bidankhavia.files.wordpress.com · web viewpersalinan merupakan proses pengeluaran bayi dan...
TRANSCRIPT
BAHAN AJAR
PENYULIT DAN KOMPLIKASI PERSALINAN PADA KALA I DAN
KALA II
A. PENDAHULUAN
1. Deskripsi Singkat
Persalinan merupakan proses pengeluaran bayi dan plasenta dari jalan lahir
baik pervaginam maupun per abdominal. Pada persalinan, tidak semua ibu
hamil akan bersalin secara normal, oleh karena itu kita harus mempelajari
penyulit dan komplikasi persalinan pada ibu bersalin.
2. Manfaat
a. Mahasiswa dapat mengetahui penyulit dan komplikasi persalinan
b. Mahasiswa dapat memberi asuhan kebidanan sesuai dengan penyulit
dan komplikasi persalinan
3. Tujuan Pembelajaran
a. Setelah melakukan pembelajaran diharapkan mahasiswa dapat
mengetahui penyulit dan komplikasi persalinan
b. Setelah melakukan pembelajaran diharapkan mahasiswa dapat
memberi asuhan kebidanan sesuai dengan penyulit dan komplikasi
persalinan
Bahan Ajar / Asuhan Kebidanan II (Persalinan) 1
B. PENYAJIAN
1. Penjelasan Materi
KELAINAN PRESENTASI PADA JANIN (PASSENGER) PADA
KALA I
A. Presentasi puncak kepala
1. Pengertian
Bagian terbawah adalah puncak kepala, pada pemeriksaan
dalam teraba UUB yang paling rendah, dan UUB sudah berputar ke
depan. Menurut statistic hal ini terjadi pada 1 % dari seluruh persalinan
(mochtar,1998 hal 339)
2. Etiologi:
1) Kalainan panggul (panggul picak)
2) Kepala bentuknya bundar
3) Anak kecil atau mati
Bahan Ajar / Asuhan Kebidanan II (Persalinan) 2
4) Kerusakan dasar panggul
3. Mekanisme persalinan
Dalam persalinan kita jumpai UUB selalu didepan dan glabella
akan berada di bawah simpisis sebagai hipomoklion.
Lingkaran kepala melewati panggul adalah planum fronto-
occiput sebesar 34 cm, karena partus akan berlangsung lebih lama.
4. Tanda gejala:
a. Data subjektif = -
b. Data objektif
Pada pemeriksaan dalam didapati UUB paling rendah dan
berputar kedepan atau sesudah anak lahir caput terdapat di daerah
UUB.
Dalam memimpin partus, kita harus sabar menunggu sambil
mengobservasi, karena kira-kira 75% dapat lahir spontaan. Untuk
menolong perputaran, ibu tidur miring kearah punggu anak. Bila ada
indikasi dapat ditolong dengan ekstraksi forsep atau vakum.
5. Komplikasi
a. Pada ibu
Pada ibu dapat terjadi partus yang lama atau robekan jalan lahir
yang lebih luas, selain itu karena partus lama dan molage hebat
b. Pada bayi
mortalitas anak agak tinggi (9%).
Bahan Ajar / Asuhan Kebidanan II (Persalinan) 3
B. Presentasi Muka (face presentation)
1. Pengertian
a. kepala tengadah (defleksi). Sehingga bagian kepala yang terletak
paling rendah adalah muka. Letak ini merupakan letak defleksi yang
paling maksimal, jadi oksiput dan punggung berhubungan rapat.
Muka terlihat kebawah, jadi seperti orang menjolok mangga
(mochtar,1998 hal 340).
b. Presentasi muka adalah presentasi kepala dengan defleksi maksimal,
hingga occiput menengenai punggung dan muka terarah ke bawah
(sastrawinata, 1981 hal 162).
c. Presentasi muda adalah kepala berada dalam posisi hiperekstensi
sehingga oksiput menempel pada punggung bayi dab bagian dagu
(mentum) merupakan presenting part. (Cunningham, dkk, 1995, h
412)
Bahan Ajar / Asuhan Kebidanan II (Persalinan) 4
Macam-macam posisi ditentukan dagu (mento)
a. Left Mento Anterior (LMA) = dagu kiri depan
b. Right Mento Anterior (RMA) = dagu kanan depan
c. Left Mento Posterior (LMP) = dagu kiri belakang
d. Right Mento Posterior (RMP) = dagu kanan belakang
2. Etiologi
Menrut Mochtar (1998) penyabab presentasi muka yaitu:
a. Primer
Sejak dari awal persalinan sudah terjadi letak muka, karena:
a) Ansefalus
b) Hidrosefalus
c) Congenital anomaly
d) Lilitan tali pusat pada leher beberapa kali
Bahan Ajar / Asuhan Kebidanan II (Persalinan) 5
b. Sekunder
a) Panggul sempit
b) Tangan menumbung disamping kepala
c) Anak sangat besar
d) Plasenta previa atau plasenta letak rendah
e) Grande multipara
f) Pergerakan anak bebas, misalnya pada hidramnion dan perut
gantung
g) Posisi uterus miring
3. Patofisiologi
Disebabkan oleh terjadinya eksktensi yang penuh dari kepala janin.
4. Gambaran Klinis
a) Palpasi
Teraba kepala sangat menengadah, sekung punggung kepala
sangat menudik (sudut fabre), dan kelakang kepala menonjol.
b) Auskultasi
DJJ jelas terdengar pada toraks janin.
c) Pemeriksaan dalam
Teraba dagu yang runcing, mulut, hidung, dan lekuk mata.
d) Foto rontgen
Tampak kepala sangat menengadah.
Bahan Ajar / Asuhan Kebidanan II (Persalinan) 6
5. Penatalaksanaan
a) Pada pembukaan lengkap, lakukan fersi dan ekstraksi atau ekskraksi
vakum/forsep.
b) Bila pembukaan masih kecil, lakukan seksio sesarea
c) Pada primigravida, lakukan seksio sesarea
6. Mekanisme persalinan
a) Mula-mula terjadi penempatan dahi, kemudian defleksi bertambah
b) Garis muka dan letak muka
c) Mulut tampak lebih dahulu di vulva, dengan leher atas sebagai
hipomoklion kemudian terjadi gerakan fleksi, maka lahirlah berturut-
turut hidung, mata , dahi, UUB dan UUK.
d) Lingkaran kepala pada letak muka ialah: planum trachea perietale =
36 cm
e) Persalinan akan berlangsung lebih lama, tetapi 80 % akan terjadi
persalinan spontan.
C. Presentasi dahi
1. Pengertian
a. Posisi kepala fleksi dan defleksi, dahi berada pada posisi terendah
dan tetap paling depan. Peda penempatan dahi, biasanya dengan
sendirinya akan berubah menjadi letak muka atau letak belakang
kepala. (Mochtar, 1998 h 334)
Bahan Ajar / Asuhan Kebidanan II (Persalinan) 7
b. Presentasi dahi adalah presentas kepala dengan defleksi yang
sedanghingga dahi menjadi bagian yang terendah (sastrawinata, 1981
hal 167).
2. Etiologi
a. Anak kecil atau sudah meninggal
b. Penempatan dahi persisten
c. Seperti letak muka
3. Patofisiologi
Presentasi disebabkan oleh ektensi partial dari kepala janin
sehingga oksiput lebih tinggi dari sinsiput.
Bahan Ajar / Asuhan Kebidanan II (Persalinan) 8
4. Diagnosis
a) Palpasi
Bokong teraba difundus dan kepala dibawah.
Benjolan kepala terdapat pada tempat punggung, ini membuat sudut
yang agak tajam (sudut fabre)
b) Auskultasi
Paling jelas terdengar melewati dada
c) Pemeriksaan dalam
Teraba UUB orbita, glabella, dan pangkal hidung, sementara dagu
tidak teraba.
5. Pimpinan Persalinan
a. Observasi untuk menunggu apakah bisa lahir spontan dengan
pengawasan yang baik
b. Coba reposisi menjadi letak LBK atau letak muka
c. Bila ada indikasi dan syarat terpenuhi, lakukan ekstraksi vakum atau
forsep, bila janin meninggal lakukan embriotomi dan bila janin hidup
ditambah indikasi lainnya, lakukan seksio sesarea.
D. POSISI OKSIPUT POSTERIOR PERSISTEN
1. Pengertian
Pada letak belakang kepala biasanya ubun-ubun kecil akan memutar
kedepan dengan sendirinya dan janin lagir secara spontan. Kadang-
Bahan Ajar / Asuhan Kebidanan II (Persalinan) 9
kadang UUk tidak berputar kedepan, tetapi tetap berada dibalakang, yang
disebut Positio Occiput Posterior Persistens.
Dalam menghadapi persalinan dimana UUK terdapat dibelakang, kita
harus sabar, sebab rotasi kedepan kadang-kadang kedepan kadang-kadang
baru terjadi didasar panggul.
2. Etiologi
a) Sering kita jumpai apad panggul anthropoid, endroid dan kesempitan
midpelvis
b) Letak punggung janin dorso posterior
c) Putar paksi salah satu tidak berlangsung, pada:
- Perut gantung
- Janin kecil atau janin mati
- Arkus pubis sangat luas
- Panggul sempit
3. Tanda gejala
UUk pada pemeriksaan dalam teraba dibelakang, putar paksi terhalang
atau tidak terjadi.
4. Komplikasi
Pada ibu:
a. Partus lama
b. Luka perineum
Bahan Ajar / Asuhan Kebidanan II (Persalinan) 10
5. Pimpinan persalinan
a) Sabar menunggu, karena ada harapan UUK akan memutar ke depan
dan janin akan lahir spontan.
b) Ibu berbaring miring kearah punggung janin
ASUHAN KEBIDANAN KALA II PADA PENYULIT DAN KOMPLIKASI
PERSALINAN
Letak Sungsang
A. Definisi
Letak sungsang adalah keadaan dimana janin terletak memanjang dengan
kepala difundus uteri dan bokong berada dibawah kavum uteri (Wiknjosastro,
2007; h. 606).
Letak sungsang adalah bayi dengan presentasi bokong, dimana bayi
letaknya sesuai dengan sumbu badan ibu, kepala berada pada fundus uteri
sedangkan bokong merupakanbagian terbawah (didaerah pintu atas
panggul/sympisis) (Saifuddin dkk, 2002;h. 520).
Letak sungsang adalah jika bokong dengan atau kaki merupakan bagian
terendah janin (Prawiroharjo, 2006; h. 62).
B. Etiologi
Letak janin dalam uterus bergantung pada proses adaptasi janin terhadap
ruangan di dalam uterus. Pada kehamilan sampai kurang lebih 32 minggu,
jumlah air ketuban relative lebih banyak, sehingga memungkinkan janin
bergerak dengan leluasa. Dengan demikian janin dapat menempatkan diri
Bahan Ajar / Asuhan Kebidanan II (Persalinan) 11
dalam presentasi kepala, letak sungsang atau letak lintang. Pada kehamilan
triwulan terakhir janin tumbuh dengan cepat dan jumlah air ketuban relatif
berkurang. Karena bokong dengan kedua tankai yang terlipat lebih luas di
fundus uteri, sedangkan kepala berada dalam ruangan yang lebih kecil
disegmen bawah uterus. Dengan demikian dapat dimengerti mengapa pada
kehamilan belum cukup bulan, janin frekuensi letak sungsang lebih tinggi,
sedangkan pada kehamilan cukup bulan, janin sebagian besar ditemukan
dalam presentsi kepala. Factor-faktor lain yang memegang peranan dalam
terjadinya letak sungsang di antaranya ialah multipartas, hamil kembar,
hidramnion, hidrosefalus, plasenta previa dan panggul sempit. Kadang-kadang
letak sungsang disebabkan oleh kelainan uterus dan kelainan bentuk uterus.
Plasenta yang terletak di daerah kornu fundus uteri dapat pula menyebabkan
letak sungsang, karena plasenta mengurangi luas ruangan di daerah fundus.
C. Patofisiologi
Letak janin dalam uterus bergantung pada proses adaptasi janin terhadap
ruangan didalam uterus. Pada kehamilan sampai kurang lebih 32 minggu,
jumlah air ketuban relative lebih banyak, sehingga memungkinkan janin
bergerak lebih leluasa. Dengan demikian janin dapat menempatkan diri dalam
letak sungsang. Pada kehamilan triwulan terakhir janin tumbuh dengan cepat
dan air ketuban relative berkurang. Karena bokong dengan kedua tungkai yang
terlipat lebih besar dari pada kepala, maka bokong dipaksauntuk menempati
ruang yang lebih luas difundus uteri, sedangkan kepala berada pada ruangan
yang lebih kecil di segmen bawah uterus. Dengan demikian dapat dimengerti
Bahan Ajar / Asuhan Kebidanan II (Persalinan) 12
mengapa pada kehamilan belum cukup bulan, frekuensi letak sungsang lebih
tinggi.
D. Gambaran klinis
Data subyektif:
a. Ibu mengatakan terasa penuh dibagian atas perut
b. Ibu mengatakan gerakan janin terasa lebih banyak dibagian bawah
Data obyektif
Pada pemeriksaan luardibagian bawah uterus tidak dapat diraba bagian
yang keras dan bulat, yakni kepala, dan kepala teraba difundus uteri. Kadang-
kadang bokong janin teraba bulat dan dapat memberi kesan seolah-olah
kepala, tetapi bokong tidak dapat digerakkan seperti kepala semudah kepala.
Denyut jantung janin pada umumnya ditemukan setinggi atau sedikit lebih
tinggi dari pada umbilicus. Pada pemeriksaan dalam setelah ketuban pecah,
dapat diraba lebih jelas adanya bokong yang ditandai dengan adanya sacrum,
kedua tuber ossisski, dan anus. Bila dapat diraba kaki, maka harus diberikan
dengan tangan. Pada kaki terdapat tumit, sedangkan pada tangan ditemukan
ibu jari yang letaknya tidak sejajar dengan jari-jari lain dan panjang jari
kurang lebih sama dengan panjang telapak tangan. Pada persalinan lama,
bokong janin mengalami edema, sehingga kadang-kadang sulit untuk
membedakan bokong dengan muka. Pemeriksaan yang teliti dapat
membedakan bokong dengan muka karena jari yang akan dimasukkan ke
dalam anus mengalami rintangan otot, sedangkan jari yang dimasukkan ke
dalam mulut akan meraba tulang rahang dan alveola tanpa ada hambatan. Pada
Bahan Ajar / Asuhan Kebidanan II (Persalinan) 13
presentasi bokong kaki sempurna, kedua kaki dapat diraba di samping bokong,
sedangkan pada presentsi bokong kaki tidak sempurna, hanya teraba satu kai
di samping bokong.
E. Diagnosis
Palpasi : Kepala teraba di fundus, bagian bawah bokong, dan punggung di kiri
atau kanan
Auskultasi : DJJ paling jelas terdengar pada tempat yang lebih tinggi dari
pusat.
Pemeriksaan dalam
Dapat diraba os sokrum, tuberischii, dan anus kadang-kadang kaki (pada letak
kaki)
Bedakan antara :
lubang kecil
tulang (-)
isap (-)
mekoneum (+)
tumit
sudut 90o
rata jari-jari
patella
poplitea
menghisap
rahang
Bahan Ajar / Asuhan Kebidanan II (Persalinan) 14
lidah
jari panjang
tidak rata
patella (-)
Pemeriksaan foto roentgen : bayangan kepala di fundus.
Mekanisme persalinan
Bokong masuk kedalam rongga dengan garis pangkal paha melintang atau
miring. Setelah menyentuh dasar panggul terjadi putaran paksi dalam,
sehingga di pintu bawah panggul garis panggul paha menepati diameter
anteposterior dan trokenter depan berada di bawah simfsis. Kemudian terjadi
fleksi lateral pada badan janin, sehingga trokanter belakang melewati
penerineum dan lahirlah seluruh bokong diikuti oleh kedua kaki. Setelah
bokong lahir terjadi putaran paksi luar dengan perut janin berada di posterior
yang memungkinkan bahu melewati pintu paksi atas panggul dengan garis
terbesar bahu melintang atau miring. Terjadi putaran paksi dalam pada
multiparitas dengan riwayat obstetric yang baik, tidak selalu menjamin
persalinan dalam letak sungsang akan berlangsung lancer, sebab janin yang
besar dapat menyebabkan disproporsi meskipun ukuran panggul normal.
F. Komplikasi
Komplikasi ibu
1. Perdarahan
2. Trauma jalan lahir
3. Infeksi
Bahan Ajar / Asuhan Kebidanan II (Persalinan) 15
Komplikasi anak
Sufokasi / aspirasi :
Bila sebagian besar tubuh janin sudah lahir, terjadi pengecilan rongga
uterus yang menyebabkan gangguan sirkulasi dan menimbulkan
anoksia. Keadaan ini merangsang janin untuk bernafas dalam jalan lahir
sehingga menyebabkan terjadinya aspirasi.
Asfiksia :
Selain hal diatas, anoksia juga disebabkan oleh terjepitnya talipusat pada
fase cepat
Trauma intrakranial:
Terjadi sebagai akibat :
Panggul sempit
Dilatasi servik belum maksimal (after coming head)
Persalinan kepala terlalu cepat (fase lambat kedua terlalu cepat)
Fraktura / dislokasi:
Terjadi akibat persalinan sungsang secara operatif
Fraktura tulang kepala
Fraktura humerus
Fraktura klavikula
Fraktura femur
Dislokasi bahu
Paralisa nervus brachialis yang menyebabkan paralisa lengan terjadi
akibat tekanan pada pleksus brachialis oleh jari-jari penolong saat
Bahan Ajar / Asuhan Kebidanan II (Persalinan) 16
melakukan traksi dan juga akibat regangan pada leher saat
membebaskan lengan.
G. Penatalaksanaan
Selama proses persalinan, resiko ibu dan anak jauh lebih besar
dibandingkan persalinan pervaginam pada presentasi belakang kepala.
1. Pada saat masuk kamar bersalin perlu dilakukan penilaian secara cepat dan
cermat mengenai : keadaan selaput ketuban, fase persalinan, kondisi janin
serta keadaan umum ibu.
2. Dilakukan pengamatan cermat pada DJJ dan kualitas his dan kemajuan
persalinan.
3. Persiapan tenaga penolong persalinan – asisten penolong persalinan –
dokter anak dan ahli anaesthesi.
Persalinan spontan pervaginam (spontan Bracht) terdiri dari 3 tahapan :
1. Fase lambat pertama :
o Mulai dari lahirnya bokong sampai umbilikus (scapula).
o Disebut fase lambat oleh karena tahapan ini tidak perlu ditangani
secara tergesa-gesa mengingat tidak ada bahaya pada ibu dan anak
yang mungkin terjadi.
2. Fase cepat :
o Mulai lahirnya umbilikus sampai mulut.
o Pada fase ini, kepala janin masuk panggul sehingga terjadi oklusi
pembuluh darah talipusat antara kepala dengan tulang panggul
sehingga sirkulasi uteroplasenta terganggu.
Bahan Ajar / Asuhan Kebidanan II (Persalinan) 17
o Disebut fase cepat oleh karena tahapan ini harus terselesaikan dalam 1
– 2 kali kontraksi uterus (sekitar 8 menit).
3. Fase lambat kedua :
o Mulai lahirnya mulut sampai seluruh kepala.
o Fase ini disebut fase lambat oleh karena tahapan ini tidak boleh
dilakukan secara tergesa-gesa untuk menghidari dekompresi kepala
yang terlampau cepat yang dapat menyebabkan perdarahan
intrakranial.
Tehnik pertolongan sungsang spontan pervaginam (spontan BRACHT )
1. Pertolongan dimulai setelah bokong nampak di vulva dengan penampang
sekitar 5 cm.
2. Suntikkan 5 unit oksitosin i.m dengan tujuan bahwa dengan 1–2 his
berikutnya fase cepat dalam persalinan sungsang spontan pervaginam akan
terselesaikan.
3. Dengan menggunakan tangan yang dilapisi oleh kain setengah basah,
bokong janin dipegang sedemikian rupa sehingga kedua ibu jari penolong
berada pada bagian belakang pangkal paha dan empat jari-jari lain berada
pada bokong janin (gambar 1)
4. Pada saat ibu meneran, dilakukan gerakan mengarahkan punggung anak ke
perut ibu ( gerak hiperlordosis )sampai kedua kaki anak lahir .
5. Setelah kaki lahir, pegangan dirubah sedemikian rupa sehingga kedua ibu
jari sekarang berada pada lipatan paha bagian belakang dan ke empat jari-
jari berada pada pinggang janin (gambar 2)
Bahan Ajar / Asuhan Kebidanan II (Persalinan) 18
6. Dengan pegangan tersebut, dilakukan gerakan hiperlordosis dilanjutkan
( gerak mendekatkan bokong anak pada perut ibu ) sedikit kearah kiri atau
kearah kanan sesuai dengan posisi punggung anak.
7. Gerakan hiperlordosis tersebut terus dilakukan sampai akhirnya lahir
mulut-hidung-dahi dan seluruh kepala anak.
8. Pada saat melahirkan kepala, asisten melakukan tekanan suprasimfisis
searah jalan lahir dengan tujuan untuk mempertahankan posisi fleksi
kepala janin
9. Setelah anak lahir, perawatan dan pertolongan selanjutnya dilakukan
seperti pada persalinan spontan pervaginam pada presentasi belakang
kepala.
Gambar 1 : Pegangan panggul anak pada persalinan spontan Bracht
Bahan Ajar / Asuhan Kebidanan II (Persalinan) 19
Gambar 2 Pegangan bokong anak pada persalinan spontan Bracht
H. Prognosis
a. Prognosis lebih buruk dibandingkan persalinan pada presentasi belakang
kepala.
b. Prognosa lebih buruk oleh karena:
o Perkiraan besar anak sulit ditentukan sehingga sulit diantisipasi
terjadinya peristiwa “after coming head”.
o Kemungkinan ruptura perinei totalis lebih sering terjadi.
Sebab kematian anak:
1. Talipusat terjepit saat fase cepat.
2. Perdarahan intrakranial akibat dekompresi mendadak waktu melahirkan
kepala anak pada fase lambat kedua.
3. Trauma collumna vertebralis.
4. Prolapsus talipusat.
Bahan Ajar / Asuhan Kebidanan II (Persalinan) 20
Ekstraksi Parsial Pada Persalinan Sungsang Pervaginam (Manual Aid)
Terdiri dari 3 tahapan :
1. Bokong sampai umbilikus lahir secara spontan (pada frank breech).
2. Persalinan bahu dan lengan dibantu oleh penolong.
3. Persalinan kepala dibantu oleh penolong.
PERSALINAN BAHU DAN LENGAN
Gambar 3 Pegangan “Femuro Pelvic” pada pertolongan persalinan sungsang
pervaginam
1. Pegangan pada panggul anak sedemikian rupa sehingga ibu jari penolong
berdampingan pada os sacrum dengan kedua jari telunjuk pada krista
iliaka anterior superior ; ibu jari pada sakrum sedangkan jari-jari lain
berada didepan pangkal paha (gambar 3) .
2. Dilakukan traksi curam kebawah sampai menemui rintangan (hambatan)
jalan lahir.
3. Selanjutnya bahu dapat dilahirkan dengan menggunakan salah satu dari
cara-cara berikut:
Bahan Ajar / Asuhan Kebidanan II (Persalinan) 21
1. Lovset.
2. Klasik.
3. Müller.
1. Persalinan bahu dengan cara LOVSET.
Prinsip :
Memutar badan janin setengah lingkaran (1800) searah dan berlawanan arah
jarum jam sambil melakukan traksi curam kebawah sehingga bahu yang
semula dibelakang akan lahir didepan (dibawah simfsis).
Hal tersebut dapat terjadi oleh karena :
Adanya inklinasi panggul (sudut antara pintu atas panggul dengan sumbu
panggul)
Adanya lengkungan jalan lahir dimana dinding sebelah depan lebih
panjang dibanding lengkungan dinding sacrum disebelah belakang
Sehingga setiap saat bahu posterior akan berada pada posisi lebih rendah
dibandingkan posisi bahu anterior
Tehnik :
Gambar 4 Tubuh janin dipegang dengan pegangan femuropelvik.
Dilakukan pemutaran 1800 sambil melakukan traksi curam kebawah sehingga
bahu belakang menjadi bahu depan dibawah arcus pubis dan dapat dilahirkan
Bahan Ajar / Asuhan Kebidanan II (Persalinan) 22
Gambar 5 Sambil dilakukan traksi curam bawah, tubuh janin diputar 1800 kearah
yang berlawanan sehingga bahu depan menjadi bahu depan dibawah arcus pubis
dan dapat dilahirkan
Gambar 6 Tubuh janin diputar kembali 1800 kearah yang berlawanan sehingga
bahu belakang kembali menjadi bahu depan dibawah arcus pubis dan dapat
dilahirkan
Keuntungan persalinan bahu dengan cara Lovset :
1. Tehnik sederhana.
2. Hampir selalu dapat dikerjakan tanpa melihat posisi lengan janin.
3. Kemungkinan infeksi intrauterin minimal.
2. Persalinan bahu dengan cara KLASIK
Disebut pula sebagai tehnik DEVENTER.
Melahirkan lengan belakang dahulu dan kemudian melahirkan lengan
depan dibawah simfisis.
Bahan Ajar / Asuhan Kebidanan II (Persalinan) 23
Dipilih bila bahu tersangkut di pintu atas panggul.
Prinsip :
Melahirkan lengan belakang lebih dulu (oleh karena ruangan panggul sebelah
belakang/sacrum relatif lebih luas didepan ruang panggul sebelah depan) dan
kemudian melahirkan lengan depan dibawah arcus pubis
Tehnik :
Gambar 7 Melahirkan lengan belakang pada tehnik melahirkan bahu cara
KLASIK
Gambar 8 Melahirkan lengan depan pada tehnik melahirkan bahu cara KLASIK
1. Kedua pergelangan kaki dipegang dengan ujung jari tangan kanan
penolong berada diantara kedua pergelangan kaki anak , kemudian di
Bahan Ajar / Asuhan Kebidanan II (Persalinan) 24
elevasi sejauh mungkin dengan gerakan mendekatkan perut anak pada
perut ibu.
2. Tangan kiri penolong dimasukkan kedalam jalan lahir, jari tengan dan
telunjuk tangan kiri menyelusuri bahu sampai menemukan fosa cubiti dan
kemudian dengan gerakan “mengusap muka janin ”, lengan posterior
bawah bagian anak dilahirkan.
3. Untuk melahirkan lengan depan, pegangan pada pergelangan kaki janin
diubah.
Dengan tangan kanan penolong, pergelangan kaki janin dipegang dan sambil
dilakukan traksi curam bawah melakukan gerakan seolah “mendekatkan
punggung janin pada punggung ibu” dan kemudian lengan depan dilahirkan
dengan cara yang sama.
Bila dengan cara tersebut pada no 3 diatas lengan depan sulit untuk dilahirkan,
maka lengan tersebut diubah menjadi lengan belakang dengan cara:
o Gelang bahu dan lengan yang sudah lahir dicekap dengan kedua tangan
penolong sedemikian rupa sehingga kedua ibu jari penolong terletak
dipunggung anak dan sejajar dengan sumbu badan janin ; sedangkan jari-
jari lain didepan dada.
o Dilakukan pemutaran tubuh anak kearah perut dan dada anak sehingga
lengan depan menjadi terletak dibelakang dan dilahirkan dengan cara
yang sudah dijelaskan pada no 2
Keuntungan : Umumnya selalu dapat dikerjakan pada persalinan bahu
Kerugian : Masuknya tangan kedalam jalan lahir meningkatkan resiko infeksi
Bahan Ajar / Asuhan Kebidanan II (Persalinan) 25
3. Persalinan bahu dengan cara MUELLER
Melahirkan bahu dan lengan depan lebih dahulu dibawah simfisis melalui
ekstraksi ; disusul melahirkan lengan belakang di belakang ( depan sacrum
)
Dipilih bila bahu tersangkut di Pintu Bawah Panggul
Gambar 9 (kiri) Melahirkan bahu depan dengan ekstraksi pada bokong dan bila
perlu dibantu dengan telunjuk jari tangan kanan untuk mengeluarkan lengan
depan
Gambar 10 (kanan) Melahirkan lengan belakang (inset : mengait lengan atas
dengan telunjuk jari tangan kiri penolong)
Tehnik pertolongan persalinan bahu cara MüELLER:
1. Bokong dipegang dengan pegangan “femuropelvik”.
2. Dengan cara pegangan tersebut, dilakukan traksi curam bawah pada tubuh
janin sampai bahu depan lahir (gambar 9 ) dibawah arcus pubis dan
selanjutnya lengan depan dilahirkan dengan mengait lengan depan bagian
bawah.
Bahan Ajar / Asuhan Kebidanan II (Persalinan) 26
3. Setelah bahu dan lengan depan lahir, pergelangan kaki dicekap dengan
tangan kanan dan dilakukan elevasi serta traksi keatas (gambar 10),, traksi
dan elevasi sesuai arah tanda panah) sampai bahu belakang lahir dengan
sendirinya. Bila tidak dapat lahir dengan sendirinya, dilakukan kaitan
untuk melahirkan lengan belakang anak (inset pada gambar 10)
Keuntungan penggunaan tehnik ini adalah oleh karena tangan penolong tidak
masuk terlalu jauh kedalam jalan lahir maka resiko infeksi berkurang.
Melahirkan Lengan Menunjuk
Nuchal Arm
Yang dimaksud dengan keadaan ini adalah bila pada persalinan sungsang,
salah satu lengan anak berada dibelakang leher dan menunjuk kesatu arah
tertentu.
Pada situasi seperti ini, persalinan bahu tidak dapat terjadi sebelum lengan
yang bersangkutan dirubah menjadi didepan dada.
Gambar 11 Lengan menunjuk ( “ nuchal arm”)
Bila lengan yang menunjuk adalah lengan posterior : (dekat dengan sakrum)
Bahan Ajar / Asuhan Kebidanan II (Persalinan) 27
1. Tubuh janin dicekap sedemikian rupa sehingga kedua ibu jari penolong
berada dipunggung anak sejajar dengan sumbu tubuh anak dan jari-jari
lain didepan dada.
2. Badan anak diputar 1800 searah dengan menunjuknya lengan yang
dibelakang leher sehingga lengan tersebut akan menjadi berada didepan
dada (menjadi lengan depan).
3. Selanjutnya lengan depan dilahirkan dengan tehnik persalinan bahu cara
KLASIK.
Gambar 12 Lengan kiri menunjuk kekanan
Gambar 13 Tubuh anak diputar searah dengan menunjuknya lengan (kekanan)
Bahan Ajar / Asuhan Kebidanan II (Persalinan) 28
Gambar 14 Menurunkan lengan anak
Bila lengan yang menunjuk adalah lengan anterior : (dekat dengan sinfisis)
maka :
Penanganan dilakukan dengan cara yang sama, perbedaan terletak pada cara
memegang tubuh anak dimana pada keadaan ini kedua ibu jari penolong
berada didepan dada sementara jari-jari lain dipunggung janin.
Melahirkan Lengan Menjungkit
Yang dimaksud dengan lengan menjungkit adalah suatu keadaan dimana
pada persalinan sungsang pervaginam lengan anak lurus disamping kepala.
Keadaan ini menyulitkan terjadinya persalinan spontan pervaginam. Cara
terbaik untuk mengatasi keadaan ini adalah melahirkan lengan anak dengan
cara LOVSET.
Bahan Ajar / Asuhan Kebidanan II (Persalinan) 29
Gambar 15. Melahirkan lengan menjungkit
Bila terjadi kemacetan bahu dan lengan saat melakukan pertolongan
persalinan sungsang secara spontan (Bracht), lakukan pemeriksaan
lanjut untuk memastikan bahwa kemacetan tersebut tidak disebabkan
oleh lengan yang menjungkit.
PERSALINAN KEPALA (After Coming Head)
Pertolongan untuk melahirkan kepala pada presentasi sungsang dapat
dilakukan dengan berbagai cara :
1. Cara MOURICEAU
2. Cara PRAGUE TERBALIK
Bahan Ajar / Asuhan Kebidanan II (Persalinan) 30
1. Cara MOURICEAU ( Viet – Smellie)
Gambar 16 Tehnik Mouriceau
Dengan tangan penolong yang sesuai dengan arah menghadapnya muka janin,
jari tengah dimasukkan kedalam mulut janin dan jari telunjuk serta jari manis
diletakkan pada fosa canina.
1. Tubuh anak diletakkan diatas lengan anak, seolah anak “menunggang
kuda”.
2. Belakang leher anak dicekap diantara jari telunjuk dan jari tengah tangan
yang lain.
3. Assisten membantu dengan melakukan tekanan pada daerah suprasimfisis
untuk mempertahankan posisi fleksi kepala janin.
4. Traksi curam bawah terutama dilakukan oleh tangan yang dileher.
2. Cara PRAGUE TERBALIK
Dilakukan bila occiput dibelakang (dekat dengan sacrum) dan muka janin
menghadap simfisis.
Bahan Ajar / Asuhan Kebidanan II (Persalinan) 31
Satu tangan mencekap leher dari sebelah belakang dan punggung anak
diletakkan diatas telapak tangan tersebut.
Tangan penolong lain memegang pergelangan kaki dan kemudian di elevasi
keatas sambil melakukan traksi pada bahu janin sedemikian rupa sehingga
perut anak mendekati perut ibu.
Dengan larynx sebagai hypomochlion kepala anak dilahirkan.
Gambar 17 Persalinan kepala dengan tehnik Prague terbalik
EKSTRAKSI TOTAL PADA PERSALINAN SUNGSANG PERVAGINAM
Persalinan sungsang pervaginam dimana keseluruhan proses persalinan anak
dikerjakan sepenuhnya oleh penolong persalinan.
Jenis ekstraksi total :
1. Ekstraksi bokong
2. Ekstraksi kaki
Bahan Ajar / Asuhan Kebidanan II (Persalinan) 32
EKSTRAKSI BOKONG
Tindakan ini dikerjakan pada letak bokong murni dengan bokong yang sudah
berada didasar panggul.
Tehnik :
1. Jari telunjuk penolong yang sesuai dengan bagian kecil anak dimasukkan
jalan lahir dan diletakkan pada lipat paha depan anak. Dengan jari tersebut,
lipat paha dikait. Untuk memperkuat kaitan tersebut, tangan lain penolong
mencekap pergelangan tangan yang melakukan kaitan dan ikut melakukan
traksi kebawah (gambar 18 dan 19)
2. Bila dengan traksi tersebut trochanter depan sudah terlihat dibawah arcus
pubis, jari telunjuk tangan lain segera mengait lipat paha belakang dan
secara serentak melakukan traksi lebih lanjut untuk melahirkan bokong
(gambar 20)
3. Setelah bokong lahir, bokong dipegang dengan pegangan “femuropelvik”
dan janin dilahirkan dengan cara yang sudah dijelaskan pada ekstraksi
bokong parsialis.
Gambar 18 Kaitan pada lipat paha depan untuk melahirkan trochanter depan
Bahan Ajar / Asuhan Kebidanan II (Persalinan) 33
Gambar 19 Untuk memperkuat traksi bokong, dilakukan traksi dengan
menggunakan kedua tangan seperti terlihat pada gambar.
Gambar 20 Traksi dengan kedua jari untuk melahirkan bokong
EKSTRAKSI KAKI
1. Kedua tangan penolong memegang betis anak dengan meletakkan kedua
ibu jari dibelakang betis sejajar dengan sumbu panjangnya dan jari-jari
lain didepan tulang kering. Dengan pegangan ini dilakukan traksi curam
bawah pada kaki sampai pangkal paha lahir
2. Pegangan kini dipindahkan keatas setinggi mungkin dengan kedua ibu jari
dibelakang paha pada sejajar sumbu panjangnya dan jari lain didepan
Bahan Ajar / Asuhan Kebidanan II (Persalinan) 34
paha. Dengan pegangan ini pangkal paha ditarik curam bawah sampai
trochanter depan lahir ( gambar 24)
3. Kemudian dilakukan traksi curam atas pada pangkal paha untuk
melahirkan trochanter belakang sehingga akhirnya seluruh bokong lahir.
(Gambar 25)
4. Setelah bokong lahir, dilakukan pegangan femuropelvik dan dilakukan
traksi curam dan selanjutnya untuk menyelesaikan persalinan bahu dan
lengan serta kepala seperti yang sudah dijelaskan.
Bahan Ajar / Asuhan Kebidanan II (Persalinan) 35
Gambar 26. Terlihat bagaimana cara melakukan pegangan pada pergelangan
kaki anak. Sebaiknya digunakan kain setengah basah untuk mengatasi licinnya
tubuh anak ; Traksi curam bawah untuk melahirkan lengan sampai skapula depan
terlihat .
Gambar 27. Pegangan selanjutnya adalah dengan memegang bokong dan
panggul janin (jangan diatas panggul anak). Jangan lakukan gerakan rotasi
sebelum skapula terlihat.
Bahan Ajar / Asuhan Kebidanan II (Persalinan) 36
Gambar 28. Skapula sudah terlihat, rotasi tubuh sudah boleh dikerjakan
Gambar 29. Dilakukan traksi curam atas untuk melahirkan bahu belakang yang
diikuti dengan gerakan untuk membebaskan lengan belakang lebih lanjut.
Bahan Ajar / Asuhan Kebidanan II (Persalinan) 37
Gambar 30. Persalinan bahu depan melalui traksi curam bahwa setelah bahu
belakang dilahirkan ; Lengan depan dilahirkan dengan cara yang sama dengan
melahirkan lengan belakang
Bahan Ajar / Asuhan Kebidanan II (Persalinan) 38
2. Latihan
Mahasiswa mempraktekkan persalinan dengan letak sungsang dan teknik
lovset, muller, serta klasik dengan melahirkan kepala teknik mauriciau.
Soal-soal
1). Melahirkan lengan belakang lebih dulu (oleh karena ruangan panggul
sebelah belakang/sacrum relatif lebih luas didepan ruang panggul sebelah
depan) dan kemudian melahirkan lengan depan dibawah arcus pubis
adalah melahirkan dengan teknik…
a. Klasik
b. Muller
c. Lovset
d. Mauriciau
e. Bracth
2). Salah satu melahirkan letak sungsang dengan ekstraksi bokong adalah
teknik…
a. Klasik
b. Muller
c. Lovset
d. Mauriciau
e. Bracth
3). Melahirkan bahu dan lengan depan lebih dahulu dibawah sisfisis melalui
ekstraksi, disusul melahirkan lengan belakang adalah melahirkan sungsang
dengan teknik…
Bahan Ajar / Asuhan Kebidanan II (Persalinan) 39
a. Klasik
b. Muller
c. Lovset
d. Mauriciau
e. Bracth
4). Tangan penolong sesuai dengan arah menghadapnya muka janin, jari
tengan dimasukkan ke dalam mulut janin dan jari telunjuk serta jari manis
diletakkan pada fosa canina adalah melahirkan dengan teknik…
a. Klasik
b. Muller
c. Lovset
d. Mauriciau
e. Bracth
5). Berikut ini adalah teknik melahirkan badan dengan letak sungsang,
kecuali…
a. Klasik
b. Muller
c. Lovset
d. Mauriceau
e. Bracth
Bahan Ajar / Asuhan Kebidanan II (Persalinan) 40
3. Rangkuman
Penyulit dan komplikasi persalinan pada ibu bersalin terdiri dari 3 macam,
power, passage, dan passenger. Dalam materi ini dibahas komplikasi
persalinan yang dikarenakan passenger (janin) yaitu letak lintang dan letak
sungsang serta cara melahirkannya dengan cara lovset, klasik dan muller
dengan melahirkan kepala teknik mauriciau.
PENUTUP
1. Tes Formatif
1). Jelaskan cara persalinan letak sungsang dengan teknik lovset serta dengan
metode mauriciau !
2). Berdasarkan kasus ibu melahirkan letak sungsang dengan POD bokong,
maka persalinan dapat dilakukan dengan cara apa?
2. Umpan Balik
No Kriteria Jawaban Skor
1 Jawaban disebutkan dan dijelaskan secara benar 20
2 Jawaban disebutkan dan dijelakan secara lengkap
dan benar
20
3 Jawaban diuraikan secara jelas 20
4 Jawaban disebutkan dan dan dijelaskan secara urut 20
5 Jawaban diuraikan dengan benar 20
Skor total 100
Bahan Ajar / Asuhan Kebidanan II (Persalinan) 41
3. Tindak Lanjut
a. Cari bagaimana penanganan dari persalinan letak sungsang di RB, BPM
maupun rumah sakit sesuai dengan fakta kasus yang ada
b. Membuat rangkuman materi
c. Membuat kliping tentang hipertensi selama kehamilan
d. Membuat leaflet dari salah satu teknik persalinan pada letak sungsang
4. Kunci Jawaban
1). Tubuh janin dipegang dengan pegangan femuropelvik. Dilakukan
pemutaran 1800 sambil melakukan traksi curam kebawah sehingga bahu
belakang menjadi bahu depan dibawah arcus pubis dan dapat dilahirkan
2). Persalinan dilakukan dengan teknik bracth, yaitu jari jempol penolong ada
pada posisi bokong bayi, dan 4 jari lainnya memegang antara sias.
Kemudian dengan ibu mengejan sambil mengeluarkan bayi, dan apabila
akan melahirkan kepala menggunakan teknik mauriciau.
Bahan Ajar / Asuhan Kebidanan II (Persalinan) 42
DAFTAR PUSTAKA
1. Buku Panduan Praktis maternal dan Neonatal, 2001
2. Cunningham, Garry.F. 2005. Obstetri Williams. Ed.21. Vol.1. Jakarta : EGC.
3. Mansjoer, 2007. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aescapulis.
4. Manuaba, IG, dkk, 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta : EGC.
5. Mochtar, R, 1998. Sinopsis Obstetri., jilid 1. Jakarrta : EGC.
6. Syaifudin, 2001, Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal, Jakarta, YBPSP
7. Wiknjosastro, H, 2005. Ilmu Kebidanan. Edisi etiga. Jakarta : Yayasan Bina
Pustaka Saronwo Prawiroharjo
8. Wiknjosastro, Hanifa. 2007. Ilmu Kebidanan. Edisi etiga. Jakarta : Yayasan
Bina Pustaka Sarono Prawiroharjo
Bahan Ajar / Asuhan Kebidanan II (Persalinan) 43