vol. 01, no. 02 marine journal - jurnalsaintek.uinsby.ac.id

6
Vol. 01, No. 02 ISSN 2460-8106 Marine Journal Desember 2015 KONSEP DESAIN TERUMBU KARANG BUATAN STUDI KASUS PERAIRAN DESA SUMBERKENCONO, KABUPATEN BANYUWANGI Rizqi Abdi Perdanawati¹ ¹Fakultas Sains dan teknologi, UIN Sunan Ampel Surabaya E-mail: [email protected] Abstrak Pengamatan lapang yang dilakukan diwilayah perairan desa Sumberkencono kec. Wongsorejo kab. Banyuwangi memperlihatkan bahwa terumbu karang alami yang ada mengalami kerusakan. Prosentase tutupan karang pada daerah tersebut kira-kira hanya ± 10 %. Rusaknya terumbu karang alami pada perairan tersebut merupakan akibat dari perilaku mencari ikan dengan pengeboman dan pemberian racun. Kerusakan lingkungan perairan dalam hal ini kerusakan ekosistem terumbu karang harus dikembalikan sebagaimana semula. Upaya perbaikan ekosistem terumbu karang adalah dengan menanam terumbu karang buatan. Pengamatan lokasi perairan dilakukan dengan mengambil nilai salinitas, pH dan parameter lain untuk dicek dengan baku mutu air laut untuk terumbu karang. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa perairan pada lokasi penelitian sesuai untuk coral. Terumbu karang buatan didesain dengan material beton bertulang menggunakan semen jenis V serta tulangan diameter 6 mm. Terumbu karang buatan berbentuk reefball dengan lubang-lubang serta dilengkapi dengan serabut-serabut sebagai attractor cumi. Kata Kunci : terumbu karang, reefball, beton PENDAHULUAN Perilaku merusak dan tidak memiliki kepedulian terhadap lingkungan pesisir dan laut telah membawa banyak kerugian yang dirasakan oleh masyarakat. Berdasarkan hasil pengamatan di perairan desa Sumberkencono, kabupaten Banyuwangi di titik (kordinat) terumbu karang pada lokasi tersebut rusak bahkan mati akibat pengeboman dan pemotasan (pemakaian racun sianida). Pemboman dan pemotasan yang bertujuan untuk mencari ikan mengakibatkan kerusakan pada terumbu karang. Perairan dengan terumbu karang yang baik merupakan habitat ikan sebagai tempat pemijahan, pengasuhan maupun mencari makan. Perusakan lingkungan perairan dengan rusaknya ekosistem terumbu karang mengakibatkan berkurangnya pasokan ikan. Masyarakat yang menggantungkan perekonomian mereka pada sektor perikanan mengalami penurunan pendapatan secara signifikan. Perusakan lingkungan karena ketidaktahuan mereka tentang akibat yang ditimbulkan, maka manusia juga berkewajiban untuk memperbaiki. Peristiwa tersebut telah digambarkan pada al- Quran surat ar-Rum : 41 yaitu telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusi, supay Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). Upaya perbaikan lingkungan perairan yaitu ekosistem terumbu karang dapat dilakukan melalui penanaman terumbu karang buatan (artificial reef). Terumbu karang buatan menurut European Artificial Reef Research Network (EARRN) sebagai suatu struktur yang sengaja ditempatkan didasar perairan dengan meniru beberapa karakteristik terumbu karang alami.

Upload: others

Post on 15-Oct-2021

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Vol. 01, No. 02 Marine Journal - jurnalsaintek.uinsby.ac.id

Vol. 01, No. 02 ISSN 2460-8106

Marine Journal Desember 2015

KONSEP DESAIN TERUMBU KARANG BUATAN STUDI KASUS PERAIRAN DESASUMBERKENCONO, KABUPATEN BANYUWANGI

Rizqi Abdi Perdanawati¹¹Fakultas Sains dan teknologi, UIN Sunan Ampel SurabayaE-mail: [email protected] lapang yang dilakukan diwilayah perairan desa Sumberkencono kec. Wongsorejo kab. Banyuwangimemperlihatkan bahwa terumbu karang alami yang ada mengalami kerusakan. Prosentase tutupan karang padadaerah tersebut kira-kira hanya ± 10 %. Rusaknya terumbu karang alami pada perairan tersebut merupakan akibatdari perilaku mencari ikan dengan pengeboman dan pemberian racun. Kerusakan lingkungan perairan dalam hal inikerusakan ekosistem terumbu karang harus dikembalikan sebagaimana semula. Upaya perbaikan ekosistemterumbu karang adalah dengan menanam terumbu karang buatan. Pengamatan lokasi perairan dilakukan denganmengambil nilai salinitas, pH dan parameter lain untuk dicek dengan baku mutu air laut untuk terumbu karang. Hasilpengamatan menunjukkan bahwa perairan pada lokasi penelitian sesuai untuk coral. Terumbu karang buatandidesain dengan material beton bertulang menggunakan semen jenis V serta tulangan diameter 6 mm. Terumbukarang buatan berbentuk reefball dengan lubang-lubang serta dilengkapi dengan serabut-serabut sebagai attractorcumi.

Kata Kunci : terumbu karang, reefball, betonPENDAHULUANPerilaku merusak dan tidak memiliki kepedulianterhadap lingkungan pesisir dan laut telahmembawa banyak kerugian yang dirasakan olehmasyarakat. Berdasarkan hasil pengamatan diperairan desa Sumberkencono, kabupatenBanyuwangi di titik (kordinat) terumbu karangpada lokasi tersebut rusak bahkan mati akibatpengeboman dan pemotasan (pemakaian racunsianida). Pemboman dan pemotasan yangbertujuan untuk mencari ikan mengakibatkankerusakan pada terumbu karang. Perairandengan terumbu karang yang baik merupakanhabitat ikan sebagai tempat pemijahan,pengasuhan maupun mencari makan.Perusakan lingkungan perairan denganrusaknya ekosistem terumbu karangmengakibatkan berkurangnya pasokan ikan.Masyarakat yang menggantungkanperekonomian mereka pada sektor perikanan

mengalami penurunan pendapatan secarasignifikan.Perusakan lingkungan karena ketidaktahuanmereka tentang akibat yang ditimbulkan, makamanusia juga berkewajiban untuk memperbaiki.Peristiwa tersebut telah digambarkan pada al-Quran surat ar-Rum : 41 yaitu telah nampakkerusakan di darat dan di laut disebabkankarena perbuatan tangan manusi, supay Allahmerasakan kepada mereka sebahagian dari(akibat) perbuatan mereka, agar merekakembali (ke jalan yang benar).Upaya perbaikan lingkungan perairan yaituekosistem terumbu karang dapat dilakukanmelalui penanaman terumbu karang buatan(artificial reef). Terumbu karang buatanmenurut European Artificial Reef ResearchNetwork (EARRN) sebagai suatu struktur yangsengaja ditempatkan didasar perairan denganmeniru beberapa karakteristik terumbu karangalami.

Page 2: Vol. 01, No. 02 Marine Journal - jurnalsaintek.uinsby.ac.id

Terumbu karang buatan sebagai suatu strukturmemerlukan desain yang dapat meniru sifat dankarakter terumbu karang alami. Penelitian inimembahas bagaimana desain terumbu karangbuatan yang cocok untuk perairansumberkencono, kec. Wongsorejo kab.Banyuwangi. Desain terumbu karang meliputimaterial yang digunakan, bentuk kontruksi sertaukuran terumbu karang.STUDI PUSTAKA

Ekosistem Terumbu KarangTerumbu karang (coral reefs) merupakanmasyarakat (binatang) karang (reef corals) yanghidup didasar perairan, yang berupa batuankapur (CaCO3), dan mempunyai kemampuanyang cukup kuat untuk menahan gayagelombang laut (Supriharyono, 2009).Manfaat terumbu karang dapat dirasakan darisektor perikanan, ekosistem pesisir maupununtuk manusia. Berbagai manfaat terumbukarang antara lain :1. Habitat alami spesies laut untuk melakukanpemijahan, peneluran, pembesaran anak,makan dan mencari makan.2. Pelindung sempadan pantai, pelindungekosistem pesisir baik lamun maupunmangrove dari arus laut yang sangat kuat.3. Pariwisata bahari dengan tetapmemperhatikan kelesatrian ekosistemterumbu karang.4. Laboratorium alam untuk tempatpembelajaran maupun penelitian.5. Sumber bahan bangunan dari batu-batukarang yang telah mati yaitu untuk produksibahan kapur, batu-bata, batu pondasi rumahdi pesisir.6. Bahan obat-obatan dari algae (rumput laut)yang tumbuh di perairan karang.Manfaat terumbu karang yang telah dijabarkanmenandakan bahwa keberadaan terumbukarang sangat penting. Terumbu karang dapattumbuh dan menyebar tergantung pada kondisilingkungan tertentu. Keputusan Menteri LH No.51 tahun 2004 telah memberikan nilai

parameter baku mutu air laut untuk biota lauttermasuk terumbu karang (coral) seperti padatabel 1.Tabel 1. Baku Mutu Air Laut untuk CoralNo Parameter Satuan Baku mutu1 Kecerahan m >52 Kebauan - Alami3 Kekeruhan NTU <54 Sampah - Nihil5 Suhu ̊C 28-306 Lapisan Minyak - Nihil7 pH - 7-8,58 Salinitas ‰ 33-34Sumber : Kepmen LH No. 51 Tahun 2004Terumbu Karang BuatanTerumbu karang buatan adalah suatu strukturbangunan buatan manusia atau alami yangditempatkan di dasae perairan menyerupaiterumbu karang alami, berfungsi sebagai habitattempat berlindung, mencari makan danberkembang biak dari berbagai biota lauttermasuk ikan yang kemudian diharapkan dapatmenjadi daerah penangkapan ikan yangproduktif (Reppie, 2006).Terumbu karang buatan yang berkembang diIndonesia saat ini adalah cara merubah suatuperairan yang sepi ikan menjadi perairan yangkaya ikan. Tujuan penanaman terumbu karangbuatan yang hanya bertujuan untukmeningkatkan produksi perikanandikhawatirkan menggunakan bahan yang tidakramah lingkungan (Soekarno, 2006).Material terumbu karang buatan yang tidakramah lingkungan antara lain penggunaan banbekas (Soekarno,2006). Penggunaan ban bekassebagai terumbu buatan dengan tujuan menarikdan melindungi ikan tentu tidak dapat bertahanlama. Penelitian yang dilakukan oleh Shermandan Spieler (2006) membuktikan bahwapenggunaan ban bekas untuk terumbu karangbuatan tidak stabil karena terumbu buatantersebut rusak oleh badai, arus yang terjadi di

Page 3: Vol. 01, No. 02 Marine Journal - jurnalsaintek.uinsby.ac.id

Vol. 01, No. 02 ISSN 2460-8106

Marine Journal Desember 2015

dasar laut, dan tertutup oleh pasir seperti padagambar 1.

Gambar 1. Kondisi terumbu karang padaperairan florida pada tahun 2001 (Sumber:

Sherman dan Spieler, 2006)Terumbu karang buatan dipilih sebagaipelindung garis pantai untuk mempertahankanestetika dan keindahan pantai agar tidakterganggu oleh struktur pelindung pantai.

Terumbu karang buatan sebagai tempat tinggalikan yang baru memiliki bentuk yang bermacam-macam. Pada pada gambar 2 dapat dilihatberbagai bentuk dan jenis terumbu karangbuatan.

Gambar 2. Jenis-jenis dan bentu terumbu karangbuatan

METODOLOGI PENELITIANLokasi penelitian

Page 4: Vol. 01, No. 02 Marine Journal - jurnalsaintek.uinsby.ac.id

Gambar 2. Lokasi Penelitian (banyuwangi.go.id)Penelitian dilaksanakan di dusun Krajan, kel.Sumberkencono Kec. Wongsorejo kab.Banyuwangi seperti tertera pada gambar 2.Kondisi pesisir pada perairan tersebut dapatdilihat pada gambar 3. Kondisi dasar perairandapat dilihat pada gambar 4.

Gambar 3. Kondisi pesisir lokasi penelitian(sumber : koleksi pribadi)

Gambar 4. Kondisi dasar perairan lokasipenelitian (sumber : koleksi pribadi)Penelitian dilakukan dengan mengambil dataprimer kondisi perairan seperti salinitas, pH, dankondisi dasar laut.

Data kondisi lapang yang didapatkan kemudiandigunakan untuk menentukan kesesuaiankondisi perairan dengan baku mutu air lautuntuk terumbu karang.Jika kondisi perairan memenuhi persyaratanbaku mutu air laut maka penanaman terumbukarang buatan dapat dimungkinkan.Terumbu karang buatan didesain denganmenggunakan material yang awet, stabil, danmeminimalisir timbulnya zat yang dapatmencemari perairan.HASIL DAN PEMBAHASAN

Kondisi perairanKondisi perairan pada lokasi penelitian sepertitertera pada gambar 4 memperlihatkan bahwatutupan terumbu karang alami tidak mencukupiuntuk mendukung keberlangsungan ekosistem.Terumbu karang alami banyak yang mati danrusak akibat kegiatan pemboman dan pemberianracun (potas) dengan tujuan mendapatkan ikanyang melimpah.Kondisi perairan pada lokasi penelitian jikadibandingkan dengan baku mutu air laut untukterumbu karang (coral) dapat dilihat pada tabel2.Tabel 1. Baku Mutu Air Laut untuk CoralNo Parameter Satuan Bakumutu Kondisiperairan Ket.1 Kecerahan m >5 >5 OK2 Kebauan - Alami Alami OK3 Kekeruhan NTU <5 - -

4 Sampah - Nihil Tidakadasampah OK5 Suhu ̊C 28-30 - -6 LapisanMinyak - Nihil Tidakadalapisanminyak OK7 pH - 7-8,5 OK8 Salinitas ‰ 33-34 OKDari tabel 2 dapat disimpulkan bahwa kondisiperairan di lokasi penelitian menunjang untukpertumbuhan dan perkembangan terumbukarang. Selain dari persyaratan denganparameter baku mutu untuk coral, lokasi

Page 5: Vol. 01, No. 02 Marine Journal - jurnalsaintek.uinsby.ac.id

Vol. 01, No. 02 ISSN 2460-8106

Marine Journal Desember 2015

penelitian yang dekat dengan pemukimannelayan ±1 km dari bibir pantai mendukungpeletakan terumbu karang buatan di wilayah ini.Selain itu lokasi rencana peletakan terumbukarang buatan jauh dari area penangkaan ikandengan trawl. Dari penjelasan tersebut makaterumbu karang buatan dapat dilaksanakandilokasi penelitian.Desain dan bentuk terumbu karang buatan

MaterialPemilihan material pada pembuatan terumbukarang buatan harus diperhatikan dari segikesesuaian, keawetan dan kestabilan padaperairan (Lukens and Selberg, 2004). Kesesuaianmaterial pada kondisi perairan merupakanupaya meminimalisir dampak buruk yang terjadipada lingkungan perairan. Material yangdigunakan harus dijamin keawetannya terhadapkondisi kimia maupun fisika yang terjadi padaperairan. Keawetan material berhubungandengan berapa lama material tersebut dapatbertahan dengan manfaat dan kegunaan yangsama seperti saat pertama diletakkan. Kestabilanpada material adalah kemampuan materialtersebut tetap berada pada tempat dan bentukyang sama walaupun terjadi badai maupun arusperairan yang kuat.Dari persyaratan yang disebutkan makapemilihan material yang dalam penelitian iniadalah menggunakan beton harus dipastikanmemenuhi persyaratan.Beton sebagai material terumbu karang buatanmemiliki keunggulan-keunggulan. Berat sendiribeton yang besar (±2500 kg/m2), menjadikanterumbu karang buatan dapat bertahan didasarlaut stabil pada tempat semula. Penggunaanmaterial beton menurut Fitzhardinge dan bailey-Brock (1989) melaporkan recruitment diterumbu dengan material beton memberikanfouling assemblage yang paling mirip dengansubstrat karang alami.Material terumbu karang menggunakan betonbertulang dengan campuran semen portland

jenis V, agregat halus (pasir), dan agregat kasar(kerikil) dengan memperhatikan perbandinganwater to cement rasio. Semen portland jenis Vdigunakan karena merupakan semen portlandyang dalam penggunaannya memerlukanketahanan tinggi terhadap sulfat (SNI15 –20149 – 2004). Material beton dengan semenportland jenis V yang tahan terhadap sulfatmendukung persyaratan penggunaan materialterumbu karang yang harus awet dan tidakmudah rusak.Material beton bertulang untuk terumbu karangmenggunakan tulangan dengan diameterminimal 6 mm. Tulangan pada terumbu karangbuatan bermanfaat untuk meningkatkankekuatan beton.Kerikil yang digunakan dari batu pecah denganukuran antara 0,5 – 1 cm. Kerikil dari batu pecahdengan ukuran tersebut merupakan upayauntuk memperkuat ikatan antar permukaan.Material beton bertulang selanjutnya akan dicordan dituang pada bekisting dengan komposisitertentu. Beton pada bekisting kemudian dicuring dengan menutup mengguanakan karunggoni basah. Pelepasan beton dari bekistingdilakukan saat beton berumur ± 7 hari.Material terumbu karang menggunakan betonbertulang telah dibuat petunjuk teknis carapembuatan dan pelaksanaannya oleh DinasPertanian Kelautan dan Perikanan kotaBalikpapan pada tahun 2010.Bentuk Terumbu Karang BuatanBentuk terumbu karang pada penelitian inimenggunakan bentuk reefball. Bentuk reefballmerupakan pilihan yang terbaik karenaberdasarkan penelitian tutupan danpertumbuhan karangnya paling tinggi. Selain itujika terdapat arus maka bentuk yang menyerupaisetengah bola dapat membelokkan arus yangmelewatinya.Bentuk reefball memiliki lubang-lubang dengandiameter antara 5 – 15 cm. Ukuran serta dimensidari reefball disesuaikan dengan kebutuhan dari

Page 6: Vol. 01, No. 02 Marine Journal - jurnalsaintek.uinsby.ac.id

gaya-gaya yang mungkin dialami oleh terumbukarang.Selain untuk menarik ikan karang berkumpul,direncanakan untuk menjadi attractor cumidengan memberikan serabut-serabut padareefball. Pada gambar 5 disajikan contohterumbu karang buatan dengan bentuk reefball.

Gambar 5. Contoh disain reefball pada terumbukarang buatan (sumber : Reppie, 2006)

PENUTUPKonsep desain terumbu karang buatan padaperairan desa Sumberkencono kec. Wongsorejokab. Banyuwangi dilakukan denganmemperhatikan kondisi lingkungan perairan.Material yang dipilih untuk terumbu karangbuatan adalah beton bertulang dengan semenjenis V. Bentuk dan konstruksi menggunakanbentuk reefball dengan serabut-serabut sebagaiattractor cumi.Penelitian selanjutnya sebaiknya menjelaskantentang komposisi material dan dimensi sertaukuran terumbu karang buatan yang sesuaidengan gaya yang bekerja pada perairantersebut.DAFTAR PUSTAKASupriharyono, 2009. Konservasi EkosistemSumberdaya Hayati Di Wilayah Pesisir dan LautTropis. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.Lukens RR and Selberg C, 2004. Guidelines for MarineArtificial Reef Materials Second Edition.E Reppie, 2006. Desain, Konstruksi dan Kinerja (Fisik,Biologi dan Sosial Ekonomi) Terumbu Buatan SebagaiNursery Ground Ikan-Ikan Karang. Disertasi, InstitutPertanian Bogor.

Dhiecha DM, Utomo KP, Jati DR, 20XX. PerencanaanArtificial Reef Sebagai Restorasi Terumbu Karang danPengaman Pantai di Pulau Lemukutan KabupatenBengkayang. Skripsi, Universitas Tanjungpurapontianak.Dinas Pertanian Kelautan dan Perikanan KotaBalikpapan, 2010. Petunjuk Teknis PembuatanTerumbu Karang Buatan dan Transplantasi Karang.Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 51tahun 2004 Tentang Baku Mutu Air LautSoekarno. “Teknik Transplantasi Karang SeharusnyaDisesuaikan Dengan Tujuannya”. 2015.http://www.coremap.or.id/print/article.php?id=185(19 Nov 2015).