viskositas dan humiditas

Upload: romadhona-safitri

Post on 09-Oct-2015

39 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

visko

TRANSCRIPT

III. DASAR TEORITemperatur bola kering dan temperatur bola basah dalam pemprosesan sering diperlukan untuk menentukan uap air di dalam aliran gas. Operasi ini lebih dikenal dengan proses humidifikasi. Penggunaan yang paling sederhana dan luas dalam proses humidifikasi adalah proses pengeringan padatan basah dengan pengukuran jumlah kandungan air dan pemakaian Ac. Untuk menentukan relatif humidifitas dan humidifitas dari campuran air-uap digunakan grafik humidifikasi.Cara penggunaan grafik humidifikasi adalah buat garis perpotongan antara temperatur bola kering dan bola basah dari titik perpotongan tarik garis sampai memotong garis relatif humidifitas sedangkan untuk menentukan humidifitas tarik garis perpotongan temperatur bola kering dan bola basah sampai memotong garis humidifitas.Humidifitas (kelembaban) adalah nilai kuantitas air yang terkandung dalam udara lembab. Nilai tersebut dapat ditampilkan sebagai Humiditas absolut (mv) Rasio Humidifitas dan Humidifitas relatif 0. Humiditas absolut mv: total massa uap air yang terkandung dalam suatu sistem campuran udara lembab dalam suatu kuantitas volume tertentu. Humiditas relatif (lebih dikenal dalam meteorologi sebagai relatif humiditi-RH) adalah nilai perbandingan antara tekanan parsial uap air aktual terhadap tekanan parsial uap air pada keadaan saturasi dengan suhu yang sama (suhu tabung kering).Rasio humiditas (Humiditas spesifik) xv didefinisikan sebagai rasio jumlah massa air yang terkandung dalam setiap satuan massa udara kering. Rasio humiditas dalam udara lembab memiliki nilai antara xv = 0 (udara kering) dan nilai maksimum xv = xvs (udara saturasi atau jenuh). Kelembaban relatif adalah jumlah uap air di udara pada suhu tertentu dibandingkan dengan uap air maksimum yang udara mampu menahan tanpa itu kondensasi, pada suhu tertentu. Kelembaban relatif yang dinyatakan sebagai persentase dan dihitung dengan cara berikut :

Humiditas saturasi didefinisikan melalui persamaan :Hs = x Dimana : Hs = Humiditas saturasi ( kg/kg dry air) Ps = Tekanan uap air pada suhu ts P = Tekanan absolut

Persen relatif humiditas ( % RH ) persamaannya :%RH = Dimana %RH = % Humiditas saturasi Ps = Tekanan uap air pada suhu ts P = Tekanan absolutTermometer bola basah ( wet-bulb ) merupakan suhu yang didapat bila udara didinginkan pada tekanan konstan sampai jenuh ( 100% kelembaban ) oleh penguapan air dengan panas laten yang berasal dari udara tersebut.Temperatur bola kering merupakan suhu yang diperoleh dari pengukuran suhu yang terjaga dari sinar matahari dan embun ( udara bebas )Kelembapan udara menyatakan banyaknya uap air dalam udara. jumlah uap air dalam udara ini sebetulnya hanya merupakan sebagian kecil saja dari seluruh atmosfer, yaitu hanya kira-kira 2 % dari jumlah masa. Akan tetapi uap air ini merupakan komponen udara yang sangat penting ditinjau dari segi cuaca dan iklim Uap air adalah suatu gas, yang tidak dapat dilihat, yang merupakan salah satu bagian dari atmosfer. Kabut dan awan adalah titik air atau butir-butir air yang melayang-layang di udara. Kabut melayang-layang dekat permukaan tanah, sedangkan awan melayang-layang di angkasa. Banyaknya uap air yang di kandung oleh hawa tergantung pada temperatur.Faktor-faktor yang mempengaruhi Kelembapan :1. Ketingian Tempat Apabila semakin tinggi tempat maka tingkat kelembabannya juga tinggi karena suhunya rendah dan sebaliknya semakin rendah tempat suhunya semakin tinggi dan kelembabannya pun menjadi rendah.2. Kerapatan Udara Kerapatan udara.Ini juga berkaitan dengan suhu dimana apabila kerapatan udara padadaerah tertentu rapat maka kelembabanya tinggi. Sedangkan apabila kerapatan udara di suatu daerah renggang maka tinggkat kelembabannya juga rendah. Diketahui pula antara kerapatan,suhu,dan ketinggian tempat juga saling berkaitan..3. Tekanan Udara. Tekanan udara juga mempengaruhi kelembaban udara dimana apabila takanan udara pada suatu daerah tinggi makakelembabanya juga tinggi,hal ini disebabkan oleh kapasitas lapang udaranya yang rendah. 4. Radiasi Matahari. Dimana adanya radiasi matahari ini menyebabkan terjadinya penguapan air di udara yang tingkatannya tinggi sehingga kelembaban udaranya semakin besar. 5. Angin Adanya angin ini memudahkan proses penguapan yang terjadi pada air laut menguap ke udara. Besarnya tingkat kelembaban ini dapat berubah menjadi air dan terjadi pembentukan awan. 6. Suhu Apabila suhu suatu tempat tinggi maka kelembabanya rendah dan sebaliknya apabila suhu rendah maka kelembaban tinggi. Dimana hal ini antara suhu dan kelembaban ini juga berkaitan dengan ketinggian tempat.7. Kerapatan Vegetasi Jika tumbuhan tersebut kerapatannya semakin rapat maka kelembabannya juga tinggi hal ini di sebabkan oleh adanya seresah yang menutupi pada permukaan tanah sangat besar sehingga berpengaruh pada kelembabannya.Bahkan sebaliknya apabila kerapatannya jarang maka tinggkat kelembabannya juga rendah karena adanya seresah yang menutupi permukaan tanah ini sedikit I. PROSEDUR KERJA

1. Menyiapkan alat TM dengan menggunakan blower2. Menyiapkan termometer bola basah dengan cara membungkus ujung termometer dengan kain kasa atau tisue dan di lilit isolasi bening.3. Menghidupkan blower pada alat TM4. Mencelupkan termometer bola basah ke dalam gelas kimia yang berisi air5. Mengukur temperatur bola basah dan bola kering secara bersamaan selama lebih kurang 5 menit

II. DATA PENGAMATAN

Percobaan I

No PercobaanTemperaturWaktu (menit)Temperatur Bola KeringTemperatur Bola Basah

1a. Temperatur awalb. Temperatur akhir529C30C29C54C

2a. Temperatur awalb. Temperatur akhir529C30C29C54C

3a. Temperatur awalb. Temperatur akhir529C30C29C52C

4a. Temperatur awalb. Temperatur akhir529C30C29C54C

5a. Temperatur awalb. Temperatur akhir529C30C29C50C

6a. Temperatur awalb. Temperatur akhir529C29C29C53C

7a. Temperatur awalb. Temperatur akhir529C30C29C54C

8a. Temperatur awalb. Temperatur akhir529C38C29C52C

9a. Temperatur awalb. Temperatur akhir529C30C29C54C

10a. Temperatur awalb. Temperatur akhir529C28C29C54C

Percobaan II

TemperaturTemperatur Bola KeringTemperatur Bola Basah

Suhu awal28C ( bola basah )30C ( bola kering )Kenaikan suhu selama 5 menit30C28C

32C29C

50C30C

52C30C

53C30C

54C31C

Percobaan III

TemperaturTemperatur Bola KeringTemperatur Bola Basah

Suhu awal28C ( bola basah )28C ( bola kering )Kenaikan suhu selama 5 menit28C28C

47C30C

49C32C

50C34C

53C34C

53C34C

III. PERHITUNGAN

Berdasarkan percobaan III diperoleh perhitungan secara teoritis :Dik : Dari tabel Vapor PressureT = 34C , Ps = 39,898 mmHg P = 760 mmHg ( 1 atm = 760 mmHg) Humiditas SaturasiHs = x

Hs = x Hs = x = 0,034 kg/kg dry air

Berdasarkan tabel vapor pressure saat T bola kering 53C = 107,20 mmHg T bola basah 28C = 29,870 mmHg %RH = = 27,86%

IV. ANALISIS DATA

Pada percobaan kali ini untuk mengamati kandungan air yang ada dalam udara, untuk menentukan nilai relatif humiditas ( RH) dan nilai humiditas saturasi. Percobaan dilakukan hingga 3 kali, masing-masing selama 5 menit untuk melihat pergerakan nilai pada skala termometer baik untuk temperatur bola basah maupun bola kering. Pada percobaan I dengan pengukuran temperatur bola basah menggunakan tissue yang dililitkan pada ujung termometer, menimbulkan hasil yang nilai temperatur bola basahnya tidak menemui titik potong dengan temperatur bola keringnya ( saat pembacaan melalui grafik ) sehingga tidak dapat menentukan berapa nilai humiditas saturasinya maupun %RH pada kondisi tersebut. Penyebabnya karena bahan berupa tissue yang digunakan terlalu tebal saat melapisi permukaan ujung termometer, karenanya hembusan udara dari blower tidak berpengaruh dalam penentuan temperatur bola basah dalam percobban I ini.Untuk percobaaan ke II dan III bahan diganti dengan menggunakan kasa. Hal ini dikarenakan kasa memiliki pori-pori kecil yang dapat terjaga kelembabannya dibandingkan dengan tissue. Namun pada percobaan II hasil yang diperoleh masih belum terpenuhi. Kondisi suhu yang tidak stabil ,baik pada temperatur bola kering maupun temperatur bola basah membuat diharuskan adanya percobaan III. Hasil yang diperoleh memperlihatkan suhu yang dihasilkan telah stabil, dimana pada temperatur bola basah diperoleh pada suhu 34 C dan temperatur bola kering pada suhu 53 C. Temperatur bola basah yang didapat lebih kecil dari temperatur bola kering karena dipengaruhi oleh kelembaban tisue yang dililitkan di ujung termometer. Temperatur bola basah dan bola kering mengalami kenaikan suhu yang disebabkan oleh suhu udara yang dihembuskan oleh blower dari alat temperatur measurementDalam menentukan nilai relatif humiditas maupun humiditas saturasi dapat dilakukan dengan pembacaan grafik dan perhitungan. Melalui pembacaan grafik, diperoleh %RH 30 % dengan nilai humiditas saturasi 0,027 kg/kg dry air. Sedangkan melalui perhitungan dengan memasukkannya dalam persamaan, diperoleh hasil yang tak jauh berbeda dengan hasil pembacaan grafik, dimana untuk %RH 27,86% dan nilai humiditasnya 0,034 kg/kg dry air. Perbedaan ini dikarenakan, masing-masing metode baik pembacaan grafik dan perhitungan memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Pada metode perhitungan hanya sekedar memasukkan data ke persamaan dan terpaku pada rumus, tanpa kesulitan dalam pembacaan. Pada pembacaan grafik, diperlukan tingkat ketelitian dalam melihat dan membaca grafik, khususnya dalam menemukan titik perpotongan garis antara bola basah dan bola kering, sehingga diperoleh hasil yang sesuai

I. DASAR TEORIViskositas adalah ukuran yang menyatakan kekentalan suatu cairan atau fluida. Kekentalan merupakan sifat cairan yang berhubungan erat dengan hambatan untuk mengalir. Kekentalan ini dipengaruhi oleh kohesi antara zat cair.(Garda-pengetahuan.blogspot.com/2011/01/pengertianviskositas.html)

Faktor faktor yang mempengaruhi viskositas adalah sebagai berikut (Dird 1987) :a. TekananViskositas cairan akan naik seiring dengan naiknya tekanan, sedangkan viskositas gas tidak dipengaruhi oleh tekanan.

b. TemperaturViskositas akan turun dengan naiknya suhu, sedangkan viskositas gas akan naik dengan naiknya suhu. Pemanasan zat cair menyebabkan molekul molekulnya memperoleh energi. Molekul molekul cairan bergerak sehingga gaya interaksi antar molekul melemah, dengan demikian viskositas cairan akan turun dengan naiknya temperatur.

c. Kehadiran Zat LainPenambahan gula tebu meningkatkan viskositas air. Adanya bahan tambahan seperti bahan suspensi menaikkan viskositas air. Pada minyak ataupun gliserin adanya penambahan air akan menyebabkan viskositas akan turun karena gliserin ataupun minyak akan semakin encer.

d. Ukuran dan Berat MolekulViskositas akan naik dengan naiknya berat molekul. Misalnya laju aliran alkohol cepat, aliran minyak laju alirnya lambat dan kekentalan tinggi serta laju aliran lambat sehingga viskositas tinggi.

e. IkatanSemakin banyak ikatan rangkap semakin besar viskositas. Dengan adanya ikatan hidrogen maka viskositas akan naik.(Hedi Hastiawan.wordpress.com/kimia-fisika/viskositas)

Viskositas dapat diukur dengan menggunakan laju aliran yang melalui tabung berbentuk silinder. Cara ini merupakan salah satu cara yang mudah dan dapat digunakan untuk cairan maupun gas.Menurut hukum Polsuille, jumlah cairan yang mengalir melalui pipa persatuan waktu mempunyai persamaan :

Dimana :v = volume total cairant = waktuP = tekananr = jari jariL = panjang pipa = viskositas cairanPersamaan diatas juga berlaku untuk fluida gas.Ada beberapa viskometer yang sering digunakan untuk menentukan viskositas suatu fluida, yaitu:1. Viskometer Oswald : untuk menentukan laju alir kapiler.2. Viskometer Hoppler : untuk menentukan laju beda dalam cairan.3. Viskometer Silinder Putar : untuk menentukan satu dari dua silinder yang konsentris pada suhu atau putaran sudut tertentu.

Viskometer OswaldPada viskometer oswald yang diukur adalah waktu yang dibutuhkan oleh sejumlah cairan tertentu untuk mengalir melalui pipa kapiler dengan gaya yang disebabkan oleh berat benda itu sendiri.Pengukuran viskositas ini menggunakan pembanding air, hal ini dimaksudkan untuk mengurangi kesalahan pengukuran nilai. Viskositas cairan menggunakan viskometer oswald dapat ditentukan dengan persamaan: , sehingga didapat bila menggunakan viskositas air adalah :

Viskometer HopplerPada Viskometer Hoppler yang diukur adalah waktu yang dibutuhkan oleh sebuah bola untuk melewati cairan pada jarak dan tinggi tertentu, karena adanya gaya gravitasi benda yang jatuh melalui medium yang berviskositas dengan kecepatan yang semakin besar melalui kecepatan maksimum.Kecepatan maksimum dapat dicapai bila gaya gravitasi sama dengan gaya tahan medium (f). Besarnya gaya tahan (friksi) untuk benda yang berbentuk bola oleh Stokes dirumuskan :

Dimana :f = friksi = viskositasr = jari jariv = kecepatan

(m mo) g

Pada kesetimbangan gaya kebawah adalah (m mo) g. Sehingga :6 r v = (m mo) gAtau

Dimana :m = massa bola logammo = massa cairan yang dipindahkang = gravitasi

No. BolaBahan BolaDensitas(gr / cm3)Diameter(mm)K( mpa s cm3 / gr s)Cp(mpa s)

1Gelas Boron Silika2,215,81 0,010,0070,5 10

2Gelas Boron Silika2,213,3 0,050,899 100

3Alloy Besi Nikel8,115,6 0,050,0940 700

4Alloy Besi Nikel8,115,2 10,7150 - 5000

5Alloy Besi Nikel8,114,0 0,571500 - 50000

6Alloy Besi Nikel8,111,0 135> 7500

6Gelas Boron Silika2,215,91 0,02-Gas

6.3Gelas Boron Silika2,215,200,420 200

6.4Gelas Boron Silika2,214,403,5150 - 1500

Perhitungan viskositas dinamik dalam satuan mPa.s digunakan rumus:

Dimana :k = konstanta bola (mPa.s cm3 / gr s)P1 = densitas bola (gr / cm3)P2 = densitas sampel (gr / cm3)t = waktu

Manfaat pengukuran viskositas pada industriViskositas digunakan sebagai parameter dari produk yang di produksi industri tersebut. Contohnya : OliContoh aplikasi dari viskositas adalah pelumas mesin. Pelumas mesin ini biasanya kita kenal dengan nama oli. Oli merupakan bahan penting bagi kendaraan bermotor. Oli yang dibutuhkan tiap-tiap tipe mesin kendaraan berbeda-beda karena setiap tipe mesin kendaraan membutuhkan kekentalan yang berbeda-beda. Kekentalan ini adalah bagian yang sangat penting sekali karena berkaitan dengan ketebalan oli atau seberapa besar resistensinya untuk mengalir. Sehingga sebelum menggunakan oli merek tertentu harus diperhatikan terlebih dahulu koefisien kekentalan oli sesuai atau tidak dengan tipe mesin. Memilih dan menggunakan oli yang baik dan benar untuk kendaraan bermotor merupakan langkah tepat untuk merawat mesin dan peralatan kendaraan agar tidak cepat rusak dan mencegah pemborosan. Masyarakat umum beranggapan bahwa fungsi utama oli hanyalah sebagai pelumas mesin. Padahal oli memiliki fungsi lain, yakni sebagai pendingin, pelindung karat, pembersih dan penutup celah pada dinding mesin. Sebagai pelumas mesin oli akan membuat gesekan antar komponen didalam mesin bergerak lebih halus dengan cara masuk kedalam celah-celah mesin, sehingga memudahkan mesin untuk mencapai suhu kerja yang ideal.Viskositas dari oli sangat diperhitungkan untuk meminimalisir gaya gesek yang ditimbulkan oleh mesin yang bergerak dan terkontak satu terhadap yang lain sehingga mencegah terjadinya keausan. Pada permesinan bagian yang paling sering bergesekan adalah piston, ada banyak bagian lain namun gesekannya tak sebesar yang dialami piston. Disinilah kegunaan oli. Oli memisahkan kedua permukaan yang berhubungan sehingga gesekan pada piston diperkecil. Selain itu, oli juga bertindak sebagai fluida yang memindahkan panas ruang bakar yang mencapai 1000-1600 derajat celcius ke bagian lain mesin yang lebih dingin, sehingga mesin tidak over heat (sebagai pendingin). Pembersih mesin dari sisa pembakaran dan deposit senyawa karbon yang masuk dalam ruang bakar supaya tidak muncul endapan lumpur.Teknologi mesin yang terus berkembang menuntut kerja pelumas semakin lengkap, seperti penambahan anti karat dan anti foam. Semakin kental oli, maka lapisan yang ditimbulkan menjadi lebih kental. Lapisan halus pada oli kental memberi kemampuan ekstra menyapu atau membersihkan permukaan logam yang terlumasi. Sebaliknya oli yang terlalu tebal akan memberi resitensi berlebih mengalirkan oli pada temperatur rendah sehingga mengganggu jalannya pelumasan ke komponen yang dibutuhkan. Untuk itu, oli harus memiliki kekentalan lebih tepat pada temperatur tertinggi atau temperatur terendah ketika mesin dioperasikan karena nilai viskositas masing-masing oli akan berkurang jika suhu cairan dinaikkan. Suhu semakin tinggi diikuti makin rendahnya viskositas oli atau sebaliknya. Beberapa kriteria yang penting yang harus dipenuhi oleh oli antara lain :1. Viskositas harus cukup kental untuk menahan agar bagian peralatan yang bergerak relatif terpisah, tetapi juga harus mencegah kebocoran dari segel.2. Fluida harus cukup pada saat awal yaitu pada saat peralatan masih dingin.3. Dapat membentuk film yang cukup kuat untuk pelumasan perbatasan.4. Tahan terhadap oksidasi suhu tinggi.5. Mengandung deterjen dan dispersan cukup untuk menyerap endapan atau lumpur yanga terbentuk.6. Tidak membentuk emulsi dengan air yang masuk dari segel yang bocor.Dengan tingkat kekentalan yang disesuaikan dengan kapasitas volume maupun kebutuhan mesin. Maka semakin kental oli, tingkat kebocoran akan semakin kecil, namun disisi lain mengakibatkan bertambahnya beban kerja bagi pompa oli. Oleh sebab itu, peruntukkan bagi mesin kendaraan Baru (dan/atau relatif baru berumur dibawah 3 tahun) direkomendasikan untuk menggunakan oli dengan tingkat kekentalan minimum SAE10W. Sebab seluruh komponen mesin baru (dengan teknologi terakhir) memiliki lubang atau celah dinding yang sangat kecil, sehingga akan sulit dimasuki oleh oli yang memiliki kekentalan tinggi. Selain itu kandungan aditif dalam oli, akan membuat lapisan film pada dinding silinder guna melindungi mesin pada saat start. Sekaligus mencegah timbulnya karat, sekalipun kendaraan tidak dipergunakan dalam waktu yang lama.Disamping itu pula kandungan aditif deterjen dalam pelumas berfungsi sebagai pelarut kotoran hasil sisa pembakaran agar terbuang saat pergantian oli. Oli jenis mesin diesel ini memerlukan tambahan aditif dispersant dan detergent untuk menjaga oli tetap bersih karena menghasilkan kontaminasi jelaga sisa pembakaran yang tinggi. Sedangkan bila oli yang digunakan sudah tipe sintetik maka tidak perlu lagi diberikan bahan aditif lain karena justru akan mengurangi kireja mesin bahkan merusaknya.Tingkat kekentalan oli disebut Viscosity Grade, yaitu ukuran kekentalan dan kemampuan oli untuk mengalir pada temperatur tertentu menjadi prioritas terpenting dalam memilih oli. Kode pengenal oli adalah berupa huruf SAE yang merupakan singkatan dari Society of Automotive Engineers. Selanjutnya angka yang mengikuti dibelakangnya, menunjukkan tingkat kekentalan oli tersebut. Misalnya oli yang bertuliskan SAE 15W-50, berarti oli tersebut memiliki tingkat kekentalan SAE 10 untuk kondisi suhu dingin dan SAE 50 pada kondisi suhu panas. Semakin besar angka yang mengikuti kode oli menandakan semakin kentalnya oli tersebut. Sedangkan huruf W yang terdapat dibelakang angka awal, merupakan singkatan dari Winter. Dengan kondisi seperti ini, oli akan memberikan perlindungan optimal saat mesin start pada kondisi ekstrim sekalipun. Sementara itu dalam kondisi panas normal, idealnya oli akan bekerja pada kisaran angka kekentalan 40-50 menurut standar SAE.

II. PROSEDUR PERCOBAAN1. Membersihkan alat viskometer.2. Menentukan massa jenis bola (lihat tabel) dan massa jenis cairan yang akan digunakan.3. Memasukkan sampai kedalam tabung viskometer sampai penuh. Usahakan tidak ada gelembung udara.4. Menghidupkan stopwatch pada saat bola sampai tanda batas paling atas dan mematikan stopwatch pada saat bola sampai pada tanda batas paling bawah.5. Mencatat waktu yang diperoleh.6. Membersihkan viskometer setelah selesai praktikum.

III. DATA PENGAMATANa. Bola alloy besi nikel = 8,1 gr / cm3Tetapan k = 7 mPa.s cm3 / gr.s

b. Paraffin = 0,8 gr / cm3

No.Temperatur (C)Viskositas (mPa.s)Waktu (s)t (s)

123

1213151,33752716261,67

2223270,464646464

3242776,2664514854

4263372,667676466

5273287,2665695964,33

IV. PERHITUNGANTemperatur 21 C

= 7 mPa.s.cm3 / gr.s . (8,1 gr / cm3 0,8 gr / cm3) . (61,67 s) = 7 mPa.s.cm3 / gr.s . (7,3 gr / cm3) . (61,67 s) = 3151,337 mPa.s

Temperatur 22 C

= 7 mPa.s.cm3 / gr.s . (8,1 gr / cm3 0,8 gr / cm3) . (64 s) = 7 mPa.s.cm3 / gr.s . (7,3 gr / cm3) . (64 s) = 3270,4 mPa.s

Temperatur 24 C

= 7 mPa.s.cm3 / gr.s . (8,1 gr / cm3 0,8 gr / cm3) . (54,33 s) = 7 mPa.s.cm3 / gr.s . (7,3 gr / cm3) . (54,33 s) = 2776,26 mPa.s

Temperatur 26 C

= 7 mPa.s.cm3 / gr.s . (8,1 gr / cm3 0,8 gr / cm3) . (66 s) = 7 mPa.s.cm3 / gr.s . (7,3 gr / cm3) . (66 s) = 3372,6 mPa.s

Temperatur 27 C

= 7 mPa.s.cm3 / gr.s . (8,1 gr / cm3 0,8 gr / cm3) . (64,33 s) = 7 mPa.s.cm3 / gr.s . (7,3 gr / cm3) . (64,33 s) = 3287,26 mPa.s

Skala 1 : 500

V. ANALISA DATAPada percobaan ini, dilakukan pengujian viskositas pada parafin. Dengan variabel yang digunakan yaitu variabel suhu. Untuk mengetahui pengaruh suhu terhadap viskositas parafin tersebut.Dari percobaan yang dilakukan didapatkan hasil bahwa setiap terjadinya kenaikan suhu, nilai viskositas parafin tersebut juga ikut naik. Hal ini berbanding terbalik terhadap teori yang ada yaitu viskositas dipengaruhi oleh temperatur yaitu apabila suhu meningkat dapat menyebabkan molekul molekul dari parafin tersebut memperoleh energi dan kemudian molekul molekul tersebut akan bergerak dan menyebabkan gaya interaksi antar molekul melemah. Dengan demikian viskositas larutan akan menurun. (Tony Bird.1993.Kimia Fisika untuk Universitas.Jakarta : Gramedia)Adanya perbedaan analisis dari pengukuan pada praktikum dan teori yang telah ada, dapat disebabkan dari beberapa faktor. Tetapi faktor yaitu :1. Pengukuran waktu saat percobaan yang kurang teliti.2. Masih adanya udara yang tertinggal didalam tabung pada saat percobaan dilakukan.3. Pengukuran temperatur yang kurang teliti, yaitu terdiri dari :3.1. parafin yang telah berada didalam tabung tidak dapat diukur temperaturnya secara keseluruhan. Hal ini dikarenakan apabila termometer dimasukkan secara keseluruhan kedalam tabung maka parafin akan menerima tekanan dan akan menyebabkan parafin tersebut keluar dari tabung.3.2. Temperatur parafin yang cepat mengalami kenaikan. Sehingga pada saat percobaan, ternyata temperatur parafin yang berada didalam tabung tidak sesuai dengan temperatur parafin yang sebenarnya.

VI. KESIMPULANDari percobaan yang dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa :Viskositas parafin pada percobaan diperoleh sebagai berikut : Temperatur 21 C = 3151,337 mPa.s Temperatur 22 C = 3270,4 mPa.s Temperatur 24 C = 2776,26 mPa.s Temperatur 26 C = 3372,6 mPa.s Temperatur 27 C = 3287,26 mPa.s