smf bedah vulnus

28
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Vu lnera atau luka adalah kond isi dimana terdapat ganggu an kontinuitas sua tu jaringan, sehin gga terj adi pemi sahan jari nga n yan g semula norma l. Secara umum luka dapat dibagi menjadi dua, yaitu Luka simplek jika hanya meliba tkan kuli t, dan luka komp likatu m bila melib atkan kuli t dan jaringan dibawahnya. 1 Vulnus morsum (luka gigit) biasanya disebabkan oleh gigitan binatang. Kemungkinan ineksi lebih besar.  1 Luka gigita yang paling sering dijumpai yaitu pada Luka gigitan !lar ("ulnus morsum serpentis) dan Luka gigitan #njing ("ulnus morsum canis).Kasus gigitan ular dan anjing termasuk kasus keg awatan yang sering dijumpai di unit gawat darurat. $imana gigitan ular banyak dialami oleh negara di daerah tropis dan subtropis, yang pekerjaan utamanya adalah agrikultural. Sed ang kan pad a kasu s gig itan anj ing ,%a ng pal ing dit aku tka n sela in in eks i ialah pen yak it rabies. &abies mer upa kan pen yak it "ir us aku t pad a susunan sara pusat y ang menyebabkan disungsi yang h ebat dan tercatat hanya sedikit sekali yang menderita rabies yang dapat bertahan hidup. Semua mamalia, terutama karni"ora dapat terserang penyakit ini, contoknya saja anjing. 'enyakit ini bersiat endemi dimana mana. 1

Upload: abjah

Post on 06-Jan-2016

214 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

fix

TRANSCRIPT

Page 1: smf bedah vulnus

7/17/2019 smf bedah vulnus

http://slidepdf.com/reader/full/smf-bedah-vulnus 1/28

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Vulnera atau luka adalah kondisi dimana terdapat gangguan kontinuitas

suatu jaringan, sehingga terjadi pemisahan jaringan yang semula normal.

Secara umum luka dapat dibagi menjadi dua, yaitu Luka simplek jika hanya

melibatkan kulit, dan luka komplikatum bila melibatkan kulit dan jaringan

dibawahnya.1

Vulnus morsum (luka gigit) biasanya disebabkan oleh gigitan binatang.

Kemungkinan ineksi lebih besar.  1 Luka gigita yang paling sering dijumpai

yaitu pada Luka gigitan !lar ("ulnus morsum serpentis) dan Luka gigitan #njing

("ulnus morsum canis).Kasus gigitan ular dan anjing termasuk kasus kegawatan

yang sering dijumpai di unit gawat darurat. $imana gigitan ular banyak dialami

oleh negara di daerah tropis dan subtropis, yang pekerjaan utamanya adalah

agrikultural.

Sedangkan pada kasus gigitan anjing,%ang paling ditakutkan selain

ineksi ialah penyakit rabies. &abies merupakan penyakit "irus akut pada

susunan sara pusat yang menyebabkan disungsi yang hebat dan tercatat hanya

sedikit sekali yang menderita rabies yang dapat bertahan hidup. Semua mamalia,

terutama karni"ora dapat terserang penyakit ini, contoknya saja anjing. 'enyakit

ini bersiat endemi dimana mana.

1

Page 2: smf bedah vulnus

7/17/2019 smf bedah vulnus

http://slidepdf.com/reader/full/smf-bedah-vulnus 2/28

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Gigitan Ular (Vulnus Mrsu! Ser"entis#

igitan ular adalah cedera yang disebabkan oleh gigitan dari ular baik ular 

 berbisa ataupun tidak berbisa. #kibat dari gigitan ualr tersebut dapat menyebabkan

kondisi medis yang ber"ariasi, yaitu*

a. Kerusakan jaringan secara umum, akibat dari taring ular 

 b. 'erdarahan serius bila melukai pembuluh darah besar 

c. +neksi akibat bakteri sekunder atau patogen lainnya dan peradangan

d. 'ada gigitan ular berbisa,gigitan dapat menyebabkan en"enomisasi

2.1.1 Etilgi

erdasarkan morologi gigi taringnya, ular dapat dapat diklasiikasikan

sebagai berikut *

a. $a!ili Eli"a%ae& ter%iri %ari '

2

Page 3: smf bedah vulnus

7/17/2019 smf bedah vulnus

http://slidepdf.com/reader/full/smf-bedah-vulnus 3/28

. $a!ili Vi"eri%ae& ter%iri %ari '

 

). $a!ili H*%r"+*%ae

!lar tidak berbisa dapat tampak menyerupai ular berbisa. namun,

 beberapa ular berisa dapat dikenali melalui ukuran, bentuk, warna, kebiasaan

dan suara yang dikeluarkan saat merasa terancam. eberapa ciri ular berbisa

adalah bentuk kepala segitiga, ukuran gigi taring kecil, dan pada luka bekas

gigitan terdapat bekas taring.

-iriciri ular berbisa*

1. entuk kepala elips, segitiga

. igi taring dua taring besar 

3

Page 4: smf bedah vulnus

7/17/2019 smf bedah vulnus

http://slidepdf.com/reader/full/smf-bedah-vulnus 4/28

/. ekas gigitan* terdiri dari dua titik 

-iriciri ular tidak berbisa*

1. entuk kepala bulat

. igi kecil

/. ekas gigitan lengkung seperti !

'erhatikan perbedaan morologi kemungkinan ular berbisa atau tidak pada

gambar dibawah ini *

2.1.2 Patfisilgi

&acun0bisa diproduksi dan disimpan pada sepasang kelenjar di bawah

mata. &acun ini disimpan di bawah gigi taring pada rahang atas. &ahang dapat bertambah sampai mm pada ular berbisa yang besar. $osis racun pergigitan

4

Page 5: smf bedah vulnus

7/17/2019 smf bedah vulnus

http://slidepdf.com/reader/full/smf-bedah-vulnus 5/28

 bergantung pada waktu yang yang terlewati setelah gigitan yang terakhir, derajat

ancaman dan ukuran mangsa. &espon lubang hidung untuk pancaran panas dari

mangsa memungkinkan ular untuk mengubah ubah jumlah racun yang

dikeluarkan.

&acun kebanyakan berupa air. 'rotein en2im pada racun mempunyai siat

merusak. 'rotease, colagenase dan hidrolase ester arginin telah teridentiikasi

 pada racun ular berbisa. 3eurotoksin terdapat pada sebagian besar racun ular 

 berbisa. $iketahui beberapa en2im diantaranya adalah *

(1) hialuronidase, bagian dari racun diamana merusak jaringan subcutan dengan

menghancurkan mukopolisakarida.

() osolipase # memainkan peran penting pada hemolisis sekunder untuk eek 

eritrolisis pada membran sel darah merah dan menyebabkan nekrosis otot.

en2im trobogenik menyebabkan pembentukan clot ibrin, yang akan

mengakti"asi plasmin dan menghasilkan koagulopati yang merupakan

konsekuensi hemoragik./

2.1.,  Ge-ala Dan an%a Gigitan Ular

&acun yang merusak jaringan menyebabkan nekrosis jaringan yang luas

dan hemolisis. ejala dan tanda yang menonjol berupa nyeri hebat dan tidak 

sebanding sebasar luka, udem, eritem, petekia, ekimosis, bula dan tanda nekrosis

 jaringan. $apat terjadi perdarahan di peritoneum atau perikardium, udem paru,

dan syok berat karena eek racun langsung pada otot jantung.

!lar berbisa yang terkenal adalah ular tanah, bandotan puspa, ular hijau

dan ular laut. !lar berbisa lain adalah ular kobra dan ular welang yang biasanya

 bersiat neurotoksik. ejala dan tanda yang timbul karena bisa jenis ini adalah

rasa kesemutan, lemas, mual, sali"asi, dan muntah. 'ada pemeriksaan ditemukan

 ptosis, releks abnormal, dan sesak napas sampai akhirnya terjadi henti naas

akibat kelumpuhan otot pernaasan. !lar kobra dapat juga menyemprotkan

 bisanya yang kalau mengenai mata dapat menyebabkan kebutaan sementara.4

$iagnosis gigitan ular berbisa tergantung pada keadaan bekas gigitan

atau luka yang terjadi dan memberikan gejala lokal dan sistemik sebagai berikut

($reisbach, 1567) *

5

Page 6: smf bedah vulnus

7/17/2019 smf bedah vulnus

http://slidepdf.com/reader/full/smf-bedah-vulnus 6/28

• ejala lokal * edema, nyeri tekan pada luka gigitan, ekimosis (dalam /

menit 8 4 jam)

• ejala sistemik * hipotensi, kelemahan otot, berkeringat, mengigil, mual,

hipersali"asi, muntah, nyeri kepala, dan pandangan kabur • ejala khusus gigitan ular berbisa *

o 9ematotoksik* perdarahan di tempat gigitan, paru, jantung, ginjal,

 peritoneum, otak, gusi, hematemesis dan melena, perdarahan kulit (petekie,

ekimosis), hemoptoe, hematuri, koagulasi intra"askular diseminata (K+$)

o  3eurotoksik* hipertonik, asikulasi, paresis, paralisis pernapasan, ptosis

otalmoplegi, paralisis otot laring, relek abdominal, kejang dan koma

o Kardiotoksik* hipotensi, henti jantung, koma

o Sindrom kompartemen* edema tungkai dengan tanda 8 tanda :' (pain,

 pallor, paresthesia, paralysis pulselesness). 1

;enurut Schwart2 ($epkes,1) gigitan ular dapat di klasiikasikan sebagai

 berikut*

Kepada setiap kasus gigitan ular perlu dilakukan *

− #namnesis lengkap* identitas, waktu dan tempat kejadian, jenis dan ukuran

ular, riwayat penyakit sebelumnya.

− 'emeriksaan isik* status umum dan lokal serta perkembangannya setiap 1

 jam.

;enurut <9= : gejala local dan tanda pada tempat gigitan *

• ekas taring0gigitan

•  3yeri dan pendarahan lokal

• memar 

• lymphangitis

•  pembesaran lymphonodi

• inlamasi (bengkak, kemerahan, panas)

• melepuh

• ineksi lokal, ormasi abses

• nekrosis

ambaran klinis gigitan beberapa jenis ular *

6

Page 7: smf bedah vulnus

7/17/2019 smf bedah vulnus

http://slidepdf.com/reader/full/smf-bedah-vulnus 7/28

igitan >lapidae

− >ek lokal (kraits, mambas, coral snake dan beberapa kobra) timbul berupa

sakit ringan, sedikit atau tanpa pembengkakkan atau kerusakan kulit dekat

gigitan. igitan ular dari #rika dan beberapa kobra #sia memberikangambaran sakit yang berat, melepuh dan kulit yang rusak dekat gigitan

melebar.

− Semburan kobra pada mata dapat menimbulkan rasa sakit yang berdenyut,

kaku pada kelopak mata, bengkak di sekitar mulut dan kerusakan pada

lapisan luar mata.

− ejala sistemik muncul 1: menit setelah digigit ular atau 1 jam kemudian

dalam bentuk paralisis dari urat 8 urat di wajah, bibir, lidah dan tenggorokan

sehingga menyebabkan sukar bicara, kelopak mata menurun, susah

menelan, otot lemas, sakit kepala, kulit dingin, muntah, pandangan kabur dn

mati rasa di sekitar mulut. Selanjutnya dapat terjadi paralis otot pernapasan

sehingga lambat dan sukar bernapas, tekanan darah menurun, denyut nadi

lambat dan tidak sadarkan diri. 3yeri abdomen seringkali terjadi dan

 berlangsung hebat. 'ada keracunan berat dalam waktu satu jam dapat timbul

gejala 8 gejala neurotoksik. Kematian dapat terjadi dalam 4 jam.

igitan Viperidae*

− >ek lokal timbul dalam 1: menit atau setelah beberapa jam berupa bengkak 

dekat gigitan untuk selanjutnya cepat menyebar ke seluruh anggota badan,

rasa sakit dekat gigitan

− >ek sistemik muncul dalam : menit atau setelah beberapa jam berupa

muntah, berkeringat, kolik, diare, perdarahan pada bekas gigitann (lubang

dan luka yang dibuat taring ular), hidung berdarah, darah dalam muntah,

urin dan tinja. 'erdarahan terjadi akibat kegagalan aal pembekuan darah.

eberapa hari berikutnya akan timbul memar, melepuh, dan kerusakan

 jaringan, kerusakan ginjal, edema paru, kadang 8 kadang tekanan darah

rendah dan nadi cepat. Keracunan berat ditandai dengan pembengkakkan di

atas siku dan lutut dalam waktu jam atau ditandai dengan perdarahan

hebat.

igitan 9idropiidae*

7

Page 8: smf bedah vulnus

7/17/2019 smf bedah vulnus

http://slidepdf.com/reader/full/smf-bedah-vulnus 8/28

− ejala yang muncul berupa sakit kepala, lidah tersa tebal, berkeringat dan

muntah

− Setelah / menit sampai beberapa jam biasanya timbul kaku dan nyeri

menyeluruh, spasme pada otot rahang, paralisis otot, kelemahan ototekstraokular, dilatasi pupil, dan ptosis, mioglobulinuria yang ditandai

dengan urin warna coklat gelap (gejala ini penting untuk diagnostik), ginjal

rusak, henti jantung.

igitan &attlesnake dan -rotalidae*

− >ek lokal berupa tanda gigitan taring, pembengkakan, ekimosis dan nyeri

 pada daerah gigitan merupakan indikasi minimal yang perludipertimbangkan untuk memberian poli "alen crotalidae anti"enin.

− #nemia, hipotensi dan trobositopenia merupakan tanda penting.

igitan -oral Snake*

?ika terdapat toksisitas neurologis dan koagulasi, diberikan anti"enin

(;icrurus ul"ius anti"enin)1

@anda dan gejala lokal *

1. @anda gigi taring

. 3yeri lokal

/. 'endarahan lokal

4. ruising

:. lymphangitis

A. engkak, merah, panas

7. ;elepuh

6.3ecrosis

ejala dan tanda sistemik umum *

!mum

;ual, muntah, malaise, nyeri abdominal, weakness, drowsiness, prostration.

8

Page 9: smf bedah vulnus

7/17/2019 smf bedah vulnus

http://slidepdf.com/reader/full/smf-bedah-vulnus 9/28

Kardio"ascular (Viperidae) *

Visual disturbances, di22iness, aintness, collapse, shock, hypotension,

arrhythmia cardiac, oedema pulmo, oedema conjungti"a.

Kelainan perdarahan dan pembekuan darah (Viperidae) *

∼ 'erdarahan dari luka gigitan

∼ 'erdarahan sitemik spontan 8 dri gusi, epistaksis, hemopteu, hematemesis,

melena, hematuri, perdarahan per "aginam, perdarahan pada kulit seperti

 petechiae, purpura, >cchymoses dan pada mukosa seperti pada konjungti"a,

 perdarahan intrakranial

 3eurologik (>lapidae, &ussellBs "iper) *

$rowsiness, paraesthesiae, abnormalitas dari penciuman dan perabaan,

Chea"yD eyelids, ptosis, ophthalmoplegia eEternal, paralysis dari otot wajah

dan otot lai yang di iner"asi oleh ner"us kranialis, aphonia, diiculty in

swallowing secretions, respiratory and generalised laccid paralysis

=tot rangka (sea snakes, &ussellBs "iper) *

 3yeri menyeluruh, stiness and tenderness o muscles, trismus,

myoglobinuria, hyperkalaemia, cardiac arrest, gagal ginjal akut

injal (Viperidae, sea snakes) *

L' (lower back pain), haematuria, haemoglobinuria, myoglobinuria,

oliguria0anuria, tanda dan gejala dari uraemia (naas asidosis, hiccups,

nausea, pleuritic chest pain)

>ndokrin (acute pituitary0adrenal insuiciency) (&ussellBs "iper) *

• Fase akut* syok, hypoglycaemia

• Fase kronik (beberapa bulan sampai tahun setelah gigitan)* weakness, loss

o secondary seEual hair, amenorrhoea, testicular atrophy, hypothyroidism.

(<arrell, 1555).

9

Page 10: smf bedah vulnus

7/17/2019 smf bedah vulnus

http://slidepdf.com/reader/full/smf-bedah-vulnus 10/28

@ingkatan berat ringannya gigitan ular dibagi menjadi : tingkatan

sesuai dengan keadaan klinis yaitu*

Gra%e an%a %an ge-ala

/' an"a en0en!ati

n

Satu atau lebih luka gigitan, nyeri

minimal, edema di sekitarnya G 1 inci

dan eritema pada 1 jam, tidak ada

keterlibatan sistemik 

I' En0en!asi !ini!a

l

@anda luka gigitan, nyeri moderate

sampai berat, edema di sekitar 1 : inci

dan eritema dalamn 1 jam pertama

setelah gigitan, tidak ada keterlibatan

sistemik.

II' En0en!asi

!%erate

@anda luka gigitan, nyeri berat, ang

marksH se"ere painH edema di sekitar A 8 

1 inci dan eritema dalam 1 jam setelah

gigitan, kemungkinan keterlibatan

sistemik termasuk nausea, "omitus,

 pusing, syok atau gejal neurotoksik 

III' En0en!asi erat @anda luka gigitan, nyeri berat, edema di

sekitarnya lebih dari 1 inci dan eritema

 biasanya ada dan termasuk petekie

generalisata dan ekimosis.

IV' En0en!asi

sangat erat

Keterlibatan sistemik selalu ada dan gejal

dapat termasuk gagal ginjal, sedikit

hematuri, koma dan kematian, edema

local dapat meluas melebihi ekstremitas

yang terlibat pada sisi tubuh ipsilateral.

2.1. Pe!eriksaan "enun-ang

− 'emeriksaan darah* 9b, Leukosit, trombosit, kreatinin, urea 3, elektrolit,

waktu perdarahan, waktu pembekuan, waktu protobin, ibrinogen, #'@@, $

dimer, uji aal hepar, golongan darah dan uji cocok silang.

− 'emeriksaan urin* hematuria, glikosuria, proteinuria (mioglobulinuria)

− >K

10

Page 11: smf bedah vulnus

7/17/2019 smf bedah vulnus

http://slidepdf.com/reader/full/smf-bedah-vulnus 11/28

− Foto dada

2.1. Diagnsis Ban%ing

$iagnosis banding untuk snakebite antara lain *

− #nailasis

− @rombosis "ena bagian dalam

− @rauma "askular ekstrimitas

− Scorpion Sting

− Syok septik 

− Luka ineksi

2.1.3 Penatalaksanaan

erikut adalah langkahlangkah yang biasanya dilakukan dalam

menangani gigitan ular : *

− 'ertolongan pertama

− Segera kirim ke &S

− &esusitasi dan penanganan klinis segera

− 'enanganan klinis yang lebih mendalam dan diagnosis species ular 

− 'eriksa lab

− 'emberian S#!

− =bser"asi respon S#!* untuk memutuskan peningkatan dosisnya

− 'emberian terapi suporti

'enanganan bekas gigitan− &ehabilitasi

− 'enanganan komplikasi kronis

u-uan "ertlngan "erta!a

• mencoba memperlambat absorpsi sistemik racun

• mempertahankan nyawa dan mencegah komplikasi sebelum pasien dibawa ke

&S

• mengawasi gejala keracunan awal yang berbahaya

11

Page 12: smf bedah vulnus

7/17/2019 smf bedah vulnus

http://slidepdf.com/reader/full/smf-bedah-vulnus 12/28

• mengatur transportasi pasien agar segera mendapat pertolongan medis

• A0e all& % n +ar!4

'ada umumnya terjadi salah pengertian mengenai pengelolaan gigitanular. -ara tradisional pada penanganan gigitan ular seperti metode penggunaan

torniket (cara ini sangat menyakitkan dan berbahaya apabila torniket dipasang

terlalu lama karena dapat menyebabkan iskemia dan akhirnya banyak yang

menjadi gangren), insisi tempat gigitan, pengisapan tempat gigitan, pendinginan

daerah yang digigit, pemberian antihistamin dan kortikosteroid +arus %i+in%ari

karena tidak terbukti manaatnya dan bahkan membahayakan. (<9=, :)

5e)!!en%e% first ai% !et+%s

• ;enenangkan korban yang mungkin sangat gelisah0ketakutan

• +mmobilisasi ekstremitas yang tergigit dengan balutan atau bidai (karena setiap

gerakan atau kontraksi otot meningkatkan absorpsi racun ke pembuluh darah

atau lime)

• 'ertimbangkan pressureimmobilisation untuk beberapa jenis ular  Elapidae

• 9indari inter"ensi apapun pada bekas gigitan karena dapat membuat ineksi,

meningkatkan absorpsi racun, dan meningkatkan pendarahan.

 

@indakan 'elaksanaan

#. Sebelum penderita dibawa ke pusat pengobatan, beberapa hal yang perlu

diperhatikan adalah

• 'enderita diistirahatkan dalam posisi hori2ontal terhadap luka gigitan

• 'enderita dilarang berjalan dan dilarang minum minuman yang mengandung

alkohol

#pabila gejala timbul secara cepat sementara belum tersedia antibisa, ikat daerah proksimal dan distal dari gigitan. Kegiatan mengikat ini kurang berguna jika

12

Page 13: smf bedah vulnus

7/17/2019 smf bedah vulnus

http://slidepdf.com/reader/full/smf-bedah-vulnus 13/28

dilakukan lebih dari / menit pasca gigitan. @ujuan ikatan adalah untuk 

menahan aliran lime, bukan menahan aliran "ena atau ateri.

Petun-uk a6al a+6a "asien !engala!i ge-ala kera)unan erat '

• !lar teridentiikasi sebagai jenis yang berbahaya

• 'embesaran bengkak yang cepat pada tempat gigitan

• -epat terjadi 'embesaran dari lokal lymphonodi, menunjukan bahwa racun telah

menyebar pada saluran lime.

• -epat terjadi gejala sistemik* kolaps (hypotension, shock), nausea, muntah,

diare, nyeri kepala hebat, CberatD pada kelopak mata, mudah mengantuk atau

 ptosis yang aal0opthalmoplegia

• -epat terjadi perdarahan sistenik spontan

• !rin berwarna coklat gelap

. Setelah penderita tiba di pusat pengobatan diberikan terapi suporti sebagai

 berikut*

• 'enatalaksanaan jalan napas

 'enatalaksanaan ungsi pernapasan• 'enatalaksanaan sirkulasi* beri inus cairan kristaloid

• eri pertolongan pertama pada luka gigitan* "erban ketat dan luas diatas luka,

imobilisasi (dengan bidai)

• 'eriksa lab, #mbil : 8 1 ml darah untuk pemeriksaan* waktu trotombin, #'@@,

$dimer, ibrinogen dan 9b, leukosit, trombosit, kreatinin, urea 3, elektrolit

(terutama K), -K. 'eriksa waktu pembekuan, jika I1 menit, menunjukkan

kemungkinan adanya koagulopati.

• #pus tempat gigitan dengan dengan "enom detection

• eri S#! (Serum #nti isa !lar, serum kuda yang dilemahan), poli"alen 1 ml

 berisi*

∼ 1: L$: bisa #nkystrodon

∼ :: L$: bisa ungarus

∼ :: L$: bisa 3aya SputariE

∼ Fenol .:J "0"

@eknik pemberian* "ial :ml intra"ena dalam : ml 3a-l ,5J atau

$eEtrose :J dengan kecapatan 46 tetes0menit. ;aksimal 1 ml ( "ial).+niltrasi lokal pada luka tidak dianjurkan. $osis S#! pada anak dan dewasa

13

Page 14: smf bedah vulnus

7/17/2019 smf bedah vulnus

http://slidepdf.com/reader/full/smf-bedah-vulnus 14/28

sama, karena ular menginjeksikan jumlah0dosis racun yang sama pula saat dia

menggigit dewasa ataupun anakanak.

+ndikasi S#! adalah adanya gejala "enerasi sistemik dan edema hebat pada

 bagian luka. 'edoman terapi S#! mengacu pada Schwart2 dan <ay ($epkes,

1)*

'edoman terapi S#! menurut Luck *

∼ ;onitor keseimbangan cairan dan elektrolit

∼ !langi pemeriksaan darah pada / jam setelah pemberiann anti"enom

?ika koagulopati tidak membaik (ibrinogen tidak meningkat, waktu

 pembekuan darah tetap memanjang), ulangi pemberian S#!. !langi

 pemeriksaan darah pada 1 dan / jam berikutnya, dst. angguan koagulopati

 berat berikan anti"enin spesiik, plasma reshro2en, cryoprecipitate (ibrinogen,

actor V+++), resh whole blood or platelet concentrates.

?ika koagulopati membaik (ibrinogen meningkat, waktu pembekuan menurun)

maka monitor ketat kerusakan dan ulangi pemeriksaan darah untuk memonitor 

 perbaikkannya. ;onitor dilanjutkan E4 jam untuk mendeteksi kemungkinan

koagulopati berulang. 'erhatian untuk penderita dengan gigitan Viperidae untuk 

tidak menjalani operasi minimal minggu setelah gigitan.

∼ @erapi suporti lainnya pada keadaan *

'erdarahan* beri tranusi darah segar atau komponen darah, ibrinogen, "itamin

K, tranusi trombosit 9ipotensi* beri inus cairan kristaloid

&abdomiolisis* beri cairan dan natrium bikarbonat

;onitor pembengkakan local dengan lilitan lengan atau anggota badan

Sindrom kompartemen* lakukan asiotomi

angguan neurologik* beri 3eostigmin (asetilkolinesterase), diawali dengan

sulas atropin

eri tetanus proilaksis bila dibutuhkan

!ntuk mengurangi rasa nyeri berikan aspirin atau kodein, hindari penggunaan

obat 8 obatan narkotik depresan

∼ @erapi proilaksis

14

Page 15: smf bedah vulnus

7/17/2019 smf bedah vulnus

http://slidepdf.com/reader/full/smf-bedah-vulnus 15/28

'emberian antibiotika spektrum luas. Kaman terbanyak yang dijumpai adalah

'.aerugenosa, 'roteus,sp, -lostridium sp, .ragilis

eri toksoid tetanus

'emberian serum anti tetanus* sesuai indikasi 1

2.1.7 Pen)ega+an

'etunjuk 'raktis 'encegahan @erhadap igitan !lar *

∼ 'enduduk di daerah di mana ditemuakan banyak ular berbisa dianjurkan untuk 

memakai sepatu dan celana berkulit sampai sebatas paha sebab lebih dari :J

kasus gigitan ular terjadi pada daerah paha bagian bawah sampai kaki

∼ Ketersedian S#! untuk daerah di mana sering terjadi kasus gigitan ular 

∼ 9indari berjalan pada malam hari terutama di daerah berumput dan bersemak 8 

semak 

∼ #pabila mendaki tebing berbatu harus mengamati sekitar dengan teliti

?angan membunuh ular bila tidak terpaksa sebab banyak penderita yang tergigit

akibat kejadian semacam itu. 1

15

Page 16: smf bedah vulnus

7/17/2019 smf bedah vulnus

http://slidepdf.com/reader/full/smf-bedah-vulnus 16/28

16

Page 17: smf bedah vulnus

7/17/2019 smf bedah vulnus

http://slidepdf.com/reader/full/smf-bedah-vulnus 17/28

2.2 Luka Gigitan An-ing (Vulnus Mrsu! 8anis#

2.2.1 Definisi

igitan anjing adalah cedera yang disebabkan oleh gigitan dari anjing,

yang paling ditakutkan dari gigitan anjing selain ineksi adalah penyakit rabies.

&abies adalah penyakit ineksi akut pada susunan sara  pusat yang disebabkan

oleh "irus  rabies. 'enyakit ini bersiat 2oonotik, yaitu dapat ditularkan dari

hewan  ke manusia. Virus rabies ditularkan ke manusia melalu gigitan hewan

misalnya oleh anjing, kucing, kera, rakun, dan kelelawar . &abies disebut juga

 penyakit anjing gila.

&abies disebabkan oleh "irus rabies yang masuk ke keluarga

 Rhabdoviridae  dan genus  Lysavirus. Karakteristik utama "irus keluarga

 Rhabdoviridae  adalah hanya memiliki satu utas negati &3# yang tidak 

 bersegmen. Virus ini hidup pada beberapa jenis hewan yang berperan sebagai

 perantara penularan.

2.2.2 Patgenesis

Setelah "irus rabies masuk melalui luka gigitan, maka selama minggu

"irus tetap tinggal pada tempat masuk dan didekatnya, kemudian bergerak 

mencapai ujungujung serabut sara posterior tanpa menunjukkan perubahan

 perubahan ungsinya. ;asa inkubasi ber"ariasi yaitu berkisar antara minggu

sampai tahun, tetapi pada umumnya /6 minggu, berhubungan dengan jarak 

yang harus ditempuh oleh "irus sebelum mencapai otak.

Sesampainya di otak "irus kemudian memperbanyak diri dan menyebar 

luas dalam semua bagian neuron, terutama mempunyai predileksi khusus

terhadap selsel sistem limbik, hipotalamus dan batang otak.

Setelah memperbanyak diri dalam neuronneuron sentral, "irus

kemudian kearah perier dalam serabut sara eeren dan pada sara "olunter 

maupun sara otonom. $engan demikian "irus menyerang hampir tiap organ dan

 jaringan didalam tubuh, dan berkembang biak dalam jaringanjaringannya,

seperti kelenjar ludah, ginjal, dan sebagainya.

2.2., Ge-ala klinis

17

Page 18: smf bedah vulnus

7/17/2019 smf bedah vulnus

http://slidepdf.com/reader/full/smf-bedah-vulnus 18/28

&abies merupakan penyakit primer pada hewan tingkat rendah dan

menyebar ke manusia melalui gigitan atau kontak dengan sali"a hewan yang

terineksi rabies. 'enyakit ini adalah esenalitis yang akut, ulminan, dan atal.

;asa inkubasi pada manusia khasnya 1 bulan, tetapi dapat hanya 1 minggu

hingga beberapa tahun 5sampai 15 tahun). ;asa inkubasi biasanya lebih

 pendek pada anak daripada orang dewasa./  Spektrum klinis dapat di bagi

menjadi tiga ase*

1. Fase prodromal yang singkat, ase neurologis akut, dan koma. Fase

 prodromal, berlangsung selama 1 hari, dapat menunjukkan salah satu

gejala nonspesiik * malaise, anoreksia, nyeri kepala, otoobia, mual dan

muntah, nyeri tenggorok, serak, pembesaran kelenjar lime regional, dan

demam. iasanya terdapat abnormal di sekitar tempat luka.1

. Fase neurologi akut, yang berlangsung 7 hari, Stadium ini ditandai dengan

adanya kecemasan, berkeringat, gelisah oleh suara atau cahaya terang,

sal"ias, insomnia, ner"ousness, spasme otot kerongkongan , tercekit, sukar 

menelan cairan ludah, kejang kejang, tingkah laku aneh, berubah. @erlihat

hiperakti"itas simpatis umum, berupa lakrimilasi, dilatasi pupil dan

 peningkatan sal"ias serta perspirasi. Sebagian besar pasien akan

menunjukkan hidroobia (takut terhadap air).1 

/. Fase stadium koma, disebut juga ase kelumpuhan. Kelumpuhan terjadi

akibat kelumpuhan sel sara. 'enderita menjadi kebingungan, sering kejang

kejang , inkontinensia urinae maupun al"i, stupor, koma, kelumpuhan otot

otot, kematian.1

2.2. Pe!eriksaan laratriu!

'enyakit ini sering berjalan dengan cepat dan dalam 1 hari dapat

menyebabkan kematian sejak timbulnya gejala, sehingga pemeriksaan serologis

kadangkadang belum sempat dilakukan, walaupun secara klinis cukup jelas.

'ada kasus dengan perjalanan yang agak lama , misalnya gejala paralis yang

dominan dan mengaburkan diagnosis maka pemeriksaan laboratorium sangat

membantu dalam menegakkan diagnosis.

Virus rabies dapat diisolasi dari air liur, cairan serebrospinal dan urin

 penderita. <alaupun begitu, isolasi "irus kadangkadang tidak berhasil

18

Page 19: smf bedah vulnus

7/17/2019 smf bedah vulnus

http://slidepdf.com/reader/full/smf-bedah-vulnus 19/28

didapatkan dari jaringan otak dan bahan tersebut setelah 1 8 4 hari sakit. 9al ini

 berhubungan dengan adanya neutrali2ing antibodies.

'emeriksaan Flourescent #ntibodies @est (F#@) dapat menunjukkan

antigen "irus di jaringan otak, sedimen cairan serebrospinal, urin, kulit dan

hapusan kornea, bahkan setelah teknik isolasi tidak berhasil. F#@ ini juga bisa

negati, bila antibodi telah terbentuk.

Serum neutrali2ing antibody pada kasus yang tidak di"aksinasi tidak 

akan terbentuk sampai hari ke 1 pengobatan, tetapi setelah itu titer akan

meningkat dengan cepat. 'eningkatan titer yang cepat juga nampak pada hari ke

A 8 1 setelah onset klinis pada penderita yang diobati dengan anti rabies.

Karakteristik responimun ini, pada kasus yang di"aksinasi dapat membantu

diagnosis. <alaupun secara klinis gejalanya patognomonik namun 3egri bodies

dengan pemeriksaan mikroskopis (Seller) dapat negati pada 1 J J kasus,

terutama pada kasus kasus yang sempat di"aksinasi dan penderita yang dapat

 bertahan hidup setelah lebih dari minggu.

2.2. Diagnsis %an Diagnsis Pe!an%ing

$iagnosis pada manusia ditegakkan dengan tes antibody netralisasi

rabies yang positi dan gejala klinisnya . Sedang diagnosis pada hewan

ditegakkan dengan pemeriksaan otak secara otopsi. 'ada otopsi otak, akan

ditemukan badan inklusi "irus (negriBs bodies) di dalam sel sara.

ila penderita mempunyai riwayat telah tergigit oleh binatang, parestesia

 pada luka, dan hidroobia, maka diagnosis klinis rabies tidak sukar. Setiap

 penyakit dimana ada ensealitis kadang kadang dapat menyebabpkan kerancuan,

seperti mereka yang disebabkan oleh arbo"irus, entero"irus, dan herpes

simpleks. 3amun jika kita mendapatkan tanda tanda keterlibatan batang otak 

 pada penderita yang sensorinya pada dasarnya jernih dan yang tidak mempunyai

tanda tanda lesi yang menempati ruang, diagnosis lain biasanya dapar 

dikesampingkan.7

&abies paralitik mungkin salah didiagnosis sebagai sindrom uillain 8 

arre , poliomyelitis, atau ensealomietis "aksin postrabies. 'emerikasaan

neurologis yang cermat dan analisis cairan serebrospinal akan sering membantu

mengesampingkan diagnosis ini.7 

19

Page 20: smf bedah vulnus

7/17/2019 smf bedah vulnus

http://slidepdf.com/reader/full/smf-bedah-vulnus 20/28

Spasme tetanus dapat menyebabkan kerancuan diagnostic sebentar, tetapi

trismus tidak ditemuan pada rabies, dan hidroobia tidak ditemukan pada

tetanus. otulisme (luka atau penelanan) akan menyebabkan paralisis. @etapi

tidak adanya perubahan sensoris harus mengesampingkan rabies. 7

$iagnosis laboratorium sekarang dimungkinkan sebelum mati. Virus

mungkin diperagakan dengan pewarnaan antibody luoresen pulasan sel epitel

kornea atau potongan lkulit leher pada grasi garis perbatasan rambut. !ji ini

 positi karena "irus migrasi kebawah saranya dari otakH baik kornea maupun

olikel rambut sangat terinner"asi. 'emeriksaan autopsy otak penderita dengan

ensealitis yang mematikan harus mencakup uji antibody luoresen untuk rabies.

7

2.2.3 Penatalaksanaan

ila terineksi rabies, segera cari pertolongan medis. &abies dapat

diobati, namun harus dilakukan sedini mungkin sebelum mengineksi otak dan

menimbulkan gejala. ila gejala mulai terlihat, tidak ada pengobatan untuk 

menyembuhkan penyakit ini. 'emberian serum dan "aksin pada luka akibat

gigitan hewan liar* 7

• @anpa lesi * obser"asi

• oresan * serum M "aksin

• igitan dangkal * serum M "aksin

• Serangan berat * serum M "aksin

9 Penanganan Luka Gigitan He6an Menular 5aies

Setiap ada kasus gigitan hewan menular rabies harus ditangani dengan

cepat dan sesegera mungkin. !ntuk mengurangi0mematikan "irus rabies yang

masuk pada luka gigitan, usaha yang paling eekti ialah mencuci luka gigitan

dengan air (sebaiknya air mengalir) dan sabun atau diteregent selama 11:

menit, kemudian diberi antiseptik (alkohol 7 J, betadine, obat merah dan

lainlain). ;eskipun pencucian luka menurut keterangan penderita sudah

dilakukan namun di 'uskesmas 'embantu0'uskesmas0&umah Sakit harus

dilakukan kembali seperti di atas.

20

Page 21: smf bedah vulnus

7/17/2019 smf bedah vulnus

http://slidepdf.com/reader/full/smf-bedah-vulnus 21/28

Luka gigitan tidak dibenarkan untuk dijahit, kecuali jahitan situasi.

ila memang perlu sekali untuk dijahit (jahitannya jahitan situasi), maka

diberi Serum #nti &abies (S#&) sesuai dengan dosis, yang disuntikan secara

iniltrasi di sekitar luka sebanyak mungkin dan sisanya disuntikan secara intra

muskuler. $isamping itu harus dipertimbangkan perlu tidaknya pemberian

serum0 "aksin anti tetanus, anti biotik untuk mencegah ineksi dan pemberian

analgetik.

2.2.7 Prgnsis

$engan proilaksis pasca kontak yang agresi menmggunakan 9$-V dan &+,

 penyakit jarang timbul secara klinik. $an bila tanda tanda klinik muncul,

 prognosis burukH hanya sedikit sekali penderita yang pernah bertahan hidup bila

menderita rabies secara klinik.7,5

2.2.: Pe!erian Vaksin %an Seru! Anti 5aies

 'emberian Vaksin #nti &abies (V#&) atau disertai Serum #nti &abies (S#&)

harus didasarkan atas tindakan tajam dengan mempertimbangkan hasilhasil penemuan

dibawah ini.

1. #namnesis *

• Kontak 0 jilatan 0 gigitan

• Kejadian didaerah tertular 0 terancam 0 bebas

• $idahului tindakan pro"okati 0 tidak 

• 9ewan yang menggigit menunjukkan gejala rabies

• 9ewan yang menggigit hilang, lari dan tidak dapat di tangkap atau dibunuh

dan dibuat.

• 9ewan yang menggigit mati, tapi masih diragukan menderita rabies

'enderita luka gigitan pernah di V#& dan kapanN• 9ewan yang menggigit pernah di V#& dan kapanN

. 'emeriksaan Fisik 

+dentiikasi luka gigitan (status lokalis).

/. Lain 8 lain

• @emuan pada waktu obser"asi hewan

• 9asil pemeriksaan spesimen dari hewan

• 'etunjuk <9=

21

Page 22: smf bedah vulnus

7/17/2019 smf bedah vulnus

http://slidepdf.com/reader/full/smf-bedah-vulnus 22/28

ila ada indikasi pengobatan 'asteur, maka terhadap luka resiko rendah diberi

V#& saja. %ang termasuk luka yang tidak berbahaya adalah jilatan pada kulit luka,

garukan atau lecet (erosi, ekskoriasi), luka kecil disekitar tangan, badan dan kaki.

@erhadap luka resiko tinggi, selain V#& juga diberi S#&. %ang termasuk luka

 berbahaya adalah jilatan0luka pada mukosa, luka diatas daerah bahu (muka, kepala,

leher), luka pada jari tangan0kaki, genetalia, luka yang lebar0dalam dan luka yang

 banyak (multipel).

!ntuk kontak (dengan air liur atau sali"a hewan tersangka0hewan rabies atau

 penderita rabies), tetapi tidak ada luka, kontak tak langsung, tidak ada kontak, maka

tidak '>&L! diberikan pengobatan V#& maupun S#&. Sedangkan apabila kontak 

dengan air luir pada kulit luka yang tidak berbahaya, maka diberikan V#& atau

diberikan kombinasi V#& dan S#& apabila kontak dengan air liur pada luka berbahaya.

$osis dengan cara pemberian Vaksin dan Serum #nti &abies adalah sebagai

 berikut *

I. Dsisi %an 8ara Pe!erian Vaksin Anti 5aies (VA5#

1. 'uriied Vero &abies Vaccine ('V&V)

Kemasan * Vaksin terdiri dari "aksin kering dalam "ial dan pelarut sebanyak ,: ml

dalam syringe.

a. $osis dan cara pemberian sesudah digigit ('ost >Eposure @reatment) -ara pemberian *

disuntikkan secara intra muskuler (im) di daerah deltoideus (anak8anak di

daerah paha).

$osis

 b. $osis dan cara pemberian V#& bersamaan dengan S#& sesudah digigit ('ost

>Eposure @reatment)

-ara pemberian * sama seperti pada butir 1.a.

$osis

22

Page 23: smf bedah vulnus

7/17/2019 smf bedah vulnus

http://slidepdf.com/reader/full/smf-bedah-vulnus 23/28

. Suckling ;ice rain Vaccine (S;V)

Kemasan *

$os berisi 7 "ial 1 dosis dan 7 ampul pelarut ml.

$os berisi : ampul 1 dosis intra cutan dan : ampul pelarut ,4 ml.a. $osis dan cara pemberian sesudah digigit ('ost >Eposure @reatment)

-ara pemberian * !ntuk "aksinasi dasar disuntikkan secara sub cutan (sc) di sekitar

daerah pusar. Sedangkan untuk "aksinasi ulang disuntikkan secara intra cutan (ic) di

 bagaian leksor lengan bawah .

$osis*

 b. $osis dan cara pemberian bersamaan dengan S#& sesudah digigit ('ost

>Eposure@reatment)

-ara pemberian * sama seperti pada butir .a.

$osis

23

Page 24: smf bedah vulnus

7/17/2019 smf bedah vulnus

http://slidepdf.com/reader/full/smf-bedah-vulnus 24/28

II. Dsis %an 8ara Pe!erian Seru! Anti 5aies (SA5#

1. Serum hetorolog (Kuda)

Kemasasn * "ial ml (1 ml O 1 +!)

-ara pemberian *$isuntikkan secara iniltrasi di sekitar luka sebanyak mungkin,

sisanya disuntikkan intra maskuler.

$osis *

. Serum ;omolog

Kemasan * "ial ml ( 1 ml O 1: +! )

-ara pemberian * $isuntikkan secara iniltrasi di sekitar luka sebanyak mungkin,

sisanya disuntikkan intra muskuler.

$osis *

24

Page 25: smf bedah vulnus

7/17/2019 smf bedah vulnus

http://slidepdf.com/reader/full/smf-bedah-vulnus 25/28

III. Dsis %an 8ara Pe!erian VA5 Untuk "engealan Seelu! Digigit (Pre

E;"sure I!!uni<atin#

1. 'uriied Vero &abies Vaccine ('V&V)

Kemasan *

Vaksin terdiri dari "aksin kering dalam "ial dan pelarut sebanyak ,: ml dalam syringe.

-ara pemberian (cara +) *$isuntikkan secara intra muskuler (im) di daerah deltoideus.

$osis *

-ara pemberian (cara ++) *$isuntikkan secara intra cutan ( dibagian leksor lengan

 bawah ).

$osis *

25

Page 26: smf bedah vulnus

7/17/2019 smf bedah vulnus

http://slidepdf.com/reader/full/smf-bedah-vulnus 26/28

. Suncling ;ice rain Vaccine (S;V)

Kemasan *

$us berisi 7 "ial 1 dosis dan 7 ampul pelarut ml

$us berisi : ampul 1 dosis intra cutan dan : ampul pelarut ,4 ml.

-ara pemberian * $isuntikkan secara intra cutan (ic) di bagian lektor lengan bawah.

$osis *

26

Page 27: smf bedah vulnus

7/17/2019 smf bedah vulnus

http://slidepdf.com/reader/full/smf-bedah-vulnus 27/28

BAB III

=ESIMPULAN

!lar merupakan jenis hewan melata yang banyak terdapat di +ndonesia.

Spesies ular dapat dibedakan atas ular berbisa dan ular tidak berbisa. !lar berbisa

memiliki sepasang taring pada bagian rahang atas. 'ada taring tersebut terdapat saluran

 bisa untuk menginjeksikan bisa ke dalam tubuh mangsanya secara subkutan atau

intramuskular. Sedangkan pada gigitan anjing selain ineksi adalah penyakit rabies.

&abies merupakan penyakit "irus akut dari sistem sara pusat yang dapat

mengenai mamalia dan ditularkan oleh sekresi yang terineksi biasanya sali"a. Virus

rabies ini sangat atal apabila terpapar, karena prognosisnya berujung pada kematian.

Sebagian besar pemajanan terhadap rabies melalui gigitan binatang atau kontak "irus

(sali"a binatang) dengan luka pada host ataupun melalui membran mukosa. Selain

"irusnya sendiri, dalam gigitan anjing, juga terdapat mikroorganisme yang dapat

memperburuk kondisi gigitan. mikroorganisme ini juga banyak terdapat pada kubangan

air, yaitu Staphylococcus dan Streptococcus yang 'ada luka atau bagian tubuh yang

mengalami ineksi sering kali muncul pus (nanah) dan iniltrat.

Setelah tergigit oleh binatang yang tercurigai rabies, kita dapat memberikan

suntikan #@S, &abies immune lobulin (&+), dan "aksin 9$V- dengan dosis dan

waktu pemakain yang telah ditentukan untuk meminimalisir resiko untuk sementara

waktu. !ntuk luka terbukanya sendiri, tidak cukup hanya dengan memberikan antiseptic

saja, luka harus dibersihkan dengan air dan sabun secara berulang ulang. +rigasi dengan

larutan betadine. ila perlu lakukan tindakan debridement, balut luka secara longgar,

dan obser"asi luka minimal E sehari. erikan #@S atau 9@+. ila luka gigitan berat,

 berikan suntikan iniltrasi serum anti rabies di sekitar luka. 'encegahan dapat dilakukan

 pada hewan dan manusia yang berupa "aksinasi maupun pemusnahan hewan yang

terkena rabies. $apat juga kita melakukan pencegahan terhadap "irus rabies melalui

control terhadap "aksinasi dan terhadap hewan liar yang berkeliaran disekitar 

lingkungan.

27

Page 28: smf bedah vulnus

7/17/2019 smf bedah vulnus

http://slidepdf.com/reader/full/smf-bedah-vulnus 28/28

DA$A5 PUSA=A

1. Karakata S, achsinar . edah minor. ?akarta * 9ipokrates, 6. h. 1:, //,

151.

. 9arijanto ' 3, unawan carta #. &abies. +lmu penyakit dalam. ?ilid +++. ?akarta*

FK!+, A. h.54/

/. <arrell, $.#., :. uidelines or the -linical ;anagement o Snake ite in

the South>ast #sia &egion. <orld 9ealth =rgani2ation. &egional =ice or 

South>ast #sia. <orld 9ealth 9ouse. +ndraprastha >state. 3ew $elhi 11.

+ndia

4. $e ?ong <., 1556. uku #jar +lmu edah. >-* ?akarta

:. <arrell, $.#., :. uidelines or the -linical ;anagement o Snake ite in

the South>ast #sia &egion. <orld 9ealth =rgani2ation. &egional =ice or 

South>ast #sia. <orld 9ealth 9ouse. +ndraprastha >state. 3ew $elhi 11.

+ndia.

A. ;orison ; ?. ;anajemen Luka. ?akarta. >-* /.h.11

7. <idoyono. 'enyakit tropis, epidemologi, penularan, pencegahan P

 pemberantasannya. ?akarta * >rlangga, 6. h. 4/:/

6. 'rice S#. 'atoisiologi * konsep klinis prosesproses penyakit. >disi A. ?akarta *

>-, A. h. :777

5. rook, eo F. ;ikrobiologi kedokteran. ?awet2, ;elnick,P #delberg. >disi /.

?akarta * >-, . h. 116

1. Sudoyo, #.<., A. uku #jar +lmu 'enyakit $alam. 'usat 'enerbitan

$epartemen +lmu 'enyakit $alam. Fakultas Kedokteran !ni"ersitas +ndonesia

11. ehrman &>, Kleigman &;, #r"in #;. 3elson ilmu kesehatan anak. >disi 1:.

?akarta* >-, . h.5175, 114:46

1. #koso @. 'encegahan dan pengendalian rabies. ?akarta* Kanisius, 7.h.1

1/. Saputra L, ;argaretha L ;. Kapita selekta kedokteran klinik. ?akarta* inarupa

#ksara 'ublisher, 5. h. 4144

14. 9alim;ubin, #. 'anduan praktis ilmu penyakit dalam * diagnosis dan terapi.

?akarta * >-, 1. 9. //7