widyajatilestari.files.wordpress.com · web viewsecara sederhana bank dapat diartikan sebagai...
TRANSCRIPT
ModulKuliah - Akuntansi Perbankan 2
Program StudiDIII Komputerisasi Akuntansi - STMIK CIC Cirebon Hal :1/70
HANDOUT KULIAH
AKUNTANSI PERBANKAN 2
Program Studi :
KOMPUTERISASI AKUNTANSI
Oleh :
Widya Jati Lestari, S.E.,M.M.
ModulKuliah - Akuntansi Perbankan 2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
karunianya sehingga dapat tersusunnya modul Akuntansi Perbankan 2 ini, sebagai
sarana belajar Mahasiswa sehingga dapat mengerti dan memahami mata kuliah
akuntansi perbankan 2.
Saya sebagai penyusun memohon maaf karena modul ini, masih banyak
kekurangan dan jauh dari sempurna, dan penyusun mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari semua pihak, baik mahasiswa maupun para dosen. Demikian
yang dapat saya sampaikan,
.
Cirebon, 7 Agustus 2017
Widya Jati Lestari, S.E.,M.M.Penyusun
Program StudiDIII Komputerisasi Akuntansi - STMIK CIC Cirebon Hal :2/70
ModulKuliah - Akuntansi Perbankan 2
DAFTAR ISI
Cover Modul.............................................................................................................. i
Kata Pengantar.......................................................................................................... ii
Daftar Isi.................................................................................................................... iii
Bab 1. Kegiatan Bank dan Bank Indonesia..............................................................1
Bab 2. Akuntansi Jasa Bank.....................................................................................8
Bab 3. Akuntansi Komitmen & Kontijensi.................................................................28
Bab 4. Akuntansi Pendapatan & Biaya Bank...........................................................43
Bab 5. Hubungan Kantor Pusat, Cabang & Antar Cabang......................................48
Bab 6. Proses Akuntansi Bank & Laporan Keuangan..............................................54
Bab 7. Analisa Laporan Keuangan Bank..................................................................62
Program StudiDIII Komputerisasi Akuntansi - STMIK CIC Cirebon Hal :3/70
ModulKuliah - Akuntansi Perbankan 2
DAFTAR PUSTAKA
Ismail. 2011. Akuntansi Bank. Teori dan Aplikasi dalam Rupiah. Jakarta :
Kencana Prenada Media Grup.
Kasmir. 2014. Dasar – Dasar Perbankan. Edisi Revisi. Jakarta: Raja Grafindo
Perkasa.
Lapoliwa dan Daniel S. Kuswandi. 2000. Akuntansi Perbankan.Akuntansi
Transaksi Bank dalam Valuta Rupiah. Edisi 5. Jakarta : Institut Bankir Indonesia.
Ramli Faud. 2015. Akuntansi Perbankan. Pendekatan Sisi Praktik. Bogor :
Ghalia.
Taswan. 2008. Akuntansi Perbankan. Transaksi dalam Rupiah. Edisi III.
Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Program StudiDIII Komputerisasi Akuntansi - STMIK CIC Cirebon Hal :4/70
ModulKuliah - Akuntansi Perbankan 2
BAB KEGIATAN BANK DAN BANK INDONESIA(Pertemuan 1)1
TUJUAN PEMBELAJARANa. Mahasiswa mengetahui pengertian Bank Umum secara lengkap.
b. Mahasiswa dapat mengetahui kegiatan Bank sesuai dengan fungsinya.
c. Mahasiswa mengetahui kegiatan Bank Perkreditan Rakyat (BPR).
d. Mahasiswa mengetahui kegiatan Bank Indonesia secara lengkap.
1.1. MATERI1.1.1 Pengertian Bank Umum secara lengkap.
Secara sederhana Bank dapat diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatan
usahanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana
tersebut kepada masyarakat, serta memberikan jasa-jasa lainya. Lembaga keuangan
secara sederhana dapat diartikan setiap perusahaan yang bergerak dibidang
keuangan dimana kegiatanya apakah hanya menghimpun dana atau hanya
menyalurkan dana atau keduanya.
Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 yang dimaksud dengan Bank
adalah “badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan dan menyalurkanya ke masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk
lainya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak”.
Saat ini bank bagi masyarakat Indonesia sudah menjadi mitra dalam rangka
memenuhi semua kebutuhan keuangan mereka. Bank dijadikan sebagai tempat
untuk melakukan berbagai transaksi yang berhubungan dengan keuangan seperti
tempat mengamankan uang, melakukan investasi, pengiriman uang, melakukan
pembayaran atau melakukan penagihan.
Dalam dunia modern, peranan perbankan dalam memajukan perekonomian suatu
negara sangatlah besar, hampir semua sektor yang berhubungan dengan berbagai
kegiatan keuangan selalu membutuhkan jasa bank, oleh karena itu saat ini dan yang
akan datang kita tidak akan lepas dari dunia perbankan, jika hendak menjalankan
aktifitas keuangan, baik perorangan maupun lembaga, baik sosial ataupun
perusahaan.
Program StudiDIII Komputerisasi Akuntansi - STMIK CIC Cirebon Hal :5/70
ModulKuliah - Akuntansi Perbankan 2
1.1.2 Kegiatan Bank sesuai dengan fungsinya.Dalam praktek sehari-hari bank dibagi dalam beberapa jenis, jika ditinjau dari segi
fungsinya bank dikelompokkan menjadi :
1) Kegiatan Bank Umum
Bank Umum yang lebih dikenal sebagai bank komersil merupakan bank yang
paling banyak memiliki berbagai keunggulan jika dibandingkan dengan BPR,
baik dalam bidang ragam pelayanan maupun jangkauan wilayah operasinya.
Artinya bank umum memiliki kegiatan pemberian jasa yang paling lengkap
dan dapat beroperasi di seluruh wilayah Indonesia. Kegiatan bank umum
secara lengkap meliputi kegiatan sebagai berikut :
a) Menghimpun Dana (Funding) yaitu kegiatan menghimpun dana
merupakan kegiatan membeli dana dari masyarakat. Kegiatan ini
dikenal dengan kegiatan funding, dilakukan dengan cara menawarkan
berbagai jenis simpanan. Simpanan sering disebut dengan nama
“rekening” atau “account”. Jenis – jenis simpanan yang ada yaiti :
Simpanan Giro (Demand Deposit) yaitu simpanan pada bank
yang penarikanya dapat dilakukan dengan menggunakan cek
atau bilyet giro.
Simpanan Tabungan (Saving Deposit) yaitu simpanan pada
bank yang penarikanya sesuai dengan persyaratan yang
ditetapkan oleh bank, penarikan dengan menggunakan buku
tabungan, bisa juga dengan atm dll.
Simpanan Deposito (Time Deposito) yaitu simpanan pada bank
yang memiliki jangka waktu tertentu (jatuh tempo), penarikanya
pun dilakukan sesuai dengan jangka waktu tersebut, jenis
deposito pun beragam sesuai dengan keinginan nasabah.
Dalam prakteknya deposito terdiri dari deposito berjangka,
sertifikat deposito, dan deposit on call.
b) Menyalurkan Dana (Lending) yaitu kegiatan menjual dana yang
berhasil dihimpun dari masyarakat, kegiatan ini dikenal dengan nama
lending. Penyaluran dana yang dilakukan oleh bank dilakukan melalui
pemberian pinjaman yang dalam masyarakat lebih dikenal dengan
kredit. Secara umum kredit yang ditawarkan meliputi :
Kredit investasi, yaitu kredit yang diberikan kepada pengusaha
yang melakukan investasi atau penanaman modal.
Kredit modal kerja, yaitu kredit yang digunakan sebagai modal
usaha.
Program StudiDIII Komputerisasi Akuntansi - STMIK CIC Cirebon Hal :6/70
ModulKuliah - Akuntansi Perbankan 2
Kredit perdagangan, yaitu kredit yang diberikan kepada para
pedagang dalam rangka memperlancar atau memperluas atau
memperbesar kegiatan perdagangan.
Kredit produktif, yaitu kredit yang dapat berupa investasi,
modal kerja.
Kredit konsumtif, yaitu kredit yang digunakan untuk keperluan
pribadi, misalnya keperluan sandang, pangan, papan.
Kredit profesi, yaitu kredit yang diberikan kepada para
kalangan profesional seperti dosen, dokter atau pengacara.
c) Memberikan jasa bank lainya (Services), merupakan kegiatan
penunjang untuk mendukung kelancaran kegiatan menghimpun dan
menyalurkan dana. Jasa – jasa bank yang ditawarkan diantaranya :
Kiriman Uang (Transfer), merupakan jasa pengiriman uang
lewat bank, kegiatan ini dapat dilakukan pada bank yang sama
atau bank yang berlainan.
Kliring (Clearing), merupakan penagihan warkat (surat-surat
berharga seperti cek, bilyet giro) yang berasal dari dalam kota
dan proses penagihan satu hari.
Inkaso (Collection), merupakan penagihan warkat (surat-surat
berharga seperti cek, bilyet giro) yang berasal dari luar kota
atau luar negeri, proses penagihan tergantung pada jarak
lokasi penagihan biasanya memakan waktu satu minggu atau
lebih.
Safe Deposit Box, jasa layanan penyewaan box atau kotak
pengaman tempat menyimpan surat-surat berharga.
Bank Card (Kartu Kredit), kartu ini dapat dibelanjakan dan
dapat digunakan seperti atm.
Bank Notes, jasa penukaran valuta asing.
Bank Garansi, merupakan jaminan bank yang berikan kepada
nasabah dalam rangka membiayai suatu usaha.
Bank Draft, merupakan wesel yang dikeluarkan oleh bank
kepada para nasabahnya, wesel ini dapat diperjualbelikan
apabila nasabah membutuhkannya.
Letters of Credit, merupakan surat kredit yang diberikan
kepada para eksportir yang digunakan untuk melakukan
pembayaran atas transaksi ekspor-impor yang mereka
lakukan.
Program StudiDIII Komputerisasi Akuntansi - STMIK CIC Cirebon Hal :7/70
ModulKuliah - Akuntansi Perbankan 2
Cek Wisata, merupakan cek perjalanan yang biasa digunakan
oleh turis atau wisatawan.
Menerima setoran lainya, seperti pembayaran pajak, telepon,
air, listrik, uang kuliah dll.
Melayani pembayaran lainya, seperti gaji, honorarium, deviden,
kupon, bonus.
Bermain di Pasar Modal.
1.1.3 Kegiatan Bank Perkreditan RakyatKegiatan BPR pada dasarnya sama dengan kegiatan bank umum, hanya yang
menjadi perbedaan adalah jumlah jasa bank yang dilakukan BPR jauh lebih sempit.
Kegiatan BPR diantaranya :
1) Menghimpun dana hanya dalam bentuk :
Simpanan Tabungan
Simpanan Deposito
2) Menyalurkan dana dalam bentuk :
Kredit Investasi
Kredit Modal
Kredit Perdagangan
Karena keterbatasan yang dimiliki oleh BPR,maka ada beberapa larangan yang tidak
boleh dilakukan BPR, larangan itu meliputi hal – hal sebagai berikut :
Menerima simpanan giro
Mengikuti Kliring
Melakukan Kegiatan Valuta Asing
Melakukan kegiatan Perasuransian
Gambar 1.1
Kegiatan Bank sebagai Lembaga Keuangan
Sumber : Kasmir, Dasar-Dasar Perbankan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2014
Program StudiDIII Komputerisasi Akuntansi - STMIK CIC Cirebon Hal :8/70
BANKMenghimpun Dana (funding)Menyalurkan Dana (lending)Jasa - jasa lainya
ModulKuliah - Akuntansi Perbankan 2
1.1.4 Kegiatan Bank IndonesiaBank Indonesia berasal dari De Javasche Bank NV yang merupakan salah satu bank
milik pemerintah Belanda. De Javasche Bank NV didirikan pada jama pemerintahan
Belanda tepatnya pada tanggal 10 Oktober 1827. Kemudian De Javasche Bank ini
dinasionalisasikan pemerintah Republik Indonesia tanggal 6 Desember 1951 dengan
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1951 menjadi bank milik Pemerintah Republik
Indonesia. Bank Indonesia merupakan bank sentral negara Indonesia, terletak di
Ibukota Negara dan memiliki kantor di seluruh wilayah Indonesia yaitu di Ibukota
provinsi, serta perwakilan dan koresponden di luar negeri. Tugas Bank Indonesia
sebagai bank sentral adalah mengatur, mengkoordinasi, mengawasi, serta
memberikan tindakan kepada dunia perbankan secara keseluruhan.
Tujuan Bank IndonesiaSeperti tertuang dalam Undang-Undang RI nomor 23 Tahun 1999, Bab III Pasal 7
adalah untuk mencapai dan memelihara kestabilan rupiah. Maksud dari kestabilan
rupiah yang diinginkan oleh Bank Indonesia adalah :
1. Kestabilan nilai Rupiah terhadap barang dan jasa yang dapat diukur dengan atau
tercermin dari perkembangan laju inflasi.
2. Kestabilan nilai Rupiah terhadap mata uang negara lain. Hal ini dapat diukur
dengan atau tercermin dari perkembangan nilai tukar rupiah terhadap mata uang
negara lain.
Dengan stabilnya nilai mata uang Rupiah, maka akan sangat banyak manfaat yang
akan diperoleh terutama untuk mendukung pembangunan ekonomi yang
berkelanjutan dan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Agar kestabilan nilai Rupiah
dapat tercapai dan terpelihara, maka BI memiliki tugas antara lain :
1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter.
2. Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran.
Dalam melaksanakan tugas diatas, pihak lain dilarang melakukan segala bentuk
campur tangan terhadap pelaksanaan tugas Bank Indonesia.
Hubungan dengan PemerintahSeperti tertuang dalam dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 sebagai
berikut :
1. Bertindak sebagai pemegang kas pemerintah.
2. Untuk dan atas nama pemerintah, Bank Indonesia dapat meneriman pinjaman
luar negeri, menatausahakan serta menyelesaikan tagihan dan kewajiban
keuangan pemerintah terhadap pihak luar negeri.
Program StudiDIII Komputerisasi Akuntansi - STMIK CIC Cirebon Hal :9/70
ModulKuliah - Akuntansi Perbankan 2
3. Pemerintah wajib meminta pendapat BI atau mengundang BI dalam sidang
kabinet yang membahas masalah ekonomi, perbankan, dan keuangan yang
berkaitan dengan tugas dan wewenang BI.
4. Memberikan pendapat dan pertimbangan kepada pemerintah mengenai RAPBN
5. Serta kebijakan lain yang berkaitan dengan tugas dan wewenang BI.
6. Bank Indonesia dapat membantu penerbitan surat-surat utang Negara yang
diterbitkan pemerintah.
7. Bank Indonesia dilarang memberikan kredit kepada pemerintah.
Hubungan Bank Indonesia dengan Dunia Internasional1. Dapat melaksanakan kerja sama dengan :
a. Bank Sentral negara lain.
b. Organisasi dan lembaga internasional.
2. Dalam hal dipersyaratkan bahwa anggota internasional dan atau lembaga
multilateral adalah Negara, maka Bank Indonesia dapat bertindak untuk dan atas
nama Negara Republik Indonesia.
1.2 EVALUASI :
Program StudiDIII Komputerisasi Akuntansi - STMIK CIC Cirebon Hal :10/70
ModulKuliah - Akuntansi Perbankan 2
Beri tanda silang pada kolom skala jawaban yang sesuai dengan pendapat anda untuk
masing-masing obyek penilaian di bawa ini. Skala penlaian : 1 = Sangat Tidak
Memuaskan, 2 = Tidak Memuaskan, 3 = Memuaskan, 4 = Sangat Memuaskan
No Obyek Penilaian Skala Penilaian
1 2 3 4
1 Cakupan Materi
2 Kedalaman Materi
3 Strategi Penyampaian
4 Penggunaan metode dan alat bantu
5 Intraksi dan diskusi mahasiswa dengan dosen
6 Rasio ceramah dan latihan
7 Kualitas diskus kelompok
8 Kehadiran dosen di kelas
9 Pemberian referensi materi kuliah
10 Manfaat penugasan
11 Berikan saran anda untuk perbaikan kualitas perkuliahan selanjutnya:
……………………………………………………………………………………………
…………………………
……………………………………………………………………………………………
…………………………
PUSTAKA1. Kasmir. 2014. Dasar – Dasar Perbankan. Edisi Revisi. Jakarta: Raja Grafindo Perkasa.
2. Lapoliwa dan Daniel S. Kuswandi. 2000. Akuntansi Perbankan. Akuntansi Transaksi
Bank dalam Valuta Rupiah. Edisi 5. Jakarta :Institut Bankir Indonesia.
BAB AKUNTANSI JASA BANK
Program StudiDIII Komputerisasi Akuntansi - STMIK CIC Cirebon Hal :11/70
ModulKuliah - Akuntansi Perbankan 2
(Pertemuan 2 & 3)2
TUJUAN PEMBELAJARANa. Mahasiswa mendapatkan pengetahuan tentang Jasa Bank.
b. Mahasiswa mampu membuat jurnal pencatatan akuntansi jasa bank secara
manual.
c. Memberikan pemahaman tentang tujuan bank memberikan services.
2.1. MATERI2.1.1 Pengiriman Uang Dalam Negeri (Transfer).
Transfer merupakan salah satu kegiatan jasa bank untuk memindahkan
sejumlah dana tertentu sesuai dengan perintah si pemberi amanat yang
ditujukan untuk keuntungan seseorang yang ditunjuk sebagai penerima
transfer (Beneficiary).
Pengiriman uang dibagi menjadi dua macam transaksi :
1) Transfer keluar merupakan kegiatan dimana bank pelaksana bersifat aktif,
media untuk melakukan transfer ini adalah secara tertulis (mail transfer)
ataupun melalui kawat (wire transfer). Pengamanan dalam transfer keluar
ini adalah kode rahasia seperti nomer test dari setiap transfer masuk dan
keluar. Apabila terjadi kesalahan dalam nomor test, pada prinsipnya nomor
tersebut harus ditolak. Keuntungan bagi bank yang melaksanakan transfer
keluar adalah sebagai sarana untuk menciptakan pendapatan dalam
bentuk komisi, peningkatan pelayanan kepada para nasabah, peningkatan
pangsa pasar bank, dan segi promosi lainya.
Contoh 1:
Seorang nasabah Bank Mandiri cabang Jakarta, Tn. Didi, hendak
mengirim uang kawat kepada seorang rekannya nasabah giro Bank
Mandiri – cabang Bandung sebesar Rp. 5.000.000,- untuk jasa ini Tn. Didi
dikenakan komisi transfer sebesar Rp. 10.000,- dan ongkos kawat sebesar
Rp. 15.000,-. Pembayaran dengan menggunakan cek giro Bank Mandiri,
Program StudiDIII Komputerisasi Akuntansi - STMIK CIC Cirebon Hal :12/70
ModulKuliah - Akuntansi Perbankan 2
termasuk seluruh biaya dan komisi. Pada saat menerima amanat ini Bank
Mandiri – Jakarta akan membukukan :
D : Giro - Rekening Tn. Didi 5.025.000Rp K : Pendapatan komisi transfer 10.000Rp K : Pendapatan ongkos kawat 15.000Rp K : RAK-Cabang Bandung 5.000.000Rp Jika biaya dan komisi dibayar tunai maka pencatatanya :
D : Giro - Rekening Tn. Didi 5.000.000Rp D : Kas 25.000Rp K : Pendapatan komisi transfer 10.000Rp K : Pendapatan ongkos kawat 15.000Rp K : RAK-Cabang Bandung 5.000.000Rp
Contoh 2 :
Tn. Yosi, nasabah Bank Mandiri – Jakarta akan mengirim uang secara
tertulis kepada seorang rekannya di Surabaya yang merupakan nasabah
Bank Mandiri - Surabaya. Pembayaran dilakukan dengan tunai sebesar
Rp. 10.000.000,- dengan cek Bank BCA – Jakarta sebesar Rp. 5.000.000,-
dan sisanya diambilkan dari rekening tabungan Bank Mandiri Tn. Yosi
sebesar Rp. 5.000.000,-. Komisi dikenakan sebesar Rp. 10.000,- .
Pencatatan yang dilakukan oleh Bank Mandiri – Jakarta sbb :
D : Kas 10.010.000Rp D : Tabungan - Tn. Yosi 5.000.000Rp D : BI-Giro-BCA 5.000.000Rp K : Pendapatan Komisi 10.000Rp K : Hutang lainya - Bank Mandiri Surabaya 20.000.000Rp
Diatas merupakan contoh transaksi dengan warkat campuran termasuk
warkat kliring akan ditampung seluruh setoran non-kliring dalam rekening
hutang lainya. Kemudian rekening hutang lainnya segera dinihilkan
sewaktu kliring tersebut dinyatakan berhasil, pencatatan ayat jurnal pada
bank mandiri – Jakarta, sbb :
D : Hutang lainya - Bank Mandiri Surabaya 20.000.000Rp K : RAK-Cabang Surabaya 20.000.000Rp
Pembatalan transfer keluar
Program StudiDIII Komputerisasi Akuntansi - STMIK CIC Cirebon Hal :13/70
ModulKuliah - Akuntansi Perbankan 2
Bila terjadi pembatalan transfer keluar, haruslah diperhatikan bahwa
pembatalan tersebut hanya dapat dilakukan bila transfer keluar belum
dibayarkan kepada si penerima uang dan untuk itu bank pemberi amanat
harus memberi perintah ”stop payment” kepada cabang pembayar.
Pencatatan biaya pembatalan yang diterima oleh bank dari nasabah :
D : Kas Rp. XxxxxK : RAK-Cabang Surabaya Rp. XxxxxSetelah Bank tujuan sudah menerima konfirmasi bahwa transfer tersebut
memang belum dibayarkan kepada beneficiary yang berhak menerima
transfer tersebut, maka pencatatan transaksi pada bank tujuan sebagai
berikut :
D : RAK-Cabang Bank Rp. XxxxxK : Tabungan - Rekening pemilik (transfer) Rp. Xxxxx
2) Transfer Masuk, merupakan kegiatan dimana bank menerima amanat dari
salah satu cabang untuk membayar sejumlah uang kepada seseorang
(beneficiary). Dalam hal ini bank pembayar akan membukukan hasil
transfer kepada rekening nasabah bila ia memiliki rekening di bank
pembayar. Jika transfer masuk ditujukan kepada bukan nasabah bank
pembayar, hasil transfer akan ditampung dalam rekening “Hasil Transfer
Yang Dapat Dibayar”, rekening ini akan tetap “outstanding” hingga hasil
transfer dibayarkan kepada beneficiary.
Sebagai contoh : Apabila Bank Mandiri – Cabang Bandung menerima
transfer masuk dari Bank Mandiri – Cabang Jakarta sebesar Rp.
6.000.000,- untuk rekening giro nasabahnya Tn. Dodo, pada saat
menerima transfer masuk ini, Bank Mandiri – Cabang Bandung
membukukan :
D : RAK-Cabang Jakarta Rp. 6.000.000,-K : Giro - Rekening Tn. Dodo Rp. 6.000.000,-
Jika penerima merupakan nasabah bank lain maka pencatatanya sbb :
D : RAK-Cabang Jakarta Rp. 6.000.000,-K : Hasil Transfer Yg.Dpt Dibayar Rp. 6.000.000,-
Program StudiDIII Komputerisasi Akuntansi - STMIK CIC Cirebon Hal :14/70
ModulKuliah - Akuntansi Perbankan 2
Pada saat nasabah tersebut datang untuk mencairkan transfer tersebut
secara tunai, maka pencatatan oleh Bank Mandiri – Cabang Bandung
sbb :
D : Hasil Transfer Yg.Dpt Dibayar Rp. 6.000.000,-K : Kas Rp. 6.000.000,-
Pembatalan Transfer Masuk
Jika terjadi pembatalan, pertama-tama yang harus dilakukan memeriksa
apakah hasil transfer telah dibayarkan kepada beneficiary, bila ternyata
belum, akan diblokir dan dibatalkan untuk kemudian dikembalikan kepada
cabang pemberi amanat melalui pemindah-bukuan.
Pencatatan pada bank penerima amanat, bukan nasabah.
D : Hasil Transfer Yg.Dpt Dibayar Rp. XxxxxK : RAK - Cabang Bank Rp. Xxxxx
2.1.2 Inkaso Dalam NegeriInkaso merupakan kegiatan jasa bank untuk melakukan amanat dari pihak
ketiga berupa penagihan sejumlah uang kepada seseorang atau badan
tertentu di kota lain yang telah ditunjuk si pemberi amanat. Ditinjau dari segi
waktu, kegiatan inkaso memerlukan waktu beberapa hari tergantung dari jarak
bank yang menerbitkan warkat tersebut. Inkaso yang telah diterima hasilnya
merupakan pengendapan dana bagi bank selama ia belum dicairkan oleh si
pemberi amanat.
Inkaso dilakukan antar cabang dari bank yang sama atau bank lain dimana
inkaso dilakukan melalui cabang bank sendiri yang berlokasi pada kota yang
sama dengan bank tertarik. Dalam proses inkaso akan tercipta hubungan
antar kantor antara cabang pemberi amanat dan cabang penerima amanat
yang akan langsung menghubungi bank tertarik. Inkaso tidak dilakukan pada
kota yang sama, karena warkat dari bank lain yang berlokasi dalam kota yang
sama cukup dilakukan melalui kliring.
Warkat InkasoWarkat yang dapat di inkaso-kan terdiri dari “
Program StudiDIII Komputerisasi Akuntansi - STMIK CIC Cirebon Hal :15/70
ModulKuliah - Akuntansi Perbankan 2
a. Warkat inkaso tanpa lampiran, yaitu warkat-warkat yang tidak dilampiri
oleh dokumen-dokumen apapun seperti cek, bilyet giro, wesel dan
surat berharga lainnya.
b. Warkat inkaso dengan lampiran, yaitu warkat yang dilampiri dengan
dokumen lainya seperti kwitansi, faktur, polis asuransi dan dokumen-
dokumen penting lainya.
Jenis InkasoDitinjau dari sifat kegiatanya, inkaso dibagi menjadi dua jenis yaitu :
Inkaso Keluar, merupakan kegiatan untuk menagih suatu warkat yang
telah diterbitkan oleh nasabah bank lain. Disini bank penerima amanat
dari nasabahnya sendiri untuk menagih warkat tersebut kepada
seseorang nasabah bank lain dikota lain. Dalam kegiatan inkaso
keluar, seluruh transaksi sebelum diperoleh kepastian berhasil tidaknya
akan dibukukan dalam rekening administratif sebelah kredit dalam
rekening warkat inkaso yang diterima, rekening ini akan tetap
outstanding sampai inkaso dinyatakan berhasil.
Contoh : Tn. Dodi merupakan nasabah giro Bank Mandiri – cabang
Jakarta, menyerahkan selembar giro yang diterbitkan oleh seseorang
nasabah Bank Mandiri – cabang Bandung sebesar Rp. 55.000.000,-
untuk ditagihkan ke cabang Bandung dan hasilnya agar dikreditkan
kedalam rekeningnya. Komisi ditetapkan sebesar 0,25%. Pada saat
menerima warkat untuk diinkaso ke cabang Bandung, pencatatan pada
Bank Mandiri – cabang Jakarta sebagai berikut :
K : Rekening Administratif Rupiah -Warkat Inkaso Yang Diterima Rp. 55.000.000,-
Apabila seminggu kemudian diterima berita per kawat bahwa inkaso
dinyatakan berhasil, dan untuk itu nasabah dikenakan ongkos kawat
sebesar Rp. 10.000,-. Pencatatan yang dilakukan Bank Mandiri –
cabang Jakarta sebagai berikut ;
Program StudiDIII Komputerisasi Akuntansi - STMIK CIC Cirebon Hal :16/70
ModulKuliah - Akuntansi Perbankan 2
D : RAK - cabang Bandung 55.000.000Rp K : Giro - Tn. Dodi 54.852.500Rp K : Pendapatan Komisi Inkaso 137.500Rp K : Pendapatan ongkos kawat 10.000Rp Hasil inkaso tersebut langsung dibukukan kedalam rekening nasabah
setelah inkaso dinyatakan berhasil.
Jika Tn. Dodi bukan nasabah Bank Mandiri – cabang Jakarta, maka
pencatatan yang dilakukan oleh Bank Mandiri – cabang Jakarta
sebagai berikut :
K : Rekening Administratif Rupiah -Warkat Inkaso Yang Diterima Rp. 55.000.000,-
Pada saat inkaso dinyatakan berhasil, Bank Mandiri – cabang Jakarta
akan mencatat :
D : Rekening Administratif Rupiah -Warkat Inkaso Yang Diterima Rp. 55.000.000,-
D : RAK - cabang Surabaya 55.000.000Rp K : Hasil Inkaso Yang Dapat Dibayar 54.852.500Rp K : Pendapatan Komisi Inkaso 137.500Rp K : Pendapatan ongkos kawat 10.000Rp
Jika Tn. Dodi yang bukan nasabah Bank Mandiri datang untuk
mengambil hasil inkaso tersebut, pencatatan pada bank sbb :
D : Hasil Inkaso Yang Dapat Dibayar 54.852.500Rp K : Kas 54.852.500Rp
Inkaso Berantai
Seringkali inkaso yang dilakukan oleh suatu bank adalah warkat dari
bank lain yang beralokasi pada kota yang berbeda. Dalam hal demikian
bank penerima warkat inkaso akan memberi amanat kepada cabang
sendiri yang beralokasi dalam kota yang sama atau kota terdekat
dengan bank pemilik atau penerbit warkat tersebut untuk menagih
sejumlah nilai yang tertera dalam warkat tersebut. Pelaksanaan inkaso
oleh cabang penerima amanat dapat dilakukan melalui kliring. Sebagai
contoh :
Program StudiDIII Komputerisasi Akuntansi - STMIK CIC Cirebon Hal :17/70
ModulKuliah - Akuntansi Perbankan 2
Tn. Kisworo, nasabah giro Bank Mandiri –Jakarta, memberi amanat
untuk menagihkan selembar cek giro pada Bank Maspion – Surabaya
sebesar Rp. 50.000.000,- komisi sebesar 0,30% dan biaya kawat
sebesar Rp. 20.000,- diperhitungkan dari hasil inkaso. Pada saat
menerima warkat inkaso, Bank Mandiri – Jakarta akan membukukan
sbb :
K : Rekening Administratif Rupiah -Warkat Inkaso Yang Diterima 50.000.000Rp
Pada saat Bank Mandiri – Surabaya menerima warkat inkaso, akan
dibukukan :
D : Bank Indonesia 50.000.000Rp K : Hutang lainya 50.000.000Rp Karena sifat kliring ini masih menunggu keberhasilan inkaso dari Bank
Maspion – Surabaya, kliring tersebut akan ditampung sementara pada
rekening hutang lainnya. Apabila kliring dinyatakan berhasil, Bank
Mandiri – Surabaya akan membebankan ongkos kawat Rp. 20.000,-
dan membukukan :
D : Hutang Lainnya 50.000.000Rp K : RAK - Cabang Jakarta 49.980.000Rp K : Pendapatan Ongkos kawat 20.000Rp
Oleh Bank Mandiri – Jakarta akan dibukukan :
D : Rekening Administratif Rupiah -Warkat Inkaso Yang Diterima 50.000.000Rp
D : RAK - Cabang Surabaya 49.980.000Rp K : Giro - Rekening Tn.Kisworo 49.830.000Rp K : Pendapatan Komisi Inkaso 150.000Rp K : Pendapatan Ongkos kawat 20.000Rp Jadi hubungan rekening antar cabang pemberi amanat dengan cabang
penerima amanat baru terjadi setelah hasil inkaso dinyatakan berhasil
oleh bank penerbit warkat.
Inkaso Masuk.
Dalam kegiatan ini bank hanya memeriksa kecukupan dana dari
nasabahnya yang telah menerbitkan warkat kepada pihak ketiga.
Apabila ternyata dananya mencukupi, maka bank hanya mendebet
Program StudiDIII Komputerisasi Akuntansi - STMIK CIC Cirebon Hal :18/70
ModulKuliah - Akuntansi Perbankan 2
rekening nasabah bersangkutan dan mengkredit hubungan antar
kantor. Pencatatan nya sebagai berikut :
D : Gir - Rekening nasabah Rp. XxxxxK : RAK - Cabang Bank Rp. Xxxxx
2.1.3 Surat Kredit Berdokumenter Dalam Negeri (SKBDN)Dalam rangka peningkatan keterkaitan industri dalam negeri khususnya
antara industri hul, tengah dan hilir, maka Bank Indonesia telah
memperkenalkan suatu ketentuan tentang Surat Kredit Berdokumen
Dalam Negeri (SKBDN). Tujuan akhir dari SKBDN ini nampaknya
diarahkan pada upaya mendorong ekspor yang berbasis pada
penyediaan bahan baku dalam negeri.
1. Definisi SKBDN disebut juga Letter of Credit dalam negeri adalah
setiap Janji Tertulis berdasarkan permintaan tertulis Pemohon yang
mengikat Bank Pembuka untuk :
Melakukan pembayaran kepada Penerima atau ordernya, atau
mengaksep dan membayar wesel yang ditarik oleh Penerima;
atau
Memberi kuasa kepada bank lain untuk melakukan pembayaran
kepada penerima, mengaksep dan membayar wesel-wesel yang
ditarik oleh Penerima; atau
Memberi kuasa kepada Bank lain untuk menegosiasi wesel yang
ditarik oleh Penerima, atas penyerahan dokumen sepanjang
persyaratan dalam SKBDN dipenuhi.
Pengertian lain Letter of Credit dalam negeri (L/C) diterbitkan dalam
valuta Rupiah yang dimaksudkan untuk menjamin kelancaran
perdagangan dalam negeri. Bank yang menerbitkan L/C akan
memberikan jaminan pembayaran kepada cabang atau bank lain untuk
membayar sejumlah uang tertentu yang telah ditentukan dalam L/C.
Bank penerbit merupakan bank nasabah pembeli barang. Sedangkan
bank pembayar merupakan bank penjual barang.
2. Jenis perdagangan lokal yang bisa pakai SKBDN atau L/C dalam
negeri :
Bank, pemohon dan penerima berkedudukan didalam negeri.
Program StudiDIII Komputerisasi Akuntansi - STMIK CIC Cirebon Hal :19/70
ModulKuliah - Akuntansi Perbankan 2
Perdagangan barang dan jasa (yang tidak dapat dipisahkan
satu sama lain, selama harga barang lebih tinggi daripada
harga jasa) dilakukan di dalam negeri.
Dalam hal SKBDN diterbitkan atas dasar L/C dari luar negeri
(master L/C), perpindahan barang dapat dilakukan ke luar
negeri.
Dalam hal SKBDN terkait dengan cara pembayaran non L/C,
perpindahan barang dapat dilakukan ke luar negeri.
Keuntungan Menerbitkan L/C.Keuntungan yang dapat dinikmati oleh bank penerbit L/C dalam negeri
antara lain : dapat memperluas jaringan pelayanan kepada masyarakat
sebagai perantara perdagangan dan sekaligus mendapatkan tambahan
pendapatan berupa komisi dan sumber dana berupa setoran jaminan.
Pihak-Pihak Yang TerlibatPihak – pihak yang terlibat dalam perdagangan dalam negeri adalah :
pembuka L/C (pembeli barang), Bank penerbit L/C (issuing bank), Bank
Pembayar L/C (negotiating bank), Penjual Barang (beneficiary),
perusahaan asuransi dan perusahaan angkutan.
Ketentuan Penerbitan L/C Dalam NegeriL/C dalam negeri hanya untuk didalam wilayah pabean Indonesia.
Sedangkan L/C luar negeri hanya untuk wilayah di luar pabean
Indonesia. Pelaksana L/C dalam negeri berpedoman kepada Uniform
Custom And Practice for Documentary Credits (UCPDC) yang
diterbitkan oleh International Chamber of Commerce dalam publikasi
nomor 400 revisi tahun 1983 dan diterbitkan pada 1 Oktober 1985.
Program StudiDIII Komputerisasi Akuntansi - STMIK CIC Cirebon Hal :20/70
ModulKuliah - Akuntansi Perbankan 2
Prosedur Transaksi L/C Dalam Negeri
Gambar Prosedur Transaksi L/C DN
Dokumen yang harus dilengkapi dalam L/C DN Aplikasi pembukaan L/C Dalam Negeri.
Permohonan Penangguhan Setoran Jaminan L/C bila
diperlukan.
Bilyet L/C.
Permintaan Perubahan L/C DN.
Pemberitahuan penerimaan dokumen L/C DN
Perhitungan L/C DN.
Penegasan penerimaan dokumen.
Penyerahan dokumen L/C DN dan Perhitungan Pelunasanya.
Bukti perhitungan pelunasan L/C DN Berjangka.
Bukti penerusan/perubahan L/C DN.
Surat penerusan/perubahan L/C DN.
Surat penerimaan dokumen L/C DN.
Surat penyerahan dokumen L/C DN.
Surat jaminan.
Surat pengantar dokumen.
Bukti perhitungan wesel/Nota diskonto wesel.
Wesel.
Perjanjian pembukaan L/C DN.
Map pembukaan L/C DN.
Program StudiDIII Komputerisasi Akuntansi - STMIK CIC Cirebon Hal :21/70
ModulKuliah - Akuntansi Perbankan 2
Jenis L/C Dalam NegeriDitinjau dari segi pembiayaanya, L/C dalam negeri dapat berupa:
Sight L/C : a) Dengan setoran jaminan 100 persen.
b) Dengan setoran jaminan kurang 100 persen
Usance L/C : Dengan pembayaran secara berjangka dengan
wesel.
Red Clause L/C : Pembayaran dapat dilakukan dimuka.
Akuntansi Untuk L/C Dalam NegeriDapat dibagi kedalam dua jenis yaitu : (1) Pembukuan dicabang
penerbit L/C dan (2) Pembukuan dicabang pembayar L/C. Baik sight
atau usance, prosedur pembukuanya meliputi saat pembukaan L/C,
penerbitan L/C, pengambilalihan wesel (akseptasi), dan pembayaran
L/C.
Untuk pembayaran dibedakan antara L/C yang diterbitkan oleh bank
sendiri dan yang diterbitkan oleh bank lain.
(1) Pembukuan di cabang penerbit (issuing bank)
(a) Sight L/C DN-setoran jaminan 100%, bila sight L/C dibuka
dengan setoran jaminan 100% atau tidak ada penangguhan
setoran jaminan untuk nasabah, maka bagi bank tidak ada
resiko wanprestasi si pembuka L/C. Setoran jaminan 100% ini
merupakan sumber dana yang relatif sangat murah. Disini
dibedakan kepada siapa L/C DN yang diterbitkan akan ditujukan,
apakah kepada bank lain atau kepada cabang bank sendiri yang
berlokasi dikota lain.
Penerbitan L/C oleh bank sendiri yang ditujukan kepada cabang sendiri.Contoh kasus : PT. Marindo, nasabah Bank Mandiri Jakarta,
hendak membeli peralatan mesin kayu lapis dari sebuah industri
mesin dari PT. Mitra Perkasa di Surabaya. Untuk memperlancar
jalanya jual beli ini, PT. Mitra Perkasa, menghendaki agar PT.
Program StudiDIII Komputerisasi Akuntansi - STMIK CIC Cirebon Hal :22/70
ModulKuliah - Akuntansi Perbankan 2
Marindo membuka sight L/C DN pada Bank Mandiri – Jakarta
sebesar Rp. 250.000.000,-. Ketika PT. Marindo membuka L/C di
Bank Mandiri – Jakarta, yang ditujukan kepada PT. Mitra
Perkasa yang merupakan nasabah Bank Mandiri – Surabaya,
PT. Marindo membayar seluruh setoran jaminan ditambah
komisi sebesar Rp. 125.000,- dan ongkos kawat Rp. 25.000,-
atas beban rekening gironya.
Pencatatan pada saat penerbitan L/C DN.
Oleh Bank Mandiri – Jakarta, dibukukan :
D : Giro - Rekening PT. Marindo 250.150.000Rp K : Setoran Jaminan Sight L/C
Dalam Negeri - Setoran PT. Mitra Perkasa 250.000.000Rp K : Pendapatan Komisi Penerbitan 125.000Rp K : Pendapatan Ongkos kawat 25.000Rp
Pada saat penyelesaian L/C
Oleh Bank Mandiri – Jakarta, (penerbit L/C) dibukukan :
D : Setoran Jaminan Sight L/C 250.000.000Rp K : RAK-Cabang Surabaya 250.000.000Rp
Penerbitan L/C oleh bank sendiri yang ditujukan kepada bank lain.Contoh kasus : PT. Marindo, nasabah Bank Mandiri Jakarta,
hendak membeli peralatan mesin kayu lapis dari sebuah industri
mesin dari PT. Mitra Perkasa di Surabaya yang merupakan
nasabah Bank BNI Surabaya. Untuk memperlancar jalanya jual
beli ini, PT. Mitra Perkasa, menghendaki agar PT. Marindo
membuka sight L/C DN pada Bank Mandiri – Jakarta sebesar
Rp. 250.000.000,-. Ketika PT. Marindo membuka L/C di Bank
Mandiri – Jakarta, yang ditujukan kepada PT. Mitra Perkasa
yang merupakan nasabah Bank Mandiri – Surabaya, PT.
Marindo membayar seluruh setoran jaminan ditambah komisi
pembukaan sebesar Rp. 125.000,- pembayaran dilakukan
dengan cek debitur Rp. 150.000.000,-, cek rekening giro Rp.
50.000.000,- dan sisanya diambil dari rekening tabungan di
Program StudiDIII Komputerisasi Akuntansi - STMIK CIC Cirebon Hal :23/70
ModulKuliah - Akuntansi Perbankan 2
Bank Mandiri –Jakartadan ongkos kawat Rp. 25.000,- atas
beban rekening gironya.
Pada saat pembukaan L/C
Oleh Bank Mandiri – Jakarta, transaksi pembukaan L/C :
D : Debitur - Rekening PT. Marindo 150.000.000Rp D : Giro - Rekening PT. Marindo 50.000.000Rp K : Tabungan - Rekening PT. Marindo 50.000.000Rp K : Setoran Jaminan Sight L/C
Dalam Negeri - Setoran PT. Mitra Perkasa 250.000.000Rp K : Pendapatan Komisi Penerbitan
L/C Dalam Negeri 125.000Rp K : Pendapatan Ongkos kawat 25.000Rp
Pada saat penyelesaian L/C
Oleh Bank Mandiri – Jakarta, (penerbit L/C) dibukukan :
D : Setoran Jaminan Sight L/C 250.000.000Rp Dalam Negeri-Rekening PT. Malindo
K : RAK-Cabang Surabaya 250.000.000Rp
(b) Sight L/C DN – setoran jaminan kurang dari 100%, dalam hal ini
pembukaan L/C yang setoranya dilakukan kurang dari 100
persen, akan terjadi penangguhan setoran jaminan yang akan
merupakan hutang bagi nasabah pembuka L/C DN dan
sekaligus merupakan kewajiban bagi bank penerbit L/C kepada
pihak yang dijamin. Dalam kasus seperti ini, ada resiko
wanprestasi dari si pembuka L/C untuk tidak dapat memenuhi
kewajiban tersebut, maka bank akan mengkonversi hutang
setoran jaminanya menjadi debitur.
Contoh kasus : PT. Sekawan berkedudukan di Jakarta hendak
membeli mesin-mesin tenun dari CV. Andika di Semarang
sebesar Rp. 300.000.000,- untuk menjamin pembayaran jual-beli
ini, CV. Andika menghendaki PT. Sekawan untuk membuka L/C
Dalam Negeri di Bank Niaga – Jakarta yang ditujukan kepada
CV. Andika yang juga nasabah Bank Niaga – Semarang. PT.
Sekawan membuka L/C Dalam Negeri dengan menyetor
sebesar 80% dari nilai nominal L/C yang dibayarkan atas beban
Program StudiDIII Komputerisasi Akuntansi - STMIK CIC Cirebon Hal :24/70
ModulKuliah - Akuntansi Perbankan 2
rekening gironya. Komisi yang dibebankan oleh Bank Niaga –
Jakarta kepada PT. Sekawan sebesar Rp. 180.000,- dan ongkos
kawat sebesar Rp. 25.000,- dibayarkan tunai.
Pada saat pembukaan L/C
D : Kas 205.000Rp D : Giro - Rekening PT. Sekawan 240.000.000Rp K : Setoran Jaminan Sight L/C
Dalam Negeri - Setoran PT. Sekawan 240.000.000Rp K : Pendapatan Komisi Penerbitan
L/C Dalam Negeri 180.000Rp K : Pendapatan Ongkos kawat 25.000Rp
Untuk kekurangan setoran jaminan akan dibukukan sebagai
rekening administratif yang merupakan kewajiban bersyarat dari
Bank Mandiri – Jakarta (kontijensi) dengan ayat jurnal sbb :
K : Rekening Administratif Rupiah 60.000.000Rp Kekurangan setoran jaminanSight L/C Dalam Negeri
Rekening ini akan tetep outstanding hingga Bank Mandiri –
Jakarta mendapatkan kepastian akan pelunasan sisa setoran
jaminan tersebut. Kepada nasabah PT. Sekawan akan diberikan
fasilitas kredit apabila kekurangan setoran jaminan tersebut tidak
akan dipenuhi oleh yang bersangkutan.
Pada saat pelunasan kekurangan setoran jaminan dan
penyelesaian L/C diberikan fasilitas kredit oleh bank, dengan
membebankan provisi kredit sebesar Rp. 2.500.000,-, biaya –
biaya bea materai dan lain-lain Rp. 100.000,- maka pencatatan
di Bank Mandiri – Jakarta sbb :
D : Debitur - Rekenig PT. Sekawan 62.500.000Rp D : Setoran Jaminan Sight L/C
Dalam Negeri - Setoran PT. Sekawan 240.000.000Rp K : RAK - Cabang Semarang 300.000.000Rp K : Pendapatan Provisi Kredit 2.500.000Rp K : Pendapatan Lainya 100.000Rp
Program StudiDIII Komputerisasi Akuntansi - STMIK CIC Cirebon Hal :25/70
ModulKuliah - Akuntansi Perbankan 2
Pada saat Bank Mandiri – Jakarta sudah mendapat kepastian
pembayaran kekurangan jaminan L/C, dengan demikian seluruh
rekening administratif harus dikembalikan atau dihapiskan
dengan ayat jurnal sbb :
D : Rekening Administratif RupiahKekurangan Setoran JaminanSight L/C Dalam Negeri 60.000.000Rp
(c) Usance L/C Dalam Negeri
Perdagangan dalam negeri yang dilakukan dengan perantaraan
bank, juga ada yang menghendaki pembayaranya dilakukan
secara berjangka. Pembayaran berjangka ini dilakukan dengan
menerbitkan Usance L/CDN yang ditujukan kepada nasabah
penjual barang. Pembayaran setoran jaminan lazimnya
dilakukan oleh nasabah pembuka L/C DN (pembeli) kurang dari
100 persen.
Akuntansi untuk Usance L/C DN dibagi menjadi beberapa
peristiwa sebagai berikut :
Saat penerbitan Usance L/C DN
Saat akseptasi wesel berjangka
Saat jatuh tempo
Pembayaran sebelum jatuh tempo
Negosiasi bukan oleh cabang sendiri
(2) Pembukuan di cabang pembayar (Negotiating Bank)
Pembukaan yang dilakukan di cabang pembayar tidak dibedakan
apakah nasabah pembuka L/C di cabang penerbit telah membayar
setoran jaminan dengan jumlah penuh atau tidak. Namun yang
dibedakan disini adalah jenis transaksi yang harus dilakukan di
cabang pembayar seperti tampak sbb :
Sebagai Cabang Penerus L/CBila cabang hanya bertindak sebagai cabang penerus L/C atas L/C
DN yang telah diterbitkan oleh bank lain, maka cabang hanya
Program StudiDIII Komputerisasi Akuntansi - STMIK CIC Cirebon Hal :26/70
ModulKuliah - Akuntansi Perbankan 2
menerima komisi penerusan dari bank lain tersebut atas L/C yang
telah diterbitkan oleh bank lain.
Sebagai Cabang Penyambung Konfirmasi L/CBila cabang bertindak sebagai penyambung konfirmasi dari cabang
lain atas L/C yang telah diterbitkan oleh bank lain, maka cabang
akan menerima komisi konfirmasi L/C. Dengan demikian akan
tercipta adanya hubungan antar kantor (RAK) antara cabang
penyambung konfirmasi dan cabang penerbit L/C.
Sebagai Cabang Pembayar L/CBila cabang bertindak sebagai cabang pembayar L/C DN yang telah
diterbitkan oleh cabang lain, maka akan tercipta adanya hubungan
antar kantor cabang dengan cabang penerbit L/C DN tersebut.
Akuntansi Pembayaran L/CAkuntansi untuk pembayaran L/C DN dibedakan antara L/C DN
yang diterbitkan oleh bank sendiri (cabang lain) dan L/C DN yang
diterbitkan oleh bank lain. Sedangkan untuk tanggal pencatatan
dibedakan saat pengambilalihan wesel dan saat pembayaran L/C
kepada beneficiary. Dari Jenis L/C DN yang dibayarkan oleh
cabang pembayar juga dibedakan :
(1) Pembayaran atas Sight L/C Dalam Negeri
a. Bank sebagai pembayar penuh atas L/C yang telah
diterbitkan oleh bank sendiri.
b. Bank sebagai penyambung konfirmasi atas L/C yang telah
diterbitkan oleh bank sendiri untuk dibayarkan oleh bank lain.
c. Bank sebagai pembayar atas sight L/C yang telah diterbitkan
oleh bank lain.
(2) Pembayaran atas Usance L/C Dalam Negeri
a. Pembayaran dilakukan setelah tanggal jatuh tempo
b. Pembayaran dilakukan sebelum tanggal jatuh tempo
(3) Pembayaran atas Red Clause
Program StudiDIII Komputerisasi Akuntansi - STMIK CIC Cirebon Hal :27/70
ModulKuliah - Akuntansi Perbankan 2
Bila perdagangan dalam negeri dilakukan dengan menerbitkan Red
Clause L/C, kepada si beneficiary diberikan fasilitas untuk
mendapatkan fasilitas pembayran wesel dimuka yang berlaku
hanya atas L/C yang telah diterbitkan sendiri oleh cabang lain,
bukanya bank lain. Dalam hal L/C yang telah diterbitkan bank lain,
prosedur pembayaran nya harus melalui inkaso yaitu sbb :
D : RAK - Cabang Bank XXXXK : Giro - Rekening PT tujuan XXXXK : Pendapatan Komisi Negosiasi XXXX
L/C DN XXXXK : Pendapatan Ongkos Kawat XXXX
Bank penerbit L/C membukukan ayat jurnal :
D : Setoran jaminan Red Clause L/C DN - XXXXRekening PT pembuka L/C
K : RAK - Cabang Bank XXXX
2.1.4 Safe Deposit Box (SDB)Jenis jasa bank yang saat ini terus dipromosikan adalah jasa bank
dalam bentuk penyediaan tempat penyimpanan benda atau surat
berharga milik nasabah, tempat penyimpanan tersebut berbentuk
kotak-kotak ruang yang disewakan dengan tarif tertentu menurut
volumenya, dan bank menjamin kerahasiaanya, jasa ini dikenal dengan
sebutan Safe Deposit Box. Pengambilan dan penyimpanan barang
yang ada dalam SDB hanya dapat dilakukan bila pihak penyewa dan
bank hadir. Manfaat bagi bank sebagai sarana untuk meningkatkan
sumber dana dan sekaligus untuk meningkatkan pelayanan kepada
masyarakat dan sebagai alat promosi.
Akuntansi Untuk Safe Depsit Box (SDB)Akuntansi untuk SDB meliputi penerimaan uang sewa tahunan,
penerimaan uang jaminan kunci SDB, pembatalan atau berakhirnya
sewa SDB. Untuk penerimaan uang sewa dapat dibukukan kedalam
rekening sewa SDB yang dibayar dimuka, yang akan dibukukan
kedalam pos hutang, secara berangsur-angsur akan dialokasikan
menjadi pendapatan bank kedalam laporan laba rugi. Disamping itu,
bank juga menerima uang jaminan kunci SDB atas penyerahan kunci
Program StudiDIII Komputerisasi Akuntansi - STMIK CIC Cirebon Hal :28/70
ModulKuliah - Akuntansi Perbankan 2
kepada nasabah. Hal ini dilakukan karena mengingat peralatan SDB
hanya dapat dibuka bila kunci lengkap, yang diasanya disimpan kedua
belah pihak, yaitu nasabah dan bank, bila kunci dihilangkan nasabah,
SDB harus dibuka dengan paksa dan akan mengakibatkan kerugian
bagi bank karena harus mengganti dengan peralatan yang baru.
Pada Saat Penerimaan Sewa
Tgl Keterangan Ref Debet Kredit01-May-15 Giro-Rekening Nasabah XXXXX
Sewa SDB yang diterima dimuka XXXXX Setoran Jaminan - Kunci SDB XXXXX
Secara berangsur – angsur yakni setiap bulan rekening SDB Yang
Diterima Dimuka akan dialokasika kedalam rekening pendapatan, ayat
jurnal pencatatanya :
Tgl Keterangan Ref Debet Kredit01-May-15 Sewa SDB yg diterima dimuka XXXXX
Pendapatan Sewa SDB XXXXX
Jika terjadi perpanjangan sewa, maka ayat jurnal sama dengan diatas,
yang membedakan adalah tarif sewa naik atau tetap atau turun.
Saat Perjanjian Diakhiri
Tgl Keterangan Ref Debet Kredit01-May-16 Setoran Jaminan - Kunci SDB XXXXX
Giro-Rekening Nasabah XXXXX
Kunci Yang Dihilangkan Oleh NasabahUang setoran jaminan kunci dimaksudkan adalah untuk menjaga
kemungkinan kunci yang dibawa oleh nasabah hilang. Dalam hal terjadi
kehilangan kunci SDB, nasabah harus menggantinya, dalam hal ini
bank akan mengambil seluruh uang jaminan kunci SDB yang telah
disetorkan oleh nasabah yang bersangkutan.
Program StudiDIII Komputerisasi Akuntansi - STMIK CIC Cirebon Hal :29/70
ModulKuliah - Akuntansi Perbankan 2
Contoh kasus : seorang penyewa SDB Tn. Tatan, yang telah
membayar uang jaminan kunci SDB sebesar Rp. 80.000,- datang
kepada Bank Mandiri – Cirebon dan menyatakan telah menghilangkan
kunci SDB setelah menggunakan jasa SDB selama 6 bulan dengan
sewa Rp. 70.000,- setahun. Ia tetap memutuskan untuk tetap
memperpanjang SDB selama setahun lagi tetapi menghendaki volume
yang lebih besar dengan beban sewa sebesar Rp. 100.000,- per tahun
dan uang jaminan Rp. 120.000,-.. oleh Bank Mandiri – Cirebon diminta
untuk menyetorkan kembali uang jaminan SDB dengan jumlah yang
sama yang dilakukanya secara tunai. Bank Mandiri – Cirebon akan
membukukan transaksi ini dengan ayat jurnal sbb :
Sisa Sewa (Rp. 70.000,- : 2) =Rp. 35.000,-
Sewa baru setahun yg akan datang =Rp. 100.000,-
Kekurangan sewa yang akan datang = Rp. 65.000,-
Setoran jaminan SDB yang baru =Rp. 120.000,-
Diterima tunai =Rp. 185.000,-
Tgl Keterangan Ref Debet Kredit2015 Kas 185.000Rp
Setoran Jaminan-Kunci SDB Lama 80.000Rp Setoran Jaminan-Kunci SDB Baru 120.000Rp Inventaris Kantor-SDB 80.000Rp Sewa SDB yang diterima dimuka 65.000Rp
Selama rekening jaminan outstanding pada neraca, berarti masih ada
penyewa yang belum mengakhiri SDB. Setoran jaminan ini tidak
berbunga dan merupakan sumber dana yang termurah bagi bank yang
harus dipupuk terus.
2.2. EVALUASIBeri tanda silang pada kolom skala jawaban yang sesuai dengan pendapat anda
untuk masing-masing obyek penilaian di bawa ini. Skala penlaian : 1 = Sangat Tidak
Memuaskan, 2 = Tidak Memuaskan, 3 = Memuaskan, 4 = Sangat Memuaskan
No Obyek Penilaian Skala Penilaian
Program StudiDIII Komputerisasi Akuntansi - STMIK CIC Cirebon Hal :30/70
ModulKuliah - Akuntansi Perbankan 2
1 2 3 4
1 Cakupan Materi
2 Kedalaman Materi
3 Strategi Penyampaian
4 Penggunaan metode dan alat bantu
5 Intraksi dan diskusi mahasiswa dengan
dosen
6 Rasio ceramah dan latihan
7 Kualitas diskusi kelompok
8 Kehadiran dosen di kelas
9 Pemberian referensi materi kuliah
10 Manfaat penugasan
11 Berikan saran anda untuk perbaikan kualitas perkuliahan selanjutnya:
………………………………………………………………………………………
………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………
PUSTAKA1. Lapoliwa dan Daniel S. Kuswandi. 2000. Akuntansi Perbankan.Akuntansi
Transaksi Bank dalam Valuta Rupiah. Edisi 5. Jakarta : Institut Bankir Indonesia.
2. Amir M.s. 1999. Letter of Credit. Dalam Bisnis Ekspor Impor. Jakarta: Pustaka
Binaman Presindo.
3. www.google.co.id gambar prosedur L/C DN.
BAB AKUNTANSI KOMITMEN DAN KONTIJEN(Pertemuan 4 & 5)3
TUJUAN PEMBELAJARANa. Mahasiswa memahami pengertian Akuntansi Komitmen
Program StudiDIII Komputerisasi Akuntansi - STMIK CIC Cirebon Hal :31/70
ModulKuliah - Akuntansi Perbankan 2
b. Mahasiswa memahami pengertian Akuntansi Kontijensi
c. Mahasiswa dapat memahami pencatatan Akuntansi Komitmen
d. Mahasiswa dapat memahami pencatatan Akuntansi Kontijensi
3.1. MATERIKomitmen dan Kontijensi merupakan transaksi yang banyak dijumpai dalam
bank. Transaksi ini merupakan transaksi bersyarat yang dapat mempengaruhi
neraca dan laba rugi. Komitmen dan Kontijensi akan dicatat dalam rekening
administratif untuk memberikan informasi kepada manajemen akan adanya
tagihan atau kewajiban yang muncul dari komitmen dan kontijensi.
Pada akhir periode atau tanggal pelaporan keuangan, bank diwajibkan
membuat suatu laporan komitmen dan laporan kontijensi untuk mengetahui
posisi rekening administratif, apakah berada diposisi long atau lebih besar
tagihan daripada kewajiban, atau berada pada posisi short atau lebih besar
kewajiban daripada tagihan.
1.1.1 Akuntansi KomitmenKomitmen adalah suatu ikatan atau kontrak berupa janji yang tidak
dapat dibatalkan (irrevocable) secara sepihak, dan harus dilaksanakan
apabila persyaratan yang disepakati bersama dipenuhi. Jenis komitmen
yang ditemukan dalam transaksi bank dapat berupa komitmen
kewajiban. Komitmen tagihan adalah komitmen yang akan diterima
oleh suatu bank dari pihak lainya. Sedangkan komitmen kewajiban adalah komitmen yang diberikan oleh suatu bank kepada nasabah atau
pihak lain.
Pencatatan Komitmen Dalam Laporan KeuanganKomitmen merupakan suatu peristiwa akuntansi yang mengandung
syarat, yaitu dipenuhinya kesepakatan antara pihak bank dengan pihak
lain atau nasabah. Transaksi ini harus dipenuhi oleh kedua belah pihak,
tempat pencatatan transaksi ini adalah rekening administratif, yang
berisikan seluruh transaksi komitmen dan kontijen suatu bank. Pos
administratif komitmen ini pada tanggal jatuh waktunya akan berubah
Program StudiDIII Komputerisasi Akuntansi - STMIK CIC Cirebon Hal :32/70
ModulKuliah - Akuntansi Perbankan 2
menjadi transaksi yang akan mengubah neraca dan pos pendapatan
dan biaya.
Jenis Komitmen(1) Fasilitas Pinjaman yang diterima
Jenis komitmen fasilitas pinjaman yang diterima ini meliputi fasilitas
pinjaman yang akan diterima oleh bank dari bank lain atau pihak
lain yang belum dipergunakan pada tanggal penyusunan laporan
keuangan. Nilai komitmen yang disajikan dalam neraca adalah
sejumlah nilai nominal penarikan atau pelunasan atas fasilitas
tersebut, sesuai dengan kesepakatan yang tertuang dalam
perjanjian pemberian fasilitas kredit tersebut. Ada beberapa jenis
pinjaman diterima antara lain :
a) Pinjaman dari Bank Indonesia berupa fasilitas pinjaman jengka
pendek untuk mengatasi kesulitan likuiditas dan kredit likuiditas
yang masih berjalan.
b) Pinjaman dari bank lain, yaitu merupakan sumber dana
pinjaman yang diperoleh dari bank lain.
c) Pinjaman obligasi.
d) Pinjaman yang diterima dalam rangka pembiayaan bersama
(sindikasi) satu atau beberapa proyek.
e) Pinjaman dari luar negeri atau disebut Two Step Loan yaitu
pinjaman diterima yang diperoleh melalui pemerintah RI
(departemen keuangan) dari lembaga keuangan internasional.
Akuntansi Pinjaman Bank LainPinjaman dari Bank lain adalah pinjaman yang diterima dari bank
lain, yang tidak dikenakan pajak atas pendapatan bunga bagi pihak
kreditor, pinjaman ini merupakan sumber dana yang dihimpun oleh
bank dalam jangka waktu lebih dari satu tahun. Pinjaman ini
memberikan keleluasaan bagi bank untuk mengatur
pengembalianya, karena jangka waktunya lama.Pencatatan
pinjaman bank lain dilakukan pada saat dilakukan
penandatanganan atas pinjaman atau pada saat kesepakatan
Program StudiDIII Komputerisasi Akuntansi - STMIK CIC Cirebon Hal :33/70
ModulKuliah - Akuntansi Perbankan 2
pinjaman dilakukan antar bank sebagai debitur dan bank lain
sebagai kreditur. Pada saat ditandatangani, maka pencatatan
dilakukan dalam laporan komitmen dan kontijensi. Pada saat
pinjaman tersebut diterima, maka pencatatanya dilakukan dalam
neraca.
Contoh :
Pada tanggal 10 April 2014 Bank Bima telah menandatangani akad
kredit dengan Bank Putra, dimana Bank Putra sebagai debitur dan
Bank Putra sebagai kreditur. Jumlah kredit Rp. 1.000.000,- jangka
waktu satu tahun dan bungan 12% per tahun. Pencairan dilakukan
pada tanggal 16 April 2014 melalui rekening giro Bank Indonesia
sebesar Rp. 700.000.000,- dan pencairan kedua dilakukan pada
tanggal 1 Mei 2014 sebesar Rp. 300.000.000,- langsung didebet
dari rekening giro Bank Bima di Bank Putra. Dalam menjawab
contoh tersebut dibedakan dengan dua cara yaitu pinjaman tanpa
diskonto dan pinjaman bank dengan diskonto.
Pinjaman yang diterima tanpa diskontoJurnal yang dibuat untuk transaksi pinjaman yang diterima tanpa
diskonto, pencatatanya harus dengan membukukan masing-masing
transaksi sesuai dengan jumlah pinjaman yang diterima. Jurnal –
jurnalnya dapat dilihat sbb :
Jurnal yang dibuat tanpa diskonto :
Program StudiDIII Komputerisasi Akuntansi - STMIK CIC Cirebon Hal :34/70
ModulKuliah - Akuntansi Perbankan 2
Tgl Keterangan Ref Debet Kredit10-Apr-14 Pinjaman diterima yg belum 1.000.000.000Rp
ditarik16-Apr-14 Pinjaman diterima yg belum 700.000.000Rp
ditarikGiro pada Bank Indonesia 700.000.000Rp Pinjaman diterima 700.000.000Rp
01-May-14 Pinjaman diterima yg belum 300.000.000Rp ditarikGiro Bank Lain 300.000.000Rp Pinjaman diterima 300.000.000Rp
Jurnal yang dibuat, pinjaman yang diterima tanpa diskonto :
Tgl Keterangan Ref Debet Kredit31-May-14 Beban Bunga 13.500.000Rp
Giro pada Bank Lain 13.500.000Rp
1,5 Bulan/12 Bulan x 12% x Rp. 700Jt = 10.500.000,-1 Bulan/12 Bulan x 12% x Rp. 300Jt = 3.000.000,-Total Bungan = Rp. 13.500.000,-
Pinjaman diterima 50.000.000Rp Giro pada Bank Lain 50.000.000Rp
(misalnya angsuran pokok Rp. 50 jt)
Jurnal yang dibuat pada saat jatuh tempo
Jurnal yang dibuat tanpa diskonto
Tgl Keterangan Ref Debet Kredit10-Mar-15 Pinjaman diterima 1.000.000.000Rp
Giro pada Bank Lain 1.000.000.000Rp
Pinjaman yang diterima dengan diskontoDalam membukukan pinjaman ini artinya terdapat bunga dibayar
dimuka oleh bank peminjam, maka diskonto (bunga dibayar dimuka)
tersebut digunakan sebagai pengurang pinjaman diterima, jurnal
yang dibutuhkan sbb :
Jurnal yang dibuat dengan diskonto
Program StudiDIII Komputerisasi Akuntansi - STMIK CIC Cirebon Hal :35/70
ModulKuliah - Akuntansi Perbankan 2
Tgl Keterangan Ref Debet Kredit10-Apr-14 Pinjaman diterima yang belum 1.000.000.000Rp
ditarik16-Apr-14 Pinjaman diterima yang belum 700.000.000Rp
ditarik
Giro pada Bank Indonesia 616.000.000Rp Bunga dibayar dimuka 84.000.000Rp Pinjaman diterima 700.000.000Rp
(Bunga 12% x Rp. 700 Jt = 84 Jt)
01-May-14 Pinjaman diterima yang belum 300.000.000Rp ditarik
Giro pada Bank Lain 264.000.000Rp Bunga dibayar dimuka 36.000.000Rp Pinjaman diterima 300.000.000Rp
(Bunga 12% x Rp. 300 Jt = 36 Jt)
Dalam contoh diatas, apabila pembayaran dimulai pada tanggal 31 Mei
2014 dan bunga dihitung dengan menggunakan metode efektif rate, maka
jurnal yang dibutuhkan sbb :
Jurnal yang dibuat, pinjaman yang diterima tanpa diskonto :
Tgl Keterangan Ref Debet Kredit31-May-14 Beban Bunga 13.500.000Rp
Bunga dibayar dimuka 13.500.000Rp 1,5 Bulan/12 Bulan x 12% x Rp. 700Jt = 10.500.000,-1 Bulan/12 Bulan x 12% x Rp. 300Jt = 3.000.000,-Total Bungan = Rp. 13.500.000,-
Pinjaman diterima 50.000.000Rp Giro pada Bank Lain 50.000.000Rp
(misalnya angsuran pokok Rp. 50 jt)
Jurnal yang dibuat, tanpa diskonto
Program StudiDIII Komputerisasi Akuntansi - STMIK CIC Cirebon Hal :36/70
ModulKuliah - Akuntansi Perbankan 2
Tgl Keterangan Ref Debet Kredit10-Mar-15 Pinjaman diterima 1.000.000.000Rp
Giro pada Bank Lain 1.000.000.000Rp
Beban Bunga 10.000.000Rp Bunga dibayar dimuka 10.000.000Rp
(Bunga sebulan yg belum diAmortisasi)
Pinjaman Bukan Bank Pinjaman dari bukan bank adalah pinjaman yang diterima dari
lembaga keuangan bukan bank dan/atau lembaga lain. Bunga atas
pinjaman ini dikenakan pajak dan bank peminjam wajib memungut
pajak atas pendapatan bunga. Sebagai contoh : Pada tanggal 1
April 2015 Bank Bima mendapat pinjaman dari PT. Buana Surabaya
sebesar Rp. 1.000.000.000,-, jangka waktu satu tahun dan bunga
12% pertahun. Pada tanggal 1 April 2015 dilakukan pencairan
secara sekaligus sebesar Rp. 1.000.000.000,-
Jurnal yang dibuat, tanpa diskonto :
Tgl Keterangan Ref Debet Kredit01-Apr-15 Pinjaman diterima yang belum 1.000.000.000Rp
ditarik Rek.Lawan-Tagihan Komitmen 1.000.000.000Rp
11-Apr-15 Rek.Lawan-Tagihan Komitmen 1.000.000.000Rp Pinjaman diterima yang belum 1.000.000.000Rp ditarikKas/Giro PT. Buana 1.000.000.000Rp Pinjaman diterima 1.000.000.000Rp
Dalam contoh diatas, apabila pembayaran angsuran dimulai pada
tanggal 1 Mei 2015, dan bunga dihitung dengan menggunakan
metode efektif rate, maka jurnal yang dibuat sbb :
Jurnal yang dibuat tanpa diskonto :
Program StudiDIII Komputerisasi Akuntansi - STMIK CIC Cirebon Hal :37/70
ModulKuliah - Akuntansi Perbankan 2
Tgl Keterangan Ref Debet Kredit01-May-15 Beban Bunga 6.666.667Rp
Giro PT. Buana 5.333.333Rp Utang PPh 1.333.333Rp
Tgl Keterangan Ref Debet Kredit01-May-15 Pinjaman diterima 1.000.000.000Rp
Giro pada Bank Lain 1.000.000.000Rp
Jurnal yang dibuat dengan diskonto :
Tgl Keterangan Ref Debet Kredit01-Apr-15 Pinjaman diterima yang belum 1.000.000.000Rp
ditarik
11-Apr-15 Kas/Giro PT. Buana 904.000.000Rp Bunga dibayar dimuka 120.000.000Rp Pinjaman diterima 1.000.000.000Rp Utang PPh 24.000.000Rp
(Bunga = 12% x Rp. 1.000.000.000,- = Rp. 120.000.000,-)(Pajak = 20% x Rp. 120.000.000,- = Rp. 24.000.000,-)
Jurnal yang dibuat tanpa diskonto
Tgl Keterangan Ref Debet Kredit01-May-15 Beban Bunga 6.666.667Rp
Bunga dibayar dimuka 6.666.667Rp (20/360 hari x 12% x Rp. 1.000.000.000,- = 6.666.667)
Jurnal yang dibuat pada saat jatuh tempo
Jurnal yang dibuat dengan diskonto
Tgl Keterangan Ref Debet Kredit10-May-15 Pinjaman diterima 1.000.000.000Rp
Giro pada Bank Lain 1.000.000.000Rp Beban Bunga 10.000.000Rp Bunga dibayar dimuka 10.000.000Rp
(Bunga 1 bln yg belum diamortisasi)
(2) Fasilitas Kredit Yang Diberikan
Program StudiDIII Komputerisasi Akuntansi - STMIK CIC Cirebon Hal :38/70
ModulKuliah - Akuntansi Perbankan 2
Kegiatan bank dalam menyalurkan dana ke pihak lain yang paling
besar dalam bentuk kredit. Jenis transaksi ini banyak ditemukan
dalam operasional bank sehari-hari yaitu fasilitas kredit kepada para
nasabah. Pengertian kredit menurut UU Perbankan No.10 Tahun
1998 adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat
dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau
kesepakatan pinjam meminjam antar bank dengan pihak lain yang
mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka
waktu tertentu dengan pemberian bunga.
Termasuk dalam pengertian kredit yang diberikan adalah kredit
dalam rangka pembiayaan bersama, kredit dalam restrukturisasi,
dan pembelian surat berharga debitur yang dilengkapi dengan note
purchase agreement (PAPI, 2001). Unsur kredit terdiri dari :
(a) Debitur dan Kreditur
(b) Perjanjian
(c) Jangka Waktu
(d) Balas Jasa
(e) Kepercayaan
(f) Resiko
Jenis KreditJenis kredit secara umum dibedakan sesuai dengan bentuk kredit,
jangka waktu dan tujuan penggunaan kredit
(a) Jenis kredit menurut bentuknya :
Kredit rekening Koran
Installment Loan
(b) Jenis kredit menurut jangka waktunya
Kredit jangka pendek
Kredit jangka menengah
Kredit jangka panjang
(c) Jenis kredit menurut tujuan penggunaanya
Kredit investasi
Kredit modal kerja
Program StudiDIII Komputerisasi Akuntansi - STMIK CIC Cirebon Hal :39/70
ModulKuliah - Akuntansi Perbankan 2
Kredit konsumsi
Perhitungan Bunga KreditBunga kredit merupakan pendapatan yang diperoleh bank dalam
rangka menyalurkan dana kepada debitur dalam bentuk kredit.
Dalam penghitungan bunga kredit ada beberapa metode
perhitungan bunga diantaranya :
(a) Flat Rate, merupakan metode pembebanan suku bunga kredit
yang rata setiap kali angsuran, atau total angsuran pokok
maupun angsuran bunga sama setiap kali angsuran atau setiap
bulan.
(b) Annuity, atau anuitas merupakan perhitungan bunga dengan
mengalikan persentase bunga dikalikan dengan saldo akhir
pinjaman secara tahunan.
(c) Effective Rate, beban bunga efektif yang ditanggung oleh
debitur, perhitungan bunga dihitung dari persentase bunga
dikalikan dengan saldo akhir pinjaman setelah dikurangi pokok
angsuran.
(d) Sliding Rate, merupakan perhitungan bunga kredit dengan total
angsuran yang akan menurun setiap kali angsuran. Total
angsuran menurun ini karena angsuran pokok akan sama (tidak
berubah) setiap kali angsuran, sementara angsuran bunga akan
menurun.
(e) Floating Rate,merupakan kebijakan bunga yang dilakukan oleh
bank dengan model bunga mengambang, artinya bank dapat
mengubah suku bunga tanpa adanya pemberitahuan terlebih
dahulu kepada debitur.
Akuntansi KreditKredit dicatat dalam neraca pada saat pencairan kredit sebesar
jumlah uang yang dikeluarkan oleh bank kepada nasabah. Pada
saat bank memberikan persetujuan kredit dan mengirimkan surat
persetujuan kredit kepada calon debitur, maka jumlah plafon kredit
yang telah disetujui ini dicatat dalam rekening administrative atau
Program StudiDIII Komputerisasi Akuntansi - STMIK CIC Cirebon Hal :40/70
ModulKuliah - Akuntansi Perbankan 2
pada kewajiban komitmen. Dalam Pedoman Akuntansi Perbankan
Indonesia disebutkan :
Kredit modal kerja/rekening koran akan berkurang pada saat
dilakukan penarikan dan akan bertambah pada saat diterima
setoran.
Kredit investasi, kredit modal kerja plafon menurun atau
kredit konsumsi, akan berkurang pada saat dilakukan
penarikan dan tetap/tidak bertambah pada saat diterima
setoran.
(1) Perjanjian Kredit
Pencatatan akuntansi kredit dimulai pada saat ditandatanganinya
perjanjian kredit antara bank dan debitur. Setelah tanda tangan
perjanjian kredit, bank harus mencatat dalam kewajiban komitmen.
Dalam hal debitur mencairkan kreditnya, maka bank akan mencatat
jumlah pencairan “kredit yang diberikan” pada posisi aktiva bank.
Contoh :
Pada tanggal 15 April 2007, dilakukan penandatanganan perjanjian
kredit investasi kepada PT. Banyubiru. Plafond kredit sebesar Rp.
1.000.000.000,- Jangka waktu 3 tahun dan bunga 12% efektif rate.
Biaya – biaya untuk keperluan kredit ini antara lain biaya provisi 1%
dari plafon kredit, biaya asuransi Rp. 8.000.000,- biaya notaries Rp.
5.000.000,- Angsuran dilakukan sejak satu bulan setelah pencairan
seluruh plafon kreditnya. Tahap pencatatan :
Pada saat penandatanganan kredit, 15 April 2007
15 April 2007 Akun Debit Kredit
Rek.Lawan - Kewajiban Komitmen
1,000,000,000
Fasilitas Kredit kepada nasabah 1,000,000,000
yang belum digunakan15 April
2007 Giro PT. Mitra Pratama 23,000,000
Provisi diterima dimuka 10,000,000
Giro Notaris 5,000,000
Giro Perusahaan Asuransi 8,000,000
Pada saat pencairan kredit, 20 April 2007
Program StudiDIII Komputerisasi Akuntansi - STMIK CIC Cirebon Hal :41/70
ModulKuliah - Akuntansi Perbankan 2
Tanggal Akun Debit Kredit 20 April 2007 Kredit yang diberikan
1,000,000,000
Giro PT. Banyubiru 1,000,000,000
Tanggal Akun Debit Kredit 20 April 2007 Fas. Kredit yang diberikan nasabah
1,000,000,000
yang belum digunakan
Rek. Lawan-kewajiban komitmen
1,000,000,000
Pada akhir bulan bank melakukan penyesuaian terhadap provisi
diterima dimuka dan pengakuan pendapatan bunga pada akhir bulan,
30 April 2007. Dengan demikian jurnal pengakuan pendapatan provisi
yang dibuat sbb :
Amortisasi provisi, 30 April 2007 Tangga
l Akun Debit Kredit 30 April Pendap. Provisi diterima dimuka
277,778
yang belum digunakan
Rek. Lawan-kewajiban komitmen 277,778
*provisi setiap bulan Rp. 10.000.000.-/36 bulan *utk berikutnya sama pencatatan jurnalnya
Program StudiDIII Komputerisasi Akuntansi - STMIK CIC Cirebon Hal :42/70
ModulKuliah - Akuntansi Perbankan 2
Pendapatan bunga kredit yang harus diakui pada tanggal 30 April 2007
adalah pendapatan bunga kredit untuk jangka waktu 11 hari yaitu mulai
tanggal 20 s/d 30 April 2007.
Penyesuaian pendapatan bunga kredit, 30 April 2007 Tanggal Akun Debit Kredit 30 April Pendapatan bunga kredit yg diterima
3,666,667
yang belum digunakan
Pendapatan bunga kredit 3,666,667
*Angsuran Total = M x i/1-(1+i)-n 33,214,310
*Bunga bulan I = 1% x Rp. 1.000.000.000,- 10,000,000
*Angsuran pokok = 23,214,310
*Bunga 11 hari = 11/30 x 10.000.000,- 3,666,667
(2) Pembayaran Angsuran
Pencairan dan penbayaran kembali kredit tergantung pada jenis
kreditnya. Kredit rekening koran, pencairan dan pembayaran
angsuran dilakukan sesuai dengan kebutuhan, sehingga saldo
kredit berfluktuasi. Jenis kredit lainya yaitu installment loan.
Pembayaran kembali pinjaman yang diberikan kepada debitur
dalam installment loan dapat dilakukan secara berkala setiap bulan,
tiga bulan sekali atau sekaligus pada saat jatuha tempo.
(3) Pelunasan kredit
Pelunasan kredit merupakan pembayaran yang dilakukan oleh
nasabah sejumlah pinjaman pokok kredit yang telah diterimanya.
Pelunasan kredit dapat terjadi dalam beberapa hal sebagai berikut :
a. Pelunasan sesuai jatuh tempo
b. Pelunasan dipercepat seluruhnya
c. Pelunasan sebagian
Program StudiDIII Komputerisasi Akuntansi - STMIK CIC Cirebon Hal :43/70
ModulKuliah - Akuntansi Perbankan 2
Laporan KomitmenAdalah merupakan suatu kewajiban bagi bank untuk melaporkan
besarnya kewajiban atau tagihan bersih atas seluruh transaksi
komitmen yang telah dilakukan. Tujuan dari laporan komitmen
adalah untuk alat control bagi bank yang bersangkutan dalam
mengelola aktiva dan kewajiban yang telah diperkirakan akan
terjadi beberapa hari atau bulan yang akan datang yang akan
dikaitkan dengan tagihan yang akan diterima.
*contoh laporan komitmen
LAPORAN KOMITMENPer 31 Januari 2000
(dalam jutaan rupiah)TAGIHAN KEWAJIBAN 1) Fasilitas pinjaman 1)Fasilitas kredit
yang diterima
125,000 yang diberikan
85
2)Penjualan spot 2)Irrevocable L/C
Valas 41 DN Repo
300
3) Penjualan 3) Wesel berjangka
forward valas 31,125 yang diaksep
400
4) Pembelian spot valas 12.9
5) Pembelian forward
valas 41.4
Jumlah
156,166 Jumlah
839
Jumlah tagihan bersih Rp. 124.232,825
Dengan demikian, bank masih akan mendapatkan dana sebesar
Rp. 124,23 milyar yang berarti aka nada pertumbuhan dalam
jumlah aktiva.
1.1.2 Kontijensi Bank
Program StudiDIII Komputerisasi Akuntansi - STMIK CIC Cirebon Hal :44/70
ModulKuliah - Akuntansi Perbankan 2
Kontijensi adalah keadaan yang masih diliputi ketidakpastian mengenai
kemungkinan diperolehnya laba atau rugi oleh suatu bank, yang baru
akan terselesaikan dengan terjadi atau tidak terjadinya peristiwa
dimasa datang. Transaksi yang bersifat kontijensi (bersyarat) ini belum
mengikat bank untuk melakukan tagihan ataupun kewajiban riil bank
saat ini, akan tetapi secara antisipatif kontijensi tersebut akan menjadi
kewajiban atau tidak sangat tergantung terjadi atau tidak terjadi
peristiwa yang berkaitan dengan kontijensi dimasa yang akan dating.
Kontijensi bank terdiri dari kontijensi tagihan dan kontijensi kewajiban.
Kontijensi Tagihan(1) Bank Garansi yang diterbitkan oleh bank lain
Bank garansi dari bank lain adalah semua bentuk bank garansi atau
jaminan yang diterima oleh bank yang mengakibatkan tagihan
kepada pihak bank penjamin bila bank yang dijamin melakukan
ingkar janji atau wanprestasi dikemudian hari.
(2) Pembelian opsi valuta asing
Opsi adalah perjanjian yang memberikan hak pilihan kepada
pembeli opsi untuk menggunakan atau tidak menggunakan dalam
kontrak beli valuta asing.
(3) Pendapatan bunga dalam penyelesaian
Dalam akuntansi perbankan khususnya yang menyangkut
pendapatan bunga dari aktiva produktif, bank akan menganut
prinsip konservatif dalam arti sangat hati-hati. Bank akan
membukukan pendapatan bunga dalam rekening nominal dengan
accrual basis dan cash basis kalau aktiva tersebut masuk dalam
kolektibilitas lancer. Dengan demikian kalau aktiva yang
mendatangkan pendapatan bunga itu tergolong lancar maka tidak
akan timbul rekening administratif.
Kontijensi Kewajiban(1) Garansi yang diberikan
Bank garansi yang diberikan adalah semua bentuk garansi atau
jaminan yang diberikan oleh bank yang mengakibatkan pembayaran
Program StudiDIII Komputerisasi Akuntansi - STMIK CIC Cirebon Hal :45/70
ModulKuliah - Akuntansi Perbankan 2
kepada pihak penerima jaminan apabila pihak yang dijamin oleh
bank yang bersangkutan wanprestasi atau cedera janji.
(2) Surat Kredit Berdokumenter Dalam Negeri (SKBDN/LC DN) yang
dapat dibatalkan (revocable L/C) dalam rangka perdagangan dalam
negeri.
(3) Penjualan opsi valuta asing
Opsi jual (put option) adalah opsi yang memberikan hak kepada
pemegang opsi untuk menjual valuta asing pada harga tertentu
selama atau pada akhir masa opsi.
3.2. EVALUASINo Obyek Penilaian Skala Penilaian
1 2 3 4
1 Cakupan Materi
2 Kedalaman Materi
3 Strategi Penyampaian
4 Penggunaan metode dan alat bantu
5 Intraksi dan diskusi mahasiswa dengan dosen
6 Rasio ceramah dan latihan
7 Kualitas diskus kelompok
8 Kehadiran dosen di kelas
9 Pemberian referensi materi kuliah
10 Manfaat penugasan
11 Berikan saran anda untuk perbaikan kualitas perkuliahan selanjutnya:
………………………………………………………………………………………………
………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………
PUSTAKA1. Ismail. 2011. Akuntansi Bank. Teori dan Aplikasi dalam Rupiah. Jakarta :
Kencana Prenada Media Grup.
2. Lapoliwa dan Daniel S. Kuswandi. 2000. Akuntansi Perbankan.Akuntansi
Transaksi Bank dalam Valuta Rupiah. Edisi 5. Jakarta : Institut Bankir
Indonesia.
Program StudiDIII Komputerisasi Akuntansi - STMIK CIC Cirebon Hal :46/70
ModulKuliah - Akuntansi Perbankan 2
3. Taswan. 2008. Akuntansi Perbankan. Transaksi dalam Rupiah. Edisi III.
Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
BAB AKUNTANSI PENDAPATAN DAN BIAYA BANK(Pertemuan 6)4
TUJUAN PEMBELAJARANa. Mahasiswa memahami pendapatan Bank dan pencatatanya
b. Mahasiswa memahami biaya Bank dan pencatatanya
4.1 MATERI4.1.1 Pendapatan Bank
Pendapatan (revenues) adalah arus kas bruto dari manfaat ekonomis yang
timbul dari aktivitas normal bank selama satu periode yang mengakibatkan
kenaikan ekuitas dan tidak secara langsung berasal dari kontribusi
penanaman modal.
Perlakuan AkuntansiPengakuan dan pengukuran pendapatan bunga dan beban bunga, antara lain
sebagai berikut :
Program StudiDIII Komputerisasi Akuntansi - STMIK CIC Cirebon Hal :47/70
ModulKuliah - Akuntansi Perbankan 2
1. Pendapatan bunga untuk aktiva produktif yang digolongkan performing
diakui secara akrual.
2. Pendapatan bunga untuk aktiva produktif yang digolongkan non-
performing tidak diakui sebagai pendapatan periode berjalan sejak aktiva
tersebut dinyatakan non-performing dan hanya dapat diakui apabila
pendapatan tersebut telah diterima secara tunai.
3. Pada saat aktiva produktif digolongkan sebagai non-performing :
a. Bunga yang telah diakui tetapi belum tertagih harus dibatalkan
b. Pembatalan dilakukan dengan membuat jurnal batik (reversing entriei)
sebesar bunga yang telah diakui teteapi belum tertagih, dan
pembatalan tersebut akan mengurangi pendapatan bunga yang telah
diakui.
4. Bunga dari aktiva produktif non-performing yang tidak diakui sejak aktiva
produktif tersebut dinyatakan non-performing diungkapkan dalam catatan
atas laporan keuangan mengenai komitmen dan kontijensi.
5. Penghentian perhitungan bunga aktiva produktif non-performing
dilaksanakan sesuai dengan kebijakan perkreditan bank.
6. Penghapusbukuan aktiva produktif yang tergolong non-performing hanya
dapat dilakukan jika bank mempunyai penyisihan yang cukup (telah
membentuk penyisihan kerugian secara penuh 100%) atas aktiva produktif
yang digolongkan macet tersebut.
7. Seluruh penerimaan dari kredit diragukan dan macet diakui terlebih dahulu
sebagai pengurang pokok kredit. Kelebihan penerimaan dari pokok kredit
diakui sebagai pendapatan bunga.
8. Penerimaan kredit yang telah dihapus buku diakui sebagai penyesuaian
penyisihan kerugian kredit sebesar pokok kredit. Kelebihan penerimaan
dari pokok kredit, diakui sebagai pendapatan bunga.
9. Beban bunga diakui secara akrual dan dinilai sebesar jumlah yang menjadi
kewajiban bank, termasuk beban lain yang dikeluarkan dalam rangka
penghimpunan dana, seperti hadiah.
10.Beban bunga dalam rangka penghimpunan dana yang dibayar dimuka,
seperti bunga sertifikat deposito dan pinjaman antar bank, diakui sebesar
amortisasi dari beban tersebut.
Program StudiDIII Komputerisasi Akuntansi - STMIK CIC Cirebon Hal :48/70
ModulKuliah - Akuntansi Perbankan 2
11.Beban bunga yang dibayar dimuka dalam rangka pembayaran premi
program penjaminan pemerintah diakui sebesar amortisasi dari beban
tersebut.
Pendapatan dari kegiatan bank dapat diklasifikasikan dari kegiatan
operasional bank dan non-operasional bank. Pendapatan utama dari
operasional bank antara lain :
Pendapatan bunga
Pendapatan komisi dan provisi
Pendapatan jasa lain
Biaya bunga bank diakui secara accrual basic dan dinilai sebesar jumlah yang
menjadi kewajiban bank, termasuk beban lain yang dikeluarkan dalam rangka
penghimpunan dana seperti hadiah. Beban bunga dalam rangka
penghimpunan dana yang dibayar dimuka seperti bunga sertifikat deposito
dan pinjaman antar bank diakui sebesar amortisasi dari beban tersebut.
Beban bunga yang dibayar dimuka dalam rangka pembayaran premi program
penjaminan pemerintah diakui sebesar amortisasi dari beban tersebut.
3.1.2 Biaya Bank (Beban)Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama satu periode
akuntansi dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aktiva atau terjadinya
kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut
pembagian kepada penanam modal.
Beban dari kegiatan bank dapat dibedakan antara unsure-unsur yang berasal
dari operasional. Biaya utama dari operasional bank antara lain sbb :
Beban bunga
Beban komisi
Beban penyisihan aktiva produktif
Beban yang terkait dengan penurunan nilai tercatat investasi
Beban administrasi umum
Program StudiDIII Komputerisasi Akuntansi - STMIK CIC Cirebon Hal :49/70
ModulKuliah - Akuntansi Perbankan 2
Khusus untuk beban umum/overhead memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
Tidak dapat dikaitkan secara langsung dengan jasa yang dihasilkan
Tidak memberikan manfaat pada masa yang akan dating
Diakui sebagai beban pada periode terjadinya
Yang termasuk dalam biaya administrasi umum, antara lain biaya sewa, biaya
promosi, biaya tenaga kerja, biaya pendidikan dan pelatihan, biaya
penyusutan aktiva tetap dan amortisasi aktiva tidak berwujud. Pengakuan dan
pengukuran bagi beban administrasi umum diakui :
Seluruhnya pada periode terjadi
Proposional jika masa manfaat lebih dari satu periode pelaporan.
Penyajian beban administrasi umum merupakan bagian dari beban
operasional bank yang disajikan dalam pos tersendiri dan dirinci jenis
bebanya.
Program StudiDIII Komputerisasi Akuntansi - STMIK CIC Cirebon Hal :50/70
ModulKuliah - Akuntansi Perbankan 2
4.2 EVALUASI
No Obyek Penilaian Skala Penilaian
1 2 3 4
1 Cakupan Materi
2 Kedalaman Materi
3 Strategi Penyampaian
4 Penggunaan metode dan alat bantu
5 Intraksi dan diskusi mahasiswa dengan dosen
6 Rasio ceramah dan latihan
7 Kualitas diskus kelompok
8 Kehadiran dosen di kelas
9 Pemberian referensi materi kuliah
10 Manfaat penugasan
11 Berikan saran anda untuk perbaikan kualitas perkuliahan selanjutnya:
………………………………………………………………………………………………
………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………
PUSTAKA1. Lapoliwa dan Daniel S. Kuswandi. 2000. Akuntansi Perbankan.Akuntansi
Transaksi Bank dalam Valuta Rupiah. Edisi 5. Jakarta : Institut Bankir
Indonesia.
2. Ramli Faud. 2015. Akuntansi Perbankan. Pendekatan Sisi Praktik. Bogor :
Ghalia.
Program StudiDIII Komputerisasi Akuntansi - STMIK CIC Cirebon Hal :51/70
ModulKuliah - Akuntansi Perbankan 2
BAB HUBUNGAN KANTOR PUSAT – CABANG DAN ANTAR CABANG(Pertemuan 8)5
TUJUAN PEMBELAJARANa. Mahasiswa memahami unit banking system
b. Mahasiswa memahami karakteristik kantor cabang
c. Mahasiswa memahami hubungan antar kantor cabang
5.1 MATERI5.1.1 Unit Banking System dan Branch Banking System
Bank di Indonesia dapat beroperasi secara nasional melalui jaringan cabang
bank yang bersangkutan. Namun juga terdapat bank yang hanya beroperasi
di wilayah tertentu walaupun memiliki kemampuan untuk membuka jaringan
yang lebih luas.
Sistem perbankan yang selama ini dalam praktik adalah unit banking system
dan branch banking system.
Pada unit banking system, berlakunya pola operasional perbankan
pada ruang lingkup unit tersebut saja, berdiri sendiri dan mempunyai
kewenangan yang mencakup kegiatan sebatas dibank yang
bersangkutan, pada system ini bank tidak membuka cabang diluar
wilayah kerja/distrik/propinsi. Bank yang menganut system ini di
Indonesia misalnya BPR. Bank yang menganut system ini memiliki ciri-
ciri : organisasi relative kecil, ruang lingkup operasi terbatas, delegasi
wewenang masih terbatas, keputusan kredit lebih cepat karena
prosedur nya tidak berbelit-belit dan langsung ditangani direkturnya,
kelemahan dalam system ini bias mengakibatkan terhimpunya
kekuasaan/sentralistik.
Branch banking system yaitu system perbankan yang terdiri dari kantor
pusat, kantor cabang dengan manajemen modern yang terpadu,
terencana dan ada desentralisasi kewenangan yang luas, serta wilayah
Program StudiDIII Komputerisasi Akuntansi - STMIK CIC Cirebon Hal :52/70
ModulKuliah - Akuntansi Perbankan 2
operasionalnya sangat luas/tidak pada wilayah tertentu saja. Contoh
system ini adalah yang dianut oleh bank-bank nasional, dengan ciri-
ciri : (1)Bank lebih fleksibel untuk melakukan diversifikasi produk yang
lenih bervariatif guna mendukung jaringan cabang/operasional yang
lebih luas, (2) bank dapat melakukan intermediari lokasi sehingga
dapat tumbuh lebih cepat dan dapat mengambil peran yang lebih besar
dalam perekonomian, (3) bank dapat melakukan ekspansi fisik ke
daerah ekonomi baru (terutama pusat-pusat pertumbuhan) sehingga
mampu meningkatkan kemampuan ekonomi rakyat setempat, (4)
kantor pusat membuat perencanaan jangka panjang, cabang-cabang
membuat rencana jangka pendek, (5) Delegasi wewenang lebih jelas
dan mantap terutama dalam memutuskan kredit berdasarkan status
cabang. Biasa nya ada cabang kelas I, II, dan seterusnya yang memiliki
kewenangan pengucuran kredit yang berbeda, (6) system ini
memungkinkan untuk menjangkau pasar terdekat dengan cabang-
cabang.
Branch banking system ini memberikan beberpa kelebihan, namun juga
terdapat kelemahan terutama ketika cabang menerima permohonan
kredit yang bukan kewenanganya (diatas plafound yang ditentukan
dicabang
5.1.2 Karakteristik Kantor CabangKantor cabang dikelola oleh seorang pemimpin kantor cabang atau direktur
cabang yang bertanggungjawab langsung kepada direktur utama (top
management) dikantor pusat. Untuk mempertanggung jawabkan pengelolaan
cabang, pimpinan cabang harus melaporkan semua aktivitas cabang setiap
waktu tertentu agar kantor pusat bias mengambil keputusan tertentu. Laporan
keuangan cabang bisa digunakan oleh kantor pusat untuk menilai kinerja
cabang atau alat control terhadap cabang, meskipun disadari sebagai unit
bisnis bahwa kantor cabang berdiri sendiri. Beberapa karakteristik kantor
cabang sebagai unit bisnis yang berdiri sendiri adalah :
Program StudiDIII Komputerisasi Akuntansi - STMIK CIC Cirebon Hal :53/70
ModulKuliah - Akuntansi Perbankan 2
1. Kantor cabang berdiri karena didirikan oleh kantor pusat sehingga akan
dibiayai oleh kantor pusat misalnya diberikan modal kerja berupa uang
tunai, diberikan aktiva tetap dan lainya hingga siap beroperasi.
2. Kantor cabang memiliki kewenangan untuk bertransaksi dengan pihak
ketiga. Transaksi itu baik yang menyangkut perhimpunan dana maupun
penempatan dana.
3. Dalam hal membelanjai aktivitas cabang, kantor cabang dapat mendanai
dari sumber dana yang dimiliki kantor cabang. Namun demikian jika tidak
mencukupi akan meminta bantuan kantor pusat.
4. Kantor cabang mempunyai kewenangan untuk menganalisis kredit,
memutuskan pemberian kredit (sampai pada volume tertentu),
menyelenggarakan administrasi kredit, sampai kembalinya kredit (lunas),
serta hal yang menyangkut penyelamatan kredit di tingkat cabang. Namun
demikian keputusan kredit harus tunduk pada standar perkreditan yang
telah ditentukan oleh pusat.
5. Kantor cabang dapat mengelola uang tunai dari hasil penghimpunan dana
maupun dari pelunasan kredit serta melakukan transaksi-transaksi
pembayaran atas nama inisiatif kantor cabang.
Penyelenggaraan AkuntansiPenyelenggaraan akuntansi ditingkat cabang sebenarnya relatif sama dengan
akuntansi pada bank sebagai badan usaha yang membedakan adalah kantor
cabang bank tidak memiliki rekening modal. Sebagai pengganti modal adalah
rekening antar kantor (RAK)-kantor pusat. Rekning ini untuk menampung
selisih antara aktiva dengan pasiva pada kantor cabang. RAK-Kantor pusat
pada sisi kredit merupakan modal bagi kantor cabang, namun bagi kantor
pusat merupakan investasi pada cabang. Hubungan antara kantor pusat
dengan kantor cabang tercermin pada pencatatan transaksi dikantor cabang
yaitu RAK kantor pusat dan di kantor pusat akan mencatat RAK-kantor
cabang, contoh :
Pencatatan di Kantor Cabang
Akun Debit Kredit
Dr. Kas 500,000,000
Cr. RAK Kantor Pusat
Program StudiDIII Komputerisasi Akuntansi - STMIK CIC Cirebon Hal :54/70
ModulKuliah - Akuntansi Perbankan 2
500,000,000
Pencatatan di Kantor Pusat
Akun Debit Kredit
Dr. RAK Kantor Pusat 500,000,000
Cr. Kas 500,000,000
5.1.3 Hubungan Antarkantor CabangHubungan antarkantor cabang pada bank yang sama akan terjadi sebagai
akibat transaksi yang dilakukan antar cabang. Transaksi antar cabang akan
mengakibatkan hubungan utang-piutang antar cabang. Hubungan utang
piutang ini akan menimbulkan biaya bunga bagi kantor cabang yang memiliki
kewajiban terhadap cabang lain. Akuntansi untuk transaksi antar cabang
sangat tergantung dari system yang dianut oleh bank yang bersangkutan, bila
bank menganut pencatatan secara sentralisasi, maka setiap transaksi antar
cabang akan mengakibatkan pendebetan atau pengkreditan RAK kantor
pusat, namun bila bank menganut desentralisasi maka masing-masing kantor
cabang akan mendebet atau mengkredit RAK kantor cabang. Praktik yang
sering dilakukan bank selama ini adalah desentralisasi dalam pencatatan
transaksi antar kantor cabang.
Contoh :
Pencatatan transaksi antarkantor, bank dengan sistem sentralisasi.
Tanggal 25 Juni 2012 Bank Mandiri cabang Semarang mentransfer dana
sebesar Rp. 100.000.000,- ke cabang Bandung atas beban nasabah giro Sdr.
Amir. Transfer tersebut untuk keuntungan nasabah giro Sdr. Lukman di Bank
Mandiri Bandung.
Jurnal di Bank Mandiri Semarang :
Program StudiDIII Komputerisasi Akuntansi - STMIK CIC Cirebon Hal :55/70
ModulKuliah - Akuntansi Perbankan 2
Tanggal Akun Debit Kredit
25/6/2012 Dr. Giro Amir 100,000,000
Cr. RAK -Kantor Pusat 100,000,000
Jurnal di Bank Mandiri Bandung :
Tanggal Akun Debit Kredit
25/6/2012 Dr. RAK -Kantor Pusat 100,000,000
Cr. Giro Lukman 100,000,000
Jurnal di Bank Mandiri kantor pusat Jakarta :
Tanggal Akun Debit Kredit
25/6/2012 Dr. RAK -Cabang Semarang 100,000,000
Cr. Cabang Bandung 100,000,000
Bila bank menganut sistem desentralisasi, maka setiap transaksi antar cabang
akan dibukukan langsung oleh kantor cabang sbb :
Jurnal di Bank Mandiri Semarang :
Tanggal Akun Debit Kredit
25/6/2012 Dr. Giro Amir 100,000,000
Cr. RAK -Cabang Bandung 100,000,000
Jurnal di Bank Mandiri Bandung :
Tanggal Akun Debit Kredit 25/6/2012 Dr. RAK -Cabang Semarang
Program StudiDIII Komputerisasi Akuntansi - STMIK CIC Cirebon Hal :56/70
ModulKuliah - Akuntansi Perbankan 2
100,000,000
Cr. Giro Lukman 100,000,000
5.2 EVALUASI
No Obyek Penilaian Skala Penilaian
1 2 3 4
1 Cakupan Materi
2 Kedalaman Materi
3 Strategi Penyampaian
4 Penggunaan metode dan alat bantu
5 Intraksi dan diskusi mahasiswa dengan dosen
6 Rasio ceramah dan latihan
7 Kualitas diskus kelompok
8 Kehadiran dosen di kelas
9 Pemberian referensi materi kuliah
10 Manfaat penugasan
11 Berikan saran anda untuk perbaikan kualitas perkuliahan selanjutnya:
………………………………………………………………………………………………
………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………
PUSTAKA1. Ramli Faud. 2015. Akuntansi Perbankan. Pendekatan Sisi Praktik. Bogor :
Ghalia.
2. Taswan. 2008. Akuntansi Perbankan. Transaksi dalam Rupiah. Edisi III.
Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Program StudiDIII Komputerisasi Akuntansi - STMIK CIC Cirebon Hal :57/70
ModulKuliah - Akuntansi Perbankan 2
BAB PROSES AKUNTANSI BANK & LAPORAN KEUANGAN BANK(Pertemuan 9, 10, 11)6
TUJUAN PEMBELAJARANa. Mahasiswa memahami proses akuntansi bank
b. Mahasiswa memahami laporan keuangan bank
c. Mahasiswa memahami laporan keuangan bank gabungan
d. Latihan proses akuntansi bank
6.1 MATERI6.1.1 Laporan Keuangan Bank
Laporan keuangan perusahaan, baik itu perusahaan jasa yang bergerak di
bidang perbankan maupun perusahaan lain, pada prinsipnya memiliki
persamaan. Sebab laporan keuangan suatu perusahaan pada masa tertentu
menggambarkan laba-rugi perusahaan pada periode tertentu. Dalam
pengertian yang sederhana, laporan keuangan perusahaan adalah laporan
yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan/bank pada saat ini atau
dalam suatu periode tertentu. Laporan keuangan disusun sebagai bentuk
pertanggungjawaban manajemen terhadap pihak-pihak yang berkepentingan
dalam kinerja bank yang dicapai selama periode tertentu. Oleh karena itu
laporan keuangan bank harus memenuhi syarat dan mutu karakteristik
kualitatif.
Bank komersial baik bank umum maupun Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
diwajibkan memberikan laporan keuangan setiap periode tertentu :
Program StudiDIII Komputerisasi Akuntansi - STMIK CIC Cirebon Hal :58/70
ModulKuliah - Akuntansi Perbankan 2
1) Laporan keuangan bulanan
2) Laporan keuangan triwulanan
3) Laporan keuangan tahunan
Jenis laporan keuangan bank :
1) Neraca
Laporan keuangan yang menggambarkan keadaan harta bank, kewajiban
atau hutang bank serta modal bank pada akhir periode tertentu. Secara
umum format laporan keuangan bank seperti tampak dalam laporan
neraca, bahwa pos-pos yang dianggap sensitive seperti penempatan pada
Bank Indonesia disajikan secara terperinci. Ini untuk memberikan informasi
posisi giro BI, SBI yang dimiliki bank yang bersangkutan sebagai sumber
likuiditas. Giro pada bank lain dan penempatan pada bank lain disajikan
dalam valuta asing dan rupiah secara terpisah, hal ini untuk memudahkan
user untuk mendeteksi net open position (NOP), sedangkan surat
berharga pada bank lain dan obligasi pemerintah disajikan menurut lama
kepemilikanya. Ini untuk mendeteksi jumlah yang difokuskan untuk
mencari pendapatan dan jumlah yang menjadi sumber likuiditas melalui
perdagangan obligasi. Surat berharga juga disajikan secara terpisah
menurut valuta asing dan rupiah agar mudah dideteksi net open position.
2) Laba rugi
Laporan ini menggambarkan posisi hasil usaha suatu bank, berupa
pendapatan yang diterima serta pengeluaran-pengeluaran pada periode
tertentu. Dalam laporan laba rugi bank menggunakan multiple step atau
berjenjang. Pendapatan bunga bersih bisa dideteksi setelah
memperhitungkan pendapatan bunga dan biaya bunga. Jumlah
pendapatan bunga bersih akan mengindikasikan tingkat spred yang terjadi
di bank yang bersangkutan. Laba bersih harus menghitung laba kotor nya
terlebih dahulu, baru kemudian memperhitungkan laba bersih dengan
menghitung pendapatan dan biaya diluar bunga.
3) Laporan arus kas
Laporan yang menunjukkan penerimaan dan pengeluaran selama periode
tertentu yang dikelompokkan dalam aktivitas operasi, aktivitas
investasi,dan aktivitas pendanaan.
Program StudiDIII Komputerisasi Akuntansi - STMIK CIC Cirebon Hal :59/70
ModulKuliah - Akuntansi Perbankan 2
4) Laporan perubahan modal
Laporan yang menunjukkan perubahan ekuitas bank yang
menggambarkan peningkatan atau penurunan aktivitas bersih atau
kekayaan bank selama periode laporan.
5) Catatan atas laporan keuangan
Laporan ini berkaitan dengan pos-pos dalam neraca, laba rugi, dan
laporan arus kas yang sifatnya memberikan penjelasan, baik yang bersifat
kualitas maupun kuantitas, termasuk komitmen dan kontijensi, serta
transaksi-transaksi lainya.
6) Laporan komitemen dan kontijensi
Laporan ini dikenal dengan rekening administrative, disajikan secara
terpisah antara komitmen dan kontijensi, bahkan komitmen dan kontijensi
ini dirinci menurut tagihan dan kewajiban secara urut dengan
memperhatikan kemungkinan pengaruhnya terhadap neraca.
Laporan Keuangan Bulanan 1. Laporan bulanan bank umum yang disampaikan oleg bank kepada
Bank Indonesia untuk posisi bulan Januari sampai dengan desember
akan diumumkan di Homepage Bank Indonesia
2. Format yang digunakan untuk laporan keuangan publikasi bulanan
tersebut sesuai format pada laporan keuangan bulanan dibawah ini.
3. Laporan keuangan bulanan merupakan laporan keuangan bank secara
individu yang merupakan gabungan antara kantor pusat bank dengan
seluruh kantor bank.
Laporan Keuangan TriwulananDisusun antara lain untuk memberikan informasi mengenai posisi
keuangan, kinerja atau hasil usaha bank serta informasi keuangan lainnya
kepada berbagai pihak lain yang berkepentingan dengan perkembangan
usaha bank. Agar laporan keuangan bank dapat diperbandingkan, perlu
ditetapkan bentuk dan cakupan penyajian yang didasarkan pada
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang relevan untuk
industri perbankan, Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia (PAPI),
serta ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
Program StudiDIII Komputerisasi Akuntansi - STMIK CIC Cirebon Hal :60/70
ModulKuliah - Akuntansi Perbankan 2
Laporan keuangan triwulanan yang wajib disajikan adalah laporan
keuangan untuk posisi akhir Maret, Juni, September dan Desember.
Laporan keuangan triwulanan ini selain wajib diumumkan dalam surat
kabar juga akan diumumkan dalam homepage Bank Indonesia.
Laporan Keuangan TahunanDimaksudkan untuk memberikan informasi berkala mengenai kondisi bank
secara menyeluruh, termasuk perkembangan usaha dan kinerja bank.
Seluruh informasi tersebut diharapkan dapat meningkatkan transparansi
kondisi keuangan bank kepada publik dan menjaga kepercayaan
masyarakat terhadap lembaga perbankan. Selain disampaikan kepada
para pemegang saham dan Bank Indonesia, laporan keuangan bank wajib
pula disampaikan pada lembaga lain yang berkepentingan terhadap
perkembangan usaha bank, seperti Yayasan Lembaga Konsumen
Indonesia (YLKI), lembaga pemeringkat di Indonesia, asosiasi perbankan
Indonesia, Institut Bankir Indonesia, 2 (dua) lembaga penelitian dibidang
ekonomi dan keuangan, dan 2 (dua) majalah ekonomi dan keluarga.
Laporan keuangan bank disusun dalam bahasa Indonesia. Dalam hal
laporan tahunan juga dibuat selain bahasa Indonesia, baik dalam dokumen
yang sama maupun terpisah, maka laporan keuangan tahunan dimaksud
harus memuat Informasi yang sama. Angka-angka dalam laporan
keuangan tahunan wajib disajikan dalam mata uang rupiah.
Materialitas dan Agregasia. Penyajian laporan keuangan didasarkan pada konsep materialitas.
b. Pos-pos yang jumlah nya material disajikan tersendiri dalam laporan
keuangan, sedangkan yang jumlahnya tidak material dapat
digabungkan sepanjang memiliki sifat atau fungsi yang sejenis.
c. Informasi dianggap material apabila kelalaian untuk mencantumkan
(omission) atau kesalahan dalam mencatat (misstatement) informasi
tersebut dapat mempengaruhi keputusan yang diambil.
Program StudiDIII Komputerisasi Akuntansi - STMIK CIC Cirebon Hal :61/70
ModulKuliah - Akuntansi Perbankan 2
Saling hapus (offsetting)Jumlah aktiva dan kewajiban yang disajikan pada neraca tidak boleh
disalinghapuskan dengan kewajiban atau aktiva lain, kecuali secara hukum
dibenarkan dan saling hapus tersebut mencerminkan prakiraan realisasi
atau penyelesaian aktiva atau kewajiban.
Pos –pos pendapatan dan beban tidak boleh disalinghapuskan, kecuali
yang berhubungan dengan transaksi lindung nilai, serta dengan aktiva dan
kewajiban yang disalinghapuskan sebagaimana dimaksud diatas.
Informasi Komparatifa. Laporan keuangan tahunan dan interim harus disajikan secara
komparatif dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Sedangkan untuk laporan laba rugi interim harus mencakup periode
sejak awal tahun buku sampai dengan akhir periode interim yang
dilaporkan.
b. Informasi komparatif yang bersifat naratif dan deskriptif dari laporan
keuangan periode sebelumnya wajib diungkapkan kembali apabila
relevan untuk pemahaman laporan keuangan periode berjalan.
Laporan Keuangan InterimAdalah laporan keuangan yang diterbitkan diantara dua laporan
keuangan ,tahunan. Penyusunan laporan interim dapat dilakukan secara
bulanan, triwulanan atau periode lain yang kurang dari satu tahun.
Laporan keuangan interim memuat komponen yang sama seperti laporan
keuangan tahunan yang terdiri atas neraca, laporan laba rugi, laporan arus
kas, laporan perubahan ekuitas, dan catatan atas laporan keuangan.
Laporan Keuangan KonsolidasiDalam menyusun laporan keuangan konsolidasi, laporan keuangan bank
dan anak perusahaan digabungkan satu persatu dengan menjumlahkan
unsur-unsur yang sejenis dari aktiva, kewajiban, ekuitas, pendapatan dan
beban.
Program StudiDIII Komputerisasi Akuntansi - STMIK CIC Cirebon Hal :62/70
ModulKuliah - Akuntansi Perbankan 2
6.1.2 Penyusunan Laporan Keuangan Bank di Kantor CabangSetiap kantor cabang wajib memberikan laporan keuangan kepada kantor
pusat, sebab dengan laporan ini akan dapat diketahui kinerja cabang, akan
dapat digunakan kantor pusat untuk pengawasan dan yang lebih penting lagi
adalah dapat digunakan untuk menyusun laporan keuangan
gabungan/konsolidasi. Kantor cabang sebagai unit bisnis memiliki
kewenangan untuk melakukan transaksi dengan pihak ketiga, namu sebagai
bagian dari kantor pusat (unit ekonomi) maka kantor cabang harus tunduk
pada kantor pusat dalam hal pencatatan informasi keuangan khususnya.
Proses penyusunan laporan keuangan cabang didahului oleh penjurnalan
terhadap transaksi, kemudian dengan dasar jurnal dapat disusun sebagai
buku besar untuk masing-masing rekening. Buku besar akan memberikan
saldo akhir periode tertentu. Dengan saldo tersebut, bank dapat menyusun
neraca saldo. Dengan neraca saldo inilah kantor cabang selanjutnya dapat
menyusun laporan keuangan cabang bank, tentu saja masih memperhatikan
penyesuaian-penyesuaian pada pos tertentu.
Laporan keuangan cabang merupakan laporan keuangan untuk kantor pusat,
sehingga kaidah dan treatment harus sejalan dengan kantor pusat. Dengan
demikian format laporan keuangan cabang juga harus sama dengan laporan
keuangan gabungan/konsolidasi/pusat dengan memodifikasi pos tertentu,
misalnya pos modal bank. Pos modal bank dilaporan keuangan kantor cabang
tidak akan muncul, yang muncul adalah rekening antarkantor pasiva (kantor
pusat). RAK ini berkedudukan sebagai modal yang berasal dari kantor pusat.
6.1.3 Penyusunan Laporan Keuangan GabunganLaporan keuangan gabungan adalah laporan keuangan yang
menggabungkan antara laporan keuangan cabang sebagai unit bisnis dengan
laporan keuangan pusat sehingga dapat disajikan laporan keuangan bank
sebagai unit ekonomi yang beroperasi di seluruh wilayah (Indonesia), laporan
keuangan gabungan dapat dianggap laporan keuangan konsolidasi bila bank
itu tidak mempunyai anak perusahaan.
Program StudiDIII Komputerisasi Akuntansi - STMIK CIC Cirebon Hal :63/70
ModulKuliah - Akuntansi Perbankan 2
Dalam penyusunan laporan keuangan gabungan harus memahami
penyelenggaraan akuntansi di tingkat cabang yang sebenarnya relative sama
dengan akuntansi pada bank sebagai badan usaha, yang membedakan
adalah kantor cabang bank tidak memiliki rekening modal. Sebagai pengganti
rekening modal adalah Rekening Antar Kantor (RAK)-Kantor Pusat. Rekening
ini untuk menampung selisih antara aktiva dengan pasiva pada kantor cabang
bank. RAK-Kantor Pusat pada sisi kredit merupakan modal bagi kantor
cabang, namun bagi kantor cabang merupakan investasi pada cabang.
Hubungan rekening antar kantor ini harus dieleminasi pada saat menyusun
laporan keuangan gabungan. Secara umum penyusunan laporan keuangan
gabungan harus memperhatikan kaidah-kaidah sebagai berikut :
a. Neraca gabungan hanya menyajikan aktiva yang ada dalam bank dan
pasiva atau kewajiban kepada pihak luar. Hubungan utang-piutang antar
kantor pusat dan cabang harus ditiadakan.
b. Dalam laporan laba rugi bank, perlu dihindarkan adanya perhitungan
ganda terhadap pendapatan dan biaya yang sama. Pendapatan dan biaya
yang timbul antara pusat dengan cabang harus dibatalkan. Setiap
penurunan ataupun kenaikan bersih kekayaan yang ditempatkan dikantor
cabang atau pusat harus dipakai untuk mengakui adanya pendapatan
yang diperoleh dan biaya yang terjadi dalam bank sebagai satu kesatuan
usaha menghindari adanya perhitungan ganda terhadap pendapatan dan
biaya.
Program StudiDIII Komputerisasi Akuntansi - STMIK CIC Cirebon Hal :64/70
ModulKuliah - Akuntansi Perbankan 2
6.2 EVALUASI
No Obyek Penilaian Skala Penilaian
1 2 3 4
1 Cakupan Materi
2 Kedalaman Materi
3 Strategi Penyampaian
4 Penggunaan metode dan alat bantu
5 Intraksi dan diskusi mahasiswa dengan dosen
6 Rasio ceramah dan latihan
7 Kualitas diskus kelompok
8 Kehadiran dosen di kelas
9 Pemberian referensi materi kuliah
10 Manfaat penugasan
11 Berikan saran anda untuk perbaikan kualitas perkuliahan selanjutnya:
………………………………………………………………………………………………
………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………
PUSTAKA1. Ramli Faud. 2015. Akuntansi Perbankan. Pendekatan Sisi Praktik. Bogor :
Ghalia.
2. Taswan. 2008. Akuntansi Perbankan. Transaksi dalam Rupiah. Edisi III.
Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Program StudiDIII Komputerisasi Akuntansi - STMIK CIC Cirebon Hal :65/70
ModulKuliah - Akuntansi Perbankan 2
BAB ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BANK(Pertemuan 12,13)
7
TUJUAN PEMBELAJARANa. Mahasiswa memahami laporan keuangan bank
b. Mahasiswa memahami analisis laporan keuangan bank
c. Latihan dan tugas laporan keuangan bank
7.1 MATERI7.1.1 Rasio Keuangan Bank
Tujuan utama penyajian laporan keuangan bank adalah untuk memberikan
gambaran mengenai hasil-hasil yang telah dicapai dalam satu periode waktu
yang telah berlalu (Past Performance). Selanjutnya laporan keuangan bank
berfungsi pula sebagai alat pertanggungjawaban manajemen baik kepada
pemilik maupun otoritas moneter serta instansi-instansi lainya yang
berkepentingan.
Untuk mengetahui kesehatan bank dan mengetahui kondisi keuangan bank
dilihat dari laporan keuangan yang disajikan oleh bank secara periodik. Dalam
laporan keuangan yang dibuat bank menggambarkan kinerja bank selama
periode tertentu. Pengolahan laporan keuangan dibuat sesuai dengan standar
yang telah ditetapkan. Analisis yang digunakan dalam hal ini menggunakan
rasio-rasio keuangan sesuai dengan standar yang berlaku, yaitu:
1. Rasio likuiditas
2. Rasio solvabilitas
3. Rasio rentabilitas.
Program StudiDIII Komputerisasi Akuntansi - STMIK CIC Cirebon Hal :66/70
ModulKuliah - Akuntansi Perbankan 2
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi
kewajiban jangka pendek. Dengan catatan semakin besar rasio likuiditas
maka semakin likuid. Perhitungan rasio likuiditas dengan cara:
1. Quick Ratio (mengukur kemampuan bank dalam memenuhi
kewajibannya pada para deposan (pemilik giro, tabungan dan deposito)
dengan harta yang paling likuid.
Rumus : QR = (Cash asset) / (Total Deposit) x 100%
2. Investing Policy Ratio (mengukur kemampuan bank dalam melunasi
kewajibannya kepada para deposannya dengan cara melikuidasi SB)
Rumus : IPR = (Securities) / (Total deposit) x 100%
3. Banking Ratio ( mengukur tingkat likuiditas bank dengan
membandingkan jumlah kredit yang disalurkan dengan jumlah deposit
yang dimilki).
Catatan: semakin tinggi rasio ini maka semakin rendah tingkat
likuiditas bank.
Rumus : BR = (Total Loans) / (total deposit) x 100%
4. Assets to Loan Ratio ( mengukur jumlah kredit yang disalurkan dengan
harta yang dimiliki bank)
Catatan: semakin tinggi rasio ini semakin rendah tingkat likuiditas bank.
Rumus : ALR = (Total Loans) / (Total Assets) x 100%
5. Cash Ratio (mengukur kemampuan bank melunasi kewajiban yang
harus segera dibayar dengan harta likuid bank.
Rumus : CR = (liquid assets) / (short term borrowing) x 100%
6. Loan to Deposit Ratio (mengukur komposisi kredit yang diberikan
dibandingka dengan jumlah dana masyarakat dan modal sendiri)
Catatan :Besarnya LDR menurutaturanpemerintahmaksimum 110%
Rumus : LDR = (total Loans) / (total deposit + equity) x 100%
Rasio SolvabilitasRasio ini digunakan mengukur kemampuan bank mencari sumber dana
untuk membiayai kegiatan bank atau alat ukur untuk melihat kekayaan bank
Program StudiDIII Komputerisasi Akuntansi - STMIK CIC Cirebon Hal :67/70
ModulKuliah - Akuntansi Perbankan 2
serta melihat efisiensi pihak manajemen bank. Perhitungan rasio ini
dilakukan dengan cara :
1. Primary Ratio (mengukur permodalan yang dimiliki bank memadai atau
sejauh mana penurunan yang terjadi dalam total asset masuk dapat ditutupi
oleh capital equity).
Rumus : PR = (Equity capital) / (total assets) x 100%
2. Risk Assets Ratio (mengukur kemungkinan penurunan risk assets)
Rumus : RAR = (Equity caital) / (total assets – cash assets –
securities) x 100%
3. Secondary Risk Ratio ( Mengukur penurunan asset yang mempunyai
resiko lebih tinggi).
Rumus : SRR = (Equity capital) / (Secondary risk assets) 100%
4. Capital Ratio (mengukur permodalan dan cadangan penghapusan
dalam menanggung perkreditan, terutama resiko yang terjadi karena ada
kegagalan dalam menagih bunga bank).
Rumus :CR = (equity capital + reserve for loan losses) / (total loans)
x 100%
RASIO RENTABILITAS (pofitabiitas usaha)Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas
yang dicapai oleh bank. Perhitungan rasio ini dilakukan dengancara :
1. Gross Profit Margin (mengukur presentasi laba dari kegiatan usaha
murni bank setelah dikurangi biaya-biaya)
Rumus : GPM = (operating income – operating expense) / (operating
income) x 100%
2. Net Profit Margin (mengukur kemampuan bank dalam menghasilkan
net income dari kegiatan operasi pokok bank)
Rumus : NPM = (net income) / (operating income) x 100%
3. Return Equity Capital atau ROE (mengukur kemampuan manajemen
bank dalam mengeola capital yang ada untuk mendapatkan net
income)
Rumus : ROE = (net income) / (equity income) x 100%
4. Return on Total Assets (mengukur kemampuan manajemen bank
dalam mengelola assets). Ada 2 cara yang dihitung antara lain:
Program StudiDIII Komputerisasi Akuntansi - STMIK CIC Cirebon Hal :68/70
ModulKuliah - Akuntansi Perbankan 2
a. Gross Yield on Total Assets (mengukur kemampuan manajemen
bank menghasilkan income dari pengelolaan asset)
Rumus : GRTA = (operating income) / (total assets) x 100%
b. Net Income Total Assets (mengukur kemampuan manajemen
bank dalam memperoleh profitabilitas dan manajerial secara
overall).
Rumus : NITA = (net income) / (total assets) x 100%
5. Rate Return on Loans (mengukur kamampuan manajemen bank
mengelola kredit bank)
Rumus : RRL = (interest income) / (total loans) x 100%
6. Interest Margin on Earning Assets (mengukur kemampuan manajemen
bank dalam mengendalikan biaya-biaya)
Rumus : IMEA = (interest income – interest expense) / (earning assets)
x 100%
7. Leverage Multiplier (mengukur kemampuan manajemen bank dalam
mengelola asetnya, dalam hal ini adanya biaya-biaya yang dikeluarkan
dalam penggunaan aktiva bank)
Rumus : LM = (total Assets) / (total equity)
8. Interest Margin on Loans
Rumus: IML = (Interest income – Interest expense) / (total loans) x
100%
9. Assets Utilization ( mengukur sejauh mana kemempuan manajemen
bank mengelola asset dalam rangka menghasilkan operating income
dan non-operating income)
Rumus : AU = (operating income + non operating income) / (total
asset) x 100%
10. Interest Expense Ratio (mengukur besar nya persentase bunga yang
dibayar kepada para deposan bank dengan total deposit yang ada di
bank)
Rumus : IER = (interest expense) / (total deposit) x 100%
11.Cost of Fund (mengukurbesarnyabiaya yang dikeluarkan bank
untuksejumlah deposit bank).
Rumus : CF = (interest expense) / (total assets) x 100%
Program StudiDIII Komputerisasi Akuntansi - STMIK CIC Cirebon Hal :69/70
ModulKuliah - Akuntansi Perbankan 2
7.2 EVALUASI
No Obyek Penilaian Skala Penilaian
1 2 3 4
1 Cakupan Materi
2 Kedalaman Materi
3 Strategi Penyampaian
4 Penggunaan metode dan alat bantu
5 Intraksi dan diskusi mahasiswa dengan dosen
6 Rasio ceramah dan latihan
7 Kualitas diskus kelompok
8 Kehadiran dosen di kelas
9 Pemberian referensi materi kuliah
10 Manfaat penugasan
11 Berikan saran anda untuk perbaikan kualitas perkuliahan selanjutnya:
………………………………………………………………………………………………
………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………
PUSTAKA1. Lapoliwa dan Daniel S. Kuswandi. 2000. Akuntansi Perbankan.Akuntansi
Transaksi Bank dalam Valuta Rupiah. Edisi 5. Jakarta : Institut Bankir
Indonesia.
2. Ramli Faud. 2015. Akuntansi Perbankan. Pendekatan Sisi Praktik. Bogor :
Ghalia.
Program StudiDIII Komputerisasi Akuntansi - STMIK CIC Cirebon Hal :70/70