web viewinfeksi secara langsung ... sedang atau berat dan digunakan untuk pencegahan ... adanya...

66
LAPORAN KASUS ILMU PENYAKIT SARAF “Penurunan Kesadaran et causa Meningoencephalitis” Pembimbing : dr. Nurtakdir Kurnia Setiawan, Sp.S, M.Sc Disusun Oleh : NABIL HAJAR H2A010030 KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT SARAF 1

Upload: trinhdung

Post on 27-Feb-2018

226 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Web viewInfeksi secara langsung ... sedang atau berat dan digunakan untuk pencegahan ... Adanya gugus fenil atau aromatik lainnya pada atom C5 penting untuk efek pengendalian

LAPORAN KASUSILMU PENYAKIT SARAF

“Penurunan Kesadaran et causa Meningoencephalitis”

Pembimbing : dr. Nurtakdir Kurnia Setiawan, Sp.S, M.Sc

Disusun Oleh :

NABIL HAJAR H2A010030

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT SARAF

RSUD AMBARAWA KABUPATEN SEMARANG

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

2016

1

Page 2: Web viewInfeksi secara langsung ... sedang atau berat dan digunakan untuk pencegahan ... Adanya gugus fenil atau aromatik lainnya pada atom C5 penting untuk efek pengendalian

HALAMAN PENGESAHAN

Nama : Nabil Hajar

NIM : H2A011030

Fakultas : Kedokteran Umum

Universitas : Universitas Muhammadiyah Semarang

Stase : Ilmu Penyakit Saraf

Judul Kasus : Penurunan Kesadaran et causa Meningoencephalitis

Pembimbing : dr. Nurtakdir Kurnia Setiawan ,Sp.S, M.Sc

Telah diperiksa dan disahkan pada tanggal Januari 2016

Pembimbing

dr. Nurtakdir Kurnia Setiawan ,Sp.S, M.Sc

2

Page 3: Web viewInfeksi secara langsung ... sedang atau berat dan digunakan untuk pencegahan ... Adanya gugus fenil atau aromatik lainnya pada atom C5 penting untuk efek pengendalian

BAB I

LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. Rukidi

Umur : 65 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Alamat : Kelurahan Jambu, Kabupaten Semarang

Pekerjaan : Wiraswasta

Pendidikan : SD

Status : Sudah menikah

No. RM : 0929xx

Masuk RS : 30 Desember 2015

II. ANAMNESIS

Anamnesis dilakukan secara Alloanamnesis tanggal 2 Januari 2016,

pukul 19.30.

Keluhan utama : Penurunan kesadaran

Riwayat Penyakit Sekarang :

2 hari SMRS, pasien mengeluh demam. Demam muncul dengan suhu tidak

begitu tinggi serta terus menerus. Pasien juga mengeluh sesak napas

hilang-timbul. Sesak napas dirasakan bertambah saat beraktivitas,

tidak bertambah baik dengan istirahat, dan tidak terpengaruh udara

dingin. Sesak napas disertai batuk tidak berdahak. Pusing(-), pilek(-),

nyeri telan(-), suara serak(-). BAB(+), BAK(+), mual (-), muntah (-).

24 jam SMRS, pasien mengeluhkan nyeri kepala terus-menerus dan dirasa

semakin memberat walaupun pasien sudah meminum obat warung.

Nyeri kepala dirasakan seperti ditusuk-tusuk dengan NPS 7-8. Nyeri

3

Page 4: Web viewInfeksi secara langsung ... sedang atau berat dan digunakan untuk pencegahan ... Adanya gugus fenil atau aromatik lainnya pada atom C5 penting untuk efek pengendalian

kepala menyebabkan pasien tidak dapat beraktivitas, dan nyeri dirasa

sedikit berkurang ketika pasien beristirahat. Pasien mengaku tidak

merasakan pusing berputar. Sesak napas dan batuk masih dirasakan,

tidak disertai mual muntah, BAB (+), BAK (+).

3 jam SMRS, pasien terbangun karena nyeri kepala dirasakan semakin

memberat. Nyeri kepala dirasakan seperti ditusuk-tusuk dengan NPS

8-9. Pasien hanya mampu berbaring di tempat tidur. Nyeri kepala

tidak berkurang dengan istirahat, tidak disertai mual muntah. 1 jam

SMRS pasien marah-marah tanpa sebab pada keluarganya. Ia

menjadi gelisah dan sering berteriak. Kesemutan/baal disangkal,

penglihatan ganda disangkal, bicara pelo disangkal, wajah merot

disangkal.

30 menit SMRS, pasien ingin ke kamar mandi untuk BAK. Pasien berjalan

sendiri ke kamar mandi, namun tiba-tiba ia terjatuh karena lemas.

Beberapa saat kemudian pasien tidak sadar dan tidak bisa

dibangunkan. Oleh keluarga, pasien dibawa ke RS. Kelemahan

anggota gerak (-), kejang (-), muntah (-).

Saat perjalanan ke RS, pasien diangkut oleh keluarga dengan menggunakan

mobil pribadi, pasien dalam keadaan tidak sadar dan tidak bisa

dibangunkan. Kejang (-), muntah (-).

Di UGD, pasien langsung diperiksa oleh petugas dan diberi O2, obat

hipertensi, serta infus. Pasien masih dalam keadaan tidak sadar dan

tidak bisa dibangunkan. Kejang (-), muntah (-). Kemudian pasien

pindah ruang dan mendapat perawatan intensif di ICU.

Riwayat Penyakit Dahulu :

- Riwayat sakit serupa : disangkal

- Riwayat stroke : disangkal

- Riwayat hipertensi : diakui,

pernah mondok 4 tahun yang lalu karena

hipertensi

4

Page 5: Web viewInfeksi secara langsung ... sedang atau berat dan digunakan untuk pencegahan ... Adanya gugus fenil atau aromatik lainnya pada atom C5 penting untuk efek pengendalian

- Riwayat kencing manis : disangkal

- Riwayat sesak napas : diakui

- Riwayat asma : disangkal

- Riwayat alergi : disangkal

- Riwayat trauma : disangkal

- Riwayat keganasan : disangkal

- Riwayat batuk lama : disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga :

- Riwayat sakit serupa : disangkal

- Riwayat hipertensi : diakui, ayah pasien

- Riwayat kencing manis : disangkal

- Riwayat batuk lama : disangkal

- Riwayat asma : disangkal

Riwayat Pribadi Sosial Ekonomi :

Pasien merokok 3 batang sehari, jarang berolahraga, dan memiliki

kebiasaan makan tidak terkontrol. Pasien seorang pedagang telur yang

sehari-hari mengupas telur. Biaya berobat menggunakan Jamkesda.

Anamnesis Sistem :

Sistem Serebrospinal : nyeri kepala (+), muntah menyembur tiba-tiba (-),

penurunan kesadaran (+), kelemahan anggota gerak

(-), perubahan tingkah laku (+), wajah merot (-),

bicara pelo (-), kesemutan/baal (-), BAB, BAK (+)

Sistem Kardiovaskuler : Riwayat hipertensi (+), riwayat sakit jantung (-),

nyeri dada (-)

Sistem Respirasi : Sesak napas (+), batuk (+), riwayat sesak napas (+)

Sistem Gastrointestinal : Mual (-), muntah (-), makan-minum (+), BAB (+)

Sistem Muskuloskeletal: Kelemahan anggota gerak (-)

Sistem Integumen : Ruam merah (-)

5

Page 6: Web viewInfeksi secara langsung ... sedang atau berat dan digunakan untuk pencegahan ... Adanya gugus fenil atau aromatik lainnya pada atom C5 penting untuk efek pengendalian

Sistem Urogenital : BAK (+)

RESUME ANAMNESIS

2 hari SMRS, pasien mengeluh demam. Demam muncul dengan suhu

tidak begitu tinggi serta terus menerus. Pasien juga mengeluh sesak napas

disertai batuk tidak berdahak. 24 jam SMRS, pasien mengeluhkan nyeri kepala

terus-menerus seperti ditusuk-tusuk dengan NPS 7-8. 3 jam SMRS, pasien

terbangun karena nyeri kepala dirasakan semakin memberat dengan NPS 8-9. 1

jam SMRS pasien marah-marah tanpa sebab pada keluarganya. Ia menjadi

gelisah dan sering berteriak. Bicara pelo disangkal, wajah merot disangkal. 30

menit SMRS, pasien ingin ke kamar mandi untuk BAK. Pasien berjalan sendiri

ke kamar mandi, namun tiba-tiba ia terjatuh karena lemas. Beberapa saat

kemudian pasien tidak sadar dan tidak bisa dibangunkan. Oleh keluarga, pasien

dibawa ke RS. Kelemahan anggota gerak (-), kejang (-), muntah (-), wajah merot

(-), bicara pelo (-), kesemutan/baal (-), BAB (+), BAK (+).

Keluarga pasien mengatakan pasien mempunyai riwayat hipertensi

sampai mondok 4 tahun yang lalu. Merokok (+),olahraga jarang, dan makan

tidak terkontrol.

III. DIAGNOSIS SEMENTARA

Diagnosis Klinis : Penurunan kesadaran, nyeri kepala, demam akut

Diagnosis Topis : Meningens dan parenkim otak

Diagnosis Etiologi : Infeksi, vaskuler

Diagnosis Tambahan : Infeksi paru

6

Page 7: Web viewInfeksi secara langsung ... sedang atau berat dan digunakan untuk pencegahan ... Adanya gugus fenil atau aromatik lainnya pada atom C5 penting untuk efek pengendalian

DISKUSI 1

Berdasarkan alloanamnesa, keluarga pasien mengeluhkan pasien dengan

penurunan kesadaran. Penurunan kesadaran adalah kegawatan neurologi yang

menjadi petunjuk kegagalan fungsi integritas otak dan sebagai “final common

pathway” dari gagal organ seperti kegagalan jantung, nafas dan sirkulasi akan

mengarah kepada gagal otak dengan akibat kematian. Penurunan kesadaran

menjadi pertanda disregulasi dan disfungsi otak dengan kecenderungan

kegagalan seluruh fungsi tubuh.

Kesadaran ditentukan oleh kondisi pusat kesadaran yang berada di kedua

hemisfer serebri dan Ascending Reticular Activating System (ARAS) yang

terdapat dibatang otak. ARAS merupakan suatu rangkaian atau network system

yang dari kaudal berasal dari medulla spinalis menuju rostral yaitu diensefalon

melalui brain stem sehingga kelainan yang mengenai lintasan ARAS tersebut

akan menimbulkan penurunan derajat kesadaran.

Secara garis besar penyebab penurunan kesadaran dapat dibagi menjadi

3, yaitu :

1. Penurunan kesadaran tanpa disertai kelainan fokal dan kaku kuduk

Contoh : gangguan iskemik, gangguan metabolik, intoksikasi, infeksi

sistemis, hipertermia, dan epilepsi

2. Penurunan kesadaran tanpa disertai kelainan fokal tapi disertai kaku kuduk

Contoh : perdarahan subarakhnoid, radang selaput otak dan jaringan otak

(meningoencephalitis)

3. Penurunan kesadaran dengan kelainan fokal

Contoh : tumor otak, perdarahan otak, infark otak, dan abses otak

Berdasarkan gejala kemungkinan penurunan kesadaran yang dialami oleh

pasien saat ini disebabkan karena meningoensefalitis karena tanpa adanya

lateralisasi dan ditemukan adanya demam yang menandakan adanya suatu reaksi

infeksi

7

Page 8: Web viewInfeksi secara langsung ... sedang atau berat dan digunakan untuk pencegahan ... Adanya gugus fenil atau aromatik lainnya pada atom C5 penting untuk efek pengendalian

Meningoensefalitis adalah merupakan proses inflamasi pada parenkim

otak dan selaput otak. Hal ini dapat menimbulkan disfungsi neuropsikologis

difus dan/atau fokal yang menyebabkan gangguan pada ARAS sehingga

mengakibatkan penurunan kesadaran. Nyeri kepala yang disebabkan karena

rangsangan terhadap nosiseptor nyeri di kepala.

8

Page 9: Web viewInfeksi secara langsung ... sedang atau berat dan digunakan untuk pencegahan ... Adanya gugus fenil atau aromatik lainnya pada atom C5 penting untuk efek pengendalian

MENINGOENCEPHALITIS

A. Definisi

Meningitis adalah infeksi akut pada selaput meningen (selaput yang

menutupi otak dan medula spinalis). Encephalitis adalah peradangan jaringan

otak yang dapat mengenai selaput pembungkus otak dan medulla spinalis.

Meningoencephalitis adalah peradangan pada selaput meningen dan jaringan

otak.

B. Epidemiologi

Meskipun meningitis adalah suatu penyakit yang harus dilaporkan di

banyak negara, insidens sebenarnya masih belum diketahui. Meningitis

bakterial terjadi pada kira-kira 3 per 100.000 orang setiap tahunnya di negara-

negara Barat. Studi populasi secara luas memperlihatkan bahwa meningitis

virus lebih sering terjadi, sekitar 10,9 per 100.000 orang, dan lebih sering

terjadi pada musim panas. Di Brasil, angka meningitis bakterial lebih tinggi,

yaitu 45,8 per 100,000 orang setiap tahun. Afrika Sub-Sahara sudah

mengalami epidemik meningitis meningokokus yang luas selama lebih dari

satu abad, sehingga disebut “sabuk meningitis”. Epidemik biasanya terjadi

dalam musim kering (Desember sampai Juni), dan gelombang epidemik bisa

berlangsung dua atau tiga tahun, mereda selama musim hujan. Angka

serangan dari 100–800 kasus per 100.000 orang terjadi di daerah ini yang

kurang terlayani oleh pelayanan medis. Kasus-kasus ini sebagian besar

disebabkan oleh meningokokus. Epidemik terbesar yang pernah tercatat

dalam sejarah melanda seluruh wilayah ini pada 1996–1997, yang

menyebabkan lebih dari 250.000 kasus dan 25.000 kematian.

Epidemik penyakit meningokokus terjadi di daerah-daerah di mana

orang tinggal bersama untuk pertama kalinya, seperti barak tentara selama

mobilisasi, kampus perguruan tinggi[1] dan ziarah Haji tahunan. Walaupun

pola siklus epidemik di Afrika tidak dipahami dengan baik, beberapa faktor

9

Page 10: Web viewInfeksi secara langsung ... sedang atau berat dan digunakan untuk pencegahan ... Adanya gugus fenil atau aromatik lainnya pada atom C5 penting untuk efek pengendalian

sudah dikaitkan dengan perkembangan epidemik di daerah sabuk meningits.

Faktor-faktor itu termasuk: kondisi medis (kerentanan kekebalan tubuh

penduduk), kondisi demografis (perjalanan dan perpindahan penduduk dalam

jumlah besar), kondisi sosial ekonomi (penduduk yang terlalu padat dan

kondisi kehidupan yang miskin), kondisi iklim (kekeringan dan badai debu),

dan infeksi konkuren (infeksi pernafasan akut).

Ada perbedaan signifikan dalam distribusi lokal untuk kasus

meningitis bakterial. Contohnya, N. meningitides grup B dan C menyebabkan

kebanyakan penyakit di Eropa, sedangkan grup A ditemukan di Asia dan

selalu menonjol di Afrika, di mana bakteri ini menyebabkan kebanyakan

epidemik besar di daerah sabuk meningitis, yaitu sekitar 80% hingga 85%

kasus meningitis meningokokus yang didokumentasikan.

C. Etiologi

Meningitis dapat disebabkan oleh bakteri, virus, atau beberapa kasus

yang jarang disebabkan oleh jamur. Istilah meningitis aseptic merujuk pada

meningitis yang disebabkan oleh virus tetapi terdapat kasus yang menunjukan

gambaran yang sama yaitu pada meningitis yang disebabkan organisme lain

(lyme disease, sifilis dan tuberculosis); infeksi parameningeal (abses otak,

abses epidural, dan venous sinus empyema); pajanan zat kimia (obat NSAID,

immunoglobulin intravena); kelainan autoimn dan penyakit lainnya.

Bakteri yang sering menyebabkan meningitis bacterial sebelum

ditemukannya vaksin Hib, S.pneumoniae, dan N. meningitidis. Bakteri yang

menyebabkan meningitis neonatus adalah bakteri yang sama yang

menyebabkan sepsis neonatus.

10

Page 11: Web viewInfeksi secara langsung ... sedang atau berat dan digunakan untuk pencegahan ... Adanya gugus fenil atau aromatik lainnya pada atom C5 penting untuk efek pengendalian

Tabel 1.1. Bakteri penyebab meningitis

Golongan

usia

Bakteri yang paling

sering menyebabkan

meningitis

Bakteri yang jarang

menyebabkan meningitis

Neonatus Group B streptococcus Staphylococcus aureus

Escherichia coli Coagulase-negative staphylococci

Klebsiella Enterococcus faecalis

Enterobacter Citrobacter diversus

Salmonella

Listeria monocytogenes

Pseudomonas aeruginosa

Haemophilus influenzae types a,

b, c, d, e, f, dan nontypable

>1 bulan Streptococcus pneumonia H. influenzae type b

Neisseria meningitides Group A streptococci

Gram-negatif bacilli

L. monocytogenes

Virus yang menyebabkan meningitis pada prinsipnya adalah virus

golongan enterovirus dimana termasuk didalamnya adalah coxsackieviruses,

echovirus dan pada pasien yang tidak vaksinasi (poliovirus). Virus golongan

enterovirus dan arbovirus (St. Louis, LaCrosse, California vencephalitis

11

Page 12: Web viewInfeksi secara langsung ... sedang atau berat dan digunakan untuk pencegahan ... Adanya gugus fenil atau aromatik lainnya pada atom C5 penting untuk efek pengendalian

viruses) adalah golongan virus yang paling sering menyebabkan

meningoencephalitis. Selain itu virus yang dapat menyebabkan meningitis

yaitu HSV, EBV, CMV lymphocytic choriomeningitis virus, dan HIV. Virus

mumps adalah virus yang paling sering menjadi penyebab pada pasien yang

tidak tervaksinasi sebelumnya. Sedangkan virus yang jarang menyebabkan

meningitis yaitu Borrelia burgdorferi (lyme disease), B. hensalae (cat-scratch

virus), M. tuberculosis, Toxoplasma, Jamus (cryptococcus, histoplasma, dan

coccidioides), dan parasit (Angiostrongylus cantonensis, Naegleria fowleri,

Acanthamoeba).

Encephalitis adalah suatu proses inflamasi pada parenkim otak yang

biasanya merupakan suatu proses akut, namun dapat juga terjadi postinfeksi

encephalomyelitis, penyakit degeneratif kronik, atau slow viral infection.

Encephalitis merupakan hasil dari inflamasi parenkim otak yang dapat

menyebabkan disfungsi serebral. Encephalitis sendiri dapat bersifat difus atau

terlokalisasi. Organisme tertentu dapat menyebabkan encephalitis dengan satu

dari dua mekanisme yaitu (1). Infeksi secara langsung pada parenkim otak

atau (2) sebuah respon yang diduga berasal dari sistem imun (an apparent

immune-mediated response) pada sistem saraf pusat yang biasanya bermula

pada beberapa hari setelah munculnya manifestasi ekstraneural.

Tabel 1.2. Virus penyebab meningitis

Akut Subakut

Adenoviruses HIV

1. Amerika utara

Eastern equine

encephalitis

Western equine

encephalitis

St. Louis encephalitis

California encephalitis

JC virus

Prion-associated encephalopathies

(Creutzfeldt-Jakob disease, kuru)

12

Page 13: Web viewInfeksi secara langsung ... sedang atau berat dan digunakan untuk pencegahan ... Adanya gugus fenil atau aromatik lainnya pada atom C5 penting untuk efek pengendalian

West Nile encephalitis

Colorado tick fever

2. Di luar amerika utara

Venezuelan equine

encephalitis

Japanese encephalitis

Tick-borne

encephalitis

Murray Valley

encephalitis

Enteroviruses

Herpesviruses

Herpes simplex

viruses

Epstein-Barr virus

Varicella-zoster virus

Human herpesvirus-6

Human herpesvirus-7

HIV

Influenza viruses

Lymphocytic choriomeningitis virus

Measles virus (native atau vaccine)

Mumps virus (native atau vaccine)

Virus rabies

Virus rubella

13

Page 14: Web viewInfeksi secara langsung ... sedang atau berat dan digunakan untuk pencegahan ... Adanya gugus fenil atau aromatik lainnya pada atom C5 penting untuk efek pengendalian

Virus adalah penyebab utama pada infeksi encephalitis akut.

Encephalitis juga dapat merupakan hasil dari jenis lain seperti infeksi dan

metabolik, toksik dan gangguan neoplastik. Penyebab yang paling sering

menyebabkan encephalitis di U.S adalah golongan arbovirus (St. Louis,

LaCrosse, California, West nile encephalitis viruses), enterovirus, dan

herpesvirus. HIV adalah penyebab penting encephalitis pada anak dan dewasa

dan dapat berupa acute febrile illness.

D. Patofisiologi

Dalam proses perjalanan penyakit meningitis yang disebabkan oleh

bakteri, invasi organisme harus mencapai ruangan subarachnoid. Proses ini

berlangsung secara hematogen dari saluran pernafasan atas dimana di dalam

lokasi tersebut sering terjadi kolonisasi bakteri. Walaupun jarang, penyebaran

dapat terjadi secara langsung yaitu dari fokus yang terinfeksi seperti

(sinusitis, mastoiditism, dan otitis media) maupun fraktur tulang kepala.

Organisme yang umum menyebabkan meningitis (seperti

N.Meningitidis, S.pneumoniae, H. influenzae) terdiri atas kapsul polisakarida

yang memudahkannya berkolonisasi pada nasofaring anak yang sehat tanpa

reaksi sistemik atau lokal. Infeksi virus dapat muncul secara sekunder akibat

penetrasi epitel nasofaring oleh bakteri ini. Selain itu melalui pembuluh

darah, kapsul polisakarida menyebabkan bakteri tidak mengalami proses

opsonisasi oleh pathway komplemen klasik sehingga bakteri tidak terfagosit.

Pada perjalanan patogenesis meningitis bakterial terdapat fase

bakterial dimana pada fase ini bakteri mulai berpenetrasi ke dalam cairan

serebropsinal melalui pleksus choroid. Cairan serebrospinal kurang baik

dalam menanggapi infeksi karena kadar komplomen yang rendah dan hanya

antibody tertentu saja yang dapat menembus barier darah otak.

Dinding bakteri gram positif dan negatif terdiri atas zat patogen yang

dapat memacu timbulnya respon inflamasi. Asam teichoic merupakan zat

patogen bakteri gram positif dan lipopolisakarida atau endotoksin pada gram

14

Page 15: Web viewInfeksi secara langsung ... sedang atau berat dan digunakan untuk pencegahan ... Adanya gugus fenil atau aromatik lainnya pada atom C5 penting untuk efek pengendalian

negatif. Saat terjadinya lisis dinding sel bakteri, zat-zat pathogen tersebut

dibebaskan pada cairan serebrospinal.

Terapi antibiotik menyebabkan pelepasan yang signifikan dari

mediator dari respon inflamasi. Adapun mediator inflamasi antara lain sitokin

(tumor necrosis factor, interleukin 1, 6, 8 dan 10), platelet activating factor,

nitric oxide, prostaglandin, dan leukotrien. Mediator inflamasi ini

menyebabkan terganggunya keseimbangan sawar darah otak, vasodilatasi,

neuronal toxicity, peradangan meningeal, agregasi platelet, dan aktifasi

leukosit. Sel endotel kapiler pada daerah lokal terjadinya infeksi meningitis

bacterial mengalami peradangan (vaskulitis), yang menyebabkan rusaknya

agregasi vaskuler. Konsekuensi pokok dari proses ini adalah rusaknya

mekanisme sawar darah otak, edema otak, hipoperfusi aliran darah otak, dan

neuronal injury.

Akibat kerusakan yang disebabkan oleh respons tubuh terhadap

infeksi, agen anti-inflamasi berbagai telah digunakan dalam upaya untuk

mengurangi morbiditas dan mortalitas meningitis bakteri. Hanya

deksametason yang telah terbukti efektif.

Meningitis viral atau meningitis aseptik adalah infeksi umum pada

sebagian besar infeksi sistem saraf pusat khususnya pada anak-anak < 1

tahun. Enterovirus adalah agen penyebab paling umum dan merupakan

penyebab penyakit demam tersering pada anak. Patogen virus lainnya

termasuk paramyxoviruses, herpes, influenza, rubella, dan adenovirus.

Meningitis dapat terjadi pada hampir setengah kejadian dari anak-anak < 3

bulan dengan infeksi enterovirus. infeksi enterovirus dapat terjadi setiap saat

selama tahun tetapi dikaitkan dengan epidemi di musim panas dan gugur.

Infeksi virus menyebabkan respon inflamasi tetapi untuk tingkat yang lebih

rendah dibandingkan dengan infeksi bakteri. Kerusakan dari meningitis viral

mungkin karena adanya ensefalitis terkait dan tekanan intrakranial meningkat.

Ensefalitis adalah penyakit yang sama dari sistem saraf pusat.

Penyakit ini adalah suatu peradangan dari parenkim otak. Seringkali, terdapat

agen virus yang bertanggung jawab sebagai promotor. Masuknya virus terjadi

15

Page 16: Web viewInfeksi secara langsung ... sedang atau berat dan digunakan untuk pencegahan ... Adanya gugus fenil atau aromatik lainnya pada atom C5 penting untuk efek pengendalian

melalui jalur hematogen atau neuronal. Ensefalitis yang sering terjadi adalah

ensefalitis yang ditularkan oleh gigitan nyamuk dan kutu yang terinfeksi

virus. Virus berasal dari, Flavivirus, dan Bunyavirus keluarga Togavirus.

Jenis ensefalitis yang paling umum terjadi di Amerika Serikat adalah La

Crosse virus, ensefalitis virus kuda timur, dan St Louis virus. Seringkali,

penyebab ensefalitis ini menyebabkan tanda-tanda dan gejala yang sama.

Konfirmasi dan diferensiasi berasal dari pengujian laboratorium. Namun,

manfaatnya terbatas pada sejumlah patogen diidentifikasi.

Ensefalitis dapat ditularkan dengan cara lain. Ensefalitis Herpetic dan

rabies adalah dua contoh, di mana penularan masing-masing terjadi melalui

kontak langsung dan gigitan mamalia. Dalam kasus ensefalitis herpes,

terdapat bukti reaktivasi virus dan transmisi intraneuronal sehingga

menyebabkan ensefalitis.

E. Gejala Klinis

Gejala meningoensefalitis diakibatkan dari infeksi dan peningkatan

tekanan intrakranial :

1. Nyeri kepala

2. Muntah

3. Fotofobi

4. Kaku kuduk

5. Demam

6. Kesadaran menurun

7. Kejang

F. Pemeriksaan Fisik

Beberapa hal yang dapat ditemukan pada pemeriksaan fisik pasien

dengan meningoencephalitis antaralain:

1. Kesadaran menurun

2. Panas

3. Tanda-tanda kaku kuduk dengan tanda kernig dan Brudzinsky positif

16

Page 17: Web viewInfeksi secara langsung ... sedang atau berat dan digunakan untuk pencegahan ... Adanya gugus fenil atau aromatik lainnya pada atom C5 penting untuk efek pengendalian

4. Pada anak : adanya fontanella mencembung

5. Bisa dengan parese nervi kranialis

6. Hemiparesis

7. Adanya rash, kemungkinan karena bakteri atau virus

8. Fotofobia

9. Dapat disertai defisit neurologis

G. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang yang disarankan pada meningoencephalitis

antaralain:

1. Analisis, kultur, dan tes sensitifitas LCS

Temuan pada pemeriksaan cairan serebrospinal pada beberapa

gangguan sistem saraf pusat dipaparkan pada tabel 1.3.

Tabel 1.3. Temuan pada pemeriksaan cairan serebrospinal

pada beberapa gangguan sistem saraf pusat

Kondisi Tekanan Leukosit (/μL) Protein

(mg/dL)

Glukosa

(mg/dL)

ketera

ngan

Normal 50-180

mm H2O

<4; 60-70%

limfosit,

30-40%

monosit,

1-3% neutrofil

20-45 >50 atau 75%

glukosa darah

 

Meningitis

bakterial akut

Biasanya

meningkat

100-60,000 +;

biasanya

beberapa ribu;

PMNs

mendominasi

100-500 Terdepresi

apabila

dibandingkan

dengan

glukosa

darah;

Organi

sme

dapat

dilihat

pada

Gram

17

Page 18: Web viewInfeksi secara langsung ... sedang atau berat dan digunakan untuk pencegahan ... Adanya gugus fenil atau aromatik lainnya pada atom C5 penting untuk efek pengendalian

biasanya <40 stain

dan

kultur

Meningitis

bakterial yang

sedang

menjalani

pengobatan

Normal

atau

meningkat

1-10,000;

didominasi

PMNs tetapi

mononuklear

sel biasa

mungkin

mendominasi

Apabila

pengobatan

sebelumnya

telah lama

dilakukan

>100 Terdepresi

atau normal

Organi

sme

normal

dapat

dilihat;

pretrea

tment

dapat

menye

babkan

CSF

steril

Tuberculous

meningitis

Biasanya

meningkat

: dapat

sedikit

meningkat

karena

bendunga

n cairan

serebrospi

nal pada

tahap

tertentu

10-500; PMNs

mendominasi

pada awalnya

namun

kemudian

limfosit dan

monosit

mendominasi

pada akhirnya

100-500;

lebih

tinggi

khususnya

saat

terjadi

blok

cairan

serebrospi

nal

<50 usual;

menurun

khususnya

apabila

pengobatan

tidak adekuat

Bakteri

tahan

asam

mungk

in

dapat

terlihat

pada

pemeri

ksaan

usap

CSF;

Fungal Biasanya

meningkat

25-500; PMNs

mendominasi

20-500 <50;

menurun

Buddin

g yeast

18

Page 19: Web viewInfeksi secara langsung ... sedang atau berat dan digunakan untuk pencegahan ... Adanya gugus fenil atau aromatik lainnya pada atom C5 penting untuk efek pengendalian

pada awalnya

namun

kemudian

monosit

mendominasi

pada akhirnya

khususnya

apabila

pengobatan

tidak adekuat

dapat

terlihat

Viral meningitis

atau

meningoencefali

tis

Normal

atau

meningkat

tajam

PMNs

mendominasi

pada awalnya

namun

kemudian

monosit

mendominasi

pada akhirnya ;

jarang lebih dari

1000 sel kecuali

pada eastern

equine

20-100 Secara umum

normal; dapat

terdepresi

hingga 40

pada beberapa

infeksi virus

(15-20% dari

mumps)

Abses (infeksi

parameningeal)

Normal

atau

meningkat

0-100 PMNs

kecuali pecah

menjadi CSF

20-200 Normal Profil

mungk

in

normal

2. Analisis, kultur, dan tes sensitifitas darah

3. Head CT-Scan

4. Pemeriksaan CRP

19

Page 20: Web viewInfeksi secara langsung ... sedang atau berat dan digunakan untuk pencegahan ... Adanya gugus fenil atau aromatik lainnya pada atom C5 penting untuk efek pengendalian

H. Penatalaksanaan

Terapi antibiotik diberikan secepatnya setelah didapatkan hasil kultur.

Pada orang dewasa, Benzylpenicillin G dengan dosis 1-2 juta unit diberikan

secara intravena setiap 2 jam. Pada anak dengan berat badan 10-20 kg.

Diberikan 8 juta unit/ hari, anak dengan berat badan kurang dari 10 kg

diberikan 4 juta unit/ hari.Ampicillin dapat ditambahkan dengan dosis 300-

400mg/ KgBB/ hari untuk dewasa dan 100-200 mg/ KgBB/ untuk anak-anak.

Untuk pasien yang alergi terhadap penicillin, dapat diberikan sampai 5 hari

bebas panas.

I. Prognosis

Prognosis penyakit ini bervariasi, tergantung pada :

1. Umur : Anak : Makin muda makin bagus prognosisnya

Dewasa : Makin tua makin jelek prognosisnya

2. Kuman penyebab

3. Lama penyakit sebelum diberikan antibiotika

4. Jenis dan dosis antibiotika yang diberikan

5. Penyakit yang menjadi faktor predisposisi.

Pada banyak kasus, penderita meningitis yang ringan dapat sembuh

sempurna walaupun proses penyembuhan memerlukan waktu yang lama.

Sedangkan pada kasus yang berat, dapat terjadi kerusakan otak dan saraf

secara permanen, dan biasanya memerlukan terapi jangka panjang

20

Page 21: Web viewInfeksi secara langsung ... sedang atau berat dan digunakan untuk pencegahan ... Adanya gugus fenil atau aromatik lainnya pada atom C5 penting untuk efek pengendalian

IV. PEMERIKSAAN FISIK

Pemeriksaan fisik dilakukan tanggal 2 Januari 2016, pukul 20.00 WIB.

Keadaan Umum : Tampak sakit berat

Kesadaran : Koma

GCS : E1M1Vx (terpasang OPA)

Vital sign

TD : 182/107 mmHg

Nadi : 104 x /menit, irama regular, isi dan tegangan cukup

RR : 33 x/menit

Suhu : 37,3 0 C secara aksiler

Status Gizi : kesan baik

Status Internus

Kepala : Mesocephal

Mata : Konjungtiva palpebra anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil

isokor (2mm/2mm), reflek pupil direk (+/+), reflek pupil indirek

(+/+)

Telinga : Sekret (-/-)

Hidung : Napas cuping hidung (-/-), sekret (+/+), septum deviasi (-/-)

Mulut : Bibir sianosis (-), karies dentis (+)

Leher : Simetris, pembesaran KGB (-), tiroid (Normal)

Thorax :

Pergerakan dinding thorax statis simetris, dinamis simetris, tampak ictus

cordis.

Cor :

Inspeksi : Tampak ictus cordis

Palpasi : Ictus cordis teraba di SIC IV LMCS

21

Page 22: Web viewInfeksi secara langsung ... sedang atau berat dan digunakan untuk pencegahan ... Adanya gugus fenil atau aromatik lainnya pada atom C5 penting untuk efek pengendalian

Perkusi :

- Batas atas jantung : ICS II Linea parasternal sinistra

- Pinggang jantung : ICS III Linea parasternal sinistra

- Batas kiri bawah jantung: ICS V Linea midclavicularis sinistra

- Batas kanan bawah jantung: ICS V Linea sternalis dextra

Auskultasi : Bunyi jantung I & II (+) normal, bising (-), gallop (-)

Pulmo :

Depan Dextra Sinistra

Inspeksi

Palpasi

Perkusi

Auskultasi

Simetris statis & dinamis,

retraksi (-)

Stem fremitus normal

kanan = kiri

Sonor seluruh lapang paru

SD paru vesikuler (+),

suara tambahan paru:

wheezing (-), ronki (+)

Simetris statis & dinamis,

retraksi (-)

Stem fremitus normal

kanan = kiri

Sonor seluruh lapang

paru

SD paru vesikuler (+),

suara tambahan paru:

wheezing (-), ronki (+)

Abdomen :

Inspeksi : Dinding abdomen datar, spider naevi (-), warna kulit sama

dengan warna kulit sekitar

Auskultasi : Bising usus (+) normal (14x/menit)

Perkusi : Timpani seluruh regio abdomen, ascites (-)

Palpasi : Hepar & lien tak teraba

Ekstremitas :

Atas : Oedem (-/-), CRT (<2 dtk), Akral dingin (-/-)

Bawah : Oedem (-/-), CRT(< 2 dtk), Akral dingin (-/-)

22

Page 23: Web viewInfeksi secara langsung ... sedang atau berat dan digunakan untuk pencegahan ... Adanya gugus fenil atau aromatik lainnya pada atom C5 penting untuk efek pengendalian

Status Neurologis

Sikap Tubuh : Simetris

Gerakan Abnormal : -

Cara berjalan : Tidak bisa dinilai

Pemeriksaan Saraf Kranial

Nervus Pemeriksaan Kanan Kiri

N. I. Olfaktorius Daya penghidu Tidak dapat

dilakukan (TDL)

Tidak dapat

dilakukan (TDL)

N. II. Optikus Daya penglihatan TDL TDL

Pengenalan warna TDL TDL

Lapang pandang TDL TDL

N. III.

Okulomotor

Ptosis TDL TDL

Gerakan mata ke medial TDL TDL

Gerakan mata ke atas TDL TDL

Gerakan mata ke bawah TDL TDL

Ukuran pupil 2 mm 2mm

Bentuk pupil Bulat Bulat

Refleks cahaya langsung + +

Refleks cahaya konsensual + +

N. IV. Troklearis Strabismus divergen TDL TDL

Gerakan mata ke lat-bwh TDL TDL

Strabismus konvergen TDL TDL

N. V. Trigeminus Menggigit TDL TDL

Membuka mulut TDL TDL

Sensibilitas muka TDL TDL

Refleks kornea SDN (Sulit dinilai) SDN (Sulit dinilai)

Trismus TDL TDL

N. VI. Abdusen Gerakan mata ke lateral TDL TDL

Strabismus konvergen TDL TDL

23

Page 24: Web viewInfeksi secara langsung ... sedang atau berat dan digunakan untuk pencegahan ... Adanya gugus fenil atau aromatik lainnya pada atom C5 penting untuk efek pengendalian

N. VII. Fasialis Kedipan mata TDL TDL

Lipatan nasolabial Simetris

Sudut mulut Simetris

Mengerutkan dahi TDL TDL

Menutup mata TDL TDL

Meringis TDL TDL

Menggembungkan pipi TDL TDL

Daya kecap lidah 2/3 ant TDL

N. VIII.

Vestibulokoklearis

Mendengar suara bisik TDL TDL

Mendengar bunyi arloji TDL TDL

Tes Rinne TDL TDL

Tes Schwabach TDL TDL

Tes Weber TDL TDL

N. IX.

Glosofaringeus

Arkus faring TDL TDL

Daya kecap lidah 1/3 post TDL

Refleks muntah TDL

Sengau TDL

Tersedak TDL

N. X. Vagus Denyut nadi 104 x/menit

Arkus faring TDL TDL

Bersuara TDL

Menelan TDL

N. XI. Aksesorius Memalingkan kepala TDL TDL

Sikap bahu TDL TDL

Mengangkat bahu TDL TDL

Trofi otot bahu Eutrofi Eutrofi

N. XII.

Hipoglossus

Sikap lidah TDL

Artikulasi TDL

Tremor lidah TDL

24

Page 25: Web viewInfeksi secara langsung ... sedang atau berat dan digunakan untuk pencegahan ... Adanya gugus fenil atau aromatik lainnya pada atom C5 penting untuk efek pengendalian

Menjulurkan lidah TDL TDL

Trofi otot lidah TDL

Fasikulasi lidah TDL

Pemeriksaan Motorik

G K Tn Tr

RF RP Cl

Pemeriksaan Sensibilitas : tidak dilakukan

Pemeriksaan Fungsi Vegetatif :

- Vasomotorik : baik

- Sudomotorik : baik

- Miksi : inkontinentia urine (-), retensio urine (-), anuria (-)

- Defekasi : inkontinentia alvi (-), retensio alvi (-)

Pemeriksaan Koordinasi Langkah Dan Keseimbangan : tidak dilakukan

Pemeriksaan Rangsang Meningeal :

Kaku kuduk : (+)

Kernig sign : (-)

Brudzinsky I : (+)

Brudzinsky II : (-)

Brudzinsky III : (-)

Brudzinsky IV : (+)

Pemeriksaan Rangsang Radikuler : tidak dilakukan

25

SDN SDN

SDN SDN

SDN SDN

SDN SDN

SDN SDN

SDN SDN

Eu Eu

Eu Eu

+ +

+ +

-

-

- -

- -

Page 26: Web viewInfeksi secara langsung ... sedang atau berat dan digunakan untuk pencegahan ... Adanya gugus fenil atau aromatik lainnya pada atom C5 penting untuk efek pengendalian

V. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Laboratorium

a. Tanggal 30 Desember 2015, 14.18

Pemeriksaan Hasil Nilai rujukan Satuan

Hemoglobin 14,4 13,2 - 17,3 g/dl

Leukosit 12,0 3,8-10,5 ribu

Eritrosit 4,28 4,5-5,8 juta

Hematokrit 42,5 37-47 %

Trombosit 187 150-400 ribu

MCV 99,1 82-95 fL

MCH 33,6 >27 pg

MCHC 33,8 32-37 g/dl

RDW 13,0 10-15 %

MPV 7,4 7-11 mikro m3

Limfosit 0,5 1,0-4,5 103/mikro m3

Monosit 0,1 0,2-1,0 103/mikro m3

Eusinofil 0,0 0,04-0,8 103/mikro m3

Basofil 0,0 0,02 103/mikro m3

Neutrofil 11,3 1,8-7,5 103/mikro m3

Limfosit% 5,3 25 - 40 %

Monosit% 0,5 2 - 8 %

Eusinofil% 0,1 2 - 4 %

Basofil% 0,2 0 - 1 %

Neutrofil% 93,9 50- 70 %

PCT 0,136 0,2 - 0,5 %

PDW 11,1 10 - 18 %

GDS 182 74 - 106 mg/dL

SGOT 25 0 - 50 U/L

SGPT 15 0 - 50 IU/L

26

Page 27: Web viewInfeksi secara langsung ... sedang atau berat dan digunakan untuk pencegahan ... Adanya gugus fenil atau aromatik lainnya pada atom C5 penting untuk efek pengendalian

Ureum 33,1 10 - 50 mg/dL

Kreatinin 1,22 0,62 - 1,1 mg/dL

Asam Urat 6.89 2 - 7 mg/dL

Cholesterol 224 < 200

dianjurkan,

200 - 239

res sedang,

> 240 resti

mg/dL

HDL 18 28 - 63 mg/dL

LDL 195,2 < 150 mg/dL

Trigliserida 54 70 - 140 mg/dL

b. Tanggal 5 Januari 2016, 14.17

Pemeriksaan Hasil Nilai rujukan Satuan

Hemoglobin 13,5 13,2 - 17,3 g/dl

Leukosit 16,1 3,8-10,5 Ribu

Eritrosit 4,07 4,5-5,8 Juta

Hematokrit 41,6 37-47 %

Trombosit 167 150-400 Ribu

MCV 102,2 82-95 fL

MCH 33,2 >27 Pg

MCHC 32,5 32-37 g/dl

RDW 12,9 10-15 %

MPV 8,3 7-11 mikro m3

Limfosit 1,6 1,0-4,5 103/mikro m3

Monosit 0,1 0,2-1,0 103/mikro m3

Eusinofil 0,1 0,04-0,8 103/mikro m3

Basofil 0,0 0,02 103/mikro m3

Neutrofil 14,7 1,8-7,5 103/mikro m3

27

Page 28: Web viewInfeksi secara langsung ... sedang atau berat dan digunakan untuk pencegahan ... Adanya gugus fenil atau aromatik lainnya pada atom C5 penting untuk efek pengendalian

Limfosit% 9,9 25 - 40 %

Monosit% 0,5 2 - 8 %

Eusinofil% 0,6 2 - 4 %

Basofil% 0,2 0 - 1 %

Neutrofil% 88,8 50- 70 %

PCT 0,139 0,2 - 0,5 %

2. X foto thorax PA (30 Desember 2015)

Gambar 1.1. X foto thorax PA

Hasil :

- Suspek kardiomegali

- Gambaran bronkopneumonia

VI. DIAGNOSIS AKHIR

Diagnosis Klinis : Penurunan kesadaran

Diagnosis Topis : Meningens dan parenkim otak

Diagnosis Etiologi : Meningoencephalitis

DD : SAH, Tumor

Diagnosis Tambahan : Bronkopneumonia

28

Page 29: Web viewInfeksi secara langsung ... sedang atau berat dan digunakan untuk pencegahan ... Adanya gugus fenil atau aromatik lainnya pada atom C5 penting untuk efek pengendalian

DISKUSI 2

Pada pemeriksaan fisik, didapatkan kesadaran pasien E1M1Vx (koma)

yang menunjukkan penurunan kesadaran. Tanda vital pasien, tekanan darah

182/107 menunjukkan hipertensi grade II. RR 33 x/ menit (takipneu)

menandakan sesak napas. Suhu 37,3oC menunjukkan keadaan tidak demam,

yang mungkin disebabkan terapi paracetamol yang diberikan. Sebelumnya, suhu

pasien saat masuk mencapai 38oC (demam).

Pada pemeriksaan jantung, didapatkan batas jantung kiri bawah berada di

ICS V linea midclavicularis sinistra, yang menunjukkan apeks jantung bergeser

ke kiri, dan dikonfirmasi pada foto thorax bahwa terdapat kardiomegali.

Pada pemeriksaan paru, ditemukan ronki pada auskultasi. Hal ini

menandakan terdapat inflamasi pada parenkim paru, yang sebelumnya ditandai

dengan sesak napas dan batuk pada anamnesis. Hal ini dikonfirmasi pada

pemeriksaan foto thorax bahwa terdapat gambaran bronkopneumonia.

Pemeriksaan status neurologis pada pasien ditemukan penurunan

kesadaran pasien hingga koma (E1M1Vx). Pada pemeriksaan saraf kranial, yang

beberapa poin tidak dapat diperiksa karena kesadaran pasien yang menurun,

tidak dijumpai kelainan. Hal ini menunjukkan kemungkinan tidak adanya lesi

pada jaras Nervi kranialis I hingga XII. Pemeriksaan fungsi motorik ditemukan

reflek fisiologis positif di 4 ekstremitas dan refleks patologis serta klonus tidak

ditemukan. Ini menandakan jaras motorik UMN maupun LMN bebas dari lesi

(kelumpuhan). Pemeriksaan fungsi vegetatif normal, menunjukkan fungsi

otonom simpatis parasimpatis yang diatur nervus kraniosacral dan

thoracolumbal berfungsi dengan baik. Pemeriksaan rangsang meningeal berupa

pemeriksaan kaku kuduk, Brudzinsky I, dan Brudzinsky IV positif, yang

menunjukkan adanya iritasi pada meningens.

Pemeriksaan penunjang laboratorium dilakukan untuk menyingkirkan

kemungkinan penurunan kesadaran tanpa lateralisasi lainnya. Ditemukan

leukosit meningkat (12.000, 16.100), dan shift-to-the-left yang menunjukkan

infeksi, terutama mengarah ke infeksi bakteri. Kreatinin serum yang meningkat

29

Page 30: Web viewInfeksi secara langsung ... sedang atau berat dan digunakan untuk pencegahan ... Adanya gugus fenil atau aromatik lainnya pada atom C5 penting untuk efek pengendalian

masih dalam batas waspada (dibawah 1,5 mg/dL). Faktor resiko stroke yang

meningkat antara lain adalah kolesterol dan komponennya.

Pemeriksaan Ro Thorax mengkonfirmasi dugaan adanya infeksi paru,

yaitu ditemukan bronkopneumonia. Adanya kardiomegali menunjukkan

hipertensi yang mungkin sudah menahun sehingga mengubah struktur jantung.

Pada kasus ini diusulkan pemeriksaan Head CT Scan dan Analisis,

kultur, serta tes sensitifitas LCS. Analisis LCS digunakan untuk mengetahui

karakteristik mikroorganisme penyebab infeksi. Kultur digunakan untuk

mengetahui secara pasti mikroorganisme penyebab infeksi. Tes sensitifitas

dilakukan untuk mengetahui terapi antibiotik spesifik pada mikroorganisme

penyebab infeksi. CT scan dilakukan untuk mengetahui adanya kelainan

struktural di otak dan untuk menyingkirkan diagnosa lainnya.

Semua hasil pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang tersebut

mendukung diagnosis meningoensefalitis. Namun untuk kepentingan diagnosis

etiologis pasti dan terapi yang sesuai, diperlukan pemeriksaan penunjang analisis

LCS, kultur, dan tes sensitivitas yang diperoleh dari punksi lumbal.

PLANNING :

Usulan Pemeriksaan penunjang :

1. Head CT-Scan

2. Analisis, kultur, dan tes sensitifitas LCS Lumbal punksi

3. Urin rutin

4. Elektrolit

30

Page 31: Web viewInfeksi secara langsung ... sedang atau berat dan digunakan untuk pencegahan ... Adanya gugus fenil atau aromatik lainnya pada atom C5 penting untuk efek pengendalian

VI. PENATALAKSANAAN

1. Terapi Farmakologis:

a. O2 3 L/menit

b. IVFD RL 20 tpm

c. Inj. Ceftriaxon 2 x 2 gr

d. Inj. Ranitidin 2 x 1 amp

e. Inj. Sohobion 1 x 1 amp

f. Inj. Citicolin 2 x 500 mg

g. Inj. Piracetam 2 x 3 gr

h. Inj. Dexamethason 4 x 1

i. Inj. Furosemid 4 x 1

j. Paracetamol 3 x 500 mg

k. Salbutamol 3 x 4 mg

l. Diltiazem 3 x 30 mg

m. Clonidin 3 x 1 tab

n. Phenitoin 2x100 mg

2. Terapi Non-farmakologis:

a. Rawat di ICU

b. NGT

c. DC

d. Bed rest

e. Alih baring

f. Diet cair

3. Monitoring

- Keadaan umum

- Tanda vital

- GCS

- Defisit neurologis

- Monitoring hasil pemeriksaan penunjang

31

Page 32: Web viewInfeksi secara langsung ... sedang atau berat dan digunakan untuk pencegahan ... Adanya gugus fenil atau aromatik lainnya pada atom C5 penting untuk efek pengendalian

4. Edukasi

- Menjelaskan penyakit kepada keluarga pasien, meliputi definisi,

etiologi, gejala, dan terapi

- Motivasi keluarga tentang prognosis pasien

VII. PROGNOSIS

1. Death : dubia

2. Disease : dubia

3. Disability : dubia

4. Discomfort : dubia

5. Dissatisfaction : dubia

6. Distitution : dubia

32

Page 33: Web viewInfeksi secara langsung ... sedang atau berat dan digunakan untuk pencegahan ... Adanya gugus fenil atau aromatik lainnya pada atom C5 penting untuk efek pengendalian

DISKUSI 3

Penatalaksanaan yang diberikan pada kasus ini antaralain terapi

farmakologi dan non farmakologi. Terapi farmakologi pada kasus ini adalah :

1. O2 3 L/menit

2. IVFD RL 20 tpm

3. Injeksi Ceftriaxone 2x2gr

Ceftriaxone merupakan golongan sefalosporin yang mempunyai

spektrum luas dengan waktu paruh eliminiasi 8 jam. Efektif terhadap

mikroorganisme gram positif dan gram negatif. Ceftriaxone juga stabil

terhadap enzim betalaktamase yang dihasilkan oleh bakteri.

4. Injeksi Ranitidin 2×1 ampul

Ranitidin adalah anatagonis reseptor H2 bekerja menghambat sekresi

asam lambung. Pada pemberian i.m./i.v. kadar dalam serum yang diperlukan

untuk menghambat 50% perangsangan sekresi asam lambung adalah 36–94

mg/mL. Kadar tersebut bertahan selama 6–8jam . Ranitidine diabsorpsi 50%

setelah pemberian oral. Konsentrasi puncak plasma dicapai 2–3 jam setelah

pemberian dosis 150 mg. Absorpsi tidak dipengaruhi secara nyata oleh

makanan dan antasida. Waktu paruh 2 ½–3 jam pada pemberian oral,

Ranitidine diekskresi melalui urin.

5. Injeksi Sohobion 1x1 ampul

Sohobion mengandung Vitamin B1 100 mg, vitamin B6 100 mg,

vitamin B12 5000 mcg. Mengatasi gejala akibat defisiensi vitamin

neurotropik (vitamin B1,B6,B12) Polineuritis (degenerasi saraf-saraf tepi

secara serentak dan simetris) toksis dan non toksis, astenia (lemah/tidak

bertenaga), polineuropati diabetik, paresis (kelumpuhan ringan) pada wajah.

6. Injeksi Citicolin 2x 500mg

Citicoline dapat meningkatkan aliran darah dan konsumsi O2 di otak

pada pengobatan gangguan serebrovaskuler sehingga dapat memperbaiki

gangguan kesadaran. Citicoline meningkatkan kerja formatio reticularis dari

batang otak, terutama sistem pengaktifanformatio reticularis ascendens yang

berhubungan dengan kesadaran.Citicoline mengaktifkan sistem piramidal dan

33

Page 34: Web viewInfeksi secara langsung ... sedang atau berat dan digunakan untuk pencegahan ... Adanya gugus fenil atau aromatik lainnya pada atom C5 penting untuk efek pengendalian

memperbaiki kelumpuhan sistem motoris.Citicoline menaikkan konsumsi O2

dari otak dan memperbaiki metabolisme otak.

7. Injeksi Piracetam 2x3 gr

Meningkatkan energi (ATP) otak, meningkatkan aktifitas adenylat

kinase(AK) yang merupakan kunci metabolisme energi dimana mengubah

ADP menjadi ATP dan AMP, meningkatkan sintesis dan pertukaran

cytochrome b5 yang merupakan komponen kunci dalam rantai transport

elektron dimana energi ATP diproduksi di mitokondria. Piracetam juga

digunakan untuk perbaikan defisit neurologi khususnya kelemahan motorik

dan kemampuan bicara pada kasus-kasus cerebral iskemia, dan juga dapat

mengurangi severitas atau kemunculan post traumatik/concussion sindrom.

Piracetam mempengaruhi aktifitas otak melalui berbagai mekanisme antara

lain : Merangsang transmisi neuron di otak, Merangsang metabolimse otak,

Memperbaiki mikrovaskular tanpa efek vasodilatasi.

8. Injeksi Dexametason 4×1

Deksametason adalah glukokortikoid sintetik dengan aktivitas

imunosupresan dan anti-inflamasi. Sebagai imunosupresan Deksametason

bekerja dengan menurunkan respon imun tubuh terhadap stimulasi rangsang.

Aktivitas anti-inflamasi Deksametason dengan jalan menekan atau mencegah

respon jaringan terhadap proses inflamasi dan menghambat akumulasi sel

yang mengalami inflamasi, termasuk makrofag dan leukosit pada tempat

inflamasi. Dexamethasone merupakan anti inflamasi yang direkomendasikan

penggunaannya pada pasien gejala neurologis dan peningkatan tekanan

intrakranial. Dexamethason dapat meminimalkan resiko obliterasi endarteritis

serta meminimalkan resiko adhesi arachnoid.

9. Injeksi Furosemid 4x1

Furosemid adalah suatu derivat asam antranilat yang efektif sebagai

diuretik. Diuretik kuat ini bekerja pada Ansa Henle bagian asenden pada

bagian dengan epitel tebal dengan cara menghambat transport elektrolit

natrium, kalium, dan klorida. Mekanisme kerja furosemida adalah

menghambat penyerapan kembali natrium oleh sel tubuli ginjal.

34

Page 35: Web viewInfeksi secara langsung ... sedang atau berat dan digunakan untuk pencegahan ... Adanya gugus fenil atau aromatik lainnya pada atom C5 penting untuk efek pengendalian

10. Paracetamol 3x500 mg

Parasetamol menghambat siklooksigenase sehingga konversi asam

arakhidonat menjadi prostaglandin terganggu. Setiap obat menghambat

siklooksigenase secara berbeda. Parasetamol menghambat siklooksigenase

pusat lebih kuat dari pada aspirin, inilah yang menyebabkan Parasetamol

menjadi obat antipiretik yang kuat melalui efek pada pusat pengaturan panas.

Parasetamol hanya mempunyai efek ringan pada siklooksigenase perifer.

Inilah yang menyebabkan Parasetamol hanya menghilangkan atau

mengurangi rasa nyeri ringan sampai sedang.

11. Salbutamol 3x4 mg

Salbutamol atau albuterol adalah obat golongan beta-adrenergik

yang berfungsi melebarkan saluran napas, sehingga diindikasikan untuk asma

dan penyakit paru obstruktif kronik (bronkitis kronik dan emfisema). Obat ini

dapat meredakan gejala asma ringan, sedang atau berat dan digunakan untuk

pencegahan serangan asma. Efek salbutamol timbul setelah 5 – 15 menit

penggunaan dan bertahan 3 – 5 jam.

12. Diltiazem 3 x 30 mg

Diltiazem bekerja dengan menghambat influx transmembran ion

kalsium ekstraselular ke membran sel miokardial dan sel otot polos vaskular,

tanpa merubah konsentrasi kalsium dalam serum. Dengan menghambat influx

kalsium, diltiazem menghambat proses kontraksi otot jantung dan otot polos

vaskular; sehingga melebarkan arteri koroner dan arteri sistemik utama dan

menurunkan kontraktilitas miokardial.

13. Clonidin 3x1 tab

Clonidine merupakan obat anti hipertensi golongan alpha agonist.

Clonidine menurunkan tekanan darah dengan cara mengurangi kadar kimia

tertentu dalam darah. Hal ini membuat pembuluh darah mengendur dan

jantung berdetak dengan lebih lambat dan mudah.

14. Phenitoin 2x100 mg

Fenitoin digunakan sebagai obat utama anti kejang dengan

mempengaruhi sistem inhibisi yang melibatkan GABA dalam mekanisme

35

Page 36: Web viewInfeksi secara langsung ... sedang atau berat dan digunakan untuk pencegahan ... Adanya gugus fenil atau aromatik lainnya pada atom C5 penting untuk efek pengendalian

kerja berbagai antiepilepsi. Adanya gugus fenil atau aromatik lainnya pada

atom C5 penting untuk efek pengendalian bangkitan tonik-klonik, sedangkan

gugus alkil berkaitan dengan efek sedasinya. Adanya gugus metil pada N3

akan mengubah spektrum aktivitas misalnya mefenitoin, dan hasil N

demetilasi oleh enzim mikrosom hati menghasilkan metabolit yang tidak

aktif.

Prognosis pasien ini dubia. Karena telah dilaksanakan terapi yang sesuai

namun tidak ada perubahan signifikan hingga hari ke-4. Namun terapi antibiotik

belum teruji sensitifitas LCS sehingga hanya sebatas antibiotik spektrum luas,

tidak spesifik.

36

Page 37: Web viewInfeksi secara langsung ... sedang atau berat dan digunakan untuk pencegahan ... Adanya gugus fenil atau aromatik lainnya pada atom C5 penting untuk efek pengendalian

VIII. FOLLOW UP

1. 30 Desember 2015

S : -

O : KU/Kesadaran : Tampak sakit berat/ E1M2V1

TD : 214/134 mmHg RR : 22 x/menit

N : 120 x/menit S : 38,8oC

A : Hipertensi Emergensi + Suspek Meningoencephalitis

P :

a. O2 3 L/menit

b. Pasang NGT + DC

c. Nifedipin 5 mg

d. Inj. Cefotaxim 2x2 2 x 2 gr

e. Inj. Ranitidin 2 x 1 amp

f. Inj. Sohobion 1 x 1 amp

g. Inj. Citicolin 2 x 500 mg

h. Inj. Piracetam 3 x 3 gr

i. Inj. Herbeser 3 x 30 mg

j. Inj. Furosemid 1 amp

k. Inf Paracetamol 1000 mg/ jam

l. Motivasi masuk ICU

2. 31 Desember 2015

S : -

O : KU/Kesadaran : Tampak sakit berat/ E1M1V1

TD : 178/126 mmHg RR : 29 x/menit

N : 97 x/menit S : 36,6oC

Cek DR dan Ro Thorax AP

A : Meningoencephalitis H-3

P :

a. Inj. Ceftriaxon 2 x 2 gr

b. Inj. Ranitidin 2 x 1 amp

37

Page 38: Web viewInfeksi secara langsung ... sedang atau berat dan digunakan untuk pencegahan ... Adanya gugus fenil atau aromatik lainnya pada atom C5 penting untuk efek pengendalian

c. Inj. Sohobion 1 x 1 amp

d. Inj. Citicolin 2 x 500 mg

e. Inj. Piracetam 2 x 3 gr

f. Inj. Dexamethason 4 x 1

g. Inj. Furosemid 3 x 1

h. Paracetamol 3 x 500 mg

i. Salbutamol 3 x 4 mg

j. Diltiazem 2 x 30 mg

3. 1 Januari 2016

S : -

O : KU/Kesadaran : Tampak sakit berat/ E1M1Vx

TD : 213/110 mmHg RR : 32 x/menit

N : 129 x/menit S : 39oC

A : Meningoencephalitis H-4

P :

a. Inj. Ceftriaxon 2 x 2 gr

b. Inj. Ranitidin 2 x 1 amp

c. Inj. Sohobion 1 x 1 amp

d. Inj. Citicolin 2 x 500 mg

e. Inj. Piracetam 2 x 3 gr

f. Inj. Dexamethason 4 x 1

g. Inj. Furosemid 3 x 1

h. Paracetamol 3 x 500 mg

i. Salbutamol 3 x 4 mg

j. Diltiazem 2 x 30 mg

4. 2 Januari 2016

S : -

O : KU/Kesadaran : Tampak sakit berat/ E1M1Vx

TD : 182/107 mmHg RR : 33 x/menit

38

Page 39: Web viewInfeksi secara langsung ... sedang atau berat dan digunakan untuk pencegahan ... Adanya gugus fenil atau aromatik lainnya pada atom C5 penting untuk efek pengendalian

N : 104 x/menit S : 37,3oC

A : Meningoencephalitis H-5

P :

a. Inj. Ceftriaxon 2 x 2 gr

b. Inj. Ranitidin 2 x 1 amp

c. Inj. Sohobion 1 x 1 amp

d. Inj. Citicolin 2 x 500 mg

e. Inj. Piracetam 2 x 3 gr

f. Inj. Dexamethason 4 x 1

g. Inj. Furosemid 4 x 1

h. Paracetamol 3 x 500 mg

i. Salbutamol 3 x 4 mg

j. Diltiazem 3 x 30 mg

k. Clonidin 3 x 1

l. Phenitoin 2x100 mg

5. 3 Januari 2016

S : -

O : KU/Kesadaran : Tampak sakit berat/ E1M1Vx

TD : 195/105 mmHg RR : 30 x/menit

N : 110 x/menit S : 37,6oC

A : Meningoencephalitis H-6

P :

a. Inj. Ceftriaxon 2 x 2 gr

b. Inj. Ranitidin 2 x 1 amp

c. Inj. Sohobion 1 x 1 amp

d. Inj. Citicolin 2 x 500 mg

e. Inj. Piracetam 2 x 3 gr

f. Inj. Dexamethason 4 x 1

g. Inj. Furosemid 4 x 1

h. Paracetamol 3 x 500 mg

39

Page 40: Web viewInfeksi secara langsung ... sedang atau berat dan digunakan untuk pencegahan ... Adanya gugus fenil atau aromatik lainnya pada atom C5 penting untuk efek pengendalian

i. Salbutamol 3 x 4 mg

j. Diltiazem 3 x 30 mg

k. Clonidin 3 x 1

l. Phenitoin 2x100 mg

6. 4 Januari 2016

S : -

O : KU/Kesadaran : Tampak sakit berat/ E1M1Vx

TD : 166/108 mmHg RR : 37 x/menit

N : 116 x/menit S : 38,6oC

A : Meningoencephalitis H-7

P :

a. Inj. Ceftriaxon 2 x 2 gr

b. Inj. Ranitidin 2 x 1 amp

c. Inj. Sohobion 1 x 1 amp

d. Inj. Citicolin 2 x 500 mg

e. Inj. Piracetam 2 x 3 gr

f. Inj. Dexamethason 4 x 1

g. Inj. Furosemid 4 x 1

h. Paracetamol 3 x 500 mg

i. Salbutamol 3 x 4 mg

j. Diltiazem 3 x 30 mg

k. Clonidin 3 x 1

l. Phenitoin 2x100 mg

7. 5 Januari 2016

S : -

O : KU/Kesadaran : Tampak sakit berat/ E1M1Vx

TD : 195/105 mmHg RR : 30 x/menit

N : 110 x/menit S : 37,6oC

DR ulang

40

Page 41: Web viewInfeksi secara langsung ... sedang atau berat dan digunakan untuk pencegahan ... Adanya gugus fenil atau aromatik lainnya pada atom C5 penting untuk efek pengendalian

A : Meningoencephalitis H-8

P :

a. Inj. Ceftriaxon 2 x 2 gr

b. Inj. Ranitidin 2 x 1 amp

c. Inj. Sohobion 1 x 1 amp

d. Inj. Citicolin 2 x 500 mg

e. Inj. Piracetam 2 x 3 gr

f. Inj. Dexamethason 4 x 1

g. Inj. Furosemid 4 x 1

h. Paracetamol 3 x 500 mg

i. Salbutamol 3 x 4 mg

j. Diltiazem 3 x 30 mg

k. Clonidin 3 x 1

l. Phenitoin 2x100 mg

8. 6 Januari 2016

S : -

O : KU/Kesadaran : Tampak sakit berat/ E1M1Vx

TD : 204/108 mmHg RR : 33 x/menit

N : 105 x/menit S : 38,3oC

A : Meningoencephalitis H-9

P :

a. Inj. Ceftriaxon 2 x 2 gr

b. Inj. Ranitidin 2 x 1 amp

c. Inj. Sohobion 1 x 1 amp

d. Inj. Citicolin 2 x 500 mg

e. Inj. Piracetam 2 x 3 gr

f. Inj. Dexamethason 4 x 1

g. Inj. Furosemid 4 x 1

h. Paracetamol 3 x 500 mg

i. Salbutamol 3 x 4 mg

41

Page 42: Web viewInfeksi secara langsung ... sedang atau berat dan digunakan untuk pencegahan ... Adanya gugus fenil atau aromatik lainnya pada atom C5 penting untuk efek pengendalian

j. Diltiazem 3 x 30 mg

k. Clonidin 3 x 1

l. Phenitoin 2x100 mg

9. 7 Januari 2016

S : -

O : KU/Kesadaran : Tampak sakit berat/ E1M1Vx

TD : 201/123 mmHg RR : 29 x/menit

N : 109 x/menit S : 38oC

A : Meningoencephalitis H-10

P :

a. Inj. Ceftriaxon 2 x 2 gr

b. Inj. Ranitidin 2 x 1 amp

c. Inj. Sohobion 1 x 1 amp

d. Inj. Citicolin 2 x 500 mg

e. Inj. Piracetam 2 x 3 gr

f. Inj. Dexamethason 4 x 1

g. Inj. Furosemid 4 x 1

h. Paracetamol 3 x 500 mg

i. Salbutamol 3 x 4 mg

j. Diltiazem 3 x 30 mg

k. Clonidin 3 x 1

l. Phenitoin 2x100 mg

10. 8 Januari 2016

S : -

O : KU/Kesadaran : Tampak sakit berat/ E1M1Vx

TD : 224/132 mmHg RR : 35 x/menit

N : 111 x/menit S : 38,6oC

A : Meningoencephalitis H-11

P :

42

Page 43: Web viewInfeksi secara langsung ... sedang atau berat dan digunakan untuk pencegahan ... Adanya gugus fenil atau aromatik lainnya pada atom C5 penting untuk efek pengendalian

a. Inj. Ceftriaxon 2 x 2 gr

b. Inj. Ranitidin 2 x 1 amp

c. Inj. Sohobion 1 x 1 amp

d. Inj. Citicolin 2 x 500 mg

e. Inj. Piracetam 2 x 3 gr

f. Inj. Dexamethason 4 x 1

g. Inj. Furosemid 4 x 1

h. Paracetamol 3 x 500 mg

i. Salbutamol 3 x 4 mg

j. Diltiazem 3 x 30 mg

k. Clonidin 3 x 1

l. Phenitoin 2x100 mg

IX. LAPORAN KEMATIAN

1. 8 Januari 2016

16.00

S : -

O : KU/Kesadaran : Tampak sakit berat/ E1M1Vx

TD : 214/124 mmHg RR : 35 x/menit

N : 125 x/menit S : 39oC

RCL/RTCL (+/+)

A : Meningoencephalitis H-11

P : Tx lanjut

2. 8 Januari 2016

17.30

S : Nafas satu-satu

O : KU/Kesadaran : Tampak sakit berat/ E1M1Vx

TD : 220/138 mmHg RR : 38 x/menit

N : 135 x/menit S : 40,1oC

SpO2 : 84% Akral dingin

43

Page 44: Web viewInfeksi secara langsung ... sedang atau berat dan digunakan untuk pencegahan ... Adanya gugus fenil atau aromatik lainnya pada atom C5 penting untuk efek pengendalian

Pupil midriasis, RC (-)

A : Meningoencephalitis H-11

P : O2 10 L/menit, pengawasan/ 15 menit, Motivasi keluarga

3. 8 Januari 2016

17.45

S : Nafas satu-satu

O : KU/Kesadaran : Tampak sakit berat/ E1M1Vx

TD : 90/60 mmHg

Nadi tak teraba

SpO2 : 28%

Pupil midriasis, RC (-)

A : Meningoencephalitis H-11

P : O2 10 L/menit, pengawasan/15 menit, Motivasi keluarga

4. 8 Januari 2016

18.00

S : Nafas satu-satu

O : KU/Kesadaran : Tampak sakit berat/ E1M1Vx

TD : -

Nadi tak teraba

SpO2 : 0%

Pupil midriasis, RC (-)

A : Meningoencephalitis H-11

P : O2 10 L/menit, Motivasi keluarga, pasang EKG

5. 8 Januari 2016

18.05

S : Nafas (-)

O : KU/Kesadaran : Tampak sakit berat/ E1M1Vx

Nadi tak teraba

44

Page 45: Web viewInfeksi secara langsung ... sedang atau berat dan digunakan untuk pencegahan ... Adanya gugus fenil atau aromatik lainnya pada atom C5 penting untuk efek pengendalian

SpO2 : 0%

Pupil midriasis, RC (-)

EKG : Flat

A : Meningoencephalitis H-11

P : Motivasi keluarga

16.00 17.30 17.45 18.00 18.05

Gambar 1.2. Grafik vital sign menjelang kematian.

45

240

220

200

180

160

140

120

100

80

60

0

41

40

39

38

37

36

35

34

Page 46: Web viewInfeksi secara langsung ... sedang atau berat dan digunakan untuk pencegahan ... Adanya gugus fenil atau aromatik lainnya pada atom C5 penting untuk efek pengendalian

DAFTAR PUSTAKA

1. Batubara, AS. 1992. Koma dalam Majalah Cermin Dunia Kedokteran. Ed

80. FK USU. Hal 85-87.

2. Harris, S. 2004. Penatalaksanaan Pada Kesadaran Menurun dalam

Updates in Neuroemergencies. FKUI. Jakarta. h.1-7. 2005.

3. UGM Press. Koma dalam Buku Ajar Neurologi. Gajah Mada University

Press. Yogyakarta.

4. Lindsay, KW dan Bone I. Coma and Impaired Conscious Level dalam

Neurology and Neurosurgery Illustrated. Churchill Livingstone, UK. h-81.

1997.

5. Greenberg, MS. Coma dalam Handbook of Neurosurgery. 5th Thieme.

NY. Hal 119-123. 2001.

6. Sidharta P. Neurologi Klinis Dalam Praktek Umum. Dian Rakyat, Jakarta;

2009.

7. Sustrani, Lanny, Syamsir Alam, Iwan hadibroto. Stroke. Jakarta: PT

Gramedia Pustaka Utama; 2003

8. Lazoff M, Hemphill RR, Pritz T. Encephalitis. (Online).

http://emedicine.medscape.com/article/791896-overview, diakses 5 mei

2015.

9. Tunkel AR et al. The Management of Encephalitis: Clinical Practice

Guidelines by the Infectious Diseases Society of America. Clinical

Infectious Diseases. 47:303–27. 2008

10. Price S.A., Wilson L.M. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses

Penyakit. Edisi 4, Buku II, EGC, Jakarta; 1995.

46