visi dan misi - kpu · 2020. 9. 6. · provinsi jambi dan provinsi sumatera barat. ... berdasarkan...
TRANSCRIPT
1FASISAL - FATROL
VISI DAN MISICALON BUPATI DAN WAKIL BUAPTI
KABUPATEN REJANG LEBON G
TAHUN 2021 - 2026
2FASISAL - FATROL
Menyatukan yangTerpisah
Menjemput yangDitinggalkan
Menggandeng yangTerabaikan
KALAU KITA MAU
REJANG LEBONG MAJU
BISA
3FASISAL - FATROL
DR. H. M. FAISAL, SE., MM., MCDO
CALON BUPATI
KABUPATEN REJANG LEBONG
TAHUN 2021 - 2026
4FASISAL - FATROL
FATROLAZI, SE
CALON WAKIL BUPATI
KABUPATEN REJANG LEBONG
TAHUN 2021 - 2026
5FASISAL - FATROL
KANTOR BUPATI REJANG LEBONG
6FASISAL - FATROL
DAFTAR ISI
I. FOTO CALON BUPATI KANUPAETN KABUPATEN REJANG LEBONG.........3
II. FOTO CALON WAKIL BUPATI KABUPATEN REJANG LEBONG.....................4
III. PENDAHULUAN........................................................................................................7
IV. ARTI DAN MAKNA LAMBANG DAERAH........................................................... 9
V. VISI, MISI DAN ARAH PEMBANGUNAN DAERAH.......................................... 11
VI. KONDISI UMUM DAN PERMASALAHAN DERAH............................................14
VII. VISI MISI CALON BUPATI DAN CALON WAKIL BUAPTI KABUPATEN
REJANG LEBONG....................................................................................................37
7FASISAL - FATROL
I. PENDAHULUAN
Upaya untuk mendorong pembangunan di Kabupaten Rejang Lebong untuk
mencapai visi dan misi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten
Rejang Lebong Tahun 2006 – 2025 adalah suatu hal yang sangat kompleks dan tidak
mungkin dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan manajemen yang
parsial dan sektoral.
Perda Nomor 1 tahun 2007 tentang rencana pembangunan jangka panjang
daerah (RPJPD) Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2006-2025, telah di rumuskan
visi sebagai berikut “ terwujudnya masyarakat yang maju, sejahtera dan damai
dalam wilayah Kabupaten Rejang Lebong”. Pernyataan ini merupakan wujud dan
keinginan masyarakat Kabupaten Rejang Lebong untuk maju dan berkembang
sehingga dapat mensejajarkan diri dengan masyarakat daerah-daerah lain di
Indonesia.
Untuk mendorong pembangunan di Kabupaten Rejang Lebong dibutuhkan
suatu pendekatan yang sistemik dan sistematis yang lebih menekankan
perhatian pada aspek-aspek yang fundamental dan strategis.
Oleh karena itu perlu dirumuskan sebuah visi dan misi yang implementatif
didalam pencapaian rencana pembangunan jangka panjang Kabupaten
Rejang Lebong yang berisi pandangan pembangunan Kabupaten Rejang Lebong
kedepannya disertai dengan arah kebijakan dan strategi pembangunan Kabupaten
Rejang Lebong yang dapat mendorong peran aktif seluruh elemen masyarakat di
dalam kegiatan pembangunan.
Pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah Tahun 2020 di Kabupaten Rejang
Lebong merupakan salah satu agenda Kabupaten Rejang Lebong untuk mencapai
pembangunan Kabupaten Rejang Lebong yang berkelanjutan. Penyusunan visi,
misi dan program merupakan langkah langkah implementatif untuk
melanjutkan pembangunan yang berkelanjutan, terarah dan terukur.
.
8FASISAL - FATROL
9FASISAL - FATROL
II. ARTI DAN MAKNA LAMBANG DAERAH
Arti dan Makna Lambang Daerah
Segi lima Sama Sisi
falsafah negara Pancasila
Padi Dan Kopi
kabupaten Rejang Lebong merupakan daerah pertanian dalam arti luas
17 Helai Daun Kopi, 8 Ruas Tangkai Kopi Dan 45 Buah Kopi
17 Agustus 1945 yang merupakan hari kemerdekaan negara kesatuan RI
Sekuntum Bunga Raflesia
kebesaran & kemegahan kabupaten Rejang Lebong
Kuncup Lingkaran Bunga Hitam
persatuan abadi
Lingkaran Putih
aturan hukum adat Rejang Empat Petulai
Sari Bunga Raflesia Berbentuk Segi Tiga
di kabupaten Rejang Lebong terdapat batuan emas
Banyaknya Putik Bunga Raflesia
banyaknya desa di kabupaten Rejang Lebong
Tulisan Rejang Lebong
nama daerah pemilik lambang
Tulisan “ Pat Sepakat Lemo Seperno”
persatuan dan kesatuan dalam masyarakat kabupaten Rejang Lebong
10FASISAL - FATROL
11
FASISAL - FATROL
III.VISI, MISI DAN ARAH PEMBANGUNAN DAERAH
Faktor pendorong utama pembangunan yang dimiliki Kabupaten RejangLebong adalah tingginya keanekaragaman sumber daya alam seperti lahanbudidaya yang subur untuk pengembangan pertanian, iklim dataran tinggi yangkondusif bagi pengembangan pariwisata dan komoditi pertanian dataran tinggi,dan potensi sumber daya air yang masih tinggi. Faktor-faktor penghambatpembangunan di Kabupaten Rejang Lebong adalah rendahnya tingkatpendidikan dan keanekaragaman keahlian penduduk dibandingkan rata-ratanasional, pendapatan domestik regional bruto (PDRB) per kapita pendudukmasih di bawah rata-rata nasional, tingginya prosentase keluarga miskin (28%),dan terbatasnya sumber daya alam yang bisa dimanfaatkan untukpembangunan ekonomi.
1. VISIBerdasarkan faktor-faktor pendorong dan penghambat sebagaimana diuraikandi atas maka kondisi ideal yang diinginkan dalam kurun waktu 20 tahun kedepan dapat dirumuskan ke dalam Visi pembangunan Kabupaten RejangLebong tahun 2006 – 2025 sebagai berikut:“Terwujudnya masyarakat yang maju, sejahtera dan damai dalamwilayah Kabupaten Rejang Lebong”Pernyataan Visi di atas merupakan wujud dari keinginan masyarakatKabupaten Rejang Lebong untuk maju dan berkembang sehingga dapatmensejajarkan diri dengan masyarakat daerah-daerah lain di Indonesia.
2. MISIVisi pembangunan Kabupaten Rejang Lebong selama kurun waktu 2006 –2026 memiliki tiga sasaran pembangunan utama, yakni masyarakat yangmaju, masyarakat yang sejahtera, dan masyarakat yang damai. Dengandemikian, Visi tersebut dijabarkan secara lebih operasional ke dalambeberapa Misi pembangunan guna menunjang ketiga sasaran Visi sebagaiberikut:
A. Mewujudkan masyarakat maju dan sumber daya manusia yangberkualitas;
B. Mewujudkan masyarakat sejahtera melalui optimalisasi sumber dayaC. Mewujudkan masyarakat yang damai, nilai-nilai luhur budaya lokal yang
berkembang dan tata pemerintahan yang baikD. Mewujudkan pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup yang
berkelanjutan.
12
FASISAL - FATROL
Masyarakat maju dan sumber daya manusia berkualitas memiliki ciri-cirisebagai berikut: memiliki tingkat pendidikan yang cukup untuk mengadopsidan menginovasi teknologi, memahami pengertian dasar tentang agamayang dianut, serta sehat jasmani dan rohani.Masyarakat sejahtera, menurut Bank Dunia tahun 2003, mempunyaipenghasilan di atas standar garis kemiskinan global (US$ 1 per kapita perhari), sementara menurut UNDP tahun 2003, standar kebutuhan minimal perhari untuk Indonesia adalah Rp. 12.500,- di kota dan Rp.10.250,- di desa,baik melalui usaha mandiri maupun bekerja pada orang lain,ekonomi berbasis sumber daya, unit keuangan mikro, dan perluasan lapangankerja. Masyarakat damai berarti tidak ada konflik vertikal (pelayanan terhadapmasyarakat) dan horizontal (kasus-kasus di masyarakat diselesaikansecara hukum adat) yang terjadi di Kabupaten Rejang Lebong. Pengelolaansumber daya alam dan lingkungan secara berkelanjutan memiliki indikatorbebas dari polusi, tersedianya sumber daya alam secara berkelanjutan baiksecara kuantitas maupun kualitas, dan tidak terjadi konflik pemanfaatansumber daya alam di masyarakat.Berdasarkan uraian Visi dan Misi di atas, serta guna menjadikan Visi danMisi tersebut lebih operasional, maka disusun enam prioritas pembangunanjangka panjang Kabupaten Rejang Lebong periode 2006– 2025 sebagaiberikutPrioritas 1: Peningkatan kualitas sumber daya manusia.Prioritas 2: Peningkatan kesejahteraan masyarakat.Prioritas 3: Pengembangan infrastruktur.Prioritas 4: Peningkatan pelayanan publik.Prioritas 5: Pengembangan potensi PAD.Prioritas 6: Pengelolaan SDA dan Lingkungan Hidup berkelanjutan.
Keenam prioritas tersebut selanjutnya akan dijadikan landasan dalammenyusun arah kebijakan dan strategi pembangunan jangka panjangKabupaten Rejang Lebong tahun 2006 – 2025.
3. ARAH PEMBANGUNANKebijakan Pemerintah Kabupaten Rejang Lebong selama dua puluh tahunke depan harus disusun sedemikian rupa agar Visi dan Misi pembangunanjangka panjang dapat tercapai pada tahun 2025 sedangkan indikasikeberhasilannya harus terlihat setiap periode lima tahun. Untuk menjaminterjadinya keterkaitan yang erat antara Visi, Misi dan Arah Kebijakan, makaberikut ini akan diuraikan Arah Pembangunan jangka panjang berdasarkanpengelompokan Misi atau Agenda Pembangunan. Setiap agendadijabarkan terlebih dahulu ke dalam beberapa prioritas kebijakan yang diikuti
13
FASISAL - FATROL
dengan arah pembangunan jangka panjang dari masing-masing prioritaskebijakan.Sebelum dilakukan penjabaran arah pembangunan jangka panjang, makaterlebih dahulu perlu dirumuskan target dan indikator keberhasilanpembangunan yang ingin dicapai selama 20 tahun ke depan. Target danindikator setiap misi pembangunan adalah sebagai berikut:
1. Agenda mewujudkan masyarakat maju dan sumber daya manusiaberkualitas
2. Agenda mewujudkan masyarakat sejahtera melalui pemanfaatansumber daya
3. Agenda mewujudkan masyarakat yang damai, nilai-nilai luhur budayalokal yang berkembang dan tata pemerintahan yang baik
4. Agenda mewujudkan pemanfaatan sumber daya alam dan lingkunganyang berkelanjutan
14
FASISAL - FATROL
IV. KONDISI UMUM DAN PERMASALAHAN DAERAH
A. GEOMORFOLOGI DAN LINGKUNGANKabupaten Rejang Lebong berada pada koordinat 1020 19’ – 1020 57’Bujur Timur dan 20 22’ – 30 31’ Lintang Selatan. Sebagian besarwilayah ini (74,33%) terletak pada ketinggian 100 – 1.000 m di ataspermukaan laut dan sisanya terletak pada ketinggian lebih dari 1.000 m diatas permukaan laut (24,18%) dan kurang dari 100 m di atas permukaanlaut (1,49%). Dengan suhu udara antara 20 – 30 0C dan curah hujan di atas2.000 mm per tahun, Kabupaten Rejang Lebong merupakan daerah datarantinggi yang memiliki kekhasan wilayah dibandingkan wilayah-wilayahlain di Provinsi Bengkulu.
Sebagian besar wilayah Kabupaten Rejang Lebong terletakpada kemiringan lahan antara 2 – 40% (67,97%), sedangkan sisanyaterletak pada kemiringan lahan di atas 40% (25,02%) dan kurang dari 2%(7,01%). Jenis tanah yang ada terdiri dari Andosol yang menempatilahan seluas108.570 ha (26,42%), Latosol seluas 43.000 ha (10,46%), Regosol seluas
15
FASISAL - FATROL
15.600 ha (3,80%), Aluvial seluas 10.000 ha (2,43%), PodsolikMerah
Kuning/Latosol/Andosol seluas 52.000 ha (12,65%), KomplekPodsolik Merah Kuning dan Latosol seluas 34.400 ha (8,37%), danKomplek Podsolik Coklat dan Latosol seluas 147.410 ha (35,87%)Curah hujan rata-rata 233,75 mm/bulan, dengan jumlah hari hujan ratarata
14,6 hari/bulan pada musim kemarau dan 23,2 hari/bulan pada musimpenghujan. Sementara suhu normal rata-rata 17,73 0C - 30,940C dengankelembaban nisbi rata-rata 85,5 %. Suhu udara maksimum pada tahun 2003terjadi pada bulan Juni dan Oktober yaitu 32 0C dan suhu udaraminimum terjadi pada bulan Juli yaitu 16,20 C. Dilihat dari pemanfaatanlahan, pada tahun 2009 sebagian besar berupa Kawasan Hutan yaitu seluas98.873,17 ha (65,23%), Permukiman seluas 1.800,61 ha (1,19%), SawahIrigasi seluas 10.992,92 ha (7,25%), Tanah Ladang seluas 37.884,94ha (24,99%). Sedang sisanya 2.024,36 ha (1,34%) terdiri dari perkebunan,kebun campur, tegalan, lahan usaha perikanan dan lain-lain.Jika dilihat dari penggunaan lahan eksisting yang ada di wilayahKabupaten Rejang Lebong tahun 2010 didominasi Kawasan Hutan(lindung, wisata dan TNKS) seluas 65,23% (98.873 ha), Tanah Tegalanseluas 24,99% (37.885ha), Sawah Irigasi seluas 7,25% (10.993 ha),Permukiman seluas1,19% (1.800 ha) dan Perkebunan 1,34% (2.024 ha)(Sumber : RTRW Kabupaten Rejang Lebong 2010).
Dari Kondisi tersebut maka dapat dianalisis dan permasalahan yang adayakni :Pembangunan Kabupaten Rejang Lebong bertumpu pada sektorpertanianyang didukung oleh lahan budidaya yang subur dan iklim yang sesuaiuntuk pengembangan komoditi dataran tinggi. Produktivitas lahan pertaniandi Kabupaten Rejang Lebong adalah yang tertinggi dibandingkandaerah- daerah lain di Provinsi Bengkulu. Modal dasar ini sangat pentingmengingat komoditi pertanian dataran tinggi memiliki daya saing tinggikarena hanya dapat dikembangkan di sebagian kecil wilayah regional diPulau Sumatera. Jenis komoditi unggulan yang dapat dijadikan modaldasar pembangunan adalah komoditi hortikulura terutama sayur-sayurandataran tinggi. Secara
geografis Kabupaten Rejang Lebong memiliki letak yang strategis karenamemiliki akses yang cepat menuju Jalan Lintas Sumatera. Hal inimemudahkan transportasi dan pemasaran produk menuju pusat-pusat
16
FASISAL - FATROL
pertumbuhan di luar Provinsi Bengkulu seperti Provinsi Sumatera Selatan,Provinsi Jambi dan Provinsi Sumatera Barat. Peluang ini dapatdimanfaatkan secara efektif melalui sistem pembangunan berorientasiregional, misalnya melalui jaringan kerjasama salingmenguntungkan dengan kabupaten-kabupaten yang memilikikekhasan sumber daya serupa. Sebagai daerah yang sebagian besarbergelombang dan berbukit- bukit, wilayah Kabupaten Rejang Lebongrawan terhadap bencana alam seperti tanah longsor dan gempa bumi.Kondisi seperti ini memerlukan sistem perencanaan pembangunan yangberwawasan lingkungan agar sumber daya alam yang ada dapatdimanfaatkan sesuai dengan daya dukungnya. Kelestarian lingkunganmerupakan modal utama dalam melaksanakan program-programpembangunan jangka panjang di Kabupaten Rejang Lebong. Sumberdaya hutan yang terletak di hulu daerah aliran sungai (DAS), sepertiDAS Musi, juga rentan terhadap eksploitasi secara berlebihan sepertipenebangan liar (illegal logging). Pemanfaatan sumber daya hutan yangtidak memperhatikan kelestarian lingkungan akan berdampak secara in-situ pada kualitas sumber daya alam tersebut, dan secara eks-situ padakawasan di sekitarnya seperti terganggunya kuantitas dan kualitasaliran,sungai
B. KEPENDUDUKAN
Berdasarkan hasil dari perhitungan proyeksi penduduk, jumlahpenduduk Kabupaten Rejang Lebong pada tahun 2018 adalah 259.945jiwa dengan rincian penduduk yang berjenis kelamin laki-lakisebanyak 131.527 orang dan perempuan sebanyak 128.418 orang.Dibandingkan tahun 2018, jumlah penduduk Kabupaten Rejang Lebongtahun 2018 tumbuh 0,07 persen. Dengan luas wilayah sekitar 1.515,76km2 , maka rata-rata setiap km2 ditempati penduduk sebanyak 171,49jiwa. Kecamatan dengan jumlah penduduk terpadat adalah KecamatanCurup yaitu 8.100,84 penduduk per km2 . Seks rasio pada tahun 2018sebesar 102,42 menunjukkan bahwa secara umum jumlah penduduklaki-laki lebih banyak dibandingkan jumlah penduduk perempuan.Dengan kata lain untuk setiap 100 penduduk perempuan terdapat 103penduduk laki-laki.Tingkat pengangguran di Kabupaten Rejang Lebongpada tahun 2018 mencapai 1,69 persen. Dari 190.217 pendudukberumur 15 tahun ke atas,146.126 orang di antaranya merupakanangkatan kerja, sedangkan 44.091 orang sisanya bukan angkatan kerja.Tingkat partisipasi angkatan kerja tahun 2018 mencapai 76,82. TPAKlaki-laki lebih tinggi daripada TPAK perempuan. Dari sejumlah
17
FASISAL - FATROL
146.126 orang angkatan kerja, 143.656 orang di antaranya berstatusbekerja dengan lapangan usaha dominan adalah sektor pertanian.Dari Kondisi tersebut maka dapat dianalisis dan permasalahan yangada yakni :Tantangan utama di bidang sumber daya manusia (SDM) dimasa mendatang adalah masih besarnya jumlah penduduk yangrentan untuk jatuh ke bawah garis kemiskinan. Faktor-faktor yangberperan dalam kemiskinan penduduk adalah kurangnya pemahamanterhadap hak-hak dasar masyarakat miskin, kurangnya pemahamanterhadap akar masalah yang dihadapi masyarakat miskin, kurangnyaketersediaan data, kurangnya keberpihakan pembangunan kepadamasyarakat miskin, lemahnya koordinasi antar pelakupembangunan, kurangnya keterlibatan masyarakat, dan lemahnya systempemantauan, evaluasi dan pengendalian. Pengentasan kemiskinan dapatdiatasi melalui peningkatan kualitas SDM yang cerdas teori, terampilberkarya dan religius. Sumber daya manusia yang demikian dapatmemenuhi kriteria dunia kerja seperti yang diinginkan stakeholderseperti industri. Selain itu, penduduk Kabupaten Rejang Lebong dapatmenciptakan lapangan kerja baru melalui usaha-usaha produktif sehinggadapat mengatasi masalah pengangguran
C. EKONOMI DAN SUMBER DAYA ALAM
Nilai PDRB Rejang Lebong atas dasar harga berlaku pada tahun2018 mencapai 8,68 triliun rupiah. Secara nominal, nilai PDRB inimengalami kenaikan sebesar 738,09 miliar rupiah dibandingkan dengantahun 2017 yang mencapai 7,95 triliun rupiah. Naiknya nilai PDRB inidipengaruhi oleh meningkatnya produksi di seluruh lapangan usaha danadanya inflasi. Berdasarkan harga konstan 2010, angka PDRB jugamengalami kenaikan, dari 5,52 triliun rupiah pada tahun 2017 menjadi5,79 triliun rupiah pada tahun 2018. Hal ini menunjukkan selamatahun 2018 Kabupaten Rejang Lebong mengalami pertumbuhanekonomi sekitar 4,96 persen, lebih cepat dibandingkan tahunsebelumnya. Kenaikan PDRB atas dasar harga konstan ini murnidisebabkan oleh meningkatnya produksi di seluruh lapangan usaha,tidak dipengaruhi inflasi.
Besarnya peranan berbagai lapangan usaha ekonomi dalammemproduksi barang dan jasa sangat menentukan struktur ekonomisuatu daerah. Struktur ekonomi yang terbentuk dari nilai tambahyang diciptakan oleh setiap lapangan usaha menggambarkan seberapabesar ketergantungan suatu daerah terhadap kemampuan berproduksidari setiap lapangan usaha.
18
FASISAL - FATROL
Selama lima tahun terakhir (2014-2018) struktur perekonomian RejangLebong didominasi oleh 5 (lima) kategori lapangan usaha, diantaranya:Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan; Perdagangan Besar dan Eceran,Reparasi Mobil, dan Sepeda Motor; Administrasi Pemerintahan,Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib; Jasa Pendidikan; Transportasi danPergudangan. Hal ini dapat dilihat dari peranan masing-masinglapangan usaha terhadap pembentukan PDRB Rejang Lebong.Peranan terbesar dalam pembentukan PDRB Rejang Lebong pada tahun2018 dihasilkan oleh lapangan usaha Pertanian, Kehutanan, danPerikanan, yaitu mencapai 31,09 persen (angka ini menurun dari34,14 persen di tahun 2014). Selanjutnya lapangan usahaPerdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil, dan Sepeda Motorsebesar 16,99 persen (naik dari 15,24 persen di tahun 2014), disusuloleh lapangan usaha Administrasi Pemerintahan, Pertahanan, dan JaminanSosial Wajib sebesar 11,02 persen (naik dari 9,98 persen di tahun 2014).Berikutnya lapangan usaha Jasa Pendidikan sebesar10,14 persen (turundari 10,28 persen di tahun 2014) dan lapangan usahaTransportasi danPergudangan sebesar 5,27 persen.
19
FASISAL - FATROL
20
FASISAL - FATROL
Berdasarkan data Survei Kerangka Sampel Area (KSA) pada tahun2018, luas panen padi di Kabupaten Rejang Lebong sebesar 5.421 hektardengan produktivitas sebesar 43,42 kuintal/hektar. Denganproduktivitas tersebut produksi padi di Kabupaten Rejang Lebong pada2018 sebesar 23.538 ton GKG. Palawija secara harfiah dapat diartikansebagai tanaman kedua, maksud dari tanaman kedua yaitu palawijamerupakan tanaman hasil pertanian yang kedua setelah tanaman pokokkita yaitu padi. Luas panen jagung, kedelai, dan kacang hijau terluasadalah kecamatan Bermani Ulu. Sedangkan panen terluas untukkacang tanah dan ubi kayu adalah kecamatan Sindang Kelingi.Sebagai wilayah perkotaan, kecamatan Curup hanya memiliki sedikitlahan untuk bercocok tanam palawija..
Kabupaten Rejang Lebong merupakan wilayah yang potensi akansayuran. Pada tahun 2018, tercatat produksi kubis mencapai 743.466kuintal, petsai 291.974 kuintal, dan cabai 308.627 kuintal. Dengan luaspanen sebesar 433 hektar, 1.962 hektar, dan 5.802 hektar untuk kubis,petsai, dan cabe maka masing-masing memiliki produktivitas sebesar1.717,01 kuintal per hektar, 148.81 kuintal per hektar, dan 53,19kuintal per hektar. Selain sayuran, Rejang Lebong juga memilikipotensi buah-buahan. Pada tahun 2018 tercatat produksi buahbuahansebesar 124.641 kuintal pisang, 53.159 kuintal durian, 15.720kuintal mangga, 9.132 kuintal jeruk, dan 14.492 kuintal pepaya.
21
FASISAL - FATROL
Kabupaten Rejang Lebong dengan topografi yang berbukit-bukit dankondisi tanah yang subur sangat potensial untuk dikembangkan jenistanaman perkebunan baik untuk skala kecil maupun skala besar.Tanaman perkebunan yang mendominasi di Kabupaten Rejang Lebongantara lain kelapa, dan kopi dengan produksi sebesar 91,08 ton,12.100,8 ton pada tahun 2018.
Populasi ternak di Kabupaten Rejang Lebong seperti tahun-tahunsebelumnya dibagi menjadi 3 kelompok : kelompok pertama adalahternak besar yang meliputi: sapi potong, sapi perah, kerbau, babidan kuda. Kelompok kedua disebut ternak kecil meliputi: kambing,domba, dan kelinci. Sedangakan kelompok ke-3 meliputi: ayamkampung, ayam petelur, dan ayam pedaging. Pada tahun 2017,jenis unggas yang paling banyak diusahakan oleh masyarakatRejang Lebong adalah jenis ayam kampung 352.000 ekor, diikutidengan ayam pedaging 240.000 ekor, dan ayam petelur 60.000ekor.
Usaha perikanan tangkap yang ada di Kabupaten Rejang Lebong hanyaada untuk perairan umum, tidak ada perikanan laut. Tercatat ada 250rumah tangga yang berusaha di sektor perikanan tangkap denganproduksi sebesar 1.5 ton pada tahun 2017, lebih tinggi daripada tahun2018 yang hanya mencapai 1.2 ton. Sedangkan perikanan budidayadiusahakan oleh 240 rumah tangga dengan produksi sebesar 5.249,3 tonpada tahun 2017.
Dari Kondisi tersebut maka dapat dianalisis dan permasalahan yangada yakni :Permasalahan di sektor pertanian yang muncul di Kabupaten RejangLebong dapat dikelompokkan berdasarkan subsektor-subsektor. Pembangunan subsektor pertanian tanaman pangan,hortikultura dan perkebunan menghadapi permasalahan sebagaiberikut: (i) terbatasnya ketersediaan lahan budidaya, (ii) terjadinyakonversi lahan, (iii) terbatasnya sarana dan prasarana pertanian,(iv) terbatasnya modal usaha, (v) rendahnya penguasaan teknologi ditingkat petani, dan (vi) lemahnya kelembagaan dan posisi tawar petani.Secara khusus, subsektor peternakan memiliki keterbatasan dalampenyediaan bibit berkualitas dan pakan ternak, sedangkan subsektorperikanan, terutama perikanan tangkap, menghadapi kendala terbatasnyasarana dan prasarana penangkapan. Hasil hutan alam semakin menurunsebagai akibat terjadinya penebangan hutan yang tidak terkontrolsementara hasil hutan tanaman dan hasil hutan non-kayu belumdimanfaatkan secara optimal.
22
FASISAL - FATROL
Di sisi lain, proses alih teknologi ke petani masih rendah, terutamayang berhubungan dengan penanganan pasca panen, sehingga nilaitambah produk pertanian juga rendah. Pada subsektor perkebunan,teknologi yang diterapkan petani juga kurang memadai, karena kurangpermodalan. Untuk komoditi unggulan seperti karet, banyak petani yangbelum menggunakan benih/bibit berkualitas dan belum melakukanpengelolaan tanaman secara optimal, oleh karenanya produktivitasnyajuga rendah.Di subsektor peternakan, produktivitas juga terhambat akibatkelangkaan bibit yang berkualitas dan mahalnya harga pakan. Populasiternak baik ruminansia maupun ternak unggas, serta perikanan daratmengalami penurunan DAN Lembaga dan posisi tawar petani yanglemah berakibat pada panjangnya tataniaga dan belum adilnya sistempemasaran. Jaringan informasi pasar sepenuhnya dikuasai pelakutataniaga sehingga petani tidak dapat melakukan akses terhadapinformasi tersebut. Akibatnya, harga produk di tingkat petani lebihbanyak ditentukan oleh pelaku tataniaga di perkotaan.Peran koperasi dan usaha kecil-menengah dalam perekonomiandaerah sangat penting karena merupakan wujud nyata kehidupan sosialekonomi sebagian besar rakyat Kabupaten Rejang Lebong. Majunyausaha kecil dan menengah (UKM) akan sangat mendukung upayamengatasi berbagai ketimpangan yang terjadi baik antar pelaku, antargolongan pendapatan dan antar daerah, termasuk mendukungpenanggulangan kemiskinan. Melalui keberadaan UKM yang tangguhdapat dijamin keberlangsungan penyediaanlapangan kerja, sumberpertumbuhan dan pemerataan pendapatan. Peran UKM dalamperekonomian dapat dilihat dari beberapa indikator, seperti jumlah unitusaha dan pengusaha, serta penyerapan tenaga kerja. Akan tetapi,peningkatan dari segi kuantitas tersebut belum diimbangi denganpeningkatan kualitas UKM khususnya skala usaha mikro. Masalahyang masih dihadapi adalah rendahnya produktivitas, sehinggamenimbulkan kesenjangan yang sangat lebar antar pelaku usaha kecil,menengah, dan besar. Keadaan ini sangat berkaitan dengan kondisilingkungan internal UKM yang belum memadai, yaitu:1. Rendahnya kualitas sumber daya manusia, khususnya dalam
manajemen, organisasi, teknologi, dan pemasaran;2. Lemahnya rata-rata kompetensi kewirausahaan; dan3. Terbatasnya kapasitas UKM untuk mengakses permodalan,
informasi teknologi dan pasar, serta faktor produksi lainnya.
23
FASISAL - FATROL
D. SOSIAL, BUDAYA DAN POLITIK
Seperti diketahui pertambahan penduduk dari tahun ke tahun biasanyaberkaitan dengan jumlah penduduk usia sekolah. Sehubungan dengan itusudah tentu harus diimbangi dengan meningkatnya jumlah sarana fisikpendidikan maupun tenaga pendidik/guru. Pada tahunajaran 2017/2018kondisi sekolah di Kabupaten Rejang Lebong dapat dijelas-kan sebagaiberikut: Di Kabupaten Rejang Lebong terdapat 254 sekolah dibawahKementrain Pendidikan dan Kebudayaan dengan rincian sebagai berikut:SD sebanyak 183 Sekolah Dasar (SD), 53 Sekolah MenengahPertama (SMP), dan 18 Sekolah Menengah Atas (SMA).
Pada tahun 2017, di Kabupaten Rejang Lebong tercatat beberapa fasilitaskesehatan, yaitu 1 rumah sakit, 21 puskesmas, 53 Puskesmas Pembantu,211 posyandu, 18 klinik/balai kesehatan, dan 41 Pos kesehatan Desa.
Tabel berikut ini menyajikan data 10 kasus penyakit yang palingbanyak diderita penduduk Kabupaten Rejang Lebong pada tahun2017. Tercatat jenis penyakit yang paling banyak diderita pendudukadalah penyakit infeksi saluran pernafasan akut dengan jumlah kasussebanyak 16.389 kasus, diikuti oleh penyakit Hepatitis 6.406 kasus, danpenyakit gastritis sebanyak 5.276 kasus, sedangkan jenis penyakit yangpaling sedikit diderita oleh penduduk adalah Gangguan gigi danjaringan penyangga dengan 1. 666 kasus
24
FASISAL - FATROL
Dari Kondisi tersebut maka dapat dianalisis dan permasalahan yangada yakni :
Di bidang sosial budaya, Kabupaten Rejang Lebong memilikiberbagai peluang untuk menciptakan kehidupan sosial yang lebih baik,berkebudayaan dan berperikehidupan politik yang maju. Di bidangpendidikan minat dan kemauan yang besar masyarakat RejangLebong untuk memperoleh pendidikan, merupakan peluang yangbesar bagi peningkatan angka partisipasi sekolah. Hal ini disebabkankarena semakin meningkatnya kesadaran masyarakat untukmenyekolahkan anggota keluarga mereka yang memiliki usia sekolahuntuk terus melanjutkan pendidikannya hingga kejenjang perguruantinggi. Nilai-nilai kemasyarakatan yang telah berkembang padamasyarakat Kabupaten Rejang Lebong adalah merasa malu bila memilikianggota keluarga usia sekolah yang tidak bersekolah. Di samping itu,terdapat fakta akibat perubahan sosial budaya dan ekonomi yang terlalucepat yaitu masih banyak anak-anak usia sekolah yang belum optimal,kualitas yang dihasilkan oleh lembaga pendidikan masih rendah,dan belum mampu beradaptasi. dengan perubahan global, karena itulah,masalah pemerataan memperoleh pendidikan dan kualitas produkpendidikan dari lembaga pendidikan menjadi masalah yang paling pokok(mendasar). Dari sisi muatan pendidikan, muatan lokal pada kurikulummasih belum memadai untuk bersaing di pasar kerja. Penyediaanpelayanan pendidikan disesuaikan dengan kebutuhan pembangunan sosial
25
FASISAL - FATROL
ekonomi di masa depan termasuk untuk mendorong pertumbuhanekonomi yang berkelanjutan melalui pendalaman penguasaan teknologi.Pembangunan pendidikan diarahkan pula untuk menumbuhkankebanggaan kebangsaan, akhlak mulia serta kemampuan peserta didikuntuk hidup bersama dalam masyarakat yang multikultur yang dilandasioleh penghormatan pada HAM. Penyediaan pelayanan pendidikankecakapan hidup sesuai perkembangan iptek perlu terus didorong untukmeningkatkan kualitas hidup dan produktivitas penduduk termasukuntuk memberikan bekal pengetahuan dan keterampilan bagi pendudukusia produktif yang jumlahnya semakin besar. Kesenjangan tingkatpendidikan dan derajat kesehatan antar kelompok masyarakat masih cukuptinggi. Apabila tidak segera diatasi maka kondisi seperti ini dapat menjaditantangan serius dalam upaya peningkatan kualitas sumber daya manusiadi Kabupaten Rejang Lebong. Kesenjangan tersebut terjadi antarapenduduk kaya dan penduduk miskin, antara penduduk laki- laki danpenduduk perempuan, dan antara penduduk di perkotaan dan dipenduduk di perdesaan.
Tingkat pengangguran yang tinggi masih merupakan tantangan serius yangakan dihadapi dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat. Tingginyapengangguran tersebut dipicu oleh terbatasnya keanekaragaman keahliandan keterampilan penduduk, dan terbatasnya penciptaan lapangan kerjaterutama di sektor formal. Sementara di era ekonomi global, tuntutandunia kerja akan keterampilan, keahlian dan kompetensi pekerjasemakin meningkat. Tingkat pendidikan rata-rata penduduk KabupatenRejang Lebong masih rendah dan kualitas pelayanan kesehatan belummemadai. Penyediaan pelayanan pendidikan terutama tingkat SLTP dan
26
FASISAL - FATROL
SLTA belum dapat menjangkau seluruh kelompok masyarakat.Kualitas pendidikan masih mengalami ketimpangan antar satuan-satuanpendidikan dan antar kecamatan. Tantangan utama dalam pembangunanpendidikan adalah desentralisasi pendidikan belum sepenuhnya terlaksana.
Pembangunan pendidikan memiliki peranan penting dalam peningkatankualitas SDM. Di bidang pendidikan masih terdapat sejumlahpermasalahan yang dihadapi Kabupaten Rejang Lebong, yaitu :
1. Rendahnya kualitas lulusan para siswa;
2. Rendahnya kualitas proses belajar mengajar;
3. Rendahnya kemampuan mengajar dari kalangan guru-guru;
4. Rendahnya manajemen pendidikan;
5. Rendahnya penerapan teknologi pendidikan;
6. Rendahnya cara melakukan evaluasi dalam proses belajar mengajar, dansebagainya.
Dalam pembangunan kesehatan, tantangan yang dihadapi adalah masihrendahnya kapasitas pelayanan kesehatan dan masih terbatasnya kuantitasdan kualitas tenaga kesehatan. Tantangan penting lainnya adalah perilakumasyarakat yang kurang mendukung pola hidup besih dansehat, rendahnya kondisi kesehatan lingkungan, serta belum optimalnyapembiayaan kesehatan termasuk pola alokasinya. Menyangkut bidangkesehatan maka secara umum permasalahan dibidang kesehatan adalahkualitas pelayanan belum optimal karena belum semua sarana pelayanankesehatan melaksanakan standar pelayanan yang telah ditetapkan.Keterjangkauan dan pemerataan pelayanan dapat dilihat dengan rasiojumlah sarana yang ada. Selain itu, perilaku hidup bersih dan sehatsemua tenaga kesehatan memenuhi kompetensi profesi terkait untuk dapatterregristrasi sebagai tenaga kesehatan profesional. Selain itu, rendahnyaakses terhadap pelayanan kesehatan sering terjadi pada masyarakat miskinkarena kendala biaya (cost barrier).
Permasalahan bidang kesehatan dapat dirinci sebagai berikut :
1. Kualitas pelayanan kesehatan yang belum optimal dan belum merataserta terjangkaunya pelayanan kesehatan
2. Perilaku yang kurang mendukung pola hidup bersih dan sehat danpemberdayaan masyarakat terhadap kesehatan relatif rendah
3. Terjadinya beban ganda penyakit dan rawan bencana.
27
FASISAL - FATROL
4. Kualitas lingkungan yang belum mendukung distribusidan kompetensi tenaga kesehatan yang belum merata
5. Rendahnya akses kesehatan penduduk miskin.
Dalam bidang pemberdayaan masyarakat, tantangan yang dihadapi diKabupaten Rejang Lebong adalah belum mantapnya penyelenggaraanpemerintahan desa/kelurahan dalam rangka memberi pelayanan kepadamasyarakat. Kapasitas manajemen masyarakat partisipatif dan perankelembagaan masyarakat desa/kelurahan masih lemah dalampembangunan desa. Sarana dan prasarana pendukung pemberdayaanmasyarakat di perdesaan juga masih sangat terbatas. Permasalahankemiskinan umumnya berkaitan dengan terbatasnya lapangan kerja dankenaikan upah yang lambat dalam menyesuaikan terhadap kenaikan harga.Stagnasi upah dan peningkatan harga mengakibatkan masyarakat kurangmampu di perkotaan tergolong sebagai penduduk miskin Masih tingginyajumlah penduduk miskin di Rejang Lebong antara lain disebabkan:
1. Penanganan kemiskinan bersifat parsial/menyebar/tidak fokus.2. Pendapatan masyarakat miskin masih rendah, rata-rata di bawah
upah minimum regional (UMR).3. Kinerja penurunan angka kemiskinan masih semu (tidak jelas),
mengingat indikator kinerja terlalu luas dan hanya menyentuhpermukaan.
4. Penanganan kemiskinan, belum mengakomodasi tipologi desa,kultur budaya masyarakat dan teknologi tepat guna.
5. Kualitas kesehatan, pendidikan, lingkungan permukiman, usaha danproduktivitas masih rendah.
6. Rendahnya akses informasi.
Disamping itu kesejahteraan, partisipasi dan perlindungan anak masihkurang memadai, partisipasi pemuda dalam pembangunan masih belumoptimal, serta budaya dan prestasi olahraga masih rendah. Demikianpula, beban permasalahan kesejahteraan sosial semakin beragam danmeningkat akibat terjadinya berbagai krisis sosial seperti menipisnyanilai budaya dan agama, meningkatnya ekses dan gejala sosial dampakdari disparitas kondisi social ekonomi masyarakat, serta terjadinyabencana sosial dan bencana alam. Sementara itu, kebutuhan sosial dasarmasyarakat masih belum sepenuhnya terpenuhi. Di bidang kebudayaan,budaya masyarakat Rejang Lebong merupakan aset potensial dalampembangunan yang ditandai dengan karakteristik masyarakat yang terbuka,dinamis, dan agamis yang merupakan modal dasar dalam pembangunan.Potensi kepemudaan juga tak kalah penting merupakan aset yang dimilikiKabupaten Rejang Lebong untuk menggerakkan ekonomi perdesaandidukung pula minat dan potensi masyarakat Rejang Lebong untuk
28
FASISAL - FATROL
mengembangkan keolahragaan yang cukup tinggi. Derasnya arusglobalisasi yang didorong oleh kemajuan teknologi komunikasi daninformasi menjadi tantangan bangsa Indonesia untuk dapatmempertahankan jati diri bangsa sekaligus memanfaatkannya untukpengembangan toleransi terhadap keragaman budaya dan peningkatan dayasaing melalui penyerapan nilai-nilai universal. Pembangunan manusiapada intinya adalah pembangunan manusia seutuhnya. Tantangan yangdihadapi dalam pembangunan agama adalah mewujudkan ajaran agamadalam kehidupan sehari-hari, dan mewujudkan kerukunan antar danintern umat beragama. Pembangunan pemuda diarahkan padapeningkatan kualitas dan partisipasi pemuda di berbagai bidangpembangunan terutama di bidang ekonomi, sosial budaya, iptek danpolitik. Di samping itu pembangunan olahraga diarahkan pada peningkatanbudaya olahraga dan prestasi olahraga di kalangan masyarakat.
29
FASISAL - FATROL
E. PRASARANA DAN SARANA
Panjang Jalan Menurut Pemerintahan yang Berwenang MengelolanyadiKabupaten Rejang Lebong (km), 2016
Di Kabupaten Rejang Lebong pada tahun 2018 pelanggan listriksebanyak 76.942 pelanggan. Adapun produksi listrik yang terjualsebanyak 93.229.905 KWH sedangkan daya listrik yang tersambung72.641.720 VA.
Jumlah pelanggan pada tahun 2018 sebanyak 13.059 pelanggan. Volumeair yang disalurkan pada tahun 2018 sebanyak 2.978.885 m3dengan nilai penjualan Rp 6.633.340.018.
30
FASISAL - FATROL
Jumlah Diproduksi, Didistribusikan dan Dijual PDAM di KabupatenRejangLebong,2012-2018
Dari Kondisi tersebut maka dapat dianalisis dan permasalahan yangada yakni :
Tantangan yang dihadapi dalam pembangunan infrastruktur dikelompokkanberdasarkan bidang pembangunannya, meliputi bidang transportasi, saranapengairan irigasi, prasarana energi listrik, prasarana telekomunikasi,sarana perumahan dan pemukiman, dan sarana air bersih. Di bidangtransportasi, kualitas sebagian jalan yang ada, baik jalan negara maupunjalan provinsi dan jalan kabupaten, masih rendah sebagai akibatterbatasnya dana pemeliharaan. Jalan-jalan usaha tani belum mampumenjangkau sebagian besar sentra-sentra produksi yang tersebar diwilayah Kabupaten Rejang Lebong. Pembangunan jaringan jalan keretaapi memerlukan dana yang cukup besar termasuk untuk biayapemeliharaan. Pembangunan sarana pengairan irigasi dihadapkan padapermasalahan permasalahan yang berhubungan dengan ketidakseimbanganantara pasokan dan kebutuhan akan air, jaringan yang lama rata-ratasudah banyak yang tidak berfungsi (rusak), dan tidak berjalannya sistempengaturan air. Beberapa jaringan irigasi, seperti Daeah Irigasi Musi
31
FASISAL - FATROL
Kejalo di Kecamatan Bermani Ulu, megalami kehilangan air secaraberlebihan sehingga tidak mampu mengairi lahan sebagaimanadirencanakan semula. Di bidang energi listrik, permasalahan yangmuncul adalah keterbatasan kapasitas pembangkit, karena kapasitastenaga listrik yang tersedia tidak mampu untuk melayani permintaan akanlistrik, sebagian besar pelayanan hanya terdapat di daerah perkotaan,tingginya ketergantungan tehadap BBM, dan keterbatasan kemampuanpendanaan. Permasalahan infrastruktur telekomunikasi adalah terbatasnyaketersediaan infrastruktur informasi, tidak meratanya penyebaraninfrastruktur informasi, dan terbatasnya kemampuan pembiayaanpenyediaan infrastruktur informasi. Permasalahan di bidangpermukiman adalah terbatasnya kemampuan penyediaan prasarana dansarana perumahan, masih banyaknya penduduk perkotaan dan perdesaanyang belum memiliki tempat tinggal, belum tertatanya sistemperumahan dan lingkungan, terutama di daerah permukiman nelayan,daerah pelabuhan dan daerah permukiman sekitar pasar, danrendahnya kemampuan masyarakat untuk membangun rumah yanglayak. Di bidang penyediaan air bersih, permasalahannya adalah masihsedikitnya jumlah pelanggan yang menggunakan air PDAM, tingginyatingkat kebocoran yang terjadi pada perpipaan, dan permasalahan tarifyang tidak mampu mencapai kondisi pemulihan biaya.
F. PEMERINTAHAN
Kabupaten Rejang Lebong terdiri atas 34 kelurahan dan 122 desayang tersebar di 15 Kecamatan, yaitu : Kota Padang, Binduriang, SindangBeliti ilir, Padang Ulak Tanding, Sindang Beliti Ulu, Sindang Kelingi,Sindang Dataran, Curup, Curup Utara, Curup Selatan, Curup Timur, CurupTengah, Bermani Ulu, Bermani Ulu Raya dan Selupu Rejang.
Rejang Lebong tahun 2018 sebanyak 30 orang. Anggota DPRmasih didominasi oleh laki-laki dimana 83 persennya berjenis kelaminlaki-laki dan hanya 17 persen berjenis kelamin perempuan. Tahun 2018,jumlah Pegawai Negeri Sipil yang bekerja di lingkungan PemerintahDaerah Kabupaten Rejang Lebong yang tercatat di Badan KepegawaianDaerah sebanyak 4.826 orang. Jika dilihat menurut jenis kelamin,jumlah PNS terbanyak adalah PNS perempuan dengan jumlah 2.792orang dan PNS laki-laki 2.034 orang.
32
FASISAL - FATROL
Jumlah PNS Menurut Golongan dan Jenis Kelamin di KabupatenRejangLebong, 2018
Jumlah Desa/Kelurahan Menurut Kecamatan di KabupatenRejangLebong, 2015- 2018
33
FASISAL - FATROL
Jumlah Pegawai Negeri Sipil Menurut Tingkat Kepangkatan dan
Jenis Kelamin di Kabupaten Rejang Lebong, 2017 dan 2018
Dari Kondisi tersebut maka dapat dianalisis dan permasalahan yang adayakni :
Kabupaten Rejang Lebong sebagai kabupaten yang baru saja mengalamipemekaran menjadi tiga kabupaten tentunya mempunyai persoalantersendiri di bidang pemerintahan. Pertama harus menata ulangkelembagaan pemerintahan, sebagai akibat berpindahnya SDM yang ada keKabupaten baru, kondisi ini tentunya berpengaruh kepada rodapemerintahan baik kualitas maupun kuantitas. Bahkan SDM yang
34
FASISAL - FATROL
berkualitas ada kecendrungan memilih kabupaten baru. Lemahnyapelayanan publik pada pemerintahan Rejang Lebong sangat dipengaruhioleh:
1. Rendahnya kualitas SDM yang dimiliki.2. Penempatan SDM pada bidang kerja yang tidak berdasarkan pada
kompetensi yang dimiliki oleh aparatur yang bersangkutan.3. Terjadinya perubahan paradigma dalam pemerintahan yang tidak
diikuti oleh paradigma berpikir aparatur..
Selain itu dalam penataan kelembagaan lebih berorientasi padaPemerataan dan bukan pada kebutuhan, dengan demikian adakecendrungan menimbulkan birokrasi yang besar dan tidak efisien.
Tantangan lain yang dihadapi dalam rangka mempecepat pelaksanaanpembangunan adalah belum berjalan sepenuhnya proses desentralisasi.Kewenangan daerah masih banyak yang belum didesentralisasikan karenaperaturan dan perundangan sektor yang masih belum disesuaikan denganUndang-undang tentang Pemerintahan Daerah. Persepsi para pelakupembangunan terhadap kebijakan desentralisasi dan otonomi daerahmasih sering berbeda. Kerjasama antar pemerintah daerah juga masihrendah, kelembagaan pemerintah daerah yang efektif dan efisien belumterbentuk, serta masih terbatasnya kapasitas aparatur pemerintah daerahdan kapasitas keuangan daerah.
G. WILAYAH DAN TATA RUANG
Kebijakan pengembangan wilayah Kabupaten Rejang Lebongmerupakan arahan yang ditetapkan dalam skala makro sesuai denganpotensi pengembangan wilayah yang dimiliki. Kebijakan pengembanganwilayah harus bersinergi dengan kebijakan propinsi dan kebijakan nasionalguna mewujudkan pembangunan berkualitas dan berkelanjutan.Kebijakan pengembangan wilayah sangat erat kaitannya denganstruktur ruang dan pola ruang yang tertuang dalam RTRW KabupatenRejang Lebong yang mendefinisikan fungsi kawasan budidaya dankawasan lindung. Terkait fungsi kawasan lindung yang berada diKabupaten Rejang Lebong, dalam Rencana Tata Ruang WilayahNasional (RTRWN) ditetapkan antara lain: (1) Penetapan TamanNasional Kerinci Seblat (TNKS) sebagai kawasan lindung; (2) TamanWisata Alam (TWA) Bukit Kaba sebagai kawasan lindung; dan (3)Ditetapkan sebagai kawasan andalan di Propinsi Bengkulu dengan potensipada sektor pertanian, industri, perkebunan, perikanan dan pariwisata.
35
FASISAL - FATROL
Kabupaten Rejang Lebong memiliki arahan struktur ruang dankawasan strategis sebagai berikut :
1. Struktur Ruang
a. Pusat Kegiatan Wilayah (PKW), tepatnya di Kota Curup sebagaiibukota kabupaten dengan fungsi Kota Curup sebagai:
Pusat pemerintah Kabupaten; Pusat perdagangan dan jasa dengan skla pelayanan beberapa
Kabupaten Tentangga; Pusat industri; Simpul transportasi utama penghubung kejaringan lintas tengah
Sumatera; Pusat kegiatan pertanian ( Tanaman pangan dan perkebunan,
peternakan dan perikanan budi daya ); Pusat pariwisata Alam (Agrowisata ).
b. Pusat Kegiatan Lokal (PKL) Kota Padang yang dapat melayanibeberapa kecamatan dan berfungsi sebagai sentra pelayanan kegiatanlokal serta fungsi lainnya sebagai berikut:
Pusat pemerintahan kecamatan; Simpul transportasi jalan rel kereta api dan jalan raya ( Musi
Rawaas ke Bengkulu ); Pusat perdagangan dan jasa skala lokal.
2. Pola Ruang
Berdasarkan arahan pola ruang Propinsi Bengkulu, makaKabupatenRejang Lebong memiliki fungsi lahan antara lain:
a. Kawasan Lindung, suaka alam, kawasan lindung yang meliputi,hutan lindung Bukit Basa
(1) Kawasan Hutan Lindung
Hutan lindung bukit basah seluas 128,89 H; Hutan lindung bukit daun seluas 90.8005,07 H (bersam
Kabupaten Lebong, Kepahiang dan Bengkulu Utara. Hutan lindung bukit balai Rejang seluas 18.069 H ( bersama
Kabupaten Kepahiang ); Kawasan taman wisata Alam (TWA) Bukit Kaba seluas
13.490 H (bersama Kabupaten Kepahiang).
36
FASISAL - FATROL
(2) Kawasan Suaka Alam
Suaka Alam dan taman Nasional Kerinci Sebelat (TNKS) Cagar Alam yang meliputi Talang Ulu 1 Seluas 0,51 H dan
Talang Ulu 2 seluas 0,06 Ha.
(3) Kawasan Rawan Bencana
(4) Kawasan Perlindungan Setempat
b. Kawasan Budidaya
(1) Kawasan Perkebunan dengan komoditas kopi, lada, karet, kakaodan kelapa seluas 52.993,11 Ha;
(2) Kawasan Hutan Rakyat seluas 5.727,29 Ha;
(3) Kawasan Permukiman seluas 16.968,93 Ha;
(4) Kawasan Pariwisata (wisata alam).
3. Kawasan Strategis
Kabupaten Rejang Lebong merupakan kawasan strategis bagiPropinsi Bengkulu dan sekitarnya sebagai kawasan strategis bidangekonomi untuk mendukung sektor produksi wilayah sekitarnya sepertipertanian, perkebunan, agro industri, peternakan dan perikanan.
Dari Kondisi tersebut maka dapat dianalisis dan permasalahanyang ada yakni :
Pembangunan di Kabupaten Rejang Lebong belum berjalan merata disemua kawasan. Sebagian kawasan sudah berkembang dengan pesat,sementara kawasan lain masih jauh tertinggal. Beberapa kawasan yangmasih tertinggal tersebut adalah wilayah Kecamatan KotaPadang, sebagian Kecamatan Sindang Kelingi, Kecamatan PadangUlak Tanding dan Kecamatan Bermani Ulu. Guna meningkatkanpercepatan dan pemerataan pembangunan di semua kawasan maka perludikembangkan paradigma baru pembangunan dengan orientasi padapembangunan kawasan, bukan pembangunan sektoral. Rencana TataRuang Kabupaten Rejang Lebong harus mampu mengangkat potensiunggulan di masing-masing kawasan, sehingga kawasan-kawasanyang memiliki potensi sejenis dapat dijadikan suatu gugus (cluster)dalam pembangunan. Pola pembangunan yang demikian dapatmeningkatkan efektivitas dan efisiensi penggunaan dana pembangunansehingga hasil yang diperoleh akan semakin nyata.
37
FASISAL - FATROL
V. VISI DAN MISI CALON BUPATI DAN WAKILBUPATIREJANG LEBONG TAHUN 2021-2026
Faktor pendorong utama pembangunan yang dimiliki KabupatenRejang Lebong adalah tingginya keanekaragaman sumber daya alam sepertilahan budidaya yang subur untuk pengembangan pertanian, iklim datarantinggi yang kondusif bagi pengembangan pariwisata dan komoditipertanian dataran tinggi, dan potensi sumber daya air yang masih tinggi,selain itu adanya keanekaragaman seni dan budaya serta penduduk usiamuda yang potensial dalam pengembangan olahraga. Faktor-faktorpenghambat pembangunan di Kabupaten Rejang Lebong adalah rendahnyatingkat pendidikan dan keanekaragaman keahlian penduduk dibandingkanrata-rata nasional, pendapatan domestik regional bruto (PDRB) per kapitapenduduk masih di bawah rata-rata nasional, tingginya prosentasekeluarga miskin, dan terbatasnya sumber daya alam yang bisadimanfaatkan untuk pembangunan ekonomi.
a. VISI CALON BUPATI DAN WAKIL BUPATI KABUPATENREJANG LEBONG TAHUN 2021 - 2026
Dari uraian tersebut diatas, maka visi atau gambaran bersamatentang kondisi ideal Kabupaten Rejang Lebong pada tahun2021 – 2026 diformulasikan sebagai berikut
“TERWUJUDNYA KABUPATEN REJANG LEBONG HEBAT,YANG MAJU, SEJAHTERA, MANDIRI, BERBUDAYA DALAMBERKEPRIBADIAN, DEMOKRATIS, BERKEADILAN DANGOTONG ROYONG BERLANDASKAN NILAI-NILAINASIONALIS DAN RELIGIUS”
Formulasi tersebut dijabar sebagai berikut :1. Maksud dari Sejahtera dengan pemanfaatan sumber daya alam serta
menjaga lingkungan berkelanjutan adalah suatu kondisi daerah yangmasyarakatnya memiliki keberdayaan secara sosial dan ekonomisehingga mampu melangsungkan kehidupan individu maupunkemasyarakatan secara layak. tujuan akhir dari pembangunan yangdilaksanakan adalah mewujudkan masyarakat yang sejahteradengan memanfaatkan potensisumber daya alam yang ada terutamasektor pertanian dengan menjagakeberlanjutan lingkungan.
38
FASISAL - FATROL
2. Maksud dari Mandiri adalah sikap masyarakat yang tidakmenggantungkan keputusan kepada orang lain, kondisi masyarakatmampu membangun dan mengurusi diri sendiri yang bersinergidengan lingkuangan sosial lainnya.
3. Maksud Berbudaya Dalam Berkepribadian adalah kondisikehidupan masyarakat yang mempunyai wawasan dan sikap yang kuatdan berakhlak dalam kehidupan sosial
4. Maksud dari Demokratis adanya pengakuan partisipasi rakyatdalampemerintahan, dan pengakuan hakikat dan martabat selakumanusia. Demokrasi yang diterapkan adalah demokrasi pancasiladengan pejabaran langsung dari sila-sila pancasila, yakniberjiwa besar menerima perbedaan pendapat dan kritik,kesepakatan maupun keputusan harus diambil melalui kesepakatandan musyawarah mufakat sesuai hakikat pancasila, dan persatuankesatuan.
5. Maksud dari Berkeadilan adalah mengandung arti adanyakesamaan hak dalam hukum dan pelayanan kemasyarakatan, keadilandalam kemanfaatan hasil-hasil pembangunan antar wilayah dangolongan penduduk, serta pemerintahan yang jujur, bersih,efisien dan efektif sebagai gambaran dari good governance. Adiljuga harus tercermin dalam proses pembentukan, pelaksanaan sertapenegakan hukum dan HAM. Berkeadilan juga mencerminkanketerwakilan proses dan substansi agenda-agenda pembangunansosial, ekonomi dan politik yang dilakukan secara rasional danobjektif dengan mempertimbangkan aspek keterbukaan, partisipasipublik, dan kesetaraan.
6. Maksud Gotong Royong adalah merupakan sistem kehidupan secarabersama sama dalam mencapai tujuan bersama, kondisi masyarakatyang saling membantu dan peduli sesama dalam kehidupanmasyarakat.
7. Maksud Nasionalis adalah kondisi masyarakat dalam membangunaspek kehidupan mengutamakan kepentingan dan keutuhan nasional.
8. Maksud Religius adalah kondisi kehidupan masyarakat yang selalutaat dan patuh dengan nilai - nilai keimanan sesuai dengan agama dankeyakinan masing-masing terhadap Tuhan YME .
b. MISI CALON BUPATI DAN WAKIL BUPATI KABUPATENREJANG LEBONG TAHUN 2021 – 2026
Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, maka misi pembangunan KabupatenRejang Lebong selama jangka waktu 5 (lima) tahun 2021-2026adalah sebagai berikut:1. Peningkatan kualitas SDM masyarakat Kabupaten Rejang Lebong.
39
FASISAL - FATROL
2. Pembangunan Pendidikan yang bermutu, merata, kompetitip,Berkarakt Iman dan Bebudaya.
3. Membangun ekonomi yang produktif, mandiri dan berkualitas sertaberdaya saing.
4. Memberi ruang generasi muda/milenial untuk meningkatkan kreasi &daya cipta.
5. Peningkatan dan pemeliharaan insfrastruktur secara menyeluruh.6. Pembangunan yang tepat sasaran berdasarkan tata ruang kabupaten,
propinsi, dan nasional.7. Mewujudkan Rejang Lebong menjadi daerah idaman yang tertata rapi,
indah, aman dan bersih berlandaskan gotong royong.8. Penegakan hukum yang adil.9. Pengelolaan pemerintahan yang bersih, efektif dan bebas dari Korupsi,
Kolusi dan Nepotisme yang berwibawa dan terpercaya.10. Memberikan perlindungan dan rasa aman kepada setiap masyarakat
serta dunia usaha.11. Menumbuh kembangkan nilai-nilai demokrasi dalam kehidupan
masyarakat yang bekepribadian mulia dengan menanamkan nilai-nilaiPancasila sejak dini.
12. Memberikan ruang dan meningkatkan peran serta kualitas gender.13. Meningkatkan dan mengembangkan potensi pariwisata menjadi
sumber ekonomi secara terpadu dengan sektor lainnya.14. Melestarikan dan mengembangkan potensi budaya lokal yang
memiliki nilai - nilai sejarah dan ekonomi.15. Pembangunan kawasan pertanian, olah raga dan seni yang terpadu
dengan tetap menjaga keberlanjutan lingkungan.16. Mendorong pembangunan sektor ekonomi kreatif yang besinergi
dengan potensi-potensi lokal, nasional dan internasional.17. Membangun fasilitas olah raga prestasi maupun olah raga masyarakat.18. Menjadikan Rejang Lebong sebagai daerah tujuan wisata alam dan
budaya.19. Meningkatkan fasilitas dan pelayanan kesehatan bagi masyarakat.20. Penataan dan peningkatan pasar yang moderen berkualitas sampai ke
kecamatan.21. Mendorong dan Meningkatkan kualitas hasil produksi pertanian
perikanan dan perkebunan serta membuka pasar yang kompetitip danekonomis.
22. Bersinergi dengan pemerintah propinsi dan pemerintah pusat dalamkerangka negara kesatuan Republik Indonesia.
40
FASISAL - FATROL
41
FASISAL - FATROL
42
FASISAL - FATROL
43
FASISAL - FATROL