warta paulus 92 _ 24 desember 2013 _ edisi natal 2013
DESCRIPTION
Media Informasi Umat Gereja Katolik Paroki Santo Paulus - Sendangguwo - SemarangTRANSCRIPT
EDISI NATAL - 24 DESEMBER 2013
GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG
1
"Datanglah, Ya Raja Damai"(bdk. Yes. 9: 5)
Sebuah ungkapan penuh kerinduan
dan harapan yang timbul di tengah
situasi kehidupan manusia saat ini,
situasi yang tidak hanya memberikan
banyak kemudahan karena begitu pesat
nya perkembangan teknologi dan ilmu;
namun juga disertai dengan begitu
banyaknya masalah sosial kehidupan
manusia seperti kejahatan, perampasan
hak orang, pelecehan, disintegrasi, per
selisihan dan perbedaan pendapat yang
mencuat akibat kurangnya peran hati
nurani di dalam kehidupan sehari-hari. Peran penting hati nurani, semakin
tersingkir oleh peran duniawi yang diwakili oleh kepandaian intelektual yang
semakin canggih, kepentingan kelompok yang semakin besar serta impian-
impian pribadi yang semakin tak terkendali dan terpuaskan. Betapa banyak
peristiwa penghilangan nyawa orang lain, yang kebanyakan telah direncanakan
baik, dan dengan tingkatan perbuatan yang lebih sadistis dengan memutilasi
korbannya bagai seonggok daging belaka. Pelecehan seksual terhadap anak-
anak, bahkan yang lebih menyedihkan terjadi dalam keluarga sendiri, anak
kandung yang menjadi korban; atau yang lebih memalukan terjadi di lingkup
‘kesucian’, tokoh agama yang menjadi aktor pelakunya. Sering terdengar,
akibat perkara sepele, terjadi tawuran antar warga, kaum muda bahkan di
tingkatan ABG, sudah membiasakan diri dengan membawa senjata tajam, alat-
alat kekerasan dalam setiap perkelahian. Dan yang belakangan marak terjadi
adalah dengan penggunaan air keras sebagai senjata, untuk pelampiasan den
dam dan sebagainya. Keadaan yang pada satu sisi menawarkan ‘kebaikan
dunia’ namun di sisi sebaliknya secara samar tapi jelas menjadikan manusia
semakin menjadi serigala bagi manusia lainnya.
Sering kita menghadapi situasi ini dengan lebih banyak menyalahkan edu
kasi formal anak-anak kita yang diterima sekarang ini, atau pengaruh budaya
asing yang menjadi kambing hitam dengan eksploitasi kekerasan dalam tayang
an-tayangan video demi kepuasan pemirsanya. Hak atas kehidupan berkeyakin
an dan beribadah secara bebas yang ‘nampak harmonis’ namun kenyataannya
semakin dipersempit kalau bisa bahkan dipersulit. Allah yang penuh kasih dan
WARTA PAULUS NO. 92
TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI
2
sabar tanpa batas dan esa dijabarkan sebatas kemampuan kecil pikiran manusia,
yang dengan hukumnya sendiri mengadili sesama, tanpa menghiraukan Hukum
Cintakasih Tuhan. Pernahkah kita mencoba menelisik, apakah kita punya andil,
peran dalam keadaan ini yang tidak kita sadari?
Secara pribadi, mungkin banyak diantara kita berkata : “ah, tidak mungkin
aku seperti itu. Aku seorang yang taat beribadah kepada Tuhan. Aku juga pe
duli dengan orang di sekitarku, ........dan seterusnya”. Sungguhkah terjadi
demikian. Jujurkah pendapat itu? Kalau ya, mengapa semakin banyak terjadi pe
ristiwa menyedihkan disekitar kita? Berapa banyak di antara kita yang sadar
sepenuhnya, bahwa dalam hal kecil kehidupan sehari-hari, orang lain pun me
miliki hak yang sama dengan kita dalam menjalani hidup itu sendiri; bahkan
dengan dalih kita punya hak menikmati hidup, maka kita me-nomor dua-kan
orang sekitar kita. Contoh sederhana, dalam perilaku sehari-hari kita berada di
lingkup publik, baik di jalan raya atau di tempat-tempat umum. Banyak hal
terjadi karena rasa ‘ingin terutama’, seperti kemacetan akibat tidak sabarnya
para pengguna jalan yang ingin menjadi nomor satu, terdepan, tercepat.
Kesemerawutan di pasar-pasar tumpah, akibat para pelaku pasar yang ingin
terdepan, paling nampak, sehingga mengorbankan hak pengguna jalan. Ber
jubelnya manusia dalam antrian agar didahulukan haknya tanpa menghiraukan
orang lain yang juga mengantri. Berapa banyak peristiwa yang meng-atas nama
-kan ‘kebutuhan hidup’, menduduki lahan yang bukan hak dan miliknya?
Perilaku ini semakin lama menjadi sebuah habitus yang baru, dan sedihnya
lagi habitus ini ‘dibenarkan’ begitu saja bahkan dibela dengan alasan ‘hak
hidup’. Sifat premanisme halus hingga kasar telah begitu saja melekat dalam
diri kita, dan celakanya bertendensi turun temurun ke generasi penerus kita,
dan semakin berkembang. Sikap buruk kita akan menjadi gambar dalam hidup
penerus kita sendiri, bahkan ada kemungkinan dengan ‘teknik yang lebih
canggih’ lagi.
Tuntunan kebajikan agama / rohani yang ditawarkan secara cuma-cuma,
hanya diterima sebagai selingan dibanding gemerlap keindahan hidup yang
memuaskan hati walau berharga mahal sebagai ‘makanan pokok’ jiwa kita.
Tuhan Yang Pengasih dibiarkan duduk menanti dalam diam di luar pintu jiwa
manusia, yang sedang sibuk melayani Setan yang royal membagi kesenangan
hidup.
“Datanglah, Ya Raja Damai” sebagai ungkapan dari kegelisahan manusia
atas perilaku kehidupan yang semakin buruk, menjadi gambaran baru dari
perilaku sama umat Allah dalam Perjanjian Lama, sehingga melalui nabi Yesa
ya Allah berfirman, ....Sebab kuk yang menekannya dan gandar yang di atas
bahunya serta tongkat si penindas telah Kaupatahkan seperti pada hari
kekalahan Midian. Sebab setiap sepatu tentara yang berderap-derap dan
EDISI NATAL - 24 DESEMBER 2013
GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG
3
setiap jubah yang berlumuran darah akan menjadi umpan api. Sebab seorang
anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang
pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat
Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai.....(Yes. 9:3-5).
Harapan akan kehidupan baru yang betul-betul indah dan damai sejahtera,
merupakan harapan mulia dari semua orang beriman. Dan sebagai seorang
pengikut Kristus yang sejati, harapan ini mampu menjadi nyata hanya karena
keterbukaan kita, ketulusan kita dalam menerima hadirnya ‘Sang Putera’,‘Anak
yang telah lahir bagi kita’ yang kita persilahkan untuk memerintah kita
menanggalkan ‘sepatu dan jubah kita yang berlumur darah’; -‘sepatu perang’
yang biasa kita gunakan untuk menginjak hak orang lain; ‘jubah’ yang me
nutupi kejahatan hati kita dengan kepura-puraan, berpura-pura taat beribadah
tapi sering melakukan perbuatan dosa, berpura-pura dermawan namun gemar
korupsi, berpura-pura suka menolong namun hanya saat di tengah orang
banyak; - untuk menjadi umpan api, ‘api pengorbanan diri’ untuk kesejahteraan
hidup bersama.
Selamat Natal. �
YW
WARTA PAULUS NO. 92
TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI
4
Dari Bilik RedaksiDari Bilik RedaksiDari Bilik RedaksiDari Bilik Redaksi
Shalom pembaca yang budiman,
Natal telah tiba. Saat yang penuh ke
gembiraan telah memasuki hari-hari
kita yang telah penat berkarya, belajar
atau juga lelah mencari nafkah selama
setahun ini. Kita ingat masa kecil kita,
yang begitu berbinar mengharapkan ka
do, hadiah apa yang akan kita peroleh
dari Sinterklas di hari Natal ini? Dan
betapa berbahagianya kita, tertawa se
nang kala telah memperoleh kado yang
kita idamkan.
Di saat sekarang ini pun, kita se
bagai umat Kristiani, telah kembali
mendapatkan kebahagiaan baru
dengan menyambut kedatangan Yesus
sebagai manusia di tengah-tengah kita.
Dan sebagai umat Paroki Sendang
guwo, Natal tahun ini serasa lebih isti
mewa, karena kita memperoleh kado
istimewa, sebuah harapan dan kerindu
an umat akan akses masuk gereja yang
lebar pun telah dikabulkan oleh Tuhan.
Tuhan telah menunjukkan kemurahan
dan perbuatan-Nya yang ajaib dengan
luar biasa. Uluran tangan kasih-Nya di
nyatakan kepada kita lewat cara
sederhana, yang tidak menjadikan kita terkejut-kejut, namun melalui peristiwa
hidup sehari-hari, pertolongan datang melalui tangan-tangan manusia biasa
yang digunakan-Nya untuk bekerja.
Pembaca yang budiman, tak terasa pula akhir tahun 2013 ini merupakan
akhir masa tugas para pelayan umat dan gereja yang disebut anggota Dewan
Paroki, termasuk di dalamnya para Ketua Lingkungan dan Ketua Wilayah. Di
lingkup terdepan, yaitu Lingkungan telah terpilih pelayan umat yang ‘baru’,
bisa benar-benar ‘baru’ figurnya atau hanya sekedar ‘baru’ tugasnya. Upaya re
generasi pelayanan terus diupayakan, menantang kaum mudanya untuk lebih
DAFTAR ISI
� Datanglah, Ya Raja Damai 1
� Dari Bilik Redaksi 4
� Surat dari Romo Paroki 7
� Anakku Seorang Komikus 9
� Memperingati Hari Pangan Sedunia 13
� Tahukan Anda ? 17
� Renungan Natal 21
� Resensi Film: Evelyn 23
� Perkawinan, Pintu Masuk Hidup Berkeluarga 25
� Langgam Pandonga Salam Maria 33
• Santo Yohanes Kapistrano 37
� Lupa Taruh Di Mana 39
� Pemilihan
Ketua Lingkungan Baru 41
� Semangat Untuk Berbagi 47
� Nguda Rasa, Mo Semar 53
� Pernak-Pernik di Bulan Rosario 58
EDISI NATAL - 24 DESEMBER 2013
GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG
5
berperan lagi dalam tugas pelayanan umat dan gereja.
Secara khusus, Tim Kerja Komunikasi Sosial yang melayani lewat media
tercinta ini juga habis masa tugasnya. Ke depan, dengan Tim Kerja yang lebih
solid dan mumpuni, diharapkan mampu memberikan lebih kepada umat, agar
media ini tidak hanya menjadi ‘sampah’ belaka, namun benar-benar dirindukan
dan dibutuhkan umat. Mungkin bentuk atau wajah media bisa berganti, namun
misi untuk memberikan informasi seputar paroki dan katekese umat dapat terus
dipertahankan bahkan ditingkatkan kualitasnya. Dan kami, para pekerja
pengelola Warta Paulus, beserta Koordinator Tim Kerja KomSos, memohon
maaf sebesar-besarnya kepada para pembaca, umat Paroki St. Paulus-Sendang
guwo tercinta, apabila dalam pengelolaan, pen-distribusi-an, pemuatan artikel-
artikel, penolakan-penolakan bahkan kekeliruan dalam pemuatan iklan ucapan
selamat, yang disengaja maupun tidak, telah membuat suasana hati umat
menjadi tidak nyaman.
Akhir kata, kami atas nama Timja KomSos dan segenap pekerja Warta
Paulus mengucapkan ‘Selamat Natal 2013 dan Tahun Baru 2014’. Berkah
Dalem. �
WARTA PAULUS NO. 92
TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI
6
EDISI NATAL - 24 DESEMBER 2013
GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG
7
Surat dari Romo ParokiSurat dari Romo ParokiSurat dari Romo ParokiSurat dari Romo Paroki Salam Kasih Yesus, Maria dan Yusuf.
Bapak, ibu saudara-saudari serta anak-anakku se
Paroki yang dikasihi Tuhan, pertama-tama, saya meng
ucapkan Selamat Natal, semoga Natal tahun ini sungguh
membawa kegembiraan dan kebahagiaan dalam paroki,
keluarga, dan lingkungan kita. Kita telah merenungkan
selama masa adven untuk mempersiapkan kedatangan
Tuhan Yesus supaya kita semakin layak menerima dan
merayakan kehadiran-Nya. Permenungan ini menyadarkan kita akan
pentingnya usaha untuk terus menerus mengembangkan iman kita, terlebih
dalam keluarga dan lingkungan kita masing-masing. Dalam hal ini, Komisi
Kateketik Keuskupan Agung Sema rang melalui tema Adven 2013
yakni “Pengembangan iman dalam ke luarga, Sekolah, lingkungan dan
paroki” sangat membantu kita untuk se makin meningkatkan keutamaan
kristiani kita. Usaha ini akan berhasil apabila melibatkan semua unsur, mulai
dari keluarga, anak-anak, remaja, orang muda dan orang dewasa, sehingga
pengembangan iman ini merupakan usaha ber sama, baik keluarga, sekolah
dan paroki.
Keluarga merupakan Gereja kecil, basis pengembangan iman, dimana ma
sing-masing anggota mengusahakan tumbuh dan berkembangnya iman. Anak
bersama dengan keluarga bermitra dengan sekolah yang menjadi tempat
sosialisasi dan interaksi anak. Keluarga bersama dengan lingkungan me
ngembangkan komunitas basis beriman. Komunitas basis beriman menghayati
hidupnya seperti yang telah dihayati oleh jemaat perdana, dimana selalu ada in
teraksi antar anggota persekutuan umat beriman yang dikuatkan dengan saling
berbagi, doa bersama, dan Ekaristi. Dalam hal ini, kita perlu menyadari, bahwa
setiap keluarga mempunyai peran yang sangat besar dan utama untuk mem
bentuk komunitas tersebut, baik komunitas lingkungan, wilayah dan paroki,
dengan berbagai kegiatan. Kesediaan dan keikhlasan yang di landasi oleh iman
kristiani, merupakan motivasi dasar bagi setiap umat dan keluarga untuk
terlibat dalam berbagai kegiatan demi kepentingan gereja yang lebih besar, dan
akan menjadikan Gereja Paroki semakin signifikan dan relevan bagi umat dan
masyarakat pada umumnya.
Saudara-saudariku terkasih, di akhir tahun 2013 ini, masa bakti kepengurus
an Dewan Paroki beserta seluruh pengurus Lingkungan dan Wilayah berakhir.
Oleh karena itu, dari ketulusan hati yang terdalam, saya mengucapkan berjuta
laksa terima kasih kepada seluruh pengurus Dewan Harian, para ketua Wilayah
WARTA PAULUS NO. 92
TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI
8
dan para ketua lingkungan pada masa bakti Dewan Paroki 2011-2013, atas ke
sediaan dan keikhlasan hati dalam melayani umat. Semoga berkat Allah selalu
melimpah kepada anda semua. Dalam hal ini, saya berharap untuk kepengurus
an masa bakti 2014-2016, muncul kader-kader baru yang memiliki semangat
dan jiwa pelayanan total, tulus dan tanpa pamrih, untuk bersama-sama me
ngembangkan dan memajukan paroki tercinta kita ini. Saya sangat percaya,
banyak “harta surgawi” di paroki kita.
Akhirnya, marilah kita bersyukur di Hari Raya Kelahiran Tuhan kita Yesus
Kristus ini. Allah Bapa di surga mengutus AnakNya yang tunggal untuk men
jadi manusia, agar setiap manusia yang percaya kepadaNya tidak binasa, me
lainkan beroleh hidup yang kekal. Oleh karena itu marilah kita wujudkan rasa
syukur atas anugerah Natal yang telah diberikan kepada kita. Marilah kita me
manfaatkannya secara optimal dan maksimal, dengan menjadi pelayan-pelayan
Allah melalui karya, tugas, pekerjaan dan pelayanan kita di antara sesama.
Semoga kita menjadi terang di manapun kita berada, melalui kesaksian
hidup, dan akhirnya kita juga dapat menjadi saluran berkat bagi semakin
banyak orang.
Selamat Natal 2013 dan Tahun Baru 2014
Salam Kasih dan Berkah Dalem �
MC Sadana Hadiwardaya,MSF
EDISI NATAL - 24 DESEMBER 2013
GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG
9
Anakku Seorang Komikus Oleh: Aoirisuka
(sebagian disarikan dari kisah nyata):
Serin jatuh hati pada manga / komik sejak duduk di bangku Sekolah Dasar.
Ia pun memiliki impian untuk menjadi seorang mangaka / komikus kelak jika
telah dewasa. Kini, ia telah lulus dari Sastra Jepang di sebuah universitas. Sete-
lah menanti sekian tahun, akhirnya ia mempunyai waktu sepenuhnya untuk me
nuangkan talenta, kemampuan, dan ide-idenya untuk membuat banyak manga.
Serin merupakan salah satu mangaka hebat karena ia tak perlu mencari ide ke
mana-mana. Ide-lah yang sering datang kepadanya karena ia memiliki imajina
si yang tinggi, dan ia bersyukur kepada Tuhan karena hal ini. Ia menyadari
bahwa tujuan kehidupan adalah menemukan bakat, dan makna kehidupan ada
lah memberikan bakat. Karena bakat / talenta adalah hadiah yang Tuhan beri-
kan untuk kita manusia. Apa yang kita lakukan terhadap talenta kita itu adalah
hadiah balasan kita untuk Tuhan. Serin ingin mempersembahkan talenta yang
ia miliki untuk memuliakan-Nya. Tak sekadar menggambar, ia ingin menuang-
kan pesan inspiratif ke dalam manga-manganya itu.
Setelah lulus dari sebuah universitas, biasanya orang akan bekerja di sebuah
instansi / perusahaan. Alih-alih bekerja di sebuah instansi, Serin lebih suka
bekerja sendiri sebagai mangaka yang produktif. Menghabiskan waktunya se-
cara efisien di depan buku sketsa atau laptop untuk menuangkan ide-idenya.
Tak luput dari halang-rintang; impian, pilihan, dan keputusan Serin untuk men-
jadi mangaka ini ditentang kuat oleh sang ibu. Ibunya berkehendak agar Serin
menjadi pengajar di sekolah atau bekerja di sebuah perusahaan, agar bila ada
orang yang bertanya di mana puterinya itu bekerja, ibunya dapat menjawab
nama tepat instansinya. Serin yang sudah ‘kekeuh’ dengan pilihan kariernya,
ingin sekali menawarkan sudut pandang baru kepada ibunya, bahwa mangaka
adalah sebuah profesi juga. Dan profesi / pekerjaan tidak selalu harus di sebuah
instansi. Mengapa harus mempedulikan kata orang-orang yang cenderung fo-
kus pada kedudukan / derajat? Bukan orang-orang tersebut yang menghidupi
Serin, Serin-lah yang mesti menjalani hidupnya.
Hampir setiap hari ibu Serin mengusik anaknya itu hingga nyaris membuat
Serin ingin menghindar dari ibunya setiap saat. Di tengah hadirnya tentangan
kuat yang sungguh menyiksa itu, seorang teman Serin yang bernama Tasia
meminjaminya sebuah novel terjemahan berjudul The Alchemist karya Paulo
Coelho. Usai membaca novel tersebut, Serin merasa bahwa novel itu adalah
novel ter-luar biasa yang sejauh ini pernah dibacanya. Novel The Alchemist
WARTA PAULUS NO. 92
TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI
10
telah memberinya kekuatan, motivasi, dorongan semangat untuk tak menyerah
mengejar impian. The Alchemist menawarkan dan memberikannya keberanian
untuk mengambil resiko demi mengikuti dan mewujudkan impian. Karena
hidup ini hanya sekali, terlalu singkat untuk menjadi orang lain atau untuk me-
wujudkan impian orang lain yang dipaksakan kepada kita. Live your life today
like there is no tomorrow. Dari buku luar biasa tersebut, Serin semakin mantap
untuk meniti karier impiannya sejak kecil, dan ia sungguh berterima kasih
kepada Tasia, temannya yang senantiasa mendukung keputusannya ini.
Tanpa menyerah dan putus asa, Serin berusaha merealisasikan ide-idenya ke
dalam bentuk manga demi manga. Dan kini, ia berhasil menjadi seorang man-
gaka yang sukses menyebarkan cerita-cerita manga karyanya yang sebagian
besar inspiratif itu kepada masyarakat luas. Setelah menyaksikan pencapaian
karier anaknya ini, ibu Serin akhirnya bisa menjawab pertanyaan seputar pro-
fesi anaknya yang diajukan orang lain kepada beliau. Kini ibunya dapat men-
jawab dengan bangga, “Anakku seorang komikus!”
Wisewords:
• Apa pun keputusan Anda, biarlah itu datang dari dalam hati Anda (Princess Diaries 2).
• Hati nurani selalu berbisik dan berkata. Hati nurani adalah kehadiran
Bapa dalam diri manusia, namun kadang kita menutup hati untuk men
dengar, melihat, dan merasakan.
• Hati kita membentuk kehormatan kita yang sejati, bukan pendapat orang
lain (Coleridge).
• Sebagai orang tua, jangan kita memaksakan kehendak atau impian kita
kepada anak-anak kita. Biarlah anak-anak kita menjadi apa pun yang
mereka inginkan kelak, selama ia bisa menjadi yang terbaik di bidangnya (Deddy Corbusier dalam Hitam Putih).
• Jangan pernah mencoba men-
jadikan putra-putri Anda menjadi
seperti Anda. Diri Anda cukup
satu saja (Arnold Glasow).
• Berikan yang terbaik dari apa
yang hatimu miliki, itu yang seo-
rang seniman ketahui (The Christ-
mas Cottage).
• Ikuti impian-pimpianmu. Saat
kau menemukan hal yang kau
EDISI NATAL - 24 DESEMBER 2013
GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG
11
WARTA PAULUS NO. 92
TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI
12
cintai dan ingin kau lakukan, jangan biarkan apa pun menghentikanmu.
Selalu ingat, ada banyak orang yang sudah menolongmu selama ini.
Jika kau punya orang-orang yang setia mendukung seperti keluarga, te-
man-teman, atau siapa pun dia, itu hal yang hebat! (Dakota Fanning).
• Jikalau kenyataan dapat menghancurkan impian, kenapa impian tidak
dapat menghancurkan kenyataan? (George Moore).
• Definisi arti hidup begitu beragam. Hidup adalah pembelajaran, hidup
adalah pilihan, hidup adalah kesempatan. Hidup hanyalah masalah sudut
pandang, hidup hanyalah masalah waktu.
• Untuk segala sesuatu ada masanya… (Pengkhotbah 3:1a). �
“Jangan meninggalkan bacaan spiritualmu. Bacaan (tersebut) telah membuat banyak orang kudus.” — St. Josemaria Escriva
EDISI NATAL - 24 DESEMBER 2013
GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG
13
MEMPERINGATI
HARI PANGAN SEDUNIA ( HPS ) TAHUN 2013
Pada dasarnya makhluk hidup ciptaan Tuhan pasti memerlukan makanan,
dan Tuhan telah menyediakan segala kebutuhan manusia akan pangan.
Memperingati Hari Pangan Sedunia tahun 2013 dengan tema Mencintai dan
Merawat Bumi, gereja mengajak
umat semakin menyadari penting
nya pangan bagi kita semua dengan
menjaga lingkungan alam, mencintai
dan merawat bumi sebagai lahan
penghasil pangan. Untuk itu Gereja -
dalam hal ini Tim Kerja PSE - me
nyelenggarakan Bazar produk umat
Paroki St.Paulus-Sendangguwo ber-
sama Paroki St. Perawan Maria Ratu
Rosario Suci, Katedral (batal tam-
pil), Paroki Mater Dei-Lampersari,
Paroki St. Athanasius Agung-Karangpanas dan Paroki St. Petrus-Sambiroto.
Selain bazar juga diselenggarakan pelatihan kewirausahaan umat di Paroki de
ngan tujuan :
• Membangun kreatifitas di wilayah kota untuk membangun ketahanan pa
ngan keluarga
• Saling belajar antar Paroki dalam membangun Gereja Umat terutama un-
tuk menyelenggarakan pangan sehat bagi keluarga
• Untuk menggali potensi umat dalam upaya untuk meningkatkan pendapat
an ekonomi keluarga dalam bidang usaha perdagangan dan home industry
• Untuk menjalin kerjasama antar umat Paroki Santo Paulus
• Membuat jaringan usaha antar umat Paroki se Kota Semarang
Kegiatan bazaar diadakan pada hari Sabtu dan Minggu tanggal 2 dan 3 Nopem-
ber 2013 berlokasi di halaman Gereja St. Paulus - Sendangguwo, dengan pe-
serta bazar umat dari Paroki Karangpanas, Lampersari, Sambiroto dan Sendang
guwo, sedangkan jenis produk maupun barang dagangan yang dipamerkan ada
lah hasil karya umat (bukan pabrikan).
Antusiasme umat yang hadir dan menikmati hasil produk olahan umat yang
disajikan dalam keadaan segar, hangat dan sehat untuk dinikmati, antara lain
WARTA PAULUS NO. 92
TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI
14
EDISI NATAL - 24 DESEMBER 2013
GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG
15
bakso, soto, nasi liwet, nasi pecel, rawon setan, gado-gado, minuman dan
aneka gorengan, cemilan dari getuk, hingga cemilan yang dikemas dalam plas-
tik, disamping itu juga dijual aneka tanaman. Umat menikmati dengan santai
usai mengikuti Misa Sabtu sore maupun Misa Minggu pagi, sambil mendengar
kan live musik yang disajikan OMK Paroki St. Paulus - Sendangguwo. Bazar
ditutup pada hari Minggu siang pukul 12.00.
Semoga HPS setiap tahun dapat terselenggara sehingga hasil produk umat
dapat dikenal dan menambah
pendapatan ekonomi keluarga,
juga saling kenal bukan hanya
antar umat di Paroki St. Paulus
-Sendangguwo juga dengan
umat Paroki peserta bazar lain-
nya. Kegiatan dari Umat untuk
Umat menambah pengetahuan
dan keakraban antar Umat.
Berkah Dalem. �
Pius Koesdyantoro
WARTA PAULUS NO. 92
TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI
16
EDISI NATAL - 24 DESEMBER 2013
GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG
17
Tahukah Anda ? Beberapa peristiwa di seputar 25 Desember
Pada setiap tanggal 25 Desember,
kita memperingati hari Kelahiran Ye-
sus Kristus dan dirayakan oleh umat
kristiani diseluruh dunia. Namun apa
kah anda tahu, banyak sekali hal-hal
penting yang terjadi pada tanggal ter
sebut. Berikut ini beberapa kejadian
yang saya pilih;
Sir Isaac Newton (25 Desember 1642 - 20 Maret 1727)
dalam Kalender Julian
Lahir di Woolsthorpe-by-Colster
worth, Lincolnshire, Inggris. Beliau
dikenal sebagai seorang fisikawan,
matematikawan, ahli astronomi, filsuf
alam, alkimiawan, dan teolog yang
berasal dari Inggris. Ia merupakan
pengikut aliran heliosentris dan ilmu-
wan yang sangat berpengaruh sepan-
jang sejarah, bahkan dikatakan seba-
gai bapak ilmu fisika klasik.
Karya bukunya Philosophiæ Natu-
ralis Principia Mathematica yang
diterbitkan pada tahun 1687 dianggap
sebagai buku paling berpengaruh se
panjang sejarah sains. Buku ini mele-
takkan dasar-dasar mekanika klasik.
Penampilan pertama lagu ‘Silent
Night’ (Gereja St. Nikolaus di Obern-
dorf, Austria). Tahun 1818
Tahun 1816 Pastor Joseph Mohr
menu l i s l i r i k l a gu “Malam
Kudus” (aslinya “Stille Nacht”) ketika
bertugas di gereja peziarah di sebuah
desa Mariapfarr, Lungau di pegunung
an Alpen, Austria. Beberapa hari se-
belum Natal tahun 1818, Joseph Mohr
sebagai pastor pembantu di gereja St.
Nikolaus, Obendorf, Salzburg, Aus-
tria, bingung karena organ di gereja
rusak. Umat bakal kecewa jika lagu-
lagu Natal dinyanyikan tanpa iringan
organ. Dalam keadaan bingung, Mohr
berjalan kaki ke rumah Franz Gruber,
seorang guru SD yang menjadi organ
is dan pemimpin koor di gereja. Ia me
nunjukkan lirik yang ditulis dua tahun
lalu kepada Gruber. Gruber langsung
menggubah melodinya dan menyerah
kannya kepada Mohr. Mohr merasa
puas dan keduanya mulai berlatih.
Tepat pada malam vigili Natal, 24 De
sember 1818, Mohr menyanyikan
suara tenor sambil mengiringi dengan
gitar, sedangkan Gruber menyanyikan
suara bas. Nyanyian keduanya lang-
sung disambut gembira umat.
Kematian Charlie Chaplin (25 Desember 1977)
Sir Charles Spencer Chaplin, Jr.
(lahir di East Street, Walworth, Lon-
don, 16 April 1889 – meninggal di
Vevey, Swiss, 25 Desember 1977 pa
da usia 88 tahun), atau lebih dikenal
dengan nama Charlie Chaplin, ada
lah aktor komedi Inggris yang merupa
kan salah satu pemeran film terkenal
dalam sejarah Hollywood di era film
hitam putih, sekaligus sutradara film
yang sukses. Aktingnya di layar perak
menjadikan Charlie Chaplin sebagai
salah satu artis pantomim dan badut
terbaik yang sering dijadikan panutan
WARTA PAULUS NO. 92
TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI
18
EDISI NATAL - 24 DESEMBER 2013
GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG
19
bagi seniman di bidang yang sama.
Chaplin adalah salah satu tokoh pal-
ing berpengaruh dan paling kreatif di
era film bisu. Di dalam film-filmnya,
Chaplin dikenal suka merangkap-rang
kap, mulai dari peran utama, sutra-
dara, penulis naskah, hingga pengisi
ilustrasi musik. Kehidupan Chaplin
penuh pasang surut, mulai dari masa
kecil yang dibalut kemiskinan, hingga
tiba di puncak ketenaran bintang Hol-
lywood sekaligus simbol budaya.
Mikhail Sergeyevich Gorbachov (Mundur dari kursi jabatan 25 Desem-
ber 1991)
Pria kelahiran Stavropol, 2 Maret
1931 ini adalah politikus Rusia dan pe
mimpin Uni Soviet periode 1985 -
1991. Pada masa pemerintahannya, ia
melakukan perubahan besar-besaran
dalam sistem perekonomian dan poli
tik yang secara langsung maupun ti-
dak langsung memicu bubarnya Uni
Soviet. Seperti kebijakan program
perestroika (pembangunan kembali)
ekonomi dan masyarakat. Terjadi per-
golakan besar pada tahun 1991 saat
ada percobaan kudeta oleh kelompok
garis keras di Moskwa yang dipicu
oleh adanya pertentangan atas rencana
perubahan bentuk negara. Usahanya
membentuk federasi gabungan dan pe
merintahan transisi gagal. Semua ang-
gota Uni Soviet kecuali Rusia dan
Kazakhstan menyatakan kemerdekaan
dan keluar dari Uni Soviet pada bulan
Oktober. Para pemimpin Rusia, Ukrai
na, Belarusia kemudian menyatakan
bahwa Uni Soviet telah bubar dan
mengumumkan pembentukan aliansi
longgar yang mereka sebut Perserikat
an Negara-Negara Merdeka. Gorba-
chev sempat mendapatkan nobel per-
damaian pada tahun 1990, namun
juga terkenal karena perseteruannya
dengan Ronald Reagan yang pada saat
itu menjabat sebagai presiden Ameri
ka Serikat.
Peristiwa penting lainnya:
25 Des. 800 - Pengangkatan Charle-
magne sebagai Kaisar Romawi Suci
di Roma.
25 Des. 1939 - A Christmas Carol
karya Charles Dickens dibacakan di
radio untuk pertama kalinya
25 Des. 1941 - Jepang membom La-
pangan Terbang Ulin, merupakan ser-
angan pertama kalinya terhadap ke
dudukan Belanda di Kalimantan Sela-
tan.
25 Des. 2006 - Meninggalnya Gita
Sesa Wanda Cantika (Keke), pende-
rita pertama kanker ganas Rhabdomy-
osarcoma (Kanker Jaringan Lunak) di
Indonesia. � Sumber: mbah google
Oleh Leonardo
WARTA PAULUS NO. 92
TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI
20
EDISI NATAL - 24 DESEMBER 2013
GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG
21
RENUNGAN NATALRENUNGAN NATALRENUNGAN NATALRENUNGAN NATAL
Seorang pemuda terlahir dari tengah keluarga berada; papanya seorang
pengusaha, mamanya adalah seorang yang aktif dalam kegiatan sosial dan me
miliki beberapa yayasan. Dia mempunyai seorang adik perempuan yang cantik.
Dalam keluarganya ia termasuk anak yang dimanja, hampir semua keinginan
nya dipenuhi.
Prestasinya pun patut dibilang membanggakan, walaupun ia sering malas
untuk pergi ke gereja dibanding adik perempuannya. Papanya mencetak dia
menjadi penerus usaha keluarga. Ketekunan, disiplin, dan kerja keras, hampir
semua terbentuk sempurna dalam dirinya. Hingga semua hal dia pikir dengan
logika dan empiris.
Pada suatu malam Natal; papa, mama dan adik perempuannya pergi ke
gereja. Ia sendiri tidak mau pergi ke gereja, karena di dalam dirinya masih ter
dapat pergumulan tentang fakta bahwa kelahiran Yesus di dunia yang hanya se
batas cerita. Ilmu yang selama ini didapatnya menepis kebenaran itu. Pendidik
an liberal yang dia peroleh sering membutakan hatinya untuk melihat kebenar
an dengan kacamata iman, sehingga ‘mindset’nya hanya sebatas dikotomi
benar-salah, untung-rugi dan baik-buruk.
Maka dia memilih pergi ke villa milik papanya bersama teman-temannya
daripada pergi ke gereja merayakan Misa pada malam Natal. Cuaca pada
malam itu cukup dingin, mendung menggelayut tebal. Seperti layaknya anak
muda, sesampai di villa dia bersama teman-temannya merayakan pesta, gitaran,
dan sebagainya.
Waktu sudah mendekati tengah malam, mendung semakin tebal, bahkan
senyuman bulan pun sirna diselimuti mendung tebal. Angin bertiup kencang
terasa dingin dan menusuk tulang. Dia berdiri di lobby (teras kecil di depan
pintu) lantai dua villa. Ketika dia sedang termenung, mendadak ada beberapa
ekor anak kucing melompat ke arah lobby secara bergantian. Ternyata kucing
itu melompat dari arah genteng rumah sebelah.
Dia memang suka kucing terutama kucing jenis angora karena mamanya
juga memeliharanya di rumah. Melihat anak kucing tadi dia merasa kasihan,
karena sebentar lagi akan turun hujan. Dia berpikir untuk menangkap dan
memasukkannya ke dalam villa agar anak-anak kucing itu tidak kedinginan.
Tetapi setiap dia mendekat anak-anak kucing itu bergegas menyingkir.
Padahal sebentar lagi hujan akan turun dengan deras. Dia mencoba
mendekatinya lagi tetapi anak-anak kucing itu malah lari ketakutan. Dia meng
gerutu di dalam hatinya, dasar anak kucing, mau dibawa masuk malah lari.
WARTA PAULUS NO. 92
TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI
22
Segera dia menutup pintunya dan setelah beberapa saat, dari balik kaca anak-
anak kucing itu terlihat kembali lagi ke lobby.
Pemuda itu bergegas membuka pintunya kembali dengan harapan anak-anak
kucing itu mau masuk ke dalam villanya. Tetapi bersamaan dengan dia
membuka pintu, anak-anak kucing itu lari tunggang langgang. Dasar kucing
bodoh, kata pemuda itu dalam hatinya. Terserahlah kalau mau mati kedinginan
di luar sana. Dia berpikir di dalam hatinya seandainya dia menjadi kucing, dia
pasti dengan mudah bisa membimbing anak-anak kucing itu masuk ke dalam
villanya agar tidak kedinginan di luar sana karena hujan akan segera turun.
Bersamaan itu terdengar ada nada BBM masuk, dia bergegas membukanya,
ternyata ada pesan dari mamanya, tulisannya “Selamat Natal Anakku.....,
Tuhan Rela Hadir di Dunia Dalam Rupa Manusia....”. Sekonyong-konyong dia
bersimpuh dan berkata, sekarang saya mengerti Tuhan, kenapa Engkau rela
menjelma menjadi manusia.
Tuhan Memberkati. �
Arcadius S Adi Lingk. St. Fransiskus Asisi
Wilayah I, Pucang Gading
EDISI NATAL - 24 DESEMBER 2013
GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG
23
RESENSI FILM
EVELYN Yak….salam sejahtera buat para
pembaca Warta Paulus yang mhan
tabz. Kali ini saya ingin berbagi infor-
masi film yang dapat menjadi inspira
si kita (khususnya bagi saya pribadi).
Walau film ini terhitung sudah jadul,
tapi untuk suasana natal ini cocok lah
sebagai tontonan berkualitas bersama
keluarga.
Evelyn adalah sebuah film drama
tahun 2002, yang berbasis dari kisah
nyata Desmond Doyle dan perjuangan
nya melawan Pengadilan Tinggi Repu
blik Irlandia untuk menyatukan kem-
bali anak-anaknya pada tahun 1950an.
Film ini dibintangi oleh Sophie
Vavasseur sebagai pemeran utama,
yaitu Evelyn, Pierce Brosnan sebagai
ayah Evelyn (Desmond Doyle), serta
Aidan Quinn, Julianna Margulies,
dan Stephen Rea sebagai pendukung
dari kasus pada film tersebut.
Film ini didistribusikan secara terba-
tas di Amerika Serikat pada 13 Desem
ber 2002, dan kemudian di Inggris
pada 21 Maret 2003, diproduksi lang-
sung oleh Pierce Brosnan bersama
teman-temannya yang mendirikan
rumah produksi bernama Irish Dream-
Time, dengan dibantu oleh MGM Stu-
dio - AS, dan United Artist.
Kisah dimulai saat istri Desmond
(Claire Mullan) secara tiba-tiba kabur
meninggalkan keluarganya, yang di
anggapnya tidak akan mendatangkan
kemajuan, kecuali hanya kemiskinan
dan kemelaratan, setelah Desmond
(Pierce Brosnan) sebagai suaminya di
pecat dari pekerjaannya. Menurut atur
an hukum Irlandia di era itu, setiap
anak yang orang tuanya menganggur
atau tidak bekerja, wajib diserahkan
hak asuhnya kepada negara dan sang
anak akan ditempatkan di sebuah pan
ti asuhan Katolik.
Desmond, yang mencoba untuk me
ngembalikan anak-anaknya, apapun
caranya, mulai berjuang. Salah satu
nya adalah dengan cara meminta to
long kepada teman-temannya yang
secara tidak sengaja, dikenalnya
ketika Desmond sedang mabuk-
mabukan di bar. Bahkan saat itu, Des-
mond Doyle sempat menyinggung te
man-temannya tersebut, tanpa tahu
bahwa mereka semua bisa menolong
Desmond.
WARTA PAULUS NO. 92
TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI
24
Akhirnya, dengan penuh perjuangan
tanpa kenal lelah, Desmond bersama
Bernadette Beattie (Julianna Mar-
gulies) mencoba menghubungi kakak
nya, Michael (Stephen Rea), seorang
pengacara AS bernama Maurice
(Hugh MacDonagh) dan kawannya
yang bernama Thomas Connolly
(Alan Bates). Permasalahan malah se
makin merumit ketika istri Desmond
menolak untuk mengurus anak-anak
nya tersebut dan lebih memilih untuk
membiarkan anak-anaknya berada di
panti asuhan.
Desmond bersama teman-teman
nya lalu mengajukan gugatan balik
kepada Pengadilan Tinggi Irlandia,
dan berbagai alasan mereka kemuka
kan, namun semuanya selalu gagal di
mata hakim.
Di panti asuhan, Evelyn selalu
mendapat dukungan moril baik dari
kakeknya, maupun dari para suster
yang juga mendukung usaha ayahnya
tersebut.
Akhirnya setelah menunggu dan
bolak-balik mengajukan gugatan
ulang, kasus Desmond diterima oleh
Pemerintah Irlandia, dan kemenangan
seorang warga miskin ini membalik-
kan sejarah serta perjalanan hukum di
negara kecil tersebut, sehingga setelah
kasus Desmond ini, Pemerintah Irlan-
dia mengubah sistem hukum mereka,
terutama tentang hukum keluarga dan
hukum hak asuh anak, dimana semua
nya kini dikembalikan lagi kepada
orang tua masing-masing. �
Leonardo
EDISI NATAL - 24 DESEMBER 2013
GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG
25
PERKAWINAN
PINTU MASUK HIDUP BERKELUARGA
Keluarga adalah kesatuan hidup yang ter
bentuk karena adanya ikatan perkawinan an
tara seorang laki-laki dengan seorang perem-
puan. Dalam Gereja Katolik ikatan itu harus
lah merupakan ikatan yang kekal abadi, sebab
perkawinan itu sendiri diikat oleh Allah
sendiri. Karena diikat oleh Allah lewat Yesus
Kristus, maka hidup berkeluarga itu mempu
nyai dimensi sakramental, menjadi tanda pe
nyelamatan bagi orang lain karena memperlihatkan secara tegas kehadiran
Kristus dalam Jemaat-Nya (bdk. Ef. 5: 22-33). Kristus berkarya lewat keluarga
untuk memperluas kerajaan cinta sehingga keluarga menjadi tanda cinta Allah
sendiri yang kelihatan di dunia ini. Kesejahteraan dan kerukunan keluarga yang
dilandasi oleh cinta kasih yang tulus ikhlas menjadi tanda sakramental yang
paling nyata kepada masyarakat sekitarnya. Maka pangilan untuk membangun
hidup berkeluarga adalah panggilan dimana suami-istri saling menguduskan
dengan saling memberikan dirinya.
Bagi orang Kristen hidup berkeluarga adalah sebuah lembaga, artinya diatur
oleh hukum dan norma yang berlaku sesuai dengan hukum dan tradisi yang ber
laku di dalam Gereja. Hidup berkeluarga dimaksudkan sebagai lembaga ke-
luarga dimana suami-istri saling mengungkapkan cinta-kasihnya satu terhadap
yang lain dengan memberikan dirinya secara total dan pada saat yang sama lem
baga itu dimaksudkan sebagai sebuah komunitas yang bertugas melestarikan
keturunan manusia: melahirkan, membesarkan dan mendidik anak. St. Paulus :
“Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat
dan telah menyerahkan diri-Nya baginya untuk menguduskannya, ………..
suami harus mengasihi isterinya sama seperti tubuhnya sendiri: Siapa yang
mengasihi isterinya mengasihi dirinya sendiri., (Ef. 5: 25-28).
Namun apa itu cinta? Cinta adalah pemberian diri dan seluruh hidup kepada
seseorang karena percaya bahwa partnernya menerima dan menghargai pembe-
rian diri itu. Penerimaan dan penghargaan itu pertama-tama adalah pengakuan
akan kenyataan bahwa pasangannya itu adalah manusia biasa dan membutuh
kan panghargaan akan kebesarannya sebagai manusia. Biasanya penerimaan
semacam ini diawali oleh ketertarikan fisik, pribadi yang menarik, enak diajak
WARTA PAULUS NO. 92
TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI
26
EDISI NATAL - 24 DESEMBER 2013
GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG
27
ngobrol, pikirannya dewasa, dlsb. Hubungan suami-istri yang murni adalah
sebuah pelayanan kehidupan dan menjamin kesejahteraan masing–masing
pasangan dan terbuka terhadap keberadaan anak. Cinta suami-istri bagaikan
tanaman yang membutuhkan perawatan (care) yang terus menerus. Tanpa itu
tanaman cinta itu akan mati. Perkawinan itu merupakan dorongan kodrati
manusia mempunyai kecenderungan yang kuat untuk menikah, memiliki anak
dan mendidik anak-anaknya. “Allah menciptakan manusia itu menurut gambar
-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan
diciptakan-Nya mereka.” (Kej. 1:27). Cinta suami terhadap istri atau sebalik
nya dalam kejujuran yang absolut tidak bisa dibagikan kepada orang lain.
Pastoral Keluarga bagi Keluarga Kristiani
Pastoral adalah tugas kerasulan yang dijalankan oleh setiap anggota Gereja
sebagai wujud pengamalan martabatnya sebagai imam, nabi dan raja di tengah
dunia ini. Martabat itu diperoleh lewat Pembastisan dan Krisma. Karena itu
tugas pertama-tama dari pastoral keluarga adalah keluarga-keluarga Katolik,
karena yang paling tahu tentang dinamika hidup berkeluarga. Cinta yang hidup
didalam sebuah keluarga bukanlah cinta yang statis dan sudah jadi. Cinta harus
diperjuangkan setiap hari. Bukan mustahil bahwa di dalam perjuangan itu,
muncul banyak masalah. Kesulitan-kesulitan itu bisa berupa: kurangnya iman
dari masing-masing pasangan, adanya perselingkuhan, bagaimana merawat dan
mendidik anak, masalah ekonomi rumah tangga dll. Untuk mereka yang mem-
punyai persoalan didalam hidup berkeluarga, kita membuat pastoral.
Dalam hidup berkeluarga biasanya persoalan-persoalan itu dapat dikategori-
kan sebagai berikut:
Umur Hidup Berkeluarga 0 - 5 Tahun.
Masa semakin mengenal dan menyatakan visi.
Masa pacaran adalah masa saling mengenal. Namun tidak jarang bahwa
masa itu berlangsung singkat atau pula dalam masa pacaran orang masih
memakai topeng. Dalam masa itu segala yang indah dan baik saja ditampil-
kan ke permukaan. Yang jelek atau buruk ditutupi. Pada saat membangun
keluarga, khususnya dalam rentang waktu 0 - 5 tahun, kedua pasangan
mencoba saling mengenal dan memahami karakter, sifat asli, maunya apa,
senang / tidak senangnya apa dll., dari pasangannya. Kalau ini tidak disa-
dari, keluarga akan berantakan karena mereka akan saling menyerang satu
terhadap yang lain, mempertahankan pendapatnya sebagai yang paling be
nar tanpa mau mendengarkan orang lain, memaksa kehendak, minta untuk
dimengerti.
Penanganan pastoral yang mungkin dapat ditempuh adalah: saling terbuka
dan jujur satu terhadap yang lain, mau lebih mendengarkan dari pada berbi-
WARTA PAULUS NO. 92
TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI
28
EDISI NATAL - 24 DESEMBER 2013
GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG
29
cara, intervensi orang tua yang menyejukkan juga dapat memberikan
dorongan untuk memperlancar situasi. Nilai-nilai atau keutamaan-ke
utamaan kristiani dapat diperdengarkan ulang kepada mereka agar kualitas
hidup sebagai orang Kristen semakin dihayati.
Umur Hidup Berkeluarga 5 - 10 Tahun.
Masa pelebaran keluarga (extended family).
Kehadiran anak dalam keluarga tentu dapat
mempererat cinta suami istri. Kehadiran anak
(generasi baru) di dalam keluarga berarti ke-
luarga tersebut semakin luas. Mereka yang
tadinya hanya berdua kini lebih dari jumlah ter
sebut. Kehadiran anak bisa membawa persolan
dalam hidup keluarga, seper ti bagaimana men-
gasuh dan mendidik anak, kecemburuan pasan-
gan karena ada ‘orang lain’ (anak) di dalam
keluarga, sehingga kurang mendapat perhatian. Kebutuhan rumah tangga
menjadi bertambah, dll.
Penanganan pastoral yang dapat diberikan adalah: menerima dengan lapang
dada tentang kehadiran anak, perlu manajemen ekonomi keluarga, pendidik
an iman anak lewat kesaksian hidup orang tuanya dll.
Umur Hidup Berkeluarga 10 - 15 Tahun.
Masa pengejaran karir.
Kesibukan keluarga diwarnai oleh kesibukan suami-istri untuk bekerja.
Naluri manusia sebagai homo laboencus mendorong manusia untuk meng
aktualkan diri dengan lebih giat bekerja. “Life begin at 40“ adalah ungkap
an yang biasa terdengar untuk menyatakan bahwa usia seperti itu adalah
usia giat-giatnya bekerja. Selain untuk mengaktualkan diri, pekerjaan itu
dilakukan dengan senang hati karena ingin menaikkan taraf ekonomi ke-
luarga. Ingin keluarga yang berkecukupan secara ekonomi. Persoalan bisa
muncul kalau pekerjaannya tidak cocok
dengan kemauannya, tidak mendapat
pekerjaan, gaji yang tidak sesuai dengan
keinginannya, karir yang me nanjak bisa
juga menghadirkan persoalan dalam ke-
luarga, kesibukan pekerjaan membuat
jarang berkumpul dengan keluarga, dll.
Penanganan pastoral yang dapat dibuat :
penyediaan lapangan kerja, mencari
WARTA PAULUS NO. 92
TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI
30
EDISI NATAL - 24 DESEMBER 2013
GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG
31
pekerjaan yang cocok dengan cita-cita dan pendidikan, mencari pekerjaan
tambahan, jujur didalam penggunaan keungan, ikut kegiatan-kegiatan gere-
jani dll.
Umur Hidup Berkeluarga 15 - 20 Tahun.
Masa kesulitan ekonomi paling dirasakan.
Pada masa ini anak-anak meningkat menjadi dewasa. Kebutuhan anak me
ningkat. Persoalan dapat saja muncul kalau orang tua tidak dapat memenuhi
kebutuhan mereka, anak dapat berani ‘melawan’ orang tua.
Penanganan pastoral yang dapat dibuat adalah: meningkatkan komunikasi
antara orang tua dan anak. Komunikasi yang baik dapat menolong satu
sama lain untuk saling mengerti.
Umur Hidup Berkeluarga 20 - 25 Tahun.
Tahun usia emas.
Hidup berkeluarga yang telah dirajut mengalami masa keindahan pada ta-
hun-tahun ini karena pasangan suami, istri dan anak-anak biasanya sudah
saling memahami satu terhadap yang lain. Cinta persaudaraan antar anggota
keluarga semakin dirasakan. Namun usia ini bisa juga berbahaya karena
pada usia ini dorongan untuk merasakan “kenikmatan alternative“ sangat
kuat. Ada ungkapan “Dari pada makan pizza terus setiap hari, mbok sekali-
kali jajan nasi goreng“.
Pedampingan pastoral yang dapat dibuat adalah: menolong mereka mem-
bangun keluarga kristiani yang harmonis dan hidup berdasarkan cinta yang
telah dijanjikan di depan Altar.
Umur Hidup Berkeluarga 25 – 30 Tahun.
Usia kesepian.
Anak yang dilahirkan kini sudah menikah dan memilih untuk hidup sendiri
membuat orang tua merasa sepi karena ditinggalkan oleh anak-anak. Orang
tua biasanya akan sangat dekat
dengan cucu-cucunya untuk mem
bunuh kesepian itu.
Pendampingan pastoral yang da-
pat diberikan adalah : menolong
orang tua -orang tua untuk meng
atasi kesepian dengan kegiatan-
kegiatan yang positif.
WARTA PAULUS NO. 92
TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI
32
Umur Hidup Berkeluarga 30 Tahun ke atas
Usia mencari Tuhan.
Usia ini biasanya ditandai oleh keaktifan didalam gerejani. Apalagi kalau
sudah gejala sakit-sakitan pastilah lebih tekun untuk berdoa dan mencari
Tuhan sebagai persiapan hari “ H “-nya menghadap Pencipta. Persoalan
yang muncul adalah bagaimana mempersiapkan hari kematian.
Pendampingan pastoral yang dapat diberikan adalah : mempersiapkan de
ngan kegiatan-kegiatan rohani – karitatif sebagai jalan persiapan hidup
abadi.
“Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan
nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.” (Yoh. 15:13). Bagi orang beriman, cinta
kasih adalah “handlungs prinzip“ (prinsip yang menjadi tolok ukur) bagi per-
timbangan moral yang lain di alam hidup berkeluarga. Cinta kasih bukan seka-
dar menghormati martabat manusia melainkan juga menuntut orang untuk me-
layani sesama dalam keseluruhan dirinya bahkan dalam pemberian diri yang
total. Berkah Dalem. �
Pius Koesdyantoro
EDISI NATAL - 24 DESEMBER 2013
GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG
33
LANGGAM PANDONGA SALAM MARIA Y. Eric Soewarno - Kortimja HAK
Ana ing WP no: 91, 29 Juni 2013, hal. 23, ’Pernak-Pernik Bulan Maria’
umat liwat paraga Centi lan Milli nggugat: ya gene intonasi pandonga Salam
Maria koq manekawarna, ora bisa nyawiji kaya dene intonasi pandonga Bapa
Kami; kang numusi rasa-pangrasa ngganjel kanggone umat siji lan sijine.
Pangerten tembung intonasi, manut kamus Oxford Advanced Learner’s
Dictionary of Current English ateges munggah-mudhune swara sing dicakake
kanggone pamunggelane ukara. Dene yen manut Kamus Lengkap Inggris-
Indonesia ateges wiramaning wicara. Mula yen ing kene intonasi ditegesi lang
gam, mbok menawa ora pati kliru adoh.
Pancen kasunyatan, langgam pandonga Salam Maria ing antarane umat siji
lan sijine asring ora padha, najan umat nunggal paguyuban. Saka maneka
warnane langgam, bisa dibedakake dadi rong pontha.
• Peponthan (1), langgam pandongane umat sing duwe panemu yen pandonga
Salam Maria iku diwiwiti mawartakake Injil Lukas 1:41. Dadi kanggone
sing kulina ndonga mawi basa Indonesia, langgam pandongane: “Salam
Maria (itu) penuh rahmat”, diterusake Injil Lukas 1:28b: “Tuhan (be)-
sertamu”, kasambung Injil Lukas 1:42: “Terpujilah engkau di antara wanita,
dan terpujilah buah tubuhmu Yesus”, banjur nyuwun donga pangestune Ibu
Maria: “Santa Maria, bunda Allah, doakanlah kami yang berdosa ini
sekarang dan waktu kami mati. Amin”.
• Peponthan (2), langgam pandongane umat sing duwe panemu yen pandonga
Salam Maria iku diwiwiti atur salam kaya dene salame malaekat menyang
Maria (Lukas 1:28): “Salam (hai engkau ya) Maria, Tuhan (be)-sertamu”,
kasambung pangalembanane Elisabeth menyang Maria (Lukas 1:42):
“Terpujilah engkau di antara
wanita, dan terpujilah buah
tubuhmu Yesus”, banjur nyuwun
donga pangestune Ibu Maria kaya
dene peponthan (1) ing ndhuwur.
Dadi, najan beda pambukane,
nanging pepuntoning donga
padha: nyuwun donga pangestune
Ibu Maria. Pramula, bedane
langgam pandonga Salam Maria
ora perlu kadawa-dawa (dadi
WARTA PAULUS NO. 92
TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI
34
EDISI NATAL - 24 DESEMBER 2013
GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG
35
polemik). Najan bibit kawite mesthi siji. Nanging, manteping ati, sumangga
kersa.
Kanggo lelimbangan, sumangga pethikan leaflet maneka gagrag pandonga
Salam Maria (gagrag basa Jawa, gagrag basa Indonesia, gagrag basa Inggris,
lan gagrag basa Latin/ Romawi) weton anyar (2013) Komisi HAK-KAS ing
ngisor iki, bisaa kanggo ngaji manteping ati.
Gagrag Basa Jawa : Sembah bekti kawula, Dewi Maria, kekasihing Allah. Pangeran nunggil ing
panjenengan dalem. Sami-sami wanita Sang Dewi pinuji piyambak, saha pinuji
ugi wohing salira Dalem, Sri Yesus.
Dewi Maria, Ibuning Allah, kawula tiyang dosa sami nyuwun pangestu dalem,
samangke tuwin benjing dumugining pejah. Amin.
Gagrag Basa Indonesia :
Salam Maria, penuh rahmat. Tuhan sertamu. Terpujilah engkau di antara
wanita, dan terpujilah buah tubuhmu, Yesus.
Santa Maria, Bunda Allah, doakanlah kami yang berdosa ini sekarang dan
waktu kami mati. Amin.
Gagrag Basa Inggris :
Hail Mary, full of grace. The Lord be with you, blessed art you among women,
and blessed is the fruit of your womb, Jesus.
Holy Mary, Mother of God, pray for us sinners, now and at the hour of our
death. Amen.
Gagrag Basa Latin/ Romawi :
Ave Maria, gratia plena. Dominus tecum, benedicta tu in mulieribus, et
benedictus fructus ventris tui, Jesu .
Sancta Maria, Mater Dei, ora pro nobis pecatoribus,nunct et hora mortis
nostrae. Amen.
Wusanane, nyumanggakake endi sing dadi manteping ati. �
“Bila kita terpisah dari salib, kita tidak memiliki anak tangga lain yang dapat membawa kita menuju surga”
St. Rose of Lima
WARTA PAULUS NO. 92
TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI
36
EDISI NATAL - 24 DESEMBER 2013
GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG
37
Mengenal Orang Kudus
Santo Yohanes Kapistrano, Pengaku iman Yohanes lahir di Kapistrano, Italia Tengah
pada tahun 1386. Ayahnya seorang perwira tinggi
yang menetap di Kapistrano sebagai utusan Raja
Ladislaos. Sayang sekali bahwa ayahnya bersama
duabelas orang saudaranya dibunuh oleh musuh
musuh Raja Ladislaos. Rumah mereka pun dibakar.
Hanya ia sendiri yang selamat.
Pada umur 15 tahun ia belajar ilmu hukum di
Universitas Perugia. Ia belajar dengan tekun sampai tengah malam karena mau
melampaui kawan-kawannya dalam berbagai bidang studi. Pada tahun 1409 ia
menyelesaikan studinya dengan hasil yang gemilang. Selama beberapa tahun ia
menjabat sebagai hakim di Kantor Pengadilan kota Perugia dan kemudian men-
jadi Gubernur kota itu pada tahun 1412. Ia sangat derwawan kepada para pe
ngemis. Namun tetap menaruh dendam kepada para pembunuh ayah dan sauda
ra-saudaranya. Selama 15 tahun ia tidak pernah menerima komuni, meskipun
selalu mengakukan dosa-dosanya. Pada tahun 1415, ia meringkuk di dalam
penjara sebagai tawanan perang. Dalam percobaannya untuk meloloskan diri
dari tahanan itu, ia jatuh dan patah kakinya. Pada hari ketiga di dalam penjara,
ia mengalami suatu penglihatan ajaib, ia melihat seorang imam Fransiskan
yang diiputi cahaya surgawi mendatanginya. Yohanes takut, tetapi serta merta
ia berkata :”Aku tidak mau menjadi imam, apalagi menjadi biarawan”. Delapan
hari kemudian ia mengalami penglihatan ajaib itu di dalam sel tahanannya,
tetapi ia tetap berpendirian keras, sehingga ditegur keras oleh seorang yang ada
di dalam cahaya ajaib itu. Maka akhirnya ia berkata: “Ya, aku rela melakukan
apa yang dikehendaki Tuhan dari padaku”. Untuk membebaskan dia dari tahan
an itu, ia harus ditebus dengan bayaran yang mahal .
Kini ia menjadi orang yang ditangkap Tuhan dan rela melakukan apa saja
yang diminta Tuhan dari padanya. Ia rela meninggalkan segala-galanya terma-
suk isterinya yang belum pernah digaulinya dan masuk biara Fransiskan pada
umur 30 tahaun. Dalam masa novisiatnya, Yohanes belajar teologi dan meng
hayati suatu cara hidup yang keras. Ia banyak dicobai dan dilatih hidup dengan
disiplin yang amat keras. Akhirnya ia ditahbiskan menjadi imam dalam ordo
Fransiskan. Ia menjadi seorang pengkotbah kelling Eropa yang sangat berhasil.
Doa yang tekun dan tapa yang keras menjadi dasar kerasulannya. Ia selalu ber-
WARTA PAULUS NO. 92
TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI
38
EDISI NATAL - 24 DESEMBER 2013
GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG
39
LUPA TARUH DI MANA
Sepasang suami istri yang telah menikah puluhan tahun belum juga dikaruniai
anak. Tetapi mereka tetap berdoa kepada Tuhan memohon agar mereka di
karuniai seorang anak, walaupun mereka sudah lanjut usia. Akhirnya, apa
yang mereka idamkan suatu hari terkabul, si istri hamil pada usia 65 tahun.
Mereka pun tak henti-hentinya mengucap syukur kepada Tuhan atas anugerah
yang mereka terima. Hari yang ditunggu-tunggu pun tiba, si istri melahirkan se
orang bayi mungil dan lucu. Para kerabat pun berdatangan untuk mengucap
kan selamat. Tetapi pada saat mereka ingin melihat bayinya, ibu tua itu men
jawab, "Nanti saja ya..." Mereka pun terheran-heran dan bertanya, "Mengapa
nanti saja?"."Ya, nanti saja kalau bayinya menangis..." jawab ibu tua itu.
"Mengapa harus menunggu bayinya menangis?" tanya mereka lagi. Dengan
wajah bingung ibu tua itu berkata, "Soalnya aku lupa bayinya kuletakkan di
mana..." [Sumber: Humor Rohani]
Dapatkah seorang perempuan melupakan bayinya, sehingga ia tidak me
nyayangi anak dari kandungannya? Sekalipun dia melupakannya, Aku tidak
akan melupakan engkau.(Yesaya 49:15)
jalan tanpa alas kaki, kendatipun jalan-jalan tertutup es dan salju. Makan hanya
sekali sehari. Dengan kotbah-kotbahnya yang menarik dan menyentuh hati
umat, ia berhasil mentobatkan ribuan orang selama 40 tahun berkarya di selu-
ruh Eropa. Di Austria 12.000 orang heretik dibawanya kembali ke pangkuan
Ibu Gereja. Oleh karena itu para penganut ajaran sesat berusaha membunuhnya
meskipun selalu gagal karena ia selalu dilindungi Allah secara ajaib. Bersama
dengan Santo Bernardinus dari Siena ia berusaha membarui ordo Fransiskan,
mempersatukan kelompok-kelompok yang bertentangan di dalam ordo Fransis
kan, dan memajukan devosi kepada nama Suci Yesus Kristus. Dengan devosi
itu lahirlah kembali semangat iman umat.
Yohanes menarik begitu banyak orang dengan gaya pewartaannya yang be-
gitu menarik. Ia behasil mentobatkan banyak orang, ketika Kaisar Frederich III
(1440-1493) meminta bantuan kepada Paus Nikolas V (1447-1455 ), untuk me-
lawan hukum Hussites dan sekte-sekte sesat lainnya. Yohaneslah yang ditunjuk
dan diutus ke Vienna pada tahun 1451 sebaga inkuisitor Jenderal. Pada tahun
1456 sementara berada di Hungaria, ia melancarkan pewartaan melawan bang
sa Turki dan membantu pasukan dalam memukul mundur Turki di Belgrade.
Yohanes meninggal dunia di Villach, Austria, pada tanggal 23 Oktober
1456, dan dinyatakan kudus pada tahun 1724. �
Yulius
WARTA PAULUS NO. 92
TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI
40
EDISI NATAL - 24 DESEMBER 2013
GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG
41
PEMILIHAN KETUA LINGKUNGAN BARU Laporan kegiatan dari Lingkungan St. Yusup_Liman Mukti, St. Markus dan St. Ignatius 4
KARTU SUARA BERGAMBAR CALON
Pada akhir tahun 2013 ini masa jabatan
Pengurus Dewan Paroki, termasuk di
dalamnya adalah Ketua Lingkungan, akan
berakhir. Oleh sebab itu maka setiap umat
di seluruh Lingkungan beberapa saat lalu
disibukkan dengan pemilihan Ketua Ling-
kungan yang baru, mengingat masa kepeng
urusan periode 2011 – 2013 berakhir pada
31 Desember 2013 ini. Demikian juga de
ngan Lingkungan St. Yusup_Liman Mukti,
Wilayah G, tidak mau ketinggalan, menyelenggarakan Pemilihan Ketua Ling-
kungan Periode 2014 – 2016.
Dalam rapat pengurus tanggal 10 Oktober 2013, Ketua Lingkungan telah
menunjuk Bp. St.Teguh Mulyanto sebagai Koordinator pelaksanaan pemilihan,
Sekretaris Bp. A. Eka Sujatmanta, Anggota Bp. A. Subur Santosa, dan Bp. F.
Suharyanto. Dalam Rapat Panitia Pemilihan tanggal 18 Nopember 2013 telah
disepakati aturan main yang akan dilaksanakan dalam pemilihan sbb :
1. Pemilihan Ketua Lingkungan dilakukan secara langsung, bebas dan rahasia.
2. Pemilih adalah semua umat Katolik yang berdomisili di Lingkungan
St.Yusup_Liman Mukti, dan telah berusia 17 tahun.
3. Calon Ketua Lingkungan yang akan dipilih diharapkan memenuhi syarat -
syarat sbb:
a. Aktif dalam lingkungan
b. Diterima Umat.
c. Bersemangat hidup menggereja dengan bersedia melayani umat.
d. Mempunyai kepribadian dan moral yang
baik di tengah umat dan masyarakat.
e. Mempunyai kemampuan bekerjasama
dan musyawarah untuk mufakat.
f. Tidak rangkap jabatan.
Dan sesuai PPDP, Ketua Lingkungan yang lama
tidak dapat dipilih kembali karena telah menjabat
WARTA PAULUS NO. 92
TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI
42
EDISI NATAL - 24 DESEMBER 2013
GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG
43
posisi yang sama selama dua periode berturutan.
Proses Pemilihan Ketua Lingkungan dilakukan dalam dua tahap, yang per-
tama untuk menjaring 3 calon utama, dan yang kedua untuk menentukan siapa
yang terpilih diantara ketiga calon utama tersebut. Jumlah kartu suara yang
diedarkan sebanyak 151 lembar dan yang kembali sejumlah 145 lembar, dan
dikategorikan seluruh umat yang berhak, telah ikut berpartisipasi dalam proses
pemilihan ini. Yang unik dan menarik, kartu suara tahap kedua dibuat dengan
foto ketiga calon utama, full colour. Hebat.
Dari proses pemilihan yang berlangsung seru, pada tanggal 6 Desember se-
bagai hari penghitungan suara tahap kedua, diperoleh Ketua Lingkungan yang
baru yaitu Bp. Robertus Budi Santosa. Profisiat. �
Sumber : laporan kegiatan oleh Bp. D Slamet Parjono,
Ketua Lingkungan St. Yusup_Liman Mukti.
PEMEKARAN LINGKUNGAN DAN PEMILIHAN KETUA BARU
Pemekaran lingkungan dan pemilihan Ketua Lingkungan yang baru, telah
berlangsung dengan sukses di Lingkungan St. Markus wilayah C 2. Peristiwa
penting tersebut terjadi pada tanggal 31 Oktober 2013 bersamaan dengan
diadakannya ibadat devosi Doa Rosario keliling putaran terakhir.
Lingkungan dengan jumlah umat sebanyak 85 KK ini, memang sudah saat-
nya dimekarkan. Ibaratnya sarana angkutan barang, muatannya sudah melebihi
ambang batas, apalagi mengingat tempat tinggal umat yang tersebar begitu luas
jangkauannya, mulai dari Perumahan Pondok Indah yang merupakan awal ber-
dirinya, berkembang ke barat sampai dengan Kalicari, ke utara dan ke timur
meliputi Depoksari, Perumahan Graha Suhada dan Perumahan Pedurungan
Baru.
Dalam pertemuan yang digelar di rumah Bp. Agus Kurniawan, dihadiri oleh
sekitar 50 umat, disepakati bahwa Lingkungan St. Markus dimekarkan menjadi
2 lingkungan, yaitu Lingkungan St. Markus dan Lingkungan St. Yohanes
Kapistrano. Lingkungan St. Markus teritorinya meliputi sebagian Perumahan
Pondok Indah, Depoksari, Perumahan Graha Suhada dan Perumahan Pedurung
an Baru. Sedangkan Lingkungan St. Yohanes Kapistrano meliputi sebagian
Perumahan Pondok Indah ke barat sampai dengan Kalicari.
Selanjutnya, Ketua Lingkungan Bp. Y.Sasmito Hadi selaku pemandu, me
neruskan acara dengan pemilihan Ketua Lingkungan. Mula-mula beliau me
WARTA PAULUS NO. 92
TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI
44
EDISI NATAL - 24 DESEMBER 2013
GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG
45
Gereja Santo Paulus kini juga memiliki sarana informasi dunia maya
berupa Blog. Kunjungi gsp-sendangguwo.blogspot.com dan jadi pengunjung setia kami.
nyiapkan 2 kotak suara: Kotak A dan Kotak B, lalu umat lingkungan St. Mar-
kus dipersilakan memasukkan kartu suaranya ke dalam Kotak A, sedangkan
umat lingkungan St. Yohanes Kapistrano memasukkan kartu suaranya ke
dalam Kotak B. Perolehan suara lalu dihitung. Hasilnya, calon terpilih untuk
Ketua Lingkungan St. Markus adalah Bp. Sri Hartadmo, sedangkan untuk ling-
kungan St. Yohanes Kapistrano suara terbanyak diraih oleh Bp. Petrus Tu-
midjo. Kedua calon terpilih akan resmi menjalankan tugas pelayanannya seba-
gai Ketua Lingkungan setelah dilantik oleh Dewan Paroki.
Pada akhir acara, umat melambungkan doa puji syukur atas berkat kasih
karunia Allah dan bimbingan Roh Kudus, sehingga seluruh rangkaian acara
dapat berlangsung dengan lancar, demokratis, guyub dan membahagiakan. Se-
moga ke depan kedua lingkungan tersebut bisa berkembang lebih baik, me
ningkat kebersamaan dan karya pelayanannya. ����
Yulius Khrisna
KETUA BARU LINGKUNGAN ST. IGNATIUS 4
Tak mau ketinggalan dengan lingkungan-lingkungan lain separoki, Ling-
kungan St. Ignatius 4, wilayah D1, belum lama ini juga telah mengadakan
pemilihan Ketua Lingkungan untuk masa tugas 2014 - 2016.
Acara pemilihan berlangsung sederhana dan dilakukan sebanyak dua putar
an, dan bersamaan dengan kegiatan Doa Rosario keliling di bulan Oktober si-
lam. Semua umat yang telah dewasa dan mempunyai kriteria baik, mempunyai
hak untuk dipilih maupun memilih Ketua, kecuali yang dalam tiga periode ke-
belakang sudah pernah menjabat dan tidak rangkap jabatan di paroki.
Putaran pertama menghasilkan 5 calon utama dan putaran kedua menghasil-
kan Ketua Lingkungan baru, yaitu Bp. Hari BS Purba, dengan dukungan suara
sekitar 70 persen. Beliau secara definitif akan bertugas setelah dilantik oleh
Dewan Paroki awal tahun 2014, dan akan melayani umat di lingkungan yang
memiliki teritori sebagian Perumahan Kekancan Mukti (blok Wanara), se-
bagian Tanjungsari dan Perumahan Pesona Asri 2. �
YS
WARTA PAULUS NO. 92
TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI
46
EDISI NATAL - 24 DESEMBER 2013
GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG
47
SEMANGAT
UNTUK BERBAGI Sekilas tentang PUCI
“Tuaian memang banyak tetapi
pekerja sedikit.” (Mat. 9:37). Sabda
Tuhan tersebut memberi sumber inspi
rasi kepada seorang Imam yang berna
ma Yohanes Berthier, MS, yang meng
abdikan seluruh hidupnya sebagai mi
sionaris La Salette di Perancis. Tang-
gapan atas seruan Paus Leo XIII, dan
dorongan untuk memberikan tenaga
bagi karya misi tersebut, juga tersedia
nya banyak orang muda yang rela
membaktikan diri bagi karya misi te
tapi terhambat oleh usia dan kemiskin
an, maka Pater Berthier, MS mem
bulatkan tekad dan mendirikan Kon-
gregasi Para Misionaris Keluarga Ku
dus pada tanggal 28 September 1895
di Kota Grave, Belanda. Tanggal ter
sebut diperingati sebagai Hari Kelahir
an Kongregasi Para Misionaris Keluar
ga Kudus (Missionariorum a Sacra
Familia atau MSF).
Karya Misi di Jawa
Pada tahun 1932, Kongregasi MSF
Propinsi Belanda datang dan mulai
berkarya di Semarang. Pada tahun
1958 Generalat menetapkan MSF Re-
gio Jawa sebagai persiapan untuk men
jadi Propinsi Gerejani, karena jumlah
anggota MSF yang semakin bertam-
bah. Pada tahun 1968 terbentuklah
Propinsi Jawa. Pembentukan Propinsi
Jawa patut disyukuri karena dipercaya
untuk mandiri dalam segala hal, baik
dalam kepemimpinan, penyediaan
anggota, keuangan dan sebagainya.
Pada awalnya sebagai propinsi
yang baru, Kongregasi MSF Propinsi
Jawa masih menerima sumbangan
dari Eropa. Namun kondisi tidak ber-
langsung lama, karena di Eropa juga
mempunyai persoalan sendiri baik di
bidang dana dan tenaga. Akhirnya
MSF Propinsi Jawa berjuang sendiri
dalam memenuhi segala hal dan men-
jadi mandiri. Dari sinilah MSF Jawa
berjuang dalam penggalangan dana,
terutama dana bagi pendidikan para
calon Imam dan Bruder MSF. Hal ini
sesuai dengan cita-cita Pater Berthier,
yaitu menyediakan tenaga-tenaga bagi
Karya Gerejani.
Penggalangan dana melalui PUCI
Tujuan khusus tarekat religius kita
adalah kerasulan di antara orang yang
masih jauh, yaitu sebanyak yang akan
dipanggil oleh Tuhan Allah kita.
(Kutipan Konstitusi MSF).
Sebagai Kongregasi para Imam dan
Bruder MSF tidak memiliki karya
yang besar. Para Imam dan Bruder
MSF hadir dalam karya pelayanan
gerejani sesuai dengan karisma pen
diri yakni dalam kerasulan Panggilan,
Kerasulan Keluarga dan Kerasulan
Misioner. Karya para Imam dan Bru
der MSF sebagian besar karya paroki
al, baik di daerah Jawa maupun di
luar Jawa bahkan di luar negeri seba-
gai misionaris.
Sebagian kecil para Imam dan Bruder
WARTA PAULUS NO. 92
TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI
48
EDISI NATAL - 24 DESEMBER 2013
GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG
49
bekerja di bidang kategorial di tingkat
Keuskupan maupun KWI, juga seba-
gai tenaga pengajar. Artinya MSF
tidak mempunyai sesuatu yang hebat
dan menjanjikan tetapi yang dimiliki
adalah umat yang dilayani, kepada
umat itulah Kongregasi MSF di utus.
Oleh karena itu segala suka dan
duka, kegembiraan dan pengharapan
yang dialami para Romo dan Bruder
MSF, juga menjadi suka dan duka, ke
gembiraan dan pengharapan seluruh
umat. Inilah kekhasan semangat keke-
luargaan dan persaudaraan, dimana
Kongregasi MSF bernaung dibawah
asuhan Keluarga Kudus Nazareth.
Dalam semangat tersebut, maka di
lakukan penggalangan dana bagi pen-
didikan calon Imam yang mulai dilak-
sanakan pada tahun 1976.
Melalui sapaan para Imam dan Bruder
MSF, kepada umat mendapat tanggap
an yang sangat baik, keluarga-ke
luarga yang dilayani para Imam dan
Bruder MSF, mulai mengumpulkan
dana setiap bulan, 3 bulan, 4 bulan
dan 6 bulan. Beberapa keluarga Kato-
lik yang berdekatan mulai membuat
suatu kesepakatan dengan menyedia
kan kaleng atau celengan PUCI. Tu-
juannya adalah setiap saat ada ang-
gota keluarga yang dapat menyisihkan
uang, kadang berupa sisa belanja atau
sisa jajan dari anak-anak, atau bahkan
uang yang sengaja disisihkan secara
khusus. Semuanya dimasukkan ke
dalam kaleng PUCI. Dan sesuai de
ngan kesepakatan kelompok, mereka
membuka kaleng PUCI tersebut dan
mengumpulkan uang pada petugas
yang biasa disebut selatris. Cara demi
kian ini berlangsung cukup lama dan
mampu memberikan pendidikan bagi
anak-anak untuk terlibat dalam kegiat
an menggereja.
Dalam perkembangannya kebiasa
an memakai kaleng mulai ditinggal-
kan karena dirasa cukup merepotkan.
Memang masih ada beberapa umat
yang masih tetap menggunakan celen-
gan PUCI untuk menyisihkan sebagi
an uangnya bagi biaya pendidikan
calon Imam dan Bruder MSF. Namun
sebagian umat sekarang memilih cara
yang lebih praktis dengan menyerah
kan sejumlah uang dalam amplop
PUCI.
Sesuai dengan kesepakatan umat di
lingkungan tentang waktu, ada yang
tiap bulan, 3 bulan, 4 bulan atau 6
bulan, amplop yang telah berisi uang
diserahkan kepada pengurus kelom-
pok di lingkungan, yang disebut sela-
tris. Dari selatris di rekap diserahkan
kepada koordinator PUCI Paroki.
Koordinator membuat laporan kepada
Romo Paroki dan Ekonom Propinsi
dan menyerahkan dana PUCI tersebut
kepada Ekonom Propinsi di Propin-
sialat MSF di Semarang.
Selain cara-cara tersebut, sebagian
umat memilih langsung menyerahkan
atau mentransfer kepada Ekonom Pro-
pinsi, biasanya ini ditempuh oleh
umat yang berasal dari luar Paroki
MSF, yang tergerak untuk membantu.
Gerakan Persembahan Untuk Calon
Imam MSF ( PUCI ), merupakan
gerakan yang transparan dan terper-
caya.
WARTA PAULUS NO. 92
TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI
50
EDISI NATAL - 24 DESEMBER 2013
GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG
51
Jenjang Pendidikan Calon Imam
dan Bruder MSF
Biara Betlehem Salatiga
Biara di Jl. Cemara No. 41 A Salati
ga, merupakan tempat awal bagi pen-
didikan calon Imam dan Bruder MSF.
Seorang calon yang lolos seleksi akan
memulai pendidikan di Postulat MSF
(Seminari Berthinianum) selama 1
tahun. Pada tahap ini keluarga masih
diminta bantuan atau kontribusi bagi
biaya pendidikan sesuai dengan ke-
mampuan.
Setelah melewati masa Postulat, ca
lon yang lulus akan menjalani pen-
didikan di Novisiat MSF selama 1
tahun, mereka telah diperkenankan
memakai jubah dan disebut Frater
Novis. Selama masa novisiat, seluruh
biaya pendidikan ditanggung Kongre-
gasi MSF. Sebagai catatan, para calon
yang berasal dari Seminari Menengah,
diperkenankan langsung masuk ke
Novisiat kecuali ada pertimbangan
khusus.
Biara Nazareth, Yogyakarta
Setelah menyelesaikan pendidikan
Novisiat di Salatiga para calon Imam
diperkenankan mengikrarkan Kaul
Pertama dan menjalani pendidikan di
Skolastikat MSF di jl. Kaliurang Km.
7,5 Banteng, Yogyakarta. Sedangkan
untuk para calon Bruder MSF yang
telah menyelesaikan masa Novisiat
dan mengikrarkan Kaul Pertama, da-
pat berkarya atau menerima tugas be-
lajar.
Para calon Imam akan menjalani pro-
gram pendidikan Filsafat dan Teologi
di Fakultas Teologi Wedhabakti Uni-
versitas Sanata Dharma di Kentungan
Yogyakarta.
Setelah menyelesaikan semua studi
dan pembinaan, para calon Imam
akan mengikrarkan Kaul Kekal. Selan
jutnya akan menerima Tahbisan Dia-
kon dan akhirnya menerima Tahbisan
Imamat serta menjalankan tugas per
utusan.
Alamat Propinsialat MSF
Propinsialat MSF
Jl. Guntur No. 20 Semarang
Telpon. 8313459 – Fax. 8414846
E-mail : [email protected]
Para Romo sebagai gembala, siapa
yang akan melanjutkan tugas mereka?
Apa yang dapat kita persembahkan?
Melalui PUCI kita dapat berbuat un-
tuk kelangsungan pendidikan calon
Imam dan Bruder MSF. Dukungan
dan kasih, baik melalui doa, dana dan
tenaga merupakan sumber kekuatan
dalam menghadapi panggilan Tuhan
dan berkarya di kebun anggur-Nya.
Berkah Dalem. �
Pius Koesdyantoro
WARTA PAULUS NO. 92
TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI
52
EDISI NATAL - 24 DESEMBER 2013
GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG
53
NGUDA RASA (Mo Semar)
Petruk : Hallo kang Gareng, jangan kare tambah
daun pelem, selamat sore en Berkah Da
lem. He..he..he.., koq njanur gunung
nyangklong tas, ndhiting, njagong neng
Pastoran, ana acara apa kang ?
Gareng : Hallo dimas Petruk, adiku sing bagus irung mancung, brengose
njleketet kaya pak Raden. Berkah Dalem, apa kowe ora ngerti
yen kakangmu iki lagi nunggu acara pembekalan pemandu Ling
kungan? Teka gasik ben ora keponthal-ponthal, lha wong wis
ngunduri tuwo, sikil koq makin kecincalan nggak bisa diajak
kompromi gelem mlaku rikat.
Petruk : Hiya to kang, wong wis puntheren mambu lemah ngono koq isih
melu pembekalan segala! Apa neng Lingkungan ora ana umat sing
luwih enom ngganti tugas Pamong Lingkungan?
Gareng : Wo piye to Truk! Lingkunganku kuwi unik, umate mayoritas kaum
lansia, tur akeh jandhane. Sing enom-enom ming sethitihik lan
uripe durung mapan, isih padha sibuk golek upo, njejekke kendhil
ndandani ekonomine. Sisane yakuwi sing meh jompo kaya kakang
mu iki. Mula kakangmu iki isih ketiban sampur ngemban tugas
dadi Ketua Lingkungan maneh.
Semar : Weleh, weleh, koq enak-enak padha jagongan neng kene to, acara
pembekalan wis meh mulai. Bapak Pemandu wis nunggu neng njero
aula ngenteni peserta. Ayo, padha mlebu kana!
Petruk : Ya ta lah mo, koq misih ada pembekalan segala itu kanggo apa?
Kan Tahun iman sudah selesai? Setahun mbedhedek umat wis
diajak ikut pendalaman iman, nyinau Sahadat Iman para Rasul
meningkatkan mutu imannya, biar makin tangguh, andal dan tahan
bantingan. Terus isih ana pendalaman iman apa maneh to mo?
Semar : Pancen bener anakku, Tahun Iman wis ditutup tgl 24 November
pas Hari Raya Tuhan Yesus Raja Semesta, tepat seminggu men
jelang masa Adven kepungkur. Muga-muga Tahun Iman iki
WARTA PAULUS NO. 92
TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI
54
mikolehake kesadaran perlune pendalaman lan penghayatan iman
jaman saiki. Mung wae isih perlu anane kesadaran baru sing kudu
dikembangke terus, bubar Tahun iman iki. Pengembangan iman
mau bakal diterusake secara berjenjang dimulai dari keluarga,
anak, remaja, orang muda dan orang dewasa.
Gareng : Lha terus piye carane lan apa maksude pengembangan iman se
cara berjenjang kuwi to Mo?
Semar : Lumebu masa Adven iki, umat diajak berproses mendalami pe
ngembangan iman di dalam keluarga, sekolah, lingkungan dan pa
roki dalam empat pertemuan Adven dengan tema-tema yang
telah ditetapkan. Wis kana ndang mlebu mengko rak entuk pen
jelasan saka bapak Pemandu.
Petruk : Kosik to Mo, mumpung ketemu. Iki mau aku rak rada bingung cam
pur gumun diajak mlebu plataran greja lewat gang sing ora sak-
baene, gilar-gilar, anyar, amba, gedhe. Kuwi resmi jalan gereja
Santo Paulus ngono piye, Mo?
EDISI NATAL - 24 DESEMBER 2013
GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG
55
Gareng : Ya Mo, apa bener, jarene kuwi hadiah Sinterklas sing rawuh men
jelang Natal ngedum macem-macem kado mbuka dalan gedhe
kanggo nyambut rawuhe Sang Emanuel kae to Mo?
Semar : He..he..he.., anak-anakku, mulo bener dongane para pinisepuh pe
rintis gereja St. Paulus kinabulake dening Pengeran. Pas Minggu
Adven pertama ngarepake Hari Raya Natal diadakan uji coba
jalan gereja baru, apa sudah layak bisa dipakai untuk masuk ba
nyak kendaraan. Para pemerkasa lagi golek waktu sing pas kanggo
peresmiane, yen kabeh wis siap. Sing mesthi Hari Raya Natal lan
menjelang Tahun Yubile 25 tahun gereja berdiri, wis resmi dadi
jalan besar gereja St. Paulus.
Petruk : Puji Tuhan, Mo, akhirnya ada jalan raya untuk masuk gereja. Iki
genah hadiah saka Gusti sing murbeng dumadi, supaya umat sing
wegah ndherek misa neng gereja Sendangguwo gara-gara dalane
ciut-sempit, padha tertarik balik kandang, ora padha mlayu
nyang gereja Paroki liya sing luwih nyaman.
Gareng : Lan maneh yen umat tambah akeh sing ndherek misa neng gereja
St. Paulus, mesthine ya saya tambah akeh kolekte lan per
sembahane to ya, ha..ha..ha....!
Semar : Wo dhasar mata kero mata duiten, sing dipikir ming duit! Pancen
bener iki hadiah saka Gusti, nanging sipate ming sementara, isih
durung dadi dalan milik gereja sepenuhnya. Kita umat sekali lagi
diberi kesempatan menikmati jalan besar masuk gereja. Nanging
kudu eling lan waspada, aja banjur enak-enak menikmati tanpa
mikir hari depan. Paroki kudu terus ngupaya bisa duwe dalan
mlebu gereja milik Paroki sing permanen.
Petruk : Usul ya Mo, nuwun sewu, mbok ndang dibentuk
panitia /tim kecil jalan greja sing
diberi tugas nyiapke jalan per
manen kuwi. Kan Keuskupan ya wis
nunggu-nunggu lampu hijau saka
Mo Semar. Biar mereka mulai ber
gerak menghimpun dana khusus
untuk jalan permanen gereja kita
di masa depan.
WARTA PAULUS NO. 92
TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI
56
EDISI NATAL - 24 DESEMBER 2013
GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG
57
Semar : Hiya cah bagus, anakku si Kantong bolong. Kuwi wis dadi pemikir
an suwe nong benak hatiku. Mung wae supaya ora awang-awangen
tumindake, mbok sing mireng anjuran lan harapan langsung saka
Keuskupan kuwi enggal ngaturi usulan konkrit kaya apa bentuk
tim kecil kinanten rencana lan langkah lan target sing arep di
tuju. Muga-muga sawise jalan mlebu gereja diresmekake, di
barengi titik awal rencana sakbanjure ngumpulke dana kanggo
nyiapake dalan permanen milik gereja.
Gareng & Petruk manthuk-manthuk tanda setuju pemikirane Mo Semar.
Sugeng Riyadi Wiyosan Dalem saha Warsa Enggal 2014. �
WARTA PAULUS NO. 92
TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI
58
Pernak - pernik di Bulan Rosario Sharing kegiatan dari dua lingkungan aktif.
ROSARIO KELILING MEMPERERAT PAGUYUBAN UMAT
Geografis Lingkungan St. Fransiskus Asisi terletak di Kabupaten De
mak, Kecamatan Mranggen, Kelurahan Batursari. Sedangkan dalam ling
kup pemetaan umat, berada dalam lingkup Wilayah I Pucang Gading.
Lingkungan St. Fransiskus Asisi yang baru sekitar 2 tahun terbentuk, ter
diri dari sebagian Perumahan Pucang Gading, Perumahan Bumi Batur
sari Mas, Perumahan Batursari Asri dan Perumahan Kayon Asri. Salah
satu alasannya yaitu pertumbuhan permukiman dan umat yang tumbuh
begitu pesat. Kita tergabung dalam komunitas iman yang sama dan juga
sama-sama sebagai pendatang alias perantau dan bukan penduduk asli.
Senada dengan teladan hidup Pelindung Lingkungan yaitu St. Fran
siskus Asisi, kita mempunyai semboyan yaitu “Membangun Persaudara
an Sejati dengan Penuh Cinta Kasih dan Kesederhanaan”. Dengan letak
geografis di ‘daerah misi’ kita semua saling bergandengan tangan untuk
merajut persaudaraan di tengah ke’minoritas’an dalam pluralisme religi
us dan lagi terpinggirkan oleh letak geografis. Sebagai pendatang kita
jauh dari sanak saudara, tetapi dengan kesamaan iman akan Yesus kita
semua menjadi satu saudara.
Ketua Lingkungan St. Fransiskus Asisi yaitu Bp. Yosep Roewidyoedi
bersama dengan pengurus lingkungan sepakat untuk mengadakan Doa
Rosario setiap hari selama bulan Mei (bersama Katekese Liturgi dari
KAS) dan Oktober 2013, Doa Rosario diadakan bergilir dari rumah ke
rumah dengan teknis penjadwalan yang sudah diatur sebelumnya, sehing
ga menghindari terjadi dalam satu keluarga ketempatan Doa Rosario
lebih dari sekali.
Doa Rosario bergilir tersebut juga bermakna saling mengunjungi dan
mengenal satu sama lain sebagai saudara seiman. Hal tersebut menjadi
kontroversial ketika makna mengunjungi dan bertamu dikaitkan dengan
sebuah jamuan. Hal tersebut tak jarang menjadi masalah klasik dalam se
EDISI NATAL - 24 DESEMBER 2013
GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG
59
buah komunitas umat di lingkungan dalam mengadakan sebuah kegiat
an. Tetapi ketika kita kembalikan lagi kepada makna hakiki dan tujuan
dari Doa Rosario, hal jamuan dan rasa ewuh dan pekewuh (sungkan) dari
orang yang dikunjungi bukan lagi sebagai masalah yang pokok, meski
pun sedikit banyak pada awalnya menjadi sebuah kontroversi ketika
pengurus lingkungan mewajibkan untuk tidak menyajikan makanan da
lam bentuk apapun ketika kegiatan tersebut diadakan. Dengan hal ini
umat tidak perlu “disibukkan” dengan urusan jamuan dan tidak dibuat
kerepotan berkaitan dengan kegiatan dan rutinitas hidup yang lain. Ibarat
nya cukup membentangkan tikar saja dan menyediakan waktu dan tem
pat untuk bersama mendaraskan Doa Rosario dan mendengarkan renung
an.
Hal kedua yang menjadi masalah klasik dalam Doa Rosario Lingkung
an adalah jam karet dan menjadi sulit dihilangkan ketika sudah menjadi
budaya. Hal ini menjadi hambatan, misalnya ketika para orang tua harus
mendampingi anaknya belajar, ketika mau ada acara keluar dan lain
sebagainya. Karena alasan itulah kami di Lingkungan St Fransiskus Assi
si juga membuat kesepakatan bersama: berapapun jumlah umat yang ha
dir, Doa Rosario dimulai tepat pukul 20.00 WIB. Dengan pemimpin Doa
Rosario adalah umat yang ketempatan, dan pmandu renungan dijadwal
bergilir. Diharapkan dengan ditaatinya waktu tersebut, durasi yang di
butuhkan kurang lebih setengah jam.
Ternyata antusiasme umat cukup tinggi ketika aturan tersebut di atas
dilaksanakan dan ditaati bersama. Tak ketinggalan anak-anak, yang juga
ikut mendaraskan Doa Salam Maria, meski dengan pengucapan huruf
“R” yang belum begitu sempurna.
Penutupan kegiatan disepakati diadakan di depan Gua Maria Taman
Batursari yaitu di kediaman Bp. M.
Suroso, yang dipimpin oleh Prodia
kon Bp. Y. Sutopo. Karena ini adalah
acara penutupan, maka kami sepakat
membuatnya menjadi spesial.
Pengurus Lingkungan secara “diam-
diam” mencatat siapa saja umat yang
tidak pernah absen selama satu bulan
penuh mengikuti Doa Rosario, yang
WARTA PAULUS NO. 92
TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI
60
nantinya akan mendapatkan patung Keluarga Kudus dari lingkungan.
Untuk anak-anak dengan krite ria yang belum menerima komuni juga
disediakan hadiah berupa Rosa rio yang sudah diberkati.
Setelah Doa Rosario ini selesai, kami, pengurus lingkungan juga mem
punyai harapkan agar setiap keluarga berdoa setiap hari secara bersama-
sama yaitu Ayah, Ibu dan Anak. Mungkin berdoa pribadi adalah hal yang
umum, tetapi yang diharapkan adalah berdoa bersama-sama dalam satu
keluarga. Yang dibiasakan dengan “estafet” tiga patung Keluarga Kudus
dan buku panduan berdoa bersama dalam keluarga. Lingkungan dibagi
menjadi tiga blok, dan masing-masing keluarga dalam satu blok selama
satu minggu akan ketempatan patung Keluarga Kudus. Diharapkan
ketika “ditempati” patung Keluarga Kudus, setiap hari dalam keluarga
tersebut berdoa bersama-sama yaitu ayah, ibu dan anak. Harapan jangka
panjang adalah walaupun sudah tidak ketempatan patung Keluarga
Kudus, dalam keluarga tersebut tetap berdoa bersama setiap harinya.
Karena keluarga kristiani adalah satuan gereja terkecil sebagai fondasi
bertumbuhnya iman dan persaudaraan dalam memperkokoh kesatuan
umat yang lebih besar yaitu Wilayah, Paroki dan Keuskupan. Semoga
Tuhan mendengarkan harapan dan mengabulkan niat baik kami dan anda
semua. Tuhan Memberkati. �
Cuplikan sharing dari Arcadius S Adi
umat Lingkungan St. Fransiskus Asisi
Wil. I, Pucang Gading
REKOLEKSI KELUARGA DAN BERZIARAH
Bulan Oktober 2013, seperti biasa Lingkungan St. Yusup - Liman Mukti,
melaksanakan kegiatan rutin selama satu bulan penuh (31 hari) untuk Ibadat
Rosario. Pelaksanaan kegiatan dilakukan dari rumah ke rumah umat lingkung
an, dan sembilan hari terakhir dilaksanakan dengan Doa Novena Tiga Salam
Maria dengan pemimpin Ibadat secara bergantian, sesuai dengan jadwal yang
telah disusun oleh Seksi Liturgi Lingkungan.
Karena penutupan Ibadat Rosario (tgl. 31 Okt) bukan hari libur, maka
kegiatan lanjutan dari Rosario Oktober ini baru dapat dilaksanakan tanggal 16
– 17 Nopember 2013 di Wisma Anak Mandiri - Getasan dan dilanjutkan di Gua
Maria Pereng. Bentuk kegiatannya adalah: Rekoleksi Keluarga dan Ziarah.
EDISI NATAL - 24 DESEMBER 2013
GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG
61
Pembimbing Rekoleksi adalah
Rm. Alb. Agus Ariestiyanto,
MSF serta peman du acara
adalah pasutri Teguh – Ike.
Rangkaian kegiatan dimulai
dari Liman Mukti, berangkat
hari Sabtu, 16 Nopember jam
15.00, menuju ke Wisma Anak
Mandiri Getasan dengan jumlah
peserta 50 orang dengan mem-
bawa armada sendiri. Rekoleksi
Keluarga di mulai jam 19.00, di
pimpin oleh Romo Agus, namun sebelum acara dimulai dilakukan pemanasan
Chicken Dance serta menyanyikan Pujian. Ada sharing per kelompok keluarga
dan joget bersama ….......wis pokoknya asyiiiiiiiiik gayeng. Selesai jam 22.30
dilanjutkan ramah-tamah yang diisi dengan nyanyi-nyanyi Karaokean, sambil
makan jagung rebus, jadah bakar, minum jahe panas, oleh seluruh umat yang
hadir.
Kegiatan selanjutnya hari Minggu, 17 Nopember, sehabis sarapan menuju
Kapel di Getasan-Pereng untuk mengikuti Misa jam 08.00, Perayaan Ekaristi
dipimpin oleh Romo Agus. Selesai Misa dilanjutkan dengan Ibadat Jalan Salib,
yang dipandu oleh Prodiakon Mbak Tina. Setiap pemberhentian yang memim-
pin / memandu bergantian antar umat lingkungan, dari yang sepuh / senior,
sampai kaum muda nya.
Acara di Gua Maria Pereng sampai jam 12.00, kembali ke Wisma Anak
Mandiri, untuk makan siang, dilanjutkan kemas-kemas barang, ditutup dengan
Doa Penutup oleh Prodiakon Bp. Y.Nugroho, kemudian pulang menuju Sema-
rang. Seluruh Panitia mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang te-
lah membantu atas terlaksananya acara ini. Sayonara, sampai jumpa. �
Dominicus Slamet Parjono,
Ketua Lingkungan St.Yusup - Liman Mukti , Wil. G
“Berikan kepada saya pasukan yang mendaraskan Rosario dan saya akan menaklukkan dunia”
Paus Pius IX
WARTA PAULUS NO. 92
TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI
62
Gereja mesti menjawab
tantangan globalisasi
Mgr. Ignatius Suharyo, Ke
tua Presidium Konferensi Wali
gereja Indonesia (KWI) meng
ingatkan bahwa perkembangan
media komunikasi saat ini yang
kian cepat menuntut Gereja un
tuk beradapatasi, sehingga ke
beradaannya tetap relevan
untuk manusia zaman sekarang.
Menurutnya, pada era modern
ini gereja berhadapan dengan
arus besar yang tidak bisa di
lawan, yaitu globalisasi yang di
dorong semakin deras oleh me
dia massa dan teknologi inform
asi. Ia menyebut gejala ini ibarat “tronton yang meluncur cepat, tapi tidak
bagus remnya”.
Uskup Suharyo menyatakan hal ini saat berbicara dalam misa dan seminar
dengan tema PERAN DAN TANTANGAN MEDIA KOMUNIKASI
DALAM PEWARTAAN IMAN DI ERA DIGITAL. Acara syukuran ini
dalam rangka memperingati HUT ke-50 dekrit Inter Mirifica, dekrit Konsili
Vatikan II yang membahas tentang komunikasi sosial serta HUT ke-25
SEKSAMA, sebuah perkumpulan penerbit Katolik. Acara ini juga dihadiri
Sekjen KWI Mgr. Yohanes Pujasumarta, Ketua Komisi KOMSOS KWI Mgr
Petrus Turang, para imam, jurnalis Katolik, juga karyawan dari perusahan-
perusahan penerbitan, seperti Obor, Kanisius, Dioma, juga Majalah Hidup.
Pengaruh globalisasi, kata Uskup Suharyo, melahirkan gejala detradisional
isasi, yaitu orang mulai mempertanyakan eksistensi tradisi. “Tradisi yang dulu
dipegang sekarang digoncang. Padahal, dalam Gereja Katolik salah satu tiang
iman adalah tradisi. Itu artinya salah satu penyanggah iman kita sedang di
goncang”. Menurut Mgr Suharyo, kondisi ini juga berpengaruh pada tatanan
kehidupan menggereja, dimana orang tidak lagi selalu taat pada Gereja, kritik
an terhadap Gereja pun sudah dianggap sebagai hal biasa. “Kalau dulu, Roma
bicara, masalah selesai. Sekarang, Roma bicara, masalah muncul”, ungkapnya.
EDISI NATAL - 24 DESEMBER 2013
GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG
63
WARTA PAULUS MEDIA KOMUNIKASI
PAROKI SANTO PAULUS SENDANGGUWO - SEMARANG
Pelindung Pastor Kepala Paroki
Penasehat Ketua Bidang Yan Mas Dewan Paroki
Penanggungjawab Koord. Tim Kerja KomSos
Dewan Paroki
Pemimpin Redaksi J Paryadi
Staf Redaksi Drs. St. Suripto Atmosuwito
Drs. A Mardiyono Pius Koesdyantoro
M Yunus Waas
Artistik Alf. Sungging V Suparyanto
B Riyanto
Tata Letak J Paryadi
M Yunus Waas
Distribusi Ketua - Ketua Lingkungan
Penerbit Dewan Paroki Santo Paulus
Jl. Dr. Muwardi 7, 024 - 6711509 Sendangguwo Semarang
Alamat E-mail [email protected]
Percetakan CV Rind Abadi
Edisi 92, Hari Raya Natal
24 Desember 2013
Cover Depan Ilustrasi Keluarga Kudus
desain oleh : V Suparyanto
Dampak lainnya adalah, setiap individu mulai
menentang otoritas apapun, ter masuk teologi dan
kaidah-kaidah moral.
Terhadap gejala-gejala seperti ini, ada
berbagai model reaksi, ada yang cuek, bahkan
ada yang jatuh ke fundamentalisme. Yang mesti
dilakukan Gere ja, kata Uskup Suharyo, adalah
mencari secara kreatif cara-cara menghadirkan
diri di tengah zaman ini, termasuk dengan
memanfaatkan secara optimal ko munikasi
sosial”. Uskup Agung Jakarta ini mengatakan,
dalam banyak hal, memang Gereja seringkali
tidak siap untuk men jawab tantangan zaman.
Karenanya, kata dia, ketika ada pertanyaan, hal
baru seperti apa yang mau ditawarkan Gereja
bagi manusia zaman sekarang, hampir sulit
menemukan jawaban. “Para pemimpin umumnya
menjawab begini: Nanti kami rapat dulu,”
ungkap Mgr Suharyo. �
Sumber: Mirifica.News
“Jika engkau mengikuti kehendak Allah, engkau tahu bahwa biarpun ada serba macam hal mengerikan yang terjadi atas dirimu, namun engkau tidak akan kehilangan tempat perlindungan terakhir. Engkau tahu bahwa fondasi dunia ini adalah kasih sehingga biarpun tak ada seorang manusia pun yang dapat atau bersedia membantumu, engkau tetap dapat berjalan maju, seraya mempercayai Ia yang mengasihimu” – Joseph Ratzinger (Paus Benediktus XVI)
WARTA PAULUS NO. 92
TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI
64