wawancaraasdasd

11
P : Kapan Sekolah Demokrasi Aceh Utara di buka atau di selenggarakan bang? Edi Fadhil : Peluncuran Sekolah Demokrasi Aceh Utara telah dilaksanakan pada tanggal 29 Desember 2010 di Convention Hall Hotel Lido Graha Lhokseumawe ditandai dengan Seminar bertopik “Refleksi Kondisi Ekonomi, Sosial Budaya dan Politik Pasca 5 tahun Perdamaian dan Tantangan Demokrasi di Aceh”. Sekolah Demokrasi ini difasilitasi oleh Komunitas Indonesia untuk Demokrasi (KID) yang berkerja sama dengan LSM Aceh Sepakat. P : Apakah Sekolah Demokrasi hanya terdapat di Aceh saja? Edi Fadhil : Sekolah Demokrasi terdapat di 8 provinsi di Indonesia, yaitu Aceh, Sumatera Selatan, Banten, Jawa Timur, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, Kalimantan Barat, dan Papua.

Upload: abraham

Post on 04-Apr-2016

219 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

asdqerfsdfg

TRANSCRIPT

Page 1: wawancaraasdasd

P : Kapan Sekolah Demokrasi Aceh Utara di buka atau di selenggarakan bang?

Edi Fadhil : Peluncuran Sekolah Demokrasi Aceh Utara telah dilaksanakan pada tanggal 29

Desember 2010 di Convention Hall Hotel Lido Graha Lhokseumawe ditandai

dengan Seminar bertopik “Refleksi Kondisi Ekonomi, Sosial Budaya dan Politik

Pasca 5 tahun Perdamaian dan Tantangan Demokrasi di Aceh”. Sekolah

Demokrasi ini difasilitasi oleh Komunitas Indonesia untuk Demokrasi (KID) yang

berkerja sama dengan LSM Aceh Sepakat.

P : Apakah Sekolah Demokrasi hanya terdapat di Aceh saja?

Edi Fadhil : Sekolah Demokrasi terdapat di 8 provinsi di Indonesia, yaitu Aceh, Sumatera

Selatan, Banten, Jawa Timur, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan,

Kalimantan Barat, dan Papua.

P : Dari manakah gagasan atau pencetus daripada Sekolah Demokrasi ini?

Edi Fadhil : Sekolah Demokrasi merupakan gagasan daripada KID (Komunitas Indonesia

untuk Demokrasi yang merupakan sebuah perkumpulan yang dibentuk untuk

mendorong kehidupan Demokrasi melalui pendidikan dan Pelatihan.

Page 2: wawancaraasdasd

P : Dari kalangan mana saja yang terdaftar di Sekolah Demokrasi ini?

Edi Fadhil : Sekolah Demokrasi Aceh Utara adalah suatu inisiatif yang meyakini bahwa

untuk demokrasi yang berkualitas salah satunya adalah melalui penguatan wacana

demokrasi yang dalam hal ini memberikan pendidikan demokrasi kepada

komunitas dari 4 pilar demokrasi (Masyarakat Sipil, Masyarakat Politik dan

Politisi, Usahawan serta Birokrat). Melalui pendidikan demokrasi diyakini akan

menjadi elemen penting dalam penguatan tata kelola pemerintahan serta

komunitas.

P : Bagaimana model kegiatan pembelajaran Sekolah Demokrasi ini?

Edi Fadhil : Ada 200 Jam In Class berdasarkan 12 Modul serta 200 Jam Out Class berupa

aneka kegiatan yang menempa para peserta untuk bisa mempunyai kualitas

Pengetahuan, Keterampilan dan Nilai Demokrasi dengan standar tertentu yang

sudah ditetapkan melalui berbagai jenis pendampingan dan evaluasi. Kegiatan

kelas difasilitasi oleh tiga fasilitator yang berfungsi sebagai guru, pelatih,

sekaligus teman peserta; satu orang fasilitator inclass, satu fasilitator outclass, dan

satu fasilitator khusus untuk asistensi keterampilan menulis.

P : Apa ide dasar daripada Sekolah Demokrasi ?

Edi Fadhil : Ide dasar Sekolah Demokrasi secara singkat adalah bagaimana kita memperkuat

kualitas wacana Demokrasi. Sehingga Demokrasi dipahami secara isinya, bukan

Page 3: wawancaraasdasd

hanya proseduralnya saja. Karena rakyat sekarang hanya mengenal Demokrasi

dari momen pemilihan umum, pemilihan kepala daerah, dan sebagainya. Namun

apakah ada kesadaran dalam memilih, atau ada motivasi lain seperti diberikan

uang dan sebagainya.

P : Apa visi daripada Sekolah Demokrasi?

Edi Fadhil : Sekolah Demokrasi mengharapkan adanya Demokrasi yang kuat, bagaimana

masyarakat mempunyai standar minimal terkait pengetahuan berdemokrasi,

keterampilan berdemokrasi, maupun nilai-nilai tentang demokrasi.

P : Apakah Sekolah Demokrasi mempunyai tujuan khusus untuk memberikan

pemahaman Demokrasi bagi mantan GAM ?

Edi Fadhil : Sebenarnya tidak. Seperti teman-teman kita di daerah-daerah lain juga tidak

mempunyai tujuan khusus pada kelompok-kelompok tertentu. Tetapi memang,

menurut saya menjadi alasan kita juga mengapa Sekolah Demokrasi hadir, salah

satunya adalah karena Aceh baru selesai konflik. Artinya apa? Kita melihat bahwa

pertama, ketika Aceh selesai konflik, itu kesempatan luar biasa bagi Aceh untuk

bertransformasi dan membuat masyarakat lebih maju. Kedua, memang Aceh

mempunyai Anggaran yang cukup besar pasca perdamaian, dikarenakan adanya

otonomi khusus. Tetapi kita melihat bahwa ketika bahwa sumber daya yang besar

ini ada, kemudian tidak bisa diolah secara demokratis, seperti contohnya korupsi

Page 4: wawancaraasdasd

masih terjadi, Nepotisme masih terjadi, menurut kita, ini tidak akan ada gunanya.

Jadi perdamaian yang sebenarnya kita harapkan adanya perubahan yang besar,

menjadi tidak akan maksimal. Jadi bagaimana masyarakat kita juga harus bisa

membangun iklim yang Demokrasi di pemerintahnya, dan bagaimana kita bisa

mengisi pemerintahan ini dengan orang-orang yang demokratis.

P : Bagaimana proses atau langkah-langkah Sekolah Demokrasi dalam upaya

mengisi pemerintahan dengan orang-orang yang demokratis?

Edi Fadhil : Ya, memang kita atau Sekolah Demokrasi ini hanya beberapa orang saja yang

kita didik. Maksudnya adalah, satu angkatan kita hanya mendidik sebanyak 35

orang. Itu memang terlalu sedikit. Namun harapan kita bahwa orang-orang ini

mempunyai peranan besar di masyarakat kita.

P : Apakah ada pendekatan khusus dalam mendidik mantan GAM?

Edi Fadhil : Kita tidak ada pendekatan khusus ke mereka. Tetapi memang jika ditanya ke

kami, secara strategi internal, kami sangat mengharapkan mentan GAM ikut dan

bergabung ke dalam Sekolah Demokrasi. Pertama, kami sangat mengharapkan,

karena mereka memang orang-orang yang mempunyai peran di saat konflik. Yang

kedua, bagian daripada Sekolah Demokrasi adalah untuk mewujudkan program

perdamaian.

Page 5: wawancaraasdasd

P : Program perdamaian yang bagaimana yang dimaksud Sekolah Demokrasi?

Edi Fadhil : Program perdamaian kita salah satunya dengan adanya Integrasi. Dan jika

dikaitkan dengan mantan GAM yang dahulu tinggal di gunung, menjadi di

masyarakat. Tetapi apakah hanya tinggal di masyarakat? Kita berpikir bahwa

idealnya mereka lebih dari itu. Ketika mereka dulu berada di gunung, mereka bisa

berbuat lebih banyak untuk masyarakat, bisa berperan lebih banyak, menyumbang

ide, saran, dan bisa menjadi leader-leader baru di masyarakat.

P : Bagaimana tanggapan masyarakat tentang adanya Sekolah Demokrasi?

Edi Fadhil : Memang pemikiran yang berkembang di Aceh adalah pemikiran Islam, dan

pemikiran Demokrasi cenderung bertolak belakang dengan Islam. Namun kami

belum mempunyai tantangan yang besar seperti unjuk rasa atau demonstrasi,

namun ada diskusi-diskusi yang terjadi dan menurut saya itu adalah sebuah

dialektika yang sangat wajar. Sejak tahun 2011 s/d awal 2014 jumlah pendaftar

SDAU cukup tinggi. Hal ini paling tidak menjadi salah satu indikator minat

masyarakat untuk menjadi peserta SDAU. Tahun 2011 ada 123 pendaftar, tahun

2012 ada 176, tahun 2013 ada 139, dan di tahun 2014 naik kembali menjadi 164

pendaftar. Menurut Saya hal ini menunjukkan bahwa minat dari pada rakyat Aceh

cukup tinggi.

Page 6: wawancaraasdasd

P : Diskusi seperti apakah yang terjadi?

Edi Fadhil : Pada saat seleksi wawancara, briefing, dan matrikulasi, para peserta banyak yang

bertanya, Sekolah Demokrasi ini seperti apa? Tetapi saya selalu tanyakan bahwa,

di dalam Islam adil itu penting atau tidak, kemudian apakah masyarakat perlu ikut

dalam menentukan kebijakan public, perlu atau tidak memberantas KKN (Korupsi

Kolusi dan Nepotisme)?. Kita tahu itu semua adalah nilai-nilai Demokrasi. Dan

ketika kita verifikasi bersama-sama, hampir tidak ada yang bertentangan dengan

nilai-nilai di dalam Islam. Dan di dalam Demokrasi, kebebasan juga diatur di

dalam hukum, sehingga kebebasan yang sebebas-bebasnya tetap dikontrol oleh

hukum Demokrasi tersebut.

P : Apa saja kiprah daripada Alumni daripada Sekolah Demokrasi?

Edi Fadhil : Dari empat tahun pelaksanaan Sekolah Demokrasi Aceh Utara, para alumni

menggabungkan dirinya ke dalam wadah yang diberi nama Komunitas Demokrasi

Aceh Utara (KDAU). Komite Komunitas (KK) adalah forum warga yang

diprakarsai dan dibentuk oleh alumni Sekolah Demokrasi (SD), dan diperlakukan

sebagai suatu forum sosial-politik tempat para alumni untuk menunjukkan

peranan Sekolah Demokrasi itu sendiri dengan menerapkan pengetahuan dan

ketrampilan mereka dalam berdemokrasi secara terorganisasi. Misi daripada

KDAU ini adalah melakukan studi kritis terhadap pelaksanaan proses Demokrasi,

mendorong penerapan system Demokrasi yang lebih baik, melakukan kerja sama

Page 7: wawancaraasdasd

dengan lembaga local, melakukan advokasi kebijakan yang berbasis kepentingan

publik, melakukan penguatan dan pengembangan sumber daya manusia,

melakukan penelitian dan promosi temuan untuk pemajuan demokrasi,

memfasilitasi antarpihak dalam mewujudkan pencapaian demokrasi yang hakiki.

Kegiatan-kegiatan yang sudah dilakukan oleh alumni adalah melakukan Advokasi

Qanun mengenai penggunaan dana CSR, kemudian melakukan program PAKAR

yaitu memberikan pendidikan informal kepada anak-anak berusia 12 s/d 18 tahun,

monitoring kekerasan terhadap perempuan dan anak KDAU menjadi anggota dari

Koalisi Pusat Penanganan Terpadu Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak

(P2TP2A) yang dibentuk oleh Pemerintah Kabupaten Aceh Utara, Menjadi

anggota FKMS (Forum Komunikasi Masyarakat Sipil) Lhokseumawe dan Aceh

Utara dan ikut menyusun position paper untuk masukan kepada Pemerintah

Kabupaten Aceh Utara dan Lhokseumawe terkait program-program pembangunan

, dan Menjadi anggota Forum Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Kabupaten

Aceh Utara.