cicadesiaristawati.files.wordpress.com€¦  · web viewdiajukan untuk memenuhi tugas hukum adat ....

31
TATA SUSUNAN RAKYAT DI SUKU MINANGKABAU diajukan untuk memenuhi tugas hukum adat diampu Ibu Indri Fogar, S.H, M.H. oleh 1. Nisa Munisa (14040704026) 2. Cica Desi Aristawati (14040704030) 3. Aga Mestika (14040704 4. M. Romzul Islam (14040704 5. Erlinda Megantari (1404070412 PROGRAM STUDI S1 ILMU HUKUM C 2014 JURUSAN PMP-KN

Upload: others

Post on 06-Oct-2020

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: cicadesiaristawati.files.wordpress.com€¦  · Web viewdiajukan untuk memenuhi tugas hukum adat . diampu Ibu Indri Fogar, S.H, M.H. oleh . Nisa Munisa(14040704026) Cica Desi Aristawati(14040704030)

TATA SUSUNAN RAKYAT DI SUKU MINANGKABAU

diajukan untuk memenuhi tugas hukum adat

diampu Ibu Indri Fogar, S.H, M.H.

oleh

1. Nisa Munisa (14040704026)

2. Cica Desi Aristawati (14040704030)

3. Aga Mestika (14040704

4. M. Romzul Islam (14040704

5. Erlinda Megantari (1404070412

PROGRAM STUDI S1 ILMU HUKUM C 2014

JURUSAN PMP-KN

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

2015

Page 2: cicadesiaristawati.files.wordpress.com€¦  · Web viewdiajukan untuk memenuhi tugas hukum adat . diampu Ibu Indri Fogar, S.H, M.H. oleh . Nisa Munisa(14040704026) Cica Desi Aristawati(14040704030)

1. Tata Susunan Rakyat Adat Suku Minangkabau

Sistem kekerabatan matrilinial :

Masyarakat minangkabau menganut sistem kekerabatan matrilineal.

Sistem matrilineal adalah suatu sistem yang mengatur kehidupan dan

ketertiban suatu masyarakat yang terikat dalam suatu jalinan kekerabatan

dalam garis ibu. Seorang anak laki-laki atau perempuan merupakan klen

dari perkauman ibu.Ayah tidak dapat memasukkan anaknya ke dalam

sukunya sebagaimana yang berlaku dalam sistem patrilineal.Dengan kata

lain seorang anak di minangkabau akan mengikuti suku ibunya.

Segala sesuatunya diatur menurut garis keturunan ibu.Tidak ada

sanksi hukum yang jelas mengenai keberadaan sistem matrilineal ini,

artinya tidak ada sanksi hukum yang mengikat bila seseorang melakukan

pelanggaran terhadap sistem ini. Sistem ini hanya diajarkan secara turun

temurun kemudian disepakati dan dipatuhi, tidak ada buku rujukan atau

kitab undang-undangnya. Namun demikian, sejauh manapun sebuah

penafsiran dilakukan atasnya, pada hakekatnya tetap dan tidak beranjak dari

fungsi dan peranan perempuan itu sendiri.

Ciri-ciri Sistem Kekerabatan Matrilineal

Adapun karakteristik dari sistem kekerabatan matrilineal adalah

sebagai berikut:

1. Keturunan dihitung menurut garis ibu.

2. Suku terbentuk menurut garis ibu Seorang laki-laki di minangkabau tidak

bisa mewariskan sukunya kepada anaknya. Jadi jika tidak ada anak

perempuan dalam satu suku maka dapat dikatakan bahwa suku itu telah

punah.

3. Tiap orang diharuskan kawin dengan orang luar sukunya (exogami).

Menurut aturan adat minangkabau seseorang tidak dapat menikah dengan

seseorang yang berasal dari suku yang sama . Apabila hal itu terjadi

maka ia dapat dikenakan hukum ada, seperti dikucilkan dalam pergaulan.

Page 3: cicadesiaristawati.files.wordpress.com€¦  · Web viewdiajukan untuk memenuhi tugas hukum adat . diampu Ibu Indri Fogar, S.H, M.H. oleh . Nisa Munisa(14040704026) Cica Desi Aristawati(14040704030)

4. Yang sebenarnya berkuasa adalah saudara laki-laki

Yang menjalankan kekuasaan di minangkabau adalah laki-laki,

perempuan di minangkabau di posisikan sebagai pengikat, pemelihara,

dan penyimpan harta pusaka.

5. Perkawinan bersifat matrilokal, yaitu suami mengunjungi rumah istrinya

6. Hak-hak dan pusaka diwariskan oleh mamak kepada kemenakannya dan

dari saudara laki-laki ibu kepada anak dari saudara perempuan.

Peran dan Kedudukan Wanita di Minangkabau

Pada dasarnya sistem matrilineal bukanlah untuk mengangkat atau

memperkuat peranan perempuan, tetapi sistem itu dikukuhkan untuk

menjaga, melindungi harta pusaka suatu kaum dari kepunahan, baik rumah

gadang, tanah pusaka dan sawah ladang. Dalam sistem matrilineal

perempuan diposisikan sebagai pengikat, pemelihara dan penyimpan,

sebagaimana diungkapkan pepatah adatnya amban puruak atau tempat

penyimpanan. Itulah sebabnya dalam penentuan peraturan dan perundang-

undangan adat, perempuan tidak diikut sertakan. Perempuan menerima

bersih tentang hak dan kewajiban di dalam adat yang telah diputuskan

sebelumnya oleh pihak ninik mamak. Perempuan menerima hak dan

kewajibannya tanpa harus melalui sebuah prosedur apalagi bantahan.

Hal ini disebabkan hak dan kewajiban perempuan itu begitu dapat

menjamin keselamatan hidup mereka dalam kondisi bagaimanapun juga.

Semua harta pusaka menjadi milik perempuan, sedangkan laki-laki diberi

hak untuk mengatur dan mempertahankannya. Perempuan tidak perlu

berperan aktif seperti ninik mamak. Perempuan minangkabau yang

memahami konstelasi seperti ini tidak memerlukan lagi atau menuntut lagi

suatu prosedur lain atas hak-haknya. Mereka tidak memerlukan emansipasi

lagi, mereka tidak perlu dengan perjuangan gender, karena sistem

matrilineal telah menyediakan apa yang sesungguhnya diperlukan

perempuan.

Page 4: cicadesiaristawati.files.wordpress.com€¦  · Web viewdiajukan untuk memenuhi tugas hukum adat . diampu Ibu Indri Fogar, S.H, M.H. oleh . Nisa Munisa(14040704026) Cica Desi Aristawati(14040704030)

Peran dan Kedudukan Laki-laki di Minangkabau

Kedudukan laki-laki dan perempuan di dalam adat Minangkabau

berada dalam posisi seimbang. Laki-laki punya hak untuk mengatur segala

yang ada di dalam perkauman, baik pengaturan pemakaian maupun

pembagian harta pusaka. Perempuan sebagai pemilik dapat mempergunakan

semua hasil itu untuk keperluannya anak beranak. Peranan laki-laki di

dalam dan di luar kaumnya menjadi sesuatu yang harus dijalankannya

dengan seimbang dan sejalan. Adapun peranan laki-laki di minangkabau

terbagi atas :

a. Sebagai kemenakan

Di dalam kumnya seorang laki-laki berawal sebagai kemenakan.

Sebagai kemenakan dia harus mematuhi segala aturan yang ada di dalam

kaum. Belajar untuk mengetahui semua aset kaumnya dan semua anggota

keluarga kaumnya. Oleh karena itu, ketika seseorang berstatus menjadi

kemenakan, dia selalu disuruh ke sana ke mari untuk mengetahui segala

hal tentang adat dan perkaumannya. Dalam kaitan ini, peranan surau

menjadi penting, karena surau adalah sarana tempat mempelajari semua

hal itu baik dari mamaknya sendiri maupun dari orang lain yang berada

di surau tersebut. Dalam menentukan status kemenakan sebagai pewaris

sako dan pusako, anak kemenakan dikelompokan menjadi tiga kelompok:

a) Kemenakan di bawah daguak. Kemenakan di bawah daguak adalah

penerima langsung waris sako dan pusako dari mamaknya

b) Kemenakan di bawah pusek. Kemenakan di bawah pusek adalah

penerima waris apabila kemenakan di bawah daguak tidak ada

(punah).

c) Kemenakan di bawah lutuik. Kemenakan di bawah lutuik, umumnya

tidak diikutkan dalam pewarisan sako dan pusako kaum.

b. Sebagai Mamak

Page 5: cicadesiaristawati.files.wordpress.com€¦  · Web viewdiajukan untuk memenuhi tugas hukum adat . diampu Ibu Indri Fogar, S.H, M.H. oleh . Nisa Munisa(14040704026) Cica Desi Aristawati(14040704030)

Pada giliran berikutnya, setelah dia dewasa, dia akan menjadi

mamak dan bertanggung jawab kepada kemenakannya. Mau tidak mau,

suka tidak suka, tugas itu harus dijalaninya. Dia bekerja di sawah

kaumnya untuk saudara perempuannya anak-beranak yang sekaligus

itulah pula kemenakannya. Dia mulai ikut mengatur, walau tanggung

jawab sepenuhnya berada di tangan mamaknya yang lebih tinggi, yaitu

penghulu kaum.

c. Sebagai Penghulu

Selanjutnya, dia akan memegang kendali kaumnya sebagai

penghulu. Gelar kebesaran diberikan kepadanya, dengan sebutan datuk.

Seorang penghulu berkewajiban menjaga keutuhan kaum, mengatur

pemakaian harta pusaka. Dia juga bertindak terhadap hal-hal yang berada

di luar kaumnya untuk kepentingan kaumnya. Setiap laki-laki terhadap

kaumnya selalu diajarkan; kalau tidak dapat menambah (maksudnya

harta pusaka kaum), jangan mengurangi (maksudnya, menjual,menggadai

atau menjadikan milik sendiri). Secara keseluruhan dapat dikatakan

bahwa peranan seorang laki-laki di dalam kaum disimpulkan dalam

ajaran adatnya: Tagak badunsanak mamaga dunsanak, Tagak basuku

mamaga suku, Tagak ba kampuang mamaga kampuang, dan Tagak ba

nagari mamaga nagari.

Peranan Laki-laki di Luar Kaum

Selain berperan di dalam kaum sebagai kemanakan, mamak atau

penghulu, seorang anak lelaki setelah dia kawin dan berumah tangga, dia

mempunyai peranan lain sebagai tamu atau pendatang di dalam kaum

isterinya. Artinya di sini, dia sebagai duta pihak kaumnya di dalam kaum

istrinya, dan istri sebagai duta kaumnya pula di dalam kaum suaminya.Satu

sama lain harus menjaga kesimbangan dalam berbagai hal, termasuk

perlakuan-perlakuan terhadap anggota kaum kedua belah pihak. Di dalam

kaum istrinya, seorang laki-laki adalah sumando (semenda). Sumando ini di

dalam masyarakat Minangkabau dibuatkan pula beberapa kategori;

Page 6: cicadesiaristawati.files.wordpress.com€¦  · Web viewdiajukan untuk memenuhi tugas hukum adat . diampu Ibu Indri Fogar, S.H, M.H. oleh . Nisa Munisa(14040704026) Cica Desi Aristawati(14040704030)

a. Sumando ninik mamak

Artinya, semenda yang dapat ikut memberikan ketenteraman pada

kedua kaum; kaum istrinya dan kaumnya sendiri. Mencarikan jalan keluar

terhadap sesuatu persoalan dengan sebijaksana mungkin. Dia lebih

berperan sebagai seorang yang arif dan bijaksana.Sikap ini yang sangat

dituntut pada peran setiap sumando di minangkabau

b. Sumando kacang miang

Artinya, sumando yang membuat kaum istrinya menjadi gelisah karena

dia memunculkan atau mempertajam persoalan-persoalan yang seharusnya

tidak dimunculkan.Sikap seperti ini tidak boleh dipakai.

c. Sumando lapik buruk

Artinya, sumando yang hanya memikirkan anak istrinya semata tanpa

peduli dengan persoalan-persoalan lainnya. Dikatakan juga sumando

seperti seperti itu sumando apak paja, yang hanya berfungsi sebagai

tampang atau bibit semata. Sikap seperti ini juga tidak boleh dipakai dan

harus dijauhi.Sumando tidak punya kekuasan apapun di rumah istrinya,

sebagaimana yang selalu diungkapkan dalam pepatah petitih : Sadalam-

dalam payo, Hinggo dado itiak, Sakuaso-kuaso urang sumando, Hinggo

pintu biliak. Sebaliknya, peranan sumando yang baik dikatakan;

Rancak rumah dek sumando, Elok hukum dek mamaknyo

2. Persekutuan Hukum Rakyat Suku Minangkabau

Di dalam masyarakat adat suku Minangkabau terdapat tata persekutuan

hukum masyarakat adat berdasar sistem geneologis teritorial. Dimana

geneologis teritorial adalah suatu kesatuan masyarakat yang tetap teratur

dimana para anggotanya bukan saja terikat pada tempat kediaman pada suatu

daerah tertentu melainkan juga terikat pada hubungan pertalian darah atau

kekerabatan. Untuk menjadi anggota persekutuan hukum teritorial genealogis

harus memenuhi syarat sebagai berikut :

Page 7: cicadesiaristawati.files.wordpress.com€¦  · Web viewdiajukan untuk memenuhi tugas hukum adat . diampu Ibu Indri Fogar, S.H, M.H. oleh . Nisa Munisa(14040704026) Cica Desi Aristawati(14040704030)

a. Harus masuk pada suatu kesatuan genealogi

b. Harus berdiam di daerah persekutuan yang bersangkutan

Pada persekutuan hukum adat teritorial Genelogis ini kedua syarat tersebut

diatas harus memenuhi baik dari segi teritorialnya maupun genelogisnya.

Tanpa memenuhi kedua syarat tersebut maka tidak dapat dikelompokkan

sebagai persekutuan hukum adat secara teritorial genelogis. Pada macam

persekutuan ini ikatan yang dijalin antar individu semakin kuat karena tak

hanya ada ikatan pertalian darah tapi juga ikatan tempat kediaman yang

berdekatan.

Genealogis

Berdasarkan keturunan pertalian darah menurut garis ibu atau biasa

disebut dengan matrilineal. Misalnya, famili Minangkabau diketuai oleh

seorang penghulu andiko dan terdiri dari beberapa bagian yang disebut

rumah atau jurai dan dikepalai oleh seorang tungganai atau mamak kepala

waris. Satu jurai terdiri dari beberapa nenek dan anak-anaknya (laki-laki dan

perempuan) serta saudara-saudaranya, laki-laku dan perempuan. Famili

tersebut bertindak sebagai kesatuan terhadap famili lain, terhadap desa

(nagari), ditempat mereka tinggal, terhadap orang-orang asing dan terhadap

pemerintah atasan. Famili Minangkabau mempunyai harta puasa yang

diurus oleh penghulu andiko dan mempunya gelar famili yang dipakai oleh

orang yang mewakili famili itu, dan yang tidak boleh dipakai oleh famili

lain.

Tidak seorangpun yang mempunyai pikiran akan kemungkinan

pembubaran persekutuan famili Minangkabau. Persekutuan itu mungkin

berakhir, yaitu menjadi punah, oleh karena semua anggotanya meninggal

dunia. Mungkin pula famili Minangkabau terpecah menjadi beberapa famili

yang kecil-kecil, jika jumlah anggotanya menjadi terlalu besar, akan tetapi

membubarkan kesatuan famili adalah tidak mungkin. Seseorang anggota

famili dapat de facto memutuskan segala ikatan dengan familinya,

berhubung ia meninggalkan nagari, tempat tinggal familinya, untuk selama-

Page 8: cicadesiaristawati.files.wordpress.com€¦  · Web viewdiajukan untuk memenuhi tugas hukum adat . diampu Ibu Indri Fogar, S.H, M.H. oleh . Nisa Munisa(14040704026) Cica Desi Aristawati(14040704030)

lamanya. Pun seorang anggota dapat dibuang dari lingkungan famili, oleh

karena dia berkelakuan jahat (buang sirih, buang bilah, buang tingkaran).

Teritorial

Lereng-lereng Bukit Barisan yang berhutan lebat, berjurang terjal, luas

dan dalam, merupakan batas-batas alamiah yang memisahkan dataran-

dataran tinggi lembah diantara gunung-gunung. Daerah-daerah terisolir

dengan batas-batas alam yang sulit untuk diatasi pada abad-abad yang

lampau bukan saja merupakan isolement alamiah, tetapi juga

mengakibatkan isolement rohaniah. Yang kemudian menimbulkan kesatuan-

kesatuan geografis, sosial-ekonomis, politis dan kulturil, yang disebut

"luhak" di alam Minangkabau. Dalam perkembangan selanjutnya terjadilah

tiga luhak besar, diantara nya :

1. luhak "Agam" dilembah dataran tinggi Gunung Singgalang — Merapi,

2. luhak "50 Koto" dilembah dataran tinggi Gunung Sago

3. luhak "Tanah Datar" dilembah dataran tinggi Gunung Tandikat-

Singgalang-Merapi.

Ketiga luhak besar itulah dalam sejarah Minangkabau disebut "Luhak nan

Tigo". Pembagian daerah Alam Minangkabau atas tiga daerah geografis ini

oleh Belanda dilanjutkan dengan menggunakan istilah "afdeling", dibawah

pimpinan seorang "asisstent resident", yang oleh penduduk dinamakan "tuan

luhak". Pemerintah Republik Indonesia meneruskan pembagian administratif

itu dengan menyebut tiap-tiap bagian "kabupaten", dipimpin oleh seorang

bupati kepala daerah.

Daerah Pesaman-Lubuk Sikaping disebelah Barat daya Alam

Minangkabau tidak termasuk "Pesisir", "Daré", maupun "Rantau". Sebagai

kabupaten daerah itu merupakan "daerah kolonisasi" Alam Minangkabau dan

Tanah Batak (Mandailing). Daerah Sawah Lunto-Sijunjung disebelah Timur

dan daerah Solok-Muara Labuh disebelah Tenggara dan Timur Laut Alam

Minangkabau dalam sejarah dinamakan "ekor Rantau" dan merupakan daerah

peralihan antara Alam Minangkabau dan Rantau. Penduduknya mengaji asal

Page 9: cicadesiaristawati.files.wordpress.com€¦  · Web viewdiajukan untuk memenuhi tugas hukum adat . diampu Ibu Indri Fogar, S.H, M.H. oleh . Nisa Munisa(14040704026) Cica Desi Aristawati(14040704030)

usul mereka dari daerah Alam Minangkabau yang telah berbilang abad

membuka, mengerjakan dan mendiami daerah-daerah itu. Sebagai wilayah

yang letaknya berbatasan dengan Riau (Sijunjung) dan Jambi (Muara Labuh),

kultur-sosiologis daerah itu merupakan daerah peralihan antara "Melayu -

Minangkabau" dengan "Melayu - Riau" dan "Melayu - Jambi".

Susunan rakyat yang bersifat genealogis-teritorial kita dapati dibeberapa

Nagari di Minangkabau dan dibeberapa Marga atau dorp di Bengkulu. Disitu

tidak ada golongan yang berkuasa memerintah dan golongan yang

menyimpang ataupun golongan yang menguasai tanah, melainkan segala

golongan suku yang bertempat tinggal di dalam daerah nagari berkedudukan

sama atau setingkat dan bersama-sama merupakan suatu badan persekutuan

teritorial atau nagari sedang daerah nagari terbagi dalam daerah-daerah

golongan atau daerah suku, dan tiap-tiap golongan mempunya daerah-daerah

sendiri.

Susunan rakyat yang bersifat geneologis teritorial adalah terdapat di

nagari-nagari lain di Minangkabau dan pada dusun di daerah Rejang atau

Bengkulu, yang dalam satu nagari atau dusun berdiam beberapa bagian clan

yang satu sama lain tidak bertalian famili. Seluruh daerah nagari atau dusun

menjadi daerah bersama atau yang tidak dbagi-bagi dari segala bagian clan

pada badan persekutuan nagari atau dusun itu.

Susunan Persekutuan-persekutuan Hukum

Para persekutuan hukum di Minangkabau disusun secara organis, yaitu

pimpinan terdiri dari perwakilan fungsional, pimpinan bersifat representatif.

Di dalam badan persekutuan hukum yang disebut : nagari adalah beberapa

famili yang bersifat badan hukum pula dan para famili itu masing-masing

dikepalai oleh seorang penghulu andiko yaitu laki-laki yang tertua dari bagian

famili atau jurai yang tertua. Tiap-tiap jurai sering kali diketau oleh orang tua-

tuanya sendiri bernama mamak kepala waris atau tungganai. Para famili di

dalam satu nagari masing-masing masuk golongan atau clan yang lebih besar,

Page 10: cicadesiaristawati.files.wordpress.com€¦  · Web viewdiajukan untuk memenuhi tugas hukum adat . diampu Ibu Indri Fogar, S.H, M.H. oleh . Nisa Munisa(14040704026) Cica Desi Aristawati(14040704030)

bernama suku. Tipa-tiap suku mempunyai nama sendiri-sendiri, suku-suku itu

tersebar di seluruh daerah Minangkabau.

Di Minangkabau ada dua jenis tata susunan nagari. Di tanah agam berlaku

adat bodicaniago. Pimpinan nagari terletak di dalam tangan permufakatan para

penghulu andiko yang sederajat kedudukannya. Di daerah-daerah kotopiliang

(tanah datar dan 50 kota), para famili perikatan-perikatan disitu, disebut

kampoang bersatu dalam perikatan-perikatan yang disebut : suku. Masing-

masing suku terdiri dari 4,5,6 atau sembilan famili. Tiap-tiap suku diketuai

oleh seorang kepala suku. Yang menjadi kepala suku ialah penghulu andiko

yang terutama yaitu kepala famili yang terkemuka dari kampung yang

terkemuka. Kepala suku selalu bermusyawarah dengan para penghulu andiko

dari sukunya sendiri. Ia mempunyai pembantu ialah manti untuk urusan

pamong praja, dubalang untuk urusan polisi dan malim untuk urusan agama.

ditiap-tiap nagari adalah empat suku dan pengurus nagari terdiri dari para

kepala dari suku-suku tersebut dengan para penghuku andiko diseluruh nagari

dibawah pimpinan seorang kepala yang disebut : pucuk nagari.

3. Susunan Masyarakat dan Hukum Adat di Suku Minangkabau

Susunan masyarakat Minangkabau berdasarkan ikatan kekeluargaan

dengan suku sebagai kesatuan genealogis menurut garis ibu, tidak

memungkinkan timbul dan berkembang golongan "ningrat-darah" seperti di

Jawa umpamanya. Golongan ningrat darah ("kaum feodal") sebagai lapisan

masyarakat tertinggi yang ekslusif dan "tertutup" (a closed society), secara

turun temurun me-monopoli kekuasaan politik militer, juridis —

administrative, kulturil dan ekonomis, tidak ada di Minangkabau.

Sifat Pimpinan Kepala – kepala Rakyat

Kepala rakyat adlah bapak masyarakat, dia mengetuai persekutuan sebagai

ketua suatu keluarga besar, dia adalah pemimpin pergaulan hidup di dalam

persekutuan. Sifat tradisional pimpinan kepala rakyat dapat dikenal dari bunyi

pepatah Minangkabau bahwa penghulu itu :

Page 11: cicadesiaristawati.files.wordpress.com€¦  · Web viewdiajukan untuk memenuhi tugas hukum adat . diampu Ibu Indri Fogar, S.H, M.H. oleh . Nisa Munisa(14040704026) Cica Desi Aristawati(14040704030)

Kayu kadang di tanah padang, Bakeh batuduah ari ujan, Bakeh bulauang dari

paneh, Ure nyo bulieh bakeh basando,Batang nyo bulieh bakeh basando.

Artinya : sebatang kayu yang besar di tengah lapang, tempat berlindung diwaktu

hujan, tempat bernaung diwaktu panas, urat-uratnya tempat duduk dan batangnya

tempat bersandar.

Kepala rakyat bertugas memelihara hidup hukum di dalam persekutuan,

menjaga supaya hukum itu dapat berjalan selayak-layaknya. Aktivitas kepala

sehari-hari meliputi seluruh lapangan masyarakat. kepala rakyat bercampur

tanagan pula dalam menyelesaikan soal perkawinan, warisan, pemeliharaan anak

yatim, dan sebagainya. Tidak ada satu lapangan pergaulan hidup di dalam badan

persekutuan yang tertutup bagi kepala rakyat untuk ikut campur bilamana

diperlukan untuk memelihara ketentraman, perdamaian, keseimbangan lahir dan

batin, untuk menegakkan hukum.

Di daerah-daerah Bodi-Caniago di Minangkabau, kedudukan penghulu

andiko gelarnya berpindah berganti-ganti kepada jurai (bagian famili) menurut

adat bergilir (bagelar). Pemindahan ini hanya dapat baik berlakunya apabila segala

penghulu (kepala-kepala rakyat) memperhatikan akan baik jalannya

penyelenggaraan pemindahan itu.

Apabila seorang penghulu sudah tua dan sering sakit-sakitan, hingga

seringkali terhalang melaksanakan tugasnya sebagai wakil-pembimbing-

pembina kaum/sukunya dan sebagai anggota kerapatan Adat dalam nagari,

tungganai-tungganai kaum/sukunya menunjuk salah seorang diantara mereka

sebagai "penongkat", Tugasnya seperti "tongkat", penumpu yang memberikan

kekuatan dan tenaga kepada penghulu yang sudah tua. lalah yang bertindak

sebagai wakil dan atas nama penghulu tua dalam kaum/suku, maupun pada

Kerapatan-kerapatan Adat. la dipanggilkan "Datuk Muda"..

Apabila penghulu yang tua sudah meninggal dunia, "Datuk Muda" naik

penghulu, upacara adat yang dihadiri oleh segenap penghulu dalam nagari dan

wakil-wakil penghulu dari nagari-nagari yang berdekatan, Diresmikan dalam

Page 12: cicadesiaristawati.files.wordpress.com€¦  · Web viewdiajukan untuk memenuhi tugas hukum adat . diampu Ibu Indri Fogar, S.H, M.H. oleh . Nisa Munisa(14040704026) Cica Desi Aristawati(14040704030)

upacara itu gelar pusaka yang akan dipakainya selanjutnya sebagai penghulu

kaum dan anggota Kerapatan Adat dalam nagarinya. Biaya besar yang

membarengi upacara naik penghulu itu dengan menyembelih kerbau, dipikul

bersama oleh seluruh anggota suku dan kaum kerabat yang mempunyai

pertalian darah dengan "keluarga" yang tungganainya naik penghulu itu.

Seorang penghulu harus dapat menunjukkan tanah dan rumah pusakanya.

la mempunyai "regalia", tanda-tanda kebesaran sebagai penghulu, yaitu "saluk"

(destar), baju dan celana yang bersulam benang emas, keris, tongkat, terompah

kulit bersulam benang emas dan perak, dsb. la harus memenuhi syarat-syarat

dan tunduk pada peraturan-peraturan yang ditetapkan bagi seorang penghulu.

Anak-anak saudara wanita dan saudara-saudara dari pihak ibu disebut

"kemenakan". Ada kemenakan "kandung", kemenakan "seperut" atau

"sekaum", kemenakan "sepesukuan" dsb. Dalam pengertian luas kemenakan

berarti "rakyat", seluruh penduduk yang takluk dibawah perintah penghulu-

penghulu sesuatu nagari.

Masyarakat dan susunan masyarakat Minangkabau dengan sendirinya

melatih dan mempersiapkan tiap-tiap orang Minangkabau, istimewa seorang

penghulu, untuk pandai "bersilat lidah" dan "mengadu ujung jarum",

menggunakan "spitsvondigheden" untuk mengalahkan lawan dimedan

permusyawaratan.

Disamping istilah "kemenakan" lazim pula digunakan kata "anak buah".

Anak buah berarti "orang suruhan" penghulu untuk melakukan kerja berat dan

berbahaya, seperti membuka hutan untuk dijadikan sawah atau ladang dan

menjaga keamanan nagari sebagai "pagar kampung".

Tiap-tiap nagari di Minangkabau mempunyai sejumlah "anak buah",

barisan pengawal yang anggota-anggotanya ahli menggunakan senjata tajam

dan ahli bersilat (pendekar). Mereka lazim disebut "dubalang" (hulubalang)

dan adalah anggota dari "orang yang empat jenis", yaitu penghulu, imam-

khatib, manti dan dubalang. Dikatakan dalam pepatah, "kata penghulu kata

penyelesai, kata imam-khatib kata hakekat".

Page 13: cicadesiaristawati.files.wordpress.com€¦  · Web viewdiajukan untuk memenuhi tugas hukum adat . diampu Ibu Indri Fogar, S.H, M.H. oleh . Nisa Munisa(14040704026) Cica Desi Aristawati(14040704030)

Tugas manti menyampaikan keputusan penghulu dan dubalang adalah

pelaksana keputusan itu. Yang disebut dengan kata hakekat disini ialah

pertimbangan berdasarkan agama Islam, yang mendasari keputusan penghulu

sebagai ahli adat dan penguasa.

Kedudukan dan fungsi sebagai penghulu berdasarkan pilihan seluruh

anggota keluarga (perut, kaum dan suku) dan karenanya tidak dipusakai oleh

anak maupun oleh kemenakan kandung, putra saudara wanita terdekat. Seorang

penghulu adalah "ningrat jabatan", dengan hak-hak istimewa ("prerogatives")

yang melekat pada gelar pusaka yang dipakainya sebagai penghulu. Yang

diturunkan kepada kemenakan seperut, sekaum ataupun sepesukuan dan

terpilih sebagai penggantinya, ialah fungsi "ningrat-jabatan" dengan hak-hak

prerogatif yang "inhaerent" pada jabatan itu.

Sebagai penghulu-ningrat-jabatan ia disebut "datuk". Terhadap keluarga

yang memilihnya seperti orang yang dituakan, ia bertindak sebagai

"administrator" dan pembina-pemelihara harta pusaka keluarga dalam bentuk

tanah dan rumah pusaka. Sebagai anggota Kerapatan Adat ia terutama

mewakili dan membela hak-hak keluarga yang dipimpinnya.

Penghulu seringkali pula disebut "tuanku", terutama didaerah Pesisir dan

Rantau, dimana seorang penghulu sering bergelar "raja". Dizaman pemerintah

Belanda istilah tuanku digunakan sebagai sebutan kepala daerah, seperti kepala

nagari, kecamatan (asisten Demang), "onderafdeling" atau kawedanan

(Demang).

Didaerah Rantau kedudukan penghulu yang disebut "raja" turun temurun

dari bapak kepada anak. Demikian pula halnya dengan beberapa daerah di

Pesisir, umpamanya di Indrapura.

Daerah Pariaman mengenal gelar "sutan, sidi dan bagindo" buat

golongan yang mempunyai kedudukan maupun fungsi mendekati golongan

ninggrat di Jawa. Untuk membedakan golongan ini dari lapisan rakyat biasa,

Page 14: cicadesiaristawati.files.wordpress.com€¦  · Web viewdiajukan untuk memenuhi tugas hukum adat . diampu Ibu Indri Fogar, S.H, M.H. oleh . Nisa Munisa(14040704026) Cica Desi Aristawati(14040704030)

mereka lazim disebut "orang berbangsa". Orang berbangsa di Padang memakai

titel "sutan atau marah" didepan namanya.

Berbeda dengan gelar penghulu, titel "orang berbangsa" dapat diturunkan

kepada anak, tetapi tidak kepada kemenakan. Nama suku dan gelar pusaka

tetap diterima dari fihak ibu. Golongan "orang berbangsa" tidak disebut dengan

istilah "tuanku", cukup dengan menggunakan titel sutan, marah, sidi atau

baginda saja. la memperoleh nama panggilan tuanku, apabila mempunyai

kedudukan atau fungsi sebagai ningrat-jabatan.

Demokrasi di Suku Minangkabau

Demokrasi Minangkabau, yang dalam musyawarah selalu berusaha

mencapai kata sepakat dan bulat tanpa pungutan suara. Kaum wanita sebagai

pemilik tanah, bahan produksi (pangan) dan rumah, serta ekonomis menduduki

posisi kuat, memainkan peranan yang menentukan (dibelakang layar) tiap-tiap

musyawarah. Sebagai ibu mereka selalu berusaha menghindarkan "clash-

physiek" antara kaum dalam nagari, karena dapat mengancam dan

membahayakan keselamatan jiwa "anak" (rakyat), alat dan bahan produksi.

Dapat selalu tercapai kata sepakat dan bulat akibat peranan kaum wanita

Minangkabau (dibelakang layar) tidak dirasa perlu adanya pemerintah pusat

yang berwibawa, didampingi oleh kekuatan fisik (tentara)) yang kuat, maupun

pemimpin yang menonjol dalam masyarakat; musyawarah adalah "raja".

Pengangkatan kepala rakyat

Seorang Datuak atau pangulu dipilih dan dinobatkan apabila terjadi

beberapa hal dalam suatu suku atau kaum :

1. Apa bila Datuk atau Pangulu yang terdahulu tealah meninggal dunia (Patah

tumbuah hulang baganti)

2. Apa bila Datauk atau Pangulu yang saat ini sedang menyandang gelar

datuak telah berusia lanjut atau dalam keadaan sakit berat dan tidak

Page 15: cicadesiaristawati.files.wordpress.com€¦  · Web viewdiajukan untuk memenuhi tugas hukum adat . diampu Ibu Indri Fogar, S.H, M.H. oleh . Nisa Munisa(14040704026) Cica Desi Aristawati(14040704030)

mungkin atau sanggup lagi untuk menjalankan tugas-tugasnya sebagai

Datauak atau Pangulu. (Hilang dicari lapuak diganti)

3. Apa bila Datauak yang sedang menyandang gelar Datuak atau Pangulu saai

ini mengundurkan diri minta diganti, (Malatak-an gala)

4. Apa bila terjadi pelanggaran moral, adat dan agama serta hukum yang

berlaku lainnya oleg orang yang menyandang gelar Datuak atau Pangulu

saat ini dan anak kemenakan sepakat untuk menggantinya, (Mambuek

cabuah jo sumbang salah)

5. Kalau ada Datauk atau pangulu yang sudah lama tidak di angkat karena

sesuatu hal dan saat ini sudah memnuhi syarat untuk dianggkat

(Mambangkik Batang Tarandam).

Dalam tatanan adat Minang Kabau ada 2 cara memilih seorang pangulu

atau datuak :

1. Menurut adat Suku Bodi Chaniago dan pecahannya (banyak lagi nama suku

suku yang lain pecahan dari suku asal Bodi dan Chaniago ata Koto Piliang)

seorang pangulu atau datuak dipilih secara musyawarah mufakat oleh anak

kemenakan suku tersebut berdasarkan syarat-syarat tertentu dengan

mempertimbangkan mungkin dan patut, dalam istilah adat disebut “Hilang

dicari lapuak diganti, duduak samo randah tagak samo tinggi, duduak

saamparan tagak sapamatang”

2. Menurut adat suku Koto Piliang dan pecahannya seorang pangulu atau

datauak dipilih berdasarkan keturunan dan pergiliran gelar pengulu tersebut

dalam suku atau kaum itu berdasarkan syarat-syarat tertentu dengan

mempertimbangkan mungkin dan patut, dalam istilah adat disebut “ramo

ramo sikumbang jati katik endah pulang bakudo, patah tumbuah hilang

baganti pusako lakek kanan mudo”, rueh tumbuah dimato.

Syarat-syarat seseorang dipilih menjadi seorang pangulu atau datuak :

1. Memenuhi 4 sifat nabi Sidik, Tablihk, Amanah, dan Fthanah

2. Loyalitas yang tinggi terhadap kaum, suku, anak kemenakan dan nagari

3. Berilmu pengetahuan tentang adat dan agama dll

Page 16: cicadesiaristawati.files.wordpress.com€¦  · Web viewdiajukan untuk memenuhi tugas hukum adat . diampu Ibu Indri Fogar, S.H, M.H. oleh . Nisa Munisa(14040704026) Cica Desi Aristawati(14040704030)

4. Adil dalam memimpin anak kemenakan dan keluarga

5. Berani dalam menegakkan kebenaran dan mencegah kebathilan

6. Taat menjalankan ajaran agama dan adat

7. Tidak cacat moral dimata masyarakat dalam nagari

8. Mungkin dan patut, ini yang paling dipertimbangkan, karena ada orang

yang mungkin tapi tidak patut, dan ada yang patut tapi tidak mungkin.

Contohnya adalah ada orang yang memenuhi syarat-syarat diatas tetapi di

hidup di rantau yang jauh, di mungkin menjadi pangulu tetapi tidak patut

karena dia jauh dirantau sedangkan dia akan mengayomi dan mengurus

anak kemenakannya dikampung, atau ada yang tinggal dikampung

namun tidak memenuhi syarat jadi pangulu, dia patut jadi pangulu tapi

tidak mungkin karena kurang persyaratan, yang masuk menurut logika,

“batamu mungkin jo patuik sasuai ukua jo jangko takanak barih jo

balabeh lah tibo wakatu jo musimnyo disitu alek dibuek” Pengukuhan

dan penobatan pangulu Setelah pangulu dipilih dengan musyawarah

mufakat melalui demokrasi moril secara adat antara anak kemenakan

dalam suatu suku atau kaum maka segenap anak kemenakan atau kaum

tersebut mempersiapkan acar pengukuhan pada sebuah upacara adat

perjamuan Baralek gadang dalam nagari dan ini disebut “malewakan

kanan rami, bia basuluah mato hari bagalanggang mato rang banyak”.

Ditangan pangulu berhimpun kekuasaan yang besar dalam menjalankan

tugas membimbing dan mengatur anak kemenakannya, ninik mamak

mampunyai fungsi Eksekutif sebagai pelaksana kekuasaan, fungsi Legislatif

sebagai pembuat aturan dan funsi yudikatif sebagai pengambik keadilan, funsi

ini dilakukan oleh ninik mamak yang disebut “uarang nan ampek jinih”

(pangulu, malin, manti dan dubalang) yang mana pangulu sebagai

koordinatornya. Itulah sebabnya Pangulu dan urang nan ampek jinih disebut

“Bak kayu gadang ditangah koto ureknyo tampek baselo batangnyo tampek

basanda dahannyo tampek bagantuang daun rimbunnyo tampek bataduah,

tampek bahimpun hambo rakyat, pai tampek batanyo pulang tampek babarito,

sasek nan kamanyapo tadorong nan kamanyintak, tibo dikusuik kamanyalasai

tibo dikaruah mampajaniah, mahukum adia bakato bana” Pangulu dan ninik

Page 17: cicadesiaristawati.files.wordpress.com€¦  · Web viewdiajukan untuk memenuhi tugas hukum adat . diampu Ibu Indri Fogar, S.H, M.H. oleh . Nisa Munisa(14040704026) Cica Desi Aristawati(14040704030)

mamak adalah Ulil amri yang wajib ditaati dan dipatuhi karena dia adalah

pemimpin yang dipilih oleh anak kemenakannya sendiri “Tutua sakapa

digunuangkan kakok satitiak dilauikkan” dia dimulyakan dihormati dan dijaga

martabatnya oleh anak kemenakannya karena Pangulu di Minang Kabau adalah

lambang kebesaran suatu suku atau kaum yang wajib dijaga dan dimulyakan.

Namun Pangulu dan ninik mamak bukanlah seperti raja-raja yang harus

disembah dan dipuja setinggi langit dan dia tidak boleh dikultuskan seperti

dewa-dewa bangsa lain, di Minang Kabau tidak ada istilah bangsawan

walaupun dia seoerang datuk apalagi hanya keturunan datuk, di Minang Kabau

semua derajat manusia sama tidak ada bedanya, pemimpin adat hanyalah

ditinggikan seranting didahulukan selangkah dan dituakan dalam kaum. Dalam

Pakaian Pangulu mulai dari Salauk (Tutup kepala) baju, salempang, celana,

keris, ikat pinggang dan sandal semuanya mempunyai arti dan makna yang

sangat luas untuk dipahami oleh seorang yang bergelar Datuak atau pengulu.

Tatanan masyarakat Mianag kabau memakai palsapaf “Kamanakan barajo ka

mamak, mamak barajo kapangulu, pangulu barajo kamufakat, mufakat barajo

kanan bana, bana badiri sandirinyo, itulah inyo hokum Allah”.

Hukum Adat Suku Minangkabau

A.Keadaan suku minagkabau Suku bangsa minangkabau mendiami daratan tengah pulau sumatera bagian barat yang sekarang menjadi propinsi Sumatera barat, Daerah asli orang tanduk kerbau dan hewan ini  banyak dipelihara untuk membajak di sawah dan untuk kurban upacara adat, akan tetapi suku bangsa ini lebih suka menyebut daerah mereka dengan sebutan “Ranah minang” atau tanah minang bukan ranah kabau atau tanah kerbau, sementara itu dalam pergaulan antarsuku bangsa orang Minangkabau dengan sesamanya menyebut diri Urang Awak ( Orang kita ). Istilah suku pada masyarakat ini tidak sama dengan “suku bangsa”, suku lebih setara dengan marga  pada orang batak. B.Bahasa suku minangkabau Bahasa minangkabau termasuk kedalam rumpun bahasa melayu Austronesia dengan aturan tata bahasa yang amat dekat dengan bahasa Indonesia, karena itu dekat pula dengan  bahasa melayu lama yang mendasari bahasa Indonesia, kata-kata Indonesia dalam bahasa minangkabau hanya mengalami sedikit perubahan bunyi, seperti tiga menjadi Tigo, lurus menjadi Luruih, Bulat menjadi Bulek, Empat menjadi ampek Dan sebagainnya.

Page 18: cicadesiaristawati.files.wordpress.com€¦  · Web viewdiajukan untuk memenuhi tugas hukum adat . diampu Ibu Indri Fogar, S.H, M.H. oleh . Nisa Munisa(14040704026) Cica Desi Aristawati(14040704030)

C.Mata pencarian Suku minangkabau Mata pencarian utama orang minangkabau adalah bertanam padi disawah berteras-teras dengan sistem irigasi tradisional atau dengan sistem irigasi tradisional atau dengan sistem tadah hujan, sebagian ada pula yang bertanam padi diladang, tanaman pertanian lain adalah sayur-mayur, kopi, cengkeh, kulit manis, kelapa, buah-buahan dan sebagainnya, sebagian bekerja menangkap ikan disungai dan laut atau berternak bermacam-macam hewan, pada masa sekarang orang minangkabau banyak yang menjadi pedagang atau membuat rumah makan, pegawai dan ahli sebagai bidang jumlah populasinya sulit untuk dihitung, karena banyak tersebar diberbagai daerah di Indonesia. Tapi paling tidak ada sekitar 6 juta jiwaD. Sistem Religi atau keagamaan suku minangkabau Kedatangan para reformis Islam dari Timur Tengah pada akhir abad ke-18, telah menghapus adat budaya Minangkabau yang tidak sesuai dengan hukum Islam. Budaya menyabung ayam, mengadu kerbau, berjudi, minum tuak, diharamkan dalam pesta-pesta adat masyarakat Minang. Para ulama yang dipelopori oleh Haji Piobang, Haji Miskin, dan Tuanku  Nan Renceh mendesak kaum adat untuk mengubah pandangan budaya Minang yang sebelumnya  banyak berkiblat kepada budaya animisme dan Hindu-Budha, untuk berkiblat kepada syariat Islam. Reformasi budaya di Minangkabau terjadi setelah perang Paderi yang berakhir pada tahun 1837. Hal ini ditandai dengan adanya perjanjian di Bukit Marapalam antara alim ulama, tokoh adat, dan cadiak pandai (cerdik pandai). Mereka bersepakat untuk mendasarkan adat  budaya Minang pada syariah Islam. Hal ini tertuang dalam adagium Adat basandi syarak, syarak  basandi kitabullah. Syarak mangato adat mamakai (Adat bersendikan kepada syariat, syariat  bersendikan kepada Al-Quran). Sejak reformasi budaya dipertengahan abad ke-19, pola pendidikan dan pengembangan manusia di Minangkabau berlandaskan pada nilai-nilai Islam. Sehingga sejak itu, setiap kampung atau jorong di Minangkabau memiliki masjid, disamping surau yang ada di tiap-tiap lingkungan keluarga. Pemuda Minangkabau yang beranjak dewasa, diwajibkan untuk tidur di surau. Di surau, selain belajar mengaji, mereka juga ditempa latihan fisik berupa ilmu bela diri pencak silat. E. Sistem religi suku minangkabau dizaman kontemporer sekarang ini Pada masa sekarang boleh dikatakan seluruh orang minangkabau telah memeluk agama islam, akan tetapi sisa-sisa kepercayaan lama yang animistik dan dinamistik masih bisa di temui di beberapa tempat, sebagian masih percaya kepada tempat atau benda-benda tertentu sebagai keramat ( Dihuni oleh Roh tertentu ), percaya kepada adanya Hantu, kuntilanak, sijundal, Orang bunian (orang halus dan lain-lain).F. Sistem Perkawinan

Menikah : dibahas secara rinci dalam kategori “ Adat Perkawinan

Pada umumnya masyarakat Minangkabau beragama Islam, oleh karena itu dalam masalah nikah kawin sudah tentu dilakukan sepanjang Syarak. Dalam pelaksanaan nikah kawin dikatakan “nikah jo parampuan, kawin dengan kaluarga”. Dengan pengertian ijab kabul dengan perantaraan walinya sepanjang Syarak, namun pada hakekatnya mempertemukan dua keluarga besar, dua kaum, malahan antara

Page 19: cicadesiaristawati.files.wordpress.com€¦  · Web viewdiajukan untuk memenuhi tugas hukum adat . diampu Ibu Indri Fogar, S.H, M.H. oleh . Nisa Munisa(14040704026) Cica Desi Aristawati(14040704030)

keluarga nagari. Pada masa dahulu perkawinan harus didukung oleh kedua keluarga dan tidak membiarkan atas kemauan muda-mudi saja. Dalam proses perkawinan acara yang dilakukan adalah sbb:

1. Pinang-maminang (pinang-meminang)

2. Mambuek janji (membuat janji)

3. Anta ameh (antar emas), timbang tando (timbang tando)

4. Nikah

5. Jampuik anta (jemput antar)

6. Manjalang, manjanguak kandang (mengunjungi, menjenguk kandang). Maksudnya keluarga laki-laki datang ke rumah calon istri anaknya

7. Baganyie (merajuk)

8. Bamadu (bermadu)

Dalam acara perkawinan setiap pertemuan antara keluarga perempuan dengan keluarga laki-laki tidak ketinggalan pidato pasambahan secara adat.

G. Kematian dan Tata Cara Penyelenggaraannya

Akhir kehidupan di dunia adalah kematian. Pada upacara yang berkaitan dengan kematian tidak terlepas dari upacara yang berkaitan dengan adat dan yang bernafaskan keagamaan. Acara-acara yang diadakan sebelum dan sesudah kematian adalah sbb:

1. Sakik basilau, mati bajanguak (sakit dilihat, mati dijenguk)

2. Anta kapan dari bako (antar kafan dari bako)

3. Cabiek kapan, mandi maik (mencabik kafan dan memandikan mayat)

4. Kacang pali (mengantarkan jenazah kek kuburan)

5. Doa talakin panjang di kuburan

6. Mengaji tiga hari dan memperingati dengan acara hari ketiga, ketujuh hari, keempat puluh hari, seratus hari dan malahan yang keseribu hari.

Pada masa dahulu acara-acara ini memerlukan biaya yang besar.