fbbyputery.files.wordpress.com  · web viewbisnis yang diciptakan adalah persaingan yang...

23
PROPOSAL PENGARUH PERSAINGAN BISNIS DAN PENGENDALIAN DIRI TERHADAP ETIKA PELAKU BISNIS MIE AYAM DAN BAKSO DI PABELAN KARTOSURO DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS AKHIR MATA KULIAH METODOLOGI PENELITIAN BISNIS DAN AKUNTANSI Dosen Pengampu : M. Yahya, M.Si. Oleh : FEBYANA PUTRI KOMALASARI A 210110181

Upload: others

Post on 08-Feb-2021

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PROPOSAL

PENGARUH PERSAINGAN BISNIS DAN PENGENDALIAN DIRI TERHADAP ETIKA PELAKU BISNIS MIE AYAM DAN BAKSO DI PABELAN KARTOSURO

DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS AKHIR MATA KULIAH

METODOLOGI PENELITIAN BISNIS DAN AKUNTANSI

Dosen Pengampu : M. Yahya, M.Si.

Oleh :

FEBYANA PUTRI KOMALASARI

A 210110181

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2013

PENGARUH PERSAINGAN BISNIS DAN PENGENDALIAN DIRI TERHADAP ETIKA PELAKU BISNIS MIE AYAM DAN BAKSO DI PABELAN KARTASURO

A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Bisnis adalah serangkaian peristiwa yang melibatkan pelaku bisnis, terkait dengan memproduksi barang dan jasa serta pemasarannya kepada konsumen dalam rangka memperoleh keuntungan. Bisnis dilakukan oleh pihak swasta untuk mendapatkan keuntungan, namun disamping itu persaingan dalam dunia bisnis saat ini semakin koperatif, untuk itu perusahaan harus tidak bisa lepas dari etika bisnis.

Etika bisnis adalah aturan-aturan yang tidak dapat dilanggar dari perilaku yang diterima masyarakat sebagai baik (good) atau buruk (bad). Etika bisnis diartikan sebagai aturan main yang tidak terikat karena bukan hukum, namun harus selalu diingat oleh setiap pelaku bisnis sebagai batasan dalam aktivitas bisnis yang dijalankan.

Etika bisnis sering kali diabaikan oleh sebagian pelaku bisnis demi mendapatkan keuntungan maksimal, dan tidak ada satupun pelaku bisnis yang menginginkan rugi dalam bisnisnya. Untuk itu fokus dari bisnis yang diartikan oleh sebagian orang yaitu menggunakan cara apapun untuk meningkatkan laba. Dengan persaingan yang sangat ketat, dan tuntutan konsumen untuk memperoleh barang dengan kualitas bagus dan harga yang murah, memicu pelaku bisnis untuk keluar dari etika bisnis agar bisnisnya tetap berjalan. Sedangkan harga kebutuhan bahan pokok penjualan semakin meningkat, dan pelaku bisnis harus tetap menjaga kualitas dan harga jualnya jadi mendorong para pelaku bisnis untuk berbuat kecurangan, sebagai contoh pada salah satu pedagang mie ayam dan bakso yang ditemukan menggunakan daging oplosan untuk membuat bakso, kemudian sambal yang terbuat dari cabe, bawang, yang sudah tidak layak konsumsi sehingga harga jualnya pun lebih murah.

Seharusnya pelaku bisnis dalam menjalankan aktivitas bisnis harus tetap pada etika dalam bisnis, yaitu diantaranya tidak melakukan kecurangan yang dapat merugikan konsumen. Bisnis yang sukses adalah bisnis yang dapat menjaga nama baik dan kepercayaan konsumen terkait dengan etikanya dalam berbisnis. Memang pada kenyataanya etika berbisnis tidak dapat memberikan keuntungan yang segera, namun pelaku bisnis harus memiliki ide kreatif dan inovatif demi keberlangsungan usahanya. Ide kreatif dan inovatif tersebut adalah dengan menggunakan sayur-sayuran yang segar dan bersih, memakai daging yang berkualitas baik

Kurangnya kemampuan pelaku bisnis dalam melakukan inovasi, memicu pelaku bisnis membuat kecurangan dalam melakukan aktivitas bisnis, karena jika hal tersebut tidak dilakukan maka penjualannya akan mengalami penurunan karena tidak dapat bersaing dengan pelaku bisnis serupa. Namun dalam etika bisnis memiliki aturan bahwa pengusaha maupun pelaku bisnis dalam menjalankan bisnisnya tidak boleh merugikan pihak lain. Untuk itu dalam menciptakan etika bisnis, perlu memperhatikan beberapa hal yaitu : (a) pengendalian diri, (b) tanggung jawab sosial, (c) persaingan bisnis, (d) menerapkan konsep pembangunan berkelanjutan, (e) menghindari sifat katabelece, kongkalikong, koneksi, kolusi dan komisi.

Berdasarkan pendapat diatas, persaingan bisnis merupakan salah satu faktor dalam menciptakan etika bisnis, persaingan bisnis yang perlu dilakukan adalah persaingan bisnis yang bersih bukan persaingan yang dapat merugikan pihak yang lemah. Kerasnya persaingan dalam berbisnis, membuat sebagian pelaku bisnis terpaksa keluar dari etika bisnis karena sudah menyerah dengan keadaan yang membuat usahanya mengalami kemunduran. Seharusnya persaingan bisnis yang diciptakan adalah persaingan yang kompetitif untuk bersaing menciptakan suatu produk yang berkualitas untuk konsumen. Persaingan bisnis juga dikendalikan oleh oleh sikap pengendalian diri yang dimiliki pelaku untuk tidak memperoleh apapun dari siapapun dan dalam bentuk apapun. Pengendalian diri dimaksudkan agar pelaku tidak memperoleh keuntungan berdasarkan hasil berbuat curang kepada pihak lain. Namun memperoleh keuntungan yang telah menjadi hak pelaku bisnis sebagai tanda keberhasilan usahanya.

Dengan demikian peneliti memberikan judul dalam penelitian ini yaitu “Pengaruh Persaingan Bisnis Dan Pengendalian Diri Terhadap Etika Pelaku Bisnis Mie Ayam Dan Bakso Di Pabelan Kartosuro”.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka masalah dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Adakah pengaruh persaingan bisnis terhadap etika pelaku bisnis mie ayam dan bakso di Pabelan, Kartosuro?

2. Adakah pengaruh pengendalian diri terhadap etika pelaku bisnis mie ayam dan bakso di Pabelan, Kartosuro?

3. Adakah pengaruh persaingan bisnis dan pengendalian diri terhadap etika pelaku bisnis mie ayam dan bakso di Pabelan, Kartosuro?

3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui pengaruh persaingan bisnis terhadap etika pelaku bisnis mie ayam dan bakso di Pabelan, Kartosuro?

2. Untuk mengetahui pengaruh pengendalian diri terhadap etika pelaku bisnis di Pabelan, Kartosuro?

3. Untuk mengetahui pengaruh persaingan bisnis dan pengendalian diri terhadap etika pelaku bisnis di Pabelan, Kartosuro?

4. Manfaat Penelitian

Adapun hasil penelitian diharapkan akan bermanfaat antara lain dibawah ini :

a. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah dan mengembangkan wawasan ilmu pengetahuan khususnya dalam mengkaji pengaruh persaingan bisnis dan pengendalian diri terhadap etika pelaku bisnis.

b. Manfaat Praktis

1) Bagi Perusahaan

Sebagai bahan informasi, pertimbangan, dan masukan pada pelaku bisnis agar mempunyai sikap beretika dan pengendalian diri dalam menghadapi persaingan bisnis.

2) Bagi Pembaca

Memberikan referensi bagi peneliti lain yang berminat untuk membahas masalah yang serupa.

B. LANDASAN TEORI

1. Etika Pelaku Bisnis

Menurut kamus inggris indonesia oleh Echols dan Shadily (1992 : 219), Etik (Ethics) = etika, tata susila. Sedangkan secara etika (ethical) diartikan pantas, layak, beradab, susila. Etika adalah suatu cabang dari filosofi yang berkaitan dengan ”kebaikan (rightness)” atau moralitas (kesusilaan) dari perilaku manusia. Dalam pengertian ini etika diartikan sebagai aturan-aturan yang tidak dapat dilanggar dari perilaku yang diterima masyarakat sebagai ”baik (good)” atau buruk (bad)”. Kaitannya dengan kebaikan seorang pelaku bisnis seharusnya dapat berperilaku sesuai dengan moral mengenai kebaikan yang secara sadar dan dapat diketahui bahwa suatu hal tersebut baik bagi dirinya dan orang lain.

Untuk itu Margins Suseno mengatakan bahwa adalah sebuah ilmu yang membantu kita untuk mencari orientasi artinya dalam melakukan aktivitas bisnis seorang pelaku bisnis tidak hanya mengikuti orang lain dalam berbisnis namun juga mengerti terhadap apa yang sedang dijalankan, dengan tujuan membantu pelaku bisnis untuk bisa mempertanggung jawabkan perilakunya dalam berbisnis.

Sedangkan bisnis adalah kegiatan ekonomis yang terstruktur dan terorganisir untuk menghasilkan keuntungan. Etika bisnis adalah standar-standar nilai yang menjadi pedoman atau acuan manajer dan segenap karyawan dalam pengambilan keputusan dan mengoperasikan bisnis yang etik untuk menghasilkan keuntungan.

Prinsip-prinsip etika bisnis tidak lepas dari kehidupan manusia yang sebenarnya, yaitu mengenai sitem nilai yang dianut oleh masing-masing orang. Berikut ini merupakan prinsip-prinsip dalam bisnis yang tanpa mengesampingkan kekhasan dari kegiatan berbisnis :

a. Prinsip Otonomi

Otonomi adalah sikap dan kemampuan manusia untuk mengambil keputusan dan bertindak berdasarkan kesadarannya sendiri tentang apa yang dianggapnya baik untuk dilakukan. Pelaku bisnis yang otonom adalah orang yang tahu dan sadar akan keputusan dan tindakan yang diambilnya, serta resiko atau akibat yang akan timbul baik bagi dirinya dan perusahaan maupun orang lain.

b. Prinsip Kejujuran

Kejujuran merupakan kunci keberhasilan para pelaku bisnis untuk mempertahankan bisnisnya dalam jangka panjang dalam dunia bisnis yang penuh persaingan ketat. Alasan kenapa seorang pelaku bisnis harus bertindak jujur adalah pertama, kejujuran dalam perjanjian kontrak untuk tidak melakukan kecurangan, apabila pelaku bisnis melanggar perjanjian dengan melakukan kecurangan maka hal tersebut justru akan menghancurkan bisnisnya. Kedua dalam kejujuran yang relevan dalam penawaran harga yang sebanding dengan mutu dan harganya. Ketiga untuk menjalin hubungan kerja yang intern dalam suatu perusahaan yang dilandasi atas kejujuran.

c. Prinsip Keadilan

Prinsip keadilan menuntut agar setiap orang diperlakukan sama sesuai dengan aturan yang adil dan sesuai kriteria yang rasional objektif dan dapat dipertanggung jawabkan. Menurut Adam Smith bahwa prinsip paling pokok dari keadilan adalah prinsip tidak merugikan orang lain (princip no harm), khususnya tidak merugikan hak dan kepentingan orang lain. Artinya semua pihak yang terkait dalam relasi bisnis tidak boleh merugikan satu sama lain.

d. Prinsip saling menguntungkan

Prinsip saling menguntungkan secara positif menuntut hal yang sama, yaitu agar semua pihak berusaha untuk saling menguntungkan satu sama lain. Prinsip saling menguntungkan menuntut agar bisnis dijalankan sedemikian rupa sehingga menguntungkan semua pihak yang terlibat didalam kegiatan bisnis tersebut.

e. Prinsip integritas moral

Prinsip integritas moral dihayati sebagai tuntutan internal dalam diri pelaku bisnis agar agar ia dalam menjalankan bisnis tetap menjaga nama baiknya dan nama baik perusahaannya. Untuk itu hal ini mendorong pelaku bisnis untuk dapat menjalankan bisnisnya untuk bisa menjadi yang paling unggul dan dapat dipercaya.

2. Persaingan Bisnis

Persaingan adalah upaya yang dilakukan seseorang untuk memperoleh hasil atau keberhasilan tanpa menimbulkan ancaman yang dapat merugikan orang lain. Jadi persaingan bisnis adalah upaya seseorang dalam menjalankan aktivitas bisnisnya dalam rangka memperoleh keuntungan tanpa merugikan pihak lain. Persaingan bisnis yang baik adalah persaingan bisnis yang sehat, persaingan dijadikan sebagai acuan dalam menciptakan produk yang berkualitas bukan untuk mendapatkan keuntungan dengan jalan melakukana kecurangan.

3. Pengendalian Diri

Pengendalian diri adalah merupakan suatu keinginan dan kemampuan dalam menggapai kehidupan yang selaras, serasi dan seimbang pada hak dan kewajibannya sebagai individu dalam kehidupan keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Serasi merupakan sebuah kesesuaian atau kesamaan antar semua unsur pendukung agar menghasilkan keterpaduan yang utuh, kaitannya dalam dunia bisnis adalah semua pihak yang terlibat dalam kegiatan bisnis memiliki hak dan kewajibannya masing-masing yaitu memperoleh keinginan dan keuntungan terhadap kegiatan bisnis. Seimbang merupakan jumlah yang sama besar antara hak dan kewajiban, sedangkan selaras suatu hubungan baik yang dapat menciptakan ketentraman lahir dan batin. Artinya setiap pelaku bisnis harus menciptakan suasana bisnis yang berlandaskan atas etika sehingga dapat mengendalikan dirinya untuk tidak berbuat kecurangan yang dapat merugikan orang lain.

4. Kerangka Berfikir

a. Pengaruh persaingan bisnis terhadap etika pelaku bisnis.

Sekarang ini bisnis mie ayam dan bakso sudah semakin ketat, akibat banyaknya bisnis tersebut di daerah pabelan kartosuro yang berasal dari pedagang asli daerah dan pedagang luar daerah. Dengan persaingan yang semakin ketat itulah, para pelaku bisnis perlu mengetahui akan dibawa kemana bisnisnya tersebut, apakah akan pada kesuksesan maupun kegagalan. Akan tetapi tidak satupun pelaku bisnis yang menginginkan rugi, untuk itu pelaku bisnis akan melakukan segala upaya untuk memajukan bisnisnya, baik dengan cara yang jujur maupun dengan kecurangan dalam menjalankan aktivitas bisnisnya. Untuk itu etika bisnis dijadikan sebagai rambu-rambu dalam suatu berbisnis agar dapat membimbing dan mengingatkan pelaku bisnis kepada suatu tindakan yang terpuji yang selalu harus selalu dipatuhi dan dilaksanakan.

b. Pengaruh pengendalian diri terhadap etika pelaku bisnis.

Sebagai seorang pelaku bisnis yang memiliki etika bisnis sebagai pedoman dalam menjalankan usahanya, harus memiliki sikap pengendalian diri. Setiap pelaku bisnis harus mampu mengendalikan dirinya masing-masing untuk tidak menerima apapun, dari siapapun dan dalam bentuk apapun. Artinya, keuntungan dalam bisnis yang dilakukan tidak berasal dari hasil main curang dan memakan orang lain. Melainkan berasal dari kerja keras pelaku bisnis, sehingga keuntungan tersebut merupakan hak bagi pelaku bisnis. Dalam menjalankan bisnis seorang pelaku bisnis harus memprioritaskan keuntungan bagi konsumennya, bukan justru merugikan konsumennya, karena hal tersebut merupakan etika dari berbisnis.

c. Pengaruh persaingan bisnis dan pengendalian diri terhadap etika pelaku bisnis.

Persaingan yang semakin kompetitif di Pabelan Kartosuro khususnya dalam bisnis mie ayam dan bakso membuat para pelaku bisnis perlu melakukan inovasi terhadap produknya dalam rangka untuk mempertahankan bisnisnya agar tetap berlangsung. Kelangsungan dalam berbisnis merupakan kunci utama dalam melakukan aktivitas bisnis dimana setiap pelaku bisnis perlu menciptakan ide-ide cerdas yang terus bisa menarik perhatian konsumen terhadap produknya. Untuk itu dalam suatu aktivitas bisnis juga memerlukan pengendalian diri oleh setiap pelaku bisnis, untuk terus berprinsip kejujuran dalam melakukan bisnisnya. Setiap pelaku bisnis yang tidak dapat mengendalikan dirinya masing-masing dalam persaingan bisnis memicu untuk melakukan tindakan yang kurang baik yaitu berbuat kecurungan, memakan pihak lain dan penipuan terhadap pihak lain, sedangkan perilaku yang semacam itu telah keluar dari etika dalam bisnis. Etika dalam berbisnismie ayam harus selalu berpedoman pada kejujuran dan tidak mengancam kesehatan orang lain.

Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, maka penulis menggambarkan pemikiran yang tersusun pada skema kerangka pemikiran sebagai berikut :

(Persaingan Bisnis)

(Etika Pelaku Bisnis)

(Pengendalian Diri)

Gambar 2.1 Hubungan antara variabel x dan Y

5. Hipotesis

Dalam penelitian ini dikemukakan hipotesis sebagai berikut:

1. Persaingan bisnis berpengaruh terhadap etika pelaku bisnis.

2. Pengendalian diri berpengaruh terhadap etika pelaku bisnis.

3. Persaingan bisnis dan pengendalian diri berpengaruh terhadap etika pelaku bisnis.

C. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah sitetapkan.

2. Identifikasi Variabel

Variabel yang diteliti dalam penelitian ini meliputi variabel bebas (X1) dan variabel terikat (Y), dimana variabel bebas terdiri dari persaingan bisnis (X1) dan pengendalian diri (X2), sedangkan variabel terikatnya (Y) adalah etika pelaku bisnis mie ayam dan bakso di Pabelan, Kartosuro.

3. Subyek Penelitian

Subyek penelitian yang diperlukan dalam penelitian ini adalah para pelaku bisnis mie ayam dan bakso di pabelan kartosuro

4. Populasi, Sampel dan Sampling

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/ subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti Populasi pada penelitian ini adalah penjual mie ayam dan bakso yang berada di Pabelan Kartosuro yaitu sejumlah 15 orang. Dan teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampling quota dengan sampel yang telah ditentukan adalah 15 responden.

5. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder, data primer atau data yang diperoleh langsung dari instansi terkait melalui penelitian lapangan.

6. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Metode Kuesioner atau Angket

Peneliti memberikan angket yang berupa seperangkat pertanyaan yang tertulis untuk dijawab oleh responden.

b. Metode Dokumentasi

Dokumentasi dalam penelitian ini mengenai dokumen tentang situasi bisnis mie ayam dan bakso, jumlah pelaku bisnis mie ayam dan bakso di Pabelan Kartosuro, lembar angket, pedoman wawancara, data observasi. Selain itu peneliti juga mengambil gambar dan foto tempat dari aktivitas bisnis (di warung-warung mie ayam dan bakso)

c. Metode Observasi

Observasi atau pengamatan adalah alat pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati secara sistematik gejala-gejala yang muncul dalam hal aktivitas bisnis mie ayam dan bakso. Fokus penelitian adalah etika bisnis yang dilakukan oleh pelaku usaha.

d. Metode Wawancara

Wawancara adalah proses tanya-jawab dalam penelitian yang berlangsung secara lisan dengan dua orang atau lebih bertatap muka mendengarkan secara langsung informasi-informasi dari nara sumber. Wawancara dilakukan oleh peneliti kepada pelaku bisnis mie ayam dan bakso terkait dengan etika bisnis yang dijalankan dengan memperhatikan persaingan bisnis dan sikap pengendalian diri.

7. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam rangka memperoleh data dengan cara yang lebih mudah, praktis, dan sistematis. Instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel yaitu menggunakan uji validitas dan uji reabilitas.

8. Teknik Analisis Data

Bidang penelitian termasuk dalam penelitian akademik karena penelitian ini sebagai sarana edukatif sehingga lebih mementingkan validitas internal. Metode Penelitian yang digunakan adalah metode survey dimana pengumpulan data dilakukan dengan wawancara terstruktur dari tempat tertentu yang dimaksud disini adalah warung sadewa.

Statistik deskriptif adalah penyajian data melalui tabel, grafik, diagram lingkaran, pictogram, perhitungan modus, median, mean, perhitungan desil, persentil, perhitungan penyebaran data melalui perhitungan rata-rata dan standart defiasi. Statistik inferensial adalah teknik statistik yang digunakan menganalisis data sampel dan hasinya diberikan untuk populasi.

D. JADWAL PENELITIAN

Penenlitian ini dilakukan pada bulan Maret dan bulan April.

No

Kegiatan

Minggu ke :

1

2

3

4

5

6

7

8

1

Penyusunan Proposal

2

Penyusunan Instrumen

3

Seminar Proposal dan Instrumen Penelitian

4

Pengujian Validitas dan reliabilitas Instrumen

5

Penentuan Sampel

6

Pengumpulan data

7

Analisis Data

8

Pembuatan Draf Laporan

9

Seminar Laporan

10

Penyempurnaan laporan

11

Penggadaan Laporan penelitian

Daftar Pustaka

Pokpahana, Sorta Rianna. 2008. “Etika Bisnis Dan Ruang Lingkupnya”. Etika Bisnis. (16). (online) diakses tanggal 12 april 2013. lontar.ui.ac.id/file?file=digital/126015-RB06P31e-Etika%20bisnis..

Komenaung, Anderson Guntur. “Etika Bisnis. Etika Dalam Bisnis”. (Online) diakses tanggal 10 April 2013. joko-sekti.stmik-aub.ac.id/.../9.-Naskah-Soca-Anderson-Etika-Bisnis.pdf

Rahmah, Wailatur. 2008. “Internalisasi Etika Bisnis Islam Dalam Komunikasi Pemasaran”. Skripsi (Online) W RAHMAH - lib.uin-malang.ac.id

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Bisnis dan Akuntansi. Alfabeta : Bandung