kuliahuinsa.files.wordpress.com · web viewmedia dalam arti luas yaitu : orang, material, atau...
TRANSCRIPT
MAKALAH “ PENGERTIAN FUNGSI, MANFAAT, URGENSI
MEDIA PEMBELAJARAN“
Dosen Pengampuh :
Ahmad Fauzi M, Pd
Penyusun :
1. Nurul Istiqomah ( D71213128)
2. Muhammad Abdul Razaq ( ...................)
3. M Rizal A. H ( D91213155 )
4. Sukron Ali Imron (D71213137)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
2015 / 2016
BAB I
PENDAHULUAN.
A.Latar Belakang. Penggunaan media pembelajaran merupakan unsur yang sangat
mendukung peningkatan prestasi belajar siswa di sekolah, karena media
merupakan alat bantu dan narasumber belajar dalam proses pembelajaran,
sehingga dapat melicinkan jalan menuju tercapainya tujuan pembelajaran.
Pembelajaran adalah proses interaksi siswa dengan pendidik dan sumber belajar
pada lingkungan belajar, atau suatu maksud agar proses belajar seorang dapat
berlangsung.
Media dapat menambah ketertarikan dan minat belajar siswa serta
memperjelas materi pelajaran yang diberikan oleh guru. Kehadiran media
memberi arti yang penting dalam mengefektifkan proses pembelajaran sehingga
tercapai tujuan pendidikan. Media berfungsi sebagai perantara yang dapat
membantu guru menyampaikan materi pembelajaran. Pembelajaran bisa lebih
menarik perhatian siswa sehingga dapat memberikan motivasi belajar.
Media yang dimanfaatkan memiliki posisi sebagai alat bantu guru dalam
mengajar. Misalnya grafik, film, slide, foto, serta pembelajaran dengan
menggunakan komputer. Gunanya adalah untuk menangkap, memproses, dan
menyusun kembali informasi visual dan verbal. Sebagai alat bantu dalam
mengajar, media diharapkan dapat memberikan pengalaman kongkret, motivasi
belajar, mempertinggi daya serap dan retensi belajar siswa.
Dengan menggunakan media, pembelajaran tidak hanya berfokus pada
guru (teacher center), tapi dapat berfokus kepada siswa. Dandengan
menggunakan media dapat mengatasi kondisi siswa yang berbeda-beda. Melalui
media pembelajaran, guru dapat menyajikan bahan pelajaran yang bersifat abstrak
menjadi konkret sehingga mudah dipahami dan dapat menghilangkan verbalisme.
B.Rumusan Masalah
1. Apakah definisi Media Pembelajaran?
2. Apakah Fungsi dan manfaat media pembelajaran?
3. Bagaimanakag Latar belakang penggunaan media pembelajaran?
4. Bagaimanakah urgensi Media dalam pembelajaran?
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui definisi dari media pembelajaran.
2. Untuk mengetahui fungsi dan manfaat media pembelajaran.
3. Untuk mengetahui Latar Belakang media pembelajaran.
4. Untuk mengetahui Urgensi media dalam pembelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI MEDIA PEMBELAJARAN.
Dilihat dari segi etimologi, kata “media” berasal dari bahasa latin
dan merupakan bentuk jamak dari kata “medium” yang secara harfiah
berarti perantara atau alat untuk menyampaikan sesuatu.1
Menurut AECT (Association of Education and Comunication
Technology) atau Asosisi Teknologi dan komunikasi pendidikan di
Amerika member batasan “Media” sebagai segala bentuk dan saluran yang
digunakan orang untuk menyalurkan pesan/informasi.GAGNE
mengatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam
lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar, sementara itu
Briggs berpendapat bahwa “Media” adalah segala alat fisik yang dapat
menja njikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Misalnya, Buku,
Film, Kaset, Film Bingkai, dan lain-lain.2
Maka secara global kami simpulkan bahwa yang dimaksud media
dalam arti secara umum adalah suatu sarana atau alat komunikasi dalam
bentuk apapun baik yang berbentuk cetak, audio visual, film, video, slide,
maupun situasi dan kondisi dan sebagainya yang dapat dimanfaatkan
untuk keperluan institusional. Atau yang dapat dipakai sebagai perantara
atau pengantar dalam proses belajar mengajar sehingga dapat tercapai
tujuan instruksional sesuai yang diharapkan.3
Sampai pada saat ini dunia pendidikan belum didapatkan rumusan tentang
arti istilah media secara pasti dan standar. Karena para ahli pendidikan
masing-masing mempunyai “wawasan dasar” dan orientasi yang berlainan,
sehingga banyak aliran pendidikan yang muncul dengan rumusan
pengertian yang berbeda-beda.
1 Dra.Nur Hayati Yusuf, Media Pemgajaran,(Surabaya : Dakwah Digital Press, 1996), hal.1.2 Ibid., hal.2.3 Ibid., hal 3.
1. Menurut S. Gerlach dan P.Ely dalam bukunya yang berjudul
“Teaching and “Media” . Mengartikan media pengajaran dalam arti
luas dan sempit.
Media dalam arti luas yaitu : orang, material, atau kejadian yang
dapat menciptakan kondisi sehingga memungkinkan pelajar dapat
memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap yang baru.
Rumusan tersebut menekankan bawha guru, buku dan lingkungan
sekolah termasuk media.
Media dalam arti sempit yaitu : grafik, potret, gambar, alat-alat
mekanik, elektronik yang digunakan untuk menagkap, memproses
serta menyampaikan informasi visual atau verbal.
2. Robert M. Gagne dalam bukunya “The conditions of Learning”
menggunakan istilah pengajaran untuk menunjukkan berbagai macam
komponen lingkungan belajar yang dapat menimbulkan perangsang
untuk pelajar, dengan kata lain dapat menyebabkan terjadinya
komunikasi dengan pelajar termasuk dalam pengertian ini guru, obyek
(benda), serta berbagai macam alat mulai dari sampai televisi yang
secara umum mempunyai fungsi memberikan input kepada murid.
3. Media pengajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan
pesan, dapat merangsang pikiran, perasaan dan keamanan peserta didik
sehingga dapat mendorong terciptanya proses pada dirinya atau dengan
kata lain media pengajaran adalah segala sesuatu yang dipengaruhi
dalam menunjang terciptanya proses belajar mengajar demi
mencapainya tujuan pendidikan dan pengajaran.4
4. Menurut Ibrahim, M.Sc dalam bukunya “Media Instruksional”, media
pengajaran adalah segala sesuatu yang dapat dipakai untuk
memberikan rangsangan sehingga terjadi interaksi belajar mengajar
dalam rangka mencapai tujuan instruksional tertentu.
4 Drs.Yunus Nawaga, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta : Pustaka Firdaus, 2000), hal.137.
Maka dapat diambil kesimpulan tentang pengertian media
pengajaran yakni segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan
pesan dari pengiriman ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran,
perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sehingga proses
belajar terjadi.5
B. FUNGSI DAN MANFAAT MEDIA PEMBELAJARAN.
1.Fungsi Media Pembelajaran.
Belajar adalah suatu proses yang kompleks dan unik. Kompleks
karena mengikutsertakan segala aspek kepribadian baik jasmani dan
rohani dan keduanya bekerja secara serempak , artinya gangguan jasmani
akan menghambat proses belajar yang sebenarnya dilakukan oleh fungsi
rohani. Contohnya : para siswa yang terganggu salah satu bagian anggota
badannya tentu tidak akan dapat belajar dengan penuh konsentrasi, bahkan
mungkin tidak dapat belajar sama sekali.
Dengan kondisi tersebut diatas maka peranan / fungsi media
pengajaran sangat membantu dan mendukung berhasilnya proses belajar
mengajar. Sebab hakikat dari belajar adalah usaha terjadinya perubahan
tingkah laku atau kepribadian bagi orang yang belajar, baik perubahan
dalam aspek pengetahuan, keterampilan maupun sikap/ nilai.6
Secara spesifikasi fungsi media pembelajaran dalam proses belajar
mengajar bagi seorang guru adalah sebagai berikut :
1. Menigkatkan produktivitas pesan-pesan pendidikan yang disajikan,
karena ia dapat mempercepat pemahaman peserta didik terhadap
materi yang bersangkutan, sehingga secara langsung membantu
penggunaan waktu secara efektif dan meringankan beban guru yang
bersangkutan.
5 Dra.Nur Hayati Yusuf, Media Pemgajaran,hal. 7.6 Ibid. hal.32.
2. Membantu guru untuk mengembangkan kemapuan aktivitas kejiwaan
peserta didik untuk memahami menurut daya analisisnya.
Pengembangan daya analisisnya dan nalar ini merupakan salah satu
fungsi pendidikan .
3. Membantu guru untuk berkreasi merencanakan program pendidikan
yang akan disajikan dapat diranjang secara baik.
4. Membantu mengintegrasikan pesan-pesan pendidikan dengan materi
ilmu bantu yang erat kaitannya dengan materi pendidikan yang
disajikan. Misalnya, bagaimana berakhlaq yang baik kepada
masyarakat, kepada lingkungan dan lain-lain.
5. Membantu guru menyampaikan pesan-pesan pendidikan konsisten,
karena pokok bahasan tidak menopang dari yang telah diprogramkan
dan dapat diulang secara utuh kembali. Berbeda hal bila pesan-pesan
materi pendidikan tersebut disampaikan melalui metode ceramah
belaka tanpa menggunakan media.7
Dengan mengetahui berbagai fungsi media pengajaran ini akan
diharapkan muncul kesadaran baru bahwa media pengajaan telah
menjadi bagian integral dalam system pendidikan dan dapat
dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk membantu lancarnya bidang
tugas yang diemban untuk kemajuan dan meningkatkan kualitas siswa
(peserta didik).
Selanjutnya, Fungsi media pembelajaran dalam proses belajar
mengajar bagi para siswa (peserta didik) sebagai berikut :8
1. Lebih meningkatkan daya kepahaman siswa (peserta didik)
terhadap materi pendidikan yang disampaikan.
2. Dapat lebih mempercepat daya cerna mereka terhadap materi yang
disampaikan.
3. Merangsang cara berfikir siswa.
7 Amminudin Rosyad, Media Pengajaran, (Jakarta : Dirjen Binbago, 1994), hal.54.8 Dra.Nur Hayati Yusuf, Media Pemgajaran,hal. 37
4. Membangkitkan daya efektif mereka yang mendalamkan pesan-
pesan pendidikan yang disampaikan.
5. Membantu daya kuatnya siswa, karena sifatnya media pendidikan
mempunyai daya stimulus yang lebih kuat. Hal ini telah diteliti
oleh psikolog terutama oleh Ebbinghous mengenai besarnya
rentetion atau daya endap materi yang tinggal didalam diri
seseorang setelah yang tinggal didalam ingatan seseorang setelah
selang berlakunya pengamatan terhadap materi pelajaran yang
bermakna dan tidak bermakna.
6. Membantu siswa memahami secara integral materi pelajaran yang
disajikan sehingga pemahaman siswa terhadap pokok bahasan
yang disajikan secara utuh dan bermakna.
7. Membantu memperjelas pengalaman langsung yang pernah dialami
mereka dalam kehidupan sehari-hari.
8. Dapat membantu merangsang kegiatan kejiwaan anak didik
lainnya untuk memahami materi pendidikan yang diajarkan. Perlu
diketahui bahwa aspek-aspek kejiwaan seperti pengamatan,
tanggapan, daya ingatan, emosi, berfikir, fantasi intelegensia dan
sebagainya dapat dibangunkan oleh media pengajaran yang tepat.9
Menurut Oemar Hamalik, dalam bukunya media pendidikan dan
interaksi antara guru dan siswa dalam proses belajar mengajar
mempunyai fungsi sebagai berikut :10
1. Fungsi Edukatif / mendidik.
Yakni Media pengajar harus bisa memberikan pengaruh-
pengaruh pendidikan .
2. Fungsi Sosial.
Artinya media pengajaran/ media komunikasi bukan saja
memberikan informasi yang autentik dan pengalaman dari
berbagai bidang kehidupan saja, akan tetapi berfungsi luas
9 Amminudin Rosyad, Media Pengajaran, hal.55,10 Dra.Nur Hayati Yusuf, Media Pemgajaran,hal.41.
yakni memberikan pengaruh langsung terhadap sikap seseorang
baik mengenai pergaulan bagaimana caranya, adat istiadat dari
berbagai macam daerah.
3. Fungsi Ekonomi.
Pada masyarakat yang telah maju, penggunaan media
komunikasi digunakan secara intensif terutama dalam bidang
perdagangan dan industry. Dalam rangka meningkatkan
produksi melalui pembinaan prestasi kerja secara maksimal
maupun dalam dalam rangka promosi dan industriawan tidak
segan-segan menyediakan anggaran biaya yang cukup besar
sebagai bagian integral dari usaha mengembangkan dan
memajukan perusahaan.
4. Fungsi Politis.
Dalam politik pembangunan baik pembangunan fisik material
maupun pmbangunan mental spiritual dan dilaksanakan baik
pada tingkat nasional maupun pada tingkat regional dan daerah
sampai kepedesaan.
5. Fungsi Seni Budaya.
Berkat kemajuan teknologi dan ilmu, maka para ilmuan
cenderung menciptakan alat teknologi canggih termasuk usaha
penciptaan teknologi modern dalam dunia pendidikan dan
berkat kemajuan dalam bidang teknologi maka secara cepat dan
mantap mendorong perubahan-peubahan kehidupan hampir
dalam semua dimensi kebudayaan manusia.
2. Manfaat Media Pembelajaran.11
Media pengajaran dapat mempertinggi proses belajar sisiwa dalam
pengajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil
belajar yang dicapainya. Ada beberapa alasan, mengapa media pengajaran
11 Nana Sudjana, Media Pengajaran (Penggunaan dan Pembuatannya), (Bandung : CV. Sinar Baru, 1997), hal.2.
dapat mempertinggi proses belajar siswa. Alasan pertama berkenaan
dengan manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa antara
lain:
1). Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat
menumbuhkan motivasi belajar.
2). Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih
dipahami oleh para siswa, dan memungkinkan siswa menguasai tujuan
pengajaran lebih baik.
3). Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi
verbal melalui penuturan kata-kata oleg guru, sehingga siswa tidak bosan
dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi bila guru mengajar untuk setiap
jam pelajaran.
4). Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya
mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati,
melakukan, mendemonstrasikan dan lain-lain.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap penggunaan
media pengajaran dalam proses belajar mengajar sampai pada kesimpulan
menunjukkan perbedaan yang berarti antara pengajaran yang
menggunakan media dengan pengajaran yang tidak menggunakan media,
oleh karena itu penggunaan media pengajaran dalam proses pengajaran
sangat dianjurkan untuk mempertinggi kualitas pengajaran.
C. LATAR BELAKANG PENGGUNAAN MEDIA.
Ada beberapa tinjauan tentang penggunaan media pembelajaran,
antara lain landasan secara filosofis, psikologis, teknologis dan empiris
sebagai berikut:12
1). Landasan filosofis
12 Ibrahim, dkk. Media Pembelajaran , Universitas negeri Malang thn. 2000. Hal. 26
Ada suatu pandangan bahwa dengan digunakannya berbagai jenis
media hasil teknologi baru di dalam kelas, akan berakibat proses
pembelajaran yang kurang manusiawi. Dengan kata lain, penerapan
teknologi dalam pembelajaran akan terjadi dehumanisasi. Bukankan
dengan adanya berbagai media pembelajaran justru siswa dapat
mempunyai banyak pilihan untuk digunakan media yang sesuai dengan
karakteristik pribadinya? Dengan kata lain siswa dihargai harkat
kemanusiaanya diberi kebebasan untuk menentukan pilhan, baik cara
maupun alat belajar sesuai dengan kemampuannya. Dengan demikian,
penerapan teknologi tidak berarti dehumanisasi. Sebenarnya perbedaan
pendapat tersebut tidak perlu muncul, yang penting bagaimana pandangan
guru terhadap siswa dalam proses pembelajaran. Jika guru menganggap
siswa sebagai anak manusia yang memiliki keprbadian, harga diri,
motivasi, dan memiliki kemampuan pribadi yang berbeda dengan yang
lain,maka baik menggunaka media hasil teknologi baru atau tidak, proses
pembelajaran yang dilakukan akan tetap menggunakan pendekatan
humanis.
2). Landasan psikologis
Dengan memperhatikan kompleks dan uniknya proses belajar,
maka ketepatan pemilihan media dan metode pembelajaran akan sangat
berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Di samping itu, persepsi siswa
juga sangat mempengaruhi hasil belajar. Oleh sebab itu, dalam pemilihan
media, di samping memperhatikan kompleksitas dan keunikan proses
belajar, memahami makna persepsi serta factor-faktor yang berpengaruh
terhadap penjelasan persepsi hendaknya diupayakan secara optimal agar
proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif. Untuk maksud
tersebut perlu:
Diadakan pemilihan media yang tepat sehingga dapat menarik
perhatian siswa serta memberikan kejelasan objek yang diamatinya. Bahan
pembelajaran yang kana diajarkan disesuaikan dengan pengalaman siswa.
Kajian psikologis menyatakan bahwa anak akan lebih mudah
mempelajarai hal yang konkrit ketimbang yang abstrak. Berkaitan dengan
continuum konkret-abstrak dan kaitannya dengan penggunaan media
pembelajaran, ada beberapa pendapat. Pertama, bahwa dalam proses
pembelajaran hendaknya menggunakan urutan dari belajar dengan
gambaran atau film ( iconic representation of experiment) kemudian ke
belajar dengan simbol , yaitu menggunakan kata-kata (symbolic
representation ). Hal ini juga berlaku tidak hanya untuk anak, tetapi juga
untuk orang dewasa. Kedua, bahwa sebenarnya nilai dari media terletak
pada tingkat realistiknya dalam proses penanaman konsep, ia membuat
jenjang berbagai jenis media mulai yang paling nyata ke yang paling
abstrak. Ketiga, membuat jenjang konkrit-abstrak dengan dimulai dari
siswa yang berpartisipasi dalam pengalaman nyata, kmeudian menuju
siswa sebagai pengamat kejadian nyata, dilanjutkan ke siswa sebagai
pengamat terhadap kejadian yang disajikan dengan media, dan terakhir
siswa sebagai pengamat kejadian yang disajikan dengan symbol. Jenjang
konkrit-abstrak ini ditunjukkan dengan bagan dalam bentuk kerucut
pengalaman (cone of experiment ).
3). Landasan teknologis
Teknologi pembelajaran adalah teori dan praktek perancangan,
pengembangan, penerapan, pengelolaan, [enalaian proses dan sumber
belajar. Jadi, teknologi pembelajaran merupakan proses kompleks dan
terpadu yang melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan, dan organisasi
untuk menganalisis maslaha, mencari cara pemecahan, melaksankan,
mengevaluasi, dan mengelola pemecahan masalah-masalah dalam situasi
di mana kegiatan belajar itu mempunyai tujuan dan terkontrol. Dalam
teknologi pembelajaran, pemecahan masalahan dilakukan dalam bentuk:
kesatuan komponen-komponen system pembalajaran yang telah disusun
dalm fungsi desain atau seleksi, dan dalam pemanfaatan serta
dikombinasikan sehingga menjadi system pembelajaran yang lengkap.
Komponen-komponen ini termasuk pesan, orang, bahan, media, peralatan,
teknik dan latar.
3). Landasan empiris
Temuan-temuan penelitian menunjukkan bahwa terdapat interaksi
antara penggunaan media pembelajaran dan karakteristik belajar siswa
dalam menentukan hasil belajar siswa. Artinya, siswa akan mendapat
keuntungan yang signifikan bila ia belajar dengan menggunakan media
yang sesuai dengan karakteristik tipe atau gaya belajarnya. Siswa yang
memilih tipe belajar visual akan lebih memperoleh keuntungan bila
pembelajaran menggunakan media visual, seperti gambar, diagram, video,
atua film. Sementara siswa yang memilih tipe belajar auditif, akan lebih
suka belajar dengan media audio, seperti radio, rekaman suara, atau
ceramah guru. Akan kebih tepat dan menguntungkan siswa dari kedua tipe
belajar tersebut jika menggunakan media audio-visual. Berdasarkan
landasan rasional empiris tersebut, maka pemilihan media pembelajaran
hendaknya jangan atas dasar kesukaan guru, tetapi harus
mempertimbangkan kesesuaian antara karakteristik pebelajar, karakteristik
media pelajaran, dan karakteristik media itu sendiri.
D. URGENSI MEDIA DALAM PEMBELAJARAN.
Perkembangan teknologi yang kontinu dalam dunia kerja tidak
hanya mengharuskan lulusan perguruan tinggi (PT) memiliki pengetahuan
yang luas akan tetapi juga memiliki keterampilan profesional yang siap
digunakan di lapangan pekerjaan. Kenyataan ini membawa konsekuensi
bahwa PT secara terus-menerus perlu melakukan peningkatan kualitas
lulusan agar memiliki kompetensi seperti yang diinginkan. UNESCO
dalam konteks ini mengemukakan kompetensi yang perlu dimiliki oleh
lulusan PT yaitu:
(1) Pengetahuan yang memadai (to know),
(2) Keterampilan dalam melaksanakan tugas secara profesional (to do),
(3) Kemampuan untuk tampil dalam kesejawatan bidang ilmu/profesi (to
be),
(4) Kemampuan memanfaatkan bidang ilmu untuk kepentingan bersama
secara etis (to live together).
Untuk pencapaian tujuan tersebut ditempuh melalui proses belajar
yang efektif. Pembelajaran merupakan sebuah proses perubahan perilaku
sebagai akibat dari interaksi dengan lingungan sehingga terjadinya
pengalaman belajar dan hasil belajar menjadi lebih bermakna (meaningful
lerning). Keberhasilan pembelajaran ditandai dengan perolehan
pengetahuan, keterampilan dan sikap positif pada diri individu, sesuai
dengan tujuan yang diharapkan. Keberhasilan belajar ini sangat
dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya penggunaan media yang
berfungsi sebagai perantara pesan-pesan pembelajaran.
Media berfungsi untuk mengarahkan siswa untuk memperoleh
berbagai pengalaman belajar. Pengalaman belajar (learning experience)
tergantung interaksi siswa dengan media. Media yang tepat sesuai dengan
tujuan akan mampu meningkatkan pengalaman belajar yang mampu
mempertinggi hasil belajar. Alasan ini sejalan dengan pendapat Edgare
Dale dengan teori ”Cone Experience” yang menjadi dasar pokok
penggunaan media dalam pembelajaran.13
13 http//wyhfaqoth.blogspot.com.28/9/2015/pukul.20.28.wib.
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Media Pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan,
dapat merangsang fikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga
dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik.Media
memiliki empat fungsi yaitu: fungsi atensi, fungsi afektif, fungsi kognitif,
dan fungsi kompensatoris.
Manfaat media dalam proses belajar siswa, yaitu: (i) dapat menumbuhkan
motivasi belajar siswa karena pengajaran akan lebih menarik perhatian
mereka; (ii) makna bahan pengajaran akan menjadi lebih jelas sehingga
dapat dipahami siswa dan memungkinkan terjadinya penguasaan serta
pencapaian tujuan pengajaran; (iii) metode mengajar akan lebih bervariasi,
tidak semata-mata didasarkan atas komunikasi verbal melalui kata-kata;
dan (iv) siswa lebih banyak melakukan aktivitas selama kegiatan belajar,
tidak hanya mendengarkan tetapi juga mengamati, mendemonstrasikan,
melakukan langsung, dan memerankan. Perkembangan teknologi yang
kontinu dalam dunia kerja tidak hanya mengharuskan lulusan perguruan
tinggi (PT) memiliki pengetahuan yang luas akan tetapi juga memiliki
keterampilan profesional yang siap digunakan di lapangan pekerjaan.
Kenyataan ini membawa konsekuensi bahwa PT secara terus-menerus
perlu melakukan peningkatan kualitas lulusan agar memiliki kompetensi
seperti yang diinginkan. UNESCO dalam konteks ini mengemukakan
kompetensi yang perlu dimiliki oleh lulusan PT yaitu: (1)Pengetahuan
yang memadai (to know),(2)Keterampilan dalam melaksanakan tugas
secara profesional(to do),(3) Kemampuan untuk tampil dalam kesejawatan
bidang ilmu/profesi (to be), dan (4)Kemampuan memanfaatkan bidang
ilmu untuk kepentingan bersama secara etis (to live together).
Daftar Pustaka
Dra.Nur Hayati Yusuf, Media Pemgajaran,Surabaya, Dakwah Digital Press,
1996.
Drs.Yunus Nawaga, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Jakarta : Pustaka
Firdaus, 2000.
Amminudin Rosyad, Media Pengajaran, Jakarta : Dirjen Binbago, 1994.
Nana Sudjana, Media Pengajaran (Penggunaan dan Pembuatannya),Bandung :
CV. Sinar Baru, 1997.
Ibrahim, dkk. Media Pembelajaran , Universitas negeri Malang thn. 2000.
http//wyhfaqoth.blogspot.com.28/9/2015/pukul.20.28.wib.