web viewkarya tulis ilmiah yang dihasilkan dari ... saya ingin kembali kepada pertanyaan awal...

4

Click here to load reader

Upload: ngokhanh

Post on 06-Feb-2018

214 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Web viewKarya tulis ilmiah yang dihasilkan dari ... saya ingin kembali kepada pertanyaan awal tentang apa yang kuperoleh ... para sarjana otomatis bisa menulis

Bagaimana Agar Aku Tidak Menjadi Plagiator: Hasil Digesting-ku atas Artikel Rhenald Kasali, ”Orang Pintar Plagiat” (Kompas edisi Selasa, 20 April 20120)

Oleh Hernowo

Apa yang kuperoleh setelah aku membaca artikel-menarik Rhenald Kasali, penulis buku terkenal, Change!, yang dimuat di harian pagi Kompas pada Selasa, 20 April 2010? Artikel itu berjudul ”Orang Pintar Plagiat”. Membaca judul artikelnya saja, aku kemudian teringat iklan obat, ”Orang pintar minum.....” Aku lihat, dalam iklan itu ada beberapa orang pintar termasuk Rhenald Kasali. Menurutku, judul artikel Rhenald Kasali bisa jadi terilhami oleh iklan obat tersebut.

Nah, setelah aku membaca artikel tersebut, aku menemukan beberapa materi yang menurutku sangat menarik. Pertama, masalah plagiarisme ternyata rumit. Karya tulis ilmiah yang dihasilkan dari kegiatan menjiplak sulit sekali dibuktikan. Coba bayangkan, bagaimana kita dapat mengetahui bahwa sebuah karya tulis itu merupakan jiplakan kalau kita tidak pernah membaca karya tulis yang dijiplak? Kedua, menurutku, kerumitan jiplak-menjiplak ini tidak bisa dilepaskan dari kejujuran. Bagaimana mengukur kejujuran seseorang?

Baik, saya ingin kembali kepada pertanyaan awal tentang apa yang kuperoleh setelah aku membaca artikel Rhenald Kasali, ”Orang Pintar Plagiat”? Yang kuperoleh ternyata adalah sebuah pertanyaan penting yang ingin aku tujukan kepada diriku sendiri. Pertanyaan itu berbunyi seperti ini, ”Bagaimana aku, sebagai seorang calon sarjana, dapat terhindar dari perbuatan keji—mencuri hak cipta orang lain—itu?” Apa yang harus aku lakukan agar aku dapat membuat karya tulis ilmiah tetapi tidak menjiplak? Kudengar, sekarang ini, berkat kemajuan internet, seseorang dapat meng-copy paste hasil karya orang lain. Apakah copy and paste ini termasuk dalam kategori menjiplak? Sekali lagi, bagaimana agar aku bisa terhindar dari kegiatan menjiplak? Aku benar-benar harus mencari tahu caranya. Siapa kira-kira yang dapat membantuku untuk terhindar dari kegiatan menjiplak?

Yang menarik dari artikel Rhenal Kasali dan cocok dengan keinginanku agar aku tidak menjadi plagiator adalah tulisannya berikut ini. Aku ingin menjadikan tulisan Rhenald ini sebagai motivatorku agar aku dapat tidak terjebak pada plagiarisme. Tulisan Rhenald yang kumaksud adalah ini: “Banyak orang berpikir, para sarjana otomatis bisa menulis. Faktanya, banyak dosen yang mengambil program doktor kesulitan merajut pemikirannya menjadi tulisan yang baik. Hanya dengan mengajar, tak ada jaminan seorang pendidik bisa menulis. Menulis membutuhkan latihan dan, seperti seorang pemula, ia pasti memulai dengan karya yang biasa-biasa saja, bahkan cenderung buruk. Namun, sepanjang itu original, patut dihargai.”

Aku harus memiliki jadwal khusus untuk latihan menulis. Bagaimana ya latihan menulis yang enak, nyaman, dan memberdayakan diriku?

ARTIKEL OPINI KARYA RHENALD KASALI YANG DI-“DIGEST”:

Orang Pintar Plagiat

Selasa, 20 April 2010 | 03:33 WIB

Oleh Rhenald Kasali

Page 2: Web viewKarya tulis ilmiah yang dihasilkan dari ... saya ingin kembali kepada pertanyaan awal tentang apa yang kuperoleh ... para sarjana otomatis bisa menulis

Maraknya plagiarisme yang dilakukan orang-orang pintar di negeri ini menimbulkan keprihatinan yang besar di kalangan pendidik. Masalahnya, itu justru dilakukan para pendidik yang harus memberi contoh dan sehari-hari melarang anak-anak didiknya mengopi, mengganti nama, memanipulasi, atau sekadar mengutip tanpa menyebut sumber.

Lebih mengkhawatirkan lagi ternyata plagiarisme yang dilakukan bukan sekadar mengutip tanpa menyebutkan sumber aslinya (yang sering disebut sebagai ”ketidaksengajaan”), melainkan pemalsuan 99 persen dengan hanya mengganti judul dan nama penulis dari karya orang lain.

Karya ilmiah adalah cermin keilmuwanan seseorang. Lebih baik mengawali karier dengan karya original yang buruk daripada plagiat kesempurnaan karena setiap permulaan selalu sulit. Seorang pendidik harus percaya diri dengan kemampuannya dan tidak boleh malas berpikir. Kedua hal itulah titik awal yang menjadikan pendidik bermanfaat bagi dunia.

Menulis, seperti kata Thomas Szaz, butuh lebih dari sekadar pengetahuan, yaitu keterampilan dan mencintai profesi.

Kejujuran dan kehormatan

Para alumnus dari sekolah-sekolah tinggi di Inggris menyebutkan plagiarisme mengganggu kehormatan. Tanpa kehormatan tidak ada kepercayaan.

Di Amerika Serikat, plagiarisme adalah musuh nomor satu pendidikan. Kalau ada mahasiswa terbunuh di kampus, seluruh warga kampus terentak. Namun, begitu seorang dosen ketahuan melakukan plagiarisme, seluruh isi kota berduka. Pelakunya dihukum sangat keras bukan hanya untuk menindak yang bersangkutan, melainkan untuk menimbulkan efek jera bagi masyarakat luas untuk tidak mengikuti perbuatan tercela itu.

Bagi sebagian orang, plagiarisme adalah masalah kecil, tetapi bagi ilmu pengetahuan ia merupakan masalah yang sangat serius karena bisa memajalkan kemajuan bangsa. Tradisi plagiarisme adalah sama dengan tradisi mencuri, yang mengakibatkan suatu bangsa menjadi malas berpikir, tidak menciptakan pembaruan, tidak menghargai originalitas dan kreativitas, dan akhirnya melumpuhkan daya saing bangsa itu sendiri.

Karena bukan sekadar mengganti judul dan nama pengarang, sesungguhnya plagiat sulit dibuktikan selain orang yang karyanya dijiplak orang lain. Dalam seleksi pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi yang lalu, misalnya, salah seorang kandidat dilaporkan telah melakukan plagiat.

Pelapor datang dengan setumpuk barang bukti, tetapi panitia seleksi yang terdiri atas sejumlah akademisi kesulitan menemukannya. Klarifikasi yang diajukan kepada universitas yang bersangkutan telah dijawab oleh rektor dengan surat yang menyatakan ”yang bersangkutan telah memperbaiki tesisnya”. Sementara orang yang karyanya disebut telah dijiplak tidak bereaksi sama sekali. Banyak orang berpikir, dengan menyebut nama sumber, selesailah sudah semua urusan. Tak banyak orang yang tahu plagiat lebih dari sekadar mengutip tanpa menyebutkan sumber atau meminta izin dari yang bersangkutan.

Saya juga pernah didatangi beberapa orang dosen yang meminta izin menggunakan buku saya untuk dijadikan diktat di kampusnya. Ia merasa dengan meminta izin ia sudah bertanggung jawab. Semua

Page 3: Web viewKarya tulis ilmiah yang dihasilkan dari ... saya ingin kembali kepada pertanyaan awal tentang apa yang kuperoleh ... para sarjana otomatis bisa menulis

ini menunjukkan kampus-kampus perlu mengajarkan kembali para pengajarnya tentang makna plagiat secara komprehensif, menumbuhkan rasa percaya diri, dan mendorong dosen-dosennya berlatih menulis. Perlu digarisbawahi dengan berpengetahuan (cerdas) saja, seseorang belum cukup mampu melahirkan karya-karya ilmiah. Karya ilmiah adalah gabungan dari pengetahuan, pengalaman, observasi-interaksi, dan tentu saja keterampilan merajut pemikiran dalam bentuk tulisan.

Banyak orang berpikir, para sarjana otomatis bisa menulis. Faktanya banyak dosen yang mengambil program doktor kesulitan merajut pemikirannya menjadi tulisan yang baik. Hanya dengan mengajar saja tidak ada jaminan seorang pendidik bisa menulis. Menulis membutuhkan latihan dan, seperti seorang pemula, ia pasti memulai dengan karya yang biasa-biasa saja, bahkan cenderung buruk. Namun, sepanjang itu original, patut dihargai.

Karya-karya original yang didalami terus-menerus lambat laun akan menemukan ”pintu”-nya, yaitu jalinan pemikiran yang berkembang. Sayangnya, tradisi menulis di kampus sangat rendah. Bahkan, dosen-dosen yang menulis di surat kabar sering dicibir koleganya sebagai ilmuwan koran. Ada pandangan, lebih baik tidak menulis daripada dipermalukan teman sendiri. Padahal, dari situ seorang ilmuwan mendapatkan latihan menulis.

Latihan-latihan itu, menurut para ahli memori, akan mempertebal lapisan-lapisan myelin yang membungkus sel-sel saraf di sekujur tubuh manusia, membentuk muscle memory. Memori itu akan menggerakkan tangan manusia secara otomatis sehingga melancarkan apa yang diproses oleh brain memory.

Temuan-temuan terbaru dalam studi tentang myelin menemukan adanya hubungan yang erat antara latihan dan pembentukan intangibles yang melekat pada manusia dan menjadi akar keberhasilan universitas-universitas terkenal yang melahirkan riset-riset unggulan-original. Plagiat harus dicegah dengan memperbanyak latihan menulis, bukan dengan menangkap dan memberhentikan profesi pelaku semata-mata.

Rhenald Kasali Guru Besar Manajemen Universitas Indonesia