fazcruz.files.wordpress.com · web viewitu sebagai data awal untuk mengevaluasi kpu sebelum...

13
LAPORAN TUGAS SIM PERMASALAHAN PENGHITUNGAN IT KPU DAN SOLUSINYA Disusun oleh : Fazlur Rahman No Mahasiswa : 07522235 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Upload: others

Post on 30-Nov-2020

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: fazcruz.files.wordpress.com · Web viewItu sebagai data awal untuk mengevaluasi KPU sebelum dilakukan penyelidikan. ''Dulu kan sudah saya katakan, seluruh rekanan KPU akan kami data

LAPORAN TUGAS SIM

PERMASALAHAN PENGHITUNGAN

IT KPU DAN SOLUSINYA

Disusun oleh : Fazlur Rahman

No Mahasiswa : 07522235

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

YOGYAKARTA

2009

Page 2: fazcruz.files.wordpress.com · Web viewItu sebagai data awal untuk mengevaluasi KPU sebelum dilakukan penyelidikan. ''Dulu kan sudah saya katakan, seluruh rekanan KPU akan kami data

PERMASALAHAN IT KPU dan SOLUSINYA

Proses penghitungan suara yang dilakukan oleh KPU ternyata banyak diprotes oleh

banyak kalangan. Hal itu disebabkan karena penghitungan suara dinilai lambat dan tidak

memenuhi target. Menurut rencana, Tabulasi Nasional Pusat Pemilu Legislatif 2009 ditutup hari

Senin ini. Sampai Minggu (19/4) pukul 21.05, perolehan suara sementara yang ditampilkan pada

http://tnp.kpu. go.id berasal dari 59.902 tempat pemungutan suara yang mencakup 11.546.775

suara. Pemilih yang tercantum dalam daftar pemilih tetap sebanyak 171.265.442 orang. Artinya,

suara yang masuk ke tabulasi nasional pemilu hingga semalam baru 6,74 persen. Baru 11,52

persen tempat pemungutan suara (TPS) dari keseluruhan yang mencapai 519.920 TPS yang

terdata di Tabulasi Nasional Pusat (TNP). Bahkan, perolehan suara sementara dari tiga provinsi,

yakni Sulawesi Barat, Maluku, dan Papua, belum tersedia. Padahal, data yang ditampilkan di

TNP mencakup perolehan suara sementara untuk DPR saja. Data perolehan suara sementara dari

luar negeri juga tidak ditampilkan pada situs TNP. Suara dari pemilih di luar negeri semestinya

masuk ke daerah pemilihan DKI Jakarta II.

Dalam hal ini timbul berbagai sebab lambatnya penghitungan suara KPU,diantaranya :

I. Adanya Kejanggalan di Balik Tender Pengadaan Peralatan IT

Proses tabulasi nasional perolehan suara pemilu legislatif 9 April lalu di KPU yang

sangat lambat mengundang kecurigaan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Sebab, dana yang

digelontorkan untuk mendukung proses tabulasi itu mencapai ratusan miliar rupiah, tetapi

hasilnya sangat jauh dari yang diharapkan.

Dalam waktu dekat, KPK segera menyelidiki tender pengadaan peralatan IT yang

digunakan dalam proses rekapitulasi uara tersebut.

''Pengamatan kami, dari hasil (rekapitulasi, Red) yang disampaikan media elektronik tadi malam

(Senin malam lalu, Red), hasilnya masih seperti itu. Wajar jika kami ingin melakukan

Page 3: fazcruz.files.wordpress.com · Web viewItu sebagai data awal untuk mengevaluasi KPU sebelum dilakukan penyelidikan. ''Dulu kan sudah saya katakan, seluruh rekanan KPU akan kami data

pengecekan,'' kata Ketua KPK Antasari Azhar saat ditemui di gedung KPK, Jakarta, kemarin

(21/4).

Upaya KPK itu tidak main-main. Bahkan, Antasari mengaku sudah menginstruksi Wakil

Ketua Bidang Pencegahan KPK Haryono Umar untuk mengumpulkan data. Itu sebagai data awal

untuk mengevaluasi KPU sebelum dilakukan penyelidikan.

''Dulu kan sudah saya katakan, seluruh rekanan KPU akan kami data untuk mengetahui

kredibilitas mereka. Kami akan membuktikan kredibilitas itu. Kalau memang mereka kredibel,

kenapa kok sampai sekarang seperti itu? Kok belum selesai (proses rekapitulasi, Red),'' ujarnya,

heran.

Padahal, menurut Antasari, biaya yang dikeluarkan untuk proses tabulasi itu tidak

sedikit. Dia lantas mencontohkan pengadaan alat scanner yang dilengkapi software ICR (identity

character recognizing) yang menyedot anggaran hingga Rp 170 miliar. Biaya sebesar itu,

katanya, diikhtiarkan agar sistem informasi rekapitulasi data bisa lebih efektif dan efisien.

Tapi, nyatanya, proses rekapitulasi tersebut sangat lamban. Bahkan, hingga kemarin,

penghitungan masih berkutat di kisaran 7 persen. ''Karena itu, perlu kami sampaikan, jangan

kaget kalau melihat KPK ada di sana (KPU, Red),'' katanya memperingatkan.

Antasari berharap, persoalan tersebut tak sampai merambah wilayah korupsi. Hanya

permasalahan teknis di lapangan. ''Tapi, kalau hasil penelitian kami, pengadaan alat itu sampai

sekarang tersendat, kami perlu mengecek bagaimana perencanaannya dulu. Kalau SDM tidak

siap, kenapa memaksa pengadaan peralatan,'' tegasnya.

Seperti diberitakan, gara-gara perangkat IT yang amburadul, KPU gagal memenuhi

target yang mereka patok sendiri. Pada hari terakhir tabulasi Senin lalu (20/4) di Hotel

Borobudur, hanya sekitar 13 juta suara yang ditampilkan KPU.

Jumlah suara yang ditampilkan tersebut sangat jauh dari target yang dijanjikan KPU.

Sebelumnya, KPU menargetkan akan menampilkan 80 persen hasil perolehan suara dalam

penutupan tabulasi. Asumsinya, jika daftar pemilih tetap (DPT) mencapai 171 juta pemilih,

seharusnya yang ditampilkan kemarin sekitar 136,8 juta suara.

Di bagian lain, Haryono Umar mengatakan, KPK masih dalam tahap proses

pengumpulan data. Data yang ditarget adalah rekanan pengadaan ICR, siapa saja pejabat

pembuat kesepakatan (PPK), dan proses tender untuk pengadaan peralatan tersebut. ''Kami masih

terus mengumpulkan itu semua,'' jelasnya.

Page 4: fazcruz.files.wordpress.com · Web viewItu sebagai data awal untuk mengevaluasi KPU sebelum dilakukan penyelidikan. ''Dulu kan sudah saya katakan, seluruh rekanan KPU akan kami data

Haryono mengakui, prosedur pengadaan alat tersebut cukup mencurigakan. Sebab,

dengan nilai barang sebesar Rp 170 miliar, KPU tidak pernah mengadakan lelang. Mereka hanya

melakukan penunjukan langsung. ''Tapi, kita juga masih melihat kemungkinan lain. Bisa jadi,

penunjukan langsung itu ada izin dari presiden. Kita akan lihat, kenapa kok sampai melalui

penunjukan langsung. Alasannya apa,'' katanya.

KPK sebenarnya sejak awal sudah melakukan upaya pencegahan unsur pidana korupsi.

Yakni, dengan meminta daftar rekanan pengadaan barang dan jasa sejak Oktober 2008. Namun,

KPU tidak pernah memberikannya. KPK lantas menagih kembali pada Februari lalu. ''Sampai

sekarang kami belum menerima,'' ujarnya.

Ketua KPU Abdul Hafiz Anshary secara implisit mempersilakan KPK memeriksa komisi

yang dia pimpin. Sebab, itu sudah menjadi hak dan kewenangan KPK. "Namun, secara institusi,

kami belum bersikap terhadap rencana KPK memeriksa KPU tersebut," tambah Hafiz saat

dikonfirmasi tentang itu. Dia menyatakan, hingga saat ini, pihaknya belum mendapat

pemberitahuan resmi.

Komisi Pemilihan Umum (KPU) menyampaikan permohonan maaf kepada parpol atas

semua kekurangan yang ada dalam penyelenggaraan pemilu legislatif 9 April lalu. Permohonan

maaf tersebut disampaikan Hafiz secara terbuka dalam rapat sosialisasi peraturan pilpres dengan

perwakilan parpol di Kantor KPU, Jl Imam Bonjol, Jakarta, kemarin (21/4). "Kami meminta

maaf jika dalam penyelenggaraan pemilu legislatif kemarin masih banyak kekurangan," kata

Hafiz. Berdasar pengamatan koran ini, selama pertemuan tersebut, lebih dari tiga kali ucapan

permohonan maaf itu disampaikan. (aga/dyn/kum)

Sumber: Jawa Pos, 22 April 2009

II. Kecurigaan Atas Pengadaan Perangkat IT Pemilu

Komisi Pemberantasan Korupsi segera meneliti pengadaan perangkat teknologi informasi

di Komisi Pemilihan Umum terkait dengan masalah penghitungan suara di pusat tabulasi

nasional. "Awalnya masuk pencegahan dulu, untuk mengumpulkan data, dan mengevaluasi

pengadaan IT KPU," kata Ketua Komisi Antikorupsi Antasari Azhar seusai diskusi "Perempuan

Melawan Korupsi" di gedung KPK kemarin.

Page 5: fazcruz.files.wordpress.com · Web viewItu sebagai data awal untuk mengevaluasi KPU sebelum dilakukan penyelidikan. ''Dulu kan sudah saya katakan, seluruh rekanan KPU akan kami data

Menurut Antasari, evaluasi akan ditangani bidang pencegahan, yang dikoordinasikan

oleh Wakil Ketua KPK Bidang Pencegahan Haryono Umar. Sebelumnya, KPK sudah mendata

seluruh rekanan KPU. Komisi Antikorupsi akan melihat kredibilitas rekanan dan akan

membuktikan kredibilitas itu. "Kenapa kok terjadi kondisi seperti sekarang?" kata Antasari.

Antasari mencontohkan soal pengadaan alat IT yang disebutkan mencapai Rp 170 miliar.

Padahal, kata dia, hasil penghitungan tetap karut-marut. "Ada yang ICR dari 0 menjadi 9 alat

yang tadi malam dikatakan mencapai Rp 170 miliar. Sumber daya manusia itu belum siap," kata

dia.

Apabila dari penelitian ditemukan indikasi tindak pidana korupsi, kata Antasari, KPK

wajib menindaklanjutinya. Sampai sekarang KPK baru mengumpulkan bahan dan keterangan.

"Jangan heran kalau lihat KPK nanti ada di sana," kata Antasari.

Pengumpulan informasi, kata dia, tak perlu dikonotasikan dengan panggil-memanggil.

Bahkan ia berharap karut-marut penghitungan suara hanya karena masalah teknis, bukan lantaran

unsur tindak pidana korupsi. Tapi, dia melanjutkan, kalau dari hasil penelitian disebutkan

pengadaan alat itu tersendat, Komisi merasa perlu memeriksa perencanaannya dulu. "Kok,

sumber daya manusia sampai tak siap," kata dia.

Wakil Ketua KPK Bidang Penindakan Chandra M. Hamzah mengatakan, dalam rangka

pencegahan, KPK sedang mengumpulkan data dan informasi soal pengadaan IT Pemilu. "Kami

masih mengumpulkan data dan informasi," kata dia.

Terkait dengan karut-marut tabulasi nasional, Ketua Komisi Pemilihan Umum Abdul

Hafiz Anshary menyatakan akan mempertimbangkan pendapat tak perlu ada tabulasi elektronik

karena dinilai kurang efektif. Namun, kata dia, hasrat masyarakat mengetahui penghitungan

suara cukup besar sehingga tabulasi elektronik tetap perlu diadakan. "Yang kurang-kurang

dibenahi," katanya.

Pusat tabulasi nasional sendiri kemarin memasuki hari terakhir masa kontraknya di Hotel

Borobudur. Komisi Pemilihan akan memindahkan jasa penayangan penghitungan elektronik ke

kantor KPU.

Sumber: Koran Tempo, 22 April 2009

Page 6: fazcruz.files.wordpress.com · Web viewItu sebagai data awal untuk mengevaluasi KPU sebelum dilakukan penyelidikan. ''Dulu kan sudah saya katakan, seluruh rekanan KPU akan kami data

III. Adanya Indikasi bahwa Tabulasi Suara KPU Di Hack

Lambannya perhitungan perolehan suara Caleg dan Partai oleh KPU baik pusat maupan

daerah ternyata bukan hanya disebabkan oleh lambannya entry data dari masing-masing KPUD

kabupaten/kota akan tetapi keterlambatan perhitungan suara tersebut juga ternyata disebabkan

oleh gangguan teknis pada TI yang dipergunakan KPU. Hal ini membuat berbagai kalangan

mempertanyakan  profesionalisme KPU terutama dalam hal pengelolaan Tekhnologi

Informasinya.

Khusus untuk pengadaan IT KPU sendiri telah mengeluarkan dan yang sangat besar dimana

angkanya mendekati puluhan milyar, namun dengan dana yang begitu besar ternyata KPU

dianggap belum maksimal didalam menjalankan tugasnya. Akibat gangguan tekhnis tersebut

jumlah pemilih dan suara masing-masing partai politik serta para calon legislative tidak berubah

dari jumlah rasional pemilih di NTB yang mencapai 3.135.420 orang.

Melihat adanya ketidak beresan data IT KPU tersebut saya bersama beberapa orang

wartawan berusaha mencari tahu permasalahan sebenarnya, dan benar saja hal tersebut diakui

oleh Ketua Divisi Teknis Penyelenggaraan Pemilu KPU NTB, Aksar Ansory. Menurutnya

KPUD kabupaten/kota sudah menyerahkan laporan hasil penghitungan suaranya sebanyak 80

persen, namun yang muncul di IT masih dibawah 5 persen. Yang menjadi kendalanya adalah

tidak terbacanya data dari NTB yang masuk ke KPU pusat, hal ini terjadi karena gangguan teknis

akibat software selalu mengalami gangguan.

“Masalah pengoperasian IT semua bisa akan tetapi kalau ada gangguan seperti ini susah

diselesaikan” ungkap Aksar Ansory. Namun secara logika kalau ada permasalahan seperti ini

tentunya tim IT KPU bisa  dengan tanggap dan sesegera mungkin memperbaikinya namun

Page 7: fazcruz.files.wordpress.com · Web viewItu sebagai data awal untuk mengevaluasi KPU sebelum dilakukan penyelidikan. ''Dulu kan sudah saya katakan, seluruh rekanan KPU akan kami data

kenyataanya diakui oleh KPU sendiri bahwa masalah gangguan tekhnis ini sangat susah

diselesaikan.

Melihat permasalahan tersebut timbul pertanyaan di benak saya, mungkinkah system IT KPU

di sabotase atau di hack? Memenuhi rasa ingin tahu saya akhirnya saya mengontak salah seorang

rekan yang berprofesi sebagai seorang Hacker yang cukup ternama di Indonesia. Ia

mengungkapkan bahwa terganggunya system IT KPU tersebut memang tidak lepas dari campur

tangan para peretas atau Hacker. Dijelaskannya bahwa IT KPU saat ini merupakan sasaran

empuk bagi para Hacker terlepas dari apapun motiv mereka.

Diakuinya juga tidak sedikit para Caleg atau partai yang menggunakan jasa hacker untuk

mengubah hasil perhitungan IT KPU, hal ini cukup membuat tim IT KPU kerepotan. Ketika saya

Tanya mengenai berapa rupiah yang harus dikeluarkan para Caleg maupun partai yang mau

menggunakan jasa mereka untuk meretas data IT KPU, ia menolak menjawab dengan alasan

etika, “saya tidak bisa memberikan informasi masalah itu mas, itu melanggar kode etik, yang

jelas tidak ada patokan standar tergantung masing-masing personnya” terangnya.

Untuk berbagai masalh di atas sebaiknya cepat dicarikan solisinya agar pada pemilihan

presiden tidak terulang lagi.

Untuk masalah agar tidak mudah di hack maka dicari solusi yang cepat, antara lain :

Biasanya black hacker dalam melakukan penetrasi dan penyerangan memakai IP(internet address) dari luar negeri. Banyak cara mencari IP luar negeri yang bisa bebas dipakai baik menggunakan Free proxy atau Proxy Chain. Solusi cepatnya pertama begini, Tim IT KPU sebaiknya memblok dahulu semua akses dari internasional. Maksudnya link internasional yang mengarah ke webserver Nginx KPU di tutup. Sehingga situs KPU hanya bisa diakses dari dalam negeri atau menggunakan ISP-ISP lokal di tanah air melalui IIX. Hal ini pasti membantu  melonggarkan para pengakses situs ini yang benar-benar hanya ingin melihat hasil pileg. Setelah semua KPUD mengirim hasil dan KPU mengumumkan hasil final penghitungan manual, barulah dibuka kembali link internasionalnya.

Solusi kedua, tetap memakai solusi pertama diatas tetapi KPU harus ambil dedicated server ke data centre ternama di luar negeri di USA. Dan disini dilakukan sinkronisasi data. Jadi situs tabulasi nasional ada 2 satu di IIX dan satu lagi di internasional.  Situs IIX hanya bisa diakses oleh pengguna internet di Indonesia dan situs internasional hanya bisa diakses dari internasional. Jika salah satu situs down tentu bisa di switch untuk menggantikan yang down. KPU juga harus

Page 8: fazcruz.files.wordpress.com · Web viewItu sebagai data awal untuk mengevaluasi KPU sebelum dilakukan penyelidikan. ''Dulu kan sudah saya katakan, seluruh rekanan KPU akan kami data

membayar tambahan jasa ke pihak Data Centre di luar negeri untuk tambahan support kepada engineer mereka guna menjaga keamanan situs ini.

Dengan solusi ini diharapkan stamina server IIX tetap terjaga, dan mengurangi tekanan dari pelaku black hacker.

Untuk masalah yang lain sebaiknya dicarika solusi yang tepat,diantaranya :

1. Sebaiknya perusahaan yang memenangkan tender diawasi agar tidak melakukan kecurangan.

2. Bila menggunakan system IT dalam penghitungan suara,sebaiknya mensurvey terlebih dahulu pada KPU daerah apakah fasilitas dan SDM memenuhi.

3. Selain itu anggota KPU juga diawasi agar tidak melakukan kecurangan dan korupsi.4. Bila tidak mampu menggunakan system penghitungan IT sebaiknya melakukan

penghitungan suara secara manual.

Page 9: fazcruz.files.wordpress.com · Web viewItu sebagai data awal untuk mengevaluasi KPU sebelum dilakukan penyelidikan. ''Dulu kan sudah saya katakan, seluruh rekanan KPU akan kami data

DAFTAR PUSTAKA

http://antikorupsi.org/indo/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=14395

http://henry.gultom.or.id/

Page 10: fazcruz.files.wordpress.com · Web viewItu sebagai data awal untuk mengevaluasi KPU sebelum dilakukan penyelidikan. ''Dulu kan sudah saya katakan, seluruh rekanan KPU akan kami data