acengorangela.files.wordpress.com · web viewpada suhu tertentu beberapa agen penyebab penyakit...
TRANSCRIPT
BAB V
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR
A. PENDAHULUAN
Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari pola kesehatan dan penyakit
serta fakor yang terkait di tingkat populasi.
Penyakit menular adalah penyakit yang disebabkan oleh agen biologi
seperti bakteri, virus, cacing, protozoa yang ditularkan melalui berbagai
media.Penyakit jenis ini merupakan masalah kesehatan yang besar di hampir
semua negara berkembang karena angka kematian yang relatif lebih tinggi.
Berbeda dengan penyakit tidak menular yang muncul karena gaya hidup yang (life
style), penyakit menular umumnya bersifat akut dan mendadak dan dapat
menyerang semua lapisan masyarakat.
Penyakit menular merupakan hasil perpaduan berbagai faktor yang saling
mempengaruhi yaitu :
- lingkungan
- agen penyebab penyakit
- inang (host)
Ketiga faktor ini disebut segitiga epidemiologi. Hubungan ketiga faktor tesebut
digambarkan secara sederhana sebagai timbangan seperti gambar berikut :
Bila agen penyebab penyakit dengan host berada dalam keadaan seimbang , maka
seseorang berada dalam keadaan sehat. Perubahan keseimbangan menyebabkan
seseorang menjadi sakit atau sehat.
1. Faktor Lingkungan
dibedakan menjadi lingkungan fisik dan lingkungan non fisik.
Lingkungan fisik terdiri dari
- keadaan geografis menentukan jenis organisme yang dapat hidup pada
suatu wilayah. misalnya Aedes aegypti tidak menyukai daerah dengan
ketinggian 1000 mdpl.
- kelembaban udara menentukan perkembangan agen penyebar penyakit
- temperatur, pada suhu tertentu beberapa agen penyebab penyakit dapat
berkembang dengan baik, dan pada suhu yang yang terlalu tinggi atau
rendah dapat menghambat hidup suatu makhluk hidup, misalnya bakteri.
Lingkungan non fisik meliputi sosial (pendidikan, pekerjaan) budaya (adat
kebiasaan turun temurun), ekonomi.
- Lingkungan sosial dapat berpengaruh pada tingkat pengetahuan, sikap
dan praktek masyarakat dalam bidang kesehatan karena tingkat
pendidikan berkaitan dengan dengan kemampuan menerima informasi
kesehatan dari media massa atau petugas kesehatan.
- Pengaruh budaya pada penularan penyakit meliputi kebiasaan-kebiasaan
masyarakat menghadapi atau mencegah penyakit. Misalnya, pada suku
yang masih kurang pengetahuannya tentang imunisasi tidak memberikan
imunisasi bagi bayi Karena takut anaknya sakit.
- Kemampuan ekonomi berkaiutan dengan kondisi rumah seperti sarana air
minum, jamban keluarga, lantai, dinding dan atap rumah.
2. Agen Penyebab Penyakit
Agen penyebab penyakit antara lain bakteri, virus, cacing, protozoa.
- Kelompok arthropoda (serangga) seperti scabies, pediculosis, dll.
- Kelompok cacing/helminth baik cacing darah maupun cacing perut.
- Kelompok protozoa seperti plasmodium, amuba, dll.
- Fungi atau jamur baik uni maupun multiselular.
- Bakteri termasuk spirochaeta
- Virus sebagai kelompok penyebab yang paling sederhana.
3. Host/ Inang
Host memiliki faktor-faktor yang dapat mempengaruhi timbul dan
menyebarnya penyakit. Faktor-faktor tersebut meliputi keturunan mekanisme
pertahanan tubuh, umur, jenis kelamin, pekerjaan dan kebiasaan hidup. Tetapi
manusia juga mempunyai karakteristik tersendiri dalam menghadapi ancaman
penyakit antara lain :
- Resistensi : kemampuan dari host untuk bertahan terhadap suatu infeksi.
- Imunitas : kesanggupan host untuk mengembangkan respon imunogis,
dapat secara alamiah maupun diperoleh sehingga kebal terhadap suatu
penyakit.
- Infektiousness : potensi host yang terinfeksi untuk menularkan biibit
penyakit kepada orang lain.
Contoh Segitiga Epidemiologi
B. PROSES PENULARAN PENYAKITProses penularan penyakit meliputi sumber penularan, keadaan host dan cara
penularan.
- Sumber penularan. Bibit penyakt dapat bersumber dari penderita, vector,
binatang sakit.
- Keadaan host meliputi keadaan umum, kekebalan, status gizi dan
keturunan.
- Cara Penularan meliputi kontak langsung dengan penderita, melalui udara,
makanan dan minuman serta adanya vektor.
Vektor adalah organisme tidak menyebabkan penyakit tetapi menyebarkannya
dengan membawa pathogen dari satu inang ke inang yang lain. Contoh vector
antara lain :
- Serangga : nyamuk, kutu dan lalat. misalnya vektor pada penyakit malaria
adalah nyamuk Anopheles.
- Tikus yang dapat menularkan penyakit pes.
- Anjing yang dapat menularkan penyakit rabies
Cara keluar dari sumber dan cara masuk ke host dapat melalui :
- Mukosa kulit
- Saluran pencernaan
- Saluran pernapasan
- Saluran urogenital
- Gigitan, suntikan, luka
- Placenta.
C. PENYAKIT PESDefinisi
Penyakit pes adalah penyakit infeksi pada manusia dan hewan yang
disebabkan oleh bakteri Yersinia pestis. Pes disebut juga penyakit sampar, plague,
atau black death. Penyakit ini ditularkan dari hewan pengerat (terutama tikus)
melalui perantara kutu (flea). Kutu perantara yang paling sering adalah jenis
Xenopsylla cheopsis. Pes disebut sebagai black death karena salah satu gejala
penyakit ini adalah kehitaman pada ujung-ujung jari dan tingkat kematiannya yang
tinggi. Pes dapat ditemui di seluruh dunia, terutama di benua Afrika. Sebagian
besar penderita pes merupakan penduduk desa, lebih banyak ditemui pada laki –
laki, dan dapat terjadi pada semua umur. Pes disebabkan oleh infeksi bakteri
Yersinia pestis.
Penularan Penyakit Pes dapat melalui :
Tikus liar yang tergigit oleh kutu, selanjutnya kutu menggigit
manusia.
Kontak titik-titik air liur (droplet) di udara: berupa batuk atau bersin
dari penderita pes dengan radang paru.
Kontak langsung: berupa sentuhan kulit yang terluka terhadap
nanah/luka penderita pes, termasuk kontak seksual.
Kontak tidak langsung: sentuhan terhadap tanah atau permukaan
yang terkontaminasi bakteri.
Udara: hirupan udara yang mengandung bakteri Y. pestis karena
bakteri ini dapat bertahan di udara cukup lama.
Makanan atau minuman yang tercemar bakteri.
Gejala :
Gejala timbul 2 hingga 8 hari setelah gigitan kutu, jarang melebihi 15 hari.
Sebagian besar penderita mengalami gejala awal yaitu tidak napsu makan, rasa
dingin, berdebar- debar, dan nyeri di daerah selangkangan. Berdasarkan gejala, pes
dibagi menjadi beberapa tipe, yaitu pes tipe kelenjar getah bening, pes tipe infeksi
luas, dan pes tipe paru. Ada 2 tipe PES
1. Pes tipe kelenjar getah bening (bubonik)
Gejala khas pada tipe ini adalah adanya pembesaran kelenjar getah bening
(diameter 2-10 cm) yang bengkak dan merah. Kelenjar getah bening yang
paling sering terkena adalah kelenjar di selangkangan karena gigitan kutu
lebih sering terjadi di kaki. Pada anak, dapat ditemui pembesaran kelenjar
getah bening di ketiak atau leher.
2. Pes tipe infeksi luas (septikemia)
Gejala timbul dalam waktu sangat singkat, berupa demam, pucat, lemah,
bingung, penurunan kesadaran hingga koma. Racun yang dihasilkan oleh
bakteri dapat menyebabkan gumpalan darah kecil-kecil di seluruh tubuh
sehingga menyebabkan hambatan aliran darah. Tidak adanya aliran darah
menyebabkan kematian jaringan (gangrene) yang ditandai dengan warna
kehitaman.
3. Pes tipe paru – paru (pneumonik)
Pada pes tipe ini, bakteri terutama menginfeksi paru. Infeksi pada
paru dapat terjadi secara primer akibat penularan dari udara atau
titik-titik air liur (droplet) penderita lain, atau secara sekunder dari
penyebaran bakteri melalui aliran darah pada tipe bubonik. Gejala
tipe ini adalah kelemahan, nyeri kepala, demam, batuk dan sesak
napas. Batuk umumnya berdahak cair dan disertai darah.
Pengobatan
Terapi utama adalah dengan pemberian antibiotik. Pemilihan jenis antibiotik
bergantung pada gejala klinis penderita. Untuk gejala berat seperti tipe septikemia
dan tipe pneumonik, Streptomisin adalah pilihan utama. Obat ini diberikan secara
suntik ke dalam otot (intramuskular) selama 5-7 hari. Antibiotik suntik dapat
diganti menjadi obat tablet/pil jika terdapat perbaikan gejala. Total lama
pengobatan pes adalah 7-10 hari. Untuk gejala ringan, dapat diberikan antibiotik
Tetrasiklin. Tetrasiklin diberikan dalam bentuk tablet atau pil (per oral) selama 10-
14 hari.
Pencegahan
- menempatkan kandang ternak di luar rumah
- membuat ventilasi
- melapisi lantai dengan semen
- menjaga kebersihan lingkungan rumah.
D. SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome)SARS adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus corona SARS
(SARS-CoV). Penderita yang terkena SARS mengalami gangguan pernafasan yang
akut (terjadi dalam waktu cepat) dan dapat menyebabkan kematian.
Penyakit SARS disebabkan oleh kelompok virus corona, yang merupakan
penyebab influenza. Diperkirakan virus ini bermula dari penyebaran melalui hewan
mamalia ke manusia di China. Penularan virus terjadi secara airborne (melalui
perantara udara), kontak yang erat dan kontak langsung dengan alat yang
terkontaminasi. Contoh seperti menggunakan alat makan bersama, berbicara dalam
jarak dekat (dalam jarak 1 meter). Saat ada pasien SARS batuk atau bersin, partikel
virus ikut berterbangan. Apabila partikel virus ini dihirup oleh orang yang sehat,
maka tertularlah orang tersebut dengan SARS. Kontak langsung dengan barang
yang telah terkontaminasi juga dapat menularkan SARS, karena virus SARS dapat
bertahan sampai kurang lebih 6 jam.
Masa inkubasi (selang waktu antara virus masuk ke tubuh sampai
menimbulkan gejala) SARS berkisar antara 2-10 hari dengan rata-rata 6 hari.
Gejala yang khas pada SARS adalah batuk, sesak nafas atau sulit bernafas, nafas
pendek, dan demam lebih dari 38 C.⁰Gejala :
- demam mendadak >380 C
- batuk
- sesak napas/sukar bernapas/ napas pendek
- sakit kepala, kaku ototm anoreksia, lemah, bercak merah pada kulit, diare.
Penyakit SARS memiliki 3 fase perkembangan gejala.
- Pada fase pertama (terjadi dalam minggu pertama setelah infeksi), pasien
akan merasakan gejala seperti influenza, antara lain demam, badan terasa
lemah, nyeri otot, kaku pada seluruh tubuh atau menggigil, dan sakit
kepala.
- Fase kedua : Gejala yang dirasakan adalah batuk (umumnya kering tanpa
dahak), sesak nafas, dan diare. Diare yang diderita pasien adalah diare
dengan jumlah yang banyak dan cair tanpa lendir dan darah. Pada minggu
kedua tingkat oksigen yang terlarut dalam darah (saturasi oksigen) mulai
menurun.
- Fase ketiga : terjadi gangguan pernafasan yang berat sehingga pasien
memerlukan bantuan pernafasan melalui alat ventilator. Pada fase ini,
umumnya terjadi komplikasi berupa sepsis (infeksi dimana kuman
penyebab beredar dalam aliran darah), kerusakan organ tubuh, dan
kematian.
-
E. POLIOPoliomyelitis atau penyakit polio adalah penyakit serius yang
disebabkan oleh infeksi salah satu dari tiga jenis virus polio. Virus ini
menyebar melalui kontak dengan makanan, air atau tangan yang
terkontaminasi dengan kotoran (tinja) atau sekresi tenggorokan dari orang
yang terinfeksi. Virus penyebab polio adalah polio virus, Virus ini menyebar
ketika makanan, air atau tangan yang terkontaminasi dengan kotoran (tinja
penderita) atau dahak dan ingus dari orang yang terinfeksi kemudian masuk
ke mulut orang yang sehat.
Gejala penyakit polio diklasifikasikan menjadi non-paralitik atau
paralitik dan pasien dapat menderita sindrom pasca-polio selama bertahun-
tahun setelah terkena penyakit polio.
- Gejala Polio non-paralitik. Gejala seperti flu yang dapat bertahan
hingga 10 hari, termasuk: Sakit tenggorokan, demam, kelelahan, sakit
kepala, muntah, leher dan punggung nyeri atau kaku, otot lemah dan
nyeri, kaku pada lengan dan kaki.
- Gejala Polio paralitik. Gejala polio ini adalah kasus yang jarang
terjadi, namun yang paling parah. Gejalanya dapat bervariasi
tergantung bagian tubuh mana yang terkena misalnya tulang belakang
atau otak, kadang-kadang keduanya. Gejala awal akan mirip dengan
polio non-paralitik, namun gejalany berkembang menjadi parah sebagai
berikut: Nyeri otot parah dan / atau kelemahan Hilangnya refleks
Anggota badan jadi lunglai dan mengendur (lemah-lumpuh)
- Gejala pasca-Polio Syndrome Merupakan gejala polio yang dapat
membuat seseorang lumpuh selama bertahun-tahun setelah terserang
polio. Gejala-gejala ini meliputi: Kelelahan setelah aktivitas ringan
Otot-otot mengecil (atrofi) Sendi dan otot-otot secara progresif
mengalami kelemahan dan nyeri Sleep apnea atau henti nafas saat tidur
(baca: Tidur Ngorok) Depresi Kesulitan menelan Kesulitan bernapas
Kesulitan berkonsentrasi atau gangguan Tidak tahan terhadap cuaca
dingin dan suhu rendah
Pengobatan
Tidak ada obat untuk polio. Pengobatan bertujuan untuk mengelola efek dari
penyakit. Pilihan terapi suportif meliputi: Antibiotik – untuk infeksi
sekunder Obat penghilang rasa sakit (analgetik) Ventilator portabel untuk
membantu pernapasan Obat untuk mengurangi kejang otot Latihan atau
olahraga ringan-sedang Fisioterapi
Pencegahan
Kebersihan pribadi yang baik dan sanitasi publik yang baik telah membantu
mencegah penyebaran atau penularan penyakit polio, disamping itu langkah
terbaik pencegahan polio adalah melakukan vaksinasi atau imunisai polio.
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) telah merekomendasikan jadwal
imunisasi polio untuk anak-anak dan orang dewasa juga masih bisa
mendapatkan vaksin polio.
F.FLU BURUNGFlu burung merupakan suatu jenis penyakit influenza yang ditularkan oleh
burung kepada manusia. Virus flu burung awalnya hanya menyebar antar unggas
saja, baik itu unggas liar maupun unggas peternakan (ayam, bebek, angsa, atau
burung kicauan). Seiring waktu, virus flu burung bermutasi menjadi beberapa
turunan sehingga pada akhirnya mampu menulari manusia. Beberapa turunan virus
tersebut di antaranya adalah H5N1, H7N7, H9N2, H5N6, H6N1, H7N9, dan
H10N8. Dari semua turunan virus flu burung, sampai saat ini hanya dua jenis yang
pernah menyebabkan wabah dengan jumlah korban jiwa yang banyak, yaitu H5N1
dan H7N9.
Virus yang masuk ke tubuh manusia akan berinkubasi terlebih dahulu selama
3-7 hari sebelum menimbulkan gejala.
Gejala yang muncul antara lain :
- Sakit perut
- Diare
- Pendarahan gusi
- Pendarahan hidung
- Nyeri dada
Pengobatan flu burung harus dilakukan secepat mungkin. Karena jika
tidak, penyakit ini sangat berpotensi menimbulkan komplikasi yang dapat
membahayakan nyawa penderitanya, seperti:
Sindrom gagal napas akut.
Pneumonia.
Gagal multi organ (misalnya gangguan jantung, disfungsi ginjal, dan
pneumothorax atau pengumpulan udara di dalam rongga pleura).
Pengobatan Flu Burung
Pasien yang telah terbukti menderita flu burung biasanya akan diobati
secara terpisah (terisolasi) di rumah sakit untuk menghindari penularan. Selain
dianjurkan untuk minum banyak cairan, mengonsumsi makanan sehat, istirahat,
dan minum obat pereda rasa sakit, dokter juga biasanya akan meresepkan obat-
obatan antivirus agar penyakit tidak berkembang makin parah. Contoh obat-obatan
antivirus yang bisa diberikan dalam kasus flu burung adalah oseltamivir dan
zanamivir. Oseltamivir adalah obat pilihan utama.
Pencegahan Flu Burung
Penyebaran virus flu burung memang sulit untuk dicegah. Namun terlepas
dari hal itu, kita harus tetap melakukan hal-hal yang dapat memperkecil risiko
terjangkit. Beberapa contoh sederhananya adalah dengan selalu menjaga
kebersihan tangan, menjaga kebersihan kandang apabila kita memelihara unggas,
memastikan untuk mengonsumsi daging atau telur unggas yang telah dimasak
dengan baik, dan tidak mengonsumsi unggas liar hasil buruan karena kita tidak
tahu penyakit apa saja yang mungkin ada di tubuh mereka.
G. FLU BABIFlu babi adalah istilah untuk salah satu jenis influenza yang disebabkan oleh
virus H1N1. Istilah flu babi muncul karena galur virus penyebabnya mirip dengan
virus influenza yang menyebabkan influenza pada babi.
Gejala Flu Babi
Masa inkubasi flu babi adalah sekitar 24 hingga 72 jam setelah pengidap terpajan
oleh virus. Penyakit ini memiliki gejala yang mirip dengan flu biasa sehingga sulit
dikenali. Beberapa indikasi yang biasanya muncul meliputi:
Demam.
Kelelahan.
Pegal-pegal.
Sakit kepala.
Hidung tersumbat atau beringus.
Mata yang merah dan berair.
Sakit tenggorokan.
Pada umumnya, pengidap flu babi dapat melakukan pengobatan sendiri di
rumah. Langkah-langkah sederhana yang bisa dilakukan meliputi:
Cukup beristirahat.
Minum banyak cairan untuk menghindari dehidrasi.
Pastikan agar tubuh tetap hangat.
Obat-obatan juga mungkin akan diberikan oleh dokter jika dibutuhkan.
Tujuannya adalah untuk mengurangi intensitas gejala yang dialami oleh pasien.
Contoh obatnya meliputi ibuprofen dan paracetamol. Meski demikian, ada juga
kasus-kasus flu babi yang membutuhkan penanganan di rumah sakit. Terutama jika
pengidap memiliki risiko tinggi untuk mengalami komplikasi. Dokter biasanya
akan memberikan obat antivirus atau antibiotik bagi mereka yang berisiko tinggi.
Langkah utama untuk menghindari flu babi adalah dengan menerima vaksin
influenza. Vaksin tersebut juga akan membantu tubuh untuk membangun
pertahanan terhadap virus H1N1 dan umumnya dianjurkan setahun sekali.
Selain vaksin, ada beberapa cara sederhana yang bisa kita terapkan
untuk menghindari flu babi sekaligus mencegah penularannya. Di antaranya
adalah:
Rajin mencuci tangan dengan air dan sabun. Gunakan cairan
pembersih tangan berbahan dasar alkohol jika perlu.
Hindari kontak langsung dengan pengidap sebisa mungkin.
Jangan bepergian jika Anda sedang sakit.
Jika ada anggota keluarga Anda yang mengidap flu, pastikan hanya
Anda atau salah satu keluarga Anda yang merawatnya sehingga
anggota keluarga yang lain terhindar dari pajanan virus.
H. DEMAM BERDARAHDemam dengue atau yang dikenal secara umum oleh masyarakat Indonesia
sebagai demam berdarah merupakan penyakit yang dapat membuat suhu tubuh
penderita menjadi sangat tinggi dan pada umumnya disertai sakit kepala, nyeri
sendi, otot, dan tulang, serta nyeri di bagian belakang mata. Penyakit demam
dengue disebabkan oleh virus dengue yang penyebarannya terjadi melalui
gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus.
Tanda-tanda umum dan gejala demam berdarah pada anak dan balita,
antara lain:
- Mendadak demam tinggi, bisa mencapai 105 ° F (40 ° C)
- Sakit di belakang mata, nyeri sendi, otot, dan / atau tulang
- Sakit kepala yang hebat Ruam di sebagian besar tubuh
- Perdarahan ringan dari hidung (mimisan) atau gusi Kulit mudah
memar
- Terkadang disertai batuk dan pilek, tidak nafsu makan, mual dan
muntah serta gatal pada telapak kaki.
Pengobatan dan Pencegahan
Tidak ada Obat khusus yang tersedia untuk demam berdarah dengue.
Kasus ringan bisa diobati dengan memberikan banyak cairan (minum) untuk
mencegah dehidrasi dan banyak istirahat. Penghilang rasa sakit dan penurun
panas pada demam berdarah yang terbaik adalah acetaminophen (parasetamol).
Penghilang nyeri dan penurun panas yang mengandung aspirin atau ibuprofen
harus dihindari, karena dapat membuat pendarahan lebih mungkin.
Berikut ini beberapa langkah pencegahan demam berdarah yang bisa Anda
terapkan, di antaranya:
- Mensterilkan bagian dalam rumah Anda dengan menyemprotkan
cairan pembasmi nyamuk
- Membersihkan bak mandi dan menaburkan serbuk abate agar jentik-
jentik nyamuk mati.
- Menutup, membalik, atau jika perlu menyingkirkan media-media
kecil penampung air lainnya yang ada di rumah Anda.
I. ANTRAX
Anthrax adalah penyakit infeksi bakteri serius yang disebabkan bakteri
Bacillus anthracis. Anthrax dapat menyerang kulit, paru-paru, dan saluran
pencernaan. Walaupun anthrax dapat membahayakan nyawa, penyakit ini dapat
diobati dengan antibiotik jika dideteksi dini.
Gejala anthrax tergantung tipe infeksinya dan dapat dimulai kapan saja dari
hari pertama hingga lebih dari 2 bulan untuk muncul. Terdapat 3 jenis infeksi:
- Anthrax kulit Gejala anthrax kulit adalah benjolan merah kecokelatan yang
gatal dan tidak nyeri, muncul 1-12 hari setelah paparan. Kebanyakan benjolan
muncul di daerah wajah, leher, lengan, atau tangan.
- Anthrax inhalasi. Anthrax jenis ini menyerang paru-paru. Bakteri dapat
memasuki paru-paru saat Anda menghirup spora. Gejala awalnya mirip dengan
flu namun akan memburuk dengan cepat.
- Anthrax Gastrointestinal. Anthrax gastrointestinal jarang terjadi. Anthrax ini
menyerang sistem pencernaan. Anda dapat terkena anthrax ini dengan makan
daging yang terkontaminasi.
Pengobatan dan Pencegahan
Semua jenis anthrax dapat dicegah dan diterapi dengan antibiotik. Orang yang
terpapar anthrax dapat diberikan antibiotik minum, biasanya amoksisilin,
ciprofloxacin atau doxycycline. Antibiotik ini dilanjutkan selama 60 hari untuk
mencegah kekambuhan.
Untuk mencegah penybearan Anthrax dapat dilakukan dengan tindakan
berikut:
- Penderita anthrax harus diisolasi
- Mengubur hewan dan manusia yang menderita anthrax
- Bila menjumpai hewan yang menunjukan gejala anthrax harus segera lapor ke
Dinas Peternakan / Instansi yang menangani Peternakan kabupaten / Kota.
- Masyarakat harus berhati-hati dalam mengkonsumsi daging harus dengan
dimasak yang sempurna
- Tindakan sanitasi terhadap orang yang kontak dengan hewan penderita untuk
mencegah perluasannya.
J. EBOLAEbola adalah penyakit mematikan yang disebabkan oleh virus ebola dan
menyebar melalui kontak langsung dengan darah atau cairan tubuh penderita
seperti urine, tinja, air liur, serta air mani. Dalam hal ini, ‘kontak langsung’ berarti
darah atau cairan tubuh lain (seperti air liur atau ingus) penderita yang langsung
menyentuh hidung, mata, mulut, atau luka terbuka.
Masa inkubasi (rentang waktu antara masuknya virus ke dalam tubuh
hingga muncul gejala pertama) dari penyakit Ebola adalah sekitar 2 hingga 21 hari.
Harap diingat bahwa penularan virus Ebola hanya mulai terjadi pada saat gejala
sudah muncul.
Sejumlah gejala awal yang menandakan penyakit ini akan menyerang
secara tiba-tiba. Indikasi-indikasi tersebut meliputi:
Demam.
Sakit kepala.
Merasa sangat lemas.
Nyeri pada otot dan sendi.
Sakit tenggorokan.
Setelah gejala-gejala di atas, akan muncul gejala lanjutan yang berupa:
Muntah.
Sakit perut.
Diare.
Ruam.
Gangguan fungsi hati dan ginjal.
Pendarahan dalam tubuh yang terkadang juga keluar melalui mulut,
hidung, mata, atau telinga.
Pengobatan dan Pencegahan
Setelah positif didiagnosis menderita Ebola, pasien akan menjalani
perawatan intensif di rumah sakit. Perawatan yang dilakukan hanya bertujuan
untuk mendukung kekebalan tubuh pasien dalam melawan virus. Pasien umumnya
akan menerima cairan melalui infus untuk mencegah dehidrasi. Selama tubuh
memerangi penyakit Ebola, tekanan darah, kadar oksigen dalam darah, serta fungsi
organ-organ tubuh pasien harus dipertahankan semaksimal mungkin.
Berikut adalah sejumlah langkah yang dapat kita lakukan untuk mencegah
- Jika ada anggota keluarga atau orang di sekitar Anda yang mungkin tertular
Ebola, segera bawa mereka untuk menjalani pemeriksaan dan perawatan di
rumah sakit.
- Senantiasa mencuci tangan dengan air dan sabun. Cairan pembersih
tangan berbahan dasar alkohol juga berguna.
- Hindari kontak langsung dengan kulit, darah, serta cairan tubuh
pasien.
- Jika Anda berada di daerah yang berisiko menularkan Ebola, hindari kontak
dengan hewan-hewan yang berpotensi menularkannya, termasuk daging atau
darahnya. Contohnya, kelelawar pemakan buah atau codot serta monyet.
- Gunakanlah perlindungan secara maksimal, misalnya dengan mengenakan
masker, sarung tangan, serta baju dan kacamata pelindung.
K. TBC (Tuberculosis)TBC adalah penyakit infeksi pada saluran pernafasan yang disebabkan
oleh bakteri Mikobakterium tuberkulosis. Bakteri ini lebih sering menginfeksi
organ paru-paru (90%) dibandingkan bagian lain tubuh manusia.
Gejala utama TBC adalah batuk terus menerus dan berdahak selama tiga
pecan atau lebih. Gejala tambahan lainnya :
- Dahak bercampur darah/batuk darah
- Sesak nafas dan rasa nyeri pada dada
- Demam/meriang lebih dari sebulan
- Berkeringat pada malam hari tanpa penyebab yang jelas
- Badan lemah dan lesu
Pengobatan dan Pencegahan TBC
Untuk mendiagnosis TBC, dokter akan melakukan pemeriksaan
fisik, terutama di daerah paru/dada, lalu dapat meminta pemeriksaan tambahan
berupa foto rontgen dada, tes laboratorium untuk dahak dan darah, juga tes
tuberkulin (mantoux/PPD). Pengobatan TBC adalah pengobatan jangka panjang,
biasanya selama 6-9 bulan dengan paling sedikit 3 macam obat. Dokter biasanya
mengobati penyakit TBC dengan menggunakan kombinasi empat obat, seperti
isoniazid (INH / H), rifampisin (R), pirazinamid (Z) dan ethambutol (E).
Untuk mencegah TBC dapat dilakukan :
- Membuka jendela dipagi hari karen bakteri penyebab TBC mati bila terkena
cahaya matahari.
- Menghindari kontak dengan orang yang menderita TBC.
L. KOLERAKolera adalah infeksi akut yang disebabkan oleh bakteri Vibrio cholerae
(Kolera) yang mengenai usus kecil dengan gejala diare berupa cairan seperti air
cucian beras, muntah. Hal ini menyebabkan tubuh kekurangan cairan, kejang otot,
produksi air seni yang menurun, gangguan kesadaran dan bahkan dapat
menyebabkan kegagalan ginjal dan sirkulasi darah.
Penderita mengalami diare dengan cairan seperti air cucian beras, dan
muntah pada awal penyakit. Cairan diare dapat terjadi sebanyak 1 liter per jam.
Kehilangan cairan tubuh ini menyebabkan penderita merasa haus yang hebat,
produksi air seni yang menurun, kejang otot, kelemahan badan, kulit berkeriput dan
mata cekung.
Kolera yang tidak mempunyai komplikasi dapat sembuh sendirinya tanpa
pengobatan, di mana penyembuhan terjadi dalam waktu 3-6 hari. Angka kematian
dapat melebihi angka 50% pada penderita yang tidak mendapat pengobatan
memadai. Angka kematian akan berkurang menjadi kurang dari 1% dengan
pemberian cairan dan elektrolit yang memadai.
Pengobatan dan Pencegahan
Pemberian cairan dan elektrolit (mineral seperti Natrium, Kalium) yang
secepatnya akan sangat membantu keadaan tubuh kekurangan cairan dan elektrolit.
Minum cairan Oralit merupakan cara pengobatan yang paling efektif terhadap
gejala diare. Pemberian antibiotika Tetrasiklin juga diperlukan selama 48 jam akan
mengurangi jumlah kuman Kolera, mengurangi volume tinja sebanyak 50% dan
mengakhiri diare dalam waktu 48 jam
Untuk mencegah terjadinya kolera dapat dicegah dengan menjernihkan
cadangan air dan pembuangan tinja yang memenuhi standar sangat penting dalam
mencegah terjadinya kolera. Usaha lainnya adalah meminum air yang sudah
terlebih dahulu dimasak dan menghindari sayuran mentah atau ikan dan kerang
yang dimasak tidak sampai matang. Vaksin kolera hanya memberikan
perlindungan parsial dan secara umum tidak dianjurkan.
M.MALARIA
Malaria disebabkan oleh parasit Plasmodium. Sebetulnya ada banyak jenis
parasit Plasmodium, tapi hanya lima jenis yang menyebabkan malaria pada
manusia. Parasit Plasmodium hanya disebarkan oleh nyamuk Anopheles betina.
Dua jenis parasit yang umum di Indonesia adalah Plasmodium falciparum dan
Plasmodium vivax.
Masa Inkubasi malaria biasanya terjadi sekitar 1-2 minggu. Gejala awal dari
malaria adalah :
- Demam tinggi
- Sakit kepala
- Berkeringat dingin
- Mual dan muntah
- Nyeri otot
- Diare
- Anemia.
Pengobatan dan Pencegahan
Meskipun dapat berisiko kematian jika diobati dengan cepat dan tepat
maka malaria dapat sembuh sempurna. Pemilihan obat malaria yang tepat
tergantung kepada beberapa hal yaitu :
Pada pengobatan penyakit malaria yang disebabkan oleh parasit
Plasmodium falciparum digunakan obat – obatan sebagai berikut : Kombinasi
dihydroartemisinin, piperakuin dan primakuin Kombinasi kina, doksisiklin dan
primakuin.
Malaria adalah penyakit serius yang dapat memburuk dengan sangat cepat.
Hal ini dapat berakibat fatal jika tidak segera diobati. beberapa komplikasi serius
akibat malaria, termasuk: Anemia berat – di mana sel-sel darah merah tidak dapat
membawa cukup oksigen ke seluruh tubuh, yang menyebabkan rasa kantuk dan
kelemahan. Malaria cerebral – dalam kasus yang jarang, pembuluh darah kecil
yang menuju ke otak dapat terhambat atau bahkan tersumbat, menyebabkan kejang,
kerusakan otak dan koma.
Biasanya pemerintah melakukan foging (pengasapan) di tempat-tempat
endemik malaria. Namun kita juga bisa melakukan pencegahan seperti
berikut:
Menghindari gigitan nyamuk dengan memakai baju tertutup
Menggunakan krim anti nyamuk
Memasang kelambu anti nyamuk
Jika Anda akan bepergian ke tempat di mana banyak nyamuk
malaria mengancam, konsultasikan dulu dengan dokter
Jangan keluar rumah setelah senja
Menyemprotkan obat nyamuk di kamar tidur dan isi rumah