rinautamii.files.wordpress.com …  · web viewperpajakan indonesia. salemba empat : jakarta. ......

21

Click here to load reader

Upload: dinhkiet

Post on 05-Mar-2018

222 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: rinautamii.files.wordpress.com …  · Web viewPERPAJAKAN INDONESIA. Salemba Empat : Jakarta. ... PERPAJAKAN: Rosyati, MSi. Disusun oleh: Rina Purwaningtyas Utami10.0102.0015. Risa

PENDAHULUAN

Dasar hukum pengenaan Pajak Penjualan atas Barang Mewah adalah Undang-

undang Nomor 18 Tahun 2000 tentang Perubahan Kedua atas Undang-undang

Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak

Penjualan Atas Barang Mewah.

Terhadap penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) disamping dikenakan Pajak

Pertambahan Nilai sebagaimana telah disebut dalam Pasal 4 Undang-undang PPN

dan PPnBM dikenakan juga Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM).

Beberapa karakteristik yang perlu dipahami dalam PPnBM yaitu :

1. PPnBM merupakan pungutan tambahan disamping PPN

2. Pengenaan terhadap PPnBM ini hanya satu kali yaitu pada saat penyerahan

BKP yang tergolong mewah oleh Pengusaha yang menghasilkan atau pada

saat impor.

3. PPnBM tidak dapat dilakukan pengkreditannya dengan PPN. (Namun

demikian, apabila Eksportir mengekspor BKP yang tergolong mewah,

maka PPnBM yang telah dibayar pada saat perolehan dapat direstitusi.)

LATAR BELAKANG PENGENAAN PPNBM

1. PPN berdampak regresif, yaitu semakin tinggi kemampuan konsumen,

semakin ringan beban pajak yang dipikul. Untuk mengurangi regresivitas

ini, terhadap konsumen yang mengkonsumsi BKP yang tergolong mewah

dikenakan beban pajak tambahan yaitu PPnBM.

2. Konsumsi BKP yang tergolong mewah bersifat kontraproduktif. Hal ini

merupakan upaya untuk mengurangi pola konsumsi tinggi yang tidak

produktif dalam masyarakat.

3. Produsen kecil dan tradisional menghadapi saingan berat dari komoditi

impor. Dengan motivasi ini, pengenaan PPnBM dimaksudkan untuk

melindungi produsen kecil dan tradisional atau untuk tujuan proteksi

4. Tuntutan peningkatan penerimaan negara dari tahun ke tahun

Page 2: rinautamii.files.wordpress.com …  · Web viewPERPAJAKAN INDONESIA. Salemba Empat : Jakarta. ... PERPAJAKAN: Rosyati, MSi. Disusun oleh: Rina Purwaningtyas Utami10.0102.0015. Risa

Pajak penjualan atas barang mewah dikenakan dengan pertimbangan :

a. Perlu adanya keseimbangan pembebanan pajak antara konsumen

yang berpenghasilan rendah dengan konsumen yang

berpenghasilan tinggi

b. Perlu adanya pengendalian pola konsumsi atas BKB yang

tergolong mewah

c. Perlu adanya perlindungan terhadap konsumen kecil tradisional

d. Perlu untuk mengamankan penerimaan Negara

Batasan Suatu barang termasuk BKB Yang tergolong mewah adalah:

a. Bahwa barang tersebut bukan merupakan barang kebutuhan pokok

b. Barang tersebut dimkonsumsi oleh masyarakat tertentu

c. Pada umumnya barang tersebut dikonsumsi oleh masyarakat tertentu

d. Barang tersebut dikonsumsi oleh masyarakat berpenghasilan tinggi

e. Barang tersebut dikonsumsikan untuk menunjukkan status

PPnBM dikenakan atas:

a. Penyerahan BKB yang tergolong mewah yang dilakukan oleh pengusaha

yang menghasilkan BKB yang tergolong mewah tersebut di dalam daerah

dalam kegiatan usaha atau pekerjaannya

b. Impor BKB yang tergolong mewah oleh siapapun

Objek pajak penjualan atas barang mewah :

1. Penyerahan Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah yang dilakukan

oleh Pengusaha yang menghasilkan Barang Kena Pajak yang Tergolong

Mewah tersebut di dalam Daerah Pabean dalam kegiatan usaha atau

pekerjaannya.

2. Impor Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah.

Page 3: rinautamii.files.wordpress.com …  · Web viewPERPAJAKAN INDONESIA. Salemba Empat : Jakarta. ... PERPAJAKAN: Rosyati, MSi. Disusun oleh: Rina Purwaningtyas Utami10.0102.0015. Risa

TARIF PAJAK

1. Tarif Pajak Penjualan Atas Barang Mewah adalah serendah-rendahnya

10% (sepuluh persen) dan paling tinggi 75% (tujuh puluh lima persen).

Tarif Pajak Penjualan Atas Barang Mewah dapat diteteapkan dalam

beberapa pengelompokan tarif, yaitu tarif terendah sebesar 10% (sepuluh

persen) dan paling tinggi 75% (tujuh puluh lima persen). Perbedaan

kelompok tarif tersebut didasarkan pada pengelompokan Barang Kena

Pajak yang Tergolong Mewah ang atas penyerahannya dikenakan juga

Pajak Penjualan Atas Barang Mewah. Pengelompokan Barang Kena Pajak

ini ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.

2. Atas ekspor Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah dikenakan pajak

dengan tarif 0% (nol persen).

Pajak Penjualan Atas Barang Mewah adalah pajak yang dikenakan atas

konsumsi Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah di dalam Daerah

Pabean. Oleh karena itu, Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah yang

diekspor atau dikonsumsi di luar Daerah Pabean, dikenakan Pajak

Penjualan Atas Barang Mewah dengan tarif 0% (nol persen). Pajak

Penjualan Atas Barang Mewah yang telah dibayar atas perolehan Barang

Kena Pajak yang Tergolong Mewah yang diekspor tersebut dapat diminta

kembali.

Page 4: rinautamii.files.wordpress.com …  · Web viewPERPAJAKAN INDONESIA. Salemba Empat : Jakarta. ... PERPAJAKAN: Rosyati, MSi. Disusun oleh: Rina Purwaningtyas Utami10.0102.0015. Risa

KELOMPOK BARANG KENA PAJAK YANG TERGOLONG MEWAH

BERUPA KENDARAAN BERMOTOR YANG DIKENAKAN PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH

 

Tarif

(%) Jenis Barang Kena Pajak

   10 kendaraan bermotor untuk pengangkutan 10 (sepuluh) orang sampai

dengan 15 (lima belas)orang termasuk pengemudi, dengan motor bakar cetus api atau nyala kompresi (diesel/semidiesel), dengan semua kapasitas isi silinder;

  kendaraan bermotor untuk pengangkutan kurang dari 10 (sepuluh) orang termasuk pengemudi selain sedan atau station wagon, dengan motor bakar cetus api atau nyala kompresi (diesel/semi diesel) dengan sistem 1 (satu) gandar penggerak (4x2), dengan kapasitas isi silinder tidak lebih dari 1500 cc;

   25 kendaraan bermotor untuk pengangkutan kurang dari 10 (sepuluh)

orang termasuk pengemudi selain sedan atau station wagon, dengan motor bakar cetus api atau dengan nyala kompresi (diesel/semi diesel), dengan sistem 1 (satu) gandar penggerak (4x2), dengan kapasitas isi silinder lebih dari 1500 cc sampai dengan 2500 cc;

  kendaraan bermotor dengan kabin ganda (double cabin), dalam bentuk kendaraan bak terbuka atau bak tertutup, dengan penumpang lebih dari 3 (tiga) orang termasuk pengemudi, dengan motor bakar cetus api atau nyala kompresi (diesel/semi diesel), dengan sistem 1 (satu) gandar penggerak (4x2) atau dengan sistem 2 (dua) gandar penggerak (4x4), dengan semua kapasitas isi silinder, dengan massa total tidak lebih dari 5 (lima) ton.

   30 kendaraan bermotor sedan atau station wagon dengan motor bakar

cetus api atau nyala kompresi (diesel/semi diesel), dengan kapasitas isi silinder sampai dengan 1500 cc;

  kendaraan bermotor selain sedan atau station wagon dengan motor bakar cetus api atau nyala kompresi (diesel/semi diesel), dengan sistem 2 (dua) gandar penggerak (4x4), dengan kapasitas isi silinder sampai dengan 1500 cc.

   50 kendaraan bermotor untuk pengangkutan kurang dari 10 (sepuluh)

orang termasuk pengemudi selain sedan atau station wagon, dengan motor bakar cetus api, dengan sistem 1 (satu) gandar penggerak (4x2),

Page 5: rinautamii.files.wordpress.com …  · Web viewPERPAJAKAN INDONESIA. Salemba Empat : Jakarta. ... PERPAJAKAN: Rosyati, MSi. Disusun oleh: Rina Purwaningtyas Utami10.0102.0015. Risa

dengan kapasitas isi silinder lebih dari 2500 cc sampai dengan 3000 cc;   kendaraan bermotor untuk pengangkutan kurang dari 10 (sepuluh)

orang termasuk pengemudi dengan motor bakar cetus api, berupa sedan atau station wagon dan selain sedanatau station wagon, dengan sistem 2 (dua) gandar penggerak (4x4), dengan kapasitas isi silinder lebih dari 1500 cc sampai dengan 3000 cc;

  kendaraan bermotor untuk pengangkutan kurang dari 10 (sepuluh) orang termasuk pengemudi dengan motor bakar nyala kompresi (diesel/semi diesel), berupa sedan atau station wagon dan selain sedan atau station wagon, dengan sistem 2 (dua) gandar penggerak (4x4), dengan kapasitas isi silinder lebih dari 1500 cc sampai dengan 2500 cc; dan

  semua jenis kendaraan khusus yang dibuat untuk golf.    

60 kendaraan bermotor beroda dua dengan kapasitas isi silinder lebih dari 250 cc sampai dengan 500 cc; dan

  kendaraan khusus yang dibuat untuk perjalanan di atas salju, di pantai, di gunung, dan kendaraan semacam itu.

   75 kendaraan bermotor untuk pengangkutan kurang dari 10 (sepuluh)

orang termasuk pengemudi, dengan motor bakar cetus api, berupa sedan atau station wagon dan selain sedanatau station wagon, dengan sistem 1 (satu) gandar penggerak (4x2) atau dengan sistem 2 (dua) gandar penggerak (4x4) dengan kapasitas isi silinder lebih dari 3000 cc;

  kendaraan bermotor pengangkutan kurang dari 10 (sepuluh) orang termasuk pengemudi, dengan motor bakar nyala kompresi (diesel/semi diesel) berupa sedan atau station wagon dan selain sedan atau station wagon, dengan sistem 1 (satu) gandar penggerak (4x2) atau dengan sistem 2 (dua) gandar penggerak (4x4), dengan kapasitas isi silinder lebih dari 2500 cc;

  kendaraan bermotor beroda 2 (dua) dengan kapasitas isi silinder lebih dari 500 cc;

  trailer, semi-trailer dari tipe caravan, untuk perumahan atau kemah.    

Page 6: rinautamii.files.wordpress.com …  · Web viewPERPAJAKAN INDONESIA. Salemba Empat : Jakarta. ... PERPAJAKAN: Rosyati, MSi. Disusun oleh: Rina Purwaningtyas Utami10.0102.0015. Risa

KELOMPOK BARANG KENA PAJAK YANG TERGOLONG MEWAH

SELAIN KENDARAAN BERMOTOR YANG DIKENAKAN PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH

 

Tarif

(%) Jenis Barang Kena Pajak

   10 kelompok alat rumah tangga, pesawat pendingin, pesawat pemanas, dan

pesawat penerima siaran televisi;   kelompok peralatan dan perlengkapan olah raga;   kelompok mesin pengatur suhu udara;   kelompok alat perekam atau reproduksi gambar, pesawat penerima

siaran radio;   kelompok alat fotografi, alat sinematografi, dan perlengkapannya;    

20 kelompok alat rumah tangga, pesawat pendingin, pesawat pemanas, selain yang dikenakan tariff 10%;

  kelompok hunian mewah seperti rumah mewah, apartemen, kondominium, town house, dan sejenisnya;

  kelompok pesawat penerima siaran televisi dan antena serta reflektor antena, selain yang dikenakan tariff 10%;

  kelompok mesin pengatur suhu udara, mesin pencuci piring, mesin pengering;

  pesawat elektromagnetik dan instrumen musik;   kelompok wangi-wangian;    

30 kelompok kapal atau kendaraan air lainnya, sampan dan kano, kecuali untuk keperluan negara atau angkutan umum;

  kelompok peralatan dan perlengkapan olah raga selain yang dikenakan tariff 10%;

   40 kelompok minuman yang mengandung alcohol;   kelompok barang yang terbuat dari kulit atau kulit tiruan;   kelompok permadani yang terbuat dari sutra atau wool;   kelompok barang kaca dari kristal timbal dari jenis yang digunakan

untuk meja, dapur, rias, kantor, dekorasi dalam ruangan atau keperluan semacam itu;

  kelompok barang-barang yang sebagian atau seluruhnya terbuat dari logam mulia atau dari logam yang dilapisi logam mulia atau campuran

Page 7: rinautamii.files.wordpress.com …  · Web viewPERPAJAKAN INDONESIA. Salemba Empat : Jakarta. ... PERPAJAKAN: Rosyati, MSi. Disusun oleh: Rina Purwaningtyas Utami10.0102.0015. Risa

daripadanya;   kelompok kapal atau kendaraan air lainnya, sampan dan kano, selain

yang dikenakan tarif 30%, kecuali untuk keperluan negara atau angkutan umum;

  kelompok balon udara dan balon udara yang dapat dikemudikan, pesawat udara lainnya tanpa tenaga penggerak;

  kelompok peluru senjata api dan senjata api lainnya, kecuali untuk keperluan negara;

  kelompok jenis alas kaki;   kelompok barang-barang perabot rumah tangga dan kantor;   kelompok barang-barang yang terbuat dari porselin, tanah lempung

cina atau keramik;   Kelompok barang-barang yang sebagian atau seluruhnya terbuat dari

batu selain batu jalan atau batu tepi jalan;    

50 kelompok permadani yang terbuat dari bulu hewan halus;   kelompok pesawat udara selain yang dikenakan tarif 40%, kecuali

untuk keperluan negara atau angkutan udara niaga;   kelompok peralatan dan perlengkapan olah raga selain yang dikenakan

tarif 10% dan tarif 30%;   kelompok senjata api dan senjata api lainnya, kecuali untuk keperluan

negara.    

75 kelompok minuman yang mengandung alkohol selain yang dikenakan tariff 40%;

  kelompok barang-barang yang sebagian atau seluruhnya terbuat dari batu mulia dan/atau mutiara atau campuran daripadanya;

  kelompok kapal pesiar mewah, kecuali untuk keperluan negara atau angkutan umum."

Pengecualian Pengenaan PPnBM Atas Kendaraan Bermotor

Untuk kendaraan bermotor yang dikecualikan dari pengenaan PPnBM adalah

1. Kendaraan bermotor yang digunakan untuk kendaraan ambulan, kendaraan

jenazah, kendaraan pamadam kebakaran, kendaraan tahanan, kendaraan

angkutan umum;

2. Kendaraan yang digunakan untuk tujuan Protokoler Kenegaraan; dan

3. Kendaraan bermotor angkutan orang untuk 10 (sepuluh) orang atau lebih

termasuk pengemudi dengan motor bakar nyala kompresi (diesel atau semi

Page 8: rinautamii.files.wordpress.com …  · Web viewPERPAJAKAN INDONESIA. Salemba Empat : Jakarta. ... PERPAJAKAN: Rosyati, MSi. Disusun oleh: Rina Purwaningtyas Utami10.0102.0015. Risa

diesel) dengan semua kapasitas isi silinder sebagaimana dimaksud dalam

kendaraan bermotor kelompok 1 huruf “a” (10%) yang digunakan untuk

kendaraan dinas TNI atau Polri.

Apabila kendaraan bermotor yang dikecualikan dari pengenaan PPnBM di

atas dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sejak impor atau perolehannya

ternyata depindahtangankan atau diubah peruntukannya sehingga tidak sesuai

dengan tujuan semula, maka Pajak Penjualan Atas Barang Mewah yang

terutang pada saat impor atau perolehannya tersebut wajib dibayar kembali

dalam jangka waktu 1 (satu) bulan sejak Barang Kena Pajak

dipindahtangankan atau diubang peruntukannya. Demikian pula halnya

apabila jangka 1 (satu) bulan tersebut Pajak Penjualan Atas Barang Mewah

yang terutang tidak atau kurang debayar,maka Direktur Jenderal Pajak

menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) ditambah dengan

sanksi sesuai ketentuan yang berlaku.

Impor yang tidak dikenakan PPn BM

Atas impor dan atau bangunan yang tidak dikenakan PPn BM adalah :

a. Kendaraan Bermotor roda dua yang isi silindernya sampai dengan 250cc

b. Kendaraan sasis

Terhadap kendaraan bermotor jenis angkutan orang dan Van yang diubah dari

kendaraan sasis dikenakan PPn BM sesuai ketentuan

Saat Terutang PPn BM

Penetapan saat terutangnya PPn BM sesuai Direktur jendral Pajak diatur :

a. Saat terutangnya PPn BM atas impor BKP yaitu saat barang masuk pabean

sesuai ketentuan UU Kepabean. Pemungutannya yaitu bersamaan dengan

pemungutann Bea masuk. Kendaraan Brmotor bentuk CBU, PPn BM

dipungut oleh Ditjen Bea dan Cukai

b. Atas penyerahan Kendaraan Bermotor

Page 9: rinautamii.files.wordpress.com …  · Web viewPERPAJAKAN INDONESIA. Salemba Empat : Jakarta. ... PERPAJAKAN: Rosyati, MSi. Disusun oleh: Rina Purwaningtyas Utami10.0102.0015. Risa

1. Hasil rakitan eks CKD

2. Kendaraan Bermotor yang telah diubah dari kendaraan sasis atau

angkutan barang

Mekanisme Pengenaan PPn BM Atas Kendaraan Bermotor

a. Impor kendaraan bermotor dalam keadaan terbongkar (CKD) oleh ATPM

atau Pabrikan tidak dikenakan PPnBM

b. Penyerahan didalam daerah pabean kendaraan bermotor dalam keadaan

CKD tersebut oleh ATPM dikenakan PPnBM dengan DPP 125% (biaya

karoseri ditetapkan 25%)

c. Impor kendaraan jenis sedan dalam keadaan terpasang/CBU oleh bukan

ATPM dikenakan PPnBM. Dalam nilai CIF < 80% nilai CIF kendaraan

sejenis yang diimpor ATPM, maka DPPnya untuk menghitung PPN dan

PPnBM sebesar 150%

d. Impor kendaraan bermotor jenis sedan dalam keadaan terpasang oleh

ATPM tidak dikenakan PPnBM. Penyerahan didaerah pabean kendaraan

jenis impor dikenakan PPnBM.

Cara Menghitung PPnBM

Cara menghitung Pajak Penjualan Atas Barang Mewah yang terutang adalah

dengan mengalikan Tarif Pajak Penjualan Atas Barang Mewah dengan Dasar

Pengenaan Pajak (DPP). Untuk itu perlu diperhatikan DPP-nya apakah harga

jual, nilai impor, nilai pengganti, nilai ekspor, atau nilai lain yang ditetapkan

Menteri Keuangan.

Rumus yang digunakan :

PPnBM Terutang = Tarif PPnBM x Dasar Pengenaan Pajak

Contoh :

Page 10: rinautamii.files.wordpress.com …  · Web viewPERPAJAKAN INDONESIA. Salemba Empat : Jakarta. ... PERPAJAKAN: Rosyati, MSi. Disusun oleh: Rina Purwaningtyas Utami10.0102.0015. Risa

Harga mobil termasuk Pajak Pertambahan Nilai (10%) dan Pajak Penjualan

Atas Barang Mewah (30%) sebesar Rp 140.000.000,00

Pajak Penjualan Atas Barang Mewah dihitung :

t110+t x harga atau pembayaran atas penyerahan BKP

t = besaran tarif PPnBM

10110+30 x Rp 140.000.000,00 = Rp 30.000.000,00

Contoh lainnya apabila harga jual mobil (DPP) Rp 280.000.000,00

PPnBM terutang (tarif 30%) = 30% x Rp 280.000.000,00

= Rp 84.000.000,00

PPnBM Bukan Kredit Pajak

Pajak Penjualan Atas Barang Mewah yang sudah dibayar pada waktu

perolehan atau impor Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah, tidak dapat

dekreditkan dengan Pajak Pertambahan Nilai maupun Pajak Penjualan Atas

Barang Mewah yang dipungut berdasarkan undang-undang PPN dan PPnBM.

Berbeda dengan Pajak Pertambahan Nilai yang dipungut pada setiap tingkat

penyerahan, Pajak Penjualan Atas Barang Mewah hanya dipungut pada

tingkat penyerahan oleh Pengusaha Kena Pajak yang menghasilkan Barang

Kena Pajak yang Tergolong Mewah atau atas impor Barang Kena Pajak yang

Tergolong Mewah. Dengan demikian, Pajak Penjualan Atas Barang Mewah

bukan merupakan Pajak masukan sehingga tidak dapat dikreditkan. Oleh

karena itu, Pajak Penjualan Atas Barang Mewah dapat ditambahkan ke dalam

harga Barang Kena Pajak yang bersangkutan atau debebankan sebagai biaya

sesuai ketentuan perundang-undangan Pajak Penghasilan.

Page 11: rinautamii.files.wordpress.com …  · Web viewPERPAJAKAN INDONESIA. Salemba Empat : Jakarta. ... PERPAJAKAN: Rosyati, MSi. Disusun oleh: Rina Purwaningtyas Utami10.0102.0015. Risa

Contoh soal 1. Bpk.Andi seorang importir mengimpor BKP Barang Mewah dengan tarif 20%

seharga Rp 200.000.000,- hitung :

- PPN dan PPN-BM

- jumlah yang di bayar Bpk.Andi

jawab :

Jumlah pembayaran  Rp200.000.000,-

PPN 10% X Rp 200.000.000  Rp  20.000.000,-

PPN-BM 20% X Rp 200.000.000  Rp  40.000.000,-

                                               ----------------------+

jumlah yang harus dibayar             Rp 260.000.000,-

2. PT. Cahaya membeli BKP Barang Mewah Langsung dari pabrik seharga Rp

500.000.000 tarif barang Mewah 20% kemudian barang tersebut dijual lagi

seharga Rp 750.000.000 di dalam negeri.

hitunglah :

- PPN dan PPN BM 

- Jumlah yang dibayar PT Cahaya

- Jumlah Yang dibayar pembeli

Jawab :

-PPN 10% X Rp 500.000.000                         Rp 50.000.000

 PPN BM 20% X Rp 500.000.000            Rp 100.000.000  

                                                        -----------------------+

-PPN dan PPN BM yang harus dibayar   Rp 150.000.000

Page 12: rinautamii.files.wordpress.com …  · Web viewPERPAJAKAN INDONESIA. Salemba Empat : Jakarta. ... PERPAJAKAN: Rosyati, MSi. Disusun oleh: Rina Purwaningtyas Utami10.0102.0015. Risa

-PPN 10% X Rp 750.000.000

Jumlah yang dibayar pembeli                        Rp  75.000.000

3.Bpk Sarno seorang importir mengimpor BKP Barang Mewah dengan tarif 30%

seharga Rp 300.000.000,-

Hitung : 

-PPN dan PPN Bm

-Jumlah yang harus dibayar

Jawab :

Jumlah Pembayaran                            Rp 300.000.000,-

PPN 10% X Rp300.000.000               Rp   30.000.000,-

PPN BM 30% X Rp 300.000.000       Rp   90.000.000,-

                                                        -----------------------+

Jumlah yang harus dibayar                  Rp 420.000.000,-   

Page 14: rinautamii.files.wordpress.com …  · Web viewPERPAJAKAN INDONESIA. Salemba Empat : Jakarta. ... PERPAJAKAN: Rosyati, MSi. Disusun oleh: Rina Purwaningtyas Utami10.0102.0015. Risa

PERPAJAKAN

Rosyati, MSi

Disusun oleh:

Rina Purwaningtyas Utami 10.0102.0015

Risa Andriyasari 10.0102.0043

Puspita Tri Sudarno 10.0102.0049

Septi Yuli Hertati 10.0102.0057

Zesi Azzahra 10.0102.0079

Anisa Wening T 10.0102.0105

REGULER AKUNTANSI A

Page 15: rinautamii.files.wordpress.com …  · Web viewPERPAJAKAN INDONESIA. Salemba Empat : Jakarta. ... PERPAJAKAN: Rosyati, MSi. Disusun oleh: Rina Purwaningtyas Utami10.0102.0015. Risa

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG

2011