vulnus
TRANSCRIPT
Disusun oleh:Valyandra Praszita, S.Ked
(20070310100)
Dokter Pembimbing:dr.Suryo Habsara, Sp.B
“VULNUS”
Vulnus
Anatomy of Skin
Fase Penyembuhan Luka
Cara Penyembuhan LukaSanatio per PRIMAM
intentionemSanatio per
SECUNDAM intentionem
Penanganan Luka
DIAGNOSIS
PENANGANAN LUKA yang tepat
Gangguan Penyembuhan Luka
PRESENTASI KASUS
PEMERIKSAAN FISIK
Status GeneralisKeadaan umum : menangis kuat, tidak tampak anemis,
Kesadaran : CMVital sign : TD - S 36,7 0C
N 108 x/mnt R 24 x/mntTB 127 Cm. BB 21 kg
Kepala : Mesochepal, rambut hitam, panjang, tidak mudah dicabut.
Mata : Conjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), oedem palpebra (-/-).
Hidung, telinga, mulut, leher, thorax, jantung : dbnExtremitas : Nadi teraba kuat, simetris, oedem - /
-, dan varises - / -, turgor kulit normal, capillary refill<2”.
PEMERIKSAAN PENUNJANGTidak dilakukan
DIAGNOSIS Vulnus Laceratum (T.14.1)
PENATALAKSANAANHecting IPamol syrup 3x1 cthAmoxicillin syrup 3x1 cth
PROGNOSISDubia ad bonam
PembahasanPada pasien telah dilakukan tindakan yang tepat karena
setelah pasien datang ke UGD segera dilakukan tindakan perwatan luka yang tepat. Seperti membersihkan luka dari kotoran yang nampak dengan NaCl kemudian dilanjutkan dengan pemberian larutan perhidrol ke area luka. Pengguyuran perhidrol ini dilakukan untuk membersihkan kotoran dan jaringan-jaringa mati yang berada di dalam luka. Setelah itu dilakukan penyempitan lapang pandang dengan duk steril. Kemudian dilakukan hecting pada vulnus lacerativum sesegera mungkin.
Penjahitan luka dilakukan sebelum massa golden period luka terlewat. Hal ini dilakukan agar penyembuhan luka terjadi secara sanatio per primam intentionem atau penyembuhan luka primer. Penyembuhan luka primer ini akan memberikan hasil yang lebih baik daripada penyembuhan luka sekunder (sanatio per sekundam intentionem) yang akan memakan waktu penyembuhan yang lebih lama dan akan meninggalkan luka parut yang kurang baik.
KESIMPULAN Vulnus atau luka adalah hilang atau rusaknya sebagian
jaringan tubuh. Macam luka yang dapat terjadi beranekaragam seperti luka bakar, luka tembak, luka akibat zat kimia, dll. Fase penyembuhan luka ada tiga yaitu fase inflamasi, fase proliferasi dan fase remodelling, yang masing-masing fase memiliki karakteristik tersendiri dan membutuhkan waktu tertentu.
Cara penyembuhan luka primer (sanatio per primam intentionem) memiliki hasil penyembuhan yang lebih baik daripada proses penyembuhan luka sekunder (sanatio per sekundam intentionem) yang akan memberikan luka parut tidak beraturan dan waktu penyembuhan yang lama.
Penyembuhan luka pada organ hepar, tulang dan epidermis akan berlangsung tanpa meninggalkan bekas luka. Berbeda dengan penyembuhan luka pada kulit, tendon, otot yang akan menimbulkan bekas luka parut.
Jadi dalam mendiagnosis dan memberikan penanganan pada area luka harus dilakukan secara cepat, tepat dan teliti agar dapat memberikan hasil yang maksimal.