalongan pada

semester 2 tahun pelajaran 2012/2013 Dalam hal ini dapat di lihat kondisi awal

siswa rata-rata ulangan harian 41.59%, siklus 1 rata-rata ulangan harian .siswa

42,97% dan smeningkat lagi pada siklus 2 rata-rata ulangan harian siswa

85,67%.

Adapun saran yang dapat peneliti sampaikan dalam pembelajaran agar

siswa menjadi aktif dan hasil belajar mengalami peningkatan, antara lain;1) untuk

guru: (a) pembelajaran berbasis kooperatif hendaknya sering digunakan oleh

guru untuk mengoptimalkan keaktifan dan meningkatkan hasil belajar siswa;

(b). setiap guru perlu mengoptimalkan kemampuan siswa dala mengembangkan

keaktifan dan hasil belajarnya dengan menggunakan pembelajaran berbasis

kooperatif; (c) setiap guru hendaknya dapat memanfaatkan media power point

sehingga keaktifan dan hasil belajar siswa semakin meningkat serta

pembelajaran lebih inovatif dan variatif: 2). untuk sekolah; (a) memberikan

motivasi bagi guru untuk melakukan metode pembelajaran berbasis kooperatif

yang bervariasi; (b) hendaknya sekolah memfasilitasi sarana dan prasarana

guru untuk melaksanakan pembalajaran berbasis kooperatif; (c) memberikan

motivasi pada guru untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas, guna

meningkatkan kreativitas dan profesionalisme guru; (d) mberikan kesempatan

pada guru untuk meningkatkan kompetensi dirinya melalui seminar, karya ilmiah,

program pelatihan, dan work shop.

DAFTAR PUSTAKAArikunto, Su harsimi. 2002. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Ibrahim, Muslimin dkk. 2005. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya, University

Press UNNESA.

Justiana, S. dan Muchtaridi. 2009. ChemistryFor Senior High School. Jakarta:Yudistira.

Rustaman. et. All. 2003. Common Test Book Strategi Belajar Mengajar Biologi (edis revisi). Bandung JICA-IMSTEP-UPI.

Subyantoro. 2012. Penelitian Tindakan Kelas Edisi Ketiga. Semarang:Unnes Press.

Sugandi, A. 2004. Teori Pembelajaran. Semarang: UNNES Press.

Sudjana. 2009. Metode dan Teknik Pembelajaran Partisipatif Bandung . Bandung : Falah Production.

Surya, Moh. 2004. Bunga Rampai Guru Dan Pendidikan. Jakarta: PT Persero Penerbitan dan Percetakan Balai Pustaka.

............... Media Pembelajaran, menurut Direktorat Tenaga Kependidikan

Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidik Dan Tenaga Kependidikan

Departemen Pendidkan Nasional.

..............2011. Pedoman Penulisan Tesis Dan Desiertasi.Semarang.Unnes.

Fajir dan Senja. quantumppkn.wordpress.com/ (diunduh 5 Februari 2013)

Mulyasa. http://www.slideshare.net/dikdikpebriana/tugas-perorangan-kurikulum-

blajar-4640311. (diunduh 15 Maret 2013).

Lungren, Linda,. 1994- (http://aadesanjaya.blogspot.com2011/01.pembelajaran-

kooperatif- tipejigsaw.html (di unduh 16 September 2012)

Pengertian Model Pembleajaran.http://belajarpsikologi.com/pengertian-model

pembelajaran/. (di unduh 10 Oktober 2012)

Pembelajaran Kooperatif. http://wawanjunaidi.blogspot.com

/2010/10/pembelajaran-kooperatif.html ( diunduh November 2012)

DATA PENELITI PTK

Nama : UMMU FARWAH, S.Pd.

Tempat Tanggal Lahir: Pemalang, 31 Mei 1965

Pangkat/Golongan : Pembina/IVa

Jabatan : Guru Kimia

Unit Kerja : SMAN 1 Kedungwuni Kab. Pekallongan

Alamat kantor :Jl. Paesan Utara Kedungwuni Kab. Pekalongan

No. Telpon Kantor : 0285785434

No. Telpon Rumah : 02854482055

No. HP : 08156953211