smart1713.files.wordpress.com  · web viewbab i. pendahuluan. latar belakang. sistem perbankan...

24
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem perbankan dalam ekonomi Islam didasarkan pada konsep pembagian baik keuntungan maupun kerugian. Prinsip yang umum adalah siapa yang ingin mendapatkan hasil dari tabungannya, harus juga bersedia mengambil resiko. Bank akan membagi juga kerugian perusahaan jika mereka menginginkan perolehan hasil dari modal mereka. Ide pendirian Bank Syari’ah dinegara-negara Islam tidak terlepas dari kontroversi seputar praktek bunga bank yang dilakukan pada bank-bank konvensional yang beredar di negara-negara Islam sendiri. Pada abad ke 20 timbul kesadaran di kalangan umat Islam untuk melepaskan diri dari imperialisme Barat, membawa dampak yang cukup luas dalam kehidupan sosial politik dan ekonomi. Dalam dunia ekonomi, negara-negara Islam ingin melepaskan diri dari konsep ekonomi yang berasal dari negara-negara Barat yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Islam, antara lain adalah persoalan bunga bank. Oleh karena itu, dipandang perlu adanya bank syari’ah yang bebas dari praktek bunga. 5

Upload: others

Post on 19-Jan-2021

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: smart1713.files.wordpress.com  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Sistem perbankan dalam ekonomi Islam didasarkan pada konsep pembagian baik keuntungan maupun kerugian

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangSistem perbankan dalam ekonomi Islam didasarkan pada konsep pembagian baik

keuntungan maupun kerugian. Prinsip yang umum adalah siapa yang ingin

mendapatkan hasil dari tabungannya, harus juga bersedia mengambil resiko. Bank akan

membagi juga kerugian perusahaan jika mereka menginginkan perolehan hasil dari

modal mereka. 

Ide pendirian Bank Syari’ah dinegara-negara Islam tidak terlepas dari kontroversi

seputar praktek bunga bank yang dilakukan pada bank-bank konvensional yang beredar

di negara-negara Islam sendiri. Pada abad ke 20 timbul kesadaran di kalangan umat

Islam untuk melepaskan diri dari imperialisme Barat, membawa dampak yang cukup

luas dalam kehidupan sosial politik dan ekonomi.

Dalam dunia ekonomi, negara-negara Islam ingin melepaskan diri dari konsep

ekonomi yang berasal dari negara-negara Barat yang tidak sesuai dengan nilai-nilai

Islam, antara lain adalah persoalan bunga bank. Oleh karena itu, dipandang perlu

adanya bank syari’ah yang bebas dari praktek bunga.

Ide pendirian bank syari’ah di Indonesia tidak terlepas dari adanya wacana yang

terus bergulir tentang pendirian bank-bank syari’ah di negara-negara Islam. Ide

pendirian perbankan syari’ah di Indonesia dapat dilihat dari berbagai keputusan

lembaga-lembaga sosial kemasyarakatan maupun pandangan dari para intelektual Islam

di Indonesia.

Bank syai’ah sebagai suatu bentuk bank yang beroperasi dengan sistem bagi hasil

secara internal memiliki kekuatan dan kelemahan. Sedangkan dalam kancah bisnis

yang penuh persaingan, BPR Syari’ah menghadapi beberapa peluang dan tantangan.

Kekuatan dan peluang dapat dioptimalkan. Kelemahan dan ancaman dapat

diminimalkan jika dalam pengelolaan bank syari’ah dilakukan secara profesional dan

kredibel. Syarat ini diperlukan agar operasional bank syari’ah dapat efisien.

5

Page 2: smart1713.files.wordpress.com  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Sistem perbankan dalam ekonomi Islam didasarkan pada konsep pembagian baik keuntungan maupun kerugian

6

Efisiensi sebuah bank syari’ah akan turut dinikmati pula oleh nasabahnya, yang

notabene memang menuntut efisiensi. Pada gilirannya, efisiensi memungkinkan

lembaga keuangan yang bersangkutan untuk bertahan dan berkembang, sehingga

menambah kredibilitasnya lebih lanjut. Bank syari’ah yang tidak kredibel atau tidak

profesional niscaya tidak akan bisa langgeng, konon pula untuk berkembang.

1.2 Perumusan MasalahRumusan masalah yang menjadi bahasan dalam materi perkembangan perbankan

syari’ah di Indonesia ini antara lain yaitu :

1.         Bagaimana sejarah perkembangan perbankan syari’ah di dunia ?

2.         Bagaimana latar belakang berdirinya perbankan syari’ah di Indonesia ?

3.         Berapa jumlah bank umum syari’ah yang beroperasi di Indonesia ?

4.         Berapa jumlah unit usaha syari’ah yang beroperasi di Indonesia ?

1.3 Tujuan1. Untuk memenuhi salah satu tugas makalah aplikasi computer dalam bisnis.

2. Membuka wawasan kepada pembaca agar mengetahui sejarah perkembangan

perbankan syari’ah dan mampu memperluas wawasan.

1.4 Metodologi

Metode yang di gunakan dalam mendapatkan data dan informasi untuk penyusunan

makalah ini adalah metode kepustakaan. Selanjutnya penulis mencari literatur

mengenai Perkembangan Perbankan Syari’ah melalui buku-buku ataupun media

internet.

Page 3: smart1713.files.wordpress.com  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Sistem perbankan dalam ekonomi Islam didasarkan pada konsep pembagian baik keuntungan maupun kerugian

7

BAB II

PEMBAHASAN

PERKEMBANGAN PERBANKAN SYARI’AH DI INDONESIA

2.1. Latar Belakang Bank Syari’ahBerkembangnya bank-bank syari’ah di negara-negara Islam berpengaruh ke

Indonesia. Pada awal periode 1980-an, diskusi mengenai bank syari’ah sebagai pilar

ekonomi Islam mulai dilakukan. Para tokoh yang terlibat dalam kajian tersebut adalah

Karnaen A. Perwataatmadja, M. Dawam Rahardjo, A.M. Saefuddin, M. Amien azis, dan

lain-lain. Beberapa uji coba pada skala yang relatif terbatas telah diwujudkan. Di

antaranya adalah Baitut Tamwil – Salman, Bandung, yang sempat tumbuh

mengesankan. Di Jakarta juga dibentuk lembaga serupa dalam bentuk koperasi, yakni

Koperasi Ridho Gusti.

Akan tetapi, prakarsa lebih khusus untuk mendirikan bank Islam di Indonesia baru

dilakukan pada tahun 1990. Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada tanggal 18-20

Agustus 1990 menyelenggarakan Lokakarya Bunga Bank dan Perbankan di Cisarua,

Bogor, Jawa Barat. Hasil lokakarya tersebut dibahas lebih mendalam pada Musyawarah

Nasional I MUI yang berlangsung di Hotel Sahid Jaya Jakarta, 22-25 Agustus 1990.

Berdasarkan amanat Munas IV MUI, dibentuk kelompok kerja untuk mendirikan bank

Islam di Indonesia.

Kelompok kerja yang disebut Tim Perbankan MUI, bertugas melakukan

pendekatan dan konsultasi dengan semua pihak terkait untuk menggali ide dan

dukungan guna berdirinya perbankan yang bercirikan Islam. Bank Muamalat Indonesia

lahir sebagai hasil kerja Tim Perbankan MUI tersebut. Akte pendirian PT Bank

Muamalat Indonesia ditandatangani pada tanggal 1 November 1991. Pada saat

Page 4: smart1713.files.wordpress.com  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Sistem perbankan dalam ekonomi Islam didasarkan pada konsep pembagian baik keuntungan maupun kerugian

8

penandatanganan akte pendirian ini terkumpul komitmen pembelian saham sebanyak

Rp 84 miliar.

Pada tanggal 3 November 1991, dalam acara silaturahmi Presiden di Istana Bogor,

dapat dipenuhi dengan total komitmen modal disetor awal sebesar Rp

106.126.382.000,00. Dengan modal awal tersebut, pada tanggal 1 Mei 1992, Bank

Muamalat Indonesia mulai beroperasi. Hingga September 1999, Bank Muamalat

Indonesia telah memiliki lebih dari 45 outlet yang tersebar di Jakarta, Bandung,

Semarang, Surabaya, Balikpapan, dan Makassar.

Pada awal pendirian Bank Muamalat Indonesia, keberadaan bank syari’ah ini belum

mendapat perhatian yang optimal dalam tatanan industri perbankan nasional. Landasan

hukum operasi bank yang menggunakan sistem syari’ah ini hanya dikategorikan sebagai

“bank dengan sistem bagi hasil”, tidak terdapat rincian ladasan hukum syari’ah serta

jenis-jenis usaha yang diperbolehkan. Hal ini sangat jelas tercermin dari UU No.7

Tahun 1992, di mana pembahasan perbankan dengan sistem bagi hasil diuraikan hanya

sepintas dan merupakan “sisipan” belaka.

Gambar 2.1. Bank Muamalat Syariah

Perkembangan industri keuangan secara informal telah dimulai sebelum

dikeluarkannya kerangka hukum formal sebagai landasan operasional Perbankan

Syari’ah di Indonesia. Sebelum tahun 1992, telah didirikan beberapa badan usaha

pembiayaan non-bank yang telah menerapkan konsep bagi hasil dalam kegiatan

operasionalnya. Hal tersebut menunjukkan kebutuhan masyarakat akan hadirnya

institusi-institusi keuangan yang dapat memberikan jasa keuangan yang sesuai dengan

syari’ah.

Page 5: smart1713.files.wordpress.com  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Sistem perbankan dalam ekonomi Islam didasarkan pada konsep pembagian baik keuntungan maupun kerugian

9

Untuk menjawab kebutuhan masyarakat bagi terwujudnya sistem perbankan yang

sesuai syari’ah, pemerintah telah memasukkan kemungkinan tersebut dalam undang-

undang yang baru. UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan secara implisit telah

membuka peluang kegiatan usaha perbankan yang memiliki dasar operasional bagi hasil

yang secara rinci dijabarkan dalam Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 1992 tentang

Bank Berdasarkan Prinsip Bagi Hasil. Ketentuan perundang-undangan tersebut telah

dijadikan sebagai dasar hukum beroperasinya Bank Syari’ah di Indonesia yang

menandai dimulainya era sistem perbankan ganda (Dual Banking System) di Indonesia.

Dalam periode 1992 sampai dengan 1998, terdapat hanya satu bank umum syari’ah

dan 78 bank perkreditan rakyat syari’ah (BPRS) yang telah beroperasi. Pada tahun

1998, dikeluarkan UU No. 10 Tahun 1998 sebagai amandemen dari UU No. 7 Tahun

1992 tentang Perbankan yang memberikan landasan hukum yang lebih kuat bagi

keberadaan sistem Perbankan Syari’ah. Pada tahun 1999 dikeluarkan UU No. 23 Tahun

1999 tentang Bank Indonesia yang memberikan kewenangan kepada Bank Indonesia

untuk dapat pula menjalakan tugasnya berdasarkan prinsip syari’ah. Industri Perbankan

Syari’ah berkembang lebih  cepat setelah kedua perangkat perundang-undangan tersebut

diberlakukan.

2.2. Perkembangan Perbankan Syari’ahSejarah perkembangan perbankan syari’ah dunia periode antara tahun 1940 sampai

periode tahun 1980 menurut Duddy Roesmara Donna (2007:3-4) disajikan sebagai

berikut :

Tahun Keterangan

1940 Rintisan Bank Syari’ah di Malaysia, untuk mengelola dana

jamaah haji secara non-konvensional.

1963 Berdirinya Mit Ghamr Real Bank, di Mesir, oleh Dr.

Page 6: smart1713.files.wordpress.com  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Sistem perbankan dalam ekonomi Islam didasarkan pada konsep pembagian baik keuntungan maupun kerugian

10

Ahmad Najar.

1967 Mit Ghamr ditutup arena alasan politis dan diambil alih

oleh National Bank of Egypt.

1969 Muncul gagasan kolektif pembentukan Bank Syari’ah pada

Konferensi Negara-negara Islam se-dunia di Malaysia.

1970 Delegasi Mesir mengajukan proposal pendirian Bank

Syari’ah pada Sidang Menteri Luar Negeri Negara-negara

OKI di Karachi.

1972 Berdiri kembali sistem bank tanpa bunga yang bersifat

sosial di Mesir, yaitu Nasser Social Bank.

Maret 1972 Usulan/proposal Delegasi Mesir diagendakan kembali dan

memutuskan membentuk komisi khusus menangani

masalah ekonomi dan keuangan.

Juli 1973 Para ahli yang mewakili Negara Islam penghasil minyak

membicarakan Pendirian Bank Syari’ah dan terumuskanlah

Anggaran Dasar dan Anggaaran Rumah Tangga.

Mei 1974 Pembahasan AD/ART yang telah dirumuskan.

1974 Berdiri Islamic Development Bank dengan modal awal 2

miliar Dinar atau sama dengan 2 miliar SDR (Special

Drawing Rights) IMF.

Awal 1980-an Bermunculan Lembaga Keuangan Syari’ah di Mesir,

Sudan, negara-negara di wilayah Teluk, Malaysia, Pakistan,

Inggris, Denmark, Bahmas, Swiss dan Luxembourg.

Tabel.2.1. Perkembangan perbankan syari’ah dunia periode antara tahun 1940

sampai periode tahun 1980

Page 7: smart1713.files.wordpress.com  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Sistem perbankan dalam ekonomi Islam didasarkan pada konsep pembagian baik keuntungan maupun kerugian

11

Terkait dengan perkembangan perbankan syari’ah di Indonesia periode tahun 1970

sampai dengan tahun 2003, menurut Duddy Roesmara Donna (2007:3-4) dapat dirunut

melalui kronologis sebagai berikut :

Tahun Keterangan

1970-an Muncul gagasan pendirian Bank Syari’ah

1988 Muncul lagi gagasan Bank Syari’ah karena pemerintah

mengeluarkan Paket Kebijakan Oktober (Pakto) yang berisi

liberalisasi industri perbankan. Namun, gagasan tersebut

deadlock karena tidak ada perangkat hukum yang dapat

menjadi rujukan.

19-22 Agustus

1990

Lokakarya Ulama tentang bunga bank dan perbankan di

Cisarua Bogor.

22-25 Agustus

1990

Pembahasan hasil lokakarya pada Munas IV MUI di Jakarta

dan terbentuklah Kelompok Kerja Pembentukan Bank

Syari’ah.

1 November

1991

Penandatanganan Akte Pendirian Bank Muamalah

Indonesia dan terkumpulah komitmen pembelian saham

sebanyak 84 miliar.

3 November

1991

Silaturrahim dengan presiden di Istana Bogor dan

Terpenuhilah komitmen modal disetor awal sebesar

Rp.106.126.382.000.

1 Mei 1992 Operasional awal Bank Muamalat Indonesia (BMI).

1992 Pengakomodasian perbankan dengan prinsip bagi hasil pada

Undang-undang No.7 Tahun 1992 tentang perbankan.

1992 Pengenalan dual banking system.

Page 8: smart1713.files.wordpress.com  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Sistem perbankan dalam ekonomi Islam didasarkan pada konsep pembagian baik keuntungan maupun kerugian

12

30 Oktober

1992

Peraturan Pemerintah (PP) No.72 Tahun 1992 tentang bank

berdasarkan prinsip bagi hasil.

1-29 Februari

1993

PP tersebut dijabarkan secara terperinci dengan keluarnya

Surat Edaran BI No.25/4/BPPP.

1994 BMI men-sponsori berdiriya Asurasi Syari’ah, Syarikat

Tafakul Indonesia dan menjadi salah satu pemegang

sahamnya.

1997 BMI men-sponsori lokakarya Ulama tentang Reksadana

Syari’ah yang diikuti operasionalnya dengan dikelola oleh

PT. Danareksa Investment Management.

1998 Undang-undang No.10 Tahun 1998 tentang perbankan,

merubah Undang-undang No.7 Tahun 1992 yang

mengakomodasi perkembangan perbankan secara lebih

luas.

1999 Kebijakan moneter berdasarkan prinsip syari’ah.

2000 Keluarnya regulasi operasional dan kelembagaan.

2001 Pendirian Biro Perbankan Syari’ah Bank Indonesia.

September

2003

Perubahan Biro Perbankan Syari’ah menjadi Direktorat

Perbankan Syari’ah BI.

Tabel 2.1.1. Perkembangan perbankan syari’ah di Indonesia periode tahun

1970 sampai dengan tahun 2003

Statistik Perbankan Syari’ah yang dirilis oleh Bank Indonesia menunjukkan bahwa

sampai dengan bulan November tahun 2007, jumlah bank syari’ah mencapai 143 bank.

Dari ke 143 bank tersebut, tiga diantaranya merupakan Bank Umum Syari’ah (BUS),

dan 26 bank diantaranya merupakan Unit Usaha Syari’ah (UUS), serta 114 sisanya

merupakan Bank Perkreditan Rakyat Syari’ah (BPRS). Terkait dengan kondisi saat ini,

Page 9: smart1713.files.wordpress.com  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Sistem perbankan dalam ekonomi Islam didasarkan pada konsep pembagian baik keuntungan maupun kerugian

13

diperkirakan pertumbuhan bank umum syari’ah, unit usaha bisnis syari’ah (unit bisnis

bank konvensional), maupun bank perkreditan rakyat syari’ah, meningkat. Artinya

jumlah bank syari’ah naik dari tahun ke tahun.

2.3. Perkembangan Bank Umum Syari’ahBank umum syariah (BUS) adalah bank yang secara penuh bertransaksi secara

syariah dan bukan merupakan unit usaha. Bank umum pertama yang menggunakan

sistem syariah di Indonesia yaitu PT Bank Muamalat Indonesia (BMI) yang mulai

beroperasi pada tahun 1992. Perkembangan bisnis bank syariah berlangsung lambat,

sampai dengan lima tahun kedepan belum ada pertambahan bank baru. BMI masih

menjadi satu-satunya bank syariah.

Baru pada Tahun 1998 pasar bank syariah mulai diramaikan dengan hadirnya PT.

Bank Syariah Mandiri (BSM) anak perusahaan Bank Mandiri, bank BUMN terbesar di

Indonesia. Selanjutnya menyusul kemunculan PT. Bank Mega Syariah pada tahun

2001.  Memasuki tahun 2009 ini ada dua bank baru memasuki pasar perbankan syariah

yaitu PT. Bank Bukopin Syariah dan PT. BRI Syariah.

Saat ini, jumlah BUS yang beroperasi menjadi 5 bank yaitu Bank Muamalat

Indonesia, Bank Syariah Mandiri, Bank Mega Syariah, Bank Bukopin Syariah dan Bank

BRI Syariah. Bank umum syariah (BUS) menerapkan sistem independent pada sistem

perbankan syariahnya.

Bank syari’ah yang dikategorikan Bank Umum Syari’ah adalah :

1.         Bank Muamalat Indonesia

2.         Bank Syari’ah Mandiri

3.         Bank Syari’ah Mega Indonesia

Adapun bank syari’ah yang dikategorikan sebagai unit usaha syari’ah dari

bank konvensional adalah :

1.         Bank IFI Syari’ah

Page 10: smart1713.files.wordpress.com  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Sistem perbankan dalam ekonomi Islam didasarkan pada konsep pembagian baik keuntungan maupun kerugian

14

2.         Bank Danamon Syari’ah

3.         BRI Syari’ah

4.         Bank Niaga Syari’ah

5.         Bank Permata Syari’ah

6.         BNI Syari’ah

7.         BII Syari’ah

8.         Bank Riau Syari’ah

9.         Bank Jabar Syari’ah

10.     BPD Sumut Syari’ah

11.     BPD DKI Syari’ah

12.     BPD Lombak NTB

13.     BPD Aceh Syari’ah

14.     BPD Kalsel Syari’ah

15.     HSBC Syari’ah

16.     BTN Syari’ah (Buku Laporan Perbankan Syari’ah, 2004).

Di bawah ini tabel perkembangan perbankan syari’ah di Indonesia :

Tabel.2.3 Jaringan Kantor Perbankan Syari’ah di Indonesia (Tahun

2000-2004)

Kelompok Bank 2000 2001 2002 2003 2004

BUS 2 2 2 2 3

UUS 3 3 6 8 15

Jumlah Kantor 62 96 127 253 355

BPRS 78 81 83 84 88

Total 140 177 210 337 443

Sumber : BI, Laporan Perkembangan Perbankan Syari’ah Tahun 2004, , Januari

2005.

Page 11: smart1713.files.wordpress.com  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Sistem perbankan dalam ekonomi Islam didasarkan pada konsep pembagian baik keuntungan maupun kerugian

15

Catatan : Pada bulan Februari 2005, jumlah UUS bertambah 1 lagi, yakni BTN

Syari’ah, sehingga Jumlahnya menjadi 16. Jadi, total bank syari’ah di

Indonesia mencapai 19 buah.

Keterangan :

BUS : Bank Umum Syari’ah

UUS : Unit Usaha Syari’ah

BPRS : Bank Perkreditan Rakyat Syari’ah

Perkembangan perbankan syari’ah ini tentunya juga harus didukung oleh sumber

daya insani yang memadai, baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Namun,

realitas yang ada menunjukkan bahwa masih banyak sumber daya insani yang selama

ini terlibat di institusi syari’ah tidak memiliki pengalaman akademis maupun praktis

dalam Islamic Banking. Tentunya kondisi ini cukup signifikan mempengaruhi

produktivitas dan profesionalisme perbankan syari’ah itu sendiri. Inilah yang memang

harus mendapatkan perhatian dari kita semua, yakni mencetak sumber daya insani yang

mampu mengamalkan ekonomi syari’ah di semua lini karena sistem yang baik tidak

mungkin dapat berjalan bila tidak didukung oleh sumber daya insani yang baik pula.

2.4. Perkembangan Bank Syari’ah di IndonesiaPerkembangan perbankan syariah di Indonesia telah menjadi tolak ukur

keberhasilan eksistensi ekonomi syariah. Bank muamalat sebagai bank syariah pertama

dan menjadi pioneer bagi bank syariah lainnya telah lebih dahulu menerapkan system ini

ditengah menjamurnya bank-bank konvensional. Krisis moneter yang terjadi pada

tahun 1998 telah menenggelamkan bank-bank konvensional dan banyak yang

dilikuidasi karena kegagalan system bunganya. Sementara perbankan yang menerapkan

system syariah dapat tetap eksis dan mampu bertahan.

Tidak hanya itu, di tengah-tengah krisis keuangan global yang melanda dunia pada

penghujung akhir tahun 2008, lembaga keuangan syariah kembali membuktikan daya

Page 12: smart1713.files.wordpress.com  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Sistem perbankan dalam ekonomi Islam didasarkan pada konsep pembagian baik keuntungan maupun kerugian

16

tahannya dari terpaan krisis. Lembaga-lembaga keuangan syariah tetap stabil dan

memberikan keuntungan, kenyamanan serta keamanan bagi para pemegang sahamnya,

pemegang surat berharga, peminjam dan para penyimpan dana di bank-bank syariah.

Hal ini dapat dibuktikan dari keberhasilan bank Muamalat melewati krisis yang

terjadi pada tahun 1998 dengan menunjukkan kinerja yang semakin meningkat dan

tidak menerima sepeser pun bantuan dari pemerintah dan pada krisis keuangan tahun

2008, bank Muamalat bahkan mampu memperoleh laba Rp. 300 miliar lebih.

Perbankan syariah sebenarnya dapat menggunakan momentum ini untuk

menunjukkan bahwa perbankan syariah benar-benar tahan dan kebal krisis dan mampu

tumbuh dengan signifikan. Oleh karena itu perlu langkah-langkah strategis untuk

merealisasikannya.

Pengembangan sistem perbankan syariah di Indonesia dilakukan dalam kerangka

dual-banking system atau sistem perbankan ganda dalam kerangka Arsitektur Perbankan

Indonesia (API), untuk menghadirkan alternatif jasa perbankan yang semakin lengkap

kepada masyarakat Indonesia. Secara bersama-sama, sistem perbankan syariah dan

perbankan konvensional secara sinergis mendukung mobilisasi dana masyarakat secara

lebih luas untuk meningkatkan kemampuan pembiayaan bagi sektor-sektor

perekonomian nasional.

Karakteristik sistem perbankan syariah yang  beroperasi berdasarkan prinsip bagi

hasil memberikan alternatif sistem perbankan yang saling menguntungkan bagi

masyarakat dan bank, serta menonjolkan aspek keadilan dalam bertransaksi, investasi

yang beretika, mengedepankan nilai-nilai kebersamaan dan persaudaraan dalam

berproduksi, dan menghindari kegiatan spekulatif dalam bertransaksi keuangan.

Dengan menyediakan beragam produk serta layanan jasa perbankan yang beragam

dengan skema keuangan yang lebih bervariatif, perbankan syariah menjadi alternatif

sistem perbankan yang kredibel dan dapat dinikmati oleh seluruh golongan masyarakat

Indonesia tanpa terkecuali.

Dalam konteks pengelolaan perekonomian makro, meluasnya penggunaan berbagai

produk dan instrumen keuangan syariah akan dapat merekatkan hubungan antara sektor

Page 13: smart1713.files.wordpress.com  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Sistem perbankan dalam ekonomi Islam didasarkan pada konsep pembagian baik keuntungan maupun kerugian

17

keuangan dengan sektor riil serta menciptakan harmonisasi di antara kedua sektor

tersebut. Semakin meluasnya penggunaan produk dan instrumen syariah disamping

akan mendukung kegiatan keuangan dan bisnis masyarakat juga akan mengurangi

transaksi-transaksi yang bersifat spekulatif, sehingga mendukung stabilitas sistem

keuangan secara keseluruhan, yang pada gilirannya akan memberikan kontribusi yang

signifikan terhadap pencapaian kestabilan harga jangka menengah-panjang.

2.4.1. Perkembangan Keuangan Syari’ahSebagai pengawas industri keuangan, Otoritas Jasa Keuangan akan terus mencermati

perubahan-perubahan lingkungan dan situasi perekonomian yang dapat berpengaruh

terhadap kondisi industri dan sistem keuangan nasional, termasuk terhadap perbankan

dan keuangan syariah. Selama 2013, meski diwarnai perlambatan pertumbuhan

ekonomi dan pelemahan kinerja pasar keuangan serta proses transisi pengalihan

pengawasan perbankan dari Bank Indonesia ke OJK, secara umum perkembangan

keuangan syariah maupun pengaturan serta pengawasan industri keuangan syariah

termasuk perbankan syariah tetap berjalan dengan baik.

1.1.1. Gambar 2.4.1. Perkembangan Keuangan Syari’ah

Sepanjang 2013 ketahanan sistem keuangan, khususnya perbankan relatif terjaga

meskipun kinerjanya sedikit menurun seiring perlambatan pertumbuhan ekonomi.

Ekspansi kredit perbankan nasional mencapai 21,4% (yoy) atau sedikit melambat dari

Page 14: smart1713.files.wordpress.com  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Sistem perbankan dalam ekonomi Islam didasarkan pada konsep pembagian baik keuntungan maupun kerugian

18

tahun 2012 sebesar 23,1% (yoy), antara lain karena dampak kenaikan inflasi dan

penerapan kebijakan Loan To value (LTV) pada kredit konsumsi. Meski demikian,

kinerja intermediasi masih positif tercermin dari peningkatan kontribusi kredit ke sektor

produktif, sedangkan pertumbuhan dana pihak ketiga perbankan tercatat menurun dari

15,8% (yoy) pada 2012 menjadi 13,6% (yoy) di 2013.

Sejalan kondisi industri perbankan nasional, perlambatan pertumbuhan ekonomi

juga mempengaruhi laju pertumbuhan perbankan syariah. Meskipun mengalami

perlambatan, laju pertumbuhan aset perbankan syariah tersebut tetap lebih tinggi

dibandingkan pertumbuhan aset perbankan secara nasional, sehingga pangsa perbankan

syariah secara keseluruhan dengan memasukkan BPRS terhadap industri perbankan

nasional meningkat dari 4,61% menjadi 4,93%.

Pasar modal syariah juga menunjukkan pertumbuhan yang cukup baik, selain

terdapat peningkatan market share pasar modal syariah yang tercermin antara lain dari

jumlah saham syariah pada 2013 yang meningkat sebesar 2,79% dibanding jumlah

saham syariah tahun sebelumnya, juga terdapat peningkatan jumlah saham yang masuk

dalam Daftar Efek Syariah (DES) dibanding periode sebelumnya. Peningkatan juga

terjadi pada akhir 2013 atas nilai kapitalisasi pasar Indeks Saham Syariah Indonesia

(ISSI) dan mengalami peningkatan sebesar 4,35% jika dibandingkan kapitalisasi pasar

saham ISSI pada akhir Desember 2012.

Industri keuangan Non Bank (IKNB) Syariah yang diawasi oleh OJK meliputi

Perusahaan Perasuransian Syariah, Dana Pensiun Syariah, Lembaga Pembiayaan

Syariah dan Lembaga Jasa Keuangan Syariah Lainnya. Untuk sektor dana pensiun,

secara legalitas kelembagaan saat ini belum terdapat entitas dana pensiun syariah.

Namun demikian, OJK saat ini sedang mempersiapkan konsep pengaturan dan

pengembangan dana pensiun syariah.

Lebih jauh, selain terus melakukan upaya sosialisasi dan edukasi masyarakat

bersama lembaga terkait dan publik, kerjasama domestik dan internasional juga terus

berjalan. Aktivitas pengembangan industri keuangan syariah dilakukan bersama-sama

dengan lembaga khusus terkait keuangan dan perbankan syariah seperti DSN, asosiasi

industri, asosiasi profesi dan lembaga terkait lainnya.

Page 15: smart1713.files.wordpress.com  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Sistem perbankan dalam ekonomi Islam didasarkan pada konsep pembagian baik keuntungan maupun kerugian

19

Berkenaan dengan prospek keuangan syariah ke depan, diharapkan kondisi

perekonomian global yang masih diliputi ketidakpastian tidak begitu banyak

berpengaruh terhadap kondisi keuangan syariah domestik. Perbankan dan keuangan

syariah Indonesia diyakini masih bertumbuh dan prospektif, tercermin dari

pengembangan pasar yang masih besar di dalam negeri. Selain itu, optimisme dunia

internasional terhadap keuangan syariah Indonesia masih cukup tinggi. Hal ini tampak

dari penilaian Ernst & Young dalam World Islamic Banking.

Competitives Report 2013-2014 maupun UKs Global Islamic Finance Report 2013

bahwa keuangan syariah Indonesia adalah termasuk kedalam rapid growth market dan

dynamic market, serta telah menjadi reference pengembangan keuangan syariah

maupun berpotensi sebagai salah satu pendorong keuangan syariah dunia.

1.1.2. Langkah Strategis Pengembangan Perbankan SyariahLangkah strategis pengembangan perbankan syariah yang telah di upayakan adalah

pemberian izin kepada bank umum konvensional untuk membuka kantor cabang Unit

Usaha Syariah (UUS) atau konversi sebuah bank konvensional menjadi bank syariah.

Langkah strategis ini merupakan respon dan inisiatif dari perubahan Undang – Undang

perbankan No. 10 tahun 1998. Undang-undang pengganti UU No.7 tahun 1992 tersebut

mengatur dengan jelas landasan hukum dan jenis-jenis usaha yang dapat dioperasikan

dan diimplementasikan oleh bank syariah.

BAB III

PENUTUP

Page 16: smart1713.files.wordpress.com  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Sistem perbankan dalam ekonomi Islam didasarkan pada konsep pembagian baik keuntungan maupun kerugian

20

3.1. SIMPULAN

Setelah kita menelusuri secara singkat perkembangan perbankan syari’ah yang

dilakukan oleh umat muslim, maka kita dapat mengambil kesimpulan bahwa meskipun

kosa kata fiqih islam tidak mengenal kata “bank”, tetapi sesungguhnya bukti-bukti

perkembangan perbankan syari’ah telah dipraktikkan umat muslim, bahkan sejak zaman

Nabi Muhammad Saw.

3.2. SARANPraktik-praktik fungsi perbankan syari’ah ini tentunya berkembang secara

berangsur-angsur dan mengalami kemajuan dan kemunduran di masa-masa tertentu,

seiring dengan naik-turunnya peradaban umat Muslim. Dengan demikian, dapat

dikatakan bahwa konsep bank bukanlah suatu konsep yang asing bagi umat Muslim,

sehingga proses ijtihad untuk merumuskan konsep bank modern yang sesuai dengan

syari’ah tidak perlu dimulai dari nol. Jadi, upaya ijtihad yang dilakukan insya ALLAH

akan menjadi lebih mudah.

DAFTAR PUSTAKA

Alma Buchari., Juni Priansa Donni, Manajemen Bisnis Syari’ah. Bandung :

Alfabeta (Bandung : 2009)

Muhammad, Bank Syari’ah Analisis Kekuatan, Peluang, Kelemahan dan Ancaman.

Yogyakarta : Ekonisia (Yogyakarta : 2006)

Syafi’i Antonio, Muhammad. Bank Syari’ah dari Teori ke Praktik .Jakarta : Gema

Insani (Jakarta : 2001)

Yunaldi Wendra, Potret Perbankan Syari’ah Di Indonesia. Jakarta : Centralis

(Jakarta : 2007)

Warman A. Karim Adi, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan. Jakarta : PT Raja

Grafindo Persada (Jakarta : 2004)

Page 17: smart1713.files.wordpress.com  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Sistem perbankan dalam ekonomi Islam didasarkan pada konsep pembagian baik keuntungan maupun kerugian

21