web fh unram · web viewindonesia, undang-undang nomor 23 tahun 2004 tentang penghapusan kekerasan...

25
TINJAUAN YURIDIS PEMBUNUHAN BERENCANA TERHADAP ISTRI YANG DILAKUKAN SUAMI (STUDI PUTUSAN NO. 132/PID.SUS/2015/PN.SMN) JURNAL ILMIAH Oleh : NURFAIZI RAHMAN D1A015204 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MATARAM MATARAM

Upload: others

Post on 15-Nov-2020

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Web FH Unram · Web viewIndonesia, Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) Kitab Undang-Undang Hukum

TINJAUAN YURIDIS PEMBUNUHAN BERENCANA TERHADAP ISTRI YANG DILAKUKAN SUAMI

(STUDI PUTUSAN NO. 132/PID.SUS/2015/PN.SMN)

JURNAL ILMIAH

Oleh :

NURFAIZI RAHMAND1A015204

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS MATARAM

MATARAM

2019

Page 2: Web FH Unram · Web viewIndonesia, Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) Kitab Undang-Undang Hukum

ii

HALAMAN PENGESAHAN JURNAL ILMIAH

TINJAUAN YURIDIS PEMBUNUHAN BERENCANA TERHADAP ISTRI YANG DILAKUKAN SUAMI

(STUDI PUTUSAN NO. 132/PID.SUS/2015/PN.SMN)

Oleh :

NURFAIZI RAHMAND1A015204

Menyetujui,

Pada tanggal,__________________

Pembimbing Pertama,

(Dr. H. Muhammad Natsir, SH., M.Hum.)

NIP : 19590126 198703 1 001

Page 3: Web FH Unram · Web viewIndonesia, Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) Kitab Undang-Undang Hukum

iii

TINJAUAN YURIDIS PEMBUNUHAN BERENCANA TERHADAP ISTRI YANG DILAKUKAN SUAMI.”

(Studi Putusan Nomor 132/Pid.Sus/2015/PN.Smn)

Nurfaizi RahmanD1A015204

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MATARAM

ABSTRAK

Pembunuhan Berencana adalah pembunuhan yang dilakukan dengan sengaja dan direncanakan terlebih dahulu untuk menghilangkan nyawa orang lain. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui dan menganalisa penerapan hukum pidana materiil serta menganalisa pertimbangan hakim dalam memutus perkara pembunuhan berencana dan faktor-faktor yang memberatkan atau meringankan terdakwa dalam Putusan Pengadilan Negeri Nomor 132/Pid.Sus/2015/PN.Smn. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian normatif dengan menggunakan studi kepustakaan dan mengumpulkan bahan hukum seperti peraturan perundangan-undangan, putusan kasus terkait dan bahan non-hukum seperti buku, internet dan kamus bahasa. Hasil penelitian yaitu penerapan hukum pidana materiil menggunakan Pasal 340 KUHP tidak sesuai karena terdapat unsur yang tidak terpenuhi dan pertimbangan hakim sudah tepat menggunakan pertimbangan yuridis dan non-yuridis namun pada putusan tidak sesuai karena belum secara jelas menerangkan tentang unsur “direncanakan terlebih dahulu”.

Kata Kunci : Pembunuhan berencana terhadap istri

“JURIDICAL REVIEW OF PREMEDITATED MURDER OF WIFE COMMITTED BY A HUSBAND”

(Study of Decision Number 132/Pid.Sus/2015/Pn.Smn)

ABSTRACT

Premeditated Murder is a term that is used to describe a murder that was planned in advance and was carried out willfully to eliminate human’s. The purpose of this study to analyze the application of material penal law and analyze the judge’s consideration in order to decide criminal act about premediated murder and describe all factors that possibly could relieve or worsen the defendant in District Court Decision Number 132/Pid.Sus/2015/PN.Smn. This research using legal normative research with library research methods to inventories and examine legal materials such as rules, court decisions and non-legal materials such as books, internet etc. The result of this research is application of Pasal 340 KUHP in this case is not accordance because all the elements of Pasal 340 KUHP not fulfilled and the decision still not accordance because of lack explanation about “planned” element.

Keywords : Premeditated Murder against wife

Page 4: Web FH Unram · Web viewIndonesia, Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) Kitab Undang-Undang Hukum

iv

I. PENDAHULUAN

Pembunuhan diartikan sebagai tindakan untuk menghilangkan nyawa

orang lain dengan cara yang melanggar hukum maupun yang tidak melawan

hukum.1 Dalam hal terjadinya peristiwa pembunuhan, yang perlu diperhatikan

adalah ketentuan Pasal 338 KUHP tentang pembunuhan biasa dan Pasal 340

KUHP tentang pembunuhan berencana Perbedaan mendasar antara pembunuhan

biasa (doodslag) dan pembunuhan berencana (moord) yaitu pada unsur

“direncanakan” perbuatan tersebut. Direncanakan terlebih dahulu (voorbedachte

rade) dalam tindak pidana pembunuhan berencana berarti adanya tempo atau

jarak waktu antara timbulnya niat dengan pelaksanaan bagi si pembuat untuk

berpikir dengan tenang bagaimana melakukan pembunuhan tersebut.2

Dalam Putusan Nomor 132/Pid.Sus/2015/PN.Smn., Terdakwa yang

bernama Arie Soebianto berusia 53 tahun didakwa oleh Jaksa Penuntut Umum

dengan dakwaan berbentuk Subsidaritas Alternatif (Primair Pasal 340 KUHP,

Subsidair Pasal 338 KUHP, Lebih Subsidair Pasal 351 ayat (3) KUHP, atau kedua

Primair Pasal 44 ayat (3) UU No. 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan

Dalam Rumah Tangga) karena telah melakukan tindak pidana pembunuhan

berencana terhadap Maria Christina Sriani Pudji Rahayu Trisno yaitu istrinya

sendiri.

Berawal pada tanggal 14 November 2014 ketika terdakwa akan berangkat

meninggalkan rumahnya, terjadi selisih pendapat antara terdakwa dengan korban.

1 Wikipedia, Pembunuhan, diakses dari https://id.wikipedia.org/wiki/Pembunuhan, diakses pada tanggal 2 November 2018

2 R. Soesilo, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Serta Komentar-komentarnya Lengkap Pasal demi Pasal, Politeia, Bogor, 1988, hlm. 241

Page 5: Web FH Unram · Web viewIndonesia, Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) Kitab Undang-Undang Hukum

v

Karena adanya perselisihan tersebut terdakwa emosi/marah kepada korban dan

melakukan pemukulan terhadap korban secara berulang-ulang terhadap tubuh

korban sampai korban terlihat tidak dapat bergerak lagi. Melihat kondisi korban

yang sudah terbaring tak berdaya, terdakwa kemudian pergi meninggalkan

kediamannya. Akibat dari kekerasan yang dilakukan terdakwa mengakibatkan

korban mengalami luka serius dan akhirnya meninggal dunia.

Di dalam dakwaan kesatu primair, tuntutan, serta pertimbangan hakim

diuraikan bahwa terdakwa memenuhi unsur-unsur Pasal 340 KUHP. Dalam hal

ini penyusun menemukan adanya unsur yang tidak terpenuhi yaitu unsur “dengan

rencana” yang menjadi esensi dari Pasal 340 KUHP tentang pembunuhan

berencana. Karena dalam pembuktian persidangan dibuktikan bahwa pemukulan

tersebut murni dilakukan terdakwa karena emosi dan melihat korban bukan

sebagai istrinya melainkan sebagai pimpinan perusahaan tempat terdakwa bekerja

dan pemukulan tersebut dilakukan secara spontan tanpa adanya perencanaan

apapun sebelumnya khususnya tidak dengan niat untuk menghilangkan nyawa

korban yaitu istrinya sendiri. Berdasarkan uraian latar belakang di atas,

mendorong penyusun untuk melakukan penelitian hukum mengenai pengkajian

kembali kesesuaian aturan yang diterapkan dalam putusan dengan penelitian

hukum yang berjudul: “TINJAUAN YURIDIS PEMBUNUHAN

BERENCANA TERHADAP ISTRI YANG DILAKUKAN SUAMI.” (Studi

Putusan Nomor 132/Pid.Sus/2015/PN.Smn).

Berdasarkan latar belakang di atas maka dirumuskan beberapa rumusan

masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana penerapan hukum pidana materiil dalam

Page 6: Web FH Unram · Web viewIndonesia, Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) Kitab Undang-Undang Hukum

vi

pembunuhan berencana terhadap istri yang dilakukan suami (Studi Putusan

Nomor 132/Pid.Sus/2015/PN.Smn)?; 2. Bagaimana pertimbangan hakim dalam

menjatuhkan berat ringannya putusan pada kasus pembunuhan berencana

tersebut?.

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mencapai ; 1. Untuk

mengetahui dan menganalisa penerapan hukum pidana materiil pada Putusan

Nomor 132/Pid.Sus/2015/PN.Smn; 2. Untuk mengetahui dan menganalisa

pertimbangan hakim pada kasus pembunuhan berencana dan faktor-faktor yang

dapat memberatkan/meringankan terdakwa.

Manfaat dari penelitian ini sebagai berikut : 1. Manfaat teoritis, penelitian

ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan dalam pengembangan

hukum, khususnya hukum pidana kasus pembunuhan berencana; 2. Manfaat

praktis, penelitian ini ini dapat dijadikan pertimbangan dalam menangani kasus

pembunuhan berencana..

Penelitian ini adalah penelitian hukum normatif dengan menggunakan

pendekatan perundang-undangan, pendekatan konseptual dan pendekatan kasus.

Sumber bahan hukum yang digunakan adalah data kepustakaan dan jenis bahan

hukum berupa bahan hukum primer, sekunder dan tersier yang dikumpulkan

dengan cara inventarisasi dan identifikasi bahan hukum yang sesuai dengan

penelitian. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan

metode penafsiran hukum berdasarkan bahan hukum dan fakta hukum.

II. PEMBAHASAN

Page 7: Web FH Unram · Web viewIndonesia, Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) Kitab Undang-Undang Hukum

vii

Penerapan Hukum Pidana Materiil Dalam Pembunuhan Berencana

Terhadap Istri Yang Dilakukan Suami (Studi Putusan Nomor

132/Pid.Sus/2015/PN.Smn)

Dalam penerapan hukum Pidana materiil, tentu faktor kesalahan menjadi

krusial dalam menentukan peran terdakwa dalam perkara yang diajukan. Setelah

segala proses hukum acara dijalankan antara lain pembacaan dakwaan, tuntutan,

pembuktian dan mendengarkan pembelaan dari terdakwa/kuasa hukumnya, maka

untuk menentukan seseorang tersebut bersalah atau tidak dlihat dari pemenuhan

segala unsur yang terdapat dalam pasal-pasal dalam dakwaan yang diancamkan

pada terdakwa.

Dalam Pembunuhan Berencana yang dilakukan terhadap istri oleh suami

dalam Putusan Nomor: 132/Pid.Sus/PN.SMN, Terdakwa telah didakwa oleh

Penuntut Umum dipersidangan dengan dakwaan berbentuk SUBSIDAIRITAS

ALTERNATIF. Sehingga untuk mengetahui kesesuaian unsur-unsur pasal yang

terdapat dalam dakwaan penuntut dengan fakta-fakta yang terjadi dalam

persidangan, penyusun melakukan analisis khususnya pada Pasal 340 KUHP

sebagai pasal yang terdapat dalam Dakwaan KESATU Primair dan komparasi

dengan Pasal 44 ayat (3) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang

Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga (PKDRT) sebagai pasal yang

digunakan dalam Dakwaan KEDUA oleh penuntut umum.

Pasal 340 KUHP tentang Pembunuhan Berencana

Page 8: Web FH Unram · Web viewIndonesia, Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) Kitab Undang-Undang Hukum

viii

Untuk dapat membuktikan dakwaan dari Penuntut Umum bahwa

terdakwa telah melakukan tindak pidana pembunuhan berencana yang

terdapat dalam Pasal 340 KUHP maka unsur-unsur dari Pasal 340 KUHP

harus dibuktikan secara kumulatif. Untuk membuktikan unsur-unsur Pasal

340 KUHP telah terpenuhi atau tidak marilah kita kaji kesesuaiannya

dengan fakta-fakta persidangan yang terbuka sebagai berikut:

Barang Siapa

Dalam kasus ini yang dimaksud dengan barang siapa ini adalah

terdakwa ARIE SOEBIANTO, laki-laki berusia 53 tahun, sehat secara

jasmani dan rohani. Berdasarkan keterangan saksi-saksi ditambah

pengakuan dari terdakwa dalam keterangannya di persidangan yang

terbuka maka unsur barang siapa telah terpenuhi;

Dengan Sengaja

Unsur dengan sengaja merujuk pada dolus dan culpa yang dikenal

sebagai kesengajaan dan kealpaan dalam tindak pidana;

Dalam kasus ini unsur dengan sengaja berdasarkan keterangan

terdakwa yang mengakui telah melakukan pemukulan secara bertubi-tubi

ke tubuh korban kemudian mencekik serta membanting kepala Korban ke

lantai sampai tergeletak tak berdaya merupakan suatu perbuatan yang

sudah melewati batas yang diizinkan yaitu suatu perbuatan yang walau

memberikan rasa sakit kepada orang lain namun dengan maksud tidak

melakukan penganiayaan.3 Hal ini juga didukung oleh keterangan saksi

ARDYANTA SUHU selaku tetangga korban dengan saksi lain seperti 3 Ibid, hlm. 245

Page 9: Web FH Unram · Web viewIndonesia, Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) Kitab Undang-Undang Hukum

ix

saksi SUTARWOTO selaku Ketua RT dan dr. SWANNY ELIZABETH

oeh karena itu dapat disimpulkan bahwa unsur dengan sengaja ini telah

terpenuhi.

Direncanakan Terlebih Dahulu

R. Soesilo menjelaskan bahwa pembunuhan berencana adalah

pembunuhan biasa (doodslag) akan tetapi dilakukan dengan rencana

terlebih dahulu. Direncanakan terlebih dahulu maksudnya ada tempo bagi

si pelaku untuk dengan tenang memikirkan misalnya dengan cara seperti

apa pembunuhan tersebut akan dilakukan4;

Pasal 340 KUHP tentang Pembunuhan Berencana unsur dengan

sengaja dan direncanakan terlebih dahulu dapat mengandung arti yang

kompleks dan sulit untuk dibuktikan. Dalam kasus ini jika melihat dari

keterangan saksi keterangan saksi MAYA DEWI ARYANI dan saksi

CITRA DEWI ARYANI yaitu anak dari korban dan terdakwa yang dalam

keterangannya mengatakan bahwa Terdakwa memiliki perempuan

selingkuhan yang menyebabkan hubungan antara Korban dan Terdakwa

tidak lagi harmonis.

Keterangan yang diajukan juga merupakan keterangan minor dan

tidak dapat membuktikan secara pasti bahwa ada perencanaan yang

dilakukan oleh Terdakwa untuk menghilangkan nyawa Terdakwa. Pada

keterangan lain yakni saksi MYRA HELTYANI, SE.MM. Binti Abdul

Rasim mengatakan bahwa pada sekira bulan lupa tahun 2014 ketika Saksi

bertemu dengan Terdakwa, Terdakwa sempat berfikir untuk membunuh 4 Ibid, hlm. 241.

Page 10: Web FH Unram · Web viewIndonesia, Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) Kitab Undang-Undang Hukum

x

istrinya dengan meminta bantuan kepada orang lain, Terdakwa berencana

akan membunuh istrinya tersebut dengan alasan karena tidak bisa

menyelesaikan gugatan cerai dengan istrinya, hal inijuga tidak dapat

dibuktikan oleh Penuntut Umum secara jelas mengenai keterangan yang

disampaikan tersebut.

Sehingga berdasarkan uraian fakta-fakta tersebut dapat

disimpulkan bahwa unsur direncanakan terlebih dahulu dalam perkara ini

tidak terpenuhi.

Merampas Nyawa Orang Lain

Pasal 340 KUHP tentang Pembunuhan Berencana adalah delik

materiil artinya bahwa tindakan tersebut barulah dikatakan sempurna

apabila sudah terjadi akibat, dan akibat yang dimaksudkan adalah matinya

seseorang karena perbuatan atau sikap orang lain.

Dalam kasus ini telah terbukti matinya Korban yang dilakukan

oleh Terdakwa berdasarkan keterangan saksi-saksi dan pengakuan

terdakwa serta fakta-fakta lain yang dibuktikan oleh Penuntut Umum.

Sehingga unsur merampas nyawa orang lain ini telah terpenuhi. Namun

yang menjadi persoalan yaitu teori dalam perbuatan menghilangkan nyawa

orang lain terdapat 3 hal syarat penting yaitu; perbuatan tersebut harus

dilakukan dengan sengaja dan timbul seketika itu juga; melenyapkan

nyawa seseorang harus perbuatan positif walau sekecil apapun; serta

perbuatan tersebut harus mengakibatkan kematian seketika itu juga

atau tidak lama dari perbuatan tersebut.

Page 11: Web FH Unram · Web viewIndonesia, Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) Kitab Undang-Undang Hukum

xi

Sebagai pertimbangan penyusun menganalisa bahwa berdasarkan

dakwaan Penuntut Umum bahwa pemukulan tersebut dilakukan sekitar

pukul 13.15 WIB tanggal 14 November 2014, sedangkan berdasarkan

keterangan saksi ARDYANTA SUHU, SAKSI SUTARWOTO (Ketua

RT), dan saksi dr. SWANNY ELIZABETH KASENDA yang datang

mengecek kondisi Korban di hari yang sama pada pukul 16.00 WIB bahwa

yang dilakukan saksi saat itu adalah memeriksa nadinya masih ada denyut

tetapi sangat lemah kemudian menelpon ambulance RS Panti Rapih.

Sehingga dapat pula diartikan bahwa Korban tidak mati seketika itu juga

namun masih ada waktu sebenarnya bagi Korban untuk mendapatkan

pertolongan medis yang secara teori kasus ini tidak hanya dapat sebagai

suatu tindak pidana pembunuhan berencana namun dapat pula dikaitkan

sebagai suatu tindak pidana penganiayaan yang menyebabkan matinya

korban sehinga perlu dibuktikan dengan dakwaan lain oleh Penuntut

Umum yang lebih relevan.

Pertimbangan Hakim Dalam Menjatuhkan Berat Ringannya Putusan Pada

Kasus Pembunuhan Berencana

Pertimbangan hakim yang jelas dan cermat dapat mencerminkan rasa

keadilan yang dimiliki oleh hakim dalam menangani suatu perkara sebelum

mengambil keputusan, maka semakin bagus pertimbangan hukum yang digunakan

Page 12: Web FH Unram · Web viewIndonesia, Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) Kitab Undang-Undang Hukum

xii

oleh hakim, semakin jelas terlihat keobjektifan yang dimilikinya. Jika argumen

hukum itu tidak benar dan tidak sepantasnya (proper), maka orang kemudian

dapat menilai bahwa putusan itu tidak benar dan tidak adil.5 Secara umum hakim

dalam menjatuhkan putusan perlu memperhatikan antara lain :

Pertimbangan Yuridis

Pertimbangan yang bersifat yuridis adalah pertimbangan Hakim yang

didasarkan pada faktor-faktor yang terungkap di dalam persidangan dan oleh

undang-undang telah ditetapkan sebagai hal yang harus dimuat dalam putusan.

Pertimbangan Hakim yang bersifat yuridis diantaranya yaitu : a. Dakwaan Jaksa

Penuntut Umum; b. Keterangan saksi; c. Keterangan terdakwa; Barang-barang

bukti.6

Faktor ini berkaitan dengan ketentuan-ketentuan pidana yang ada di dalam

dakwaan serta tuntutan Jaksa Penuntut Umum yang dalam kasus ini adalah Pasal

340 KUHP tentang pembunuhan berencana sebagai hukum positif. Majelis Hakim

yang memeriksa dan mengadili perkara menyatakan bahwa unsur “barangsiapa”

dan unsur “dengan sengaja dan dengan direncanakan terlebih dahulu

menghilangkan jiwa orang lain” telah terbukti secara sah dan meyakinkan.

Beberapa pertimbangan hakim yang membuktikan “unsur dengan rencana”

telah terpenuhi pada pokoknya antara lain adanya hubungan mesra antara

Terdakwa dengan seorang wanita bernama MIRA dan adanya komitmen untuk

melanjutkan hubungan ke arah yang lebih serius yaitu perkawinan maka cara

mewujudkannya adalah dengan melenyapkan nyawa korban; adanya harta gono 5 S.M. Amin, Hukum Acara Pengadilan Negeri, Pradnya Paramita, Jakarta, 2009, hlm. 41

6 Marlina, Hukum Penitensier, Cet-1, Refika Aditama, 2011, Bandung, hlm. 146-147

Page 13: Web FH Unram · Web viewIndonesia, Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) Kitab Undang-Undang Hukum

xiii

gini yang ingin dikuasai terdakwa secara penuh yang caranya adalah dengan

membunuh korban, hal ini dianggap sebagai salah satu motif tindak pidana oleh

hakim; saksi a de charge yang dihadirkan Terdakwa memberikan keterangan yang

tidak relevan dengan perkara.

Berdasarkan pertimbangan tersebut penyusun mencoba merekonstruksi

ulang bahwa Terdakwa berdasarkan fakta-fakta yang terbukti dalam persidangan

melakukan pemukulan terhadap Korban karena emosi yang memuncak atau dapat

dikatakan tidak dalam keadaan suasana yang tenang. Selain itu pemukulan

tersebut dilakukan dengan cara yang spontan terlepas dari bagaimana cara

Terdakwa melakukan perbuatan tersebut sehingga penyusun berpendapat ketiga

unsur perencanaan sebelumnya dalam perkara ini menurut pertimbangan hakim

belum terbukti secara konkret;

Pertimbangan Non-yuridis

Pertimbangan ini adalah pertimbangan yang digunakan oleh hakim di luar

aturan hukum normatif yang berlaku demi kemanfaat dan keadilan. Pertimbangan

non-yuridis biasanya lebih melihat ke sisi sosiologis dari suatu perbuatan pidana.

Maksudnya yaitu memperhatikan pandangan masyarakat terhadap perbuatan atau

tindak pidana yang dilakukan oleh Terdakwa.

Selain itu pertimbangan non-yuridis juga memperhatikan bagaimana

keadaan dan sikap Terdakwa (subjektifitas) dalam segala proses hukum yang

berjalan ditambah juga dengan memperhatikan tujuan pemidanaan yang tidak

semata-mata untuk membalas dendam (represif) namun juga sebagai sarana untuk

memberikan edukasi serta pembinaan kepada terdakwa agar dapat kembali

Page 14: Web FH Unram · Web viewIndonesia, Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) Kitab Undang-Undang Hukum

xiv

menjadi bagian dalam masyarakat. Namun menurut penyusun apabila melihat

faktor subjektifitas dalam pertimbangan non-yuridis terdakwa telah memberikan

keterangan yang jujur dan mengakui perbuatannya yang membuat aparat penegak

hukum lebih terbuka dalam mengadili perkara ini sehingga menurut penyusun

terdakwa dapat dijatuhi sanksi yang lebih ringan.

III. PENUTUP

Simpulan

1. Penerapan hukum pidana materiil dalam pembunuhan berencana pada

Putusan Nomor: 132/Pid.Sus/2015/PN.SMN adalah Pasal 340 KUHP tentang

Pembunuhan Berencana dengan ancaman hukuman penjara 20 tahun. Karena

dalam pasal tersebut terdapat unsur yang tidak terpenuhi yaitu unsur adanya

perencanaan terlebih dahulu maka dakwaan dan tuntutan yang lebih tepat

Page 15: Web FH Unram · Web viewIndonesia, Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) Kitab Undang-Undang Hukum

xv

digunakan adalah Pasal 44 ayat (3) UU No. 23 Tahun 2004 Tentang Penghapusan

Kekerasan dalam Rumah Tangga (PKDRT); 2. Pertimbangan hakim dalam

menjatuhkan berat atau ringannya pidana dalam Putusan Nomor:

132/Pid.Sus/2015/PN.SMN majelis hakim telah mempertimbangkan unsur yuridis

yaitu dakwaan Jaksa Penuntut Umum, keterangan saksi, keterangan terdakwa dan

barang bukti serta pertimbangan non-yuridis yaitu melihat aspek sosiologis dari

suatu perkara pidana dan subjektifitas Terdakwa. Dalam pertimbangan tersebut

majelis hakim lebih didominasi pada interpretasi dan berpendapat semua unsur

pidana dalam Pasal 340 KUHP telah terpenuhi namun masih terdapat unsur yang

tidak terpenuhi secara komprehensif sehingga tidak dapat dikategorikan sebagai

pembunuhan berencana.

Saran

1. Dakwaan Jaksa Penuntut Umum dan Amar Putusan Majelis Hakim

tidak sesuai dengan aturan materiil karena semua unsur dalam Pasal 340 KUHP

belum terpenuhi, maka Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini

tepatnya mengabulkan dakwaan kedua dari penuntut umum yaitu Pasal 44 ayat (3)

UU No.23 Tahun 2004 Tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga

(PKDRT) dengan ancaman pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun; 2.

Penuntut Umum dan Majelis Hakim agar kedepannya penjelasan mengenai unsur

“dengan rencana” dalam Pasal 340 KUHP tentang Pembunuhan Berencana dapat

dibuktikan lebih rinci dengan melihat fakta perkara secara objektif serta diperinci

pertimbangan yuridis maupun non-yuridis dalam pertimbangan hakim agar tidak

menimbulkan ambiguitas atau multitafsir dalam penafsiran unsur tersebut.

Page 16: Web FH Unram · Web viewIndonesia, Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) Kitab Undang-Undang Hukum

xvi

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Leden Marpaun, 2012, Asas-Teori-Praktik Hukum Pidana, Sinar Grafika, Jakarta

Marlina, 2011, Hukum Penitensier Cet-1, Refika Aditama, Bandung

Martiman Prodjihamidjojo, 1997, Memahami dasar-dasar Pidana Indonesia, Pradya Paramitha, Jakarta

Moeljatno, 2008, Asas-Asas Hukum Pidana, Rineka Cipta, Jakarta

Page 17: Web FH Unram · Web viewIndonesia, Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) Kitab Undang-Undang Hukum

xvii

P.A.F. Lamintang, 2013, Dasar-Dasar Hukum Pidana Indonesia, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung

R. Soesilo, 1988, Kitab Undang-undang Hukum Pidana Serta Komentar-komentarnya Lengkap Pasal demi Pasal, Politeia, Bogor

Rodliyah, 2017, Perempuan dalam Lingkaran Kekerasan (Sebuah Gambaran tentang Tindak Pidana KDRT dan Traficking), Pustaka Bangsa, Mataram

S.M. Amin, 2009, Hukum Acara Pengadilan Negeri, Pradnya Paramita, Jakarta

Sudarto, 1986, Hukum dan Hukum Pidana, Alumni, Bandung

Wawan Muhwan Hariri, 2012, Pengantar Ilmu Hukum, Pustaka Setia, Bandung

Peraturan Perundang-undangan

Indonesia, Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga

Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)

Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP)

Internet

https://id.wikipedia.org/wiki/Pembunuhan