volume ix, nomor 5, edisi mei 2014 - ppmai.id · pdf filesahabat dan contoh para wali allah,...
TRANSCRIPT
EDARAN KHUSUS UNTUK KALANGAN SENDIRI | SEJAK 1978 | ISSN 1907-7793
DARSUS Volume IX, Nomor 5, Edisi Mei 2014
Penerbit: Jemaat Ahmadiyah Indonesia, Pemimpin Umum: Sekr. Isyaat PB JAI, Pemimpin Redaksi: C. Sofyan Nurzaman, Editor: Rakeeman RAM Jumaan, Staff Redaksi: Dildaar Ahmad Dartono, Sukma Fadhal Ahmad, Ruhdiyat Ayyubi Ahmad Setting: Sukma Fadhal Ahmad, Distribusi: Zafarudin, Alamat Redaksi: Jl. Balikpapan I No. 10 Jakarta 10130. Fax: 0251-8617360 SMS Centre DARSUS 0813 1594 5751 email: [email protected], [email protected] Situs: www.darsus.info. Redaksi menerima naskah essai, opini, tinjauan buku, maupun berita-berita dari Jemaat di Indonesia. Percetakan: Gunabhakti Grafika.
SMS Centre DARSUS
0813 1594 5751
Alamat Email DARSUS: [email protected]
PIN BB 2A060ACC
Dalam acara Seminar Media bertemakan
"Meningkatkan Kepedulian terhadap Gang‐guan Bipolar di Indonesia: Kekhawatiran men‐genai angka bunuh diri yang tinggi di DIY" yang diadakan di Hotel Grand Aston pada Selasa (25/04), terungkap; pada tahun 2000, satu juta orang di dunia melakukan bunuh diri, setiap 40 detik orang melakukan bunuh diri dan setiap tiga detik seseorang mencoba melakukan tin‐dakan bunuh diri.
Para pakar menyimpulkan, penyebab yang cukup signifikan orang melakukan bunuh diri di zaman ini yakni: Kehilangan status pekerjaan dan mata pencaharian, kehilangan sumber pendapatan secara mendadak karena migrasi, gagal panen, krisis moneter, kehilangan peker‐jaan, bencana alam dan lain‐lain.
Tapi jika diperhatikan lebih jauh lagi, tern‐yata faktor utama dari meningkatnya tindakan bunuh diri itu adalah hilangnya keyakinan ter‐hadap hal yang Ghaib. Kata ‘ghaib’ di sini bisa mengacu kepada Tuhan, Malaikat, hari Kiamat, hingga masa depan manusia itu sendiri.
Adapun ketiadaan dan hilangnya keimanan seseorang terhadap hal yang ghaib itu justru
tergantung dari prilaku orang itu sendiri. Hadhrat Masih Mau’ud a.s. menyebut, hal itu disebabkan karena kelalaian.
“Sekarang lihatlah, betapa kehidupan ber‐jalan dengan penuh kelalaian. Dan betapa su‐litnya jalan keimanan, seolah‐olah di satu segi telah mati. (Malfuzat, Add. Nazir Isyaat, Lon‐don, 1984, jilid 6, hal. 175)
Tidak bisa dipungkiri, persaingan mencari kebahagiaan bersifat duniawi sudah sangat ketat, yang kemudian telah mengantarkan manusia untuk melalaikan keberadaan yang ‘Ghaib’.
Tidak salah jika kemudian para pakar meny‐impulkan bahwa tindakan bunuh diri seseo‐rang itu salah satunya dipicu oleh hilangnya pekerjaan atau mata pencaharian.
Memang kita masih melihat tempat‐tempat ibadah dipenuhi jamaah dan hari‐hari raya pun semarak dirayakan, seolah memberitahukan kepada kita bahwa kondisi keimanan manusia tidak ada masalah sama sekali. Namun tern‐yata semua itu hanya sebatas ritual dan tradisi belaka, yang jauh dari ‘penampakan iman se‐jati’. Karena faktanya tingkat kejahatan se‐makin tinggi, tindakan a moral semakin massif
2 Volume IX, Nomor 5, Edisi Mei 2014 Editorial
Sedikit Tertawa, Banyak Menangis
Volume IX, Nomor 5, Edisi Mei 2014 Editorial
EDARAN KHUSUS UNTUK KALANGAN SENDIRI | SEJAK 1978 | ISSN 1907-7793
3 dan kreatif, hingga angka aksi bunuh diri se‐makin meningkat.
Hadhrat Masih Mau’ud a.s. memberikan solusi jitu yang sesuai dengan Sunnah Nabi, Sahabat dan contoh para Wali Allah, untuk menumbuhkan keimanan yang sejati, yaitu dengan ‘Sedikit tertawa dan banyak menangis’.
Hadhrat Masih Mau’ud a.s. menulis: “Para Sufi menuliskan, bila selama empatpuluh hari seseorang tidak menangis, maka ketahuilah bahwa kalbunya telah keras. Allah Ta’ala ber‐firman: ‘falyadh‐hakuu qaliilaw wal yabkuu katsiiraa’ (At‐Taubah : 82). Yakni sedikitlah ket‐awa, dan banyaklah menangis.
Sekarang lihatlah bagaimana keadaan zaman? Hal ini tidak berarti bahwa manusia setiap saat harus mencucurkan air matanya terus menerus, melainkan, seseorang yang kal‐bunya sedang menangis dari dalam, dia itulah yang sebenarnya menangis. Manusia hen‐daknya menutup pintu dan masuk ke dalam lalu sibuk memanjatkan doa dengan khusu’ dan merendahkan hati, serta menjatuhkan diri dengan serendah‐rendahnya di hadapan sing‐gasana Allah Ta’ala, supaya dia jangan terma‐suk di dalam apa yang dimaksudkan oleh ayat itu tadi. Seseorang yang banyak tertawa bu‐kanlah Mukmin.
Jika jiwa disimak setiap hari, maka akan diketahui bahwa timbangan ketawa dan ber‐canda adalah lebih berat, sedangkan menangis sangat sedikit. Bahkan, di kebanyakan orang tidak ada sama sekali. Sekarang lihatlah, be‐tapa kehidupan berjalan dengan penuh kela‐laian. Dan betapa sulitnya jalan keimanan, seo‐lah‐olah di satu segi telah mati. Dan se‐benarnya memang itulah yang dinamakan iman.” (Malfuzat, Add. Nazir Isyaat, London, 1984, jilid 6, hal. 175)
Lalu menangis seperti apakah yang menim‐bulkan keimanan sejati itu?
Hadhrat Ibnu Hajar Al Asqalani, dalam bu‐kunya ‘Nashaihul Ibad’ menguraikan 3 jenis menangis yang bersumber dari keterangan Hadhrat Ali ra.
Hadhrat Ali ra. menerangkan, menangis itu ada 3 (tiga) macam, yaitu; menangis karena takut akan siksaan Allah, menangis karena ta‐kut akan kebencian Allah, dan menangis
karena takut akan putus dari Rahmat Allah. Menangis yang pertama dapat menghapus
macam‐macam dosa. Menangis yang kedua dapat membersihkan macam‐macam keaiban. Dan tangis yang ketiga berarti kerendahan diri seseorang di hadapan Allah Ta’ala.
Buah tangisan yang dapat menghapus dosa akan membuat dia selamat dari berbagai siksa. Buah tangisan yang dapat membersihkan diri dari keaiban ialah memperoleh kenikmatan dan derajat tinggi.
Sedangkan buah tangisan karena merasa rendah di hadapan Allah Ta’ala yang dia cintai adalah memperoleh kegembiraan dari Allah, dengan keridhaan‐Nya dan melihat terhadap Zat Allah tanpa ada bandingannya serta men‐dapat kunjungan kehormatan dari malaikat dan bertambahnya kebaikan. Red [][]
Rasulullah saw. bersabda:
“Sesungguhnya aku mengetahui se-suatu yang tidak kalian ketahui, dan
mendengar apa yang tidak kalian dengar. Sesungguhnya langit merin-tih dan diberikan kepadanya hak un-tuk merintih, karena tidaklah dalam posisi empat jari kecuali ada Malai-kat yang meletakkan keningnya ber-sujud kepada Allah. Demi Allah, se-andainya kalian mengetahui apa yang
aku ketahui, niscaya kalian akan sedikit tertawa dan banyak
menangis, dan kalian tidak akan merasakan enaknya di atas kasur
bersama isteri, dan kalian akan ke-luar menuju bukit-bukit untuk berdoa
dengan suara keras kepada Allah. Demi Allah, aku sangat ingin sean-dainya aku menjadi sebatang pohon yang ditebang. (HR. Ibnu Majah
Hadits No.4180).
EDARAN KHUSUS UNTUK KALANGAN SENDIRI | SEJAK 1978 | ISSN 1907-7793
4 Volume IX, Nomor 5, Edisi Mei 2014 Internasional
Inggris: Konferens i Internasional ke-3 Muslim T e l e v i s i o n A h ma d i y y a International (MTA) diakhiri pada 13 April 2014 dengan pidato dari Khalifah Islam, Imam Jemaat Ahmadiyah Hadhrat Mirza Masroor Ahmad atba.
Sebanyak 39 delegasi dari 20 negara menghadir i konferensi tiga hari yang diadakan di Mesjid Baitul Futuh, London. Selama acara para delegasi menghadiri berbagai workshop dan presentasi yang diselenggara kan oleh MTA International. Para delegasi juga dapat mengambil bagian dalam sesi s a t u p e r s a t u d e n g a n perwakilan dari departemen yang berbeda dari MTA
International. Puncak dari konferensi
adalah pidato penutup yang diberikan oleh Hadhrat Mirza Masroor Ahmad atba. yang isinya desakan kepada semua Studio MTA untuk terus m e n i n g k a t k a n s t a n d a r p r o d u k s i me r e k a d a n mengingatkan para delegasi dari tanggung jawab mereka untuk mempromosikan ajaran sejati dan damai Islam di seluruh dunia.
Berbicara tentang jenis program yang harus dihasilkan MTA, Hadhrat Khalifah bersabda:
"Ingat, setiap program yang A n d a h a s i l k a n h a r u s berstandar tertinggi dan harus memenuhi kebutuhan orang-orang saat itu. Di satu sisi,
kita harus membuat program yang merupakan sarana Tarbiyyat (pelatihan moral) bagi semua orang, baik muda atau tua, pria atau wanita, dewasa atau anak. Di sisi lain, kita harus membuat program yang merupakan sarana memberitaan kebenaran Islam dan menghapus semua keraguan dan kecurigaan yang dapat timbul dalam pikiran orang-orang muda pada khususnya. Dengan demikian p rogram-program yang menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan zaman modern masyarakat dan isu-isu kontemporer harus diproduksi secara teratur oleh MTA."
Hadhrat Khalifah bersabda bahwa dalam Al-Quran Allah
Konferensi Internasional MTA Ke‐3,
“...Anda Sangat Beruntung”
EDARAN KHUSUS UNTUK KALANGAN SENDIRI | SEJAK 1978 | ISSN 1907-7793
Volume IX, Nomor 5, Edisi Mei 2014 Internasional 5
Ta’ala telah memuji orang-orang yang menyebarkan kebenaran, dan di era ini MTA sedang memainkan peran yang sanga t pen t ing da lam menyebarkan ajaran yang benar dan damai tentang Islam di seluruh dunia.
Hadhrat Khalifah bersabda: "Di era Hadhrat Masih
Mau'ud a.s. diutus untuk m e m b a n g u n d a n menghidupkan kembali ajaran A l - Q u r a n ; N a b i S u c i M u h a m m a d s a w . d a n sebagainya dalam upaya besar ini dan dalam misi besar ini, Anda memiliki kesempatan u n t u k m e mb a n t u d a n membantu. Dengan demikian Anda semua yang beruntung, yang mampu untuk berbagi dalam berkat dan manfaat dari misi mulia dan ilahi ini, selalu ingat betapa beruntungnya Anda, di mana pun di MTA Anda mampu melayani."
Se l an ju tnya Hadhra t
Khalifah bersabda: "Jika Anda adalah seorang
relawan yang berdiri diam-diam di belakang kamera, Anda sangat beruntung. Jika Anda adalah anggota staf yang bekerja di setiap departemen MTA, maka Anda sangat beruntung. Jika Anda seorang presenter atau panelis dalam setiap program MTA, maka Anda sangat beruntung.
Jika Anda bekerja di b i d a n g p r o d u k s i d a n mengembangkan teknik-teknik baru atau mengedit rekaman, maka Anda sangat beruntung. Jika Anda akan dikenakan biaya dengan program MTA penyiaran dari Departemen Transmisi, maka Anda juga sangat beruntung.
Memang, j ika Anda mampu untuk melayani dalam kapasitas apa pun dan terkait dengan MTA dalam bentuk apapun maka Anda benar-benar diberkati. Dan alasan
Anda sangat beruntung adalah bahwa Anda bekerja untuk menyebarkan kebenaran. Anda membawa cahaya spiritual ke dalam rumah orang di seluruh dunia."
Dalam acara ini pun disampaikan laporan tahunan yang disampaikan oleh Managing Director MTA International, Munir-ud-din Shams, yang mengatakan selama setahun terakhir MTA telah menghasilkan lebih dari 5 . 0 0 0 p r o g r a m, y a n g menyumbang lebih dari 2.500 jam program yang unik.
P a r a d e l e g a s i j u g a diperlihatkan video berdurasi 15 menit menyoroti kemajuan bersejarah MTA selama 20 tahun. Sfa [][]
(Sumber: Ahmadiyya Times)
6 Volume IX, Nomor 5, Edisi Mei 2014
EDARAN KHUSUS UNTUK KALANGAN SENDIRI | SEJAK 1978 | ISSN 1907-7793
Internasional
A u s t r a l i a : J e m a a t Ahmadiyah Australia mengu-mumkan perayaan Perak Mesjid Baitul Huda pada jalsah Salanah ke-25 yang diselenggarakan dari tanggal 18 sampai 20 April di Marsden Park, Blacktown.
Lahan untuk Mesjid Baitul Huda di Marsden Park dibeli pada tahun 1983. Khalifatul Masih IV Hadhrat Mirza Tahir
Ahmad r.h., meletakkan batu pondasi pada tanggal 30 September, saat kunjungan pertamanya ke Australia tahun 1983.
Jemaat Muslim Ahmadiyah di Australia terdaftar sebagai The Ahmadiyya Muslim Association of Australia Inc pada tanggal 7 September 1987.
Mesjid ini dibuka pada
kunjungan kedua Hadhrat Khalifatul Masih IV r.h. pada bulan Juli 1989. Nama Baitul H u d a b e r a r t i ‘ R u m a h Petunjuk’.
Selama periode masa lalu 25 tahun, mesjid Baitul Huda telah memainkan beberapa peran penting. Mesjid tersebut telah menjadi tempat untuk salat 5 kali sehari; pusat konvensi di mana para Ahmadi dari seluruh Australia datang untuk menghubungkan dan ikatan satu sama lain; tempat untuk menyebarkan pesan Islam yang benar dan damai seperti yang diajarkan oleh Nabi Muhammad saw.; tempat untuk perayaan di mana para Ahamdi berkumpul untuk merayakan hari-hari besar Islam; dan tempat pendidikan untuk anak-anak dan remaja dengan menerima pelatihan spiritual dan pendidikan keagamaan.
Dalam Jemaat Ahmadiyah fungsi mesjid tidak hanya sebatas untuk shalat lima waktu, tapi lebih dari itu berfungsi juga untuk tempat silaturrahmi, pertemuan, dan pusat pendidikan, di mana para M u s l i m A h m a d i b i s a berinteraksi dengan semua lapisan masyarakat dan menguntungkan satu sama lain.
Mesjid Baitul Huda juga te lah digunakan untuk pertemuan-pertemuan lintas agama lainnya dan perayaan-perayaan nasional Australia seperti Australia Day, Clean-up Australia Day, Red Cross Door Knock Appeal, Peace Symposium, Donor Darah dan ‘Support for the Deaf and Blind’. Sfa [][]
(Sumber: Ahmadiyya Times)
Jemaat Ahmadiyah Australia Rayakan Ulang Tahun Perak Mesjid Al‐Huda
Volume IX, Nomor 5, Edisi Mei 2014 Internasional
EDARAN KHUSUS UNTUK KALANGAN SENDIRI | SEJAK 1978 | ISSN 1907-7793
7
Inggris: Walikota Liver-pool Cllr Gary Millar menda-pat cendramata Kitab Suci Al-Quran dan buku ‘Life of Mu-hammad’ dari Imam Mesjid Fazl, London, Imam Attaul Mujib Rasheed, setelah keduanya memberikan sambu-tan di acara seminar bertema ’Ajaran Islam Dalam Ke-hidupan Keluarga Ideal’ yang digagas Jemaat Ahmadiyah
L ive rpoo l , Inggr i s d i Devonshire House Hotel, Liverpool pada Kamis (17/04).
Dalam sambutan yang diberikan, Walikota Gary Millar menyampaikan rasa terima kasih kepada Jemaat Muslim Ahmadiyah yang telah mengundangnya ke acara yang dianggapnya luar biasa itu.
Dia pun tak ragu memuji motto dari Jemaat Ahmadiyah ‘Love for all, hatred for none’ dan sangat menghormati upaya Jemaat Ahmadiyah da lam mempromos ikan perdamaian di masyarakat.
Acara seminar yang menampilkan pembicara tung-gal, yaitu Imam Mesjid Lon-don, Imam Attaul Mujib Rasheed, dihadiri seratus orang lebih yang berasal dari berbagai kalangan.
Selain Walikota Liverpool tercatat nama-nama tokoh terkemuka setempat seperti Mr. Nisar Orchard (National Secretary Religious Upbring-ing), dan Malik Muhammad Akram (Imam Mesjid Darul Aman Manchester).
Selama penyampaian materi, Imam Mesjid London menjelaskan ajaran Islam tentang kehidupan keluarga yang ideal. Dia mengutip berbagai ayat dari Kitab Suci Al-Quran dan Hadits Nabi Muhammad saw. yang m e n j e l a s k a n b e t a p a pentingnya kehidupan dari sebuah keluarga yang ideal. Dia juga menekankan pentingnya menunjukkan cinta, kasih sayang dan menghormati hubungan yang berbeda dalam kehidupan keluarga. Sfa [][]
(Sumber: Ahmadiyya Times
dan Liverpool Echo)
Walikota Liverpool Dihadiahi Al‐Quran
8 Volume IX, Nomor 5, Edisi Mei 2014
EDARAN KHUSUS UNTUK KALANGAN SENDIRI | SEJAK 1978 | ISSN 1907-7793
Internasional
Inggris: “Jangan pernah menyembunyikan iman Anda, tetapi perlihatkanlah kepada dunia bahwa kita adalah Mus-lim sejati,” sabda Khalifah Islam, Hadhrat Mirza Masroor Ahmad atba. di acara penutu-pan Pekan Pelatihan Moral (Kelas Tarbiyat) yang dilak-sanakan oleh Majelis Khudda-mul Ahmadiyah Inggris di Haslemere, Surrey, Inggris pada tanggal 7 sampai 14 April 2014.
Hadhrat Khalifah menyam-paikan, sebagai Muslim Ahmadi hendaknya anak-anak dan pemuda Ahmadi bangga terhadap keimanan mereka.
Beliau atba. menjelaskan pula kenapa mereka harus bangga menjadi Muslim, yaitu karena Islam adalah agama
yang sangat indah dan sangat mengagumkan.
Arti sesungguhnya dari k a t a ' I s l a m ' a d a l a h 'perdamaian', 'cinta' dan 'keamanan', sehingga, menurut Hadhrat Khalifah, tidak ada orang waras yang bisa menentang atau menolak keindahannya ketika mereka belajar ajaran Islam.
Hadhrat Khalifah mene-kankan agar setiap Ahmadi untuk menegaskan diri dalam keyakinan kepada Al-Quran, yang merupakan Kitab Suci yang lengkap dan sempurna, yang tidak hanya memerin-tahkan umat Islam untuk men-yembah Allah Ta’ala; shalat lima kali dalam sehari; serta untuk meningkatkan pengeta-huan spiritual mereka, namun
juga memberikan wawasan pengetahuan duniawi yang luas dan panduan bagi manu-sia untuk memecahkan ma-salah hidup sehari-hari.
H a d h r a t K h a l i f a h mengatakan bahwa Al-Quran adalah "Harta karun spiritual" y a n g p e n u h d e n g a n pengetahuan yang tak terbatas.
"Al-Quran menyinari dengan cahaya terangnya pada ilmu pengetahuan, sejarah, ekonomi, dan lain-lain. Al-Quran mengajarkan kepada kita tentang hak asasi manusia, seperti hak-hak perempuan, hak-hak kaum miskin dan tersisihkan dan hak-hak anak. Al-Quran mendidik kita tentang masalah k e l u a r g a d a n s e k i t a r pemenuhan hak-hak satu sama
Pesan Khalifah Islam untuk Generasi Muda Ahmadi
EDARAN KHUSUS UNTUK KALANGAN SENDIRI | SEJAK 1978 | ISSN 1907-7793
Volume IX, Nomor 5, Edisi Mei 2014 Internasional
EDARAN KHUSUS UNTUK KALANGAN SENDIRI | SEJAK 1978 | ISSN 1907-7793
9 lain. Sebenarnya, semua jenis pengetahuan terdapat dalam Al-Quran," jelas Hadhrat Khalifah.
Menyinggung soal pendidi-kan bagi para anak dan pe-muda Ahmadi demi masa de-pan yang cerah Hadhrat Khali-fah bersabda:
" J a n g a n s i a - s i a k a n kesempatan emas untuk belajar ini, tapi genggamlah mereka dan berusahalah untuk mencapai keunggulan dalam bidang yang anda pilih, apakah itu ilmu pengetahuan atau bidang yang lainnya.”
Di akhir sambutannya Hadhrat Khalifah menekankan tentang betapa pentingnya doa. Beliau atba. bersabda, “Allah mendengarkan dan menjawab doa-doa yang tulus”.
Mengutip pengalamannya
sendiri tentang pentingnya doa, Hadhrat Khalifah bersabda:
"Sejak saya masih kecil, saya telah melihat bahwa di mana pun saya meminta dengan tulus kepada Allah Ta’ala untuk apa pun dan menangis di hadapan-Nya, Dia
selalu memenuhi kebutuhan dan keinginan saya. Dia telah menjawab doa saya dengan cara yang lebih baik daripada yang saya harapkan atau diharapkan." Sfa [][]
(Sumber: Ahmadiyya Times)
Australia: Pengkhidmatan tanpa pandang bulu kepada umat manusia yang dilakukan Jemaat Ahmadiyah Interna-sional menuai berbagai pujian. Salah satu pujian itu diung-kapkan oleh Hon. Anthony Byrne, politikus terkemuka dan anggota Dewan Perwaki-lan Rakyat Parlemen Negara Australia dari Holt.
Hon. Anthony Byrne, di depan sidang parlemen di
gedung Parlemen Canberra, pada Kamis (20/03) memuji aksi sosial yang dilakukan Je-maat Ahmadiyah di Victoria dan tempat-tempat lainnya di seluruh dunia.
Dia pun menyinggung pertemuan ‘tak terlupakan’ dengan Khalifah Islam, Hadhrat Mirza Masroor Ahmad atba., saat beliau berkunjung ke Australia tahun lalu.
Hon. Anthony menungkap-kan bahwa pidato dan presen-tasi dari Khalifah Islam Ahmadiyah yang memukau mengenai keyakinan yang damai dari Jemaat Ahmadiyah dan komitmen mereka untuk terus menerus mendukung perdamaian di seluruh dunia, patut diteladani.
“ K o m u n i t a s M u s l i m Ahmadiyah memegang per-damaian, rekonsiliasi, har-
Anggota DPR Australia Puji Pengkhidmatan Jemaat Ahmadiyah
10 Volume IX, Nomor 5, Edisi Mei 2014
EDARAN KHUSUS UNTUK KALANGAN SENDIRI | SEJAK 1978 | ISSN 1907-7793
Internasional
moni, cinta dan saling men-ghormati sebagai nilai-nilai utama mereka dan, yang penting, mempromosikan dia-log lintas agama terbuka untuk menghilangkan kesalahpaha-man dan untuk mencapai kerukunan antar umat ber-agama,” katanya.
Hon. Anthony menam-bahkan, Jemaat Ahmadiyah telah tanpa lelah menyampai-kan pesan damai Islam dan melawan segala bentuk pele-cehan terhadap Islam seperti aksi-aksi terorisme atau ek-stremisme.
Jemaat Muslim Ahmadi-yah, yang memiliki motto “Love for All, Hatred for None”, menurutnya, sangat berkomitmen untuk menegak-kan ajaran Islam yang damai ini.
“Secara global Jemaat Muslim Ahmadiyah telah membangun lebih dari 15.000 mesjid, 500 sekolah dan 300 rumah sakit; menerjemahkan Al-Quran Suci ke dalam 70 bahasa; dan menyebarkan ajaran sejati Islam dan pesan perdamaian dan toleransi me-lalui internet, media cetak dan saluran televisi satelit 24 jam (MTA Internasional).
Jemaat Ahmadiyah banyak terlibat dalam kegiatan kese-jahteraan sosial, tidak hanya untuk kepentingan anggota mereka saja, tetapi juga untuk masyarakat luas. Mereka men-jalankan sejumlah sekolah dan fasilitas medis di seluruh Af-rika dan Asia,“ paparnya.
Sementara menyoroti persekusi terhadap Muslim Ahmadiyah, yang memiliki ajaran agama yang damai dan toleran, Hon. Anthony Byrne mengatakan,
“ J e m a a t A h m a d i y a h menghadapi penganiayaan di banyak negara di seluruh dunia, termasuk Indonesia, Pakistan, Malaysia, Bangla-desh, dan Arab Saudi, di mana mereka dianggap non-Muslim dan, sebagai akibatnya, hak asasi mereka dilanggar; seperti tidak memiliki hak untuk memilih dan kehidupan mereka dalam keadaan berba-haya karena keyakinan mereka yang moderat. Sayangnya, un-tuk masalah mereka ini, di ne-gara-negara lain yang telah saya sebutkan, mereka sedang dianiaya, mereka bahkan benar-benar dibunuh. Presiden Obama menyebutkan hal ini dalam pidato saat acara di
Washington.“ Di kesempatan itu ia juga
memuji Jemaat Ahmadiyah Victoria dan mengatakan bahwa Jemaat Muslim Ahmadiyah Victoria adalah bagian terbesar di Australia dan secara aktif terlibat men-dukung masyarakat yang lebih luas.
“Orang-orang Ahmadiyah ini tidak hanya berbicara, na-mun mereka juga berkarya, mengulurkan tangan, mencoba untuk menyambung sila-turahmi lintas agama dan selu-ruh masyarakat, mempromosi-kan toleransi dan pemahaman. Mereka adalah komunitas be-sar, mereka adalah komunitas di mana kita seharusnya me-megang dan mempromosi-kannya. Saya mengucapkan selamat kepada mereka dalam usaha mereka dan berharap untuk bekerja dengan mereka di masa depan,” tutup Hon. Anthony Byrne
Hon. Anthony Byrne adalah Anggota Parlemen Federal untuk daerah pemilih Holt di Dewan Perwakilan Rakyat Parlemen Australia. Hon. Anthony terpilih dalam pemilihan sela pada tahun 1999, dan terpilih kembali pada tahun 2001, 2004, 2007, 2010 dan 2013.
Jemaat Muslim Ahmadiyah adalah gerakan kebangkitan rohani internasional yang di-namis, reformis dan cepat tumbuh dalam Islam. Didiri-kan pada tahun 1889, Komu-nitas mencakup lebih dari 200 negara dengan keanggotaan melebihi puluhan juta. Sfa [][]
(Sumber: Ahmadiyya Times)
Volume IX, Nomor 5, Edisi Mei 2014 Internasional
EDARAN KHUSUS UNTUK KALANGAN SENDIRI | SEJAK 1978 | ISSN 1907-7793
11
Gambia: Jemaat Ahmadi-yah Gambia menyelenggara-kan Jalsah Salanah ke-38 dari tanggal 11 sampai 13 April 2014 di Masroor Senior Secondary School, Old Yundum.
Jalsah Salanah ini diikuti oleh para Ahmadi dari berbagai tempat di Gambia dan negara tetangga lainnya.
Dalam Jalsah salanah itu, Amir Jemaat Ahmadiyah Gambia Baba F. Trawally, mengatakan Jalsah diadakan untuk memperkuat hubungan antara individu dan manusia dengan penciptanya, yaitu Allah Ta’ala.
Hubungan ini hanya bisa langgeng jika mengikuti pesan Ilahi dari Al-Quran, katanya.
B a b a F . T r a w a l l y menambahkan, pesan mulia dan beberkat diturunkan lebih dari 1.400 tahun yang lalu kepada Insan terbaik dari umat
manusia, manusia sempurna, Nabi Besar Muhammad saw. Pesan itu demi untuk kepentingan manusia.
Dia mengatakan, banyak kitab suci telah diturunkan sebelum Al-Quran tetapi aspek mendasarnya adalah wahyu, yang dianggap sebagai pesan persiapan untuk turunnya wahyu Al-Qur'an.
Amir Trawally lebih lanjut mengemukakan bahwa Al-Quran membahas setiap zaman dan manusia saat wahyu diturunkan, dan itu membatalkan semua ajaran yang tidak diperlukan untuk pengembangan sosial, moral dan spiritual manusia dan menegakkan semua ajaran yang diperlukan.
Al-Quran diturunkan dalam jangka waktu dua puluh tiga tahun dan membawa reformasi dunia yang belum pernah dilihat sebelumnya, katanya. A l - Q u r a n b e r h a s i l menghidupkan spiritual yang mati menjadi sumber cahaya.
Mengomentari Jalsah yang sedang berlangsung Amir Trawa l ly menyebu tnya sebagai pertemuan spiritual yang mulia, dan dia berdoa, semoga setiap kata yang terucap dalam pertemuan itu akan menjadi pencerahan spiritual.
Pertemuan tersebut hanya memiliki satu tujuan, yaitu
untuk mencapai cinta dan ridha dari Allah yang Maha Perkasa, kata Amir Trawally.
Sementara itu, Walikota Kiang Central, Demba Sanyang, mengatakan bahwa Muslim Ahmadiyah selalu b e r u p a y a m e n e g a k k a n perdamaian dan stabilitas yang Islami.
Ia menambahkan Amir Baba F. Trawally selalu mengajarkan perdamaian dan menanamkan disiplin pada pemuda.
Alhagie Momodou Lamin Jatta, Alkalo desa Jalangbang, m e n y o r o t i b e r b a g a i perkembangan yang dilakukan o l e h J e m a a t M u s l i m Ahmadiyah, mulai dari pendidikan dan kesehatan. Ia pun mengucapkan terima kasih kepada Amir Trawilly atas usahanya yang teguh terhadap perdamaian dan stabilitas.
Islam, katanya, adalah tentang hati yang bersih, cinta, kesatuan dan kemajuan. Sfa [][]
(Sumber Ahmadiyya Times)
Jalsah Salanah Jemaat Ahmadiyah Gambia Ke‐38
Amir Trawally: Jalsah untuk Mempererat Hubungan Manusia dengan Tuhan
Volume IX, Nomor 5, Edisi Mei 2014
EDARAN KHUSUS UNTUK KALANGAN SENDIRI | SEJAK 1978 | ISSN 1907-7793
Internasional 12
India: Banyak kalangan menilai, kekacauan yang ter-jadi di negara-negara yang berpenduduk mayoritas Islam membuat sebagian besar pen-duduk dunia melihat Islam dengan pandangan yang benar-benar salah. Dalam memini-malisir pandangan negatif ter-hadap Islam itu, Jemaat Ahmadiyah di seluruh dunia melakukan berbagai usaha un-tuk memberikan penjelasan tentang Islam sejati, salah satunya yang baru-baru ini dilakukan oleh para Ahmadi yang ada di kawasan Banga-lore, India.
Pada hari Minggu (20/04), sekira 20-an orang anggota Jemaat Ahmadiyah Bangalore berkumpul untuk melakukan kegiatan rutin Da’wat Ilallah. Target Dakwah mereka hari itu adalah sebuah kawasan elit
yang bernama Kormangala. Dalam kegiatan Dakwah
tersebut, para Ahmadi dibagi kedalam 6 kelompok yang masing-masing bertugas men-yebarkan paket pamplet ke setiap rumah yang ada di kom-plek itu. Lebih dari lima jam lamanya mereka berhasil men-yebarkan paket pamplet berisi pesan “Islam Damai” ke ham-pir seluruh rumah di komplek tersebut, yang jumlahnya lebih dari 250 rumah.
Shahid Parvez Badruddin melaporkan, masyarakat sangat menghargai karya Jemaat Muslim Ahmadiyah. Mereka mengatakan bahwa hal seperti itu memang yang dibutuhkan sekarang. Banyak yang mengungkapkan bahwa seluruh dunia melihat Islam dan Muslim dalam cara yang benar-benar salah dan gerakan
seperti yang dilakukan oleh Muslim Ahmadiyah diharap bisa membantu dalam menghilangkan sejumlah besar kesalahpahaman dan kecurigaan.
Banyak orang yang r u m a h n y a d i k u n j u n g i berbicara tentang komunitas A h m a d i y a h , b e r t a n y a bagaimana mereka berbeda dari umat Islam lainnya, dan tentang upaya mereka untuk kemajuan masyarakat, dan lain-lain.
Beberapa orang bahkan mengajukan per tanyaan teologis lainnya yang mampu dijawab dengan memuaskan dijawab oleh anggota tim. Sfa [][]
(Sumber: Ahmadiyya Times)
Da’wat Ilallah Ahmadiyah Bangalore di Komplek Elit
Volume IX, Nomor 5, Edisi Mei 2014 Internasional
EDARAN KHUSUS UNTUK KALANGAN SENDIRI | SEJAK 1978 | ISSN 1907-7793
13
Inggris: Sebuah petisi online ditujukan kepada Perdana Menteri (Inggris) Rt Hon David Cameron MP, dibuat untuk mendesak sang Perdana Menteri sebagai ‘friend of Pakistan’ agar mengangkat issue‐issue tersebut dengan Pemerintah Pakistan dan mendesak Pakistan agar mencabut undang‐undang mengerikan terhadap Muslim Ahmadi.
Pakistan menoreh sejarah pada tahun 1974 dengan menjadi negara pertama di dunia yang mengaman‐demen konstitusi menyatakan Mus‐lim Ahmadi sebagai non‐Muslim. Tiga puluh tahun lalu di tahun 1984, Ordinansi XX dikeluarkan dan menjadikannya sebagai tekanan kriminal bagi Ahmadi yang menye‐but dirinya Muslim. “Tindakan kriminal” berupa hukuman kurun‐gan 3 bulan. Atas dasar undang‐undang anti‐Ahmadi yang buruk, kekerasan yang dilakukan para ek‐strimis semakin berkembang den‐gan jatuhnya korban korban dari Muslim Ahmadi , Muslims Shia, Kristen, Hindu dan lainya karena alasan keyakinan.
Undang‐undang tersebut telah menyebabkan ratusan Muslim Ahmadi terbunuh karena keyaki‐nannya. Pada Mei 2010, sebuah serangan mematikan ke dua mesjid Ahmadiyah di Lahore menyebabkan korban meninggal sebanyak 86 orang. Selain itu mesjid‐mesjid Muslim Ahmadiyah dirusak, diser‐ang, dan ditutup oleh pihak pemer‐intah.
Undang‐undang itu pun menjadi bentuk penolakan hak memberikan suara kepada Muslim Ahmadiyah. Undang‐undang tersebut mengha‐
langi Muslim Ahmadi untuk mem‐berikan suara kecuali mereka men‐yatakan diri sebagai non‐Muslim.
Muslim Ahmadi tidak diberi penghormatan setelah kematian. Massa dan polisi merusak dan menghancurkan kuburan‐kuburan Ahmadi.
Ratusan orang terbunuh di tan‐gan dingin para ektrimis. Tempat tinggal, mesjid‐mesjid dan kuburan‐kuburan kerap diserang dan ribuan orang termasuk anak‐anak dipen‐jara atas tuduhan hukum tak lum‐rah Pakistan. Tak ada satupun pen‐yerang Muslim Ahmadi dijerat hu‐kum.
Akibat undang‐undang dan persekusi tersebut, pemimpin dunia Jemaat Muslim Ahmadiyah terpaksa meninggalkan Pakistan. Pemimpin dunia saat ini, Hadhrat Mirza Masroor Ahmad, tinggal di London dan beliau terus menerus menyerukan perdamaian di Paki‐stan.
Hadhrat Mirza Masroor Ahmad, Pemimpin Tertinggi Jemaat Muslim Ahmadiyah bersabda:
"Al‐Quran mengajarkan kepada kita bahwa mereka yang me‐megang kekuasaan harus bertang‐gung jawab dengan memberikan keadilan dan mereka akan dimintai pertanggungjawabannnya oleh Tu‐han. Dalam lingkup kebebasan ber‐agama, Al‐Quran dengan sangat jelas menyatakan 'Tidak ada pak‐saan dalam agama’ jadi pemegang kekuasaan seperti halnya di Paki‐stan yang mengklaim mengikuti ajaran Islam untuk mengimplemen‐tasikan ajaran‐ajaran mulianya ini.
Kemajuan suatu bangsa terletak pada penegakkan hukum dan ter‐
penuhinya kehormatan hak asasi setiap individu. Tanpa ini tidak akan ada perdamaian. Dengan demikian kami menyerukan Pakistan untuk menegakkan hak‐hak semua rakyatnya dan menyerukan kepada dunia untuk menunaikan kewajiban‐kewajibannya dalam mengusung perdamaian internasional."
Bagian dari kampanye yang menyoro t i permasa l ahan ‐permasalahan ini dalam bentuk iklan halaman penuh tampil di su‐rat kabar Independent tertanggal 2 May 2014.
Undang‐undang (Ordinance XX) menyatakan bahwa Ahmadi Mus‐lim tidak dapat:
Menyebut diri mereka seba‐gai Muslims
Menghubungkan keimanan mereka dengan Islam
Menyebut tempat ibadah mereka sebagai ‘Mesjid’
Mengumandangkan suara adzan
Mengucapkan salam Islam, 'Assalamu alaikum'
Menyebarkan atau men‐yampaikan ajaran mereka Setiap pelanggaran atas yang tersebut di atas yang dilakukan oleh Ahmadi, dikenai hukuman tiga tahun penjara dan denda. Jika “pelanggaran’ tersebut ber‐lapis dengan hukuman pe‐nodaaan agama. Maka Ahmadi tersebut dikenai hukuman mati.
(Sumber: Ahmadiyya Times)
Petisi Dukung Kebebasan Beragama di Pakistan
Volume IX, Nomor 5, Edisi Mei 2014
EDARAN KHUSUS UNTUK KALANGAN SENDIRI | SEJAK 1978 | ISSN 1907-7793
14 Internasional
Liberia: Shalat Jum’at adalah shalat yang difardukan bagi kaum pria beragama Is-lam. Jika umat Islam tanpa alasan berturut-turut tiga kali tidak melaksanakan shalat Jum’at menurut Hadits Nabi saw. dikhawatirkan mati dalam keadaan mati jahiliyah, yang agamanya tidak jelas.
Atas dasar hadits ini terka-dang Sahabat Nabi harus men-inggalkan rumah pagi hari mencari mesjid terdekat untuk menunaikan shalat Jum’at dan kembali ke rumahnya di ma-lam hari. Untuk Indonesia pe-mandangan seperti ini mung-kin jarang terjadi. Akan tetapi di negara-negara minoritas sering terjadi.
Di Monrovia, ibukota Libe-ria, dalam kesempatan ikut mendampingi kunjungan kerja Presiden RI ke negara ini, pe-nulis menjumpai sejumlah umat Islam harus menempuh perjalanan jauh untuk men-gakses sha la t Jum’a t . Meskipun ibukota, tetapi s i t ua s i so s i a l - ekonomi masyarakatnya masih sangat sederhana.
Kita tidak menjumpai bus umum atau mikrolet atau ojek. Yang ada hanyalah taksi yang bisa diisi beberapa penumpang berbeda tujuan. Mesjid di kota
ini juga sangat terbatas, karena memang populasi penduduk Muslimnya hanya 12,2 %. Se-lebihnya Kristen (85%) dan agama-agama lain (2,2%).
Produk domestik bruto (PDB) perkapitanya juga masih san-gat sederhana, hanya US$500.
Ketika penulis berusaha mencari mesjid untuk shalat
Jum’atan di Monrovia
Penulis: Professor Dr. Nasaruddin Umar *
Mesjid Baitul Mujeeb, mesjid Jemaat Ahmadiyah di Monrovia, Liberia.
Volume IX, Nomor 5, Edisi Mei 2014
EDARAN KHUSUS UNTUK KALANGAN SENDIRI | SEJAK 1978 | ISSN 1907-7793
15 Internasional
Jum’at, diinformasikan hanya ada dua mesjid. Satu mesjid milik Jemaat Ahmadiyah dan yang satu lagi Islamic Center yang di dalam kompleknya ada mesjid. Penulis shalat Jum’at di Mesjid ini dengan pertimbangan lebih dekat dari hotel tempat kami menginap. Ada sejumlah jamaah yang membawa pakaian ganti sete-lah menempuh perjalanan cu-kup jauh. Di mesjid mereka membersihkan diri dan meng-ganti pakaianya yang mirip dengan pakaian Afrika bagian utara, yang gombrang.
Menjelang shalat Jum’at mesjid diramaikan dengan pasar kaget untuk halal food, busana Muslim, buku-buku agama Islam dan aksesoris Islam seperti kaligrafi, tasbih, dan permainan anak-anak. 30 menit sebelum Jum’atan dimulai, diisi dengan ceramah agama yang menggunakan tiga bahasa, yaitu bahasa asli setempat (sekitar 30 macam), bahasa Arab, dan bahasa Ing-gris. Seorang di antaranya tampil menerjemahkan ke dalam bahasa Inggris.
Kelihatannya mereka ber-mazhab kombinasi antara Syafi’i dan Hanafi. Hal ini terlihat dari segi adzan shalat Jum’at dilaksanakan dua kali, rukun dan tatacara khutbahnya mirip kita di Indonesia. Hanya di dalam shalatnya tidak keli-hatan ada yang melipat tan-gannya. Umumnya mereka tangannya lurus. Kaum per-empuan juga ramai di bagian belakang mengikuti shalat Jum’at dan anak-anak kecil dikumpulkan ruang khusus di samping kiri
Ketika Imam menyampai-kan khutbah, mungkin karena ada delegasi Indonesia ikut
shalat Jum’at di mesjid, maka mereka mengangkat tema per-saudaraan sesama muslim tanpa membedakan warna ku-lit (mereka semuanya ber-warna hitam) dan jenis ke-lamin.
Yang mengesankan di dalam materi khutbah itu, ia memuji dan sekaligus mem-banggakan Indonesia sebagai negara Asia yang kaya dan disetarakan dengan RRC dan Jepang. Mereka mengenal per-tumbuhan ekonomi Indonesia, kebesaran ibu kota Jakarta, dan dominannya jamaah haji dan umrah dari Indonesia di Saudi Arabia.
Mereka bangga dengan ke-hadiran pemimpin negara Muslim terbesar di dunia di negerinya. Apalagi Pak SBY dalam kesempatan kunjun-gannya ke Liberia dalam ka-pasitasnya sebagai salah seo-rang ketua High Level Panel on Post 2015 yang ditunjuk langsung oleh Pimpinan Pers-erikatan Bangsa-bangsa.
Seusai shalat Jum’at kami diajak berbincang-bincang dengan pengurus mesjid dan madrasah. Ia menunjukkan lahan kosong yang dipersiap-
kan untuk pengembangan ma-drasah, rumah sakit, dan panti asuhan. Mereka menyampai-kan harapannya kalau bisa diberikan beasiswa untuk be-lajar di Indonesia. Maklum perguruan tinggi bekas jajahan Amerika Serikat ini hanya memiliki sebuah universitas.
Perguruan Tinggi Islam di negeri ini belum ada. Bahkan pelajaran agama (Islam) di sekolah-sekolah juga belum diadakan. Hari Sabtu-Minggu mereka gunakan mesjid untuk memberikan wawasan keaga-maan kepada anak-anak mereka. Anak-anaknya di dalam kelas khusus dan para orang tua yang mengantar anak-anaknya juga diberikan ceramah agama. [][]
*Penulis adalah Wakil
Menteri Agama RI Tulisan ini pernah dimuat di
website www.inilah.com.
Kunjungan Presiden SBY di Liberia (Photo: www.setkab.co.id)
Volume IX, Nomor 5, Edisi Mei 2014
EDARAN KHUSUS UNTUK KALANGAN SENDIRI | SEJAK 1978 | ISSN 1907-7793
16
Pendahuluan
Saya awali tulisan ini den-gan Surah Luqman: 28, untuk mengingatkan kita betapa luas dan tak berhingganya Kalimat Allah Ta’ala dalam Al- Quran yang diwahyukan 14 abad si-lam kepada Yang Mulia Hadhrat Nabi Besar Muham-mad, Rasulullah saw., dan me-rupakan syariat terakhir bagi umat manusia.
Dalam surah Al A’raf: 159 dikatakan bahwa Nabi Mu-hammad saw. sebagai Nabi ummi (buta huruf), namun be-liau seorang Insan Kamil (manusia sempurna pilihan Tuhan), Allah Ta’ala sendiri yang memberikan ilmu dan membimbing beliau saw. den-gan perantaraan Malaikat Ji-
bril. Hasilnya, dalam 23 tahun,
dengan izin Allah Ta’ala, Nabi Muhammad saw. berhasil me-rubah bangsa Arab yang ja-hiliyah menjadi bangsa terpan-dang. Saat ini, agama Islam telah tersebar ke seluruh dunia, sehingga sangat tepat jika dikatakan Al-Quran seba-gai rahmatan lil alamin.
Berkaitan dengan pendidi-kan, ilmu pengetahuan, dan proses ajar mengajar, kita bisa membaca berapa ayat Surah Al-Quran (tafsir diberikan oleh Hadhrat Khalifatul Masih Tsani Mirza Bashiruddin Mahmud Ahmad r.a.) sebagai berikut;
Surah Muhammad: 5, “Kemudian sesudah itu lepas-kanlah mereka sebagai tinda-kan belas kasihan atau dengan mengambil tebusan – hingga perang melepaskan be-bannya.”
Tafsirnya: sesudah perang Badar, uang tebusan bagi ta-wanan perang diterima, dan mereka yang tidak dapat mem-bayar tebusan dalam bentuk uang, akan tetapi dapat baca-tulis, diminta supaya mengajar orang orang Muslim membaca dan menulis.
Surah Al Mujadilah: 12, “Dan apabila dikatakan ke padamu ‘Berdirilah’, maka hendaklah kamu berdiri; Allah Ta’ala akan mengangkat orang
orang yang beriman dan ber-ilmu dari antara orang orang yang diberi ilmu pengetahuan ke beberapa derajat kepangka-tan.”
Tafsir; Peraturan sopan santun dan tatakramanya pun dibentangkan, dan penjelasan mengenai peraturan ini dilak-sanakan di dalam ayat ini.
Surah Bani Israil: 32 ; “Dan janganlah kamu mem-bunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan. Kami-lah yang memberi rezeki kepada mereka dan kepada kamu…”
Tafsir; Ibu-bapak yang bakhil, yang tidak memberi pendidikan atau memberi makan dan pakaian yang pan-tas kepada anak anak mereka, sebenarnya membantu datang nya kematian jasmani dan akhlak mereka. Ayat ini den-gan keras mencela “pem-bunuhan’ yang dilakukan ter-hadap anak anak tak berdosa semacam itu; pada hal jika anak anak itu diberi pendidi-kan yang layak serta diberi kesempatan-kesempatan yang tepat untuk membuat mereka dapat berkembang dengan sempurna, besar kemungkinan mereka akan menjadi anggota masyarakat yang sangat ber-guna.
Hadits yang terkenal ten-tang pentingnya ilmu, diri-wayatkan; Rasulullah saw. bersabda: “Tuntutlah ilmu
“Dan andaikata se-mua pohon yang ada di bumi ini dijadikan pena, dan laut – ditam-bah pula kepadanya tujuh samudra – men-jadi tinta, kalimat Al-lah itu tidak kunjung habisnya. Sesung-guhnya Allah itu Maha perkasa dan Mahabi-jaksana”
(Surah Luqman:28)
Pendidikan dan Komite Ta’lim Nasional JAI
Penulis: H. Abdulbasith Anwar, SE ‐ Ketua Komite Ta’lim Nasional
Nasional
Volume IX, Nomor 5, Edisi Mei 2014
EDARAN KHUSUS UNTUK KALANGAN SENDIRI | SEJAK 1978 | ISSN 1907-7793
17 walaupun jauh nun di negeri Cina”.
Kita tentu memahami be-tapa sulit dan bahaya dalam berpergian dari Jazirah Arab ke negeri Cina 14 abad silam.
Manfaat Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan
Di masa modern ini, peran pendidikan dan ilmu pengeta-huan manfaatnya makin dirasakan. Melalui pendidi-kan, manusia dapat memiliki ilmu pengetahuan di berbagai bidang, yang memunculkan berbagai penemuan baru yang bermanfaat, antara lain;
Roda: yang memudahkan orang untuk membawa barang dari suatu tempat ke tempat lain.
Uang: (medium of ex-change); memudahkan orang da lam memper tukarkan barang, karena ada standar (ukuran) nya.
Listrik: oleh Thomas Alva Edison, yang memudahkan orang untuk melihat atau bekerja di tempat yang gelap atau di malam hari.
Komputer: yang terus berkembang dari waktu ke waktu sampai saat ini, sangat membantu manusia menyele-saikan tugasnya, terutama se-jak dikembangkannya elec-tronic digital computer sekitar tahun 1940 -1945.
Tahun 1969, Neil Am-strong menggunakan pesawat ruang angkasa Apollo 11, menjadi manusia pertama yang menjejakkan kakinya di bulan. Saat ini, Stasiun Ang-kasa Luar, memungkinkan para astonot tinggal lebih lama di Angkasa Luar melakukan penelitian bersama sama, yang hasilnya, InsyaAllah, bermanfaat bagi manusia.
Pemikir atau Ilmuwan Muslim di Abad Perten-gahan
Sejarah mencatat, di abad pertengahan, saat kekhalifahan Bani Umayyah di Andalusia (Jazirah Iberia, Spanyol), Cor-doba ibukota kekhalifahan menjadi pusat peradaban dunia.
Pada masa itu banyak pe-muda Eropa yang belajar di Perguruan Tinggi di Cordoba dan Alhambra, menyerap ber-bagai ilmu, dan mengembang-kannya lebih lanjut. Literatur Barat mengenal nama pemikir besar, seperti; Avecina dan Averous yang sebenarnya pemikir Muslim bernama; Ibnu Sina dan Ibnu Rusyid.
Dalam Ilmu Pengetahuan; Ilmu Aljabar awalnya dikem-bangkan oleh pemikir Islam, dalam bahasa Inggeris disebut Algebra.
Ilmu Perbintangan (Ilmu Falaq atau Atronomi), bukan mustahil awalnya juga dikem-bangkan oleh bangsa Arab. Dalam Surah Al An’Am : 98 dikatakan; “Dan Dia-lah Yang telah menjadikan bagimu bin-tang bintang supaya kamu da-pat mengikuti arah yang benar dengannya dalam kegelapan daratan dan lautan.”
Ilmu Perbintangan telah membawa berkah bagi bangsa Indonesia, dengan masuknya Islam melalui pedagang Islam yang berlayar ke Aceh (Samudra Pasai). Terbukti dengan temuan prasasti pe-makaman Islam bertarikh abad ke 13. Padahal Columbus baru memulai perjalanan melalui laut sekitar tahun 1490-an, dan menemukan benua Amerika pada tahun 1492, yang disang-kanya negeri Hindia sehingga penduduk setempat dina-
makannya bangsa Indian (Columbus menamakan be-nua yang baru tersebut “Amerika”, sesuai nama te-mannya Americo Vespuqi).
Dalam bidang Ekonomi, 700 tahun sebelum Adam Smith (Bapak Ilmu Ekonomi) menulis bukunya yang terke-nal “The Wealth of Nations”, Abu Hamid Al Ghazali telah membahas fungsi uang, dan berpendapat; “Uang berfungsi memperlancar perdagangan dan menetapkan nilai yang wajar dalam pertukaran, uang ibarat cermin yang tidak ber-warna, tetapi dapat merefleksi-kan semua warna”.
Dalam buku The Wealth of Nations vol. 5 tersebut, Adam Smith menjelaskan; “pereko-nomian yang maju ketika itu adalah perekonomian Arab yang dipimpin oleh Mahomet and his immediate succes-sors”. Ironisnya, The Wealth of Nations ternyata terjemahan dari judul buku Imam Abu Ubayd “Al Amwal”. Sayang sekali kontribusi Islam dalam pemikiran ekonomi seakan hilang ditelan peradaban Barat, sehingga tidak ditemu-kan buku-buku sejarah pemikiran ekonomi Islam.
Dalam bahasa, sejumlah istilah dalam bahasa Inggeris berasal dari bahasa Arab; bay salam è buy; talifun ètele-phone; sitar è star, rizqièrisk.
Orang bijak mengatakan bahwa: “Generasi muda meru-pakan generasi penerus”, karena masa depan suatu bangsa terletak pada generasi muda. Tidaklah berlebihan jika dikatakan; ‘Pendidikan bagi generasi muda (anak anak), merupakan suatu hu-man investment (investasi ke-manusiaan), karena dengan
Nasional
Volume IX, Nomor 5, Edisi Mei 2014
EDARAN KHUSUS UNTUK KALANGAN SENDIRI | SEJAK 1978 | ISSN 1907-7793
18
menginvestasikan dana untuk pendidikan, akan diperoleh return (hasil) berupa anak anak yang insya Allah lebih terdidik, kehidupan lebih baik, dan diharapkan lebih taqwa kepada Allah Ta’ala.
Seorang pendidik mengata-kan: Ibaratkan buku, anak lak-sana “edisi perbaikan” dari orangtuanya, karena dengan memberikan pendidikan yang baik, kehidupan anak anak tersebut akan lebih baik dari-pada orang tuanya.
Memperhatikan manfaat pendidikan dan ilmu pengeta-huan tersebut, semua bangsa di dunia ini berlomba lomba meraih dan mengembang-kannya. Alfred Nobel, penemu dinamit dari Swedia, setiap tahun memberikan Hadiah Nobel kepada pemuncak segala bidang ilmu di samping bidang perdamaian.
Pada tahun 1979 sejarah mencatat peraih Hadiah Nobel bidang Fisika adalah; Prof, DR Abdussalam, seorang Ahmadi dari Pakistan. Beliau adalah umat Muslim pertama yang meraih Hadiah Nobel.
Pendidikan anak-anak
dan tanggung jawab orang-tua
Memperhatikan Surah Bani Israil ayat 32 dan tafsir yang diberikan Hadhrat Khalifatul Masih Tsani ra., jelas pendidi-kan anak-anak merupakan tanggung jawab orang tua. Se-hingga selain doa, juga penting merencanakan pen-didikan anak-anak dalam arti luas termasuk pendanaannya, karena hal tersebut berkaitan dengan masa depan mereka. Permasalahan
Pendidikan yang bermutu berbanding lurus dengan ma-halnya biaya pendidikan.
Pemerintah telah meluncur-kan program-program yang berkaitan dengan Pendidikan (lihat; Pendidikan di Indone-sia pada bagian lain tulisan ini). Sekalipun program pro-gram Pemerintah tersebut ber-jalan baik, tidak bisa dipung-kiri, kondisi perekonomian saat ini dirasakan sulit bagi sebagian masyarakat. Mahal-nya biaya pendidikan di Indo-nesia, berakibat tidak semua orang-tua bisa memenuhi tanggung-jawabnya terhadap pendidikan anak-anaknya.
Komite Ta’lim Nasional
Awalnya Hadhrat Khali-fatul Masih IV, Mirza Tahir Ahmad rh. menyaksikan dalam kasyaf, bahwa beliau harus mengorganisir para siswa Ahmadi.
Untuk mewujudkan kasyaf tersebut, beliau menginstruksi-kan pembentukan Central Ta’lim Board (CTB) yang mengorganisir pendidikan bagi seluruh Ahmadi di selu-ruh dunia, sehingga tidak seo-rang pun luput dari manfaat pendidikan, apapun kemam-puan mereka.
Hudhur menginstruksikan: 1. Membentuk suatu Ko-
mite di tiap negara yang tugas-nya hanya untuk mengamati pelajar atau mahasiswa Ahmadi yang miskin dan pan-tas dibantu, dan membantu mereka untuk mendapatkan potensi akademis, dengan demikian kemiskinan tidak menghalanginya mendapatkan pendidikan lanjutan.
2. Menyediakan informasi terkini tentang organisasi atau badan atau institusi yang menawarkan hibah dan atau beasiswa, serta persyaratan
Nasional
EDARAN KHUSUS UNTUK KALANGAN SENDIRI | SEJAK 1978 | ISSN 1907-7793
Volume IX, Nomor 5, Edisi Mei 2014 19 persyaratannya. Kemudian membantu para pelajar atau-mahasiswa tersebut agar dapat memanfaatkan tawaran or-ganisasi itu.
3. Bagi mereka yang tidak berhasil mendapatkan hibah dan atau beasiswa pendidikan, Jemaat sebaiknya men-yediakan bea siswa secukup-nya.
4. Sebaiknya ada suatu sis-tem untuk mengamati anak-anak yang menonjol diseluruh dunia, agar perkembangan mereka dapat dimonitor sejak dini. Sebaiknya diformulasi-kan secara garis besar suatu skema dengan tepat, dan ber-laku di seluruh dunia. Afrika, Eropa membutuhkan sistem tersebut.
5. Skema tersebut, terpisah sama sekali, dan tidak boleh dicampur-adukan dengan ren-cana perkawinan atau permin-taan suaka.
6. Sebaiknya didirikan suatu Layanan Konseling bagi pelajar/mahasiswa yang akan menilai bakat serta memberi-kan bimbingan kepada mereka bagi perkembangan karir mereka.
Berdasarkan instruksi terse-
but, sejak tahun 2001 Indone-sia sudah membentuk Komite Ta’lim Nasional (KTN), yang secara organisatoris berada di bawah CTB, dengan bimbin-gan Amir Nasional.
Sesuai dengan arahan Amir Nasional, mulai Tahun Ang-garan 2011/2012:
(A) Sumber dana BDP dari
Dana Pendidikan Nasional yang dihimpun dari Anggota,
(B) Penyaluran BDP harus tepat sasaran, dengan prinsip mendahulukan yang lebih
membutuhkan, dan diajukan melalui satu pintu (KTN) den-gan menggunakan Formulir KTN (Form KTN-01/1406).
Dalam rangka merespon
arahan Amir Nasional, dalam melaksanakan tugasnya, KTN bersikap ”sami’na wa ta’ana”, berpegang kepada Nizam Jemaat, serta setiap mengambil kebijakan dan keputusan, dilaksanakan se-cara musyawarah dan mu-fakat.
Tugas KTN, ibarat 2 sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan, yaitu
1. Mensosialisasikan agar anggota ikut berkontri-busi dalam Dana Pen-didikan Nasional.
2. an membantu para ang-gota yang karena kemi-skinan atau tidak mampu menyekolahkan anak.
KTN menyadari sulitnya pelaksanaan tugas tersebut, dan membutuhkan bantuan dari pihak pihak lain di ling-kungan Jemaat;
1. Sekr. Ta’lim, para Ketua Badan (ex-officio) di Jemaat Lo-kal, yang paling menge-tahui kondisi Anggo-tanya; a. Membantu pengisian Formulir, b. Pengajuan BDP (Form KTN 01/1406), c. Memberikan pendapat atau rekomendasi atas setiap Formulir Penga-juan BDP, menyampai-kan BDP kepada Ang-gota yang berhak sesuai Daftar Penerima BDP yang dikirim KTN.
2. Ketua Jemaat Lokal :a. Menanda tangani Form KTN 01/1406 sebagai
tanda persetujuan, b. Mengirim Form KTN 01/1406 yang disetujui menggunakan Form KTN 02/1406 kepada KTN, c. Mengirimkan kembali photo copy Daftar Penerima BDP sebagai Tanda Terima, Kepada semua Jemaat Lokal (sekalipun tidak mengajukan BDP), mengirimkan Laporan Semester (Form KTN-03/1406) yang akan dikompilasi KTN seba-gai Laporan kepada CTB London.
3. Muballigh setempat: a. Menanda tangani Form KTN 01/1406 sebagai tanda mengetahui, b. Sekali waktu sebelum Tahun ajaran dimulai, mohon memberikan k h u t b a h t e n t a n g Pentingnya Pendidikan bagi Generasi Muda Jemaat, dan Pentingnya kontribusi Anggota dalam penghimpunan Dana Pendidikan Na-sional.
4. Sekr Ta’lim Badan Badan tingkat Pusat, atau pihak yang ditun-juk Sadr Badan, dan pihak lain sebagai nara sumber, dalam rangka mendapatkan masukan, dan mensosialisasikan pentingnya Dana Pen-didikan Nasional bagi kesinambungan pen-didikan anak anak Ang-gota Jemaat yang mem-butuhkan
Bersambung
Nasional
Volume IX, Nomor 5, Edisi Mei 2014
EDARAN KHUSUS UNTUK KALANGAN SENDIRI | SEJAK 1978 | ISSN 1907-7793
Nasional 20
Bandung: Sehari setelah gegap gempita pesta demokrasi digelar, ada peristiwa menarik di Aula Fakultas Budaya Un-pad Jatinangor, pada Kamis (10/04) lalu. Peristiwa tersebut mengingatkan kita tentang kip-rah warga bangsa yang be-lakangan posisinya termar-ginalkan. Warga bangsa itu adalah Jemaat Ahmadiyah In-donesia (JAI).
Sementara, peristiwa menarik yang dimaksud adalah bedah buku bertajuk “Tinjauan Kritis Jemaat Ahmadiyah Indo-nesia”. Buku karya Kunto Sofianto, Ph.D ini diangkat dari disertasinya pada program dok-toral di Universitas Kebang-
saan Malaysia. Tapi, alih-alih menjelaskan kondisi Jemaat Ahmadiyah secara nasional, buku ini lebih memfokuskan pembahasannya mengenai kro-nologis sejarah JAI di Jawa Barat dari tahun 1931 hingga 2000. Kemungkinan Jawa Barat dipilih karena populasi JAI sebagian besarnya berada di tanah Priangan ini.
Yang menarik adalah pern-yataan dari Dra. Popong Otje Djundjunan, pada awal acara. Menurut Ceu Popong para Founding Fathers kita mendirikan negara ini bukanlah berideologi komunis, bukan negara kapitalis, bahkan bukan negara agama. Negara kita yang luas ini terdiri dari 400
suku bangsa, 759 bahasa daerah, 534 panji daerah, se-kian macam agama, sekian macam filosofi lokal dan kese-muanya itu disatukan dalam suatu wadah negara berdasar-kan Pancasila. Di negara Pan-casila ini tidak boleh ada satu warga negara pun yang diperla-kukan tidak adil. Tak terkecuali dengan warga JAI.
Sebagai pembicara kunci, Dr. Reiza D.Dienaputra, men-yatakan bahwa buku ini adalah salah satu karya monumental dan berani. Reiza menyamakan Kunto Sofianto dengan Hoessein Djajadiningrat. Yang disebut terakhir adalah doktor pertama yang dimiliki bangsa ini. Disertasinya yang berjudul
Ahmadiyah di Jawa Barat: Sejarah yang Dilupa�
Volume IX, Nomor 5, Edisi Mei 2014 Nasional
EDARAN KHUSUS UNTUK KALANGAN SENDIRI | SEJAK 1978 | ISSN 1907-7793
21 “Chritische Beschouwing van de Sadjarah van Banten (1913) adalah karya sejarah kritis pertama dalam histo-riografi Indonesia. Bukan ke-betulan, seabad kemudian -pada 2013- buku Kunto yang sedang dibedah ini -menurut Reiza- dapat memperkaya khazanah kategorisasi sejarah Indonesia yang belum ada, yakni sejarah agama. Ke-mudian Rieza menjelaskan bahwa karya ini tergolong ber-ani karena tema seputar “Ahmadiyah” belum banyak diteliti. Yang mengagumkan-menurut Rieza- penggunaan baik sumber kolonial maupun sumber pribumi lebih me-merkuat prestise buku Kunto ini.
Penulisnya sendiri, Kunto Sofianto memaparkan awal ketertarikannya pada Ahmadi-yah. Menurutnya, Ia merasa tertarik mengapa Ahmadiyah bisa survive di tengah tinda-kan persekusi yang bertubi-tubi selama ini? Dari ketertari-kan inilah Ia tak ragu mence-burkan diri meneliti tentang Ahmadiyah. Butuh rentang waktu 5 tahun untuk memung-kaskan penelitian.
Selain sejarah, pembahasan bergerak ke ranah ajaran Ahmadiyah. Drs. Pitoyo, M.Ikom, CEO Tribun Jabar berani menelisik hal ini. Ia sependapat dengan penulis buku, bahwa untuk mempela-jari Ahmadiyah kita harus tahu terlebih dahulu sosok sentralnya, yaitu Mirza Ghu-lam Ahmad (MGA). Setelah hampir empat semester mem-pelajari dari sumbernya lang-sung, Pitoyo menemukan ke-bingungan di mana letak ke-sesatan Ahmadiyah? Masalah yang selalu dijadikan keber-
atan, misal soal Kalimat Sha-hadat atau Ahmadiyah memiliki kitab suci tandingan, yakni Tadzkirah ternyata ter-bantahkan. Dari orang-orang Ahmadi-lah, Pitoyo menemu-kan bahwa Kalimat Shahadat mereka dengan Muslim lain-nya tidak berbeda. Kemudian, Tadzkirah bukanlah kitab suci seperti yang ditudingkan. Di rumah-rumah orang Ahmadi yang ada adalah Al-Quran, bukan Tadzkirah.
Pembedah ketiga, yakni Drs. Mahmud Mubarik, M.M atau lebih dikenal dengan Kang Eki, dari Pengurus Besar JAI. Kang Eki menjelaskan bahwa pada masa kolonial (1933) pernah terjadi beberapa perdebatan besar yang dihadiri 2000-an orang antara Pembela Islam (Persis) dengan Ahmadiyah, baik yang ber-langsung di Bandung (Naripan Weg) dan Jakarta (Gang Ke-nari). Uniknya, meski yang hadir cukup banyak, namun acara tersebut berlangsung damai. Point lain yang dijelas-kan adalah andil JAI dalam Perjuangan Kemerdekaan. Diperlihatkan bagaimana kedekatan hubungan tokoh-tokoh Ahmadiyah awal den-gan Proklamator Bung Karno dan Bung Hatta. Bagaimana himbauan Khalifatul Masih II (Imam tertinggi Ahmadiyah Internasional) pada waktu itu, agar para Ahmadi Indonesia turut berjuang memertahankan Kemerdekaan. Yang menge-jutkan dan belum banyak diketahui adalah WR. Soeprat-man, pencipta lagu kebang-saan kita ternyata adalah seo-rang Ahmadi.
Terakhir sebagai pemband-ing adalah Dr. Ade Kosasih, M.Ag Dosen Sastra Arab yang
menekankan bahwa jangankan negara, seorang ayah pun ti-dak boleh memaksakan keyak-inan kepada anaknya. Dalam sesi tanya jawab, beliau men-duga jangan-jangan konflik yang terjadi belakangan ini sebenarnya bukan pada tataran agama, namun bisa jadi karena kesenjangan ekonomi yang seringkali dibungkus dengan label-agama. Baik MUI, Pe-merintah, maupun pihak Ahmadiyah adalah manusia biasa. Masing-masing harus selalu melakukan introspeksi.
Di tengah euforia pesta de-mokrasi yang baru saja kita lalui, kita tidak boleh lupa kepada komponen bangsa satu ini, yakni Ahmadiyah. Mereka telah ada di tanah air jauh se-belum kemerdekaan (1925) dan bersama komponen bangsa lainnya turut aktif mempertahankan kemer-dekaan. salah satu cara untuk memperkuat kohesifitas di antara berbagai komponen masyarakat adalah dengan dia-log. Hal ini menjadi -seperti dikatakan Saudara Kunto- counter hegemoni terhadap issue yang terdistorsi dan be-rat sebelah. Sehingga ke de-pannya tidak ada lagi kasus-kasus kekerasan yang men-impa saudara-saudara kita dari Ahmadiyah, Syiah dan lain-nya. Akhmad Faizal Reza-Bandung[][]
Volume IX, Nomor 5, Edisi Mei 2014
EDARAN KHUSUS UNTUK KALANGAN SENDIRI | SEJAK 1978 | ISSN 1907-7793
22
Markaz: Saung di dalam Kampus Mubarak Kemang-Bogor itu dipenuhi oleh bela-san pemuda. Mereka duduk mengelilingi meja triplek putih yang terletak di tengah. Tiga buah bangku besi pan-jang itu terisi penuh. Di sebe-lah mereka tampak gerobak mie ayam yang terpasang di atas sepeda motor. Beberapa tamu undangan itu sebelum-nya sudah mencicipi mie ayam racikan Arip Rahman-syah, khudam Kemang asal Ciaruteun.
"Setidaknya ada beberapa hal yang perlu dibahas," suara Maskur Hasan kembali terden-gar. Aktifis The Asian Muslim Action Network alias AMAN Jakarta itu melanjutkan, "Di antaranya mengenai bentuk
seminar, undangan, narasum-ber, waktu dan lokasi.". Mas-kur juga memberikan se-macam pengantar kronologis sehingga pertemuan ini bisa terlaksana. Pengantar ini disampaikan karena dalam pertemuan inipun terlihat ada wajah -wajah baru.
Beberapa orang terlihat memberikan saran terkait ben-tuk seminar. Akhirnya semua setuju, Seminar Publik men-jadi pilihan. Anugerah Ra-hadian Firdaus, yang ditunjuk sebagai Ketua Panitia dalam pertemuan sebelumnya di Kampus STAINU Hambulu kemudian memimpin acara. Mahasiswa Jamiah Ahmadi-yah Indonesia (JAMAI) Bogor lalu membacakan susunan panitia yang sudah terbentuk
sebelumnya. Beberapa nama dimasukkan untuk melengkapi yang sudah ada.
Dalam pertemuan kali ini, ada lima organisasi yang hadir. Yaitu, dari Perhim-punan Mahasiswa Islam Indo-nesia (PMII) PK Kampus STAINU Jakarta di Hambulu, Lembaga Bantuan Hukum Ke-bangkitan Bogor (LBH-KBR), The Asian Muslim Action Network (AMAN) Jakarta, The Wahid Institute (WI) dan tuan rumah dari Majlis Khu-damul Ahmadiyah Indonesia (MKAI) Markaz yang juga mahasiswa Jamiah Ahmadi-yah Indonesia (JAMAI) Bo-gor.
Setelah bentuk seminar disepakati, pembahasan beri-kutnya adalah mengenai audi-
Nasional
Kiprah Pemuda Menjaga Kerukunan Beragama
Volume IX, Nomor 5, Edisi Mei 2014
EDARAN KHUSUS UNTUK KALANGAN SENDIRI | SEJAK 1978 | ISSN 1907-7793
23 ens. Para tamu yang akan di-undang pun bermunculan, mu-lai dari yang mewakili lem-baga hingga perorangan. Dari pejabat pemerintahan hingga tokoh masyarakat dan ormas kepemudaan. Estimasi peserta dan panitia sendiri disepakati maksimal hanya 110 orang.
Untuk narasumber, tentu saja akan dicarikan yang men-guasai permasalahan kebe-basan beragama dan berkeyak-inan di Bogor. Di antaranya, direncanakan ada seorang na-rasumber perempuan untuk memaparkan ekses traumatik terkait kekerasan atas nama agama bagi perempuan atau ibu dan anak-anaknya. Pembi-cara lainnya akan membahas dari sudut pandang lain lagi, misalnya dari segi hukum dan perundang-undangan. Muncul lima nama sebagai calon nara-sumber.
Terkait dengan waktu dan lokasi, akhirnya disepakati juga meski pembahasannya agak alot. Setelah melalui ber-bagai pertimbangan, acara Seminar Publik akan diseleng-garakan pada 29 Mei 2014.
Mengenai tempatnya sendiri, sudah ada empat lokasi yang akan dijajagi. Satu lokasi di Kabupaten Bogor dan tiga tempat lainnya berada di Kota Bogor.
Tidak terasa, jadwal per-tandingan sepakbola sudah tiba. Peserta rapat kemudian membubarkan diri untuk ber-ganti pakaian. Sementara itu Tim Tuan Rumah sejak sedari tadi sudah stand by di lapan-gan. Dengan mengenakan kos-tum berwarna orange mereka telah melakukan pemanasan sejak satu jam yang lalu. Posisi mereka berada di ga-wang sebelah selatan.
Awalnya, cuaca masih ter-lihat cerah dan bersahabat. Namun menjelang 30 menit pertama, suasana menjadi berubah. Awan hitam tampak bergulung-gulung menutupi angkasa di atas Kampus Mubarak. Kegelapan mulai menyelimuti kawasan ini. Se-sekali bunyi petir membahana didahului oleh kilat yang membutakan mata. Suara petir sambung-menyambung me-mekakkan telinga.
Secara spontan, pemain kemudian membubarkan diri. Mereka berlindung dari guy-uran air hujan yang turun san-gat lebatnya. Pemain tuan rumah langsung menuju As-rama, sedangkan pemain tamu sebagian ada yang berteduh di bawah saung depan langgark-hanah dan lainnya langsung kembali ke tempat masing-masing. Angin kencang menerbangkan dedaunan po-hon jati sejauh lebih dari sepu-luh meter. Dinginnya udara mulai terasa, sebagian orang bahkan sudah menggigil.
Kumandang adzan Magrib dari Masjid Al-Nashr mulai memecah senja menjelang ma-lam. Suaranya sesayup sampai di tengah derasnya bunyi an-gin dan gemuruh hujan. Para tamu bergegas menuju kamar mandi untuk bilas dan ber-ganti pakaian. Tidak lama ke-mudian shalat Magrib jamak Isya pun ditunaikan. Santap malam disediakan di dining room Jamiah Ahmadiyah In-donesia yang terletak di sebe-lah selatan masjid. RAM [][]
Nasional
Sambungan dari hal 24 pencakar langit yang ada di Jawa Barat yaitu Gunung Ciremay, Galunggung, dan Cikuray yang sempat ditunjukan oleh pendaki lain yang juga ikut menikmati keindahan tersebut.
Ada satu lagi misi yang harus rombongan tunaikan. Saat itu waktu menunjukan pukul 08.00 WIB rombongan yang berada dalam perjalanan pulang ini berusaha menyelesaikan misi dari Amir Jerman, Mr. Abdullah Uwe Wagishauser yaitu menuliskan
kalimat “Love for All” pada salah satu spot dijalur pendakian Gunung Papandayan yang biasa dimanfaatkan oleh para pendaki sebagai sarana memorabilia yaitu sebuah lahan luas di bawah jalur pendakian dimana kita bisa menyusun bebatuan menjadi tulisan yang kita inginkan.
Kemudian atas inisiatif dari rombongan, akhirnya ditulis pulalah tulisan “AHMADIYAH” dalam ukuran jumbo, sehingga memungkinkan para pendaki
lain ketika mendaki melalui jalur itu dapat melihat tulisan tersebut dengan sangat jelas.
Seperti itulah cara anak asrama SMA Plus Al-wahid dalam menyongsong Hari Khilafat yang tinggal beberapa hari lagi. Semoga hal ini dapat menjadi motivasi dan penyemangat bagi pembaca. Khususnya dalam menyebarkan ajaran Khilafat kapan dan dimana saja kita berada. Kontributor: Mln. Syihab Ahmad-Sanding [][]
Volume IX, Nomor 5, Edisi Mei 2014
EDARAN KHUSUS UNTUK KALANGAN SENDIRI | SEJAK 1978 | ISSN 1907-7793
24
Garut: Bertepatan dengan hari libur Nasional yakni Hari Waisak yang jatuh pada tanggal 15 Mei 2014, beberapa anak asrama SMA Plus Al-Wahid beserta Mubaligh Pembimbingnya, yaitu Mln. Mubarak Ahmad melakukan Hiking atau pendakian ke salah satu puncak gunung berapi yang ada di daerah Garut yakni Gunung Papandayan.
Dengan beberapa Misi yang sudah direncankan, rombongan yang berjumlah 17 orang, 3 di antaranya adalah Mubaligh, memulai perjalanan dari Mesjid Sanding yang kebetulan satu arah dengan lokasi di mana Gunung Papandayan berada. Rombongan berangkat pada pukul 05.30 WIB dengan
menggunakan mobil bak terbuka.
Dalam perjalanan tidak semuanya dapat dilalui tanpa hambatan. Mulai dari mobil yang susah melaju akibat jalanan aspal yang hancur sehingga beberapa anak asrama harus mendorong bahkan ada yang sampai yang terjatuh, ada juga yang harus berkorban berjalan kaki untuk mengurangi beban. Hal yang sama dirasakan pada saat pendakian yang berlangsung selaman 2,5 jam dengan alur pendakian jalan bebatuan, menyebrangi sungai dan melewati hutan dengan jalanan yang licin. Namun ketika sampai di tempat perkemahan yaitu Pondok Saladah, rasa capek yang sudah bertumpuk kembali
luruh dikarenakan keinginan yang menggebu untuk segera mendirikan tenda.
Meskipun harus ada tenda yang didirikan ulang karena hujan lebat yang terus menerus sehingga membuat tenda runtuh dan kebanjiran. Pada malam hari, acara dilanjut acara dari hati ke hati sembari duduk mengelilingi api unggun sebagai penghangat jasmani. Anak-anak asrama pun bercerita mengenai kisah dan kesan mereka selama tinggal dan bersekolah di SMA Plus Al-Wahid. Yang tidak pernah tertinggal yaitu shalat berjamaah di tengah hamparan luas gunung Papandayan.
Ketika hari mulai berganti, dan mentari mulai bersiap-siap menunjukan kehangatannya, rombongan tidak ingin melewatkan moment yang sudah menjadi hal wajib untuk dinikmati oleh para pendaki, yaitu menyaksikan matahari terbit (sunrise). Meskipun tidak menyaksikan di Puncak, cukup dengan menaiki sedikit lagi dataran yang lebih tinggi dari tempat berkemah, mata ini sudah dimanjakan dengan begitu banyaknya keindahan Tuhan. Dari sana dapat dilihat puncak dari beberapa Gunung
Bersambung ke hal. 23
Nasional
Pendakian untuk Hari Khilafat