dian028.files.wordpress.com€¦  · web viewmeningkatkan mutu berpikir secara kritis: ... team...

14
TUGAS KELOMPOK MATA KULIAH INTERAKSI MANUSIA KOMPUTER “Deskripsi Project” Disusun Oleh : Abdul Rachman Pambudi (10520244011) Vivy Kusuma Hertantri (10520244022) Ika Sulastri (10520244028) Lilik Aji Permana (10520244034) Dian Puspitasari (10520244035) Dosen Pengampu : Dr. Ratna Wardani

Upload: others

Post on 16-Sep-2020

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: dian028.files.wordpress.com€¦  · Web viewMeningkatkan mutu berpikir secara kritis: ... team matrix, sequence chain, dan word webs. Teknik Penulisan yang dapat dilaksanakan dengan

TUGAS KELOMPOK

MATA KULIAH INTERAKSI MANUSIA KOMPUTER

“Deskripsi Project”

Disusun Oleh :

Abdul Rachman Pambudi (10520244011)

Vivy Kusuma Hertantri (10520244022)

Ika Sulastri (10520244028)

Lilik Aji Permana (10520244034)

Dian Puspitasari (10520244035)

Dosen Pengampu : Dr. Ratna Wardani

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2012

Page 2: dian028.files.wordpress.com€¦  · Web viewMeningkatkan mutu berpikir secara kritis: ... team matrix, sequence chain, dan word webs. Teknik Penulisan yang dapat dilaksanakan dengan

Deskripsi Colaborative Learning.

collaborative learning didasarkan pada model di mana pengetahuan dapat dibuat dalam

suatu populasi di mana anggotanya secara aktif berinteraksi dengan berbagi pengalaman dan

mengambil peran asimetri (berbeda). collaborative learning mengacu pada lingkungan dan

metodologi kegiatan peserta didik melakukan tugas umum di mana setiap individu tergantung

dan bertanggung jawab satu sama lain. Hal ini juga termasuk percakapan dengan tatap muka dan

diskusi dengan komputer (forum online, chat rooms, dll.).

Collaborative learning menyelesaikan masalah pendidikan di Indonesia. Hal itu

disebabkan karena dalam CBL, pembelajar memindahkan semua otoritas kepada tim untuk

mencapai hasil maksimal dalam belajar secara kolaboratif. Setiap anggota tim menerima

tanggungjawab tidak hanya pada tugas-tugas yang mereka sudah memiliki keterampilan atau

penguasaan, melainkan juga pada tugas-tugas yang belum mereka kuasai sambil belajar dan

meningkatkan keterampilannya selama menyelesaikan kegiatan dengan anggota timnya. Gokhale

(1995), menemukan bahwa kelompok pebelajar yang belajar dengan pola belajar kolaborasi lebih

tinggi prestasi belajarnya dibanding kelompok pebelajar yang belajar secara kompetitif.

Berdasarkan analisisstatistik menunjukkan bahwa para pebelajar yang belajar secara kolaboratif

memiliki kemampuan yang baik dalam hal “berpikir kritis” dibanding mereka yang belajar

secara kompetitif. Ini sesuai dengan teori pembelajaran yang diusulkan oleh penganjur

pembelajaran kolaboratif.Penggunaan model pembelajaran kolaborasi dapat meningkatkan

kualitas pembelajaran. Hal ini bisa dilihat dari tanggapan pebelajar yang menyatakan bahwa

penggunanan pembelajaran kolaborasi dapat menciptakan terhadap suasana pembelajaran yang

interaktif, pebelajar lebih aktif untuk belajar/bekerja, dan menyenangkan. Peran pembelajar

sebagai fasilitator, motivator, konsultan pembelajaran, dan mitra pebelajar. Pebelajar dapat

memilih tujuan belajar, mengkonstruksi pengetahuan, kesungguhan untuk belajar, dan belajar

berkolaborasi.

Tujuan Collaborative Learning

a. Memperluas perspektif/wacana peserta didik

b. Mengelola perbedaan dan konflik karena proses berpikir divergen, membangun

kerjasama, toleransi, belajar menghargai pendapat orang lain, dan belajar mengemukakan

pendapat

Page 3: dian028.files.wordpress.com€¦  · Web viewMeningkatkan mutu berpikir secara kritis: ... team matrix, sequence chain, dan word webs. Teknik Penulisan yang dapat dilaksanakan dengan

Manfaat Collaborative Learning

a. Mengembangkan daya nalar berdasarkan pengetahuan/ pengalaman yang dimiliki dan

sharing pengetahuan/pengalaman dari teman kelompoknya.

b. Memupuk rasa tenggang rasa, empati, simpati dan menghargai pendapat orang lain.

c. Kesediaan berbagi pengetahan / pengalaman dengan orang lain bermanfaat

untuk menambah pengetahuan secara kolektif .

d. Melalui proses sharing, peserta didik juga mendapatkan tambahan pengetahuan

untuk dirinya sendiri.

e. Melatih rasa peduli, perhatian dan keselarasan untuk berbagi

f. Meningkatkan rasa penghargaan terhadap orang lain

g. Melatih kecerdasan emosional

h. Mengutamakan kepentingan kelompok dibandingkan kepentingan pribadi

i. Mengasah kecerdasan interpersonal

j. Melatih kemampuan bekerja sama, team work

k. Melatih kemampuan mendengarkan pendapat orang lain

l. Manajemen konflik

m. Kemampuan komunikasi

n. Murid tidak malu bertanya kepada temannya sendiri

o. Kecepatan dan hasil belajar meningkat pesat

p. Peningkatan daya ingat terhadap materi yang dipelajari

Sisi negatif yang mungkin muncul dalam collaborative learning

a. Murid yang lebih pintar, bila belum mengerti tujuan yang sesungguhnya dari proses ini,

akan merasa sangat dirugikan karena harus repot membantu temannya.

b. Murid ini juga akan merasa keberatan, karena nilai yang ia peroleh ditentukan oleh

prestasi atau pencapaian kelompoknya.

Page 4: dian028.files.wordpress.com€¦  · Web viewMeningkatkan mutu berpikir secara kritis: ... team matrix, sequence chain, dan word webs. Teknik Penulisan yang dapat dilaksanakan dengan

c. Bila bekerja sama tidak dapat dijalankan dengan baik, maka yang akan bekerja hanyalah

beberapa murid yang pintar dan aktif saja.

Sifat Collaborative Learning

a. Berbagi pengetahuan/pengalaman (argumen) di antara tenaga pendidik dan pesertadidik,

serta antar peserta didik .

b. Berbagi otoritas di antara tenaga pendidik dan peserta didik .

c. Tenaga pendidik sebagai fasilitator dan mediatord.

d. Wawasan peserta didik diperkaya dengan cara berdiskusi secara bebas dan

salingmenghargai pendapat orang laine.

e. Meningkatkan mutu berpikir secara kritis: analisis, sintesis dan evaluatif .

f. Seluruh anggota kelompok harus bersikap saling membutuhkan secara positif 

g. Hasil pembelajaran bersifat divergen.

Syarat Collaborative Learning

a. Pengelompokan peserta didik secara heterogen, misalnya: pengetahuan, kemampuan

analisis, perbedaan etnis

b. Tugas dan struktur pembelajaran harus dijelaskan secara rinci

c. Peserta didik sudah mempunyai pengalaman belajar

d. Diberikan akses untuk berkontribusi/untuk berbicara secara adil

e. Masing-masing peserta didik memberikan kontribusi pendapatnya

f. Peserta didik mampu menjelaskan alasan tentang pendapatnya

g. Peserta didik mau mendengarkan dan memberi komentar atas pendapat temannya

h. Hasil diskusi merupakan “daftar pendapat atau gagasan” yang diterima seluruhanggota

kelompok

i. Proses pembelajaran harus didukung suasana saling pengertian

Prinsip collaborative learning

a. Pembelajaran merupakan proses aktif. Peserta didik mengasimilasi informasi

danmenghubungkannya dengan pengetahuan baru melalui kerangka acuan

pengetahuansebelumnya

b. Pembelajaran memerlukan suatu tantangan yang akan membuka wawasan parapeserta

didik untuk secara aktif berinteraksi dengan temannya

Page 5: dian028.files.wordpress.com€¦  · Web viewMeningkatkan mutu berpikir secara kritis: ... team matrix, sequence chain, dan word webs. Teknik Penulisan yang dapat dilaksanakan dengan

c. Peserta didik akan mendapatkan keuntungan lebih jika mereka saling berbagipandangan

yang berbeda dengan temannya

d. Melalui proses saling bertukar informasi ini, peserta didik mencipta kerangkapemikiran

dan pemaknaan terhadap hal yang dipelajari

e. Peserta didik ditantang baik secara sosial maupun emosional dalam menghadapai

perbedaan perspektif dan mempertahankan ide-idenya

f. Peserta didik belajar menciptakan keunikan kerangka konseptual masing-masing

g. Peserta didik saling bertukar pendapat, saling menanyakan kerangka acuan masing-

masing, dan secara aktif terlibat dalam pembelajaran

h. Ditinjau dari sisi filosofis, collaborative learning lebih menekankan pada suasanasaling

berbagi pengalaman dan pendapat, bukan kompetisi di antara peserta didik.

i. Secara teknis,collaborative learning merupakan metode instruksional di mana parapeserta

didik bekerjasama dalam kelompok kecil untuk mencapai tujuanpembelajaran. Para

peserta didik secara bersama-sama bertanggung jawabsepenuhnya atas proses

pembelajaran yang dilaksanakan

Prosedur kegiatan pembelajaran kolaboratif 

a. Tenaga pendidik menjelaskan topik yang akan dipelajari

b. Tenaga pendidik membagi kelas menjadi kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari5

orang

c. Tenaga pendidik membagikan lembar kasus yang terkait dengan topik yang dipelajari

d. Tenaga pendidik meminta masing-masing peserta didik membaca kasus / skenarioyang

telah dibagikan dan mengerjakan tugas yang terkait dengan persepsi dan solusiterhadap

kasus

e. Tenaga pendidik meminta para peserta didik mendiskusikan hasil pekerjaannya

dalamkelompok kecil masing-masing

f. Tenaga pendidik meminta masing-masing kelompok kecil mendiskusikankesepakatan

kelompok 

g. Tenaga pendidik meminta masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi

kelompoknya dan meminta kelompok lain untuk memberikan tanggapannya

Bentuk collaborative learning

Page 6: dian028.files.wordpress.com€¦  · Web viewMeningkatkan mutu berpikir secara kritis: ... team matrix, sequence chain, dan word webs. Teknik Penulisan yang dapat dilaksanakan dengan

Berdasarkan Barkley, et all. (2005), bentuk collaborative learning terdapat lima teknik yakni

diskusi, timbal balik, pemecahan masalah, organsasi informasi dan penulisan.

a. Teknik diskusi dapat dilakukan dengan think-pair-share, round robin, buzz group,talking

chips, dan critical debate

b. Teknik timbal balik (reciprocal teaching) dilakukan dengan beberapa pilihan,yakni note-

talking pairs, learning cell, fishbowl, role play, jigsaw, dan test-takingteams.

c. Teknik kolaboratif selanjutnya adalah teknik pemecahan masalah, yang dapatdilakukan

dengan think-aloud pair problem solving (TAPPS), send-a-problem,case study, structured

problem solving, analytic teams dan group investigation

d. Teknik dalam kategori organisasi informasi (graphic information organizers):affinity

grouping, group grid, team matrix, sequence chain, dan word webs

e. Teknik Penulisan yang dapat dilaksanakan dengan dialogue journals, round table,dyadic

essays, peer editing, collaborative writing, team anthologies dan paper seminar

Alasan collaborative learning digunakan secara online

Dalam Collaborative learning anggota dituntut untuk aktif berinteraksi dengan berbagai

pengalaman dan mengambil peran yang berbeda untuk tercapai tujuan yang telah ditetapkan dari

awal. Dalam mengambil peran yang berbeda diperlukan adanya kordinasi yang bagus agar dapat

terarah kegiatan yang akan dilaksanakan, kadang karena berbagai aktifitas yang dijalani oleh

individu untuk mempertemukan orang dalam suatu waktu merupakan masalah tersendiri. Karena

alas an itu collaborative learning dibuat dalam kontes yang bisa dilakukan tanpa batasan jarak

yaitu menggunakan system online.

Bahakan salah satu contoh collaborative learning terdapat perpaduan antara pembelajaran

kolaboratif dan jaringan yang tersedia yaitu Collaborative Networked Learning atau biasa

disingkat CNL. Menurut Findley (1987) " Collaborative Networked Learning (CNL)

pembelajaran yang terjadi melalui dialog elektronik antara co-learner, leaner (peserta didik), dan

para pakar yang masing-masing memegang kendali atas dirinya sendiri. Peserta didik memiliki

sebuah tujuan bersama, tergantung pada satu sama lain dan bertanggung jawab kepada satu sama

lain untuk keberhasilan mereka. CNL terjadi dalam kelompok interaktif di mana peserta secara

aktif berkomunikasi dan bernegosiasi makna satu sama lain dalam kerangka kontekstual, dapat

difasilitasi oleh seorang mentor, pelatih online atau pemimpin kelompok. " Pada 1980-an Charles

Page 7: dian028.files.wordpress.com€¦  · Web viewMeningkatkan mutu berpikir secara kritis: ... team matrix, sequence chain, dan word webs. Teknik Penulisan yang dapat dilaksanakan dengan

almarhum Dr A. Findley memimpin proyek Collaborative Networked Learning di Digital

Equipment Corporation di Pantai Timur Amerika Serikat. Pada proyek Findley, dilakukan

analisis kecenderungan dan dikembangkan prototype dari lingkungan belajar kolaboratif, yang

menjadi dasar untuk mereka lebih lanjut penelitian dan pengembangan apa yang mereka sebut

Collaborative Networked Learning (CNL).

Bila diimplementasikan dalam kehidupan sekarang perkembangan CNL akan semakin

meningkat pesat karena pertumbuhan teknologi sudah semakin pesat dan banyak inovasi –

inovasi baru yang digunakan sebagai evaluasi teknologi sebelumnya. Pertumbuhan teknologi

yang pesat tersebut yang paling besar peranannya adalah teknologi internet. Sekarang berbagai

alur informasi dan transfer data dapat dilakukan dengan mudah tanpa harus berpindah tempat,

apalagi dengan berbagai kemajuan fasilitas pendukung internet yang sudah mulaiter jangkau

berbagai kalangan. Secara tidak langsung hal ini mempengaruhi perkembangan kegiatan

pembelajaran yang telahada. Jika terpadu akan antara collaborative learning dan perkembangan

teknologi maka permasalahan seperti mempertemukan orang dalam satu waktu dan satu tempat

akan teratasi, selain itu informasi yang masuk akan semakin banyak karena dapat mencari

berbagai bahan pendukung materi dalam satu waktu. Penggunaan sumber daya akan dapat

diminimalisir seperti penyewaan ruang, penggunaan papan dan spidol, dan sebagainya.

Implementasi Collaborative Learning Saat Ini

Teknologi Pendukung Yang Sudah Ada

Internet telah mengalami perkembangan yang sangat pesat, dikutip dari detik.com pengguna

internet di Indonesia mencapai 50 juta orang. Saat ini Learning Management System (LMS)

sudah sangat umum digunakan. LMS adalah salah satu konsep e-learning yang menggunkan

pendekatan virtual learning environment (VLE), yaitu sebuah pendekatan pembelajran online

yang menciptakan lingkungan maya untuk pembelajaran atau disebut virtual classroom. E-

learning dengan konsep LMS telah diaplikasikan di berbagai institusi, baik institusi pendidikan,

pelatihan maupun industri.

Teknologi web 2.0 telah ditemukan yang menyediakan media untuk bertukar informasi dan

berinteraksi antar penggunanya. Teknologi web 2.0 ini dapat digunakan sebagai alternative untuk

meningkatkan interaksi dan komunikasi antar para peserta didik sehingga terdapat kesempatan

Page 8: dian028.files.wordpress.com€¦  · Web viewMeningkatkan mutu berpikir secara kritis: ... team matrix, sequence chain, dan word webs. Teknik Penulisan yang dapat dilaksanakan dengan

untuk menciptakan sebuah kolaborasi pembelajaran yang sesungguhnya. Teknologi web ini telah

mendukung real-time chat room, video conference dan virtual room.

Aplikasi blackboard adalah salah satu contoh implementasi dari pembelajaran yang kolaboratif.

Aplikasi ini mampu untuk menyuguhkan sebuah virtual class yang mempunyai dukungan papan

tulis online, video conference, real-time chat dan kemampuan upload sehingga hampir mirip

dengan suasana kelas sesunnguhnya. Berikut adalah gambar capture aplikasi blackboard.

Page 9: dian028.files.wordpress.com€¦  · Web viewMeningkatkan mutu berpikir secara kritis: ... team matrix, sequence chain, dan word webs. Teknik Penulisan yang dapat dilaksanakan dengan

Arsitektur yang digunakan berbasis web dimana kini, hampir semua orang dapat mengakses

internet, karena device yang digunakan telah banyak.

Hambatan yang dapat terjadi dilihat dari berbagai sisi :

Siswa

1. Pemahaman mengenai teknologi masih kurang, dimana konten yang ada belum

mampu dieksplore secara maksimal.

2. Kurang aktifnya siswa dalam mengakses serta mengupdate berita yang diberikan oleh

Guru.

3. Ketidakmampuan siswa dalam memahami materi yang diberikan dalam pembelajaran

yang bersifat mandiri.

Guru

1. Kurangsiapnya Guru dalam memberikan materi yang sesuai dengan kondisi yang

berbeda dari pembelajaran secara langsung.

2. Belum semua Guru dapat menggunakan teknologi collaborative e-learning secara

maksimal.

3. Guru belum mampu memberikan pemahaman secara merata terhadap siswa yang

memiliki tingkat kektifan dan pemahaman yang berbeda-beda.

Instansi

Page 10: dian028.files.wordpress.com€¦  · Web viewMeningkatkan mutu berpikir secara kritis: ... team matrix, sequence chain, dan word webs. Teknik Penulisan yang dapat dilaksanakan dengan

1. Belum semua instansi (sekolah) menggunakan fasilitas e-learning dalam pendukung

pembelajaran siswa.

2. Kurangnya SDM yang dimiliki dalam pegembangan collaborative e-learning yang

disesuaikan dengan kemampuan Guru dan Siswa yang ada di sekolah.

3. Kurangnya kesadaran terhadap pengembangan teknologi yang ada.

Infrastruktur

1. Penggunaan infrastruktur yang memerlukan biaya besar menyulitkan implementasi e-

learning.

2. Dibutuhkan device yang sesuai dengan penggunaan e-learning.

3. Tidak semua siswa memiliki komputer serta perangkat yang digunakan untuk

mengakses e-learning.