warta paulus 90 _ 28 maret 2013 _ edisi paskah 2013

60

Upload: yunus-waas

Post on 22-Mar-2016

290 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Media Informasi Umat Gereja Katolik Paroki Santo Paulus - Sendangguwo - Semarang

TRANSCRIPT

Page 1: Warta Paulus 90 _ 28 Maret 2013 _ Edisi Paskah 2013
Page 2: Warta Paulus 90 _ 28 Maret 2013 _ Edisi Paskah 2013
Page 3: Warta Paulus 90 _ 28 Maret 2013 _ Edisi Paskah 2013

EDIS

GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

1

Vatikan, 27/02/2013.

Cuaca di kota

Roma hari ini ti

dak seperti biasa

nya. Rabu, 27 Peb

ruari 2013,sebuah

hari musim dingin

yang sangat indah.

Matahari bersinar

cerah sejak pagi.

Inilah sebuah hari

penting di dalam

sejarah Gereja

Katolik: Sri Paus Benediktus XVI

tampil ke publik dalam upacara

audiensi umum untuk terakhir kali

setelah pengumuman pengundur an

dirinya dua pekan lalu.

Sejak pukul 07.00 pagi waktu Roma,

peziarah-peziarah sudah memenuhi

Via della Conciliazione, ruas jalan

panjang membujur dari Lapangan San

to Petrus hingga sungai Tiber. Di ruas

jalan itu pula sudah dipasang bebera

pa layar lebar. Di situ terdapat bebera

pa titik kontrol, selain dari arah Porta

Santa Anna, tepi barat, dan Porta

Sant’Angelo dari tepi arah timur

Vatikan. Ribuan polisi dan aparat ke

amanan pun siaga sekeliling Vatikan.

Para peziarah berjuang masuk ke Lap

angan Santo Petrus dan mengambil

tempat paling depan supaya bisa

melihat Sri Paus dari dekat dan meng

ucapkan kata-kata pisah yang bisa di

dengar oleh Bapa Suci sendiri.

Dari saat ke saat, Lapangan Santo

Petrus seperti digenangi lautan manu

sia. Mereka melambai-lambaikan ber

bagai bentuk dan ragam spanduk de

ngan tulisan bermacam-macam,

seperti “Grazie Santo Padre” (Terima

kasih Bapa Suci), atau “Arriveder

ci” (Sampai jumpa lagi), atau “Perga

per noi” (doakan kami), dan berbagai

tulisan dalam berbagai bahasa. Mere

ka pula tidak henti-hentinya meneriak

kan yel-yel “Benedetto”, nama Sri

Paus dalam bahasa Italia. Kadang

pula terdengar teriakan “Viva il Papa”

dan diikuti oleh paduan suara campur

yang menggetarkan suasana pagi ini.

Tepat pukul 10.35 pagi waktu Roma,

AKU PERGI TETAPI KAMU HARUS TETAP RIANG GEMBIRA

Tulisan Rm. Markus Solo, SVD yg. dikirim melalui milist PWKI (Paguyuban Wartawan Katolik

Indonesia).

Page 4: Warta Paulus 90 _ 28 Maret 2013 _ Edisi Paskah 2013

WARTA PAULUS NO. 90

TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

2

DAFTAR ISI

� Aku pergi tetapi kamu harus tetap riang gembira 1

� Surat dari Romo 4

� Dari Bilik Redaksi 7

� Kerja = Uang 9

� Di Kiri dan Kanan Salib... 10

� Santa Perawan Maria la Salette dan Pater Jean Berthier,MS 11

� Menjadi Pelayan 17

� Ziarah Rekreasi Natal 20

� Kilas Balik, Paus Emeritus Benediktus XVI 22

� Kasih dari Sengsara 26

• Rekoleksi & Outbound Keluarga 28

� Bersyukur Karena Masa Prapaskah 31

� St. Paulus

Pelindung Paroki Kita 32

� Ngudo Roso, Mo Semar 36

• Program Kerja 2013,

Dewan Paroki 40

� Orang Pelit Masuk Surga.... 45

� Santa Bernadette Soubirous 46

� Gereja

di Tengah Bumi yang Memanas 48

� Jadilah Rasul Kelor 52

• Pastor vs Tukang Parkir... 55

• Ingin Seperti Yesus... 60

Papa Mobil meluncur pelan, masuk ke

Lapangan Santo Petrus dari samping

kanan Basilika. Di belakangnya du

duk Sekretaris pribadi, Mgr. Georg

Gaenswein, yang sudah ditahbiskan

beliau sendiri menjadi Uskup Agung

tanggal 6 Januari lalu dan merangkap

Kepala Rumah Tangga (Prefettura) Sri

Paus. Ketika melihat Papa Mobil,

massa semakin kuat dan ramai me

neriakkan yel-yel seraya bertepuk ta

ngan meriah. Setelah melewati bebera

pa blok untuk menyalami massa dan

disaluti oleh Musik Militer dari wila

yah kelahirannya, Bavaria, Jerman,

beliau naik ke singgasana, sebuah kur

si putih yang sudah akrab dengannya

sejak 8 tahun ini. Seperti biasa, sebe

lum duduk, beliau merentangkan ke

dua tangan ke arah para hadirin, se

olah-olah ingin merangkul mereka sa

tu persatu. Di saat itu keharuan mulai

terasa.

Setelah rangkaian salam dan pembaca

an dari Kitab Suci, beliau mulai mem

bacakan wejangannya yang terakhir.

Hadirin hening dan mendengar dengan

penuh perhatian. Sering juga hadirin

menyela Sri Paus dengan tepukan ta

ngan panjang dan yel “Benedetto”, ter

utama ketika beliau mengungkapkan

kata-kata peneguhan dan pujian yang

masuk hingga ke lubuk hati pen

dengar. Pertama-tama Sri Paus meng

ucapkan terima kasih kepada Tuhan

yang telah memilih dan mempercaya

kan tugas ini kepadanya. Katanya:

”Delapan tahun lalu, ketika sudah

jelas bahwa diri saya terpilih menjadi

Paus, pertanyaan yang dominan di

dalam hati saya adalah: Tuhan, apa

yang Kau inginkan dariku? Mengapa

Engkau memilih saya? Saya tahu bah

wa sejak itu saya memikul beban berat

di bahuku”. Lanjutnya: “Delapan

tahun yang lalu adalah tahun-tahun

yang indah dan penuh arti. Tetapi juga

masa-masa penuh tantangan, sehingga

Gereja ibarat bahtera para rasul yang

Page 5: Warta Paulus 90 _ 28 Maret 2013 _ Edisi Paskah 2013

EDIS

GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

3

terombang-ambing di danau Genesa

ret. Badai dan gelombang menerjang

menimbulkan rasa takut dan panik,

dan Tuhan tidur di buritan. Tetapi

syukur, Tuhan tidak meninggalkan

bahtera ini, karena bahtera ini bukan

milik kita manusia atau milik saya

pribadi, tetapi milik Tuhan sendiri.

Mendengar itu, massa bertepuk ta

ngan ramai sambil meneriakkan nama

Sri Paus. Beliau sadar bahwa selama

masa bakti, Tuhan senantiasa dekat de

ngan umatNya dan menganugerahkan

segala yang perlu untuk kemajuan Ge

rejaNya. Sri Paus juga mengungkap

kan terima kasih kepada para pekerja

nya di Tahta Suci Vatikan dan seluruh

umat yang tersebar di seluruh dunia.

Selama masa jabatannya, beliau betul

merasakan dukungan dan kedekatan

umat Katolik sejagad, sekalipun ba

nyak dari mereka yang belum pernah

berjumpa dengannya secara langsung.

Menjelang sambutannya yang ber

durasi kurang lebih 20 menit itu, be

liau meneguhkan hati dan iman umat

Katolik sedunia. Katanya dalam nada

getar: “Saya pergi. Itu keputusan yang

saya ambil dengan sukarela. Tetapi

kamu harus tetap riang gembira di

dalam iman. Saya pergi bukan untuk

urusan pribadi. Saya pergi untuk mem

baktikan diri kepada doa untuk Gereja

kita yang kita cintai ini. Tuhan yang

memanggil kita ke dalam satu komu

nitas iman, akan tetap bersama kita,

memenuhi hati kita dengan harapan

dan menyinari kita dengan kasihNya

tanpa batas.” Usai sambutan terakhir

ini, hadirin yang saat itu sudah mem

bludak hingga ujung Via della Concili

azione berdiri, memberikan aplaus

panjang. Lambaian bendera-bendera

dan spanduk-spanduk kelihatan se

makin tenang pertanda sedih. Sri Paus

pun berdiri, melambaikan tangan

kepada hadirin. Sebuah momentum

kuat yang sempat menuai deraian air

mata.

Upacara dilanjutkan dengan penyam

paian ucapan salam pisah dan terima

kasih dari para hadirin yang diwakili

melalui kelompok bahasa Inggris, Ita

lia, Jerman, Spanyol, Portugis, Polan

dia dan Arab. Di akhir audiensi, Sri

Paus dan hadirin bersama-sama me

nyanyikan lagu Bapa Kami di dalam

bahasa Latin. Lalu beliau menutup de

ngan berkat terakhirnya sebagai Paus.

Beliau turun tahta. Berjalan menuju

Papa Mobil, mengambil tempat du

duk. Papa Mobil turun perlahan dari

pelataran Basilika menuju hadirin.

Tahtanya, Kursi putih, tinggal kosong.

Sri Paus bergerak keluar, diiringi apla

us panjang, memanggil-manggil nama

nya dan seraya air mata tetap ber

derai. Di atas Papa Mobil beliau terus

merentangkan kedua tangannya, se

akan-akan ingin membawa pergi

sekitar 200.000-an hadirin bersama

nya. Rangkulan lengannya tentu ter

lalu pendek untuk jumlah sebesar ini,

apalagi untuk umat Katolik sedunia.

Tetapi di dalam doa dari atas bukit

Mons Vaticanus, beliau dan seluruh

umat Katolik di lima benua akan tetap

bersatu. Terima kasih Bapa Suci

Benediktus XVI. �

Page 6: Warta Paulus 90 _ 28 Maret 2013 _ Edisi Paskah 2013

WARTA PAULUS NO. 90

TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

4

Surat dari Romo Salam dalam Kasih Kristus,

Paskah adalah Perayaan kebangkitan Tuhan. Perjumpaan para murid dengan

Tuhan Yesus yang telah bangkit, mengubah hidup para murid Kristus. Ada

suatu perubahan dan pembaharuan di dalam hidup mereka. Dari perasaan takut

menjadi penuh keberanian. Perubahan di dalam cara “melihat”, yang nampak

dalam cara berkata, cara berpikir dan bertindak, menjadi wujud kesaksian

nyata pada dunia mengenai kebangkitan. Pengalaman paskah adalah sungguh

personal, namun ini bukan berarti sebuah pengalaman iman yang tertutup dan

hanya “dinikmati” untuk diri sendiri.

Tema Aksi Puasa Pembangunan tahun 2013 ini adalah Semakin beriman de

ngan bekerja keras dan menghayati misteri Salib Tuhan. Salah satu alinea

gagasan dasar antara lain untuk menghargai setiap pekerjaan dan menempat-

kan manusia sebagai subyek atas pekerjaan. Sebagai ciptaan yang yang dicipta

kan Tuhan seturut citra Tuhan sendiri, dengan akal budi, kita dipercaya oleh

Tuhan untuk meneruskan karyaNya yang begitu agung dan mulia. Kita di-

harapkan dapat menemukan nilai-nilai hidup kristiani dalam setiap pekerjaan

harian kita. Dengan kata lain, kita ditantang untuk menemukan “wajah” Tuhan

sendiri melalui kerja dan pekerjaan kita sehari-hari. Sebab sering kali kita jum-

pai, dimana orang begitu sibuk dengan pekerjaannya sehingga melupakan Tu-

han dan sesama.

Akhir bulan Februari 2013 yang lalu, telah dilangsungkan Sidang Dewan

Pleno yang telah menetapkan program kerja tahun 2013 yang akan kita jalani

dan laksanakan bersama. Selain kegiatan rutin dan program kerja bidang,

Sidang Dewan Pleno juga telah menetapkan program visioner dengan sasaran

strategis terjadinya perjumpaan iman kristiani, dalam kelompok kecil, se

bagai gerakan eklesial dilingkungan, melalui gerakan ecopastoral, yang berbagi dan peduli dengan sesama ( KLMTD). Beberapa program kerja dapat

diperiksa pada bagian lain Warta Paulus edisi ini.

Keterlibatan seluruh umat untuk suksesnya program kerja 2013 sangat diharap

kan, dan ini juga bagian dari pekerjaan pelayanan kita yang perlu dilaksana

kan dengan sepenuh hati.

Tahun 2013 juga sebagai tahun kaderisasi, mengingat akhir tahun ini, kepeng

urusan dewan paroki, wilayah, dan lingkungan akan berakhir. Dengan

demikian diharapkan muncul kader-kader muda yang penuh semangat me-

Page 7: Warta Paulus 90 _ 28 Maret 2013 _ Edisi Paskah 2013

EDIS

GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

5

layani, mempunyai militansi seperti Santo Paulus, sehingga reksa pastoral di

paroki kita semakin hidup dan umat semakin menghayati misteri salib Tuhan.

Akhirnya, atas nama romo-romo Paroki Santo Paulus Sendangguwo, saya

mengucapkan SELAMAT HARI RAYA PASKAH 2013. Semoga aksi pan-

tang, puasa dan matiraga kita semakin membangkitkan semangat militansi

iman dan penghayatan hidup beriman kita terhadap Tuhan Yesus yang bangkit

melalui karya, tugas dan pelayanan kita.

Tuhan memberkati kita. �

“Oleh Dialah kamu percaya kepada Allah, yang telah membangkitkan Dia dari antara

orang mati dan yang telah memuliakan-Nya, sehingga imanmu dan pengharapanmu

tertuju kepada Allah.” ( 1 Ptr 1 : 21 )

Page 8: Warta Paulus 90 _ 28 Maret 2013 _ Edisi Paskah 2013

WARTA PAULUS NO. 90

TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

6

Page 9: Warta Paulus 90 _ 28 Maret 2013 _ Edisi Paskah 2013

EDIS

GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

7

Dari Bilik RedaksiDari Bilik RedaksiDari Bilik RedaksiDari Bilik Redaksi Shaloom pembaca budiman,

Masa pertobatan, Retret Agung kita sebagai umat Katolik telah memasuki pari

purna, dengan merayakan Paskah, pesta Kebangkitan Tuhan Yesus. Berbagai

laku tobat secara pribadi telah kita lakukan, demikian pula dengan bersarasehan

bersama dalam pertemuan-pertemuan APP di lingkungan masing-masing telah

memperoleh ’hadiah’nya. Selamat Paskah.

Dalam edisi awal di tahun ini, WP mencoba menyajikan beberapa inspirasi

kepada umat paroki, yang beberapa diantaranya merupakan sumbangsih dari

umat sendiri. Terimakasih dan salut untuk para kontributor.

Pada kesempatan ini redaksi juga ingin menyampaikan kepada umat bahwa

untuk ke depan, sedang dipikirkan sebuah sarana yang lebih mengena, lebih up

to date sebagai media komunikasi tulis bagi umat paroki Sendangguwo. Sarana

ini diharapkan dapat lebih menyapa umat dengan berita aktual dalam se

minggu, sebelum atau sesudah penerbitan. Sedangkan media Warta Paulus

tercinta ini akan lebih diarahkan sebagai buletin seremonial dalam peristiwa

besar paroki, misal Ultah Paroki, dengan isi yang lebih menarik lagi. Mohon

dukungan dari segenap umat.

Memasuki tahun yang baru ini, redaksi juga punya keinginan baru, mengingat

kondisi para pengasuh WP yang notabene adalah kaum di atas rata-rata

(usianya .Red), tentu kreatifitasnya pun

sudah kurang mumpuni lagi. Demi

menjaga ‘stamina’ WP, dibutuhkan

kaum yang jauh lebih muda, energik

dan kreatif. Kami yakin banyak talenta-

talenta dari kaum muda yang masih ter

sembunyi, malu-malu untuk tampil ke

depan. Kami para ‘lansia’ ini meng

himbau para muda, baik yang sudah

berkeluarga maupun yang masih

jomblo, untuk beramai-ramai berkarya

dan melayani umat lewat media ter

cinta ini.

Akhirnya, redaksi mengucapkan se

lamat menikmati bacaan. Semoga ber

manfaat bagi kita semua.

Berkah Dalem. �

Redaksi

Page 10: Warta Paulus 90 _ 28 Maret 2013 _ Edisi Paskah 2013

WARTA PAULUS NO. 90

TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

8

Page 11: Warta Paulus 90 _ 28 Maret 2013 _ Edisi Paskah 2013

EDISI PASKAH - 28 MARET 2013

GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

9

KERJA = UANG oleh: P Wibowo Minggu ke 2 masa Prapaskah 2013

Belajar dari pendalaman APP 2013 pada pertemuan pertama: MAKNA

KERJA; dimana dikisahkan tentang Ibu Sinem yang setiap pagi hari sudah siap

untuk menyapu halaman gereja. Tanpa adanya harapan sebuah imbalan atas

jerih-payahnya. Sungguh mulia apa yang dikerjakan oleh Ibu Sinem dalam

kisah tersebut.

Kita sadari bersama, setiap orang pasti mencari dan membutuhkan pekerjaan.

Entah itu sebagai pembantu rumah-tangga, koster, direktur, dan masih banyak

lagi bidang pekerjaan yang digeluti oleh kita. Setiap kali kita bertemu teman

dan bertegur sapa, selalu muncul pertanyaan: “Kerja dimana?” dan “Gajinya

berapa?” Secara spontan pun kita menjawab seadanya dan sekenanya, “Ah,

cuma pegawai rendahan, tukang antar surat. Gajinya pun tidak gedhe koq.

Paling cukup untuk beli lauk saja.”

Pandangan kerja identik dengan uang, kiranya tidak berlaku bagi pribadi Ibu

Sinem, “Hanya ini yang dapat saya persembahkan kepada Tuhan, pekerjaan

yang sangat sederhana, saya tidak punya apa-apa. Saya pun gembira bisa me

lakukan seperti ini. Saya hanya melaksanakan apa yang dikehendaki Tuhan.”

Bacaan Injil Lukas 5:1-11 bisa menjadi inspirasi kita bersama. Mungkin saja

pada waktu itu Simon Petrus dan saudara-saudaranya bisa menolak dan mem

bantah, karena mereka lebih tahu dan paham tentang cuaca, seperti yang di

katakan Simon:”Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami

tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan

menebarkan jala juga.” Iman kepercayaan mereka bahwa Tuhan ada disisi

mereka membuat mereka membawa perahu-perahu mereka seperti yang

diperintahkan oleh Yesus.

Belajar dari dua kisah tersebut, kita tentunya dapat menemukan makna ter

sendiri dari pekerjaan-pekerjaan kita. Pekerjaan yang kita lakukan tidak hanya

sekedar mendapatkan uang atau upah, namun bisa menjadi sarana bagi kita

untuk lebih merefleksikan kerja kita bagi perkembangan kepribadian kita.

Kalau kita bisa memetik buah-buah permenungan dari kisah tersebut, ternyata

Tuhan pun ikut bekerja bersama kita secara tidak langsung. Dan kita pun bisa

mengatakan seperti Ibu Sinem, “Ini Tuhan yang dapat aku lakukan untuk

memuliakan Engkau, terimalah persembahku ini.”

Selamat merayakan Paskah. Tuhan memberkati. �

Page 12: Warta Paulus 90 _ 28 Maret 2013 _ Edisi Paskah 2013

WARTA PAULUS NO. 90

TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

10

DI KIRI DAN KANAN SALIB ... Suatu siang serombongan polisi memasuki rumah Pak Petrus dengan

marah-marah.

"Pak Petrus, apakah Anda tahu bahwa perbuatan Anda melecehkan

kepala negara?" bentak seorang polisi.

"Apa salah saya?" Pak Petrus menjawab dengan ketakutan.

"Anda memasang potret presiden dan wakil

presiden di kiri dan di kanan salib Kristus.

Pak Petrus tahu tidak, siapa yang berada di

kiri dan di kanan Yesus waktu Dia disalib?

Mereka adalah penjahat!" seorang polisi lain

malah menjelaskan. �

[Sumber: http://paskah.sabda.org/di_kiri_dan_kanan_salib]

Page 13: Warta Paulus 90 _ 28 Maret 2013 _ Edisi Paskah 2013

EDISI PASKAH - 28 MARET 2013

GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

11

Kenalkah aku dengan

Santa Perawan Maria La Salette

Dan Pater Jean Berthier, MS ? oleh: Ignatius Martin Sitepu

Bagaimanakah kisah Santa Perawan Maria dari La Salette?

Dampak Revolusi Perancis yang telah meneror Gereja, darah yang tertumpah

sepanjang masa ber kuasanya Napoleon,

meningkatnya sekularisasi pe mikiran masyarakat

dan maraknya kekacauan politik yang menyelimuti

Eropa telah mengakibatkan ke rusakan serius atas

iman masyarakat.

Melanie Calvat, 14 tahun, seorang dari delapan

bersaudara, berasal dari sebuah keluarga miskin dan

harus mulai bekerja ketika usianya tujuh tahun. Ia

tidak pernah bersekolah, hanya tahu sedikit saja

mengenai Katekese, jarang ke perayaan ekaristi, dan

nyaris tak dapat mendaraskan Bapa Kami ataupun

Salam Maria. Begitu pula, Maximin Giraud, 11 tahun, yang ibunya telah

meninggal dunia dan tidak cocok dengan ibu tirinya, hanya mempunyai sedikit

saja pendidikan agama dan tidak bersekolah.

Pada Sabtu siang, 19 September 1846, ketika kedua orang anak itu sedang

menggembalakan domba milik majikan mereka dekat La Salette di pegunung

an Alpen, Perancis, mereka melihat suatu cahaya kemilau yang lebih cemer

lang dari matahari. Ketika mendekat, mereka melihat seorang “Perempuan

Cantik” duduk di atas sebuah batu karang dan menangis, wajahnya dibenam

kan ke dalam kedua tangannya. Dengan berurai air mata, perempuan itu berdiri

dan berbicara kepada mereka dalam dialek Perancis setempat. Ia mengenakan

hiasan kepala dengan sebuah mahkota transparan di atasnya dan rangkaian

mawar sekelilingnya, gaun yang bersinar dengan cahaya dan alas kaki ber

pinggiran bunga-bunga mawar. Di lehernya tergantung sebuah salib emas: di

salah satu ujung palang salib terdapat sebuah palu serta paku-paku, dan di

ujung lainnya terdapat sebuah penjepit. Di sekeliling pundaknya tergantung

sebuah rantai yang berat.

Katanya, “Datanglah kepadaku, anak-anakku. Janganlah kalian takut. Aku

ada di sini untuk menyampaikan sesuatu yang sangat penting. Jika umatku

tidak taat, aku akan harus terpaksa melepaskan lengan Putraku. Lengan-Nya

Page 14: Warta Paulus 90 _ 28 Maret 2013 _ Edisi Paskah 2013

WARTA PAULUS NO. 90

TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

12

begitu berat, begitu menekan, hingga aku tak lagi dapat menahannya. Aku

memberikan kepada kalian enam hari untuk bekerja. Hari ketujuh Aku

peruntukkan bagi Diri-Ku Sendiri. Namun, tak seorang pun hendak

memberikannya kepada-Ku. Inilah yang menyebabkan lengan Putraku berat

menekan. ........” Sungguh, suatu pesan yang serius. Kemudian Bunda Maria

mengatakan, “Apabila orang bertobat, maka batu-batu akan menjadi

tumpukan gandum, dan kentang-kentang akan didapati tersebar di tanah.”

Lalu ia bertanya kepada anak-anak, “Adakah kalian berdoa dengan baik, anak

-anakku?”

“Tidak, kami nyaris tak pernah berdoa sama sekali,” gumam mereka.

“Ah, anak-anakku, sungguh amat penting memanjatkan doa, malam maupun

pagi. Apabila kalian tak punya cukup waktu, setidak-tidaknya daraskanlah

satu Bapa Kami dan satu Salam Maria. Dan apabila memungkinkan,

berdoalah lebih banyak.” Ia mengakhirinya dengan mengatakan, “Anak-

anakku, kalian akan menyampaikan ini kepada segenap umatku.”

Kemudian ia berjalan pergi, mendaki sebuah jalanan yang tinggi, dan

kemudian menghilang dalam cahaya yang cemerlang.

Kedua anak itu menceriterakan kisah ini kepada majikan masing-masing.

Ketika orang banyak memastikan bahwa kedua kisah tersebut cocok sama, dan

beberapa orang saleh menyimpulkan bahwa ini adalah penampakan Bunda

Maria, maka mereka dikirim ke imam paroki La Salette. Para pejabat

pemerintahan memulai suatu penyelidikan dan kedua anak tetap bersikukuh

pada kisah yang mereka lihat walau diancam hukuman penjara. Suatu ketika

saat menyelidiki tempat kejadian, seseorang mematahkan bongkah batu karang

di mana tadinya Santa Perawan duduk; maka memancarlah suatu sumber mata

air di tempat yang tadinya kering terkecuali ketika saat salju mencair. Mata air

ini terus memancar dengan berlimpah. Seorang perempuan yang menderita

suatu penyakit serius yang telah menahun; meminum sedikit dari air tersebut

setiap hari sambil mendaraskan novena, dan pada hari kesembilan, ia

disembuhkan!

Ziarah ke tempat ini menjadi semakin populer. Lima tahun kemudian, pada 19

September 1851, Uskup Bruillard menetapkan bahwa penampakan “me

maklumkan dari dirinya sendiri segala tanda-tanda kebenaran dan bahwa umat

beriman dibenarkan untuk mempercayainya sebagai dapat dipercaya dan tak

diragukan.”

Pertobatan sejati telah terjadi. Tahun berikutnya, dibentuk suatu komunitas reli

gius baru, Misionaris dari La Salette (MS). Juga, Uskup Bruillard meletakkan

batu pertama untuk sebuah basilika baru. Para peziarah semakin banyak me

ngunjungi lokasi penampakan, dan Santa Perawan digelari sebagai “Pendamai

orang-orang berdosa” (Reconcilatrix of sinners). Banyak orang kudus besar

Page 15: Warta Paulus 90 _ 28 Maret 2013 _ Edisi Paskah 2013

EDISI PASKAH - 28 MARET 2013

GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

13

Page 16: Warta Paulus 90 _ 28 Maret 2013 _ Edisi Paskah 2013

WARTA PAULUS NO. 90

TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

14

ber devosi kepada Santa Perawan Maria dari La Salette, di antaranya St.

Yohanes Bosco dan St. Yohanes Maria Vianney.

Siapakah Pater Jean Berthier, MS (Pendiri Konggregasi MSF) itu?

“Misionaris tanpa Kenal Lelah”

Jean Baptis Berthier lahir di Châtonnay – sebuah desa di Perancis Tenggara,

24 Pebruari 1840. Jean kecil mempunyai tubuh yang lemah dan sering sakit-

sakitan, oleh karena itu ayahnya berpendapat bahwa ia kurang cocok bekerja di

bidang pertanian. Ayah Jean pun kemudian mengirimnya ke sebuah sekolah

milik Yayasan Bruder Hati Yesus dan Maria. Pergaulan dengan pastor paroki

nya menumbuhkan benih panggilan dalam diri Jean Berthier, sehingga diputus

kannya untuk masuk Seminari, meskipun ia menerima protes dari ayahnya

namun ibunya sangat mendukung jalan hidup pilihannya. Di Seminari inilah

panggilan Jean Berthier sebagai seorang Imam semakin jelas. Ketika mem

peroleh kesempatan untuk berlibur, ia berkunjung ke Biara Grande Chartreuse

di Grenoble, kemudian berziarah ke La Salette. Nampaknya kunjungan ter

sebut sangat berkesan di hati Jean, sehingga dalam Buku Hariannya ia me

nulis, “Di sini aku akan kembali.”

Masuk Kongregasi Misionaris dari La Salette (MS) Tanggal 5 April 1862 Jean Berthier menerima tahbisan sebagai Diakon dan

menurut rencana akan ditahbiskan menjadi Imam pada bulan Juli tahun berikut

nya. Keputusan ini dibuat karena Jean dianggap masih terlampau muda, namun

di sisi lain Jean merasa keberatan dengan keputusan ini. Maka sehari setelah

temannya ditahbiskan, Jean pergi ke La Salette. Kemudian ia masuk Novisiat

Kongregasi Misionaris dari La Salette hingga ditahbiskan menjadi Imam pada

tanggal 20 September 1862 dengan hanya dihadiri oleh Magister dan seorang

teman di kapel pribadi Uskup Grenoble.

Sejak tarekat Misionaris dari La Salette (MS) didirikan pada tahun 1852,

jumlah anggota tetap sangat sedikit. Pater Archier, MS – Pemimpin Kongre

gasi Maria dari La Salette sejak tahun 1876, mengusulkan agar didirikan

Sekolah Apostolik di La Salette. Gagasan ini disambut dengan antusias oleh

rekan-rekan MS dan Uskup Grenoble. Kemudian Pater Berthier memikirkan

dan melaksanakan rencana tersebut selekas mungkin. Dan 12 tahun kemudian,

karya tersebut telah mampu menghasilkan 32 orang Imam, 5 orang diantaranya

berada di Norwegia untuk melaksanakan tugas misi. Peran Pater Berthier

sangat nampak sekali sebagai motor penggerak bagi Sekolah Apostolik ter

sebut.

Kelahiran Kongregasi Misionaris Keluarga Kudus (MSF) Selama terlibat dalam kegiatan pendidikan Kongregasi dan ketika bertugas di

paroki-paroki di Perancis, Pater Berthier berulang kali mengalami kesedihan

Page 17: Warta Paulus 90 _ 28 Maret 2013 _ Edisi Paskah 2013

EDISI PASKAH - 28 MARET 2013

GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

15

karena harus menolak para pemuda yang hendak menjadi Imam maupun

Misionaris oleh karena alasan “umur” dan “kemiskinan.” Pater Berthier merasa

prihatin karena pada kenyataannya tenaga Misionaris terbatas. Keprihatinan ini

kemudian diwujudkan Pater Berthier dengan jalan mengaju kan usulan kepada

Kongregasi MS untuk mendirikan lagi Sekolah Apostolik bagi “panggilan

terlambat” dan “karena alasan kemiskinan”. Namun permohon an ini ditolak.

Namun ambisi Pater Berthier tetap berkobar. Pada tahun 1893 Kardinal

Langénieux mengundang Pater Berthier untuk memberikan retret bagi para

Imam di Keuskupan Agung Rheims. Secara pribadi, Pater Berthier

membicarakan ambisinya untuk memulai karya baru untuk “panggilan ter

lambat” dan “karena alasan kemiskinan”. Seusai retret, Kardinal berjanji akan

mencarikan dukungan di Roma bagi rencana Pater Berthier tersebut. Setahun

kemudian, pada tanggal 13 Nopember 1894, Pater Berthier dipanggil ke Roma.

Tanpa disangka-sangka, rencana karya Pater Berthier mendapat dukungan dari

Paus Leo XIII. Supaya segala sesuatunya lancar, maka Paus Leo XIII me

nunjuk Kardinal Langénieux sebagai Pelindung.

Karya Misi MSF Bermula di kota Grave, Belanda Tanggal 27 September 1895, Pater Berthier tiba di Grave, sebuah kota kecil di

pinggiran Sungai Maas, Belanda. Di sebuah gedung tua bekas tangsi militer,

didirikan Rumah Induk MSF, tempat di mana para Misionaris Keluarga Kudus

dididik. Tanggal 28 September 1895, setelah menerima ijin tertulis dari Uskup

‘s-Hertogenbosch, dimulailah karya di Grave dengan 10 orang murid. Pada

tanggal 4 Oktober 1900, 5 orang Novis mengucapkan Kaul. Tanggal 4 Oktober

1903, diadakan Kapitel yang pertama yang dihadiri oleh 30 orang Frater yang

telah mengucapkan Profesi. Pada tanggal 20 Agustus 1905, 3 orang Frater/

Diakon MSF ditahbiskan menjadi Imam. Selama Pater Berthier hidup di Grave,

ia kerapkali diserang oleh bronchitis yang kronis beserta sakit perut. Pada

tanggal 16 Oktober 1908 pagi, setelah diberikan Sakramen Perminyakan beliau

dipanggil menghadap Allah Bapa. Tugas Pater Berthier kemudian digantikan

oleh Pater Josef Carl, MSF yang dipilih pada Kapitel Pertama. Kongregasi

MSF yang didirikan pada tahun 1895 mendapatkan pengakuan resmi dari Sri

Paus pada tahun 1911. Setelah tahun 1957, Kongregasi MSF berpusat di Roma,

Italia.

Sejak tahun 1910, Kongregasi MSF telah mengirim para Misionarisnya ke

berbagai negara di berbagai belahan dunia. Saat ini Kongregasi MSF berkarya

di Belanda, Argentina, Brasilia, Chili, Kanada, Meksiko, Amerika Serikat,

Belgia, Perancis, Spanyol, Jerman, Norwegia, Indonesia (Kalimantan mulai

1926, Jawa mulai 1932 dan Flores 1993), Madagaskar, Polandia, Swiss, Italia,

Austria, Belorusia, Ukraina dan Papua New Guini. Tugas misioner seturut cita-

cita Pater Berthier untuk saat ini dilanjutkan dengan mengembangkan 3 karya

Page 18: Warta Paulus 90 _ 28 Maret 2013 _ Edisi Paskah 2013

WARTA PAULUS NO. 90

TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

16

kerasulan : Kerasulan Keluarga, Kerasulan Panggilan dan Kerasulan Misioner.

Setelah kita membaca riwayat singkat kedua tokoh di atas, kita akhirnya me

nyadari bahwa peran mereka sangat besar bagi perkembangan Gereja pada

umumnya dan bagi Kongregasi MSF secara khusus. Akhirnya kita me ngetahui

bahwa Maria La Salette itu adalah Santa Perawan Maria atau Bunda Tuhan

Yesus sendiri yang dijadikan sebagai Pelindung MSF. Sedangkan Pater Jean

Berthier, MS adalah seorang pastor dari konggregasi Maria La Salette (MS)

yang kemudian menjadi pendiri Kongregasi MSF.

Terlepas dari kita menyadari atau tidak, bahwa sesungguhnya Gereja Santo

Paulus Sendangguwo ini adalah paroki MSF, karena gereja tercinta kita ini di

layani oleh pastor-pastor MSF. Namun paroki ini bukan hanya milik MSF

melainkan milik kita semua, milik semua umat.

Langkah konkrit yang bisa kita lakukan untuk mengenang Bunda Maria La

Salette dan mendoakan Pater Jean Berthier, MS adalah:

1. Hendaknya kita mengadakan triduum atau doa tiga hari sebelum hari

peringatan penampakan Bunda Maria di La Salette yang jatuh setiap

tanggal 19 September.

2. Mengadakan doa Beatifikasi bagi Pater Jean Berthier, MS agar beliau

segera diangkat menjadi seorang Beato.

3. Mengadakan devosi-devosi setiap kali kita berziarah ke gua-gua Maria. �

Page 19: Warta Paulus 90 _ 28 Maret 2013 _ Edisi Paskah 2013

EDISI PASKAH - 28 MARET 2013

GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

17

Inspirasi : Injil Matius 23:11

“Barangsiapa terbesar di antara

kamu, hendaklah ia menjadi pelayan

mu.”

Sepanjang pembentukan organi

sasi-Nya (yaitu Gereja, yang terbukti

mampu bertahan selama 2000 tahun),

Yesus berulangkali menekankan sikap

sebagai pelayan. Satu gagasan, bahwa

jalan menuju keberhasilan adalah de

ngan mendahulukan orang lain.

Banyak tipe aktivis Katolik yang

keras, dan memandang cara pendekat

an ini sebagai hal sentimentil, bahkan

aneh. Sesuatu yang hanya mungkin

berlaku untuk masa lain, yang ber-

beda dan pasti untuk kegiatan lain se

lain organisasi modern.

Kebijaksanaan yang konvensional

adalah : untuk menjadi nomor satu,

kita harus mengurus yang nomor satu

(urusan nomor satu, orang nomor

satu, jabatan nomor satu, dsb).

Kenyataannya adalah, cara yang

paling pasti untuk menjangkau ke

berhasilan, bagi seorang pegiat Kato-

lik adalah dengan mendahulukan ke-

pentingan publik dan Gereja. Artinya

menjadi pelayan dalam kegiatan-ke

giatan kelompok dan or-

ganisasi, yang diselengga-

rakan untuk menghasilkan

manfaat bagi publik dan

Gereja.

Sejarah organisasi-or

ganisasi Katolik mengajar

kan bahwa model “men

dahulukan kepentingan

orang banyak” (bentuk

lain: men for others; pro bono pub-

lico) merupakan rumus yang pasti

untuk keberhasilan. Yang menjadi

misteri adalah, begitu sedikit orang

yang “mendapatkan” rumus tersebut.

Begitu sedikit yang bersedia belajar

dari Yesus atau dari sejarah organisasi

-Nya (dalam hal ini Gereja Katolik).

Penting sekali bagi kita untuk me

nunjukkan bahwa menjadi pelayan

bagi sesama, bagi kepentingan publik

dan bagi Gereja, tidak berarti melepas

kan hak dan kehormatan sebagai ang-

gota Gereja Katolik atau anggota or-

ganisasi Katolik, atau bersikap lunak

dan tidak berpendirian. Sama sekali

tidak! Agar dapat memenuhi ke-

pentingan publik dan Gereja, organ

isasi harus kuat dalam karakter dan

sistemnya. Hanya organisasi yang ber

karakter dan mempunyai sistem saja

lah yang bisa lestari melayani ke-

pentingan publik dan Gereja.

Jenis sikap sebagai pelayan tidak

akan menyempatkan diri untuk ber-

tanya: ”Bagaimana kita dapat terlihat

sebagai yang terbaik dalam memenuhi

kepentingan publik dan Gereja seka-

ligus, dalam konteks sosial yang se-

makin pragmatis, menuntut hasil in-

MENJADI MENJADI MENJADI MENJADI

PELAYANPELAYANPELAYANPELAYAN oleh : R.B. Probo Anindito Pemuda Katolik Komcab Kota Semarang.

Page 20: Warta Paulus 90 _ 28 Maret 2013 _ Edisi Paskah 2013

WARTA PAULUS NO. 90

TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

18

stant dan mengukur dari segi kuantitas

saja?”

Sikap sebagai pelayan bukan ber-

arti kita mengesampingkan visi dan

misi organisasi, atau mengaburkan

karakter dasar organisasi kita sendiri,

semata-mata untuk memenuhi keingi-

nan pihak-pihak dari luar organ isasi.

Hal semacam ini justru akan terlihat

menggelikan, merugikan organisasi

kita sendiri dan mengancam keber-

langsungan organisasi.

Dalam lingkungan intern suatu

kelompok, kebalikan model sikap pe-

layan adalah sikap: “Berharap menda-

patkan sebanyak mungkin manfaat

dari kelompok bagi dirinya sendiri,

dengan memberikan sesedikit mung-

kin pengorbanan bagi kelompok”.

Dalam prakteknya, sikap semacam itu

akhirnya hanya menghasilkan

“penggerutu-penggerutu” yang sangat

ahli dalam menilai dan menghakimi

orang lain (karena “merasa” dirinya

lebih daripada orang lain, namun ti-

dak mendapatkan manfaat apa pun

dari kelompok).

Dalam kehidupan menggereja,

jarang ada seseorang yang mendapat-

kan sesuatu dari Gereja, sebelum dia

sendiri memberikan dirinya bagi

Gereja atau orang lain. Satu kenyata

an yang tidak terbantahkan, kita men-

dapatkan sesuatu setelah kita mem-

berikan banyak hal!

Orang yang sesumbar, dengan

mengatakan tidak mendapatkan apa

pun dari Gereja, justru telah memper-

malukan dirinya sendiri. Dengan

demikian ia menegaskan bahwa se-

benarnya ia tidak mengenal Gereja

Katolik sama sekali, dan terlebih lagi

belum memberikan apa pun bagi

sesama dan Gereja.

Adakalanya kita tidak dapat sepe-

nuhnya memahami arti rasa kenyang

serta mensyukurinya, sebelum kita

benar-benar tahu bagaimana rasanya

kelaparan. Ada pula yang merasa ti-

dak pernah mendapatkan apa-apa,

karena yang sebenarnya ia pun belum

pernah merasakan apa artinya mem-

beri. Untuk benar-benar memahami

apa artinya menjadi yang terbesar,

hendaklah mengerti dan merasakan

pula apa artinya menjadi pelayan! �

Page 21: Warta Paulus 90 _ 28 Maret 2013 _ Edisi Paskah 2013

EDISI PASKAH - 28 MARET 2013

GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

19

Page 22: Warta Paulus 90 _ 28 Maret 2013 _ Edisi Paskah 2013

WARTA PAULUS NO. 90

TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

20

ZIARAH REKREASI NATALZIARAH REKREASI NATALZIARAH REKREASI NATALZIARAH REKREASI NATAL Lingkungan Yoao Baptista Wilayah D3

Oleh: Prasetya Adiwibawa

Minggu, 20 Januari 2013, waktu masih menunjukkan jam 06.00 WIB.

Udara dingin, dan sisa hujan malam sebelumnya meninggalkan tanah basah

dan becek. Meski demikian, di depan SD Negeri Tlogosari Wetan 02 yang

berada di Jl. Wolter Monginsidi tepatnya di sebelah gapura Perumahan Dolog,

telah berkumpul kurang lebih 27 keluarga atau sekitar 70 jiwa umat lingkungan

Yoao Baptista, sudah bersiap-siap menunggu kedatangan bus pariwisata yang

akan menghantar mereka merayakan natal lingkungan dalam bentuk ziarah dan

rekreasi (ZIAREK). Ya, natalan lingkungan kali ini dilakukan dalam bentuk

ziarah dan rekreasi; Ziarah menuju Gua Bunda Maria Ratu, Besokor-Weleri,

Kabupaten Kendal dan rekreasi dilakukan di Pantai Sendang Sikucing, Ke-

camatan Rowosari, Kabupaten Kendal.

Tepat pukul 06.30 WIB, rombongan mulai perjalanan. Di dalam bus, Bapak

FX. Agus Suhardianto, selaku Ketua Lingkungan, memberi sambutan singkat

dan dilanjutkan dengan Doa Perjalanan. Setelah sambutan dan doa, seksi kon-

sumsi yang dikomandani oleh Ibu Dalilah Sujud, melayani seluruh peserta de

Page 23: Warta Paulus 90 _ 28 Maret 2013 _ Edisi Paskah 2013

EDISI PASKAH - 28 MARET 2013

GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

21

ngan kue, roti dan makanan kecil sebagai sarapan; maklum hampir seluruh

peserta belum sempat sarapan di rumah masing-masing.

Perjalanan ke Gua Bunda Maria Ratu, Besokor-Weleri berjalan lancar. Ke-

cepatan bis yang tidak terlalu laju membuat perjalanan ke Besokor ditempuh

dalam waktu sekitar 2 jam. Pukul 08.30 tepat rombongan sampai di Gua Bunda

Maria Ratu. Suasana perbukitan Besokor yang rimbun dan teduh ditambah sua-

sana basah sehabis hujan seakan menjadi sambutan selamat datang yang me

nyegarkan. Segera setelah turun dari bis, seluruh rombongan bersiap-siap untuk

melakukan doa jalan salib. Rute jalan salib tidaklah terlalu jauh; dirancang

sedemikian rupa melingkari perbukitan tempat kompleks gua berada. Meski

demikian, rute yang naik dan turun, meski tidak terjal, membuat sebagian besar

anggota rombongan berkali-kali mengatur nafas; lumayan untuk olah raga,

apalagi di tengah udara segar Besokor. Doa jalan salib berlangsung sekitar 1

jam dan dilanjutkan dengan doa di depan gua. Anggota rombongan dipersila

kan memanjatkan doa-doa pribadi masing-masing. Acara ziarah ditutup dengan

doa bersama yang di pimpin oleh Ketua Lingkungan.

Dari Besokor, rombongan kemudian bergerak menuju Pantai Sendang Si-

kucing. Waktu menunjukkan sekitar pukul 10.30 WIB ketika bus meninggal-

kan parkiran. Perjalanan ke Pantai Sendang Sikucing memakan waktu sekitar

45 menit, meski jarak yang ditempuh hanya sekitar 15 km dikarenakan kondisi

jalan yang sempit dan melewati permukiman penduduk, membuat bis tidak bisa

melaju kencang.

Cuaca mendung menyambut kedatangan rombongan di pantai Sendang Si-

kucing. Segera rombongan turun dan mempersiapkan tempat di tepi pantai un-

tuk memulai acara. Acara dibuka dengan sambutan dari Ketua Panitia Ziarek,

Bapak Al. Sujud yang menyampaikan terima kasih atas partisipasi seluruh

umat di lingkungan, khususnya ibu-ibu yang telah merancang mulai dari pem-

biayaan hingga pelaksanaan. Acara dilanjutkan dengan makan siang bersama

yang dilanjutkan dengan permainan-permainan yang melibatkan anak-anak,

remaja, juga para bapak dan ibu. Acara kemudian ditutup dengan tukar menu-

kar kado.

Tepat pukul 13.00 rombongan berkemas untuk meninggalkan pantai dan

mengadakan perjalanan pulang. Dalam perjalanan pulang, rombongan sempat

mengalami kejadian serius yang mengakibatkan perjalanan tertahan selama 4

jam di Kendal. Akhirnya setelah masalah diselesaikan, rombongan kembali ke

tempat awal keberangkatan tepat pukul 20.00 WIB. Syukur dan pujian untuk

Allah, karena rombongan ZIAREK Lingkungan Yoao Baptista boleh merasa-

kan kegembiraan dan sukacita, sekaligus kecemasan dan ketidak pastian. Yang

pasti semua selamat sampai tujuan. �

Page 24: Warta Paulus 90 _ 28 Maret 2013 _ Edisi Paskah 2013

WARTA PAULUS NO. 90

TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

22

Kilas balik perjalanan hidup

Paus Emeritus

Benediktus XVI Pasangan Katolik yang saleh, Joseph Ratzinger (se

orang komisaris polisi yang berasal dari keluarga pe

tani dengan keadaan ekonomi lemah dan anti Nazi)

dan Maria Riger (berasal dari keluarga tukang dan

sebelum menikah bekerja sebagai tukang masak), di

karuniai tiga orang anak. Yang sulung, Georg

Ratzinger - kelak menjadi imam sekaligus musikus; anak kedua, seorang puteri

yang diberi nama Maria Ratzinger, dan yang bungsu Joseph Alois Ratzinger,

yang kini menjadi Bapa Suci Paus (Emeritus) Benediktus XVI.

Joseph Alois Ratzinger dilahirkan pada hari Jumat Agung, 16 April 1927 di

Marktl am Inn, Bavaria, Jerman, dan dibaptis keesokan harinya pada Malam

Paskah. Dalam otobiografinya, "Milestones", beliau menulis, "Sebagai orang

pertama yang dibaptis dengan air baru, sungguh merupakan suatu penyelengga-

raan ilahi yang luar biasa. Aku senantiasa dipenuhi rasa syukur bahwa hidupku

ditenggelamkan begitu rupa dalam Misteri Paskah.... Semakin aku merenung-

kannya, semakin tepat rasanya bahwa aku dibaptis pada Malam Paskah, bukan

pada Hari Raya Paskah. Kita masih menanti Paskah, belum berada dalam ter-

ang Paskah yang penuh, melainkan berjalan menuju terang itu, dengan penuh

pengharapan." Sejak masa kanak-kanaknya, Joseph kecil tidak bercita-cita lain

selain daripada menjadi seorang imam. Bahkan saat berusia enam tahun, ia te-

lah mengumumkan bahwa ia akan menjadi seorang uskup!

Masa Remaja Pada tahun 1939, Joseph yang masih belia masuk seminari di Traunstein.

Ketika usianya beranjak 14 tahun, Jo

seph bergabung dengan Pemuda Hit-

ler, sesuai ketentuan wajib sejak ta-

hun 1938. Joseph sama sekali tidak

tertarik, dan bersama teman-teman

seminari lainnya berusaha menghin-

darkan diri dari pertemuan-pertemu

an Nazi. Dua tahun kemudian, tahun

1943, saat ia berumur 16 tahun, Jo-

seph, bersama seluruh teman sekelas-

Page 25: Warta Paulus 90 _ 28 Maret 2013 _ Edisi Paskah 2013

EDISI PASKAH - 28 MARET 2013

GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

23

nya di seminari, ditugaskan wajib militer dalam korps

anti pesawat terbang. Mereka masih diperkenankan meng

ikuti pelajaran di Maximilians - Gymnasium di Munich

tiga hari dalam seminggu. Pada bulan September 1944,

Joseph yang saat itu berusia 17 tahun, ditugaskan wajib

militer di suatu batalyon yang dikomandani oleh seorang

Austria "Nazi Tua".

Bahaya maut mengancam Joseph pada hari-hari menje-

lang kekalahan Jerman pada awal bulan Mei 1945. Meng

ambil kesempatan dalam kekacaubalauan perang, ia me

ninggalkan dinas militer dan pulang ke rumah, memper-

taruhkan nyawa meluputkan diri dari para tentara yang ditempatkan di tiap-tiap

persimpangan jalan dengan perintah untuk menembak di tempat semua prajurit

yang "mangkir". Ia berhasil meloloskan diri dan tiba di rumah hanya untuk ma-

suk dalam bahaya yang bahkan lebih besar. Dua perwira SS masuk dan tinggal

di rumah keluarga Ratzinger. Beberapa teman mereka telah menggantung mati

beberapa prajurit muda yang ketahuan mangkir. Hanya karena perlindungan

Allah yang Mahabaik, kedua perwira SS itu sekonyong-konyong menghilang,

tanpa menyentuh baik Joseph maupun ayahnya.

Imamat Bulan Januari 1946, bersama Georg dan 120 teman seminari, Joseph masuk

kembali ke seminari di Keuskupan Munich. Kejamnya hidup dalam perang

yang harus mereka alami membuat mereka semua haus menuntut ilmu. "Kami

bertekad mengejar ketinggalan kami dari tahun-tahun yang hilang, untuk me-

layani Kristus dalam Gereja-Nya, demi masa depan yang baru, yang lebih baik,

demi Jerman yang lebih baik, demi dunia yang lebih baik," demikian tulis be-

liau dalam buku kenangannya. "Tak seorang pun dari antara kami yang ragu

bahwa Gereja merupakan pilih an yang tepat bagi harapan-harapan kami. Ken-

dati kelemahan-kelemahan manusiawi, Gereja tetap bertahan dalam mengha-

dapi serangan gencar Nazi. Di tengah neraka yang melahap segala kekuatan

lain dalam masyarakat, Gereja tetap kokoh dengan kekuatan yang bukan dari

dunia ini. Janji Kristus telah digenapi: alam maut tak akan menguasainya.

Kami tahu seperti apa alam maut itu. Kami telah melihatnya dengan mata kami

sendiri. Tetapi, kami melihat juga rumah yang tetap kokoh berdiri, sebab di-

bangun di atas batu karang."

Pada tanggal 29 Juni 1951, Georg dan Joseph Ratzinger ditahbiskan sebagai

imam oleh Kardinal Faulhaber di Katedral Freising, pada Pesta Santo Petrus

dan Paulus. Pastor Ratzinger mulai mengajar, di samping itu ia juga belajar

filsafat dan teologi di Universitas Munich dan di Sekolah Tinggi Freising. Pada

tahun 1953, ia memperoleh gelar doktor dalam bidang teologi dengan tesisnya

Page 26: Warta Paulus 90 _ 28 Maret 2013 _ Edisi Paskah 2013

WARTA PAULUS NO. 90

TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

24

Gereja Santo Paulus kini juga memiliki sarana informasi dunia maya

berupa Blog. Kunjungi gsp-sendangguwo.blogspot.com dan jadi pengunjung setia kami.

yang berjudul "Umat dan Rumah Tuhan dalam Dok-

trin Gereja St. Agustinus". Empat tahun sesudahnya, ia

menjadi dosen, kemudian mengajar dogma dan teologi

fundamental di Sekolah Tinggi Filsafat dan Teologi

Freising, lalu di Bonn dari tahun 1959 hingga 1969,

Munster dari tahun 1963 hingga 1966.

Bulan Maret 1977, Paus Paulus VI menetapkannya se

bagai Uskup Agung Munich dan Freising. Tanggal 28

Mei 1977 ia ditahbiskan. Moto episkopalnya adalah

"Cooperatores Veritatis", pekerja-pekerja kebenaran,

yang diambil dari 3 Yoh. 8. Moto ini melambangkan

jalinan kebenaran dan kasih, iman pribadi dan kekato-

likan Gereja, pun inter-relasi antara para gembala dan

umat beriman, yang, dengan caranya masing-masing, saling ikut ambil bagian

dalam kewajiban dan rahmat Injil. Dalam konsistori tanggal 27 Juni 1977, Paus

Paulus VI mengangkatnya sebagai kardinal.

Kardinal Ratzinger termasuk salah seorang yang paling berpengaruh dan dihor-

mati di Vatikan. Ia merupakan tangan kanan serta rekan terdekat Paus Yohanes

Paulus II. Ia pula yang memimpin pemakaman Sri Paus Yohanes Paulus II

pada tanggal 8 April 2005, dan ia juga yang memimpin conclave yang dimulai

pada tanggal 18 April 2005 yang lalu.

Berulangkali Kardinal Ratzinger mengatakan bahwa ia ingin mengundurkan

diri ke suatu desa di Bavaria dan mengabdikan sisa hidupnya untuk menulis.

Tetapi, akhirnya juga, ia mengatakan bahwa ia "siap menerima segala beban

tanggung jawab yang diletakkan Tuhan ke atas pundaknya."

Pada tanggal 19 April 2005 pukul 5.50 sore, Kardinal Ratzinger terpilih seba-

gai penerus Paus Yohanes Paulus II sebagai Paus Gereja Katolik Roma yang ke

-265 dengan nama Paus Benediktus XVI.

Bapa Suci Paus (Emeritus) Benediktus XVI menguasai sepuluh bahasa. Ia se

orang pianis ulung, teristimewa dalam karya-karya Mozart dan Beethoven.

Paus Emeritus Benediktus XVI merupakan Paus berkebangsaan German yang

kedelapan. �

Dikutip dari: YESAYA: www.indocell.net/yesaya”

Page 27: Warta Paulus 90 _ 28 Maret 2013 _ Edisi Paskah 2013

EDISI PASKAH - 28 MARET 2013

GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

25

Page 28: Warta Paulus 90 _ 28 Maret 2013 _ Edisi Paskah 2013

WARTA PAULUS NO. 90

TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

26

KASIH KASIH KASIH KASIH DARIDARIDARIDARI

SENGSARASENGSARASENGSARASENGSARA oleh : Nicolas Sularno Alumni STPKat St.Fransiskus Assisi dan Katekis di Semarang

”CINTA dalam tindakan merupakan hal yang

brutal dan mengerikan dibandingkan dengan kasih dalam impian!” Kalimat itu

menegaskan pemahaman tentang hakikat kasih sejati. Kasih sejati terjadi

dalam praksis-tindakan, bukan dalam impian dan janji. Kasih sejati siap me

nanggung segala risiko, sebrutal dan semengerikan apapun!

Dalam perspektif iman kristiani, kasih sejati terjadi dalam diri Yesus Kris-

tus yang mati tersalib! Kasih sejati-Nya terwujud saat Ia menerima tindakan

yang brutal dan mengerikan yang harus ditanggung-Nya pada hukuman salib.

Dalam sejarah Romawi, penyaliban adalah sebentuk tindakan brutal dan me

ngerikan. Namun sejak dan berkat Yesus Kristus, penyaliban diubah menjadi

tanda kasih sejati.

Kisah tentang salib Yesus senantiasa dipahami sebagai kisah kasih dalam

sengsara. Itulah sebabnya, dalam Gereja Katolik, secara liturgis, pada Hari

Minggu Palma dan Jumat Agung, selalu direnungkan Passio: Kisah Sengsara

Yesus Kristus. Dalam bahasa Indonesia, passio diterjemahkan sebagai penderi-

taan, kesengsaraan. Sebetulnya, kata passio maknanya lebih mendalam dari

sekadar penderitaan dan kesengsaraan. Dalam bahasa Latin, passio yang ditu-

runkan dari kata patior berarti cinta yang sangat kuat sehingga mendorong se-

seorang untuk rela berkorban dan menanggung penderitaan. Yesus rela me

nanggung passio ini demi umat manusia. Karenanya, passio-Nya bukan seka-

dar kesengsaraan dan penderitaan semata, melainkan demi manusia sehingga

menjadi compatior atau compassio, yakni belas kasih, bela rasa, kesetiakawan

an, dan solidaritas terhadap mereka yang sengsara dan menderita.

Benarlah kerelaan Yesus untuk mengorbankan diri-Nya pada salib merupa

kan bukti kasih sejati walaupun harus ditanggung dalam kesengsaraan dan

penderitaan. Itulah harga pasti dari kasih sejati untuk membayar dan menebus

umat manusia. Harga pasti itu ditempuh melalui tindakan nyata menerima hu-

kuman yang brutal dan mengerikan yang disebut skandal salib. Rasa sakit pada

zaman-Nya, salib memang merupakan skandal (bahasa Yunani: skandalon),

Page 29: Warta Paulus 90 _ 28 Maret 2013 _ Edisi Paskah 2013

EDISI PASKAH - 28 MARET 2013

GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

27

yang mendatangkan rasa sakit yang amat sangat, secara fisiologis maupun psi-

kologis. Namun, kesakitan dan penderitaan bahkan kematian itu menjadi bukti

kasih sejati. Maka; kesengsaraan, kesakitan, dan penderitaan itu adalah sebuah

kisah kasih dalam sengsara. Ini membuktikan kata-kata Yesus sendiri, ”Tidak

ada kasih yang lebih besar daripada kasih seorang yang menyerahkan nyawa

nya untuk sahabat-sahabatnya!” (Yohanes 15:13).

Kematian-Nya pada kayu salib adalah wujud penyerahan nyawa, bukti

konkret tindakan kasih sejati, meski dalam peristiwa yang brutal dan mengeri-

kan! Kita merindukan hadir dan tampilnya pemimpin-pemimpin jemaat yang

penuh cinta sejati yang rela berkorban dan berjuang demi umat, Kita pun seba-

gai bangsa merindukan pemimpin sejati yang pro rakyat, agar terwujud ke-

makmuran dan kasih sejati. Kenangan akan kesengsaraan, penderitaan dan

wafat Yesus Kristus demi keselamatan umat manusia dapat menjadi inspirasi

bagi siapapun untuk mewujudkan masa depan rakyat Indonesia semakin adil

dan sejahtera. Syaratnya, mereka harus rela menjadi pemeran utama pada

kisah kasih dalam sengsara untuk bangsa ini, melalui pengorbanan, bukan ke-

hausan akan kekuasaan! Selamat Paskah! Apakah kita sanggup menjadi peran

utama dalam perjuangan kasih? Semoga Tuhan memberkati. Berkah Dalem. �

Page 30: Warta Paulus 90 _ 28 Maret 2013 _ Edisi Paskah 2013

WARTA PAULUS NO. 90

TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

28

REKOLEKSI & OUTBOUND KELUARGA Lingkungan St. Yusup - Liman Mukti, Wilayah G

oleh: Dominicus Slamet Parjono,

Ketua Lingkungan

Perayaan Natal tahun 2012 ini, Lingkungan St. Yusup - Liman Mukti, Wi

layah G, menyelenggarakannya di KSED Bandungan pada tanggal 12 – 13

Januari 2013. Dalam pelaksanaannya, perayaan mengambil nuansa sedikit ber-

beda dari tahun-tahun sebelumnya. Pada tahun 2012 ini dilaksanakan dengan

Rekoleksi dan Outbound Keluarga, yang mengambil tema “ Menghadirkan

Kasih Allah dalam Keluarga dan Masyarakat. Acara ini dipandu oleh Pak Cece

Cs dan Romo Aristanto MSF.

Berangkat dari Semarang / Liman Mukti jam 14.30 dengan menggunakan 2

armada bus dan beberapa mobil pribadi, tiba di lokasi KSED Bandungan kira-

kira jam 15.30, istirahat sejenak sambil minum teh panas dan makan snack

yang telah di sediakan panitia, kemudian pembagiam kamar serta persiapan

mandi.

Rekoleksi dilaksanakan di Aula KSED mulai jam 17.00 – 19.00 Sesi Per-

tama, dilanjutkan makan malam sampai jam 19.30, masuk Sesi Kedua sampai

jam 21.00, dan ditutup dengan Perayaan Ekaristi yang dipersembahkan oleh

Romo Aristanto MSF. Sehabis Misa, masih ada acara lain yaitu acara ramah-

tamah, bakar jagung sambil menikmati wedang ronde hingga jam 24.00, lalu

istirahat.

Hari Kedua, Minggu 13 Januari 2013 jam 05.00, sudah ada aktifitas yang di

lakukan oleh peserta yaitu

ngantri air panas untuk

mandi, kemudian dilanjut-

kan sarapan pagi. Jam 07.00

masuk Aula untuk doa ber-

sama, dan dilanjutkan pem

bagian acara Outbound di

sekitar area KSED, yang di

pandu Pak Cece beserta

team (ada Volly Air, Bakiak

team, memindahkan air dan

masukkan ke dalam botol,

Page 31: Warta Paulus 90 _ 28 Maret 2013 _ Edisi Paskah 2013

EDISI PASKAH - 28 MARET 2013

GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

29

Page 32: Warta Paulus 90 _ 28 Maret 2013 _ Edisi Paskah 2013

WARTA PAULUS NO. 90

TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

30

merayap jebakan dll.) Seluruh

peserta antusias mengikuti, baik

tua, muda dan anak-anak. Acara

Outbound berakhir jam 12.00.

Setelah itu di Aula disampaikan

kesan dan pesan baik dari panitia

maupun peserta, diakhiri dengan

doa, sebagai tanda selesainya

kegiatan ini. Allah telah lebih

dahulu mengasihi kita melalui

keluarga, maka seharusnyalah

kita mengasihi dan berbagi dengan sesama.

Terima kasih kepada seluruh panitia (Pak Herry, Pak Eka, Bu Ike, Pak

Teguh, dan Bapak Ibu semua) yang telah menyediakan waktunya untuk me

rencanakan acara Perayaan Natal tahun 2012, serta terima kasih kepada Romo

Aris yang telah membekali kami semua dalam Rekoleksi, juga kepada Pak

Cece beserta team. Sampai jumpa lagi di lain kesempatan. Tuhan Yesus mem-

berkati. �

Page 33: Warta Paulus 90 _ 28 Maret 2013 _ Edisi Paskah 2013

EDISI PASKAH - 28 MARET 2013

GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

31

oleh: AC Kismadi

Lingkungan Blasius 2

Keadilan menuntut bahwa orang

yang telah bersalah harus dihukum.

Ungkapan ini sangat mengganggu

aktifitas saya dan membuat saya se-

lalu gelisah karena dosa / kesalahan

yang telah saya perbuat, baik kepada

Tuhan, keluarga maupun sesama. Saat

-saat seperti itu membuat saya banyak

termenung dan berkata sendiri dalam

hati “Saya sedang dalam masa Pra

paskah”.

Masa Prapaskah merupakan per

siapan peristiwa Paskah yang sangat

indah, peringatan akan kebangkitan

Tuhan Yesus Kristus dari kematian.

Masa Prapaskah bagi saya adalah

masa untuk bertobat. Masa untuk

membaharui dan menyiapkan diri un-

tuk perayaan penebusan yaitu hari

raya Paskah. Masa Prapaskah saya

lalui dengan puasa, pantang, doa dan

solidaritas yang disertai dengan hati

yang bertobat.

Pertobatan ini saya ikuti dengan ke

inginan atau niat untuk merubah si-

kap, perilaku, tutur kata dengan harap

an agar saya menjadi semakin terbuka

untuk menerima sabda Tuhan. De

ngan pertobatan, saya menjadi se-

makin yakin dan memastikan bahwa

saya tidak akan pernah sendirian se-

lama saya masih bersama dengan Tu-

han Yesus Kristus dan hidup sesuai

dengan semua ajaran-Nya.

Tuhan Yesus Kristus telah men-

dorong saya menuju kebahagiaan

Paskah.

Melalui sharing masa Prapaskah,

saya serahkan seluruh kehidupan saya

kepada kerahiman Allah Bapa. Ka

rena saya mengakui dihadapan-Nya

bahwa saya telah berdosa baik dengan

pikiran, perkataan maupun perbuatan.

Saya hanya dapat berharap kepada-

Nya pengampunan atas segala kesalah

an / dosa-dosa saya.

Semoga Tuhan selalu dan senan-

tiasa melimpahkan rahmat-Nya

kepada kita sekalian. Amien. �

BERSYUKUR

KARENA

MASA

PRAPASKAH

Page 34: Warta Paulus 90 _ 28 Maret 2013 _ Edisi Paskah 2013

WARTA PAULUS NO. 90

TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

32

Merayakan Tahun Iman 2013 dengan lebih mengenal

PELINDUNG

PAROKI

KITA .... oleh: Ch. Slamet Kitri, umat paroki

Wajah Santo Paulus, secara visual profan

telah tampil dengan megah di gereja kita. Ter

lihat di ujung depan gereja, patung berpedang

membawa kitab suci; lalu di atas panti imam

dalam bentuk lukisan kaca patri yang bagus,

menggambarkan mujizat Damaskus.

Paling tidak, sehari-hari umat dapat melihat wajah close up st. Paulus, dari

kop surat paroki plus stempel resmi 67 lingkungan di paroki Sendangguwo.

Wajah rohani, semangat dan suasana ke“Paulus”an, belum sejelas tetenger

visual yang menjadi latar depan gereja kita . Ini pertanyaan reflektif kita

bersama ....

1. Sejarah.

Pilihan nama santo pelindung St. Paulus, adalah warisan sejak zaman Atmo

dirono, wilayah 5 Timur Kanal. Saya coba mencari tahu, dari para pendahulu /

sesepuh paroki (pak Adiarto, pak Djoko Narpodo, pak Untung dll), sebagai

saksi hidup; jawabnya, pokoknya sejak zaman kring dulu ya sudah St. Paulus.

Mungkin karena wilayah yang baru, jadi perlu semangat misioner; atau karena

daerah asing, maka perlu pola pastoral St. Paulus. Dan sampai saat ini nama

Santo Paulus tetap menjadi santo pelindung paroki.

Lucunya, setiap tanggal 29 Juni, kita lebih merayakannya sebagai hari

ulang tahun paroki, daripada kita memperingatinya sebagai pesta nama St.

Paulus kita. Faktanya, umat dan dewan paroki sering tak lupa, makan-makan

(soto) pesta ultah paroki, tetapi kurang tertarik untuk ritual liturgis “doakanlah

kami St. Paulus “. Ha ha ha ................. nggak ada yang salah , cuma sedikit

pelupa.

2. Siapakah St. Paulus ? Nama Paulus, disebut 204 kali dalam Perjanjian Baru (St. Petrus 173 kali,

Yohanes Pemandi dan Yohanes yang lain 148 kali). Dari 27 naskah Perjanjian

Baru, ada 13 naskah surat yang ditulis berkaitan peranan langsung St. Paulus.

Page 35: Warta Paulus 90 _ 28 Maret 2013 _ Edisi Paskah 2013

EDISI PASKAH - 28 MARET 2013

GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

33

Hebat.

Menurut M. Hart, (buku: 100 orang yang berpengaruh dalam sejarah),

St. Paulus mendapat nomor urut ke 6. Pasti di bawah Yesus, tetapi jauh diatas

rasul dan tokoh dunia lainnya. Alasannya ialah perannya dalam penyebaran

agama Kristen, surat-suratnya yang menjadi bagian penting dalam Perjanjian

Baru, dan peran dalam pengembangan awal Teologi Kristen.

Beliau (ref: ensiklopedia gereja) berbakat leadership yang kuat, organisator,

dan tegas. Mudah marah, tetapi setia. Beberapa tahun lebih muda dari Yesus,

dari keluarga Yahudi diaspora di Turki Selatan. Hidup dalam budaya Yunani.

Beliau murid rabbi terkenal Gamaliel. Karena itu ia seorang farisi, yang me

ngenal Taurat dengan baik.

Beliau berperan kuat dalam penganiayaan St. Stephanus dan umat Kristen

perdana di Yerusalem. Sebagai Yahudi militan, beliau melakukan perjalanan

ke Damaskus, dalam rangka mengorganisir pengejaran umat Kristen. Dalam

perjalanan pada tahun 34 ini, “ditegur” langsung oleh Yesus, melalui pe

nampakan, yang menjatuhkan St. Paulus dari kuda, dan membutakan kedua

matanya, tetapi membuka mata hati dan akal-budinya. Setelah disembuhkan

dari kebutaan, beliau mulai berbalik total arah pandangan hidupnya. ( Kis. 9,

Kis. 22 dan Kis. 26 ).

Page 36: Warta Paulus 90 _ 28 Maret 2013 _ Edisi Paskah 2013

WARTA PAULUS NO. 90

TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

34

Beliau melakukan perjalanan misioner

3 kali. Atas aduan orang Yahudi, beliau

ditangkap di Yerusalem. Melakukan

pembelaan diri sendiri, di pengadilan

Romawi di Yerusalem dan Kaisarea.

Tanda bahwa beliau terpelajar dan pin

tar. Bahkan beliau sebagai civis

romanus / warga romawi, bisa “naik

banding” pada pengadilan kaisar di

Roma. Menurut tradisi, Paulus

ditangkap pada masa kaisar Nero,

dihukum penggal di Roma tahun 66 /

67.

3. Semangat (rohani) St. Paulus. Paulus sebagai pewarta : Paulus tampil sebagai seorang rasul, utusan atau

misionaris. Misionaris pionir yang membawa kabar gembira keluar wilayah Pa

lestina, di luar bangsa Yahudi. Karena itu dikenal sebagai rasul para bangsa

asing.

Paulus sebagai gembala sejati : Paulus merintis terbentuknya umat “paro

ki” baru. Memelihara iman umat, dan membela umat. Melalui surat-suratnya,

Paulus menanggapi berbagai masalah konkret, yang dikonsultasikan oleh umat

di paroki-paroki barunya.

Warisan rohani st. Paulus : Melalui surat-suratnya, Paulus mewariskan

ajaran Iman, nasehat pastoral, dan nasehat moral. Ajaran imannya merumus

kan pokok tiang ajaran kristiani. Nasehat pastoralnya mendorong kita untuk

terus menerus membangun kesatuan umat . Menginspirasikan, bahwa bukan

hanya “kecanggihan organisasi”, tetapi “karya Roh Kudus” yang ikut berperan

kuat. Sedangkan nasehat moralnya, mengisyaratkan bahwa moral orang ber

iman harus lebih baik dari “dunia moral “ di luar kita

4. Harapan. Sebagai umat paroki “Paulusian“, kita punya tugas dan kewajiban moral,

untuk memberi perhatian yang khusus kepada St. Paulus. Dengan bercermin

pada semangat St. Paulus dalam tugas misioner, suasana penggembalaan paro

ki dan pendalaman teologi kristen.

Beberapa inspirasi keseharian :

• Tahun 2013 ini adalah Tahun Iman (Year of Faith), tugas mensosial

isasikan Pewartaan Paulus harus habis-habisan lebih “dilirik” oleh umat.

Program ini sudah tercatat jelas di agenda 2013.

• Selanjutnya pendalaman penggalian nilai rohani, teologis dan sukacita

Page 37: Warta Paulus 90 _ 28 Maret 2013 _ Edisi Paskah 2013

EDISI PASKAH - 28 MARET 2013

GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

35

Paulus ( Flp. , 2 Kor. ) diupayakan menjadi agenda rutin .

• “St. Paulus, doakanlah kami“ adalah bagian dari doa-doa di paroki St.

Paulus kita. Teks bagus, yang belum selalu terdengar di doa-doa umat

paroki.

• Pesta nama 29 Juni dan Pesta pertobatan Paulus 25 Januari, harus benar-

benar menjadi “tanggal merah” di paroki.

• Leaflet 2008, tentang Paulus ( Litani Santo Paulus, Doa Paulus Efs. 3,

Madah Kasih 1 Kor.13, dll.) masih relevan kita sediakan bagi umat

paroki St. Paulus.

• Pernah ada ide konservatif, memberi nama ruang-ruang di paroki, dengan

nama daerah misionari Paulus, mengapa tidak ? (ide bagus nih, Red.)

• Ide lain?, Mari kita gali bersama.. �

Inilah ANUGERAH TERBESAR BAGI DUNIA, yaitu

ketika Tuhan Yesus Kristus di atas kayu salib bersabda,

"...SUDAH SELESAI ..." (Yohanes 19:30)

Page 38: Warta Paulus 90 _ 28 Maret 2013 _ Edisi Paskah 2013

WARTA PAULUS NO. 90

TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

36

NGUDO ROSO (Mo Semar)

Petruk : Met sore kang Gareng, Sugeng Paskah ya!

Wah koq ndhithing temen to kang, pakai sur-

jan lurik, clana batik, iket biru, dasi kupu-

kupu. Bukan main kerennya deh, kayak bakul

sate Medura kae!?

Gareng : Met Paskah juga, adiku bagus si irung mancung! Bukan main pu-

jianmu, merdu shyahdu neng kuping. Mung wae buntute koq

sumbang swarane. Nggantheng-nggantheng ngene jare, dipa

dhak-ke bakul sate!? Lha kowe kok ya kadingaren, celanamu

komprang, klambi biru, nganggo rompi tahan peluru, cengengas-

cengenges kaya penghuni rumah gila, to Truk!

Petruk : We lha dalah balas dendam kesumat, to kang. Omong sakkecap

dibales brondongan seribu peluru. Celana lagi ngetrend ngene

koq dianggep penghuni rumah gila. Wis, wis, Paskah-Paskah

ngene mbok omong sing apik-apik wae to kang!

Gareng : Hiya deh Truk, bener. Kita kan baru merayakan Hari Suci Wu

ngu Dalem Gusti. Wis sakpantese rerembugan sing piguno kang

go urip rohani. Saiki tak takon: piye nggonmu cecawis Paskahan?

Petruk : Yen kuwi sing koktekokke kang, ya sakambrek-ambrek jawaban

ku. Mulai Rabo Abu nglakoni pasa lan sesirik. Njur ndherek

Jalan Salib Jumatan. Terus melu hadir neng pertemuan APP

Lingkungan lan ngudi sarira mati raga, urip lara lapa sajrone

mangsa Prapaskah, ngaku dosa lan sapanunggalane. Lha piye

sampeyan dhewe?

Gareng : Wah hebat kowe Truk! Yen aku, gandheng wis

kategori adi yuswo lan puntheren, ngrumangsani ora isa ngla-

koni macem-macem. Mbokne thole, mbakyumu Cangik malah

nglarang aku melu2 aktip kaya sing isih enom. Komentare: “Ora

susah melu jalan Salib, jalan biasa wae kecincak-kecincik koq

Page 39: Warta Paulus 90 _ 28 Maret 2013 _ Edisi Paskah 2013

EDISI PASKAH - 28 MARET 2013

GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

37

arep keneh-keneh jalan Salib. Apa meneh apa to manfaate Ja

lan Salib kuwi ?”

Semar : Ana apa anakku Nolo Gareng lan si irung mancung Petruk ? Koq

padha katon serius rembugane?

Gareng : O alah Mo, lagi ngomong-ngomong persiapan Paskah, mangsa

memetri urip rohani wingi kuwi. Lha koq si Cangik kuwi komen-

tar: “Ora susah Jalan Salib, apa to manfaate, wong jalan biasa

wae kecincalan susah, kok ndadak Jalan Salib barang?”

Semar : Wo, padha ngudo roso hidup rohani to? Pancen kanggo anakku

Gareng sing wis puntheren ngunduri tuwo lan laranen, ya bisa

dipahami yen ora bisa ndherek Jalan Salib. Nanging Jalan Salib

iku tetep piguno tumraping umat sing sanggup nglakoni.

Petruk : Aku setuju Mo, yen kang Gareng kuwi ora susah ndherek Jalan

Salib wae. Prayoga ndherek Misa ‘Orang Sakit Sedunia’ lan melu

nampa pengurapan lisah suci, ben ndang game, ora ngrepoti sanak sedulur.

Semar : Omonganmu aja ndlewer Truk! Kakangmu si Nolo Gareng kuwi

nadyan ora mari-mari bubule, kero matane, ceko tangane, nang-

ing isih dibutuhke brayate. Dadi wong kuwi mbok aja ngalub

kakange dhewe kon ndang game. Apa maneh Sakramen Peng urapan kuwi tujuane ora nyengkakke wong lara ndang mati. Jus-

tru kosok baline bisa paring kekuatan batin lan ketabahan nga

dhepi pecobaning urip, nyadhong berkah kesembuhan saka Gusti

Allah.

Petruk : Nyuwun duko Mo, anakmu ngomonge kebablasen, guyon ora wa

ton. Lha njur doa Jalan Salib kuwi guna

mafaate apa, to Mo?

Semar : Anak-anakku, ngertia ya, Jalan Salib kuwi

tumindake nganggo nglelimbang Jalan

Salib Dalem Sang Kristus, yakuwi

peristiwa2 sangsara Dalem tekan seda lan

pemakamane. Kita sebagai murid Dalem

diajak melu manggul Salib lan ndherek

Page 40: Warta Paulus 90 _ 28 Maret 2013 _ Edisi Paskah 2013

WARTA PAULUS NO. 90

TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

38

gsp-sendangguwo.blogspot.com menyajikan berbagai informasi

tentang kegiatan paroki maupun seputar kehidupan Katolik

Gusti Yesus (Mt 16:24). Sang Kristus nandhang sangsara kanggo

kita lan paring tuladha supaya kita ndherek napak tilas pada

Dalem sarana manggul Salib uga. (1 Petr 2:21). Yaiki syarate

dadi murid Dalem sing sejati (Mk 8:34), supaya padha nepa

tulada Gustine, bisa dadi wong katolik sejati lan urip selaras

karo piwulang Dalem.

Petruk : Wah,wah, yen ngono melu Jalan Salib kuwi gedhe pigunane ya

Mo!

Gareng : Mulo kuwi, Truk, nadyan aku iki dilarang mbakyumu Cangik melu

jalan Salib neng greja, nanging aku tetep sembahyang Jalan

Salib dhewe neng ngomah, lho Truk.

Semar : Kejobo kuwi anak-anakku, lewat renungan Jalan Salib kita

disadarake betapa berharganya penderitaan dan sengsara

Kristus kanggo nebus dosa-dosaning menungsa. Bilur-bilur yang

ditanggung-Nya dan tetesan darah yang dikucurkan-Nya

memberi kita hidup kekal. Apa maneh lewat renungan Jalan

Salib kuwi kita diajak solider karo pepadha sing nandhang

sengsara, awit papa lan miskin, keleleran lan nelangsa. Kang

supaya ing dina Wungu Dalem Gusti, kabeh wae kepareng

ndherek tangi gumregah, bangkit dari keterpurukan, ndherek

ngrasakake mulya bareng karo Gusti Yesus sing wungu saka

seda ing dina Riyadi Paskah.

Gareng &

Petruk : Manthuk-manthuk sembari bareng-bareng berseru : ”Halleluia,

Puji Tuhan, Selamat Hari Raya Paskah lan Berkah Dalem!”

��

Page 41: Warta Paulus 90 _ 28 Maret 2013 _ Edisi Paskah 2013

EDISI PASKAH - 28 MARET 2013

GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

39

Page 42: Warta Paulus 90 _ 28 Maret 2013 _ Edisi Paskah 2013

WARTA PAULUS NO. 90

TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

40

PROGRAM KERJA 2013 Dewan Paroki Oleh: Sekretariat Dewan Paroki

Setelah didahului beberapa rapat kecil dari masing-masing bidang bersama

Romo Paroki, yang membahas tentang rencana kerja di tahun 2013, maka pada

tanggal 24 Pebruari 2013, Minggu, bertempat di Aula SDK Sang Timur Sema

rang dilaksanakan Rapat Pleno Dewan Paroki dengan agenda utama melapor

kan hasil kinerja Dewan selama tahun 2012 sekaligus mencanangkan Rencana /

Program Kerja untuk tahun 2013.

Sasaran Strategis 2013 Terjadinya perjumpaan iman kristiani dalam kelompok sebagai gerakan

eklesial di lingkungan melalui gerakan ekopastoral yang peduli dan berbagi

dengan sesama (KLMTD)

Terwujudnya gerakan-gerakan iman, dan umat memperdalam iman dengan

Safari Bina Iman (Kelanjutan dari Sekolah Iman). Jadwal pelaksanaan dan

tempat sebagai berikut:

April - Kapel St. Petrus

Juni - Gereja St. Paulus

Juli - Kapel St. Theresia Avilla, Tlogosari

Agustus - SMK Fransiskus, jl. Wolter Monginsidi

Oktober - Kapel YMY, Plamongan Indah

November - Kapel Maria Goretti, Plamongan Hijau

Terjadinya gerakan mencintai keutuhan ciptaan dan ekopastoral dengan:

• Menyelenggarakan Diskusi ‘Mengolah sampah menjadi berkah’

• Mengadakan pengolahan sampah agar bermanfaat

• Penghijauan di sekeliling gereja, penanaman pohon di keluarga-keluarga

Adapun beberapa program dari masing-masing bidang yang perlu diperhatikan

umat sebagai berikut :

Bidang Liturgi

• Adorasi Jumat pertama

• Lomba koor antar lingkungan, mulai April

• Novena Roh Kudus di Gereja Santo Paulus, 10 - 18 Mei

Page 43: Warta Paulus 90 _ 28 Maret 2013 _ Edisi Paskah 2013

EDISI PASKAH - 28 MARET 2013

GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

41

• Rekoleksi Lektor, 24 - 26 Mei

• Adorasi Ekaristi satu malam di Gereja St. Paulus, Sabtu 1 Juni

• Triduum

St. Paulus, Pelindung Gereja 26 - 28 Juni

• Rekoleksi Prodiakon, Juli

• Porseni Misdinar , Juli

• Triduum Santa Maria dari Lasalette,

Pelindung Konggregasi MSF, 16-18 September

• Misa Hari Raya Pelindung MSF, 19 September

• Lomba lektor dan pemazmur , September

• Live In Misdinar , Oktober

Bidang Pewartaan

• Misa Hari Ulangtahun Perkawinan 3 bulanan

• PKS Kamisan:

Belajar ASG (Ajaran Sosial Gereja)

dan spiritualitas Santo Paulus Kamis minggu pertama

• Doa Senakel Sabtu pertama

• Katekese doa di lingkungan,

Credo : Menemukan kembali iman

dalam keluarga, April

• Talk-Show Panggilan dan

Temu OMK Paroki St.Paulus,

Hari Minggu Panggilan, 20 dan 21 April

• Penerimaan Sakramen Baptis Dewasa, April

• Penerimaan Sakramen Komuni Pertama , 2 Juni

• Live In Frater-frater MSF , 25-28 Juni

• Program keakraban

bagi PIR dan keluarga-keluarga, Sepeda ria

nonton bareng 29 Juni

• Lomba menghias bagi anak-anak , Juli

Page 44: Warta Paulus 90 _ 28 Maret 2013 _ Edisi Paskah 2013

WARTA PAULUS NO. 90

TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

42

Page 45: Warta Paulus 90 _ 28 Maret 2013 _ Edisi Paskah 2013

EDISI PASKAH - 28 MARET 2013

GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

43

Bidang Persaudaraan

• Paulus Cup, April-Juni

• Bincang bincang : peran Ibu dalam mendidik anak

di era globalisasi , 21 April

• Ekaristi Kaum Muda, Agustus

• Re-Organisasi OMK , Desember

• Reading clubs , Senin pertama tiap bulan

Bidang Yanmas

• Pelatihan Pembuatan Makanan Kering , Juni

• Kenduri HUT Paroki , Juni

• Pelatihan Perawatan Jenasah , Juli

• Temu penggerak kemasyarakatan , Agustus

• Bazar Pangan , November

Bidang Sarana Prasarana

• Pengecatan interior gereja , April

• Pengecatan bangunan pastoran lama , April

• Pemeliharaan rutin sarpra gereja , sepanjang tahun

• Perbaikan secara sistemik jaringan listrik , April

• Pemeliharaan kebersihan secara bergilir/semester/2 wilayah , sesuai jadwal

Koordinator Wilayah

• Rekoleksi sehari untuk Ketua Wilayah dan Ketua Lingkungan,

bersama Romo M. Nur Widipranoto, Pr

(Ketua Komisi Karya Misioner KAS)

di Bangsal Pastoran. rencana 7 April

• Kunjungan Dewan Harian ke wilayah-wilayah. Waktu dan wilayah yang

dikunjungi akan diatur

kemudian

• Pertemuan rutin para Ketua Wilayah , dua bulanan, malam Sabtu

Page 46: Warta Paulus 90 _ 28 Maret 2013 _ Edisi Paskah 2013

WARTA PAULUS NO. 90

TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

44

Bidang Litbang

• Penyempurnaan database umat , Maret-Desember

• Penyusunan desain Master Plan , Mei – Agustus

• Melanjutkan Penyusunan Buku Profile Paroki St. Paulus Sendangguwo, Maret-Desember

• Pelatihan FGD lingkungan , April-Mei

Program Investasi

• Pemasangan CCTV, 10.000.000

• Pemasangan AC di Gereja dan di bangsal bawah , Paroki - 20.000.000,

swadaya - 60.000.000

• Peningkatan daya listrik PLN , 15.000.000

• Pengadaan LCD , 7.500.000

• Pengadaan Wireless Portable , 3.500.000

• Pengadaan Alat Potong Rumput, 3.000.000

• Pembuatan Sumur artetis , 60.000.000

Page 47: Warta Paulus 90 _ 28 Maret 2013 _ Edisi Paskah 2013

EDISI PASKAH - 28 MARET 2013

GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

45

ORANG PELIT MASUK SURGA ... Ada seorang pelit meninggal. Entah bagaimana dia sampai di pintu

surga. Di sana Petrus berdiri menyambut dia, "Selamat datang di

surga, adakah se suatu yang ingin kamu katakan sebelum masuk ke

surga?"

"Em, bolehkah aku membawa 50 kg emasku bersamaku?" tanya si pelit.

Tentu saja Petrus menolak dengan tegas, tetapi si pelit terus memaksa

se hingga terjadi antrian panjang di pintu surga. Tiba-tiba radio

komunikasi Petrus berbunyi, lalu dia melakukan sedikit pembicaraan.

"Oke, Tuhan bermurah hati," kata Petrus, "kamu boleh membawa

emasmu. Tetapi Dia hanya mengizinkan kamu membawa 10 kg saja.

Bagaimana?" Si pelit berpikir sejenak lalu berkata, "Baiklah, daripada

tidak sama sekali," jawabnya dengan wajah lesu "Baiklah, silakan masuk

ke surga" kata Petrus.

Lalu mulailah si pelit berjalan-jalan menikmati keindahan surga. Tetapi

satu hal mengganggu hatinya. Ke mana pun dia pergi, dia melihat jalan

yang dilalui terbuat dari emas. Tiba-tiba dia merasa bodoh dan ingin

membuang emas yang selalu digendongnya ke mana-mana. Dia melihat

ke kiri dan kanan lalu berniat meninggalkan emasnya di suatu pojok

yang agak tersembunyi. Saat dia akan meletakkan emasnya, tiba-tiba

ada sebuah suara yang bergemuruh di langit "TOLONG JANGAN

BUANG SAMPAH SEMBARANGAN ! !"

Ternyata emasnya hanya menjadi sampah di surga. �

[Sumber dari: E-Humor]

• Pengadaan Tabung Oksigen (untuk ruang kesehatan) , 2.000.000

• Tabung APAR (Alat Pemadam Api) , 8.000.000

• Camera, monitor LED pm

Semoga program yang telah tersusun dapat berjalan baik sesuai rencana serta

menghasilkan buah-buah yang baik demi kemajuan paroki dan kebaikan serta

kenyamanan umatnya dalam beribadah. �

Page 48: Warta Paulus 90 _ 28 Maret 2013 _ Edisi Paskah 2013

WARTA PAULUS NO. 90

TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

46

Santa Bernadette Soubirous Bernadette (artinya:Bernarde kecil),

dilahirkan pada 7 Januari 1844 dari

orangtua yang sangat miskin di kota

Lourdes, Prancis, dengan nama Marie

Bernarde. Perawakannya mungil dan

sakit-sakitan. Ketika ia bertumbuh

makin dewasa, ia sangat lambat dalam

studinya dan kehilangan banyak waktu

nya untuk sekolah karena serangan pe

nyakit asma yang hebat. Pada tanggal

11 Februari 1858, ketika Bernadette disuruh untuk mengumpulkan kayu bakar

dengan adik perempuan dan seorang temannya, ia melihat seorang wanita yang

cantik berdiri di atas semak-semak mawar dalam sebuah gua di Massabielle.

Wanita yang elok itu menggunakan pakaian biru dan putih, tersenyum pada

Bernadette dan kemudian membuat tanda salib dengan sebuah rosario dari gad-

ing dan emas. Bernadette lalu ber lutut, mengeluarkan rosarionya dan mulai

berdoa. Wanita cantik itu adalah Bunda Allah, Perawan Maria. Ia menampak-

kan diri kepada Bernadette seba nyak 17 kali dan pada penampakan yang tera-

khir, ia menyuruh Bernadette untuk pergi ke gua dan mulai menggali tanah

dengan tangannya. Pada awalnya tidak terjadi apapun, namun segera muncul

air mancur yang menakjubkan, yang sekarang ini terkenal dengan sebutan "air

mancur Lourdes", mulai meng alir terus dari tempat yang telah digali Berna-

dette.

Usia 22 tahun, Bernadette menjadi Suster Karitas di Nevers, Prancis. Walau-

pun banyak orang datang kepadanya, ia tetap mencari Allah dalam keheningan

di biara, melayani-Nya dalam kerendahan hati dalam kaul profesinya sebagai

seorang Suster Karitas. Ia tinggal di biara selama 13 tahun, dan menghabiskan

hampir seluruh hidupnya, sakit di rumah sakit. Ketika seorang suster kawannya

mengatakan bahwa ia adalah seorang "pemalas", Bernadette berkata,

"pekerjaanku adalah menjadi sakit." Suster Bernadette meninggal pada tanggal

16 April 1879.

Pada Hari Raya Maria Dikandung Tanpa Noda, 8 Desember 1933, Bernadette

dikanonisasi, demikian-penggenapan janji dari Bunda Maria padanya pada ta-

hun 1858: "aku tidak berjanji memberimu kebahagiaan di dunia ini, tetapi

nanti."

Tubuh St. Bernadette sampai hari ini masih utuh dan diletakkan di biara St.

Gildard di Nevers, Prancis. �

Page 49: Warta Paulus 90 _ 28 Maret 2013 _ Edisi Paskah 2013

EDISI PASKAH - 28 MARET 2013

GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

47

Page 50: Warta Paulus 90 _ 28 Maret 2013 _ Edisi Paskah 2013

WARTA PAULUS NO. 90

TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

48

Gereja

di Tengah Bumi yang Memanas Oleh: Al. Andang L. Binawan

Penggiat Gerakan Hidup Bersih dan Sehat Keuskupan Agung Jakarta

HIDUPKATOLIK.Com, Minggu, 27 Januari 2008

Salah satu keprihatinan Gereja Katolik Indonesia, seperti tertuang dalam tujuh-

belas keprihatinan dalam SAGKI (Sidang Agung Gereja Katolik Indonesia)

2005, adalah masalah lingkungan hidup, baik yang terkait dengan hutan mau

pun yang terkait dengan masalah perkotaan. Keprihatinan itu dilengkapi de

ngan kesadaran bahwa Gereja Katolik, sebagai bagian dari masyarakat, me

nyadari sumbangannya pada masalah itu. Karena itu, Gereja juga ingin ber

peran lebih positif dengan ikut memperbaiki keadaan. Itulah yang mau dilaku

kan dengan program pembentukan habitus, termasuk habitus yang terkait de

ngan masalah lingkungan hidup ini.

Gereja dan pemanasan global Keprihatinan di atas tentu juga terkait dengan keprihatinan masyarakat dunia

terhadap masalah pemanasan global (global warming) yang berdampak pada

perubahan iklim (climate change). Keprihatinan ini pula yang melandasi ada

nya UNCCC (United Nations Conference on Climate Change atau Konferensi

Perserikatan Bangsa-bangsa tentang Per

ubahan Iklim) seperti yang baru saja dise

lenggarakan di Bali, 3-15 Desember lalu.

Perlu diketahui, Takhta Suci atau negara

Vatikan, yang dalam arti tertentu menjadi

‘kenampakan’ Gereja Katolik universal,

ikut mengirimkan delegasi resminya da

lam konferensi itu. Hal ini menunjukkan

pula kemauan Gereja Katolik secara

umum untuk ikut melibatkan diri dalam

permasalahan dunia, seperti yang digaris

kan oleh Konsili Vatikan II, yang secara

khusus tertuang dalam dokumen Gaudium

et Spes (Kegembiraan dan Harapan).

Dalam hal ini, yang menjadi pokok masa

lah adalah bagaimana mengerem laju pe

manasan global dan mengurangi dampak

Page 51: Warta Paulus 90 _ 28 Maret 2013 _ Edisi Paskah 2013

EDISI PASKAH - 28 MARET 2013

GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

49

negatif pemanasan global itu. Meski hal itu disebabkan oleh banyak faktor,

yang menjadi sebab utama pada dasarnya adalah kerakusan manusia, beserta

struktur sosial yang dibangunnya. Untuk inilah berbagai upaya, di semua level,

perlu dilakukan secara utuh / sinergis dan berkesinambungan. Konferensi PBB

di Bali itu adalah upaya global, antar pemerintah, terkait dengan membuat ke

sepakatan bersama, syukur-syukur hukum universal, untuk mengatur hal ini.

Upaya ini tidak akan banyak bermanfaat jika tidak disertai upaya nyata di

tingkat nasional, dan juga di tingkat masyarakat, sampai akhirnya tingkat ma

sing-masing pribadi manusia, baik yang miskin maupun yang kaya, yang tua

maupun yang muda, tidak peduli apa agamanya.

Kalau Takhta Suci ikut berperan aktif dalam masalah ini, hal itu dilakukan da

lam kerangka upaya global, yang tentunya dilandasi sebuah keyakinan bahwa

pemanasan global adalah perkara kemanusiaan dan perkara kemanusiaan ada

lah perkara iman. Hanya saja, peran pada level global ini tidak akan banyak ber

arti bila tidak diikuti oleh upaya-upaya pada level nasional dan akhirnya juga

pada level personal. Karena itu, seiring dengan upaya Gereja Universal itu,

Gereja Katolik Indonesia juga harus aktif berpartisipasi dalam level nasional,

dan keuskupan-keuskupan sebagai gereja lokal perlu berperan di tengah kon

teks hidupnya masing-masing.

Page 52: Warta Paulus 90 _ 28 Maret 2013 _ Edisi Paskah 2013

WARTA PAULUS NO. 90

TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

50

Peran Gereja: Habitus Untuk itu, Gereja perlu mengingat kemampuannya, supaya peran itu memang

maksimal. Karena tidak bisa secara langsung membuat hukum (yang menjadi

wewenang negara melalui lembaga legislatif), peran Gereja akan lebih banyak

pada level masyarakat dan pribadi. Sehubungan dengan hal itu, perannya men

jadi lebih khusus lagi, yaitu memberi penyadaran. Gereja bukan lembaga bisnis

yang punya banyak kemampuan menyediakan sarana dan prasarana

pendukung.

Peran Gereja itu pun perlu dibedakan antara peran organisatoris, yaitu Gereja

sebagai sebuah lembaga sosial, dan peran Gereja sebagai paguyuban umat ber

iman. Peran Gereja sebagai organisasi atau lembaga sosial adalah menyusun

program dan membuat kegiatan pendukung, yang mungkin akan tampak sere

monial dan simbolis. Karena itu, hal ini harus diikuti oleh peran umat sebagai

warga Gereja, yang lebih personal, yang dilakukan khususnya di tingkat komu

nitas basis / lingkungan, keluarga, dan akhirnya pribadi-pribadi. Pada dasar

nya, peran organisatoris ini hanya menjadi pendukung dari peran keluarga dan

pribadi. Peran organisatoris ini, misalnya kegiatan di tingkat keuskupan atau

juga paroki, tidak bisa menggantikan peran keluarga dan pribadi. Yang justru

lebih pokok adalah peran keluarga dan pribadi ini.

Dalam cakrawala inilah Gereja Katolik Indonesia menggulirkan program pem

bentukan habitus, suatu istilah sosiologis dari Pierre Bourdieu, seorang

sosiolog Perancis. Karena habitus adalah sebuah kebiasaan sosial, yang berarti

kebiasaan yang dilakukan secara perorangan, meski bersama-sama, dalam kon

teks kehidupan sosial, habitus justru mempunyai bobot nilai lebih dibanding ke

giatan yang lebih bersifat organisatoris tadi. Bobotnya bukan hanya terletak

pada kadar personalnya, tetapi juga keberlanjutan dan dampak waktunya yang

diharapkan lebih panjang. Benar, kadang issue-nya tampak sepele dan seder

hana, seperti misalnya menaruh sampah pada tempatnya, tetapi hal itu memuat

nilai iman yang besar. Dengan pertimbangan itu pula, gerakan peduli ling

kungan hidup dalam rangka APP (Aksi Puasa Pembangunan) 2008 tingkat na

sional akan sungguh mendapatkan arti pentingnya. Demikian juga halnya

dengan upaya kecil yang dilakukan di Keuskupan Agung Jakarta (dan juga

diikuti oleh Keuskupan Agung Semarang dalam masa prapaskah 2008) dengan

gerakan peduli sampah (atau tepatnya gerakan pembentukan habitus menaruh

dan memilah sampah, yang dimotori oleh Gerakan Hidup Bersih dan Sehat).

Selain itu, gerakan kecil itu bisa memberi tekanan pula bahwa masalah dunia

bernama global warming dan climate change, justru karena dampaknya juga

dirasakan oleh orang-perorangan, juga bisa disikapi dan ditanggapi oleh per

ubahan perilaku perorangan.

Page 53: Warta Paulus 90 _ 28 Maret 2013 _ Edisi Paskah 2013

EDISI PASKAH - 28 MARET 2013

GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

51

Memang, gerakan peduli lingkungan hidup dalam rangka menyikapi masalah

pemanasan global tadi tidak hanya berhenti pada peduli sampah. Gerakan pe

duli sampah bisa dikatakan sebagai entry point atau pintu masuk untuk bisa ber

buat lebih banyak. Artinya, sampah yang adalah perkara sehari-hari dan juga

perkara semua orang, diharapkan bisa membuka kesadaran lebih jauh pada

masalah lingkungan hidup yang lain, seperti misalnya masalah pencemaran air,

pencemaran tanah, dan pencemaran udara. Dengan kata lain, peduli sampah,

yang relatif mudah dilakukan, bisa dipandang sebagai latihan langkah pertama

untuk maju ke langkah yang lebih jauh dan lebih sukar.

Benar, sampah yang umum tidak menjadi penyebab pokok pemanasan global.

Ada sebab lain yang lebih besar, seperti misalnya pabrik-pabrik yang banyak

menghasilkan karbon. Karena itu, sampah hanyalah sekedar contoh pintu

masuk dalam konteks masalah lingkungan hidup perkotaan. Jika di daerah pe

desaan dan di luar perkotaan sampah belum sungguh jadi masalah, adalah tugas

dari masing-masing Gereja lokal untuk mencari pintu masuk yang relevan bagi

masyarakat, sekaligus menanamkan nilai kesabaran dan ketekunan, dalam

semangat iman, kasih dan harapan. �

Foto: Mgr. Johanes Pujasumarta menanam pohon kelor di Gua Maria Tritis, 3 Pebruari 2013,

(www.pujasumarta.web.id)

Page 54: Warta Paulus 90 _ 28 Maret 2013 _ Edisi Paskah 2013

WARTA PAULUS NO. 90

TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

52

JADILAH RASUL KELOR Oleh: Mgr. Johanes Pujasumarta

Pada Duc in Altum (http://www.pujasumarta.web.id)

Jumat, 8 Maret 2013

Di wilayah Keuskupan Agung Semarang ada paroki di Kabupaten Gunung Ki

dul. Namanya Paroki Santo Petrus dan Paulus, Kelor. Berseberangan dengan ge

reja Kelor, dibangun Poliklinik Panti Rahayu Kelor. Sekarang ini sedang di

laksanakan pembangunan lanjut untuk meningkatkan poliklinik tersebut men

jadi Rumah Sakit Panti Rahayu Kelor.

10 Februari 2013 yang lalu saya menerima kabar sukacita dari Rama J.

Christ, yang bersama seluruh umat mengadakan gerakan kelorisasi.

“Mengawali kepengurusan Dewan Paroki baru, visi dan misi paroki

yang baru (direvisi-red), serta "dhawuh" dari bapak Uskup, kami umat

paroki Kelor mulai bergerak untuk menggali lebih dalam lagi tentang

"Kelor", sebuah "Pohon Super Nutrisi", "Miracle Tree", "Tree of

life" dan sebutan lainnya. Ternyata Kelor memiliki "keelokan" guna

yang luar biasa, tidak hanya bagi "keselamatan" manusia, tetapi ju

ga bagi "keselamatan" alam ciptaan, terutama tanah, air dan tumbuh

an lain.

Dunia memang tak selebar daun Kelor. Peribahasa ini memancarkan

pengharapan; dan kenyataannya "Kelor" pun mengandung sejuta

pengharapan bagi manusia dan alam. Saya temukan e-book yang cu

kup banyak mengupas tentang pohon Kelor (dalam attachment) atau

link ini: http://kelorina.com/

Semoga bermanfaat untuk inspirasi gerakan eklesial paroki.

Berkah Dalem, jchrist”

Terhadap email tersebut muncul dialog, sebagai berikut:

Aloys Budi Purnomo, Pr, “Wow, upaya inkulturasi ekologis dan teo

logis yang sip markusip dan joz gandoz!! Proficiat Rama! Salam n

doa Berkah Dalem,”

Saya, “Rama, mendengar berita tersebut hati saya bersukacita. Semo

ga dengan Kelor itu masyarakat Gunungkidul semakin sehat walafiat.

Sesanti: Kesehatan dari Kelor Gunungkidul untuk seluruh dunia.

Salam, doa 'n Berkah Dalem,”

J Christ, “Amin, maturnuwun, Bapak Uskup. Tadi malam kami ber

koordinasi bersama se-rayon Gunung kidul. Seluruh Dewan Hari

Page 55: Warta Paulus 90 _ 28 Maret 2013 _ Edisi Paskah 2013

EDISI PASKAH - 28 MARET 2013

GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

53

Page 56: Warta Paulus 90 _ 28 Maret 2013 _ Edisi Paskah 2013

WARTA PAULUS NO. 90

TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

54

an bersepakat untuk menggerakkan umat dan masyarakat dengan

"KELORISASI" Gunungkidul.”

Saya, “Horeeeeeeeeee! Ketika saya misa novena di Gua Tritis, Ming

gu, 3 Februari 2013, saya diminta untuk menanam pohon Kelor juga.

Sesanti: Kesehatan dari Kelor Gunungkidul untuk seluruh dunia.

Salam, doa 'n Berkah Dalem, “

J Christ, “Berkah Dalem, Bapak Uskup, nyuwun pangapunten, Bapak

Uskup. Kami tidak sempat mendokumentasi gerakan penanaman kelor.

Gerakan ini dilakukan oleh keluarga-keluarga. Memang belum se

luruhnya melakukan. Kami masih perlu mengkonsientisasi dalam misa

-misa lingkungan (terutama di paroki Kelor). Ternyata banyak

di antara umat paroki yang belum tahu manfaatnya, bahkan ada yang

belum pernah melihat pohon kelor. Padahal hampir di setiap wilayah,

bisa dipastikan ada umat yang memiliki pohon Kelor tersebut. Oleh ka

rena itu, kami sembari terus mencari bibit dari umat untuk disalurkan

kepada umat yang belum memiliki, sekaligus memberi penjelasan

sederhana akan manfaatnya, yang tidak hanya untuk mengusir "cekel

Page 57: Warta Paulus 90 _ 28 Maret 2013 _ Edisi Paskah 2013

EDISI PASKAH - 28 MARET 2013

GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

55

PASTOR VS TUKANG PARKIR... Alkisah seorang pastor di Perancis meninggalkan pesan pada secarik

kertas yang diletakkan di antara kaca dan "wiper" mobilnya. Pesan itu

berbunyi: "Sudah sepuluh kali saya berkeliling blok ini, tidak ada tempat

parkir yang saya temukan, maka saya terpaksa parkir di sini. Ampunilah

kami akan segala kesalahan kami."

Ketika ia kembali ke mobilnya, ia mendapatkan pesan dari petugas

parkir di tempat yang sama. Pesan itu berbunyi: "Sudah sepuluh tahun

saya bekerja di sini.

Apabila saya tidak

memberikan surat

tilang parkir kepada

Anda, maka saya akan

dipecat. Janganlah

membawa kami ke

dalam pencobaan."

(Sumber : E-Humor)

an", tapi lebih-lebih untuk kesehatan.

Begitu, Bapak Uskup, gerakan ini sudah dimulai pada masa APP

ini, dan akan terus digalakkan sepanjang tahun, dengan target seluruh

umat (keluarga-keluarga) menanam pohon Kelor. Saya sertakan e-

book tentang Kelor yang cukup lengkap dalam attachment. JChrist,

Kelor”

Anda ingin hidup sehat? Ada e-book "KELOR POHON AJAIB". Click link

ini: http://kelorina.com/. Silakan membaca! Jadikanlah (kelor) santapan sehari-

hari. Beritakanlah kabar suka cita itu kepada yang lain. Jadilah Rasul Kelor!

Salam, doa 'n Berkah Dalem,

+ Johannes Pujasumarta

Page 58: Warta Paulus 90 _ 28 Maret 2013 _ Edisi Paskah 2013

WARTA PAULUS NO. 90

TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

56

WARTA PAULUS MEDIA KOMUNIKASI

PAROKI SANTO PAULUS SENDANGGUWO - SEMARANG

Pelindung Pastor Kepala Paroki

Penasehat Ketua Bidang Yan Mas Dewan Paroki

Penanggungjawab Koord. Tim Kerja KomSos

Dewan Paroki

Pemimpin Redaksi J Paryadi

Staf Redaksi Drs. St. Suripto Atmosuwito

Drs. A Mardiyono Pius Koesdyantoro

M Yunus Waas

Artistik Alf. Sungging V Suparyanto

B Riyanto

Tata Letak J Paryadi

M Yunus Waas

Distribusi Ketua - Ketua Lingkungan

Penerbit Dewan Paroki Santo Paulus

Jl. Dr. Muwardi 7, 024 - 6711509 Sendangguwo Semarang

Alamat E-mail [email protected]

Percetakan CV Rind Abadi

Edisi 90, Paskah 2013 28 Maret 2013

Cover Depan Keseharian beberapa karyawan

GSP Sendangguwo desain oleh : V Suparyanto

Ingin Seperti Yesus... Alkisah pada suatu hari, seorang pastor

tua terbaring sekarat di tempat tidur nya.

Dia meminta dokter dan pengacara, yang

kebetulan juga umat parokinya, datang ke

pastoran. Ketika mereka tiba, mereka

langsung diantar ke kamar pastor tua itu.

Saat melihat keduanya masuk, dia meng

ulurkan tangannya dan mengisyaratkan

agar mereka duduk di samping kiri dan

kanan tempat tidurnya. Kemudian dia me

raih tangan mereka, mendesah puas, lalu

tersenyum.

Waktu berjalan cukup lama, tanpa ada

yang berkata-kata. Diam-diam, dokter dan

pengacara tersentuh dan tersanjung ka

rena sang pastor menginginkan mereka

menemaninya di saat-saat terakhirnya.

Padahal, pastor itu tidak pernah me

nunjukkan rasa suka kepada mereka.

Khotbah-khotbahnya selalu menegur keras

mengenai keserakahan mereka dan tingkah

laku buruk lainnya, sehingga mereka acap

kali gelisah ketika mendengar khotbah

pastor tersebut.

Akhirnya si dokter memberanikan diri ber

tanya, "Pastor, mengapa Anda memanggil

kami untuk menemani Anda?"

Pastor tua mengerahkan sisa-sisa ke

kuatannya, dan berbicara dengan lemah,

"Yesus mati di antara dua pencuri... dan

aku ingin mati seperti-Nya." �

Page 59: Warta Paulus 90 _ 28 Maret 2013 _ Edisi Paskah 2013
Page 60: Warta Paulus 90 _ 28 Maret 2013 _ Edisi Paskah 2013