bppkad.banjarnegarakab.go.id · web viewpenyusunan renstra perangkat daerah mengacu pada tugas dan...
TRANSCRIPT
LAMPIRAN IPERATURAN BUPATI BANJARNEGARANOMOR: TAHUN 2018TENTANGRENCANA STRATEGIS PERANGKAT DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARATAHUN 2017-2022
RENCANA STRATEGIS PERANGKAT DAERAH KABUPATEN BANJANEGARA TAHUN 2017-2022
V. RENCANA STRATEGIS PERANGKAT DAERAH BADAN DAERAHV.C. BADAN PENGELOLAAN PENDAPATAN, KEUANGAN DAN ASET
DAERAH
BAB IPENDAHULUAN
1.1. Latar BelakangDalam sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah,
perencanaan strategis merupakan langkah pertama yang harus dilaksanakan oleh instansi pemerintah agar mampu menjawab tuntutan perubahan lingkungan serta tetap berada dalam tatanan Sistem Administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Guna mendukung terselenggaranya good governancedibutuhkanperencanaan yang terstruktur dan terukur dalam batas waktu tertentu sehingga aspirasi masyarakat dan cita-cita bangsa dan negara terwujudmelalui terselenggaranya pemerintahan dan pembangunan yang dapat berlangsung secara berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggungjawab.
Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 Pasal 272 (1) menyatakan Perangkat Daerah menyusun rencana strategis dengan berpedoman pada RPJMD; (2) Rencana strategis Perangkat Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat tujuan, sasaran, program, dan kegiatan pembangunan dalam rangka pelaksanaan urusan pemerintahan wajib dan/atau urusan pemerintahan pilihan sesuai dengan tugas dan fungsi setiap Perangkat Daerah; (3) Pencapaian sasaran, program, dan kegiatan pembangunan dalam rencana strategis Perangkat Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diselaraskan dengan pencapaian sasaran, program, dan kegiatan pembangunan yang ditetapkan dalam rencana strategis kementerian atau lembaga pemerintah nonkementerian untuk tercapainya sasaran pembangunan nasional.
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional pada pasal 15 ayat (1) dan Pasal 19 ayat (2) menyebutkan pula bahwa setiap Perangkat Daerah mempunyai kewajiban untuk menyusun Rencana Strategis (RENSTRA) untuk menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan serta menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan, dan berkelanjutan.
Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2017 telah melaksanakan pemilihan Kepala Daerah untuk periode 2017-2022. Kewajiban Pemerintah Daerah setelah Kepala Daerah dilantik adalah menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD), yang diikuti oleh Perangkat Daerah menyusun Rencana Strategis periode lima tahun.
Badan Pengelolaan Pendapatan, Keuangan dan Aset Daerah (BPPKAD) Kabupaten Banjarnegara, sebagai bagian dari Perangkat Daerah berkewajiban pula menyusun Rencana Strategis (Renstra) yang merupakan dokumen perencanaan perangkat daerah jangka menengah yang berisi tujuan, sasaran, strategi, kebijakan, program dan kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsi perangkat daerah berpedoman pada RPJMD dan bersifat indikatif. Proses penyusunan renstra perangkat daerah meliputi: (1) Persiapan Penyusunan Renstra diantaranya pembentukan tim penyusun Renstra, orientasi Renstra bagi semua aparatur di BPPKAD; (2) Penyusunan rancangan Renstra; (3) Konsultasi Publik; (4) Penyusunan Rancangan Akhir Renstra; dan (5) penetapan Renstra Perangkat Daerah.
Renstra BPPKAD memiliki keterkaitan dengan dokumen perencanaan baik ditingkat nasional, provinsi maupun Kabupaten. Keterkaitan Renstra BPPKAD dengan RPJMD Kabupaten Banjarnegara, Renstra Kementrian Keuangan, dan Renstra Badan Pengelola Pendapatan Daerah Provinsi Jawa Tengah, dan dengan Renja perangkat daerah diuraikan sebagai berikut.
Penyusunan Renstra Perangkat Daerah mengacu pada tugas dan fungsi BPPKAD sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 2 Tahun 2016 Tentang Pembentukan Dan Susunan Perangkat Daerah dan memperhatikan Renstra Kementerian keuangan, Renstra Badan Pengelola Pendapatan Daerah (BPPD) Provinsi Jawa Tengah, Rencana Tata Ruang Wilayah dan Hasil Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS).
Tahapan penyusunan rancangan Renstra dapat digambarkan dalam bagan alir sebagai berikut:
Gambar 1.2Bagan Alir Penyusunan Rancangan Renstra
Renstra memiliki kedudukan dan fungsi yang sangat strategis dan menjadi pedoman dalam penyusunan Rencana Kerja (Renja) yang disusun setiap tahun selama kurun waktu lima tahun. Selain itu Renstra menjadi acuan dalam pengendalian dan evaluasi pembangunan, baik evaluasi Renstra maupun evaluasi Renja.
1.2. Landasan Hukum
Landasan hukum penyusunan Renstra BPPKAD Tahun 2017-2022 adalah sebagai berikut:1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara (Lembaga Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355) ;
3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
5. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);
6. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);
7. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);
8. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5049);
9. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana telah diubah dua kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 tahun
2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
10. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4575);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Laporan Keuangan Dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Pedoman Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Kepada Masyarakat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4693);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2008, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815);
15. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 26, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833);
16. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 123);
17. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 69 Tahun 2010 Tentang Tata Cara Pemberian Dan Pemanfaatan Insentif Pemungutan Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah (Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5161);
18. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
92Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5533);
19. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 3);
20. Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 12 Tahun 2016 Tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 16 Tahun 2014 Tentang Pelayanan Publik (Lembaran Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2016 Nomor 20Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 222);
21. Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 2 Tahun 2016 Tentang Pembentukan Dan Susunan Perangkat Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2016 Nomor 10Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten BanjarnegaraNomor 213);
22. Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 20 Tahun 2016 Tentang Perubahan Keempat Atas Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 2 Tahun 2011 Tentang Penyertaan Modal Daerah Kepada Perusahaan Daerah Kabupaten Banjarnegara (Lembaran Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2016 Nomor 28Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 229);
23. Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 3 Tahun 2017 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2017 Nomor 3 Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 233);
24. Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 9 Tahun 2017 Tentang Peninjauan Tarif Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2017 Nomor 9);
25. Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 5 Tahun 2017 Tentang Pendirian Perusahaan Umum Daerah Taman Rekreasi Margasatwa Serulingmas (Lembaran Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2017 Nomor 5 Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 235);
26. Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara No. 32 Tahun 20017 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Banjarnegara.
27. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 310);
28. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan di Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 517).
29. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2016 Tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 547).
30. Peraturan Bupati Banjarnegara Nomor 82 Tahun 2016 Tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas Dan Fungsi Serta Tata Kerja Badan Pengelolaan Pendapatan, Keuangan Dan Aset Daerah Kabupaten Banjarnegara.
1.3. Maksud dan TujuanMaksud dari penyusunan Rencana Strategis (Renstra)
Badan Pengelolaan Pendapatan, Keuangan Dan Aset Daerah Kabupaten Banjarnegaraadalah menyediakan dokumen perencanaan untuk kurun waktu lima tahun yang mencakup gambaran kinerja, permasalahan, isu strategis, tujuan, sasaran, strategi, kebijakan, program dan kegiatan perangkat daerah sebagai penjabaran dari RPJMD sesuai dengan tugas dan fungsi perangkat daerah.
Tujuan dari penyusunan Renstra Badan Pengelolaan Pendapatan, Keuangan Dan Aset Daerah Kabupaten Banjarnegara yaitu sebagai berikut:1) Memberikan arahan tujuan, sasaran, strategi, kebijakan,
program dan kegiatan pembangunan selama kurun waktu lima tahun dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi dalam mendukung Visi dan Misi kepala daerah
2) Menyediakan tolok ukur kinerja pelaksanaan program dan kegiatan perangkat daerah untuk kurun waktu tahun lima tahun dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya sebagai dasar dalam melakukan pengendalian dan evaluasi kinerja.
3) Memberikan pedoman bagi seluruh aparatur Badan Pengelolaan Pendapatan, Keuangan Dan Aset Daerah Kabupaten Banjarnegaradalam menyusun Rencana Kerja (Renja) yang merupakan dokumen perencanaan perangkat daerah tahunan dalam kurun waktu lima tahun.
1.4. Sistematika Penulisan
Rencana Strategis perangkat daerah tahun 2017-2022 disusun dengan sistematika penulisan sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUANBab ini berisi tentang latar belakang, landasan hukum, maksud dan tujuan, sistematika penulisan Rencana Strategis Badan Pengelolaan Pendapatan, Keuangan Dan Aset Daerah Kabupaten Banjarnegara.
BAB II : GAMBARAN PELAYANAN PERANGKAT DAERAHBab ini berisi tentang tugas, fungsi, dan struktur organisasi perangkat daerah, sumber daya perangkat daerah, kinerja pelayanan perangkat daerah, serta tantangan dan peluang pengembangan pelayanan Badan Pengelolaan Pendapatan, Keuangan Dan Aset Daerah Kabupaten Banjarnegara.
BAB III : PERMASALAHAN ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI Bab ini berisi tentang identifikasi permasalahan berdasarkan tugas dan fungsi pelayanan perangkat daerah, telaahan Renstra Kementerian/lembaga, telaahan Renstra BPPD Provinsi Jawa Tengah, telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), telaahan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS), dan Penentuan Isu-isu Strategis.
BAB IV : TUJUAN DAN SASARANBab ini berisi tentang tujuan dan sasaran jangka menengah Badan Pengelolaan Pendapatan, Keuangan Dan Aset Daerah Kabupaten Banjarnegara.
BAB V : STRATEGI DAN KEBIJAKANBab ini berisi tentang Strategi dan kebijakan jangka menengah Badan Pengelolaan Pendapatan, Keuangan Dan Aset Daerah Kabupaten Banjarnegara
BAB VI : RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIFBab ini berisi tentang Rencana Program dan
Kegiatan, Kelompok Sasaran dan Pendanaan Indikatif Badan Pengelolaan Pendapatan, Keuangan Dan Aset Daerah Kabupaten Banjarnegara.
BAB VII : INDIKATOR KINERJA PERANGKAT DAERAH YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMDBab ini berisi tentang indikator kinerja Badan Pengelolaan Pendapatan, Keuangan Dan Aset Daerah Kabupaten Banjarnegara mengacu pada Tujuan dan Sasaran RPJMD.
BAB VIII : PENUTUPBab ini berisi tentang pedoman transisi dan kaidah pelaksanaan Renstra Badan Pengelolaan Pendapatan, Keuangan Dan Aset Daerah Kabupaten Banjarnegara.
BAB IIGAMBARAN PELAYANAN BPPKAD
2.1 Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi Perangkat Daerah2.1.1 Struktur Organisasi Perangkat Daerah
Badan Pengelolaan Pendapatan, Keuangan dan Aset Daerah (BPPKAD) Kabupaten Banjarnegara dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 2 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah. Tugas dan fungsi BPPKAD Kabupaten Banjarnegara ditetapkan melalui Peraturan Bupati Banjarnegara Nomor 82 Tahun 2016 Tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas Dan Fungsi Serta Tata Kerja Badan Pengelolaan Pendapatan, Keuangan Dan Aset Daerah Kabupaten Banjarnegara. Susunan organisai BPPKAD Kabupaten Banjarnegara adalah sebagai berikut :
a. Kepala Badan;
b. Sekretariat, terdiri dari :
1. Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan;
2. Sub Bagian Keuangan; dan
3. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;
c. Bidang Anggaran, terdiri dari :
1. Seksi Perencanaan Anggaran; dan
2. Seksi Bina Keuangan Daerah;
d. Bidang Perbendaharaan dan Kas Daerah, terdiri dari :
1. Seksi Perbendaharaan; dan
2. Seksi Gaji dan Kas Daerah;
e. Bidang Akuntansi dan Pengolahan Data, terdiri dari :
1. Seksi Akuntansi; dan
2. Seksi Pengolahan Data Penerimaan dan Pengeluaran;
f. Bidang Aset Daerah, terdiri dari :
1. Seksi Penatausahaan Aset;
2. Seksi Pemanfaatan dan Pengamanan Aset; dan
3. Seksi Pengadaan dan Distribusi Aset;
g. Bidang Pendapatan Daerah Lainnya, terdiri dari :
1. Seksi Pendataan, Penilaian dan Penetapan;
2. Seksi Pengolahan Data dan Informasi; dan
3. Seksi Penagihan dan Penerimaan;
h. Bidang Pajak Bumi dan Bangunan dan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan, terdiri dari :
1. Seksi Pendataan, Penilaian dan Penetapan;
2. Seksi Pengolahan Data dan Informasi; dan
3. Seksi Penagihan dan Penerimaan;
i. UPTB; dan
j. Kelompok Jabatan Fungsional.
Sementara itu struktur organisasi BPPKAD adalah sebagai berikut:
Gambar 2.1Bagan Organisasi
Badan Pengelolaan Pendapatan, Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Banjarnegara
Sumber : Peraturan Bupati Banjarnegaranomor 83 Tahun 2016
2.1.2 Uraian Tugas Uraian tugas BPPKAD Kabupaten Banjarnegara tertuang dalam
Peraturan Bupati Banjarnegara Nomor 82 Tahun 2016 Tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas Dan Fungsi Serta Tata Kerja Badan Pengelolaan Pendapatan, Keuangan Dan Aset Daerah Kabupaten Banjarnegara, dengan rincian tugas dan fungsi sebagai berikut :
1. Kepala BadanTugas :
BPPKAD mempunyai tugas membantu Bupati dalam melaksanakan fungsi penunjang urusan pemerintahan bidang keuangan yang menjadi kewenangan Daerah
Fungsi :1). perumusan kebijakan di bidang anggaran, perbendaharaan
dan kas daerah, akuntansi dan pengolahan data, aset daerah, pendapatan daerah lainnya, pajak bumi dan bangunan dan bea perolehan hak atas tanah dan bangunan;
2). pelaksanaan koordinasi kebijakan di bidang anggaran, perbendaharaan dan kas daerah, akuntansi dan pengolahan data, aset daerah, pendapatan daerah lainnya, pajak bumi dan bangunan dan bea perolehan hak atas tanah dan bangunan;
3). pelaksanaan kebijakan di bidang anggaran, perbendaharaan dan kas daerah, akuntansi dan pengolahan data, aset daerah, pendapatan daerah lainnya, pajak bumi dan bangunan dan bea perolehan hak atas tanah dan bangunan;
4). pelaksanaan kebijakan selaku Bendahara Umum Daerah;5). pembinaan dan fasilitasi kebijakan di bidang anggaran,
perbendaharaan dan kas daerah, akuntansi dan pengolahan data, aset daerah, pendapatan daerah lainnya, pajak bumi dan bangunan dan bea perolehan hak atas tanah dan bangunan;
6). pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang anggaran, perbendaharaan dan kas daerah, akuntansi dan pengolahan data, aset daerah, pendapatan daerah lainnya, pajak bumi dan bangunan dan bea perolehan hak atas tanah dan bangunan;
7). pelaksanaan fungsi kesekretariatan dinas;8). pengendalian penyelenggaraan tugas UPTB; dan9). pelaksanaan fungsi kedinasan lain yang diberikan oleh
pimpinan, sesuai dengan tugas dan fungsinya.
2. SekretariatTugas :
Sekretariat mempunyai tugas melakukan perencanaan perumusan, pengkoordinasian, pelaksanaan, pembinaan dan fasilitasi, pemantauan, evaluasi serta pelaporan kebijakan bidang ketatausahaan, hukum, keuangan, kerumahtanggaan, kerjasama, kearsipan, dokumen, keorganisasian dan ketatalaksanaan, kehumasan, kepegawaian, pelayanan administrasi di lingkungan BPPKAD.
Fungsi :1). pengkoordinasian kegiatan di lingkungan BPPKAD;2). pengkoordinasian dan penyusunan rencana dan program
kerja di lingkungan BPPKAD;3). pembinaan dan pemberian dukungan administrasi yang
meliputi ketatausahaan, kepegawaian, hukum, keuangan, kerumahtanggaan, kerja sama, hubungan masyarakat, arsip dan dokumentasi di lingkungan BPPKAD;
4). pengkoordinasian, pembinaan dan penataan organisasi dan tata laksana di lingkungan BPPKAD;
5). pengkoordinasian dan penyusunan peraturan perundang-undangan serta pelaksanaan advokasi hukum di lingkungan BPPKAD;
6). pengkoordinasian pelaksanaan sistem pengendalian intern pemerintah (SPIP) dan pengelolaan informasi dan dokumentasi;
7). penyelenggaraan pengelolaan barang milik/kekayaan daerah dan pelayanan pengadaan barang/jasa di lingkungan BPPKAD;
8). pemantauan, evaluasi dan pelaporan sesuai dengan lingkup tugasnya; dan
9). pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
3. Bidang AnggaranTugas :
Bidang Anggaran sebagaimana mempunyai tugas melakukan perencanaan perumusan, pengkoordinasian,
pelaksanaan, pembinaan dan fasilitasi, pemantauan, evaluasi serta pelaporan kebijakan bidang penerbitan pedoman penyusunan rencana kerjadan anggaran (RKA)/rencana kerjadan anggaran perubahan (RKAP), inventarisasi rencana kerjadan anggaran (RKA)/rencana kerjadan anggaran perubahan (RKAP) organisasi perangkat daerah, penyusunan anggaran pendapatan dan belanja daerah dan anggaran pendapatan dan belanja daerah perubahan beserta penjabarannya, sosialisasi anggaran pendapatan dan belanja daerah dan anggaran pendapatan dan belanja daerah perubahan, penyusunan, inventarisasi, pengesahan, pendistribusian dokumen pengesahan anggaran/dokumen pengesahan perubahan anggaran organisasi perangkat daerah dan persetujuan usulan pergeseran anggaran, revisi dokumen pengesahan anggaran dan pergeseran anggaran kas, pembinaan teknis pengelolaan keuangan daerah bagi pengelola keuangan organisasi perangkat daerah, penyusunan regulasi pengelolaan keuangan daerah, monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD).
Fungsi :1). perencanaan perumusan kebijakan bidang penerbitan
pedoman penyusunan rencana kerja dan anggaran (RKA)/rencana kerjadan anggaran perubahan (RKAP), inventarisasi rencana kegiatan anggaran (RKA)/rencana kerja dan anggaran perubahan (RKAP) organisasi perangkat daerah, penyusunan anggaran pendapatan dan belanja daerah dan anggaran pendapatan dan belanja daerah perubahan beserta penjabarannya, sosialisasi anggaran pendapatan dan belanja daerah dan anggaran pendapatan dan belanja daerah perubahan, penyusunan, inventarisasi, pengesahan, pendistribusian dokumen pengesahan anggaran/dokumen pengesahan perubahan anggaran organisasi perangkat daerah dan persetujuan usulan pergeseran anggaran, revisi dokumen pengesahan anggaran dan pergeseran anggaran kas, pembinaan teknis pengelolaan keuangan daerah bagi pengelola keuangan organisasi perangkat daerah, penyusunan regulasi pengelolaan keuangan daerah, monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD);
2). pengkoordinasian pelaksanaan kebijakan bidang,
penerbitan pedoman penyusunan rencana kerja dan anggaran (RKA)/rencana kerja dan anggaran perubahan (RKAP), inventarisasi rencana kegiatan anggaran (RKA)/rencana kerja dan anggaran perubahan (RKAP) organisasi perangkat daerah, penyusunan anggaran pendapatan dan belanja daerah dan anggaran pendapatan dan belanja daerah perubahan beserta penjabarannya, sosialisasi anggaran pendapatan dan belanja daerah dan anggaran pendapatan dan belanja daerah perubahan, penyusunan, inventarisasi, pengesahan, pendistribusian dokumen pengesahan anggaran/dokumen pengesahan perubahan anggaran organisasi perangkat daerah dan persetujuan usulan pergeseran anggaran, revisi dokumen pengesahan anggaran dan pergeseran anggaran kas, pembinaan teknis pengelolaan keuangan daerah bagi pengelola keuangan organisasi perangkat daerah, penyusunan regulasi pengelolaan keuangan daerah, monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD);
3). pelaksanaan kebijakan bidang kebijakan bidang penerbitan pedoman penyusunan rencana kerja dan anggaran (RKA)/rencana kerja dan anggaran perubahan (RKAP), inventarisasi rencana kegiatan anggaran (RKA)/rencana kerja dan anggaran perubahan (RKAP) organisasi perangkat daerah, penyusunan anggaran pendapatan dan belanja daerah dan anggaran pendapatan dan belanja daerah perubahan beserta penjabarannya, sosialisasi anggaran pendapatan dan belanja daerah dan anggaran pendapatan dan belanja daerah perubahan, penyusunan, inventarisasi, pengesahan, pendistribusian dokumen pengesahan anggaran/dokumen pengesahan perubahan anggaran organisasi perangkat daerah dan persetujuan usulan pergeseran anggaran, revisi dokumen pengesahan anggaran dan pergeseran anggaran kas, pembinaan teknis pengelolaan keuangan daerah bagi pengelola keuangan organisasi perangkat daerah, penyusunan regulasi pengelolaan keuangan daerah, monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD);
4). pembinaan dan fasilitasi kebijakan bidang penerbitan pedoman penyusunan rencana kerja dan anggaran (RKA)/rencana kerja dan anggaran perubahan (RKAP), inventarisasi rencana kegiatan anggaran (RKA)/rencana
kerja dan anggaran perubahan (RKAP) organisasi perangkat daerah, penyusunan anggaran pendapatan dan belanja daerah dan anggaran pendapatan dan belanja daerah perubahan beserta penjabarannya, sosialisasi anggaran pendapatan dan belanja daerah dan anggaran pendapatan dan belanja daerah perubahan, penyusunan, inventarisasi, pengesahan, pendistribusian dokumen pengesahan anggaran/dokumen pengesahan perubahan anggaran organisasi perangkat daerah dan persetujuan usulan pergeseran anggaran, revisi dokumen pengesahan anggaran dan pergeseran anggaran kas, pembinaan teknis pengelolaan keuangan daerah bagi pengelola keuangan organisasi perangkat daerah, penyusunan regulasi pengelolaan keuangan daerah, monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD);
5). pemantauan, evaluasi dan pelaporan kebijakan bidangpenerbitan pedoman penyusunan rencana kerja dan anggaran (RKA)/rencana kerja dan anggaran perubahan (RKAP), inventarisasi rencana kegiatan anggaran (RKA)/rencana kerja dan anggaran perubahan (RKAP) organisasi perangkat daerah, penyusunan anggaran pendapatan dan belanja daerah dan anggaran pendapatan dan belanja daerah perubahan beserta penjabarannya, sosialisasi anggaran pendapatan dan belanja daerah dan anggaran pendapatan dan belanja daerah perubahan, penyusunan, inventarisasi, pengesahan, pendistribusian dokumen pengesahan anggaran/dokumen pengesahan perubahan anggaran organisasi perangkat daerah dan persetujuan usulan pergeseran anggaran, revisi dokumen pengesahan anggaran dan pergeseran anggaran kas, pembinaan teknis pengelolaan keuangan daerah bagi pengelola keuangan organisasi perangkat daerah, penyusunan regulasi pengelolaan keuangan daerah, monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD); dan
6). pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
4. Bidang Perbendaharaan dan Kas DaerahTugas :
Bidang Perbendaharaan dan Kas Daerah mempunyai
tugas melakukan perencanaan perumusan, pengkoordinasian, pelaksanaan, pembinaan dan fasilitasi, pemantauan, evaluasi serta pelaporan kebijakan bidang penyusunan rancangan anggaran kas daerah, pencairan bantuan keuangan provinsi, verifikasi surat perintah membayar (SPM), belanja non gaji, laporan pertanggungjawaban fungsional bendahara pengeluaran organisasi perangkat daerah, penolakan penerbitan surat perintah pencairan dana (SP2D), penerbitan surat penyediaan dana (SPD) organisasi perangkat daerah, surat perintah pencairan dana (SP2D), penyusunan laporan penyerapan anggaran, verifikasi berkas pembayaran gaji pegawai serta pengadministrasian bukti penerimaan dan pengeluaran kas.
Fungsi :1). perencanaan perumusan kebijakan bidang penyusunan
rancangan anggaran kas daerah, pencairan bantuan keuangan provinsi, verifikasi surat perintah membayar (SPM), belanja non gaji, laporan pertanggungjawaban fungsional bendahara pengeluaran organisasi perangkat daerah, penolakan penerbitan surat perintah pencairan dana (SP2D), penerbitan surat penyediaan dana (SPD) organisasi perangkat daerah, surat perintah pencairan dana (SP2D), penyusunan laporan penyerapan anggaran, verifikasi berkas pembayaran gaji pegawai serta pengadministrasian bukti penerimaan dan pengeluaran kas;
2). pengkoordinasian pelaksanaan kebijakan bidang penyusunan rancangan anggaran kas daerah, pencairan bantuan keuangan provinsi, verifikasi surat perintah membayar (SPM), belanja non gaji, laporan pertanggungjawaban fungsional bendahara pengeluaran organisasi perangkat daerah, penolakan penerbitan surat perintah pencairan dana (SP2D), penerbitan surat penyediaan dana (SPD) organisasi perangkat daerah, surat perintah pencairan dana (SP2D), penyusunan laporan penyerapan anggaran, verifikasi berkas pembayaran gaji pegawai serta pengadministrasian bukti penerimaan dan pengeluaran kas;
3). pelaksanaan kebijakan bidang penyusunan rancangan anggaran kas daerah, pencairan bantuan keuangan provinsi, verifikasi surat perintah membayar (SPM), belanja non gaji, laporan pertanggungjawaban fungsional bendahara pengeluaran organisasi perangkat daerah,
penolakan penerbitan surat perintah pencairan dana (SP2D), penerbitan surat penyediaan dana (SPD) organisasi perangkat daerah, surat perintah pencairan dana (SP2D), penyusunan laporan penyerapan anggaran, verifikasi berkas pembayaran gaji pegawai serta pengadministrasian bukti penerimaan dan pengeluaran kas;
4). pembinaan dan fasilitasi kebijakan bidang penyusunan rancangan anggaran kas daerah, pencairan bantuan keuangan provinsi, verifikasi surat perintah membayar (SPM), belanja non gaji, laporan pertanggungjawaban fungsional bendahara pengeluaran organisasi perangkat daerah, penolakan penerbitan surat perintah pencairan dana (SP2D), penerbitan surat penyediaan dana (SPD) organisasi perangkat daerah, surat perintah pencairan dana (SP2D), penyusunan laporan penyerapan anggaran, verifikasi berkas pembayaran gaji pegawai serta pengadministrasian bukti penerimaan dan pengeluaran kas;
5). pemantauan, evaluasi dan pelaporan kebijakan bidang penyusunan rancangan anggaran kas daerah, pencairan bantuan keuangan provinsi, verifikasi surat perintah membayar (SPM), belanja non gaji, laporan pertanggungjawaban fungsional bendahara pengeluaran organisasi perangkat daerah, penolakan penerbitan surat perintah pencairan dana (SP2D), penerbitan surat penyediaan dana (SPD) organisasi perangkat daerah, surat perintah pencairan dana (SP2D), penyusunan laporan penyerapan anggaran, verifikasi berkas pembayaran gaji pegawai serta pengadministrasian bukti penerimaan dan pengeluaran kas; dan
6). pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
5. Bidang Akuntansi dan Pengolahan DataTugas :
Bidang Akuntansi dan Pengolahan Data mempunyai tugas melakukan perencanaan perumusan, pengkoordinasian, pelaksanaan, pembinaan dan fasilitasi, pemantauan, evaluasi serta pelaporan kebijakan bidang verifikasi laporan keuangan organisasi perangkat daerah sebagai bahan penyusunan laporan keuangan daerah, pembinaan petugas akuntansi organisasi perangkat daerah, pengolahan data penerimaan dan pengeluaran serta pemeliharaan basis data penerimaan dan
pengeluaran.
Fungsi :1). perencanaan perumusan kebijakan bidang verifikasi laporan
keuangan organisasi perangkat daerah sebagai bahan penyusunan laporan keuangan daerah, pembinaan petugas akuntansi organisasi perangkat daerah, pengolahan data penerimaan dan pengeluaran serta pemeliharaan basis data penerimaan dan pengeluaran;
2). pengkoordinasian pelaksanaan kebijakan bidang verifikasi laporan keuangan organisasi perangkat daerah sebagai bahan penyusunan laporan keuangan daerah, pembinaan petugas akuntansi organisasi perangkat daerah, pengolahan data penerimaan dan pengeluaran serta pemeliharaan basis data penerimaan dan pengeluaran;
3). pelaksanaan kebijakan bidang verifikasi laporan keuangan organisasi perangkat daerah sebagai bahan penyusunan laporan keuangan daerah, pembinaan petugas akuntansi organisasi perangkat daerah, pengolahan data penerimaan dan pengeluaran serta pemeliharaan basis data penerimaan dan pengeluaran;
4). pembinaan dan fasilitasi kebijakan bidang verifikasi laporan keuangan organisasi perangkat daerah sebagai bahan penyusunan laporan keuangan daerah, pembinaan petugas akuntansi organisasi perangkat daerah, pengolahan data penerimaan dan pengeluaran serta pemeliharaan basis data penerimaan dan pengeluaran;
5). pemantauan, evaluasi dan pelaporan kebijakan bidangverifikasi laporan keuangan organisasi perangkat daerah sebagai bahan penyusunan laporan keuangan daerah, pembinaan petugas akuntansi organisasi perangkat daerah, pengolahan data penerimaan dan pengeluaran serta pemeliharaan basis data penerimaan dan pengeluaran; dan
6). pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
6. Bidang Aset DaerahTugas :
Bidang Aset Daerah mempunyai tugas melakukan perencanaan perumusan, pengkoordinasian, pelaksanaan, pembinaan dan fasilitasi, pemantauan, evaluasi serta pelaporan kebijakan bidang penetapan status penggunaan barang milik daerah, pencatatan dan inventarisasi barang
milik daerah, penerbitan surat perintah penyaluran barang dan persetujuan atas perubahan kondisi fisik barang milik daerah, pemanfaatan, pemindahtangananan,pemusnahan dan penghapusan barang milik daerah, pengadaan barang milik daerah, distribusi barang milik daerah kepada organisasi perangkat daerah, penyusunan rencana kebutuhan dan penganggaran barang milik daerah serta standarisasi barang dan harga.
Fungsi :1). perencanaan perumusan kebijakan bidang penetapan
status penggunaan barang milik daerah, pencatatan dan inventarisasi barang milik daerah, penerbitan surat perintah penyaluran barang dan persetujuan atas perubahan kondisi fisik barang milik daerah, pemanfaatan, pemindahtangananan, pemusnahan dan penghapusan barang milik daerah, pengadaan barang milik daerah, distribusi barang milik daerah kepada organisasi perangkat daerah, penyusunan rencana kebutuhan dan penganggaran barang milik daerah serta standarisasi barang dan harga;
2). pengkoordinasian pelaksanaan kebijakan bidang penetapan status penggunaan barang milik daerah, pencatatan dan inventarisasi barang milik daerah, penerbitan surat perintah penyaluran barang dan persetujuan atas perubahan kondisi fisik barang milik daerah, pemanfaatan, pemindahtangananan, pemusnahan dan penghapusan barang milik daerah, pengadaan barang milik daerah, distribusi barang milik daerah kepada organisasi perangkat daerah, penyusunan rencana kebutuhan dan penganggaran barang milik daerah serta standarisasi barang dan harga;
3). pelaksanaan kebijakan bidang penetapan status penggunaan barang milik daerah, pencatatan dan inventarisasi barang milik daerah, penerbitan surat perintah penyaluran barang dan persetujuan atas perubahan kondisi fisik barang milik daerah, pemanfaatan, pemindahtangananan, pemusnahan dan penghapusan barang milik daerah, pengadaan barang milik daerah, distribusi barang milik daerah kepada organisasi perangkat daerah, penyusunan rencana kebutuhan dan penganggaran barang milik daerah serta standarisasi barang dan harga;
4). pembinaan dan fasilitasi kebijakan bidang penetapan status penggunaan barang milik daerah, pencatatan dan inventarisasi barang milik daerah, penerbitan surat perintah
penyaluran barang dan persetujuan atas perubahan kondisi fisik barang milik daerah, pemanfaatan, pemindahtangananan, pemusnahan dan penghapusan barang milik daerah, pengadaan barang milik daerah, distribusi barang milik daerah kepada organisasi perangkat daerah, penyusunan rencana kebutuhan dan penganggaran barang milik daerah serta standarisasi barang dan harga;
5). pemantauan, evaluasi dan pelaporan kebijakan bidang penetapan status penggunaan barang milik daerah, pencatatan dan inventarisasi barang milik daerah, penerbitan surat perintah penyaluran barang dan persetujuan atas perubahan kondisi fisik barang milik daerah, pemanfaatan, pemindahtangananan, pemusnahan dan penghapusan barang milik daerah, pengadaan barang milik daerah, distribusi barang milik daerah kepada organisasi perangkat daerah, penyusunan rencana kebutuhan dan penganggaran barang milik daerah serta standarisasi barang dan harga; dan
6). pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
7. Bidang Pendapatan Daerah LainnyaTugas :
Bidang Pendapatan Daerah mempunyai tugas melakukan perencanaan perumusan, pengkoordinasian, pelaksanaan, pembinaan dan fasilitasi, pemantauan, evaluasi serta pelaporan kebijakan bidang pendataan, penilaian dan penetapan pajak daerah, pengelolaan administrasi pendataan, penilaian dan penetapan pajak daerah, penghitungan pajak daerah terutang, dan administrasi keberatan atau banding pajak daerah selain pajak bumi dan bangunan dan bea perolehan hak atas tanah dan bangunan (PBB dan BPHTB), pelayanan wajib pajak dan pengelolaan data pajak daerah selain pajak bumi dan bangunan dan bea perolehan hak atas tanah dan bangunan (PBB dan BPHTB) serta penagihan dan penerimaan pajak daerah pajak bumi dan bangunan dan bea perolehan hak atas tanah dan bangunan (PBB dan BPHTB).
Fungsi :1). perencanaan perumusan kebijakan bidang pendataan,
penilaian dan penetapan pajak daerah, pengelolaan administrasi pendataan, penilaian dan penetapan pajak daerah, penghitungan pajak daerah terutang, dan
administrasi keberatan atau banding pajak daerah selain pajak bumi dan bangunan dan bea perolehan hak atas tanah dan bangunan (PBB dan BPHTB), pelayanan wajib pajak dan pengelolaan data pajak daerah selain pajak bumi dan bangunan dan bea perolehan hak atas tanah dan bangunan (PBB dan BPHTB) serta penagihan dan penerimaan pajak daerah pajak bumi dan bangunan dan bea perolehan hak atas tanah dan bangunan (PBB dan BPHTB);
2). pengkoordinasian pelaksanaan kebijakan bidang pendataan, penilaian dan penetapan pajak daerah, pengelolaan administrasi pendataan, penilaian dan penetapan pajak daerah, penghitungan pajak daerah terutang, dan administrasi keberatan atau banding pajak daerah selain pajak bumi dan bangunan dan bea perolehan hak atas tanah dan bangunan (PBB dan BPHTB), pelayanan wajib pajak dan pengelolaan data pajak daerah selain pajak bumi dan bangunan dan bea perolehan hak atas tanah dan bangunan (PBB dan BPHTB) serta penagihan dan penerimaan pajak daerah pajak bumi dan bangunan dan bea perolehan hak atas tanah dan bangunan (PBB dan BPHTB);
3). pelaksanaan kebijakan bidang pendataan, penilaian dan penetapan pajak daerah, pengelolaan administrasi pendataan, penilaian dan penetapan pajak daerah, penghitungan pajak daerah terutang, dan administrasi keberatan atau banding pajak daerah selain pajak bumi dan bangunan dan bea perolehan hak atas tanah dan bangunan (PBB dan BPHTB), pelayanan wajib pajak dan pengelolaan data pajak daerah selain pajak bumi dan bangunan dan bea perolehan hak atas tanah dan bangunan (PBB dan BPHTB) serta penagihan dan penerimaan pajak daerah pajak bumi dan bangunan dan bea perolehan hak atas tanah dan bangunan (PBB dan BPHTB);
4). pembinaan dan fasilitasi kebijakan bidang pendataan, penilaian dan penetapan pajak daerah, pengelolaan administrasi pendataan, penilaian dan penetapan pajak daerah, penghitungan pajak daerah terutang, dan administrasi keberatan atau banding pajak daerah selain pajak bumi dan bangunan dan bea perolehan hak atas tanah dan bangunan (PBB dan BPHTB), pelayanan wajib pajak dan pengelolaan data pajak daerah selain pajak bumi dan bangunan dan bea perolehan hak atas tanah dan
bangunan (PBB dan BPHTB) serta penagihan dan penerimaan pajak daerah pajak bumi dan bangunan dan bea perolehan hak atas tanah dan bangunan (PBB dan BPHTB);
5). pemantauan, evaluasi dan pelaporan kebijakan bidang pendataan, penilaian dan penetapan pajak daerah, pengelolaan administrasi pendataan, penilaian dan penetapan pajak daerah, penghitungan pajak daerah terutang, dan administrasi keberatan atau banding pajak daerah selain pajak bumi dan bangunan dan bea perolehan hak atas tanah dan bangunan (PBB dan BPHTB), pelayanan wajib pajak dan pengelolaan data pajak daerah selain pajak bumi dan bangunan dan bea perolehan hak atas tanah dan bangunan (PBB dan BPHTB) serta penagihan dan penerimaan pajak daerah pajak bumi dan bangunan dan bea perolehan hak atas tanah dan bangunan (PBB dan BPHTB); dan
6). pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
8. Bidang Pajak Bumi dan Bangunan dan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan BangunanTugas :
Bidang Pajak Bumi dan Bangunan dan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45 ayat (1) mempunyai tugas melakukan perencanaan perumusan, pengkoordinasian, pelaksanaan, pembinaan dan fasilitasi, pemantauan, evaluasi serta pelaporan kebijakan bidang pendataan, penilaian dan penetapan obyek dan subyek pajak bumi dan bangunan dan bea perolehan hak atas tanah dan bangunan (PBB dan BPHTB), penyajian data dan informasi penerimaan dan mutasi data pajak bumi dan bangunan dan bea perolehan hak atas tanah dan bangunan (PBB dan BPHTB), pemeliharaan, penyempurnaan sistim jaringan, backup data dan sistim pembentukan basis data pendapatan daerah, dan penagihan dan penerimaan serta penentuan obyek pemeriksaan pajak bumi dan bangunan dan bea perolehan hak atas tanah dan bangunan (PBB dan BPHTB).
Fungsi :1). perencanaan perumusan kebijakan bidang pendataan,
penilaian dan penetapan obyek dan subyek pajak bumi dan
bangunan dan bea perolehan hak atas tanah dan bangunan (PBB dan BPHTB), penyajian data dan informasi penerimaan dan mutasi data pajak bumi dan bangunan dan bea perolehan hak atas tanah dan bangunan (PBB dan BPHTB), pemeliharaan, penyempurnaan sistim jaringan, backup data dan sistim pembentukan basis data pendapatan daerah, dan penagihan dan penerimaan serta penentuan obyek pemeriksaan pajak bumi dan bangunan dan bea perolehan hak atas tanah dan bangunan (PBB dan BPHTB);
2). pengkoordinasian pelaksanaan kebijakan bidang pendataan, penilaian dan penetapan obyek dan subyek pajak bumi dan bangunan dan bea perolehan hak atas tanah dan bangunan (PBB dan BPHTB), penyajian data dan informasi penerimaan dan mutasi data pajak bumi dan bangunan dan bea perolehan hak atas tanah dan bangunan (PBB dan BPHTB), pemeliharaan, penyempurnaan sistim jaringan, backup data dan sistim pembentukan basis data pendapatan daerah, dan penagihan dan penerimaan serta penentuan obyek pemeriksaan pajak bumi dan bangunan dan bea perolehan hak atas tanah dan bangunan (PBB dan BPHTB);
3). pelaksanaan kebijakan bidang pendataan, penilaian dan penetapan obyek dan subyek pajak bumi dan bangunan dan bea perolehan hak atas tanah dan bangunan (PBB dan BPHTB), penyajian data dan informasi penerimaan dan mutasi data pajak bumi dan bangunan dan bea perolehan hak atas tanah dan bangunan (PBB dan BPHTB), pemeliharaan, penyempurnaan sistim jaringan, backup data dan sistim pembentukan basis data pendapatan daerah, dan penagihan dan penerimaan serta penentuan obyek pemeriksaan pajak bumi dan bangunan dan bea perolehan hak atas tanah dan bangunan (PBB dan BPHTB);
4). pembinaan dan fasilitasi kebijakan bidang pendataan, penilaian dan penetapan obyek dan subyek pajak bumi dan bangunan dan bea perolehan hak atas tanah dan bangunan (PBB dan BPHTB), penyajian data dan informasi penerimaan dan mutasi data pajak bumi dan bangunan dan bea perolehan hak atas tanah dan bangunan (PBB dan BPHTB), pemeliharaan, penyempurnaan sistim jaringan, backup data dan sistim pembentukan basis data pendapatan daerah, dan penagihan dan penerimaan serta penentuan obyek pemeriksaan pajak bumi dan bangunan dan bea perolehan hak atas tanah dan bangunan (PBB dan BPHTB);
5). pemantauan, evaluasi dan pelaporan kebijakan bidangpendataan, penilaian dan penetapan obyek dan subyek pajak bumi dan bangunan dan bea perolehan hak atas tanah dan bangunan (PBB dan BPHTB), penyajian data dan informasi penerimaan dan mutasi data pajak bumi dan bangunan dan bea perolehan hak atas tanah dan bangunan (PBB dan BPHTB), pemeliharaan, penyempurnaan sistim jaringan, backup data dan sistim pembentukan basis data pendapatan daerah, dan penagihan dan penerimaan serta penentuan obyek pemeriksaan pajak bumi dan bangunan dan bea perolehan hak atas tanah dan bangunan (PBB dan BPHTB); dan
6). pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
9. UPTB1). Untuk melaksanakan tugas teknis operasional dan/atau
tugas teknis penunjang di lingkungan BPPKAD dapat dibentuk UPTB.
2). UPTB sebagaimana dimaksuddipimpin oleh Kepala UPTB yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan.
3). Ketentuan lebih lanjut mengenai pembentukan UPTB diatur dengan Peraturan Bupati tersendiri.
10. Kelompok Jabatan FungsionalKelompok Jabatan Fungsional pada lingkungan BPPKAD
dapat ditetapkan menurut kebutuhan yang mempunyai tugas untuk melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundang-undangan.
2.2 Sumber Daya Perangkat Daerah Sumberdaya yang tersedia di BPPKAD dalam menjalankan
tugas dan fungsinya, mencakup sumber daya manusia, asset/modal, dan unit usaha. Uraian sumberdaya yang dimiliki BPPKAD adalah sebagai berikut :
2.2.1. Sumberdaya Manusia (Pegawai)
Dalam menjalankan tupoksinya BPPKAD Kabupaten Banjarnegara didukung sebanyak 98 SDM yang terdiri dari 66 SDM dengan jenis kelamin laki-laki dan 32 SDM perempuan. Dilihat berdasarkan tingkat pendidikannya, sebagian besar jumlah pegawai berada pada tingkat pendidikan SMA sebanyak 43 orang dan Sarjana sebanyak 43 orang. Ketersediaan sumberdaya aparatur BPPKAD Kabupaten Banjarnegara berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.1
Jumlah Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan
di BPPKAD Kabupaten Banjarnegara Tahun 2017
No Tingkat Pendidikan
PNS Non PNSJumlah
L P L P
1 SD Sederajat 3 0 0 0 3
2 SMP Sederajat 1 0 1 0 2
3 SMA Sederajat 18 5 15 5 43
4 D3 2 0 1 0 3
5 S1 17 18 4 4 43
6 S2 4 0 0 0 4
JUMLAH 45 23 21 9 98
Sementara itu, dilihat berdasarkan golongan kepegawaian, SDM aparatur paling banyak berada pada golongan III yaitu mencapai sebanyak 39 orang. Jumlah SDM yang tersedia berdasarkan kelompok golongan kepegawaian selengkapnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 2.2
Jumlah Pegawai Berdasarkan Golongan
di BPPKAD Kabupaten Banjarnegara Tahun 2017
No Golongan L P Jumlah
1 Golongan I 3 0 3
2 Golongan II 16 3 19
3 Golongan III 21 18 39
4 Golongan IV 5 2 7
2.2.2. Sarana dan Prasarana (Aset)Ketersediaan sarana dan prasarana dilihat berdasarkan
kelompok tanah, peralatan dan mesin serta gedung yang dimiliki oleh BPPKAD. Dari seluruh daftar sarana dan prasarana yang dimiliki oleh BPPKAD Kabupaten Banjarnegara, secara keseluruhan dalam kondisi baik. Selengkapnya kepemilikan sarana dan prasarana penunjang kerja BPPKAD dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2.3
Jumlah Sarana dan Prasarana Berdasarkan Kondisi
di BPPKAD Kabupaten Banjarnegara Tahun 2017
No Jenis Sarana dan Prasarana
Kondisi
Jumlah
Kondisi yang diharapkan
diakhir Renstra
Baik Rusak
A Tanah - - - -
B Peralatan dan mesin
1) Mobil 11 - 11
2) Motor 42 - 50
3) Meja dan kursi eselon II
1 - 1
4) Meja dan kursi eselon III
7 - 7
No Jenis Sarana dan Prasarana
KondisiJumlah
Kondisi yang diharapkan
diakhir Renstra
Baik Rusak
5) Meja dan kursi eselon IV
21 - 21
6) Meja kursi staf 69 - 69
7) Meja kursi rapat 300 - 300
8) Meja kursi tamu 8 - 8
9) Brankas 5 - 5
10) Almari kayu 42 - 42
11) Lap top 52 - 52
12) Filling cabinet 42 - 42
13) Komputer + printer
28 - 28
14) Meja rapat 32 - 32
15) Kursi tunggu pelayanan
8 - 8
16) Telfon/faxs 1 - 1
17) Intercom 5 - 5
C Gedung 3 - 3
2.3 Kinerja Pelayanan Perangkat Daerah Kinerja DPPKAD Kabupaten Banjarnegara berdasarkan
indikator capaian lima tahun lalu (2012-2017), terdapat enam indikator yang menjadi ukuran kinerja keuangan di Kabupaten Banjarnegara. Secara umum, target indikator kinerja pada fungsi lain penunjang keuangan Kabupaten Banjarnegara sudah tercapai.
Pendapatan asli daerah Kabupaten Banjarnegara menunjukkan tren meningkat dari tahun 2012-2016, tercatat pada tahun 2012 sebesar 71,107 milyar, meningkat menjadi sebesar 184,906 milyar. Terjadi peningkatan sebesar 113,799 milyar. Jika dibandingkan dengan target kinerja yang ditetapkan pada Tahun 2016 sebesar 88,418 milyar, maka tingkat ketercapaiannya tinggi jauh melebihi target yang ditetapkan. Dari sisi prinsip pengelolaan keuangan, Tahun 2016 Kabupaten Banjarnegara memiliki status pencapaian WTP, mengalami perbaikan dibandingkan dengan
kondisi Tahun 2012 dengan status WDP. Target capaian melebihi ekspektasi karena direncana awal Tahun 2011-2014 targetnya yaitu WDP. Kinerja yang masih memerlukan perhatian serius adalah pada capaian penataan, penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan, Tahun 2015 baru tercapai sebesar 71,8% dengan target pada Tahun akhir RPJMD sebesar 100%. Kemungkinan indikator tersebut tidak akan tercapai pada akhir periode RPJMD.
Indikator lainnya yang menunjukkan belum tercapai yaitu pemenuhan fasilitas penunjang pelayanan pada kantor BPPKAD. Pemenuhan sarana dan prasarana pelayanan ditargetkan sampai dengan Tahun 2016 adalah 100%, namun tercapai sebesar 98,67%, ada penurunan kondisi dibandingkan dengan kinerja Tahun 2014 yang sudah melebihi target. Indikator yang memerlukan perhatian penting adalah pada kinerja persentase peningkatan PAD terhadap APBD. Dari sisi target dan realisasi, prosentase PAD terhadap APBD tercapai sesuai target, namun dilihat dari sisi kinerja, menurun dari kondisi Tahun 2014 sebesar 11,98% menjadi 10,96%. Untuk lebih jelasnya, indikator kinerja BPPKAD Kabupaten
Banjarnegara adalah sebagai berikut.
Tabel 2.4Pencapaian Kinerja BPPKAD Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012-2017
No Indikator Kinerja Satuan
Target Kinerja Tahun Pencapaian Kinerja Tahun
2012 2013 2014 2015 2016 2012 2013 2014 2015 2016
1 Penataan penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan
% 72,93 79,51 86,09 92,67 100 58,08 70,11 71,24 71,8
2 Tersedianya laporan asset yg mendukung laporan Neraca
Ada ada Ada ada ada ada ada ada ada ada ada
3 Meningkatnya jumlah PAD Rp Milyar
63,548 65,985
81,747
85,017
88,418
94,271 98,975
161,653
180,561
221,048
4 Rasio PAD terhadap pendapatan daerah
% 5,68 5,68 6,78 6,77 6,76 7,73 11,52 10,66 10,30 12,04
5 Tersusunnya pengelolaan keuangan daerah yang tepat waktu
Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya
6 Opini Laporan Keuangan Opini WDP WDP WDP WTP WTP WDP WTP WTP WTP WTP
7 Jumlah penambahan fasilitas kantor
% 100 100 100 125,02
196,26 99,60 98,67
8 Prosentase tercapainya PAD dari target yang ditetapkan
% 100 100 121,27 149,99
197,75 126,43 250,00
9 Meningkatnya penerimaan PAD Milyar 60,64 67,38 38,825 40,16 63,862 66,715 68,146
No Indikator Kinerja Satuan
Target Kinerja Tahun Pencapaian Kinerja Tahun
2012 2013 2014 2015 2016 2012 2013 2014 2015 2016
dari Pajak & retribusi 7 4 4
10 Meningkatnya jumlah PAD ( Rp milyar)
Milyar 142,628
88,418
94,247 98,975
161,653
180,321
221,048
11 Jumlah dan macam pajak dan retribusi daerah
Jenis 30 30 30 30 30 30 30
12 Meningkatnya prosentase PAD thd APBD
% 12,32 8,82 8,48 7,04 11,98 11,18 10,96
13 Jumlah data laporan realisasi anggaran
Dok 5 6 2 4 4 6 6
14 Ketepatan waktu penetapan APBD
Dok 6 6 6 6 6 6 6
15 Ketepatan waktu penetapan Perubahan APBD
Dok 6 6 6 6 6 6 6
16 Ketepatan waktu laporan Keuangan daerah
Dok 6 6 6 6 6 7 7
17 Tersedianya laporan asset yang mendukung laporan neraca
Dok 1 1 1 1 1 1 1
No Indikator Kinerja Satuan
Target Kinerja Tahun Pencapaian Kinerja Tahun
2012 2013 2014 2015 2016 2012 2013 2014 2015 2016
18 Persentase hak kepemilikan tanah pemda
% 92,67 100 58,08 70,11 71,24 71,80 73,50
19 Jumlah SDM yang mengikuti pelatihan
% 80 100 0 0 0 75 100
Sumber : BPPKAD Banjarnegra, 2017
Sementara itu, kodisi pengelolaan keuangan daerah Kabupaten Banjarnegara dapat dilihat dari sisi pengelolaan APBD yang meliputi pendapatan daerah, belanja daerah, dan pembiayaan daerah.
1. PendapatanMenurut Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah, pendapatan daerah adalah hak pemerintah daerah yang diakui sebagai penambahan nilai kekayaan bersih. Pendapatan Daerah terdiri dari: (1) Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang meliputi Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan dan Lain – lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah; (2) Dana Perimbangan yang meliputi Dana Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak, Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus; serta 3) Lain – lain pendapatan yang sah yang meliputi Hibah, Dana Bagi Hasil Pajak Dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya, Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus, dan Bantuan Keuangan Dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya.
Pendapatan daerah menjadi sumber pendanaan utama dalam pelaksanaan pembangunan, sehingga upaya peningkatan pendapatan khususnya pendapatan asli daerah menjadi prioritas dalam rangka peningkatan kapasitas fiskal yang akan berbanding lurus dengan keleluasaan ruang dalam pencapaian visi kepala daerah. Dalam Tahun 2012-2016 kebijakan pendapatan meliputi :
a. Meningkatkan penerimaan Pendapatan Asli Daerah melalui optimalisasi sektor pajak daerah, retribusi daerah, pendayagunaan aset daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan.
b. Melakukan upaya peningkatan dana perimbangan dari Dana Alokasi Umum dan bagi hasil pajak, serta bukan pajak.
c. Mengoptimalkan pemanfaatan sarana dan prasarana serta sumberdaya manusia yang ada guna meningkatkan Pendapatan Asli Daerah.
d. Mengembangankan sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah dengan memanfaatkan potensi daerah.
e. Meningkatkan kerjasama Pemerintah dan Swasta.Realisasi pendapatan daerah Kabupaten Banjarnegara dari
tahun 2012-2016 mengalami peningkatan dari sebesar 1.193 milyar rupiah menjadi sebesar 1.836 milyar rupiah. Perkembangan pendapatan daerah selama tahun 2012-2016 dapat dilihat pada Gambar berikut.
2012; Penda-patan; 1,193
2013; Penda-patan; 1,278
2014; Penda-patan; 1,403
2015; Penda-patan; 1,694
2016; Penda-patan; 1,836
MILYAR
Sumber : LKD Kabupaten Banjarnegara
Gambar 2.2 Besarnya Pendapatan Daerah Tahun 2012-2016
Dilihat dari masing-masing unsur pendapatan dalam APBD, sejak tahun 2012 sampai dengan tahun 2016 seluruh unsur pendapatan daerah menunjukkan peningkatan. PAD meningkat dari sebesar 94 milyar menjadi 221 milyar; Dana Perimbangan meningkat dari sebesar 795 milyar menjadi 1.264 milyar; Lain-lain pendapatan yang sah meningkat dari sebesar 304 milyar menjadi 351 milyar. Peningkatan PAD menunjukkan bahwa di Kabupaten Banjarnegara ada upaya untuk meningkatkan pendapatan yang berasal dari potensi daerah. Tidak tertutup kemungkinan bahwa potensi tersebut masih bisa ditingkatkan lagi di masa yang akan datang. Secara rinci perkembangan besarnya masing-masing unsur pendapatan daerah dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
2012; PENDA-PATAN ASLI
DAERAH; 94
2013; PENDA-PATAN ASLI
DAERAH; 97
2014; PENDA-PATAN ASLI
DAERAH; 162
2015; PENDA-PATAN ASLI
DAERAH; 181
2016; PENDA-PATAN ASLI
DAERAH; 221
2012; DANA PER-IMBANGAN; 795
2013; DANA PER-IMBANGAN; 880
2014; DANA PER-IMBANGAN; 916
2015; DANA PER-IMBANGAN;
1,024
2016; DANA PER-IMBANGAN;
1,264
2012; LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG
SAH; 304
2013; LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG
SAH; 301
2014; LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG
SAH; 326
2015; LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG
SAH; 489 2016; LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG
SAH; 351 PENDAPATAN ASLI DAERAHDANA PERIMBANGANLAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH
MILYAR
Sumber : LKD Kabupaten Banjarnegara
Gambar 2.3 Besarnya Masing-Masing Unsur Pendapatan Tahun
2012-2016
Secara rinci perkembangan realisasi pendapatan daerah Kabupaten Banjarnegara tahun 2012-2016 disajikan pada Tabel berikut ini.
Tabel 3.1. Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012-2016No URAIAN 2012 2013 2014 2015 2016
I PENDAPATAN 1.193.098.804.187 1.278.214.546.549 1.403.398.262.639 1.693.503.657.927 1.836.015.079.137
1 PENDAPATAN ASLI DAERAH 94.271.467.989 97.487.398.933 161.652.537.773 180.561.068.549 221.048.387.512
A Pendapatan Pajak Daerah 13.613.379.687 14.130.087.658 33.766.018.838 38.507.263.101 41.588.878.900
Pajak Hotel 130.304.850 147.491.575 161.682.400 218.357.250 575.617.116
Pajak Restoran 910.388.039 1.125.044.588 1.259.461.560 1.834.508.771 2.677.577.519
Pajak Hiburan 31.015.536 83.788.300 164.398.000 235.204.800 316.196.240
Pajak Reklame 225.253.590 292.776.093 413.352.327 494.192.112 577.846.176
Pajak Penerangan Jalan 8.897.815.618 10.090.011.936 12.243.379.541 13.895.464.409 14.657.097.038
Pajak Parkir 14.359.700 34.471.600 54.129.800 100.691.000 125.962.700
Pajak Air Tanah 102.339.811 100.477.439 110.206.341 186.768.495 182.836.922
Pajak Sarang Burung Walet 9.050.000 3.454.000 2.300.000 2.550.000 3.450.000
Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan
1.095.495.626 807.459.752 984.572.673 1.321.710.849 1.786.432.689
Pajak Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB)
2.197.356.917 1.445.112.375 1.866.055.554 2.217.831.398 2.411.709.349
Pajak Bumi dan Bangunan - - 16.506.480.642 17.999.984.017 18.274.153.151
B Hasil Retribusi Daerah 25.209.609.960 25.949.993.258 30.095.952.132 25.221.990.217 26.557.123.984
Retribusi Jasa Umum 18.422.497.812 19.145.024.084 22.070.733.160 16.091.674.764 16.272.283.386
No URAIAN 2012 2013 2014 2015 2016
Retribusi Jasa Usaha 6.182.055.612 5.947.099.666 7.252.611.106 7.919.832.585 9.223.758.308
Retribusi Perizinan Tertentu 605.056.536 857.869.508 772.607.866 1.210.482.868 1.061.082.290
C Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan
8.611.972.016 4.839.654.543 8.273.386.823 8.784.507.069 27.392.347.558
Bagian Laba Atas Penyertaan Modal Pada Perusahaan Milik Daerah/BUMD
8.611.972.016 4.839.654.543 8.273.386.823 8.784.507.069 27.392.347.558
D Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah
46.836.506.326 52.567.663.474 89.517.179.980 108.047.308.162 125.510.037.070
Hasil Penjualan Aset Daerah yang Tidak Dipisahkan
755.910.000 150.285.000 477.393.000 953.599.665 2.255.233.100
Penerimaan Jasa Giro 8.008.420.948 9.050.487.838 11.752.257.291 8.867.195.830 8.201.730.715
Penerimaan Bunga Deposito 5.538.630.112 7.832.328.731 11.770.958.865 23.637.671.163 20.922.328.716
Tuntutan Ganti Kerugian Daerah (TGR)
19.300.000 - 8.000.000 45.037.500 27.587.500
Pendapatan Denda Keterlambatan Pelaksanaan Pekerjaan
817.224.074 154.625.593 863.155.119 1.175.528.015 1.203.627.976
Pendapatan Denda Pajak - - 92.958.340 201.710.952 170.239.673
Pendapatan Denda Retribusi 229.255.400 893.970.500 610.582.000 419.540.770 73.040.224
Pendapatan Hasil Eksekusi Atas Jaminan
- - 537.541.650 1.731.315.000 217.943.500
No URAIAN 2012 2013 2014 2015 2016
Pendapatan Dari Pengembalian 2.645.214.114 1.519.094.174 1.235.286.518 1.779.778.004 718.683.814
Fasilitas Sosial dan Fasilitas Umum
84.765.000 88.408.500 83.884.000 80.888.226 88.080.591
Hasil Pengelolaan Dana Bergulir 19.592.500 291.114.819 383.740.566 250.190.557 70.972.898
Likuidasi BUMD 38.625.000 370.745 19.361.783 - -
Penerimaan kelompok masarakat/perorangan
11.392.138 - - - -
Hasil Dari Pemanfaatan Kekayaan Daerah
- - - - 866.423.807
Pendapatan Denda Atas Pelanggaran PERDA
- - - 1.000.000 2.750.000
Pendapatan dari pihak ketiga - PLTMH
9.765.400 398.731.440 350.974.375 807.626.561 126.343.013
Pendapatan Dana Kapitasi JKN Pada FKTP
- - 15.657.777.000 25.375.507.500 28.576.109.500
Penerimaan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD)
28.658.411.640 32.188.246.134 45.673.309.473 42.720.718.419 61.988.942.043
2 DANA PERIMBANGAN 794.742.431.657 879.697.277.639 915.782.706.561 1.023.677.501.207 1.264.069.069.612
A Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak
45.615.657.657 46.788.081.639 28.672.247.561 27.425.449.207 35.379.420.897
Bagi Hasil Pajak 44.575.702.509 45.892.139.410 27.283.335.635 26.423.084.859 34.067.401.242
No URAIAN 2012 2013 2014 2015 2016
Bagi Hasil Bukan Pajak/Sumber Daya Alam
1.039.955.148 895.942.229 1.388.911.926 1.002.364.348 1.312.019.655
B Dana Alokasi Umum 681.395.924.000 763.426.566.000 826.044.419.000 862.810.552.000 976.642.965.000
Dana Alokasi Umum 681.395.924.000 763.426.566.000 826.044.419.000 862.810.552.000 976.642.965.000
C Dana Alokasi Khusus 67.730.850.000 69.482.630.000 61.066.040.000 133.441.500.000 252.046.683.715
Dana Alokasi Khusus 67.730.850.000 69.482.630.000 61.066.040.000 133.441.500.000 252.046.683.715
3 LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH
304.084.904.541 301.029.869.977 325.963.018.305 489.265.088.171 350.897.622.013
A Pendapatan Hibah - - - 494.950.000 1.584.596.500
Pendapatan Hibah Dari Pemerintah
- - - 404.000.000 1.584.596.500
Pendapatan Hibah Dari Badan/Lembaga/Organisasi Swasta Dalam Negeri
- - - 90.950.000 -
B Dana Bagi Hasil Pajak Dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya
41.348.952.791 45.919.891.242 62.150.613.000 90.807.648.727 87.805.222.513
Dana Bagi Hasil Pajak Dari Provinsi
41.348.952.791 45.919.891.242 62.150.613.000 90.807.648.727 87.805.222.513
C Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus
168.674.789.000 187.940.193.360 209.121.660.000 249.252.174.000 5.000.000.000
Dana Penyesuaian 168.674.789.000 187.940.193.360 209.121.660.000 249.252.174.000 5.000.000.000
No URAIAN 2012 2013 2014 2015 2016
D Bantuan Keuangan Dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya
92.809.990.000 67.169.785.375 54.690.745.305 73.900.261.444 88.623.500.000
Bantuan Keuangan Dari Provinsi 92.809.990.000 67.169.785.375 54.690.745.305 73.900.261.444 88.623.500.000
E BEC-TF 1.251.172.750 - - - -
Basic Education Capacity -Trust Fund
1.251.172.750 - - - -
F Dana Desa - - - 74.810.054.000 167.884.303.000
Dana Desa - - - 74.810.054.000 167.884.303.000
Sumber : LKD Kabupaten Banjarnegara
Proporsi Pendapatan asli daerah (PAD) terhadap total pendapatan di Kabupaten Banjarnegara cenderung meningkat dari sebesar 7,90% pada tahun 2012 menjadi 12,04% pada tahun 2016. Untuk lain-lain pendapatan yang sah trennya cenderung fluktuatif, pada tahun 2012 proporsinya terhadap total pendapatan sebesar 25,49%, angka tersebut sempat turun pada angka sekitar 23% selama tahun 2013 dan 2014. Namun pada tahun 2015 meningkat kembali ke angka 28,89%. Tahun selanjutnya proporsi tersebut turun ke angka 19,11%, sejalan dengan dipindahnya dana sertifikasi guru ke pos Dana Alokasi Khusus Non Fisik. Hal ini berpengaruh pada proporsi Dana Perimbangan terhadap total pendapatan di tahun 2016 yang menjadi sebesar 68,85%, padahal proporsi tersebut selama tahun 2012-2015 menunjukkan kecenderungan penurunan proporsi dari sebesar 66,61% menjadi 60,45%. Secara rinci perkembangan proporsi masing-masing unsur pendapatan selama tahun 2012-2016 dapat dilihat pada Gambar di bawah ini.
7,90 7,6311,52 10,66 12,04
66,61 68,8265,25
60,45
68,85
25,49 23,55 23,2328,89
19,11
PENDAPATAN ASLI DAERAHDANA PERIMBANGANLAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH
Sumber : LKD Kabupaten BanjarnegaraGambar 2.4 Proporsi Masing-Masing Unsur Pendapatan Terhadap
Total Pendapatan Daerah Tahun 2012-2016
Pertumbuhan masing-masing unsur pendapatan di Kabupaten Banjarnegara selama tahun 2012 hingga tahun 2016 menunjukkan kondisi yang fluktuatif. Laju pertumbuhan tahunan menggunakan metode penghitungan Compound Annual Growth Rate (CAGR) untuk PAD di Kabupaten Banjarnegara sebesar 23,74%, sedangkan untuk dana perimbangan sebesar 12,30%, dan untuk lain-lain pendapatan yang sah sebesar 3,64%.
3,41
65,82
11,7022,4210,69
4,10
11,7823,48
-1,00
8,28
50,10
-28,28
PENDAPATAN ASLI DAERAHDANA PERIMBANGANLAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH
Sumber : LKD Kabupaten BanjarnegaraGambar 2.5 Pertumbuhan Masing-Masing Unsur Pendapatan
Tahun 2012-2016
Komponen Pendapatan Asli Daerah terdiri dari: (1) Pendapatan Pajak Daerah, (2) Pendapatan Retribusi Daerah, (3) Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan, dan (4) Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah. Hingga saat ini PAD Kabupaten Banjarnegara sangat dipengaruhi oleh komponen Lain-lain PAD yang sah. Proporsi Lain-lain PAD yang sah meningkat dari sebesar 49,68% pada tahun 2012 menjadi sebesar 56,78% dari PAD pada tahun 2016. Hal ini dipengaruhi oleh perubahan status RSUD menjadi BLUD, sehingga pendapatan yang awalnya masuk retribusi daerah berubah menjadi lain-lain PAD yang sah. Selain itu, mulai tahun 2014 terdapat ada penambahan Pendapatan Dana Kapitasi JKN Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP). Sejak masuknya Pajak Bumi dan Bangunan sebagai komponen Pendapatan Kabupaten Banjarnegara pada tahun 2014, pos Pendapatan Pajak Daerah menjadi terbesar kedua setelah Lain-Lain PAD yang Sah dalam menyumbangkan kontribusinya terhadap PAD.
Secara rinci proporsi masing-masing unsur PAD dapat dilihat pada Gambar berikut ini.
14 14 21 21 19
27 27
1914 12
9 5 5 5 12
5054 55
6057
Pendapatan Pajak DaerahHasil Retribusi DaerahHasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang DipisahkanLain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah
Sumber : LKD Kabupaten Banjarnegara
Gambar 2.6 Proporsi Masing-Masing Unsur PAD Tahun 2012-2016
2. Belanja DaerahMenurut Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah, belanja daerah adalah kewajiban pemerintah daerah yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih. Belanja daerah meliputi semua pengeluaran dari rekening kas umum daerah yang mengurangi ekuitas dana, merupakan kewajiban daerah dalam satu tahun anggaran dan tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh daerah. Belanja daerah dipergunakan untuk mendanai pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan kabupaten/kota yang penanganannya dalam bagian atau bidang tertentu yang dapat dilaksanakan bersama antara pemerintah dan pemerintah daerah atau antar pemerintah daerah yang ditetapkan dengan ketentuan perundang-undangan. Belanja Daerah akan mempunyai peran riil dalam peningkatan kualitas layanan publik dan sekaligus menjadi stimulus bagi perekonomian daerah.
Kebijakan belanja daerah diupayakan dengan pengaturan pola pembelanjaan yang proporsional, efisien dan efektif. Belanja daerah mengedepankan efisiensi anggaran, serta pemenuhan terhadap hak-hak dasar masyarakat. Belanja daerah digunakan untuk mewujudkan rencana program dan kegiatan prioritas pembangunan daerah dengan pendekatan anggaran berbasis kinerja secara selektif, akuntabel, transparan dan berkeadilan.
Dalam kurun waktu tahun 2012-2016 kebijakan belanja daerah di Kabupaten Banjarnegara meliputi :
1. Peningkatan proporsi belanja untuk penanganan isu strategis dan komitmen nasional.
2. Peningkatan proporsi belanja langsung sebagai implementasi kebijakan yang berdampak langsung pada masyarakat.
3. Belanja Langsung digunakan untuk membiayai program kegiatan dalam urusan wajib dan pilihan.
4. Penguatan penyusunan anggaran dengan berbasis kinerja.
Besarnya belanja daerah di Kabupaten Banjarnegara lima tahun terakhir mengalami peningkatan seiring dengan peningkatan pendapatan daerah. Pada tahun 2012 besarnya belanja daerah sebesar 928,71 milyar, pada tahun 2016 menjadi sebesar 2.017,38 milyar rupiah. Perkembangan belanja daerah dapat dilihat pada Gambar berikut.
2012; Belanja; 1,111
2013; Belanja; 1,175
2014; Belanja; 1,350
2015; Belanja; 1,612
2016; Belanja; 2,017
MILYAR
Sumber : LKD Kabupaten Banjarnegara
Gambar 2.7 Besarnya Belanja Daerah Tahun 2012-2016
Secara rinci perkembangan belanja daerah Kabupaten Banjarnegara tahun 2012-2016 dapat dilihat pada Tabel di bawah ini.
Tabel 3.2.Realisasi Belanja Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012-2016
No URAIAN 2012 2013 2014 2015 2016
B BELANJA 1.111.145.362.420 1.175.474.028.855 1.349.769.030.982 1.612.219.383.363 2.017.382.964.152
1 BELANJA TIDAK LANGSUNG
737.973.515.382 781.887.100.388 854.474.012.682 1.006.718.186.686 1.197.162.112.203
a Belanja Pegawai 659.051.815.412 691.175.989.654 760.812.434.745 821.320.137.328 856.172.010.242
b Belanja Bunga - - - - -
c Belanja Subsidi - - - - -
d Belanja Hibah 33.276.897.258 42.984.831.000 43.668.654.501 6.983.336.930 47.938.730.295
e Belanja Bantuan Sosial 10.192.900.000 10.301.440.000 11.610.224.000 7.732.320.000 16.154.575.000
f Belanja Bagi Hasil 490.443.212 1.415.716.234 1.530.927.373 3.865.528.375 4.958.044.000
g Belanja Bantuan Keuangan
34.851.834.500 35.972.074.200 36.681.772.063 166.490.637.613 270.943.647.240
h Belanja Tidak Terduga 109.625.000 37.049.300 170.000.000 326.226.440 995.105.426
2 BELANJA LANGSUNG 373.171.847.038 393.586.928.467 495.295.018.300 605.501.196.677 820.220.851.949
a Belanja Pegawai 24.364.186.390 34.568.503.875 38.228.244.837 36.807.538.322 42.780.678.214
No URAIAN 2012 2013 2014 2015 2016
b Belanja Barang dan Jasa 190.506.821.530 183.100.414.305 250.571.611.837 238.882.183.435 289.904.543.606
c Belanja Modal 158.300.839.118 175.918.010.287 206.495.161.626 329.811.474.920 487.535.630.129
SURPLUS / DEFISIT 81.953.441.767 102.740.517.694 53.629.231.657 81.284.274.564 -181.367.885.015
Sumber : LKD Kabupaten Banjarnegara
Selama tahun 2012-2016, besarnya belanja tidak langsung dan belanja langsung selalu mengalami peningkatan. Apabila dilihat dari besarnya belanja, belanja tidak langsung lebih besar dibandingkan belanja langsung. Belanja tidak langsung meningkat dari 738 milyar pada tahun 2012 menjadi 1.197 milyar pada tahun 2016, sedangkan belanja langsung meningkat dari 373 milyar menjadi 820 milyar, seperti terlihat pada Gambar 3.7.
2012; Belanja Tidak Langsung;
738
2013; Belanja Tidak Langsung;
782
2014; Belanja Tidak Langsung;
854
2015; Belanja Tidak Langsung;
1,007
2016; Belanja Tidak Langsung;
1,197
2012; Belanja Langsung; 373
2013; Belanja Langsung; 394
2014; Belanja Langsung; 495
2015; Belanja Langsung; 606
2016; Belanja Langsung; 820
Belanja Tidak Langsung Belanja Langsung
MILYAR
Sumber : LKD Kabupaten Banjarnegara
Gambar 2.8 Besarnya Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung Tahun 2012-2016
Dilihat dari proporsinya, selama kurun waktu tahun 2012-2016 terjadi fluktuasi proporsi masing-masing unsur belanja terhadap total belaja daerah, dengan kecenderungan proporsi belanja langsung meningkat, sedangkan proporsi belanja tidak langsung semakin menurun. Proporsi belanja langsung terhadap total belanja daerah meningkat dari sebesar 33,58% menjadi sebesar 40,66%. Sebaliknya, proporsi belanja tidak langsung menurun dari sebesar 66,42% menjadi 59,34%. Kecenderungan peningkatan proporsi belanja langsung menunjukkan adanya komitmen pemerintah Kabupaten Banjarnegara untuk meningkatkan pembangunan daerah.
Secara rinci proporsi masing-masing unsur belanja daerah terhadap total pendapatan daerah dapat dilihat pada Gambar berikut.
2012; Belanja Tidak Lang-sung; 66.42
2013; Belanja Tidak Lang-sung; 66.52
2014; Belanja Tidak Lang-sung; 63.31
2015; Belanja Tidak Lang-sung; 62.44
2016; Belanja Tidak Lang-sung; 59.34
2012; Belanja Langsung;
33.58
2013; Belanja Langsung;
33.48 2014; Belanja
Langsung; 36.69
2015; Belanja Langsung;
37.56 2016; Belanja
Langsung; 40.66
Belanja Tidak Langsung Belanja Langsung
Sumber : LKD Kabupaten Banjarnegara
Gambar 2.9 Proporsi Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung terhadap Total Belanja Daerah Tahun 2012-2016
Rasio belanja pegawai terhadap belanja daerah memberikan gambaran mengenai beban belanja yang harus dikeluarkan untuk gaji dan tunjangan pegawai. Semakin tinggi angka rasionya maka semakin besar proporsi APBD yang dialokasikan untuk belanja pegawai. Semakin menurunnya porsi belanja pegawai tidak langsung dalam APBD menunjukkan bahwa semakin sedikit porsi APBD yang dialokasikan untuk belanja aparatur, sehingga APBD bisa lebih terkonsentrasi pada belanja yang langsung terkait dengan pelayanan publik. Asumsinya belanja ini semakin berkurang maka akan direalokasikan ke belanja modal dan belanja barang dan jasa yang lebih efektif dalam mendorong roda perekonomian daerah.
Kondisi yang terjadi di Kabupaten Banjarnegara menunjukkan bahwa selama lima tahun terakhir Rasio belanja pegawai pada belanja tidak langsung terhadap belanja daerah cenderung menurun dari sebesar 59,31% pada tahun 2012 menjadi 42,44% pada tahun 2016. Angka pada tahun 2012 sampai dengan 2015 menunjukkan proporsi yang tinggi (berada di atas 50%) hal ini mengakibatkan ruang fiskal yang terbatas untuk membiayai pembangunan daerah. Seiring dengan berkurangnya jumlah pegawai, tahun 2016 angka proporsi ini turun ke angka 42,44%. Hal ini tentunya mengakibatkan pembiayaan pembangunan dapat lebih leluasa. Perkembangan rasio belanja pegawai pada belanja tidak langsung terhadap belanja daerah dapat dilihat pada Gambar berikut.
2012; Series1; 59.31
2013; Series1; 58.80 2014; Series1;
56.37 2015; Series1; 50.94
2016; Series1; 42.44
Chart Title
Sumber : LKD Kabupaten Banjarnegara
Gambar 2.10 Rasio Belanja Pegawai pada Belanja Tidak Langsung Terhadap Belanja Daerah Tahun 2012-2016
Salah satu ukuran kualitas belanja yang baik adalah semakin besarnya porsi belanja modal terhadap belanja daerah. Belanja Modal memiliki pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi suatu daerah selain dari sektor swasta, rumah tangga, dan luar negeri. Belanja modal yang besar akan memberikan dampak yang positif bagi pertumbuhan ekonomi di daerah. Selama tahun 2012-2016 proporsi Belanja Modal terhadap Total belanja menunjukkan peningkatan namun relatif kecil, berkisar antara 14,25% hingga 24,17%. Proporsi belanja modal terhadap belanja langsung juga cenderung meningkat dari 42,42% menjadi 59,44%. Peningkatan Belanja Modal ini sejalan dengan kebijakan pemerintah pusat agar daerah bisa mengalokasikan belanja modal yang lebih besar sehingga mampu mendorong peningkatan perekonomian daerah.
Perkembangan proporsi belanja modal terhadap belanja daerah dan terhadap belanja langsung dapat dilihat pada Gambar berikut.
2012; Belanja Modal ter-
hadap Total Belanja; 14.25
2013; Belanja Modal ter-
hadap Total Belanja; 14.97
2014; Belanja Modal ter-
hadap Total Belanja; 15.30
2015; Belanja Modal ter-
hadap Total Belanja; 20.46
2016; Belanja Modal ter-
hadap Total Belanja; 24.17
2012; Belanja Modal ter-
hadap Belanja Langsung;
42.42
2013; Belanja Modal ter-
hadap Belanja Langsung;
44.70
2014; Belanja Modal ter-
hadap Belanja Langsung;
41.69
2015; Belanja Modal ter-
hadap Belanja Langsung;
54.47
2016; Belanja Modal ter-
hadap Belanja Langsung;
59.44
Belanja Modal terhadap Total BelanjaBelanja Modal terhadap Belanja Langsung
Sumber : LKD Kabupaten Banjarnegara
Gambar 2.11 Rasio Belanja Modal Terhadap Belanja Daerah dan Terhadap Belanja Langsung Tahun 2012-2016
3. Pembiayaan DaerahPembiayaan daerah adalah seluruh transaksi keuangan
pemerintah daerah, baik penerimaan maupun pengeluaran, yang perlu dibayar atau akan diterima kembali. Pembiayaan daerah meliputi semua transaksi keuangan untuk menutup defisit atau untuk memanfaatkan surplus. Penerimaan pembiayaan dapat berasal dari pinjaman daerah, penerimaan piutang daerah, penerimaan kembali pemberian pinjaman, atau pencairan dana cadangan. Sementara itu pengeluaran pembiayaan digunakan untuk pembentukan dana cadangan, penyertaan modal (investasi) pemerintah daerah, pembayaran pokok utang, atau pemberian pinjaman daerah. Arah kebijakan pembiayaan daerah untuk tahun 2012-2016 adalah:
1) Memperkuat penyertaan modal daerah dalam BUMD.2) Meningkatkan besaran SILPA dari sisi pelampauan pendapatan.3) Menurunkan besaran SILPA dari sisi belanja.
Dalam kurun waktu tahun 2012-2015 penerimaan pembiayaan daerah menunjukkan angka yang fluktuatif dengan kencenderungan meningkat dari sebesar 98,12 milyar pada tahun 2012 menjadi 400,47 milyar pada tahun 2016. Perkembangan pengeluaran pembiayaan juga fluktuatif dengan kecenderungan meningkat dari sebesar 7,10 milyar pada tahun 2012 menjadi sebesar 23,61 milyar pada tahun 2016. Peningkatan SiLPA terutama disebabkan oleh Sisa Lebih Perhitungan (SiLPA) tahun sebelumnya. seperti terlihat pada Gambar berikut.
2012; Pener-imaan Pem-
biayaan; 98.12
2013; Pener-imaan Pem-
biayaan; 173.83
2014; Pener-imaan Pem-
biayaan; 270.35
2015; Pener-imaan Pem-
biayaan; 319.24
2016; Pener-imaan Pem-
biayaan; 400.47
2012; Pen-geluaran
Pembiayaan; 7.10
2013; Pen-geluaran
Pembiayaan; 8.15
2014; Pen-geluaran
Pembiayaan; 5.46
2015; Pen-geluaran
Pembiayaan; 6.20
2016; Pen-geluaran
Pembiayaan; 23.61
Penerimaan Pembiayaan Pengeluaran Pembiayaan
MILYAR
Sumber : LKD Kabupaten Banjarnegara
4) Penerimaan dan Pengeluaran Pembiayaan Daerah Tahun 2012-2016
Secara rinci perkembangan realisasi pembiayaan daerah Kabupaten Banjarnegara tahun 2012-2016 dapat dilihat pada Tabel berikut.
Tabel 3.3.Realisasi Pembiayaan Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012-2016
No URAIAN 2012 2013 2014 2015 2016
C PENERIMAAN PEMBIAYAAN DAERAH
98.119.742.986
173.834.364.426
270.346.074.653
319.243.575.054
400.471.589.332
1 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya
96.361.022.986 172.977.104.753 269.915.801.537 318.518.806.310 394.324.349.618
2 Pencairan Dana Cadangan - - - - -
3 Penerimaan Pinjaman Daerah
- - - - -
4 Penerimaan Kembali Pinjaman dana bergulir
2.720.000 840.259.673 430.273.116 724.768.744 -
5 Penerimaan Kembali Dana investasi Daerah
1.756.000.000 17.000.000 - - 6.147.239.714
6 Penerimaan Piutang Daerah - - - - -
D PENGELUARAN PEMBIAYAAN DAERAH
7.096.080.000 8.147.000.000 5.456.500.000 6.203.500.000 23.612.500.000
1 Pembentukan Dana Cadangan
- - - - -
2 Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah
6.986.000.000 8.147.000.000 5.456.500.000 6.203.500.000 23.612.500.000
3 Pembayaran Pokok Utang 110.080.000 - - - -
4 Pemberian Pinjaman Daerah - - - - -
PEMBIAYAAN NETTO 91.023.662.986
165.687.364.426
264.889.574.653
313.040.075.054
376.859.089.332
SILPA 172.977.104.753
268.427.882.120 318.518.806.310 394.324.349.618 195.491.204.317
Sumber : LKD Kabupaten Banjarnegara
Dalam rangka menunjang tugas pokok dan fungsi pelayanan BPPKAD Kabupaten Banjarnegara, perlu dukungan anggaran untuk melaksanakan tugas dan fungsi melalui berbagai program dan kegiatan. Dilihat berdasarkan rata-rata pertumbuhannya, program peningkatan penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah memiliki rata-rata pertumbuhan anggaran tertinggi selama lima tahun terakhir yaitu mencapai 46,61%, dari rata-rata target pertumbuhan sebesar 67,08%. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur termasuk memiliki rata-rata pertumbuhan anggaran terendah, dengan target rata-rata pertumbuhan sebesar 4,43% dan rata-rata realisasi pertumbuhan sebesar 3,93%.
Target dan realisasi anggaran berdasarkan masing-masing program di BPPKAD Kabupaten Banjarnegara selama tahun 2012-2016 disampaikan melalui tabel berikut :
Tabel 2.5
Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan BPPKAD Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012-2016
No Program
Target Anggaran Realisasi Anggaran Rasio Target dan Realisasi Rata-Rata Pertumbuhan
2012 (000)
2013 (000)
2014 (000)
2015 (000)
2016 (000) 2012 2013 2014 2015 2016 2012 2013 2014 2015 2016 Target Realisa
si
1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
17.306.163 10.223.116 11.781.483 17.306.163 17.446.991 16.660.385 9.907.785 11.480.796 16.660.385 15.888.521
96,27 96,92 97,45
96,27
91,07 7,07 6,82
2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
8.304.646 11.717.570 12.199.207 8.304.646 10.089.350 7.931.909 11.444.868 10.637.479 7.931.909 8.642.994 95,51 97,67 87,20 95,51 85,66 4,43 3,93
3. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
135.000 150.000 335.000 135.000 145.000 124.134 100.415 225.104 124.134 97.503 91,95 66,94 67,20 91,95 67,24 24,91 20,07
4. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Pencapaian Kinerja dan Keuangan
150.000 188.310 198.286 150.000 160.000 143.445 159.629 157.456 143.445 138.026 95,63 84,77 79,41 95,63 86,27 2,16 0,34
5. Program Peningkatan Penguasaan, pemilikan, penggunaan
16.773.355 5.944.990 23.437.261 16.773.355 1.224.500 14.263.626 4.032.444 11.569.738 14.263.626 1.155.041 85,04 67,83 49,36 85,04 94,33 67,08 46,16
dan pemanfaatan tanah
6. Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah
7.917.622 5.469.724 7.685.826 7.917.622 8.458.671 7.110.467 4.561.028 6.592.129 7.110.467 7.501.769 89,81 83,39 85,77 89,81 88,69 4,20 5,51
2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Perangkat DaerahTantangan pengembangan pelayanan BPPKAD Kabupaten
Banjarnegara adalah suatu hal atau bentuk usaha yang memiliki tujuan untuk menggugah kemampuan sumberdaya BPPKAD dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Peluang merupakan sebuah kondisi yang muncul dan menjadi sebuah kesempatan bagi sumerdaya BPPKAD untuk mendorong percepatan pencapaian target-target yang dibebankan kepada BPPKAD. Kondisi tantangan dan peluang pengembangan pelayanan BPPKAD untuk lima tahun yang akan datang adalah sebagai berikut:
2.4.1 Tantangan Kondisi tantangan dalam penyelenggaraan pelayanan di
BPPKAD Kabupaten Banjarnegara yang mendorong pada peningkatan motivasi kerja adalah sebagai berikut :
1. Banyaknya amanat berbagai peraturan perundangan yang mendukung tugas pokok dan fungsi organisasi sebagai landasan dalam menyelenggarakan layanan dibidang Keuangan Kabupaten Banjarnegara.
2. Sebagai bagian dari implementasi Undang-Undang Nomor 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik, BPPKAD memiliki tantangan dalam penyediaan data dan informasi yang mampu diakses secara luas, mudah dicermati dan dipahami oleh masyarakat sebagai bagian dari upaya transparansi.
3. Target peningkatan pendapatan daerah dalam upaya mendorong pada perwujudan kemandirian daerah memberikan motivasi besar bagi BPPKAD untuk membangun strategi yang efektif dalam meningkatkan potensi-potensi daerah.
4. Pengawasan yang dilakukan oleh lembaga non pemerintah terhadap pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan semakin ketat dan meningkat intensitasnya.
5. Tingkat kecepatan dan ketepatan BPPKAD dalam memberikan pelayanan dibidang penganggaran pada seluruh OPD di Kabupaten Banjarnegara.
6. Mendukung pencapaian misi pemerintah Kabupaten Banjarnegara melalui misi mewujudkan tata kelola keuangan daerah yang efektif, efisien, produktif, transparan dan akuntabel dengan tenaga profesional
2.4.2 Peluang Beberapa peluang yang berkaitan dengan pengembangan
peningkatan kinerja pelayanan BPPKAD Kabupaten Banjarnegara adalah sebagai berikut :
1. Dukungan regulasi atas perubahan struktur organisasi dan tugas serta fungsi BPPKAD melalui Perda Nomor 2 Tahun 2016 dan Perbup Nomor 82 Tahun 2016, sebagai bagian dari peluang dalam meningkatkan kinerja layanan BPPKAD Kabupaten Banjarnegara.
2. Perkembangan teknologi informasi yang pesat memberikan peluang kepada BPPKAD dalam pengembangan aplikasi informasi sistem keuangan yang mendukung kemudahan aparatur dalam menjalankan tugas dan fungsi pelayanan perangkat daerah.
3. Besarnya potensi-potensi pendapatan daerah yang belum terolah secara optimal memberikan peluang bagi BPPKAD untuk lebih kreatif dalam melakukan penggalian sumber-sumber pendapatan daerah.
4. Menciptakan SDM aparatur yang profesional dengan peningkatan kapasitas melalui pendidikan formal maupun non formal, dalam menjawab tantangan peningkatan kualitas pelayanan dibidang pengelolaan keuangan dan asset daerah di Kabupaten Banjarnegara.
BAB IIIPERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS
BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Perangkat Daerah
Permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh perangkat daerah dalam pelaksanaan tugas dan fungsi adalah sebagai berikut:1. Permasalahan Berkaitan dengan Kesekretariatan
a. Belum optimalnya Kualitas perencanaan dan Evaluasi serta pelaporan;
b. Bendaharawan OPD masih dianggap sebagai bendaharawan BUD;
c. SDM di Sekretariat di tiap Sub Bagian masih kurang;d. Belum optimalnya pengoperasian Simda OPD;e. Belum optimalnya kualitas dan kuantitas Aparatur Sipil
Negara;f. Belum optimalnya ketersediaan sarana dan prasarana
penunjang kinerja aparatur;g. Belum optimalnya pemeliharaan jaringan sistem
informasi yang ada ;h. Belum optimalnya pengembangan kapasitas pegawai.
2. Permasalahan Bidang Anggaran a. Dalam penyusunan anggaran OPD belum mendasarkan
pada Analisis Standar Belanja;b. Rendahnya kemampuan OPD dalam menentukan kode
rekening belanja;c. Waktu yang tersedia untuk penyusunan APBD terlalu
pendek;d. Proses otorisasi RKA-DPA masih manual sehingga
membutuhkan waktu yang lama;e. lemahnya kompetensi SDM perencana anggaran pada
OPD;f. Belum terintegrasinya sistem informasi perencanaan
dan penganggaran dalam satu database;g. Belum optmalnya kapasitas pengelolaan keuangan di
OPD.
3. Permasalahan Bidang Perbendaharaan dan Kas Daeraha. Belum optimalnya kapasitas Bendahara
Pengeluaran/Bendahara Penerimaan OPD;b. Kurangnya pemahaman Bendahara Pengeluaran
terhadap Peraturan Keuangan Daerah;c. Kurangnya SDM penatausahaan keuangan daerah pada
OPD;d. Belum optimalnya pengadministrasi gaji terhadap
aturan/ketentuan yang berlaku terkait gaji ASN;e. Adanya perubahan aturan keuangan baik dari
pusat/propinsi ditengah perjalanan tahun anggaran yang akan berpengaruh pada kelancaran dan ketepatan penyerapan anggaran.
4. Permasalahan Bidang Akutansi dan Pengolahan Dataa. Kurangnya pemahaman Petugas akuntansi dalam
penyusunan Laporan Akuntansi berbasis akrual;b. Belum tertibnya administrasi Penatausahaan Barang
Daerah;c. Sering terjadi penggantian Petugas Akuntansi karena
mutasi pegawai;d. Kurangnya staf pengampu pada Bidang Akuntansi dan
Pengolahan Data;e. Belum tersedia SIM penerimaan dan pengeluaran
Daerah.
5. Bidang Pendapatan Daerah Lainnya a. Masih rendahnya kesadaran wajib pajak dalam
melaksanakan kewajibannya;b. Kurangnya kompetensi petugas pengelola pendapatan
daerah di seluruh perangkat daerah;c. Belum optimalnya penegakan hukum dalam membayar
pajak dan retribusi daerah dipengaruhi ketersediaan regulasi yang mengatur sanksi, dan petugas penegakan;
6. Permasalahan bidang PBB dan BPHTBa. Masih rendahnya kesadaran wajib pajak PBB dan BPHTB
dalam melaksanakan kewajibannya;b. Kurangnya kompetensi petugas pengelola PBB dan BPHTB
di seluruh perangkat daerah;c. Belum optimalnya penegakan hukum dalam membayar
PBB dan BPHTB dipengaruhi ketersediaan regulasi yang mengatur sanksi, dan petugas penegakan.
7. Permasalahan terkait dengan Aset Daerah:a. Banyak aset tanah yang belum bersertifikat yaitu
sebanyak 911 bidang dari 1280;b. Ketentuan tarif penetapan pemanfaatan aset daerah tidak
sesuai dengan obyek dan harga pasar;c. Belum optimalnya pemanfaatan aset daerah;d. Kemampuan SDM pengelola aset belum profesional (status
kepegawaian belum PNS, dan rendah kapasitas);e. Tim penilai pemerintah daerah belum memiliki kompetensi
sebagai penilai;f. Belum tersedianya sarana prasarana yang representatif
dalam pengamanan aset;g. Sistem aplikasi pengelolaan barang milik daerah belum
terintegrasi secara online;h. Mekanisme dalam penyusunan laporan belum selaras
dengan ketentuan;i. Belum dimilikinya SOP dalam penyusunan laporan aset
daerah;j. Perencanaan kebutuhan barang terlambat ditetapkan (DPA
ditetapkan baru aset diusulkan kebutuahnnya);k. Belum optimalnya pemanfaatan aset daerah yang
memadahi.
3.2 Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala daerah dan wakil kepala daerah Terpiliha. Visi
Visi pembangunan dalam RPJMD Tahun 2017-2022 merupakan visi Bupati dan Wakil Bupati yang disampaikan pada saat proses pemilihan Kepala Daerah. Visi tersebut adalah sebagai berikut:
“Banjarnegara Bermartabat dan Sejahtera”b. Misi
Misi-misi jangka menengah Tahun 2017-2022 adalah :1) Mewujudkan tata kehidupan masyarakat yang tertib,
aman, damai dan demokratis2) Mewujudkan kualitas penyelenggaraan pemerintahan
berdasarkan konsep tata kelola yang baik
3) Mewujudkan pembangunan daerah yang berkesinambungan dan berbasis pada pengembangan ekonomi kerakyatan
4) Mewujudkan tata kelola keuangan daerah yang efektif, efisien, produktif, transparan dan akuntabel dengan tenaga profesional
5) Mewujudkan kemartabatan dan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan cakupan pemenuhan hak dasar.
Sesuai dengan tugas dan fungsinya, perangkat daerah mendukung pencapaian misi ke 4. Adapun keterkaitan visi, misi, tujuan dan sasaran dapat dilihat pada table sebagai berikut :
Tabel 3.1Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Tahun 2017-2022
VISI:“Banjarnegara Bermartabat dan Sejahtera”
MISI TUJUAN SASARANINDIKATOR
KINERJA SASARAN
SATUAN
1.
Mewujudkan Tata Kehidupan Masyarakat Yang Tertib, Aman, Damai Dan Demokratis
1.1.
Meningkatkan kondusivitas wilayah
1.1.1.
Meningkatnya ketenteraman, ketertiban dan keamanan lingkungan
Indeks ketenteraman dan ketertiban Masyarakat
Angka
1.2.
Meningkatkan kesiapsiagaan dan penanggulangan bencana
1.2.1.
Meningkatnya kualitas kesiapsiagaan bencana
Persentase desa tangguh bencana
%
1.2.2.
Meningkatnya kualitas ketanggapdaruratan bencana
Kecepatan penanggulangan bencana
Menit
1. Meningkatkan
1.3.1.
Meningkatnya
Indeks Angk
VISI:“Banjarnegara Bermartabat dan Sejahtera”
MISI TUJUAN SASARANINDIKATOR
KINERJA SASARAN
SATUAN
3.
kesadaran masyarakat terhadap nilai-nilai kehidupan bermasyarakat dan berdemokrasi
penghargaan masyarakat terhadap nilai-nilai kebudayaan dan kearifan lokal
Kebudayaan a
1.3.2.
Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam kehidupan berdemokrasi
Presentase pemilih dalam pemilu
%
2.
Mewujudkan Kualitas Penyelenggaraan Pemerintahan Berdasarkan Konsep Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik
2.1.
Meningkatkan kualitas layanan publik
2.1.1.
Meningkatnya efektivitas dan transparansi layanan publik
Indeks Kepuasan Layanan Masyarakat
Angka
2.2.
Meningkatkan kualitas penyelenggaraan pemerintahan daerah
2.2.1.
Meningkatnya kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah
Nilai AKIP Kabupaten Banjarnegara
Angka
2.2.2.
Meningkatnya kapasitas Aparatur
2.2.3.
Meningkatnya kualitas pengelolaan pemerintahan desa
Persentase penyampaian laporan pertanggungjawaban pemerintah desa yang tepat waktu
%
3Mewujudkan Pembangunan
3.1.
Meningkatkan ketersediaan dan
3.1.1.
Meningkatnya sarana infrastruktur jalan dan
Persentase jalan kabupaten dalam kondisi
%
VISI:“Banjarnegara Bermartabat dan Sejahtera”
MISI TUJUAN SASARANINDIKATOR
KINERJA SASARAN
SATUAN
Daerah Yang Berkesinambungan Dan Berbasis Pada Pengembangan Ekonomi Kerakyatan
kualitas infrastruktur
jembatan baik
3.1.2.
Meningkatnya kualitas dan kuantitas jaringan irigasi
Persentase jaringan irigasi dalam kondisi baik
%
3.2.
Meningkatkan kinerja perekonomian daerah
3.2.1.
Meningkatnya kinerja sektor pertanian dan perikanan
Pertumbuhan sektor pertanian
%
Nilai Tukar Petani %
3.2.2.
Meningkatnya kinerja sektor pariwisata
Jumlah kunjungan wisatawan
Orang
3.2.3
Meningkatnya kinerja UKM dan koperasi
Kontribusi UKM terhadap PDRB
%
Persentase koperasi aktif %
3.2.4.
Meningkatnya jumlah investasi
Persentase peningkatan nilai investasi
%
3.2.5.
Meningkatnya kesempatan kerja
Tingkat Pengangguran Terbuka
%
3.2.6.
Meningkatnya kinerja sektor industri
Pertumbuhan sektor industry
%
3.2.7.
Meningkatnya kinerja sektor perdagangan
Pertumbuhan sektor perdagangan
%
3.2.7.
Meningkatnya produksi dan produktivitas
Laju Pertumbuhan Ekonomi
%
PDRB per Rupi
VISI:“Banjarnegara Bermartabat dan Sejahtera”
MISI TUJUAN SASARANINDIKATOR
KINERJA SASARAN
SATUAN
agregat daerah
kapita ah
3.2.8.
Meningkatnya stabilitas harga
Laju inflasi %
3.3.
Meningkatkan pemerataan pembangunan wilayah
3.3.1.
Meningkatnya pemerataan pembangunan antar wilayah kecamatan
Indeks Williamson
Angka
3.4.
Meningkatkan daya dukung dan daya tampung lingkungan
3.4.1.
Meningkatnya kualitas lingkungan hidup yang meliputi kualitas udara, kualitas air sungai, dan tutupan lahan
Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH)
Angka
4 Mewujudkan Tata Kelola Keuangan Daerah Yang Efektif, Efisien, Produktif, Transparan Dan Akuntabel Dengan Tenaga
4.1.
Mewujudkan reformasi tata kelola keuangan
4.1.1.
Meningkatnya kualitas pengelolaan keuangan dan aset daerah
Opini Badan Pemeriksa Keuangan
Opini
4.1.2.
Meningkatnya kemandirian daerah
Rasio kemandirian keuangan daerah
%
VISI:“Banjarnegara Bermartabat dan Sejahtera”
MISI TUJUAN SASARANINDIKATOR
KINERJA SASARAN
SATUAN
Profesional
5
Mewujudkan Kemartabatan Dan Kesejahteraan Masyarakat Melalui Peningkatan Cakupan Pemenuhan Hak Dasar
5.1.
Meningkatkan cakupan pemenuhan kebutuhan dan layanan dasar yang berkualitas
5.1.1.
Meningkatnya ketahanan pangan
Pencapaian skor Pola Pangan Harapan (PPH)
%
5.1.2.
Meningkatnya cakupan rumah layak huni
Rasio rumah layak huni %
5.1.3.
Meningkatnya akses dan kualitas pelayanan pendidikan
Angka Rata-rata Lama Sekolah
Tahun
Angka Harapan Lama Sekolah
Tahun
5.1.4.
Meningkatnya kualitas dan cakupan pelayanan kesehatan
Angka usia harapan hidup
Tahun
5.1.5.
Meningkatnya peran serta perempuan dalam pembangunan
Indeks Pemberdayaan Gender
Angka
5.1.6.
Meningkatnya cakupan air bersih
Ketersediaan air baku
liter/ detik
5.2.
Meningkatkan penanganan masalah kesejahteraan sosial
5.2.1.
Meningkatnya jumlah penduduk di atas garis kemiskinan
Persentase penduduk di atas garis kemiskinan
%
5.2.2.
Meningkatnya penanganan terhadap
Persentase Penurunan PMKS
%
VISI:“Banjarnegara Bermartabat dan Sejahtera”
MISI TUJUAN SASARANINDIKATOR
KINERJA SASARAN
SATUAN
Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial
Tabel 3.1Faktor Penghambat dan Pendorong Pelayanan Perangkat Daerah Terhadap Pencapaian Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan
Wakil Kepala Daerah
No
Misi, Tujuan dan Sasaran RPJMD
Permasalahan Pelayanan Perangkat
Daerah
Faktor
Penghambat Pendorong
1
Misi : Mewujudkan Tata Kelola Keuangan Daerah Yang Efektif, Efisien, Produktif, Transparan Dan Akuntabel Dengan Tenaga Profesional
Belum optimalnya kualitas pelayanan kesekretariatan terhadap kinerja OPD;Belum optimalnya pengelolaan anggaran dan penyusunan renstra OPD; belum optimalnya penyerapan dana pada triwulan II/Semester I; Belum optimalnya kapasaitas tenaga akuntasi pada masing-masing OPD; belum optimalya pengelolaan aset daerah; belum optimalnya pengelolaan
Belum optimalnya kapasitas Sumerdaya aparatur.
Terbatasnya personil yang melayani dan mengelola BPPKAD.
Belum optimalnya SIMDA dan belum tersedianya SIM Peneriman dan Pengeluaran
Adanya komitmen kepala daerah untuk meningkatkan kualitas Pengelolan keuangan
Adanya kerjasama yang baik antara BPPKAD dengan OPD lainny
2Tujuan : Mewujudkan reformasi tata kelola keuangan
3.
Sasaran :Meningkatnya kualitas pengelolaan keuangan dan aset daerah
Meningkatnya kemandirian daerah
No
Misi, Tujuan dan Sasaran RPJMD
Permasalahan Pelayanan Perangkat
Daerah
FaktorPenghamba
t Pendorong
penapatan daerah lainnya dan belum optimalnya pemungutan PBB
3.3 Telaahan Renstra Kementerian Keuangan dan Renstra BPPD Provinsi Jawa Tengah3.3.1 Telaahan Renstra Kementerian Keuangan a. Tujuan Kementerian Keuangan
Kebijakan fiskal yang tercermin dalam alokasi pendapatan dan belanja pemerintah dalam APBN memiliki pengaruh yang besar terhadap alokasi sumber daya dalam perekonomian yang akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, redistribusi pendapatan dan stabilitas perekonomian. Dengan pengelolaan fiskal yang baik maka diharapkan kesejahteraan masyarakat yang berkeadilan dan berkelanjutan yang menjadi cita-cita bangsa dapat terwujud.
Kebijakan fiskal pada tahun 2015-2019 diarahkan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkeadilan serta mendorong strategi reindustrialisasi dalam transformasi ekonomi dengan tetap mempertahankan keberlanjutan fiskal melalui peningkatan mobilisasi penerimaan negara dan peningkatan kualitas belanja Negara serta optimalisasi pengelolaan risiko pembiayan/utang dan peningkatan kualitas pengelolaan kekayaan negara. Tujuan Kementerian Keuangan pada tahun 2015-2019 adalah:1. Terjaganya kesinambungan fiskal;2. Optimalisasi penerimaan negara dan reformasi
administrasi perpajakan serta3. Reformasi kepabeanan dan cukai;4. Pembangunan sistem Penerimaan Negara Bukan Pajak
(PNBP) yang handal untuk5. Optimalisasi penerimaan negara;6. Peningkatan kualitas perencanaan penganggaran,
pelaksanaan anggaran, dan
7. Transfer ke daerah;8. Peningkatan kualitas pengelolaan kekayaan negara dan
pembiayaan anggaran;9. Peningkatan pengawasan di bidang kepabeanan dan
cukai serta perbatasan;10.Kesinambungan reformasi birokrasi, perbaikan
governance, dan penguatan11.Kelembagaan
b. Sasaran Strategis Kementerian KeuanganDalam rangka mendukung pencapaian 7 tujuan
sebagaimana disebutkan di atas, Kementerian Keuangan telah menetapkan 16 sasaran strategis yang merupakan kondisi yang diinginkan untuk dicapai oleh Kementerian Keuangan pada tahun 2019:
1. Sasaran strategis yang ingin dicapai dalam tujuan terjaganya kesinambungan fiskal adalah :a. Meningkatnya tax ratio;b. Terjaganya rasio utang pemerintah;c. Terjaganya defisit anggaran.
2. Sasaran strategis yang ingin dicapai dalam tujuan optimalisasi penerimaan negaradan reformasi administrasi perpajakan serta reformasi kepabeanan dan cukaiadalah:a. Penerimaan pajak negara yang optimal;b. Penerimaan negara di sektor kepabeanan dan cukai
yang optimal;c. Percepatan waktu penyelesaian proses kepabeanan
(customs clearance) untuk mendukung upaya penurunan rata-rata dwelling time.
3. Sasaran strategis yang ingin dicapai dalam tujuan pembangunan sistem PenerimaanNegara Bukan Pajak (PNBP) yang handal untuk optimalisasi penerimaan negaraadalah PNBP yang optimal.
4. Sasaran strategis yang ingin dicapai dalam tujuan peningkatan kualitas perencanaanpenganggaran, pelaksanaan anggaran, dan transfer ke daerah adalah:a. Perencanaan dan Pelaksanaan Anggaran yang
berkualitas;b. Hubungan Keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah
yang Adil dan Transparan.5. Sasaran strategis yang ingin dicapai dalam tujuan
peningkatan kualitas pengelolaankekayaan negara dan pembiayan anggaran adalah:
a. Pengelolaan kekayaan negara yang optimal;b. Pembiayaan yang aman untuk mendukung
kesinambungan fiskal.6. Sasaran strategis yang ingin dicapai dalam tujuan
peningkatan pengawasan dibidang kepabeanan dan cukai serta perbatasan adalah optimalisasi pengawasandalam rangka mendukung fungsi community protection serta melaksanakan fungsisebagai border management.
7. Sasaran strategis yang ingin dicapai dalam tujuan kesinambungan reformasibirokrasi, perbaikan governance, dan penguatan kelembagaan adalah:a. Organisasi yang fit for purpose;b. SDM yang kompetitif;c. Sistem informasi manajemen yang terintegrasi;d. Peningkatan kepercayaan publik terhadap pengelolaan
keuangan kementerian
Analisis permasalahan, faktor pendorong dan faktor penghambat dalam pencapaian Sasaran Kementrian Keuangan daerah tercantum pada tabel 3.2 berikut ini.
Tabel 3.2Permasalahan Pelayanan Badan Pengelolaan Pendapatan,
Keuangan Dan Aset Daerah Kabupaten Banjarnegara berdasarkan Sasaran Renstra Kementerian Keuangan beserta
Faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan Penanganannya
No Sasaran Jangka Menengah Renstra K/L
Permasalahan Pelayanan
Perangkat Daerah
Sebagai Faktor
Penghambat Pendorong
1.Sasaran strategis yang ingin dicapai dalam tujuan terjaganya kesinambungan fiskal
Belum terintegrasinya sistem informasi perencanaan dan penganggaran dalam satu database;
Dalam penyusunan anggaran OPD belum mendasarkan pada Analisis Standar Belanja;
lemahnya kompetensi SDM perencana anggaran pada OPD;
Belum optmalnya kapasitas pengelolaan keuangan di OPD
Rendahnya kemampuan
Regulasi daerah yang cukup kuat
Dukungan kebijakan yang baik;
Empat kali WTP
a. Meningkatnya tax ratio;
b. Terjaganya rasio utang pemerintah;
c. Terjaganya defisit anggaran
2. Sasaran strategis yang ingin dicapai dalam tujuan optimalisasi penerimaan negara dan
No Sasaran Jangka Menengah Renstra K/L
Permasalahan Pelayanan
Perangkat Daerah
Sebagai FaktorPenghambat Pendorong
reformasi administrasi perpajakan serta reformasi kepabeanan dan cukai
Waktu yang tersedia untuk penyusunan APBD terlalu pendek;
Proses otorisasi RKA-DPA masih manual sehingga membutuhkan waktu yang lama;
Sering terjadi penggantian Petugas Akuntansi karena mutasi pegawai;
Masih rendahnya kesadaran wajib pajak dalam melaksanakan kewajibannya;
Kurangnya kompetensi petugas pengelola pendapatan daerah di seluruh perangkat daerah;
Belum optimalnya penegakan hukum dalam membayar pajak dan retribusi daerah dipengaruhi ketersediaan regulasi yang mengatur sanksi, dan petugas penegakan;
Kurangnya kompetensi petugas pengelola PBB dan BPHTB di seluruh perangkat daerah;
OPD dalam menentukan kode rekening belanja;
Belum tertibnya administrasi Penatausahaan Barang Daerah;
Kurangnya staf pengampu pada Bidang Akuntansi dan Pengolahan Data;
Belum tersedia SIM penerimaan dan pengeluaran Daerah.
Masih rendahnya kesadaran wajib pajak PBB dan BPHTB dalam melaksanakan kewajibannya;
Belum optimalnya penegakan hukum dalam membayar PBB dan BPHTB dipengaruhi ketersediaan regulasi yang
a. Penerimaan pajak negara yang optimal;
b. Penerimaan negara di sektor kepabeanan dan cukai yang optimal;
c. Percepatan waktu penyelesaian proses kepabeanan (customs clearance) untuk mendukung upaya penurunan rata-rata dwelling time.
3.
Sasaran strategis yang ingin dicapai dalam tujuan pembangunan sistem Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang handal untuk optimalisasi penerimaan negaraPNBP yang optimal
4.
Sasaran strategis yang ingin dicapai dalam tujuan peningkatan kualitas perencanaan penganggaran, pelaksanaan anggaran, dan transfer ke daeraha. Perencanaan dan
Pelaksanaan Anggaran yang berkualitas;
b. Hubungan Keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah yang Adil dan Transparan.
5. Sasaran strategis yang ingin dicapai dalam tujuan peningkatan kualitas pengelolaan
No Sasaran Jangka Menengah Renstra K/L
Permasalahan Pelayanan
Perangkat Daerah
Sebagai FaktorPenghambat Pendorong
kekayaan negara dan pembiayan anggaran
mengatur sanksi, dan petugas penegakan.
a. Pengelolaan kekayaan negara yang optimal;
b. Pembiayaan yang aman untuk mendukung kesinambungan fiskal
6.
Sasaran strategis yang ingin dicapai dalam tujuan peningkatan pengawasan di bidang kepabeanan dan cukai serta perbatasanoptimalisasi pengawasan dalam rangka mendukung fungsi community protection serta melaksanakan fungsi sebagai border management.
7.
Sasaran strategis yang ingin dicapai dalam tujuan kesinambungan reformasi birokrasi, perbaikan governance, dan penguatan kelembagaana. Organisasi yang fit
for purpose;b. SDM yang kompetitif;c. Sistem informasi
manajemen yang terintegrasi;
d. Peningkatan kepercayaan publik terhadap pengelolaan keuangan kementerian
3.3.2 Telaahan Renstra Dinas PPAD Provinsi Jawa Tengaha. Tujuan
Tujuan yang akan dicapai Dinas PPAD Provinsi Jawa Tengah dalam rangkapencampaian Misi adalah :
1) Mewujudkan SDM yang memiliki kompetensi, profesional, dan produktifdalam melaksanakan pekerjaan.
2) Mewujudkan tata kelola administrasi yang cepat,mudah, efisiensidanefektif.
3) Mewujudkan tata kerja sesuai dengan standar operasional prosedurpelayanan dan standar pelayanan publik.
4) Mewujudkan pelayanan yang baik, aparatur yang disiplin, beretoskerjatinggi, inovatif dan berprestasi.
5) Mewujudkan pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana yang memadaiuntuk penyelenggaraan pelayanan.
6) Mewujudkan pendapatan pajak daerah sesuai dengan target yangditetapkan.
7) Mewujudkan pendapatan retribusi daerah dan pendapatan lain-lainsesuaidengan target yang ditetapkan.
8) Mewujudkan tertib administrasi pengelolaan asset daerah yang efektif danefisien.
9) Mewujudkan optimalisasi pemanfaatan dan pemberdayaan asset daerahguna memberikan kontribusi pada pendapatan daerah.
b. SasaranSasaran jangka menengah yang hendak dicapai oleh
DPPAD Provinsi JawaTengah dalam periode waktu 2013 – 2018 adalah sebagai berikut :a. Meningkatnya kapasitas dan produktifitas kerja aparatur.b. Terwujudnya efisiensi dan efektifitas pelaksanaan pekerjaan.c. Tersajinya informasi yang cepat, lengkap dan akurat.d. Meningkatnya kepuasan publik .e. Meningkatnya ketepatan, kecepatan dan efisiensi kerja.f. Terwujudnya suasana kerja yang kondusif, meningkatnya
produktivitaskerjadan meningkatnya kualitas pelayanan publik.
g. Meningkatnya kapasitas dan kualitas sarana utama dan pendukung.pelayanan sehingga terwujud peningkatan kepuasan pelayanan publik.
h. Meningkatnya pendapatan asli daerah dari unsur pajak daerah.Peningkatan pendapatan daerah dari unsur retribusi dan pendapatan lain-lain.
i. Meningkatnya pemanfaatan aset daerah.
j. Meningkatnya kejelasan atas administrasi dan status aset daerah.
k. Meningkatnya pendapatan daerah dari sektor pemanfaatan aset.
Sesuai dengan tugas dan fungsinya, Badan Pengelolaan Pendapatan, Keuangan Dan Aset Daerah mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RenstraDinas Pendapatan Dan Pengelolaan Aset Daerah (Dinas PPAD) Provinsi Jawa Tengah Provinsi yang terkait dengan pelayanan perangkat daerah adalah sebagai berikut:
Analisis permasalahan, faktor pendorong dan faktor penghambat dalam pencapaian visi dan misi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah tercantum pada tabel 3.2 berikut ini.
Tabel 3.3Permasalahan Pelayanan Badan Pengelolaan Pendapatan,
Keuangan Dan Aset Daerah Kabupaten Banjarnegara berdasarkan Sasaran Renstra Dinas Pendapatan Dan
Pengelolaan Aset Daerah (DPPAD) Provinsi Jawa Tengah Provinsi beserta Faktor Penghambat dan Pendorong
Keberhasilan Penanganannya
No
Sasaran Jangka Menengah Renstra Perangkat Daerah Provinsi
Permasalahan Pelayanan Perangkat Daerah
Sebagai Faktor
Penghambat Pendorong
1.Meningkatnya kapasitas dan produktifitas kerja aparatur
Belum terintegrasinya sistem informasi perencanaan dan penganggaran dalam satu database;
Dalam penyusunan anggaran OPD belum mendasarkan pada Analisis Standar Belanja;
Waktu yang tersedia untuk penyusunan
lemahnya kompetensi SDM perencana anggaran pada OPD;
Belum optimalnya kapasitas pengelolaan keuangan di OPD
Rendahnya kemampuan OPD dalam
Regulasi daerah yang cukup kuat
Dukungan kebijakan yang baik;
Empat kali WTP
2.Terwujudnya efisiensi dan efektifitas pelaksanaan pekerjaan
3.Tersajinya informasi yang cepat, lengkap dan akurat
4. Meningkatnya kepuasan public
5.Meningkatnya ketepatan, kecepatan dan efisiensi kerja
6.Terwujudnya suasana kerja yang kondusif, meningkatnya
NoSasaran Jangka Menengah Renstra Perangkat Daerah
Permasalahan Pelayanan Perangkat Daerah
Sebagai FaktorPenghambat Pendorong
produktivitaskerja. dan Meningkatnya kualitas pelayanan public
APBD terlalu pendek;
Proses otorisasi RKA-DPA masih manual sehingga membutuhkan waktu yang lama;
Sering terjadi penggantian Petugas Akuntansi karena mutasi pegawai;
Masih rendahnya kesadaran wajib pajak dalam melaksanakan kewajibannya;
Kurangnya kompetensi petugas pengelola pendapatan daerah di seluruh perangkat daerah;
Belum optimalnya penegakan hukum dalam membayar pajak dan retribusi daerah dipengaruhi ketersediaan regulasi yang mengatur sanksi, dan petugas penegakan;
Kurangnya kompetensi petugas pengelola PBB dan BPHTB di seluruh perangkat daerah;
menentukan kode rekening belanja;
Belum tertibnya administrasi Penatausahaan Barang Daerah;
Kurangnya staf pengampu pada Bidang Akuntansi dan Pengolahan Data;
Belum tersedia SIM penerimaan dan pengeluaran Daerah.
Masih rendahnya kesadaran wajib pajak PBB dan BPHTB dalam melaksanakan kewajibannya;
Belum optimalnya penegakan hukum dalam membayar PBB dan BPHTB dipengaruhi
7.
Meningkatnya kapasitas dan kualitas sarana utama dan pendukung.pelayanan sehingga terwujud peningkatan kepuasan pelayanan public
8.
Meningkatnya pendapatan asli daerah dari unsur pajak daerah.Peningkatan pendapatan daerah dari unsur retribusi dan pendapatan lainlain
9.Meningkatnya pemanfaatan aset daerah
10.Meningkatnya kejelasan atas administrasi dan status aset daerah
11. Meningkatnya pendapatan daerah dari sektor pemanfaatan asset
NoSasaran Jangka Menengah Renstra Perangkat Daerah
Permasalahan Pelayanan Perangkat Daerah
Sebagai FaktorPenghambat Pendorong
ketersediaan regulasi yang mengatur sanksi, dan
3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis3.4.1 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah
Dalam RTRW tidak diatur mengenai Rencana struktur tata ruang, Struktur tata ruang saat ini, Rencana pola ruang, Pola ruang saat ini, dan Indikasi program pemanfaatan ruang jangka menengah yang berkaitan dengan tugas dan fungsi perangkat daerah. Dalam kurun waktu lima tahun kedepan perangkat daerah tidak melaksanakan kegiatan pembangunan fisik dalam skala besar yang dapat berpengaruh terhadap pola dan fungsi ruang.
3.4.2 Telaahan Kajian Lingkungan Hidup StrategisRencana program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh
perangkat daerah tidak berimplikasi terhadap lingkungan.
3.5 Penentuan Isu-isu StrategisIsu-isu strategis merupakan kondisi atau hal yang harus
diperhatikan atau dikedepankan dalam perencanaan karena dampaknya yang signifikan bagi Perangkat Daerah dimasa datang. Penentuan isu-isu strategis pelayanan perangkat daerah dilakukan dengan menggunakan metode FGD dengan rumusan isu strategis :1. Belum optimalnya Kualitas Pelayanan Sekretariat dalam
menunjang kinerja Perangkat Daerah2. Rendahnya penyerapan anggaran oleh Perangkat Daerah
terutama padasampai dengan Triwulan II atau Semester I. 3. Belum optimalnya sistem perencanaan dan penganggaran
4. Rendahnya kompetensi SDM dalam penyusunan laporan keuangan dan kurang tersedianya data pendukung laporan keuangan
5. Masih rendahnya kontribusi OPD dalam mewujudkan laporan keuangan daerah yang berkualitas dan tepat waktu.
6. Belum optimalnya kontribusi pendapatan asli daerah terhadap Pendapatan Dearah yang berimplikasi pada rendahnya kemandirian keuangan daerah, disebabkan oleh masih rendahnya kesadaran wajib pajak dalam melaksanakan kewajibannya;
7. Masih rendahnya kontribusi aset daerah terhadap PAD.
BAB IVTUJUAN DAN SASARAN
4.1. Tujuan
Tujuan adalah pernyataan-pernyataan tentang hal-hal yang perlu dilakukan untuk mencapai visi, melaksanakan misi, memecahkan permasalahan, dan menangani isu strategis daerah yang dihadapi dalam jangka waktu 5 (lima) tahun kedepan. 1. Meningkatkan kinerja pengelolaan pendapatan,
keuangan dan penatausahaan aset daerah secara tertib, akuntabel dan transparan.
2. Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah guna mendorong kemandirian keuangan daerah.
3. Terwujudnya pelayanan prima guna meningkatkan akuntabilitas kinerja pemerintah.
4.2. SasaranSedangkan sasaran adalah hasil yang diharapkan
dari satu tujuan yang diformulasikan secara terukur, spesifik, mudah dicapai, rasional, untuk dapat dilaksanakan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun kedepan.Tujuan dan sasaran jangka menengah yang akan dicapai oleh Badan Pengelolaan Pendapatan, Keuangan dan Aset Daerah dapat diuraikan sebagai berikut :1. Meningkatkan kinerja pengelolaan pendapatan,
keuangan dan penatausahaan aset daerah secara tertib, akuntabel dan transparan. Sasaran yang akan dicapai dari tujuan tersebut adalah :1) Meningkatnya Akuntabilitas Kinerja Perangkat Daerah
Pengelolaan Pendapatan, Keuangan dan Aset Daerah.Indikator kinerjanya adalah Nilai Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) Organisasi Perangkat Daerah.
2) Meningkatnya kualitas dan ketepatan waktu pengelolaan pendapatan, keuangan dan aset daerah, dengan indikator kinerja adalah :a. Ketepatan waktu penetapan Perda APBDb. Penyerapan Belanja APBD
c. Ketepatan waktu penyusunan Laporan Keuangan Daerah sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah
2. Tujuan : Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah guna mendorong kemandirian keuangan daerah. Sasaran yang akan dicapai dari tujuan tersebut adalah Meningkatnya Pendapatan Asli Daerah, dengan indikator kinerja adalah Rasio PAD terhadap Pendapatan Daerah.
3. Tujuan : terwujudnya pelayanan prima guna mendorong akuntabilitas kinerja pemerintah.Sasaran yang akan dicapai dari tujuan tersebut adalah :Meningkatnya akuntabilitas kinerja perangkat daerah pengelolaan Pendapatan, Keuangan dan Aset Daerah.
Tujuan, sasaran dan indiktor sasaran serta target indikator sasaran dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut:
Tabel 4.1.Tujuan, Sasaran Indikator Sasaran dan target Kinerja SasaranBadan Pengelolaan Pendapatan, Keuangan dan Aset Daerah
Tahun 2018 – 2022
Tujuan Sasaran Indikator Sasaran Satuan
Kondisi
AwalTarget Kinerja Sasaran
Target Akhir
Renstra2016 2018 2019 2020 2021 2022
1. Terwujudnya pelayanan prima.
Meningkatnya akuntabilitas kinerja Perangkat Daerah Pengelolaan Pendapatan, Keuangan dan Aset Daerah.
1. Nilai Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi (SAKIP) Perangkat Daerah
2. Nilai Survey Kepuasan Masyarakat
Predikat Cc Cc Cc Cc Cc B B
2. Meningkatkan Kinerja pengelolaan
Meningkatnya kualitas dan ketepatan waktu pengelolaan
1. Ketepatan waktu penetapan Perda APBD
Tepat atau tidak tepat waktu
Tepat waktu
Tepat wakt
u
Tepat wakt
u
Tepat wakt
u
Tepat wakt
u
Tepat wakt
u
Tepat waktu
Tujuan Sasaran Indikator Sasaran Satuan
Kondisi
AwalTarget Kinerja Sasaran
Target Akhir
Renstra2016 2018 2019 2020 2021 2022
pendapatan, keuangan dan penatausahaan aset daerah secra tertib, akuntabel dan transparan.
pendapatan, keuangan dan aset daerah
2. Penyerapan APBD
% 89,50 92,52 93,02 93,52 94,02 94,52 94,52
3. Ketepatan waktu penyampaian Laporan Keuangan Daerah
Tepat atau tidak tepat waktu
Tepat waktu
Tepat Wakt
u
Tepat Wakt
u
Tepat Wakt
u
Tepat Wakt
u
Tepat Wakt
u
Tepat Waktu
3. Meningkatkan pendapatan asli daerah guna mendorong kemandirian keuangan daerah
Meningkatnya pendapatan asli daerah Kabupaten Banjarnegara
Rasio PAD terhadap pendapatan daerah
% 10,30 9,02 9,11 9,27 9,38 9,48 9,48
BAB VSTRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
Strategi dan Arah Kebijakan
1. StrategiDengan memperhatikan analisis faktor internal dan
eksternal, BPPKAD menetapkan strategi sebagai suatu cara untuk mencapai tujuan dan sasaran sebagai berikut:a. Meningkatkan kualitas pelayanan administrasi
perkantoran peningkatan tertib surat menyurat, kearsipan, administrasi pembayaran gaji pegawai, pembayaran fasilitas air dan listrik.
b. Meningkatkan kualitas dan ketersediaan Sarana dan Prasarana penunjang kinerja Aparatur melalui Pemeliharaan rutin dan berkala. Pengadaan secara berkala. Melakukan identifikasi kebutuhan sarpras per bidang.
c. Meningkatkan perencanaan dan pengelolaan keuangan serta evaluasi dan pelaporan perangkat daerah. Mengirimkan aparatur untuk mengikuti bimtek sesuai kebutuhan, optimalisasi ketersediaan data perencanaan, meningkatkan disiplin pencatatan administasi keuangan
d. Meningkatkan kualitas dan kuantitas SDM Aparatur di lingkungan BPPKAD dengan cara mengikutsertakan dalam bimtek internal dan eksternal sesuai kebutuhan, pengadaan pegawai secara Perjanjian kerja waktu tertentu (Kontrak jangka panjang), melaksanakan bimbingan mental secara rutin.
e. Meningkatkan persentase target penyerapan dana per triwulan melalui sosialisasi, pembinaan pengelola keuangan, rapat koordinasi.
f. Meningkatkan sumber daya aparatur melalui pendidikan dan pelatihan.
g. Meningkatkan kualitas dan ketepatan waktu laporan APBD sesuai dengan SAP (Standar Akuntasi Pemerintah) melalui peningkatan kualitas SDM secara bertahap, pendampingan intensif pada OPD, pemantauan dan pengawasan kepada OPD.
h. Meningkatkan kesadaran wajib pajak (WP) dalam memenuhi kewajibannya melalui sosialisasi, pemeriksaan pajak, pembinaan kepada wajib pajak, dan penegakan hukum.
i. Meningkatkan kerjasama dengan perangkat daerah pengelola retribusi dalam pengelolaan retribusi dan sumber pendapatan lainnya.
j. Integrasi sistem informasi perencanaan dengan sistem informasi penganggaran.
k. Meningkatkan persentase target penyerapan dana per triwulan melalui sosialisasi, pembinaan pengelola keuangan, rapat koordinasi.
l. Meningkatkan pengelolaan dan pemanfaatan aset melalui inventarisasi aset daerah
2. Arah Kebijakan
Kebijakan yang ditetapkan untuk mencapai tujuan dan sasaran adalah:
a. Peningkatan kualitas penyelenggaran adminisrasi perkantoran terutama pada pelayanan surat menyurat dan pengarsipan
b. Meningkatkan kualitas dan ketersediaan Sarana dan Prasarana dengan fokus pada sarana dan prasarana penunjang pelayanan kepada masyarakat dan OPD lain.
c. Peningkatan kualitas penyusunan perencanaan pembangunan khususnya renstra, renja dan RKA terutama pada penyediaan data perencanaan OPD.
d. Peningkatan kualitas pengelolaan keuangan OPD terutama pada pelaporan dan penyusunan laporan pertanggungjawaban keuangan.
e. Meningkatkan Kompetensi SDM Aparatur terutama di bidang Penyuluhan pajak, juru sita, penilai asset, analis keuangan, pemetaan dan pengukuran PBB, kemampuan pelayanan di front desk.
f. Meningkatkan ketersediaan Aparatur terutama di bidang hukum, IT, dan pemeliharan jaringan, petugas keamanan kantor.
g. Peningkatan ketepatan penyusunan APBD terutama berkaitan dengan proses penyusunan RKA dan KUA dan PPAS.
h. Peningkatan Penyerapan dana sesuai dengan target terutama pada OPD yang belum mampu menyerap dana sesuai target.
i. Optimalisasi Diklat dan Bintek yang difokuskan pada keterampilan teknis penatausahaan keuangan, penilai objek pajak dan petugas akuntansi.
j. Peningkatan kualitas SDM secara bertahap, pendampingan intensif pada OPD, Pemantauan dan pengawasan kepada OPD dilakukan pada seluruh OPD secara bertahap diprioritaskan pada OPD yang memiliki alokasi relatif besar dan yang memiliki UPT.
k. Peningkatan pembinaan wajib pajak yang tidak patuh, selanjutnya pemeriksanaan, pemberian sanksi denda, penyegelan, dan penyitaan aset wajib pajak.
l. Optimalisasi penerimaan retribusi difokuskan pada obyek retribusi yang memiliki potensi cukup besar.
m. Peningkatan ketepatan penyusunan APBD terutama berkaitan dengan proses penyusunan RKA dan KUA dan PPAS.
n. Peningkatan Penyerapan dana sesuai dengan target terutama pada OPD yang belum mampu menyerap dana sesuai target.
o. Optimalisasi pengamanan aset daerah terutama pada tanah pemkab bersertifikat; dan kerjasama dengan BPN/ ATR.
Secara rinci strategi dan kebijakan BPKKD dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran terilhat pada tabel berikut:
Tabel 4.2.Tujuan, Sasaran, Strategi dan Kebijakan
Badan Pengelolaan Pendapatan, Keuangan dan Aset DaerahTahun 2017 - 2022
Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan
1. Terwujudnya pelayanan prima
1. Meningkatnya akuntabilitas kinerja perangkat daerah pengelolaan pendapatan, keuangan dan aset daerah
1. Meningkatkan pelayanan baik internal maupun eksternal
Peningkatan kualitas penyelenggaran adminisrasi perkantoran terutama pada pelayanan surat menyurat dan pengarsipan
2. Meningkatkan Kinerja pengelolaan pendapatan, keuangan dan aset daerah secara tertib, akuntabel dan transparan
1. Meningkatnya akuntabilitas kinerja Perangkat Daerah Pengelolaan Pendapatan, Keuangan dan Aset Daerah
1. Meningkatkan kualitas pelayanan administrasi perkantoran peningkatan tertib surat menyurat, kearsipan, administrasi pembayaran gaji pegawai, pembayaran fasilitas air,telephon dan listrik.
Peningkatan kualitas penyelenggaran adminisrasi perkantoran terutama pada pelayanan surat menyurat dan pengarsipan
2. Meningkatkan kualitas dan Ketersediaan Sarana dan Prasarana penunjang
Peningkatan kualitas dan ketersediaan Sarana dan Prasarana dengan fokus pada sarana
Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan
kinerja Aparatur melalui Pemeliharaan rutin dan berkala. Pengadaan secara berkala. Melakukan identifikasi kebutuhan sarpras per bidang.
dan prasarana penunjang pelayanan kepada masyarakat dan OPD lain.
3. Meningkatkan perencanaan dan pengelolaan keuangan serta evaluasi dan pelaporan perangkat daerah mengirimkan aparatur untuk mengikuti bimtek sesuai kebutuhan, optimalisasi ketersediaan data perencanaan, meningkatkan disiplin pencatatan administasi keuangan
1. Peningkatan kualitas penyusunan perencanaan pembangunan khususnya renstra, renja dan RKA terutama pada penyediaan data perencanaan OPD
Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan
2. Peningkatan kualitas pengelolaan keuangan OPD terutama pada pelaporan dan penyusunan laporan pertanggungjawaban keuangan
4. Meningkatkan kualitas dan kuantitas SDM Aparatur di lingkungan BPPKAD mengikutsertakan dalam bimtek internal dan eksternal sesuai kebutuhan, pengadaan pegawai secara Perjanjian kerja Waktu tertentu, Kontrak jangka panjang, bimbingan mental.
1. Meningkatkan Kompetensi SDM Aparatur terutama di bidang Penyuluhan pajak, juru sita, penilai asset, analis keuangan, pemetaan dan pengukuran PBB, kemampuan pelayanan di front desk.
2. Meningkatkan ketersediaan Aparatur terutama di bidang hukum, IT, dan pemeliharan
Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan
jaringan, petugas keamanan kantor
2. Meningkatnya kualitas dan ketepatan waktu pengelolaan pendapatan, keuangan dan aset daerah
1. Integrasi sistem informasi perencanaan dengan sistem informasi penganggaran
Peningkatan ketepatan penyusunan APBD terutama berkaitan dengan proses penyusunan RKA dan KUA dan PPAS.
2. Meningkatkan persentase target penyerapan dana per triwulan melalui sosialisasi, pembinaan pengelola keuangan, rapat koordinasi.
Peningkatan Penyerapan dana sesuai dengan target terutama pada OPD yang belum mampu menyerap dana sesuai target
3. Meningkatkan sumber daya aparatur melalui pendidikan dan pelatihan
Optimalisasi diklat dan bintek yang difokuskan pada keterampilan teknis penatausahaan keuangan, penilai objek pajak dan petugas akuntansi
Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan
4. Meningkat kualitas dan ketepatan waktu laporan APBD sesuai dengan SAP (Standar Akuntasi Pemerintah) melalui peningkatan kualitas SDM secara bertahap; pendampingan intensif pada OPD, Pemantauan dan pengawasan kepada OPD,
peningkatan kualitas SDM secara bertahap; pendampingan intensif pada OPD, Pemantauan dan pengawasan kepada OPD dilakukan pada seluruh PD secara bertahap diprioritaskan pada OPD yang memiliki alokasi relatif besar dan yang memiliki UPT
5. Meningkatkan pengelolaan dan pemanfaatan aset melalui inventarisasi aset daerah
Optimalisasi pengamanan aset daerah terutama pada tanah pemkab bersertifikat; dan kerjasama dengan BPN/ ATR
3. Meningkatkan pendapatan asli daerah gunamendorong kemandirian
Meningkatnya pendapatan asli daerah.
1. Meningkatkan kesadaran WP dalam memenuhi kewajibannya melalui
Peningkatan pembinaan wajib pajak yang tidak patuh, selanjutnya pemeriksanaan, pemberian sanksi
Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan
keuangan daerah
sosialisasi, pemeriksaan pajak, pembinaan kepada wajib pajak, dan penegakan hukum
denda, penyegelan, dan penyitaan aset wajib pajak
2. Meningkatkan kerjasama dengan perangkat daerah pengelola retribusi dalam pengelolaan retribusi dan sumber pendapatan lainnya
Optimalisasi penerimaan retribusi difokuskan pada obyek retribusi yang memiliki potensi cukup besar
BAB VIRENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA,
KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF
5.1 Rencana Program Dan KegiatanRencana program dan Kegiatan Badan Pengelolaan
Pendapatan dan Aset Daerah yang akan dilaksanakan selama lima tahun diuraikan sebagai berikut:1. Program peningkatan dan Pengembangan pengelolaan keuangan
daeraha. Pengelolaan SIMPATDAb. Optimalisasi Peningkatan Pendapatan Daerah Lainnya
c. Penyusunan Data Potensi PDLd. Pengelolaan Database PBBe. Pendataan PBBf. Intensifikasi PBB dan BPHTBg. Sosialisasi PBB dan BPHTBh. Pemeriksaan Pajak Daerahi. Monitoring dan Evaluasi Benda Berhargaj. Pembinaan Pengelolaan Keuangan Daerahk. Pengelolaan TPTGRl. Penjaringan dan penelitian RKA-OPDm. Asistensi Implementasi Program Aplikasi SIMDAn. Penjaringan data penyusunan laporan pertanggungjawaban
pelaksanaan APBDo. Pengelolaan Data Penerimaan dan Pengeluaran Daerahp. Penyusunan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBDq. Pengelolaan administrasi gaji pegawair. pengelolaan kas daerahs. Fasilitasi Penatausahaan dan Pelaporan Keuangan Daeraht. Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerahu. Penyusunan standart satuan harga
2. Program penataan penguasaan,pemilikan,penggunaan dan pemanfaatan tanaha. Kegiatan Lelang Tanahb. Sensus Barang Daerahc. Kegiatan Pensertifikatan Tanah
3. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatura. Kegiatan Peningkatan sumber daya manusia pengelola
keuangan daerahb. Bimbingan Teknis Peningkatan Sumber Daya Aparaturc. Bintek Pemeriksaan Pajakd. Pendidikan dan pelatihan formal terkait pengelolaan pajak
4. Program peningkatan dan pengembangan penatausahaan aset daeraha. Peningkatan manajemen aset daerah.b. Asuransi Aset Daerahc. Monitoring Pembinaan dan Pengendalian Aset Daerah
5. Program Panataan Peraturan Perundang-undangan
a. Penyusunan Regulasi Pendapatan, Keuangan dan Aset Daerah
6. Program Pelayanan Administrasi Perkantorana. Kegiatan penyediaan jasa peralatan dan perlengkapan kantorb. Penyediaan jasa administrasi keuanganc. Penyediaan peralatan dan perlengkapan kantord. Penyediaan bahan logistik kantore. Penyediaan jasa administrasi (PTT),(Jasa Tenaga Pendukung
Operasional Kantor) f. Penyusunan Laporan Survey Kepuasan Masyarakat.
7. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatura. Kegiatan Pengadaan kendaraan dinas/operasionalb. Kegiatan Pengadaan Perlengkapan Gedung Kantorc. Kegiatan Pengadaan Mebeleurd. Kegiatan Pengadaan Alat Berate. Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantorf. Pemeliharaan rutin/berkala perlengkapan gedung kantor
8. Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan a. Penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi
kinerja SKPDb. Penyusunan Pelaporan Keuangan Semesteranc. Penyusunan Laporan Survey Kepuasan Masyarakat
9. Program Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi informasia. Penyusunan Sistem Informasi terhadap layanan publik
5.1.1 Indikator Kinerja Program Indikator kinerja program yang akan dilaksanakan oleh
Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah adalah sebagai berikut:
No
Program Indikator Program
1. Program peningkatan dan Pengembangan
1. Persentase Pertumbuhan PAD2. Persentase pertumbuhan
No
Program Indikator Program
pengelolaan keuangan daerah
Pendapatan PBB dan BPHTB3. Persentase Pertumbuhan Pajak/
retribusi4. Tersusunnya dokumen APBD5. Persentase Perangkat Daerah dan
UPT yang Tertib Administrasi Keuangan
6. Presentase kegiatan dalam KUA PPAS yang terakomodir dalam APBD.
7. Prosentase penerbitan SP2D tepat waktu
8. Tersusunnya Laporan Keuangan Daerah seuai dengan SAP .
9. Tingkat Penyerapan DAK dan Bantuang Keuangan Prov.
6. Program penataan penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah
Persentase tanah Pemkab yang bersertifikat
7. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
Persentase pengawai yang mengikuti diklat/ bintek
8. Program peningkatan dan pengembangan penatausahaan aset daerah
Persentase Satker yang telah mengimplementasikan SIMDA BMD
9. Program Penataan Peraturan Perundang-Undangan.
Terwujudnya Peraturan Perundangan Pengelolaan Pendapatan,Keuangan dan Aset Daerah
10. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
Nilai Survey Kepuasan Masyarakat terhadap pelayanan publik
11. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
Ketersediaan Sarana dan Prasarana Kerja Daerah yang memadai
No
Program Indikator Program
12. Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan
Ketersediaan laporan capaian kinerja dan keuangan
13. Program Optimalisasi Pemanfaatan Teknologu Informasi
Penyusunan Sistem Informasi terhadap Layanan Publik
Perincian Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran, dan Pendanaan Indikatif Perangkat Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2017-2022 secara rinci tercantum pada Tabel 5.1.
BAB VIIINDIKATOR KINERJA PERANGKAT DAERAH YANG MENGACU
PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD
Bagian penting dalam proses penyusunan Renstra BPPKAD Kabupaten Banjarnegara adalah ketersediaan indikator kinerja yang berguna untuk mengukur capaian target kinerja pembangunan daerah. Indikator kinerja adalah alat ukur untuk menilai keberhasilan pembangunan secara kuantitatif maupun kualitatif. Keberadaan indikator sangat penting baik dalam evaluasi kinerja program-program pembangunan daerah. Indikator kinerja menjadi kunci dalam pelaksanaan pemantauan dan evaluasi kinerja, yaitu sebagai ukuran untuk menilai ketercapaian kinerja pembangunan daerah. Dalam perencanaan pembangunan daerah, indikator menjadi ukuran keberhasilan pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan, serta program dan kegiatan yang telah dirumuskan dalam dokumen perencanaan.
Indikator kinerja yang mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD adalah indikator kinerja yang secara langsung menunjukkan kinerja yang akan dicapai oleh perangkat daerah dalam lima tahun mendatang sebagai komitmen untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD. Target indikator kinerja perangkat daerahyang mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD ini akan diukur dalam evaluasi kinerja pembangunan. Pencapaian kinerja indikator yang termuat juga akan menjadi bahan dalam pelaporan kinerja perangkat daerah selama lima tahun, sehingga perlu dipedomani oleh seluruh aparatur perangkat daerah.
Indikator kinerja perangkat daerah yang mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD secara rinci dapat dikemukakan pada Tabel 6.1 berikut ini.
Tabel 7.1
Indikator Kinerja Perangkat Daerah yang Mengacu pada Tujuan dan Sasaran RPJMD Tahun 2017-2022
NO
Indikator
Satuan
Kondisi Awa
l Kinerja
Target Capaian Setiap Tahun
Target
Akhir RPJM
D
2016 2018
2019
2020
2021 2022
1.Nilai Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi (SAKIP) Organisasi Perangkat Daerah
Predikat
Cc Cc Cc Cc Cc B B
2.1.
Ketepatan waktu penetapan Perda APBD
Tepat atau tidak tepat waktu
Tepat wakt
u
Tepat
waktu
Tepat
waktu
Tepat
waktu
Tepat
waktu
Tepat wakt
u
Tepat waktu
2.2.
Penyerapan Belanja APBD
% 89,56 92,52
93,02
93,52
94,02
94,52 94,52
2.3 Ketepatan waktu penyampaian Laporan Keuangan Daerah
Tepat atau tidak tepat waktu
Tepat wakt
u
Tepat
Waktu
Tepat
Waktu
Tepat
Waktu
Tepat
Waktu
Tepat Wakt
u
Tepat Waktu
3.Rasio PAD
% 10,30 9,02
9,11 9,27
9,38 9,48 9,48 8
BAB VIIIP E N U T U P
7.1 Pedoman TransisiMasa berlaku Rencana Strategis (Renstra) Badan
Pengelolaan Pendapatan, Keuangan dan Aset Daerah (BPPKAD) Kabupaten Banjarnegara Tahun 2017-2022 adalah selama lima tahun. Untuk menjaga kesinambungan pembangunan serta mengisi kekosongan dokumen perencanaan pada masa transisi, maka Renstra Tahun 2017-2022 dapat digunakan sebagai pedoman dalam penyusunan Renja tahun 2023, dengan tetap berpedoman pada RPJPD Kabupaten Banjarnegara Tahun 2005 - 2025.
7.2 Kaidah PelaksanaanBeberapa kaidah pelaksanaan Rencana Strategis Badan
Pengelolaan Pendapatan, Keuangan dan Aset Daerah (BPPKAD) KabupatenBanjarnegara Tahun 2017-2022 yang perlu diatur sebagai berikut:1. Sekretariat dan Bidang-Bidang pada Perangkat Daerah agar
mendukung pencapaian target-target Renstra dan melaksanakan program dan kegiatan yang tercantum Renstra dengan sebaik-baiknya.
2. Diharapkan seluruh aparatur di Sekretariat dan Bidang-Bidang pada BPPKAD Kabupaten Banjarnegara dapat menjalin koordinasi dan kerjasama yang baik, sehingga tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam Renstra ini dapat tercapai.
3. Renstra Badan Pengelolaan Pendapatan, Keuangan dan Aset Daerah (BPPKAD) Kabupaten Banjarnegara akan dijabarkan dalam Rencana Kerja (Renja) yang merupakan dokumen perencanaan tahunan dalam kurun waktu lima tahun. Untuk menjaga konsistensi dan keselarasan kebijakan, program dan kegiatan, maka Penyusunan Renja wajib berpedoman pada Renstra ini.
4. Dalam rangka meningkatkan efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan serta memastikan pencapaian target-target Renstra Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPPKAD) Kabupaten
Banjarnegara, maka perlu dilakukan pengendalian dan evaluasi terhadap kebijakan, pelaksanaan dan hasil program dan kegiatan Renstra secara berkala.
5. Apabila terjadi perubahan kebijakan pembangunan di tingkat nasional dan atau daerah, maka dapat dilakukan perubahan Renstra sesuai dengan kaidah dan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.