karyatulisilmiah.com · web viewpeta konsep dikembangkan oleh novak and gowin berdasarkan teori...

63
USUL PENELITIAN PENGARUH METODE BELAJAR DENGAN PETA PIKIRAN (MIND MAPPING) TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA KEDOTERAN UNILA PENELITI dr. Rika Lisiswanti, MMedEd NIP.198010052008122001 FAKULTAS KEDOKTERAN 1

Upload: others

Post on 11-Jan-2020

16 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: karyatulisilmiah.com · Web viewPeta konsep dikembangkan oleh Novak and Gowin berdasarkan teori asimilasi pembelajaran oleh Ausbel. Sedangkan peta argumen lebih berfokus pada mengembangkan

USUL PENELITIAN

PENGARUH METODE BELAJAR DENGAN PETA PIKIRAN

(MIND MAPPING) TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL

BELAJAR MAHASISWA KEDOTERAN UNILA

PENELITI

dr. Rika Lisiswanti, MMedEd

NIP.198010052008122001

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

2014

1

Page 2: karyatulisilmiah.com · Web viewPeta konsep dikembangkan oleh Novak and Gowin berdasarkan teori asimilasi pembelajaran oleh Ausbel. Sedangkan peta argumen lebih berfokus pada mengembangkan

HALAMAN PENGESAHAN

1. Judul :Pengaruh peta pikiran (mind mapping) terhadap motivasi dan hasil belajar mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung

2. Identitas PenelitiA. Ketua PelaksanaNama : dr. Rika Lisiswanti, MMedEdJenis Kelamin : PerempuanNIP/ Pangkat/golongan : 198010052008122001Disiplin Ilmu : Ilmu Pendidikan Kedokteran

(Medical Education)Pangkat/Gol : IIIb/Penata MudaJabatan Fungsional : Asisten AhliFakultas : KedokteranAlamat : Perum Villa Mutiara Blok D-14

Jl. Bumi manti I kp. Baru kec. KedatonTelepon / Hp : 081388514165Alamat Email : [email protected]

Lokasi Kegiatan : FK UnilaBelanja yang diusulkan : Rp. 9.540.000,00 (Sembilan Juta Lima Ratus

Empat Puluh Ribu Rupiah)

Bandar Lampung, Maret 2014Mengetahui Dekan FK Universitas Lampung Peneliti,

Dr. Sutyarso, M. Biomed dr. Rika Lisiswanti, MMedEdNIP. 195012231977102001 NIP.198010052008122001

MenyetujuiKetua Penelitian Universitas Lampung

Dr. Eng. Edmi Syarif NIP : 196701031992031003

2

Page 3: karyatulisilmiah.com · Web viewPeta konsep dikembangkan oleh Novak and Gowin berdasarkan teori asimilasi pembelajaran oleh Ausbel. Sedangkan peta argumen lebih berfokus pada mengembangkan

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul ……………………………………………………. i

Lembar Pengesahan ……………………………………............. ii

Lembar Pernyataan …………………………………………… iii

Kata Pengantar …………………………………………………… iv

Daftar Isi ……………………………………………. vi

Daftar Tabel ……………………………………………………. viii

Daftar Gambar ……………………………………………………. ix

Daftar Lampiran …………………………………………………….. x

Abstrak ……..……………………………………………… xi

BAB I. Pendahuluan

A. Latar Belakang Masalah …………………………………….. 1

B. Perumusan Masalah ……………………………………. 5

C. Tujuan Penelitian …………………………………….. 6

D. Manfaat Penelitian …………………………………….. 6

E. Keaslian Penelitian …………………………………...... 6

BAB II. Tinjauan Pustaka

A. Telaah Pustaka ..…………………………………………… 8

B. Kerangka Teori ………………………….………….......... 32

C. Kerangka Konsep ……..………………………..…........... 33

D. Pertanyaan Penelitian …..…………………………........ 33

E. Hipotesis Penelitian ……………...………….………….. 33

BAB III. Metode Penelitian

A. Rancangan Penelitian ………………………………...….. 34

B. Tempat dan Waktu Penelitian …………………………….. 42

C. Subjek Penelitian ……………………………………………. 42

D. Identifikasi Variabel Penelitian …………………………….. 43

E. Definisi Operasional ……………………………………. 43

F. Metode Pengumpulan Data ……………………………. 44

3

Page 4: karyatulisilmiah.com · Web viewPeta konsep dikembangkan oleh Novak and Gowin berdasarkan teori asimilasi pembelajaran oleh Ausbel. Sedangkan peta argumen lebih berfokus pada mengembangkan

G. Metode Pengolahan Data …………………………………. 47

H. Etika Penelitian ……………………………………………. 49

I. Keterbatasan Penelitian …………………………………… 49

J. Jalannya Penelitian ………………………………………….. 50

4

Page 5: karyatulisilmiah.com · Web viewPeta konsep dikembangkan oleh Novak and Gowin berdasarkan teori asimilasi pembelajaran oleh Ausbel. Sedangkan peta argumen lebih berfokus pada mengembangkan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung sudah menerapkan pendekatan

pembelajaran dengan kurikulum PBL. PBL mengharuskan mahasiswa untuk belajar

secara mandiri. Sebagai pembelajar mandiri mahasiswa seharusnya diberikan

keterampilan untuk memfasilitasi mereka meningkatkan pemahaman dan

memberikan keterampilan. FK Unila belum memberikan keterampilan belajar

kepada mahasiswa, seperti yang disebutkan di atas, dunia kedokteran akan terus

berkembang. Metode pembelajaran pun terus berkembang seperti diterapkannya

sistem PBL yang mengharuskan mahasiwa lebih banyak belajar mandiri, berfikir

kritis sehingga mereka bisa mendapatkan pengetahuan yang lebih banyak.

Berdasarkan data yang ada tentang nilai ujian blok mahasiswa sejak tahun

2009 sampai 2012, nilai rata-rata ujian akhir blok cukup rendah. Mahasiswa

angkatan 2008 selama belajar tahun peratama nilai rata-rata ujian blok 50, tahun

kedua 47,5, tahun, ketiga 54,6. Mahasiswa yang masuk tahun 2009 selama tahun

pertama nilai rata-rata ujian akhir blok adalah 57,7 tahun kedua 56,3. Mahasiswa

yang masuk tahun 2010 nilai rata-rata blok Bioetika 64,5, blok basic medical

science (dasar kedokteran) 41,9. Sedangkan angkatan 2011 nilai rata-rata ujian akhir

blok Medical Basic Science adalah 28,3.

Rendahnya nilai mahasiswa ini kemungkinan banyak penyebabnya, sesuai

dengan model yang diusulkan oleh Huitt’s (2003) menyatakan bahwa hasil belajar

mahasiswa dipengaruhi oleh perilaku mahasiswa, motivasi, gaya belajar,

intelejensinya. Perilaku mahasiswa dalam belajar dan bagaimana mereka belajar.

Motivasi dapat meningkatkan proses belajarnya baik motivasi instrinsik dan

ekstrinsik. Gaya belajar juga mempengaruhi hasil belajar kerena setiap mahasiswa

mempunyai gaya belajar sendiri seperti visual, audio, kinestetik dan

membaca/menulis. Sedangkan dari dosen yaitu prilaku dosen, kemampuan dosen,

pengetahuan dosen dan keterampilan dosen. Kemampuan dosen dalam membuat

metode pengajaran, menyusun instructional design sehingga mahasiswa mencapai

5

Page 6: karyatulisilmiah.com · Web viewPeta konsep dikembangkan oleh Novak and Gowin berdasarkan teori asimilasi pembelajaran oleh Ausbel. Sedangkan peta argumen lebih berfokus pada mengembangkan

pembelajarannya. Pengetahuan tentang materi yang diajarkan harus dikuasai oleh

dosen. Kebijakan kampus terhadap sistem pengajaran, penilaian dan lingkungan

belajar. Kebijakan dalam kurikulum jika kurikulum yang tidak sesuai dengan

karakter mahasiswa atau tidak dilaksanakan dengan baik maka hasilnya juga kurang

baik. Sistem penilaian yang berlebihan atau tidak sesuai dalam menilai apa

seharusnya yang dinilai juga menyebabkan hasil yang kurang baik. Wawancara

dengan mahasiswa menanyakan mengapa nilai mereka selalu rendah setiap ujian

blok? Mereka mengatakan tidak sempat belajar untuk persiapan ujian karena

padatnya jadwal perkuliahan dan banyaknya bahan. Sedangkan motivasi, menurut

dosen yang mengajar di FK Unila mengatakan bahwa motivasi mahasiswa untuk

belajar rendah jika dilihat dari hasil ujian mahasiswa dari blok ke blok.

Selain keterampilan belajar yang dapat meningkatkan pengetahuan

mahasiswa, motivasi juga dapat mempengaruhi pencapaian hasil pembelajaran

mahasiswa. Motivasi merupakan salah satu faktor yang terpenting dalam

pemebelajaran dan pencapaiannya, penerimaan terhadap tugas, kepercayaan diri

tentang pembelajaran ditentukan oleh motivasi (Pelaccia et al, 2009).

Menjadi seorang dokter merupakan profesi yang mengharuskan belajar

sepanjang hayat, sebagai profesi dan pendidikan yang selalu berubah, pendekatan

baru harus dirubah dan perlu diajarkan kepada mahasiwa sehingga mereka

memperoleh banyak pengetahuan, mengintegrasikan pengetahuan berfikir kritis dan

memecahkan masalah yang komplek (Daley & Torre 2010; Quirt, 2006). Sekarang

ini sudah banyak dikembangkan metode dan pendekatan belajar berdasarkan prinsip

teori-teori pembelajaran. Salah satunya adalah alat peta (mapping tool), salah satu

alat yang banyak digunakan sekarang adalah mind mapping, concept mapping dan

argument mapping (Davies, 2010). Semua alat mapping tersebut sama tetapi hanya

beda pada penerapannya. Mind mapping membantu mahasiswa membayangkan dan

mengasosiasikan antara konsep. Sedangkan concept map membantu mahasiswa

mengerti hubungan antara konsep, mengerti konsep dan domain yang mereka

punyai. Sedangkan argument konsep membantu mahasiswa melihat hubungan

inferensial antara proposisi dan konten serta mengevaluasi validitas kesimpulan

(Davies, 2010).

6

Page 7: karyatulisilmiah.com · Web viewPeta konsep dikembangkan oleh Novak and Gowin berdasarkan teori asimilasi pembelajaran oleh Ausbel. Sedangkan peta argumen lebih berfokus pada mengembangkan

Mind mapping pertama kali dikembangkan oleh Tony Buzan tahun 1970.

Mind mapping dikembangkan melalui catatan yang diambil secara visual oleh

ilmuan terkenal, orang-orang mesir kuno menggambar dan hieroglyphics (Abdolahi,

2011). Mind mapping adalah suatu diagram yang merepresentasikan kata, ide, dan

tugas lainnya yang diasosiasikan dengan topik (Wicramasinghe, 2007). Mind

mapping banyak digunakan dalam pendidikan, bisnis, kepemimpinan. Mind

mapping melibatkan hemisper otak kiri dan otak kanan manusia (Buzan & Buzan,

1993). Dalam pendidikan mind mapping dapat digunakan baik dalam mengajar atau

belajar mahasiswa. Mind mapping menggunakan garis tebal, warna, gambar, dan

diagram untuk mengumpulkan informasi (Davies, 2010). Mind mapping pertama

kali dikembangkan oleh Tony Buzan tahun 1970. Mind mapping berguna untuk

mahasiswa dalam belajar dalam hal mengorganisasikan, mengintegrasikan dan

mengingat informasi. Mind mapping sudah banyak digunakan dalam pendidikan

klinik sebagai sumber belajar, mecatat perkuliahan, mencatat informasi tertulis,

mereviu dengan cepat serta mudah diperbaruhi (Sandra et al, 2010). Mind mapping

dapat digunakan dalam berbagai situasi seperti problem-based learning (PBL),

kelompok kecil dan alat penilaian (Sandra & Cooper, 2010).

Mind mapping bermanfaat dalam pemecahan masalah, berfikir kritis,

mengingat kembali informasi, serta mengetahui keseluruhan konsep yang dipelajari

serta digunakan sebagai penilaian (Noonan 2012). Mind mapping dapat digunakan

sebagai alat bantu belajar dan mudah diajarkan kepada mahasiswa yang tidak

mempunyai latar belakang mind mapping serta alat ini cukup murah dan menarik

(D’Antoni, 2010). Mind mapping sesuai untuk kurikulum pendidikan dengan

menggunakan pendekatan PBL, keduanya mendorong mahasiswa belajar lebih

dalam. Sebelum menerapkan mind mapping, pelatihan yang efektif akan mendorong

mahasiswa menerapkan mind mapping. Dengan menggabungkan dengan sesi

keterampilan belajar lainnya pada awal pembelajaran PBL (Farrand, 2002).

Sebagai salah satu kerangka berpikir dan merupakan strategi belajar, peta

pikiran mampu meningkatkan pemahaman dan pengalaman belajar mahasiswa.

Sebagai dasar teori yang mendasari peta pikiran adalah teori belajar konstruktif,

asimilasi pengetahuan dan media. Pembuatan kerangka berpikir dari peta pikiran

merupakan cara berpikir kita membangun pengetahuan, pendekatan dari teori belajar

7

Page 8: karyatulisilmiah.com · Web viewPeta konsep dikembangkan oleh Novak and Gowin berdasarkan teori asimilasi pembelajaran oleh Ausbel. Sedangkan peta argumen lebih berfokus pada mengembangkan

konstruktif ini yaitu kita mengintegrasikan pengetahuan lama dengan pengetahuan

baru. Teori pendekatan konstruktif yang dapat meningkatkan pemahaman yang lebih

mendalam sehingga dapat meningkatkan motivasi instrinsik serta terlibat aktif dalam

proses belajar. Teori lain yang mendasari penggunaan peta pikiran ini adalah teori

asimilasi oleh Ausubel. Teori ini mengatakan pengetahuan baru diasimilasikan ke

dalam pengetahuan atau pemahaman yang relevan dengan yang sudah ada

dituangkan dalam bentuk skema. Pembuatan skema atau kerangka pikiran terutama

pada saat mencatat kembali (note taking) teori ini sangat berperan. Peta pikiran

merupakan media yang dikreasikan, berwarna dan ini sesuai dengan teori

pembelajaran media oleh Mayer, melalui media dapat meningkatkan proses belajar

mahasiswa dan cukup menarik untuk mahasiswa. Teori pendekatan proses informasi

merupakan dasar penggunaan peta pikiran. Kemampuan mengingat informasi dan

mempertahankan memori pada tahap rehearsal atau pengulanngan dapat

ditingkatkan melalui formulasi keyword dan mnemonic (Buzan & Buzan, 1993;

Santrock, 2011; D’Antoni, 2009; Bodner, 1986; Novak, 2010; Evrekli et al., 2009;

Mayer, 2009).

Penelitian yang dilakukan oleh Abdolahi, 2011 untuk melihat keefektifan

mind mapping dalam pengajaran anatomi mendapatkan bahwa mind mapping lebih

efektif dibandingan metode tradisional. Begitu juga penelitian yang dilakukan oleh

Farrand et al. (2002) meneliti bahwa mind mapping lebih efektif pada informasi

yang didapat secara tetrulis dan motivasi lebih rendah dari pada metode mandiri

(Abdolahi, 2011; Farrand et al., 2002).

Survei awal yang dilakukan pada bulan November 2012 dengan

membagikan kuesioner tentang strategi belajar. Mahasiswa angkatan 2009, 2010 dan

2011 sebagian besar mengunakan strategi belajar yaitu mengulang membaca

pelajaran, membuat ringkasan, mencatat ulang dan membaca buku, membaca bahan

dari dosen dan diskusi dengan teman, hanya sedikit yang menggunakan peta pikiran

dalam mencatat, menyimpulkan pelajaran ataupun dalam pbl. Angkatan 2012, 100

orang dari 170 orang sudah menggunakan peta pikiran dalam belajar. Penelitian

yang dilakukan oleh Rika (2013) pada mahasiswa FK Unila didapatkan bahwa

terdapat hubungan positif lemah antara skor peta pikiran dengan hasil belajar.

8

Page 9: karyatulisilmiah.com · Web viewPeta konsep dikembangkan oleh Novak and Gowin berdasarkan teori asimilasi pembelajaran oleh Ausbel. Sedangkan peta argumen lebih berfokus pada mengembangkan

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, peelitian selanjutnya sebaiknya dengan

eksperimental sehingga terlihat pengaruh peta pikiran terhadap hasil belajar.

Di Indonesia mind mapping ini sudah diperkenalkan kepada sekolah-sekolah

dan pemberian pelatihan disekolah-sekolah di Indonesia. Di pendidikan kedokteran

sendiri baru dikembangkan. Fakultas Kedokteran Universitas Lampung belum

memberikan pembelajaran kepada mahasiswa bagaimana belajar. Mind mapping

berguna untuk pemahaman, pemecahan masalah atau critical thinking.

Pelajaran fisiologi merupakan pelajaran ilmu kedokteran dasar yang

dipelajari oleh mahasiswa pada tahun pertama FK Unila. Pelajaran fisiologi

merupakan pelajaran yang cukup sulit bagi mahasiswa selama ini. Mahasiswa sulit

menghubungkan dan mengasosiasikan antara konsep. Penerapan mind mapping

pada pelajaran fisiologi diharapkan mahasiswa mampu memahami materi fisiologi.

1.2. Identifikasi masalah

Berdasarkan latar belakang di atas penulis mencoba melihat keefektifan metode

mind mapping terhadap pemahaman mahasiwa. Sehingga penulis bisa menerapkan

keterampilan belajar kepada mahasiwa khususnya mind mapping.

1.3. Batasan Masalah

Apakah pengetahuan mahasiswa menggunakan mind mapping pada

pembelajaran fisiologi lebih baik dari pada mahasiswa yang tidak

menggunakan mind mapping?

Apakah motivasi mahasiswa yang menggunakan mind mapping pada

pembelajaran fisiologi lebih baik dari pada mahasiswa yang tidak

menggunakan mind mapping?

1.4. Tujuan

Melihat pengaruh menggunakan mind mapping terhadap pengetahuan

mahasiswa pada pembelajaran fisiologi dibandingkan dengan mahasiswa

yang tidak menggunakan mind mapping.

Melihat pengaruh mind mapping terhadap motivasi mahasiswa pada

pembelajaran fisiologi dibandingkan dengan mahasiswa tanpa menggunakan

mind mapping.

9

Page 10: karyatulisilmiah.com · Web viewPeta konsep dikembangkan oleh Novak and Gowin berdasarkan teori asimilasi pembelajaran oleh Ausbel. Sedangkan peta argumen lebih berfokus pada mengembangkan

1.5. Manfaat

a. Aplikatif

Mengetahui efektifitas mind maping terhadap pelajaran fisiologi

Mengetahui efektifitas mind mapping terhadap pengetahuan

mahasiswa

Melihat motivasi mahasiswa dalam pembelajaran dengan

menggunakan mind mapping

Meningkatkan pemahaman dan pengetahuan mahasiswa

Dosen dapat menerapkan kemampuan mengajar di dalam kelas

b. Teoritis

Mengetahui manfaat teori belajar konstruktif dalam pendidikan

kedokteran.

1.6. Keaslian penelitian

Penelitian ini adalah replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh

Farrand et al., (2002). Tujuan penelitian adalah melihat keefektifan peta

pikiran untuk meningkatkan mengingat informasi dan motivasi pada

mahasiswa kedokteran tahun kedua dan ketiga Universitas London.

Rancangan penelitiannya adalah kuasi eksperimental dengan cara

mengelompokan mahasiswa dengan karakteristik yang sama menjadi dua

kelompok yaitu kelompok menggunakan peta pikiran dan kelompok dengan

kelompok teknik belajar pilihan sendiri. Data dasar mahasiswa diambil serta

pada saat yang sama diberikan teks tentang transportasi sebanyak 600 kata

dan tes singkat. Mahasiswa membuat kata kunci, membaca ulang atau

menggaris bawahi. Setelah 10 menit teks tersebut dikumpulkan. Kemudian

diberikan pre-tes selam 5 menit dengan 3 pertanyaan tentang ingatan teks

tersebut. Kemudian mengumumkan kepada kelompok kontrol untuk kembali

30 menit lagi. Sedangkan kelompok peta pikiran dilatih teknik peta pikiran

dan menyuruh mereka menerapkannya pada teks yang diberikan nanti.

Kemampuan mengingat diuji (15 pertanyaan esai) setelah intervensi dan

seminggu sesudahnya. Motivasi mahasiswa juga dinilai. Analisis data

dengan menggunakan ANOVA untuk membandingkan masing masing hasil

ujian esai anatar kelompok peta pikiran dan kontrol serta skor motivasi.

10

Page 11: karyatulisilmiah.com · Web viewPeta konsep dikembangkan oleh Novak and Gowin berdasarkan teori asimilasi pembelajaran oleh Ausbel. Sedangkan peta argumen lebih berfokus pada mengembangkan

Hasilnya meningkatnya kemampuan mengingat lebih besar 10% dari data

awal. Sedangkan motivasi kelompok dengan peta pikiran lebih rendah.

Penelitian kali ini juga menggunakan rancangan kuasi eksperimental untuk

melihat pengaruh peta pikiran terhadap pengetahuan mahasiswa. Sampel

adalah mahasiswa tahun kedua Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.

Kerangka konsepnya sama dengan penelitian Farrand et al. (2000). Variabel

bebas adalah peta pikiran dan teknik mencatat yang standar. Variabel

terikatnya adalah pengetahuan mahasiswa (soal MCQ) dan motivasi

mahasiswa (kuesioner MSQL). Mahasiswa dilakukan matching terlebih

dahulu dengan menggunakan data nilai blok yang sudah ada dan jenis

kelamin. Kemudian diberikan teks berisi materi kedokteran 600 kata dan

mahasiswa hanya boleh menggaris bawahi, menuliskan kata kunci.

Kemudian diadakan pretes selama 20 menit dengan soal MCQ sebanyak 10

butir selama 10 menit dan menjawab kuesioner motivasi (MSQL) selama 30

menit. Setelah itu mahasiswa kelompok peta pikiran diajarkan bagaimana

membuat peta pikiran selama 30 menit. Setelah itu teks yang sama diberikan

lagi dan mahasiswa mencatat dengan peta pikiran dan kelompok kontrol

mencatat cara biasa selama 30 menit. Kemudian diberikan post-test dan

kuesioner motivasi. Analisis yang digunakan adalah independent t-test untuk

membandingkan nilai rata-rata MCQ kelompok peta pikiran dengan

kelompok kontrol. Paired t-test untuk membandingkan hasil rata-rata nilai

MCQ pre-test dan pos-test kelompok peta pikiran dan juga untuk kelompok

kontrol. Sedangkan analisis kuesioner MSQL dengan ANOVA.

11

Page 12: karyatulisilmiah.com · Web viewPeta konsep dikembangkan oleh Novak and Gowin berdasarkan teori asimilasi pembelajaran oleh Ausbel. Sedangkan peta argumen lebih berfokus pada mengembangkan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1.1. Telaah Pustaka

2.1.1 Peta pikiran

a. Pengertian peta pikiran

Peta pikiran pertama kali dikembangkan oleh Buzan tahun 1970. Pengertian

peta pikiran banyak didapatkan dalam literatur. Peta pikiran adalah suatu grafik atau

kerangka berpikir yang berbentuk radian yang mampu mengasosiasikan,

menghubungkan antara konsep atau kata yang logis, bergambar, adanya warna

(Buzan & Buzan, 1993). Peta pikiran merupakan salah satu cara untuk mencatat

(note taking) yang berguna dalam menghubungkan berbagai ide serta dapat

membantu mengorganisasikan informasi sehingga kita mudah mengingat informasi

tersebut (Reid, 2006). Asosiasi merupakan keistimewaan dalam peta pikiran,

asosiasi dapat mencetuskan ide dan hubungan antar informasi (Reid, 2006). Peta

pikiran adalah suatu kerangka yang mampu menghubungkan dan mengasosiasikan

secara radian non linear, konsep besar berada disentral dan sub konsep di

percabangan dengan adanya unsur-unsur garis, gambar dan warna.

Peta pikiran merupakan salah satu kerangka berpikir untuk meningkatkan

pemahaman. Kerangka berpikir sudah dikembangkan banyak ahli. Jenis kerangka

pikiran yang banyak dipakai adalah peta pikiran, peta konsep, peta argumen, peta

berpikir, peta web, diagram konseptual dan visual metapora (Aydin & Balim, 2009;

Okada et al., 2007; Epler, 2006). Peta pikiran berbeda dengan peta konsep dan peta

argumen. Peta pikiran merupakan suatu variasi dari peta pikiran, pada peta pikiran

judul topik terletak pada paling atas kemudian disusun ke bawah secara hirarki. Peta

konsep merupakan suatu peta yang menjelaskan konsep dengan memakai urutan

tingkatan atau hirarki dan tersusun dari judul kemudian turun ke arah bawah

subtopik sampai ke ujung. Peta konsep didefinisikan sebagai suatu alat berbentuk

grafik yang merepresentasikan dan menggambarkan pengertian dan pemahaman

menjadi sebuah konsep. Peta konsep dikembangkan oleh Novak and Gowin

berdasarkan teori asimilasi pembelajaran oleh Ausbel. Sedangkan peta argumen

12

Page 13: karyatulisilmiah.com · Web viewPeta konsep dikembangkan oleh Novak and Gowin berdasarkan teori asimilasi pembelajaran oleh Ausbel. Sedangkan peta argumen lebih berfokus pada mengembangkan

lebih berfokus pada mengembangkan struktur dari kesimpulan (Meier, 2007; Torre

et al., 2007; Davies 2010; Daley & Torre, 2010).

Perbedaan peta konsep dan peta pikiran terletak pada linearnya, peta pikiran

cara berpikir non linear yang berbeda dengan cara berpikir kita selama ini. Peta

pikiran menampilkan semua ide atau konsep dalam satu halaman (Mueller et al.,

2002). Menurut Mueller (2002) dalam peta pikiran semua ide akan berada saling

berdampingan bersama-sama dalam satu halaman. Keunikan dari peta pikiran adalah

mahasiswa mempunyai cara unik untuk membuat dan menghubungkan antara ide

sehingga akan terlihat cara berpikir mahasiswa atau seseorang itu mempunyai

keunikan (Heinrich, 2001).

Tabel 1 Perbedaan peta pikiran, peta konsep dan peta argumen oleh (Epler, 2006; Davies,

2010)

Perbedaan Peta pikiran Peta konsep Diagram

konseptual

Peta argumen

Tujuan Asosiasi antar

ide, topik,

konsep

Hubungan

antara konsep

Menentukan

kategori

Menyimpulkan

antara

pernyataan

(premis)

Bentuk Radial Hirarki Diagram Hirarki seperti

pohon

Hubungan

antar konsep

Linear Non linear

(asosiasi)

Linear Linear

Tingkat

kesulitan

Rendah Sedang Sedang-tinggi Tinggi

Kemampuan

mengingat

Sedang-tinggi Rendah Rendah-

sedang

rendah

Kemampuan

dibaca orang

lain

Rendah Tinggi Sedang Tinggi

Konsep Semua konsep Konsep besar Struktur

informasi

Antara

13

Page 14: karyatulisilmiah.com · Web viewPeta konsep dikembangkan oleh Novak and Gowin berdasarkan teori asimilasi pembelajaran oleh Ausbel. Sedangkan peta argumen lebih berfokus pada mengembangkan

untuk

menentukan

kategori

persoalan

Fungsi Menunjukan

sistematika

hubungan

subkonsep

penting

Semua konsep

dan

subkonsep

Analisis topik

melalui

kerangka

analitik

Menyimpulkan

atau membuat

premis

Kegunaan Menyimpulkan

kata kunci

topik

Curah

pendapat,

perencanaan,

note taking

Mendefisikan

kategori

Akutansi

Unsur Kotak atau

bulatan

Gambar,

garis, warna,

adanya topik

sentral

Kotak dan

panah

Kotak, garis,

warna, garis

tebal

Metode

pembuatan

Mulai dari

topik utama

dipaling

bawah atau

atas

Dimulai dari

sentral

Kanan kekiri,

atas bawah

Atas kebawah

kesimpulan

yang diambil

Konteks

penerapan

Kelas, belajar

mandiri, revisi

Note taking,

brainstorming

dan telaah

ulang

Presentasi,

slide, ilustrasi

Membaca

komprehensif,

analisis

Peta pikiran mempunyai kelebihan dan kekurangan. Menurut Davies (2010)

kelebihan peta pikiran adalah dapat menghubungakan antara konsep, bentuk dan

format bebas diekspresikan, lebih berpikir secara kreatif, lebih fokus terhadap topik,

strukturnya tidak kaku, semua ide bisa dimasukan dalam peta pikiran, mendorong

menggali pendapat, berwarna dan bergambar yang menarik. Konsep yang

dihubungkan dalam peta pikiran merupakan semua konsep yaitu konsep besar dan

14

Page 15: karyatulisilmiah.com · Web viewPeta konsep dikembangkan oleh Novak and Gowin berdasarkan teori asimilasi pembelajaran oleh Ausbel. Sedangkan peta argumen lebih berfokus pada mengembangkan

sub konsep. Format peta pikiran tidak ada yang baku dan kaku, setiap orang bebas

membuat peta pikiran yang terpenting memenuhi syarat yang diusulkan oleh Buzan.

Membuat gambar adalah kreasi dari pikiran seseorang yang diekspresikan dalam

bentuk gambar. Adanya warna dalam peta pikiran menambah kreasi dari peta

pikiran. Peta pikiran mampu mengeluarkan ide-ide yang terpikirkan oleh seseorang.

Sedangkan kekurangannya adalah seseorang lebih mengingat diagram dari

pada gambaran keseluruhan, hubungan yang dibuat hanya bersifat asosiasi (abstrak),

tidak adanya hubungan yang jelas antara berbagai ide, susah untuk orang lain

membaca peta pikiran seseorang, hanya menampilkan hubungan secara radian,

konsep kadang tertutupi oleh gambar dan proses belajar yang terjadi tidak alami.

2.1.2 Tingkatan kemampuan membuat peta pikiran

Untuk menilai apakah peta pikiran yang dibuat sudah memenuhi syarat atau

belum maka para peneliti mencoba mencari alat untuk penilaian tersebut. Walaupun

sebenarnya pembuatan tidak ada aturan yang ketat tetapi tergantung dari kreasi

masing-masing orang (Heinrich, 2001). Buzan (1993) menciptakan hukum

pembuatan peta pikiran jika memenuhi hukum ini maka peta pikiran sudah

dianggap bagus. Hukum pembuatan peta pikiran tersebut adalah:

a. Selalu menggunakan gambar ditengah. Gambar yang dibuat tergantung gaya

masing-masing orang, warna yang dipakai lebih dari tiga untuk gambar tengah,

dapat menggunakan gambar berdimensi, perasaan juga terlibat dalam pembuatan

peta pikiran, ukuran gambar dibuat bervariasi, garis yang dipakai berbeda ukuran,

organisasi ruangan yang dipakai harus tepat.

b. Asosiasi yaitu menggunakan panah jika ingin menghubungkan, menggunakan

warna dan kode.

c. Kejelasan yaitu menggunakan satu kata pergaris, mencetak semua kata, mencetak

kata kunci, panjang garis sama dengan panjang kata, menghubungkan garis

dengan garis, garis tengah dibuat lebih tebal, buat batasan yang jelas antara

cabang, membuat gambar dengan jelas, posisi kertas horizontal dan gambar

dibuat tegak.

d. Mengembangkan gaya masing-masing. Setiap orang mempunyai gaya masing-

masing dan bebas mengekspresikan pikiran dan kreasinya. Disinilah peta pikiran

15

Page 16: karyatulisilmiah.com · Web viewPeta konsep dikembangkan oleh Novak and Gowin berdasarkan teori asimilasi pembelajaran oleh Ausbel. Sedangkan peta argumen lebih berfokus pada mengembangkan

menjadi menarik, peta pikiran tidak akan sama antara orang satu dengan yang

lainnya.

Para peneliti juga mengembangkan sistem penilaian yaitu sistem Scoring

MMAR (Mind Mapping Assessment Rubric) untuk menilai apakah peta pikiran

sudah efektif atau memenuhi syarat. Kriteria penilaian tersebut adalah (1) level 1

hubungan konsep (2 poin jika valid), (2) level 2 hubungan konsep (4 poin jika

valid), (3) level 3 hubungan konsep (6 poin jika valid), (4) level 4 hubungan konsep

(8 poin jika valid), (5) cross link (10 poin jika valid) (6) contoh (1 poin masing-

masing jika valid, (7) hubungan (3 poin jika valid), (80 gambar, bentuk (3 poin jika

valid), (9) invalid komponen (0). Untuk menilai kriteria peta pikiran sudah bagus

atau belum Buzan sudah mengusulkan hukum pembuatan peta pikiran “ The Mind

Map Law” (D’Antoni et al., 2009; Evrekli et al., 2010).

Kemampuan membuat peta pikiran tidak sama untuk semua orang,

tergantung berapa seringkah seorang menggunakan peta pikiran. Orang yang

pertama kali menggunakan peta pikiran, baru terpapar belum pernah melakukan

sebelumnya, orang ini disebut novice (baru). Pada tingkatan ini butuh pelatihan dan

membaca buku mengenai peta pikiran. Moderate adalah tingkatan kedua, pada

tingkat ini seorang masih membutuhkan latihan untuk menjadi mahir atau terampil.

Kemudian tingkatan ketiga adalah advance, disini seseorang sudah menguasai baik

teori dan cara membuat peta pikiran (Buzan & Buzan, 1993).

b. Kegunaan peta pikiran

Peta pikiran dapat membantu kita dalam banyak segi kehidupan. Peta pikiran

membuat rencana misalnya perencanaan anggaran, perencanaan masa depan dan

perencanaan suatu proyek. Komunikasi ide atau pikiran kita kedalam suatu skema

dan gambar. Berpikir kreatif terlihat dari gambar-gambar dan struktur peta pikiran

yang kita buat. Waktu yang dibutuhkan untuk mencatat dengan peta pikiran menjadi

lebih sedikit dibanding dengan mencatat cara biasa. Kita dapat menyelesaikan suatu

masalah dengan memetakan masalah dan ide serta alternatif pemecahan dapat kita

tuliskan di peta. Peta pikiran juga bisa memusatkan perhatian kita pada suatu topik

atau isu dengan adanya isu sentral pada peta pikiran. Peta pikiran digunakan untuk

16

Page 17: karyatulisilmiah.com · Web viewPeta konsep dikembangkan oleh Novak and Gowin berdasarkan teori asimilasi pembelajaran oleh Ausbel. Sedangkan peta argumen lebih berfokus pada mengembangkan

menyusun dan menjelaskan pikiran, mengingat, belajar efisien dan melihat

gambaran secara keseluruhan konsep (Buzan, 2011).

Kegunaan peta pikiran dalam Buku Buzan & Buzan (1993):

1. Memecahkan masalah pribadi

2. Memecahkan masalah interpersonal

3. Sebagai diari

4. Perencanaan bulanan

5. Perencanaan kehidupan

6. Menulis esai, mencatat dari buku atau kuliah dari unsur linear kedalam non

linear

7. Saat ujian yaitu dengan membuat peta pikiran mini kemudian menuliskan

pertanyan dan jawaban secara cepat

8. Laporan pekerjaan atau proyek

9. Laporan penelitian: mencatat sumber, menulis hasil, mengorganisasikan dan

integrasikan ide, dasar untuk presentasi atau penulisan

10. Peta pikiran untuk pengajaran

11. Peta pikiran untuk memimpin rapat

12. Manajemen

Peta pikiran dalam bidang pendidikan digunakan sebagai alat yang

membantu mahasiswa menentukan konsep-konsep penting. Peta pikiran merupakan

salah satu cara untuk meningkatkan keefektifan proses pembelajaran selain

membuat variasi aktivitas kelas. Menurut peta pikiran juga bermanfaat untuk

membuat literatur reviu yang dapat mengidentifikasi keseluruhan isi literatur,

membaca keseluruhan materi yang ada, menuliskan semua ide-ide dan

menambahkan kalimat, menghubungkan antara berbagai ide dan mengorganisasikan

konsep dari literatur. Dalam penelitian untuk membuat perencanaan penelitian,

penyusunan proposal, metodologi dan analisis hasil penelitian dapat menggunakan

peta pikiran (Reid, 2006; Heinrich, 2001, Crowe, 2011).

Peta pikiran dapat digunakan sebagai panduan mengajar, supervisi aktifitas

pembelajaran, diagram untuk menganalisis data kualitatif. Peta pikiran mudah

digunakan, metode yang alami dan tidak membutuhkan waktu (Kern et al., 2003).

Penggunaan peta pikiran ini sudah diusulkan sebagai inovasi strategi belajar pada

17

Page 18: karyatulisilmiah.com · Web viewPeta konsep dikembangkan oleh Novak and Gowin berdasarkan teori asimilasi pembelajaran oleh Ausbel. Sedangkan peta argumen lebih berfokus pada mengembangkan

kurikulum keperawatan dan sudah diterima secara positif oleh pengajar. Peta pikiran

banyak digunakan dalam berbagai bidang pekerjaan pendidikan, bisnis, akutansi,

penelitian, proyek, rapat, kedokteran, keperawatan. Pada pendidikan keperawatan

dan kebidanan peta pikiran digunakan sebagai pengumpulan data, evaluasi data

pasien, data pemeriksaan fisik, diagnosis, hasil laboratorium, pengobatan dan

interaksi dengan pasien. Pada sekolah kebidanan peta pikiran banyak digunakan

sebagai cara mencatat, ujian, penugasan, penelitian, praktek klinis dan rencana dan

akan dipakai sebagai salah satu alat penilaian (Kern et al., 2003; Noonan, 2012;

Bharathi & Kumar, 2003; Mueller et al., 2002; Crowe & Sheppard, 2012 ).

Peta pikiran dalam kelompok juga dapat meningkatan pemahaman dan

integrasi pembelajaran, hasilnya akan sama jika mahasiswa melakukan diskusi

dengan anggota kelompok serta dalam kelompok dapat membagi ide dan informasi,

memperbaiki peta pikiran yang sudah dibuat dan peta pikiran yang dihasilkan lebih

banyak. Peta pikiran dibuat dengan kelompok efektifitasnya hampir sama dengan

peta pikiran yang dibuat sendiri (Buzan & Buzan, 1993). Peta pikiran dengan

kelompok merupakan hal menyenangkan, anggota kelompok mampu memecahkan

masalah bersama-sama sehingga mampu membangun kerjasama antara anggota

kelompok.

c. Peta pikiran sebagai alat pencatat (note taking)

Sebelum membahas peta pikiran sebagai alat pencatat sebaiknya kita

definisikan terlebih dahulu perbedaan istilah note making dan note taking. Note

making adalah menuliskan atau mencatat hasil dari pikiran atau ide kita sendiri.

Note taking adalah mencatat atau menuliskan kembali ide dari orang lain misalnya

kuliah, video, media, drama dan presentasi sesorang. Note making mencatat pikiran

sendiri merupakan brainstorming dari pikiran kita misalnya kita gunakan dalam

perencanaan. Note taking sebaiknya memasukan ide dari penulis sendiri (Buzan &

Buzan, 1993).

Peta pikiran sebagai note taking diusulkan oleh Buzan, note taking dengan

peta pikiran lebih efektif dari pada note taking secara tradisional. Waktu yang

dibutuhan lebih sedikit, menyimpulkan lebih banyak konsep dalam satu halaman,

menurut Buzan (1993) kesimpulan yang bisa dibuat dengan peta pikiran bisa 10-

18

Page 19: karyatulisilmiah.com · Web viewPeta konsep dikembangkan oleh Novak and Gowin berdasarkan teori asimilasi pembelajaran oleh Ausbel. Sedangkan peta argumen lebih berfokus pada mengembangkan

1000 halaman. Konsentrasi menjadi meningkat terhadap suatu kasus karena adanya

konsep atau isu sentral. Adanya kata kunci dapat meningkatkan ingatan yang mudah

untuk diingat. Hubungan antara kata kunci satu dan lainnya terlihat jelas. Peta

pikiran sesuai dengan girus-girus alami otak, non linear sehingga mudah untuk

diingat. Mencatat dengan peta pikiran, informasi dan pengetahuan dari yang dibaca

akan meningkatkan pemahaman secara komprehensif teks yang dibaca.

Menurut Buzan fungsi peta pikiran sebagai note taking adalah

a. Mnemonic (berkenaan dengan ingatan) mampu meningkatakan ingatan

b. Analisis dengan mencatat. Dengan analisis kita dapat menentukan hubungan

antara informasi, pada saat ini otak kita melakukan analisis terhadap informasi

yang didapat baik melalui kuliah, presentasi atau informasi tertulis lainnya.

c. Kreatif. Pada saat membuat peta pikiran otak kita sebenarnya membuat suatu

kreativitas membuat gambar, warna dan asosiasi. Warna berfungsi menstimulasi

otak, meningkatkan memori visual dan membuat kita berpikir aktif dan kreatif

(Buzan, 2007)

d. Konversasional. Pada saat mencatat dari perkuliahan kita sebenarnya

mengadakan interaksi antar pikiran dan sumber informasi.

Penelitian yang dilakukan oleh Farrand et al. (2002), D’Anthoni et al.

( 2009), Aydin & Balim (2009), Wickramasinghe et al. (2007) adalah penelitian

untuk melihat efektifitas peta pikiran sebagai note taking. Semuanya menyarankan

peta pikiran dapat digunakan sebagai strategi belajar untuk mahasiswa walaupun

hasil yang didapat tidak signifikan. Hasil yang tidak signifikannya mungkin

disebabkan oleh belum terampilnya mahasiswa dalam membuat peta pikiran karena

peta pikiran baru diajarkan 30 menit sebelum latihan mencatat. Seperti yang

diusulkan oleh Dreyfus tentang pencapaian atau kompetensi (skills acquisition) dari

suatu keterampilan. Terdapat empat tahap seorang tersebut dinyatakan master

terhadap suatu keterampilan. Tingkatan pertama novice yaitu seseorang baru

melakukan keterampilan tersebut. Kedua yaitu advance beginer yaitu sudah mulai

berkembang. Ketiga kompeten yaitu sudah menyadari dan mengikuti standar. Ketiga

adalah ahli dan keempat adalah expert. Tetapi dalam peta pikiran Buzan hanya

membagi atas tiga tingkatan yaitu novice, intermediate dan advance.

d.Pembuatan peta pikiran19

Page 20: karyatulisilmiah.com · Web viewPeta konsep dikembangkan oleh Novak and Gowin berdasarkan teori asimilasi pembelajaran oleh Ausbel. Sedangkan peta argumen lebih berfokus pada mengembangkan

Peta pikiran sangat mudah dibuat serta alami, alat-alat yang dibutuhkan

sangat mudah yaitu kertas kosong tak bergaris, pena dan pensil warna, otak dan

imajinasi. Kertas yang diusulkan untuk membuat peta pikiran yaitu kertas kosong

tidak bergaris yang berukuran. Usulan cara membuat peta pikiran di mulai dari

bagian tengah kertas kosong, yang sisi panjangnya diletakkan mendatar, gunakan

gambar atau foto untuk ide sentralnya, menggunakan warna kemudian

menghubungkan cabang-cabang utama ke gambar pusat dan hubungkan cabang-

cabang tingkat dua dan tiga ke tingkat satu dan dua dan seterusnya, garis

penghubung dibuat melengkung, bukan lurus karena garis lurus akan membosankan

otak dan gunakan satu garis untuk satu kata (Buzan & Buzan, 1993; Buzan T, 2012;

Davies, 2010).

e. Penelitian yang berkaitan dengan peta pikiran

Farrand et al., (2002) meneliti keefektifan peta pikiran terhadap pengetahuan

dan motivasi mahasiswa dibandingkan dengan strategi mereka sendiri. Metode yang

digunakan adalah kuasi eksperimental yang membagi mahasiswa menjadi dua

kelompok yaitu peta pikiran dan startegi biasa. Hasilnya peta pikiran lebih efektif

pada memori jangka panjang yang dan motivasi lebih rendah dari pada metode

mandiri. Motivasi mahasiswa lebih rendah pada penelitian ini bisa dipengaruhi oleh

ketidakpercayaan diri mahasiswa pembuatan peta pikiran disebabkan peta pikiran

baru diajarkan kepada mahasiswa. Sedangkan yang mahasiswa dengan strategi

sendiri lebih terbiasa dengan cara mereka sehingga mereka lebih senang sehingga

motivasinya rendah. Tetapi bila peta pikiran bukan hal baru bagi mahasiswa

mungkin lebih disenangi karena sudah terbiasa. Farrand et al. (2002) menetapkan

perbedaan rata-rata nilai mahasiswa anatar kelompok peta pikiran dan kelompok

tidak menggunakan pikiran adalah 10% sedangkan motivasi 15%. menyarankan peta

pikiran tetap bisa digunakan untuk meningkatkan pengetahuan. Analisis data

seharusnya menggunakan independet t-tes dan paired t-tes untuk membandingkan

nilai pengetahuan. Materi yang diberikan kepada mahasiswa sebaiknya materi

kedokteran yang belum dikenal mahasiswa. Jumlah mahasiswa sebagai sampel juga

sedikit hanya 31 orang. Pemberian tes aritmatika untuk menghilangkan efek hafalan

mungkin diberikan video yang bisa menyegarkan mahasiswa.

20

Page 21: karyatulisilmiah.com · Web viewPeta konsep dikembangkan oleh Novak and Gowin berdasarkan teori asimilasi pembelajaran oleh Ausbel. Sedangkan peta argumen lebih berfokus pada mengembangkan

Wickramasinghe et al. (2007) juga melakukan evaluasi keefektifan peta

pikiran dibanding cara belajar lain untuk mahasiwa yang baru masuk fakultas

kedokteran dengan disain penelitian yang sama. Penelitian ini mendapatkan hasil

bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara mahasiswa menggunakan peta

pikiran dengan yang tidak terhadap memori jangka pendek. Penelitian ini sama

dengan yang dilakukan oleh Farrand et al. (2002) tetapi tes yang dilakukan dengan

soal esai. Seperti penelitian sebelumnya mahasiswa juga baru menggunakan peta

pikiran sehingga belum terbiasa dan menyebabkan keraguan pada diri mahasiswa.

Kita melihat penjelasan di atas bahwa keterampilan peta pikiran juga mempunyai

tingkatan. Jurnal tersebut tidak menjealskan bagaimana pet pikiran diajarkan dan

materinya apa yang diajarkan. Penelitian ini tidak mejelaskan sesi secara lengkap.

Analisis data juga tidak dijelaskan.

D’Antoni et al. (2010) melihat pengaruh peta pikiran terhadap berpikir kritis

mahasiswa yang diberikan perkuliahan kemudian mencatat melalui peta pikiran,

hasilnya tidak ada perbedaan yang signifikan antara yang menggunakan peta pikiran

dan tidak menggunakan terhadap berpikir kritis mahasiswa. Penelitian ini

menambahkan variabel yang dinilai yaitu berpikir kritis. Hal ini juga sama yang

terjadi dengan penelitian oleh peneliti sebelumnya dimana mahasiswa juga baru

dipaparkan dengan peta pikiran dan tidak ada waktu jeda antara presentasi peta

pikiran dengan note taking yang dilakukan oleh kelompok peta pikiran dan strategi

standar. Untuk berpikir kritis juga tidak ada perbedaan ini menurut D’Antoni et al.

(2010), berfikir kritis juga membutuhkan waktu untuk memahami materi tersebut.

Motivasi mahasiswa juga mempengaruhi karena materi yang diberikan adalah

materi ujian masuk, materi umum, hal ini membuat mahasiswa kedokteran tidak

termotivasi. Penelitian ini menggunakan prosedur lengkap dan detail tetapi tetap ada

ancaman validitas yaitu tes yang diberikan bertubi-tubi sehingga tidak

mencerminkan hasil sebenarnya. Materi yang diberikan bukan materi kedokteran.

Validasi instrumen MMAR tidak dijelaskan dalam penelitian tersebut. Persetujuan

dengan mahasiswa dan etical clearence tidak dijelaskan. Sedangkan perbedaan rata-

rata pada penelitian ini terlalu tinggi yaitu 0.8 sedangkan peneliti sebelumnya hanya

menetapkan 0.1.

21

Page 22: karyatulisilmiah.com · Web viewPeta konsep dikembangkan oleh Novak and Gowin berdasarkan teori asimilasi pembelajaran oleh Ausbel. Sedangkan peta argumen lebih berfokus pada mengembangkan

Penelitian lainnya dengan variabel yang berbeda dilakukan oleh Abdolahi et

al. (2011) untuk melihat keefektifan peta pikiran dalam pengajaran anatomi

mendapatkan bahwa pengajaran dengan peta pikiran lebih efektif dibandingan

metode pengajaran tradisional. Fun & Maskat (2010) melihat penggunaan peta

pikiran yang dibuat dosen dan peta pikiran yang dibuat mahasiswa mendapatkan

bahwa penggunaan peta pikiran dibuat mahasiswa lebih efektif dari pada peta

pikiran dibuat dosen terhadap nilai tes mahasiswa.

Tabel 2. Perkembangan penelitian peta pikiran

No Penulis Tujuan Metode/variabel Hasil1. Farran P, Hussain F,

Hennwssy(2002)

Melihat keefektifan penggunaan peta pikiran untuk meningkatkan pengetahuan dan motivasi

Rancangan penelitian: randomized control trialVariabel independen1. Teknik sendiri2. Teknik peta pikiran

Variabel dependend. Pengetahuane. Motivasi dengan skala 5

poin (1 very un motivated, 5= very motivated)

Pengetahuan dengan teknik peta pikiran lebih banyak benar dari pada teknik sendiri.

Tidak ada perbedaan signifikan terhadap motivasi tetapi motivasi peta pikiran lebih rendah dari pada belajar sendiri.

2 D’Antony VD, Zipp GP(2006)

Untuk mereviu literatur dan melihat kepuasan mahasiswa teknik belajar peta pikiran

Rancangan penelitian: survei

3 Wickramasinghe A, Widanapathirana, Kuruppu O, Liyanage I, Karunathilake(2007)

Melihat keefektifan peta peta pikiran sebagai alat belajar mahasiswa kedokteran

Rancangan kuasi eksperimentalVariabel independen

1. Peta pikiran2. Belajar sendiri

Variabel dependen1. Pengetahuan (esai)

Tidak ada perbedaan yang signifikan antar kelompok peta pikiran dengan kelompok strategi belajar sendiri.

4 Aydin G, Balim AG(2009)

Melihat kemampuan siswa Izmir terhadap materi “sitem tubuh” menghubungkan dengan pengetahuan sebelumnya

Mahasiswa dibagi 3 kelompok:Variabel independen

1. Kelompok eksperimen dengan peta pikiran

2. Kelompok eksperimen dengan concept mapping

3. Kelompok control

Mahasiswa dengan menggunakan peta pikiran dan peta konsep dapat mengintegrasikan pengetahuan yang ada dengan pengetahuan baru

5 Evrekli E, Balim AG, Inel D(2009)

Untuk menilai pendapat calon guru tentang peta pikiran dan penggunaan peta pikiran dalam pembelajaran

Kualitatif dengan memberikan pertanyaan tentang manfaat mind mapping

Peta pikiran berguna untuk pengajaran science dan teknologi

Permanen untuk recall Memastikan hubungan

anatra konsep Peta pikiran dapat

meningkatkan lingkungan pembelajaran mahasiswa

6 Allen JB, Smith VO(2009)

Mengembangkan suatu pendekatan pragmatis untuk mengatur data kualitatif dari pasien

Peta pikiran digunakan pada saat focus group discussion.Variabel independen:

1. Transkrip dengan mind mapping

2. Transkrip dengan cara

Penggunaan peta pikiran membantu analisis data dan menjaga agar analysis tetap pada jalur yang ditentukan serta

22

Page 23: karyatulisilmiah.com · Web viewPeta konsep dikembangkan oleh Novak and Gowin berdasarkan teori asimilasi pembelajaran oleh Ausbel. Sedangkan peta argumen lebih berfokus pada mengembangkan

tradisionalVariabel dependen

Waktu

meningkatkan transparansi dan kecepatan dalam mengolah data

7 D. Anthony A, Zipp GP, Olson VG, Cahill T(2010)

Melihat hubungan antara peta pikiran dan critica thinking yang diukur dengan The health Sciences Reasoning Test (HSRT) dan melihat hubungan antara mind mapping dan mengingat kembali informasi.

Rancangan: kuasi eksperimentalVariabel independent:SNT (standar note taking)Peta pikiranVariabel dependent:MCQ pre and postHSRT pre dan post

Variabel perancu Lingkungan Waktu Kemampuan MM Teks/knowledge Kelelahan mahasiswa

Tidak ada perbedaan yang signifikan hasil pre dan post tes kedua kelompok dan tidak ada perbedaan yang signifikan antara pre dan post HSRT dari total skor Tetapi skor critical thinking lebih tinggi daripada teknik sendiri

8 D’Anthony AV, Zipp GP, Olson VG.(2010)

Melihat interater reliability of MMAR (mind mapping assessment rubric)

Rancangan: eksperimenVariabel IndependenMMARVariabel dependenInterater

Reabiliti antara penguji cukup tinggi sehingga reabiliti dapat digunakan sebagai aassessment mind maping

9 Fun CS, Maskat N(2010)

Membandingkan Teacher-centered mind mapping dan student-centered mind mapping terhadap pencapaian mahasiswa

Rancangan: eksperimentalVariabel independent Teacher centered min mapping Student centered mind mapping

Variabel dependen: Achievement

Faktor perancu Prior knowledge (di kendalikan

sudah punya prior knowledge accounting

Mind mapping dilengkapi mahaisswa.

Pengajaran peta pikiran

Teacher-centerd mind map menurunkan tes skor mahasiswaStudent-centerd mind map signifikan meningkatkan nilai mahaisswa

10 Evrekli E, Inel D, Balim A(2010)

Menilai reabiliti sistem skor mind mapping

Rancangan: kohor Variabel independent Presentasi

Variabel dependent Peta pikiran Sistem skor

Tidak ada perbedaan yang signifikan atara rater 1 dan 2, kemudian dengan waktu yang berbeda juga tidak ada perbedaan.Skor ini dapat digunakan untuk menilai peta pikiran pada penelitian ini

11 Abdolahi M, Javadnia F, Bayat PD, Ghorbani R, Ghanhari A, Ghodost BInt.J.Morphol(2011)

Melihat keefktifan peta pikiran dalam pengajaran anatomi dibandingkan dengan slide tradisional

EksperimentalVariabel independen:Teaching with Mind mappingTeaching with tradisional

Variabel dependentMCQ 40 dengan skor 0-20

Teknik pengajaran peta pikiran memiliki skor lebih tinggi dari pengajaran secara tradisional

1. Hubungan motivasi dengan pencapaian hasil belajar

23

Page 24: karyatulisilmiah.com · Web viewPeta konsep dikembangkan oleh Novak and Gowin berdasarkan teori asimilasi pembelajaran oleh Ausbel. Sedangkan peta argumen lebih berfokus pada mengembangkan

Motivasi adalah kekuatan yang mendorong mahasiswa terlibat pembelajaran,

fokus, perhatian dan mau mengerjakan tugas-tugas pembelajaran. Motivasi salah

satu faktor yang terpenting dalam pencapaian belajar, menyelesaikan tugas,

kepercayaan diri terhadap pembelajaran. Motivasi dapat diukur secara langsung

dengan observasi prilaku mahasiswa serta dengan memakai kuesioner (Gagne,

Wager, Golas & Keller, 2005; Pelaccia et al., 2009; Mahmud, 2010).

Motivasi dibagi menjadi dua yaitu motivasi instrinsik dan motivasi

ekstrinsik. Motivasi instrinsik dapat ditingkatkan melalui keterlibatan (keinginan

untuk terlibat), keingintahuan (ketertarikan terhadap topik), tantangan (topik yang

rumit) dan interaksi sosial. Sedangkan motivasi ekstrinsik dapat ditingkatkan

melalui pemenuhan harapan (menemukan harapan lain dari apa yang dikatakan

orang), dikenali (dikenal oleh masyarakat), kompetisi dan menghindari pekerjaan,

imbalan (misalnya nilai). Jika mahasiswa mempunyai motivasi ekstrinsik maka

resiko kegagalan akan lebih besar daripada motivasi instrinsik (William & William,

2011)

Teori motivasi yang diusulkan para ahli mengatakan terdapat hubungan

antara motivasi dan belajar. Mahasiswa yang menggunakan strategi kognitif lebih

baik dengan mengulang, mengingat dan mencatat pengetahuan (Gagne et al., 2005;

Santrock, 2011). Penelitian oleh Long, Monoi, Harper, Knoblauch & Murphy (2007)

mendapatkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara jenis kelamin

terhadap goal oriented (motivasi) dan pencapaian. Crede & Kuncel (2008) meneliti

keterampilan belajar. Hasilnya adalah motivasi dan kebiasaan belajar mempunyai

hubungan kuat dengan pencapaian sedangkan kecemasan tidak berhubungan.

Penelitian dilakukan oleh Lijun (2011) mendapatkan hasil motivasi berhubungan

positif dengan strategi dan pencapaian hasil belajar. Yu (2012) meneliti hubungan

motivasi dan strategi belajar juga mendapatkan hasil yang positif serta

meningkatkan pembelajaran.

Peta pikiran dan motivasi berhubungan terutama motivasi instrinsik.

Motivasi instrinsik mahasiswa meningkat karena mahasiswa bisa berpikir bebas dan

kreatif. Pikiran merupakan dasar pengantar motivasi, dengan motivasi dapat

mencapai tujuan pembelajaran. D’Antoni dan Zipp (2006) meneliti persepsi

24

Page 25: karyatulisilmiah.com · Web viewPeta konsep dikembangkan oleh Novak and Gowin berdasarkan teori asimilasi pembelajaran oleh Ausbel. Sedangkan peta argumen lebih berfokus pada mengembangkan

mahasiswa terhadap penggunaan peta pikiran di jurusan terapi fisik. Hasilnya

menunjukan mahasiswa menyukai strategi belajar dengan peta pikiran.

Motivasi dapat diukur dengan menggunakan kuesioner motivasi. Kuesioner

dikembangkan di Michigan, kuesioner ini dinamakan Motivated Strategies for

Learning Questionaire (MSQL) yang dikembangkan oleh National Center for

Research to Improve Postsecondary Teaching and Learning, Universitas Michigan

(Pintrich et al., 1991 cit. Taylor, 2012) dilakukan setelah proses belajar. Kuesioner

motivasi ini terdiri dari 31 pertanyaan dengan menggunakan skala 1 sampai 7. Skala

1 berarti sangat tidak sesuai dengan saya, angka 7 berarti sangat sesuai dengan saya.

Terdapat 6 subskala yaitu instrinsic goal orientation, extrinsic goal orientation, task

value, control of learning belief (keyakinan mahasiswa bahwa hasil belajar dapat

dicapai dengan usaha sendiri dan dari faktor luar seperti dosen), self efficacy for

learning and performance, task anxiety. Sedangkan 50 adalah pertanyaan tentang

strategi belajar yang terdiri dari repetisi, elaborasi, organisasi, critical thinking,

metacognitive self-regulated, manjemen waktu dan lingkungan, effort regulation,

peer learning dan help seeking.

Peta pikiran adalah strategi yang dapat digunakan untuk mendorong belajar

mendala. Marton & Saljo 1976 mengadakan penelitian belajar mendalam dan

dangkal. Hasilnya belajar secara mendalam adalah motivasi instrinsik dimana

mahasiswa mencoba mengerti dan memahami konteks dari ide baru dan konsep.

Belajar dangkal cenderung ke arah motivasi ekstrinsik dan hanya bersifat hafalan

(Buzan).

Berdasarkan penjelasan di atas penulis dapat simpulkan bahwa motivasi

mempunyai hubungan kuat dengan hasil belajar.

Hasil belajar

Pencapaian hasil belajar menurut Bloom 1956 dibagi atas tiga domain yaitu

kognitif (pengetahuan), keterampilan dan afektif. Untuk pengetahuan Bloom

membagi atas 6 tingkatan pencapaian, sekarang sudah diperbaharui yaitu mengingat,

pemahaman, aplikasi, analisis, evaluasi dan kreasi. Mengingat adalah mengenali

atau mengingat kembali informasi yang telah dipelajari pada awal waktu serta

menyimpannya dalam memori. Pemahaman yaitu membangun makna dari materi-

25

Page 26: karyatulisilmiah.com · Web viewPeta konsep dikembangkan oleh Novak and Gowin berdasarkan teori asimilasi pembelajaran oleh Ausbel. Sedangkan peta argumen lebih berfokus pada mengembangkan

materi pelajaran dan pesan-pesan misalnya menyimpulkan, mengartikan dan

mengidentifikasi. Aplikasi yaitu meggunakan pengetahuan tersebut dalam situasi

yang baru. Analisis adalah memecahkan informasi ke dalam bagian-bagian dan

mengidentifikasi keterkaitan antara bagian-bagian tersebut. Evaluasi adalah

membuat suatu ketentuan terkait informasi dengan menggunakan standar atau

kriteria tertentu. Kreasi adalah meletakan pengetahuan dan prosedur secara

bersamaan dalam bentuk yang koheren, terstruktur dan kemungkinan memiliki

keaslian menyeluruh (Nitko, 1996).

Miller 1990 mengusulkan suatu piramida pencapaian kompetensi dan

assessment yaitu mempertimbangkan perkembangan keahlian mahasiswa menjadi

knowledgeable. Pada saat memilih suatu instrumen assessment kita harus

menyesuaikan dengan level kompetensi yang harus dicapai. Seorang mahasiswa

harus melalui tahap knows (factual knowledge) sebelum memasuki fase

selanjutnya yaitu knows how (tahap membangun pemahaman), tingkatan

pencapaian yang lebih tinggi lagi yaitu mahasiswa mampu melakukan performan

atau menunjukan (show how). Sedangkan tingkatan yang tertinggi adalah does

yaitu mampu melakukan tindakan atau performan pada situasi kehidupan nyata

(Amin & Eng, 2006; Dornan, 2009).

Multiple choice question (MCQ) adalah tes berbentuk tulis yang paling

banyak digunakan, tes ini menguji ingatan (factual recall) dengan memilih salah

satu jawaban yang paling benar, waktu yang dibutuhkan untuk menjawab satu

soal adalah 45 detik - 1 menit. Keuntungannya adalah relatif mudah digunakan

(feasible), tingkat reliabiliti tinggi, validitas konten yang luas atau learning target

yang diwakili lebih luas (Amin & Eng, 2006).

2.6 Teori yang mendasari peta pikiran

a. Teori belajar konstruktif

Teori yang akan digunakan adalah teori belajar konstruktif. Teori ini

dikembangkan oleh Vygotsky’s (1896) dan Pieget’s (1920). Teori konstruktif yang

diusulkan oleh Vygotsky’s lebih kearah pendekatan sosial yang menekankan

pembangunan pengetahuan dan informasi atas dasar interaksi sosial. Pendekatan

teori konstruktif menurut Pieget’s adalah mahasiswa membentuk pengetahuan

26

Page 27: karyatulisilmiah.com · Web viewPeta konsep dikembangkan oleh Novak and Gowin berdasarkan teori asimilasi pembelajaran oleh Ausbel. Sedangkan peta argumen lebih berfokus pada mengembangkan

dengan mentransformasikan, mengorganisasikan dan menyusun kembali

pengetahuan dan informasi sebelumnya (Santrock, 2011). Teori belajar konstruktif

ini, diharapkan mahasiswa membuat kreasi tertentu bukan hanya menemukan,

mengembangkan kemampuan masing-masing dan menganggap dunia ini adalah

sebagai cermin dari realita (Colliver, 2000). Mahasiswa diharapkan membangun

pengetahuan sendiri berdasarkan kenyataan atau realita yang ada disekitarnya.

Konstruktif inilah yang diharapkan terhadap mahasiswa belajar pada masa sekarang.

Teori konstruktif ini sudah banyak diterapkan di belajar mengajar seperti problem-

based learning, peer-asissted learning, kolaboratif di dalam kelas dan keterampilan

berkerjasama. Pada pembelajaran dengan pbl mahasiswa dalam kelompok akan

membangun pengetahuan mereka dengan cara berdiskusi dan mencari masalah

(Colliver, 2000). Pengetahuan yang lama atau pengalaman diintegrasikan dengan

pengetahuan baru merupakan inti dari teori konstruktif .

Peta pikiran didasari oleh teori konstruktif terutama pada fungsi peta pikiran

sebagai curah pendapat, menghubungkan ide atau berbagai konsep menjadi suatu

pengetahuan menyeluruh. Teori konstruktif yang diusulkan oleh Pieget’s

menekankan bahwa membangun pengetahuan dalam diri atau pikiran sendiri. Teori

ini menjelaskan bahwa informasi didapat dari apa yang dilihat, dibaca dan didengar.

Kemudian informasi akan masuk ke dalam pikiran, didalam pikiran informasi akan

diolah secara aktif. Disini akan terjadi integrasi informasi baru dengan pengalaman

atau pengetahuan yang sudah ada sebelumnya sehingga mampu menyusun kerangka

sendiri dan kemudian disimpan lebih lama dan paham (D’Antoni et al., 2009;

D’Antoni et al, 2010).

Teori konstruktif diaplikasikan pada penelitian ini. Teori tersebut diharapkan

dapat menjelaskan pengaruh peta pikiran dan strategi belajar lainnya dapat

meningkatkan pengetahuan dan pemahaman mahasiswa. Menurut D’Antoni et al.

(2010) semua strategi belajar berdasarkan teori konstruktif. Peta pikiran merupakan

sumber informasi dalam bentuk gambar dan bacaan, informasi ini lebih banyak

masuk ke dalam pikiran kita dibandingkan dengan hanya melalui teks saja atau

gambar saja. Kemudian informasi yang banyak tersebut akan diolah dalam pikiran

kita. Membuat peta pikiran merupakan pembangunan pengetahuan yang sudah ada

kemudian kita tuangkan kedalam bentuk gambar dan tulisan sehingga informasi

27

Page 28: karyatulisilmiah.com · Web viewPeta konsep dikembangkan oleh Novak and Gowin berdasarkan teori asimilasi pembelajaran oleh Ausbel. Sedangkan peta argumen lebih berfokus pada mengembangkan

tersebut akan lama bertahan dalam pikiran kita. Teori konstruktif juga mengusulkan

adanya motivasi instrinsik yang tidak dipengaruhi oleh imbalan yang diberikan dari

orang lain tetapi keinginan sendiri untuk memahami pelajaran (Santrock, 2011).

b. Teori belajar asimilasi oleh Ausubel

Teori lainnya yang dipakai dalam penelitian ini adalah teori Asimilasi oleh

Ausubel (1968). Asimilasi adalah memamahi informasi yang didapat dengan

pemahaman sendiri. Prinsip pembelajaran teori Ausubel mengatakan bahwa terdapat

enam prinsip pembelajaran yang saling berhubungan yaitu memori jangka pendek,

sistem motor, tempat kerja memori, sistem afektif dan memori jangka panjang.

Informasi akan masuk ke adalam otak yaitu memori jangka pendek kemudian akan

disalurkan ke tempat kerja memori, sistem afektif, sistem motor. Dari ketiga bagian

ini akan kembali ke memori jangka pendek dan akan diteruskan juga ke memori

jangka panjang. Semua jaras memori tersebut akan akan menghasilkan proses

pemahaman belajar. Pemahaman belajar ini akan akan menghasilkan pemahaman

pelajaran lebih mendalam. Pengetahuan baru akan diasimilasi kedalam pengetahuan

yang sudah ada sebelumnya. Proses pembelajaran ini adalah proses aktif dan

mahasiswa berhak memilihnya (Davies, 2010; Novak & Cana, 2012).

Teori Ausubel merupakan dasar dari meaningful theory (teori pemahaman),

Ausubel membedakan antara (hafalan) rote learning dan (pemahaman) meaningful

learning. Meaningful learning mampu mengintegrasikan ilmu baru dengan

pengetahuan sebelumnya. Penelitian dan penerapan teori ini pada peta konsep, peta

argumen dan peta pikiran. Menurut Novak (2011) ini adalah prinsip dari peta konsep

yang dikembangkan karena dapat merangsang mahasiswa menghubungkan antara

konsep dari ilmu-ilmu baru yang dipelajari berdasarkan pengetahuan yang sudah

ada. Pada saat membuat peta konsep terjadi proses meaningful learning sehingga

pengetahuan disimpan lebih lama. Hal ini juga dasar dari peta pikiran yaitu proses

pemahaman pembelajaran lebih dalam yang mampu menghubungkan antar konsep

secara radian berdasarkan pengetahuan yang sudah ada. D’Antoni et al. (2009)

menyebutkan peta pikiran seperti peta konsep dan merupakan salah satu strategi peta

yang memperlihatkan pemahaman mahasiswa.

28

Page 29: karyatulisilmiah.com · Web viewPeta konsep dikembangkan oleh Novak and Gowin berdasarkan teori asimilasi pembelajaran oleh Ausbel. Sedangkan peta argumen lebih berfokus pada mengembangkan

B. Landasan Teori

Menurut Buzan (1993) mind mapping dapat mengaktifkan kedua hemisper

otak kanan dan kiri, mind mapping dapat membantu sesorang untuk

mengintegrasikan informasi, menghubungkan informasi serta mempertahankan

informasi. Mind mapping sudah banyak digunakan dalam pendidikan klinik sebagai

sumber belajar, mecatat perkuliahan, mencatat informasi tertulis, mereviu dengan

cepat serta mudah diperbaruhi (Sandra et al, 2010). Mind mapping dapat digunakan

dalam berbagai situasi seperti problem based learning, kelompok kecil dan alat

assessment (Sandra&Cooper, 2010).

Motivasi merupakan salah satu faktor yang terpenting dalam pemebelajaran dan

pencapaiannya, penerimaan terhadap tugas, kepercayaan diri tentang pembelajaran

ditentukan oleh motivasi (Pelaccia et al, 2009)

2.5. Kerangka Konsep

29

Strategi

Belajar

Pencapaian

Keterampilan AttitudePengetahuanMotivasi

Lingkungan

Jenis kelamin

Intelejensi

Priorknowledge

Materi

Kemampuan MM

Waktu

Kelelahan

Peta pikiran

Tidak peta pikiran

Gaya belajar

MCQ

Page 30: karyatulisilmiah.com · Web viewPeta konsep dikembangkan oleh Novak and Gowin berdasarkan teori asimilasi pembelajaran oleh Ausbel. Sedangkan peta argumen lebih berfokus pada mengembangkan

5. Pertanyaan Penelitian

1. Pengetahuan mahasiswa yang belajar menggunakan peta pikiran akan lebih

baik dibandingkan dengan mahasiswa yang tidak menggunakan peta pikiran.

a. Apakah nilai MCQ mahasiswa yang menggunakan peta pikiran sama

dengan MCQ mahasiswa yang tidak menggunakan peta pikiran?

b. Apakah nilai MCQ nilai mahasiswa menggunakan peta pikiran lebih

besar dari yang tidak menggunakan peta pikiran?

2. Motivasi mahasiswa yang belajar menggunakan peta pikiran akan lebih

tinggi dibandingkan dengan mahasiswa yang tidak menggunakan peta

pikiran.

a. Apakah skor MSQL mahasiswa yang menggunakan peta pikiran sama

dengan yang tidak menggunakan peta pikiran?

b. Apakah skor MSQL mahasiswa yang menggunakan peta pikiran lebih

tinggi dengan yang tidak menggunakan peta pikiran?

2.7 Hipotesis Penelitian

1. Mahasiswa yang menggunakan peta pikiran akan menunjukan rata-rata

nilai mcq yang lebih tinggi secara bermakna (ddmin; dmin=0,1)

dibandingkan mahasiswa yang mendapat pengalaman belajar tanpa

menggunakan peta pikiran.

2. Mahasiswa yang menggunakan peta pikiran akan menunjukan rata-rata

skor MSQL yang lebih tinggi secara bermakna (ddmin; dmin=0,15)

dibandingkan mahasiswa yang mendapat pengalaman belajar tanpa

menggunakan peta pikiran.

30

Page 31: karyatulisilmiah.com · Web viewPeta konsep dikembangkan oleh Novak and Gowin berdasarkan teori asimilasi pembelajaran oleh Ausbel. Sedangkan peta argumen lebih berfokus pada mengembangkan

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Rancangan penelitian

Rancangan penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan

kuasi-eksperimental. Ada dua hal yang diukur yaitu

1. Pengetahuan mahasiswa diukur dengan Multiple Choise Question

2. Motivasi mahasiswa dengan mind mapping yang diukur dengan MSQL

B. Subjek Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Fakultas kedokteran Universitas Lampung

Populasi penelitian adalah mahasiswa tahun pertama angkatan 2013

sebanyak 180 orang. Kemudian diambil sampel dengan tingkat kepercayaan

95 % (130 orang). Kemudian Mahasiswa dibagi secara random menjadi dua

kelompok. Kelompok pertama adalah kelompok yang menggunakan mind

mapping dan kelompok tanpa mind maping pada pemebelajaran fisiologi.

C. Variabel penelitian

Variabel independen: Mind mapping

Variabel dependen : Pengetahuan mahasiswa (MCQ)

Motivasi

R X O2

R O4

D. Instrument penelitian

MCQ (multiple choice question) untuk menilai pengetahuan mahasiswa.

Soal MCQ diberikan sebanyak 20 soal yang menilai pengetahuan

mahasiswa.

MSQL (motivasi) dengan kuesioner yang terbagi dua yaitu untuk menilai

motivasi dan strategi belajar, yang digunakan hanya bagian motivasi. Bagian

motivasi terdiri dari 31 pertanyaan dengan menggunakan skala 1 sampai 7 (1

sangat tidak sesuai dengan saya, 7=sangat sesuai dengan saya).

31

Page 32: karyatulisilmiah.com · Web viewPeta konsep dikembangkan oleh Novak and Gowin berdasarkan teori asimilasi pembelajaran oleh Ausbel. Sedangkan peta argumen lebih berfokus pada mengembangkan

E. Defenisi Operasional

Mind Mapping: suatu diagram/peta yang merepresentasikan kata, ide,

dan tugas lainnya yang diasosiasikan dengan topik, topik berada

paling tengah serta subtopik pada cabang-cabang secara memancar

dengan menggunakan gambar, bentuk, warna yang bervariasi.

Belajar: suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh

perubahan prilaku baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari

pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan

lingkungannya.

MCQ: tes berbentuk tulis yang paling banyak digunakan, tes ini

menguji ingatan (factual recall) dengan memilih salah satu jawaban

yang paling benar, waktu yang dibutuhkan untuk menjawab satu soal

adalah 45 detik - 1 menit.

Motivasi: suatu alasan yang mendorong mahasiswa untuk melakukan

proses belajar yang diukur dengan motivated Strategies for Learning

Questionair (MSQL) yang dikembangkan oleh National center fo

research to improve postsecondary teaching and learning, Universitas

Michigan (Pintrich et al., 1991; Garcia & Pintrich, 1995; Duncan &

McKeacchie, 2005) dan dilakukan setelah proses belajar.

F. Validasi dan Reliabilitas instrument

1. Pelatihan mind mapping

Mahasiswa dilatih sendiri oleh Tim Peneliti

Mahasiswa akan dilatih membuat mind mapping sampai mereka.

Melakukan informed concent dengan mahasiswa agar tidak

membocorkan pelatihan kepada kelompok kontrol

2. Teks book adalah buku fisiologi yang terstandar dan divaliditas oleh

pengajar fisiologi berbahasa indonesia

3. MCQ dibuat oleh ahli fisiologi sebanyak 20 soal. Validitas isi akan

direview oleh pengajar fisiologi. Untuk validitas konstruk akan dilakukan

analisis factor.

32

Page 33: karyatulisilmiah.com · Web viewPeta konsep dikembangkan oleh Novak and Gowin berdasarkan teori asimilasi pembelajaran oleh Ausbel. Sedangkan peta argumen lebih berfokus pada mengembangkan

Validitas isi: isi pertanyaan disesuaikan dengan materi yang

dikuliahkan dan direview oleh ahli fisiologi dan pendidikan.

4. Kuesioner motivasi

Validitas isi: Kuesioner MSLQ (The motivated Strategy for Learning

Questionnaire) yang dikembang oleh National Center for Research to

Improve Postsecondary Teaching Learning, Universitas Michigan

(Pintrich et al, 1991): diterjemahkan ahli bahasa inggris dan di konsulkan

dengan psikolog serta di terjamahkan lagi. Jika sudah ada instrument

Bahasa Indonesia yang sudah divalidasi maka akan di pakai dan tetap

diuji validitas dan reabilitas.

Kuesioner motivasi ini terdiri dari 31 pertanyaan dengan

menggunakan skala 1 sampai 7. Skala 1 berarti sangat tidak sesuai dengan

saya, angka 7 berarti sangat sesuai dengan saya. Terdapat 6 subskala yaitu

instrinsic goal orientation, extrinsic goal orientation, task value, control of

learning belief (keyakinan mahasiswa bahwa hasil belajar dapat dicapai

dengan usaha sendiri dari factor luar seperti dosen), self efficacy for

learning and performancae, task anxiety.

Validitas konstruk : perbandingan r dengan r tabel, analisis factor dan

cronbach alfa.

G. Prosedur penelitian

1. Mahasiswa angkatan tahun pertama diambil secara random dengan

konfiden interval 5% yaitu 130 orang dari 180. Kemudian di bagi dua

secara acak menjadi kelompok yang mendapat mind mapping dan

kelompok yang tidak mendapat mind mapping.

2. Mahasiswa akan diberikan inform concent atas kesediannya ikut dalam

penelitian

3. Mahasiswa kelompok yang menggunakan mind mapping akan dilatih

sampai bisa yaitu 3 hari sebelum pelaksanaan penelitian

4. Mahasiswa diminta untuk tidak memberi tahu taman yang lain

bagaimana penggunakan mind mapping.

33

Page 34: karyatulisilmiah.com · Web viewPeta konsep dikembangkan oleh Novak and Gowin berdasarkan teori asimilasi pembelajaran oleh Ausbel. Sedangkan peta argumen lebih berfokus pada mengembangkan

5. Pada saat penelitian mahasiswa akan dimulai jam 8 pagi. Mahasiswa

kelompok mind mapping dan kelompok control ditempatkan dalam ruang

yang berbeda dan di awasi oleh dosen

6. Mahasiswa diberikan teks atau buku popular tentang fisiologi sistem

pencernaan sebanyak 600 kata selama 330 menit, setelah itu selama 15

menit mahasiswa merangkum atau mencatat.

7. Setelah itu mahasiswa akan diuji dengan memberikan soal MCQ

sebanyak 20 buah lama waktu 20 menit

8. Setelah ujian mahasiswa akan diberikan kuesioner MSQL

9. Mahasiswa yang belum mendapatkan pelatihan mind mapping akan

dilatih seminggu setelah intervensi.

34

Page 35: karyatulisilmiah.com · Web viewPeta konsep dikembangkan oleh Novak and Gowin berdasarkan teori asimilasi pembelajaran oleh Ausbel. Sedangkan peta argumen lebih berfokus pada mengembangkan

Jalannya Penelitian

Random

20 menit

35

Mahasiswa tahun pertama FK Unila

120 orang: 91 orang

Kelompok Pelatihan dan penggunaan Mind

Mapping42 orang

Kelompok yang tidak mendapat pelatihan dan menggunakan

mind mapping (42 orang)

Diberikan pelatihan mind mapping sampai mahasiswa bisa mind map dengan penilaian

MMAR

Diberikan teks sebanyak 600 kata

Selama 30 menit

Diberikan 600 kata materi selama 30 menit

Soal MCQKuesioner motivasi

PencatatanMM 15 menit

Pencatatan sendiri 15 menit

Page 36: karyatulisilmiah.com · Web viewPeta konsep dikembangkan oleh Novak and Gowin berdasarkan teori asimilasi pembelajaran oleh Ausbel. Sedangkan peta argumen lebih berfokus pada mengembangkan

H. Analisis data

Terlebih dahulu dilakukan uji normalitas data dengan uji Kolmogorov-

smirnov. Pengujian dilakukan pada rata-rata pengetahuan mahasiswa dan

motivasi.

Merumuskan hipotesis

Menentukan taraf signifikan α=0.05

Ho ditolak jika nila p lebih kecil dari tingkat signifikansi α sedangkan Ho

diterima jika nilai p lebih besar dari tingkat signifikansi

Hipotesis

Ho: Tidak ada perbedaan pengetahuan mahasiswa yang menggunakan

mind mapping dan tidak menggunakan mind mapping

H1: Pengetahuan mahasiswa yang menggunakan mind mapping lebih

baik dari pada tidak menggunakan mind mapping

Ho: µ1=µ2

H1: µ1≥µ2

Melihat perbedaan pengetahuan mahasiswa yang menggunakan mind

mapping dengan tanpa mind mapping.

Nilai pengetahuan yang diukur dengan MCQ mahasiswa yang

menggunakan mind mapping dibandingkan dengan tidak menggunakan

mind mapping dengan menggunakan uji t-test. Dilihat apakah p valuae <

0,05, maka perbedaannya signifikan.

Melihat perbedaan motivasi mahasiswa yang menggunakan mind mapping

dibandingkan dengan tidak menggunakan mind mapping.

Nilai motivasi yang diukur dengan MSQL pada mahasiswa yang

menggunakan mind mapping akan lebih tinggi dari pada tidak

menggunakan mind mapping. Dilakukan uji Mann-Whitney.

Ho: Tidak ada perbedaan motivasi mahasiswa yang menggunakan mind

mapping dan tidak menggunakan mind mapping

H1: Motivasi mahasiswa yang menggunakan mind mapping lebih tinggi

dari pada tidak menggunakan mind mapping

36

Page 37: karyatulisilmiah.com · Web viewPeta konsep dikembangkan oleh Novak and Gowin berdasarkan teori asimilasi pembelajaran oleh Ausbel. Sedangkan peta argumen lebih berfokus pada mengembangkan

I. Etika Penelitian

Peneliti akan meminta izin ke pihak Fakultas Kedokteran FK Unila,

kepada Koordinator blok dan pengajar fisiologi serta etika clearance Komite

penelitian FK Unila. Penelitian akan dilaksanakan secara terencana dan

dijelaskan kepada seluruh mahasiswa dan emminta kesediaannya sebagai

partisipan.

J. Jadwal penelitian

Kegiatan Feb Maret April Mei Juni Juli Agus

Proposal

Pendahuluan

Persiapan

Validasi

instrumen

Pelatihan

Penelitian

Analisis data

Pelaporan

a. Sumber Daya Manusia

1. Peneliti : 1 orang

2. Konsultan Pendidikan : 2 orang

3. Penanggungjawab blok : 2 orang

4. Asisten penelitian : 2 orang

5. Konsultasn Fisiologi : 2 orang

Perkiraan Biaya Penelitian

37

Page 38: karyatulisilmiah.com · Web viewPeta konsep dikembangkan oleh Novak and Gowin berdasarkan teori asimilasi pembelajaran oleh Ausbel. Sedangkan peta argumen lebih berfokus pada mengembangkan

No Kegiatan Satuan Jumlah

1. Konsultasi fisiologi (2) @ 500.000 Rp. 1.000.000

2 Studi pendahuluan @ 300.000 Rp. 300.000

2. Alat tulis dan kertas (7 dus)

HVS

@ 40.000 Rp. 280.000

3 Pensil warna 130 0rang

(mind mapping)

@ 10.000 Rp. 1.300.000

4 Pengurusan Ethical

Clearance

@ 200.000 Rp. 200.000

5 Konsumsi mahasiswa (100) @ 10.000 Rp. 1.000.000

6. PJ Blok (2) @ 250.000 Rp. 500.000

7. Asisten (2) @ 250.000 Rp. 500.000

8. Terjemah instrumen (8

lembar)

@ 70.000 Rp. 560.000

9. Konsultasi kuesioner (8

lembar)

@ 400.000 Rp. 800.000

10. Jilid dan proposal (5) @ 20.000 Rp. 100.000

11 Jilid laporan (5) @ 50.000 Rp. 250.000

12. Dokumentasi & Penyimpan

data (flasdisk dan CD)

@ 150.000 Rp. 450.000

13. Cendramata untuk

mahasiswa (130)

@ 10.000 Rp. 1.300.000

14. Presentasi laporan

(konsumsi) (30)

@ 20.000 Rp. 600.000

Total Rp. 9.540.000

DAFTAR PUSTAKA

Huitt, W. (2003) A transactional model of the teaching/learning process. Available from: <http://www.edpsycinteractive.org/materials/tchlrnmd.html> [19 Desember 2012].

38

Page 39: karyatulisilmiah.com · Web viewPeta konsep dikembangkan oleh Novak and Gowin berdasarkan teori asimilasi pembelajaran oleh Ausbel. Sedangkan peta argumen lebih berfokus pada mengembangkan

Daley, B.J., & Torre, M. (2010) Concept maps in medical education: an analytical literature review. BMC Medical Education, 44, pp. 440-448.

Davies, M. (2010) Concept mapping, mind mapping, argument mapping: what are the differentces and do the matter? Higher Education. Springer, 6, pp. 1-23.

Abdolahi, M., Jvadnia, F., Bayat,D., Ghorbani, R., Ghanbari, A., & Ghodosi, B. (2010). Mind map teaching gross anatomi is sex dependent. Int. J. Mhorpol,29. Vol.1.pp: 41-44.

Wickramasinghe, A., Widanapathirana, N., Kuruppu, O., Liyanage, I. & Karinathilake, I. (2007) Effectiveness of mind maps as a learning tool for medical students. South East Asian Journal of Medical education. Innaugural Issue, 1 (1), pp. 30-32.

Buzan, T., & Buzan, B. (1993) The Mind map book. How to use radiant thinking to maximize your brain’s uptapped potential. New York: A Dutton Book.

Pealcia, T., Delplanch,H., Triby, E., Bartier, J., Leman, C., Piere, J., Dupeytron. (2009) Impact of training periods in the emergency department on the motivation of health care student to learn. Medical Education, 43.pp:462-469.

Quiirt, M. (2006). Intuition and metacognition in Medical education key to developing expertise, Springer. New York

Noonan, M. (2012). Mind maps: Enhancing midwifery education. Nurse education today. ScienceDirrect. Elsevier,Doi: 10.1016/j.net.2012.02.003

D’Antoni, A.V., Zipp, G.P., Olson, V., & Cahill, T. (2010) Does the mind map learning strategy facilitate information retrieval and critical thinking in medical students? BMC Medical education, 10 (61), pp. 1-11.

D’Antoni, A.V., Zipp, G.P., & Olson, V. (2009) Interrater reliability of the mind map assessment rubric in a cohort of medical students. BMC Medical Education, 9 (19), pp. 1-8.

Novak, J. (2011) A theory of education: Meaningful learning underlies the constructive integration of thinking, feeling, and acting leading to empowerment for commitment and responsibility. Meaningful learning Review, VI (2), pp. 1-14.

Evrekli, E., Inel, D., & Balim, A. (2009) Mind mapping aplications in special teaching methods course for science teacher candidates and teracher candidates’ opinions concerning the aplications. Procedia Social and Behavioral Sciences, 1, pp. 2274-2279.

Farrand, P., Hussain, F., & Hannessy, E. (2002) The efficacy of the ‘mind map’ study technique. Medical Teacher, 36, pp. 426-43.

Reid, G. (2006) Learning Style and Inclusion. London: Paul ChapmanMeier, P.S. (2007). Mind-Mapping. A tool for eliciting and representing knowledge

held by diverse informants. Sosial research update. University of surrey, Vol. 52

39

Page 40: karyatulisilmiah.com · Web viewPeta konsep dikembangkan oleh Novak and Gowin berdasarkan teori asimilasi pembelajaran oleh Ausbel. Sedangkan peta argumen lebih berfokus pada mengembangkan

Heinrich, K. (2001) Mind-mapping: A successful technique organizing a literature review. Spring Nurse Author & Editor, pp. 7-9.

Mueller, A., Johnston, M., Bligh, D., & Wilkinson, J. (2002) Joining mind mapping and care planning to enhance student critical thinking and achieve holistic nursing care. Nursing Diagnosis, 13 (1), pp. 24-27.

Crowe, M., & Sheppard, L. (2012) Mind mapping research methods. Higher Education, 3 (8), pp. 1493-1503.

Kern, C., Bush, K., & McCleish, J. (2003) Mind-mapped care plans: Integrating an innovative educational tool as an alternative to traditional care plans. Journal of Nursing Education, pp. 112-119.

Fun, C., & Maskat, N. (2010) Teacher centered mind mapping vs student-centered mind mapping in the teaching of accounting at Pre-U level-an action research. Science Direct. Elsevier, 7 (c), pp. 240-246.

Buzan, T. (2012) Mind Map. Terjemahan. GramdiaEdwards S, & Cooper N. (2010). Mind mapping as teaching resource. The clinical

teacher, 7.pp:236-239.Gagne, R., Wager, G., Golas, K., & Keller, J. (2005) Principles of Instructional

Design. Fifth edition. United Kingdom: Thomson Wadsworth.Mahmud (2010) Psikologi Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.Williams, K., & Williams, C. (2011) Five key ingredients for improving student

mitivation. Research in Higher Education Journal, 12, pp. 1-23.Santrock, J. (2011) Educational Psychology. Fifth edition. New York: The McGraw-

hill companies.Lijun, Y. (2011) The investigation of learning motivation and strategy in the normal

undergraduates. Canadian Academy of Oriental and Occidental Culture. 7 (3), pp. 126-131.

Long, J., Monoi, S., Harper, B., Knonlauch, D., & Murphy, P. (2007) Academic motivation and achievement among urban adolescents. Urban Education, 42 (30), pp. 196-221.

Yu, X. (2012) An empirical study on the correlation between English learning motivation and strategy. Asian Sosial Science, 8 (8), pp. 218-224.

Santrock, J. (2011) Educational Psychology. Fifth edition. New York: The McGraw-hill companies.

D’Antoni, A.V., & Zipp, G.P. (2006) Apllications of the mind map learning technique in chiropractic education: a pilot study and literature review. Journal of Chiropractic Humanities, 13, pp. 2-11.

Taylor, R.T. (2012) Review of motivated strategies for learning questionnair (MSLQ) using reability generalization techniques to assess scale reliability.

40

Page 41: karyatulisilmiah.com · Web viewPeta konsep dikembangkan oleh Novak and Gowin berdasarkan teori asimilasi pembelajaran oleh Ausbel. Sedangkan peta argumen lebih berfokus pada mengembangkan

A Dissertation Submitted to The Graduate Faculty of Auburn University, pp. 1-166.

Nitko, A. (1996) Educational Asessment of Student. Second edition. New Jersey: Merril an in printing of Prentice Hall.

Novak, J. (2011) A theory of education: Meaningful learning underlies the constructive integration of thinking, feeling, and acting leading to empowerment for commitment and responsibility. Meaningful learning Review, VI (2), pp. 1-14.

Zubair, A., & Eng, K.H. (2009) Basic in Medical Education. 2nd edition. World Scientific Publishing. Singapore.

41