water treatment pada pt jababeka

14
WATER TREATMENT PADA PT. JABABEKA INFRASTRUKTUR 1. Deskripsi pabrik PT. Jababeka Indonesia adalah pengelola kawasan industri di daerah jababeka, PT. Jababeka mempunyai beberapa sub usaha yang sangat kompetitip dan mempunyai kualitas Internasional, ada ruko jababeka, ada perumahan jababeka, ada golf jababeka, dan tentunya ada area dimana perusahaan baik internasional dan Lokal membangun perusahaannya di kawasan jababeka. Fokus utama dari Jababeka adalah untuk mensinergikan positif lingkungan industri yang ada dengan hub intelektual baru dan lingkungan perumahan dan memaksimalkan investasi infrastruktur hijau. Jababeka merupakan kawasan industri kimia yang terletaj di Bekasi (Jawa Barat). Di kawasan ini terdapat kurang lebih 1300 industri kimia. Kawasan ini memiliki treatment pengolahan limbah sendiri, untuk mengolah limbah semua industri yang berada dalam kawasan tersebut. Pengolahan ini bertujuan untuk mengolah limbah keluaran industri agar sesuai baku mutu lingkungan untuk di buang ke lingkungan. Pengolahan limbah ini juga memiliki hasil sampingan berupa sludge. Sludge ini dapat dijual ke industri semen sebagai bahan baku pembuatan semen.

Upload: hamdan-shd

Post on 26-Dec-2015

33 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

s

TRANSCRIPT

Page 1: Water Treatment Pada Pt Jababeka

WATER TREATMENT PADA PT. JABABEKA INFRASTRUKTUR

1. Deskripsi pabrik

PT. Jababeka Indonesia adalah pengelola kawasan industri di daerah

jababeka, PT. Jababeka mempunyai beberapa sub usaha yang sangat kompetitip

dan mempunyai kualitas Internasional, ada ruko jababeka, ada perumahan

jababeka, ada golf jababeka, dan tentunya ada area dimana perusahaan baik

internasional dan Lokal membangun perusahaannya di kawasan jababeka. Fokus

utama dari Jababeka adalah untuk mensinergikan positif lingkungan industri yang

ada dengan hub intelektual baru dan lingkungan perumahan dan memaksimalkan

investasi infrastruktur hijau.

Jababeka merupakan kawasan industri kimia yang terletaj di Bekasi (Jawa

Barat). Di kawasan ini terdapat kurang lebih 1300 industri kimia. Kawasan ini

memiliki treatment pengolahan limbah sendiri, untuk mengolah limbah semua

industri yang berada dalam kawasan tersebut. Pengolahan ini bertujuan untuk

mengolah limbah keluaran industri agar sesuai baku mutu lingkungan untuk di

buang ke lingkungan.

Pengolahan limbah ini juga memiliki hasil sampingan berupa sludge.

Sludge ini dapat dijual ke industri semen sebagai bahan baku pembuatan semen.

Treatment pengolahan limbah ini juga memonitor kualitas air limbah yang

dibuang oleh pabrik-pabrik di dalam kawasan, untuk mengetahui apakah limbah

yang dibuang oleh pabrik sudah memenuhi standar pembuangan demi

keberhasilan pengolahan air limbah selanjutnya, dimana limbah yang diolah harus

sesuai dengan baku mutu yang telah di tetapkan oleh Jababeka Infrastruktur.

2. Proses Pengolahan Air Bersih

Proses pengolahan air menjadi air bersih harus melalui beberapa tahapan-

tahapan, yaitu :

a) Screening

Screening berfungsi untuk memisahkan air dari sampah-sampah dalam ukuran

besar.

Page 2: Water Treatment Pada Pt Jababeka

b) Tangki sedimentasi

Tangki sedimentasi berfungsi untuk mengendapkan kotoran-kotoran berupa

lumpur dan pasir. Pada tangki sedimentasi terdapat waktu tinggal. Ke dalam

tangki sedimentasi ini diinjeksikan klorin yang berfungsi sebagai oksidator

dan desinfektan. Sebagai oksidator klorin digunakan untuk menghilangkan

bau dan rasa pada air.

c) Klarifier (clearator)

Klarifier berfungsi sebagai tempat pembentukan flok dengan penambahan

larutan Alum (Al2(SO4)3 sebagai bahan. Pada klarifier terdapat mesin agitator

yang berfungsi sebagai alat untuk mempercepat pembentukan flok. Pada

klarifier terjadi pemisahan antara air bersih dan air kotor. Air bersih ini

kemudian disalurkan dengan menggunakan pipa yang besar untuk kemudian

dipompakan ke filter. Klarifier terbuat dari beton yang berbentuk bulat yang

dilengkapi dengan penyaring dan sekat.

Dari inlet pipa klarifier, air masuk ke dalam primary reaction zone. Di

dalam prymari reaction zone dan secondary reaction zone,air dan bahan kimia

(Koagulan yaitu tawas) diaduk dengan alat agitataor blade agar tercampur

homogen. Maka koloid akan membentuk butiran-butiran flokulasi.

Air yang telah bercampur dengan koagulan membentuk ikatan flokulasi,

masuk melalui return floc zone dialirkan ke clarification zone. Sedimen yang

mengendap dalam concentrator dibuang. Hal ini berlangsung secara otomatis

yang akan terbuka setiap satu jam sekali dalam waktu 1 menit. Air yang

masuk ke dalam clarification zone sudah tidak dipengaruhi oleh gaya putaran

oleh agitator, sehingga lumpurnya mengendap. Air yang berada dalam

clarification zone adalah air yang sudah jernih.

d) Sand Filter

Penyaring yang digunakan adalah rapid sand fliter (filter saringan cepat). Sand

filter jenis ini berupa bak yang beriisi pasir kwarsa yang berfungsi untuk

menyaring flok halus dan kotoran lain yang lolos dari klarifier (clearator). Air

yang masuk ke filter ini telah dicampur terlebih dahulu dengan klorin dan

tawas.

Page 3: Water Treatment Pada Pt Jababeka

Media penyaring biasanya lebih dari satu lapisan, yaitu pasir kwarsa

dan batu dengan mesh tertentu. Air mengalir ke bawah melalui media

tersebut.Zat-zat padat yang tidak larut akan melekat pada media, sedangkan

air yang jernih akan terkumpul di bagian dasar dan mengalir keluar melalui

suatu pipa menuju reservoir.

e) Reservoir

Reservoir berfungsi sebagai tempat penampungan air bersih yang telah

disaring melalui filter, air ini sudah menjadi airyang bersih yang siap

digunakan dan harus dimasak terlebih dahulu untuk kemudian dapat dijadikan

air minum.

3. Proses Pengolahan Air Minum

Zat-zat kimia yang digunakan pada proses ini adalah:

a) Tawas

Tawas merupakan bahan koagulan yang paling banyak digunakan karena

bahan ini paling ekonomis, mudah diperoleh di pasaran serta mudah

penyimpanannya. Jumlah pemakaian tawas tergantung kepada turbidity

(kekeruhan) air baku. Semakin tinggi turbidity air baku maka semakin besar

jumlah tawas yang dibutuhkan. Pemakain tawas juga tidak terlepas dari sifat-

sifat kimia yang dikandung oleh air baku tersebut. Reaksi yang terjadi sebagai

berikut:

Al2(SO4)3 → 2 Al+3 + 3(SO4)-2

Air akan mengalami :

H2O → H+ + OH-

Selanjutnya :

2 Al+3 + 6OH- → 2Al(OH)3

Selain itu akan dihasilkan asam :

3(SO4)-2 + 6H+ → 3H2SO4

Dengan demikian makin banyak dosis tawas yang ditambahkan maka pH akan

semakin turun, karena dihasilkan asam sulfat sehingga perlu dicari dosis tawas

Page 4: Water Treatment Pada Pt Jababeka

yang efektif antara pH 5,8 - 7,4. Apabila alkalinitas alami dari air tidak

seimbang dengan dosis tawas perlu ditambahkan alkalinitas, biasanya

ditambahkan larutan kapur (Ca(OH)2) atau soda abu (Na2CO3). Reaksi yang

terjadi :

Al2(SO4)3 + 3Ca(HCO3)2 → 2Al(OH3) + 3CaSO4 + 6CO2

Al2(SO4)3 + 3Na2CO3 + 3H2O → 2Al(OH3) + 3Na2SO4 + 3CO2

Al2(SO4)3 + 3Ca(OH)2 → 2Al(OH3) + 3CaSO4

b) Kapur

Pengaruh penambahan kapur (Ca(OH)2 akan menaikkan pH dan bereaksi

dengan bikarbonat membentuk endapan CaCO3. Bila kapur yang ditambahkan

cukup banyak sehingga pH = 10,5 maka akan membentuk endapan Mg(OH)2.

Kelebihan ion Ca pada pH tinggi dapat diendapkan dengan penambahan soda

abu. Reaksinya :

Ca(OH)2 + Ca(HCO)3 → 2CaCO3 + 2H2O

2Ca(OH)2 + Mg(HCO3)2 → 2CaCO3↓ + Mg(OH)2↓ + 2H2O

Ca(OH)2 + Na2CO3 → CaCO3↓ + 2NaOH

c) Klorin

Klorin banyak digunakan dalam pengolahan air bersih dan air limbah sebagai

oksidator dan desinfektan. Sebagai oksidator, klorin digunakan untuk

menghilangkan bau dan rasa pada pengolahan air bersih. Untuk mengoksidasi

Fe(II) dan Mn(II) yang banyak terkandung dalam air tanah menjadi Fe(III)

dan Mn(III). Yang dimaksud dengan klorin tidak hanya Cl2 saja akan tetapi

termasuk pula asam hipoklorit (HOCl) dan ion hipoklorit (OCl-), juga

beberapa jenis kloramin seperti monokloramin (NH2Cl) dan dikloramin

(NHCl2) termasuk di dalamnya. Klorin dapat diperoleh dari gas Cl2 atau dari

garam-garam NaOCl dan Ca(OCl)2. Kloramin terbentuk karena adanya reaksi

antara amoniak (NH3) baik anorganik maupun organik aminoak di dalam air

dengan klorin.

Bentuk desinfektan yang ditambahkan akan mempengaruhi kualitas yang

didesinfeksi. Penambahan klorin dalam bentuk gas akan menyebabkan

turunnya pH air, karena terjadi pembentukan asam kuat. Akan tetapi

Page 5: Water Treatment Pada Pt Jababeka

penambahan klorin dalam bentuk natrium hipoklorit akan menaikkan

alkalinity air tersebut sehingga pH akan lebih besar. Sedangkan kalsium

hipoklorit akan menaikkan pH dan kesadahan total air yang didesinfeksi.

4. Pemeriksaan Mutu Air

a) Jar Test

Jar test adalah suatu percobaan yang berfungsi untuk menentukan dosis

optimal dari koagulan (biasanya tawas/alum) yang digunakn pada proses

pengolahan air bersih. Kekeruhan air dapat dihilangkan melalui pembubuhan

koagulan.

Cara kerja :

1.Diambil sampel air baku kira-kira 4 liter

2. Dicek dan dicatat turbidity serta pH awal dari air sampel

3. Disediakan 6 buah beaker glass dan masing-masing diisi dengan 500 ml air

sampel

4. Ke dalam masing-masing beaker glass tersebut diinjeksikan alum dengan

konsentrasi 1 % dan dengan dosis tawas tertentu untuk tiap beaker glass.

Penentuan dosis yang ditambahkan diambil dari tabel estimasi alum untuk

turbidity tertentu (range atas dan range bawah)

5. Meletakkan beaker glass pada alat flokulator

6. Diaduk dengan kecepatan 140 rpm selama 5 menit

7. Kemudian pengadukan dilakukan dengan kecepatan 40 rpm selama 10

menit

8. Didiamkan selama 15 menit sampai 30 menit

9. Dicek dan dicatat turbidity untuk masing-masing beaker glass

b) Turbidity

Turbidity merupakan alat untuk mengukur tingkat kekeruhan air.

Cara kerjanya :

1. Dihidupkan turbidimeter, kemudian dimasukkan sampel ke dalam tabung

yang telah tersedia pada alat tersebut

2. Skala diaduk sesuai dengan nilai sampel standart

Page 6: Water Treatment Pada Pt Jababeka

3. Lalu sampel standart dikeluarkan dan dimasukkan sampel yang akan

diteliti, lalu dibaca nilai kekeruhannya

ml alum = (ppm alum x ml sampel) / konsentrasi …………….(1)

Wilayah yang terdapat di kawasan ini meliputi sekitar 5,600 hektar lahan;

terdiri dari pemukiman, bisnis dan komersial dengan pusat-pusat perbelanjaan dan

kemudahan, sebuah taman pendidikan, taman industri, dan wilayah rekreasi

dengan golf kelas dunia dan fasilitas kegiatan outdoor lainnya. Prinsip system

pengolahan adalah Biological Aerobic Treatment (Pengolahan secara Biologis

dengan Lumpur Aktif) dengan dibantu proses fisik dan mekanik.

Air Limbah yang berasal dari industri dibuang ke saluran khusus air

limbah menuju ke pusat pengolahan air limbah secara gravitasi menuju ke Lifting

Pump. Selanjutnya air limbah tersebut dipompa ke pusat pengolahan air limbah

melalui Influent Pump. Saluran air limbah tersebut kemudian dipompa ke Grit

Chamber yang berfungsi untuk mengendapkan pasir, krikil, dan sejenisnya yang

mempunyai berat jenis lebih besar dari air.

Selanjutnya air limbah akan mengalir secara gravitasi menuju ke Primary

Settling Tank. Salam unit ini zat padat tersuspensi akan mengendap. Dengan

adanya busa, lemak, atau benda-benda mengapung yang biasa terdapat didalam air

limbah akan dipisahkan dan ditampung ke unit scum collector untuk dipompakan

ke unit Belt Filter Press bersama-sama dengan sludge yang mengendap melalui

pipa sludge yang ada di dasar Primary Settling Tank.

Air Limbah mengalami proses aerasi selama 20-24 jam untuk

mendapatkan oksigen sebagai kebutuhan dasar dalam proses oksidasi biologis.

Pada proses ini mikroorganisme dalam lumpur aktif berfungsi sebagai pengurai

zat-zat pencemar baik yang terlarut maupun tersuspensi untuk menghasilkan

biological floc. Selanjutnya air limbah yang sudah teraerasi dan terbentuk

biological floc tersebut menaglir ke Distribution Box bagian pertama, kemudian

dialirkan menuju ke Secondary Settling Tank untuk proses pengendapan.

Proses pengendapan ini bertujuan untuk memisahkan antara air yang

sudah jernih dengan biological floc sehingga didapatkan kualitas air yang sudah

Page 7: Water Treatment Pada Pt Jababeka

memenuhi standar kualitas buangan air limbah untuk dibuang ke badan air yang

dikeluarkan oleh Pemerintah (Saluran Cikarang Bekasi Laut / Sungai

Cilemahabang), Lumpur yang sudah terbentuk dari proses sedimentasi kemudian

diresirkulasi ke Kolam Aerasi sebagai Return Activated Sludge untuk menjamin

oksidasi biologis berjalan dengan baik., sedangkan kelebihannya dipompa ke Belt

Filter Press untuk dikeringkan. Air hasil pengepresan ini diresirkulasi ke Kolam

Aerasi.

Air baku (air laut) dipompa ke tangki reaktor (kontaktor), sambil diinjeksi

dengan larutan klorin atau Kalium Permanganat agar zat besi yang larut dalam air

baku dapat dioksidasi menjadi bentuk senyawa oksida Besi atau Mangan yang tak

larut dalam air. Selain itu, pembubuhan Klorin atau Kalium Permanganat dapat

berfungsi untuk membunuh mikroorganisme yang dapat menyebabkan biofouling

(penyumbatan oleh bakteri) di dalam membran Osmosa Balik.

Dari tangki reaktor, air dialirkan ke saringan pasir cepat agar senyawa Besi

atau Mangan yang telah teroksidasi dan juga padatan tersuspensi (SS) yang

berupa partikel halus, plankton dan lainnya dapat disaring. Air yang keluar dari

saringan pasir selanjutnya dialirkan ke filter Mangan Zeolit. Mangan ini harus

dihilangkan terlebih dahulu karena zat-zat tesebut dapat menimbulkan kerak

(scale) didalam membrane Osmosa Balik.

Dari filter Mangan Zeolit, air dialirkan ke filter penghilangan warna. Filter

ini mempunyai fungsi untuk menghilangkan senyawa warna dalam air baku yang

dapat mempercepat penyumbatan membran Osmosa Balik. Setelah melalui filter

penghilangan warna, air dialirkan ke filter cartridge yang dapat menyaring partikel

dengan ukuran 0,5 µm. Setelah melalui filter cartridge, air dialirkan ke unit

Osmosa Balik dengan menggunakan pompa tekanan tinggi sambil diinjeksi

dengan zat anti kerak (antiskalant) dan zat anti biofouling. Air yang keluar dari

modul membran Osmosa Balik yakni air tawar dan air buangan garam yang telah

dipekatkan. Selanjutnya air tawarnya dipompa ke tangki penampung sambil

dibubuhi dengan klorine dengan konsentarsi tertentu agar tidak terkontaminasi

kembali oleh mikroba, sedangkan air garamnya dibuang lagi ke laut.

Page 8: Water Treatment Pada Pt Jababeka

Kualitas air baku menentukan proses yang akan dilakukan untuk

menghasilkan air yang siap diminum. Oleh karena itu pengambilan contoh air dari

lokasi pengoperasian sangat dibutuhkan untuk desain alat. Jika kualitas air

berubah-ubah sebaiknya dipilih lokasi yang paling stabil kualitasnya dan kalau

perlu dibangun stasiun pengambilan air baku. Dengan demikian peralatan dapat

bekerja secara efektif dan efisien. Air asin yang akan diolah oleh membran harus

jernih, oleh karena itu pada kasus-kasus dimana air tidak jernih atau keruh perlu

dilakukan pengolahan awal atau pretreatmen karena pretreatmen yang terpasang

terbatas kemampuannya.

Prinsip system pengolahan adalah Biological Aerobic Treatment

(Pengolahan secara Biologis dengan Lumpur Aktif) dengan dibantu proses fisik

dan mekanik. Air Limbah yang berasal dari industri dibuang ke saluran khusus air

limbah menuju ke pusat pengolahan air limbah secara gravitasi menuju ke Lifting

Pump. Selanjutnya air limbah tersebut dipompa ke pusat pengolahan air limbah

melalui Influent Pump. Saluran air limbah tersebut kemudian dipompa ke Grit

Chamber yang berfungsi untuk mengendapkan pasir, krikil, dan sejenisnya yang

mempunyai berat jenis lebih besar dari air.

Selanjutnya air limbah akan mengalir secara gravitasi menuju ke Primary

Settling Tank. Salam unit ini zat padat tersuspensi akan mengendap. Dengan

adanya busa, lemak, atau benda-benda mengapung yang biasa terdapat didalam air

limbah akan dipisahkan dan ditampung ke unit scum collector untuk dipompakan

ke unit Belt Filter Press bersama-sama dengan sludge yang mengendap melalui

pipa sludge yang ada di dasar Primary Settling Tank.

Selama proses pengolahan, dilakukan pemantauan kualitas air limbah oleh

Unit Laboratorium sehingga akan selalu didapatkan kinerja IPAL yang terkendali

dan hasil pengolahan yang terjaga kualitasnya. Aktivitas dan dokumentasi

pengendalian dan pemantauan kualitas ini sesuai dengan Pedoman Kebijakan

Mutu ISO 9001:2000 yang sertifikasinya telah diperoleh sejak tahun 2002.

Daftar Pustaka

Anonim.2010.”water treatment plant”.http://www.jababekainfrastruktur.com/main

services/info/wtp(diakses tanggal 1 Oktober 2014)

Page 9: Water Treatment Pada Pt Jababeka

Anonim.2010.”waste water treatment plant”.http://www.jababekainfrastruktur

.com/mainservices/info/wwtp(diakses tanggal 1 Oktober 2014)

Anonim.2011.”PT.Jababeka.Tbk”.http://gudangcikarang.com/2011/04/12/pt-jaba

beka-tbk/(diakses tanggal 1 oktober 2014)

Anonim.2010.”Bening

Airku”.http://www.jababekainfrastruktur.com/mainservices/info/beningku(diakses

tanggal 1 Oktober 2014)

Jaba,Nugroho.2010.”PT.Jababeka.tbk”.http://jababekacitizen.blogspot.com/2010/

08/ pt-jababeka-indonesia.html(diakses tanggal 1 Oktober 2014)