visum et repertum

5
Visum et Repertum Visum et repertum dibuat oleh dokter atas permintaan penyidik. Penyidik yang dimaksud adalah penyidik sesuai dengan pasal 6(1) butir a, yaitu penyidik yang pejabat Polisi Negara RI (Afandi, 2010). Yang harus tercantum dalam VeR: 1. Pro justitia Tulisan “Pro Justitia” dicantumkan di kiri atas. 2. Pendahuluan Pada pendahuluan ditulis identitas pemohon VeR, tanggal dan pukul diterimanya VeR, identitas dokter yang melakukan pemeriksaan, identitas subjek yang diperiksa: nama, jenis kelamin, umur, bangsa, alamat, pekerjaan, kapan dilakukan pemeriksaan dan tempat dilakukan pemeriksaan. 3. Pemberitaan Pada pemberitaan dicantumkan anamnesis, tanda vital, lokasi luka pada tubuh, karakteristik luka, ukuran luka, dan tindakan pengobatan atau perawatan yang diberikan. Penulisan pada bagian pemberitaan menggunakan bahasa resmi yang dapat dipahami kalangan non medis. 4. Kesimpulan Bila visum et repertum dilakukan pada orang hidup, bagian kesimpulan memuat jenis luka dan derajat kualifikasi luka. 5. Penutup Memuat pernyataan bahwa keterangan tertulis dokter tersebut dibuat dengan mengingat sumpah atau janji ketika menerima jabatan. Dibubuhi pula tanda tangan dokter pembuat VeR Penentuan Derajat Luka

Upload: krisnawati-intan-suwignyo

Post on 24-Sep-2015

226 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Isi Visum pada orang yang masih hidup

TRANSCRIPT

Visum et RepertumVisum et repertum dibuat oleh dokter atas permintaan penyidik. Penyidik yang dimaksud adalah penyidik sesuai dengan pasal 6(1) butir a, yaitu penyidik yang pejabat Polisi Negara RI (Afandi, 2010).

Yang harus tercantum dalam VeR:

1. Pro justitia

Tulisan Pro Justitia dicantumkan di kiri atas.

2. Pendahuluan

Pada pendahuluan ditulis identitas pemohon VeR, tanggal dan pukul diterimanya VeR, identitas dokter yang melakukan pemeriksaan, identitas subjek yang diperiksa: nama, jenis kelamin, umur, bangsa, alamat, pekerjaan, kapan dilakukan pemeriksaan dan tempat dilakukan pemeriksaan.3. PemberitaanPada pemberitaan dicantumkan anamnesis, tanda vital, lokasi luka pada tubuh, karakteristik luka, ukuran luka, dan tindakan pengobatan atau perawatan yang diberikan. Penulisan pada bagian pemberitaan menggunakan bahasa resmi yang dapat dipahami kalangan non medis.

4. Kesimpulan

Bila visum et repertum dilakukan pada orang hidup, bagian kesimpulan memuat jenis luka dan derajat kualifikasi luka.

5. Penutup

Memuat pernyataan bahwa keterangan tertulis dokter tersebut dibuat dengan mengingat sumpah atau janji ketika menerima jabatan. Dibubuhi pula tanda tangan dokter pembuat VeR

Penentuan Derajat Luka

1. Luka ringan

Luka ringan adalah luka yang diharapkan dapat sembuh sempurna dan tidak menimbulkan penyakit atau komplikasi.

2. Luka sedang

3. Luka beratLuka berat menurut pasal 90 KUHP adalah:

jatuh sakit atau mendapat luka yang tidak memberi harapan sembuh sama sekali, atau yang menimbulkan bahaya maut

tidak mampu terus-menerus untuk menjalankan tugas jabatan atau pekerjaan pencarian

kehilangan salah satu panca indera

mendapat cacat berat

menderita sakit lumpuh

terganggunya daya pikir selama empat minggu lebih

gugur atau matinya kandungan seorang perempuan

Pencegahan Tetanus pada LukaProfilaksis tetanus antara lain: ATS 1500-3000 IU

HTIG 250-500 IU

Tetanus toksoid 0,5 cc IM

Indikasi pemberian profilaksis tetanus:

1. luka lebih dari 6 jam.

2. kedalaman luka lebih dari 1 cm.

3. luka terkontaminasi/kotor

4. luka berbentuk bintang

5. luka avulsi dan remuk

6. luka tusukan

Status ImunisasiLuka bersih >6 jamLuka kotor >6 jam

Imunisasi dasar + booster TT < 5 tahunTidak perlu profilaksisTidak perlu profilaksis

Imunisasi dasar + booster TT 5-10 tahunTT 1 kaliTT 1 kali

Imunisasi dasar + booster TT > 10 tahunTT 2 kaliTT 2 kali + ATS/HTIG

Status imunisasi tidak diketahui atau belum pernah imunisasiTT 3 kaliTT 3 kali + ATS/HTIG

Interval pemberian TT 4-6 minggu.

Patofisiologi CombustioSaat kulit mengalami luka bakar, terjadi vasodilatasi pembuluh darah sehingga kulit tampak kemerahan. Selain itu permeabilitas kapiler meningkat sehingga bisa terbentuk bula.

Perubahan sistemik akibat luka bakar bisa terjadi bila luka bakar mengenai 30 % permukaan tubuh.

1. Perubahan kardiovaskular

Peningkatan permeabilitas kapiler menyebabkan protein dan cairan intravaskular menuju kompartemen interstitial. Terdapat vasokontriksi splanchnic. Kontraktilitas miokard menurun. Perubahan ini bersamaan dengan hilangnya cairan mengakibatkan hipotensi sistemik dan end organ hypoperfusion.2. Perubahan respirasi

Mediator inflamasi menyebabkan bronkokontriksi dan pada orang dewasa dengan luka bakar berat dapat terjadi sindrom distres pernapasan.

3. Perubahan metabolik

Laju metabolisme basal meningkat sampai tiga kali lipat.

4. Perubahan imunologi

Terdapat down regulation non spesifik pada respons imun.

Afandi, Dedi. 2010. Visum et Repertum Perlukaan: Aspek Medikolegal dan Penentuan Derajat Luka. Majalah Kedokteran Indonesia, Vol: 60 No. 4.Hettiaratchy, S. dan Dziewulski, P. 2004. Pathophysiology and types of burns. BMJ, 328(7453), pp.1427-1429.Subandi. 2013. Aspek Neurologi Tetanus. Surakarta: FK UNS.