volume xiii no.1 maret 2012 issn : 977 evaluasi...
TRANSCRIPT
Volume XIII No.1 Maret 2012 ISSN : 977 – 19799705
Hendramawat Aski Safarizki | 1
EVALUASI PENGGUNAAN BRESING BAJA
DALAM MENINGKATKAN KINERJA STRUKTUR
BETON TAHAN GEMPA
(STUDI KASUS: GEDUNG V FAKULTAS TEKNIK UNS)
Hendramawat Aski Safarizki
Alumni Program Pasca Sarjana, Fakultas Teknik Sipil,
Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS)
Abstrak
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kinerja struktur eksisting dan setelah penambahan
bresing baja pada Gedung V Fakultas Teknik UNS dalam menerima beban gempa. Kinerja
struktur dianalisis dengan prosedur Analisis Dinamik Riwayat Waktu berdasarkan SNI 03-1726-
2002, Nonlinear Static Pushover Metode Koefisien Perpindahan (FEMA 356), dan Metode
Koefisien yang Diperbaki (FEMA 440). Berdasarkan hasil analisis pushover diperoleh target
perpindahan struktur eksisting untuk arah X sebesar 0,118 m dan arah Y sebesar 0,132 m.
Kinerja struktur eksisting berada pada batas antara Life Safety (LS) - Collapse Prevention (CP)
dengan sendi plastis telah terjadi pada kolom. Setelah penambahan bresing target perpindahan
struktur berkurang baik pada arah X maupun Y. Sendi plastis yang muncul dapat dikurangi
bahkan tidak muncul pada kolom untuk tinjauan arah Y dengan penambahan bresing IWF
300x300x10x15. Berdasarkan analisis dinamik riwayat waktu kinerja batas layan struktur
eksisting tidak aman untuk tinjauan gempa El Centro pada arah Y sedangkan untuk batas ultimit
masih aman. Setelah penambahan bresing kinerja batas layan dan batas ultimit struktur aman
untuk semua akselerogram gempa yang digunakan. Berdasarkan rasio simpangan antar tingkat
(δm) terhadap batas layan untuk arah X dan Y dimensi bresing IWF 300x300x10x15 memiliki
nilai rasio yang lebih kecil dibandingkan penggunaan bresing dengan dimensi yang lain.
Kata Kunci: analisis pushover, analisis riwayat waktu, bresing, gedung beton bertulang,
This research was conducted to determine the performance of Engineering Faculty Building V
UNS existing structure and after used of steel bracing in order to receive seismic load.
Structure performance are evaluated using dynamic time history analysis, Nonlinear Static
Pushover Displacement Coefficient Method (FEMA 356), and Improvement Displacement
Coefficient Method (FEMA 440). The target displacement from pushover analysis of existing
structure in X direction 0,188 m and in Y direction 0,132 m. Performance of existing structure
are between Life Safety (LS) - Collapse Prevention (CP) and plastic hinge occurred in column.
After adding bracing the target displacement is reduce in booth X and Y direction. Plastic
hinges that occurred can be reduce even eliminated in Y direction after adding bracing IWF
300x300x10x15. Based on time history analysis the structure performance in service limit is
unsafe for El Centro in Y direction and still safe for ultimate limit. After adding bracing the
performance of service limit and ultimate limit safe for all earthquake accelerogram. Based on
ratio of drift to service limit for X and Y direction bracing IWF 300x300x10x15 have the lowest
ratio compare to another dimension of bracing.
Keywords: bracing, pushover analysis, reinforced concrete building, time history analysis
PENDAHULUAN
Penurunan kinerja yang terjadi pada
suatu struktur dapat diakibatkan oleh kurang
sempurnanya desain, pelaksanaan konstruksi
yang tidak sesuai desain, perubahan fungsi
banguan, dan terjadinya bencana alam yang
mempengaruhi perilaku pembebanan pada
struktur. Penurunan kinerja dapat mengurangi
tingkat keamanan dan umur layan struktur
bangunan.
Penurunan kinerja yang terjadi pada
umumnya muncul bertahap dan terkadang
Volume XIII No.1 Maret 2012 ISSN : 977 – 19799705
2 | Hendramawat Aski Safarizki
tidak tampak jelas secara visual. Walaupun
telah terjadi penurunan kinerja namun
bangunan masih berdiri tegak. Struktur yang
telah mengalami penurunan kinerja yang
kemudian mengalami perubahan pembebanan
memliki kemungkinan lebih besar untuk
rusak atau bahkan runtuh. Gempa merupakan
salah satu penyebab terjadinya perubahan
pembebanan pada struktur yang tidak dapat
diramalkan kapan terjadinya. Perlu dilakukan
penilaian kecukupan kinerja dan keamanan
struktur bangunan eksisting sebelum
terjadinya bencana yang tidak diinginkan.
Untuk mengurangi pengaruh gaya
horizontal yang terjadi akibat beban gempa
dapat dilakukan dengan beberapa cara
diantaranya dengan menambahkan elemen
struktur diagonal (bracing), dinding geser,
atau dengan mengubah hubungan antara
elemen struktur. Diantara beberapa cara
perkuatan struktur eksisting, bresing efektif
digunakan dalam memberikan kekakuan dan
kekuatan lebih tinggi sehingga dapat
menahan deformasi yang mungkin terjadi.
Penggunaan bresing baja sebagai
perkuatan struktur beton memiliki kelebihan
dalam sisi ekonomi, tidak menambah berat
struktur secara signifikan, mudah dalam
pengaplikasian, tidak terlalu merusak ruang
yang sudah ada, dan dapat disesuaikan
dengan kekuatan serta kekakuan yang
diperlukan. Penggunaan bresing sebagai
perkuatan struktur perlu diatur sedemikian
rupa sehingga dapat efektif dan tidak
mengganggu dari segi arsitektural.
Struktur Gedung V Fakultas Teknik
UNS memiliki beberapa kelemahan pada
desain perencanaannya. Beberapa kelemahan
desain Struktur Gedung V Fakultas Teknik
UNS diantaranya:
1. Tidak memperhitungkan pengaruh
bukaan lantai (void) pada arah
memanjang bangunan.
2. Masih menggunakan peraturan lama
dalam perhitungan gempa.
3. Tidak adanya perhitungan tonjolan
bidang muka dan selasar penghubung
dengan gedung di sebelahnya.
Selain kelemahan desain dan peraturan
yang digunakan saat perencanan, pada
Gedung V Fakultas Teknik UNS terjadi
perubahan kinerja yang secara visual ditandai
oleh adanya retak. Dengan adanya
kelemahan-kelemahan pada perencanaan dan
munculnya tanda terjadinya perubahan
kinerja maka perlu dilakukan penilaian
kecukupan kekuatan, kekakuan dan
keandalan struktur eksisting serta penanganan
yang dapat dilakukan agar kinerja gedung
eksisting dapat mengantisipasi perubahan
beban khususnya gempa yang mungkin
terjadi di masa yang akan datang.
Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui kinerja struktur existing Gedung
V Fakultas Teknik UNS dalam menerima
beban gempa yang mungkin terjadi serta
mengetahui kinerja struktur setelah
penambahan bresing sebagai alternatif solusi
perbaikan kinerja struktur.
METODE PENELITIAN
Langkah-langkah dalam penelitian ini
yaitu meliputi pemodelan struktur gedung
eksisting yang akan dievaluasi berdasarkan
data-data yang dimiliki, dan kemudian
dilakukan identifikasi permasalahan yang ada
pada struktur eksisting untuk kemudian dari
upaya perkuatan yang direncanakan
diharapkan terjadi perbaikan kinerja struktur.
Bagan alir dalam penelitian ini seperti terlihat
pada Gambar 1.
Kinerja struktur dianalisis dengan
prosedur Analisis Dinamik Riwayat Waktu
berdasarkan kriteria SNI 03-1726-2002,
Nonlinear Static Pushover Metode Koefisien
Perpindahan (FEMA 356), dan Metode
Koefisien yang Diperbaki (FEMA 440).
Analisis dilakukan dengan bantuan software
ETABS v.9.7.0 dengan memasukkan batasan-
batasan sesuai dengan yang tercantum dalam
kriteria SNI 03-1726-2002, FEMA 356, dan
FEMA 440.
Volume XIII No.1 Maret 2012 ISSN : 977 – 19799705
Hendramawat Aski Safarizki | 3
DATA:
- Denah struktur existing
- Dimensi elemen
struktur
- Mutu beton dan baja
MULAI
Pembebanan gravitasi
Analisis gempa
Analisis dinamik linier Pushover analisis
Peraturan FEMA 356 Peraturan FEMA 440
Hasil Analisis
SELESAI
KESIMPULAN
Perkuatan
struktur
Cek performa dengan
Kondisi di Lapangan
tidak
ya
Bracing
Peraturan SNI 2002
Gambar 1. Bagan Alir Penelitian
HASIL DAN PEMBAHASAN
Struktur Eksisting
Struktur Gedung V Fakultas Teknik
UNS mengunakan mutu beton K-225 dengan
baja tulangan lentur U-32 dan tulangan geser
U-24. Berdasarkan hasil pengkuran struktur
eksisting dan data skunder yang ada, maka
dilakukan pemodelan kembali dengan
menggunakan software ETABS v.9.7.0
Struktur eksisting dimodelkan dalam bentuk
struktur 3 dimensi seperti terlihat pada
Gambar 2.
Gambar 2. Model 3 Dimensi Struktur
Gedung V
Beban yang bekerja pada struktur
terdiri dari beban mati, beban hidup, dan
beban gempa. Beban gempa yang digunakan
Volume XIII No.1 Maret 2012 ISSN : 977 – 19799705
4 | Hendramawat Aski Safarizki
mengacu pada Uniform Building Code 1997
(UBC-97) yang telah diadaptasi dalam
Standar Perencanaan Ketahanan Gempa
untuk Struktur Bangunan Gedung (SNI 03-
1726-2002). Perhitungan beban gempa
dilakukan dengan bantuan program ETABS.
Berdasarkan SNI 03-1726-2002
diperoleh nilai waktur getar bangunan (T)
untuk struktur eksisiting sebesar 0,7133 detik,
faktor reduksi gempa (R) sebesar 8,5, dan
faktor keutamaan gedung (I) adalah 1. Nilai
Ca dan Cv diperoleh dengan mengunakan
respons spektrum gempa wilayah gempa 3
pada kondisi tanah sedang seperti pada
Gambar 3. Berdasarkan Gambar 3. maka
diperoleh nilai faktor Ca sebesar 0,23 dan Cv
sebesar 0,33. Nilai T, R, I, Ca, dan Cv
kemudian digunakan sebagai input pada
program ETABS seperti terlihat pada Gambar
4.
Gambar 3. Respons Spektrum Gempa
wilayah Gempa 3
Setelah dilakukan input pembebanan pada
model struktur termasuk input beban gempa
kemudian dilakukan analisis statik linier
dengan program ETABS. Analisis statik
linier menghasilkan nilai beban gempa statik
yang terjadi pada struktur. Nilai beban gempa
statik kemudian digunakan sebagai beban
lateral pada analisis pushover
Gambar 4. Input beban gempa pada program
ETABS
Analisis Pushover Struktur Eksisting
Analisis pushover dilakukan dalam dua
tahap yang pertama struktur diberi beban
gravitasi (kombinasi beban mati dan beban
hidup yang direduksi). Analisis tahap
pertama belum memperhitungkan kondisi
non-linier. Analisis kemudian dilanjutkan
dengan memberikan pola beban lateral yang
diberikan secara monotonic bertahap.
Intensitas pembebanan lateral ditingkatkan
sampai komponen struktur yang paling lemah
berdeformasi yang menyebabkan
kekakuannya berubah secara signifikan
(terjadi leleh dari penampang).
Analisis diulangi sebanyak jumlah
komponen yang mencapai kondisi batas
kekuatannya (leleh). Untuk setiap tahapan
beban, gaya dalam dan deformasi elastis
maupun plastis dihitung dan direkam.
Perpindahan titik kontrol versus gaya geser
dasar untuk setiap tahapan beban diplotkan
untuk menggambarkan respons perilaku non-
linier struktur yaitu kurva pushover.
Keseluruh tahapan analisis pushover
dilakukan dengan bantuan program ETABS.
Berdasarkan kurva hasil analisis
pushover untuk arah Y. Didapatkan nilai
waktu getar alami efektif (Te) sebesar 0,971
detik untuk arah X dan 1,083 detik untuk arah
Y. Hasil analisis pushover selanjutnya
digunakan untuk evaluasi kinerja struktur.
Metode Koefisien Perpindahan
(FEMA 356)
Dihitung target perpindahan dengan
Metode Displacement Coefficient FEMA 356
untuk arah X dan Y.
Volume XIII No.1 Maret 2012 ISSN : 977 – 19799705
Hendramawat Aski Safarizki | 5
a. Metode Koefisien Perpindahan
(FEMA 356) untuk arah X
Te = 0,971
C0 = 1,35 (FEMA 356 Tabel 3-2 untuk
bangunan 4 lantai)
Ts = 0,60 (waktu getar karakteristik)
C1 = 1,00 (untuk Te ≥ Ts)
C2 = 1,10 (T > Ts, Framing type 1 kinerja
Life Safety, FEMA 356 Tabel 3-3)
C3 = 1,00 (perilaku kekakuan pasca-leleh
bernilai positif)
Sa = 0,33/0,971
= 0,340
δt = g2π
TSCCCC
2
ea3210
δt = 0,118 m
b. Metode Koefisien Perpindahan (FEMA
356) untuk arah Y
Te = 1,083
C0 = 1,35 (FEMA 356 Tabel 3-2 untuk
bangunan 4 lantai)
Ts = 0,60 (waktu getar karakteristik)
C1 = 1,00 (untuk Te ≥ Ts)
C2 = 1,10 (T > Ts, Framing type 1 kinerja
Life Safety, FEMA 356 Tabel 3-3)
C3 = 1,00 (perilaku kekakuan pasca-leleh
bernilai positif)
Sa = 0,33/1,083
= 0,305
δt = g2π
TSCCCC
2
e
a3210
δt = 0,132 m
Metode Koefisien Perpindahan yang
Diperbaiki (FEMA 440)
Rumusan target perpindahan yang
digunakan sama seperti pada Metode
Displacement Coefficient FEMA 356.
Mengalami modifikasi dan perbaikan dalam
menghitung faktor C1 dan C2.
a. Metode Koefisien Perpindahan yang
Diperbaiki (FEMA 440) untuk arah X
Te = 0,971
C0 = 1,35 (FEMA 356 Tabel 3-2 untuk
bangunan 4 lantai)
C1 = 1,0113 (Te < 1)
C2 = 1,00 (untuk Te > 0,7)
C3 = 1,00 (perilaku kekakuan pasca-leleh
bernilai positif)
Sa = 0,33/0,971
= 0,340
δt = g2π
TSCCCC
2
ea3210
δt = 0,109 m
b. Metode Koefisien Perpindahan yang
Diperbaiki (FEMA 440) untuk arah Y
Te = 1,083
C0 = 1,35
C1 = 1,00 (untuk Te > 1)
C2 = 1,00 (untuk Te > 0,7)
C3 = 1,00
Sa = 0,33/1,083
= 0,305
δt = g2π
TSCCCC
2
ea3210
δt = 0,120 m
Evaluasi Kinerja Struktur Eksisting
Berdasarkan target perpindahan hasil
evaluasi dengan menggunakan Metode
Koefisien Perpindahan (FEMA 356) dan
Metode Koefisien Perpindahan yang
Diperbaiki (FEMA 440) seperti terlihat pada
Tabel 1. didapatkan untuk arah X nilai
terbesar adalah 0,118 m sedangkan untuk
arah Y sebesar 0,132 m.
Tabel 1. Target perpindahan
Kriteria
Target perpindahan
(m)
Arah X Arah Y
Koef.Perpindahan
(FEMA 356) 0,118 0,132
Koef.Perpindahan
(FEMA 440) 0,109 0,120
Berdasarkan target perpindahan pada
arah X sebesar δt = 0,118 m dan
membandingkannya dengan data pushover
pada Tabel 2 didapatkan hasil bahwa pada
step 3 nilai perpindahan telah melewati target
perpindahan dan kinerja struktur berada pada
batas antara Life Safety (LS) - Collapse
Prevention (CP). Berdasarkan hasil analisis
pushover diketahui pula bahwa pada step 3
sendi plastis telah terjadi pada kolom seperti
tampak pada Gambar 5
Volume XIII No.1 Maret 2012 ISSN : 977 – 19799705
6 | Hendramawat Aski Safarizki
Tabel 2. Step pushover struktur eksisting arah X
Step Displacement
Base
Force A-B
B -
IO
IO-
LS
LS-
CP
CP-
C
C-
D
D-
E >E TOTAL
0 0,0000 0,0000 1425 1 0 0 0 0 0 0 1426
1 0,0139 138,1341 989 413 24 0 0 0 0 0 1426
2 0,0985 708,3317 910 180 265 71 0 0 0 0 1426
3 0,1834 1136,0563 850 166 263 146 0 1 0 0 1426
4 0,2352 1375,1334 850 165 263 147 0 0 1 0 1426
5 0,2352 1370,2860 842 155 261 166 0 1 1 0 1426
6 0,2458 1416,6461 839 155 264 165 0 0 3 0 1426
7 0,2458 1409,9658 839 153 266 164 0 1 3 0 1426
8 0,2469 1414,8475 838 154 266 164 0 0 4 0 1426
9 0,2469 1410,8971 835 153 255 178 0 1 4 0 1426
10 0,2498 1423,6445 835 153 255 178 0 0 5 0 1426
Gambar 5. Kinerja struktur eksisting arah X pada step 3
Berdasarkan target perpindahan pada
arah Y sebesar δt = 0,132 m dan
membandingkannya dengan data pushover
pada Tabel 3 didapatkan hasil bahwa pada
step 3 nilai perpindahan telah melewati target
perpindahan dan kinerja struktur berada pada
batas antara Life Safety (LS) - Collapse
Prevention (CP). Berdasarkan hasil analisis
pushover diketahui pula bahwa step 3 sendi
plastis telah terjadi pada kolom seperti
tampak pada Gambar 6.
Tabel 3. Step pushover struktur eksisting arah Y
Step Displacement
Base
Force A-B
B-
IO
IO-
LS
LS-
CP
CP-
C
C-
D
D-
E >E TOTAL
0 0,0000 0,0000 1424 2 0 0 0 0 0 0 1426
1 0,0230 175,6184 1165 257 4 0 0 0 0 0 1426
2 0,1070 527,2800 1038 270 114 4 0 0 0 0 1426
3 0,1922 749,2733 927 299 122 78 0 0 0 0 1426
4 0,2765 928,6495 899 309 116 101 0 1 0 0 1426
5 0,3014 979,3483 897 310 116 101 0 0 2 1 1427
6 0,3014 964,0965 864 320 112 126 0 1 2 1 1426
7 0,3335 1028,7340 864 320 112 126 0 0 3 1 1426
8 0,3335 1025,2256 845 329 113 133 0 2 3 1 1426
9 0,3489 1054,3707 845 329 113 133 0 0 5 1 1426
10 0,3489 1051,9940 838 332 112 137 0 1 5 1 1426
Volume XIII No.1 Maret 2012 ISSN : 977 – 19799705
Hendramawat Aski Safarizki | 7
Gambar 6. Kinerja struktur eksisting arah Y pada step 3
Analisis Respons Dinamik Riwayat Waktu
Analisis pushover memiliki
keterbatasan karena bersifat monotonik
sehingga dilakukan pula prosedur analisis
dinamik riwayat waktu dengan bantuan
program ETABS. Sesuai dengan persyaratan
pada SNI 03-1726-2002 maka digunakan 4
buah akselerogram dari 4 gempa yang
berbeda yaitu El Centro, gempa Kobe, gempa
Northridge dan gempa Northwest China.
Dari hasil analisis struktur diperoleh data
simpangan tingkat (di) dan simpangan antar
tingkat (δm). Selanjutnya untuk mengetahui
bahwa struktur aman atau tidak berdasarkan
kinerja batas layan SNI 03-1726-2002 maka
simpangan antar tingkat (δm) dibatasi dengan
kriteria batas layan δm < (0,03/R) x tinggi
tingkat yang bersangkutan.
Sedangkan untuk memenuhi persyaratan
kinerja batas ultimit gedung maka simpangan
antar tingkat tidak boleh melampaui 0,02 kali
tinggi tingkat yang bersangkutan.
Berdasarkan kriteria SNI 03-1726-2002
didapatkan hasil bahwa kinerja batas layan
tidak aman untuk tinjauan analisis dengan
gempa El Centro pada arah Y sedangkan
untuk batas ultimit masih aman untuk semua
analisis seperti terlihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Kriteria Batas Layan dan Batas Ultimit SNI 03-1726-2002 struktur eksisting untuk
Arah Y
Tingkat Tinggi Tinjauan di δm
Batas
layan
Kontrol
Kinerja δm x ξ Batas Ultimate
Kontrol
Kinerja
0,03/RxH Batas layan 0,02xH Batas ultimit
Roof
20.85 El Centro 0,1423 0,0441 0,0201 Tidak Aman 0,0017 0,1140 Aman
Story3 15.15 El Centro 0,0982 0,0101 0,0176 Aman 0,0004 0,1000 Aman
Story2 10.15 El Centro 0,0881 0,0268 0,0176 Tidak
Aman 0,0010 0,1000 Aman
Story1 5.15 El Centro 0,0613 - - - - - -
Roof 20.85 Kobe 0,0265 0,0108 0,0201 Aman 0,0001 0,1140 Aman
Story3 15.15 Kobe 0,0157 0,0047 0,0176 Aman 0,0001 0,1000 Aman
Story2 10.15 Kobe 0,0110 0,0041 0,0176 Aman 0,00005 0,1000 Aman
Story1 5.15 Kobe 0,0069 - - - - - -
Roof 20.85 Northridge 0,0371 0,0026 0,0201 Aman 0,0001 0,1140 Aman
Story3 15.15 Northridge 0,0345 0,0049 0,0176 Aman 0,0002 0,1000 Aman
Story2 10.15 Northridge 0,0296 0,0103 0,0176 Aman 0,0004 0,1000 Aman
Story1 5.15 Northridge 0,0193 - - - - - -
Roof 20.85 Nwchina 0,0173 0,0067 0,0201 Aman 0,0004 0,1140 Aman
Story3 15.15 Nwchina 0,0106 0,0025 0,0176 Aman 0,0001 0,1000 Aman
Story2 10.15 Nwchina 0,0081 0,0038 0,0176 Aman 0,0002 0,1000 Aman
Story1 5.15 Nwchina 0,0043 - - - - - -
Roof 20.85 Bengkulu 0,0236 0,0069 0,0201 Aman 0,0303 0,1140 Aman
Story3 15.15 Bengkulu 0,0167 0,0036 0,0176 Aman 0,0162 0,1000 Aman
Story2 10.15 Bengkulu 0,0131 0,0032 0,0176 Aman 0,0144 0,1000 Aman
Story1 5.15 Bengkulu 0,0099 - - - - - -
Volume XIII No.1 Maret 2012 ISSN : 977 – 19799705
8 | Hendramawat Aski Safarizki
Struktur dengan Perkuatan Bresing Baja
Penambahan elemen bresing baja
dilakukan untuk meningkatkan kinerja
struktur eksisting. Penempatan elemen
bresing baja pada sisi kanan kiri bangunan
dan pada posisi kolom tangga sesuai dengan
letak terjadinya sendi plastis hasil analisis
pushover struktur eksisting.
Bresing yang dipakai menggunakan
sistem bresing vertikal konsentris tipe X-
braced. Analisis yang dilakukan sama seperti
pada analisis kondisi eksisting dengan target
perpindahan mengikuti kriteria FEMA 356,
FEMA 440, dan kinerja sesuai SNI 03-1726-
2002.
Dari hasil perhitungan perancangan
bresing maka dipilih profil IWF
200x200x8x12 yang memenuhi syarat
sebagai bresing ditinjau dari kondisi
kekakuan lateral ketika beban bekerja dan
kestabilan yang dibutuhkan pada beban
ultimit rencana. Spesifikasi profil IWF
200x200x8x12 sebagai berikut:
Luas tampang (Ag) = 6353 mm2
Lebar sayap (B) = 200 mm
Jari-jari penampang (r) = 50,2 mm
Selanjutnya dilakukan analisis
pushover dan analisis respons dinamik
riwayat waktu pada model struktur dengan
penambahan elemen bresing baja IWF
200x200x8x12 dengan tahapan analisis
seperti pada struktur eksisting.
Dilakukan pula analisis dengan
melakukan perubahan ukuran dimensi
bresing yang digunakan menjadi IWF
300x300x10x15 dan IWF 500x200x10x16
dengan penempatan tetap. Hal ini dilakukan
untuk mengetahui perilaku struktur dengan
penggunaan bresing yang berbeda.
Analisis Pushover Struktur dengan
Bresing
Hasil analisis pushover dengan variasi
dimensi bresing yang digunakan untuk
tinjauan berdasarkan FEMA 356 dan FEMA
440 dapat dilihat pada Tabel 5. dan 6.
Berdasarkan data pada Tabel 5. dan 6. dapat
dihitung persentase berkurangnya target
perpindahan. Sebagai contoh untuk
penggunaan bresing IWF 200x200x8x12
berdasarkan FEMA 356 maka persentase
berkurangnya target perpindahan adalah
sebagai berikut:
% = %100bresing tanpa
bresing)dengan bracing tanpa(x
T
TT
% = %100118,0
)099,0118,0(x
% = 16,68 %
Hasil perhitungan untuk jenis bresing
yang lain dapat dilihat pada Tabel 7 dan
grafik pada Gambar
Tabel 5. Kinerja struktur berdasarkan FEMA
356
Kriteria Tanpa Bresing Bresing 200 Bresing 300 Bresing 500
X Y X Y X Y X Y
C0 1,35 1,35 1,35 1,35 1,35 1,35 1,35 1,35
C1 1 1 1 1,11 1 1,23 1 1,17
C2 1,1 1,1 1,1 1 1,1 1 1,1 1
C3 1 1 1 1 1 1 1 1
Sa 0,34 0,31 0,41 0,64 0,44 0,75 0,46 0,70
Ts 0,6 0,6 0,6 0,6 0,6 0,6 0,6 0,6
Te 0,97 1,08 0,81 0,51 0,75 0,44 0,71 0,47
G 9,81 9,81 9,81 9,81 9,81 9,81 9,81 9,81
0,12 0,13 0,10 0,06 0,09 0,06 0,09 0,06
Tabel 6. Kinerja struktur berdasarkan FEMA
440
Kriteria Tanpa Bresing Bresing 200 Bresing 300 Bresing 500
X Y X Y X Y X Y
C0 1,35 1,35 1,35 1,35 1,35 1,35 1,35 1,35
C1 1,01 1 1,02 1,05 1,02 1,07 1,03 1,06
C2 1 1 1 1,01 1 1,02 1 1,02
C3 1 1 1 1 1 1 1 1
Sa 0,340 0,305 0,41 0,64 0,44 0,75 0,46 0,70
Ts 0,6 0,6 0,6 0,6 0,6 0,6 0,6 0,6
Te 0,971 1,083 0,81 0,51 0,75 0,44 0,71 0,47
G 9,81 9,81 9,81 9,81 9,81 9,81 9,81 9,81
0,109 0,120 0,09 0,06 0,09 0,05 0,08 0,06
Berdasarkan grafik pada Gambar 7.
terlihat bahwa peningkatan dimensi bresing
tidak selalu efektif dalam mengurangi
perpindahan yang terjadi. Pada arah X
peningkatan bresing menjadi IWF
500x200x10x16 dapat lebih mengurangi
perpindahan yang terjadi daripada IWF
300x300x10x15. Sedangkan pada arah Y
Volume XIII No.1 Maret 2012 ISSN : 977 – 19799705
Hendramawat Aski Safarizki | 9
peningkatan bresing menjadi IWF
500x200x10x16 tidak mengurangi
perpindahan sebaik bresing dengan IWF
300x300x10x15.
Tabel 7. Persentase berkurangnya target
perpindahan
Kriteria
Bresing
200
Bresing
300
Bresing
500
X Y X Y X Y
FEMA
356
16,
68
52,
29
22,
35
54,
53
26,
78
53,
57
FEMA
440
16,
15
49,
48
21,
63
55,
74
25,
68
53,
00
Pada struktur eksisting sendi plastis
muncul pada balok dan kolom dengan kriteria
kinerja struktur berada pada batas antara Life
Safety (LS) - Collapse Prevention (CP).
Dengan penambahan bresing sendi plastis
yang muncul pada balok dan kolom dapat
dikurangi bahkan tidak muncul pada kolom
dengan penambahan bresing IWF
300x300x10x15 untuk tinjauan arah Y seperti
tampak pada Gambar 8.
Gambar 7. Grafik persentase berkurangnya
target perpindahan
Gambar 8. Kinerja struktur arah Y dengan
bresing IWF 300x300x10x15
Analisis Respons Dinamik Riwayat Waktu
Struktur dengan Bresing
Berdasarkan hasil analisis respon
dinamik riwayat waktu serta hasil analisis
pada variasi dimensi bresing maka dapat
dihitung rasio simpangan antar tingkat (δm)
terhadap batas layannya. Sebagai contoh
untuk kondisi eksisting pada arah X dengan
gempa El Centro maka rasio simpangan
antar tingkat (δm) terhadap batas layannya
adalah sebagai berikut:
Rasio δm = layan batas
δm
Rasio δm = 0,0201
0159,0
Rasio δm = 0,7904
Hasil perhitungan rasio simpangan
antar tingkat (δm) terhadap batas layan
kemudian dibuat dalam bentuk grafik. Hasil
perhitungan rasio simpangan antar tingkat
(δm) terhadap batas layannya dengan variasi
dimensi bresing dan tinjauan gempa yang
berbeda dapat dilihat pada Gambar 9 -
Gambar 13 untuk arah X dan Gambar 14 -
Gambar 18 untuk arah Y.
Gambar 9. Rasio δm terhadap batas layan
arah X Gempa El Centro
Gambar 10. Rasio δm terhadap batas layan
arah X Gempa Kobe
Volume XIII No.1 Maret 2012 ISSN : 977 – 19799705
10 | Hendramawat Aski Safarizki
Gambar 11. Rasio δm terhadap batas layan
arah X Gempa Northridge
Gambar 12. Rasio δm terhadap batas layan
arah X Gempa NW China
Gambar 13. Rasio δm terhadap batas layan
arah X Gempa Bengkulu
Gambar 14. Rasio δm terhadap batas layan
arah Y Gempa El Centro
Gambar 15. Rasio δm terhadap batas layan
arah Y Gempa Kobe
Gambar 16. Rasio δm terhadap batas layan
arah Y Gempa Northridge
Gambar 17. Rasio δm terhadap batas layan
arah Y Gempa NW China
Gambar 18. Rasio δm terhadap batas layan
arah Y Gempa NW China
Volume XIII No.1 Maret 2012 ISSN : 977 – 19799705
Hendramawat Aski Safarizki | 11
Berdasarkan grafik rasio simpangan
antar tingkat (δm) terhadap batas layan
terlihat bahwa untuk arah Y dimensi bresing
IWF 300x300x10x15 memiliki nilai rasio
yang lebih kecil dibandingkan bresing dengan
dimensi yang lain. Sedangkan untuk arah X
memiliki nilai yang bervariasi untuk masing-
masing akselerogram gempa dengan rasio
simpangan antar tingkat (δm) terhadap batas
layan antara dimensi bresing IWF
300x300x10x15 dan bresing IWF
500x200x10x16.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis dan
pembahasan yang telah dilakukan dapat
ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Kinerja struktur eksisiting
a). Berdasarkan analisis pushover
didapatkan hasil target perpindahan
yang terjadi pada struktur eksisting
untuk arah X sebesar 0,118 m
sedangkan arah Y sebesar 0,132 m.
b). Kinerja struktur eksisting Gedung V
Fakultas Teknik UNS berada pada
batas antara Life Safety (LS) -
Collapse Prevention (CP) dengan
sendi plastis telah terjadi pada kolom.
c). Berdasarkan kriteria SNI 03-1726-
2002 melalui analisis dinamik
riwayat waktu diketahui bahwa
kinerja batas layan struktur eksisting
tidak aman untuk tinjauan analisis
dengan gempa El Centro pada arah Y
sedangkan untuk batas ultimit masih
aman untuk semua akselerogram
gempa yang digunakan.
2. Kinerja struktur setelah penambahan
bresing
a). Setelah penambahan bracing target
perpindahan struktur berdasarkan
analisis pushover berkurang baik itu
pada arah X maupun Y. Kinerja
struktur dengan bracing untuk arah X
dan Y lebih baik jika dibandingkan
struktur eksisting.
b). Dengan penambahan bracing sendi
plastis yang muncul pada balok dan
kolom dapat dikurangi bahkan tidak
muncul pada kolom untuk tinjauan
arah Y dengan penambahan bracing
IWF 300x300x10x15.
c). Berdasarkan kriteria SNI 03-1726-
2002 melalui analisis dinamik
riwayat waktu kinerja batas layan dan
batas ultimit struktur dengan
penambahan bracing aman untuk
semua akselerogram gempa yang
digunakan.
d). Berdasarkan rasio simpangan antar
tingkat (δm) terhadap batas layan
terlihat bahwa untuk arah X dan Y
dimensi bracing IWF
300x300x10x15 memiliki nilai rasio
yang lebih kecil dibandingkan
bracing dengan dimensi yang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, M.K. 2005. “Comparative Study of
Conventional Seismic Retrofitting
Techniques”. Prosiding. Eleventh
International Colloquium on
Structural and Geotechnical
Engineering Cairo 17-19 May 2005.
Ain Shams University Faculty of
Engineering Department of Structural
Engineering. Cairo
American Society of Civil Engineer - WRC.
1971. Plastic Design in Steel, a
Guide and Commentary. United
States.
ASCE. 2000. Prestandard and Commentary
for the Seismic Rehabilitation of
Buildings, FEMA 356 Report.
Federal Emergency Management
Agency, Washington, DC.
ATC. 1996. Seismic Evaluation and Retrofit
of Concrete Buildings, ATC-40
Report, Volumes 1 and 2. Applied
Technology Council, Redwood City,
California.
ATC-55. 2004. “Improvement of Nonlinear
Static Seismic Analysis Procedures”,
FEMA 440. Applied Technology
Council, Redwood City, California.
Badan Standarisasi Nasional. 2002. Tata
Cara Perencanaan Ketahanan
Gempa untuk Bangunan Gedung
(SNI 03-1726-2002). Jakarta.
Badan Standarisasi Nasional. 1989. Tata
Cara Perencanaan Pembebanan
untuk Rumah dan Gedung (SNI 03-
1727-1989). Jakarta.
Badan Standarisasi Nasional. 2002. Tata
Cara Perencanaan Struktur Baja
Volume XIII No.1 Maret 2012 ISSN : 977 – 19799705
12 | Hendramawat Aski Safarizki
untuk Bangunan Gedung (SNI 03-
1729-2002). Jakarta.
Balbuena, G dan Kunz, J., 2009, “Fixing
Steel Braced Frames to Concrete
Structures for Earthquake
Strengthening”, Prosiding 2009
NZSEE Conference, New Zealand.
Barros, R.C., dan Almeida, R. 2005.
“Pushover Analysis of Asymmetric
Three-Dimensional Building
Frames”. Jurnal of Civil Engineering
and Mangement vol. XI, No 1, 3-12.
www.jeem.vgtu.lt. 19 Agustus 2010.
Boen, Teddy. 2006. “Yogya Earthquake 27
May 2006, Structural Damage
Report. http://www.
eeri.org/site/reconnaissance-
activities/67-indonesia/197-m63java.
13 Mei 2010”. EERI Special
Earthquake Report-August 2006.
Oakland, CA. USA.
Dewobroto, W (2006).’Evaluasi Kinerja
Bangunan Baja Tahan Gempa
dengan SAP 2000’ : Jurnal Teknik
Sipil, Vol. 3 , No. 1, Januari 2006
Maheri, M.R. dan Akbari, R. 2003. “Seismic
Behaviour Factor, R, For Steel X-
Braced and Knee-Braced RC
Buildings”. Jurnal Engineering
Structures 25 (2003) 1505–1513
www.elsevier. com/locate/engstruct.
30 Agustus 2010.
Ministry of Education, Culture, Sports,
Science and Technology, 2006,
“Seismic Retrofitting Quick
Reference, School Facilities that
Withstand Earthquakes, Examples of
Seismic Retrofitting”, Tokyo.
Pranata, Y.A., 2006. “Evaluasi Kinerja Beton
Bertulang Tahan Gempa dengan
Pushover Analysis (Sesuai ATC-40,
FEMA 356 dan FEMA 440)”. Jurnal
Teknik Sipil. Universitas Kristen
Maranatha. Bandung.
Salmon, C.G.& John E. Johnson.1996.
Struktur Baja Desain dan Perilaku 2
Edisi Ketiga. Jakarta: Gramedia.
Schodek, Daniel L. 1999. Struktur. Jakarta:
Erlangga.
Schueller, Wolfgang. 1998. Struktur
Bangunan Tingkat Tinggi. Bandung:
PT ERESCO
Sugano, 1989, “Study of the Seismic
Behaviour of Retrofitted Reinforced
Concrete Buildings”, Prosiding
ASCE ’89 Structures Congress, San
Francisco, CA.
Viswanath K.G, Prakash K.B., dan Anant
Desai. 2010. Seismic Analysis of Steel
Braced Reinforced Concrete Frames.
International Journal Of Civil And
Structural Engineering Volume 1. No
1. 2010.
http://ipublishing.co.in/jcandsevol1no
12010/EIJCSE1010.pdf. 30 Agustus
2010.
Youssefa, M.A., Ghaffarzadehb, H., dan
Nehdia, M. 2007. “Seismic
Performance of RC Frames With
Concentric Internal Steel Bresing”.
Jurnal Engineering Structures 29
(2007) 1561–156. www.
elsevier.com/locate/ engstruct. 30
Agustus 2010.