buku - uki paulus
TRANSCRIPT
BUKUHASIL PENELITIAN
SISTEM JARINGAN KOMUNIKASIMIMO RELAY
Hak cipta dilindungi Undang-undang No. 28 Tahun 2014
Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi
buku ini tanpa seizin tertulis dari penerbit
Apriana Toding, ST., MEngSc., PhD iii
BUKUHASIL PENELITIAN
SISTEM JARINGAN KOMUNIKASIMIMO RELAY
Apriana Toding, ST., MEngSc., PhD
Sistem Jaringan Komunikasi MIMO Relayiv
SISTEM JARINGAN KOMUNIKASIMIMO RELAY
Penulis:Apriana Toding, ST., MEngSc., PhD
Penerbit:PT Adya Berkah Mulia
Cetakan:I. Jakarta 2019
Editor:Aryo Seno Wicaksono, S.Kom.,M.M
Layout:ASIK
Desain sampul:ASIK
Katalog dalam terbitan (KDT)
Sistem Jaringan Komunikasi MIMO Relay
Apriana Toding, ST., MEngSc., PhD
- Cet.1 . - Jakarta: Penerbit PT Adya Berkah Mulia, 2019
ix + 68 hlm.; ilus.; 20 cm.
�������������Ƥǣ�Ǥ��������ǣ�ǦǦǦǦ
Apriana Toding, ST., MEngSc., PhD v
KATA PENGANTAR
Dalam hasil Penelitian Hibah Bersaing
Tahun Anggaran 2015-2017, Penelitian Pasca
Doktor Tahun Anggaran 2017-2018, Penelitian
Dasar Tahun Anggaran 2019 dan Penelitian
Terapan Unggulan Perguruan Tinggi Tahun
Anggaran 2019 menghasilkan buku hail
penelitian dengan judul sistem komunikasi
jaringan MIMO Relay.
Buku hasil penelitian ini membahas
tentang sejarah pengembangan MIMO dan
MIMO Relay. Selanjutnya, buku ini memaparkan
Sistem Jaringan Komunikasi MIMO Relayvi
tentang sistem komunikasi MIMO Relay yang
selanjutnya membahas teori dan rumus dari
metode zero-forcing (ZF) dan minimum mean
squared error (MMSE) pada sisi penerima.
Kemudian buku ini selanjutnya membahas
mengenai perkembangan MIMO Relay yang
memiliki satu node relay pada jaringan MIMO
2x2 dan MIMO 4x4 yang memperlihatkan hasil
simulasi.
Pada kesempatan ini, penulis
mengucapkan terima kasih kepada: (1)
Kementristekdikti yang telah mendukung
penuh Skema Penelitian Kompetitis Nasional
dengan tiga judul sebagai ketua dan Skema
Penelitian Desentraslisasi dengan satu judul
sebagai ketua; (2) Pimpinan unit-unit sipitas
akademik UKI Paulus mulai dari Rektor, Wakil
Rektor, Dekan, Program Studi dan Ketua LPPM
yang mendukung pelaksanaan penelitian; dan
(3) Pimpinan Ketua LLDIKTI dalam menfasilitasi
akan bantuan Penelitian Kompetitif Nasional
Apriana Toding, ST., MEngSc., PhD vii
dan Penelitian Desentralisasi.
Peneliti menyadari bahwa penulisan
buku hasil penelitian ini masih jauh dari
kesempurnaan karena itu penulis terbuka
terhadap kritik dan saran yang membangun
dari setiap pembacaan untuk penyempurnaan
buku hasil penelitian ini.
Makassar, Desember 2019
Penulis
Apriana Toding, ST., MEngSc., PhD ix
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ...……..……………….......………… vDaftar Isi ....………………………………………………... ix
Bab 1 Sejarah Sistem MIMO dan Relay 3Bab 2 Sistem MIMO Relay ……...…………… 25Bab 3 Zero Forcing Algorithm …………… 37Bab 4 Minimum MSE Algorithm ………… 41Bab 5 Simulasi Sistem Komunikasi MIMO 2x2 Relay ………………......................... 45
Daftar Pustaka ............…………………………....... 49Dokumentasi Penulis ..................................... 53Profile Penulis ................................................... 63
BAB 1Sejarah Sistem
MIMO dan Relay
Apriana Toding, ST., MEngSc., PhD 3
Bab 1Sejarah Sistem MIMO dan Relay
1.1 Pendahuluan
A. Deskripsi Singkat Pada bab ini akan dikenalkan tentang sejarah munculnya sistem MIMO.
B. Relevansi Bab ini merupakan dasar dari teori sistem
MIMO. C. Standar Kompetensi Setelah mempelajari ini diharapkan
pembaca mampu mengenal tentang sistem MIMO.
D. Kompetensi Dasar Setelah mempelajari ini diharapkan pembaca mampu memahami pengertian dan sejarah tentang sistem MIMO dan penerapan dalam bidang sistem komunikasi nirkabel.
Sistem Jaringan Komunikasi MIMO Relay4
1.2 Penyajian
A. Pengertian Sistem MIMO
MIMO merupakan kependekan dari Multiple Input and Multiple Output. Dalam gelombang radio, MIMO merupakan metode untuk melipatgandakan kapasitas dengan menggunakan banyak antena untuk mengirimkan dan menerima data. MIMO menjadi hal yang sangat penting dalam komunikasi wireless atau komunikasi nirkabel seperti.
a. Wifi: IEEE 802.11n dan IEEE 802.11acb. Telekomunikasi: HSPA+, WIMAX dan LTE
Dalam penerapannya pada jaringan wifi di kantor, kita melihat bahwa Access Point tipe N atau AC menggunakan lebih dari satu antena.
Apriana Toding, ST., MEngSc., PhD 5
Contoh produk radio wifi outdoor (PTP) yang sudah support MIMO : UBNT Powerbeam, litebeam AC, airgrid, mikrotik netmetal, dll. IEEE 802.11n dibuat berdasarkan stAndard sebelumnya 802.11 dengan menambahkan Multiple-Input-Multiple-Output (MIMO) dan operasi Channel-bonding / 40 Mhz pada layer Physical, dan aggregasi frame pada layer MAC.
MIMO menggunakan beberapa antena transmitter dan receiver untuk memperbaiki kinerja sistemnya. MIMO adalah teknologi yang menggunakan
Sistem Jaringan Komunikasi MIMO Relay6
beberapa antenna untuk secara koheren mengurai lebih banyak informasi dibanding menggunakan satu antenna tunggal. Dua keuntungan penting yang diberikan kepada 802.11n adalah keragaman antenna dan multiplexing spatial.
Teknology MIMO mengAndalkan sinyal-sinyal dari berbagai arah. Sinyal-sinyal dari berbagai arah ini adalah pantulan sinyal-sinyal yang sampai pada antenna penerima beberapa saat setelah transmisi sinyal utama yang satu garis (Line of sight) sampai. Pada jaringan 802.11a/b/g yang bukan MIMO, sinyal-sinyal dari berbagai arah ini diterima sebagai interferensi yang hanya mengurangi kemampuan penerima untuk mengumpulkan informasi yang ada dalam sinyal.
Teknologi MIMO menggunakan sinyal dari berbagai arah ini untuk menaikkan kemampuan receiver untuk mengurai informasi yang dibawah oleh sinyal ini.
Apriana Toding, ST., MEngSc., PhD 7
Spatial Division Multiplexing (SDM)
Satu lagi kemampuan teknologi MIMO ini adalah Spatial Division Multiplexing (SDM). SDM melakukan multiplexing secara spatial beberapa stream data independent, secara simultan ditransfer di dalam satu spectral channel bandwidth. MIMO SDM dapat secara significant menaikkan aliran data seiring
Sistem Jaringan Komunikasi MIMO Relay8
naiknya jumlah stream data yang berserakan bisa diurai. Setiap stream data berserakan ini memerlukan suatu antena yang berlainan pada kedua transmitter dan receiver. Sebagai tambahan, teknologi MIMO memerlukan suatu rantai frequency yang terpisah dan juga converter analog-to-digital untuk masing-masing antena MIMO, yang dalam proses konversi ini memerlukan biaya implementasi yang lebih tinggi dibanding dengan system teknologi non-MIMO.
Channel Bonding
Channel Bonding, yang juga dikenal dengan channel 40 MHz, adalah teknologi kedua yang dipasang pada stAndard 802.11n yang dapat secara simultan menggunakan dua channel terpisah yang tidak saling tumpang tindih untuk mentransfer data. Channel bonding menaikkan jumlah data yang dapat ditransmisikan. Operasi Modus 40 MHz menggunakan dua band 20 MHz yang berdekatan. Hal ini membuat pendobelan langsung dari rate data PHY dari suatu channel band tunggal 20 MHz. (Perlu dicatat bahwa
Apriana Toding, ST., MEngSc., PhD 9
MAC dan level aliran user tidak akan dobel).Teknologi arsitektur coupling MIMO
dengan channel bandwidth yang lebih lebar menawarkan peluang menciptakan pendekatan yang sangat powerful dan cost-efektif untuk meningkatkan rate transfer physical. Teknologi MIMO ini banyak diadopsikan kepada banyak piranti wireless dari kartu jaringan wireless sampai wireless router seperti WRT160N Linksys RangePlus wireless broadband router, DIR-615 D-Link wireless router dll. Dengan menggunakan piranti wireless yang berteknologi MIMO ini akan meningkatkan kinerja jaringan wireless di rumah Anda dari kecepatan dan jangkauannya juga. Hal ini akan menjadi optimum jika kedua ujung piranti menggunakan teknologi yang sama, yaitu teknologi MIMO.
Perkembangan selanjutnya adalah teknologi Beamforming yang sekarang mulai banyak diterapkan pada wireless router yang berbasis wifi generasi ke 5 (5G wifi alias wireless AC) atau stAndard wifi 802.11ac. Sebut saja Netgear Nighthawk X6 atau juga TP-link Archer C9 atau versi yang ADSL Archer D9 juga
Sistem Jaringan Komunikasi MIMO Relay10
berteknologi beamforming.
Kesimpulannya, pada penerapan pertama kali, MIMO memang berarti menggunakan banyak antena untuk melipatgAndakan kapasitas. Pada pengertian yang lebih maju, MIMO berarti kemampuan mengirimkan dan menerima banyak data secara bersamaan pada suatu channel frekuensi radio dengan mengeksploitasi penyebaran banyak jalur (multipath propagation). Jadi pada akhirnya, MIMO secara mendasar sangatlah berbeda dari pengembangan teknik antena pintar yang berfungsi untuk meningkatkan performa dari sebuah sinyal data tunggal.
Jika Anda membangun suatu infrastructure jaringan komputer di kantor atau di rumah, ada baiknya mempergunakan piranti wireless yang berteknologi MIMO ini demi kehAndalan jaringan wireless Anda.
Belakangan teknologi MIMO berkembang dengan istilah Multi User MIMO (MU-MIMO), dimana system mengirim sinyal kepada beberapa klien secara bersamaan. Tidak mengirim data satu persatu ke client, akan tetapi
Apriana Toding, ST., MEngSc., PhD 11
sekaligus ke beberapa client secara bersamaan. Contoh produk yang menggunakan teknologi ini adalah LINKSYS EA9500 MAX-STREAM.
Sistem Jaringan Komunikasi MIMO Relay12
B. Sejarah
Sebelum muncul sitem MIMO, ada sistem yang dibahas sebelumnya yakni sistem SISO, sistem SIMO, dan sistem MISO merupakan SMART ANTENNA (SIMO, MISO dan MIMO ). Smart Antenna Definisi suatu smart antena adalah suatu sistem antena komunikasi wireless digital yang difungsikan sebagai diversity dari Transmitter, Receiver, atau kedua-duanya. Di dalam komunikasi wireless, pada umumnya antena tunggal digunakan di pengirim, dan antena tunggal lain digunakan di tujuan.
Hal ini disebut SISO (Single Input, Single Output). Ketika suatu gelombang elektromagnetik dihalangi sesuatu seperti bukit; jurang curam; bangunan; dan sebagainya, maka gelombang terserak, dan dengan begitu gelombang RF mengambil alur lain untuk sampai ke tujuan (Receiver). Terjadinya gelombang yang terhalang tadi menyebabkan permasalahan seperti cut-out (pengaruh karang).
Penggunaan smart antena dapat
Apriana Toding, ST., MEngSc., PhD 13
mengurangi atau menghapuskan gangguan yang disebabkan oleh multipath fadding. Kategori Smart Antena Penggunaan antena dalam sistem smart antenna dibagi dalam tiga kategori utama, yakni ; SIMO (Single Input,Multiple Output) Di dalam SIMO teknologi, satu antena digunakan di sumber (Rx), dan dua atau lebih antena digunakan di tujuan (Tx); MISO (Multiple Input,Single Output) Di dalam MISO teknologi, dua atau lebih antena digunakan di sumber (Rx), dan satu antena digunakan di tujuan (Tx); MIMO (Multiple Input Multipel Output) Di dalam teknologi MIMO, berbagai antena bekerja pada kedua sumber (Rx) dan tujuan (Tx). Belakangan ini MIMO telah diminati, sebab teknologi ini tidak hanya menghapuskan efek multipath propagasi yang kurang baik, tetapi dalam beberapa hal memiliki keunggulan.
Gambar dibawah ini menunjukkan ilustrasi sejarah perkembangan skema input-output antena pada komunikasi wireless.
Sistem Jaringan Komunikasi MIMO Relay14
SISO
MIMO
Intelligent Antena
(IA - MIMO)
Cooperative
Mobile
1948
1996
2003
Routing
Geometry
DPC/BF
MLD
Cellular
Multiuser
(MU - MIMO)
Network
(Net - MIMO)
SIMOMISOSISOSISO
MIMO
SIMOMISO
Gambar 2.1. Sejarah perkembangan skema input output
pada komunikasi wireless
MIMO (Multiple Input Multiple Output) pada LTE
Teknologi ini kali pertama diperkenalkan oleh seorang ahli dari Bell Laboratories pada tahun 1984. MIMO sendiri merupakan salah satu bentuk dari Smart Antenna. MIMO bekerja di dalam sistem komunikasi wireless digital. Pada sistem komunikasi tersebut gelombang yang dihasilkan akan terpantul melalui berbagi jalur atau biasa disebut multipath. Sinyal pantulan dan sinyal yang berjalan lurus akan bersifat saling menggagalkan saat sampai di sisi penerima. MIMO menggunakan sistem yang berbeda yakni
Apriana Toding, ST., MEngSc., PhD 15
dengan menggunakan antena lebih dari satu untuk penerima dan pengirimnya (diversity). Tidak seperti sistem antena konvensional yang sangat rentan dengan multipath, sistem MIMO justru sangat baik untuk meningkatkan data rate dalam range yang lebih besar tanpa membutuhkan bandwidth atau daya yang lebih besar. Dengan adanya teknologi ini sistem kerja akan lebih baik dibandingkan dengan sistem teknologi SISO (Single Output Single Input).
Transmisi dengan teknik MIMO mendukung konfigurasi dua atau empat antena pengirim dan dua atau empat antena penerima. Konfigurasi MIMO yang mungkin pada arah downlink adalah MIMO 2x2, MIMO2x4, MIMO 4x2, dan MIMO 4x4. Akan tetapi UE dengan 4 antena penerima yang dibutuhkan untuk konfigurasi MIMO 4x4 hingga saat ini masih belum diimplementasikan.
Sistem MIMO memiliki antena pengirim dan penerima yang jumlahnya lebih dari satu. Proses penerimaan sinyal pada sistem MIMO yakni dengan menggunakan pengalian matriks kanal. Pemodelan kanal MIMO berdasarkan
Sistem Jaringan Komunikasi MIMO Relay16
keadaan lingkungan fisiknya, dibagi menjadi dua, yaitu model physical (Deterministic/geometric) dan model stochastic. Model Deterministic, yaitu model fisik melibatkan parameter fisik kanal di keadaan sebenarnya dari semua komponen multipath, seperti DoA (Directions of Arrival) dan DoD (Directions of Departure). Pemodelan ini berlaku untuk lingkungan picocell / microcell.
Model ini dapat digunakan sebagai dasar untuk pemodelan secara stochastic. Model kedua, stochastic yang berarti berkarakteristik probabilitas atau acak, memberikan permodelan secara statistik dari properti-properti spasial kanal pada elemen-elemen antena . Model ini biasanya dipakai pada daerah pengukuran yang luas. Contoh dari model ini adalah model Metra MIMO pada 3GPP. Variasi jalur tempuh yang berbeda-beda antara TX dengan RX sebagai fungsi waktu, lokasi, dan frekuensi (multipath Fading) dapat direpresentasikan dengan distribusi statistik. Untuk fokus ke masalah Fading ini, model geometris dapat ditransfer ke dalam model stochastic.
Apriana Toding, ST., MEngSc., PhD 17
Gambar 2.2. Pemodelan kanal MIMO
Pada gambar diatas terlihat pemodelan kanal MIMO secara umum. Dari gambar, terlihat sistem MIMO dengan sejumlah T antena transmitter dan R antena receiver. Kanalnya direpresentasikan dengan matriks H yang memiliki R baris dan T kolom. Elemen-elemen matriksnya, ij h merupakan fungsi transfer dari antena transmitter ke j ke antena receiver ke i. Dari gambar terlihat, sinyal yang diterima antena receiver merupakan penjumlahan sinyal dari semua
TxAntenna
1
h11
n1
n2
nR
h21
hR1
h12
h22
hR2
h1T
h2T
hRT
TxAntenna
2
TxAntenna
T
RxAntenna
1
RxAntenna
2
RxAntenna
R
Sistem Jaringan Komunikasi MIMO Relay18
antena tranmsitter.
C. Aplikasi Sistem MIMO
Dalam aplikasinya, terdapat dua macam teknik MIMO yang digunakan dalam sistem komunikasi nirkabel dan bergerak yakni:
Spatial Multiplexing
Teknik pertama yang digunakan dalam sistem MIMO ialah multipleks spasial (spatial multiplexing). Pada teknik ini aliran data yang berlaju dengan tinggi dipecah-pecah menjadi sejumlah aliran sesuai dengan jumlah antena pemancar masing-masing dengan laju yang lebih rendah dari aliran aslinya. Sebelum aliran data ditransmisikan oleh antena, aliran – aliran data ini dilewatkan pada matriks khusus yang berfungsi menggabungkan sinyal dari semua aliran dengan kombinasi tertentu untuk dipancarkan. Ini merupakan suatu proses multipleks yang berlangsung pada dimensi spasial karena setiap kombinasi data paralel ditujukan ke salah satu antena transmitter. Dengan sistem ini teknik spatial multiplexing memungkinkan mencapai kapasitas kanal yang
Apriana Toding, ST., MEngSc., PhD 19
besar dan juga dapat menambah spectrum efisiensi sehingga menambah kecepatan transmisi data.
Spatial Diversity
Jika sebelumnya sinyal data dipecah sesuai dengan jumlah antena di setiap sisinya, lain halnya dengan teknik spatial diversity. Pada sistem ini setiap antena pengirim pada sistem MIMO mengirimkan data yang sama secara paralel dengan menggunakan coding yang berbeda pada setiap sinyal yang dikirimkan.
Tujuannya adalah untuk mendapatkan kualitas sinyal setinggi mungkin dengan meamanfaatkan teknik diversity pada transmitter dan receiver. Peningkatan kualitas sinyal dapat dilihat berdasarkan nilai parameter penguatan diversity (diversity gain), yang nilainya makin meningkat dengan makin besarnya tingkat diversity R, yaitu jumlah antena yang digunakan pada receiver. Penggunaan STC (Space Time Coding) pada sistem MIMO dengan sejumlah T antena transmitter dan R antena receiver menjanjikan tingkat diversity menjadi TxR. Sebagai contoh, dengan 4 antena
Sistem Jaringan Komunikasi MIMO Relay20
pada masing – masing sisi, sistem MIMO denga STC diharapkan mampu menyediakan tingkat diversity yang setara dengan metode konvensional menggunakan 16 antena pada receiver.
Keunggulan MIMO:
1. Sinyal pantulan (multi path) sebagai penguat sinyal utama sehingga tidak saling menggagalkan.
2. Mempercepat koneksi wireless dan memperjauh jarak jangkauan.
3. Menghemat penggunaan bandwidth dan peningkatan kapasitas kanal.
Kelemahan MIMO:
Selain memiliki banyak kelebihan, MIMO juga memilki kelemahan, yaitu adanya waktu interval yang menyebabkan adanya sedikit delay pada antena akan mengirimkan sinyal, meskipun pengiriman sinyalnya sendiri lebih cepat. Waktu interval ini terjadi karena adanya proses dimana sistem harus membagi sinyal mengikuti jumlah antenna yang dimiliki oleh
Apriana Toding, ST., MEngSc., PhD 21
perangkat MIMO yang jumlahnya lebih dari satu.
Secara sederhana MIMO adalah penggunaan multipel antena baik di pemancar (transmitter) dan juga di penerima (receiver) untuk meningkatkan performance telekomunikasi. MIMO sendiri merupakan salah satu bentuk dari Smart Antenna. MIMO digunakan dalah teknologi komunikasi wireless karena mempunyai kemampuan signifikan dalam meningkatkan data troughput tanpa adanya tambahan bandwith maupun transmit power (daya pemancar).
Dalam aplikasinya, terdapat dua macam teknik MIMO yang digunakan dalam sistem komunikasi nirkabel dan bergerak yakni:
Spatial Multiplexing
Teknik pertama yang digunakan dalam sistem MIMO ialah multipleks spasial (spatial multiplexing). Pada teknik ini aliran data yang berlaju dengan tinggi dipecah-pecah menjadi sejumlah aliran sesuai dengan jumlah antena pemancar masing-masing dengan laju yang
Sistem Jaringan Komunikasi MIMO Relay22
lebih rendah dari aliran aslinya. Sebelum aliran data ditransmisikan oleh antena, aliran-aliran data ini dilewatkan pada matriks khusus yang berfungsi menggabungkan sinyal dari semua aliran dengan kombinasi tertentu untuk dipancarkan. Ini merupakan suatu proses multipleks yang berlangsung pada dimensi spasial karena setiap kombinasi data paralel ditujukan ke salah satu antena transmitter. Dengan sistem ini teknik spatial multiplexing memungkinkan mencapai
BAB 2Sistem Komunikasi
MIMO Relay
Apriana Toding, ST., MEngSc., PhD 25
Bab 2Sistem Komunikasi MIMO Relay
1.1 Pendahuluan
A. Deskripsi Singkat Pada bab ini akan dikenalkan tentang
pengantar sistem MIMO Relay. B. Relevansi Bab ini merupakan dasar untuk
mengetahui sistem MIMO Relay. C. Standar Kompetensi Setelah mempelajari ini diharapkan
pembaca mampu mengenal tentang sistem MIMO Relay.
D. Kompetensi Dasar Setelah mempelajari ini diharapkan
pembaca mampu memahami pengertian dan sejarah tentang sistem MIMO Relay dan penerapan dalam bidang sistem komunikasi nirkabel.
Sistem Jaringan Komunikasi MIMO Relay26
1.2 Penyajian
A. Pengertian Sistem MIMO RelayMIMO merupakan teknologi
mutakhir yang dapat meningkatkan domain spasial pada kanal fading yang bersifat bergerak (mobile) yang dapat meningkatkan komunikasi wireless. MIMO konvensional yang kita ketahui adalah point to point atau kolokasi (collocated), yang membutuhkan antena pengirim dan penerima untuk komunikasi secara langsung yang tentu saja melibatkan banyak antena. Di dalam prakteknya tidak semua perangkat menggunakan teknologi MIMO karena mempertimbangkan dari sisi hardware, ukuran, dan juga harga. Kooperatif MIMO dikenal juga dengan Virtual MIMO atau Distributed MIMO, bertujuan untuk mendistribusikan antena dengan menggunakan perangkat multiple radio untuk memperoleh beberapa keuntungan lebih jika dibandingkan dengan konvensional MIMO.
Apriana Toding, ST., MEngSc., PhD 27
Gambar Sistem Komunikasi MIMO Relay
Ide dasar dari kooperatif MIMO adalah gabungan beberapa antena yang disebut dengan Virtual Antena Array (VAA), untuk kemudian digabungkan menjadi komunikasi MIMO, Transmisi kooperatif MIMO meliputi link point to point radio yang didalamnya termasuk link VAA dan link VAA dari perangkat yang berbeda. Kooperatif MIMO untuk komunikasi relay dikenal dengan 3 strategi kooperatif : amplify and forward, decode and forward, dan compress and forward.
Kelebihan Kooperatif MIMO1. Menambah jumlah kapasitas user2. Meningkatkan throughput3. Meningkatkan coverage area
Sistem Jaringan Komunikasi MIMO Relay28
4. Menambah perangkat mobility wireless secara efektif
Kekurangan Kooperatif MIMO1. Sistem menjadi lebih kompleks2. Overhead sinyal menjadi lebih besar
Untuk MIMO pada sistem komunikasi selular, terdapat 3 jenis dari cooperatif MIMO:
a) Coordinated multipoint transmission (COMP)
Teknik yang digunakan dengan bersatunya BS yang saling interferensi sinyal intercell sehingga dapat meningkat perangkat penerimaan di MS. Digunakan untuk sharing data dan channel state information (CSI) diantara beberapa BS yang berdekatan (neighboring). Antara BS saling berkoordinasi transmisi sinyal downlink dan menggabungkan proses penerimaan sinyal uplink. Teknik COMP dapat efektif ketika jika ada suatu BS yang bermasalah tentang pengiriman sinyal, power gain, dan diversity gain, sehingga BS yang berdekatan dapat saling membantu komunikasi. Keuntungan lainnya adalah meningkatkan high speed pada backbone
Apriana Toding, ST., MEngSc., PhD 29
untuk pertukaran informasi. ComP menjadi kajian yang menarik dibeberapa penelitian dikampus maupun di industri beberapa tahun belakangan ini, dan menjadi kandidat yang kuat untuk stAndar teknologi 4G. Teknik COMP ini hanya berkonsentrasi untuk BS ke MS dan Fixed to Mobile (F2M).
b) Fixed Relay
Ciri utama pada teknik adalah low cost dan infrastruktur fixed radio yang menghubungkan backhaul tapi kabel (wired). Teknik ini menyimpan data yang diterima dari BS dan kemudian di forward ke MS, begitu sebaliknya. Fixed relay (RS) menggunakan power transmisi yang lebih kecil. Kerugian menggunakan fixed relay adalah proses relay yang lebih lama (delay) dan lebih memiliki potensi interferensi penggunaaan frekuensi reuse. Teknik ini dapat mencakup BS-MS, BS-RS, RS-RS dan RS-MS.
c) Mobile Relay
Mengakomodasi fleksibilitas dari berbagai model traffic dan mengadaptasi dari lingkungan propagasi. Mobile relay menjadi
Sistem Jaringan Komunikasi MIMO Relay30
lebih cepat dan biaya yang dibutuhkan rendah, karena tidak membutuhkan infrastuktur yang fixed. Dan sama seperti fixed relay, mobile relay dapat memperluas area coverage, mengurangi transmisi power, meningkatkan kapasitas di penerima (MS). Sementara kelemahan dari sistem ini adalah kurang reliable jika dibandingkan dengan fixed relays untuk komunikasi jaringan yang tinggi dan tidak stabil, di sisi perangkat (MS) penggunaan baterai menjadi lebih besar.
d) Model Kanal
Sampai dengan saat ini belum ada standar yang mengeluarkan untuk model kanal kooperatif MIMO, yang dijadikan landasan untuk mengukur model kanal yang paling akurat. Pendekatan dalam melakukan stAndarisasi dibangun menjadi dua macam yaitu model sistem simulasi dan model kalibrasi. Model sistem simulasi dimaksudkan untuk penilaian kinerja algoritma yang akurat dan sistem yang berbeda. Model kalibrasi adalah model sederhana yang dikembangkan untuk pengujian kesesuaian perangkat dan teknologi
Apriana Toding, ST., MEngSc., PhD 31
yang berbeda.
Penelitian tentang model kanal MIMO dikembangkan sesuai dengan kebutuhan riset masing-masing akademik atau industri seperti model kanal COST 259/273, 3GPP SCM, SCM-Extended, WINNER II, IEEE 802.11n, Stanford University Interim (SUI), IEEE 802.16.
Dari sekian banyak jenis model kanal, 3 yang paling mendekati model kanal MIMO :
1. SCM adalah model kanal yang dikembangkan 3GPP tahun 2003 untuk mengevaluasi MIMO pada skema high-speed downlink packet access (HSDPA). SCM mampu bekerja pada frekuensi tengah 2 GHz dan lebar bandwith 5 MHz.
2. WINNER II, dikembangkan oleh IST-WINNER II tahun 2007 dimana sistem ini merepresentasikan state of the art dari model kanal wireless. Mendukung frekuensi tengah di 2 – 6 GHz dan lebar bandwidth 100 MHz.
3. IEEE 802.16j, merupakan yang diadopsi dari model SUI dan dikembangkan tahun
Sistem Jaringan Komunikasi MIMO Relay32
2007 untuk pengembangan relay model IEEE 802.16j untuk sistem WIMAX. Support frekuensi tengah 5 GHz dan maksimum sistem bandwidth 20 MHz.
Dalam rangka membangun jaringan komunikasi nirkabel yang dapat mencakup semua wilayah yang lebih luas dan dapat dihAndalkan dan terkoneksi, maka diperlukan suatu sistem untuk mengimbangi efek dari sinyal fading dan shadowing. Cara yang efisien untuk mengatasi masalah ini adalah dengan mengirimkan sinyal melalui satu atau beberapa relay. Keberhasilan dari teknologi MIMO ini mendorong dikembangkannya konsep komunikasi kooperatif dengan menggabungkan sistem relay yang mana sistem relay dimanfaatkan untuk memperkuat sinyal informasi yang diterima dan menyampaikan informasi tersebut ke destination. Sistem seperti ini disebut sistem komunikasi MIMO relay. Ide dasar dari sistem komunikasi MIMO relay adalah untuk dapat meningkatkan efficiency, reliability, capacity, coverage dan diversity pada system komunikasi [1]-[7].
Apriana Toding, ST., MEngSc., PhD 33
Prinsip kerja sistem komunikasi MIMO relay dapat dilihat pada Gambar 2 dibawah ini
Contoh situasi yang terjadi pada sistem komunikasi MIMO relay yakni pengguna berada di suatu perkotaan yang padat dengan bangunan tinggi sehingga terjadi shadowing sehingga pengguna tidak mendapatkan sinyal pada saat melakukan komunikasi. Dengan memasang relay diatas gedung maka pengguna tersebut dapat menerima sinyal dengan baik. Contoh lain yakni, jika pengguna berada jauh dari lokasi Base Transceiver Station (BTS) yang mana pengguna tidak mendapatkan sinyal. Dengan demikian tidak perlu memasang BTS lagi, cukup dengan memasang relay antara BTS dengan pengguna sehingga pengguna sepertinya berada dekat dari BTS karena relay menerima sinyal dari BTS dan mengirimkannya ke pengguna. Gambar 3 memperlihatkan blok diagram sederhana dari system komunikasi MIMO relay.
Sistem Jaringan Komunikasi MIMO Relay34
++ rdHs
rv dv
b srHdyrxry F
Source RelayD estination
Nr xN r Nd xN rNr xN sNs x1
s
Gambar 3. Blok Diagram MIMO Relay
Dari blok diagram pada Gambar 3, dapat ditulisan persamaannya sebagai berikut:
(3)
(4)
(5)
Dimana: = vektor sinyal yang diterima dengan dimensi Nd x 1 = matriks kanal dengan dimensi Nd x Nr = matriks penguatan dengan dimensi Nr x Nr = matrik kanal dengan dimensi Nr x Ns S = vektor sinyal yang dikirim dengan dimensi Ns x 1
BAB 3Zero ForcingAlgorithm
Apriana Toding, ST., MEngSc., PhD 37
Bab 3Zero Forcing Algorithm
1.1 Pendahuluan
A. Deskripsi Singkat Pada bab ini akan dikenalkan tentang
metode receiver pada sistem MIMO. B. Relevansi Bab ini merupakan dasar mengenai metode
receiver pada sistem MIMO. C. Standar Kompetensi
Setelah mempelajari ini diharapkan pembaca mampu mengenal tentang metode receiver pada sistem MIMO.
D. Kompetensi Dasar Setelah mempelajari ini diharapkan pembaca mampu memahami pengertian dan sejarah tentang metode receiver pada sistem MIMO dan penerapan dalam bidang sistem komunikasi nirkabel.
Sistem Jaringan Komunikasi MIMO Relay38
2.3 Algoritma Zero Forcing
Algoritma zero-forcing (ZF) merupakan penerapan inverse dari metode untuk menghilangkan pengaruh kanal dengan cara mengalikan matriks kanal pada matriks invers-nya [1], [2], [4]. Untuk mendapatkan nilai sinyal baru dalam metode ZF adalah dengan menentukan matrik bobot W yang memenuhi WH
H=I yang ditulis sebagai berikut:
W = H (HHH)
-1(2.5)
Dimana W diketahui sebagai pseudo-inverse menguraikan matriks m x n (matrik ekualisasi), (-1) diketahui sebagai invers matrik, dan I adalah matriks identitas sehingga nilai estimasi sinyal baru dapat dituliskan sebagai berikut:
BAB 4Minimum MSE
Algorithm
Apriana Toding, ST., MEngSc., PhD 41
Bab 4Minimum MSE Algorithm
1.1 Pendahuluan
A. Deskripsi Singkat Pada bab ini akan dikenalkan tentang later belakang matematika sistem MIMO
B. Relevansi Bab ini merupakan dasar matematika
sistem MIMO C. Standar Kompetensi
Setelah mempelajari ini diharapkan pembaca mampu mengenal tentang latar belakang matematika sistem MIMO
D. Kompetensi Dasar Setelah mempelajari ini diharapkan pembaca mampu memahami Minimum MSE Algorithm pada sistem MIMO dan penerapan dalam bidang sistem komunikasi nirkabel.
Sistem Jaringan Komunikasi MIMO Relay42
Algoritma Minimum Mean-Squared-Error
Minimum Mean-Squared Error (MMSE) merupakan algoritma untuk membenarkan simbol yang diterima pada receiver yang didapatkan dari nilai sinyal baru yang hasilnya dapat meningkatkan kualitas transmisi [2] dan [3]. Untuk mendapatkan nilai sinyal baru dalam metode MMSE, maka dibutuhkan suatu formula matematis dengan menentukan matrik bobot W yang dapat ditulis sebagai berikut:
E{[W
Hy-s][WHy-s]H} (5)
Dimana E{.} disebut statistical expectation W = (HH
H + n)-1H (6)
Maka nilai estimasi sinyal baru sebagai berikut: å = W
Hy (7)
å adalah nilai sinyal baru setelah melewati algoritma MMSE
BAB 5Simulasi Sistem KomunikasiMIMO 2x2 dan 4x4 Relay
Apriana Toding, ST., MEngSc., PhD 45
Bab 5Sistem Komunikasi MIMO 2x2 Relay
5.1 MIMO 2x2 One-Relay
Sistem model for MIMO Relay Channel 2x2x2 and one relay node.
Pada gambar ini mengambarkan bahwa MIMO 2x2x2 dan one relay yitu bahwa ada 2 antena di pengirim, dua antenna di relay dan dua antenna di penerima yang cuma memiliki satu relay node.
Sistem Jaringan Komunikasi MIMO Relay46
5.2 MIMO 4x4 Two-Relay
System model for MIMO Relay Channel 4x4x4 and one relay node.
Apriana Toding, ST., MEngSc., PhD 47
Pada gambar ini mengambarkan bahwa MIMO 4x4x4 dan one relay yitu bahwa ada 2 antena di pengirim, dua antenna di relay dan dua antenna di penerima yang memiliki dua relay node.
Apriana Toding, ST., MEngSc., PhD 49
DAFTAR PUSTAKA
A. Toding, MRA Khandaker, and Y. Rong, “Joint Source and Relay Optimization for Parallel MIMO Relay Networks,” EURASIP Jounal on Advances in Signal Processing, pp. 1-7, 2012
Apriana Toding and Rismawaty Arunglabi, “Investigating Performance Zero-Forcing of Source Weighting Matrixin MIMO Relay Communication,” Proc. International Conference on Information Technology and Business, Bandar Lampung, Indonesia, Augt. 2015, pp. 9-15.
Apriana Toding, Minimun MSE Criteria Design of Amplify-and-Forward MIMo Relay Wireless Communication System, Journal of Adv
Sistem Jaringan Komunikasi MIMO Relay50
Research in Dynamic & Control System, Vol. 11, Issue 7, October 2019.
Apriana Toding, Syafruddin Syarif, Rismawaty Arunglabi, Charnia I Rapa’ dan Nicolaus Allu, Performance Analysis of Zero-Forcing Processing for MIMO Multi-Relay Communication Networks, Journal of Adv Research in Dynamic & Control System, Vol. 11, Issue 10, November 2019.
A. S. Behbahani, R. Merched, and A. M. Eltawil, “Optimizations of a MIMO relay network,” IEEE Trans. Signal Processing., vol. 56, pp. 5062-5073, Oct. 2008.
David Tse and Pramod Viswanath, “Fundamentals of Wireless Communication”, Cambridge University Press, 2005
E. Telatar, “Capacity of Multi-antenna Gaussian Channels,” Euro-pean Transactions on Telecommunications, vol.10, no.6, pp.585-595, November-December 2000
Saidah Suyuti, Rusli, dan Syafruddin Syarif, “Studi Perkembangan Teknologi 4G-LTE dan WiMAX Di Indonesia,” Jurnal Ilmiah Elektrikal Enjiniring UNHAS, vol.9, no.2, 2011
Apriana Toding, ST., MEngSc., PhD 51
Wei Guan & Hanwen Luo,“Joint MMSE Transciver Design in Non-Regenerative MIMO Relay Systems”, IEEE Communications Letters, vol 12, no. 7, July 2008.
Y. Rong, X. Tang, and Y. Hua, “A unified framework for optimizing linear non-regenerative multicarrier MIMO relay communication systems,” IEEE Trans. Signal Processing., vol. 57, pp. 4837-4851, Dec. 2009.
Apriana Toding, ST., MEngSc., PhD 53
DOKUMENTASI PENULIS
Bersama Dosen Pembimbing S3 Prof. Yue Rong dan Para Candidate PhD berkunjung ke
Universitas Westerm
Bersama metri pendidikan tahun 2011 di Gedung KJRI Perth
Sistem Jaringan Komunikasi MIMO Relay54
Bersama Pak KJRI saat kuliah di Perth dan Duta
Hanny, Apriana dam Gerry. Komunikasi Perkerjaan Tax Refund
Apriana Toding, ST., MEngSc., PhD 55
Keluarga di Perth krn saat mau selesai kami tinggal dirumahnya seperti kelaurga
Pelatihan Leadersip di Curtin yg dilaksanakan oleh CUACI
Sistem Jaringan Komunikasi MIMO Relay56
Reuni dgn angkatan 96 UKIP di hotel myko
Saat S3 dan relax jalan bersama para student student
Apriana Toding, ST., MEngSc., PhD 57
Saat temani mahasiswa UKI Paulus ke Malaysia
Teman terbaik saat di Perth Hanny dan keluarganya. Dari awal S2 sampai S3 dan saat ini
masih berkomunikasi baik
Sistem Jaringan Komunikasi MIMO Relay58
Tiga wanita ketua LPPM yg jabatannya dilanti 2019 ketemu di kegiatan LLDIKTI III
Tim Pelatihan Metodologi Penelitian
Apriana Toding, ST., MEngSc., PhD 59
Bersama Gubernur Sul-Ses dan Ketua LLDIKTI sesudah menghadiri Wisuda UKI Paulus
Septerber 2019
Bersama Prof Nayar Membahas Solar Cell di Perth 2019
Sistem Jaringan Komunikasi MIMO Relay60
Kegiatan Committee P2A 84 Universitas dari 10 Negara di Singapore Awal Tahun 2019
Kegiatan Pelatihan Reviewer Penelitia Nasional 2019
Apriana Toding, ST., MEngSc., PhD 61
Kegiatan Penyelenggarah Research Collegium Pertama 2019 di Makassar Bersama Tim dan
Narasumber
Kegiatan Seminar Nasional SMIPT 2019 bersama Narasumber dan Tim FORMIN
Sistem Jaringan Komunikasi MIMO Relay62
Tim FORMIN Saat Membahas Seminar Nasional Kedua SMIPT 2019
Keluargaku Aurila, Edward dan Lujiber
Apriana Toding, ST., MEngSc., PhD 63
PROFILE PENULIS
!
CV Apriana Toding A. Identitas Diri
1 NamaLengkap (dengan gelar) Apriana Toding, ST., MEngSc., PhD
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Jabatan Fungsional Lektor Kepala (IVA)
4 NIP/NIK/Identitas Lainnya 04 100087 01
5 NIDN 09 030477 02
6 Tempat dan Tanggal Lahir Sumbawa, 03 April 1977
7 E-Mail [email protected]!dan [email protected]
8 Nomor Telepon/HP +628124100568
9 Alamat Kantor Jl. Perintis Kemerdekaan No. 28 KM.13 Daya, Makassar-Indonesia, 90235
10 Nomor Telepon/Faks +62411582825
11 Lulusan yang telah dihasilkan S-1=67 orang; S-2=0 orang; S-3=0 orang;
12 Matakuliah yang Diampu Sinyal dan Sistem; Probabilitas dan Statistika; Sistem Kendali; Sistem Komunikasi Bergerak; Pengeloh sinyal digital
13 Keanggotaan Organisasi Profesi IEEE (International), ADI (Nasional), FORTEI (Nasional), IQRA (Nasional), Auditor Teknologi (Nasional), Reviewer Nasional, FORMIN (Regional),
14 Prestasi Publikasi: Ada dua artikel pada WoS
1. Scopus ID : 36633242700 2. Google Scholar ID: Ezxr34IAAAAJ&hl 3. Sinta ID :257663 4. ResearcherID :C-7176-2018
H-Index: 3 (Citation: 39), 8 Papers H-Index: 5 (Citation: 74), 22 Paper Score: 4,4 (Rangking 1 di UKIP) H-Index : 1, 8 Paper
5. ORCID ID : https://orcid.org/0000-0002-8668-1729
B. Riwayat Pendidikan
S-1 S-2 S-3
Nama Perguruan Tinggi UKI Paulus
Makassar, Indonesia
Curtin University,
Perth, Australia
Curtin University,
Perth, Australia
Bidang Ilmu Teknik
Telekomunikasi dan
Elektronika
Electrical
Engineering
Electrical and
Computer
Engineering
Tahun Masuk-Lulus 1996 – 2000 2004 -2005 2008 – 2014
Judul Skripsi/Tesis/Disertasi Analisis Nada Sela
pada BTS Balaikota
Makassar
Improving
Performance of
Optical Burst
Switching (OBS)
Improving
Performance of
MIMO Relay
Networks Using
Parallel Relay
Nama Pembimbing/Promotor Ir. Nien S Dr. King Sun Chan Prof. Yue Rong
Sistem Jaringan Komunikasi MIMO Relay64
C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir
No Tahun Judul Penelitian Pendanaan
Sumber Jml (Juta Rp)
1 2015 Optimal Design Weighting Matrices For MIMO Amplifier-and-Forward Relay Communication System (Ketua pada Penelitian Hibah Bersaing-Tahun I) Ketua Penelitia
Dikti 51.000.000
2 2016 Optimal Design Weighting Matrices For MIMO Amplifier-and-Forward Relay Communication System (Ketua pada Penelitian Hibah Bersaing-Tahun II) Ketua Penelitia
Dikti 50.000.000
3 2017 Optimal Design Weighting Matrices For MIMO Amplifier-and-Forward Relay Communication System (Ketua pada Penelitian Hibah Bersaing-Tahun III) Ketua Penelitia
UKIP 50.000.000
4 2017 Optimal Design MIMO Multi-Relay Communication Networks (Ketua pada Penelitian PascaDoctor-Tahun I) Ketua P liti
Ristekdikti 93.900.000
5 2018 Optimal Design MIMO Multi-Relay Communication Networks (Ketua pada Penelitian PascaDoctor-Tahun II) Ketua P liti
Ristekdikti 220.000.000
6 2019 Pengembangan Model Transmisi Data Pada Teknologi MIMO Relay Untuk Meningkatkan Coverage Area Dalam Mendukung Smart City (Ketua pada Penelitian Terapan Unggulan Perguruan Tinggi Tahun I) Ketua Penelitia
Ristekdikti 119.300.000
7 2019 Performansi Sistem MIMO Relay Untuk Meningkatkan Kualitas Transmisi Data Dengan Menggunakan Algoritma MMSE-SIC (Ketua pada Penelitian Dasar Tahun I) Ketua Penelitia
Ristekdikti 84.540.000
8 2020 Pengembangan Model Transmisi Data Pada Teknologi MIMO Relay Untuk Meningkatkan Coverage Area Dalam Mendukung Smart City (Ketua pada Penelitian Terapan Unggulan Perguruan Tinggi Tahun II) Ketua Penelitia
Ristekdikti 218.000.000
9 2020 Performansi Sistem MIMO Relay Untuk Meningkatkan Kualitas Transmisi Data Dengan Menggunakan Algoritma MMSE-SIC (Ketua pada Penelitian Dasar Tahun II) Ketua Penelitia
Ristekdikti 84.7350.000
10 2021 Pengembangan Model Transmisi Data Pada Teknologi MIMO Relay Untuk Meningkatkan Coverage Area Dalam Mendukung Smart City (Ketua pada Penelitian Terapan Unggulan Perguruan Tinggi Tahun III) Ketua Penelitia
Ristekdikti 233.00.000
11 2021 Performansi Sistem MIMO Relay Untuk Meningkatkan Kualitas Transmisi Data Dengan Menggunakan Algoritma MMSE-SIC (Ketua pada Penelitian Dasar Tahun III) Ketua Penelitia
Ristekdikti 93.000.000
Apriana Toding, ST., MEngSc., PhD 65!
D. Pengalaman Pengabdiaan Kepada Masyarakat Dalam 5 Tahun Terakhir
No Tahun Judul Penelitian Pendanaan
Sumber Jml (Juta Rp)
1 2015 Peningkatan Produksi Dan Pengembangan Distribusi Pemasaran Kerajinan Tradisional Toraja Untuk Bahan Export Dengan Metode Touring Ke Negara Asean (Tahun I) Ketua Penelitia
Pemda Toraja Utara 160.000.000
2 2016 Peningkatan Produksi Dan Pengembangan Distribusi Pemasaran Kerajinan Tradisional Toraja Untuk Bahan Export Dengan Metode Touring Ke Negara Asean (Tahun II) Ketua Penelitia
Pemda Toraja Utara 160.000.000
3 2017 Love your kids by using your knowledge to use the digital technology, Ketua Penelitia Mandiri 60.000.000
4 2018 Pengenalan Pengetahuan Teknologi Digital Pada Orang Tua Siswa SD Efata Nasional School Timika, Ketua Penelitia
Mandiri 60.000.000
5 2019 Pengenalan Dampak Era Digital Terhadap Pendidikan dan Budaya Toraja Di Lembang Dende’ Kecamatan Denpina Kabupaten Toraja Utara
Mandiri 60.000.000
E. Publikasi Artikel Ilmiah Dalam Jurnal Dalam 5 Tahun Terakhir
No Tahun Judul Penelitian Nama Jurnal Volume/ Nomor/Tahun
1 2012 Joint Source and Relay Optimization for Parallel MIMO Relay Networks
EURASIP Journal on Advance in
Signal Processing
2012:174
2 2014 Joint Source and Relay Design for MIMO Multi-Relay System Using Projected Gradient Approach
EURASIP Journal on Wireless Commun. Network.,
2014:151
3 2017 Optimal Relay Design Matries for MIMO Relay Networks Using Projected Gradient
International Journal of
Computer Science And Technology
vol. 8, issue 3, September
2017
4 2017 Optimal Relay Design for MIMO Multi Wireless Relaying Networks
Jurnal Ilmiah Kursor
Terakreditasi B
Desember 2017
5 2019 Optimal Performance Zero-Forcing (ZF) of Source Weighting Matrix on MIMO Relay Network
Journal of Advanced Research in Dynamical
and Control Systems Accepted,
Volume 11, issue 8, 2019,
Scopus Q4
Sistem Jaringan Komunikasi MIMO Relay66
6 2019 Minimum MSE Criteria Design of Amplify-and-Forward MIMO Relay Wireless Communication System
Journal of Advanced Research in Dynamical
and Control Systems
Volume 11, Issue 7, 2019,
Scopus Q4
7 2019 A Framework for content management system for effectiveness of web applications
!"#$%&'$()*+,(-.)&#+/0+1('$&#+1'$")'"2+&)3+4-5&)$6$"2
Volume 4, Nomor 12,
2019
F. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) Dalam 5 Tahun Terakhir
No Nama Pertemuan Ilmiah/ Seminar Judul Artikel Ilmiah Waktu Tempat
1 IEEE The 6th International Conference on Wireless Communications Networking and Mobile Computing
Optimal Joint Source and Relay Beamforming for Parallel MIMO Relay Networks
Sept. 22-25, 2010
Chengdu, China
2 IEEE The 16th Asia Pacific Conference on Communication
Joint Source and Relay Optimization for Parallel MIMO Relays Using MMSE-DFE Receiver
Oct. 31 to Nov. 03,
2010
Auckland City, New Zealand
3 IEEE The 17th Asia Pacific Conference on Communication
Joint Source and Relay Beamforming for Distributed MIMO Relay Networks
Oct. 2-5, 2011
Sabah, Malaysia
4 IEEE TENCON 2011 Investigation Successive Interference Cancellation in MIMO Relay Networks
Nov. 21-24, 2011
Bali, Indonesia
5 International Symposium on Informasi Theory and its Applications under track
Transceiver Optimization for MIMO Multi-Relay System Using Projected Gradient Approach
Oct. 26-29, 2014
Melbourne, Ausralia
6 International Conference On Information Technology And Business ISSN 2460-7223
Investigating Performance Zero-Forcing of Source Weighting Matrixin MIMO Relay Communication
August 20-21, 2015
Bandar Lampung, Indonesia
7 International Conference On Information Technology And Business ISSN 2460-7223
Optimal Relay Design for MIMO Relay Networks Using Projected Gradient
August 20-21, 2015
Bandar Lampung, Indonesia
8 Seminar Nasional FORTEI 2017
Improving Method MIMO Multi Relay Using Zero Forcing At Network System
Oct. 20, 2017
Gorontalo, Indonesia
9 Proceeding International Conference on Industrial Technology for Sustainable Development 2017
Performance Analysis of MIMO Multi-Relay Networks With Zero-Forcing Equalizer
Oct. 25-26, 2017
Makassar, Indonesia
10 Third International Conference On Information Technology And Business ISSN 2460-7223
Relay Optimization for MIMO Multi Wireless Relaying Networks
Dec. 7-8, 2017
Bandar Lampung, Indonesia
11 The International Conference of Research on Education Social Sciences and Technology (ICREST) at Universitas
Optimal Source Design of Amplify-and Forward MIMO Relay Networks
April 28-29, 2018
Parepare, Sulawesi Selatan
Indonesia
Apriana Toding, ST., MEngSc., PhD 67!
12 The International Conference of Research on Education Social Sciences and Technology (ICREST) at Universitas Muhammadiyah Parepare
Performance analysis of equalization techniques for two-way MIMO system in
wireless communication
April 28-29, 2018
Parepare, Sulawesi Selatan
Indonesia
13 The International Conference of Research on Education Social Sciences and Technology (ICREST) at Universitas Muhammadiyah Parepare
Performance analysis zero-forcing equalizer for two way MIMO system
April 28-29, 2018
Parepare, Sulawesi Selatan
Indonesia
14 The International Conference of Research on Education Social Sciences and Technology (ICREST) at Universitas Muhammadiyah Parepare
Performance of Tuning with Ziegler Nichols Method for Design PID Controller
At Rotate Speed DC Motor
April 28-29, 2018
Parepare, Sulawesi Selatan
Indonesia
15
Seminar Nasional SMIPT 2019
Analisis Sistem Multi-Input Multi-Output 3x3 Relay Untuk Meningkatkan Transmisi
Data
26-27 Juli 2019
Grand Asian Hotel Makassar, Indonesia
16
Seminar Nasional SMIPT 2019 Analisis Kualitas Jaringan MIMO Multi-
Relay Dalam Mendukung Smart City
26-27 Juli 2019
Grand Asian Hotel Makassar, Indonesia
17 The First International Conference on Infrastructure Technology, Engineering and Applied Sciences ICITEAS) 2019
Optimal Design Amplify-And-Forward Method MIMO Relay
Networks
September 25-26, 2019
Hotel Myko
Makassar, Indonesia
18 The First International Conference on Infrastructure Technology, Engineering and Applied Sciences ICITEAS) 2019
Effective Design Of MIMO Multi Relay Wireless Communication For Internet Of
Things Supported The Smart Cities
September 25-26, 2019
Hotel Myko
Makassar, Indonesia
19 The First International Conference on Infrastructure Technology, Engineering and Applied Sciences ICITEAS) 2019
Investigate The Zero Forcing Equation For Massive Mimo Wireless Communication
Network
September 25-26, 2019
Hotel Myko
Makassar, Indonesia
G. Karya Buku Dalam 5 Tahun Terakhir
No Judul Buku Tahun Jumlah Halaman Penerbit
1 Sistem Kendali (Teori dan Conto Soal Dilengkapi
Dengan Penyelesaian Menggunakan MATLAB) 2018 199
ISBN : 978 6024752705
Publisher: Deepublish Yogyakarta
Sistem Jaringan Komunikasi MIMO Relay68
H. Perolehan HKI Dalam 5 Tahun Terakhir
No Judul/Tema HKI Tahun Jenis Nomor P/ID
1 Sistem Kendali (Teori dan Conto Soal Dilengkapi
Dengan Penyelesaian Menggunakan MATLAB) 2018 Hak Cipta Granded
2012. Pengalaman Merumuskan Kebijakan Publik/Rekayasa Sosial Lainnya Dalam 5 Tahun
Terakhir
No Judul/Tema/Jenis Rekayasa Sosial Lainnya yang Telah diterapkan Tahun Tempat
Penerapan Respon
Masyarakat
- - - - -
J. Penghargaan dalam 10 Tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau institusi lainnya)
No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Penghargaan Tahun
1 Beasiswa Pendidikan Master Degree Ditjen Dikti 2004-2006
2 Beasiswa Pendidikan Doctor of Philosophy Ditjen Dikti 2008-2011
3 Beasiswa Bantuan Penyelesaian Doctor of Philosophy Pemprov Sulawesi-Selatan 2012-2013
4 Menjadi penyaji terbaik dalam pemaparan hasil
penelitian terapan Ristekdikti Wilayah IX Sulawesi, November 2018
Ristekdikti Indonesia 2018
5 Academic Leader Award 2019 Universitas Kristen Indonesia Paulus Makassar
Rektor Universitas Kristen Indonesia Paulus Makassar (UKI Paulus)
2019
Semua data yang saya isikan dan cantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya
Makassar, 7 Oktober 2019 (Apriana Toding, ST., MEngSc., PhD) NIDN: 0903047702