visi dan misi periode 2018-2023 bab i pendahuluan...

30
1 VISI DAN MISI BAKAL CALON GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR PERIODE 2018-2023 BAB I PENDAHULUAN Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan provinsi yang memiliki sejumlah potensi dan keunikan yang tidak ditemukan pada provinsi lain di Indonesia. Diantaranya adalah komodo di Manggarai (sudah masuk sebagai salah satu New Seven Wonder), danau Kelimutu di Ende, budaya Pasola di Sumba, taman laut di Alor, dan lain-lain.Berbagai potensi dan keunikan ini, dapat digunakan sebagai modal dasar dalam upaya meningkatkan pembangunan di Provinsi NTT, guna mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Sementara itu, kompleksitas permasalahanyang belum terselesaikan dan akandihadapioleh Provinsi Nusa Tenggara Timur,antara lain: masalah kemiskinan, pendidikan, kesehatan, tingginya angka kematian ibu dan anak, pertumbuhan ekonomi yang belum merata, pemerataanpembangunan hingga ke pelosok yang belum sesuai harapan, terbatasnya kesempatan kerja, terbatasnya intrastruktur dan fasilitas transportasi, kesenjangan sosial dan persoalan korupsi, serta kesiapan menghadapi perkembangan ekonomi global, hal ini membutuhkan penanganan yang lebih serius melalui berbagai progam, strategi dan pendekatan pembangunan sebagai upaya peningkatan kesejahteraan seluruhrakyat Provinsi NTT. Oleh karena itu, program pembangunan Provinsi NTT pada Tahun 2018-2023 menuntut adanya perhatian yang lebih serius, tidak hanya untuk menghadapi permasalahan yang belum terselesaikan. Namun juga untuk mengantisipasi berbagai perubahan yang muncul di masa yang akan datang, serta memperhitungkan

Upload: others

Post on 12-Jan-2020

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: VISI DAN MISI PERIODE 2018-2023 BAB I PENDAHULUAN …ntt.kpu.go.id/file/file/teknis/14._visi_misi_esthon-christ.pdf · Karena merupakan provinsi kepulauan, akses dari kabupaten/kota

1

VISI DAN MISI BAKAL CALON GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR

PERIODE 2018-2023

BAB I PENDAHULUAN

Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan provinsi yang

memiliki sejumlah potensi dan keunikan yang tidak ditemukan pada provinsi lain di Indonesia. Diantaranya adalah komodo di Manggarai (sudah masuk sebagai salah satu New Seven Wonder), danau Kelimutu di Ende, budaya Pasola di Sumba, taman laut di Alor, dan lain-lain.Berbagai potensi dan keunikan ini, dapat digunakan sebagai modal dasar dalam upaya meningkatkan pembangunan di Provinsi NTT, guna mewujudkan kesejahteraan masyarakat.

Sementara itu, kompleksitas permasalahanyang belum terselesaikan dan akandihadapioleh Provinsi Nusa Tenggara Timur,antara lain: masalah kemiskinan, pendidikan, kesehatan, tingginya angka kematian ibu dan anak, pertumbuhan ekonomi yang belum merata, pemerataanpembangunan hingga ke pelosok yang belum sesuai harapan, terbatasnya kesempatan kerja, terbatasnya intrastruktur dan fasilitas transportasi, kesenjangan sosial dan persoalan korupsi, serta kesiapan menghadapi perkembangan ekonomi global, hal ini membutuhkan penanganan yang lebih serius melalui berbagai progam, strategi dan pendekatan pembangunan sebagai upaya peningkatan kesejahteraan seluruhrakyat Provinsi NTT. Oleh karena itu, program pembangunan Provinsi NTT pada Tahun 2018-2023 menuntut adanya perhatian yang lebih serius, tidak hanya untuk menghadapi permasalahan yang belum terselesaikan. Namun juga untuk mengantisipasi berbagai perubahan yang muncul di masa yang akan datang, serta memperhitungkan

Page 2: VISI DAN MISI PERIODE 2018-2023 BAB I PENDAHULUAN …ntt.kpu.go.id/file/file/teknis/14._visi_misi_esthon-christ.pdf · Karena merupakan provinsi kepulauan, akses dari kabupaten/kota

2

berbagai isu-isu lokal, nasional dan global yang akan berimplikasi pada peningkatan kesejahteraan dan daya saing masyarakat di Provinsi NTT.

Bertolak dari uraian di atas, maka pembangunan Provinsi NTT pada tahun 2018-2023 akan dilaksanakan berbagai program kerja yang mengacu pada Visi, Misi, Strategi dan Agenda Pembangunan yang mampu menjawab permasalahan dan kebutuhan masyarakat, yang diperoleh dari hasil analisis secara cermat terhadap kondisi lingungan internal dan eksternal. Dengan demikian, berbagai program pembangunan pada lima tahun ke depan diharapkan mampu mendorong peningkatan dan percepatan pembangunan dengan mengandalkan berbagai potensi yang ada di Provinsi NTT serta memanfaatkan peluang-peluang yang tercipta sesuai perkembangan zaman, kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi dan informasi.

Page 3: VISI DAN MISI PERIODE 2018-2023 BAB I PENDAHULUAN …ntt.kpu.go.id/file/file/teknis/14._visi_misi_esthon-christ.pdf · Karena merupakan provinsi kepulauan, akses dari kabupaten/kota

3

BAB II

GAMBARAN POTENSI DAN PERMASALAHAN PEMBANGUNAN PROVINSI NTT

2.1. Gambaran Potensi

Provinsi NTT memilikisejumlah kekayaan sumberdaya alam maupun sumberdaya manusia dan sosial budaya sebagai potensi dan modal pembangunan yang dapat diandalkan pada lima tahun ke depan. Adapun potensi tersebutdapat dijelaskan sebagai berikut.

2.1.1. Potensi Sumber Daya Alam 2.1.1.1. Geografi dan Iklim

Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan provinsi kepulauan dengan jumlah pulau sebanyak 1.192 pulau, 432 pulau mempunyai nama dan 44 pulau berpenghuni. Pulau besar berpenghuni biasa disebut dengan Flobamorata (Flores, Sumba, Timor, Alor, dan Lembata). Luas wilayah daratan NTT adalah seluas 47.931,54 KM2. NTT secara astronomis terletak antara 80 – 120 Lintang Selatan dan 1180 – 1250 Bujur Timur. Karena merupakan provinsi kepulauan, akses dari kabupaten/kota menuju ibu kota provinsi NTT, Kupang, dapat ditempuh menggunakan beberapa sarana. Jalur darat/transportasi darat digunakan untuk Kabupaten/Kota yang berada di pulau Timor (Kabupaten Kupang, Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara, Belu, Malaka, dan Kota Kupang). Untukkabupaten lain dapat menggunkan jalur laut ataupun udara (NTT dalam Angka, 2016).

Wilayah di NTT memiliki suhu yang bervariasi. Dari 10 stasiun meteorologi/klimatologi di NTT, tercatat suhu tertinggi pada tahun 2015 adalah 37,4⁰C dan terendah adalah 8,8⁰C. Secara umum daerah NTT tergolong panas dengan rata-rata suhu antara 2628⁰C sepanjang tahun 2015 dengan pengecualian beberapa wilayah yang memiliki rata-rata suhu 19,9⁰C. Rata-rata curah hujan yang tercatat pada stasiun

Page 4: VISI DAN MISI PERIODE 2018-2023 BAB I PENDAHULUAN …ntt.kpu.go.id/file/file/teknis/14._visi_misi_esthon-christ.pdf · Karena merupakan provinsi kepulauan, akses dari kabupaten/kota

4

meteorologi/klimatologi adalah antara 600-2700 mmᶾ. Berdasarkan jumlah hari hujan dalam setahun, Kabupaten Manggarai memiliki jumlah hari hujan tertinggi yaitu 160 hari hujan disusul Manggarai Barat dengan 125 hari hujan dan Ngada dengan 121 hari hujan. Sedangkan daerah yang memiliki jumlah hari hujan terendah adalah Kabupaten Sumba Tengah dengan 31 hari hujan disusul Timor Tengah Selatan dengan 62 hari hujan dan Timor Tengah Utara dengan 68 hari hujan pada tahun 2015. 2.1.1.2. Pariwisata

Salah satu potensi yang dimiliki Provinsi NTT adalah potensi pariwisata, yang terdiri dari wisata budaya dan religi, wisata alam, wisata pantai dan taman laut. Misalnya: di Pulau Timor ada wisata adat dan religi (Boti), hutan wisata (camplong), wisata pantai (Kupang), di Rote Ndao ada wisata selancar (Nemrala), di Flores ada komodo (manggarai), wisata rohani (Larantuka), wisata budaya pengkapan ikan paus (Lamalerra), dan di Pulau Sumba ada wisata budaya pasola, kampong adat dan wisata pantai. Alor Taman laut dan tempat selam terbaik, dan potensi serta destinasi lainnya di kabupaten/kota se-NTT.

Jumlah wisatawan yang mengunjungi Provinsi NTT tahun 2015 adalah sebanyak 441.316 orang terdiri atas 66.860 wisatawan mancanegara dan 374.456 wisatawan domestik. Jumlah ini mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2014 dengan total 397.543 wisatawan. Kabupaten/kota dengan kunjungan wisatawan terbanyak adalah Kota Kupang dengan 192.505 wisatawan, diikuti Kabupaten Manggarai Barat dengan 71.681 wisatawandan sisanya tersebar pada 20 kabupaten/kota lainnya (NTT dalam Angka, 2016).

Fasilitas pendukung pariwisata, hotel yang sudah tersedia di Provinsi NTT pada tahun 2015 sebanyak 334 hotel, bertambah 16 hotel dibandingkan tahun 2014 yang berjumlah jumlah 318 hotel. Tingkat Penghunian Kamar (TPK) Hotel Berbintang tahun 2015 mencapai 45,98 persen (NTT dalam Angka, 2016).

Page 5: VISI DAN MISI PERIODE 2018-2023 BAB I PENDAHULUAN …ntt.kpu.go.id/file/file/teknis/14._visi_misi_esthon-christ.pdf · Karena merupakan provinsi kepulauan, akses dari kabupaten/kota

5

2.1.1.2. Pertanian dan Perkebunan

Penduduk Provinsi NTT sebagian besar bekerja pada sektor pertanian. Dari seluruh penduduk yang bekerja 61,65 persen bekerja pada sektor pertanian. Dari sisi ekonomi, sektor pertanian memberi kontribusi 29,65 persen terhadap PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Provinsi NTT tahun 2015 (NTT dalam Angkat 2016).

Luas lahan sawah di NTT tahun 2015 adalah 210.773,6 hektar dengan produktivitas padi sawah adalah 4,14 ton/ha dan padi lading 2,17 ton/ha. Total produksi padi pada tahun 2015 mencapai 948.088 ton gabah kering giling (GKG). Sebagai provinsi yang mengkonsumsi jagung sebagai makanan sehari-hari, produksi jagung di NTT meningkat dari 647.110 ton pipilan kering pada 2014 menjadi 685.081 ton pada 2015. Hal ini kemungkinan berhubungan dengan luas panen yang meningkat dari 257.025 ha di 2014 menjadi 273.194 ha pada tahun 2015 (NTT dalam Angkat 2016).

Komoditas sayuran pada tahun 2015 yang paling banyak diproduksi adalah Labu Siam dengan produksi 102.283 kuintal dan luas panen 1.248 Ha. Buah-buahan yang paling banyak di produksi adalah buah Pisang, sebanyak 1.082.978 kuintal pada tahun 2015 (NTT dalam Angkat 2016).

Komoditas perkebunan pada tahun 2015 dengan luas tanam terbesar berturut-turut adalah Kelapa, Kopi, dan Kakao. Produksi kelapa adalah 68.217 ton, kopi sebanyak 21.011 ton, dan kakao sebanyak 18.408 ton tahun 2015 (NTT dalam Angkat 2016). 2.1.1.3. Peternakan

Populasi ternak yang paling banyak di Provinsi NTT adalah babi dengan jumlah 1.812.449 ekor pada tahun 2015. Produksi daging untuk babi sendiri adalah sebanyak 32.726.100 kg. Selain babi, sapi juga merupakan ternak unggulan dari NTT dengan populasi mencapai 899.534 ekor pada tahun 2015.

Page 6: VISI DAN MISI PERIODE 2018-2023 BAB I PENDAHULUAN …ntt.kpu.go.id/file/file/teknis/14._visi_misi_esthon-christ.pdf · Karena merupakan provinsi kepulauan, akses dari kabupaten/kota

6

Jumlah ternak sapi yang dipotong di RPH pada tahun 2015 sebanyak 31.891 ekor dan berkontribusi sebesar 2,64% terhadap keseluruhan produksi daging sapi di Indonesia dan berada di urutan ke 11 dari keseluruhan propinsi. 2.1.1.4. Perikanan dan Kelautan

Rumah tangga perikanan tangkap tahun 2015 mengalami penurunan dari tahun 2014 menjadi 30.761 rumah tangga. Namun dari sisi produksi, terjadi peningkatan pada perikanan tangkap dari 104.459 ton di tahun 2014 menjadi 118.827 ton pada tahun 2015. Jumlah rumah tangga perikanan budidaya tahun 2015 adalah 38.443 rumah tangga, subsektor budidaya laut adalah kelompok terbesar dengan 31.426 rumah tangga. Produksi sektor budidaya laut mencapai 2.056.169 ton.

� Hasil produk perikanan dan kelautan NTT untuk tahun 2015 adalah sebagai berikut;

Jumlah Potensi ikan laut sebesar 388.000 Ton;

Jumlah Produksi perikanan tangkap 2.062.164 Ton

Produksi garam sebesar 1,2 juta ton per tahun, ikut berkontribusi dalam sasaran nasional swasembada garam.

Luas lahan potensial untuk budidaya rumput laut di Provinsi Nusa Tenggara Timur sebesar 51.870 Ha atau 5% dari garis pantai, dengan potensi produksi sebesar 250.000 ton Kering/tahun.

2.1.2. Potensi Sumber Daya Manusia

Secara keseluruhan jumlah penduduk Provinsi NTT pada tahun 2015 adalah sebanyak 5.120.061 orang, yang terdiri atas 2.536.872 laki-laki dan 2.583.189 perempuan. Rasio jenis kelamin tahun 2015 adalah 98 yang berarti dari 100 perempuan hanya terdapat 98 laki-laki. Kepadatan penduduk NTT adalah 108 orang per KM2, yang terpadat adalah Kota Kupang dengan 2.432 orang per KM2. Kepadatan penduduk yang paling rendah adalah Sumba Timur dengan 35 orang per KM2 dan Sumba Tengah dengan 47 jiwa per KM2. Sementara itu, jumlah rumah tangga Provinsi NTT

Page 7: VISI DAN MISI PERIODE 2018-2023 BAB I PENDAHULUAN …ntt.kpu.go.id/file/file/teknis/14._visi_misi_esthon-christ.pdf · Karena merupakan provinsi kepulauan, akses dari kabupaten/kota

7

pada tahun 2015 adalah 1,1 juta rumah tengga dengan rata-rata anggota rumah tangga 4,6.

Dilihat dari potensi pendidikan yang ditamatkan menurut ijazah yang dimiliki pada tahun 2015 adalah S2/S3 sebesar 0,14 persen, S1/D4 sebesar 4,52 persen, D3: 1,28 persen, D1/D2: 0,59 persen SMK: 2,36 persen, SMU: 13,15 dan sisanya SMP ke bawah 75,76 persen.

Berdasarkan hasil Sakernas 2015, angkatan kerja tahun 2015 berjumlah 2.307.737 orang atau 68,73 persen terhadap penduduk Provinsi NTT. Dari jumlah tersebut, sebanyak 95,92 persen berstatus bekerja. Jumlah Pengangguran pada tahun 2015 sebanyak 88.446 orang, terdiri dari laki-laki: 41.835 orang dan perempuan 46.611 orang. Tingkat pengangguran NTT tahun 2015 tercatat 3,83 dengan TPAK 69,25. Kualitas angkatan kerja Nusa Tenggara Timur relatif masih rendah, mayoritas angkatan kerja berada pada sektor primer, dengan kesempatan dan kemungkinan untuk berpindah ke sektor lainnya relatif terbatas akibat tingkat pendidikan dan keahlian yang rendah sehingga berpengaruh pada produksi dan produktivitas sektor ekonomi yang ada.

2.1.3. Potensi Ekonomi

Realisasi Pendapatan Pemerintah Provinsi NTT tahun 2015 adalah Rp 3.315.669.415 sedangkan realisasi belanja tahun 2015 adalah Rp 3.328.496.114. Penanaman modal dalam negeri tahun 2015 tercatat ada 20 proyek dengan nilai Rp.10,83 triliun dan US $ 779,62 juta. Untuk penanaman modal asing ada 179 proyek dengan nilai Rp.7,36 triliun dan US $ 529,89 juta. Berdasarkan data Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTT, terdapat dana simpanan sebesar Rp. 21,87 triliun dari 2.522.226 nasabah.

Harga Pada Desember 2015 Laju Inflasi NTT tercatat 2,46 dengan nilai Indeks Harga Konsumen (IHK) 125,02. Untuk Kota Kupang, laju inflasi adalah 2,67 dengan nilai IHK 126,15, sedangkan laju inflasi Kota Maumere 1,03 dengan IHK 117,60. Nilai Tukar Petani (NTP) NTT pada Desember 2015 tercatat 102,69 dengan Indeks Harga yang Diterima Petani (It) 121,77 dan Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) 118,58.

Page 8: VISI DAN MISI PERIODE 2018-2023 BAB I PENDAHULUAN …ntt.kpu.go.id/file/file/teknis/14._visi_misi_esthon-christ.pdf · Karena merupakan provinsi kepulauan, akses dari kabupaten/kota

8

Jumlah koperasi pada tahun 2015 sebanyak 3.394 koperasi dan sebagian besar adalah koperasi simpan pinjam. Total anggota koperasi tahun 2015 sebanyak 727.218 orang.

Secara keseluruhan Perekonomian NTT tahun 2015 mengalami perlambatan kembali sejak tahun 2011. Laju pertumbuhan PDRB ADHK tahun 2015 adalah 5,02 lebih rendah dari tahun 2014 sebesar 5,05, tahun 2013 tercatat 5,41 dan tahun 2012 sebesar 5,46. Total Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) harga berlaku NTT tahun 2015 sebesar Rp. 76,432 Trilyun, sedangkan PDRB harga konstan sebesar 56,820 Trilyun.

2.2. Gambaran Permasalahan

Berbagai permasalahan yang sedang dihadapi Provinsi NTT saat ini, dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Masalah kemiskinan, yaitu: ketidakmampuan dari sisi ekonomi

untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran. Jadi Penduduk Miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan.Hal iniditandai dengan data sebagai berikut: a. Jumlah keluarga miskin sebanyak 1.140.867keluarga, dimana

kabupaten terbesar adalah TTS sebanyak 117.973 dan terendah kabupaten Sumba Tengah sebanyak 16.111 KK (NTT dalam Angka 2016).

b. Tahun 2015, jumlah penduduk miskin mengalami peningkatan menjadi 22,58 persen atau sebanyak 1,16 juta orang dengan garis kemiskinan sebesar Rp.307.224/kapita/bulan (NTT dalam Angka 2016).

c. Dari data NTT dalam Angka 2016, diketahui bahwa Indeks kedalaman kemiskinan sebesar 3,25(Semakin tinggi nilai indeks, semakin jauh dari rata-rata pengeluaran penduduk dari garis kemiskinan) dan indeks perahanan kemiskinan sebesar 0,79 (Semakin tinggi nilai indeks, semakin tinggi ketimpangan pengeluaran di antara penduduk miskin).

Page 9: VISI DAN MISI PERIODE 2018-2023 BAB I PENDAHULUAN …ntt.kpu.go.id/file/file/teknis/14._visi_misi_esthon-christ.pdf · Karena merupakan provinsi kepulauan, akses dari kabupaten/kota

9

d. Jumlah pengangguran terbuka di Provinsi NTT Tahun 2015 mencapai 3,83 % meningkat 0,67 % dari tahun 2013.

e. Masyarakat NTT rata-rata mengkonsumsi 1.775,22 kalori, dibawah rata-rata nasional sebesar 1,852 kalori dan berada di urutan ke 26 dari 33 provinsi dan dibawah kebutuhan standar kalori sebesar 2.100 kalori;

f. Rata-rata pendapatan per kapita di NTT untuk tahun 2015 adalah Rp. 7 juta meningkat dari tahun sebelumnya sebesar Rp. 6 juta tahun 2014, namun masih jauh dibawah rata-rata nasional yang telah mencapai Rp. 40 juta di tahun 2015 (Timex, 13/9/2016). Hal membutuhkan berbagai upaya agar pendapatan per kapita tersebut dapat mengalami peningkatan.

g. Pada tahun 2015 rumah tangga di NTT yang memiliki pengeluaran antara Rp.100.000-Rp.149.999 per kapita per bulan sebanyak 0,35 persen.Nilai tersebut sangat rendah dan mungkin tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan keseharian. Kelompok rumah tangga dengan pengeluaran Rp.300.000-Rp.499.999 per kapita per bulan merupakan yang terbanyak dengan 38,35 persen. Pengeluaran rata-rata per kapita per bulan untuk kelompok makanan adalah Rp.298.180 dan kelompok bukan makanan Rp.235.710. Dari kelompok makanan, pengeluaran terbesar berturut-turut adalah padi-padian dengan nilai Rp.102.958, makanan dan minuman jadi dengan nilai Rp.34.420, sayuran dengan nilai Rp.28.333 dan tembakau dan sirih dengan nilai Rp.28.118. Dari kelompok bukan makanan, yang terbesar adalah pengeluaran untuk perumahan dan fasilitas rumah tangga dengan nilai Rp.135.254. dari data di atas, terlihat bahwa pemenuhan kebutuhan masyarakat belum optimal.

h. Produksi jagung 685.081 ton di tahun 2015, berkontribusi sebesar 3,5% terhadap total produksi jagung dan merupakan propinsi ke 8 terbesar dalam produksi jagung. Hal ini tidak mampu memenuhi kebutuhan rakyat NTT yang sebanyak 5.120.061 orang dalam satu tahun.

Page 10: VISI DAN MISI PERIODE 2018-2023 BAB I PENDAHULUAN …ntt.kpu.go.id/file/file/teknis/14._visi_misi_esthon-christ.pdf · Karena merupakan provinsi kepulauan, akses dari kabupaten/kota

10

i. NTT merupakan peringkat 32 nasional dari 33 provinsi dengan nilai IPM 62,67 di tahun 2015, naik dibanding tahun 2014 dengan nilai IPM 62,26.

2. Rendahnya Mutu Pendidikan, yakni: kurang memadainya input, proses dan output pendidikan. Input berupa: sarana/prasarana & tenaga kependidikan. Proses berupa kegiatan belajar dan mengajar. Output berupa lulusan yang diperoleh dari sekolah yang bersangkutan. Rendahnya mutu pendidikan tersebut ditandai dengan data, berikut: a. Angka buta huruf tahun 2015 sebesar 7,27 persen. b. Pesentasi tamatan SMP ke bawah sebesar 75,76 persen. c. Jumlah sarana pendidikan tahun 2015, terdiri dari SD/MI :5.116

(4.951/165); SMP/MTs : 1.599 (1.523/76); SMA/MA: 503 (470/33).

d. Jumlah guru SD/MI tahun 2015 sebanyak 54.827 (52.927/1.900) orang dengan jumlah murid sebanyak 840.208(815.993/24.215) orang dengan ratio (15,32).

e. Jumlah guru SMP/MTs tahun 2015 sebanyak 24.527 (23.377/1.190) orang dengan jumlah murid sebanyak 328.827 (316.523/12.304) orang dengan ratio (13,41).

f. Jumlah guru SMA/MA tahun 2015 sebanyak 11.856 (11.090/766) orang dengan jumlah murid sebanyak 162.899 (155.753/7.146) orang dengan ratio (13,74).

3. Masalah kesehatan dimaksud adalah kurang memadainya input, proses dan output penanganan kesehatan masyarakat. Input berupa: sarana/prasarana & tenaga kesehatan. Proses berupa upaya pelayanan kesehatan. Output yaitu masyarakat yang memperoleh layanan kesehatan dari unit pelayanan kesehatan yang bersangkutan. Masalah kesehatan tersebut ditandai dengan data, berikut: a. Jumlah unit pelayanan kesehatan terdiri dari Rumah Sakit: 45 unit;

Rumah Sakit Bersalin: 2 unit; Puskesmas: 385 unit; Polindes: 710 unit. Dari data di atas terlihat bahwa unit pelayanan kesehatan

Page 11: VISI DAN MISI PERIODE 2018-2023 BAB I PENDAHULUAN …ntt.kpu.go.id/file/file/teknis/14._visi_misi_esthon-christ.pdf · Karena merupakan provinsi kepulauan, akses dari kabupaten/kota

11

yang ada masaih sangat terbatas disbanding dengan jumlah penduduk NTT.

b. Kasus penyakit terbanyak yang diderita adalah ISPA sebesar 1.052.656 kasus (55,05 persen), Diare: 68.791 kasus, Malaria: 30.170 kasus, HIV/AIDS: 3.734 kasus, TBC: 2.561 kasus, DBD: 625 kasus.

c. Bayi yang mengalami gizi buruk pada tahun 2015 sebanyak 2.659 orang bayi.

d. Ada masyarakat yang kurang memperoleh layanan kesehatan, terutama karena jauhnya unit pelayanan kesehatan, serta mahalnya biaya transportasi menuju rumah sakit atau puskesmas.

4. Tingginya angka kematian ibu dan bayi pada tahun 2015, ditunjukan dengan data: Kematian ibu melahirkan sebanyak 133 per 100.000 kelahiran. Sedangkan kematian bayi sebanyak: 1.100 per 100.000 kelahiran.Selanjutnya kematian balita sebanyak 1.200 per 100.000 kelahiran (Dinas Kesehatan NTT, 2016).

5. Terbatasnya kesempatan kerja, dimaksud adalah kurangnya lapangan kerja yang tersedia di NTT sehingga masih banyak tenaga kerja yang memperoleh pekerjaan dan berangkatmenjadi TKI di luar negeri. Hal ini didukung dengan data: 2.357 (BNP2TKI, 2016). Data tersebut merupakan data resmi, sedangkan jumlah TKI/TKW yang tidak resmi juga cukup banyak. Hal ini merupakan salah satu masalah yang harus ditangani untuk meningkatkan keterampilan para TKI/TKW tersebut.

6. Terbatasnya intrastruktur dan fasilitas transportasi, ditandai dengan data tahun 2014: panjang jalan provinsi secara keseluruhan 2.364,38 Km, yang beraspal 1.199, 37 Km, yang tidak beraspal 365,01 Km (NTT dalam Angka, 2015). Data ini memperlihatkan bahwa kualitas jalan provinsi belum sesuai harapan.

Bertolak dari berbagai permasalahan tersebut di atas, maka diperlukan kepemimpinanyangefektifdan didukungolehseluruhmasyarakat. Kepemimpinan tersebut akan menjadi efektif dalam menyelenggarakan

Page 12: VISI DAN MISI PERIODE 2018-2023 BAB I PENDAHULUAN …ntt.kpu.go.id/file/file/teknis/14._visi_misi_esthon-christ.pdf · Karena merupakan provinsi kepulauan, akses dari kabupaten/kota

12

pembangunan sebagaimana yang diharapkan apabila memiliki rumusan arah dan kebijakan pembangunan daerah yang jelas sebagai landasan pembangunan secara menyeluruh, terutama untuk menjamin pelayanan pemenuhan kebutuhan dasar,peningkatan daya saing ekonomi daerah dan kesejahteraan masyarakat di Provinsi NTT.

BAB III VISI, MISI, DAN STRATEGI PEMBANGUNAN

3.1. Visi

Berdasarkan pada potensi, permasalahan, tantangandanpeluang yang ada serta mempertimbangkan kondisi sosial budaya yang hidup dalam masyarakat, maka Visi Pemerintahan Provinsi NTT yang hendak dicapai tahun 2018-2023 adalah:

“TERWUJUDNYA MASYARAKAT NUSA TENGGARA TIMUR

YANG SEJAHTERA DAN BERDAYA SAING”

Sebagai gambaran tentang Visi Pembangunan yang ingin diwujudkan di Provinsi NTT dalam lima tahun kedepan (2018-2023), pada hakekatnya Visi tersebut mengandung makna dengan penjelasan sebagai berikut: Masyarakat NTT : adalah seluruh warga dalam wilayah Propinsi NTT

yang akan dibangun untuk mencapai kondisi sejahtera dan berdaya saing secara adil dan merata, tidak ada unsur masyarakat yang tertinggal ataupun terabaikan. Pertumbuhan yang merata atas dasar rasa pertemanan dan persaudaraan sebagai warga NTT, melalui berbagai program pembangunan yang akan dicanangkan pada tahun 2018-2023.

Sejahtera : adalah suatu kondisi masyarakat yang sehat jasmani

dan rohani, ekonomi, sosial budaya serta memiliki rasa aman dan bahagia, terutama karena kebutuhan

Page 13: VISI DAN MISI PERIODE 2018-2023 BAB I PENDAHULUAN …ntt.kpu.go.id/file/file/teknis/14._visi_misi_esthon-christ.pdf · Karena merupakan provinsi kepulauan, akses dari kabupaten/kota

13

dasar akan sandang, pangan, gizi, kesehatan, pendidikan, tempat tinggal dan pendapatan telah terpenuhi. Dalam pengertian ini, masyarakat sejahteraditandai dengan adanya pemerataan dan keadilan dalamproses pembangunan di seluruh wilayah NTT. Sehat jasmani diperlihatkan oleh tingkat kebugaran secara fisik dan dapat diukur dalam bentuk rentang usia harapan hidup dan terpenuhinya kebutuhan dasar (basic needs) berupa: sandang, pangan, gizi, kesehatan, pendidikan, tempat tinggal yang layak, serta mendapat perlindungan dari resiko-resiko yang dapat mengancam kehidupan warga. Sehat rohani ditunjukan oleh ketenteraman secara bathinia dan diukur dalam bentuk kecerdasan religius, emosional dan intelektual dengan indikator keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan yang maha Esa. Sehat dalam hal ekonomi terlihat dari terpenuhinya seluruh kebutuhan dasar (basic needs) masyarakat oleh adanya kemampuan dan daya beli masyarakat secara mandiri. Sehat secara sosial budaya akan dilihat dari terciptanya masyarakat NTT yang memiliki pikiran dan akal budi yang bersih dan jernih, terungkap dari kata-kata dan perbuatan yang mengandung nilai cinta kasih, serta bersumber dari nilai moral dan adat istiadat yang berlaku. Memiliki rasa aman dan bahagia terukur dari suasana kebathinan warga yang tidak kuatir secaraberlebihan terhadap suatu hal tertentu,

Page 14: VISI DAN MISI PERIODE 2018-2023 BAB I PENDAHULUAN …ntt.kpu.go.id/file/file/teknis/14._visi_misi_esthon-christ.pdf · Karena merupakan provinsi kepulauan, akses dari kabupaten/kota

14

sehingga dapat berpikir, bersikap, berkata dan bertindak baik sebagaimana yang diharapkan. Masyarakat yang sejahtera ini akan tercapai oleh adanya kemajuan pada bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi, infrastruktur dan pelayanan publik melalui tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih (good and clean governance).

Berdaya Saing : adalah kemampuan pemerintah dan masyarakat NTTyang memiliki kesanggupan, kekuatan, mandiri, dan produktif sehingga siap untuk bersaing,baik pada level nasional maupun internasional dalam menghadapi persaingan global yang semakin ketat, guna mewujudkan kesejahteraan. Daya Saing mengandung elemen produktivitas, efisiensi dan profitabilitas atas komoditas unggulan daerah sebagai upaya mencapai peningkatan standar hidup dan kesejahteraan masyarakat.

3.2. Misi

Misi pembangunan Provinsi NTTTahun 2018-2023 berupa rumusan tentang usaha-usaha yang perlu dilakukan dan harus diemban sesuai dengan visi yang telah ditetapkan agar apa yang hendak dicapai atau dituju dalam visi dapat terlaksana dan berhasil dengan baik. Visi dan misi tersebut dirumuskan berdasarkan isu-isu strategis mengenai permasalahan yang sedang dan akan dihadapi kedepan oleh masyarakat NTTyang dapat berdampak jangka panjang, serta perlu diatasi secara bertahap dan berkelanjutan.

Adapun berbagai isu strategis tersebut, antara lain: (1) Belum optimalnya mutu pendidikan sehingga sebagian besar kurang

bersaing pada tingkat nasional. (2) Belum optimalnya pelayanan kesehatan masyarakat serta tingginya

angka kematian ibu dan anak.

Page 15: VISI DAN MISI PERIODE 2018-2023 BAB I PENDAHULUAN …ntt.kpu.go.id/file/file/teknis/14._visi_misi_esthon-christ.pdf · Karena merupakan provinsi kepulauan, akses dari kabupaten/kota

15

(3) Belum optimalnya penanganan masalah kemiskinan, pengangguran dan pemberdayaan ekonomi masyarakat.

(4) Belum memadainya ketersediaan infrastruktur. (5) Belum efektifnya penyelenggaraan layanan publik dan tata kelola

pemerintahan. Mengacu pada isu-isu di atas, serta mengantisipasi kondisi dan

permasalahan yang ada maupun dalam rangka menghadapi tantangan kedepan, maka Misi Pembangunan Provinsi NTT Tahun 2018-2023 adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan kualitas pendidikan yang berdaya saing. 2. Meningkatkanpelayanan kesehatan yang dapat dijangkau oleh

seluruh lapisan masyarakat. 3. Meningkatkan pemberdayaan ekonomi berbasis lokal(pariwisata,

pertanian/perkebunan, peternakan dan perikanan/kelautan) dalam rangka percepatan penanggulangan kemiskinan dan pengangguran.

4. Meningkatkan jumlah dan kualitas infrastruktur dalam rangka mendukung pemberdayaanekonomi berbasis lokal.

5. Meningkatkan Pelayanan Publik danTatakelola Pemerintah yang baik dan bersih (good and clean governance).

3.3. Strategi Pembangunan

Strategi pembangunan dimaksud adalah berbagai kebijakan dalam upaya mengimplementasikan program dan kegiatan pembangunan, guna mewujudkan visi dan misi sebagaimana yang diharapkan. Adapun beberapa strategi akandigunakan dalam menggerakan percepatan pembangunan di Provinsi NTTadalah: 1. Pembangunan berkelanjutan, yaitu kebijakan dalam menggerakan

program pembangunan dengan cara memperhatikan program pembangunan yang telah dicanangkan pada periode sebelumnya, melalui kajian dan evaluasi yang akurat, mengambil hikmah dan memahami kekurangan yang ada, selanjutnya melakukan pembenahan dan menata program pembangunan pada lima tahun ke depan guna

Page 16: VISI DAN MISI PERIODE 2018-2023 BAB I PENDAHULUAN …ntt.kpu.go.id/file/file/teknis/14._visi_misi_esthon-christ.pdf · Karena merupakan provinsi kepulauan, akses dari kabupaten/kota

16

meningkatkan kesejahteraan dan daya saing rakyat NTT sebagaimana yang diharapkan.

2. Kooperatif mutualistis, yaitukebijakan dalam menggerakan program pembangunan dengan caramemperhatikan program pembangunan yang ada pada setiap kabupaten/kota di NTT agar terhindar dari tumpang tindih program dan bersifat melengkapi sehingga kompak dan terpadu dalam implementasi program. Dalam hal ini pemerintah provinsi perlu membangun koordinasi dengan pemerintah kabupaten/kota se-NTT agar tercipta program pembangunan yang terpadu dan integrasi dalam implementasi di lapangan. Selain itu,pemerintah provinsi juga akanmembangun kerjasama dengan berbagai lembagadan pihak terkait lainnya, termasuk kerjasama antarprovinsi maupun luar negeri (RDTL, Australia, Malaysia dan beberapa negara lainnya)guna meningkatkan kesejahteraan rakyat NTT. Selain itu, pemerintah provinsi juga akan membangun sinergisitas antara pemerintah, sektor swasta dan masyarakat secara proporsional dan bertanggungjawab. Proporsional mengandung pengertian bahwa setiap domain pemerintahan melaksanakan peran dan fungsinya sesuai dengan kapasitas yang dimiliki berdasarkan ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta memberikan ruang yang lebih memadai bagi sector swasta dan masyarakat sesuai kompetensi dan kapasitas masing-masing. Bertanggungjawab berarti pelaksanaan peran dan fungsi dari setiap elemen pemerintah, swasta dan masyarakat harus dapat dipertanggung-jawabkan secara objektif berdasarkan prinsip-prinsip kepemerintahan yang baik.

3. Pembangunan dari desa, yaitu kebijakan dalam menggerakan program pembangunan dengan cara memulai pembangunan dari desa-desa terpencil/tertinggal dan daerah-daerah perbatasan melalui kerjasama dengan pemerintah kabupaten/kota secara kooperatif mutualistis.

Page 17: VISI DAN MISI PERIODE 2018-2023 BAB I PENDAHULUAN …ntt.kpu.go.id/file/file/teknis/14._visi_misi_esthon-christ.pdf · Karena merupakan provinsi kepulauan, akses dari kabupaten/kota

17

4. Pemanfaatan potensi daerah, yaitu kebijakan dalam menggerakan program pembangunan dengan cara mengandalkan berbagai potensi yang ada di Provinsi NTT dengan mengedepankan kearifan lokal yang berlaku sesuai adat istiadat dan budaya setempat.

5. Pemberdayaan masyarakat, yaitu kebijakan dalam menggerakan program pembangunan dengan cara memanfaatkan serta meningkatkan kemampuan yang dimiliki masyarakat NTT.

6. Peningkatan dan percepatan pembangunan, yaitu kebijakan dalam menggerakan program pembangunan dengan cara terus melakukan pembenahan dan peningkatan terhadap hal-hal yang masih kurang, serta melakukan percepatan gerak langkah pembangunan guna mencapai hasil-hasil yang diharapkan dalam mewujudkan perubahan menuju masyarakat NTT yang sejahtera dan berdaya saing.

7. Pengelolaan anggaran yang berpihak pada rakyat (apik) yaitu kebijakan dalam menggerakan program pembangunan dengan cara menggunakan PAD Sendiri sebesar 60% untuk belanja publik dan sisanya 40% untuk belanja aparatur pemerintah.

3.4. Moto Pembangunan Dalam usaha mewujudkan NTT Sejahtera dan Berdaya Saing,kami

akan menggunakan moto: “Terus berjuang bersama rakyat untuk NTT BISA”. Moto ini sebagai spirit dalam seluruh perencanaan serta pencapaian sasaran dan target pembangunan pada lima tahun kedepan. BISA merupakan singkat dari beberapa kata bermakna yang dapat dijelaskan sebagai berikut:

B= Berkualitas : sikap atau kondisi yang memiliki nilai lebih dari sikap

dan kondisi yang pada umumnya. I=Inovatif : metode atau cara yang kreatif, efektif dan efisien

berdasarkan pada pengalaman dan hasil pembelajaran.

Page 18: VISI DAN MISI PERIODE 2018-2023 BAB I PENDAHULUAN …ntt.kpu.go.id/file/file/teknis/14._visi_misi_esthon-christ.pdf · Karena merupakan provinsi kepulauan, akses dari kabupaten/kota

18

S=Sigap : menyelesaiakan masalah secara tangkas, cepat dan cerdas tanpa menimbulkan masalah baru

A=Aktif : mengantisipasi masalah-masalah yang timbul dan mengurangi kerentanan secara bersama dan dinamis.

BAB IV

AGENDA PEMBANGUNAN Guna menjawab kelima misi di atas, maka telah dirumuskan lima

agenda pembangunan yang akan diturunkan (breakdown) dalam berbagai program dan kegiatan pada setiap SKPD Pemprov NTT. Adapun deskripsi dari lima agenda pembangunan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

4.1. Agenda Peningkatan Kualitas Pendidikan

Sebagai upaya untuk melaksanakan misi 1 (Meningkatkan kualitas

pendidikan yang berdaya saing), maka perlu dilakukan upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia secara berkesinambungan, yang dimulai dari peningkatan kualitas pendidikan dan kemampuan intelektual peserta didik. Hal ini dimaksudkan untuk mendorong terciptanya masyarakat Provinsi NTT yang cerdas, terampil agar mampu menjadi pelaku dan penggerak pembangunan yang mampu menghadapi berbagai tantangan dan isu globalisasi. Upaya peningkatan kualitas pendidikan tersebut berupa pendidikan formal dan non formal. Pendidikan formal terutama ditujukan bagi peserta didik pada sekolah menengah atas, serta tetap mendukung peningkatan pendidikan dasar, menengah pertama dan pendidikan tinggi. Sedangkan pendidikan non formal, terutama ditujukan untuk meningkatkan keterampilan tenaga kerja guna meningkatkan daya saing dalam mamasuki era perekonomian global.

Agenda Peningkatkan Kualitas Pendidikan Formal yang akan dilakukan, yaitu:

Page 19: VISI DAN MISI PERIODE 2018-2023 BAB I PENDAHULUAN …ntt.kpu.go.id/file/file/teknis/14._visi_misi_esthon-christ.pdf · Karena merupakan provinsi kepulauan, akses dari kabupaten/kota

19

1. Meningkatkan kualitas dan nilai kelulusan Ujian Nasional yang dapat bersaing dengan provinsi lain, yakni menyeimbangkan karakter, pengetahuan dan keterampilan peserta didik.

2. Menurunkan bahkan berusaha menghapus jumlah anak NTT yang putus sekolah karena alasan biaya.

3. Menyediakan beasiswa untuk meningkatkan pendidikan berdasarkan kebutuhan daerah. Misalnya tenaga spesialis kedokteran, profesi guru pedalaman, ahli tata ruang, ahli rekayasa genetik tanaman dan ternak, dan lain-lain sesuai kebutuhan dan usulan kabupaten/kota.

4. Membangun dan mengembangkan fasilitas internet (wifi untuk sekolah).

5. Menyediakan bantuan dana untuk melengkapi buku-buku perpustakaan dan peralatan laboratorium sekolah maupun perguruan tinggi sehingga lebih memadai.

6. Meningkatkan kualitas dan kesejahteraan guru-guru SMA. 7. Melakukan perekrutan dan penambahan jumlah tenaga kependidikan

dalam rangka mendukung peningkatan mutu pendidikan. 8. Membangun SMK Kehutanan yang akan membantu dalam konservasi

hutan, dan SMK Perikanan untuk siap mengelola potensi perikanan.

Sedangkan Agenda Peningkatkan Kualitas PendidikanNon Formal yang akan dikerjakan,adalah: 1. Mempersiapkan warga sebagai pelaku pembangunan untuk

mengelola berbagai potensi yang ada, dengan melakukakan penyuluhan dan pelatihan gunamahami potensi kelautan, penggunaan potensi alam dan SDM, pengelolaan air dan seterusnya.

2. Meningkatnya ketrampilan tenaga kerja NTT sehingga mampu menghasilkan produk “Made in NTT” yang dapat menjadi ikon dalam perdagangan nasional.

3. Meningkatkan kualitas dan sarpras BLK agar berkurang TKI/TKW asal NTT yang dikirim tanpa keahlian dan keterampilan serta fasilitas pengurusan dokumen yang legal.

Page 20: VISI DAN MISI PERIODE 2018-2023 BAB I PENDAHULUAN …ntt.kpu.go.id/file/file/teknis/14._visi_misi_esthon-christ.pdf · Karena merupakan provinsi kepulauan, akses dari kabupaten/kota

20

4.2. Agenda PeningkatanPelayanan Kesehatan Dalamrangkamelaksanakan Misi 2 (meningkatkan pelayanan

kesehatan yang dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat), maka agenda pembangunan yang akan ditempuh adalah: 1. Menurunkan Angka Kematian Ibu melahirkan dan bayi, yang meninggal

karena terlambat mendapat pertolongan; 2. Menurunkan angka kematian balita yang meninggal karena kekurangan

pangan dan gizi; 3. Menekan gizi buruk dan memperpanjang usia harapan hidup yang

tinggi masyarakat. 4. Mendukung pemerintah kabupaten/kota dalam upaya meningkatkan

kualitas dan jangkauan pelayanan pos yandu, pustu dan puskesmas. 5. Melakukan peningkatan pelayanan pada RSUD WZ Johanes dengan

caramemenuhi kelengkapan berbagai fasilitas dan peralatan serta penambatan dokter spesialis yang dibutuhkan.

6. Meningkatkan kesejahteraan bagi perawat dan dokter melalui pemberian honor yang lebih memadai.

7. Memberikan kesempatan studi lanjut dengan menyediakan beasiswa bagi perawat, bidan dan dokter.

4.3. Agenda Pemberdayaan Ekonomi Berbasis Lokal

Terkait dengan Misi 4 (meningkatkan pemberdayaan ekonomi yang berbasis lokal: pariwisata, pertanian/perkebunan, peternakan dan perikanan/kelautan), pemberadayaan ekonomi perlu menjadi perhatian serius dalam rangkapercepatan menanggulangi masalah kemiskinan dan pengangguran yang ada di NTT. Dalam hal pemberdayaan ekonomi tersebut akan dilakukan pengembangan pariwisata sebagai lokomotif, pertanian/perkebunan, peternakan dan perikanan/kelautan sebagai dasar, yang ditunjang dengan pengembangan koperasi, industri rumah tangga (terutama tenun ikat) dan industri manufaktur (semen, air mineral dan garam) sebagai upaya peningkatan pendapatan masyarakat.

Page 21: VISI DAN MISI PERIODE 2018-2023 BAB I PENDAHULUAN …ntt.kpu.go.id/file/file/teknis/14._visi_misi_esthon-christ.pdf · Karena merupakan provinsi kepulauan, akses dari kabupaten/kota

21

Dalam rangka mendukung pemberdayaan ekonomi, pemerintah provinsi akan memperluas akses dan kesempatan bagi perempuan untuk mengembangkan ekonomi RT dan pengembangan ekonomi masyarakat berdasarkan potensi unggulan dan karakteristik wilayah.Pemberdayaan ekonomi ini diharapkan dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) secara signifikan untuk mendukung pembangunan daerah.

Pemberdayaan ekonomi tersebut akan dilakukan secara kreatif,dengan agenda sebagai berikut:

1. Agenda pemberdayaan ekonomi berbasis pariwisata:

a. Mendukung kabupaten/kota dalam membangun dan mengembangkan pariwisata sesuai potensi masing-masing. Misalnya: di Pulau Timor ada wisata adat dan religi (Boti), hutan wisata (camplong), wisata pantai (Kupang), di Rote Ndao ada wisata selancar (Nemrala), di Flores ada komodo (manggarai), wisata rohani (Larantuka), wisata budaya pengkapan ikan paus (Lamalerra), dan di Pulau Sumba ada wisata budaya pasola, kampong adat dan wisata pantai. Alor Taman laut dan tempat selam terbaik, dan potensi serta destinasi lainnya di kabupaten/kota se-NTT. Berbagai potensi pariwisata tersebut akan dikembangkan agar mampu menggerakan wisatawan untuk lebih tertarik datang berkunjung ke berbagai kabupaten/kota di NTT.

b. Mendukung kabupaten/kota dalam mengembangkan daya tarik wisata, dan promosi pariwisata pada masing-masing daerah. Salah satu hal yang akan dibuat adalahpada setiap tanggal 20 Desember, semua masyarakat akan diminta untuk menggunakan pakaian adat masing-masing daerah.

c. Meningkatkan kunjungan wisman menjadi 1 juta orang, dengan caramenjadikan NTT sebagai destinasi Wisata Nasional dan Internasional dengan Komodo sebagai pintu masuk.

Page 22: VISI DAN MISI PERIODE 2018-2023 BAB I PENDAHULUAN …ntt.kpu.go.id/file/file/teknis/14._visi_misi_esthon-christ.pdf · Karena merupakan provinsi kepulauan, akses dari kabupaten/kota

22

d. Mempermudah proses perizinan serta menyediakan bantuan permodalan bagi usaha jasa traveling, jasa akomodasi, usaha jasa hiburan dan rekreasi, jasa makanan dan minuman.

2. Agenda pemberdayaan ekonomi berbasis pertanian/ perkebunan: a. Memberikan pembinaan yang intensif bagi petani melalui tanaga-

tenaga penyuluh yang profesional; b. Mendukung pengembangan “produk unggulan” hasil pertanian dan

perkebunan yang sesuai dengan potensi lahan pada masing-masingkabupaten.

c. Mengembangkan produk-produk olahan hasil pertanian/perkebunan, guna meningkatkan nilai jual produk serta memberikan keuntungan yang lebih besar kepada masyarakat.

d. Mendukung program kabupaten/kota dalam membuka lahan-lahanpertanian dan pencetakan sawah baru.

e. Membangun embung-embung dan jebakan air guna memenuhi kebutuhan air produksi pertanian.

3. Agenda pemberdayaan ekonomi berbasis peternakan: a. Mendukung pengembangan jumlah ternak sesuai potensi masing-

masing kabupaten. b. Membangun sentra-sentra pengembangan ternak dengan

menggandeng berbagai lembaga yang berkompeten di bidang peternakan.

c. Menyediaan bibit ternak unggul untuk masyarakat. d. Menyediakan pasar ternak dan membangun kerjasama dengan

berbagai stakeholder yang bergerak di bidang peternakan.

Page 23: VISI DAN MISI PERIODE 2018-2023 BAB I PENDAHULUAN …ntt.kpu.go.id/file/file/teknis/14._visi_misi_esthon-christ.pdf · Karena merupakan provinsi kepulauan, akses dari kabupaten/kota

23

4. Agenda pemberdayaan ekonomi berbasis perikanan/kelautan: a. Menyediakan bantuan alat tangkap yang memadai bagi para

nelayan. b. Menyediakan fasilitas pabrik pengolahan hasil tangkapan, dengan

cara menggandeng investor bidang perikanan guna membantu mengatasi keterbatasan dana dari APBD.

c. Mengembangkan tol laut yang menghubungkan transpotasi dan kemunikasi antarpulau bagi upaya pemberdayaan ekonomi.

d. Mendukung program nasional dalam mengembangkan NTT sebagai lumbung ikan.

5. Agenda pemberdayaan ekonomi kreatif:

Ekonomi kreatif dimaksud adalah usaha mengembangkan kegiatan-kegiatan ekonomi produktif yang mengandalkan ide, pengetahuan, keterampilan, pengalaman dan kreatifitas yang dimiliki oleh masyarakat sebagai pelaku ekonomi, agar menghasilkan produk-produk ekonomi secara kreatif guna meningkatkan kesejahtaraan masyarakat.

Beberapa agenda pemberdayaan ekonomi kreatif yang akan dilakukan, yaitu: a. Mengembangkan pelatihan dan penyuluhan bagi para pelaku

ekonomi agar menghasilkan produk yang lebih berkualitas, serta mampu mengelola usaha dengan baik.

b. Membangun sentra-sentra industri kerajinan rakyat yang terintegrasi, yaitu: membangun tempat usaha untuk beberapa jenis industri kerajinan pada satu lokasi, yang difasilitasi oleh pemerintah dan sekaligus akan diseting sedemikian rupa, agar memiliki daya tarik sebagai salah satu tempat wisata bagi para pengunjung.

c. Melindungi industri kerajinan tenun ikat NTT dengan dengan cara mengusahakan hak paten untuk motif tenun daerah NTT, agar tidak lagi diadopsi secara bebas oleh pabrik-pabrik kain.

Page 24: VISI DAN MISI PERIODE 2018-2023 BAB I PENDAHULUAN …ntt.kpu.go.id/file/file/teknis/14._visi_misi_esthon-christ.pdf · Karena merupakan provinsi kepulauan, akses dari kabupaten/kota

24

d. Mengembangkan koperasi produksi dan koperasi serba usaha yang mendukung pemberdayaan ekonomi rakyat.

6. Agenda pemberdayaan ekonomi manufaktur:

Ekonomi manufaktur dimaksud adalah usaha mengembangkan kegiatan-kegiatan ekonomi produktif yang menggunakan peralatan mesin dan mampu menampung tenaga kerja dalam proses produksi barang dengan mengubah bahan mentah menjadi barang jadi yang siap untuk dijual. Kegiatan manufaktur prioritas adalah kegiatan industri yang menggunakan bahan baku dan tenaga kerja dari masyarakat setempat agar dapat meningkatkan kesejahtaraan masyarakat setempat yang bersangkutan.

Beberapa agenda pemberdayaan ekonomi manufaktur yang akan dilakukan, yaitu: a. Mendorong peningkatan kapasitas dan kualitas produksi semen

kupang. b. Mendorong investor untuk membangun pabrik pengolahan hasil

pertanian, perkebunan dan peternakan yang menggunakan produk lokal NTT sebagai bahan baku utama, sehingga mendorong petani untuk meningkatan produksinya. Misalnya: pabrik pengolahan dan pengalengan ikan, pabrik pengolahan dan pengalengan daging sapi, pabrik pengolahan pakan ternak, dan lain-lain sesuai potensi yang ada di NTT.

Secara garis besar, kebijakan pemberdayaan ekonomi akan mengedepankan pembangunan bidang ekonomi yang cocok dan sesuai dengan karakteristik potensi wilayah dan keserasian dengan budaya masyarakat, misalnya:

a. Pariwisata di seluruh NTT. b. Ternak sapi di pulau Timor dan Sumba. c. Perkebunan di pulau Flores dan Alor. d. Perikanan di seluruh perairan laut NTT. e. Pertanian di seluruh kabupaten se-NTT.

Page 25: VISI DAN MISI PERIODE 2018-2023 BAB I PENDAHULUAN …ntt.kpu.go.id/file/file/teknis/14._visi_misi_esthon-christ.pdf · Karena merupakan provinsi kepulauan, akses dari kabupaten/kota

25

4.4. Agenda Peningkatan Infrastruktur

Dalam melaksanakan Misi 4 (Meningkatkan jumlah dan kualitas infrastruktur dalam rangka mendukung pemberdayaan ekonomi berbasis lokal), merupakan syarat mutlak dalam pemberdayaan ekonomi berbasil lokal dan peningkatan pelayanan publik.

Beberapa agenda peningkatan jumlah dan kualitas infrastruktur, sebagai berikut: 1. Melakukan upaya-upaya perbaikan, pengembangan dan

penyempurnaan dalam menggunakan teknologi informasi pelayanan publik pada setiap SKPD. Misalnya: pelayanan izin secara online, pengaduan dan konsultasi teknis oleh masyarakat dengan semua SKPD secara online, dan lain-lain.

2. Membangun infrastruktur perbatasan yang lebih memadai, seperti Pos Lintas Batas Negara (PLBN) yang menggunakan peralatan yang lebih canggih.

3. Meningkatkan jumlah dan kualitas infrastruktur yang merupakan kewenangan provinsi yang ada pada setiap kabupaten/kota. Misalnya jalan provinsi dan jembatan, bendungan, irigasi dan lain-lain.

4. Melakukan pemeliharaan dan rehabilitasi daerah aliran sungai (DAS), konservasi sumberdaya alam dan air dalam rangka mengurangi kawasan yang berdampak bencana.

5. Membantu penyediaan/pembangunan perumahan rakyat bagi masyarakat kurang mampu dalam rangka pemenuhan kebutuhan rumah layak huni dan terjangkau dalam lingkungan yang sehat dan aman serta didukung prasarana, sarana dan utilitas umum (PSU) bagi masyarakat kabupaten/kota yang membutuhkan.

6. Membantu membangun sumber dan saluran air bersih untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di kabupaten/kota.

7. Membantu dan memfasilitasi percepatan penerangan listrik masuk desa melalui UPTD Provinsi.

Page 26: VISI DAN MISI PERIODE 2018-2023 BAB I PENDAHULUAN …ntt.kpu.go.id/file/file/teknis/14._visi_misi_esthon-christ.pdf · Karena merupakan provinsi kepulauan, akses dari kabupaten/kota

26

4.5. Agenda Peningkatan Pelayanan Publik melalui Tata Kelola

Pemerintahan Pelaksanaan Misi 5 (Meningkatkan Pelayanan Publik dan Tatakelola

Pemerintahan yang baik dan bersih atauGood and Clean Governance), yaitu memberikan pelayanan kepada masyarakat melalui penyelenggaraan pemerintahan yang menerapkan prinsip-prinsip pemerintahan yang baik yaitu akuntabilitas, transparansi, keterbukaan, penegakan hukum (rule of law), profesionalitas, partisipatif dan desentralisasi yang disebut good governance. Serta menjamin pemerintahan yang bersih (cleangovernment), yakni pemerintahan yang bebas dari praktek korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) serta perbuatan tercela lainnya. Adapun agenda peningkatkan pelayanan publik, terdiri dari: 1. Menyediakan tenaga fasilitator yang membantu manajemen keuangan

dan pembangunan desa, sekaligus sebagai pengontrol atau informan terkait pelaksanaan program provinsi di kabupaten/kota pada 2995 Desa se-NTT.

2. Mengembangkan “Program Gerakan Membangun Dari Desa” sebagai upaya penanggulangan kemiskinan (terutama pemenuhan basic needs), peningkatan pendapatan rakyat dan PAD.

3. Melakukan pelayanan satu atap untuk mencegah human trafficking (perdagangan manusia).

4. Membangun lembaga birokrasi yang secara khusus menangani pengaduan masyarakat, dan akan dikelola secara online.

5. Kegiatan pertambangan yang mengancam dan merusak keberlanjutan hidup masyarakat NTT tidak akan mendapat rekomendasi.

6. Melindungi hak-hak rakyat, terutama dalam hal kepemilikan lahan agar rakyat tidak menjual lahannya kepada investor, tetapi berupa kepemilikan saham, yang akan diatur dalam peraturan daerah.

7. Mendukung upaya pemberdayaan dan pembinaan pembangunan desa.

Page 27: VISI DAN MISI PERIODE 2018-2023 BAB I PENDAHULUAN …ntt.kpu.go.id/file/file/teknis/14._visi_misi_esthon-christ.pdf · Karena merupakan provinsi kepulauan, akses dari kabupaten/kota

27

8. Menyediakan bantuan anggaran secara proprosional bagi upaya menghidupkan “Desa Adat”.

9. Menyediakan bantuan rehabilitasi rumah-rumah ibadah dan rumah penduduk yang mengalami musibah.

10. Meningkatkan pembinaan perempuan, pemuda dan kaum terlantar. 11. Mendorong dan mendukung pembangunan Gedung Pemuda dan Olah

Raga di kabupaten/kota. 12. Menyediakan anggaran bagi pengembangan ketersediaan sarana

olahraga, pembinaan atlit, serta penataan manajemen, guna meningkatkan mutu olah raga.

Agenda peningkatkan tatakelola pemerintahan yang akan mendapat perhatian serius, yaitu: 1. Terus mengembangkan reformasi birokrasi melalui Tim Reformasi

Birokrasi yang handal dan berkualitas. 2. Menerapkan sistem anggaran berbasis kinerja,yang mengedepankan

prestasi pencapaian hasil dari penggunaan dana secara efisien. 3. Melengkapi seluruh fasilitas dan operator pengelola keuangan untuk

menggunakan pelaporan keuangan berbasis akrual (accrual basis), sehingga dapat mencapai/mempertahankan laporan BPK yang WTP (Wajar Tanpa Pengecualian).

4. Mendorong upaya pencegahan korupsi dan pungli dalam pelaksanaan kegiatan pelayanan public dengan cara mendukung penuh program nasional sapu bersih pungutan liar (SABER PUNGLI). Tidak akan ada lagi pungutan liar terhadap angkutan produk perdesaan di pos-pos penjagaan.

5. Menempatkan aparatur birokrasi pemerintah daerah secara profesional dengan prinsip: the right man on the right place, berdasarkan Kinerja, Kompetensi, kualitas dan kapasitas aparatur guna memberikan pelayanan yang prima kepada masyarakat.

6. Meningkatkan pembinaan ASN agar melayani masyarakat dengan ramah, senyum serta penuh dengan rasa persahabatan dan persaudaraan.

Page 28: VISI DAN MISI PERIODE 2018-2023 BAB I PENDAHULUAN …ntt.kpu.go.id/file/file/teknis/14._visi_misi_esthon-christ.pdf · Karena merupakan provinsi kepulauan, akses dari kabupaten/kota

28

Page 29: VISI DAN MISI PERIODE 2018-2023 BAB I PENDAHULUAN …ntt.kpu.go.id/file/file/teknis/14._visi_misi_esthon-christ.pdf · Karena merupakan provinsi kepulauan, akses dari kabupaten/kota

29

MOTO: Terus berjuang bersama rakyat untuk “NTT BISA”

Page 30: VISI DAN MISI PERIODE 2018-2023 BAB I PENDAHULUAN …ntt.kpu.go.id/file/file/teknis/14._visi_misi_esthon-christ.pdf · Karena merupakan provinsi kepulauan, akses dari kabupaten/kota

30

YEL-YEL:

Eston-Chris…: Kerja…!

NTT…:Bisa…!

Rakyat…: Sejahtera…!