virus

3
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengamatan 4.1.1. Tabel hasil pengamatan Virus SPLTNPV Gambar Data pengamatan Nama virus : SPLTNPV Jenis inang : Spodoptera litura (ulat grayak) Bentuk virus : Polihedral Warna virus : Kehijauan 4.1.2. Pembahasan Memperbanyak virus SPLNPV (Spodoptera litura Nuclear Polyhedrosis Virus) dilakukan secara in vitro yaitu membiakkannya didalam inang berupa ulat grayak. Selama proses infeksi, ulat mengalami gejala abnormalitas secara morfologis, fisiologis dan perilakunya. Hemolimfa ulat yang semula jernih berubah keruh dan secara fisiologis ulat tampak berminyak dan perubahan warna tubuh menjadi pucat kemerahan, terutama bagian perut. Sedangkan untuk perilaku yang diperlihatkan oleh ulat, ulat yang mati dalam keadaan terlentang di dasar botol dengan tubuh yang lunak berwarna hitam kecoklatan ada juga yang berada di dinding botol bagian atas dengan warna yang putih dan ada juga yang sudah meletus. Hal ini dikarenakan media yang digunakan berupa botol kapsul dan tidak menggunakan kasa sehingga ulat kesulitan untuk menggantung dan memposisikan diri menyerupai huruf “V” dan saat di sentuh pada bagian perut

Upload: laila-alvi-nurin

Post on 15-Jul-2016

225 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

tentang virus

TRANSCRIPT

Page 1: Virus

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan4.1.1. Tabel hasil pengamatan Virus SPLTNPV

Gambar Data pengamatan

Nama virus : SPLTNPV

Jenis inang : Spodoptera litura (ulat

grayak)

Bentuk virus : Polihedral

Warna virus : Kehijauan

4.1.2. Pembahasan

Memperbanyak virus SPLNPV (Spodoptera litura Nuclear Polyhedrosis Virus)

dilakukan secara in vitro yaitu membiakkannya didalam inang berupa ulat grayak.

Selama proses infeksi, ulat mengalami gejala abnormalitas secara morfologis,

fisiologis dan perilakunya. Hemolimfa ulat yang semula jernih berubah keruh dan

secara fisiologis ulat tampak berminyak dan perubahan warna tubuh menjadi pucat

kemerahan, terutama bagian perut. Sedangkan untuk perilaku yang diperlihatkan

oleh ulat, ulat yang mati dalam keadaan terlentang di dasar botol dengan tubuh yang

lunak berwarna hitam kecoklatan ada juga yang berada di dinding botol bagian atas

dengan warna yang putih dan ada juga yang sudah meletus. Hal ini dikarenakan

media yang digunakan berupa botol kapsul dan tidak menggunakan kasa sehingga

ulat kesulitan untuk menggantung dan memposisikan diri menyerupai huruf “V” dan

saat di sentuh pada bagian perut lebih mudah lisis. Jumlah ulat yang kamu bawa

berjumlah 28 ulat ,ada beberapa yang belum mati dan ada banyak yang sudah mati

dan lisis, hal ini disebabkan oleh banyak faktor diantaranya umur larva, suhu dan

banyaknya virus yang tertelan. Isolat virus dapat mematikan ulat grayak dalam 2 – 5

hari, tetapi isolat yang kurang virulen membutuhkan 2 – 3 minggu untuk mematikan

inangnya. Apabila korion yang mengandung NPV masuk ke dalam tubuh larva dan

menginfeksi organ-organ tubuhnya maka kematian akan terjadi 1 – 2 hari kemudian.

Page 2: Virus

Berdasarkan hasil percobaan morfologi bentuk dan warna dari virus ini sesuai

dengan teori. Berdasarkan teori virus SPLNPV memiliki bentuk yang polihedra

dengan warna transparant sampai kehijauan. Percobaan yang dilakukan

menunjukan bentuk virus yang persegi agak membulat. Seperti yang kita ketahui

bentuk polihedra berarti memiliki banyak sisi, sehingga bisa dikatakan bahwa bentuk

virus yang polihedral menyerupai/hampir sama dengan virus berbentuk bulat. Proses

infeksi SPLNPV dimulai dengan tertelannya polihedra (berisi virus) bersama pakan.

Di dalam saluran pencernaan ulat memiliki suasana yang alkalis, akibatnya polihedra

larut dan melepaskan virus dan akan menginfeksi sel-sel yang rentan. SPLNPV

memiliki tingkat patogenitas yang relatif tinggi. Hal ini terbukti ketika hari ke-5 dan 6

setelah pemberian virus, telah banyak ulat yang mati karena terinfeksi virus. Dapat

dikatakan bahwa virus ini virus memiliki potensi sebagai bioinsektisida. Berdasarkan

teori SPLNPV memiliki nilai LC 50 (konsentrasi yang mematikan 50 % populasi)

untuk ulat instar III sebanyak 5,4 x 10 3 polyhedra inclusion bodies (PIBs) ml. Ulat I-III

lebih rentan terhadap SlNPV dari pada ulat instar IV-V. Tingkat kerentanan ulat instar

I, 100 kali lebih tinggi daripada ulat instar V.