wayanrudiarta.files.wordpress.com  · web vieweko sasmito (16.1.2.5.2.0922) kement. e. rian agama....

41
PERAN TEKNOLOGI DAN MEDIA DALAM BELAJAR DOSEN : DR. I KETUT SUDARSANA, S.AG., M.PD.H OLEH: I PUTU WIDYA CANDRA PRAWARTANA (16.1.2.5.2.0925) A.A GEDEADI MEGA PUTRA (16.1.2.5.2.0938) NI WAYAN NITA ADNYANI (16.1.2.5.2.0936) I WAYAN RUDIARTA (16.1.2.5.2.0916) EKO SASMITO (16.1.2.5.2.0922) 1

Upload: others

Post on 18-Aug-2020

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: wayanrudiarta.files.wordpress.com  · Web viewEKO SASMITO (16.1.2.5.2.0922) KEMENT. E. RIAN AGAMA. PROGRAM PASCA SARJANA. INSTITUT HINDU DHARMA NEGERI. DENPASAR. 201. 7. KATA PENGANTAR

PERAN TEKNOLOGI DAN MEDIA

DALAM BELAJAR

DOSEN : DR. I KETUT SUDARSANA, S.AG., M.PD.H

OLEH:

I PUTU WIDYA CANDRA PRAWARTANA (16.1.2.5.2.0925)

A.A GEDEADI MEGA PUTRA (16.1.2.5.2.0938)

NI WAYAN NITA ADNYANI (16.1.2.5.2.0936)

I WAYAN RUDIARTA (16.1.2.5.2.0916)

EKO SASMITO (16.1.2.5.2.0922)

KEMENTERIAN AGAMA

PROGRAM PASCA SARJANA

INSTITUT HINDU DHARMA NEGERI

DENPASAR

2017

1

Page 2: wayanrudiarta.files.wordpress.com  · Web viewEKO SASMITO (16.1.2.5.2.0922) KEMENT. E. RIAN AGAMA. PROGRAM PASCA SARJANA. INSTITUT HINDU DHARMA NEGERI. DENPASAR. 201. 7. KATA PENGANTAR

KATA PENGANTAR

Om Swastyastu,

Om Awighnamastu namo’sidham,

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa

karena atas Asung Kertha Wara Nugraha-Nya, paper yang berjudul "Peran

Teknologi dan Media dalam Belajar" dapat penulis selesaikan guna memenuhi

salah satu tugas mata Kuliah Kajian Teknologi Pendidikan Program Pasca Sarjana

Institut Hindu Dharma Denpasar.

Dalam penyusunan paper ini, tidak sedikit hambatan yang peneliti hadapi.

Oleh karena itu, peneliti mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang

telah membantu, yaitu kepada:

1. Dr. I Ketut Sudarsana, S.Ag., M.Pd.H., selaku pengampu mata kuliah Kajian

Teknologi Pendidikan.

2. Rekan-rekan Karyasiswa jurusan Dharma Acarya IHDN Denpasar yang telah

banyak memberikan semangat dari awal sampai pada penyelesaian paper ini.

3. Seluruh pihak yang telah membantu baik moril maupun material sehingga

paper ini dapat terselesaikan.

Penulis menyadari bahwa dalam paper ini masih banyak terdapat

kekurangan. Untuk itu kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat

penulis harapkan demi penyempurnaan paper ini.

Om Santhi, Santhi, Santhi Om

Denpasar, Februari 2017

Penulis

i

Page 3: wayanrudiarta.files.wordpress.com  · Web viewEKO SASMITO (16.1.2.5.2.0922) KEMENT. E. RIAN AGAMA. PROGRAM PASCA SARJANA. INSTITUT HINDU DHARMA NEGERI. DENPASAR. 201. 7. KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................ i

DAFTAR ISI................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ............................................................................ 1

1.2. Rumusan Masalah ....................................................................... 3

1.3. Tujuan Penelitian......................................................................... 3

a.Tujuan Umum ............................................................................ 3

b. Tujuan Khusus .......................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Teknologi Informasi dan Media Ajar........................................... 4

2.1.1 Definisi Teknologi Informasi............................................. 4

2.1.2 Definisi Media.................................................................... 8

2.2 Peran Teknologi dan Media dalam Belajar................................ 11

2.2.1 Peran Media dalam Belajar................................................ 11

2.2.2 Peran Teknologi dalam Proses Belajar............................... 18

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................. 20

B. Saran ........................................................................................... 21

DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 22

ii

Page 4: wayanrudiarta.files.wordpress.com  · Web viewEKO SASMITO (16.1.2.5.2.0922) KEMENT. E. RIAN AGAMA. PROGRAM PASCA SARJANA. INSTITUT HINDU DHARMA NEGERI. DENPASAR. 201. 7. KATA PENGANTAR

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 pasal 45 ayat 1 disebutkan

bahwa Setiap satuan pendidikan formal dan nonformal menyediakan sarana dan

prasarana yang memenuhi keperluan pendidikan sesuai dengan pertumbuhan dan

perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual, sosial, emosional, dan

kejiwaan peserta didik. Dengan adanya sarana dan prasarana dalam pendidikan

maka proses belajar-mengajar akan mampu berlangsung secara maksimal guna

mencapai tujuan pendidikan nasional, yaitu untuk berkembangnya potensi peserta

didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi

warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UU No. 20 Tahun 2003

pasal 3).

Sarana dan prasarana memang merupakan dua sisi penunjang yang tidak

dapat dipisahkan dalam dunia pendidikan, dan ketika merujuk pada sarana maka

pembicaraan akan mengarah pada penggunaan teknologi dan media. Pembelajaran

di era modern ini memang sudah tidak asing dengan penggunaan teknologi dan

media pembelajaran. Bahkan teknologi dan media sudah menjadi kebutuhan yang

selayaknya ada dalam upaya mengoptimalkan pembelajaran. Hal ini dikarenakan

dengan penggunaaan teknologi atau media berbagai metode dan strategi mengajar

akan mampu dilakukan dengan lebih optimal.

Penggunaan teknologi salah satunya seperti komputer akan mampu

memberikan jawaban terhadap masalah pendidikan yang selama ini selalu

membelenggu negara ini. Hal ini didasarkan pada fakta yang terjadi di negara-

negara maju bahwa pemanfaatan teknologi informasi dalam penyelenggraraan

pendidikan terbukti mampu menunjang peningkatan kualitas pendidikan.

Beberapa sampel negara yang telah berhasil memanfaatan teknologi informasi

dalam bidang pendidikan seperti:

Page 5: wayanrudiarta.files.wordpress.com  · Web viewEKO SASMITO (16.1.2.5.2.0922) KEMENT. E. RIAN AGAMA. PROGRAM PASCA SARJANA. INSTITUT HINDU DHARMA NEGERI. DENPASAR. 201. 7. KATA PENGANTAR

1. SMU Lester B. Pearson di Kanada merupakan model pendidikan yang

banyak memanfaatkan teknologi komputer. Sekolah ini memiliki 300

komputer untuk 1200 murid. Dan sekolah ini memiliki angka putus

sekolah yang terendah di Kanada: 4% dibandingkan rata-rata nasional

sebesar 30%

2. Prestasi lebih spektakuler ditunjukkan oleh SMP Christopher Columbus di

Union City, New Jersey. Di akhir 1980-an, nilai ujian sekolah ini begitu

rendah, dan jumlah murid absen dan putus sekolah begitu tinggi hingga

negara bagian memutuskan untuk mengambil alih. Lebih dari 99% murid

berasal dari keluarga yang menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa

kedua. Bell Atlantic (Sebuah perusahaan telepon di daerah itu) membantu

menyediakan komputer dan jaringan yang menghubungkan rumah murid

dengan ruang kelas, guru, dan administrator sekolah. Semuanya

dihubungkan ke Internet, dan para guru dilatih menggunakan komputer

pribadi. Sebagai gantinya, para guru mengadakan kursus pelatihan akhir

minggu bagi orangtua. Dalam tempo dua tahun, baik angka putus sekolah

maupun murid absen menurun ke titik nol. Nilai ujian-standar murid

meningkat hampir 3 kali lebih tinggi dari rata-rata sekolah seantero New

Jersey. (http://www.e-dukasi.net/artikel.php?id=30.com/)

Di Indonesia sendiri, terhitung sejak satu dekade terakhir pendidikan telah

diwarnai dengan penggunaan berbagai teknologi. Hal ini tentu menjadi angin

segar dalam upaya mewujudkan output bahkan outcome pendidikan yang semakin

berkualitas. Teknologi yang dipergunakan dalam dunia pendidikan bisa dijadikan

salah satu meda pembelajaran oleh guru. Sebagaimana Menurut Oemar Hamalik

media pembelajaran adalah Alat, metode, dan teknik yang digunakan dalam

rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa

dalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah.

Penggunaan teknologi dan media memang tidak menjanjikan bahwa

seketika pendidikan akan menjadi lebih baik. Semua membutuhkan proses dan

waktu untuk menunjukkan hasilnya. Bahkan perlu direnungi pula bahwa segala

sesuatu yang ada selalu memiliki dua sisi yang berbeda dalam hal ini teknologi

2

Page 6: wayanrudiarta.files.wordpress.com  · Web viewEKO SASMITO (16.1.2.5.2.0922) KEMENT. E. RIAN AGAMA. PROGRAM PASCA SARJANA. INSTITUT HINDU DHARMA NEGERI. DENPASAR. 201. 7. KATA PENGANTAR

dan media akan mampu memberikan dampak positif atau bahkan sebaliknya akan

memberikan dampak yang negatif sesuai dengan siapa yang menggunakan.

Namun secara umum, tujuan penggunaan teknologi dan media dalam pendidikan

adalah untuk memperbaiki kualitas pendidikan dari waktu ke waktu.

Berkaca dari gencarnya pemanfaatan teknologi dan media dalam dunia

pendidikan, maka melalui paper ini penulis akan mencoba menguraikan peran

teknologi dan media dalam belajar.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang telah penulis uraikan, dalam paper ini akan

mencoba untuk merumuskan permasalahan sebagai berikut:

a. Apakah definisi dari Teknologi Informasi dan Media Pendidikan?

b. Bagaimanakah peran teknologi dan media dalam kegaitan belajar?

1.3 Tujuan Penulisan

Dalam penulisan paper ini ada dua jenis tujuan yang hendak dicapai, yaitu:

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum dari penulisan paper ini adalah untuk meningkatkan

pemahaman penulis dalam bidang keilmuan pendidikan terutama yang berkaitan

dengan media atau teknologi pendidikan, sehingga akan memberikan bekal yang

lebih maksimal dalam realisasi di dunia sekolah.

1.3.2 Tujuan Khusus

Secara khusus, tujuan yang hendak dicapai dengan penulisan paper ini

adalah sebagai berikut:

a. Agar penulis dan pembaca memahami definisi dari Teknologi Informasi

dan Media Pendidikan.

b. Agar penulis dan pembaca dapat mengetahui peran teknologi dan media

dalam kegaitan belajar.

3

Page 7: wayanrudiarta.files.wordpress.com  · Web viewEKO SASMITO (16.1.2.5.2.0922) KEMENT. E. RIAN AGAMA. PROGRAM PASCA SARJANA. INSTITUT HINDU DHARMA NEGERI. DENPASAR. 201. 7. KATA PENGANTAR

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Teknologi Informasi dan Media Ajar

2.1.1 Definisi Teknologi Informasi

Menurut William dan Sawyer dalam Abdul Kadir dan Terra CH (2003),

teknologi informasi didefinisikan sebagai teknologi yang menggabungkan

komputer dengan jalur komunikasi kecepatan tinggi, yang membawa data, suara,

dan video. Definisi ini memperlihatkan bahwa dalam teknologi informasi pada

dasarnya terdapat dua komponen utama yaitu teknologi komputer dan teknologi

komunikasi. Teknologi komputer yaitu teknologi yang berhubungan dengan

komputer termasuk peralatan-peralatan yang berhubungan dengan komputer.

Sedang teknologi komunikasi yaitu teknologi yang berhubungan perangkat

komunikasi jarak jauh, seperti telephone, faximile, dan televisi.

Disamping itu Nina W. Syam (2004) memaknai teknologi informasi

sebagai ilmu yang diperlukan untuk memanage informasi agar informasi tersebut

dapat ditelusuri kembali dengan mudah dan akurat. Isi ilmu tersebut dapat berupa

prosedur dan teknik-teknik untuk menyimpan dan mengelola informasi secara

efisien dan efektif. Lebih lanjut menurut Nina W. Syam, informasi dipandang

sebagai data yang telah diolah dan dapat disimpan baik dalam bentuk tulisan,

suara, maupun dalam bentuk gambar, dimana gambar tersebut dapat berupa

gambar mati atau gambar hidup. Sedang informasi yang dikelola atau

disampaikan melalui teknologi informasi tersebut dapat berupa ilmu dan

pengetahuan itu sendiri. Bila informasi tersebut volumenya kecil tentu tidak

memerlukan teknik-teknik atau prosedur yang rumit untuk menyimpannya.

Namun bila informasi tersebut dalam volume yang cukup besar, maka diperlukan

teknik atau prosedur tertentu untuk menyimpannya, agar mudah menemukan

kembali informasi yang tersimpan. Teknik atau prosedur untuk mengelola

informasi itulah yang disebut dengan teknologi informasi.

Berdasarkan dua definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa teknologi

informasi secara sederhana dapat dipandang sebagai ilmu yang diperlukan untuk

4

Page 8: wayanrudiarta.files.wordpress.com  · Web viewEKO SASMITO (16.1.2.5.2.0922) KEMENT. E. RIAN AGAMA. PROGRAM PASCA SARJANA. INSTITUT HINDU DHARMA NEGERI. DENPASAR. 201. 7. KATA PENGANTAR

mengelola/memanage informasi agar informasi tersebut dapat secara mudah dicari

atau ditemukan kembali. Sementara dalam pelaksanaannya untuk dapat mengelola

informasi tersebut dengan baik, cepat, dan efektif, maka diperlukan teknologi

komputer sebagai pengolah informasi dan teknologi komunikasi sebagai

penyampai informasi jarak jauh.

Teknologi informasi serta Komunikasi dewasa ini berkembang cepat

menurut deret ukur. Dari tahun ke bulan, dari bulan ke minggu, dari minggu ke

hari, dari hari ke jam, dan dari jam ke detik. Oleh karena itulah para cerdik-

cendekia sepakat pada suatu argumen, bahwa informasi memudahkan kehidupan

manusia tanpa harus kehilangan kehumanisannya.

Manusia tidak bisa lepas dari pendidikan yang sebenarnya juga merupakan

kegiatan informasi, bahkan dengan pendidikanlah informasi ilmu pengetahuan

dan teknologi dapat disebarluaskan kepada generasi penerus suatu bangsa sebagai

pengaruh dari Teknologi informasi dan komunikasi terhadap dunia pendidikan

khususnya dalam proses pembelajaran. Menurut Rosenberg (dalam Raharjo.

2002), dengan berkembangnya penggunaan Teknologi informasi dan komunikasi

ada lima pergeseran di dalam proses pembelajaran yaitu:

a. Pergeseran dari pelatihan ke penampilan,

b. Pergeseran dari ruang kelas ke di mana dan kapan saja,

c. Pergeseran dari kertas ke “on line” atau saluran,

d. Pergeseran fasilitas fisik ke fasilitas jaringan kerja,

e. Pergeseran dari waktu siklus ke waktu nyata.

Banyak pergeseran yang memang terjadi akibat muncullnya teknologi

informasi ini. Sebagai media pendidikan, komunikasi dilakukan dengan

menggunakan media-media komunikasi seperti telepon, komputer, internet, e-

mail, dsb. Interaksi antara guru dan siswa tidak hanya dilakukan melalui

hubungan tatap muka tetapi juga dilakukan dengan menggunakan media-

media tersebut. Dengan adanya teknologi informasi sekarang ini guru dapat

memberikan layanan tanpa harus berhadapan langsung dengan siswa. Demikian

pula siswa dapat memperoleh informasi dalam lingkup yang luas dari berbagai

sumber melalui cyber space atau ruang maya dengan menggunakan komputer atau

5

Page 9: wayanrudiarta.files.wordpress.com  · Web viewEKO SASMITO (16.1.2.5.2.0922) KEMENT. E. RIAN AGAMA. PROGRAM PASCA SARJANA. INSTITUT HINDU DHARMA NEGERI. DENPASAR. 201. 7. KATA PENGANTAR

internet. Hal yang paling mutakhir adalah berkembangnya apa yang disebut

“cyber teaching” atau pengajaran maya, yaitu proses pengajaran yang dilakukan

dengan menggunakan internet. Istilah lain yang makin poluper saat ini ialah e-

learning yaitu satu model pembelajaran dengan menggunakan media teknologi

komunikasi dan informasi khususnya internet. E-learning merupakan satu

penggunaan teknologi internet dalam penyampaian pembelajaran dalam

jangkauan luas yang belandaskan tiga kriteria yaitu: E-learning merupakan

jaringan dengan kemampuan untuk memperbaharui, menyimpan,

mendistribusi dan membagi materi ajar atau informasi. Pengiriman sampai

ke pengguna terakhir melalui komputer dengan menggunakan teknologi internet

yang standar. Memfokuskan pada pandangan yang paling luas tentang

pembelajaran di balik paradigma pembelajaran tradisional. (Raharjo. 2002).

E-learning pada hakikatnya adalah bentuk pembelajaran konvensional

yang dituang dalam format digital dan disajikan melalui teknologi informasi.

Secara ringkas, Anwas (dalam Juniwati. 2007) menyatakan e-larning perlu

diciptakan seolah-olah peserta didik belajar secara konvensional, hanya saja

dipindahkan ke dalam system digital melalui internet. Keunggulan- keunggulan e-

learning yang paling menonjol adalah efisiensinya dalam penggunaan waktu

dan ruang. Seperti telah disebutkan di atas, pendidikan berbasis teknologi

informasi cenderung tidak lagi tergantung pada ruang dan waktu. Tak ada

halangan berarti untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar lintas daerah,

bahkan lintas negara melalui e- learning. Dengan e-learning pengajar dan siswa

tidak lagi selalu harus bertatap muka dalam ruang kelas pada waktu bersamaan.

Dengan sifatnya yang tidak tergantung pada ruang dan waktu, e-learning

memiliki keunggulan lain yakni memungkinkan akses ke pakar yang tak terhalang

waktu dan tak tidak memerlukan biaya mahal. Seorang pelajar di daerah dapat

belajar langsung dari pakar di pusat melalui fasilitas internet chatting atau

mengakomodir suara dan bahkan gambar realtime. Dengan e-learning,

sekolah-sekloah dengan mudah dapat melakukan kerjasama saling

menguntungkan melalui program kemitraan. Dengan demikian sekolah yang

lebih maju dapat membantu sekolah yang belum maju sehingga dapat

6

Page 10: wayanrudiarta.files.wordpress.com  · Web viewEKO SASMITO (16.1.2.5.2.0922) KEMENT. E. RIAN AGAMA. PROGRAM PASCA SARJANA. INSTITUT HINDU DHARMA NEGERI. DENPASAR. 201. 7. KATA PENGANTAR

diupayakan adanya pemerataan mutu pendidikan. Satu lagi keunggulan e-

learning tentunya adalah ketesediaan informasi yang melimpah dari sumber-

sumber di seluruh dunia. Dengan menggunakan internet sebagi media

pembelajaran akan didapatkan sumber informasi untuk pengayaan materi yang

jumlahnya sangat tak terbatas (Alisyahbana. 1980).

Secara khusus dalam dunia pendidikan, tujuan mempelajari Teknologi

Informasi adalah:

a. Menyadarkan siswa akan potensi perkembangan teknologi informasi dan

komunikasi yang terus berubah sehingga siswa dapat termotivasi untuk

mengevaluasi dan mempelajari Teknologi Informasi dan Komunikasi

sebagai dasar untuk belajar sepanjang hayat.

b. Memotivasi kemampuan siswa untuk bisa beradaptasi dan mengantisipasi

perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi, sehingga siswa bisa

melaksanakan dan menjalani aktifitas kehidupan seharihari secara mandiri

dan lebih percaya diri.

c. Mengembangkan kompetensi siswa dalam menggunakan Teknologi

Informasi dan Komunikasi untuk mendukung kegiatan belajar, bekerja,

dan berbagai aktifitas dalam kehidupan sehari-hari.

d. Mengembangkan kemampuan belajar berbasis Teknologi Informasi

dan Komunikasi, sehingga proses pembelajaran dapat lebih optimal,

menarik, dan mendorong siswa terampil dalam berkomunikasi, terampil

mengorganisasi informasi, dan terbiasa bekerjasama

e. Mengembangkan kemampuan belajar mandiri, berinisiatif,

inovatif, kreatif, dan bertanggungjawab dalam penggunaan Teknologi

Informasi dan Komunikasi untuk pembelajaran, bekerja, dan pemecahan

masalah sehari-hari.

Keberadaan teknologi informasi bagi dunia pendidikan berarti tersedianya

saluran atau sarana yang dapat dipakai untuk menyiarkan program pembelajaran

baik secara searah maupun secara interaktif. Pemanfaatan teknologi informasi ini

penting mengingat kondisi geografis Indonesia secara umum berada pada daerah

pegunungan yang terpencar ke dalam banyak pulau-pulau. Dengan adanya

7

Page 11: wayanrudiarta.files.wordpress.com  · Web viewEKO SASMITO (16.1.2.5.2.0922) KEMENT. E. RIAN AGAMA. PROGRAM PASCA SARJANA. INSTITUT HINDU DHARMA NEGERI. DENPASAR. 201. 7. KATA PENGANTAR

teknologi informasi memungkinkan diselenggarakannya pendidikan jarak jauh,

sehingga memungkinkan terjadinya pemerataan pendidikan di seluruh wilayah

bumi Indonesia, baik yang sudah dapat dijangkau transportasi darat maupun yang

belum dapat dijangkau dengan transportasi darat. Dengan demikian pemanfaatan

teknologi informasi dalam pendidikan mempunyai arti penting terutama dalam

rangka pemerataan pendidikan dan peningkatan kualitas serta efektifitas

penyelenggaraan pendidikan di Indonesia.

2.1.2 Definisi Media Pendidikan

Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara hafal berarti

tengah, perantara atau pengantar. Dalam bahasa arab, media adalah perantara atau

pengantar dari pengirim kepada penerima pesan. Geanlach dan Ely (1971)

menyatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia,

materi atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu

memperoleh pengetahuan, ketrampilan, atau sikap. Dalam pengetahuan ini, guru,

buku teks dan lingkungan sekolah merupakan media.

Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar

cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk

menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual dan verbal.

Batasan lain telah pula dikemukakan oleh para ahli yang sebagian diantaranya

akan diberikan berkat ini, AECT (Association Of Education and Communication

Technology, 1977) memberikan batasa tentang media sebagai segala bentuk dan

saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi. Disamping

sebagai sistem penyampai atau pengantar, media yang sering diganti dengan kata

mediator menurut Fleming (1987: 234) adalah penyebab atau alat yang turut

campur tangan dalam dua pihak dan mendamaikannya. Dengan istilah mediator

media menunjukkan fungsi atau perannya, yaitu mengatur hubungan yang efektif

antara dua pihak utama dalam proses belajar siswa dan isi pelajaran.

Di samping itu, mediator dapat pula mencerminkan pengertian bahwa

setiap sistem pengajaran yang melakukan peran mediasi mulai dari guru sampai

kepada peralatan paling canggih dapat disebut media. Ringkasnya media adalah

8

Page 12: wayanrudiarta.files.wordpress.com  · Web viewEKO SASMITO (16.1.2.5.2.0922) KEMENT. E. RIAN AGAMA. PROGRAM PASCA SARJANA. INSTITUT HINDU DHARMA NEGERI. DENPASAR. 201. 7. KATA PENGANTAR

alat yang menyampaikan atau mengantarkan pesan-pesan pengajaran. Heimich

dkk (1982) mengemukakan istilah medium sebagai perantara yang mengantar

informasi antara sumber dan penerima. Jadi televisi, film, foto, radio, rekaman

audio, gambar yang diproyeksikan, bahan-bahan cetakan dan sejenisnya adalah

media komunikasi. Apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi yang

bertujuan intruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran maka media

itu disebut media pengajaran.

Sejalan dengan batasan ini, Hamidjojo dalam Latuheru (1993) memberi

batasan media sebagai semua bentuk perantara yang digunakan oleh manusia

untuk menyampaikan atau menyebar ide, gagasan atau pendapat sehingga ide,

gagasan atau pendapat yang dikemukakan itu sampai kepada penerima yang

dituju.

Apabila kata media pendidikan digunakan secara bergantian dengan istilah

alat bantu atau media komunkasi seperti yang dikemukakan oleh Hamalik (1986)

di mana ia melihat bahwa hubungan komunikasi akan berjalan lancar dengan hasil

yang maksimal apabila menggunakan alat bantu yang disebut media komunikasi.

Sementara Gagne dan Briggs (1975) secara implisit menyatakan bahwa media

pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi

materi pengajaran yang terdiri dari, antara lain buku, tape-recorder, kaset, video

camera, film, slide (gambar bingkai), foto, gambar, grafik, televisi dan komputer.

Dengan kata lain media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang

mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang

siswa untuk belajar.

Di lain pihak National Education Association memberikan definisi media

sebagai bentuk-beentuk komunikasi baik terletak maupun audio-visual dan

peralatannya. Dengan demikian media dapat dimanipulasi, dilihat, didengar atau

dibaca. Istilah “media” bahkan sering dikaitkan atau dipergantikan dengan kata

“teknologi” yang berasal dari kata latin tekne (bahasa inggris; art) dan logos

(bahasa Indonesia; ilmu).

Menurut Websten (1983:105) “art” adalah ketrampilan (skill) yang

diperoleh lewat pengalaman, study dan observasi. Bila dihubungkan dengan

9

Page 13: wayanrudiarta.files.wordpress.com  · Web viewEKO SASMITO (16.1.2.5.2.0922) KEMENT. E. RIAN AGAMA. PROGRAM PASCA SARJANA. INSTITUT HINDU DHARMA NEGERI. DENPASAR. 201. 7. KATA PENGANTAR

pendidikan dan pengajaran, maka teknologi mempunyai pengertian sebagai:

perluasan konsep tentang media, dimana teknologi bukan sekedar benda, alat,

bahan, atau perkakas, tetapi tersimpul pula sikap, perbuatan organisasi dan

manajemen yang berhubungan dengan penerapan ilmu, Azhar Arsyad (2002: 3-5)

Pengertian lain disebutkan bahwa pengertian media adalah sebuah alat

yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan (Bovee, 1997). Media

pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi dan digunakan untuk pesan

pembelajaran. Pembelajaran adalah proses komunikasi antara pembelajar,

pengajar dan bahan ajar. Dapat dikatan bahwa bentuk komunikasi tidak akan

berjalan tanpa bantuan sarana untuk menyampaikan pesan. Bentuk-bentuk

stimulus dapat dipergunakan sebagai media, diantaranya adalah hubungan atau

interaksi manusia, realitas, gambar bergerak atau tidak, tulisan dan suara yang

direkam. Media dengan kelima bentuk stimulus ini, akan membantu pembelajar

mempelajari bahan pelajaran atau dapat disimpulkan bahwa bentuk-bentuk

stimulus yang dipergunakan sebagai media pembelajaran adalah suara, visual dan

gerakan.

Banyak batasan atau pengertian yang dikemukakan para ahli tentang

media, diantaranya adalah Asosiasi teknologi dan komunikasi pendidikan

Associtiation Of Education and Communication Technology (AECT) di Amerika,

membatasi media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk

menyalurkan pesan atau informasi. National Education Assocition (NEA)

mengatakan bahwa “media” adalah bentuk-bentuk komunikasi bank cetak

maupun audio-audio serta peralatannya.

Gagne (1970) mengatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen

atau sumber belajar dalam lingkungan pembelajar yang dapat merangsang

pembelajar untuk belajar. Briggs (1970) mengatakan media adalah segala wahana

atau alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang pembelajar untuk

belajar. Schramm mengatakan media adalah teknologi pembawa informasi atau

pesan instrusional. Y. Miarso mengatakan bahwa media adalah segala sesuatu

yang dapat digunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan

10

Page 14: wayanrudiarta.files.wordpress.com  · Web viewEKO SASMITO (16.1.2.5.2.0922) KEMENT. E. RIAN AGAMA. PROGRAM PASCA SARJANA. INSTITUT HINDU DHARMA NEGERI. DENPASAR. 201. 7. KATA PENGANTAR

kemajuan pembelajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada

diri pembelajar.

Maka secara umum media adalah “alat bantu” yang dapat digunakan

dalam proses pembelajaran. Istilah media sangat populer dalam bidang

komunikasi. Proses belajar mengajar pada dasarnya juga merupakan proses

komunikasi, kata pembelajaran sengaja dipakai sebagai padanan kata dari kata

instruksi. Kata instruksi mempunyai pengertian yang lebih luas dari pengajaran,

jika kata pengajaran dalam konteks guru dan siswa di kelas (ruang) / formal maka

pembelajaran mencakup pula kegiatan belajar mengajar yang tak dihadiri guru

secara fisik. Dalam hal ini yang ditekankan adalah proses belajar mengajar dan

adanya usaha-usaha terencana dalam memanipulasi sumber-sumber agar terjadi

proses belajar pada diri siswa (Sadiman, dkk, 1993: 7).

Salah satu usaha dalam sumber-sumber belajar adalah dengan penggunaan

media sehingga media yang digunakan dalam pembelajaran disebut media

pembelajaran. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa media

pembelajaran adalah sarana pendidikan yang dapat digunakan sebagai perantara

dalam proses pembelajaran untuk mempertinggi efektifitas dan efisiensi dalam

mencapai tujuan pengajaran. Dalam pengertian lebih luas media pembelajran

adalah alat, metode dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih

mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara pengajar dan pembelajar dalam

proses pembelajaran di kelas. Pengertian media secara lebih luas dapat diartikan

manusia, benda atau peristiwa yang membuat kondisi siswa memungkinkan

memperoleh pengetahuan, ketrampilan atau sikap (Basyiruddin Usman, 2002:

127).

Dari keseluruhan pengertian di atas secara umum dapat dikatakan bahwa

subtansi dari media pemebelajaran adalah :

a. bentuk saluran yang digunakan menyalurkan pesan, informasi atau bahan

pelajaran kepada penerima pesan atau pembelajar

b. berbagai jenis komponen dalam lingkngan pembelajar yang dapt

merangsang pembelajar untuk belajar

11

Page 15: wayanrudiarta.files.wordpress.com  · Web viewEKO SASMITO (16.1.2.5.2.0922) KEMENT. E. RIAN AGAMA. PROGRAM PASCA SARJANA. INSTITUT HINDU DHARMA NEGERI. DENPASAR. 201. 7. KATA PENGANTAR

c. bentuk alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang

pembelajar untuk belajar

d. bentuk-bentuk komunikasi yang dapat merangsang pembelajar untuk

belajar, baik cetak maupun audio, visual dan audio visual. (Hujair Sanaky,

2009: 4).

2.2 Peran Teknologi dan Media dalam Belajar

2.2.1 Peran Media dalam Belajar

Pada dasarnya, media adalah sebagai alat komunikasi yang digunakan

dalam proses belajar mengajar. Sebagai alat komunikasi, media pembelajaran

menurut Oemar Hamalik (1994:54) memiliki fungsi yang luas di antaranya:

a. Fungsi edukatif media komunikasi, yakni bahwa setiap kegiatan media

komunikasi mengandung sifat mendidik karena di dalamnya memberikan

pengaruh pendidikan.

b. Fungsi sosial media komunikasi, media komunikasi memberikan informasi

aktual dan pengalaman dalam berbagai bidang kehidupan sosial orang.

c. Fungsi ekonomis media komunikasi, media komunikasi dapat digunakan

secara intensif pada bidang-bidang pedagang dan industri.

d. Fungsi politis media komunikasi, dalam bidang politik media komunikasi

dapat berfungsi terutama politik pembangunan baik material maupun

spiritual.

e. Fungsi seni dan budaya media komunikasi, perkembangan ke bidang seni

dan budaya dapat tersebar lewat media komunikasi.

Sedangkan menurut Arif Sadiman (1993:16-17), media pembelajaran

memiliki fungsi sebagai berikut:

a. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistik (dalam

bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka).

b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera, seperti misalnya:

1) Obyek yang terlalu besar bisa digantikan oleh realita, gambar, film,

atau model.

12

Page 16: wayanrudiarta.files.wordpress.com  · Web viewEKO SASMITO (16.1.2.5.2.0922) KEMENT. E. RIAN AGAMA. PROGRAM PASCA SARJANA. INSTITUT HINDU DHARMA NEGERI. DENPASAR. 201. 7. KATA PENGANTAR

2) Obyek yang kecil dibantu oleh proyektor mikro, film bingkai, film

atau gambar.

3) Gerak yang terlalu lamban atau terlalu cepat, dapat dibantu dengan

timelapse atau hagh speed photograpy.

4) Kejadian atau peristiwa yang terjadi di masa lalu bisa ditampilkan lagi

lewat rekaman film, video, film bingkai, foto atau pun secara verbal.

5) Obyek yang terlalu kompleks (missal mesin-mesin) dapat disajikan

dengan model, diagram dan lain-lain.

6) Konsep yang terlalu luas (gunung berapi, gempa bumi, iklim dan lain-

lain) dapat divisualisasikan dalam bentuk film, film bingkai, gambar

dan lain-lain.

c. Penggunaan media pembelajaran secara tepat dan bervariasi dapat diatasi

sikap pasif anak didik, dalam hal ini media pembelajaran berguna untuk:

1) Menimbulkan kegairahan belajar.

2) Memungkinkan belajar interaksi yang lebih langsung antara anak

didik dengan lingkungan dan kenyataan.

3) Memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut

kemampuan dan minatnya.

d. Dengan sifatnya yang unik pada tiap siswa, ditambah lagi dengan

lingkungan dan pengalaman yang berbeda, sedangkan kurikulum dan

materi pendidikan ditentukan sama untuk setiap siswa, maka akan banyak

mengalami kesulitan bilamana semuanya itu harus diatasi sendiri, apalagi

bila latar belakang lingkungan guru dengan siswa juga berbeda. Masalah

ini, dapat diatasi dengan kemampuan dalam:

1) Memberikan rangsangan yang sama.

2) Mempersamakan pengalaman.

3) Menimbulkan persepsi yang sama.

Dari uraian di atas, jelaslah bahwa fungsi media pembelajaran sangat

berpengaruh terhadap pencapaian tujuan yang telah ditetapkan dalam pendidikan.

Selain dua tokoh di atas, Ada beberapa peranan media pembelajaran menurut

Ahmad Rohani (1997), diantaranya adalah:

13

Page 17: wayanrudiarta.files.wordpress.com  · Web viewEKO SASMITO (16.1.2.5.2.0922) KEMENT. E. RIAN AGAMA. PROGRAM PASCA SARJANA. INSTITUT HINDU DHARMA NEGERI. DENPASAR. 201. 7. KATA PENGANTAR

a. Media pembelajaran mengatasi perbedaan pengalaman pribadi peserta

didik.

b. Media pembelajaran mengatasi batas-batas ruang kelas.

c. Mengamati benda yang terlalu kecil.

d. Mengamati benda yang bergerak terlalu cepat atau terlalu lambat.

e. Mengamati suara yang halus untuk didengar.

f. Mengamati peristiwa-peristiwa alam.

g. Media pembelajaran berperan membangkitkan minat belajar yang baru.

Dan dari paparan di atas dapat diketahui bahwa media pembelajaran

berperan untuk membantu mewujudkan tujuan pembelajaran. Media pembelajaran

dapat mengatasi permasalahan-permasalahan yang menyangkut pembelajaran.

2.2.2 Peran Teknologi dalam Proses Belajar

Penerapan teknologi pendidikan dalam pendidikan hendaknya membuat

proses pendidikan pada umumnya dan proses belajar mengajar pada khususnya

lebih efisien, lebih efektif dan memberikan nilai tambah yang positif. Efektif dan

efesien berarti upaya pendidikan yang dilakukan hendaknya dapat mencapai

tujuan yang telah digariskan dengan sedikit mungkin mengeluarkan biaya, tenaga,

dan waktu. Kondisi seperti tersebut di atas dimungkinkan karena teknologi

pendidikan memiliki beberapa potensi sebagaimana yang dikemukakan oleh Ely

dalam Sadiman (2000) sebagai berikut:

a. Meningkatkan produktivitas pendidikan

1) Mempercepat laju belajar

Teknologi pendidikan sebagai media pembelajaran akan membantu proses

belajar menjadi lebih cepat dengan cara memfokuskan informasi pada

bagian yang penting yang akan disampaikan.

2) Membantu guru untuk menggunakan waktunya secara lebih baik

Efisiensi waktu memiliki hubungan yang berkesinambungan dengan laju

proses pembelajaran.

3) Mengurangi beban guru dalam menyajikan informasi, sehingga guru dapat

lebih banyak membina dan mengembangkan kegairahan belajar anak.

14

Page 18: wayanrudiarta.files.wordpress.com  · Web viewEKO SASMITO (16.1.2.5.2.0922) KEMENT. E. RIAN AGAMA. PROGRAM PASCA SARJANA. INSTITUT HINDU DHARMA NEGERI. DENPASAR. 201. 7. KATA PENGANTAR

Dengan demikian guru akan lebih banyak berfungsi sebagai manager

pembelajaran.

b. Memberikan pendidikan yang sifatnya lebih individual

1) Mengurangi kontrol guru yang kaku dan konvensional, Teknologi akan

memfleksibelkan fungsi guru karena guru tidak harus menjadi pusat

pembelajaran melainkan menjadi fasilitator dan konsultan dalam proses

belajar

2) Memberikan kesempatan anak belajar secara maksimal, Anak harus

belajar secara maksimal karena dalam teknologi pendidikan siswa dituntut

berperan aktif dalam proses pembelajaran sehingga siswa dapat

mengembangkan kemampuan dan kreativitasnya.

3) Dapat melayani karakteristik individu yang berbeda-beda, karena adanya

berbagai pilihan sumber belajar.

Karakter individu yang berbeda-beda tidak menutup kemungkinan adanya

penurunan minat belajar dengan media pembelajaran yang monoton dan

minim kreasi. Sehingga diperlukan media pembelajaran yang beragam

agar minat belajar siswa menjadi meningkat.

c. Memberikan dasar yang ilmiah pada pengajaran

1) Perencanaan program pengajaran yang lebih sistematis

Perencanaan program pengajaran menjadi tersusun secara rapi dan

sistematis dengan adanya bantuan teknologi. Sistem operasi dan perangkat

lunak yang ada memberikan fasilitas untuk memudahkan penyusunan

program.

2) Pengembangan bahan pengajaran yang dilandasi penelitian tentang

perilaku manusia

Pengembangan bahan ajar disesuaikan dengan cara penyesuaian perilaku,

sikap dan nilai-nilai yang ada pada manusia. Sesuai dengan kodrat kita sebagai

sebagai makhluk berilmu, pengembangan bahan pengajaran sesuai dengan tingkat

kebutuhan seseorang. Menurut Resnick (2002) (dalam

http://tugaskelompoklusiana.blogspot.co.id/2011/11/paper-mengenai-peranan-ti-

15

Page 19: wayanrudiarta.files.wordpress.com  · Web viewEKO SASMITO (16.1.2.5.2.0922) KEMENT. E. RIAN AGAMA. PROGRAM PASCA SARJANA. INSTITUT HINDU DHARMA NEGERI. DENPASAR. 201. 7. KATA PENGANTAR

dalam-dunia.html) ada tiga hal penting yang harus dipikirkan ulang terkait

dengan modernisasi pendidikan:

1) Bagaimana kita belajar (how people learn);

2) Apa yang kita pelajari (what people learn);

3) Kapan dan dimana kita belajar (where and when people learn).

Dengan mencermati jawaban atas ketiga pertanyaan ini, dan potensi TI

yang bisa dimanfaatkan seperti telah diuraikan sebelumnya, maka peran TI dalam

moderninasi pendidikan bangsa dapat dirumuskan.

Pertanyaan pertama, bagaimana kita belajar, terkait dengan metode atau

model 3 pembelajaran. Cara berinteraksi antara guru dengan siswa sangat

menentukan model pembelajaran. Terkait dengan ini, menurut Pannen (2005),

saat ini terjadi perubahan paradigma pembelajaran terkait dengan ketergantungan

terhadap guru dan peran guru dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran

seharusnya tidak 100% bergantung kepada guru lagi (instructor dependent) tetapi

lebih banyak terpusat kepada siswa (student-centered learning atau instructor

independent). Guru juga tidak lagi dijadikan satu-satunya rujukan semua

pengetahuan tetapi lebih sebagai fasilitator atau konsultan.

Peranan yang bisa dilakukan TI dalam model pembelajaran ini sangat

jelas. Hadirnya e-learning dengan semua variasi tingkatannya telah memfasilitasi

perubahan ini. Secara umum, e-learning dapat didefinisikan sebagai pembelajaran

yang disampaikan melalui semua media elektronik termasuk, Internet, intranet,

extranet, satelit, audio/video tape, TV interaktif, dan CD ROM (Govindasamy,

2002). Menurut Kirkpatrick (2001), e-learning telah mendorong demokratisasi

pengajaran dan proses pembelajaran dengan memberikan kendali yang lebih besar

dalam pembelajaran kepada siswa. Hal ini sangat sesuai dengan prinsip

penyelenggaraan pendidikan nasional seperti termaktub dalam Pasal 4 Undang-

Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang

menyatakan bahwa “pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan

berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia,

nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa”.

16

Page 20: wayanrudiarta.files.wordpress.com  · Web viewEKO SASMITO (16.1.2.5.2.0922) KEMENT. E. RIAN AGAMA. PROGRAM PASCA SARJANA. INSTITUT HINDU DHARMA NEGERI. DENPASAR. 201. 7. KATA PENGANTAR

Menurut Riyana (2006), sebagai bagian dari pembelajaran, teknologi/ICT

memiliki tiga kedudukan, yaitu sebagai suplemen, komplemen, dan substitusi.

a. Peran Tambahan (suplemen)

Dikatakan berfungsi sebagai suplemen (tambahan), apabila peserta

didik mempunyai kebebasan memilih, apakah akan memanfaatkan

materi pembelajaran melalui ICT atau tidak. Dalam hal ini, tidak

ada kewajiban/keharusan bagi peserta didik untuk mengakses materi pembelajaran

melalui ICT. Sekalipun sifatnya hanya opsional, peserta didik yang

memanfaatkannya tentu akan memiliki tambahan pengetahuan atau wawasan.

Walaupun materi pembelajaran melalui ICT berperan sebagai suplemen, para

dosen /guru tentunya akan senantiasa mendorong, mengggugah, atau

menganjurkan para peserta didiknya untuk mengakses materi pembelajaran

melalui ICT yang telah disediakan.

b. Fungsi Pelengkap (Komplemen)

Dikatakan berfungsi sebagai komplemen (pelengkap), apabila

materi pembelajaran melalui ICT diprogramkan untuk melengkapi materi

pembelajaran yang diterima peserta didik di dalam kelas. Sebagai komplemen

berarti materi pembelajaran melalui ICT diprogramkan untuk menjadi materi

reinforcement (pengayaan) yang bersifat enrichment atau remedial bagi peserta

didik di dalam mengikuti kegiatan pembelajaran konvensional.

c. Fungsi Pengganti (substitusi)

Beberapa perguruan tinggi di negara-negara maju memberikan

beberapa alternatif model kegiatan pembelajaran/perkuliahan kepada para

mahasiswanya. Tujuannya adalah untuk membantu mempermudah para maasiswa

mengelola kegiatan pembelajaran/ perkuliahannya sehingga para mahasiswa

dapat menyesuaikan waktu dan aktivitas lainnya dengan kegiatan

perkuliahannya. Sehubungan dengan hal ini, ada 3 alternatif model kegiatan

pembelajaran yang dapat dipilih para mahasiswa, yaitu apakah mereka akan

mengikuti kegiatan pembelajaran yang disajikan secara (1) konvensional (tatap

muka) saja, atau (2) sebagian secara tatap muka dan sebagian lagi melalui

internet, atau bahkan (3) sepenuhnya melalui internet. Alternatif model

17

Page 21: wayanrudiarta.files.wordpress.com  · Web viewEKO SASMITO (16.1.2.5.2.0922) KEMENT. E. RIAN AGAMA. PROGRAM PASCA SARJANA. INSTITUT HINDU DHARMA NEGERI. DENPASAR. 201. 7. KATA PENGANTAR

pembelajaran manapun yang akan dipilih oleh para mahasiswa tidak menjadi

masalah dalam penilaian. Artinya, setiap mahasiswa yang mengikuti salah satu

model penyajian materi perkuliahan akan mendapatkan pengakuan atau

penilaian yang sama. Jika mahasiswa dapat menyelesaikan program

perkuliahannya dan lulus melalui cara konvensional atau sepenuhnya melalui

internet, atau bahkan melalui perpaduan kedua model ini, maka institusi

penyelenggara pendidikan akan memberikan pengakuan yang sama. Keadaan

yang sangat fleksibel ini dinilai sangat membantu para mahasiswa untuk

mempercepat penyelesaian perkuliahannya. Para mahasiswa yang belajar pada

lembaga pendidikan konvensional tidak perlu terlalu khawatir lagi apabila tidak

dapat menghadiri kegiatan perkuliahan secara fisik karena berbenturan dengan

kepentingan lain yang tidak dapat ditinggalkan atau ditangguhkan. Apabila

lembaga pendidikan konvensional tersebut menyajikan materi pembelajaran

yang dapat diakses para mahasiswa melalui internet, maka mahasiswa dapat

mempelajari materi perkuliahan yang terlewatkan tersebut melalui internet.

Dapat terjadi demikian karena para mahasiswa diberi kebebasan mengikuti

kegiatan perkuliahan yang sebagian disajikan secara tatap muka dan

sebagian lagi melalui internet (model pembelajaran kedua). Di samping itu,

para mahasiswa juga dimungkinkan untuk tidak sepenuhnya menghadiri kegiatan

perkuliahan secara fisik. Sebagai penggantinya, para mahasiswa belajar melalui

internet (model pembelajaran ketiga).

Pembelajaran berbasis teknologi sebagaimana yang diuraikan sebelumnya

lebih dikenal dengan istilah e-learning. Pada dasarnya e-learning dalam

pembelajaran komputer memiliki prinsip sebagai berikut:

a. Tercipta untuk mengatasi keterbatasan antara pendidik dan peserta didik

terutama dalam hal waktu dan ruang

b. Pendidik dan peserta didik tidak harus berada dalam satu dimensi ruang

dan waktu.

c. Proses pendidikan dapat berjalan kapan saja.

d. Merupakan penyampaian informasi komunikasi, pendidikan, pelatihan

secara online.

18

Page 22: wayanrudiarta.files.wordpress.com  · Web viewEKO SASMITO (16.1.2.5.2.0922) KEMENT. E. RIAN AGAMA. PROGRAM PASCA SARJANA. INSTITUT HINDU DHARMA NEGERI. DENPASAR. 201. 7. KATA PENGANTAR

e. Menyediakan seperangkat alat yang bisa memperkaya nilai belajar secara

konvensional, sehingga dapat menjawab tantangan perkembangan global.

f. Prinsip belajar siswa aktif (Student active learning), prinsip belajar

partisipatorik (Participation learning), prinsip mengajar yang reaktif

(Reaktive teaching)

19

Page 23: wayanrudiarta.files.wordpress.com  · Web viewEKO SASMITO (16.1.2.5.2.0922) KEMENT. E. RIAN AGAMA. PROGRAM PASCA SARJANA. INSTITUT HINDU DHARMA NEGERI. DENPASAR. 201. 7. KATA PENGANTAR

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari pembahasan yang telah diuraikan dalam paper ini, dapat ditarik

kesimpulan bahwa keberadaan teknologi dan media belajar memang sangat

dibutuhkan untuk pengembangan kualitas pendidikan. Dengan adanya media da

teknologi ini, strategi serta metode mengajar dari seorang guru akan menjadi

semakin varatif yang disertai dengan meningkatnya daya tarik siswa untuk

mengkuti pelajaran. Keberadaan teknologi informasi bagi dunia pendidikan berarti

tersedianya saluran atau sarana yang dapat dipakai untuk menyiarkan program

pembelajaran baik secara searah maupun secara interaktif. Olehnya, dengan

tersiarnya berbagai program pendidikan hingga ke seluruh pelosok negeri juga

akan mampu mempermudah standarsasi pendidikan nasional. Teknologi memang

kian hari kian mengalam kemajuan, bahkan perkembangannya terjadi begitu

pesat. Dampak dari teknologi untuk dunia pendidikan sangat besar, sehingga

dunia pendidikan sudah selayaknya tidak menutup diri dari adanya teknologi ini.

Teknologi pendidikan dapat mempermudah proses pendidikan tidak hanya dari

segi pembelajaran, tetapi juga dalam hal administratif dan manajemen. Dengan

sinerginya semua aspek pendidikan maka teknologi pendidikan akan mampu

memerankan dirinya sebagai katalis dalam upaya meningkatkan kualitas

pendidikan nasional.

Memang ada tiga hal penting yang harus dipikirkan ulang terkait dengan

modernisasi pendidikan, yaitu: Bagaimana kita belajar (how people learn); Apa

yang kita pelajari (what people learn); Kapan dan dimana kita belajar (where and

when people learn). Dengan mencermati jawaban atas ketiga pertanyaan ini, dan

potensi TI yang bisa dimanfaatkan telah diketahui, maka peran TI dalam

moderninasi pendidikan bangsa dapat dirumuskan secara lebih optimal. Dengan

hal tersebut, ketika dikaitkan dengan proses belajar maka teknologi juga akan

mampu diperankan sebagai media belajar yang akan semakin mempermudah

sampainya pesan/pelajaran yang diberikan oleh guru kepada para siswanya.

20

Page 24: wayanrudiarta.files.wordpress.com  · Web viewEKO SASMITO (16.1.2.5.2.0922) KEMENT. E. RIAN AGAMA. PROGRAM PASCA SARJANA. INSTITUT HINDU DHARMA NEGERI. DENPASAR. 201. 7. KATA PENGANTAR

3.2 Saran

Saran yang dapat disampaikan sehubungan dengan perumusan paper ini

adalah:

a. Seluruh stakeholder pendidikan harus menyadari bahwa teknologi

memiliki dua mata pisau, satu pada ranah positif dan yang lainya pada

bagian negatif. Ketika memanfaatkan teknologi dalam dunia pendidikan

sudah tentunya hal yang diharapkan adalah dampak positif dari teknologi

tersebut. Namun, sebelum dibuat terkesima oleh kehebatan teknologi ada

baiknnya pula bahwa seluruh stakeholder mengetahui dampak negatif

teknologi guna menghindari terjadinya eksploitasi teknologi yang

kebablasan, dan pada akhirnya malah akan menjadi bumerang bagi dunia

pendidikan.

b. Guru selayaknya membuka diri terhadap teknologi, mau belajar

menggunakan teknologi, karena pendidikan bersifat luwes dan fleksibel

sesuai dengan perkembangan peradaban. Ketika peradaban ini didominasi

oleh teknologi (modernisasi) maka pendidikan juga harus melakukan hal

serupa guna meningkatkan tingkat motivasi dan prestasi siswa.

21

Page 25: wayanrudiarta.files.wordpress.com  · Web viewEKO SASMITO (16.1.2.5.2.0922) KEMENT. E. RIAN AGAMA. PROGRAM PASCA SARJANA. INSTITUT HINDU DHARMA NEGERI. DENPASAR. 201. 7. KATA PENGANTAR

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Kadir & Terra CH. 2003. Pengenalan Teknologi Informasi. Yogyakarta:

Andi Offset.

Alisyahbana, Iskandar. 1980. Teknologi dan perkembangan. Jakarta: Yayasan

Arsyad, Azhar. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Hamalik, Oemar. 1994. Media Pendidikan, Bandung: Citra Aditya Bakti

http://www.e-dukasi.net/artikel.php?id=30.com/, tanggal akses 20 Februari 2017

Juniwati. 2007. Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam Dunia Pendidikan.

Jakarta: Gramedia

Nina W. Syam. 2004. Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Dunia

Pendidikan. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Rahardjo, Budi. 2002. Memahami Teknologi Informasi. Jakarta: PT Elex Media

Riyana, Cepi. 2006. Peranan Teknologi Dalam Pembelajaran dalam

https://chepy.files.wordpress.com/2006/08/peran-teknologi.pdf (akses

tanggal 23 Februari 2017)

Rohani, Ahmad,1997. Media Instructional Educatif, Rineka Cipta: Jakarta.

Sadiman, Arief S dkk. 2000. Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan dan

Pemanfaatannya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sadiman, Arif. 1993. Media Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada

Sanaky, Hujair AH. 2009. Media Pembelajaran. Yogyakarta: Safiria Insania

Press.

Usman, Basyirudin dan Asnawir. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: Delia Citra

Utama.

22