w1 - pustaka.unpad.ac.idpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2010/07/pikiranrakyat-2507… ·...

1
1akuJ.umorang barat, . o1eborang~ disini Intinya se- Ulua ha) yang ~u" barat, bai)( itu yang positif maupun negatif, se- muanya d.itim titnpa penyaringan terlebih dahulu. Kedua, pemabaman modemisasi di Indonesia teIah mendorong semua ~~.SUami keluar, istrijuga keluar. Kalau istri di rmnah punY8<anak, anaknya jadi ailak pexnbantu. Ketiga, adanya pemahamanyang salah dari nilai-ni- lai yang selama ini dianggap baik. Contoh, anak-ariakyang bersekolah ke luar negeri atau orang-orang yang bekeIja sebagai 1'KI ke luar negeri. Dengan demikian, koroponen pen- ting bagi kehtdupan mereka bukan lagi ikatan dalarn keluarga, tetapi bagaimana memenuhi kebutuhan rumah, kontrakan, dll. ADak-anak yang roasih remaja lulusan SMP su- dab bekerja di kota besar dan men- jadikan perkawanan sebagai kompo- nen terpenting dibandingkan ikatan keluarga yang sudah jauh secara fisik ataupun psikis.· "Kalau kepepet, barn mereka menghubungi orang tua di kampung. Selama tidak ada yang mengkhawa- tirkan, 1ingkungan perkawanan itu- lab yang lebih memengaruhinya. Be- gitu juga dengan pasutri bekexja, in- tensitas bubungan dengan rekan ker- ja roemungkinkan lebih banyak dI'bandingkan dengan orang rumah sehingga ikatan keluarga pun me- Ionggar," ujamya. KusnakameniIai, semua itu bukan hal jelek, tetapi risiko dari pilihan menerima modellCe1liaupan ~ terbuka. Apalagi Indonesia juga su- dah mulai memasuki era kapitalisme yang tampak dari pasar behas yang diikutinya Derookrasi yang dipakai .pun demokrasi liberal. Maka wajar menurut Kusnaka kalau kehidupan sudah sangat bebas, "Di kita ini aneh, selalu ingin yang bagusnya saja. Padahal setiap pilihan yang diambil seharusnya disldari ada sisi baikdan buruk.Jadijangan hanya bagusnya saja dong," ujarnya. Kecuali kalau Indonesia mau roe- niru Jepang. Di Jepang, kata Kusoa- ka, kehidupan modern itu direkayasa sederoikan mpa sesuai dengan ni1ai- nilaiJepang sehingga kehidupan me- reka eenderung stabil dan tetap her- akar pada nilai-nilai tradisi. Sebalik- nya, di Indonesia semua hal barat di- teriroa dengan terbuka, bahkan lebih barat dari barat, tetapi tidak mau roenerima risiko buruk dari sikap meneriroa itu. "Contoh dalam pomografi. di kita bisa 1uar biasa' seperti itu. Bahkan sekarang dibahas oleh negara-negara baret, termasuk Inggris. Luar biasa sekali kan, itulah daropak dari keterbukaan yang be- has kita teriroa. Jangan tidak mau meneriroa, toh keterbukaan bebas sudah kita terima," ujarnya. Siapmental Yang paling salah untuk semua kondisi ini, roenurut Kusnaka, adalah pemerintah dalam menen- tukan pilihan-pilihan bagi warganya. Jib pemerintah memilih sistet'n li- beral, liberalisme di mana-roana. Ji- lea~tah memilihderookrasi kerakyatan yang sampai sekarang masih belnm punya modemya, yang betkembang pun cinta rakyat. "Intinya barns kembali kePanca- sila. Ada kekeluargaan, kebersama, dan harmoni ldiologi kita sekarang bukan Pancasila lagi. Sudah texjadi penye1ewengan terhadap dasar-da- sar Pancasila yang roerupakan ama- nab. Individualisme dan liberalisme hanya untuk diri sendiri, bukan un- tuk kemasaIabatan masyarakat. Menurut Kusnaka, saatnya mem- peringatkan semua orang agar kern- bali ke reI moral, etika, dan agama. Pancasila yang dicita-citakan adalah sosialisme Indonesia yang diperin- tahkan agama.Ada as,pel<,Jlkhuwah islamiah, kemasyarakatan, dan men- cipatakan sosial Indonesia. "Untuk masyaraJcat hams siap mental dengan ketiadakpastian ini. MiSalnya, dulu, take home pay sua- mi lebih besar dari istri sehingga istri roasih nurut kepada semua. Tetapi sekarang, suami harus siap mental kalau taIoo home pay istrUebih be- sar," tutumya Menunrt Kusnaka, di Jepang itu tidak ada istilah gender dan peran ganda. Istilah peran ganda yang "menyiksa" perempuan hanya texjadi di Indonesia. Keroajuan perempuan Jepang diadopsi dalam bentuk dua pilihan, sebagai perempuankarier atau mu rumah tangga. Bi1a perempuan itu meroilih men- jadj ibu rumah tangga, tugas uta- -ya adalah mendidik dan mem- besarkan anak-anaknya dan me- urusan domestik, ter- ayani semua kebutuban suami. Sebaliknya, bila perempuan itu memilih sebagai wanita karier, ia akan melepaskan semna tanggung jawab domestik sebagai istri di 1'!ada- pan suami atau ibu di hadapan anak- anak. Perempuan carieruiomen di Jepang akan total bekerja, menikah puntidak. Dengan dua pilihan tegas ini, pa- sutrlmempunyai tanggungjawab masing-roasing. Perempuan tidak di- bebani tugas besar seperti di Indo- 1leSia. "Lah di kita, perempuan disu- rob bekexja untuk menopang ekono- mi keluarga. Sedangkan suaminya seIingkub. Ini kan yang tidak bisa di- teritna sebagai dampak kebebasan }iberal," tutumya. Kusnaka mengatakan, sistero se- perti itu dapat diberlakukan di Indo- nesia karena peoyerapan nilai-nilai modem perempuan di Indonesia terns berkembang. Dulu, perempuan tidak beketja, Ialu bisa bekerja. Sete- W1 bisa bekerJa, muncu1 peran gan- da. Setelab perm ganda, muncul Ire- butuhan posisl perempuan yang equal dengan para pria. Ke depan, perempuan Indonesia bukan tidak mungkin memi1ih karier spesifiknya sebagai perempuan. Mau menjadi istri dan ibu di rumah atau roenjadi perempuan karler. "Semmmya bergantung kepada pemerintatl dan semua aspek ke- hidupan. Mau seperti apa nilai-nilai ~od diadopsi oleh ne- ini," menam- ~. • "PR,,)***

Upload: others

Post on 07-Dec-2020

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: W1 - pustaka.unpad.ac.idpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2010/07/pikiranrakyat-2507… · pilihan, sebagai perempuankarier ataumu rumah tangga. Bi1aperempuan itu meroilih men-jadj

1akuJ.umorang barat, .o1eborang~ di sini Intinya se-Ulua ha) yang ~u" barat, bai)( ituyang positif maupun negatif, se-muanya d.itim titnpa penyaringanterlebih dahulu.Kedua, pemabaman modemisasi

di Indonesia teIah mendorong semua~~.SUamikeluar, istrijuga keluar. Kalau istri dirmnah punY8<anak, anaknya jadiailak pexnbantu. Ketiga, adanyapemahamanyang salah dari nilai-ni-lai yang selama ini dianggap baik.Contoh, anak-ariakyang bersekolahke luar negeri atau orang-orang yangbekeIja sebagai 1'KI ke luar negeri.Dengan demikian, koroponen pen-ting bagi kehtdupan mereka bukanlagi ikatan dalarn keluarga, tetapibagaimana memenuhi kebutuhanrumah, kontrakan, dll. ADak-anakyang roasih remaja lulusan SMP su-dab bekerja di kota besar dan men-jadikan perkawanan sebagai kompo-nen terpenting dibandingkan ikatankeluarga yang sudah jauh secara fisikataupun psikis.·"Kalau kepepet, barn mereka

menghubungi orang tua di kampung.Selama tidak ada yang mengkhawa-tirkan, 1ingkungan perkawanan itu-lab yang lebih memengaruhinya. Be-gitu juga dengan pasutri bekexja, in-tensitas bubungan dengan rekan ker-ja roemungkinkan lebih banyakdI'bandingkan dengan orang rumahsehingga ikatan keluarga pun me-Ionggar," ujamya.KusnakameniIai, semua itu bukan

hal jelek, tetapi risiko dari pilihan

menerima modellCe1liaupan ~terbuka. Apalagi Indonesia juga su-dah mulai memasuki era kapitalismeyang tampak dari pasar behas yangdiikutinya Derookrasi yang dipakai.pun demokrasi liberal. Maka wajarmenurut Kusnaka kalau kehidupansudah sangat bebas,"Di kita ini aneh, selalu ingin yang

bagusnya saja. Padahal setiap pilihanyang diambil seharusnya disldariada sisi baikdan buruk.Jadijanganhanya bagusnya saja dong," ujarnya.Kecuali kalau Indonesia mau roe-

niru Jepang. Di Jepang, kata Kusoa-ka, kehidupan modern itu direkayasasederoikan mpa sesuai dengan ni1ai-nilaiJepang sehingga kehidupan me-reka eenderung stabil dan tetap her-akar pada nilai-nilai tradisi. Sebalik-nya, di Indonesia semua hal barat di-teriroa dengan terbuka, bahkan lebihbarat dari barat, tetapi tidak mauroenerima risiko buruk dari sikapmeneriroa itu. "Contoh dalampomografi. di kita bisa 1uar biasa'seperti itu. Bahkan sekarang dibahasoleh negara-negara baret, termasukInggris. Luar biasa sekali kan, itulahdaropak dari keterbukaan yang be-has kita teriroa. Jangan tidak maumeneriroa, toh keterbukaan bebassudah kita terima," ujarnya.

SiapmentalYang paling salah untuk semua

kondisi ini, roenurut Kusnaka,adalah pemerintah dalam menen-tukan pilihan-pilihan bagi warganya.Jib pemerintah memilih sistet'n li-beral, liberalisme di mana-roana. Ji-

lea ~tah memilihderookrasikerakyatan yang sampai sekarangmasih belnm punya modemya, yangbetkembang pun cinta rakyat.

"Intinya barns kembali kePanca-sila. Ada kekeluargaan, kebersama,dan harmoni ldiologi kita sekarangbukan Pancasila lagi. Sudah texjadipenye1ewengan terhadap dasar-da-sar Pancasila yang roerupakan ama-nab. Individualisme dan liberalismehanya untuk diri sendiri, bukan un-tuk kemasaIabatan masyarakat.Menurut Kusnaka, saatnya mem-

peringatkan semua orang agar kern-bali ke reI moral, etika, dan agama.Pancasila yang dicita-citakan adalahsosialisme Indonesia yang diperin-tahkan agama.Ada as,pel<,Jlkhuwahislamiah, kemasyarakatan, dan men-cipatakan sosial Indonesia."Untuk masyaraJcat hams siap

mental dengan ketiadakpastian ini.MiSalnya, dulu, take home pay sua-mi lebih besar dari istri sehingga istriroasih nurut kepada semua. Tetapisekarang, suami harus siap mentalkalau taIoo home pay istrUebih be-sar," tutumyaMenunrt Kusnaka, di Jepang itu

tidak ada istilah gender dan peranganda. Istilah peran ganda yang"menyiksa" perempuan hanya texjadidi Indonesia. Keroajuan perempuanJepang diadopsi dalam bentuk duapilihan, sebagai perempuankarieratau mu rumah tangga.

Bi1a perempuan itu meroilih men-jadj ibu rumah tangga, tugas uta--ya adalah mendidik dan mem-besarkan anak-anaknya dan me-

urusan domestik, ter-ayani semua kebutuban

suami. Sebaliknya, bila perempuanitu memilih sebagai wanita karier, iaakan melepaskan semna tanggungjawab domestik sebagai istri di 1'!ada-pan suami atau ibu di hadapan anak-anak. Perempuan carieruiomen diJepang akan total bekerja, menikahpuntidak.Dengan dua pilihan tegas ini, pa-

sutrlmempunyai tanggungjawabmasing-roasing. Perempuan tidak di-bebani tugas besar seperti di Indo-1leSia. "Lah di kita, perempuan disu-rob bekexja untuk menopang ekono-mi keluarga. Sedangkan suaminyaseIingkub. Ini kan yang tidak bisa di-teritna sebagai dampak kebebasan}iberal," tutumya.Kusnaka mengatakan, sistero se-

perti itu dapat diberlakukan di Indo-nesia karena peoyerapan nilai-nilaimodem perempuan di Indonesiaterns berkembang. Dulu, perempuantidak beketja, Ialu bisa bekerja. Sete-W1bisa bekerJa, muncu1 peran gan-da. Setelab perm ganda, muncul Ire-butuhan posisl perempuan yangequal dengan para pria. Ke depan,perempuan Indonesia bukan tidakmungkin memi1ih karier spesifiknyasebagai perempuan. Mau menjadiistri dan ibu di rumah atau roenjadiperempuan karler.

"Semmmya bergantung kepadapemerintatl dan semua aspek ke-hidupan. Mau seperti apa nilai-nilai~od diadopsi oleh ne-

ini," menam-~. • "PR,,)***