visum dan otopsi luka bakar listrik
TRANSCRIPT
-
8/11/2019 Visum Dan Otopsi Luka Bakar Listrik
1/26
Visum et Repertum No. 04/VR/1999 ( Luka Listrik)
RESUME
PRO JUSTITIA
Visum et Repertum No. 04/VR/1999
Surat permintaan visum
Surat permintaan visum et repertum dari Polri Kota Besar Ujung Pandang sektor kota
Tamalate yang ditandatangani oleh Drs.S.M..Mahendra Jaya Kapten PolisiNRP.66070505.
Tim kedokteran forensik
Dipimpin oleh dokter Lucia Suryani,DSPA dengan dibantu oleh beberapa dokter residen
dan dokter muda lainnya
Waktu dan tempat pemeriksaan bedah mayat (otopsi)
Tanggal empat Mei seribu sembilan ratus sembilan puluh sembilan mulai dari jam
Sembilan sampai jam dua belas siang waktu Indonesia Tengah di kamar mayat Rumah
Sakit Bhayangkara Ujung Pandang.
Identitas korban
Berdasarkan keterangan polisi, mayat laki-laki yang ditunjuk oleh polisi dimana mayat
tanpa segel tersebut bernama Sahir Dg. Tutu Ai Cai, umur 29 tahun, alamat jalan Jl. Dg.
Tata Lama No.48 RT BRW I, Kel. Mangasa, agama Islam, pekerjaan tidak dicantumkan,
ditemukan meninggal di jalan Dg. Tata Lama, pada hari Minggu, tanggal dua Mei seribu
sembilan ratus sembilan puluh sembilan, jam sembilan WITA.
Keterangan temuan korban
Pemeriksaan luar
-
8/11/2019 Visum Dan Otopsi Luka Bakar Listrik
2/26
Pada pemeriksaan luar kaku mayat seluruh badan, sukar dilawan, lebam mayat
pada muka, leher, punggung. tidak hilang dengan penekanan, sudah mulai ada tanda-
tanda pembusukan pada perut bagian bawah.
Hidung keluar cairan darah warna coklat dari lubang hidung kanan,
bibir kebiruan, keluar cairan darah warna coklat dari mulut. Lubang pelepasan (anus)terdapat kotoran (feses).
Pada ekstremitas kuku-kuku pada kaki dan tangan biru (sianosis). Luka pada
kulit leher: luka memar sebesar kepala jarum pentul pada bahu kiri dua sentimeter dari
pangkal leher. Kulit pinggang: luka memar ukuran dua kali dua sentimeter pada
pinggang sebelah kiri warna ungu kehitaman lokasi tujuh belas sentimeter disebelah kiri
bawah pusat. Luka pada ekstremitas: tampak luka listrik pada jari ketiga, keempat, dan
kelima tangan kiri, ketiganya pada ruas jari tengah (kulit terkelupas warna putih, dengan
bintik hitam di tengahnya dan sekitar luka membengkak), ukuran luka : pada jari ketiga
nol koma lima kali nol koma lima sentimeter, jari keempat satu kali nol koma lima
sentimeter, dan jari kelima nol koma lima kali nol koma lima sentimeter.
Pemeriksaan dalam
Mikroskopis jantung: pada bilik kiri dan kanan tampak sel-sel otot jantung yang
patah-patah (reksis).Pada paru-paru kiri dan kanan terdapat bintik-bintik antrakosis.
Mikroskopis kedua paru-paru: diantara alveoli-alveoli tampak pembuluh darah melebar
berisi eritrosit,alveoli juga tampak melebar, dan terdapat pula bintik-bintik antrakosis.
Hati: ukuran tiga puluh satu kali tujuh belas kali sembilan sentimeter, warna
merahkecoklatan, permukaan Iicin. Mikroskopis hati : tampak vena sentralis melebarberisi eritrosit, sinusoid juga berisieritrosit, dan terdapat degenerasi lemak. Limpa :
ukuran dua belas kali enam koma lima kali dua setengah sentimeter, warna merah
kehitaman, perabaan kenyal, tepi tajam. Mikroskopis limpa : diantara stroma terisi
eritrosit. Usus : usus dua belas jari, usus halus, dan usus besar berisi gas pembusukan.
Mikroskopis ginjal kanan dan kiri: tampak pembuluh darah-pembuluh darah melebar
berisi eritrosit.
Kulit kepala dalam : terdapat hematoma pada bagian depan kanan ukuran tiga kali
dua setengah sentimeter, bagian belakang kiri tiga koma lima kali empat sentimeter,
dan bagian kepala kanan berukuran empat kali empat sentimeter, dan terdapat bintik-bintik perdarahan diseluruh kulit kepala dalam. Selaput otak keras : ada bercak-bercak
perdarahan, bekuan darah di bawah selaput otak keras seluas tiga belas kali enam
sentimeter dan perlengketan sepanjang enam sentimeter pada otak bagian kiri dan
delapan sentimeter pada tepi atas otak kanan. Otak : pada mikroskopis diantara sel-sel
otak besar tampak perdarahan-perdarahan, terdapat bagian yang nekrose, dan tampak
sebagian pembuluh darah melebar berisi eritrosit.
-
8/11/2019 Visum Dan Otopsi Luka Bakar Listrik
3/26
TINJAUAN PUSTAKA
PENDAHULUAN
Traumatologi adalah ilmu yang mempelajari tentang luka dan cedera serta
hubungannya dengan berbagai kekerasan (rudapaksa), sedangkan yang dimaksudkan
dengan luka adalah suatu keadan ketidaksinambungan jaringan tubuh akibat
kekerasan. Berdasarkan sifat serta penyebabnya, kekerasan dapat dibedakan atas
kekerasan yang bersifat: (1)
Mekanik:
Kekerasan oleh benda tajamKekerasan oleh benda tumpul
Tembakan senjata api
Fisika:
Suhu
Listrik dan petir
Perubahan tekanan udara
Akustik
Radiasi
Kimia:
Asam atau basa kuat
Listrik merupakan suatu bentuk energi yang pada keadan tertentu dapat melukai
tubuh bahkan dapat menyebabkan kematian.
TRAUMA LISTRIK
Definisi
Trauma listrik adalah kekerasan atas jaringan tubuh yang masih hidup yang disebabkan
oleh adanya aliran arus listrik yang melewati tubuh manusia dan membakar jaringan
ataupun menyebabkan terganggunya fungsi organ dalam danjaringan lunak, aritmia
jantung, gagal nafas, bahkan kematian.
Faktor faktor yang mempengaruhi Trauma Listrik
Terjadinya luka akibat segatan listrik dipengaruhi oleh faktaor - faktor,antara lain:
1. Jenis sirkuit
Berdasarkan tipe sirkuit dapat dibagi menjadi arus listrik searah (DC) dan arus listrik
bolak-balik (AC). Arus searah (DC) kurang berbahaya dibanding arus bolak-balik (AC);
-
8/11/2019 Visum Dan Otopsi Luka Bakar Listrik
4/26
arus dari 50-80 mA AC dapat mematikan dalam hitungan detik, sedangkan 250 mA DC
dalam waktu yang sama sering dapat selamat sebab pada tegangan yang sama arus
AC empat sampai enam kali lebih berbahaya dibandingkan arus DC. Hal ini terjadi
karena pada arus DC menyebabkan kontraksi tunggal pada otot sehingga korban
mudah melepaskan diri dari sumber listrik sedangkan AC menimbulkan kontraksi otot
yang berulang-ulang dan tetani yang menyebabkan korban kesulitan melepaskan diri
dari sumber listrik.1,5 Hal tersebut dapat timbul pada aliran 40-110 siklus per detik.
Selain itu arus bolak-balik lebih dapat menyebabkan aritmia jantung dibanding arus
searah. Arus dari AC pada 100 mA dalam seperlima detik dapat menyebabkan fibrilasi
ventrikel dan henti jantung. Ampere tinggi DC (di atas 4 A) dapat menyebabkan jantung
aritmia kembali pada sinus ritmik seperti pada defibrilasi medis.1,21
2. Arus (I)
Derajat kerusakan jaringan sebanding dengan jumlah listrik yang mengalir melaluinya.
Jumlah ini terlihat pada jumlah elektron per unit waktu dan diukur dalam Coulombs,yang mana merupakan hasil dari ampere dan detik, meski ampere biasanya diterima
sebagai indeks dari aliran arus. Menurut Hukum Ohm, arus tergantung pada tegangan,
tahanan jaringan dan untuk
kerusakan jaringan diperlukan waktu untuk arus mengalir. Dalam patologi forensik,
kebanyakan kematian adalah hasil dari disritmia jantung, pengukuran paling penting
dari arus adalah yang mengakibatkan gagal jantung akut. Arus 50-80 mA yang
melewati jantung lebih dari beberapa
detik dapat menyebabkan kematian. Yang masih dapat ditoleransi adalah 30 mA pada
tangan menyebabkan kontraksi otot yang menyakitkan. Kehilangan kesadaran pada 40
mA dan arus yang terus menerus untuk beberapa detik lebih besar dari 50-80 mAmenyebabkan risiko kematian.1 Dampak arus listrik yang mengalir pada tubuh menurut
Cooper antara lain :
a. 12 mA sensasi geli tingling
b. 35 mA Arus Let Go untuk anak anak
c. 68 mA Arus Let Go untuk wanita
d. 79 mA Arus Let Go untuk laki laki
e. 10 -20 mA Tetani otot skelet
f. 2050 mA paralysis otot respirasi ( respiratory arrest )
g. 50100 mA Fibrilasi Ventrikel
3. Tegangan atau voltase (V)
Kerusakan jaringan akibat sengatan listrik secara konvensional berdasar tegangan
dibagi menjadi voltase rendah ( tegangan rumah tangga ) dan voltase tinggi yang
menggunakan 1000 V sebagai batas pembagian yang paling umum.Tegangan tinggi
-
8/11/2019 Visum Dan Otopsi Luka Bakar Listrik
5/26
mengakibatkan arus listrik yang lebih besar, oleh karena itu potensinya lebih besar
menyebabkan kerusakan jaringan.5,22
Kematian orang yang terkena arus listrik bertegangan rendah berbeda dengan yang
bertegangan tinggi, dimana pada yang pertama kematian disebabkan oleh fibrilasi
ventrikel, sedangkan yang kedua biasanya karena luka bakar / panas.20 Tegangan
yang sangat tinggi, dapat secara paradoks lebih aman pada beberapa situasi. Karena
syok dapat mementalkan subyek dari konduktor, sehingga mengurangi waktu kontak di
bawah ambang kerusakan Jantung.
4. Tahanan (R)
Tahanan ( resistensi ) listrik merupakan kemampuan untuk menghalangi arus listrik.
Tubuh mempunyai tahanan terhadap arus listrik yang melaluinya dan tahanan ini
berbedabeda pada tiap bagian tubuh. Berdasarkan besarnya resistensinya terhadap
listrik tubuh dibagi menjadi tiga
bagian : 1) Tahanan rendah : saraf, darah, membran mukosa, otot ; 2) Tahananmenengah : kulit kering, jaringan lemak, tendon ; 3) Tahanan tinggi : tulang. Berdasar
besarnya tahanan kulit mempunyai tahanan menengah tetapi kulit merupakan tahanan
utama tubuh terhadap sengatan listrik karena sebelum memasuki organ yang lebih
dalam arus listrik harus melalui kulit terlebih dahulu. Tahanan kulit bervariasi,
tergantung dari tebalnya lapisan keratin pada epidermis, dimana pada telapak kaki dan
ujung jari lebih tebal dari kulit tipis dimanapun. Tahanan rata-rata adalah antara 500-
10.00 ohm selain tangan dan telapak kaki yang memiliki tahanan 1 juta ohm ketika
kering.
Faktor yang lebih potensial adalah kekeringan atau kelembaban kulit, yang berefek
sangat besar terhadap tahanan. Ketika kulit telapak tangan kering, memiliki tahanan 1juta ohm, ketika basah akan turun menjadi hanya 1200 ohm. Jellinek menemukan kulit
tebal dari pekerja memiliki tahanan 1 sampai 2 juta ohm, Jaffe menyatakan bahwa
berkeringat dapat menurunkan tahanan kulit dari 3000 sampai 2500 ohm.
Resistensi Jaringan (ohms/cm2)
Membran mukosa 100
Lengan volar, paha bagian dalam 30010,000
Kulit kering 5,000
Kulit Basah
a. kamar mandi 1,2001,500
b. Berkeringat 2,500
c. Kulit lain 10,00040,000
d. Telapak kaki 100,000200,000
e. Heavily calloused palm 1,000,0002,000,000
-
8/11/2019 Visum Dan Otopsi Luka Bakar Listrik
6/26
Makin tinggi resistensi dapat menyebabkan jumlah energi yang dikeluarkan pada
permukaan kulit sebagai arus bakar yang menyebabkan luka termal pada kulit tetapi
kerusakan organ internal yang minimal.
5. Frekuensi
Kematian tertinggi akibat trauma listrik terjadi pada aliran 39-150 siklus per detik3
Berdasarkan hasil penelitian Dalziel menyebutkan bahwa frekuensi 50 60 Hz
merupakan arus let go minimum. Arus AC dengan frekuensi 50 Hz, mampu :
1) Merangsang saraf sensoris ;
2) Merangsang saraf motoris;
3)Berefek kontraksi otot.
Frekuensi listrik di bawah 10 Hz menyebabkan arus let go akan meningkat dan otot
otot akan terjadi relaksasi sebagian, sedangkan di atas 100 Hz arus let go akan
meningkat juga, dan otot otot mengalami strenght duration trade off serta refrakter
jaringan yang telah mengalami eksitasi.
6. Durasi atau waktu kontak
Nilai ambang fibrilasi semakin menurun bila waktu semakin besar. Waktu lamanya
seseorang kontak dengan benda yang beraliran listrik menentukan kecepatan
datangnya kematian. Semakin tinggi arus listrik maka waktu kematian pun semakin
cepat. Semakin lama terkena listrik semakin banyak jaringan yang mengalami
kerusakan.1
7. Jalur arus listrik
Jalur arus listrik menentukan resiko jaringan, jenis luka yang terlihat dan derajatkonversi energi listrik ke panas. Jika arus listrik melalui jantung atau thorax maka dapat
menyebabkan disritmia jantung dan kerusakan miokardium secara langsung. Arus yang
melalui otak dapat menyebabkan
respiratory arrest, kejang dan paralisis. Arus yang melalui mata bisa menyebabkan
katarak. Arus yang melalui badan bisa menyebabkan kerusakan yang minimal jika
hanya melalui satu jari.11,20
Densitas arus listrik meningkat, kecenderungan untuk mengalir melalui jaringan dengan
resistensi rendah menjadi lemah. Akhirnya, arus listrik akan mengalir melalui jaringan
dengan tidak teratur, seolah-olah tubuh merupakan konduktor, dengan potensi untuk
menghancurkan seluruh jaringan pada jalur arus listrik. Karena arus listrik biasanya
terpusat pada sumber dan
lantai titik kontak, derajat kerusakan terbesar selalu diobservasi di sini. Akan tetapi,
destruksi ekstensif ke jaringan dalam mungkin ada antara lokasi luka tegangan tinggi
dan dengan permukaan dan selalu merupakan fenomena puncak gunung es.
Kerusakan organ internal bisa berupa titik-titik, dengan area jaringan normal
-
8/11/2019 Visum Dan Otopsi Luka Bakar Listrik
7/26
bersebelahan dengan jaringan terbakar dan kerusakan terhadap struktur pada tmpat
jauh dari titik kontak yang jelas.11,22
Mekanisme Kerusakan Kulit Akibat Sengatan Listrik
Kerusakan kulit yang utama karena sengatan listrik adalah luka bakar. Ada empat
mekanisme yang menyebabkan timbulnya luka bakar pada kulit akibat listrik yaitu 1)
pemanasan electrothermal (electrothermal burn) merupakan pola klasik akibat kontak
langsung dengan konduktor, luka bakar terlihat pada titik masuk dan titik keluar arus
listrik, 2) Lengkung elektrik adalah suatu percikan arus listrik yang timbul diantara dua
permukaan objek yang tidak bersentuhan memiliki beda potensial yang sangat besar,
biasanya pada sumber arus tegangan tinggi dengan ground. Karena besarnya
perbedaan potensial ini, dapat timbul panas sampai
temperatur 2500C. Panas ini dapat menimbulkan luka bakar yang sangat hebat padatitik kontak dengan kulit, 3) Nyala api karena percikan api yang dihasilkan oleh listrik
mengenai pakaian, dan 4) Arus listrk akibat Petir.22 Dari keempat mekanisme diatas
dapat dilihat bahwa penyebab kerusakan kulit adalah perubahan energi listrik menjadi
panas. Energi listrik ini berubah menjadi panas karena kulit mempunyai tahanan yang
cukup tinggi. Perubahan energi listrik menjadi energi panas ini menyebabkan luka bakar
(electrical burn) yang ditandai dengan kerusakan jaringan yang berat dan nekrosis
koagulasi. Lapisan kulit yang terkena panas akan mengalami pemisahan lapisan
epidermis dengan lapisan dermis yang akhirnya timbul luka lepuh. Sel kulit yang
terkena panas akan mengalami kerusakan. Parahnya kerusakan tergantung pada
besarnya energi panas. Jika energi panas kecil maka sel kulit hanya mengalamikerusakan sel yang reversibel. Secara potensial perubahan-perubahan sublethal ini
yang dikenal sebagai perubahan degeneratif. Dua gambaran perubahan seluler
sublethal yang umum terlihat ialah perubahan hidrofik dan perubahan lemak.
Sedangkan bila energi panas denaturasi protein termasuk protein enzim yang akhirnya
sel mengalami nekrosis koagulatifa.23 Walaupun perubahan-perubahan lisis
yang terjadi dalam jaringan nekrotik dapat melibatkan sitoplasma sel, intilah yang paling
jelas menunjukkan perubahanperubahan kematian sel. Biasanya inti sel yang mati
akan melisut, batasnya tidak teratur, dan berwarna gelap dengan zat warna yang biasa
digunakan ahli patologi. Proses ini dinamakan piknosis, dan inti sel disebut piknotik.
Kemungkinan lain, inti dapat hancur, dan meninggalkan pecahan-pecahan zat kromatin
yang tersebar di dalam sel. Proses ini disebut karioreksis. Akhirnya, pada beberapa
keadaan, inti sel yang mati kehilangan kemampuan untuk diwarnai dan menghilang
begitu saja, proses ini disebut kariolisis.
-
8/11/2019 Visum Dan Otopsi Luka Bakar Listrik
8/26
Gambaran Makroskopis Kerusakan Kulit
Kulit merupakan resistor primer terhadap aliran arus listrik dalam tubuh. Resistensi kulit
yang pertama adalah stratum korneum yang berperan sebagai isolator arus 50 volt
selama 6-7 detik mengakibatkan timbulnya lepuh pada area yang resistensinya
terganggu. Gambaran makroskopis kerusakan kulit akibat sengatan listrik tergantung
pada beberapa hal antara lain :
1. Kelembaban dan luas permukaan kulit yang kontak dengan konduktor
Kelembaban kulit berkaitan dengan tahanan kulit seperti dijelaskan di atas. Semakin
lembab kulit maka tahanannya menjadi semakin kecil. Makin tinggi tahanan dapat
menyebabkan jumlah energi yang dikeluarkan pada permukaan kulit sebagai panas
yang menyebabkan luka bakar pada kulit tetapi kerusakan organ internal yang minimal.
Tetapi kerusakan organ internal akan lebih parah jika konduktor kontak langsung
dengan kulit yang lembab. Jadi gambaran luka bakar lebih jelas terlihat jika konduktor
kontak langsung pada kulit dalam keadaan kering (tahanan tinggi) daripada kulit dalamkeadaan lembab (tahanan rendah). Luas Permukaan berbanding lurus dengan tahanan
konduktor. Sehingga semakin luas ( tahanan tinggi ) daerah kulit yang kontak langsung
dengan konduktor kerusakan lebih ringan dari pada luas kontak yang sempit. Di Maio
mengatakan jika arus listrik masuk melalui area yang luas di permukaan tubuh maka
luka bakar yang khas dan bisa dibedakan satu sama lain tidak akan kita temukan.
2. Ketebalan kulit
Bermacam macam histomorfologi alami kulit dengan perbedaan ketebalan lapisan
tanduk (stratum korneum) pada lapisan epidermis dan kandungan fibroblas (pembentuk
serabut kolagen) pada lapisan dermis mempengaruhi gambaran kerusakan kulit.Gambaran kerusakan kulit
tampak jelas pada telapak tangan dan telapak kaki karena mempunyai lapisan tanduk
yang tebal dan kandungan fibroblas yang tinggi.25 Selain itu ketebalan kulit juga
berhubungan dengan besar tahanan listrik, sedangkan tahanan listrik juga berpengaruh
pada gambaran kerusakan kulit.1,3,5
3. Tegangan konduktor listrik
Sengatan oleh benda bermuatan listrik dapat menimbulkan luka bakar akibat
berubahnya energi listrik menjadi panas. Sesuai dengan hukum Ohm yang
menyebutkan bahwa energi panas yang dihasilkan dari listrik sama dengan I2R.
Dengan demikian maka produksi panas berbanding langsung dengan kuadrat intensitas
listrik dan resistensi listrik. Sehingga efek luka
bakar yang paling besar terjadi pada bagian tubuh yang paling besar resistensinya (
kulit ). Selain itu yang mempengaruhi berat ringanya luka adalah besarnya tegangan.
Luka yang disebabkan dari listrik bertegangan rendah (
-
8/11/2019 Visum Dan Otopsi Luka Bakar Listrik
9/26
akibat="akibat" area="area" atau="atau" bagian="bagian" berupa="berupa"
daerah="daerah" dan="dan" dapat="dapat" darah="darah" dengan="dengan" di="di"
disebut="disebut" eritema="eritema" hiperemis="hiperemis" i="i" inilah="inilah"
juga="juga" kawah="kawah" menonjol="menonjol" pelebaran="pelebaran"
pembuluh="pembuluh" pucat="pucat" reaksi="reaksi" sekitarnya="sekitarnya"
seperti="seperti" tengahnya="tengahnya" tepi="tepi" terdapat="terdapat" v="v"
yang="yang">electrical mark
yang biasanya ditemukan pada tempat arus listrik masuk. Hal ini terjadi karena kulit kontak erat
dengan konduktor listrik, maka aliran listrik yang melaluinya memanaskan cairan jaringan dan
menghasilkan uap. Uap tersebut dapat memisahkan lapisan epidermis atau
demo-epidermal junction dan terbentuk lepuh yang menonjol ke permukaan kulit. Bila
lepuh menjadi dingin dan kolaps maka terbentuk gambaran seperti cincin berwarna
kelabu atau putih yang tepinya meninggi dan tengahnya cekung. Di sekeliling lepuh
dikelilingi oleh daerah hiperemis, kemudian di sebelah luar dikelilingi oleh berturut-turut
daerah pucat akibat spasme arteriol dan daerah hiperemis lagi.
Listrik dengan tegangan tinggi ( >1000 V ) akan menyebabkan luka bakar yang lebih
berat ( derajat 3 4 ). Luka akibat tegangan listrik tinggi ini disebut exogenous burn
dimana selain arus listriknya juga karena energi panas yang dikandungnya, misalnya
pada listrik tegangan 330 Volt. Tubuh korban akan hangus terbakar, tak jarang disertai
dengan patah tulang.
Klasifikasi luka bakar menurut forensik:
a) Derajat I : Eritema
Luka bakar hanya mengenai lapisan epidermis, kulit hiperemik (eritema).
b) Derajat II : Vesikel atau bulla
Partial thickness burn (luka bakar parsial). Artinya luka bakar mengenai sebagian dariketebalan kulit (epidermis dan sebagian dermis).Terjadi reaksi eksudasi dengan
terbentuknya vesikel atau
bulla.
c) Derajat III : Nekrosis koagulatif
Full thickness burn. Luka bakar mengenai seluruh ketebalan kulit( epidermis dan
dermis)
d) Derajat IV : Karbonisasi
Selain itu pada listrik tegangan tinggi terjadi loncatan listrik hingga beberapa sentimeter
yang dapat menyebabkan spark lesion yang multipel sehingga terlihat seperti kulit
buaya yang disebut Crocodile skin effect.Spark lesion ( lesi yang berbentuk luka api)merupakan gambaran nodu
berwarna kecoklatan yang keras. Hal ini disebabkan karena proses pendinginan luka
lepuh yang permukaanya dilapisi keratin akibat loncatan listrik.
4. Lama Kontak dengan konduktor listrik
-
8/11/2019 Visum Dan Otopsi Luka Bakar Listrik
10/26
Bila kontak dengan sumber listrik dalam waktu cukup lama akan terjadi Joule burn atau
endogenous burn, sehingga daerah yang tadinya pucat pada electrical mark menjadi
hitam hangus terbakar.
Gambaran Mikroskopis Kerusakan Kulit
Gambaran pada kulit berupa rongga-rongga pada lapisan epidermis, dan kadang pada
dermis. Hal ini disebabkan karena adanya ruang udara yang berasal dari pemisahan
jaringan panas dari sel-sel tersebut. Bagian terluar epidermis dapat terlepas. Pada
beberapa luka trauma listrik ditemukan vakola vakuola kecil pada stratum
korneum.Vakuola berasal dari kelenjar keringat di tempat masuk dan keluarnya arus
listrik, sebagai akibat produksi uap panas berlebih yang
mengakibatkan pelebaran kelenjar keringat tersebut, dikenal sebagai honeycomb atau
Swiss cheese-like apparance.
Bohm (1967) dan Sellier (1975) melaporkan bahwa pada bagian tengah epidermis yang
kontak dengan konduktor tampak kulit tertekan, tipis, membentuk saluran terputus-putus disertai pengarangan dan robekan pada pinggir luka tersebut. Selain itu
terkadang timbul luka lepuh berisi cairan kaya protein dan leukosit. Pada tahun 1981
Thomsen mengamati luka sengatan listrik dengan mikroskop elektron, tampak
gambaran perubahan partikel inti sel. Partikel inti sel berubah bentuk, berisi gumpalan
kromatin, homogen, dan bergranuler halus. Ditemukan pula perpanjangan inti sel
menjadi piknotik.
Semakin besar energi panas yang dihasilkan oleh arus listrik maka semakin luas
kerusakan pada epidermis yang kontak dengan konduktor. Epidermis dapat terlepas
dari ikatannya dengan dermis. Sedangkan pada tepi luka, epidermis mengalami
penebalan, homogen, dan tampak vakuola-vakuola di dalamnya.Gambaran ini tampak nyata jika konduktor kontak dengan telapak tangan dan telapak
kaki. Pada sel-sel basal epidermis tepi luka ditemukan pemanjangan inti sel yang
piknotik. Elongasi tiap-tiap sel tersebut dapat tersusun spiral, loop, whorls, palisadesatu
sama lain. Gambaran yang sama juga ditemukan pada organ-organ kulit asesoris
misalnya pada folikel rambut.25
Seharusnya perhatian perlu ditujukan kepada distribusi nekrosis, pembengkakan dan
perdarahan yang tidak merata di dermis di bawah epidermis yang kontak dengan
konduktor. Gambaran nekrosis akan lebih jelas terlihat di sel basal epidermis kulit.
Pemeriksaan hendaknya juga dilakukan terhadap daerah-daerah yang berada di sekitar
luka.
Gambaran mikroskopis sengatan listrik pada kulit belum pernah ada yang meneliti
tetapi diduga gambaran kerusakan sel dengan paparan listrik yang cukup akan timbul
karena sengatan listrik dapat menghasilkan panas. Kerusakan yang timbul diperkirakan
hampir sama dengan kerusakan sel karena panas pada umumnya yaitu timbul
denaturasi protein yang akhirnya menimbulkan nekrosis sel. Hal ini dibuktikan oleh
-
8/11/2019 Visum Dan Otopsi Luka Bakar Listrik
11/26
Lestari (2008) yang menunjukan kerusakan sel otot pada sengatan listrik di
air.Gambaran kerusakan otot yang hampir sama dengan kerusakan akibat
panas.
ETIOLOGI (2,5,6)
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, trauma listrik terjadi saat seseorang
menjadi bagian dari sebuah perputaran aliran listrik atau bisa disebabkan pada saat
berada dekat dengan sumber listrik. Klasifikasi yang paling sering untuk membagi
trauma karena listrik adalah karena petir, aliran listrik tegangan rendah arus bolak balik
(AC), aliran listrik tegangan tinggi arus bolak balik (AC) dan arus searah.
1. Petir(2,5)
Petir yang diketahui secara umum adalah pelepasan energi potensial atmosfir
diantara awan dan awan. Sedangkan serangan petir (lightning stroke) adalah
pelepasan energi potensial antara awan dan benda bumi. Ledakan petir dihasilkan jika
permukaan bawah awan petir melepaskan muatannya menuju tanah, karenapermukaan bawah dari awan biasanya bermuatan negatif, maka muatan listrik yang
dilepaskan umumnya negatif. Sekitar 5 % dari sambaran petir adalah muatan positif.
Hal ini sering terjadi di daerah pegunungan. Jika orang disambar langsung oleh petir,
kematian tidak bisa dihindarkan yang disebabkan karena luka bakar atau cedera yang
pada pada pusat pernafasan di otak. Kuat arus dalam hal ini mencapai bilangan
kiloampere. Petir dapat menimbulkan kejutan listrik dengan beberapa cara :
Efek langsung: apabila korban terkena petir secara langsung maka korban tak dapat
dielakkan meninggal.
Efek tidak langsung : apabila korban berada ditempat dimana aliran listrik petir telah
terpencar, korban dapat meninggal.
Faktor-faktor yg mempengaruhi gambaran serangan petir pada korban :
a). Efek langsung dari pelepasan energi listrik
Pada korban yang terkena petir akan ditemukan tanda korban meninggal akibat
listrik. Tegangan dan intensitas yang tinggi sekali dapat menimbulkan panas
mengakibatkan luka bakar. Pada kulit korban didapatkan gambaran pohon gundul yang
disebut arborescent marking sebagai akibat vasodilatasi pembuluh darah perifer.
b). Efek mekanik
Terjadi oleh karena dorongan udara yang terdesak sekitar cahaya petir akibat
panas.
c). Efek kompresi
Perpindahan udara menyebabkan terjadinya suara ledakan. Korban dapat
terlempar, pakaian menjadi koyak dan kotor, mirip gelandangan. Luka yang terjadi
akibat persentuhan dengan benda tumpul seperti abrasio, contusio, lacerasio dan
-
8/11/2019 Visum Dan Otopsi Luka Bakar Listrik
12/26
-
8/11/2019 Visum Dan Otopsi Luka Bakar Listrik
13/26
Arus searah (DC) kurang berbahaya dibanding arus bolak-balik (AC); arus dari 50-80
mA AC dapat mematikan dalam hitungan detik, dimana 250 mA DC dalam waktu yang
sama sering dapat selamat. Arus bolak-balik adalah 4-6 kali menyebabkan kematian,
sebagian karena efek bertahan, yang merupakan hasill dari spasme otot tetanoid dan
mencegah korban lepas dari konduktor hidup.
PATOFISIOLOGI.(3,4,6)
Secara umum, energi listrik membutuhkan aliran energi (elektron-elektron) dalam
perjalanannya ke objek. Semua objek bisa bersifat konduktor (menghantarkan listrik)
atau resistor (menghambat arus listrik). Kulit berperan sebagai penghambat arus listrik
yang alami dari sebuah aliran listrik. Kulit yang kering memiliki resistensi sebesar
40.000-100.000 ohm. Kulit yang basah memiliki resistensi sekitar 1000 ohm, dan kulit
yang tebal kira-kira sebesar 2.000.000 ohm. Anak dengan kulit yang tipis dan kadar air
tinggi akan menurunkun resistensi, dibandingkan orang dewasa. Tahanan dari alat-alat
tubuh bagian dalam diperkirakan sekitar 500-1000 ohm, termasuk tulang, tendon, danlemak memproduksi tahanan dari arus listrik. Pembuluh darah, sel saraf, membran
mukosa, dan otot adalah penghantar listrik yang baik. Dengan adanya luka listrik , pada
sayatan melintang akan memperlihatkan kerusakan jaringan. (3,4)
Elektron akan mengalir secara abnormal melewati tubuh yang menyebabkan
perlukaan ataupun kematian dengan cara depolarisasi otot dan saraf, menginisiasi
aliran listrik abnormal yang dapat menggangu irama jantung dan otak, atau produksi
energi listrik menyebabkan luka listrik dengan cara pemanasan yang menyebabkan
nekrosis dan membentuk porasi (membentuk lubang di membran sel).(6)
Aliran sel yang melewati otak, baik tegangan tinggi atau tegangan rendah, dapat
menyebabkan penurunan kesadaran dan secara langsung menyebabkan depolarisasisel-sel saraf otak. Arus bolak balik dapat menyebabkan fibrilasi ventrikel jika aliran listrik
melewati daerah dada. Hal ini dapat terjadi saat aliran listrik mengalir dari tangan ke
tangan, tangan ke kaki, atau dari kepala ke tangan/kaki. (3)
MEKANISME TRAUMA(5)
Pada trauma listrik umumnya menyebabkan luka bakar. Luka tumpul sekunder
juga dapat terjadi jika korban terjatuh dari ketinggian setelah tersengat arus listrik.
Secara umum, luka bakar listrik dapat diklasifikasikan menjadi 2 tipe yaitu:
a. Kontak langsung (direct contact)
Trauma tipe ini, jika terjadi pada tegangan yang tinggi (Voltase di atas 1000 V)
dapat menyebabkan kerusakan jaringan yang parah, nekrosis jaringan lunak dan
tulang, kerusakan otot, dan gagal ginjal.
Lesi yang muncul pada tubuh berupa Lesi Kontak, terjadi pada kulit yang kontak
atau bersentuhan dengan konduktor arus listrik. Kulit yang melepuh, biasanya pada
ujung-ujung jemari atau telapak tangan. Kadang-kadang daerah yang melepuh ini
-
8/11/2019 Visum Dan Otopsi Luka Bakar Listrik
14/26
dipenuhi dengan cairan atau gas dan setelah kematian, baik sebagian ataupun
keseluruhan akan mengempis. Terdapat sedikit atau tidak ada reaksi inflamasi dan
gambarannya menyerupai lepuh post mortem. Kesemua efek ini disebabkan karena
pengaruh panas oleh arus listrik terhadap keratin dengan sifat resisten tinggi.
b. Kontak tidak langsung (indi rect contact)
Contohnya seperti karena kilasan (flash), lidah/nyala api (flame) dan bunga api
listrik (arc).Trauma tipe ini hanya menyebabkan luka bakar superfisial pada kulit, wajah,
dan tangan. Kontak yang sebentar atau sedikit akan menyebabkan percikan atau
loncatan antara kabel dengan kulit. Menyebabkan suatu lesi berupa nodul-nodul kecil
diatasnya terdapat keratin yang kaku dan berwarna kekuningan. Karena meleburnya
lapisan paling luar dari stratum korneum, yang kemudian mengeras. Sekitar lesi: kulit
yang mengeras karena kontraksi dari kapiler. Pada semua kasus kematian karena listrik
tegangan tinggi mendapat luka bakar di tubuhnya. Pada listrik tegangan rendah, luka
bakar umumnya terjadi pada titik masuk, titik keluar listrik atau pada jarak tertentu
antara keduanya jika arus memasuki areal yang luas dengan hambatan minimal,mungkin tidak akan ditemukan luka bakar. Contoh terbaik dalam hal ini ialah bunuh diri
di bak mandi. Jika hanya terjadi kontak yang singkat dengan kawat beratus, mungkin
tidak terjadi suatu luka bakar. Orang dapat pingsan karena fibriliasi ventrikel dan
terlempar dari kabel. Jika kontak tetap berlangsung, akan timbul luka bakar yang berat.
Luka bakar disebabkan oleh panas yang dihasilkan oleh listrik.
GAMBARAN KLINIS(3,4,6)
Banyaknya penyebab dari kasus luka listrik, sehingga anamnesa yang
menunjang sangat diperlukan baik riwayat penyakit sebelumnya maupun hal-hal
spesifik yang berhubungan dengan kejadian saat seseorang terkena aliran listrik. Arahaliran listrik penting untuk mengetahui munculnya luka listrik, arah vertikal dapat
menjadi lebih berbahaya daripada arah horizontal.(3)
Ada 3 derajat dari beratnya luka bakar pada luka akibat listrik (3,6):
1. Luka Bakar Derajat I
- Kerusakan terbatas pada lapisan epidermis (superficial)
- Kulit kering, hiperemis berupa eritem
- Tidak dijumpai bulla
- Nyeri karena ujung-ujung saraf sensoris teriritasi
- Sembuh spontan dalam 5-10 hari
2. Luka bakar derajat II
- Kerusakan meliputi epidermis dan sebagian dermis, berupa reaksi inflamasi disertai
proses eksudasi
- Dijumpai bulla
- Nyeri karena ujung-ujung saraf sensorik teriritasi
- Dasar luka berwarna merah atau pucat sering terletak lebih tinggi di atas kulit normal.
-
8/11/2019 Visum Dan Otopsi Luka Bakar Listrik
15/26
- Dibedakan menjadi dua :
a. Derajat dua A (Superficial)
- Kerusakan mengenai bagian superficial dari dermis.
- Organ-organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat dan kelenjar sebasea masih
utuh.
- Penyembuhan secara spontan dalam 10-14 hari.
b. Derajat dua B (Deep)
- Kerusakan hampir seluruh bagian dermis
- Organ-organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebasea masih
ada.
- Penyembuhan terjadi lebih lama, tergantung dari biji epitel yang tersisa. (biasanya lebih
satu bulan)
3. Luka Bakar Derajat III
- Kerusakan seluruh tebal dermis dan lapisan yang lebih dalam.
- Organ-organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebasea rusak.- Tidak dijumpai bulla
- Kulit yang terbakar berwarna abu-abu dan pucat karena kering letaknya lebih rendah
dibanding kulit sekitar.
- Terjadi koagulasi protein pada epidermis dan dermis.
Selain luka bakar, penemuan khas yang sering ditemukan akibat trauma listrik sebagai
berikut: (4)
1. Electric mark
Electric mark adalah kelainan yang dapat dijumpai pada tempat di mana arus
listrik masuk ke dalam tubuh, dengan tegangan listriknya rendah sampai sedang.
Electric mark berbentuk bundar atau oval, dengan bagian yang datar dan rendahditengah, yang dikelilingi oleh kulit yang menimbul. Bagian tengahnya tersebut biasanya
pucat dan kulit di luar electric mark akan menunjukkan pelebaran pembuluh
darah/hiperemis. Bentuk serta ukuran electric mark tergantung dari bentuk dan ukuran
dari benda yang berarus listrik yang mengenai tubuh.
2. Joule burn
Joule burn atau endogenous burn dapat terjadi bilamana kontak antara tubuh
dengan benda yang mengandung arus listrik cukup lama, dengan demikian bagian
tengah yang dangkal dan pucat pada electric mark dapat menjadi hitam hangus
terbakar.
3. Exogenous Burn
Luka akibat arus listrik yang disebut exogenous burn, dapat terjadi bila tubuh
manusia terkena benda yang berarus listrik dengan tegangan tinggi, yang memang
sudah mengandung panas; misalnya pada tegangan 330 volt. Tubuh korban akan
hangus terbakar dengan kerusakan yang sangat berat, yang tidak jarang disertai
dengan patahnya tulang-tulang.
-
8/11/2019 Visum Dan Otopsi Luka Bakar Listrik
16/26
Dengan demikian dapat dibedakan apakah luka bakar pada korban yang terkena
arus listrik itu termasukjoule burnatau luka bakar tersebut terjadi karen panas dari luar
seperti pada exogenous burn.
Gambar 1. (dikutip dari kepustakaan 6)
Lesi pada kaki akibat trauma listrik tegangan rendah (low voltage)
Gambar 2. (dikutip dari kepustakaan 6)
Electrical Burnpada tangan
Gambar 3. (dikutip dari kepustakaan 6)
Electrical burnpada tegangan 120 V arus listrik AC
GAMBARAN MAKROSKOPIS (1)
Gambaran makroskopis jejas listrik pada daerah kontak berupa kerusakan
lapisan tanduk kulit sebagia luka bakar dengan tepi yang menonjol, di sekitarnya
terdapat daerah yang pucat dikelilingi oleh kulit yang hiperemi. Bentuknya sering sesuai
dengan benda penyebabnya. Metalisasi dapat juga ditemukan pada jejas listrik. Sesuai
dengan mekanisme terjadinya, gambaran serupa jejas listrik secara makroskopik juga
bisa timbul akibat persentuhan kulit dengan benda/logam panas (membara). Walaupun
demikian keduanya dapat dibedakan dengan pemeriksaan mikroskopis. Jejas listrik
bukanlah tanda intravital karena dapat juga ditimbulkan pada kulit mayat/pasca mati
(namun tanpa daerah hiperemi). Kematian dapat terjadi karena fibrilasi ventrikel,
kelumpuhan otot pernapasan dan kelumpuhan pusat pernapasan. (1)
GAMBARAN MIKROSKOPIS (4)
Untuk pemeriksaan mikroskopis pada luka akibat listrik, perangai histologik dari
luka bakar akibat listrik tidaklah spesifik; dan keadan yang sama dapat ditimbulkan
dengan meletakkan objek yang panas pada kulit. Kulit didaerah tersebut dapat
mengkerut epidermisnya, dan seringkali disertai pembentukan vakuolisasi pada lapisan
yang lebih dalam akibat panas dan dapat tampak hangus. Metalisasi dapat terjadi danpartikel dari konduktor yang menempel pada tubuh korban dapat masuk ke dalam kulit,
hal ini dapat diindetifisir dengan pewarnaan khusus. Pasertti dan Viterbo (1965)
menunjukkan adanya perubahan pada otot skelet tikus yang dialiri listrik. Perubahan
tersebut tidak terbatas pada otot akan tetapi sampai nukleus, yang hanya tampak
dengan mirkoskop elektron. (4)
-
8/11/2019 Visum Dan Otopsi Luka Bakar Listrik
17/26
PENYEBAB KEMATIAN KARENA LISTRIK(4,5,7)
Arus listrik dapat menyebabkan kematian melalui tiga mekanisme pokok:(4)
1. Fibrilasi ventrikel dan gagal jantung (cardiact arrest)
Fibrilasi Ventrikel adalah irama yang sangat kacau. Bentuk dan ukuran
gelombangnya sangat bervariasi, dan tidak terlihat gelombangP, QRS maupun T. Tidak
ada depolarisasi ventrikel yang terorganisasi sehingga ventrikel tidak mampu
berkontraksi sebagai suatu kesatuan. Kenyataanya, ventrikel kelihatan seperti bergetar
tanpa menghasilkan curah jantung. Fibrilasi ventrikel merupakan penyebab henti
jantung yang paling sering dan biasanya disebabkan oleh iskemia akut atau infark
miokard. Bentuknya ada yang kasar (coarse) dan halus (fine) tergantung besarnya
amplitude gelombang fibrilasi. Pengobatan adalah dengan kardioversi (DC Shock).
Mula-mula diberikan 200 joules. Fibrilasi yang kasar biasanya baru terjadi dan responsif
terhadap kardioversi. Pada fibrilasi ventrikel yang halus perlu diberikan obat-obat
(adrenalin) sebelum dilakukan kardioversi. Selama tidak ada irama jantung yang efektif
(pulsasi di pembuluh nadi besar tidak teraba) terus menerus dilakukan resusitasijantung paru, sambil mengulangi kardioversi dengan dosis listrik yang lebih besar (360-
400 joules). Juga diberikan lidokain bolus intravena 1 mg/kgBB dan diikuti rumat 2-4
mg/kgBB/menit. (7)
Fibrilasi ventrikel akan timbul akibat trauma listrik pada arus antara 75-100 MA.
Arus listrik yang sangat tinggi (2A atau lebih) tidak menyebabkan fibrilasi ventrikel,
tetapi cenderung henti ventrikel. Ketika arus listrik memasuki tubuh manusia, arus akan
mengalir dari titik kontak menuju permukaan tanah, mengikuti jalur terpendek. Hampir
selalu jalurnya dari tangan menuju kaki. Lama arus mengalir dalam tubuh menentukan
kematian, tergantung dari mekanisme kematian dan kuat arus. Kuat arus yang sangat
lemah kematian disebabkan oleh paralysis otot-otot pernapasan dengan asfiksiasekunder. Pada listrik rumah tangga, dimana kematian terjadi karena fibrilasi ventrikel,
lama kontak sangat penting dalam menimbulkan fibriliasi yang terbilang dalam hitungan
detik atau sepersepuluh detik, tergantung pada kuat arus. Hal ini tentu saja ditentukan
oleh hambatan listrik. Contohnya pada tegangan 110 V, dianggap hambatan 1000 ,
arus yang masuk ke tubuh 110 MA. Pada kasus ini kontak selama 5 detik akan
menghasilkan fibrilasi ventrikel. Jika titik kontak listrik adalah kulit yang lembab dan
tipis, hambatannya mungkin hanya 100 . Dalam hal ini harus yang memasuki tubuh
sebesar 1100 MA dan fibrilasi ventrikel dapat terjadi dalam 0,1 detik. Pada tegangan
tinggi henti jantung dapat terjadi seketika. Pada tegangan tinggi, dapat terjadi luka
panas listrik yang berat/ireversibel. Ketika jantung mulai kembali berdenyut setelah
berhenti, pernafasan mungkin belum kembali karena paralysis pusat pernafasan. Hal ini
kemungkinan karena kelumpuhan pusat pernapasan pada batang otak karena efek
panas yang berlebihan (hipertemik) dari arus listrik. Efektif hipertemik listrik tegangan
tinggi dapat dilihat pada hukuman mati dengan listrik dimana luka bakar derajat tiga
-
8/11/2019 Visum Dan Otopsi Luka Bakar Listrik
18/26
timbul pada tempat kontak elektroda dan kulit, seperti halnya pengamatan Werner
bahwa setelah eksekusi, suhu otak dapat mencapai 63C.(5)
Keadan post mortem: tubuh yang pucat tanpa gambaran kongestif pada kulit atau
organ. (5)
2. Paralisis Pernapasan (Respiratory Paralysis)
Hal ini dapat terjadi bila aliran arus listrik di atas let go thres hold, akan tetapi
tetap di bawah kebutuhan yang dapat menimbulkan fibrilasi ventrikel. Pada eksperimen
kematian korban yang murni karena asfiksia oleh adanya spasme otot. Jantung akan
tetap berdenyut sampai terjadi kematian. Mekanisme tersebut agaknya berkaitan
dengan asfiksia traumatic, dan menimbulkan sianosis yang hebat, petechial
hemorrages sedikit tidak terlampau diffusa tau prominen, akan tetapi masih dapat dilihat
pada konjungtiva, palpebrae dan muka. (4)
Organ yang kongestif, juga pada kulit dan wajah, petechi pada pleura dan perikardium.
Juga dapat kegagalan pernapasan sentral: paralisis batang otak karena jalur arus listrik
melalui kepala. Keadan ini terlihat jika kepala kontak dengan kabel listrik pada saatkecelakaan.
(5)
3. Paralisis Pusat Pernapasan
Paralisis atau kelumpuhan pada pusat pernapasan dapat terjadi bila arus listrik
melewati otak, dan paralisis ini akan menetap setelah arus listrik tersebut melemah atau
hilang. Jantung akan tetap berdenyut, sedangkan pernapasan artifisial yang dilakukan
dalam waktu yang cukup lama (sampai beberapa jam), dapat menolong jiwa korban.
Bentuk yang berlawanan dalam akibat yang ditimbulkan bila seseorang terkena arus
listrik yang melintas kepala, dapat dilihat pada para penderita penyakit jiwa yang untuk
mengatasi keluhan sering dilakukan electro convulsive therapy, dimana si penderita
akan tetap hidup. (4)Arus bolak balik lebih berbahaya daripada arus searah. Selain itu tubuh manusia
4-6 kali lebih peka terhadap arus bolak-balik dibanding arus searah. Arus bolak-balik
dengan frekuensi 39-150 putaran perdetik adalah yang paling mematikan, karena
berhubungan dengan frekuensi fibrilasi otot jantung. Ketika sebuah tangan memegang
sebuah konduktor hidup, maka efek pegangan pada aliran arus listrik menyebabkan
otot tangan menjadi kejang, kemudian tangan terus menggenggam konduktor tersebut
sehingga tidak bisa dilepaskan. Arus listrik berjalan terus menerus dalam satu jangka
waktu tertentu meskipun dalam arus yang rendah berakibat fatal. Frekuansi 50 putaran
/ detik sangat beresiko tinggi sedangkan 6 10 mA cukup untuk menimbulkan efek
gangguan ( tangan melekat pada benda yang dialiri arus listrik ).(5)
PEMERIKSAAN KORBAN (2)
1. Pemeriksaan di Tempat Kejadian Perkara (TKP)
Pada pemeriksaan korban di TKP. Langka pertama kali adalah mematikan aliran
listrik atau menjauhkan kawat listrik dari dengan kayu kering. Pastikan korban apakah
-
8/11/2019 Visum Dan Otopsi Luka Bakar Listrik
19/26
masih hidup atau sudah meninggal. Bila lebam mayat (-), maka mungkin mati suri dan
perlu pertolongan segera sampai timbul tanda kematian pasti.
2. Pemeriksaan Jenazah
Terbagi 3 yaitu:
a. Pemeriksaan Luar
Penting sekali karena justru kelainan yang menyolok adalah pada kulit korban.
Cari tanda-tanda listrik atau current mark (electric mark = stroomerk van jellinek =
joule burn). Current markadalah tanda untuk luka akibat listrik dan merupakan tempat
masuknya aliran listrik.
Gambaran current mark :
Bentuk oval
berwarna kuning atau coklat keputihan atau coklat kehitaman atau abu-abu
kekuningan
dikelilingi daerah kemerahan dan edema sehingga menonjol dari jaringan sekitarnya.
Cara mencari current mark pada tubuh korban terutama adalah pada telapak tangandan telapak kaki dan sebelumnya harus dicuci terlebih dahulu dengan sabun dan bila
perlu disikat. Dapat terjadi metalisasi pada kulit yang bersentuhan dengan kabel atau
kawat yang berarus listrik. Metalisasi terjadi akibat panas yang ditimbulkan sedemikian
besar sehingga ion-ion asam jaringan bereaksi dengan ion-ion logam dari kawat atau
kabel membentuk garam dan menyebar di jaringan.
Derajat current mark:
- Tanda listrik yg terkecil sebesar kepala jarum dengan warna kemerahan
- Tanda lain berupa gelembung berisi cairan
- Tanda yang lebih berat yaitu kulit menjadi hangus arang, rambut terbakar, tulang dapat
meleleh dengan pembentukan butir kapur- Panas tinggi sehingga kawat listrik menguap dan mengkondensir dijaringan tubuh =
electric metalisasi.
b. Pemeriksaan Dalam
Biasanya tidak ditemukan kelainan yang khas. Pada otak dapat terjadi
perdarahan kecil-kecil, terutama daerah ventrikel III dan IV. Pada pemeriksaan jantung,
terjadi fibrilasi bila dilalui aliran listrik dan berhenti pada fase diastole, sehingga terjadi
dilatasi jantung kanan. Pada paru didapatkan edema dan kongesti. Pada pemeriksaan
organ viscera terjadi kongesti yang merata. Peteki / perdarahan mukosa Traktus
Gastrointestinal ditemukan pada 1 dari 100 kasus fatal akibat listrik. Pada hati didapat
lesi yang tidak khas. Pada tulang, karena tulang mempunyai tahanan listrik yang besar,
maka bila ada aliran listrik akan terjadi panas sehingga tulang menjadi leleh dan
terbentuklah butiran-butiran calcium phosphatyang menyerupai mutiara ataupearl like
bodies.
c. Pemeriksaan Tambahan
pemeriksaan PA pada current mark:
-
8/11/2019 Visum Dan Otopsi Luka Bakar Listrik
20/26
Ada bagian sel yang memipih, pengecatan dengan metoxy lineosin akan berwarna
lebih
gelap dari yang normal.
Sel-sel stratum corneum menggelembung dan vacuum
Sel dan intinya dari stratum basalis menjadi lonjong dan tersusun secara palisade
Ada sel yg mengalami karbonisasi dan ada pula bagian sel-sel yang rusak dari
stratum
Corneum
PEMBAHASAN1.Tanatologi
Pada pemeriksaan luar, didapatkan kaku mayat (rigor mortis) pada seluruh
badan, dan sukar dilawan. Rigor mortis adalah kekakuan yang terjadi pada otot yang
kadang-kadang disertai dengan sedikit pemendekkan serabut otot, yang terjadi setelah
periode pelemasan/relaksasi primer. hal tersebut disebabkan oleh karena terjadinya
perubahan kimiawi pada protein yang terdapat dalam serabut-serabut otot. Kaku mayat
akan terjadi pada seluruh otot, baik otot lurik maupun otot polos. Kaku mayat mulai
terdapat sekitar 2 jam post-mortal dan mencapai puncaknya setelah 10-12 jam post-
mortal, keadan ini akan menetap selama 24 jam; dan setelah 24 jam kaku mayat mulaimenghilang sesuai urutan terjadinya, yaitu dimulai dari otot-otot wajah, leher, lengan,
dada, perut, dan tungkai. Di dalam pembentukan kaku mayat, peranan ATP adalah
sangat penting. Serabut otot dibentuk oleh dua jenis protein, yaitu aktin dan miosin,
yang bersama-sama dengan ATP membentuk suatu masa yang lentur dan dapat
berkontraksi. Bila kadar ATP menurun, maka akan terjadi perubahan pada aktomisin,
dimana sifat lentur dan kemampuan untuk berkontraksi menghilang sehingga otot yang
bersangkutan akan menjadi kaku dan tidak dapat berkontraksi. Oleh karena kadar
glikogen yang terdapat pada setiap otot itu berbeda-beda, sehingga sewaktu terjadinya
pemecahan glikogen menjadi asam laktat dan energi tersebut digunakan untuk
resintesa ATP, akan menyebabkan adanya perbedaan kadar ATP dalam setiap otot.
Keadaan tersebut dapat menerangkan mengapa kaku mayat akan mulai tampak pada
jaringan otot yang jumlah serabut ototnya sedikit.(4)
Pada pemeriksaan luar juga didapatkan lebam mayat (livor mortis) pada
muka, leher, punggung, tidak hilang pada penekanan. Livor mortis (post mortem
-
8/11/2019 Visum Dan Otopsi Luka Bakar Listrik
21/26
hypostasis, suggillation), terjadi sebagai akibat pengumpulan darah dalam pembuluh-
pembuluh darah kecil, kapiler dan venule, pada bagian tubuh yang rendah karena daya
gravitasi. Lebam mayat akan tampak sebagai daerah pada kulit yang berwarna merah-
ungu (livide); dan dengan berlangsungnya waktu lebam mayat akan tampak semakin
meluas. Lebam mayat akan mulai tampak sekitar 30 menit setelah kematian somatisdan intensitas maksimal akan dicapai dalam waktu 8-12 jam post mortal. Dengan
demikian penekanan pada daerah lebam mayat yang dilakukan setelah 8-12 jam
tersebut lebam mayat tidak akan menghilang. Tidak hilangnya lebam mayat pada saat
itu dikarenakan telah terjadi perembesan darah akibat rusaknya pembuluh darah ke
dalam jaringan di sekitar pembuluh darah tersebut.(4)
Selain kaku dan lebam, pada pemeriksaan luar juga didapatkan sudah mulai ada
tanda-tanda pembusukan didaerah perut bagian bawah.Pembusukan
(decomposition, putrefaction) adalah proses degradasi jaringan yang terjadi akibat
autolisis dan kerja bakteri. Autolisis adalah pelunakan dan pencairan jaringan yang
terjadi dalam keadan streril. Autolisis timbul akibat kerja digestif oleh enzim yang
dilepaskan sel pascamati dan hanya dapat dicegah dengan pembekuan jaringan.
Setelah seseorang meninggal, bakteri yang normal hidup dalam tubuh segera masuk ke
jaringan. Darah merupakan media terbaik bagi bakteri tersebut untuk tumbuh. Sebagian
besar bakteri berasal dari usus dan yang terutama adalah Clostridium welchii. Pada
proses pembusukan ini terbentuk gas-gas alkana H2S dan HCN, serta asam amino dan
asam lemak. Pembusukan baru tampak kira-kira 24 jam pasca mati berupa warna
kehijauan pada perut kanan bawah, yaitu daerah sekum yang isinya lebih cair dan
penuh dengan bakteri serta terletak dekat dinding perut. Warna kehijauan ini
disebabkan oleh terbentuknya sulf-met-hemoglobin. Secara bertahap warna kehijauan
ini akan menyebar ke seluruh perut dan dada, dan bau busuk pun mulai tercium.
Pembuluh darah bawah kulit akan tampak seperti melebar dan berwarna hijau
kehitaman. Selanjutnya kulit ari akan terkelupas atau membentuk gelembung berisi
cairan kemerahan berbau busuk. (1)
Pada pemeriksaan dalam juga ditemukan usus dua belas jari, usus halus, dan
usus besar berisi gas pembusukan. Pembentukan gas di dalam tubuh, dimulai di
dalam lambung dan usus, akan mengakibatkan tegangnya perut dan keluarnya cairankemerahan dari mulut dan hidung. Itulah sebabnya pada pemeriksaan luar hidung dan
mulut ditemukan keluar darah warna coklat dari lubang hidung kanan dan keluar cairan
darah warna coklat dari mulut. Gas yang terdapat di dalam jaringan dinding tubuh akan
mengakibatkan terabanya derik (krepitasi). Gas ini menyebabkan pembengkakan tubuh
yang menyeluruh, tetapi ketegangan terbesar terdapat di daerah dengan jaringan
longgar, seperti skrotum dan payudara. Tubuh berada dalam seperti petinju (pugilistic
-
8/11/2019 Visum Dan Otopsi Luka Bakar Listrik
22/26
attitude), yaitu kedua lengan dan tungkai dalam sikap setengah fleksi akibat
terkumpulnya gas pembusukan didalam rongga sendi.(1)
Selain perubahan pada mayat tersebut diatas. Perubahan lain yang dapat
digunakan untuk memperkirakan saat mati bisa juga dengan perubahan pada mata.
Pengeringan kornea yang menimbulkan kekeruhan merupakan tanda kematian tidakpasti. Pada pemeriksaan luar mayat, ditemukan kelopak mata kanan dan kiri tertutup,
bola mata tidak menonjol, selaput bening mata (kornea) keruh, selaput putih (sclera)
kemerahan, selaput lendir mata (konjungtiva) tidak ada perdarahan. Kekeruhan kornea
terjadi lapis demi lapis. Kekeruhan yang terjadi pada lapis terluar dapat dihilangkan
dengan meneteskan air, tetapi kekeruhan yang telah mencapai lapisan lebih dalam
tidak dapat dihilangkan dengan tetesan air. Kekeruhan yang menetap ini terjadi sejak
kira-kira 6 jam pasca mati. Baik dalam keadan mata tertutup maupun terbuka, kornea
menjadi keruh kira-kira 10-12 jam pasca mati dan dalam beberapa jam saja fundus
tidak tampak jelas. Setelah kematian tekanan bola mata menurun, memungkinkan
distorsi pupil pada penekanan bola mata. Tidak ada hubungan antara diameter pupil
dengan lamanya mati.(1)
Berdasarkan ilmu thanatologi, dapat disimpulkan bahwa perkiraan
kematian telah terjadi antara 24-36 jam karena didapatkannya kaku mayat seluruh
tubuh dan sukar dilawan, dan lebam mayat pada muka, leher, punggung, tidak hilang
pada penekanan. Serta telah didapatkan tanda-tanda pembusukan pada perut.
2. Mekanisme Trauma
Pada pemeriksaan luar didapatkan luka-luka pada kulityaitu pada kulit leher
terdapat luka memar, sebesar kepala jarum pentul pada bahu kiri 2 cm dari pangkal
leher. Pada kulit pinggang terdapat luka memar ukuran 2x2 cm pada pinggang sebelah
kiri warna ungu kehitaman, lokasi 17 cm di sebelah kiri bawah pusat. Selain itu pada
pemeriksaan dalam, kulit kepala dalam terdapat hematoma pada bagian depan kanan
ukuran 3x2,5 cm, bagian belakang kiri 3,5x4 cm, dan bagian belakang kanan berukuran
4x4 cm. Pada trauma listrik umumnya menyebabkan luka bakar akan tetapi luka tumpul
sekunder juga dapat terjadi jika korban terjatuh dari ketinggian setelah tersengat arus
listrik. Luka akibat kekerasan beda tumpul dapat berupa memar (kontusio, hematom),luka lecet (ekskoriasi, abrasi), dan luka terbuka/robek (vulnus laseratum). Pada mayat
tersebut ditemukan luka memar pada bahu kanan dan kulit pinggang. Luka memar
adalah suatu perdarahan dalam jaringan bawah kulit/kutis akibat pecahnya apiler dan
vena, yang disebabkan oleh kekerasan benda tumpul. Luka memar kadang memberi
petunjuk tentang bentuk benda penyebabnya. Letak, bentuk dan luas luka memar
dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti besarnya kekerasan, jenis benda penyebab
-
8/11/2019 Visum Dan Otopsi Luka Bakar Listrik
23/26
(karet, kayu, besi), kondisi dan jenis jaringan (jaringan ikat longgar, jaringan lemak),
usia, jenis kelamin, corak dan warna kulit, kerapuhan pembuluh darah, penyakit
(hipertensi, penyakit kardiovaskuler, diatesis hemoragik). Umur luka memar secara
kasar dapat diperkirakan melalui perubahan warnanya. Pada saat timbul, memar
berwarna merah, kemudian berubah menjadi ungu atau hitam, setelah 4-5 hari akanberwarna hijau yang kemudian akan berubah menjadi kuning dalam 7 sampai 10 hari,
dan akhirnya menghilang dalam 14 sampai 15 hari. Perubahan warna tersebut
berlangsung mulai dari tepi dan waktunya dapat bervariasi tergantung derajat dan
berbagai faktor yang mempengaruhinya.(3)
Pada pemeriksaan luar kulit ekstremitas tampak luka listrik pada jari ketiga,
keempat, dan kelima tangan kiri, ketiganya pada ruas jari tengah (kulit terkelupas
warna putih, terdapat bintik hitam di tengah luka dan sekitar luka membengkak). Ukuran
luka pada jari ketiga 0,5x0,5 cm, jari keempat 1x0,5 cm, dan jari kelima 0,5x0,5 cm.
Luka listrik pada jari ketiga, keempat, dan kelima tangan kiri merupakan tanda-tanda
listrik atau current mark(electric mark = stroomerk van jellinek = joule burn). Current
markadalah tanda untuk luka akibat listrik dan merupakan tempat masuknya aliran
listrik. Gambaran current markyaitu bentuk oval, berwarna kuning atau coklat keputihan
atau coklat kehitaman atau abu-abu kekuningan dan dikelilingi daerah kemerahan dan
edema sehingga menonjol dari jaringan sekitarnya. (2)
Pada pemeriksaan dalam, didapatkan pemeriksaan jantung ukuran 15x11x5cm
warna merah kecoklatan, bentuk bilik tidak ada kelainan, tebal otot bilik kiri (ventrikel
kiri) 3,5 cm, bilik kanan (ventrikel kanan) 2 cm. Nilai pengukuran pada jantung normal
orang dewasa adalah sebagai berikut: ukuran jantung sebesar kepalan tangan kanan
mayat, berat sebesar 300 gram, ukuran lingkaran katup atrium ventrikel kanan sekitar
11 cm, yang kiri sekitar 9,5 cm, lingkaran katup pulmonal sekitar 7 cm dan aorta sekitar
6,5 cm. Tebal otot ventrikel dextra 3-5 mm sedangkan yang sinistra sekitar 14 mm.(3)
Pada mayat tersebut, terjadi penebalan (hipertrofi) otot-otot pada ventrikel kiri
dan kanan. Hipertrofi miokard terjadi sebagai mekanisme kompensasi jantung agar
darah bisa mengalir ke organ-organ vital seperti otak. Hipertrofi miokard merupakan
salah satu kapasitas jantung yang paling luar biasa dan penting untuk beradaptasi
(menyesuaikan ) baik secara akut maupun kronik untuk mengubah bebanhemodinamik. Penyesuaian akut diperantarai oleh dua mekanisme yaitu: (1).
Perubahan jumlah jembatan yang bersiklus antara miofilamen aktin dan miosin, yang
kemudian tergantung pada panjang sarkomer miokard (penyesuaian ini cepat, pada
tingkat molekuler, hukum Starling pada jantung), dan (2). Perubahan pada kontraktilitas
yang diperantarai oleh neurotransmitter adrenergik norepinefrin melalui reseptor
-
8/11/2019 Visum Dan Otopsi Luka Bakar Listrik
24/26
adrenergik. Derajat aktivasi reseptor ini akhirnya mengatur konsentrasi ion kalsium
dekat protein kontraktil dan dengan demikian kontraktilitas miokard.(8)
Pada pemeriksaan mikroskopis jantung ditemukan pada ventrikel kiri dan
kanan tampak gambaran sel-sel otot jantung yang patah-patah (reksis).(8)Reksis
merupakan salah satu tanda yang ditemukan pada fibrilasi ventrikel karena iramajantung yang sangat kacau sehingga otot-otot jantung reksis. Fibrilasi ventrikel
merupakan salah satu bentuk disritmia. Disritmia atau gangguan irama jantung yang
merupakan jenis komplikasi tersering pada infark miokardium, dengan denyut
premature ventrikel terjadi pada hampir semua pasien dan terjadi denyut kompleks
pada sebagian besar pasien. Disritmia terjadi akibat perubahan elektrofisiologi sel-sel
miokardium. Perubahan elektrofisiologi ini bermanifestasi sebagai perubahan bentuk
potensial aksi, yaitu rekaman grafik aktivitas listrik sel. Misalnya, perangsangan
simpatis akan meningkatkan depolarisasi spontan sehingga meningkatkan kecepatan
denyut jantung. Secara klinis, diagnosis disritmia berdasarkan interpretasi hasil EKG. (9)
Kematian sebagai akibat penyakit jantung biasanya disebabkan karena
gangguan irama jantung atau kelemahan pemompaan progresif. Sering yang satu
menyebabkan penyakit jantung yang lain. Semua penyakit jantung dalam bahasan ini
dapat disertai berbagai macam aritmia seperti fibrilasi atrium, ekstrasistole atau
takikardi dan fibrilasi ventrikel yang mengancam kelangsungan hidup penderita.
Gangguan irama jantung terjadi bila jalur konduksi normal dihambat oleh nekrosis,
radang, dan fibrosis, maupun bila kesalahan metabolisme lokal menimbulkan fokus
iritasi listrik. Meskipun aritmia terjadi secara dramatic, sukar untuk diidentifikasi lesi
patologi yang khas. Selain itu, penyakit jantung utama, bila dalam keadaan parah,
dapat berpengaruh pada kapasistas fungsi pemompaan. Melalui lintasan apa pun,
sindrom klinik yang dikenal sebagai kegagalan jantung kongestif (CHF), dapat
menimbulkan dan mendominasi gambaran klinik. Perubahan morfologi utama, demikian
pula tanda dan gejala yang menandai CHF dinyatakan oleh dampak sekunder gagal
sirkulasi pada berbagai alat tubuh. Secara makroskopi jantung hanya menunjukkan
hipertrofi dan dilatasi saja, seiring perubahan penyakit yang melatarbelakanginya. Pada
paru, oleh karena bendungan darah dalam sirkulasi paru, tekanan dalam vena
pulmonalis meningkat yang diteruskan mencapai kapiler. Segera disusul edemasebagai akibat peningkatan tekanan hidrostatik, dilatasi kapiler septa dan pelebaran
batas antar endotel. Paru yang khususnya dapat mudah terjadi edema karena susunan
jaringannya longgar menyebabkan tidak ada tekanan jaringan yang melawan
pembebasan cairan(10)
. Hal tersebut bisa menjelaskan kenapa pada pemeriksaan dalam
didapatkan paru-paru kiri dengan ukuran 21x3x6,5 cm, pada mikroskopisnya
didapatkan diantara alveoli-alveoli tampak pembuluh darah melebar dan berisi eritrosit,
-
8/11/2019 Visum Dan Otopsi Luka Bakar Listrik
25/26
alveoli juga tampak melebar, dan terdapat bintik antrakosis. Begitu juga pada paru-paru
kanan yang berukuran 22x15x6,5cm, mikroskopisnya sama seperti paru-paru kiri.
Pada pemeriksaan luar ekstremitas, kuku-kuku pada kaki dan tangan biru
(sianosis). Kemungkinan ada hubungannya dengan Paralisis Pernapasan (Respiratory
Paralysis). Hal ini dapat terjadi bila aliran arus listrik di atas let go thres hold, akantetapi tetap di bawah kebutuhan yang dapat menimbulkan fibrilasi ventrikel. Pada
eksperimen kematian korban yang murni karena asfiksia oleh adanya spasme otot.
Jantung akan tetap berdenyut sampai terjadi kematian. Mekanisme tersebut agaknya
berkaitan dengan asfiksia traumatik, dan menimbulkan sianosis yang hebat, petechial
hemorrages, akan tetapi masih dapat dilihat pada konjungtiva, palpebrae dan muka.(4)
Pada pemeriksaan organ visera seperti hati, limpa, dan ginjal, hampir semuanya
berisi eritrosit. Terlihat pada pemeriksaan mikroskopisnya. Hal tersebut terjadi karena
adanya gangguan sirkulasi dari jantung sehingga organ viscera terjadi kongesti yang
merata. Petechie / perdarahan mukosa Tractus GI ditemukan pada 1 dari 100 kasus
fatal akibat listrik.(4)
Pada pemeriksaan dalam, selaput otak keras (duramater) terdapat bercak-
bercak perdarahan, dan bekuan darah di subdural. Juga pada pemeriksaan mikroskopis
otak, diantara sel-sel otak besar tampak perdarahan-perdarahan. Hal ini terjadi karena
gangguan sirkulasi sehingga pada otak dapat terjadi perdarahan kecil-kecil, terutama
daerah ventrikel III dan IV. (2)
Terdapatnya bekuan darah dan bercak-bercak darah pada selaput otak keras
(duramater) bermakna jika telah terjadi trauma tumpul pada daerah tersebut. Subdural
Bleeding merupakan perdarahan yang lokalisasinya antara duramater dengan
arachnoid dan biasanya disertai pula dengan perdarahan subarachnoid. Perdarahan ini
dapat terjadi oleh karena robeknya sinus, arteri basilaris atau berasal dari perdarahan
subarachnoid. Perdarahan subdural dapat pula disebabkan oleh penyakit
pachymeningitis haemorrhagica interna, perdarahan ini merupakan perdarahan kronik
sehingga terdapat darah beku yang berlapis-lapis, darah beku pertama adalah yang
melekat pada bagian selaput otak tebal.(1)
Jadi dapat disimpulkan penyebab kematian pada mayat tersebut karena
kegagalan pernafasan yang disebabkan oleh gangguan sirkulasi yang disebabkan olehkegagalan fungsi jantung yang disebabkan karena gangguan irama jantung (fibrilasi
ventrikel) yang diakibatkan adanya aliran listrik.
-
8/11/2019 Visum Dan Otopsi Luka Bakar Listrik
26/26
DAFTAR PUSTAKA
1. Budiyanto A, Widiatmaka W, Sudiono S,dkk. Ilmu KedokteranForensik. Jakarta: Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran UniversitasIndonesia.1997. H: 2554.
2. Hoediyanto, H. Trauma Listrik, Bagian Ilmu Kedokteran Forensik UniversitasAirlangga, Surabaya. [online]. 2012. [cited 3 september 2012]. Available from:http://www.fk.uwks.ac.id/elib/Arsip/Departemen/Forensik/Tr.%20Listrik.pdf
3. Mansjoer, Arif, dkk, Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, Jilid 2. Fakultas Kedokteran UI,Jakarta, 2000; H: 370-1
4. Idries,Abdul M. Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik Edisi Pertama. Jakarta. BinarupaAksara. 1997. H: 108117
5. Arsyadi, gunawan. Luka Bakar dan luka listrik. Bahan Kuliah Forensik. FakultasKedokteran Universitas Hasanuddin, 2008.
6. Cushing, Tracy A. [online]. 2010. [cited 28 October 2010]. Available from:http://emedicine.medscape.com/article/770179-overview
7. Rilantono, Ismudiati E, dkk. Buku Ajar Kardiologi. Jakarta: Fakultas Kedokteran UI.2004. H:275-2888. Isselbacher, Braunwald, Wilson. Harrison, Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta.
ECG. 2000. H.1065-11189. Price A. Sylvia, Wilson M. Lorraine. Patofisiologi, Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit. Jakarta. ECG. 2006. 630-65410. Robbins dan Kumar. Buku Ajar Patologi II. Edisi 4. Jakarta: EGC. 1995. H:29-33
http://www.fk.uwks.ac.id/elib/Arsip/Departemen/Forensik/Tr.%20Listrik.pdfhttp://www.fk.uwks.ac.id/elib/Arsip/Departemen/Forensik/Tr.%20Listrik.pdfhttp://www.fk.uwks.ac.id/elib/Arsip/Departemen/Forensik/Tr.%20Listrik.pdfhttp://emedicine.medscape.com/article/770179-overviewhttp://emedicine.medscape.com/article/770179-overviewhttp://emedicine.medscape.com/article/770179-overviewhttp://emedicine.medscape.com/article/770179-overviewhttp://www.fk.uwks.ac.id/elib/Arsip/Departemen/Forensik/Tr.%20Listrik.pdf