· web viewpuji syukur kami panjatkan kehadirat tuhan yang maha kuasa, karena atas kasih dan...
TRANSCRIPT
Conservation International Raja Ampat Program
Rencana Proyek
Kampaye Pride 2011-2012
Valend Burdam2/28/2011
1.1. Ucapan Terimakasih dan Persetujuan Dokumen ProyekPuji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas kasih dan penyertaannya maka rencana proyek ini dapat diselesaikan. Dokumen proyek ini tidak dapat tersusun seperti ini tanpa bantuan dari berbagai pihak masi jauh dari sempurna, dan masih banyak hal yang dibutuhkan untuk menambah kesempurnaan Dokumen proyek ini .Semoga Dokumen Proyek ini bisa dapat berguna untuk kelancaran kegiatan konservasi di KKLD Ayau - Asia khususnya dan umumnya di Raja Ampat. Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan terima kasih yang tak terhingga atas semua dukungan moril maupun material yang diberikan kepada penulis hingga Dokumen Proyek ini dapat disusun seperti ini. Untuk itu ucapan terima kasih ini penulis sampaikan kepada:
1, Lembaga Conservation Internasional Indonesia (CII) Raja Ampat Program
2. Pak Alberth Nebore selaku Program Manager CI Raja Ampat Program
3. Ibu Meity Mondong selaku supervisor saya dilapangan
4. Ibu Laury, selaku sponsor utama program RARE di kantor Bali
5. Pak Mark Erdman, selaku penasehat CI di Kantor Bali
6. Pak Ketut Sarjana Putra selaku pimpinan di Kantor CI Bali
7. Mas Harry Kushardanto selaku direktur Utama RARE Program
8. Kang Yayat Afianto selaku mentor
9. Mba Sari
10.Mas Rully
11.Mba Asti
12.Ibu Stacy selaku Dosen komunikasi di UTEP
13.Mba Nanda yang selalu menyiapkan segala keperluan selama program berjalan.
14Mba Nita Rianty yang juga awalnya menjaring kami mengikuti program Pride ini
15 Semua Teman-teman BIONCI COHORT 4
16.Semua Tim KKLD Ayau yang selalu mensuport kegiatan di lapangan
17.Kepala Distrik Ayau dan Ayau Kepulauan
18 Seluruh Kepala kampung di Distrik Ayau dan Ayau kepulauan
19.Seluruh Warga Masyarakat di kampung Yenkawir, Runi, Dorekhar, Boiseran, Meosbekwan, Rutum dan Kampung Reni.
20. Bang Erdy, dan Mas Ismu dan semua teman-teman Monitoring CI
22.Pimpinan KKLD Teluk Mayalibit, Dampir dan Wayag-Sayang
23. Ina Mambrisaw dan Teman-teman di Asrama kamasan 4 Bogor
24. Pihak Pengelola Asrama Internasional di Bogor
25. Seluruh pihak yang membantu penulis tanpa terkecuali selama penulis mengikuti Program ini.
27. Kedua Orang tua ku, dan ke dua adik ku Rengly dan Dedeh Burdam
28.Special untuk Istriku dan anaku Valdy G. Burdam.
i
Terima Kasih atas semua dukungan kalian semua, Semoga Tuhan Sumber Berkat dapat melimpahkan Berkat yang berlimpah atas semua dukungan yang telah diberikan.
Bogor 5 Maret 2011
ii
iii
iv
v
1.2.
1.3. Daftar Isi
1.1. Ucapan Terimakasih dan Persetujuan Dokumen Proyek........................................i1.2....................................................................................................................................vi1.4....................................................................................................................................xi1.5....................................................................................................................................xi1.6. Daftar Tabel...........................................................................................................xi1.7. Daftar Gambar.......................................................................................................xi1.8. RINGKASAN EKSEKUTIF.....................................................................................11.9. Ringkasan Teori perubahan...................................................................................21.10. Gambaran kampanye yang memberikan tinjauan lokasi, demografi, ringkasan dan hasil analisis survey KAP..........................................................................................11.11. Sifat Dokumen....................................................................................................11.12..................................................................................................................................21.13. PENDAHULUAN.................................................................................................21.14. Kondisi Penangkapan Berlebih di lokasi Kampanye...........................................21.15. Mengenai Campaign Manager............................................................................51.16. LOKASI PROYEK...............................................................................................71.17. Deskripsi Lokasi..................................................................................................71.18. Nama lokasi , Propinsi, Kabupaten.....................................................................71.19. Peta lokasi..........................................................................................................81.20. Status Kawasan Lindung (UU, Peraturan Pemerintah).......................................91.21. Nama, luasan hektar kawasan yang menjadi fokus kampanye........................11Keret yang dalam bahasa umum disebut marga, merupakan suatu kelembagaan sosial yang mempunyai peran yang cukup besar dalam mengatur kehidupan anggotanya. Bahkan secara luas, keret turut berperan dalam pengaturan masyarakat desa, terutama aturan-aturan yang berkaitan dengan hubungan antar masyarakat. Penentuan hak ulayat terhadap tanah dan laut merupakan salah satu contoh wewenang keret dalam masyarakat. dalam pemanfaatan lahan, setiap anggota keret mempunyai hak yang sama, namun tidak diperbolehkan memilikinya. Sedangkan dalam perkawinan, keret mempunyai peran yang penting mengingat sistem perkawinan yang berlaku adalah eksogam yaitu incest untuk melakukan perkawinan dalam satu keret...........................13Kelembagaan keret ini, selain mengatur anggota dalam penggunaan lahan, hasil laut, hubungan kekerabatan dalam perkawinan, dapat juga dimanfaatkan untuk pensosialisasian program yang masuk desa ini. Melalui kelompok keret akan lebih mudah mengumpulkan masyarakat, karena akan mengikuti anjuran ketua, yang
vi
biasanya adalah orang tertua atau yang dituakan dalam kelompok. Keuntungan lain dari eksistensi kelembagaan keret adalah kemampuan meredam konflik sosial yang mungkin terjadi karena adanya hubungan antar keret karena perkawinan atau hal lannya. Sifat hubungan ini meniciptakan hubungan kerabat baru yang harus saling menjaga keharmonisan..................................................................................................13Letak Kepulauan Ayau yang ada di tengah laut menjadikan kapal dan perahu sebagai moda transportasi utama di wilayah tersebut. Untuk mencapai Kota Sorong yang berjarak 130 mil laut diperlukan waktu 8-9 jam perjalanan dengan menggunakan perahu belan bermesin tempel 40 PK 2 buah dengan kapasitas penumpang 25 orang, yang rute perjalanannya dari pelabuhan pantai Boswesen Sorong ke Ayau dengan harga tiket sebesar Rp 100 000 ( seratus ribu rupiah) Sarana transportasi dari kampung ke Ibukota kecamatan atau ibukota Kabupaten sangat minim.......................................13Akibat kelangkaan sarana transportasi tersebut penduduk secara turun-temurun mengusahakan perahu angkutan secara kolektif. Perahu yang diusahakan tersebut dikenal dengan nama perahu belan, atau perahu susun yang digunakan untuk keperluan perdagangan atau untuk kepentingan umum lainnya dalam kelompok usaha. Selain perahu susun, ada juga rute kapal perintis yang melayani pelayaran ke masing-masing Distrik di Raja Ampat salah satunya adalah Distrik Kep Ayau yang dalam rutenya 2 kali per bulan. Tiket kapal dapat dibeli dengan harga Rp 60.000 ( enam puluh ribu rupiah) untuk Rute Sorong, Waisai dan Ayau. Dengan adanya rute pelayaran kapal perintis ini maka masyarakat kampung merasa sangat terbantu dengan beroperasinya kapal tersebut............................................................................131.22. Target konservasi.............................................................................................151.23. Kelompok ikan target lain yakni ikan napoleon, kima raksasa, lola, masing-masing dapat mewakili kombinasi habitat perikanan sebagai berikut kumpulan ikan-ikan terumbu karang di ekosistem mangrove, padang lamun, kelompok ikan karang lainnya di daerah lagon dan kelompok ikan pelagis lainnya di daerah SPAGs dan kelompok ikan kerapu.....................................................................................................................151.24. Strategi Konservasi, Kegiatan, dan Pengalaman Lembaga Bekerja di Kawasan Proyek 16Penduduk Di Ayau terdiri dari dua sub suku Biak yaitu: Suku Wardo Yenkawir, Rutum dan Reni. berbahasa Biak ragam Wardo. Suku Usba : Dorehkar dan Mosbekwan.berbahasa Biak ragam Usba. Jumlah marga keseluruhan ada 24 marga dengan Hak Petuanan masing-masing. Walaupun demikian ada daerah-daerah yang diperebutkan oleh beberapa marga. Jumlah Penduduk yang benar-benar menetap di Ayau berdasarkan PRA 2006 adalah 1996 jiwa. Secara umum masyarakat hidup mencari di sekitar17-24 pulau yang ada diwilayah Ayau secara bebas hanya saja akan menjadi masalah jika ada investasi ataupun suatu proyek pembangunan yang akan masuk kedaerah ini. Karena selain hak atas lahan dari adat, soal lain yang muncul juga adalah komposisi penduduk yang tidak merata dimana ada kampung dan marga yang sangat besar dan ada kampung yang kecil dan sedikit penduduknya. Dari hasil penelitian Conservasi Internasional Indonesia program Raja Ampat, telah membuktikan bahwa Kepulauan Ayau merupakan salah satu kawasan yang dapat dijadikan SPAGs ( tempat pemijahan ikan gerapu). Tempat dimana ikan akan selalu kumpul untuk kawin dan bertelur. Ayau merupakan wilayah kepulauan yang terdiri dari kepulauaan Ayau sendiri, yang terdapat 10 pulau – pulau kecil dan
vii
besar serta kepulauan Asia yang memiliki 3 pulau yang merupakan pulau terluar, berbatasan dengan negara kepulauan Palau. Kawasan ini memiliki potensi ikan yang cukup berlimpah, dari hasil penelitian ini juga terdapat 29 jenis ikan karang serta 3 jenis penyu. Prosentasi karang hidup 80% dan karang mati atau rable 30 %, karang hidup ini juga terdiri dari jenis karang keras dan jenis karang lunak.............................................................................................................16
3.1. Memahami dan memprioritaskan target-target konservasi dan ancaman-ancaman di lokasi.......................................................................................................253.2. Model Konsep dalam Miradi.................................................................................27
1.25. Analisa Pemangku Kepentingan.......................................................................281.26................................................................................................................................281.27. CONCEPT MODEL...........................................................................................291.28. Diagram Konsep Model.....................................................................................291.29. Narasi Konsep Model........................................................................................30
1 29.1. Memahami dan memprioritaskan target-target konservasi dan ancaman-ancaman di lokasi.......................................................................................................305.2.2. Model Konsep dalam Miradi..............................................................................31
1.30. ANALISIS ANCAMAN.......................................................................................321.31. Peringkat Ancaman...........................................................................................331.32. Analisis dari Rantai faktor yang menjadi ancaman...........................................341.33................................................................................................................................34
Tabel 3. Analisis Peringkat Ancaman.....................................................................341.34. RANTAI HASIL DAN SASARAN AWAL............................................................371.35. Diagram dan Narasi dari Rantai Hasil...............................................................371.36. Sasaran Sasaran Awal.....................................................................................371.37................................................................................................................................441.38. PENELITIAN KUALITATIF/KUANTITATIF........................................................441.39. Penelitian Kualitatif...........................................................................................441.40. Focus Group Discussion (METODE,HASIL ANALISIS)....................................441.41. Wawancara Mendalam.....................................................................................451.42. Diskusi Informal................................................................................................451.43. Penelitian Kuantitatif Mendapatkan Data Dasar...............................................461.44. Data K A IC dan BC..........................................................................................501.45. Data TR dan CR...............................................................................................621.46. STRATEGI KAMPANYE...................................................................................631.47. Memahami Khalayak........................................................................................631.48. SMART Objective.............................................................................................64
viii
1. Sasaran SMART untuk Hasil Konservasi.............................................................643. Sasaran SMART untuk Kampung Dorehkar...........................................................64
3.1. Sasaran-sasaran pengetahuan........................................................................643.2. Sasaran SMART Sikap....................................................................................653.3. Sasaran SMART Komunikasi Interpersonal.....................................................653.4 Sasaran Perubahan Perilaku............................................................................65
4. Sasaran SMART untuk Kampung Runi...................................................................674.1. Sasaran-sasaran pengetahuan........................................................................674.2. Sasaran SMART Sikap....................................................................................674.3. Sasaran SMART Komunikasi Interpersonal.....................................................684.4 Sasaran Perubahan Perilaku............................................................................68
5. Sasaran SMART untuk Kampung Boiseran............................................................695.1. Sasaran-sasaran pengetahuan........................................................................695.2. Sasaran SMART Sikap....................................................................................695.3. Sasaran SMART Komunikasi Interpersonal.....................................................705.4 Sasaran Perubahan Perilaku............................................................................70
6. Sasaran SMART untuk Kampung Yenkawir...........................................................716.1. Sasaran-sasaran pengetahuan........................................................................716.2. Sasaran SMART Sikap....................................................................................716.3. Sasaran SMART Komunikasi Interpersonal.....................................................726.4 Sasaran Perubahan Perilaku............................................................................72
7. Sasaran SMART untuk Meosbekwan.....................................................................737.1. Sasaran-sasaran pengetahuan........................................................................737.2. Sasaran SMART Sikap....................................................................................737.3. Sasaran SMART Komunikasi Interpersonal.....................................................747.4 Sasaran Perubahan Perilaku............................................................................74
8. Sasaran SMART untuk Kampung Rutum................................................................758.1. Sasaran-sasaran pengetahuan........................................................................758.2. Sasaran SMART Sikap....................................................................................758.3. Sasaran SMART Komunikasi Interpersonal.....................................................768.4 Sasaran Perubahan Perilaku............................................................................76
9. Sasaran SMART untuk Kampung Reni...................................................................779.1. Sasaran-sasaran pengetahuan........................................................................779.2. Sasaran SMART Sikap....................................................................................77
ix
9.3. Sasaran SMART Komunikasi Interpersonal.....................................................789.4 Sasaran Perubahan Perilaku............................................................................78
1.49. Rencana Pemantauan Kampanye....................................................................801.50. Rencana Pemantauan KA IC dan BC...............................................................811.51. Rencana Pemantauan TR dan CR...................................................................82
Tabel 8. Pemantauan TR dan CR...........................................................................821.52. Rencana Pemantauan BROP...........................................................................861.53................................................................................................................................861.54. STRATEGI PENYINGKIRAN HALANGAN.......................................................871.60................................................................................................................................921.61. TATA WAKTU dan ANGGARAN......................................................................931.62. Workplan...........................................................................................................931.63. Anggaran Kampanye........................................................................................931.64. Anggaran Penyingkiran Halangan....................................................................931.65................................................................................................................................931.66. THEORY OF CHANGE.....................................................................................941.67. Tabel TOC........................................................................................................941.68. Narasi TOC.......................................................................................................971.69................................................................................................................................981.70................................................................................................................................991.71. LAMPIRAN........................................................................................................991.72. Lampiran Peta kawasan....................................................................................991.73. Lampiran Transkrip FGD/Diskusi informal dll....................................................991.74. Lampiran hasil survey.......................................................................................991.75. Lampiran hasil monitoring biodiversity dll.......................................................1341.76..............................................................................................................................1341.77. Daftar Pustaka................................................................................................1351.78..............................................................................................................................1351.79..............................................................................................................................1351.80..............................................................................................................................135
x
1.4.
1.5.
1.6. Daftar Tabel
1.7. Daftar Gambar
xi
1.8. RINGKASAN EKSEKUTIFKampanye yang akan dilaksanakan di 3 kampung (K Yenkawir, Runi dan kampung
Meosbekwan) akan berusaha meningkatkan pengetahuan dan kesadaran tentang
pentingnya ekosistem terumbu karang bagi keberlangsungan hidup sumberdaya ikan
dan non ikan di lokasi zona masing-masing kampung, sehinnga data yang diperoleh
dari surfey awal seiring dengan berjalannya waktu kampaye kondisi ini akan di ulang
pada akhir kampaye nanti, untuk mengetahui peningkatan produktifitas pertumbuhan
karang pada masing-masing lokasi zona yang telah ditetapkan berdasarkan hasil
keputusan bersama antar kelompok marga di 3 lokasi target. selain itu kampanye akan
meningkatkan kesadaran tentang pentingnya program pembentukan zonasi di KKLD
Ayau-Asia dan meningkatkan kesadaran tentang pentingnya membantu kegiatan
patroli pengawasan oleh pemerintah dan patroli kelompok masyarakat. Dengan
meningkatkan diskusi-diskusi tentang pengelolaan lingkungan Laut , alat tangkap yang
boleh dan tidak boleh digunakan, tempat penangkapan kerapu diperbolehkan dan
tidak , jenis/ukuran ikan kerapu dan atau ikan dasar lainnya yang boleh dan tidak boleh
ditangkap, peraturan yang berlaku di wilayah laut dan pengawasan di wilayah laut
maka di akhir kampanye, masyarakat setuju tentang Pelaksanaan peraturan mengenai
KKLD Ayau-Asia, peningkatan dan menegakan sanksi di KKLD Ayau oleh Aparat
Pemerintah/penegak hukum, serta peningkatkan dan menegakan sanksi di KKLD Ayau
berdasarkan kesepakatan yang dibuat oleh masyarakat. Penyingkiran halangan akan
melalui pembentukan dan pengefektifan SOP Pengawasan POKMASWAS dan diskusi
pembentukan Peraturan Kampung mendukung kegiatan POKMASWAS minimal di 3
kampung target. Perubahan perilaku diukur dengan meningkatnya partisipasi dalam
patroli aparat pemerintah/penegak hukum dan patroli POKMASWAS serta kemauan
masyarakat untuk melaporkan kejadian pelanggaran/tindak kejahatan penangkapan
ikan berlebih kepada aparat pemerintah/penegak hukum atau POKMASWAS. Dengan
pelaksanaan pengawasan laut oleh POKMASWAS minimal 2 kali sebulan untuk
mencegah penangkapan ikan dalam wilayah NTZ kampung dengan menggunakan
akar tuba, karena bahan ini sangat berbahaya dan aktif memetikan organism hidup
terumbu karang dan diharapkan akhir dari kampaye nanti, terjadi kenaikan biomass
ikan kerapu dan ikan dasar lainnya di 3 lokasi target yang meliputi kampung Yenkawir,
1
Kampung Runi dan Kampung Meosbekwan dapat meningkat di akhir masa kampanye
Maret 2012, tutupan terumbu karang di zona Larang Ambil marga Mambrisaw 38,17% ,
Kampung Yenkawir 61,17%, zona abor marga Burdam 28,67% tetap dipertahankan
dari data dasar 2010 dan bisa dapat meningkat pada akhir kampaye Maret 2012.
1.9. Ringkasan Teori perubahan
Kawasan Konservasi Laut Daerah (KKLD) Ayau-Asia telah terbentuk sejak 2 April
2007 dan hingga kini masih tetap berjalan di bawa pengawasan Conservation
Internasional Indonesia Program Raja Ampat. Conservation Internasional Raja Ampat
Program sebagai salah satu lembaga yang bermitra dengan pemerintah Kab Raja
Ampat untuk sementara ini mensuport kegiatan konservasi di Raja Ampat dan secara
khusus di KKLD Ayau-Asia.
Namun seiring dengan berjalannanya waktu terhadap pengembangan program
konservasi di Raja Ampat dan khususnya KKLD Ayau-Asia ini, dirasa mulai ada
proses trasformasi nilai-nilai konservasi di KKLD Ayau, namun dalam perkembanganya
belum manciptakan arah atau tujuan konservasi yang di harapkan. Masyarakat
nelayan selaku pemanfaat langsung sumberdayapun masi saja melakukan aktifitas
yang belum menunjukkan tingkat kesadaran dan pemanfaatan sumberdaya secara
berkelanjutan.
Tuntutan ekonomi yang semakin tinggi juga merupakan penyebab utama menurunnya
kualitas lingkungan akibat lemahnya penyadaran dan kepatuhan terhadap aturan yang
telah dibuat. Dengan demikian perubahan ke arah yang diinginkan dalam target
capaian konservasi itu dapat berhasil jika masyarakat pengguna sumberdaya dapat
menerima dan ikut terlibat dalam pengelolaan bersama.
Hasil pemantauan dari kegiatan konservasi yang sementara ini dijalankan, menunjukan
bahwa nelayan lokal masih sering melakukan aktifitas penangkapan di daerah yang
telah dijadikan zona inti masing-masing marga khususnya di wilayah Ayau kecil, bukan
hanya itu saja melainkan nelayan luar yang sering masuk kedalam kawasan juga selalu
melakukan aktifitas penangkapan ikan dengan cara-cara yang tidak ramah lingkungan.
2
Kapal penampung ikan hidup kerapu dan napoleon yang masuk hampir 2 bulan sekali
juka memicu terjadinya over fishing ikan kerapu dan napoleon di seluruh wilayah KKLD
Ayau-Asia. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ambang batas stok ikan ekonomis
kerapu dan napoleon sudah pada tingkat yang menkuatirkan. Hasil laut berupa ikan
dan non ikan yang dulunya dijual oleh nelayan dengan ukuran tangkap sedang sampai
besar dan dapat diperoleh secara mudah kini mulai sulit diperoleh bahkan untuk
memperoleh hasil laut tersebut membutuhkan waktu dan menyita tenaga hanya untuk
mendapatkan hasil yang maksimal.
Ancaman terjadinya overfishing di dalam wilayah KKLD Ayau-Asia bisa dapat dikurangi
bila masing-masing wilayah zona dilindungi kembali layaknya benteng pertahanan ikan
dan masyarakat kususnya nelayan yang melakukan aktifitas pengkapan sadar dan
paham betul maksud pembentukan dan perlindungan kawasan bagi tersedianya stok
ikan sebagai zona tabungan yang akan digunakan sampai kapan pun hasilnya tetap
”berbungah dan berbuah”.
Hal mendasar ini dapat diwujutkan jika masyarakat khususnya di Ayau besar dan Ayau
kecil yang meliputi kampung Yenkawir, Runi, Dorekhar, Boiseran, Meosbekwan, Rutum,
dan Reni dapat memahami betapa pentingnya nilai konservasi untuk masa depan 5
generasi di Ayau-Asia. Diharapkan dengan meningkatkan pengetahuan masyarakat
tentang penangkapan ikan berlebih (definisi, penyebab dan dampaknya bagi
perikanan), daerah tabungan ikan (definisi, mekanisme kerja, langkah-langkah
pembentukan, manfaat dan lokasinya) dan patroli kampung (manfaat, sistem yang
berlaku, dasar hukum). Rencana penyingkiran halangan dengan membentuk tim patroli
perkampung dan peraturan perzonasi akan dilaksanakan bersamaan dengan
kampanye Pride maka harapan besar target konservasi yang ditetapkan dapat
tercapai.
Kampanye Pride dikatakan berhasil jika terjadi kenaikan populasi dan biomassa ikan
target sesuai dengan standart yang telah disepakati bersama. Indikator keberhasilan
lainnya adalah tidak adanya lagi pelanggaran zonasi dan muncul kepatuhan sukarela
untuk menjalankan kegiatan konservasi di KKLD Ayau. Harapan untuk suksesnya
kampaye ini, akan menyasar juga kelompok target sekunder yang berada di wilayah
3
Sorong maupun Waisai untuk dapat memahami pentingnya perlindungan kawasan bagi
keberlanjutan hidup pembangunan di KKLD Ayau-Asia.
4
1.10. Gambaran kampanye yang memberikan tinjauan lokasi, demografi, ringkasan dan hasil analisis survey KAP
Deskripsi
Lokasi (275
kata )
Ayau Asia sebagai salah satu kawasan MPA (Kawasan Konservasi
Laut Daerah) di Raja Ampat berdasarkan Deklarasi Kabupaten Bahari
pada November 2006 dan Kesepakatan masyarakat serta Pemerintah
Distrik dan Pemerintah Kampung Sewilayah Ayau pada tanggal 2
April 2007 merupakan salah satu pilihan pembangunan yang cocok
bagi pengembangan wilayah pesisir dan Pulau-pulau kecil.
Momentum ini merupakan suatu perjuangan yang cukup panjang dan
berat untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat bagi pemanfaatan
sumberdaya alam laut yang ramah dan berkelanjutan.
Beberapa lembaga, baik lokal, nasional hingga internasional yang
bergiat bagi pelestarian sumberdaya alam laut berkewajiban
membantu, memfasilitasi proses ini untuk mencapai hasil yang
maksimal dimasa yang akan datang dengan menguatkan
sumberdaya manusia, alam dan buatan yang cocok bagi masyarakat
dikawasan MPA Ayau Asia. Salah satu sumberdaya buatan yang bisa
digunakan adalah merencanakan, mengembangkan dan menjalankan
suatu program kebijakan sebagai modal untuk memperkuat
kesadaran pentingnya KKLD di Ayau Asia bagi masa depan umat
manusia baik secara lokal Ayau, regional Raja Ampat, Nasional
Indonesia maupun Internasional bagi masyarakat dunia.
Tentunya peran ini lebih besar dan seharusnya diambil oleh PEMDA
Raja Ampat sebagai kepanjangan tangan masyarakat, tetapi juga
sebagai kepanjangan dari pemerintah pusat dan sebagai otoritas
pembangunan. Namun lembaga-lembaga yang bekerja disekitar
kawasan Ayau Asia juga berupaya memastikan memastikan bahwa
kegiatan ini bisa dilakukan secara tepat berdasarkan ilmu
pengetahuan modern, dan ilmu pengetahuan masyarakat sebagai
1
pengalaman memanfaatkan dan mengelolah sumberdaya alam laut
secara lestari.
Gambaran Umum MPA Ayau Asia
Secara geografis Ayau-Asia terletak pada 130º54 BT- 131º14 BT dan
0º12 LU- 0º45 LU. Serta berbatasan dengan :
Bagian Utara : Negara Palau dan Filipina
Bagian Timur : Kepulauan Mapia Biak dan Manokwari
Bagian Selatan : Kabupaten Sorong dan Waigeo Timur.
Bagian Barat : Waigeo Utara
Secara umum masyarakat Ayau adalah Nelayan yang kesehariannya
tergantung dari Alam Laut segala potensi yang bisa dimanfaatkan
untuk pertahanan hidup (makanan), sebagai sumber ekonomi,
sebagai sumber spiritual (membangun gereja dan ritual adat maupun
agama), sumber kehidupan masa depan (pendidikan dan kesehatan).
Sangat jelaslah bahwa Ayau adalah petualang laut yang sejati.
Sebenarnya luas daratan juga masih mencukupi hanya saja
sebagaian besar di padati oleh pasir dan batuan gunung sehingga
pengelolahan darat baik pertanian, maupun peternakan belum
mampu diolah, perlu ketrampilan khusus atau teknologi lain untuk
mengelolah lahan didarat.
Penduduk Di Ayau terdiri dari dua sub suku Biak yaitu:
Suku Wardo Yenkawir, Rutum dan Reni. berbahasa Biak ragam
Wardo.
Suku Usba : Dorehkar dan Mosbekwan.berbahasa Biak ragam Usba.
Jumlah marga keseluruhan ada 24 marga dengan Hak Petuanan
masing-masing. Walaupun demikian ada daerah-daerah yang
diperebutkan oleh beberapa marga.
Jumlah Penduduk yang benar-benar menetap di Ayau berdasarkan
PRA 2006 adalah 1996 jiwa. Secara umum masyarakat hidup
mencari di sekitar17-24 pulau yang ada diwilayah Ayau secara bebas
hanya saja akan menjadi masalah jika ada investasi ataupun suatu
2
proyek pembangunan yang akan masuk kedaerah ini. Karena selain
hak atas lahan dari adat, soal lain yang muncul juga adalah komposisi
penduduk yang tidak merata dimana ada kampung dan marga yang
sangat besar dan ada kampung yang kecil dan sedikit penduduknya.
Dari hasil penelitian Conservasi Internasional Indonesia program Raja
Ampat, telah membuktikan bahwa Kepulauan Ayau merupakan salah
satu kawasan yang dapat dijadikan SPAGs ( tempat pemijahan ikan
gerapu). Tempat dimana ikan akan selalu kumpul untuk kawin dan
bertelur.
Ayau merupakan wilayah kepulauan yang terdiri dari kepulauaan
Ayau sendiri, yang terdapat 10 pulau – pulau kecil dan besar serta
kepulauan Asia yang memiliki 3 pulau yang merupakan pulau terluar,
berbatasan dengan negara kepulauan Palau. Kawasan ini memiliki
potensi ikan yang cukup berlimpah, dari hasil penelitian ini juga
terdapat 29 jenis ikan karang serta 3 jenis penyu. Prosentasi karang
hidup 80% dan karang mati atau rable 30 %, karang hidup ini juga
terdiri dari jenis karang keras dan jenis karang lunak.
Di kepulauan Ayau terdapat 7 kampung dan 4 kampung telah
melakukan peruntukan kawasannya masing – masing lalu juga telah
memasang pelampung sebagai tanda bahwa ini merupakan kawasan
yang telah ditentukan sebagai zona tabungan ikan, sehingga akan di
buat juga zonasi untuk kawasan tangkap atau areal pemanfaatan bagi
masyarakat. Areal ini akan di tandai dengan rompon, yang tentunya
tidak jauh dari zona perlindungan, karena ketika ikan memijah dan
bertambah banyak di dalam tabungan ia akan keluar, ketika ikan
keluar dari zona perlindungan ini otomatis akan dapat di manfaatkan
oleh masyarakat.
Penentuan kawasan ini memang di mulai dengan proses sosialisasi
kepada masyarakat, proses ini juga membutuhkan penjelasan yang
sangat detail dan sistematik, karena diawal – awal banyak
pemahaman yang prokontra. Namun akhirnya bisa dipahami dan
3
dikerjakan oleh masyarakat. Setelah penentuan kawasan ini
masyarakat juga memilih anggota mereka untuk menjadi team patroli
atau pemantau ketertiban kawasan.
Ada perubahan perilaku yang mulai nampak pada masyarakat Ayau,
dari pola makan yang cukup terkenal dengan sebutan masyarakat
pemakan penyu, akhirnya dapat dikurangi bahkan beberapa kampung
sudah tidak mengkonsumsi penyu lagi.
Menurut kordinator tim monitoring, yang melakukan penelitian, Sdr.
Erdy, bahwa kawasan ini cukup berpeluang untuk tujuan wisata
selam, sehingga diharapkan kedepannya segera harus di dorong
kearah Pariwisata, sehingga dapat juga dimanfaatkan bagi alternatif
pendapatan ekonomi masyarakat di wilayah ini.
Selain kawasan konservasi yang telah disepakati dan dikelola oleh
masyarakat kepulauan Ayau, juga terdapat beberapa lokasi seperti di
wilayah teluk Mayalibit, Selat Dampir dan Waegeo barat yaitu dipulau
Saint, piay dan pulau wayak yang juga memiliki potensi yang tidak
kalah menarik, serta satu kawasan lagi yang menurut penilitian awal
bersama TNC ( The Nature Conservation) adalah di wilayah Kofiau.
Tujuan terbentuknya kawasan – kawasan konservasi laut ini untuk
mempertahankan ekosistem lingkungan hidup yang ada di Raja
Ampat serta memperbanyak cadangan makanan yaitu tabunga ikan
bagi masa depan anak cucu masyarakat di Raja Ampat.
Sayangnya, saat ini kawasan ini terancam karena berdekatan dengan
areal aktivitas pertambangan saat ini, seperti pulau Manoram, Pulau
Kawe, Teluk Mayalibit, Warwanai, Yembekaki, Kapadiri. Pulau-pulau
ini memang direncanakan sebagai areal tambang. Hal ini tentunya
sangat memungkinkan akan terjadi kerusakan yang fatal bagi
keberadaan ekosistem lingkungan yang sangat kaya dari sektor
kelauatan ini.
4
a.Uraikan kawasan sasaran
Geografi lokasi (letak, ukuran, dsb.). Geomorfologi lokasi (apakah
gunung, laut, padang rumput, dsb.)
KKLD kepulauan Ayau Asia terletak di sebelah utara Kab Raja Ampat
bagian selatan berbatasn dengan Distrik Waigeo Utara dan bagian
Timur berbatasan dengan Kabupaten Tambrau, Bagian Utara
berbatasan dengan Samudera Pasifik serta bagian barat berbatasan
langsung dengan Wilayah KKLD Kepulauan Wayag. Ukuran KKLD
Ayau Asia seluas 101.440 Ha, lokasi KKLD Ayau ini terdiri dari 26
pulau besar dan kecil, 3 buah pulau besar diantaranya Pulau
Dorekhar, Abidon,dan Pulau Fani, beberapa pulau diantaranya
berpenghuni dan ada yang hanya dijadikan sebagai tempat mencari.
Beberapa pulau yang berpenghuni yakni pulau Dorehkar,
Meosbekwan,Rutum, Reni dan Pulau Fani. Kepulauan Ayau memiliki
beberapa pulau-pulau kecil karst dan berpasir, beberapa diantaranya
memiliki hutan tropis, dimana semua pulau memiliki sumber air tawar.
Lokasi ini sedikit sulit bila dibangun pelabuhan perintis disetiap
kampung karena memiliki kedalaman laut yang relative rendah
Pulau Fani yang berbatasan langsung dengan Negara palau saat ini
dijadikan sebagai pusat pangkalan Marinir Indonesia untuk menjaga
keutuhan
Wilayah perbatasan Repoblik Indonesia.
• Iklim (iklim muson, gurun, hutan hujan, dsb.) Kepulauan Ayau
Asia dipengaruhi oleh semua musim angin yaitu angin selatan, timur
dan angin Utara. Sebagai kawasan ditengah samudera kepulauan ini
memiliki arus dari semua arah yang sangat kencang sehingga
membawa banyak nutrient bagi pertumbuhan lautnya.
•Jenis ekosistem (hutan lahan kering, hutan hujan tropis, atau
ekosistem terumbu karang) Ekosistem yang terdapat di wilayah ini
adalah ekosistem terumbu karang. Topografi laut yang bertebing
karang menjadikan tempat ini cocok bagi tempat memijah ikan kerapu
5
dan ikan-ikan ekonomis penting lainnya.
Karakteristik pantai terdiri dari hamparan pasir yang membentuk
lagun kearah laut, kemudian tutupan terumbu karang sampai pada
kedalaman 40 meter dan kemudian laut dalam
Tipe ekosistem Tipe ekosistem di KKLD Ayau diantaranya ekosistem hutan bakau,
ekosistem padang lamun dan ekosistem terumbu karang, namun dari
ketiga ekosistem ini yang paling luas adalah ekosistem terumbu
karang. Topografi laut yang bertebing karang menjadikan tempat ini
cocok bagi tempat memijah ikan kerapu dan ikan-ikan ekonomis
penting lainnya. Karakteristik pantai terdiri dari hamparan pasir yang
membentuk lagun kearah laut, kemudian tutupan terumbu karang
sampai pada kedalaman 40 meter dan kemudian laut dalam.
6
1.11. Sifat Dokumen
1
1.12.
1.13. PENDAHULUAN
1.14. Kondisi Penangkapan Berlebih di lokasi Kampanye
Latar belakang permasalahan
a. Ancaman/tekanan
Sejak tahun 2007 LSM International yaitu Conservation International Indonesia Raja Ampat Program (CI Raja Ampat) telah bekerja sama dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Raja Ampat (PEMDA R4) untuk memulai langkah awal pengembangan konsep KKLD demi memperbaiki pemanfaatan sumberdaya perikanan oleh penduduk Raja ampat yang hamper sebagian besarnya adalah nelayan.Konsep KKLD ini kemudian disosialisasikan kepada masyarakat di wilyah KKLD Ayau pada 2 April 2007.Tekanan terhadap sumberdaya perikanan ini mulai dirasakan sejak tahun 1990, dimana banyak nelayan luar,dan nelayan asing selalu masuk kedalam kawasan untuk menagkap ikan degan peralatan yang menurut masyarakat Ayau sendiri adalah peralatan cangih yakni bius dan kompresor serta bom dan jaring ukuran besar yang di lepas hamper di sebagian besar wilayah mencari dari nelayan local sendiri. Kapal penampung ikan hidup kerapu dan napoleon yang masuk kedaerah ini juga kadang memfasilitasi nelayan local dengan potassium untuk mempermudah nelayan dalam usahan penangkapan ikan napoleon dan maming. Berbagai aktifitas yang dilakukan di wilayah Ayau ini kemudian dinilai oleh masyarakat bahwa aktifitas semacam ini akan membawa dampak yang tidak baik kegiatan perikanan di masa yang akan datang. Penyitaan perahu dan kompresor dilakukan oleh masyarakat sebagi bentuk perlawanan mereka terhadap kegiatan penangkapan ikan yang tidak ramah lingkungan di KKLD Ayau-asia.
Masyarakat di KKLDAyau-Asia masi saja melakukan penagkapan ikan dengan bahan yang disebut sebagai akar tuba sebagi bahan yang mudah dalam penagkapan ikan hidup kerapu dan maming. Sejak terbentuknya KKLD atas inisiatif masyarakat sendiri maka, kegiatan ini mulai di hentikan. Kini 7 kampung yang ada di KKLD Ayau-Asia ini, 4 kampung telah melakukan peruntukan kawasannya masing – masing lalu juga telah memasang pelampung sebagai tanda bahwa ini merupakan kawasan yang telah ditentukan sebagai zona tabungan ikan, sehingga akan di buat juga zonasi untuk kawasan tangkap atau areal pemanfaatan bagi masyarakat. Areal ini akan di tandai dengan rompon, yang tentunya tidak jauh dari zona perlindungan, karena ketika ikan memijah dan bertambah banyak di dalam tabungan ia akan keluar, ketika ikan keluar dari zona perlindungan ini otomatis akan dapat di manfaatkan oleh masyarakat.
Penentuan kawasan ini memang di mulai dengan proses sosialisasi kepada masyarakat, proses ini juga membutuhkan penjelasan yang sangat detail dan sistematik, karena diawal – awal banyak pemahaman yang prokontra. Namun akhirnya bisa dipahami dan dikerjakan oleh masyarakat. Setelah penentuan kawasan ini masyarakat juga memilih anggota mereka untuk menjadi team patroli atau pemantau
2
ketertiban kawasan.
Ada perubahan perilaku yang mulai nampak pada masyarakat Ayau, dari pola makan yang cukup terkenal dengan sebutan masyarakat pemakan penyu, akhirnya dapat dikurangi bahkan beberapa kampung sudah tidak mengkonsumsi penyu lagi.Menurut kordinator tim monitoring, yang melakukan penelitian, Sdr. Erdy, bahwa kawasan ini cukup berpeluang untuk tujuan wisata selam, sehingga diharapkan kedepannya segera harus di dorong kearah Pariwisata, sehingga dapat juga dimanfaatkan bagi alternatif pendapatan ekonomi masyarakat di wilayah ini.
Berikut ini adalah beberapa gejala overfishing yang telah terlihat di KKLD Alor: a. Growth overfishing
Ikan ditangkap sebelum mereka sempat tumbuh mencapai ukuran dimana peningkatan lebih lanjut dari pertumbuhan akan mampu membuat seimbang dengan penyusutan stok yang diakibatkan oleh mortalitas alami (misalnya pemangsaan).
b. Recruitment overfishing Pengurangan melalui penangkapan terhadap suatu stok sedemikian rupa sehingga jumlah stok induk tidak cukup banyak untuk memproduksi telur yang kemudian menghasilkan rekrut terhadap stok yang sama.
c. Biological overfishingKombinasi dari growth overvishing dan recruitment overfishing akan terjadi manakala tingkat upaya penangkapan dalam suatu perikanan tertentu melampaui tingkat yang diperlukan untuk menghasilkan MSY.
d. Economic overfishingTerjadi bila tingkat upaya penangkapan dalam suatu perikanan melampaui tingkat yang diperlukan untuk menghadilkan MEY, yang dirumuskan sebagai perbedaan maksimum antara nilai kotor dari hasil tangkapan dan seluruh biaya dari penangkapan. Perlu dicatat banwa tingkat upaya penangkapan MEY lebih kecil daripada tingkat upaya MSY.
e. Ecosystem overfishingOverfishing jenis ini dapat terjadi sebagai hasil dari suatu perubahan komposisi jenis dari suatu stok sebagai akibat dari upaya penangkapan yang berlebihan, dimana spesies target menghilang dan tidak digantikan secara penuh oleh jenis “pengganti”.
f. Malthusian overfishingMalthusian overfishing merupakan suatu istilah untuk mengungkapkan masuknya tenaga kerja yang tergusur dari berbagai aktifitas berbasis darat (land-based activities) kedalam perikanan , pantai dalam jumlah yang berlebihan yang berkompetisi dengan nelayan tradisional yang telah ada dan yang cenderung menggunakan cara-cara penangkapan yang bersifat merusak
3
4
1.15. Mengenai Campaign Manager
Valend Burdam dilahirkan di Sorong pada tanggal 04-02-1982, merupakan anak
pertama dari 3 bersaudara, dari keluarga Ayah Onesimus Burdam dan Ibu Fedjana
Imbir. Nama panggilan Lend. Saai ini Valend bekerja di Conservation International
Indonesia Raja Ampat Program dengan jabatan sebagai MPA Leader di Kawasan
Konservasi Kepulauan Ayau-Asia Kabupaten raja Ampat Papua Barat.
Valend Burdam, Lulus tahun 2004 pada Program Studi Diploma tiga Perikanan ( D-III)
pada Universitas Negeri Papua ( UNIPA) Manokwari, Bergabung dengan
Conservatian International Indonesia Raja Ampat Program (CII) pada tahun 2005,
sebagai Kader konservasi yang di rekrut untuk memfasilitasi program penjangkawan di
Distrik Waigeo Utara dan Raja Ampat secara umum. Dengan latar belakang pendidikan
D-III Perikanan, pada tahun 2007 Valend bergabung sebagai asisten officer pada
program pendidikan kelautan di Kapal Kalabia hingga tahun 2009. Pada April 2010,
Valend diberikan tanggung jawab sebagai MPA Leader, bertanggung jawab untuk
kelancaran program MPA di Ayau-Asia membangun kemitraan dengan masyarakat di
Kep Ayau-Asia juga membangun kerja sama dengan para stakeholder kunci di jajaran
Pemda Raja Ampat untuk pencapaian hasil konservasi di MPA Ayau-Asia. Sebagai
MPA leader di wilayah Ayau-Asia , saat ini, Valend juga mendapatkan kesempatan
mengikuti program kampaye konservasi, bergabung degan RARE program sebagai
Manager Kampaye untuk program kampaye bangga di Wilayah MPA Ayau-Asia.
Bekerja diissu konservasi merupakan mimpi saya ketika tamat SMA dan mau
melanjutkan kuliah di UNIPA Manokwari . Saat semester ke 2 di UNIPA, kami
mendapatkan mata kuliah tambahan terkait dengan pengelolaan Taman Nasional, saat
itu Bapak Kepala Balai Taman Nasional Teluk Cendrawasi Pa G Nababan, beliau
memberikan materi tentang pengelolaan kawasan TNTC , hal yang menginspirasi
saya adalah peruntukan kawasan TNTC menjadi bagian- bagian yang di kenal saat
ini dengan istilah zona inti, zona penyangga, zona pemanfaatan terbatas, zona
pariwisata dan zona lainnya. Istilah-istilah ini kemudian mengispirasi saya untuk tetap
5
bermimpi, mudah-mudahan suatu saat nanti saya bisa bekerja sebagai pelestari
lingkungan hidup.
Pengalaman yang menginspirasi saya menjadi konservasionis adalah ketika saya
mengikuti pelatihan sebagai kader konservasi Raja Ampat. Saat itu banyak materi
yang menginspirasi saya untuk bagaimana mengubah kebiasaan hidup masyarakat
untuk lebih mencintai alam sekitarnya diantaranya membuang sampah kelaut,
menangkap ikan dengan potassium, memburu penyu laut, mengambil karang untuk di
jual dan lain-lain. Berbekal pengetahuan itulah saya berusaha menjadi seorang
konservasionis, seorang kader konservasi yang kemudian dapat menjadi contoh atau
panutan bagi banyak orang.
Issu konservasi utama yang dihadapi manusia saat ini adalah issu lingkungan hidup,
dimana planet bumi yang saat ini dihuni manusia, sudah tidak lagi memiliki
keseimbangan atau daya dukung lingkungan terhadap aktifitas manusia dalam
memanfaatkan sumberdaya alam, karena sifat manusia yang selalu serakah dalam
mengesploitasi alam, lebih besar dari pada sifat melindungi atau memelihara sehingga
hal inipun menimbulkan terjadinya konflik kepentingan yang kemudian memicu
terjadinya , eksploitasi besar-besaran terhadap sumberdaya alam.
6
1.16. LOKASI PROYEK
1.17. Deskripsi Lokasi
Taman Laut Pulau-Pulau Kecil Ayau-Asia mencakup kawasan seluas 101.440 ha. Luas Terumbu sebagai zona pemanfaatan 73,3 ha, luas kawasan sebagai zona inti 26,7 ha. Secara mendasar, kampaye difokuskan pada kawasan larang tangkap tersebut, namun diharapkan hasil limpahan dan espor telur dan larva akan membawa pengaruh positif bagi habitat di luar kawasan larang tangkap.
1.18. Nama lokasi , Propinsi, Kabupaten
7
1.19. Peta lokasi
8
1.20. Status Kawasan Lindung (UU, Peraturan Pemerintah)
Pengelolaan KKLD di Kabupaten Raja Ampat dilaksanakan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Raja Ampat sebagai leading sector instansi-instansi lain yang terkait, Unit Pelaksana Teknis daerah (UPTD) untuk mengelola kawasan ini sudah terbentuk. Mekanisme pendanaan dari pemerintah pusat melalui APBN telah menghasilkan beberapa sarana prasarana fisik seperti kantor pengelola KKLD, pondok jaga dan informasi, shelter, perlengkapan selam, speed boat dan kapal pengawasan.
Untuk menjamin eksistensi dan keberlanjutan pengelolaan KLLD, dalam prosesnya akan diterbitkan Peraturan Daerah yang melegislasi mekanisme kelembagaan dan rencana pengelolaan termasuk Mekanisme pendanaan (Sustanaible Financing Mechanism) didalamnya.
Landasan Hukum bagi Pembentukan peraturan daerah Kawasan Konservasi di Kabupaten Raja Ampat adalah :
UU No. 45 Tahun 2009 (Perubahan UU 31 Tentang Perikanan)
UU No 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang
UU No 27 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
UU No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah
UU No. 6 Tahun 1996 Tentang Perairan Indonesia
UU No. 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber Daya Hayati dan Ekosistemnya
PP No. 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian Urusan Pemerintahan, Antara Pemerintah,
Pemerintah Daerah Provinsi, Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
PP No. 60 Tahun 2007 Tentang Konservasi Sumber Daya Ikan
PerMen KKP No.17 Thn 2008 Ttg Konservasi Kawasan Konservasi di Wilayah Pesisir
dan Pulau-pulau Kecil.
PerMen KKP No.20 Thn 2008 Ttg Pemanfaatan Pulau2 Kecil & Perairan
PerMen KKP No 2 Tahun 2009 Tentang Tata Cara Penetapan Kawawan Konservasi
Perairan
9
Taman Laut Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Ayau-Asia. Dasar hukum penetapan perairan Kawasan Konservasi Laut Raja Ampat adalah Peraturan Bupati Raja Ampat No. 66 Tahun 2007 yang ditandatangani tanggal 14 Juni 2007 dan Peraturan Bupati No. 05 Tahun 2009 tanggal 16 April 2009.
10
1.21. Nama, luasan hektar kawasan yang menjadi fokus kampanye
Kampanye akan dilaksanakan di 3 kampung yaitu Kampung Yenkawir, Runi dan Kampung Meosbekwan,dengan luasan sekitar (……………………….)
11
Khalayak utama dan Penduduk
Penduduk Di Kep, Ayau terdiri dari dua sub suku Biak yaitu: Suku Wardo Yenkawir, Rutum dan Reni. berbahasa Biak ragam Wardo. Suku Usba : Dorehkar dan Mosbekwan.berbahasa Biak ragam Usba. Jumlah marga keseluruhan ada 24 marga dengan Hak Petuanan masing-masing. Walaupun demikian ada daerah-daerah yang diperebutkan oleh beberapa marga. Jumlah Penduduk yang benar-benar menetap di Ayau berdasarkan(data penduduk Distrik Kep Ayau 2009) berjumlah 2652 jiwa. Penduduk kepulauan Ayau adalah pemeluk agama Kristen Protestan. Penduduk Kepulauan Ayau pada umumnya berasal dari Kepulauan Biak yang datang secara bertahap ke beberapa pulau yang berada di Raja Ampat disekitarnya termasuk Kepulauan Ayau.
Secara umum masyarakat hidup mencari di sekitar17-24 pulau yang ada diwilayah Ayau secara bebas hanya saja akan menjadi masalah jika ada investasi ataupun suatu proyek pembangunan yang akan masuk kedaerah ini. Karena selain hak atas lahan dari adat, soal lain yang muncul juga adalah komposisi penduduk yang tidak merata dimana ada kampung dan marga yang sangat besar dan ada kampung yang kecil dan sedikit penduduknya.
Terdapat 7 kampung yang terbagi dalam 2 Distrik. Kegiatan ekonomi masyarakat Kepulauan Ayau sebahagian besar terkonsentrasi pada kegiatan perikanan. Kegiatan ekonomi seperti perdagangan hanya bersifat sampingan untuk menunjang kebutuhan rumah tangga. Terbatasnya gerak ekonomi masyarakat tercermin dari keterbatasan sarana dan prasarana ekonomi di wilayah tersebut sehingga mempengaruhi aksesibilitas masyarakat terhadap sarana ekonomi.
Fasilitas ekonomi seperti pasar atau tempat pelelangan ikan bahkan belum tersedia. Sarana dan prasarana untuk mendukung kegiatan perdagangan tidak berdiri secara khusus dalam bentuk toko ataupun warung. Aktivitas jual-beli dilakukan dalam rumah yang lokasinya hanya diketahui penduduk desa. Jenis barang yang diperdagangkan di “warung” sangat bervariasi mulai kebutuhan rumah tangga, sekolah sampai keperluan melaut. Periodisasi penangkapan ikan di wilayah Kepulauan Ayau Musim Bulan Keterangan Angin Selatan (Wam brawe) Juli- Agustus Dapat melaut, hasil tidak banyak karena masih ada pengaruh angin timur Angin Barat Laut (Wambarek) September- Desember Musim banyak ikan yang diawali pada akhir bulan September Angin Barat (Wam meres) Desember Ikan mulai sulit diperoleh Angin Utara (Wam sios) Januari-Maret Ikan Sulit diperoleh Angin Timur (Wam urem) April-Juni Angin sangat keras, perolehan ikan sedikit bahkan tidak dapat melaut.
Budaya masyarakat lokal dikepulauan Ayau sangat identik dengan alat musik tradisional yang dikenal dengan tambur dan suling, alat ini sangat digemari oleh semua kalangan masyarakat terutama dalam perayaan hari- hari besar gerejani diantaranya: natal pada bulan Desember dan memasuki tahun baru. Setiap marga atau keret dalam wilayah Ayau memiliki kesatuan kelompok suling tambur dengan nama-nama yang
12
mencirikan kelompok keret atau marga tersebut, misalnya Group PSMB ( Persatuan Sanoy Matolowat dan Buli) dan masih banyak lagi identitas dari kelompok marga lainnya.
Keret yang dalam bahasa umum disebut marga, merupakan suatu kelembagaan sosial yang mempunyai peran yang cukup besar dalam mengatur kehidupan anggotanya. Bahkan secara luas, keret turut berperan dalam pengaturan masyarakat desa, terutama aturan-aturan yang berkaitan dengan hubungan antar masyarakat. Penentuan hak ulayat terhadap tanah dan laut merupakan salah satu contoh wewenang keret dalam masyarakat. dalam pemanfaatan lahan, setiap anggota keret mempunyai hak yang sama, namun tidak diperbolehkan memilikinya. Sedangkan dalam perkawinan, keret mempunyai peran yang penting mengingat sistem perkawinan yang berlaku adalah eksogam yaitu incest untuk melakukan perkawinan dalam satu keret.
Kelembagaan keret ini, selain mengatur anggota dalam penggunaan lahan, hasil laut, hubungan kekerabatan dalam perkawinan, dapat juga dimanfaatkan untuk pensosialisasian program yang masuk desa ini. Melalui kelompok keret akan lebih mudah mengumpulkan masyarakat, karena akan mengikuti anjuran ketua, yang biasanya adalah orang tertua atau yang dituakan dalam kelompok. Keuntungan lain dari eksistensi kelembagaan keret adalah kemampuan meredam konflik sosial yang mungkin terjadi karena adanya hubungan antar keret karena perkawinan atau hal lannya. Sifat hubungan ini meniciptakan hubungan kerabat baru yang harus saling menjaga keharmonisan.
Letak Kepulauan Ayau yang ada di tengah laut menjadikan kapal dan perahu sebagai moda transportasi utama di wilayah tersebut. Untuk mencapai Kota Sorong yang berjarak 130 mil laut diperlukan waktu 8-9 jam perjalanan dengan menggunakan perahu belan bermesin tempel 40 PK 2 buah dengan kapasitas penumpang 25 orang, yang rute perjalanannya dari pelabuhan pantai Boswesen Sorong ke Ayau dengan harga tiket sebesar Rp 100 000 ( seratus ribu rupiah) Sarana transportasi dari kampung ke Ibukota kecamatan atau ibukota Kabupaten sangat minim.
Akibat kelangkaan sarana transportasi tersebut penduduk secara turun-temurun mengusahakan perahu angkutan secara kolektif. Perahu yang diusahakan tersebut dikenal dengan nama perahu belan, atau perahu susun yang digunakan untuk keperluan perdagangan atau untuk kepentingan umum lainnya dalam kelompok usaha. Selain perahu susun, ada juga rute kapal perintis yang melayani pelayaran ke masing-masing Distrik di Raja Ampat salah satunya adalah Distrik Kep Ayau yang dalam rutenya 2 kali per bulan. Tiket kapal dapat dibeli dengan harga Rp 60.000 ( enam puluh ribu rupiah) untuk Rute Sorong, Waisai dan Ayau. Dengan adanya rute pelayaran kapal perintis ini maka masyarakat kampung merasa sangat terbantu dengan beroperasinya kapal tersebut.
Sumberdaya laut merupakan sumber mata pencaharian pokok bagi sebagian besar penduduk di KKLD Ayau. Dari hasil survey menyatakan bahwa nelayan di Ayau umumnya melakukan penagkapan ikan skala rumah tangga/ keluarga. Kegiatan memancing ikan ini dikenal degan istilah local disebut” mencari” kegiatan mencari ini
13
umumnya dilakukan sendiri oleh kepala rumah tangga, dan anggota keluarga laki-laki yang telah berusia remaja atau dewasa.
Aktifitas nelayan di KKLD Ayau umumnya melaut pada pagi hari pukul 08-00-15.00. Karena wilayah di Ayau telah terbagi dalam wilayah marga maupun kampung, maka nelayan pada umumnya mencari diwilayah mereka masing-masing. Seperti contoh nelayan di kampung Meosbekwan tetap melaut disekitar wilayah kampung Meosbekwan demikian juga dengan nelayan dari Kampung lainnya. Hal yang sama juga dilakukan oleh kelompok marga atau keret diwilayah mereka-masing-masing.
Jika melakukan aktifitas penangkapan ikan diwilayah kampung lain maka harus ada pemberitahuan kepada kepala kampung atau tokoh adat kampung atau marga setempat. Aktifitas inisudah dilakukan secara-turun temurun hingga kini masi tetap dilakukan, ada rasa saling menghargai dan mengakui batas wilayah di wilayah KKLD Ayau-Asia.
Selain penangkapan ikan kerapu sebagai aktifitas utama, aktifitas sampingan nelayan di KKLD Ayau adalah pemanfaatan sumberdaya laut seperti usaha budidaya rumput laut. Usaha budidaya rumput laut ini tidak mengenal musim, aktifitas usaha ini dilakukan sepanjang tahun.Pekerjaan sebagai nelayan bukan hanya dilakukan oleh laki-laki tetapi juga perempuan.
Diantara penduduk dengan mata pencaharian sebagai nelayan, presentase perempuan sedikit lebih tinggi( 51,7 persen) disbanding laki-laki( 48,3 persen). Namun terdapat pembagian tugas yang jelas antara laki-laki dan perempuan dalam mengeksploitasi sumberdaya laut.
Para perempuan umumnya “mencari” jenis-jenis sumberdaya laut seperti gurita cacing laut, dan lola, sementara itu penangkapan sumberdaya laut lain seperti ikan dan lopster dilakukan oleh laki-laki. Dibandingkan dengan jenis sumberdaya lautnya, penangkapan gurita, cacing laut dan lola lelatif kurang memerlukan tenaga yang besar karena SDL tersebut tingkat mobilitasnya rendah, tidak seperti menangkap ikan kerapu yang dilakukan oleh laki-laki.
Perempuan umumnya di KKLD Ayau-Asia bekerja sebagai pengelola utama budidaya rumput laut. Usaha budidaya rumput laut ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab perempuan, anggota keluarga lainnya seperti suami dan anak-anak sifatnya hanya membantu.
Dalam hal perubahan perilaku, nelayan di KKLD Ayau sudah cukup paham dengan kegiatan penangkapan ikan yang tidak ramah lingkungan hal ini bisa dapat dibuktikan dengan tidak ada kompresor dan potas yang dilakukan oleh nelayan, karena kesadaran ini tumbuh dari adanya sosialisasi oleh tim KKLD maupun pengawasan dan control social antara para nelayan itu sendiri sehingga kegiatan perikanan yang merusak dapat diawasi bersama.
14
1.22. Target konservasi
1.23. Kelompok ikan target lain yakni ikan napoleon, kima raksasa, lola, masing-masing dapat mewakili kombinasi habitat perikanan sebagai berikut kumpulan ikan-ikan terumbu karang di ekosistem mangrove, padang lamun, kelompok ikan karang lainnya di daerah lagon dan kelompok ikan pelagis lainnya di daerah SPAGs dan kelompok ikan kerapu.
1.22.1Terumbu Karang
1.23.1 Kampung Yenkawir
15
1.24. Strategi Konservasi, Kegiatan, dan Pengalaman Lembaga Bekerja di Kawasan Proyek
Ayau Asia sebagai salah satu kawasan MPA (Kawasan Konservasi Laut Daerah) di Raja Ampat berdasarkan Deklarasi Kabupaten Bahari pada November 2006 dan Kesepakatan masyarakat serta Pemerintah Distrik dan Pemerintah Kampung Sewilayah Ayau pada tanggal 2 April 2007 merupakan salah satu pilihan pembangunan yang cocok bagi pengembangan wilayah pesisir dan Pulau-pulau kecil. Momentum ini merupakan suatu perjuangan yang cukup panjang dan berat untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat bagi pemanfaatan sumberdaya alam laut yang ramah dan berkelanjutan.Beberapa lembaga, baik lokal, nasional hingga internasional yang bergiat bagi pelestarian sumberdaya alam laut berkewajiban membantu, memfasilitasi proses ini untuk mencapai hasil yang maksimal dimasa yang akan datang dengan menguatkan sumberdaya manusia, alam dan buatan yang cocok bagi masyarakat dikawasan MPA Ayau Asia. Salah satu sumberdaya buatan yang bisa digunakan adalah merencanakan, mengembangkan dan menjalankan suatu program kebijakan sebagai modal untuk memperkuat kesadaran pentingnya KKLD di Ayau Asia bagi masa depan umat manusia baik secara lokal Ayau, regional Raja Ampat, Nasional Indonesia maupun Internasional bagi masyarakat dunia.Tentunya peran ini lebih besar dan seharusnya diambil oleh PEMDA Raja Ampat sebagai kepanjangan tangan masyarakat, tetapi juga sebagai kepanjangan dari pemerintah pusat dan sebagai otoritas pembangunan. Namun lembaga-lembaga yang bekerja disekitar kawasan Ayau Asia juga berupaya memastikan bahwa kegiatan ini bisa dilakukan secara tepat berdasarkan ilmu pengetahuan modern, dan ilmu pengetahuan masyarakat sebagai pengalaman memanfaatkan dan mengelolah sumberdaya alam laut secara lestari.
Gambaran Umum MPA Ayau AsiaSecara geografis Ayau-Asia terletak pada 130º54 BT- 131º14 BT dan 0º12 LU- 0º45 LU. Serta berbatasan dengan :Bagian Utara : Negara Palau dan FilipinaBagian Timur : Kepulauan Mapia Biak dan ManokwariBagian Selatan : Kabupaten Sorong dan Waigeo Timur.Bagian Barat : Waigeo Utara
Secara umum masyarakat Ayau adalah Nelayan yang kesehariannya tergantung dari Alam Laut segala potensi yang bisa dimanfaatkan untuk pertahanan hidup (makanan), sebagai sumber ekonomi, sebagai sumber spiritual (membangun gereja dan ritual adat maupun agama), sumber kehidupan masa depan (pendidikan dan kesehatan). Sangat jelaslah bahwa Ayau adalah petualang laut yang sejati. Sebenarnya luas daratan juga masih mencukupi hanya saja sebagaian besar di padati oleh pasir dan batuan gunung sehingga pengelolahan darat baik pertanian, maupun peternakan belum mampu diolah, perlu keterampilan khusus atau teknologi lain untuk mengelolah lahan didarat.
16
Penduduk Di Ayau terdiri dari dua sub suku Biak yaitu:Suku Wardo Yenkawir, Rutum dan Reni. berbahasa Biak ragam Wardo.Suku Usba : Dorehkar dan Mosbekwan.berbahasa Biak ragam Usba.Jumlah marga keseluruhan ada 24 marga dengan Hak Petuanan masing-masing. Walaupun demikian ada daerah-daerah yang diperebutkan oleh beberapa marga.Jumlah Penduduk yang benar-benar menetap di Ayau berdasarkan PRA 2006 adalah 1996 jiwa. Secara umum masyarakat hidup mencari di sekitar17-24 pulau yang ada diwilayah Ayau secara bebas hanya saja akan menjadi masalah jika ada investasi ataupun suatu proyek pembangunan yang akan masuk kedaerah ini. Karena selain hak atas lahan dari adat, soal lain yang muncul juga adalah komposisi penduduk yang tidak merata dimana ada kampung dan marga yang sangat besar dan ada kampung yang kecil dan sedikit penduduknya.Dari hasil penelitian Conservasi Internasional Indonesia program Raja Ampat, telah membuktikan bahwa Kepulauan Ayau merupakan salah satu kawasan yang dapat dijadikan SPAGs ( tempat pemijahan ikan gerapu). Tempat dimana ikan akan selalu kumpul untuk kawin dan bertelur.Ayau merupakan wilayah kepulauan yang terdiri dari kepulauaan Ayau sendiri, yang terdapat 10 pulau – pulau kecil dan besar serta kepulauan Asia yang memiliki 3 pulau yang merupakan pulau terluar, berbatasan dengan negara kepulauan Palau. Kawasan ini memiliki potensi ikan yang cukup berlimpah, dari hasil penelitian ini juga terdapat 29 jenis ikan karang serta 3 jenis penyu. Prosentasi karang hidup 80% dan karang mati atau rable 30 %, karang hidup ini juga terdiri dari jenis karang keras dan jenis karang lunak.Di kepulauan Ayau terdapat 7 kampung dan 4 kampung telah melakukan peruntukan kawasannya masing – masing lalu juga telah memasang pelampung sebagai tanda bahwa ini merupakan kawasan yang telah ditentukan sebagai zona tabungan ikan, sehingga akan di buat juga zonasi untuk kawasan tangkap atau areal pemanfaatan bagi masyarakat. Areal ini akan di tandai dengan rompon, yang tentunya tidak jauh dari zona perlindungan, karena ketika ikan memijah dan bertambah banyak di dalam tabungan ia akan keluar, ketika ikan keluar dari zona perlindungan ini otomatis akan dapat di manfaatkan oleh masyarakat.Penentuan kawasan ini memang di mulai dengan proses sosialisasi kepada masyarakat, proses ini juga membutuhkan penjelasan yang sangat detail dan sistematik, karena diawal – awal banyak pemahaman yang prokontra. Namun akhirnya bisa dipahami dan dikerjakan oleh masyarakat. Setelah penentuan kawasan ini masyarakat juga memilih anggota mereka untuk menjadi team patroli atau pemantau ketertiban kawasan.Ada perubahan perilaku yang mulai nampak pada masyarakat Ayau, dari pola makan yang cukup terkenal dengan sebutan masyarakat pemakan penyu, akhirnya dapat dikurangi bahkan beberapa kampung sudah tidak mengkonsumsi penyu lagi.Menurut kordinator tim monitoring, yang melakukan penelitian, Sdr. Erdy, bahwa kawasan ini cukup berpeluang untuk tujuan wisata selam, sehingga diharapkan kedepannya segera harus di dorong kearah Pariwisata, sehingga dapat juga dimanfaatkan bagi alternatif pendapatan ekonomi masyarakat di wilayah ini.Selain kawasan konservasi yang telah disepakati dan dikelola oleh masyarakat kepulauan Ayau, juga terdapat beberapa lokasi seperti di wilayah teluk Mayalibit, Selat Dampir dan Waegeo barat yaitu dipulau Saint, piay dan pulau wayak yang juga memiliki potensi yang tidak kalah menarik, serta satu kawasan lagi yang menurut penilitian awal bersama TNC ( The Nature Conservation)
17
adalah di wilayah Kofiau.Tujuan terbentuknya kawasan – kawasan konservasi laut ini untuk mempertahankan ekosistem lingkungan hidup yang ada di Raja Ampat serta memperbanyak cadangan makanan yaitu tabunga ikan bagi masa depan anak cucu masyarakat di Raja Ampat
18
TIM KAMPANYE dan PEMANGKU KEPENTINGAN Tabel 2: Analisa Pemangku Kepentingan untuk [KKLD Ayau-Asia], menggunakan metodologi Mikalsen dan Jentoft (2001).
Pemangku Kepentingan Rincian Urgensi Kekuatan Legitimasi Pemangku Kepentingan
Carles Imbir Sebagai anggota Dewan di komisi C yang membidangi bidang Lingkungan memiliki kewenangan dalam membahas pengelolaan yang berhubungan dengan Kawasan Konservasi Laut di Raja Ampat
ANGGOTA
DEWAN
Melianus Rumbewas Anggota Dewan, yang juga memiliki kewenagan atas kinerja pembangunan di bidang social kemasyarakatan di wilayah Distrik Ayau
ANGGOTA
DEWAN
Artemas Mambrisau Ketua BAPEDA Raja Ampat, yang juga memiliki kapasitas dalam pembangunan wilayah di Raja ampat secara khusus KKLD Ayau-Asia
KEPALA BAPEDA
RAJA AMPAT
Darius Marau Sebagai Staf Ahli di Jajaran Pemda Raja Ampat, memiliki tanggungjawab juga terutama dalam pembagunan pesisir di Raja Ampat
STAF AHLI
BUPATI RAJA
AMPAT
19
Pemangku Kepentingan Rincian Urgensi Kekuatan Legitimasi Pemangku Kepentingan
Lindert Imbir Sebagai Tokoh masyarakat yang cukup disegani dan memiliki pribadi yang tegas, namun berjiwa membangun.
TOKOH MASYAR
AKAT
Luther Burdam Kepala distrik Ayau, memiliki kewenagan dalam mengatur program pembangunan di Distrk Ayau
Kep Disrtik
Feliks Dimara Kepala distrik Ayau, memiliki kewenagan dalam mengatur program pembangunan di Distrk Ayau kepulauan
Kep Distrik
Oktovianus L Imbir Sebagai Staf di Dinas PU Raja Ampat yang juga dapat memprioritaskan proyek pembangunan yang masuk di wilayah Ayau
Tokoh Pemuda
Klas Umpes Kepala Kampung yang memiliki peran penting dalam menentukan wilayah adat di Distrik ayau
Kepala kampung
Yoap Yappen Sekwan di DPR Raja Ampat yang juga punya peranan penting pembagunan di Distrik ayau
Kabag Hukum
Urbinas Kepala Dinas Perikanan yang tentunya memiliki kewenagan dalam proyek perikanan di Kep Ayau-Asia
Kadis Perikana
n
20
Pemangku Kepentingan Rincian Urgensi Kekuatan Legitimasi Pemangku Kepentingan
Genos Burdam Sebagai Sekretaris Klasis Raja ampat Utara, memiliki pengaruh besar dalam menentukan kebijakan gereja dalam melindungi alam
Roni Dimara Sebagai kordinator pada Yayasan Triton Papua yang juga memiliki perhatian untuk kegiatan di Kep ayau-asia
Catatan untuk Tabel 2: 1. Pemangku kepentingan “Definitif / Pasti” adalah kelompok-kelompok atau individu-individu yang permintaan dan kebutuhan harus didengarkan oleh manajer
kampanye karena mereka memiliki legitimasi, kekuatan dan urgensi, misalnya menangkap ikan untuk hidup, prosesor ikan, badan-badan penegakan hukum.
2. Pemangku kepentingan “Ekspektan / Diharapkan” adalah kelompok-kelompok atau individu-individu yang hanya memiliki dua dari tiga atribut yang ada, misalnya masyarakat setempat, kelompok-kelompok lingkungan.
3. Pemangku kepentingan “Laten / Tersembunyi” adalah kelompok-kelompok atau individu-individu yang hanya memiliki satu dari atribut-atribut yang ada dan hanya terdapat sedikit insentif bagi manajer kampanye untuk merespon klaim-klaim mereka sampai, misalnya, mereka menunjukkan legitimasi atau mendapatkan kekuatan (misalnya, media, generasi mendatang).
Setelah menganalisa atribut-atribut kekuatan kelompok-kelompok pemangku kepentingan utama, langkah berikutnya adalah membuat daftar individu-individu yang mewakili ketiga kelompok: definitif / pasti, ekspektan / diharapkan, dan laten / tersembunyi. Ini bukan pekerjaan mudah, khususnya bila kita
21
tidak memiliki kriteria-kriteria tertentu untuk menyeleksi wakil yang benar. Jadi dengan menggunakan informasi dari analisa pemangku kepentingan di atas, kami menggunakan analisa untung-rugi sederhana (potensi dan motivasi versus konsekuensi) untuk mengidentifikasi daftar para pemangku kepentingan utama yang mewakili ketiga kelompok di atas. Termasuk dalam individu-individu dimaksud adalah sebagai berikut:1
Tabel 3: Analisa pemangku kepentingan dengan menggunakan analisa untung-rugi sederhana
# Pemangku Kepentingan
Nama peserta, posisi dan rincian
kontak Masalah utamaKontribusi potensial
(apa yang dikemukakan peserta pada pertemuan)
Motivasi untuk menghadiri(apa yang diharapkan
peserta dari pertemuan)
Konsekuensi jika tidak menghadiri
1 Nelayan di Meosbekwan menggunakan jaring insan Kilyon Burdam
Ikan di kawasan Pulau Meosros termasuk ikan hiuPraktik penangkapan ikan vs konservasi
Memonitor kawasan larang-tangkap.Pemahaman lokasi (ancaman)
Informasi tentang zonasi di dalam kawasan KKLD Ayau zona kampung Meosbekwan Keamanan untuk menangkap ikan di kawasan KKLD Ayau-Asia
Tidak mendapatkan dukungan mengenai kawasan larang tangkap dari kelompok ini
2 Kepala Kampung Meosbekwan
Artaban Burdam0812779001
Ikan hias di semua kawasan Kampung Meosbekwan termasuk kawasan larang-tangkap;Praktik penangkapan ikan vs konservasi
Memonitor kawasan larang-tangkap.Memahami kelimpahan ikan khususnya kerapu dan lokasi pemijahan (SPAGs)
Informasi tentang zonasi di dalam kawasan KKLD Ayau-AsiaKeamanan untuk menangkap ikan di kawasan KKLD Ayau-Asia
Tidak mendapatkan dukungan mengenai kawasan larang-tangkap dari kelompok ini
3 Oknum nelayan di Kampung Reni
Yance Dimara Memburu penyu untuk dijadikan menu makanan
Memonitor kawasan larang-tangkap.Memahami kelimpahan ikan
Informasi tentang zonasi di dalam kawasan KKLD Ayau-Asia
Tidak mendapatkan dukungan mengenai kawasan larang-
1 Lihat Lampiran 2 untuk daftar lengkap22
# Pemangku Kepentingan
Nama peserta, posisi dan rincian
kontak Masalah utamaKontribusi potensial
(apa yang dikemukakan peserta pada pertemuan)
Motivasi untuk menghadiri(apa yang diharapkan
peserta dari pertemuan)
Konsekuensi jika tidak menghadiri
khususnya kerapu dan lokasi pemijahan (SPAGs)
Keamanan untuk menangkap ikan di kawasan KKLD Ayau-asia
tangkap dari kelompok ini
4 Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Raja Ampat Ir Beky Rahawarin
Membuka peluang bagi pengusaha yang memiliki kontribusi terhadap PAD di Raja Ampat
Memahami bahwa, kegiatan pengawasan di wilayah perairan laut Raja Ampat masi lemah sehingga, perlu pengawasan dari pihak terkait untuk turut serta mengamankan wilayah laut terutama yang jauh dari Ibu Kota Kabupaten R4 salah satunya adalah KKLD Ayau-Asia
Memberi saran dan masukan agar kedepan dalam pengelolaan KKLD diharapkan ada kerja sama yang berkontribusi bagi suksesnya pengelolaan KKLD di Raja Ampat
Tidak mendapatkan dukungan mengenai kawasan larang-tangkap dari kelompok ini
5Masyarakat dari desa-desa di dalam kawasan [KKLD Ayau- Asia
7 Kepala-kepala desa Lemahnya dukungan dari kepala desa
8
9
10
23
# Pemangku Kepentingan
Nama peserta, posisi dan rincian
kontak Masalah utamaKontribusi potensial
(apa yang dikemukakan peserta pada pertemuan)
Motivasi untuk menghadiri(apa yang diharapkan
peserta dari pertemuan)
Konsekuensi jika tidak menghadiri
11
24
[…Jelaskan mengenai stakeholder analisis diatas]
Pada tahap selanjutnya, sejumlah pemangku kepentingan, khususnya nelayan dan penduduk desa, dilibatkan sebagai pewawancara (enumerator) untuk mengumpulkan data dan informasi melalui survei masyarakat. Menjadikan mereka sebagai bagian dari survei masyarakat memberikan dua keuntungan, yaitu: (1) responden tidak merasa tidak enak diwawancarai oleh sesamanya dan responden memberikan jawaban-jawaban yang jujur, dan (2) kepemilikan program Pride terus berkembang karena para pemangku kepentingan utama merasa bahwa mereka juga dilibatkan dalam proses perencanaan.
25
3. Model KonsepModel konsep adalah langkah pertama utama untuk membuat Kampanye Pride karena hal ini menunjukkan tampilan “tingkat-tinggi” situasi di lapangan di lokasi Proyek. Selama fase universitas pertama, sebuah model konsep umum dikembangkan menggunakan piranti lunak komputer “Miradi.” Model konsep umum ini mengilustrasikan hubungan antar target-target konservasi yang mewakili sumber daya laut di [KKLD Ayau-Asia] yang tereksploitasi, semua ancaman langsung yang menurunkan atau merusak target-target tersebut, serta “faktor-faktor pendukung” yang mungkin terkait atau mempengaruhi ancaman-ancaman langsung. Model konsep didasarkan pada rencana strategis Rare untuk Coral Triangle, informasi yang diambil dari publikasi-publikasi ilmiah, hasil kerja CI, dan informasi dari para pemangku kepentingan2, sebagaimana di deskripsikan di atas.
3.1. Memahami dan memprioritaskan target-target konservasi dan ancaman-ancaman di lokasi
Kawasan konservasi laut Daerah KKLD Ayau-Asia saat ini fokus pada pengawasan dan penegakan aturan dimana beberapa kawasan khususnya di Ayau kecil yang meliputi Dorekhar, Runi, Boiseran dan Yenkawir sejak tahun 2008 lalu sudah menyepakati wilayah-wilayah NTZ untuk menjadi zona tabungan ikan yang hingga saat ini masi tetap dilindungi. Ayau besar sendiri yang meliputi Kampung Reni, Rutum, Abidon,dan Meosbekwan juga akan sementara mengusulkan wilayah NTZ untuk dilindungi bersama. Namun halangan yang sementara ini muncul terhadap pengawasan NTZ adalah:
1.Proses pengawasan yang masi lemah.
2. Penanda batas yang selalu hilang atau putus.
3. Tingkat kepatuhan yang masi rendah terhadap aturan dan kesepakatan yang dibuat bersama. Untuk pelaksanaan pengawasan wilayah larang ambil khususnya di Ayau kecil dan Ayau besar di KKLD Ayau-Asia maka strategi yang akan di bangun khususnya adalah
Sosialisasi SOP zonasi, pelatihan dan pengawasan Membentuk kesepakatan dan aturan tata kelola zonasi Memasang tanda batas zonasi marga dan Kampung.
Pelaksanaan pengawasan wilayah larang ambil ini akan di awasi oleh perwakilan marga dan kampung pemilik hak wilayah yang juga akan diawasi secara umum oleh tim patrol gabungan yang akan melibatkan pihak Polres Raja Ampat, DKP, Pemerintah Distrik, Kampung dan Perwakilan Adat, Gereja dan Para Tokoh lainnya yang pelaksanaannya akan difasilitasi oleh CI selaku lembaga yang mensuport pengawasan juga Pemerintah Distrik dan Kampung sebagai pelindung sekaligus penasehat untuk pengawasan wilayah KKLD Ayau-Asia
Proses mengidentifikasi target-target konservasi diselesaikan dengan pemahaman bahwa kampanye Pride ini akan menangani ancaman yang telah diidentifikasi sebelumnya (penangkapan ikan berlebihan),
2
26
dan strategi penyingkiran halangan yang telah diidentifikasi sebelumnya (kawasan larang tangkap) yang sesuai dengan strategi Rare untuk Coral Triangle. Kami mengidentifikasi ancaman-ancaman langsung (lihat rincian pada Klasifikasi Gabungan Ancaman-ancaman Langsung IUCN - CMP, IUCN - CMP 2006).
1. Penangkapan ikan berlebihan: Klasifikasi IUCN - CMP 5.4 "Penangkapan ikan dan pengambilan sumber daya akuatik". Penangkapan ikan berlebihan dapat mempengaruhi jenis ikan dalam dua cara. "Penangkapan ikan berlebihan pertumbuhan" terjadi ketika sebagian besar ikan ditangkap dan dimatikan sebelum mencapai ukuran komersial yang ideal, dan karenanya mengurangi besarnya tangkapan potensial. Penangkapan ikan berlebihan pertumbuhan adalah bentuk paling umum penangkapan ikan berlebihan, tetapi biasanya tidak semerusak “penangkapan ikan berlebihan rekruitmen". Penangkapan ikan berlebihan rekruitmen terjadi ketika sebagian besar ikan ditangkap dan dimatikan sebelum mencapai kematangan reproduksi, dan karenanya mengurangi kemampuan jenis itu untuk bereproduksi. Meskipun bentuk penangkapan ikan berlebihan yang ini tidak seumum penangkapan ikan berlebihan pertumbuhan, namun penangkapan ikan berlebihan rekruitmen dapat menghabisi suatu jenis ikan, seperti ikan kerapu pengelompok. Ikan jenis ini rentan terhadap penangkapan di lokasi-lokasi pemijahan. Kedua macam penangkapan berlebihan di atas bisa merupakan akibat penggunaan metode-metode penangkapan ikan tertentu atau akibat intensitas penangkapan ikan.
2. Pengracunan terumbu dan organism-organisme karang lainnya melalui penggunaan sianida atau racun lain untuk menangkap ikan: Klasifikasi IUCN - CMP 5.4 "Penangkapan ikan dan pengambilan sumber daya akuatik".
3. Pematahan dan pengrusakan fisik terumbu karena pelemparan jangkar oleh perahu-perahu, khususnya jangkar dari perahu nelayan local, kapal-perintis, kapal pengusaha ikan ,: Klasifikasi IUCN-CMP 6.1 "Kegiatan-kegiatan Rekreasi".
4. Mortalitas predasi oleh Bintang Mahkota Duri (Crown-Of-Thorns Starfish, COTS): Klasifikasi IUCN-CMP 8.2 "Jenis Asli yang Bermasalah".
5. Tekanan temperature dan asidifikasi karena perubahan iklim: Klasifikasi IUCN-CMP 11.3 "Ekstrim Temperatur"; IUCN-CMP tidak memberikan sub-kategori untuk asidifikasi di bawah kategori 11 "Perubahan Iklim & Cuaca yang Parah".
6. Konversi habitat karena pembangunan pelabuhan: Klasifikasi IUCN-CMP 1.2 "Kawasan-kawasan Komersial & Industri".
Berbagai kawasan pengelolaan perikanan di Indonesia telah dianggap terlalu padat: jumlah perahu-perahu penangkapan ikan meningkat pesat sekali sementara ikan bereproduksi secara linear. Ancaman penangkapan ikan berlebihan yang besar dan terus meningkat sering dilaporkan dalam dua dekade terakhir di Indonesia, baik dalam laporan-laporan ilmiah maupun dari bukti-bukti di lapangan, termasuk di [KKLD Ayau-Asia]. Penangkapan ikan berlebihan dipilih sebagai fokus utama proyek kampanye Pride di [KKLD Ayau-Asia] karena alasan-alasan sebagai berikut:
Penangkapan berlebihan terus meningkat dalam cakupan dan skala yang cukup luas
Terdapat penyelesaian-penyelesaian yang layak dan berefek kuat yang dapat didukung secara signifikan oleh Kampanye Pride
Penangkapan ikan berlebihan adalah fokus pilihan
Kegiatan ini merupakan ancaman paling utama di [Ayau-Asia ]
Sukses kampanye ini dapat diulang dimana pun di kawasan laut di Indonesia
27
3.2. Model Konsep dalam MiradiDalam fase universitas kedua, saya membuat rancangan model konsep umum, yang meringkas bagaimana ancaman-ancaman langsung berpengaruh terhadap target-target konservasi, dan bagaimana faktor-faktor pendukung makin memperparah ancaman-ancaman langsung tersebut. Saya membagi model konsep tersebut dengan rekan-rekan di YPL, dan staf ilmiah di Balai Besar [....Sebutkan Lokasi Kampanye] dan Dinas Perikanan Kabupaten. Saya merevisi model konsep itu dengan masukan-masukan dari mereka. Saya mengembangkan model konsep dalam Miradi v. 3.0. Lihat Gambar 1 untuk melihat versi terbaru model konsep tersebut. Tabel 4 menampilkan tinjauan target-target konservasi, ancaman-ancaman langsung terhadap target-target tersebut, dan faktor-faktor pendukung yang dirasa terkait dengan ancaman-ancaman yang ada. Panah menunjukkan bahwa terdapat hubungan di antara kedua faktor yang dihubungkan dengan panah itu.
Dalam model konsep kami, kami menghindari penggunaan kata-kata yang berimplikasi pada penyelesaian (misalnya, "penegakan hukum yang lemah", atau "kurangnya dana"), karena penyelesaian akan dibahas dalam rantai hasil. Sebagai gantinya, kami memfokuskan diri pada deskripsi situasi, tanpa menampilkan penilaian mengenai kelemahan dan kegagalan. Hal ini memudahkan diskusi yang lebih terbuka dan tidak dipenuhi prasangka dengan para pemangku kepentingan.
28
1.25. Analisa Pemangku Kepentingan
1.26.
29
1.27. CONCEPT MODELKami berusaha untuk mengidentifikasi masalah melalui konsep model yang kami buat dengan software Miradi 3.1. Dengan adanya hubungan sebab akibat yang kami tampilkan pada gambar 3 di bawah ini, kami berupaya menemukan factor-faktor yang mempengaruhi terjadinya overfishing dan masalah-masalah laut lainnya di KKLD Ayau-Asia.
1.28. Diagram Konsep Model
30
1.29. Narasi Konsep Model
Model konsep KKLD Alor dibuat untuk memahami logika dan hubungan sebab akibat
berkurangnya biomass ikan karang khususnya di perairan Pulau Batng dan Lapang. Model ini,
walaupun masih belum sempurna, telah dibuat dengan logika berpikir yang cukup rumit dengan
mendaftar semua elemen yang terkait dengan factor-faktor langsung dan tak langsung yang
saling berhubungan satu-sama lainnya.
1 29.1. Memahami dan memprioritaskan target-target konservasi dan ancaman-ancaman di lokasi
Ancaman-ancaman kritikal yang mempengaruhi KKLD Ayau-Asia khususnya di Perairan Timur
Meosbekwan dan selatan Meosbekwan.
1. Penangkapan Berlebih
2. Destrucive fishing
Berdasarkan studi pustaka, dengan menggunakan informasi dari laporan-laporan tekhnis,
makalah-makalah ilmiah, dan laporan-laporan pemerintah, kami mengidentifikasi target-target
ancaman-ancaman langsung sebagai berikut:
3 Penangkapan ikan berlebihan: Klasifikasi IUCN - CMP 5.4 "Penangkapan ikan dan
pengambilan sumber daya akuatik".
4 Pengracunan terumbu dan organism-organisme karang lainnya melalui penggunaan bom,
sianida atau racun lain untuk menangkap ikan: Klasifikasi IUCN - CMP 5.4 "Penangkapan ikan
dan pengambilan sumber daya akuatik".
5 Sampah, khususnya wisatawan: Klasifikasi IUCN-CMP 6.1 "Kegiatan-kegiatan Rekreasi".
6 Tekanan temperature dan asidifikasi karena perubahan iklim: Klasifikasi IUCN-CMP 11.3
"Ekstrim Temperatur"; IUCN-CMP tidak memberikan sub-kategori untuk asidifikasi di bawah
kategori 11 "Perubahan Iklim & Cuaca yang Parah".
7 Pengambilan Pasir dan Karang untuk bahan bangunan: Klasifikasi IUCN-CMP 1.2 "Kawasan-
kawasan Komersial & Industri".
Berdasarkan Statistik Perikanan Tangkap Kabupaten KKLD Ayau-Asia, jumlah armada dan alat tangkap ikan di Kabupaten Raja Ampat semakin meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini adalah salah satu factor yang dapat mengakibatkan penangkapan berlebih. RARE memilih Penangkapan ikan sebagai fokus utama proyek kampanye Pride di KKLD Ayau-Asia karena alasan-alasan sebagai berikut:
Penangkapan berlebihan terus meningkat dalam cakupan dan skala
31
Terdapat penyelesaian-penyelesaian yang layak dan berefek kuat yang dapat didukung
secara signifikan oleh Kampanye Pride
Penangkapan ikan berlebihan adalah fokus pilihan
Kegiatan ini merupakan ancaman paling utama di KKLD Alor
Sukses kampanye ini dapat diulang dimana pun di kawasan laut di Indonesia
5.2.2. Model Konsep dalam MiradiSebelumnya, kami membuat rancangan model konsep berdasarkan logika berpikir sebab akibat, yang meringkas bagaimana ancaman-ancaman langsung berpengaruh terhadap target-target konservasi, dan bagaimana faktor-faktor pendukung makin memperparah ancaman-ancaman langsung tersebut. Kami kemudian mendiskusikan model konsep tersebut dengan rekan-rekan di Dinas Kelautan dan Periakanan Kabupaten Alor, PPM, dan staf Dinas Perikanan Kabupaten Ayau-Asia. Kami merevisi model konsep itu dengan masukan-masukan dari mereka. Hasil dari diskusi dengan berbagai stakeholder dan pengamatan langsung di lapangan kami gambarkan dengan Software Miradi. Tabel 4 menampilkan tinjauan target-target konservasi, ancaman-ancaman langsung terhadap target-target tersebut, dan faktor-faktor pendukung yang dirasa terkait dengan ancaman-ancaman yang
32
1.30. ANALISIS ANCAMAN
Sejak tahun 2007 LSM International yaitu Conservation International Indonesia Raja Ampat Program (CI Raja Ampat) telah bekerja sama dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Raja Ampat (PEMDA R4) untuk memulai langkah awal pengembangan konsep KKLD demi memperbaiki pemanfaatan sumberdaya perikanan oleh penduduk Raja ampat yang hamper sebagian besarnya adalah nelayan.Konsep KKLD ini kemudian disosialisasikan kepada masyarakat di wilyah KKLD Ayau pada 2 April 2007.Tekanan terhadap sumberdaya perikanan ini mulai dirasakan sejak tahun 1990, dimana banyak nelayan luar,dan nelayan asing selalu masuk kedalam kawasan untuk menagkap ikan degan peralatan yang menurut masyarakat Ayau sendiri adalah peralatan cangih yakni bius dan kompresor serta bom dan jaring ukuran besar yang di lepas hamper di sebagian besar wilayah mencari dari nelayan local sendiri. Kapal penampung ikan hidup kerapu dan napoleon yang masuk kedaerah ini juga kadang memfasilitasi nelayan local dengan potassium untuk mempermudah nelayan dalam usahan penangkapan ikan napoleon dan maming. Berbagai aktifitas yang dilakukan di wilayah Ayau ini kemudian dinilai oleh masyarakat bahwa aktifitas semacam ini akan membawa dampak yang tidak baik kegiatan perikanan di masa yang akan datang. Penyitaan perahu dan kompresor dilakukan oleh masyarakat sebagi bentuk perlawanan mereka terhadap kegiatan penangkapan ikan yang tidak ramah lingkungan di KKLD Ayau-asia.
Masyarakat di KKLDAyau-Asia masi saja melakukan penagkapan ikan dengan bahan yang disebut sebagai akar tuba sebagi bahan yang mudah dalam penagkapan ikan hidup kerapu dan maming. Sejak terbentuknya KKLD atas inisiatif masyarakat sendiri maka, kegiatan ini mulai di hentikan. Kini 7 kampung yang ada di KKLD Ayau-Asia ini, 4 kampung telah melakukan peruntukan kawasannya masing – masing lalu juga telah memasang pelampung sebagai tanda bahwa ini merupakan kawasan yang telah ditentukan sebagai zona tabungan ikan, sehingga akan di buat juga zonasi untuk kawasan tangkap atau areal pemanfaatan bagi masyarakat. Areal ini akan di tandai dengan rompon, yang tentunya tidak jauh dari zona perlindungan, karena ketika ikan memijah dan bertambah banyak di dalam tabungan ia akan keluar, ketika ikan keluar dari zona perlindungan ini otomatis akan dapat di manfaatkan oleh masyarakat.
Penentuan kawasan ini memang di mulai dengan proses sosialisasi kepada masyarakat, proses ini juga membutuhkan penjelasan yang sangat detail dan sistematik, karena diawal – awal banyak pemahaman yang prokontra. Namun akhirnya bisa dipahami dan dikerjakan oleh masyarakat. Setelah penentuan kawasan ini masyarakat juga memilih anggota mereka untuk menjadi team patroli atau pemantau ketertiban kawasan.
Ada perubahan perilaku yang mulai nampak pada masyarakat Ayau, dari pola makan yang cukup terkenal dengan sebutan masyarakat pemakan penyu, akhirnya dapat dikurangi bahkan beberapa kampung sudah tidak mengkonsumsi penyu lagi.Menurut kordinator tim monitoring, yang melakukan penelitian, Sdr. Erdy, bahwa kawasan ini cukup berpeluang untuk tujuan wisata selam, sehingga diharapkan
33
kedepannya segera harus di dorong kearah Pariwisata, sehingga dapat juga dimanfaatkan bagi alternatif pendapatan ekonomi masyarakat di wilayah ini.
1.31. Peringkat AncamanSetelah ancaman terdidentifikasi dalam konsep model, kami berusaha untuk memetakan peringkat ancaman untuk mencari ancaman-ancaman tertinggi di KKLD Alor. Hasilnya dapat dilihat pada Tabel .
34
1.32. Analisis dari Rantai faktor yang menjadi ancaman
1.33.
Tabel 2 di atas adalah resume pandangan kami terhadap lingkup, tingkat kerusakan dan ketakterbalikan masing-masing ancaman.
Tabel 3. Analisis Peringkat Ancaman
↓ Ancaman &
Target / Kriteria
→
Lingku
p
Tingkat
Kerusaka
n
Ketakberbalikka
n
Ringkasa
nCatatan
Penangkapanikan berlebih
tinggi Tinggi Tinggi sedang Penangkapan
berlebih
berdampak tinggi
terhadap populasi
ikan karang
karena
ketakberbalikanny
a Tinggi
Pengambilan karang
sedang Tinggi Tinggi sedang Pengambilan
Karang berdampak
tinggi terhadap
populasi ikan karang
karena
ketakberbalikannya
Tinggi
Penangkapan ikan hias
Sedan
g
sedang Tinggi rendah Penangkapan ikan hias berdampak tinggi karena tingkat keterbalikannya tinggi
Peracunan Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Peracunan
35
terumbu karang terumbu karang berdampak tinggi terhadap populasi ikan karang karena ketakberbalikannya Tinggi
Perburuan telur
dan daging
penyu
Tinggi Tinggi Sedang Tinggi Perburuan telur
dan daging penyu
berdampak
sedang terhadap
populasi penyu di
KKLD Ayau
karena tingkat
ketakterbalikannya
sedang..
Penjelasan peringkat ancamannya adalah sebagi berikut :
1. Penangkapan Berlebih
Pada dasarnya manusia itu tidak berpuas diri atas apa yang sudah dimilikinya. Ada hal menarik
yaitu bahwa ternyata simulasi overfishing terbukti di lapangan. Selama masih ada dan mampu,
embat terus. Jangan kasih kesempatan yang lain. Menurut pengakuan salah seorang istri
nelayan di Dinas penggunaan lampara menyebabkan irreversibilitynya pasti tinggi. Karena itu
ikan yang masih kecil juga ikut tertankap.
2. Pengambilan Karang
Pertumbuhan karang sangat lambat. Karena itu bom dan alat tangkap destruktif lainnya pasti
sangat merusak. Selain karang, ikan karang, dari yang dewasa hingga ke telur-telurnya juga
ikut terambil. Juga pengambilan karang untuk bahan bangunan yang berskala besar.
3. Penangkapan ikan hias
Penangkapan ikan hias menjadi pemicu terhadap rusaknya karang karena, karang diambil
untuk mempermudah penangkapan ikan hias.
4. Peracunan Terumbu Karang
36
Pertumbuhan karang sangat lambat. Karena itu bom dan alat tangkap destruktif lainnya pasti
sangat merusak. Selain karang, ikan karang, dari yang dewasa hingga ke telur-telurnya juga
ikut terambil.
5. Perburuan telur dan daging penyu
Penyu merupakan hewan indicator yang turut berperan dalam penilaian meningkatnya
produktifitas perikanan, pantai (severitynya juga tinggi)
37
1.34. RANTAI HASIL DAN SASARAN AWAL
1.35. Diagram dan Narasi dari Rantai Hasil
1.36. Sasaran Sasaran AwalStrategi yang tergambar di atas adalah langkah-langkah kecil untuk mengatasi overfishing di KKLD Ayau. Sasaran-sasaran awalny adalah sebagai berikut :
1. Tahap Kontempelasi
1.1. Masyarakat Mengenal NTZ
Di akhir kampanye Pride, Masyarakat di 7 kampung secara khusus di 3 kampung target /khususnya yang berprofesi sebagai Nelayan mengetahui bahwa di KKLD Ayau -Asia akan dibentuk batas-batas pengelolaan(zonasi)
1.2. Mayarakat mengetahui batas NTZ
Di akhir kampanye Pride, Masyarakat di 7 kampung secara khusus di 3 kampung target /khususnya yang berprofesi sebagai Nelayan mengetahui tentang batas-batas kawasan larang ambil di Laut
1.3. Mayarakat mengetahui apa yang boleh dan tidak boleh
Di akhir kampanye Pride, Masyarakat di 7 kampung secara khusus di 3 kampung target /khususnya yang berprofesi sebagai Nelayan mengetahui apa yang boleh dan tidak boleh di lakukan dalam lokasi zonasi KKLD Ayau-asia
38
1.4 Mayarakat mengetahui pentingnya NTZ
Di akhir kampanye Pride, Masyarakat di 7 kampung khususnya nelayan mengetahui pentingnya pembentukan kawasan lindung larang tangkap
1.5 Mayarakat mengetahui sebab overfishing
Di akhir kampanye Pride, Masyarakat di 7 kampung secara khusus di 3 kampung target /khususnya yang berprofesi sebagai Nelayan mengetahui sebab-sebab overfishing
1.6 Mayarakat mengetahui peraturan NTZ
Di akhir kampanye Pride, Masyarakat di 7 kampung secara khusus di 3 kampung target /khususnya yang berprofesi sebagai Nelayan mengetahui Peraturan Perundangan tentang Kawasan Larang Ambil
1.7. Mayarakat mengetahui hak ambil ikan
Di akhir kampanye Pride, Masyarakat di 7 kampung secara khusus di 3 kampung target /khususnya yang berprofesi sebagai Nelayan mengetahui siapa saja yang berhak mengambil ikan di perairan KKLD Ayau
1.8. Mayarakat mengetahui sebab pelanggaran
Di akhir kampanye Pride, Masyarakat di 7 kampung secara khusus di 3 kampung target /khususnya yang berprofesi sebagai Nelayan mengetahui hal yang paling berpengaruh terkait kasus banyaknya pelanggaran di laut
1.9. Keterlibatan stakeholder dalam pengambilan keputusan
Di akhir kampanye Pride, Masyarakat di 7 kampung secara khusus di 3 kampung target /khususnya yang berprofesi sebagai Nelayan mengetahui bagaimana tingkat keterlibatan para pihak terkait dalam hal pengambilan keputusan mengenai kawasan larang tangkap ikan
1.10. keterlibatan stakeholder dalam pengelolaan NTZ
Di akhir kampanye Pride, Masyarakat di 7 kampung secara khusus di 3 kampung target /khususnya yang berprofesi sebagai Nelayan mengetahui seberapa sering pihak-pihak terkait terlibat dalam pengelolaan kawasan larang tangkap yang ada di wilayah kampung
1.11 Mayarakat mengetahui manfaat NTZ
Di akhir kampanye Pride, Masyarakat di 7 kampung secara khusus di 3 kampung target /khususnya yang berprofesi sebagai Nelayan mengetahui manfaat dari kawasan larang tangkap
2. Tahap persiapan
2.1.1 rencana pengelolaan Di akhir kampanye Pride, Masyarakat di 7 kampung secara khusus di 3 kampung target /khususnya yang berprofesi sebagai nelayan dan juga pemerintah setempat sadar pentingnya rencana yang jelas untuk mengelola KKLD Ayau-Asia
39
2.1.2 partisipasi nelayan dalam pengelolaan
Di akhir kampanye Pride, Masyarakat di 7 kampung secara khusus di 3 kampung target /khususnya yang berprofesi sebagai nelayan dan juga pemerintah setempat sadar pentingnya ikut berpartisipasi dalan pengelolaan dan pengambilan keputusan pengelolaan KKLD ayau-asia
2.1.3 rencana penetapan zonasi
Di akhir kampanye Pride, Masyarakat di 7 kampung secara khusus di 3 kampung target /khususnya yang berprofesi sebagai nelayan dan juga pemerintah setempat sadar pentingnya rencana yang jelas sebelum penetapan zonasi pada KKLD Ayau-asia
2.1.4. pendanaan zonasi Di akhir kampanye Pride, Masyarakat di 7 kampung secara khusus di 3 kampung target /khususnya yang berprofesi sebagai nelayan dan juga pemerintah setempat sadar pentingnya pendanaan yang memadai untuk mengelola dan menegakan peraturan di wilayah KKLD Ayau-asia
2.1.5 batas-batas kkld alor Di akhir kampanye Pride, Masyarakat di 7 kampung secara khusus di 3 kampung target / khususnya yang berprofesi sebagai nelayan dan juga pemerintah setempat sadar pentingnya sosialisasi batas-batas KKLD Ayau
2.1.6.. hukum di kkld Di akhir kampanye Pride, Masyarakat di 7 kampung secara khusus di 3 kampung target /khususnya yang berprofesi sebagai nelayan dan juga pemerintah setempat sadar pentingnya Peraturan mengenai KKLD Ayau-Asia yang betul betul dilaksanakan sehingga pelaku di hukum
2.1.7.. peratusan yang jelas Di akhir kampanye Pride, Masyarakat di 7 kampung secara khusus di 3 kampung target /khususnya yang berprofesi sebagai nelayan dan juga pemerintah setempat sadar pentingnya sosialisasi Peraturan mengenai KKLD Ayau-asia agar jelas dan dipahami nelayan
2.1.8 tujuan pembuatan aturan
Di akhir kampanye Pride, Masyarakat di 7 kampung secara khusus di 3 kampung target /khususnya yang berprofesi sebagai nelayan dan juga pemerintah setempat sadar pentingnya peraturan larang tangkap di buat untuk melindungi ikan dan karang bukan untuk membantu nelayan
2.1.9 kurang infrastruktur Di akhir kampanye Pride, Masyarakat di 7 kampung secara khusus di 3 kampung target /khususnya yang berprofesi sebagai nelayan dan juga pemerintah
40
setempat sadar pentingnya pentingnya infrastruktur, peralatan, dan fasilitas untuk menegakan aturan di KKLD Alor
2.1.10 pelatihan bagi petugas
Di akhir kampanye Pride, Masyarakat di 7 kampung secara khusus di 3 kampung target /khususnya yang berprofesi sebagai nelayan dan juga pemerintah setempat sadar pentingnya petugas yang bekerja untuk KKLD Ayau-Asia yang sangat terlatih
2.1.11 pengawasan dan pengelolaan
Di akhir kampanye Pride, Masyarakat di 7 kampung secara khusus di 3 kampung target /khususnya yang berprofesi sebagai nelayan dan juga pemerintah setempat sadar pentingnya pengawasan dan pengelolaan KKLD Ayau-Asia yang efektif
2.1.12 penelitian dan monitoring
Di akhir kampanye Pride, Masyarakat di 7 kampung secara khusus di 3 kampung target /khususnya yang berprofesi sebagai nelayan dan juga pemerintah setempat sadar pentingnya kegiatan penelitian dan monitoring yang mencukupi
2.1.13 masalah di kkld Ayau-Asia
Di akhir kampanye Pride, Masyarakat di 7 kampung secara khusus di 3 kampung target /khususnya yang berprofesi sebagai nelayan dan juga pemerintah setempat sadar pentingnya mengatasi permasalahan pengelolaan KKLD Ayau-Asia
2.2.5 aturan baru Di akhir kampanye Pride, Masyarakat di 7 kampung secara khusus di 3 kampung target /khususnya yang berprofesi sebagai nelayan dan juga pemerintah setempat sadar pentingnya upaya membangun aturan baru untuk KKLD Ayau-Asia yang melibatkan seluruh masyarakat
2.2.6 perluasan Di akhir kampanye Pride, Masyarakat di 7 kampung secara khusus di 3 kampung target /khususnya yang berprofesi sebagai nelayan dan juga pemerintah setempat sadar pentingnya mengkaji ulang upaya agar luasan dan lokasi KKLD Ayau-Asia efektif
2.2.7 hak nelayan Di akhir kampanye Pride, Masyarakat di 7 kampung secara khusus di 3 kampung target /khususnya yang berprofesi sebagai nelayan dan juga pemerintah setempat sadar pentingnya upaya memastikan bahwa nelayan setempat mempunyai hak khusus di daerah KKLD Ayau-Asia
2.4. membantu pokmaswas Di akhir kampanye Pride, Masyarakat di 7 kampung secara khusus di 3 kampung target /khususnya yang
41
berprofesi sebagai Nelayan ikut dalam patroli laut untuk pengamanan wilayah laut
2.5. ukuran mata jaring Di akhir kampanye Pride, Masyarakat di 7 kampung secara khusus di 3 kampung target /khususnya yang berprofesi sebagai Nelayan sadar untuk menggunakan ukuran mata jaring insang(gillnet)dasar yang diperbolehkan/ramah lingkungan
2.6 ukuran ikan Di akhir kampanye Pride, Masyarakat di 7 kampung secara khusus di 3 kampung target /khususnya yang berprofesi sebagai Nelayan sadar untuk menyeleksi ukuran ikan kerapu yang boleh ditangkap, dibeli dan dikonsumsi
2.7. dukungan masyarakat Di akhir kampanye Pride, Masyarakat di 7 kampung secara khusus di 3 kampung target /khususnya yang berprofesi sebagai Nelayan mau menyisihkan lautnya sebagai kawasan larang-tangkap
3. tahap validasi
3.2 diskusi laut lestari Di akhir kampanye Pride, Masyarakat di 7 kampung secara khusus di 3 kampung target /khususnya yang berprofesi sebagai nelayan berkonsultasi tentang Lingkungan Laut yang lestari
3.3.. diskusi alat tangkap Di akhir kampanye Pride, Masyarakat di 4 desa Target/khususnya yang berprofesi sebagai nelayan berkonsultasi tentang alat tangkap yang boleh dan tidak boleh digunakan di KKLD Ayau-Asia
3.4. diskusi tempat penangkapan
Di akhir kampanye Pride, Masyarakat di 7 kampung secara khusus di 3 kampung target /khususnya yang berprofesi sebagai nelayan berkonsultasi tentang tempat penangkapan kerapu diperbolehkan dan tidak untuk menjaga kelastariannya
3.5 diskusi jenis/ukuran ikan
Di akhir kampanye Pride, Masyarakat di 7 kampung secara khusus di 3 kampung target /khususnya yang berprofesi sebagai nelayan berdiskusi tentang jenis/ukuran ikan kerapu dan atau ikan dasar lainnya yang boleh dan tidak boleh ditangkap
3.6 peraturan Di akhir kampanye Pride, Masyarakat di 7 kampung secara khusus di 3 kampung target /khususnya yang berprofesi sebagai nelayan berkonsultasi tentang peraturan yang berlaku di wilayah laut
3.7 pengawasan Di akhir kampanye Pride, Masyarakat di 7 kampung
42
secara khusus di 3 kampung target /khususnya yang berprofesi sebagai nelayan berkonsultasi tentang pengawasan di wilayah laut
3.8. diskusi kesepakatan kampung
Di akhir kampanye Pride, Masyarakat di 7 kampung secara khusus di 3 kampung target /khususnya yang berprofesi sebagai nelayan berniat membuat Peraturan Desa/Kesepakatan Kampung
3.9 solusi permasalahan pebuatan kesepakatan kampung
Di akhir kampanye Pride, Masyarakat di 7 kampung secara khusus di 3 kampung target /khususnya yang berprofesi sebagai nelayan mau mencari solusi atas kendala apa yang paling besar dalam pembentukan Peraturan Desa/Kesepakatan Kampung tentang Pemanfaatan Wilayah Laut
4. tahap aksi
4.1 pengelolaan laut oleh masyarakat
Di akhir kampanye Pride, Masyarakat di 7 kampung secara khusus di 3 kampung target khususnya yang berprofesi sebagai nelayan terlibat dalam pembuatan atau pengelolaan Laut di wilayah KKLD Ayau-Asia
4.2 pengawasan Di akhir kampanye Pride, Masyarakat di 7 kampung secara khusus di 3 kampung target /khususnya yang berprofesi sebagai nelayan melakukan kegiatan pengawasan di laut
4.3 pokmaswas Di akhir kampanye Pride, Masyarakat di 7 kampung secara khusus di 3 kampung target/khususnya yang berprofesi sebagai nelayan terlibat dalam Kegiatan Kelompok Pengawas Masyarakat
4.4 laporan kejadian Di akhir kampanye Pride, Masyarakat di 7 kampung secara khusus di 3 kampung target/khususnya yang berprofesi sebagai nelayan melaporkan kejadian pelanggaran di laut
4.5 aksi mendukung ntz Di akhir kampanye Pride, Masyarakat di 7 kampung target/khususnya yang berprofesi sebagai nelayan ikut aktif dalam kegiatan zonasi (pemetaan, survey, penyusunan draft, evaluasi)
5. Hasil-hasil kampanye (TR dan CR)
5.1. Tutupan Karang Di akhir masa kampanye Maret 2012, tutupan terumbu karang di zona Larang Ambil marga Mambrisaw 38,17% , Kampung Yenkawir 61,17%,
43
zona abor marga Burdam 28,67% tetap dipertahankan dari data dasar 2010
5.2. Aktifitas nelayan Di akhir Kampaye Maret 2012 , aktifitas nelayan di dalam zona, Mambrisaw, zona Kampung Yenkawir dan zona Abor ( Burdam) berkurang sebanyak x% dari data dasar.
44
1.37.
1.38. PENELITIAN KUALITATIF/KUANTITATIFKami berusaha untuk melihat apa yang sesungguhnya terjadi di lapangan. Melalui kegiatan-kegiatan-kegiatan penelitian kuantitatif dan kualitatif di bawah ini kami berusaha untuk:
- Mengenali masalah berdasarkan kenyataa, dan bukan pengandaian
- Dapat dijadikan dasar pemilihan strategi dan kegiatan dalam fase implementasi
- Mengatasi masalah secara cepat, singkat, murah dan terjangkau oleh tim pride,
pemangku kepentingan dan juga khalayak target
- Menghasilkan data dasar untuk ditindaklanjuti
1.39. Penelitian Kualitatif
1.40. Focus Group Discussion (METODE,HASIL ANALISIS)
1. Saat fokus group diskusi di 3 kampung diantaranya kampung Runi, Boiseran, dan kampung Dorekhar, sebelum Surfey ada masyarakat yang mengatakan bahwa ikan di KKLD Ayau tetap sama namun ada yang mengatakan juga bahwa ikan di KKLD Ayau menurun. Namun dari hasil KAP survey tentang kondisi perikanan di 7 kampung menyatakan bahwa, ikan di KKLD Ayau kondisinya tetap sama 20,9%, ikan di KKLD Ayau menurun 45,3% hal ini mengindikasikan bahwa ikan di KKLD Ayau tingkat penurunanya jauh lebih tinggi di bandikan dengan ikan tetap sama, kondisi ini telah dirasakan dampaknya sejak beroperasinya kapal penampung ikan kerapu di Ayau tahun 90an, walaupun demikian kondisi ini mulai membaik hingga sekarang. Masyarakat juga mengusulkan untuk segera dibuat peraturan kampung untuk melindungi hasil laut umumnya di KKLD Ayau. Masyarakat juga ingin membentuk aliansi nelayan Ayau untuk kesepakatan bersama menaikkan harga ikan kerapu dan ikan napoleon di Ayau, hal ini merupakan wacana yang terus akan dibangun kedepan.
2. Hasil diskusi kami dengan pengusaha ikan kerapu di Ayau, dirinya mengatakan bahwa, ikan kerapu di KKLD Ayau daya tahan tubuhnya lebih kuat dibanding ikan lainnya yang di bawa dari daerah lain, kemudian hasil tangkapan ikan kerapu oleh nelayan rata-rata berukuran sedang sampai besar. Pengusaha tersebut mengatakan bahwa kalaupun ada ikan kerapu yang dijual dengan ukuran kecil, maka ikan kerapu tersebut dilepas kembali lagi kelaut.
3. Diskusi lain di kampung Meosbekwan membahas tentang keluhan mengenai kapal ikan hias yang sering masuk dan mencari ikan dengan praktek penagkapan ikan hias yang merusak karang, beberapa usul masyarakat tentang pendirian pos pengawasan di zona marga Burdam merupakan wacana yang
45
juga akan didiskusikan kedepan untuk dilaksanakan. Ungkapan kekesalan masyarakat nelayan di kampung Meosbekwan akibat ada beberapa oknum nelayan melakukan pelanggaran di tempat zona marga Burdam, menjadi wacana yang juga akan ditindak lanjuti.
1.41. Wawancara MendalamKepala Distrik Ayau Kepulauan, saat diskusi di Kampung Reni,beliau sangat antusias sekali terutama dalam membangun konsep zonasi di wilayah distrik Ayau kepulauan. Beliau sarankan agar sosialisasi mengenai pentingnya zonasi ini harus disosialisasikan ke masyarakat minimal sebulan sekali untuk mengingatkan kembali kepada masyarakat agar supaya apa yang kita harapkan dari sitem sonasi ini sedikitnya memberi gambaran manfaat yang kemudian akan kita dapatkan ketika wilayah-wilayah ini di jadikan NTZ. Beliau memberi gambaran kedepan bahwa wilayah Ayau besar khususnya Distrik Ayau kepulauan kampung Abidon, Pemda Raja Ampat akan mengembangkan sebagai kampung wisata. Dengan demikian konsep zonasi ini merupakan cikal bakal dari tujuan bersama yang sedang dibangun kedepan. Menurut beliau ada beberapa lokasi yang akan dijadikan sebagai lokasi NTZ karena punya daya tarik wisata tersendiri.
1.42. Diskusi InformalDiskusi informal dengan kelompok patrol dari marga Mambrisau
46
1.43. Penelitian Kuantitatif Mendapatkan Data Dasar
1.45.1.Pendahuluan
KKLD Ayau-Asia adalah salah satu dari 7 Kawasan Konservasi yang ada di Kabupaten Raja Ampat yang ditetapkan melalui PERDA kabupaten Raja Ampat No.27 tahun 2009 tentang Kawasan Konservasi laut daerah Kabupaten Raja Ampat. Dengan luas kawasan sebesar 101.440 ha, terdapat 7 kampung yang terbagi dalam 2 Distrik dengan jumlah penduduk sekitar 2652 jiwa (data penduduk Distrik Kep Ayau 2009). KKLD Ayau-Asia dengan luas terletak di bagian utara Kab Raja Ampat Indonesia, dan merupakan KKLD dengan luasan terumbu karang terluas di Raja Ampat yang juga didukung dengan letak geografis yang memposisikan kawasan ini tepat berada pada jantung segitiga Karang (Coral Triangle). KKLD ini didirikan pada 2007 atas inisiatif masyarakat adat di KKLD Ayau sendiri, KKLD Ayau-Asia memiliki tutupan karang keras sebesar 32.90% dari semua kawasan KKLD di Raja Ampat. Topografi laut yang bertebing karang menjadikan tempat ini cocok bagi tempat memijah ikan kerapu dan ikan-ikan ekonomis penting lainnya. Populasi ikan di kawasan karang ini telah mendukung kegiatan perikanan selama berabad-abad, namun sejak beroperasinya kapal penampung ikan hidup dan masuknya nelayan asin dalam kawasan pada tahun 1990 an mulai komersialisasi dan perkembangan jaringan-jaringan perdagangan global telah memicu terjadinya penangkapan ikan berlebihan.Jenis kerapu yang paling banyak ditangkap di Kepulauan Ayau adalah kerapu dari jenis Plectropomus areolatus dan Plectropomus maculatus atau kerapu ekor bujursangkar, yang dulu umum ditemui di pantai-pantai karang di kawasan KKLD Ayau, namun kini telah berkurang hingga mencapai 10%, ukuran populasinyapun cenderung kecil dan sedang. Saat ini permintaan dari perdagangan ikan kerapu hidup, makin meningkat dan Ayau masi dijadikan sebagai target penangkapan ikan kerapu hidup, Kini meningkatnya permintaan akan ikan karang dari kota-kota di Indonesia dan luar Negeri telah memicu para nelayan setempat untuk memanen ikan pada tingkat yang tidak berkelanjutan. Kini populasi penduduk di pesisir Kepulauan Ayau masih bergantung pada budidaya rumput laut skala kecil dan perikanan tangkap ikan kerapu hidup masih cukup intensif dilakukan masyarakat di KKLD Ayau-Asia 90% bermata pencaharian sebagai nelayan (data PRA CII 2006). Oleh karena itu ketergantungan akan alam sangatlah besar, sehingga peran layanan ekologi yang diberikan kepada masyarakat sangatlah terasa bagi masyarakat. Meskipun demikian, ancaman akan ekosistem yang ada juga cukup besar diantaranya : penggunaan bahan dan alat tangkap yang merusak, penangkapan kerapu hidup skala besar, penangkapan berlebih untuk species tertentu dan lain-lain. Semuanya itu terjadi karena kurangnya kesadaran dan pengetahuan serta tuntutan kebutuhan ekonomi yang mendesak dari masyarakat sendiri dan lemahnya kontrol dari Pemerintah setempat terhadap praktek- praktek perikanan yang desktruktif dari luar wilayah Kabupaten Raja Ampat menyebapkan masi saja terjadi perusakan terhadap ekosistem dilakukan.
1.45.2. Tujuan :
47
Survey pra kampanye dilakukan di 7 kampung target, diantaranya : Dorehkar, Runi, Boiseran, Yenkawir, Meosbekwan, Rutum dan Reni dengan tujuan :
1. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat di 7 kampung tentang penangkapan berlebih dan daerah larang tangkap sebelum pelaksanaan kampanye kebanggaan.
2. Untuk mengetahui sikap masyarakat di kampung target terhadap isu tangkap lebih dan daerah larang tangkap
3. Untuk mengetahui ;pola pemanfaatan laut dan pesisir masyarakat di kampung target
4. Untuk mengetahui data demografi di kampung target.5. Mengetahui sumber informasi yang dipercaya kelompok target dan saluran
komunikasi yang efektif untuk menyampaikan pesan
1.45.3. KeluaranSurvey awal kampanya Pride ini dilakukan untuk memperoleh :1. Data mengenai tingkat pengetahuan masyarakat di kampung target tentang isu
tangkap lebih dan daerah larang tangkap sebelum dilakukannya Kampanye Pride2. Data mengenai sikap masyarakat di kampung target terhadap isu tangkap lebih dan
daerah larang tangkap3. Data mengenai perilaku masyarakat di kampung target terhadap lingkungan laut
disekitarnya4. Data demografi di kampung target.5. Data mengenai sumber informasi yang dipercaya kelompok target dan saluran
komunikasi yang efektif untuk menyampaikan pesan6. Data untuk menyusun dokumen Barrier Removal Operation Procedure (BROP)
1.45.4. Rangkaian Kegiatan
Tabel 1.Rangkaian kegiatan Survey KAP Pra-kampanye Kebanggaan di KKLD
Ayau-AsiaNo Tahap Tanggal Kegiatan1 Pra-survey 28-29
Okt’10Menghubungi Enumerator Lokal dan Memastikan Kesediaannya Menjadi Enumerator
2 15-16 Nov’10
Distribusi Surat Pemberitahuan Kepada Kepala Distrik dan Kepala Kampung
17 Nov’10 Peserta survey berkumpul di Dorekhar
3 Pelatihan Enumerator
18-19 Nov’10
Enumerator dibekali dengan pemahaman dan ketrampilan mengenai pengambilan data survey di KKLD Ayau yang akan diikuti oleh 14 orang enumerator, dimana 8 orang adalah masyarakat kampung dan 2 orang adalah mahasiswa magang dari UNAMIN dan 4 orang dari staf CI KKLD Ayau.
4 Survey 20-23 Nov’10
Pengambilan data dilakukan bersamaan di 2 wilayah. Wilayah 1 mencakup distrik Ayau dan wilayah 2Ayau Kepulauan.
48
a. Responden merupakan penduduk yang berasal dari kampung target yang berusia 15 sampai 60 tahun. Penentuan umur dilakukan dengan pertimbangan bahwa pada kisaran usia tersebut masyarakat aktif melakukan kegiatan di laut.
b. Responden yang diwawancara adalah orang ketiga yang ditemui di kampung tersebut. Jika responden tidak bersedia diwawancara atau sudah pernah diwawancara sebelumnya maka penghitungan dimulai dari awal lagi.
c. Enumerator harus memperkenalkan diri dan menyampaikan maksud dan tujuan dilakukannya survey. Enumerator juga harus menanyakan kesediaan responden untuk diwawancara. Jika responden tidak bersedia diwawancara, cari responden lain (orang ketiga yang ditemui).
d. Kuisioner hasil wawancara harus disimpan dengan rapi dan teliti oleh para enumerator yang kemudian akan disalin ke dalam Survey Pro.
e. Enumerator adalah beberapa staf CI dan pemuda yang dipilih dari kampung dan sudah di identifikasi mampu melaksanakan survey, ditambah 2 orang dari mahasiswa magang dari UNAMIN. Alasan dipilihnya enumerator dari kampung adalah suapaya pemberdayaan pemuda-pemudi dari kampung, selain itu supaya mereka mampu berkomunikasi dengan lancar dengan responden.
5 Input data dan analisa
23-27 Nov’10
Input data kedalam survey Pro, Analisa dan penulisan laporan
Tabel 2.Jumlah Penduduk usia produktif di setiap kampung target Kampanye kebanggaan
Distrik Kampung Jumlah Jiwa
Jumlah KK
Jumlah Usia Produktif
Ayau Dorehkar 526 126 218Boyseran 413 106 194
49
Ayau dan Ayau Kepulauan
Runi 263 71 192Rutum 613 178 274
Ayau dan Ayau Kepulauan
Yenkawir 264 65 144Meosbekwan 238 57 111
Ayau Kepulauan
Reni 380 75 178
Total 678 2697 1311 Data jumlah penduduk dan usia 15-60 tahun diperoleh dari ”Rekapitulasi Data Kependudukan Kabupaten Raja Ampat
tahun 2010” yang diterbitkan oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, Kabupaten Raja Ampat.Dari hasil hitungan dengan sample size calculator, maka diperoleh jumlah sample untuk Ayau sebesar 297 buah. Ditambahkan 10% = 297 + 10% = 297 + 29 = 326 responden. Maka pembagian jumlah sample di setiap kampung adalah :
Rumus : Jumlah sample di setiap kampung = Jumlah usia produktif di masing-masing kampung X Jumlah responden total Jumlah total usia produktif dari semua kampung target
Tabel 3.Jumlah Responden di setiap kampung target Kampanye Kebanggaan
Distrik Kampung Jumlah Jiwa
Jumlah KK
Jumlah Usia
Produktif
Jumlah Responden
Ayau Dorehkar 526 126 218Boyseran 413 106 194
Ayau dan ayau Kepulauan
Runi 263 71 192Rutum 613 178 274
Ayau dan Ayau Kepulauan
Yenkawir 264 65 144Meosbekwan 238 57 111
Ayau Kepualauan
Reni 380 75 178
Total 678 2697 1311
50
1.45.5. Tim Kerja
No. Nama Posisi dalam tim Keterangan1 Valend Burdam Koordinator Tim (Logistik
di wilayah Ayau)2 Obeth Rayar Pemeriksa laporan
(Logistik di wilayah Ayau Kepulauan)
CI
3 Alfaris Lekipiow Enumerator CI4 Loves Umpes Enumerator CI
5 Yanes Mambrisau Enumerator CI6 Aser Burdam Enumerator CI7 Elisa Mambrisau Enumerator Runi8 Butje Imbir Enumerator Boiseran9 Amelia Burdam Enumerator Dorekhar10 Risyart Mirino Enumerator Yenkawir11 Kilyon Burdam Enumerator Meosbekwan13 Simson Mirino Enumerator Rutum14 Yulius Dimara Enumerator Reni15 Roi Enumerator Mahasiswa Unamin16 Steven Enumerator Mahasiswa Unamin
1.44. Data K A IC dan BC Kami mengevaluasi pertanyaan-pertanyaan pengetahuan dan sikap dalam hubungannya dengan sasaran-sasaran kami. Pertama, kami mengidentifikasi jawaban yang “diinginkan” untuk setiap pertanyaan.
Objektif SMART Pengetahuan
Pengetahuan nelayan setiap kampung di KKLD Ayau yakni kampung Dorekhar,Runi, Boiseran, Yenkawir, Meosbekwan Rutum dan Reni
(12) Menurut Anda apakah kawasan larang tangkap, yang di dalamnya penangkapan ikan dilarang, apakah mempunyai manfaat?
Nomor unit kawasan enumerasi atau nama desa: -- Nelayan
Overall ()
Rutum (29.5%)
Boiseran (18.7%)
Runi (14.4%)
Meosbekwan (14.4%)
Reni (12.2%)
Dorehkar (7.9%)
Yenkawir (2.9%)
No Answer (0.0%)
Percents
0 100
Ya (Lanjutkan ke nomer A)
48.9%
58.5% 50.0% 45.0
% 70.0% 11.8% 18.2% 100.0
% 0.0%
Tidak (Lanjutkan ke 28.1 4.9% 46.2% 45.0 25.0% 29.4 54.5% 0.0% 0.0%
51
nomor 13) % % %
Tidak tahu (Lanjutkan ke nomor 13)
21.6%
36.6% 3.8% 10.0
% 5.0% 58.8% 9.1% 0.0% 0.0%
No Answer 1.4% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 18.2% 0.0% 0.0%
Totals 100.0%
100.0%
100.0%
100.0% 100.0% 100.0
%100.0
%100.0
%100.0%
Freq Error* ±8.5
%±15.4
%±19.6
%±22.2
% ±20.5% ±23.9%
±31.4% ±0.0% ±0.0
%
Berdasarkan hasil surfei pengetahuan nelayan di masing-masing kampung tentang pentingnya manfaatnya kawasan larang tangkap di KKLD Ayau- Asia maka dari hasil survey, nelayan di kampung Yenkawir 100% menjawab ya, sangat berfanfaat disusul kemudian oleh kampung Meosbekwan 70%, Rutum 58% dan Boiseran 48%, sementara kampung Runi 45% dan Reni 11%.
(A) Penyu laut bukan binatang yang dilindungi
Nomor unit kawasan enumerasi atau nama desa: -- Nelayan
Overall ()
Rutum (29.5%)
Boiseran (18.7%)
Runi (14.4%)
Meosbekwan (14.4%)
Reni (12.2%)
Dorehkar (7.9%)
Yenkawir (2.9%)
No Answer (0.0%)
Percents
0 100
Benar 32.4% 19.5% 34.6% 65.0% 30.0% 5.9% 72.7% 0.0% 0.0%
Salah 59.0% 80.5% 46.2% 15.0% 70.0% 76.5% 27.3% 100.0% 0.0%
Tidak tahu 8.6% 0.0% 19.2% 20.0% 0.0% 17.6% 0.0% 0.0% 0.0%
No Answer 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0%
Totals 100.0%
100.0% 100.0% 100.0
% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0
%
Freq Error* ±8.3% ±12.4
% ±19.6% ±21.3% ±20.5% ±20.6
% ±26.9% ±0.0% ±0.0%
Dari hasil surfei pengetahuan nelayan tentang penyu laut sebagai hewan yang dilindungi maka nelayan di kampung Yenkawir menyatakan 100% benar penyu laut adalah hewan yang dilindungi, kemudian disusul dengan kampung Rutum 80%, Reni 76%, Meosbekwan 70%, Boiseran 46%, Dorekhar 27% dan Runi 15%.
(B) Mengambil telur penyu
Nomor unit kawasan enumerasi atau nama desa: -- Nelayan
Overall ()
Rutum (29.5
Boiseran
Runi (14.4
Meosbekwan (14.4%)
Reni (12.2
Dorehkar
Yenkawir
No Answ
Percen
52
laut untuk dimakan sendiri
%) (18.7%) %) %) (7.9%) (2.9%)
er (0.0%)
ts
0 100
Benar 33.1% 31.7% 19.2% 65.0% 30.0% 11.8% 63.6% 0.0% 0.0%
Salah 57.6% 65.9% 69.2% 30.0% 50.0% 64.7% 36.4% 100.0% 0.0%
Tidak tahu 9.4% 2.4% 11.5% 5.0% 20.0% 23.5% 0.0% 0.0% 0.0%
No Answer 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0%
Totals 100.0%
100.0%
100.0%
100.0% 100.0% 100.0
% 100.0% 100.0% 100.0%
Freq Error* ±8.4% ±14.8
%±18.1
%±21.3
% ±22.4% ±23.2% ±29.0% ±0.0% ±0.0%
Dari data hasil surfei pengetahuan nelayan tentang mengambil telur penyu untuk dimakan diperbolehkan, maka Nelayan di kampung Yenkawir 100% menyatakan salah, disusul dengan kampung Boiseran 70%, Rutum 66%,Kampung Reni 65%, Meosbekwan 50%, Dorekhar 36%, dan Kampung Runi 30%.
Objektif SMART Sikap, Nelayan di KKLD Ayau-Asia
(C) Mengambil telur penyu untuk dijual diperbolehkan
Nomor unit kawasan enumerasi atau nama desa: -- Nelayan
Overall ()
Rutum (29.5%)
Boiseran (18.7%)
Runi (14.4%)
Meosbekwan (14.4%)
Reni (12.2%)
Dorehkar (7.9%)
Yenkawir (2.9%)
No Answer (0.0%)
Percents
0 100
Benar 44.6% 48.8% 53.8% 35.0% 20.0% 64.7% 54.5% 0.0% 0.0%
Salah 43.2% 48.8% 26.9% 50.0% 60.0% 11.8% 45.5% 100.0% 0.0%
Tidak tahu 12.2% 2.4% 19.2% 15.0% 20.0% 23.5% 0.0% 0.0% 0.0%
No Answer 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0%
Totals 100.0%
100.0%
100.0%
100.0% 100.0% 100.0
% 100.0% 100.0% 100.0%
Freq Error* ±8.4% ±15.6
%±19.6
%±22.4
% ±21.9% ±23.2% ±30.0% ±0.0% ±0.0%
Dari data hasil surfei pengetahuan nelayan tentang mengambil telur penyu untuk di jual diperbolehkan, maka Nelayan di kampung Yenkawir 100% menyatakan salah, disusul dengan kampung Meosbekwan 60%, Runi 50%,Kampung Rutum 48 %, Dorekhar 45%, dan Kampung, Boiseran 26%. Dan Kampung Reni 11%.
(D) Nomor unit kawasan enumerasi atau nama desa: -- Nelayan
53
Menangkap ikan dengan akar tuba boleh dilakukan
Overall ()
Rutum (29.5%)
Boiseran (18.7%)
Runi (14.4%)
Meosbekwan (14.4%)
Reni (12.2%)
Dorehkar (7.9%)
Yenkawir (2.9%)
No Answer (0.0%)
Percents
0 100
Benar 62.6% 87.8% 30.8% 60.0% 45.0% 82.4% 72.7% 0.0% 0.0%
Salah 33.1% 12.2% 61.5% 30.0% 55.0% 5.9% 27.3% 100.0% 0.0%
Tidak tahu 4.3% 0.0% 7.7% 10.0% 0.0% 11.8% 0.0% 0.0% 0.0%
No Answer 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0%
Totals 100.0%
100.0% 100.0% 100.0
% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0
%
Freq Error* ±8.2% ±10.2
% ±19.1% ±21.9% ±22.2% ±18.5
% ±26.9% ±0.0% ±0.0%
Menangkap ikan dengan akar tuba diperbolehkan, dari data surfei ini menyatakan bahwa 100% nelayan di kampung Yenkawir menyatakan salah dan disusul dengan kampung Boiseran 61%, Meosbekwan 55%, kampung Runi 30%, Dorekhar 27%, Kampung Rutum 12% dan Kampung Reni 6%.
(E) Di daerah ini sudah ada kawasan konservasi laut
Nomor unit kawasan enumerasi atau nama desa: -- Nelayan
Overall ()
Rutum (29.5%)
Boiseran (18.7%)
Runi (14.4%)
Meosbekwan (14.4%)
Reni (12.2%)
Dorehkar (7.9%)
Yenkawir (2.9%)
No Answer (0.0%)
Percents0 100
Benar 87.1% 92.7% 88.5% 75.0% 100.0% 82.4% 63.6% 100.0
% 0.0%
Salah 7.2% 4.9% 0.0% 20.0% 0.0% 0.0% 36.4% 0.0% 0.0%
Tidak tahu 5.8% 2.4% 11.5% 5.0% 0.0% 17.6% 0.0% 0.0% 0.0%
No Answer 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0%
Totals 100.0%
100.0%
100.0%
100.0% 100.0% 100.0
%100.0
%100.0
%100.0
% F
req Error*
±5.7% ±8.1% ±12.5
%±19.4
% ±0.0% ±18.5%
±29.0% ±0.0% ±0.0
%
Dari hasi surfei sikap nelayan terhadap keberadaan kawasan konservasi laut daerah di KKLD Ayau maka 100% nelayan di Kampng Yenkawir dan Meosbekwan menyatakan ada, disusul dengan kampung
54
Rutum,92% Boiseran, 88% Reni 82% dan Kampung Runi 75% dan kampung Dorekhar 63%.
(F) Sudah ada beberapa kawasan laut yang dilindungi dan tidak boleh ada penangkapan ikan di kawasan in
Nomor unit kawasan enumerasi atau nama desa: -- Nelayan
Overall ()
Rutum (29.5%)
Boiseran (18.7%)
Runi (14.4%)
Meosbekwan (14.4%)
Reni (12.2%)
Dorehkar (7.9%)
Yenkawir (2.9%)
No Answer (0.0%)
Percents0 100
Benar 84.2%
92.7% 84.6% 60.0
% 90.0% 82.4% 81.8% 100.0
% 0.0%
Salah 5.8% 2.4% 0.0% 20.0% 0.0% 5.9% 18.2% 0.0% 0.0%
Tidak tahu 10.1% 4.9% 15.4% 20.0
% 10.0% 11.8% 0.0% 0.0% 0.0%
No Answer 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0%
Totals 100.0%
100.0%
100.0%
100.0% 100.0% 100.0
%100.0
%100.0
%100.0
%
Freq Error*
±6.2%
±8.1%
±14.2%
±21.9% ±13.4% ±18.5
%±23.3
% ±0.0% ±0.0%
Dari hasil surfei sikap nelayan di KKLD Ayau-Asia tentang zonasi dan aturan larang tangkap maka nelayan di Kampung Yenkawir 100% mengatakan paham disusul dengan kampung Rutum 92%, Kampung Meosbekwan 90%, Kampung Boiseran 84%, KampungReni 82%, Kampung Dorekhar 63% dan Kampung Runi 60%
(22) Bagaimana sikap Anda dengan pembuatan aturan tentang zonasi kawasan
Nomor unit kawasan enumerasi atau nama desa: -- Nelayan
Overall ()
Rutum (29.5%)
Boiseran (18.7%)
Runi (14.4%)
Meosbekwan (14.4%)
Reni (12.2%)
Dorehkar (7.9%)
Yenkawir (2.9%)
No Answer (0.0%)
Percents
0 100
55
larang tangkap untuk menjaga
Sangat setuju 41.7% 34.1% 61.5% 45.0% 70.0% 11.8% 18.2% 25.0% 0.0%
Setuju 34.5% 46.3% 15.4% 35.0% 25.0% 17.6% 63.6% 75.0% 0.0%
Netral 12.9% 14.6% 3.8% 5.0% 0.0% 58.8% 0.0% 0.0% 0.0%
Tidak Setuju 8.6% 2.4% 15.4% 10.0% 5.0% 11.8% 18.2% 0.0% 0.0%
Sangat tidak setuju 2.2% 2.4% 3.8% 5.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0%
No Answer 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0%
Totals 100.0%
100.0%
100.0%
100.0% 100.0% 100.0
%100.0
%100.0
%100.0
%
Freq Error* ±8.4%
±15.6%
±19.1%
±22.2% ±20.5% ±23.9
%±29.0
%±43.3
%±0.0
%
Dari hasil surfei sikap nelayan di KKLD Ayau-Asia tentang pembuatan aturan zonasi dan aturan larang tangkap untuk menjaga laut disekitar Kampung maka nelayan di Kampung Meosbekwan 95% mengatakan sangat setuju disusul dengan kampungYenkawir 90%, Kampung Rutum 80%, Kampung Dorekhar 79%, Kampung Boiseran 76 %, Kampung Runi 70%, Kampung Reni 28 %
24(B) Nelayan setempat secara rutin berpartisipasi dalan pengelolaan dan pengambilan keputusan wilayah l
Nomor unit kawasan enumerasi atau nama desa: -- Nelayan
Overall ()
Rutum (29.5%)
Boiseran (18.7%)
Runi (14.4%)
Meosbekwan (14.4%)
Reni (12.2%)
Dorehkar (7.9%)
Yenkawir (2.9%)
No Answer (0.0%)
Percents
0 100
Sangat setuju 32.4% 43.9% 30.8% 25.0% 30.0% 17.6% 45.5% 0.0% 0.0%
Setuju 46.8% 39.0% 50.0% 35.0% 60.0% 47.1% 45.5% 100.0% 0.0%
Netral 7.9% 7.3% 0.0% 15.0% 0.0% 23.5% 9.1% 0.0% 0.0%
Tidak Setuju 4.3% 9.8% 0.0% 5.0% 5.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0%
56
Tidak tahu 8.6% 0.0% 19.2% 20.0% 5.0% 11.8% 0.0% 0.0% 0.0%
No Answer 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0%
Totals 100.0%
100.0%
100.0%
100.0% 100.0% 100.0
% 100.0% 100.0% 100.0%
Freq Error* ±8.5% ±15.5
%±19.6
%±21.3
% ±21.9% ±24.2% ±30.0% ±0.0% ±0.0%
Dari hasil surfei sikap nelayan di KKLD Ayau-Asia tentang partisipasi dalam pengelolaan dan pengambilan keputusan maka nelayan di Kampung Yenkawir 100% mengatakan sangat setuju disusul dengan kampung Meosbekwan dan Kampung Dorekhar 90%, Kampung Rutum 82%, Kampung Boiseran 80%, Kampung Runi 63 % dan kampung Reni 60%.
SMART OBJEKTIF Komunikasi Interpersonal masyarakat nelayan di KKLD Ayau-Asia
(A) Masyarakat setempat lebih banyak terlibat dalam pengelolaan kawasan perlindungan laut
Nomor unit kawasan enumerasi atau nama desa: -- Nelayan
Overall ()
Rutum (29.5%)
Boiseran (18.7%)
Runi (14.4%)
Meosbekwan (14.4%)
Reni (12.2%)
Dorehkar (7.9%)
Yenkawir (2.9%)
No Answer (0.0%)
Percents
0 100
Sangat setuju 54.0% 58.5% 46.2% 45.0% 35.0% 82.4% 72.7% 25.0% 0.0%
Setuju 20.9% 12.2% 11.5% 25.0% 50.0% 5.9% 18.2% 75.0% 0.0%
Netral 7.2% 4.9% 19.2% 5.0% 0.0% 5.9% 9.1% 0.0% 0.0%
Tidak Setuju 7.9% 19.5% 0.0% 15.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0%
Tidak tahu 9.4% 2.4% 23.1% 10.0% 15.0% 5.9% 0.0% 0.0% 0.0%
Other 0.7% 2.4% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0%
No Answer 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0%
Totals 100.0%
100.0%
100.0%
100.0% 100.0% 100.0
% 100.0% 100.0% 100.0%
Freq Error* ±8.5% ±15.4
%±19.6
%±22.2
% ±22.4% ±18.5% ±26.9% ±43.3% ±0.0%
Dari hasil surfei sikap nelayan di KKLD Ayau-Asia tentang keterlibatan dalam pengelolaan dan pengawasan untuk menjaga laut disekitar Kampung maka nelayan di Kampung Yenkawir 100% mengatakan sangat setuju disusul dengan kampung Dorekhar 90%, Kampung Reni 88%, Kampung
57
Meosbekwan 85%, Kampung Runi 70 %, Kampung Rutum 70%, dan Kampung Boiseran 57 %
SMART OBJEKTIF Perubahan Perilaku
(17) Apakah Anda sehari-hari pergi melaut (mencari ikan, lola, teripang, udang dll)?
Nomor unit kawasan enumerasi atau nama desa: -- Nelayan
Overall ()
Rutum (29.5%)
Boiseran (18.7%)
Runi (14.4%)
Meosbekwan (14.4%)
Reni (12.2%)
Dorehkar (7.9%)
Yenkawir (2.9%)
No Answer (0.0%)
Percents0 100
Ya (Lanjut ke Bagian A sampai G)
95.0%
100.0%
88.5%
100.0% 90.0% 100.
0%81.8
%100.0
% 0.0%
Tidak (Lanjut ke no.18) 5.0% 0.0% 11.5
% 0.0% 10.0% 0.0% 18.2% 0.0% 0.0%
No Answer 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0%
Totals 100.0%
100.0%
100.0%
100.0% 100.0% 100.
0%100.0
%100.0
%100.0%
Freq Error* ±3.7
%±0.0
%±12.5
%±0.0
% ±13.4% ±0.0%
±23.3%
±0.0%
±0.0%
Dari hasil surfei tentang keseharian nelayan dalam melaut ( mencari ikan) maka nelayan di kampung Yenkawir , Reni, Rutum, dan Kampung Runi 100% menyatakan melaut , hamper setiap hari sementara kampung Meosbekwan 90% Boiseran 88%, dan Kampung Dorekhar 81%. (20) Saya akan membacakan lima pernyataan terkait kegiatan penangkapan ikan, pilih mana yang paling sesuai dengan Anda:
Nomor unit kawasan enumerasi atau nama desa: -- Nelayan
Overall ()
Rutum (29.5%)
Boiseran (18.7%)
Runi (14.4%)
Meosbekwan (14.4%)
Reni (12.2%)
Dorehkar (7.9%)
Yenkawir (2.9%)
No Answer (0.0%)
Percents
0 100
Saya tidak pernah mendengar tentang
21.6% 22.0% 42.3% 10.0% 10.0% 17.6% 27.3% 0.0% 0.0%
58
penangkapan ikan berlebih
Saya sudah tahu apa itu penangkapan ikan berlebih
20.1% 9.8% 30.8% 45.0% 15.0% 11.8% 18.2% 0.0% 0.0%
Saya berencana mendiskusikan penangkapan ikan berlebih dengan yang lain
7.9% 9.8% 19.2% 5.0% 0.0% 0.0% 9.1% 0.0% 0.0%
Saya telah mendukung rencana penghentian penangkapan ikan berlebih
33.8% 56.1% 3.8% 5.0% 70.0% 23.5% 0.0% 100.0% 0.0%
Saya sudah mengajak orang lain untuk mengatur penangkapan ikan dengan lebih baik
15.8% 2.4% 3.8% 35.0% 5.0% 41.2% 45.5% 0.0% 0.0%
No Answer 0.7% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 5.9% 0.0% 0.0% 0.0%
Totals 100.0%
100.0%
100.0%
100.0% 100.0% 100.0
% 100.0% 100.0% 100.0%
Freq Error* ±8.1% ±15.5
%±19.4
%±22.2
% ±20.5% ±24.8% ±30.0% ±0.0% ±0.0%
Dari hasil surfei pernyataan terkait penangkapan ikan berlebih ( Over fishing) maka nelayan yang tidak pernah mendengar tentang penangkapan ikan berlebih adalah dari kampung Boiseran 42%, disusul dengan Kampung Dorekhar 27% Rutum 21% Reni 17% Meosbekwan 10%, Runi10%, dan Yenkawir 0%,
Nelayan yang sudah tahu apa itu penangkapan ikan berlebih dari hasil surfei menyatakan bahwa Nelayan di kampung Runi 45% menyatakan sudah tahu tentang apa itu penangkapan ikan berlebih kemudi disusul dengan Kampung Boiseran 30%, Rutum 29%, Dorekhar 18%, Meosbekwan 15%, Reni 11% dan kampung Yenkawir 0%
59
Nelayan yang berencana mendiskusikan penangkapan ikan berlebih dengan nelayan atau orang lain maka dari hasil surfei menyatakan bahwa 39% nelayan di kampung Rutum berencana akan mendiskusikan penangkapan ikan berlebih disusul dengan kampung Boseran 19%, kampung Dorekhar 9%, Kampung Runi 5% sementara Kampung Yenkawir, Reni dan Meosbekwan belum menyatakan akan berdiskusi dengan orang lain.
Nelayan yang telah mendukung rencana penghentian penangkapan ikan berlebih dan dari hasil surfey menyatakan bahwa 100% nelayan di kampung Yenkawir mendukung rencana penghentian penangkapan ikan berlebih disusul dengan kampung Meosbekwan 70%, Kampung Rutum 56%, Kampung Reni 23 %, Kampung Runi %, Kampung Boiseran 4% dan kampung Dorekhar 0%.
Nelayan yang sudah mengajak orang lain untuk mengatur penangkapan ikan dengan lebih baik dari hasil surfei menyatakan bahwa nelayan di Kampung Dorekhar 45% telah mengajak orang melakukan penangkapan ikan dengan lebih baik disusul dengan kampung Reni 41%, Runi 35%, Meosbekwan 5% Boiseran 4% dan Kampung Rutum 2% menyatakan sudah mengajak orang lain untuk mengatur penangkapan ikan dengan lebih baik
(31) Dalam 6 bulan terakhir, apakah Anda terlibat dalam diskusi pembuatan perencanaan pengelolaan kawasan konservasi yang didalamnya terdapat daerah larang tangkap di kawasan Anda?
Nomor unit kawasan enumerasi atau nama desa: -- Nelayan
Overall ()
Rutum (29.5%)
Boiseran (18.7%)
Runi (14.4%)
Meosbekwan (14.4%)
Reni (12.2%)
Dorehkar (7.9%)
Yenkawir (2.9%)
No Answer (0.0%)
Percents
0 100
Secara rutin terlibat
14.4%
14.6% 7.7% 15.0
% 25.0% 5.9% 18.2% 25.0% 0.0%
kadang-kadang terlibat
29.5%
36.6% 19.2% 25.0
% 50.0% 11.8% 9.1% 75.0% 0.0%
Tidak terlibat 56.1%
48.8% 73.1% 60.0
% 25.0% 82.4% 72.7% 0.0% 0.0%
Other 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0%
No Answer 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0%
Totals 100.0%
100.0%
100.0%
100.0% 100.0% 100.0
%100.0
%100.0
%100.0
%
Freq Error* ±8.4%
±15.6%
±17.4%
±21.9% ±22.4% ±18.5
%±26.9
%±43.3
%±0.0
%
60
Dari hasil surfey tentang keterlibatan nelayan pada 6 bulan terakhir, dalam diskusi pembuatan perencanaan pengelolaan kawasan konservasi yang didalamnya terdapat daerah larang tangkap di kawasan KKLD Ayau-Asia maka, nelayan yang secara rutin terlibat berdasarkan hasil surfei adalah nelayan dari kampung Yenkawir dan Meosbekwan 25% disusul dengan nelayan dari kampung Dorekhar 18%,Runi 15%, Rutum 14%, Boiseran 7% dan Kampung Reni 6%.
Dari hasil surfey tentang keterlibatan nelayan pada 6 bulan terakhir, dalam diskusi pembuatan perencanaan pengelolaan kawasan konservasi yang didalamnya terdapat daerah larang tangkap di kawasan KKLD Ayau-Asia maka, nelayan yang kadang-kadang teribat adalah nelayan dari kampung Yenkawir 75%, Meosbekwan 50%, Rutum 36%,Runi 25%, Boiseran 19%, Reni 11%,dan nelayan di kampung Dorekhar 9%.
Dari hasil surfey tentang keterlibatan nelayan pada 6 bulan terakhir, dalam diskusi pembuatan perencanaan pengelolaan kawasan konservasi yang didalamnya terdapat daerah larang tangkap di kawasan KKLD Ayau-Asia maka, nelayan yang tidak terlibat adalah nelayan dari kampung Reni 82%, Boiseran 73%, Dorekhar 72%, Runi 60%, Rutum 48%, Meosbekwan 25% dan nelayan dari Kampung Yenkawir 0%.
(33) Dalam 6 bulan terakhir, apakah Anda pernah terlibat dalam patroli laut oleh masyarakat
Nomor unit kawasan enumerasi atau nama desa: -- Nelayan
Overall ()
Rutum (29.5%)
Boiseran (18.7%)
Runi (14.4%)
Meosbekwan (14.4%)
Reni (12.2%)
Dorehkar (7.9%)
Yenkawir (2.9%)
No Answer (0.0%)
Percents
0 100
Pernah terlibat
18.0% 4.9% 3.8% 40.0% 25.0% 23.5% 9.1% 100.0
% 0.0%
Belum pernah terlibat, tetapi berniat terlibat
55.4% 53.7% 76.9% 35.0% 60.0% 70.6% 36.4% 0.0% 0.0%
Tidak mau terlibat
15.8% 26.8% 15.4% 15.0% 10.0% 5.9% 9.1% 0.0% 0.0%
61
Tidak tahu 10.8% 14.6% 3.8% 10.0% 5.0% 0.0% 45.5% 0.0% 0.0%
No Answer 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0%
Totals 100.0%
100.0%
100.0%
100.0% 100.0% 100.0
%100.0
%100.0
%100.0
%
Freq Error* ±8.4%
±15.6%
±16.5%
±21.9% ±21.9% ±22.1
%±30.0
% ±0.0% ±0.0%
Dari hasil surfei tentang keterlibatan nelayan yang pernah terlibat dalam kegiatan patroli laut masyarakat maka nelayan yang pernah terlibat berdasarkan hasil surfey adalah nelayan dari Kampung Yenkawir 100%, Runi 40%,Meosbekwan 25%, Reni 23%,Dorekhar 9%, Rutum 5%,Boiseran 4%.Sedangkan surfei keterlibatan nelayan dalam 6 bulan terakhir, maka nelayan yang belum pernah terlibat, tetapi berniat terlibat dalam kegiatan patroli laut masyarakat adalah nelayan dari kampung Boiseranan 76% Reni 70%, Meosbekwan 60%, dan disusul dengan kampung Rutum 53%.Dorekhar 36%, Runi 35% dan Kampung Yenkawir 0%
1.45. Data TR dan CR
62
1.46. STRATEGI KAMPANYE
1.47. Memahami Khalayak
63
1.48. SMART Objective
Sasaran SMART Kampanye PrideKKLD Ayau-Asia, Raja Ampat, Papua Barat
1. Sasaran SMART untuk Hasil KonservasiHasil Konservasi Sasaran SMART Indikator
Kerapu
(Plectropomus areolatus)
Pada akhir kampanye populasi kerapu di Wilayah larang Ambil di KKLD Ayau-Asia meningkat sebesar 300 ekor dari baseline data November 2010 menjasi 1000 ekor.
Survey Populasi dari CI
2. Sasaran SMART untuk Pengurangan AncamanHasil Konservasi Sasaran SMART Indikator
OverfishingDi akhir Kampaye Maret 2012 , kegiatan penagkapan ikan didareah zona marga maupun zona kampung di wilayah KKLD Ayau-Asia dihentikan.
Data RUM dari CI
3. Sasaran SMART untuk Kampung Dorehkar
3.1. Sasaran-sasaran pengetahuanSasaran
Pengetahuan Sasaran SMART Indikator (Pertanyaan Survei)
Pengetahuan kawasan larang
tangkap Dorehkar
Pada akhir kampanye Maret 2012, nelayan mengetahui manfaat kawasan larang tangkap untuk mereka bersama diwilayah KKLD Ayau-Asia meningkat dari 22.% menjadi 80%
Menurut Anda apakah kawasan larang tangkap, yang di dalamnya penangkapan ikan dilarang, apakah mempunyai manfaat? (Kuesioner no.12)
Pengetahuan penyu dilindungi
Dorehkar
Pada Maret 2012 terjadi peningkatan pengetahuan masyarakat di KKLD Ayau bahwa penyu laut secara undang-undang dilindungi di seluruh Indonesia meningkat dari 4% di garis dasar menjadi 80%
Saya akan membacakan beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan kehidupan alam laut di Ayau Asia. Mohon Anda dapat menentukan apakah kalimat yang saya bacakan, benar, salah, atau Anda tidak tahu jawabannya(Kuesioner KAP Survey no.9)
Pengetahuan bahaya pemakaian akar tuba Dorehkar
Pada akhir kampaye pemahaman masyarakat tentang bahayanya pemakaian akar tuba meningkat dari 6% di garis dasar menjadi 80%
Saya akan membacakan beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan kehidupan alam laut di Ayau Asia. Mohon Anda dapat menentukan apakah kalimat yang saya bacakan, benar, salah, atau Anda tidak tahu
64
jawabannya(Kuesioner KAP Survey no.9)
3.2. Sasaran SMART SikapSasaran Sikap Sasaran SMART Indikator (Pertanyaan Survei)
Sikap Dorehkar 1
Pada akhir kampaye Maret 2012 keterlibatan dalam pembuatan aturan zona larang-tangkap diwilayah KKLD Ayau-Asia meningkat dari 3% di garis dasar menjadi 80 %
Bagaimana sikap Anda dengan pembuatan aturan tentang zonasi kawasan larang tangkap untuk menjaga laut di sekitar kampung ?(Kuesioner no.22)
Sikap Dorehkar 2
Pada akhir kampayeMaret 2012 terjadi peningkatan partisipasi dalam pengelolaan wilayah larang tangkap dari garis dasar 11% menjadi 80%
Berikut ini adalah beberapa pernyataan mengenai pengelolaan Kawasan Konservasi Laut Daerah (KKLD Ayau Asia, Untuk setiap pernyataan, saya ingin Anda untuk memberitahu saya jika Anda sangat setuju, setuju, tidak setuju dengan pernyataan berikut ini:(B) Nelayan setempat secara rutin berpartisipasi dalan pengelolaan dan pengambilan keputusan wilayah larang tangkap(Kuesioner no.24B)
3.3. Sasaran SMART Komunikasi Interpersonal Sasaran Komunikasi
Interpersonal Sasaran SMART Indikator (Pertanyaan Survei)
Komunikasi Dorehkar 1
Pada akhir kampaye penduduk kampung dewasa akan berdiskusi dengan keluarga dan / atau teman-teman mereka mengenai berkurangnya jumlah ikan (naik dari 36% di garis batas menjadi 100%.
Dalam 6 bulan terakhir, apakah Anda pernah berdiskusi dengan orang lain mengenai :Berkurangnya jumlah ikan dan hewan laut lainnya di kampung Anda(Kuesioner no. 28 A)
Komunikasi Dorehkar 2
Pada akhir kampaye penduduk kampung dewasa telah berdiskusi dengan keluarga dan / atau teman-teman mereka mengenai kawasan larang-tangkap naik dari 27% di garis batas menjadi 90%.
Dalam 6 bulan terakhir, apakah Anda pernah berdiskusi dengan orang lain mengenai :Kawasan Konservasi Laut Daerah yang didalamnya terdapat wilayah tangkapan nelayan dan wilayah larang tangkap
(Kuesioner no. 28 B)
3.4 Sasaran Perubahan PerilakuSasaran Perilaku Sasaran SMART Indikator (Pertanyaan Survei)
Perubahan perilaku Dorehkar 1
Di akhir kampaye masyarakat di wilayah KKLD Ayau-Asia memutuskan bahwa pemakaian akar tuba dapat berakibat fatal terhadap kondisi terumbu karang dan ikan karang di wilayah KKLD Ayau-Asia naik dari 6%
Apakah Anda sehari-hari pergi melaut (mencari ikan, lola, teripang, udang dll)?
65
di garis batas menjadi 80%. (Kuesioner no.17 D)
Perubahan perilaku Dorehkar 2
Diakhir kampaye terjadi kepatuhan sukarela bersama masyarakat nelayan di KKLD Ayau untuk menghentikan penangkapan berlebih di kawasan larang tangkap dari 4% menjadi 80 %.
Saya akan membacakan lima pernyataan terkait kegiatan penangkapan ikan, pilih mana yang paling sesuai dengan Anda:(Kuesioner no. 20)
Perubahan perilaku Dorehkar 3
Diakhir kampaye masyarakat di kep Ayau-Asia turut terlibat aktif dalam pengelolaan kawasan larang tangkap meningkat dari 15% di garis dasar menjadi 80%
Dalam 6 bulan terakhir, apakah Anda terlibat dalam pembuatan pengelolaan kawasan konservasi yang didalamnya terdapat daerah larang tangkap di kawasan Anda?(Kuesioner no.31)
Perubahan perilaku Dorehkar 4
Pada akhir kampanye Pride keterlibatan nelayan lokal dalm patrol pengawasan kawasan larang tangkap meningkat dari 9% di garis dasar menjadi 80%
Dalam 6 bulan terakhir, apakah Anda pernah terlibat dalam patroli laut oleh masyarakat (Kuesioner no. 33)
66
4. Sasaran SMART untuk Kampung Runi
4.1. Sasaran-sasaran pengetahuanSasaran
Pengetahuan Sasaran SMART Indikator (Pertanyaan Survei)
Pengetahuan Runi 1
Pada akhir kampanye Maret 2012 nelayan mengetahui manfaat kawasan larang tangkap untuk mereka bersama diwilayah KKLD Ayau-Asia meningkat dari 45% digaris dasar menjadi 90 %
Menurut Anda apakah kawasan larang tangkap, yang di dalamnya penangkapan ikan dilarang, apakah mempunyai manfaat? (Kuesioner no.12)
Pengetahuan Runi 2
Pada akhir kampaye Maret 2012 masyarakat di KKLD Ayau mengetahui bahwa penyu laut secara undang-undang dilindungi di seluruh dunia meningkat dari 4 % dari garis dasar menjadi 80%.
Saya akan membacakan beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan kehidupan alam laut di Ayau Asia. Mohon Anda dapat menentukan apakah kalimat yang saya bacakan, benar, salah, atau Anda tidak tahu jawabannya(Kuesioner KAP Survey no.9)
Pengetahuan Runi 3
Diakhir kampaye terjadi peningkatan pemahaman masyarakat tentang bahayanya pemakaian akar tuba meningkat dari 13% dari garis dasar menjadi 80%
Saya akan membacakan beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan kehidupan alam laut di Ayau Asia. Mohon Anda dapat menentukan apakah kalimat yang saya bacakan, benar, salah, atau Anda tidak tahu jawabannya(Kuesioner KAP Survey no.9)
4.2. Sasaran SMART SikapSasaran Sikap Sasaran SMART Indikator (Pertanyaan Survei)
Sikap Runi 1
Di akhir kampanye Maret 2012 keterlibatan dalam pembuatan aturan zona larang-tangkap diwilayah KKLD Ayau-Asia meningkat dari 15% menjadi 80%
Bagaimana sikap Anda dengan pembuatan aturan tentang zonasi kawasan larang tangkap untuk menjaga laut di sekitar kampung ?(Kuesioner no.22)
Sikap Runi 2
Di akhir kampanye Maret 2012 terjadi peningkatan partisipasi dalam pengelolaan wilayah larang tangkap meningkat dari 11% dari garis dasar menjadi 80%
Berikut ini adalah beberapa pernyataan mengenai pengelolaan Kawasan Konservasi Laut Daerah (KKLD Ayau Asia, Untuk setiap pernyataan, saya ingin Anda untuk memberitahu saya jika Anda sangat setuju, setuju, tidak setuju dengan pernyataan berikut ini:(B) Nelayan setempat secara rutin berpartisipasi dalan pengelolaan dan pengambilan keputusan wilayah larang tangkap(Kuesioner no.24B)
67
4.3. Sasaran SMART Komunikasi Interpersonal Sasaran Komunikasi
Interpersonal Sasaran SMART Indikator (Pertanyaan Survei)
Komunikasi Runi 1
Di akhir kampanye Maret 2012 penduduk desa dewasa akan berdiskusi dengan keluarga dan teman-teman mereka mengenai berkurangnya jumlah ikan dan hewan laut lainnya dari 76% di garis batas menjadi 100%).
Dalam 6 bulan terakhir, apakah Anda pernah berdiskusi dengan orang lain mengenai :Berkurangnya jumlah ikan dan hewan laut lainnya di kampung Anda(Kuesioner no. 28 A)
Komunikasi Runi 2
Di akhir kampanye Maret 2012 penduduk desa dewasa di Distrik Ayau kepulauan berdiskusi dengan keluarga dan / atau teman-teman mereka mengenai kawasan larang-tangkap naik dari 45% dari titik awal menjadi 90%.
Dalam 6 bulan terakhir, apakah Anda pernah berdiskusi dengan orang lain mengenai :Kawasan Konservasi Laut Daerah yang didalamnya terdapat wilayah tangkapan nelayan dan wilayah larang tangkap
(Kuesioner no. 28 B)
4.4 Sasaran Perubahan PerilakuSasaran Perilaku Sasaran SMART Indikator (Pertanyaan Survei)
Perubahan perilaku Runi 1
Di akhir kampaye masyarakat di wilayah Ayau kepulauan memutuskan bahwa pemakaian akar tuba dapat berakibat fatal terhadap kondisi terumbu karang dan ikan karang di wilayah KKLD Ayau-Asia naik dari.14% dari titik awal menjadi 80%
Apakah Anda sehari-hari pergi melaut (mencari ikan, lola, teripang, udang dll)?(Kuesioner no.17 D)
Perubahan perilaku Runi 2
Di akhir kampaye terjadi kepatuhan sukarela bersama masyarakat nelayan di KKLD Ayau dalam menghentikan penangkapan berlebih di kawasan larang tangkap naik dari 4% dari titik awal menjadi 80 %.
Saya akan membacakan lima pernyataan terkait kegiatan penangkapan ikan, pilih mana yang paling sesuai dengan Anda:(Kuesioner no. 20)
Perubahan perilaku Runi 3
Diakhir kampaye prite masyarakat di kep Ayau-Asia turut terlibat aktif dalam pengelolaan kawasan larang tangkap meningkat dari 18% di garis dasar menjadi 90%
Dalam 6 bulan terakhir, apakah Anda terlibat dalam pembuatan pengelolaan kawasan konservasi yang didalamnya terdapat daerah larang tangkap di kawasan Anda?(Kuesioner no.31)
Perubahan perilaku Runi 4
Pada akhir kampanye Pride keterlibatan nelayan lokal dalm patrol pengawasan kawasan larang tangkap meningkat dari 11% di garis dasar menjadi 80%
Dalam 6 bulan terakhir, apakah Anda pernah terlibat dalam patroli laut oleh masyarakat (Kuesioner no. 33)
68
5. Sasaran SMART untuk Kampung Boiseran
5.1. Sasaran-sasaran pengetahuanSasaran
Pengetahuan Sasaran SMART Indikator (Pertanyaan Survei)
Pengetahuan kawasan larang
tangkap Boiseran
Pada akhir kampanye Maret 2012, nelayan mengetahui manfaat kawasan larang tangkap untuk mereka bersama diwilayah KKLD Ayau-Asia meningkat dari 50.% menjadi 83%
Menurut Anda apakah kawasan larang tangkap, yang di dalamnya penangkapan ikan dilarang, apakah mempunyai manfaat? (Kuesioner no.12)
Pengetahuan penyu dilindungi
Boiseran
Pada Maret 2012 terjadi peningkatan pengetahuan masyarakat di KKLD Ayau bahwa penyu laut secara undang-undang dilindungi di seluruh Indonesia meningkat dari 15% di garis dasar menjadi 80%
Saya akan membacakan beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan kehidupan alam laut di Ayau Asia. Mohon Anda dapat menentukan apakah kalimat yang saya bacakan, benar, salah, atau Anda tidak tahu jawabannya(Kuesioner KAP Survey no.9)
Pengetahuan bahaya pemakaian akar tuba Boiseran
Pada akhir kampaye pemahaman masyarakat tentang bahayanya pemakaian akar tuba meningkat dari 35% di garis dasar menjadi 80%
Saya akan membacakan beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan kehidupan alam laut di Ayau Asia. Mohon Anda dapat menentukan apakah kalimat yang saya bacakan, benar, salah, atau Anda tidak tahu jawabannya(Kuesioner KAP Survey no.9)
5.2. Sasaran SMART SikapSasaran Sikap Sasaran SMART Indikator (Pertanyaan Survei)
Sikap Boiseran 1
Pada akhir kampaye Maret 2012 keterlibatan dalam pembuatan aturan zona larang-tangkap diwilayah KKLD Ayau-Asia meningkat dari 27% di garis dasar menjadi 80 %
Bagaimana sikap Anda dengan pembuatan aturan tentang zonasi kawasan larang tangkap untuk menjaga laut di sekitar kampung ?(Kuesioner no.22)
Sikap Boiseran 2 Pada akhir kampayeMaret 2012 terjadi peningkatan partisipasi dalam pengelolaan wilayah larang tangkap dari garis dasar 17% menjadi 80%
Berikut ini adalah beberapa pernyataan mengenai pengelolaan Kawasan Konservasi Laut Daerah (KKLD Ayau Asia, Untuk setiap pernyataan, saya ingin Anda untuk memberitahu saya jika Anda sangat setuju, setuju, tidak setuju dengan pernyataan berikut ini:(B) Nelayan setempat secara rutin berpartisipasi dalan pengelolaan dan
69
pengambilan keputusan wilayah larang tangkap(Kuesioner no.24B)
5.3. Sasaran SMART Komunikasi Interpersonal Sasaran Komunikasi
Interpersonal Sasaran SMART Indikator (Pertanyaan Survei)
Komunikasi Boiseran 1
Pada akhir kampaye penduduk kampung dewasa akan berdiskusi dengan keluarga dan / atau teman-teman mereka mengenai berkurangnya jumlah ikan (naik dari 46% di garis batas menjadi 80%.
Dalam 6 bulan terakhir, apakah Anda pernah berdiskusi dengan orang lain mengenai :Berkurangnya jumlah ikan dan hewan laut lainnya di kampung Anda(Kuesioner no. 28 A)
Komunikasi Boiseran 2
Pada akhir kampaye penduduk kampung dewasa telah berdiskusi dengan keluarga dan / atau teman-teman mereka mengenai kawasan larang-tangkap naik dari 31% di garis batas menjadi 90%.
Dalam 6 bulan terakhir, apakah Anda pernah berdiskusi dengan orang lain mengenai :Kawasan Konservasi Laut Daerah yang didalamnya terdapat wilayah tangkapan nelayan dan wilayah larang tangkap
(Kuesioner no. 28 B)
5.4 Sasaran Perubahan PerilakuSasaran Perilaku Sasaran SMART Indikator (Pertanyaan Survei)
Perubahan perilaku Boiseran 1
Di akhir kampaye masyarakat di wilayah KKLD Ayau-Asia memutuskan bahwa pemakaian akar tuba dapat berakibat fatal terhadap kondisi terumbu karang dan ikan karang di wilayah KKLD Ayau-Asia naik dari 35% di garis batas menjadi 100%.
Apakah Anda sehari-hari pergi melaut (mencari ikan, lola, teripang, udang dll)?(Kuesioner no.17 D)
Perubahan perilaku Boiseran 2
Diakhir kampaye terjadi kepatuhan sukarela bersama masyarakat nelayan di KKLD Ayau untuk menghentikan penangkapan berlebih di kawasan larang tangkap dari 15% menjadi 80 %.
Saya akan membacakan lima pernyataan terkait kegiatan penangkapan ikan, pilih mana yang paling sesuai dengan Anda:(Kuesioner no. 20)
Perubahan perilaku Boiseran 3
Diakhir kampaye masyarakat di kep Ayau-Asia turut terlibat aktif dalam pengelolaan kawasan larang tangkap meningkat dari 12% di garis dasar menjadi 80%
Dalam 6 bulan terakhir, apakah Anda terlibat dalam pembuatan pengelolaan kawasan konservasi yang didalamnya terdapat daerah larang tangkap di kawasan Anda?(Kuesioner no.31)
Perubahan perilaku Boiseran 4
Pada akhir kampanye Pride keterlibatan nelayan lokal dalm patrol pengawasan kawasan larang tangkap meningkat dari 22% di garis dasar menjadi 80%
Dalam 6 bulan terakhir, apakah Anda pernah terlibat dalam patroli laut oleh masyarakat (Kuesioner no. 33)
70
6. Sasaran SMART untuk Kampung Yenkawir
6.1. Sasaran-sasaran pengetahuanSasaran
Pengetahuan Sasaran SMART Indikator (Pertanyaan Survei)
Pengetahuan kawasan larang
tangkap Yenkawir
Pada akhir kampanye Maret 2012, nelayan mengetahui manfaat kawasan larang tangkap untuk mereka bersama diwilayah KKLD Ayau-Asia meningkat.( Udah memenuhi target)
Menurut Anda apakah kawasan larang tangkap, yang di dalamnya penangkapan ikan dilarang, apakah mempunyai manfaat? (Kuesioner no.12)
Pengetahuan penyu dilindungi
Yenkawir
Pada Maret 2012 terjadi peningkatan pengetahuan masyarakat di KKLD Ayau bahwa penyu laut secara undang-undang dilindungi di seluruh Indonesia meningkat dari 5% di garis dasar menjadi 80%
Saya akan membacakan beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan kehidupan alam laut di Ayau Asia. Mohon Anda dapat menentukan apakah kalimat yang saya bacakan, benar, salah, atau Anda tidak tahu jawabannya(Kuesioner KAP Survey no.9)
Pengetahuan bahaya pemakaian akar tuba Yenkawir
Pada akhir kampaye pemahaman masyarakat tentang bahayanya pemakaian akar tuba meningkat dari 9% di garis dasar menjadi 80%
Saya akan membacakan beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan kehidupan alam laut di Ayau Asia. Mohon Anda dapat menentukan apakah kalimat yang saya bacakan, benar, salah, atau Anda tidak tahu jawabannya(Kuesioner KAP Survey no.9)
6.2. Sasaran SMART SikapSasaran Sikap Sasaran SMART Indikator (Pertanyaan Survei)
Sikap Yenkawir 1 Pada akhir kampaye Maret 2012 keterlibatan dalam pembuatan aturan zona larang-tangkap diwilayah KKLD Ayau-Asia meningkat dari 2% di garis dasar menjadi 80 %
Bagaimana sikap Anda dengan pembuatan aturan tentang zonasi kawasan larang tangkap untuk menjaga laut di sekitar kampung ?
71
(Kuesioner no.22)
Sikap Yenkawir 2
Pada akhir kampayeMaret 2012 terjadi peningkatan partisipasi dalam pengelolaan wilayah larang tangkap dari garis dasar 0% menjadi 80%
Berikut ini adalah beberapa pernyataan mengenai pengelolaan Kawasan Konservasi Laut Daerah (KKLD Ayau Asia, Untuk setiap pernyataan, saya ingin Anda untuk memberitahu saya jika Anda sangat setuju, setuju, tidak setuju dengan pernyataan berikut ini:(B) Nelayan setempat secara rutin berpartisipasi dalan pengelolaan dan pengambilan keputusan wilayah larang tangkap(Kuesioner no.24B)
6.3. Sasaran SMART Komunikasi Interpersonal Sasaran Komunikasi
Interpersonal Sasaran SMART Indikator (Pertanyaan Survei)
Komunikasi Yenkawir 1
Pada akhir kampaye penduduk kampung dewasa akan berdiskusi dengan keluarga dan / atau teman-teman mereka mengenai berkurangnya jumlah ikan.
Dalam 6 bulan terakhir, apakah Anda pernah berdiskusi dengan orang lain mengenai :Berkurangnya jumlah ikan dan hewan laut lainnya di kampung Anda(Kuesioner no. 28 A)
Komunikasi Yenkawir 2
Pada akhir kampaye penduduk kampung dewasa telah berdiskusi dengan keluarga dan / atau teman-teman mereka mengenai kawasan larang-tangkap.
Dalam 6 bulan terakhir, apakah Anda pernah berdiskusi dengan orang lain mengenai :Kawasan Konservasi Laut Daerah yang didalamnya terdapat wilayah tangkapan nelayan dan wilayah larang tangkap
(Kuesioner no. 28 B)
6.4 Sasaran Perubahan PerilakuSasaran Perilaku Sasaran SMART Indikator (Pertanyaan Survei)
Perubahan perilaku Yenkawir 1
Di akhir kampaye masyarakat di wilayah KKLD Ayau-Asia memutuskan bahwa pemakaian akar tuba dapat berakibat fatal terhadap kondisi terumbu karang dan ikan karang di wilayah KKLD Ayau-Asia naik dari 9% di garis batas menjadi 80%.
Apakah Anda sehari-hari pergi melaut (mencari ikan, lola, teripang, udang dll)?(Kuesioner no.17 D)
Perubahan perilaku Yenkawir 2
Diakhir kampaye terjadi kepatuhan sukarela bersama masyarakat nelayan di KKLD Ayau untuk menghentikan penangkapan berlebih di kawasan larang tangkap dari 5% menjadi 80 %.
Saya akan membacakan lima pernyataan terkait kegiatan penangkapan ikan, pilih mana yang paling sesuai dengan Anda:(Kuesioner no. 20)
Perubahan perilaku Yenkawir 3
Diakhir kampaye masyarakat di kep Ayau-Asia turut terlibat aktif dalam pengelolaan kawasan larang tangkap meningkat dari 6% di garis dasar menjadi 80%
Dalam 6 bulan terakhir, apakah Anda terlibat dalam pembuatan pengelolaan kawasan konservasi yang didalamnya terdapat daerah
72
larang tangkap di kawasan Anda?(Kuesioner no.31)
Perubahan perilaku Yenkawir 4
Pada akhir kampanye Pride keterlibatan nelayan lokal dalm patrol pengawasan kawasan larang tangkap meningkat dari 9% di garis dasar menjadi 80%
Dalam 6 bulan terakhir, apakah Anda pernah terlibat dalam patroli laut oleh masyarakat (Kuesioner no. 33)
7. Sasaran SMART untuk Meosbekwan
7.1. Sasaran-sasaran pengetahuanSasaran
Pengetahuan Sasaran SMART Indikator (Pertanyaan Survei)
Pengetahuan kawasan larang
tangkap Meosbekwan
Pada akhir kampanye Maret 2012, nelayan mengetahui manfaat kawasan larang tangkap untuk mereka bersama diwilayah KKLD Ayau-Asia meningkat dari 70% menjadi 100%
Menurut Anda apakah kawasan larang tangkap, yang di dalamnya penangkapan ikan dilarang, apakah mempunyai manfaat? (Kuesioner no.12)
Pengetahuan penyu dilindungi
Meosbekwan
Pada Maret 2012 terjadi peningkatan pengetahuan masyarakat di KKLD Ayau bahwa penyu laut secara undang-undang dilindungi di seluruh Indonesia meningkat dari 17% di garis dasar menjadi 80%
Saya akan membacakan beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan kehidupan alam laut di Ayau Asia. Mohon Anda dapat menentukan apakah kalimat yang saya bacakan, benar, salah, atau Anda tidak tahu jawabannya(Kuesioner KAP Survey no.9)
Pengetahuan bahaya pemakaian
akar tuba Meosbekwan
Pada akhir kampaye pemahaman masyarakat tentang bahayanya pemakaian akar tuba meningkat dari 24% di garis dasar menjadi 80%
Saya akan membacakan beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan kehidupan alam laut di Ayau Asia. Mohon Anda dapat menentukan apakah kalimat yang saya bacakan, benar, salah, atau Anda tidak tahu jawabannya
73
(Kuesioner KAP Survey no.9)
7.2. Sasaran SMART SikapSasaran Sikap Sasaran SMART Indikator (Pertanyaan Survei)
Sikap Meosbekwan 1
Pada akhir kampaye Maret 2012 keterlibatan dalam pembuatan aturan zona larang-tangkap diwilayah KKLD Ayau-Asia meningkat dari 24% di garis dasar menjadi 80 %
Bagaimana sikap Anda dengan pembuatan aturan tentang zonasi kawasan larang tangkap untuk menjaga laut di sekitar kampung ?(Kuesioner no.22)
Sikap Meosbekwan 2
Pada akhir kampayeMaret 2012 terjadi peningkatan partisipasi dalam pengelolaan wilayah larang tangkap dari garis dasar 13% menjadi 80%
Berikut ini adalah beberapa pernyataan mengenai pengelolaan Kawasan Konservasi Laut Daerah (KKLD Ayau Asia, Untuk setiap pernyataan, saya ingin Anda untuk memberitahu saya jika Anda sangat setuju, setuju, tidak setuju dengan pernyataan berikut ini:(B) Nelayan setempat secara rutin berpartisipasi dalan pengelolaan dan pengambilan keputusan wilayah larang tangkap(Kuesioner no.24B)
7.3. Sasaran SMART Komunikasi Interpersonal Sasaran Komunikasi
Interpersonal Sasaran SMART Indikator (Pertanyaan Survei)
Komunikasi Meosbekwan 1
Pada akhir kampaye penduduk kampung dewasa akan berdiskusi dengan keluarga dan / atau teman-teman mereka mengenai berkurangnya jumlah ikan (naik dari 75% di garis batas menjadi 100%.
Dalam 6 bulan terakhir, apakah Anda pernah berdiskusi dengan orang lain mengenai :Berkurangnya jumlah ikan dan hewan laut lainnya di kampung Anda(Kuesioner no. 28 A)
Komunikasi Meosbekwan 2
Pada akhir kampaye penduduk kampung dewasa telah berdiskusi dengan keluarga dan / atau teman-teman mereka mengenai kawasan larang-tangkap naik dari 45% di garis batas menjadi 90%.
Dalam 6 bulan terakhir, apakah Anda pernah berdiskusi dengan orang lain mengenai :Kawasan Konservasi Laut Daerah yang didalamnya terdapat wilayah tangkapan nelayan dan wilayah larang tangkap
(Kuesioner no. 28 B)
7.4 Sasaran Perubahan PerilakuSasaran Perilaku Sasaran SMART Indikator (Pertanyaan Survei)
74
Perubahan perilaku Meosbekwan 1
Di akhir kampaye masyarakat di wilayah KKLD Ayau-Asia memutuskan bahwa pemakaian akar tuba dapat berakibat fatal terhadap kondisi terumbu karang dan ikan karang di wilayah KKLD Ayau-Asia naik dari 24% di garis batas menjadi 80%.
Apakah Anda sehari-hari pergi melaut (mencari ikan, lola, teripang, udang dll)?(Kuesioner no.17 D)
Perubahan perilaku Meosbekwan 2
Diakhir kampaye terjadi kepatuhan sukarela bersama masyarakat nelayan di KKLD Ayau untuk menghentikan penangkapan berlebih di kawasan larang tangkap dari 17% menjadi 80 %.
Saya akan membacakan lima pernyataan terkait kegiatan penangkapan ikan, pilih mana yang paling sesuai dengan Anda:(Kuesioner no. 20)
Perubahan perilaku Meosbekwan 3
Diakhir kampaye masyarakat di kep Ayau-Asia turut terlibat aktif dalam pengelolaan kawasan larang tangkap meningkat dari 21% di garis dasar menjadi 80%
Dalam 6 bulan terakhir, apakah Anda terlibat dalam pembuatan pengelolaan kawasan konservasi yang didalamnya terdapat daerah larang tangkap di kawasan Anda?(Kuesioner no.31)
Perubahan perilaku Meosbekwan 4
Pada akhir kampanye Pride keterlibatan nelayan lokal dalm patrol pengawasan kawasan larang tangkap meningkat dari 10% di garis dasar menjadi 80%
Dalam 6 bulan terakhir, apakah Anda pernah terlibat dalam patroli laut oleh masyarakat (Kuesioner no. 33)
8. Sasaran SMART untuk Kampung Rutum
8.1. Sasaran-sasaran pengetahuanSasaran
Pengetahuan Sasaran SMART Indikator (Pertanyaan Survei)
Pengetahuan kawasan larang tangkap Rutum
Pada akhir kampanye Maret 2012, nelayan mengetahui manfaat kawasan larang tangkap untuk mereka bersama diwilayah KKLD Ayau-Asia meningkat dari 58% menjadi 83%
Menurut Anda apakah kawasan larang tangkap, yang di dalamnya penangkapan ikan dilarang, apakah mempunyai manfaat? (Kuesioner no.12)
75
Pengetahuan penyu dilindungi
Rutum
Pada Maret 2012 terjadi peningkatan pengetahuan masyarakat di KKLD Ayau bahwa penyu laut secara undang-undang dilindungi di seluruh Indonesia meningkat dari 40% di garis dasar menjadi 80%
Saya akan membacakan beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan kehidupan alam laut di Ayau Asia. Mohon Anda dapat menentukan apakah kalimat yang saya bacakan, benar, salah, atau Anda tidak tahu jawabannya(Kuesioner KAP Survey no.9)
Pengetahuan bahaya pemakaian akar tuba Rutum
Pada akhir kampaye pemahaman masyarakat tentang bahayanya pemakaian akar tuba meningkat dari 11% di garis dasar menjadi 80%
Saya akan membacakan beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan kehidupan alam laut di Ayau Asia. Mohon Anda dapat menentukan apakah kalimat yang saya bacakan, benar, salah, atau Anda tidak tahu jawabannya(Kuesioner KAP Survey no.9)
8.2. Sasaran SMART SikapSasaran Sikap Sasaran SMART Indikator (Pertanyaan Survei)
Sikap Rutum 1
Pada akhir kampaye Maret 2012 keterlibatan dalam pembuatan aturan zona larang-tangkap diwilayah KKLD Ayau-Asia meningkat dari 24% di garis dasar menjadi 80 %
Bagaimana sikap Anda dengan pembuatan aturan tentang zonasi kawasan larang tangkap untuk menjaga laut di sekitar kampung ?(Kuesioner no.22)
Sikap Rutum 2
Pada akhir kampayeMaret 2012 terjadi peningkatan partisipasi dalam pengelolaan wilayah larang tangkap dari garis dasar 40% menjadi 80%
Berikut ini adalah beberapa pernyataan mengenai pengelolaan Kawasan Konservasi Laut Daerah (KKLD Ayau Asia, Untuk setiap pernyataan, saya ingin Anda untuk memberitahu saya jika Anda sangat setuju, setuju, tidak setuju dengan pernyataan berikut ini:(B) Nelayan setempat secara rutin berpartisipasi dalan pengelolaan dan pengambilan keputusan wilayah larang tangkap(Kuesioner no.24B)
8.3. Sasaran SMART Komunikasi Interpersonal Sasaran Komunikasi
Interpersonal Sasaran SMART Indikator (Pertanyaan Survei)
Komunikasi Rutum 1
Pada akhir kampaye penduduk kampung dewasa akan berdiskusi dengan keluarga dan / atau teman-teman mereka mengenai berkurangnya jumlah ikan. (Angka udah mencukupi)
Dalam 6 bulan terakhir, apakah Anda pernah berdiskusi dengan orang lain mengenai :Berkurangnya jumlah ikan dan hewan laut lainnya di kampung Anda(Kuesioner no. 28 A)
Komunikasi Rutum 2 Pada akhir kampaye penduduk kampung dewasa telah berdiskusi dengan keluarga dan / atau teman-teman mereka mengenai kawasan larang-tangkap naik dari 80% di garis batas menjadi 90%.
Dalam 6 bulan terakhir, apakah Anda pernah berdiskusi dengan orang lain mengenai :Kawasan Konservasi Laut Daerah yang didalamnya terdapat wilayah tangkapan
76
nelayan dan wilayah larang tangkap
(Kuesioner no. 28 B)
8.4 Sasaran Perubahan PerilakuSasaran Perilaku Sasaran SMART Indikator (Pertanyaan Survei)
Perubahan perilaku Rutum 1
Di akhir kampaye masyarakat di wilayah KKLD Ayau-Asia memutuskan bahwa pemakaian akar tuba dapat berakibat fatal terhadap kondisi terumbu karang dan ikan karang di wilayah KKLD Ayau-Asia naik dari 11% di garis batas menjadi 80%.
Apakah Anda sehari-hari pergi melaut (mencari ikan, lola, teripang, udang dll)?(Kuesioner no.17 D)
Perubahan perilaku Rutum 2
Diakhir kampaye terjadi kepatuhan sukarela bersama masyarakat nelayan di KKLD Ayau untuk menghentikan penangkapan berlebih di kawasan larang tangkap dari 40% menjadi 80 %.
Saya akan membacakan lima pernyataan terkait kegiatan penangkapan ikan, pilih mana yang paling sesuai dengan Anda:(Kuesioner no. 20)
Perubahan perilaku Rutum 3
Diakhir kampaye masyarakat di kep Ayau-Asia turut terlibat aktif dalam pengelolaan kawasan larang tangkap meningkat dari 18% di garis dasar menjadi 80%
Dalam 6 bulan terakhir, apakah Anda terlibat dalam pembuatan pengelolaan kawasan konservasi yang didalamnya terdapat daerah larang tangkap di kawasan Anda?(Kuesioner no.31)
Perubahan perilaku Rutum 4
Pada akhir kampanye Pride keterlibatan nelayan lokal dalm patrol pengawasan kawasan larang tangkap meningkat dari 28% di garis dasar menjadi 80%
Dalam 6 bulan terakhir, apakah Anda pernah terlibat dalam patroli laut oleh masyarakat (Kuesioner no. 33)
9. Sasaran SMART untuk Kampung Reni
9.1. Sasaran-sasaran pengetahuanSasaran
Pengetahuan Sasaran SMART Indikator (Pertanyaan Survei)
Pengetahuan kawasan larang
Pada akhir kampanye Maret 2012, nelayan mengetahui manfaat kawasan larang tangkap untuk
Menurut Anda apakah kawasan larang tangkap, yang di dalamnya penangkapan ikan dilarang, apakah
77
tangkap Reni mereka bersama diwilayah KKLD Ayau-Asia meningkat dari 12% menjadi 83%
mempunyai manfaat? (Kuesioner no.12)
Pengetahuan penyu dilindungi
Reni
Pada Maret 2012 terjadi peningkatan pengetahuan masyarakat di KKLD Ayau bahwa penyu laut secara undang-undang dilindungi di seluruh Indonesia meningkat dari 16% di garis dasar menjadi 80%
Saya akan membacakan beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan kehidupan alam laut di Ayau Asia. Mohon Anda dapat menentukan apakah kalimat yang saya bacakan, benar, salah, atau Anda tidak tahu jawabannya(Kuesioner KAP Survey no.9)
Pengetahuan bahaya pemakaian
akar tuba Reni
Pada akhir kampaye pemahaman masyarakat tentang bahayanya pemakaian akar tuba meningkat dari 2% di garis dasar menjadi 80%
Saya akan membacakan beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan kehidupan alam laut di Ayau Asia. Mohon Anda dapat menentukan apakah kalimat yang saya bacakan, benar, salah, atau Anda tidak tahu jawabannya(Kuesioner KAP Survey no.9)
9.2. Sasaran SMART SikapSasaran Sikap Sasaran SMART Indikator (Pertanyaan Survei)
Sikap Reni 1
Pada akhir kampaye Maret 2012 keterlibatan dalam pembuatan aturan zona larang-tangkap diwilayah KKLD Ayau-Asia meningkat dari 3% di garis dasar menjadi 80 %
Bagaimana sikap Anda dengan pembuatan aturan tentang zonasi kawasan larang tangkap untuk menjaga laut di sekitar kampung ?(Kuesioner no.22)
Sikap Reni 2
Pada akhir kampayeMaret 2012 terjadi peningkatan partisipasi dalam pengelolaan wilayah larang tangkap dari garis dasar 6% menjadi 80%
Berikut ini adalah beberapa pernyataan mengenai pengelolaan Kawasan Konservasi Laut Daerah (KKLD Ayau Asia, Untuk setiap pernyataan, saya ingin Anda untuk memberitahu saya jika Anda sangat setuju, setuju, tidak setuju dengan pernyataan berikut ini:(B) Nelayan setempat secara rutin berpartisipasi dalan pengelolaan dan pengambilan keputusan wilayah larang tangkap(Kuesioner no.24B)
9.3. Sasaran SMART Komunikasi Interpersonal Sasaran Komunikasi
Interpersonal Sasaran SMART Indikator (Pertanyaan Survei)
Komunikasi Reni 1
Pada akhir kampaye penduduk kampung dewasa akan berdiskusi dengan keluarga dan / atau teman-teman mereka mengenai berkurangnya jumlah ikan (naik dari 81% di garis batas menjadi 100%.
Dalam 6 bulan terakhir, apakah Anda pernah berdiskusi dengan orang lain mengenai :Berkurangnya jumlah ikan dan hewan laut lainnya di kampung Anda(Kuesioner no. 28 A)
Komunikasi Reni 2 Pada akhir kampaye penduduk kampung dewasa telah berdiskusi dengan keluarga dan / atau teman-
Dalam 6 bulan terakhir, apakah Anda pernah berdiskusi dengan orang lain
78
teman mereka mengenai kawasan larang-tangkap naik dari 6% di garis batas menjadi 90%.
mengenai :Kawasan Konservasi Laut Daerah yang didalamnya terdapat wilayah tangkapan nelayan dan wilayah larang tangkap
(Kuesioner no. 28 B)
9.4 Sasaran Perubahan PerilakuSasaran Perilaku Sasaran SMART Indikator (Pertanyaan Survei)
Perubahan perilaku Reni 1
Di akhir kampaye masyarakat di wilayah KKLD Ayau-Asia memutuskan bahwa pemakaian akar tuba dapat berakibat fatal terhadap kondisi terumbu karang dan ikan karang di wilayah KKLD Ayau-Asia naik dari 16% di garis batas menjadi 80%.
Apakah Anda sehari-hari pergi melaut (mencari ikan, lola, teripang, udang dll)?(Kuesioner no.17 D)
Perubahan perilaku Reni 2
Diakhir kampaye terjadi kepatuhan sukarela bersama masyarakat nelayan di KKLD Ayau untuk menghentikan penangkapan berlebih di kawasan larang tangkap dari 16% menjadi 80 %.
Saya akan membacakan lima pernyataan terkait kegiatan penangkapan ikan, pilih mana yang paling sesuai dengan Anda:(Kuesioner no. 20)
Perubahan perilaku Reni 3
Diakhir kampaye masyarakat di kep Ayau-Asia turut terlibat aktif dalam pengelolaan kawasan larang tangkap meningkat dari 9% di garis dasar menjadi 80%
Dalam 6 bulan terakhir, apakah Anda terlibat dalam pembuatan pengelolaan kawasan konservasi yang didalamnya terdapat daerah larang tangkap di kawasan Anda?(Kuesioner no.31)
Perubahan perilaku Reni 4
Pada akhir kampanye Pride keterlibatan nelayan lokal dalm patrol pengawasan kawasan larang tangkap meningkat dari 16% di garis dasar menjadi 90%
Dalam 6 bulan terakhir, apakah Anda pernah terlibat dalam patroli laut oleh masyarakat (Kuesioner no. 33)
79
80
1.49. Rencana Pemantauan Kampanye
Monitoring penting untuk mengukur dan melaporkan kesusksesan kampanye perubahan perilaku.Hal yang dimonitor yaitu peningkatkan kesadaran masyarakat tentang fungsi dan manfaat tutupan terumbu karang terhadap peningkatan biomassa ikan dalam wilayah zonasi di KKLD Ayau serta kesadaran akan pentingnya zonasi ini dijaga demi keberlanjutan masa depan perikanan KKLD Ayau-Asia. Selain itu kampanye akan meningkatkan kesadaran tentang pentingnya program pembentukan zonasi di KKLD Ayau-Asia dan meningkatkan kesadaran tentang pentingnya membantu kegiatan patroli pengawasan oleh pemerintah dan patroli swadaya oleh masyarakat. Dengan meningkatkan diskusi-diskusi tentang pengelolaan Lingkungan Laut , alat tangkap yang boleh dan tidak boleh digunakan, tempat penangkapan kerapu diperbolehkan dan tidak , jenis/ukuran ikan kerapu dan atau ikan dasar lainnya yang boleh dan tidak boleh ditangkap, peraturan yang berlaku di wilayah laut dan pengawasan di wilayah laut maka di akhir kampanye, masyarakat setuju tentang Pelaksanaan peraturan mengenai KKLD Ayau-Asia , peningkatan dan menegakan sanksi di KKLD Ayau- Asia oleh Aparat Pemerintah/penegak hukum, serta peningkatkan dan menegakan sanksi di KKLD Ayau-Asia berdasarkan kesepakatan yang dibuat oleh masyarakat. Penyingkiran halangan akan melalui pembentukan dan pengefektifan SOP Pengawasan patrol masyarakat dan diskusi pembentukan Peraturan Kampung mendukung kegiatan patrol masyarakat minimal di 3 Kampung yaitu Yenkawir, Runi dan Kampung Meosbekwan. Perubahan perilaku diukur dengan meningkatnya partisipasi dalam kegiatan patrol bersama aparat pemerintah/penegak hukum dan patrol masyarakat serta kemauan masyarakat untuk melaporkan kejadian pelanggaran/tindak kejahatan penangkapan ikan berlebih kepada aparat pemerintah/penegak hukum atau kelompok patrol masyarakat. Dengan pelaksanaan pengawasan laut oleh masyarakat minimal 3 kali sebulan untuk mencegah penangkapan ikan dalam kawasan zonasi di 3 Kampung target utama dan KKLD Ayau secara keseluruhan yang meliputi 2 Disrtik yakni Distrik Ayau dan Ayau Kepulauan.
81
1.50. Rencana Pemantauan KA IC dan BC
KAP akan dilaksanakan lagi pada Bulan Maret 2012 dengan menggunakan metode yang persis sama dengan metode KAP yang dilaksanakan sebelum kampanye (BAB VI). Target KAP survey selanjutnya sama dengan KAP sebelumnya yaitu Masyarakat umum non nelayan dan nelayan di 7 kampung target yaitu kampung Yenkawir, Runi, Dorekhar, Boiseran Meosbekwan, Rutum dan kampung Reni. KAP akan mengukur keterlibatan individu dalam pengelolaan perairan selama 1 tahun sebelumnya di Pulau Batang dan Lapang dalam mengendalikan penangkapan berlebih. KAP juga digunakan unutk mengukur seberapa efektif pesan kampanye dan diskusi-diskusi yang dilakukan sepanjang tahun 2011 dan juga untuk mengukur seberapa besar perubahan yang terjadi.
82
1.51. Rencana Pemantauan TR dan CR
Tabel 8. Pemantauan TR dan CRApa saja ancaman yang telah teridentifikasi
Ancaman yang diidentifikasi adalah penangkapan berlebih khususnya pada ikan dasar/ikan karang
Data apa yang telah dikumpulkan untuk mendapatkan data dasar bagi kampanye anda?
Laporan hasil Monitoring Karang 2007Laporan atlas sumberdaya pesisir Kab Raja Ampat, 2007Hasil Analisis Survey KAP, 2010
Siapakah yang mengumpulkan data tersebut?
Tim Monitoring RUM Ayau-Asia 2010Tim Enumerator, 2010
Kapan data tersebut dikumpulkan?
Tahun 2007 dan tahun 2009 (Data CR)Tahun 2010 (Data TR)
Metode apa yang digunakan dalam pengumpulan data?
LIT (Data CR)Survey KAP (Data TR)
Apa saja hasil mendasar yang “menginformasikan” pengembangan tujuan SMART? Jika anda telah menetapkan suatu tujuan yang meningkat atau menurun satu metric (ukuran) pada angka tertentu, mengapa anda memilih angka/persentase dsb?
Persentase penutupan karang hidup di Ayau Kecil berkisar antara 5 – 70 % (kategori dari buruk hingga bagus) dengan rata-rata 30.82 % (kategori sedang). Secara umum kondisi karang di tubir utara relatif lebih baik dibanding tubir selatan. Kondisi terumbu karang khususnya di bagian selatan relatif didominasi oleh karang mati hingga 85 % dengan rata-rata 40.90%. selebihnya, rata-rata persen penutupan rubble (patahan karang) sebesar 11.10%, pasir 4.13% dan biota lain sebesar 13.13%. Kontur terumbu sebagian besar curam hingga tegak lurus. Kontur landai hanya di selatan Ayau Kecil
83
dan utara P. Urbabo.Persentase penutupan karang hidup di Ayau Besar berkisar antara 5 – 75 % (kategori dari buruk hingga memuaskan) dengan rata-rata 36.17 % (kategori sedang). Secara umum kondisi karang di tubir barat hingga selatan Misosbekwan relatif lebih baik dibanding di tubir bagian timur. Rata-rata persentase penutupan karang mati adalah sebesar 25.83%, rubble 15.23%, pasir 5.98%, dan biota lain sebesar 16.79%. Kontur terumbu umumnya curam hingga tegak lurus. Kontur landai hanya terdapat di timur P. Miosros hingga timur Rutum.Persentase penutupan karang hidup di Kep. Asia berkisar antara 10 – 60 % (kategori dari buruk hingga bagus) dengan rata-rata 31.70 % (kategori sedang). Secara umum kondisi karang di tubir barat relatif lebih baik dibanding tubir timur. Di kepulauan ini, penutupan karang mati mendominasi dengan rata-rata persen penutupan sebesar 39.63%. selebihnya, rata-rata persen penutupan rubble 9.29%, pasir 6.10% dan biota lain 13.33%. Kontur terumbu umumnya tegak lurus. Kontur landai hingga curam hanya terdapat di utara P. Fani dan selatan P.
84
Miarin.Daerah-daerah yang diduga sebagai akibat destructive fishing adalah sepanjang tubir selatan Ayau Kecil, sepanjang tubir timur Ayau Besar dan sebagian tubir selatan Miosbekwan, sepanjang tubir timur Kep. Asia. Tidak terdapat pemutihan karang (coral bleaching) maupun ledakan populasi mahkota berduri pada semua kawasan.
Kapankah anda (atau orang yang mengumpulkan data) akan melakukan survei lanjutan untuk memonitor hasil?
Sudah dalam tahap perencanaan dengan tim monitoring CI
85
86
87
1.52. Rencana Pemantauan BROP
Tabel di bawah menunjukkan kegiatan monitoring yang akan dilaksanakan untuk menilai efektivitas pelaksanaan strategi Penyingkiran Halangan. Informasi monitoring ini juga tercatat dalam keseluruhan rencana monitoring Rencana Proyek, sebagai bagian integral dari keseluruhan proses Pride.
Metode Siapa Kapan
SASARAN SMART KEGIATAN INDIKATOR MONITORING
LEMBAGA UTAMA UNTUK MONITORING
PENANGGUNGJAWAB
PROTOKOL YANG DIPAKAI (kalau ada)
Data baseline diperoleh paling lambat :
Strategi penyingkiran Halangan 1, Sasaran 1:.Membuat aturan per zonasi bersama marga atau kampung pemilik hak wilayah yang dapat disepakati bersama , dan dibuat secara tertulis kemudian akan disosialisasikan ke setiap kampung di wilayah KKP Ayau-Asia. Aturan yang tertulis ini
Sosialisasi NTZ dan SOP pengawasan zonasi yang baru, metode, mekanisme pengelolaan dan pelaporan.
Daftar hadir dokumentasi pertemuan dan tanda tangan kesepakatan dan pesan yang dimuat dalam spanduk yang akan dipajang tempat-tempat umum disetiap kampung di wilayah Ayau kecildi jalur lalulintas warga masyarakat dapat disaksikan oleh masyarakat umum.
Menghasilkan hasil kesepakatan bersama antar marga pemilik hak wilayah
CI dan DKP Pak Esrom Imbir
Notulensi hasil pertemuan dan draf awal
Hasil kesepakatan diperoleh paling lambat April 2011P
Rekuitmen anggota patrol Hasil printout nama-nama dan SOP yang mendukung
Bukti laporan print oun nama-nama anggota partoli
CI dan DKP Loves Umpes
Format laporan kegiatan, daftar pembayaran
Belum dilaksanakan
Pelatihan Patroli, Penyegaran Materi dasar (RUM)
Pelatihan di laksanakan 2-3 hari dengan pihak CI, DKP dan PolAirud R4
Notulen hasil pembicaraan dokumentasi dan pelaporan.
CI dan DKP Simson Mirino
Hasil pembicaraan dan tindak lanjut
Belum dilaksanakan
Pelatihan MPA 101 Ayau CI dan DKP Notulen hasil CI dan DKP Valend Burdam Hasil Belum
88
pembicaraan dokumentasi dan pelaporan.
pembicaraan dan tindak lanjut
dilaksanakan
Strategi penyingkiran Halangan 2, Sasaran 1Penyingkiraan Halangan 2, sasaran 1: Menyusun kesepakatan marga dan kampung tentang aturan alat tangkap, dan perlunya penindakan pelanggaran di
Pertemuan Kampung 1 x dilaksanakan di masing –masing Kampung yakn: Kampung Reni, Rutum, Abidon,dan Meosbekwan membahas stategi bersama dalam pengawasan zonasi Pertemuan tingkat Distrik di Ayau besar dilakukan untuk membahas hasil musyawarah bersama
Jumlah pertemuan kampung, hasil kesepakatan mengenai keberadaan zonasi di wilayah Ayau besar dan Ayau Kecil memastikan bahwa pertemuan tersebut bermaksud untuk menetapkan batasan wilayah yang dapat disepakati bersama. Memastikan keseriusan masyarakat untuk memututuskan kesepakatan bersama pengelolaan zonasi.
Menghasilkan hasil kesepakatan bersama antar marga dan kampung pemilik hak wilayah, Dokumentasi pelatihan dan sertifikat kepada peserta
CI dan Pemerintah kampung
Feliks Dimara n/a
Sudah ada pertemuan, namun akan dibahas ulang kembali
FGD bersama kelompok pengawas masyarakat.
Catatan hasil FGD, dokumentasi proses FGD, pengetahuan lebih
Dokumentasi pelatihan dan sertifikat kepada
CI,DKP,dan Pemerintah kampung
Feliks Dimara n/a Kuisioner lanjutan
89
zonasi inti.
7 kampung di wilayah Distrik Ayau dan Ayau Kepulauan dapat membahas terbentuknya wilayah larang ambil dan turut terlibat dalam pemetaan wilayah serta pelatihan dasar bagi kelompok peduli lingkungan dan dapat pula menentukan
luas mengenai wilayah larang ambil, argumen yang dapat digunakan untuk pendekatan dalam pelanggaran oleh kapal dan proses yang harus diikuti kalau ada pelanggaaran yang ditemukan
peserta
Membuat peraturan / zonasi di wilayah Ayau kecil dan Ayau besar
Daftar hadir peserta rapat, prinn out hasil dokumen kesepakatan
Catatan notulensi hasil pertemuan
CI dan Pemerintah kampung
Feliks Dimara Kartu skor WLA
Kit belum dibeli
Membentuk kelompok pengawas dengan sistim roling
Jadwal Tim pengawas zonasi yang disetujui oleh kepala kampung masing-masing kampung.
SOP dan laporan kegiatan
CI, dan pemerintah Kampung
Feliks Dimara Kartu skor WLA
Belum ada SOP
Membuat kesepakatan tatakelola bersama stakeholder kunci
Pertemuan dilaksanakan 2 kali dengan pihak pemerintah Distrik dan kampung CI, DKP dan DISPAR untuk memastikan pendanaan yang akan disuport langsung untuk keberlanjutan KKP Ayau-Asia
Catatan notulensi dan tanggal rencana pertemuan.
CI dan Tokoh masyarakat Feliks Dimara Protokol
buku log Belum ada buku log
90
Strategi penyingkiran Halangan 2, Sasaran 2: .
Paling lambat Oktober 2011 operasi permberlakuan kegiatan pengawasan di seluruh wilayah KKLD Ayau direview dan dikembangkan lagi untuk memastikan proses operasional yang jelas ditentukan dan dilaksanakan, termasuk kejelasan mengenai proses tindak lanjut penangkapan dan penjatuhan hukuman serta pelibatan anggota
Review operasi pemberlakuan sistim pengawasan dan aturan per zonasi di wilayah KKLD Ayau- Asia
Review terdokumentasi Laporan CI Esrom Imbir n/a
Review belum dilaksanakan
SOP yang jelas disusun dengan menyediakan rincian proses operasional yang jelas, kejelasan pada prosedur penangkapan dan tindak lanjut penuntutan. SOP ini disusun dengan mengakui perbedaan antara pengertian WLA dan “penangkapan ikan ilegal” tradisional, dan pendekatan penangkapan dibuat sebagai cara mendidik yang sesuai
Adanya Pembuatan SOP yang jelas oleh semua pihak di KKLD Ayau
Tinjauan SOPCI, Rare dan Pihak Distrik dan kampung
Demetrius Marau n/a SOP belum
disusun
Pertemuan masyarakan diselenggarakan untuk sosialisasi SOP dan mencari dukungan untuk partisipasi dalam kegiatan pemberlakuan kegiatan di KKLD Ayau-Asia yang meliputi Ayau kecil dan ayau Besar
Dokumentasi pertemuan masyarakat dan review sikap masyarakat terhadap SOP yang baru
Review kuesioner pertemuan masyarakat
CI Feliks Dimara n/a
Kuesioner pra-pertemuan (Maret 2011)
Tim KKLD yau-Asia akan di bekali dengan pengetahuan mengenai pendidikan lingkungan, sistim administrasi manajemen pengelolaan kawasan KKLD Ayau-Asia dan pelatihan pelaksanaan penggunaan SOP yang baru
Program pelatihan yang terdokumentasi dan umpan balik kuesioner dari staf pelaksana Review
kuestioner pelatihan
CI Feliks Dimara, Perwakilan dari CI
n/a
Kuestioner pra-pelatihan (Maret 2011)
SOP baru antara lain berisi paket tunjangan dan program insentif yang sesuai (terkait dengan promosi posisi dll) untuk staf pelaksana
Pembuatan SOP
Review SOP CI, Rare, Simson Mirino n/aBelum ada SOP yang disusun
SOP baru diterapkan dan efektivitasnya akan dimonitor setiap 3 bulan sekali.
Dokumentasi hasil penilaian sistem pelaksanaan yang baru; hasil buku log dan kepatuhan terhadap SOP yang baru.
Review buku log dan observassi oleh perwakilan Rare
CI & Rare Perwakilan Rare CI dan Feliks Dimara
n/a Belum ada buku log yang diisi
91
Pelatihan tahap 2 prosedur pengawasan dan tindakan pelanggaran.
Dokumentasi hasil penilaian sistem pelaksanaan yang baru; hasil buku log dan kepatuhan terhadap SOP yang baru.
Review buku log dan observassi oleh perwakilan Rare CI & Rare
Perwakilan Rare CI dan Feliks Dimara n/a
Belum ada buku log yang diisi
Strategi penyingkiran Halangan 3, Sasaran 1 .
Memasang tanda batas zonasi marga dan Kampung
Sosialisasi pemasangan tanda batas zonasi
Dokumentasi hasil pemasangan tanda batas zonasi
Menghasilkan hasil kesepakatan bersama antar marga pemilik hak wilayah
CI, DKP, Pol Airut, Pemerintah Distrik dan Kampung serta tokoh Agama dan Tokoh Adat
Kepala Distrik Ayau dan Ayau Kepulauan. Ketua Jemaat selingkungan Ayau. n/a
Belum di Laksanakan
1.53.
92
1.54. STRATEGI PENYINGKIRAN HALANGAN
Peraturan per zonasi akan diperjelas dalam aturan tertulis yang nantinya akan disepakati bersama dan dapat disaksikan oleh semua pihak kunci di KKLD Ayau dalam suatu deklarasi adat. Aturan per zonasi ini akan di pajang di wilayah zonasi tetapi juga ditempat-tempat umum di wilayah KKLD Ayau-Asia, juga di kapal penampung ikan kerapu dalam 2 fersi bahasa yaitu Inggris dan Indonesia. Selain itu tim pelaksana pengawasan akan dibekali dengan pengetahuan SOP sebelum melaksanakan tugas, tim akan dilengkapi dengan seragam pengawasan dan fasilitas penunjang seperti: quisioner, pensil, kamera, inokuler, peta lokasi zonasi dan print out aturan per zonasi oleh tim pengawas. Tim akan mengawasi WLA dengan jadwal patrol yang di acak.
Tabel: Rincian ringkasan, tahapan capaian dan sumber anggaran
Kegiatan Penyingkiran
Halangan
Organisasi penanggung-jawab
Penanggungjawab (dan % alokasi
waktu)
Tahapan capaian Kunci
Mulai Selesai
Perkiraan
anggaran *
Sumber Anggara
n
STRATEGI 1.UNTUK AYAU BESAR DAN AYAU KECILSosialisasi SOP pengawasan zonasi yang baru, metode, mekanisme pengelolaan dan pelaporan.
Rekuitmen anggota patrol
Pelatihan Patroli, Penyegaran Materi dasar (RUM)
CII dan pemerintah Distrik dan kampung
CI Pemerintah, Pol Airud
CI, DKP, pemerinta
Tim KKLD Ayau bersama perwakilan dari DKP,DISPAR dan LH serta Pemerintah Kampung dan Distrik
Tim KKLD Ayau, Pol Airud R4, DKP R4
Pemerintah Distrik, Tim KKLD Ayau-
Pembentukan Tim dan persiapan materi sosialisasi
Menentukan metode sosialisasi
Persiapan logistic sosialisasi
Pelaksanaan kegiatan
Evaluasi dan monitoring.
Maret 2011
April2011
15 CI (80%) Rare
(20%)
Pembentukan Tim rekuitmen dan penentuan tugasPengumuman dan pemasukan berkas calon anggota patrol.Tes Tertulis/ tes wawancara Pembagian tugas dan peran.
Aprlil 2011
Mei 2011
Pembentukan Tim pelatihan, persiapan Materi.
Diskusi metode dan tehnik
14- 16 Maret , 2011
93
Kegiatan Penyingkiran
Halangan
Organisasi penanggung-jawab
Penanggungjawab (dan % alokasi
waktu)
Tahapan capaian Kunci
Mulai Selesai
Perkiraan
anggaran *
Sumber Anggara
n
Pelatihan MPA 101 Ayau
h Distrik dan kampung
Asia fasilitasi pelatiahan, Jadwal.
Logistik makan
Distribusi Undangan
Pelaksanaan Pelatihan
Hasil dan Evaluasi
Pembentukan Tim pelatihan, persiapan Materi.
Diskusi metode dan tehnik fasilitasi pelatiahan, Jadwal.
Logistik makan
Distribusi Undangan
Pelaksanaan Pelatihan
Hasil dan Evaluasi
April 2011
April 2011
STRATEGI 2. UNTUK AYAU BESAR DAN AYAU KECIL
Menyusun kesepakatan marga dan kampung tentang aturan alat tangkap, dan perlunya penindakan pelanggaran di zonasi inti.
CI dan Pemerintah Distrik dan kampung
Tim KKLD Ayau bersama perwakilan dari DKP,DISPAR dan LH serta Pemerintah Kampung dan Distrik
Membahas kesepakatan marga dan kampung tentang peraturan / zonasi di wilayah Ayau kecil dan Ayau besar terutama di 3 kampung target.
April 2011
Mei 2011
40 CI dan PEMDA
Meyepakati bersama tim/kelompok sistim roling marga dan kampung yang akan
Mei 2011
Juni 2011
94
Kegiatan Penyingkiran
Halangan
Organisasi penanggung-jawab
Penanggungjawab (dan % alokasi
waktu)
Tahapan capaian Kunci
Mulai Selesai
Perkiraan
anggaran *
Sumber Anggara
n
melaksanakan tugas patrol di lokasi Ayau-Besar dan Ayau Kecil
Rancangan draf kesepakatan mengenai zonasi marga dan kampung.Pertemuan membahas draf zonasi marga dan kampung Workshop Distrik membahas masukan dari draf ditingkat marga. Kesepakatan tatakelola bersama stakeholder kunci di 3 lokasi target kampaye di Ayau besar dan Ayau Kecil.Evaluasi dan monitoring hasil dari kesepakatan
Mei 2011 Juli 2011
STRATEGI 3 PEMASANGAN TANDA BATASMemasang tanda batas zonasi marga dan Kampung
CI dan Pemerintah Distrik dan kampung
Tim KKLD Ayau bersama Pemerintah Kampung dan Distrik
Membentuk tim kerja
Pembelanjaan bahan dan materi tanda batas.
Pengerjaan tanda batas
Pemasangan Tanda Batas
Mei 2011
Juli 2011
10
Pemda (30%) Rare
(20%) CI (50%)
Sosialisasi keberadaan tanda batas
Evaluasi hasil dan Monitoring tanda batas/2 bulan sekali.
95
1.55. Peranan Pemangku Kepentingan KunciBagian ini mengidentifikasi pemangku kepentingan kunci (i) langsung dan (ii) tidak langsung dalam proses penyingkiran halangan dan menggaribawahi peran mereka. Ingat bahwa pemangku kepentingan bukan hanya terdiri dari khalayak sasaran tetapi juga orang-orang “kunci” yang mungkin akan menanggung dampak kalau khalayak sasaran mengadopsi peralatan baru ini (misalnya para perantara yang menangkap di wilayah SPAG yang menjadi terlarang ketika dibentuk WLA), dan mereka yang dapat mempengaruhi khalayak sasaran (misalnya para pemimpin agama, pasangan, dll).
Tabel: Pemangku Kepentingan Kunci yang akan terlibat secara langsung dengan proyekPemimpin,
posisi, organisasi
Informasi kontak
Latar belakang informasi
Peran alam penyingkiran
halangan
kemungkinan masalah
Luther Burdam
085244455780
Tegas dan dapat disegani, selalu berbicara mewakili pihak pemerintah, juga memotifasi kelompok masyarakat untuk berpacu dalam program pembangunan.
Membantu mendorong pertemuan kelompok nelayan untuk mendapat solusi dalam menjalankan program
Selalu diam, tidak suka bercanda, sering menghindar
Simson mirino
081248085276
Memiliki pandangan yang baik terutama dalam memberi inspirasi dukungan, insiatif kepada kelompok masyarakat
Membantu memfasilitasi pertemuan terutama dalam pembagian batas wilayah
Tegas dan Emosi
Feliks Dimara
081248228126
Sebagai kepala Distrik diwilayah Ayau kepulauan, terlibat dalam pengawasan dan perlindungan laut terutama pada wilayahAyau kepulauan
Membantu mendorong dan memberi solusi terhadap kegiatan yang mau dilakukan,
Jika ada kunjungan Dinas, beliau tegas
Bpk Artaban Burdam
Kep, Kampung, Seorang perantara terkenal sering memfasilitasi pengusaha ikan hias di wilayah kampung meosbekwanyang membeli dari wilayah SPAG
Pak Artaban Burdam ada kemungkinan akan mencoba menghalangi pelaksanaan WLA dan mungkin secara aktif menentang kampanye. Akn penting untuk mencoba melibatkan beliau dan mengatur kerangka kerja yang mendukung untuk secara sah memperoleh ikan
Dikenal kejam dalam bisnis orang ini akan menjadi tantangan kampanye; tetapi para pemimpin adat pernah menentangnya dan ketika hal itu terjadi dia biasanya menyetujui persyaratan mereka
96
kerapu dari sumber yang berkelanjutan.
Keliopas mambrisau
Yospater Imbir
Bamuskam kampung Runi.Memotifasi kelompok untuk mempertahankan wilayah-wilayah larang tangkap yang telah disepakati
Selalu menciptakan perubahan memotifasi kelompok nelayan untuk tetap bekerja sesuai dengan keputusan yang telah ditetapkan
Mudah Emosi
Para pemangku kepentingan tidak langsung yang lainDrs Darius marau
Beliau adalah Staf asli Bupati Raja Ampat Memiliki kemampuan dalam mendesain pengelolaan wilayah Ayau terhadap perkembangan pariwisata
Berteman dekat dengan para pemangu kepentingan lainnya di Waisaipemipelopor bisnis pariwisata, dapat membantu mengajak mereka, lebih baik hadir dalam peristiwa-peritsiwa penting.
Diam dan selalu menghindar
Lindert Imbir
Salah satu pejabat di Pemda Kota Sorong Memiliki peran penting dalam menentukan kebijakan pembangunan di KKLD Ayau, memiliki latarbelakan kepramukaan sehingga dapat mengikuti berbagai Eavent di Indonesia
Memiliki kepribadian yang tegas, dan memiliki prinsip, suka bergurau, namun bertanggung jawab dalam tugas, disegani dan tegas dalam pengambilan keputusan.
Cepat Emasi, tegas dalam mengambil keputusan
Roni Dimara
Pimpinan Yayasan Triton Papua Memiliki pengetahuan dalam bidang audio visual, memiliki kemampuan mempengaruhi kelompok masyarakat dalam kegiatan konservasi, selalu didengar
Tegas namun santai dan ramah dan humoris
Kadang Emosi
97
Artemas Mambrisau
Ketua Bapeda Raja ampat. Memiliki kewenagan dalam kegiatan pembangunan proyek di dalam wilayah KKLD
Tegas, tidak mudah senyum, bertanggung jawab, pemdiam namun bersifat ramah
Selalu Diam
Pdt , Genos Burdam STh
Sekretaris Klasis Raja Ampat Utara. Memiliki kewenangan dalam mengatur program kerja Gereja di lingkungan ayau
Ramah, Sopan dan berjiwa pemimpin, mudah senyum
Tegas, Selalu diam
Yoap Yappen SH
Anggota sekwan Bidang HUKUM dan HAM
Anggota sekwan Bidang HUKUM dan HAM. Memiliki pengaruh yang cukup kuat terhadap kegiatan kelompok masyarakat di kampung Yenkawir peduli terhadap pembangunan di KKLD Ayau.
Bertanggung jawab, Ramah dan tegas,
Tegas, Selalu diam
1.56. Tugas dan Fungsi Tim Penyingkiran Halangan
2.1. Tim Proyek Utama Penyingkiran HalanganKetua Tim penyingkir halangan KKLD Ayau–Asia adalah Bapak Esrom Imbir, selaku wakil mantan ketua majelis ( Tokoh Agama) Jemaat Silo Dorekhar beliau telah berupaya mendorong terbentuknya aturan zonasi hingga kini masi tetap dalam pengawasan.
Aser burdam, petugas monitoring KKP Ayau-Asia akan melaksanakan monitoring.
Loves Umpes, petugas pelaksana KKP ayau-Asia akan membentuk tim pengawasan masyarakat .
Obeth Rayar akan melakukan supervise tim kunci.
2.2. Para Pemangku Kepentingan Kunci Penyingkiran Halangan dan Peran MerekaBagian ini mengidentifikasi pemangku kepentingan kunci (i) langsung dan (ii) tidak langsung dalam
98
proses penyingkiran halangan dan menggaribawahi peran mereka. Ingat bahwa pemangku kepentingan bukan hanya terdiri dari khalayak sasaran tetapi juga orang-orang “kunci” yang mungkin akan menanggung dampak kalau khalayak sasaran mengadopsi peralatan baru ini (misalnya para perantara yang menangkap di wilayah SPAG yang menjadi terlarang ketika dibentuk WLA), dan mereka yang dapat mempengaruhi khalayak sasaran (misalnya para pemimpin agama, pasangan, dll).
Tabel: Pemangku Kepentingan Kunci yang akan terlibat secara langsung dengan proyekPemimpin,
posisi, organisasi
Informasi kontak
Latar belakang informasi
Peran alam penyingkiran
halangan
kemungkinan masalah
Luther Burdam
085244455780
Tegas dan dapat disegani, selalu berbicara mewakili pihak pemerintah, juga memotifasi kelompok masyarakat untuk berpacu dalam program pembangunan.
Membantu mendorong pertemuan kelompok nelayan untuk mendapat solusi dalam menjalankan program
Selalu diam, tidak suka bercanda, sering menghindar
Simson mirino
081248085276
Memiliki pandangan yang baik terutama dalam memberi inspirasi dukungan, insiatif kepada kelompok masyarakat
Membantu memfasilitasi pertemuan terutama dalam pembagian batas wilayah
Tegas dan Emosi
Feliks Dimara
081248228126
Sebagai kepala Distrik diwilayah Ayau kepulauan, terlibat dalam pengawasan dan perlindungan laut terutama pada wilayahAyau kepulauan
Membantu mendorong dan memberi solusi terhadap kegiatan yang mau dilakukan,
Jika ada kunjungan Dinas, beliau tegas
Bpk Artaban Burdam
Kep, Kampung, Seorang perantara terkenal sering memfasilitasi pengusaha ikan hias di wilayah kampung meosbekwanyang membeli dari wilayah SPAG
Pak Artaban Burdam ada kemungkinan akan mencoba menghalangi pelaksanaan WLA dan mungkin secara aktif menentang kampanye. Akn penting untuk mencoba melibatkan beliau dan mengatur kerangka kerja yang mendukung untuk secara sah memperoleh ikan kerapu dari sumber yang berkelanjutan.
Dikenal kejam dalam bisnis orang ini akan menjadi tantangan kampanye; tetapi para pemimpin adat pernah menentangnya dan ketika hal itu terjadi dia biasanya menyetujui persyaratan mereka
Keliopas mambrisau
Bamuskam kampung
Selalu menciptakan Mudah Emosi
99
Yospater Imbir
Runi.Memotifasi kelompok untuk mempertahankan wilayah-wilayah larang tangkap yang telah disepakati
perubahan memotifasi kelompok nelayan untuk tetap bekerja sesuai dengan keputusan yang telah ditetapkan
Para pemangku kepentingan tidak langsung yang lainDrs Darius marau
Beliau adalah Staf asli Bupati Raja Ampat Memiliki kemampuan dalam mendesain pengelolaan wilayah Ayau terhadap perkembangan pariwisata
Berteman dekat dengan para pemangu kepentingan lainnya di Waisaipemipelopor bisnis pariwisata, dapat membantu mengajak mereka, lebih baik hadir dalam peristiwa-peritsiwa penting.
Diam dan selalu menghindar
Lindert Imbir
Salah satu pejabat di Pemda Kota Sorong Memiliki peran penting dalam menentukan kebijakan pembangunan di KKLD Ayau, memiliki latarbelakan kepramukaan sehingga dapat mengikuti berbagai Eavent di Indonesia
Memiliki kepribadian yang tegas, dan memiliki prinsip, suka bergurau, namun bertanggung jawab dalam tugas, disegani dan tegas dalam pengambilan keputusan.
Cepat Emasi, tegas dalam mengambil keputusan
Roni Dimara
Pimpinan Yayasan Triton Papua Memiliki pengetahuan dalam bidang audio visual, memiliki kemampuan mempengaruhi kelompok masyarakat dalam kegiatan konservasi, selalu didengar
Tegas namun santai dan ramah dan humoris
Kadang Emosi
Artemas Mambrisau
Ketua Bapeda Raja ampat. Memiliki
Tegas, tidak mudah senyum, bertanggung
Selalu Diam
100
kewenagan dalam kegiatan pembangunan proyek di dalam wilayah KKLD
jawab, pemdiam namun bersifat ramah
Pdt , Genos Burdam STh
Sekretaris Klasis Raja Ampat Utara. Memiliki kewenangan dalam mengatur program kerja Gereja di lingkungan ayau
Ramah, Sopan dan berjiwa pemimpin, mudah senyum
Tegas, Selalu diam
Yoap Yappen SH
Anggota sekwan Bidang HUKUM dan HAM
Anggota sekwan Bidang HUKUM dan HAM. Memiliki pengaruh yang cukup kuat terhadap kegiatan kelompok masyarakat di kampung Yenkawir peduli terhadap pembangunan di KKLD Ayau.
Bertanggung jawab, Ramah dan tegas,
Tegas, Selalu diam
101
102
1.57. Target Khalayak Strategi Penyingkiran HalanganKawasan konservasi laut Daerah KKLD Ayau-Asia saat ini fokus pada pengawasan dan penegakan aturan dimana beberapa kawasan khususnya di Ayau kecil yang meliputi Dorekhar, Runi, Boiseran dan Yenkawir sejak tahun 2008 lalu sudah menyepakati wilayah-wilayah NTZ untuk menjadi zona tabungan ikan yang hingga saat ini masi tetap dilindungi. Ayau besar sendiri yang meliputi Kampung Reni, Rutum, Abidon,dan Meosbekwan juga akan sementara mengusulkan wilayah NTZ untuk dilindungi bersama. Namun halangan yang sementara ini muncul terhadap pengawasan NTZ adalah:
1.Proses pengawasan yang masi lemah.
2. Penanda batas yang selalu hilang atau putus.
3. Tingkat kepatuhan yang masi rendah terhadap aturan dan kesepakatan yang dibuat bersama. Untuk pelaksanaan pengawasan wilayah larang ambil khususnya di Ayau kecil dan Ayau besar di KKLD Ayau-Asia maka strategi yang akan di bangun khususnya adalah
Sosialisasi SOP zonasi, pelatihan dan pengawasan Membentuk kesepakatan dan aturan tata kelola zonasi Memasang tanda batas zonasi marga dan Kampung.
Pelaksanaan pengawasan wilayah larang ambil ini akan di awasi oleh perwakilan marga dan kampung pemilik hak wilayah yang juga akan diawasi secara umum oleh tim patrol gabungan yang akan melibatkan pihak Polres Raja Ampat, DKP, Pemerintah Distrik, Kampung dan Perwakilan Adat, Gereja dan Para Tokoh lainnya yang pelaksanaannya akan difasilitasi oleh CI selaku lembaga yang mensuport pengawasan juga Pemerintah Distrik dan Kampung sebagai pelindung sekaligus penasehat untuk pengawasan wilayah KKLD Ayau-Asia
103
1.58. Objective proyek
SASARAN 1: Pada akhir kampaye Maret 2012, terbentuk SOP aturan perzonasi yang disepakati bersama.
Membuat aturan per zonasi bersama marga atau kampung pemilik hak wilayah yang dapat disepakati bersama , dan dibuat secara tertulis kemudian akan disosialisasikan ke setiap kampung di wilayah KKP Ayau-Asia. Aturan yang tertulis ini akan di pajang di pantai atau berdekatan dengan wilayah Larang Ambil sehingga jelas bagi setiap nelayan yang akan melintas di wilayah NTZ tersebut. Hal ini akan di dokumentasikan dan di muat di media sehingga kalayak target dapat mengetahui dan dapat mengerti masud pelarangan bagi ketersediaan stok ikan di KKLD Ayau-Asia.
SASARAN 1. Pada akhir kampanye terlaksana secara rutin sistim pengawasan yang efektif terhadap WLA di wilayah Ayau Besar dan Ayau-Kecil, membahas terbentuknya wilayah larang ambil dan turut terlibat dalam pemetaan wilayah serta pelatihan dasar bagi kelompok peduli lingkungan dan dapat pula menentukan kesepakatan perzonasi serta membentuk kelompok nelayan yang akan mengawasi keberadaan zonasi melalui pengawasan oleh tiap-tiap kelompok nelayan. Yang telah dipercayakan oleh masing-masing kampung paling lambat Mei 2011.
Paling lambat Oktober 2011 operasi permberlakuan kegiatan pengawasan di seluruh wilayah KKLD Ayau direview dan dikembangkan lagi untuk memastikan proses operasional yang jelas ditentukan dan dilaksanakan, termasuk kejelasan mengenai proses tindak lanjut penangkapan dan penjatuhan hukuman serta pelibatan anggota masyarakat dalam patroli.
SASARAN 1 –dst … Paling lambat Oktober 2011 pemasangan tanda batas telah dilaksanakan.
Permberlakuan kegiatan pengawasan di seluruh wilayah KKLD Ayau, untuk memastikan keberadaan tanda batas zonasi, didokumentasi dan di monitor setiap minggu oleh anggota patrol masyarakat.
104
1.59. Kegiatan kunci
Dalam bagian ini kita menghubungkan keuntungan para pemangku kepentingan dengan solusi yang sebenarnya dan menunjukkan logistik (rencana rinci) mengenai bagaimana solusi akan dijalankan.
STRATEGI PENYINGKIRAN HALANGAN 1:Sosialisasi SOP aturan dan Pelatihan kelompok patrol masyarakat di wilayah Ayau kecil dan Ayau
Besar
Tabel: STRATEGI PENYINGKIRAN HALANGAN 1, Sasaran 1Kegiatan Q
1Q2
Q3
Q4
Indikator keberhasilan
Sosialisasi SOP zonasi, pelathan Patroli masyarakat
X
Dokumentasi pertemuan, daftar hadir peserta, dan catatan pertemuan. tanda tangan kesepakatan dan pesan yan dimuat dalam spanduk yang akan dipajang tempat-tempat umum disetiap kampung di wilayah Ayau kecildi jalur lalulintas warga masyarakat dapat disaksikan oleh masyarakat umum.
Pelatihan Patroli X X Hasil printout nama-nama dan SOP yang mendukungPelatihan MPA 101
XTim Fasilitator Utama pelatiahan,Printout materi , jumlah peserta dokumentasi kegiatan, Dukungan pemerintah Distrik dan Kampung.
Evaluasi bersama Tim Monitor X X X XX X X X
* Q = kuartal; kuartal disini mengacu pada periode fase implementasiTindakan paska-proyek untuk memastikan keberlanjutan:
Review anggaran tahunan KKLD Ayau oleh staf finance CI untuk memastikan adanya cukup dana yang dialokasikan untuk memelihara demarkasi wilayah – larang – ambil, sebagai salah satu syarat berlanjutnya dukungan CI terhadap pelaksanaan kegiatan konservasi di KKLD Ayau-Asia
Sosialisasi pesan-pesan lingkungan melalui poster, video partisipatif, vestifal bahari, kotbah saat ibadah minggu juga melalui stiker, spanduk dan papan informasi, kunjungan sekolah, lomba cipta lagu konservasi dengan penyampaian pesan kampanye Pride untuk memastikan bahwa para nelayan memahami keberadaan zonasi dan aturan –aturan yang berlaku bagi ketersediaan stok ikan di wilayag NTZ di Ayau kecil.
105
STRATEGI PENYINGKIRAN HALANGAN 2 : Membentuk kesepakatan dan tata kelola zonasi
Tabel: Strategi Penyingkiran Halangan 2, Sasaran 1Kegiatan Q
1Q2
Q3
Q4
Indikator keberhasilan
Membuat pertemuan kampung untuk membahas kesepakatan tentang tata kelola zonasi di wilayah Ayau besar dan Ayau kecil
X
Pertemuan kampung dilakukan untuk membahas kesepakatan mengenai keberadaan zonasi di wilayah ayau besar dan memastikan bahwa pertemuan tersebut bermaksud untuk menetapkan batasan wilayah yang dapat disepakati bersama. Pertemuan kampung dilaksanakan 2 x untuk memastikan keseriusan masyarakat untuk memututuskan kesepakatan bersama pengelolaan zonasi.
Melakukan pemetaan bersama kelompok masyarakat peduli alam Ayau untuk mendapatkan disain yang tepat bagi pengelolaan kawasan Ayau Besar X X
Catatan mengenai program pelatihan (ternasuk daftar peserta dan kursus yang diajarkan) termasuk pelatihan prosedur pengawasan, pengetahuan yang lebih baik mengenai WLA, argumen yang dapat digunakan dalam pendekatan kapal-kapal yang memasuki wilayah dan proses yang harus diikuti kalau ada pelanggaran
Menbuat diskusi FGDX X
Daftar hadir peserta FGD , prinn out hasil dokumen kesepakatan
Membentuk kelompok dengan nama-nama pengawas yang disepakati bersama untuk mengawasai wilayah NTZ per zonasi di wilayah Ayau Besar dan Ayau kecil
X X X
Jadwal Tim pengawas zonasi yang disetujui oleh kepala kampung masing-masing kampung.
Monitoring hasil dan efaluasi efektifitas kegiatan
X
Pertemuan dilaksanakan3 kali dengan pihak DKP, DISPAR untuk memastikan pendanaan yang akan disuport langsung untuk keberlanjutan KKP Ayau-Asia
Dst
Tindakan-tindakan paska-proyek untuk memastikan keberlanjutan: CI dan RARE akan memonitor dengan cermat proses alokasi anggaran untuk membantu
memastikan bahwa dana KKLD Ayau-Asia yang akan digunakan tetap ada dalam jumlah yang cukup untuk terus mendukung operasi pengawasan masyarakat yang dapat di monitor lewat evaluasi anggaran setiap bulan berjalan.
Para anggota tim pengawasan secara aktif melaksanakan kegiatan pemantauan dan staf pengelola akan melobi terus kepada stakeholder terkait guna memastikan adanya pendanaan yang berkelanjutan.
106
CI dan Rare akan mengevaluasi keberhasilan program kampaye ini dengan pihak terkait di KKLD Ayau-Asia yang akan di monitor bersama perkembanganya setiap 2 bulan sekali.
Tabel: Strategi Penyingkiran Halangan 2, Sasaran 2Kegiatan Q
1Q2
Q3
Q4
Indikator keberhasilan
Review operasi pemberlakuan sistim pengawasan dan aturan dalam setiap zonasi di wilayah KKLD Ayau- Asia X Review terdokumentasi
Penyusunan SOP yang jelas disusun dengan menyediakan rincian proses operasional yang jelas, kejelasan pada prosedur penangkapan dan tindak lanjut penuntutan. SOP ini disusun dengan mengakui perbedaan antara pengertian WLA dan “penangkapan ikan ilegal” tradisional, dan pendekatan penangkapan dibuat sebagai cara mendidik yang sesuai
X X
Adanya Pembuatan SOP yang jelas oleh semua pihak di KKLD Ayau
Pertemuan masyarakan diselenggarakan untuk sosialisasi SOP dan mencari dukungan untuk partisipasi dalam kegiatan pemberlakuan kegiatan di KKLD Ayau-Asia yang meliputi Ayau kecil dan ayau Besar
X X
Dokumentasi pertemuan masyarakat dan review sikap masyarakat terhadap SOP yang baru
Tim KKLD Ayau-Asia akan di bekali dengan pelatihan mengenai pendidikan lingkungan, sistim administrasi manajemen pengelolaan kawasan KKLD Ayau-Asia dan pelatihan pelaksanaan penggunaan SOP yang baru
X X
Program pelatihan yang terdokumentasi dan umpan balik kuesioner dari staf pelaksana
Penyusunan SOP baru antara lain berisi paket tunjangan dan program insentif yang sesuai (terkait dengan promosi posisi dll) untuk staf pelaksana
X XPembuatan SOP
Pelaksanaan jadwal pengawasan yang akan dimonitor setiap 3 bulan sekali. X X
Hasil penilaian sistem pelaksanaan yang baru yang terdokumentasi; hasil buku log dan kepatuhan terhadap SOP baru
Tindakan paska-proyek untuk memastikan keberlanjutannya: Pimpinan KKLD selaku penangung jawab kegiatan akan berkordinasi setiap 3 bulan sekali dengan
para pihak Distrik,Kampung di wilayah KKLD Ayau Asia untuk memastikan kepatuhan dalam pemberlakuan SOP yang baru setiap 6 bulan sekali pimpinan KKLD bertanggung jawab dalam memberikan analisis hasil yang berkesinambungan.
Pimpinan KKLD maupun pihak kunci terkait di KKLD Ayau-Asia harus memonitor dengan cermat proses partisipasi masyarakat dan menanyakan keberlanjutan keterlibatan serta dukungan masyarakat terhadap usaha-usaha pemberlakuan zonasi setiap marga maupun Kampung yang disepakati.
107
STRATEGI PENYINGKIRAN HALANGAN 3: Memasang tanda batas zonasi dan kampung.
Tabel: STRATEGI PENYINGKIRAN HALANGAN 3, Sasaran 1Kegiatan Q
1Q2
Q3
Q4
Indikator keberhasilan
Papan informasi lengkap dengan peta zonasi X
Dokumentasi pemasangan , dan . tanda tangan kesepakatan
Evaluasi hasil dan monitoring X X Dokumentasi hasil monitoring.
108
10.6. Resiko resiko
Tingkat kepatuhan awal (apapun dari kepatuhan nol hingga mendekati 100%) dan/atau pengawasan yang tidak konsisten terhadap zona larang-tangkap adalah tidak stabil, karena persepsi para nelayan setempat akan meningkatkan kepatuhan (jika mereka melihat kepatuhan tinggi dan/atau pengawasan kuat), atau menurunkan kepatuhan (jika mereka melihat kepatuhan rendah dan/atau pengawasan lemah). Salah satu pendorong utama dalam sistem “yang ini-atau” adalah para nelayan yang berniat baik tidak akan mematuhi bila mereka melihat nelayan-nelayan lain yang melakukan pelanggaran tidak mendapatkan sanksi (“Tragedi Bersama, Tragedy of Common”). Efek penegakan hukum, di lain pihak, akan memicu kepatuhan sukarela tingkat tinggi. Sementara membangun kepatuhan yang efektif berada di luar cakupan kampanye Pride, Pride bertujuan agar sikap khalayak setempat meningkatkan kehendak politik untuk terciptanya penegakan hukum yang lebih baik dan lingkungan yang menyukseskan kegiatan-kegiatan tambahan para mitra.
Kawasan larang-tangkap yang disiapkan tidak cukup luas, atau tidak dapat melindungi lokasi-lokasi yang secara biologis berada dalam kondisi kritis, sehingga keuntungan-keuntungan potensial zona larang-tangkap tidak tercapai.
Kepentingan-kepentingan konservasi setempat mengalihkan kampanye Pride untuk menanggulangi ancaman-ancaman tak terkait yang disebabkan oleh pembangunan pelabuhan baru. [Program pelatihan mengajarkan Manajer Kampanye untuk menjelaskan bahwa kampanye tidak dalam posisi untuk menanggulangi ancaman ini.]
Lembaga-lembaga yang berfokus pada pembangunan yang berpusat pada manusia menyalahkan kampanye karena membiarkan kepentingan para konservasionis menang atas kebutuhan orang-orang setempat. [Program pelatihan mengajarkan Manajer Kampanye untuk menjelaskan bahwa sikap untuk menahan diri saat ini adalah demi kepentingan perikanan jangka panjang.]
Para mitra akan kehilangan fokus dan mereka gagal untuk mengimplementasikan strategi-strategi dalam tindakan untuk membentuk sistem pengawasan yang lebih baik atas zona larang-tangkap. Ini berarti perubahan-perubahan yang berhasil dalam Pengetahuan dan Sikap di kalangan para nelayan setempat dalam tahap-tahap Kontemplasi, Persiapan dan Validasi akan gagal untuk diterjemahkan dalam perubahan perilaku, berkurangnya ancaman, dan hasil konservasi. [Salah satu tujuan konstituensi dari kampanye Pride yang berhasil adalah bahwa meningkatnya dukungan setempat atas zona larang-tangkap akan mendorong para mitra untuk tetap fokus pada pengawasan.]
Cakupan kampanye Pride terlalu kecil, kampanye hanya menjangkau bagian dari segmen-segmen target, karenanya gagal untuk mencapai masa kritikal. [Kampanye Pride akan meluas dengan beberapa pesan dibandingkan dengan banyak pesan
109
yang dangkal.]
1.60. Resiko-ResikoTabel di bawah ini merupakan rangkuman resiko utama strategi Penyingkiran Halangan ini
Tabel: Penilaian risiko untuk strategi penyingkiran halanganStrategi Penyingkiran Halangan
Risiko Rencana Apa yang Terjadi kalau Tidak Diselesaikan
STRATEGI PENYINGKIRAN HALANGAN 1:
Sosialisasi SOP dan Pelatihan Paroli
Kemungkinan nelayan yang tidak hadir dalam pertemuan akan melakukan hal-hal yang tidak diinginkan jika ada sistim pengawasan yang baru
Operasi pelaksanaan dan pengawasan akan termasuk pemeriksaan rutin pelampung dan kalau ada yang hilang atau dirusak hal ini akan dilaporkan kepada semua kampung di KKLD Ayau untuk ditindaklanjuti oleh para pemimpin masyarakat
Nelayan yang melakukan pelanggaran dalam wilayah larang ambil tetap di beri sangsi dan pelanggarannya di publikasikan sehingga ada kesadaran dan keterlibatan aktif untuk melakukan pengawasan, jika hal ini gagal dilakukan maka wilayah larang ambil yang kesepakatannya telah buat tetap dianggap hal biasa dan pelanggaran tetap dilakukan.
STRATEGI PENYINGKIRAN HALANGAN 2:
Membentuk kesepakatan dan tatakelola zonasi
Akan ada kelompok marga yang mengklaim keberadaan zonasi di wilayah kampung, karena keberadaan zonasi yang akan disepakati merupakan zonasi kampung yang mencakup kepentingan umum
Kampanye Pride akan berusaha keras untuk membangun pemahaman nilai wilayah larang ambil untuk keberlanjutan perikanan lokal, ditambah dengan pemberian hak nelayan setempat untuk akses eksklusif terhadap MPA.
Klai marga atas hal kepemilikan wilayah khususnya wilayah larang ambil yang akan disepakati, merupakan hal yang pada umumnya terjadi di wilayah KKLD Ayau sehinnga ada kesepakatan awal di tingkat marga maupun kampung yang harus disepakati bersama pihak pengelola sehinnga jika terjadi pelanggaran atau klaim atas hak wilayah maka akan mengacu pada kesepakatan awal dan hal ini harus dilakukan dengan serius.
Nelayan dari luar, yang memiliki hubungan dengan kepetingan usaha besar, mengorganisir usaha yang secara rutin untuk merongrong penegakan hukum
Komunikasi yang baik dengan Kepala Dinas perikanan di Kabupaten Raja Ampat, dalam hal pemberian ijin usaha untuk mempromosikan wilayah larang ambil di KKLD Ayau kepada pengusaha yang akan melakukan usaha di KKLD Ayau dan membantu memastikan bahwa peraturan dalam wilayah per zonasi marga dan sistim pengawasan benar-benar dijalankan, dan jika ada penlanggaran aturan yang disepakati, akan dikenakan sangsi.
Semua bentuk kegiatan pengelolaan dalam WLA harus mendapatkan persetujuan dari semua pihak dan disaksikan oleh pihak berwenang sehinnga aturan yang dibuat tersebut akan mengikat semua bentuk kegiatan usaha diwilayah KKLD Ayau dan sistim pengawasan tetap dijalankan jika hal ini tidak dilakukan maka akan memicu konfil kepentingan dalam wilayah larang ambil. Oleh sebab itu hal ini harus dilakukan.
Pengusaha ikan hidup kerapu dan napoleon
Pengawasan akan dilakukan baik siang maupun malam hari
Nelayan akan secara sengaja melakukan terus kegiatan
110
Strategi Penyingkiran Halangan
Risiko Rencana Apa yang Terjadi kalau Tidak Diselesaikan
yang sering masuk diwilayah KKLD Ayau akan memicu banyak nelayan lokal untuk melakukan penangkapan di dalam wilayah larang tangkap jika sistim pengawasan lemah.
untuk memastikan wilayah zona tetap dalam kondisi aman dengan jadwal pengawasan yang akan diacak.
penangkapan di dalam wilayah zonasi yang telah disepakati, oleh sebab itu akan ada surfei kepatuhan social kepada nelayan untuk memastikan berapa persen angka kepatuhan jika pengawasan terus dilakukan sehingga perlu ada pengawasan yang lebih intensif lagi sehingga mengurang angka pelanggaran zonasi di KKLD Ayau.
Memasang tanda batas zonasi marga dan kampung
Sering terjadi kehilangan pada pelampung tanda batas zonasi.
Ada lambang yang nantinya dipasang pada setiap penanda batas berbentuk salip dan arsiran daun kelapa, untuk memperkuat keberadaan zonasi, dan akan di cek keberadaannya selama seminggu sekali, dan juga akan di monitor oleh nelayan
Nelayan akan local maupun luar akan masuk karena alasan
111
1.61. TATA WAKTU dan ANGGARAN
1.62. Workplan
Kegiatan Jenis Kegiatan
Jumlah hari yang
dibutuhkan untuk
menyelesaikan tugas
Tanggal mulai (Rencana)
Tanggal berakhir (Rencana)
Merencanakan kampanye
Ringkasan eksekutif Manajer Proyek dan Administrasi Umum
2 17 Januari 2011 18 Januari 2011
Draft Teori Perubahan Manajer Proyek dan Administrasi Umum
2 26 Juli 2010 27 Juli 2010
Draft Ringkasan Lokasi Manajer Proyek dan Administrasi Umum
2 26 Juli 2010 27 Juli 2010
Mengumpulkan data sekunder Manajer Proyek dan Administrasi Umum
2 07 Juni 2010 08 Juni 2010
Presentasi TOC Manajer Proyek dan Administrasi Umum
2 14 Juni 2010 15 Juni 2010
Tugas Hambatan Komunikasi Manajer Proyek dan Administrasi Umum
2 21 Juni 2010 22 Juni 2010
Tugas "Bekerja dengan Orang Sulit"
Manajer Proyek dan Administrasi Umum
2 26 Juli 2010 27 Juli 2010
Draft Konsep Model Manajer Proyek dan Administrasi Umum
2 16 Agustus 2010 17 Agustus 2010
112
Draft Peringkat Ancaman Manajer Proyek dan Administrasi Umum
2 23 Agustus 2010 24 Agustus 2010
Draft Rantai Hasil Manajer Proyek dan Administrasi Umum
2 27 September 2010
28 September 2010
Draft sasaran SMART Manajer Proyek dan Administrasi Umum
2 20 Desember 2010
21 Desember 2010
Kuisioner Manajer Proyek dan Administrasi Umum
2 21 Nopember 2010
22 Nopember 2010
Draft Monitoring Plan Manajer Proyek dan Administrasi Umum
2 17 Januari 2011 18 Januari 2011
Analisis survey Manajer Proyek dan Administrasi Umum
2 12 Desember 2010
13 Desember 2010
Dokumen BROP Manajer Proyek dan Administrasi Umum
2 03 Januari 2011 04 Januari 2011
Ringkasan Kreatif Manajer Proyek dan Administrasi Umum
2 14 Maret 2011 15 Maret 2011
Bauran Pemasaran Manajer Proyek dan Administrasi Umum
2 21 Maret 2011 22 Maret 2011
Rencana Proyek Manajer Proyek dan Administrasi Umum
2 24 Februari 2011
25 Februari 2011
Presentasi Rencana Proyek Manajer Proyek dan Administrasi Umum
2 22 Februari 2011
23 Februari 2011
Pemasaran Sosial
113
Poster Penjangkauan Masyarakat dan Pemasaran Sosial
3 18 Maret 2011 20 Maret 2011
Lembar Fakta Penjangkauan Masyarakat dan Pemasaran Sosial
8 20 Maret 2011 27 Maret 2011
Souvenir Penjangkauan Masyarakat dan Pemasaran Sosial
15 12 Mei 2011 26 Mei 2011
Kunjungan sekolah dan kunjungan masyarakat
Penjangkauan Masyarakat dan Pemasaran Sosial
3 21 Juni 2011 23 Juni 2011
Komik Penjangkauan Masyarakat dan Pemasaran Sosial
6 26 Juni 2011 01 Juli 2011
Spanduk dan Baliho Penjangkauan Masyarakat dan Pemasaran Sosial
6 02 Juli 2011 07 Juli 2011
Video dan Lagu konservasi Penjangkauan Masyarakat dan Pemasaran Sosial
4 04 Agustus 2011 07 Agustus 2011
Stiker Penjangkauan Masyarakat dan Pemasaran Sosial
8 27 Agustus 2011 03 September 2011
Penyingkiran halangan
Sosialisasi NTZ dan SOP pengawasan zonasi yang baru, metode, mekanisme pengelolaan dan pelaporan.
Penyingkiran Hambatan
11 8 Maret 2010 18 Maret 2011
114
Rekuitmen anggota patrol Penyingkiran Hambatan
5 10 Maret 2010 14 Maret 2011
Pelatihan Patroli, Penyegaran Materi dasar (RUM)
Penyingkiran Hambatan
2 17-18 Maret 2011
19 Maret 2011
Pelatihan MPA 101 Ayau Penyingkiran Hambatan
4 3-5 Mei 2011 7 Maei 2011
Pertemuan Kampung 1 x dilaksanakan di masing –masing Kampung yakn: Kampung Reni, Rutum, Abidon,dan Meosbekwan membahas stategi bersama dalam pengawasan zonasi Pertemuan tingkat Distrik di Ayau besar dilakukan untuk membahas hasil musyawarah bersama
Penyingkiran Hambatan
16 01 April 2010 16 April 2010
FGD bersama kelompok pengawas masyarakat.
Penyingkiran Hambatan
10 16 April 2010 25 April 2010
Membuat peraturan / zonasi di wilayah Ayau kecil dan Ayau besar
Penyingkiran Hambatan
16 25 April 2010 10 Mei 2010
Membentuk kelompok pengawas dengan sistim roling
Penyingkiran Hambatan
16 10 Mei 2010 25 Mei 2010
Membuat kesepakatan tatakelola bersama stakeholder kunci
Penyingkiran Hambatan
10 1 Juni 2011 10 Juni 2011
Review operasi pemberlakuan sistim pengawasan dan aturan
per zonasi di wilayah KKLD Ayau- Asia
Penyingkiran Hambatan
5 10 Juni 2011 15 Juni 2011
115
SOP yang jelas disusun dengan menyediakan rincian proses operasional yang jelas, kejelasan pada prosedur penangkapan dan tindak lanjut penuntutan. SOP ini disusun dengan mengakui perbedaan antara pengertian WLA dan “penangkapan ikan ilegal” tradisional, dan pendekatan penangkapan dibuat sebagai cara mendidik yang sesuai
Penyingkiran Hambatan
1 Juli 2011 1 Agustus 2011
Pertemuan masyarakan diselenggarakan untuk
sosialisasi SOP dan mencari dukungan untuk partisipasi
dalam kegiatan pemberlakuan kegiatan di KKLD Ayau-Asia
yang meliputi Ayau kecil dan ayau Besar
Penyingkiran Hambatan
10 5 Agustus 2011 15 Agustus 2011
Tim KKLD yau-Asia akan di bekali dengan pengetahuan
mengenai pendidikan lingkungan, sistim administrasi
manajemen pengelolaan kawasan KKLD Ayau-Asia dan
pelatihan pelaksanaan penggunaan SOP yang baru
Penyingkiran Hambatan
15 15 Agustus 2011 30 Agustus 2011
SOP baru antara lain berisi paket tunjangan dan program
insentif yang sesuai (terkait dengan promosi posisi dll)
untuk staf pelaksana
Penyingkiran Hambatan
10 01 September 2011
10 oktober 2011
SOP baru diterapkan dan efektivitasnya akan dimonitor
setiap 3 bulan sekali.
Penyingkiran Hambatan
5 15 Oktober 2011
20 oktober 2011
Pelatihan tahap 2 prosedur pengawasan dan tindakan
pelanggaran.
Penyingkiran Hambatan
4 25 Oktober 2011
29 Oktober 2011
Sosialisasi pemasangan tanda batas zonasi
Penyingkiran Hambatan
10 01 Nopember 2011
10 Nopember 2011
Monitoring Penyingkiran Hambatan
6 13 Nopember 2011
18 Nopember 2011
116
Social Monitoring (KAP Surveys)
Monitoring
Penyusunan Kuisioner Monitoring Survey Monitoring Analisis hasil survey Monitoring Biological Monitoring Monitoring Monitoring Plan Monitoring Survey ekologi Monitoring Analisis Data Monitoring
1.63. Anggaran Kampanye
Jenis Kegiatan Sub Kegiatan Sumber Dana Harga Satuan Jumlah Satuan Harga
Poster Penyusunan konsep. jenis media. ide dan data
Dana Inti
300.000 2 kali pertemuan
1.000.000
Visualisasi dan proses produksi
4.000 200 lembar 800.000
distribusi dan penempelan
300.000 7.kampung 2.100.000
Lembar Fakta Penyusunan konsep. jenis media. ide dan data
Dana Inti
300.000 1 kali pertemuan 300.000
Percetakan Materi
1.000 650 lembar 650.000
distribusi 300.000 7 Kampung 2.100.000
Souvenir Penyusunan konsep. jenis media. ide dan data
Dana Inti
300.000 2 kali pertemuan 300.000
Percetakan Materi
1.000 650 buah 650.000
distribusi 300.000 7 Kampung 2.100.000
Kunjungan sekolah dan kunjungan masyarakat
Penyusunan konsep. jenis media. ide dan data
Dana Inti
300.000 1 kali 300.000
117
Logistik dan perlengkapan
2.000.000 5 10.000.000
Rapat kordinasi dengan sekolah
300.000 5sekolah 1.500.000
Honor panitia dan narasumber
400.000 6 orang 2.400.000
Komik Penyusunan konsep. jenis media. ide dan data
Dana Inti
300.000 2 pertemuan 600.000
Percetakan Materi
15.000 500 4.500.000
distribusi 300.000 5 Sekolah 1.500.000
Spanduk dan Baliho Penyusunan konsep. jenis media. ide dan data
Dana Inti
200.000 2 kali 400.000
Percetakan Materi
400.000 7 spanduk 2.800.000
distribusi 300.000 7 kampung 2.100.000
Video dan Lagu konservasi
Penyusunan konsep. jenis media. ide dan data
Dana Inti
300.000 1 300.000
Pengambilan gambar dan suara
4.000.000 1 4.000.000
Honor cameramen dan editor
1.500.000 2 Orang 3.000.000
Stiker Penyusunan konsep. jenis media. ide dan data
Dana Inti
300.000 1 kali 300.000
Percetakan Materi
1.000 650 lembqr 650.000
118
distribusi 300.000 7 kampngu 2.100.000
Lembar KhotbahMenghubungi pendeta
Dana Inti
3000 4 kali 1.2000
Menyusun materi
2000 4 hari 8000
Mencetak materi
5000 500 lembar 2.5000
Lomba lagu konservasi.puisi.pidato
Rapat pembentukan Panitia
3000 3 kali 9000
Persiapan panggung
100 1Paket 100
Sewa soun system
5000 1paket 5000
Honor pemain Organ
8000 1orang 8000
Honor dewan Juri
2000 3 Orang 6000
Hadiah bagi para pemenang lomba
200 3 Paket kegiatan lomba
600
1.64. Anggaran Penyingkiran HalanganAngka-angka di bawah ini merupakan perkiraan paling baik pada waktu penyusunan BROP ini. Angka-angka ini telah didiskusikan secara ekstensif dengan para mitra terkait dan juga diperiksa dengan cermat oleh akuntan senior CI dan (Ibu Meity Mondong) selaku supervisor, yang telah menandatangani anggaran ini.
Tabel: Rincian anggaran untuk kegiatan penyingkiran halanganCatatan: semua jumlah dalam jutaan Rupiah, nilai tukar RP 10.000 = US$1, Rp 1 juta = $100
BiayaJumla
h UnitBiaya per
unit TotalCI Rare Dispar R4Strategi Penyingkiran Halangan 1 - Membuat sistim pengawasan wilayah larang ambilPertemuan marga dan kampung di Disrtik Ayau
119
Perjalanan Staf DKP 2 dan DISPAR 1 orang yang ikut mendampingi proses fasilitasi.Pertemuan dengan Marga Mambrisau, peserta pertemuanKonsumsi pertemuanBahan kontak pertemuanBayar Ibu-Ibu masak
Pertemuan dengan Marga UmpesPeserta pertemuanKonsumsi pertemuanBahan kontak pertemuanBayar Ibu-Ibu masak
Pertemuan dengan marga Burdam, peserta pertemuanKonsumsi pertemuanBahan kontak pertemuanBayar Ibu-Ibu masak
Pertemuan dengan Marga Imbir, peserta pertemuanKonsumsi pertemuanBahan kontak pertemuanBayar Ibu-Ibu masak
Pertemuan Kampung dengan Masyarakat di kampung Yenkawir, peserta pertemuanKonsumsi pertemuanBahan kontak pertemuanBayar Ibu-Ibu masak
Pertemuan dengan marga Rumbewas,peserta pertemuanKonsumsi pertemuanBahan kontak pertemuanBayar Ibu-Ibu masak
Pertemuan tingkat DistrikKonsumsi pesertaBahan kontak pesertaIbu-Ibu memasakBelanja lauk (ikan dan sayur)Local Transport peserta
3
4040405
4040405
4040405
4040405
5050506
4040405
50505010150
Orang
OrangOrangOrangOrang
OrangOrangOrangOrang
OrangOrangOrangOrang
OrangOrangOrangOrang
OrangOrangOrangOrang
Orang Orang
Orang Orang
OrangOrangOrangOrangPaketTransport
100.000
1000015.000100.000
1000015.000100.000
1000015.000100.000
1000015.000100.000
1000015.000 50.000
1000015.000100.000
50.00020.000
100.0002.000.000
50.000
2.500.000
200.000300.000250.000
200.000300.000250.000
200.000300.000250.000
200.000300.000250.000
200.000400.000300.000
200.000300.000250.000
1.500.000500.000500.0001.000.0001.500.000
2.500.00
200.000300.000250.000
200.000300.000250.000
200.000300.000250.000
200.000300.000250.000
200.000350.000300.000
200.000300.000250.000
1.000.000500.000500.000
1.000.0001.000.000
5.000.000
400.000600.000500.000
400.000600.000500.000
400.000600.000500.000
400.000600.000500.000
400.000750.000600.000
400.000600.000
500.000
2.500.0001.000.0001.000.0002.000.0002.500.000
Total 10.800.000 10.250.000
21.050.000
120
Pelatihan MPA,Jumlah peserta pelatihanKonsumsi selama pelatihanBahan kontak PesertaLocal Trasport PesertaBiaya masak bagi pesertaBelanja lauk
Pelatihan Monitoring, Ikan dan Karang,Penyu dan data RUM, GPS,Pemetaan PartisipatifJumlah peserta pelatihanKonsumsi selama pelatihanBahan kontak PesertaLocal Trasport PesertaBiaya masak bagi pesertaBelanja lauk
Pelatihan Patroli Masyarakat Jumlah peserta PelatihanKonsumsi selama pelatihanBahan kontak Peserta pelatihanLocal Trasport PesertaBiaya masak bagi pesertaBelanja lauk( ikan dan sayur)
Pelatihan Radio kominitas Jumlah PesertaKonsumsi selama PelatihanLocal Transport pesertaBahan kontak pesertaBiaya masak bagi pesertaBelanja Lauk dan sayur
35353535103
2525252533
50505050102
1515151531
OrangOrangOrangOrangOrangPaket
OrangOrangOrangOrangOrangPaket
OrangOrangOrangOrangOrangPaket
OrangOrangOrangOrangOrangPaket
150.00050.000100.000100.0001.000.000
150.00050.000100.000100.0001.000.000
100.00050.000100.000100.0002.000.000
50.00050.00015.000100.000500.000
3.000.0001.000.0002.000.0001.500.0001.500.000
2.000.000700.000
1.500.0001.500.0001.500.000
2.500.0001.500.0002.500.0001.000.0001.000.000
400.000400.000125.000150.000250.000
2.250.000750.000
1.500.0001.500.0001.500.000
1.750.000550.000
1.000.0001.500.0001.500.000
2.500.0001.000.0002.500.0001.000.0001.000.000
350.000350.000100.000150.000250.000
5.250.0001.750.0003.500.0003.000.0003.000.000
3.750.0001.250.0002.500,0003.000.0003.000.000
5.000.0002.500.0005.000.0002.000.0002.000.000
750.000750.000225.000300.000500.000
121
TOTAL 24.025.000 23.200.000
47.225.000
Biaya Perjalanan Staf Ke kampung-kanpungPerjalanan staf CI ke Kampung-Kampung, dalam rangka diskusi atau FGD bersama para tokoh masyarakat, Kapala Distrik, untuk mendapat masukan dan membangun hubungan kerja.
12 -
Bulan 1.000.000 6.000.000 6.000.000 12.000.000
Perjalanan Staf DKP 2 orang dan DISPAR 2 orang yang ikut mendampingi proses fasilitasi
Fasilitator pelatihan
Penginapan Tim selama berada di 4 Kampung dalam rangka proses fasilitasi diskusi dan FGDLokal Transpor persiapan tempat, Pemberitahuan kegiatan persiapan pelatihan dan FGD)
4
3
7
10
Orang
Orang
Orang
Orang
1.000.000
1.000.000
300.000
500.000
2.000.000
1.500.000
1.100.000
2.500.000
2.000.000
1.500.000
1.000.000
2.500.000
4.000.000
3.000.000
2.100.000
5.000.000
TOTAL 13.100.000 13.000.000
16.100.000
Alat Tulis Kantor (ATK)Belanja ATKFoto copy materi pelatihan MPA, Monitoring RUM, dan PatroliBiaya cetak foto kegiatanPublikasi hasil kegiatan di majalah respek ( informasi bulanan KKLD Ayau)
77
1212
PaketPertemua
n
BulanBulan
1.000.000 500.000
200.0001.000.000
4.000.0002.000.000
1.400.0006.000.000
300.0001.500.000
1.000.0006.000.000
7.000.0003.500.000
2.400.00012.000.000
TOTAL 13.400.000
8.800.000 24.900.000
Operasional Bahan bakar MinyakField supplies 12 Bulan 180.000.000 180.000.00
0Fuel Ayau site 12 Bulan 234.000.000 234.000.00
0TOTAL 414.000.000 414.000.00
0Operasional Tim KKLD AyauMPA TIM PatrolLocal Transport Field FasilitatorLocal Transport Police PlacemantLocal Transport Resource Use Monitoring
12121212
BulanBulanBulanBulan
143.000.00036.000.00045.000.000
102.600.000
25.000.000
168.000.000
36.000.00045.000.000102.600.00
0
Total 361.000.000 25.000.000
361.000.000
Total strategi 1 811.325.000 80.250.00 891.575.00
122
0 0Strategi Penyingkiran Halangan 2 - Menyusun kesepakatan kampung tentang pembuatan peraturan zonasi marga dan kampung
Biaya Pertemuan Kampung di Distrik Ayau KepulauanPertemuan Kampung 1 x dilaksanakan di masing –masing Kampung yakni Kampung Reni,Peserta pertemuanKonsumsi pesertaBahan Kontak pertemuanIbu-Ibu masak
Rutum, Peserta pertemuanKonsumsi pesertaBahan kontak pertemuanIbu-Ibu memasak
Abidon,Peserta pertemuanKonsumsi pesertaBahan kontak pertemuanIbu-Ibu masak Meosbekwan peserta pertemuanKonsumsi pesertaBahan kontak pertemuanIbu-Ibu memasak Pertemuan tingkat DistrikKonsumsi pesertaBahan kontak pesertaIbu-Ibu memasakBelanja lauk (ikan dan sayur)Local Transport peserta
6060606
6060606
5050506606060650505010150
OrangOrangOrangOrang
OrangOrangOrangOrang
OrangOrangOrangOrangOrangOrangOrangOrangOrangOrangOrangOrangPaketTransport
1000015000
100.000
1000015.000
100.000
1000015.000
100.000
1000015.000
100.000
50.00020.000
100.0002.000.000
50.000
300.000500.000300.000
300.000500.000300.000
250.000400.000300.000
300.000500.000300.000
1.500.000500.000500.000
1.000.0001.500.000
300.000400.000300.000
300.000400.000300.000
250.000350.000300.000
300.000400.000300.000
1.000.000500.000500.000
1.000.0001.000.000
600.000900.000600.000
600.000900.000600.000
500.000750.000600.000
600.000900.000600.000
2.500.0001.000.0001.000.0002.000.0002.500.000
TOTAL 8.150.000 7.900.000 16.050.000Perlengkapan Pengawasan( Patroli masyarakat) akan di support dari dana konservasi DISPAR Raja AmpatRig + Antena dan KabelRadio HTSolar CellTowerMenara Pemantau Pemasangan dan pelatihan
242222
PaketPaketPaketPaketPaketPaket
14.000.0002.000.00012.000.00
01.500.0004.000.0002.700.00
28.000.000
8.000.00024.000.00
03.000.0008.000.0005.400.000
28.000.0008.000.000
24.000.0003.000.0008.000.0005.400.000
TOTAL 76.400.000
TOTAL strategi 2 8.150.000 7.900.000 76.400.000
92.450.000
Strategi penyingkiran halangan 3 – Penandaan batas lokasi wilayah larang ambilPapan informasi zonasi lengkap dengan peta penanda wilayah-larang-ambilKayu gatalPapan kayu besi Cat putihCat biru
8
28101055
Paket
3 meter4 meter
KalengKalengOrang
200.000
25.00030.00025.00025.000400.000
1.000.000
400.000150.000150.00075.000
1.000.000
600.000
300.000150.000100.00050.000
1.000.000
1.600.000
700.000300.000250.000125.000
2.000.000
123
Tenaga Kerja
Kit pengawasan (seragam, buku log)
100 Kits 60.000 3.000.000 3.000.000 6.000.000
TOTAL strategi 3 5.775.000 5.200.000 10.975.000
GRAND TOTAL 825.250.000 93.350.000
76.400.000
995.000.000
Sumber Pendapatan
Seperti yang terlihat dalam anggaran di atas, sumber-sumber pendapatan adalah sebagai berikut:
CI akan menyediakan Rp. 825.250.000 juta. Penanggungjawab: Bpk Albert Nebore selaku Program Manager CI Raja Ampat.
Rare akan menyediakan Rp. 93.350.000, dari dana penyingkiran halangan kampanye Rare.
Aliran Kas (Cash Flow)
Dana yang diperoleh CI dari WFF akan dibayarkan secara penuh pada kuartal pertama dari fase implementasi.
Dana yang diperoleh dari Rare akan dibayarkan pada akhir tahap pelatihan kedua, sebelum dimulainya fase implementasi.
Keberlanjutan Finansial
Untuk dapat melanjutkan strategi penyingkiran halangan secara berkesinambungan, maka diperlukan anggaran tahunan sebesar 1 milyar rupiah untuk kegiatan-kegiatan yang sedang berlangsung. Dana ini diharapkan dapat diperoleh dari 70% anggaran tahunan CI untuk KKLD Ayau dan 30% dari target penggalangan dana tahunan untuk KKLD Ayau-Asia.
124
1.65. THEORY OF CHANGE
1.66. Tabel TOC
125
K + A + IC + BR BC TR CRKampaye pride ini akan dilakukan 2 wilayah target yang meliputi wilayah Ayau kecil dan Ayau besar yang kampung-kampungnya diantaranya Yenkawir, Runi, Dorekhar, Boiseran, Meosbekwan Rutum, dan Reni dengan demikian tim akan meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang: Penangkapan ikan berlebih (definisi, penyebab dan dampaknya bagi perikanan) Daerah tabungan ikan (definisi, mekanisme kerja, langkah-langkah pembentukan, manfaat dan lokasinya)
126
127
128
Patroli kampong (manfaat, sistem yang berlaku, dasar hokum)
129
130
131
132
133
134
135
136
137
138
139
140
141
Selama masa kampaye pride masyarakat khususnya di wilayah target memiliki cara pandang yang sama tentang pentingnya masing-masing zona ini di lindungi untuk menjamin kelangsungan stok ikan tarket yaitu kerapu dan napoleon di KKLD Ayau Asia
Masyarakat di wilayah target menerima dan menyetujui keberadaan zonasi di daerah mereka.
142
143
Dengan meningkatnya pengetahuan dan perubahan sikap dalam masyarakat target, maka diharapkan akan terjadi peningkatan diskusi antar individu maupun dalam diskusi-diskusi kelompok tentang keberadaan lokasi zona maupun kegiatan pengawasan didalamnyaPerubahan perilaku akan terjadi bila masyarakat telah melihat aspek penting dari perlindungan kawasan, baik manfaat saat sekarang maupun masa depan untuk maksud tersebut , tim Kampaye akan memastikan untuk melakukan langkah-langkah penyingkiran halangan ini dapat terlaksana sebagai berikut.
Membuat peraturan zonasi bersama kelompok marga pemilik NTZ diantaranya marga Imbir, Umpes, Mambrisaw, Burdam dan Kampung Yenkawir
Membentuk kelompok pengawasan zonasi dengan sistim roling yang akan disepakati bersama di tingkat marga maupun kampung.
144
Masyarakat di KKLD Ayau yang meliputi ayau besar dan ayau kecil memutuskan untuk mendukung dan tidak lagi melakukan aktifitas penangkapan di wilayah yang dijadikan zona tabungan ikan dan menjalankan aturan yang akan disepakati bersama.
Di akhir kampaye masyarakat di wilayah KKLD Ayau-Asia memutuskan bahwa pemakaian akar tuba dapat berakibat fatal terhadap kondisi terumbu karang dan ikan karang di wilayah KKLD Ayau-Asia.
145
Diakhir kampaye terjadi kepatuhan sukarela bersama masyarakat nelayan di KKLD Ayau untuk menghentikan penangkapan berlebih di kawasan larang tangkapDemi tercapainya target konservasi yang diinginkan, masyarakat nelayan di KKLD Ayau harus mempunyai pemahaman yang sama tentang keberadan zonasi sebagai wilayah tabungan ikan yang akan menyuplai bibit ikan ke wilayah sekitar KKLD Ayau spill over larva maupun populasi ikan lainya baik dari zona tabungan ikan maupun dari luar zona tabungan ikan, selain itu juga dapat dilakukan pula beberapa langkah sebagai berikut:
146
147
Pada tahun 2012 setiap tempat zona baik zona marga maupunn zona kampung di wilayah Ayau secara keseluruhan akan di awasi dari nelayan local maupun nelayan luarDalam pelaksanaan kampaye yang dapat dijalankan di KKLD Ayau khususnya, akan terbentuk adanya daerah zona marga maupun zona kampung di wilayah KKLD Ayau yang meliputi Ayau besar dan Ayau kecil dengan target capaian:
148
Di akhir Kampaye Maret 2012 , aktifitas nelayan di dalam zona, Mambrisaw, zona Kampung Yenkawir dan zona Abor ( Burdam) berkurang sebanyak x% dari data dasar.
149
1.67. Narasi TOC
Kawasan Konservasi Laut Daerah (KKLD) Ayau-Asia telah terbentuk sejak 2 April 2007 dan hingga kini masih tetap berjalan di bawa pengawasan Conservation Internasional Indonesia Program Raja Ampat. Conservation Internasional
150
Pada akhir masa kampanye Maret 2012, tutupan terumbu karang di zona Larang Ambil marga Mambrisaw 38,17% , Kampung Yenkawir 61,17%, zona abor marga Burdam 28,67% tetap dipertahankan dari data dasar 2010
Pada akhir kampanye populasi ikan napoleon di kawasan larang ambil KKLD Ayau-Asia meningkat sebesar x% dari baseline data November
Raja Ampat Program sebagai salah satu lembaga yang bermitra dengan pemerintah Kab Raja Ampat untuk sementara ini mensuport kegiatan konservasi di Raja Ampat dan secara khusus di KKLD Ayau-Asia. Namun seiring dengan berjalannanya waktu terhadap pengembangan program konservasi di Raja Ampat dan khususnya KKLD Ayau-Asia ini, dirasa mulai ada proses trasformasi nilai-nilai konservasi di KKLD Ayau, namun dalam perkembanganya belum manciptakan arah atau tujuan konservasi yang di harapkan. Masyarakat nelayan selaku pemanfaat langsung sumberdayapun masi saja melakukan aktifitas yang belum menunjukkan tingkat kesadaran dan pemanfaatan sumberdaya secara berkelanjutan. Tuntutan ekonomi yang semakin tinggi juga merupakan penyebab utama menurunnya kualitas lingkungan akibat lemahnya penyadaran dan kepatuhan terhadap aturan yang telah dibuat. Dengan demikian perubahan ke arah yang diinginkan dalam target capaian konservasi itu dapat berhasil jika masyarakat pengguna sumberdaya dapat menerima dan ikut terlibat dalam pengelolaan bersama. Hasil pemantauan dari kegiatan konservasi yang sementara ini dijalankan, menunjukan bahwa nelayan lokal masih sering melakukan aktifitas penangkapan di daerah yang telah dijadikan zona inti masing-masing marga khususnya di wilayah Ayau kecil, bukan hanya itu saja melainkan nelayan luar yang sering masuk kedalam kawasan juga selalu melakukan aktifitas penangkapan ikan dengan cara-cara yang tidak ramah lingkungan. Kapal penampung ikan hidup kerapu dan napoleon yang masuk hampir 2 bulan sekali juka memicu terjadinya over fishing ikan kerapu dan napoleon di seluruh wilayah KKLD Ayau-Asia. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ambang batas stok ikan ekonomis kerapu dan napoleon sudah pada tingkat yang menkuatirkan. Hasil laut berupa ikan dan non ikan yang dulunya dijual oleh nelayan dengan ukuran tangkap sedang sampai besar dan dapat diperoleh secara mudah kini mulai sulit diperoleh bahkan untuk memperoleh hasil laut tersebut membutuhkan waktu dan menyita tenaga hanya untuk mendapatkan hasil yang maksimal.Ancaman terjadinya overfishing di dalam wilayah KKLD Ayau-Asia bisa dapat dikurangi bila masing-masing wilayah zona dilindungi kembali layaknya benteng pertahanan ikan dan masyarakat kususnya nelayan yang melakukan aktifitas pengkapan sadar dan paham betul maksud pembentukan dan perlindungan kawasan bagi tersedianya stok ikan sebagai zona tabungan yang akan digunakan sampai kapan pun hasilnya tetap ”berbungah dan berbuah”. Hal mendasar ini dapat diwujutkan jika masyarakat khususnya di Ayau besar dan Ayau kecil yang meliputi kampung Yenkawir, Runi, Dorekhar, Boiseran, Meosbekwan, Rutum, dan Reni dapat memahami betapa pentingnya nilai konservasi untuk masa depan 5 generasi di Ayau-Asia. Diharapkan dengan meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang penangkapan ikan berlebih (definisi, penyebab dan dampaknya bagi perikanan), daerah tabungan ikan (definisi, mekanisme kerja, langkah-langkah pembentukan, manfaat dan lokasinya) dan patroli kampung (manfaat, sistem yang berlaku, dasar hukum). Rencana penyingkiran halangan dengan membentuk tim patroli perkampung dan peraturan perzonasi akan dilaksanakan bersamaan dengan kampanye Pride maka harapan besar target konservasi yang ditetapkan dapat tercapai.
151
Kampanye Pride dikatakan berhasil jika terjadi kenaikan populasi dan biomassa ikan target sesuai dengan standart yang telah disepakati bersama. Indikator keberhasilan lainnya adalah tidak adanya lagi pelanggaran zonasi dan muncul kepatuhan sukarela untuk menjalankan kegiatan konservasi di KKLD Ayau. Harapan untuk suksesnya kampaye ini, akan menyasar juga kelompok target sekunder yang berada di wilayah Sorong maupun Waisai untuk dapat memahami pentingnya perlindungan kawasan bagi keberlanjutan hidup pembangunan di KKLD Ayau-Asia.
1.68.
152
1.69.
1.70. LAMPIRAN
1.71. Lampiran Peta kawasan
1.72. Lampiran Transkrip FGD/Diskusi informal dll
1.73. Lampiran hasil survey
(A) Bupati
Nomor unit kawasan enumerasi atau nama desa: -- Nelayan
Overall ()
Rutum (29.5%)
Boiseran (18.7%)
Runi (14.4%)
Meosbekwan (14.4%)
Reni (12.2%)
Dorehkar (7.9%)
Yenkawir (2.9%)
No Answer (0.0%)
Percents
0 100
Sangat dipercaya
56.1%
61.0% 46.2% 90.0
% 40.0% 52.9% 18.2% 100.0
% 0.0%
Dipercaya 23.0% 0.0% 42.3% 10.0
% 55.0% 29.4% 27.3% 0.0% 0.0%
Cukup dipercaya 7.9% 0.0% 3.8% 0.0% 5.0% 17.6% 54.5% 0.0% 0.0%
Tidak yakin/Tidak tahu
12.2%
39.0% 3.8% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0%
Other 0.7% 0.0% 3.8% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0%
No Answer 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0%
Totals 100.0%
100.0%
100.0%
100.0% 100.0% 100.0
%100.0
%100.0
%100.0
%
Freq Error* ±8.4%
±15.2%
±19.6%
±13.4% ±22.2% ±24.2
%±30.0
% ±0.0% ±0.0%
(B) Anggota DPR
Nomor unit kawasan enumerasi atau nama desa: -- Nelayan
Overall ()
Rutum (29.5%)
Boiseran (18.7%)
Runi (14.4%)
Meosbekwan (14.4%)
Reni (12.2%)
Dorehkar (7.9%)
Yenkawir (2.9%)
No Answer (0.0%)
Percents
0 100
Sangat dipercaya 50.4%
56.1% 69.2% 40.0
% 75.0% 5.9% 9.1% 100.0% 0.0%
Dipercaya 22.3% 0.0% 3.8% 60.0
% 20.0% 47.1% 54.5% 0.0% 0.0%
153
Cukup dipercaya 7.2% 0.0% 3.8% 0.0% 0.0% 29.4% 36.4% 0.0% 0.0%
Tidak yakin/Tidak tahu
19.4%
43.9% 19.2% 0.0% 5.0% 17.6
% 0.0% 0.0% 0.0%
Other 0.7% 0.0% 3.8% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0%
No Answer 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0%
Totals 100.0%
100.0%
100.0%
100.0% 100.0% 100.0
%100.0
%100.0
%100.0
%
Freq Error* ±8.5%
±15.5%
±18.1%
±21.9% ±19.4% ±24.2
%±30.0
% ±0.0% ±0.0%
(C) Polisi
Nomor unit kawasan enumerasi atau nama desa: -- Nelayan
Overall ()
Rutum (29.5%)
Boiseran (18.7%)
Runi (14.4%)
Meosbekwan (14.4%)
Reni (12.2%)
Dorehkar (7.9%)
Yenkawir (2.9%)
No Answer (0.0%)
Percents
0 100
Sangat dipercaya 28.1%
56.1% 3.8% 15.0
% 55.0% 0.0% 9.1% 0.0% 0.0%
Dipercaya 15.1% 0.0% 7.7% 60.0
% 25.0% 0.0% 18.2% 0.0% 0.0%
Cukup dipercaya 23.7% 0.0% 11.5% 15.0
% 5.0% 82.4% 72.7% 100.0
% 0.0%
Tidak dipercaya 3.6% 0.0% 15.4% 0.0% 5.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0%
Tidak yakin/Tidak tahu
29.5%
43.9% 61.5% 10.0
% 10.0% 17.6% 0.0% 0.0% 0.0%
No Answer 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0%
Totals 100.0%
100.0%
100.0%
100.0% 100.0% 100.0
%100.0
%100.0
%100.0
%
Freq Error* ±7.7%
±15.5%
±19.1%
±21.9% ±22.2% ±18.5
%±26.9
% ±0.0% ±0.0%
(D) Pegawai Dinas Perikanan Raja Ampat
Nomor unit kawasan enumerasi atau nama desa: -- Nelayan
Overall ()
Rutum (29.5%)
Boiseran (18.7%)
Runi (14.4%)
Meosbekwan (14.4%)
Reni (12.2%)
Dorehkar (7.9%)
Yenkawir (2.9%)
No Answer (0.0%)
Percents
0 100
Sangat dipercaya 26.6%
48.8% 7.7% 20.0
% 45.0% 0.0% 9.1% 25.0% 0.0%
Dipercaya 20.1 7.3% 0.0% 55.0 10.0% 41.2 45.5% 0.0% 0.0%
154
% % %
Cukup dipercaya 18.7% 0.0% 11.5% 15.0
% 25.0% 41.2% 45.5% 75.0% 0.0%
Tidak dipercaya 7.2% 0.0% 23.1% 5.0% 15.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0%
Tidak yakin/Tidak tahu
27.3%
43.9% 57.7% 5.0% 5.0% 17.6
% 0.0% 0.0% 0.0%
No Answer 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0%
Totals 100.0%
100.0%
100.0%
100.0% 100.0% 100.0
%100.0
%100.0
%100.0
%
Freq Error* ±7.6%
±15.6%
±19.4%
±22.2% ±22.2% ±23.9
%±30.0
%±43.3
%±0.0
%
(E) Kepala Distrik / Kepala Kampung
Nomor unit kawasan enumerasi atau nama desa: -- Nelayan
Overall ()
Rutum (29.5%)
Boiseran (18.7%)
Runi (14.4%)
Meosbekwan (14.4%)
Reni (12.2%)
Dorehkar (7.9%)
Yenkawir (2.9%)
No Answer (0.0%)
Percents
0 100
Sangat dipercaya 41.7%
58.5% 15.4% 25.0
% 65.0% 41.2% 9.1% 100.0
% 0.0%
Dipercaya 18.7%
17.1% 0.0% 30.0
% 15.0% 41.2% 27.3% 0.0% 0.0%
Cukup dipercaya 15.1% 4.9% 11.5% 35.0
% 10.0% 0.0% 63.6% 0.0% 0.0%
Tidak dipercaya 4.3% 0.0% 19.2% 5.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0%
Tidak yakin/Tidak tahu
20.1%
19.5% 53.8% 5.0% 10.0% 17.6
% 0.0% 0.0% 0.0%
No Answer 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0%
Totals 100.0%
100.0%
100.0%
100.0% 100.0% 100.0
%100.0
%100.0
%100.0
%
Freq Error* ±8.4%
±15.4%
±19.6%
±21.3% ±21.3% ±23.9
%±29.0
% ±0.0% ±0.0%
(F) LSM konservasi (CI, TNC dan Coremap)
Nomor unit kawasan enumerasi atau nama desa: -- Nelayan
Overall ()
Rutum (29.5%)
Boiseran (18.7%)
Runi (14.4%)
Meosbekwan (14.4%)
Reni (12.2%)
Dorehkar (7.9%)
Yenkawir (2.9%)
No Answer (0.0%)
Percents
0 100
Sangat dipercaya 43.2%
58.5% 3.8% 15.0
% 75.0% 76.5% 9.1% 75.0% 0.0%
155
Dipercaya 15.8% 7.3% 0.0% 45.0
% 10.0% 11.8% 54.5% 0.0% 0.0%
Cukup dipercaya 10.8% 0.0% 11.5% 35.0
% 10.0% 0.0% 18.2% 25.0% 0.0%
Tidak dipercaya 5.0% 0.0% 19.2% 0.0% 0.0% 0.0% 18.2% 0.0% 0.0%
Tidak yakin/Tidak tahu
25.2%
34.1% 65.4% 5.0% 5.0% 11.8
% 0.0% 0.0% 0.0%
No Answer 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0%
Totals 100.0%
100.0%
100.0%
100.0% 100.0% 100.0
%100.0
%100.0
%100.0
%
Freq Error* ±8.4%
±15.4%
±18.7%
±22.2% ±19.4% ±20.6
%±30.0
%±43.3
%±0.0
%
(G) Pemimpin Keagamaan
Nomor unit kawasan enumerasi atau nama desa: -- Nelayan
Overall ()
Rutum (29.5%)
Boiseran (18.7%)
Runi (14.4%)
Meosbekwan (14.4%)
Reni (12.2%)
Dorehkar (7.9%)
Yenkawir (2.9%)
No Answer (0.0%)
Percents
0 100
Sangat dipercaya 36.7%
39.0% 15.4% 30.0
% 85.0% 23.5% 27.3% 25.0% 0.0%
Dipercaya 23.0%
17.1% 3.8% 25.0
% 10.0% 47.1% 63.6% 50.0% 0.0%
Cukup dipercaya 10.8% 0.0% 15.4% 40.0
% 0.0% 11.8% 9.1% 0.0% 0.0%
Tidak yakin/Tidak tahu
28.8%
43.9% 65.4% 5.0% 5.0% 17.6
% 0.0% 0.0% 0.0%
Other 0.7% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 25.0% 0.0%
No Answer 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0%
Totals 100.0%
100.0%
100.0%
100.0% 100.0% 100.0
%100.0
%100.0
%100.0
%
Freq Error* ±8.2%
±15.5%
±18.7%
±21.9% ±16.0% ±24.2
%±29.0
%±50.0
%±0.0
%
(H) Teman/Tetangga
Nomor unit kawasan enumerasi atau nama desa: -- Nelayan
Overall ()
Rutum (29.5%)
Boiseran (18.7%)
Runi (14.4%)
Meosbekwan (14.4%)
Reni (12.2%)
Dorehkar (7.9%)
Yenkawir (2.9%)
No Answer (0.0%)
Percents
0 100
Sangat dipercaya 30.2 41.5 7.7% 25.0 65.0% 11.8 18.2% 25.0% 0.0%
156
% % % %
Dipercaya 25.9%
17.1% 3.8% 30.0
% 25.0% 47.1% 63.6% 50.0% 0.0%
Cukup dipercaya 13.7% 0.0% 23.1% 35.0
% 5.0% 17.6% 18.2% 0.0% 0.0%
Tidak dipercaya 2.9% 0.0% 3.8% 5.0% 0.0% 5.9% 0.0% 25.0% 0.0%
Tidak yakin/Tidak tahu
27.3%
41.5% 61.5% 5.0% 5.0% 17.6
% 0.0% 0.0% 0.0%
No Answer 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0%
Totals 100.0%
100.0%
100.0%
100.0% 100.0% 100.0
%100.0
%100.0
%100.0
%
Freq Error* ±7.8%
±15.4%
±19.1%
±21.3% ±21.3% ±24.2
%±29.0
%±50.0
%±0.0
%
(I) Keluarga
Nomor unit kawasan enumerasi atau nama desa: -- Nelayan
Overall ()
Rutum (29.5%)
Boiseran (18.7%)
Runi (14.4%)
Meosbekwan (14.4%)
Reni (12.2%)
Dorehkar (7.9%)
Yenkawir (2.9%)
No Answer (0.0%)
Percents
0 100
Sangat dipercaya 31.7%
39.0% 11.5% 15.0
% 80.0% 11.8% 27.3% 25.0% 0.0%
Dipercaya 20.1%
17.1% 7.7% 40.0
% 10.0% 11.8% 45.5% 50.0% 0.0%
Cukup dipercaya 15.8% 0.0% 19.2% 30.0
% 5.0% 52.9% 9.1% 0.0% 0.0%
Tidak dipercaya 4.3% 0.0% 0.0% 10.0% 0.0% 5.9% 18.2% 25.0% 0.0%
Tidak yakin/Tidak tahu
28.1%
43.9% 61.5% 5.0% 5.0% 17.6
% 0.0% 0.0% 0.0%
No Answer 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0%
Totals 100.0%
100.0%
100.0%
100.0% 100.0% 100.0
%100.0
%100.0
%100.0
%
Freq Error* ±7.9%
±15.5%
±19.1%
±21.9% ±17.9% ±24.2
%±30.0
%±50.0
%±0.0
%
(7) Frekuensi mendengarkan radio dalam 1 bulan terakhir
Nomor unit kawasan enumerasi atau nama desa: -- Nelayan
Overall ()
Rutum (29.5%)
Boiseran (18.7%)
Runi (14.4%)
Meosbekwan (14.4%)
Reni (12.2%)
Dorehkar (7.9%)
Yenkawir (2.9%)
No Answer (0.0%)
Percents
0 10
157
0
Tidak pernah (lanjut ke nomor berikutnya)
42.4%
17.1% 34.6% 70.0
% 45.0% 58.8% 54.5% 100.0
% 0.0%
1- 3 hari per minggu (lanjut ke A-B-C)
18.0%
17.1% 23.1% 20.0
% 20.0% 5.9% 27.3% 0.0% 0.0%
4-6 hari per minggu (Lanjut ke A-B-C)
13.7% 7.3% 42.3% 0.0% 5.0% 17.6
% 9.1% 0.0% 0.0%
7 hari per minggu atau Setiap Hari (Lanjut ke A-B-C)
18.0%
41.5% 0.0% 5.0% 20.0% 11.8
% 9.1% 0.0% 0.0%
Tidak tentu (Lanjut ke A-B-C) 7.9% 17.1
% 0.0% 5.0% 10.0% 5.9% 0.0% 0.0% 0.0%
No Answer 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0%
Totals 100.0%
100.0%
100.0%
100.0% 100.0% 100.0
%100.0
%100.0
%100.0
%
Freq Error* ±8.4%
±15.4%
±19.4%
±20.5% ±22.2% ±23.9
%±30.0
% ±0.0% ±0.0%
(A) Stasiun radio mana yang paling sering Anda dengarkan? (pilih hanya SATU)
Nomor unit kawasan enumerasi atau nama desa: -- Nelayan
Overall ()
Rutum (29.5%)
Boiseran (18.7%)
Runi (14.4%)
Meosbekwan (14.4%)
Reni (12.2%)
Dorehkar (7.9%)
Yenkawir (2.9%)
No Answer (0.0%)
Percents
0 100
RRI Pro-1 35.3% 53.7% 34.6% 30.0% 10.0% 29.4% 45.5% 0.0% 0.0%
RRI Pro-2 10.1% 7.3% 7.7% 0.0% 40.0% 5.9% 0.0% 0.0% 0.0%
RRI Pro-3 1.4% 0.0% 3.8% 0.0% 0.0% 0.0% 9.1% 0.0% 0.0%
Radio Elmarko 2.9% 0.0% 7.7% 5.0% 5.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0%
Semua 13.7% 22.0% 23.1% 10.0% 0.0% 5.9% 9.1% 0.0% 0.0%
Other 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0%
No Answer 36.7% 17.1% 23.1% 55.0% 45.0% 58.8% 36.4% 100.0% 0.0%
Totals 100.0%
100.0% 100.0% 100.0
% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0
%
Freq Error* ±10.6%
±16.4% ±22.2% ±31.4
% ±26.9% ±34.1% ±34.1% ±0.0% ±0.0%
(B) Periode waktu paling sering mendengarkan radio
Nomor unit kawasan enumerasi atau nama desa: -- Nelayan
Overall ()
Rutum
Boiseran
Runi (14.4
Meosbekwan
Reni (12.2
Dorehkar
Yenkawir
No Answ
Perce
158
pada hari kerja (Senin sampai Jumat) (hanya pilih
(29.5%)
(18.7%) %) (14.4%) %) (7.9%) (2.9%)
er (0.0%)
nts
0 100
06.00 sampai 10.00 pagi
23.7%
36.6% 11.5% 15.0
% 15.0% 29.4% 36.4% 0.0% 0.0%
10.00 sampai 12 (siang)
16.5%
12.2% 38.5% 5.0% 30.0% 5.9% 0.0% 0.0% 0.0%
12.00 sampai 15.00 (siang) 4.3% 7.3% 7.7% 5.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0%
15.00 sampai 18.00 (sore) 2.9% 0.0% 0.0% 10.0
% 0.0% 5.9% 9.1% 0.0% 0.0%
18.00 sampai 21.00 (malam) 4.3% 7.3% 0.0% 10.0
% 5.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0%
Sepanjang hari 9.4% 17.1% 15.4% 0.0% 5.0% 0.0% 9.1% 0.0% 0.0%
tidak pernah 1.4% 2.4% 3.8% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0%
No Answer 37.4%
17.1% 23.1% 55.0
% 45.0% 58.8% 45.5% 100.0
% 0.0%
Totals n/a n/a n/a n/a n/a n/a n/a n/a n/a
Freq Error* ±10.4%
±17.0%
±22.4%
±31.4% ±30.0% ±34.1
%±38.5
% ±0.0% ±0.0%
(C) Jenis program di radio atau televisi favorit (hanya SATU jawaban)
Nomor unit kawasan enumerasi atau nama desa: -- Nelayan
Overall ()
Rutum (29.5%)
Boiseran (18.7%)
Runi (14.4%)
Meosbekwan (14.4%)
Reni (12.2%)
Dorehkar (7.9%)
Yenkawir (2.9%)
No Answer (0.0%)
Percents
0 100
Berita lokal 24.5%
34.1% 15.4% 10.0
% 45.0% 17.6% 18.2% 0.0% 0.0%
Berita nasional 15.8%
26.8% 19.2% 10.0
% 5.0% 11.8% 9.1% 0.0% 0.0%
Olahraga 12.2% 4.9% 34.6% 15.0
% 5.0% 0.0% 18.2% 0.0% 0.0%
Diskusi Para-Para Pinang 2.9% 4.9% 0.0% 0.0% 0.0% 5.9% 9.1% 0.0% 0.0%
Musik 5.0% 12.2% 3.8% 5.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0%
Ceramah agama 1.4% 0.0% 3.8% 0.0% 0.0% 5.9% 0.0% 0.0% 0.0%
Other 0.7% 0.0% 0.0% 5.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0%
No Answer 37.4 17.1 23.1% 55.0 45.0% 58.8 45.5% 100.0 0.0%
159
% % % % %
Totals 100.0%
100.0%
100.0%
100.0% 100.0% 100.0
%100.0
%100.0
%100.0
%
Freq Error* ±10.5%
±16.9%
±22.2%
±31.4% ±23.3% ±37.4
%±38.5
% ±0.0% ±0.0%
(8) Tipe musik favorit (hanya SATU jawaban)
Nomor unit kawasan enumerasi atau nama desa: -- Nelayan
Overall ()
Rutum (29.5%)
Boiseran (18.7%)
Runi (14.4%)
Meosbekwan (14.4%)
Reni (12.2%)
Dorehkar (7.9%)
Yenkawir (2.9%)
No Answer (0.0%)
Percents0 100
Pop barat 5.0% 9.8% 7.7% 0.0% 0.0% 0.0% 9.1% 0.0% 0.0%
Dangdut 7.2% 12.2% 0.0% 0.0% 5.0% 17.6% 9.1% 0.0% 0.0%
Lagu pop Papua
64.7% 46.3% 53.8% 85.0% 90.0% 52.9% 81.8% 100.0
% 0.0%
Lagu Maluku 2.9% 2.4% 3.8% 0.0% 5.0% 5.9% 0.0% 0.0% 0.0%
Lagu tradisional
16.5% 26.8% 23.1% 10.0% 0.0% 23.5% 0.0% 0.0% 0.0%
Rock 1.4% 0.0% 7.7% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0%
Reagge 1.4% 2.4% 3.8% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0%
Other 0.7% 0.0% 0.0% 5.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0%
No Answer 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0%
Totals n/a n/a n/a n/a n/a n/a n/a n/a n/a
Freq Error* ±8.1%
±15.6%
±19.6%
±16.0% ±13.4% ±24.2
%±23.3
% ±0.0% ±0.0%
(A) Penyu laut bukan binatang yang dilindungi
Nomor unit kawasan enumerasi atau nama desa: -- Nelayan
Overall ()
Rutum (29.5%)
Boiseran (18.7%)
Runi (14.4%)
Meosbekwan (14.4%)
Reni (12.2%)
Dorehkar (7.9%)
Yenkawir (2.9%)
No Answer (0.0%)
Percents
0 100
Benar 32.4% 19.5% 34.6% 65.0% 30.0% 5.9% 72.7% 0.0% 0.0%
Salah 59.0% 80.5% 46.2% 15.0% 70.0% 76.5% 27.3% 100.0% 0.0%
Tidak tahu 8.6% 0.0% 19.2% 20.0% 0.0% 17.6% 0.0% 0.0% 0.0%
No Answer 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0%
160
Totals 100.0%
100.0% 100.0% 100.0
% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0
%
Freq Error* ±8.3% ±12.4
% ±19.6% ±21.3% ±20.5% ±20.6
% ±26.9% ±0.0% ±0.0%
(B) Mengambil telur penyu laut untuk dimakan sendiri diperbolehkan
Nomor unit kawasan enumerasi atau nama desa: -- Nelayan
Overall ()
Rutum (29.5%)
Boiseran (18.7%)
Runi (14.4%)
Meosbekwan (14.4%)
Reni (12.2%)
Dorehkar (7.9%)
Yenkawir (2.9%)
No Answer (0.0%)
Percents
0 100
Benar 33.1% 31.7% 19.2% 65.0% 30.0% 11.8% 63.6% 0.0% 0.0%
Salah 57.6% 65.9% 69.2% 30.0% 50.0% 64.7% 36.4% 100.0% 0.0%
Tidak tahu 9.4% 2.4% 11.5% 5.0% 20.0% 23.5% 0.0% 0.0% 0.0%
No Answer 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0%
Totals 100.0%
100.0%
100.0%
100.0% 100.0% 100.0
% 100.0% 100.0% 100.0%
Freq Error* ±8.4% ±14.8
%±18.1
%±21.3
% ±22.4% ±23.2% ±29.0% ±0.0% ±0.0%
(C) Mengambil telur penyu untuk dijual diperbolehkan
Nomor unit kawasan enumerasi atau nama desa: -- Nelayan
Overall ()
Rutum (29.5%)
Boiseran (18.7%)
Runi (14.4%)
Meosbekwan (14.4%)
Reni (12.2%)
Dorehkar (7.9%)
Yenkawir (2.9%)
No Answer (0.0%)
Percents
0 100
Benar 44.6% 48.8% 53.8% 35.0% 20.0% 64.7% 54.5% 0.0% 0.0%
Salah 43.2% 48.8% 26.9% 50.0% 60.0% 11.8% 45.5% 100.0% 0.0%
Tidak tahu 12.2% 2.4% 19.2% 15.0% 20.0% 23.5% 0.0% 0.0% 0.0%
No Answer 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0%
Totals 100.0%
100.0% 100.0% 100.0
% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0
%
Freq Error* ±8.4% ±15.6% ±19.6% ±22.4
% ±21.9% ±23.2% ±30.0% ±0.0% ±0.0%
(D) Menangkap ikan dengan
Nomor unit kawasan enumerasi atau nama desa: -- Nelayan
Overall ()
Rutum (29.5
Boiseran
Runi (14.4
Meosbekwan (14.4%)
Reni (12.2
Dorehkar
Yenkawir
No Answ
Percents
161
akar tuba boleh
%) (18.7%) %) %) (7.9%) (2.9%)
er (0.0%)
0 100
Benar 62.6% 87.8% 30.8% 60.0% 45.0% 82.4% 72.7% 0.0% 0.0%
Salah 33.1% 12.2% 61.5% 30.0% 55.0% 5.9% 27.3% 100.0% 0.0%
Tidak tahu 4.3% 0.0% 7.7% 10.0% 0.0% 11.8% 0.0% 0.0% 0.0%
No Answer 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0%
Totals 100.0%
100.0% 100.0% 100.0
% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0
%
Freq Error* ±8.2% ±10.2
% ±19.1% ±21.9% ±22.2% ±18.5
% ±26.9% ±0.0% ±0.0%
(E) Di daerah ini sudah ada kawasan konservasi laut
Nomor unit kawasan enumerasi atau nama desa: -- Nelayan
Overall ()
Rutum (29.5%)
Boiseran (18.7%)
Runi (14.4%)
Meosbekwan (14.4%)
Reni (12.2%)
Dorehkar (7.9%)
Yenkawir (2.9%)
No Answer (0.0%)
Percents0 100
Benar 87.1% 92.7% 88.5% 75.0% 100.0% 82.4% 63.6% 100.0
% 0.0%
Salah 7.2% 4.9% 0.0% 20.0% 0.0% 0.0% 36.4% 0.0% 0.0%
Tidak tahu 5.8% 2.4% 11.5% 5.0% 0.0% 17.6% 0.0% 0.0% 0.0%
No Answer 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0%
Totals 100.0%
100.0%
100.0%
100.0% 100.0% 100.0
%100.0
%100.0
%100.0
%
Freq Error*
±5.7% ±8.1% ±12.5
%±19.4
% ±0.0% ±18.5%
±29.0% ±0.0% ±0.0
%
(F) Sudah ada beberapa kawasan laut yang dilindungi dan tidak boleh ada penangkapan ikan di
Nomor unit kawasan enumerasi atau nama desa: -- Nelayan
Overall ()
Rutum (29.5%)
Boiseran (18.7%)
Runi (14.4%)
Meosbekwan (14.4%)
Reni (12.2%)
Dorehkar (7.9%)
Yenkawir (2.9%)
No Answer (0.0%)
Percents0 100
162
kawasan
Benar 84.2%
92.7% 84.6% 60.0
% 90.0% 82.4% 81.8% 100.0
% 0.0%
Salah 5.8% 2.4% 0.0% 20.0% 0.0% 5.9% 18.2% 0.0% 0.0%
Tidak tahu 10.1% 4.9% 15.4% 20.0
% 10.0% 11.8% 0.0% 0.0% 0.0%
No Answer 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0%
Totals 100.0%
100.0%
100.0%
100.0% 100.0% 100.0
%100.0
%100.0
%100.0
%
Freq Error*
±6.2%
±8.1%
±14.2%
±21.9% ±13.4% ±18.5
%±23.3
% ±0.0% ±0.0%
(10) Copy of Dibandingkan dengan keadaan 10 tahun yang lalu, bagaimana jumlah ikan dan hasil laut lainnya yang ada di sekitar kampung Anda sekarang? (Hanya pilih SATU Jawaban)
Nomor unit kawasan enumerasi atau nama desa: -- Nelayan
Overall ()
Rutum (29.5%)
Boiseran (18.7%)
Runi (14.4%)
Meosbekwan (14.4%)
Reni (12.2%)
Dorehkar (7.9%)
Yenkawir (2.9%)
No Answer (0.0%)
Percents
0 100
Hasil tangkapan ikan dan jenis lainnya bertambah banyak (lanjut ke no.11)
12.9%
14.6% 15.4% 25.0
% 0.0% 5.9% 18.2% 0.0% 0.0%
Hasil tangkapan ikan dan jenis lainnya tetap sama (lanjut ke no.11)
20.9%
19.5% 23.1% 35.0
% 0.0% 5.9% 63.6% 0.0% 0.0%
Hasil tangkapan ikan dan jenis lainnya berkurang (Lanjut ke A-B)
45.3%
34.1% 57.7% 30.0
% 50.0% 76.5% 9.1% 100.0
% 0.0%
Hasil tangkapan ikan dan jenis lainnya ukurannya semakin kecil (Lanjut ke A-B)
10.8%
31.7% 0.0% 0.0% 0.0% 5.9% 9.1% 0.0% 0.0%
Beberapa jenis ikan dan jenis lainnya sudah habis atau sulit diperoleh lagi
6.5% 0.0% 3.8% 0.0% 40.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0%
163
(lanjut ke A-B)
Tidah tahu (lanjut ke no.11) 3.6% 0.0% 0.0% 10.0
% 10.0% 5.9% 0.0% 0.0% 0.0%
No Answer 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0%
Totals 100.0%
100.0%
100.0%
100.0% 100.0% 100.0
%100.0
%100.0
%100.0
%
Freq Error* ±8.4%
±14.8%
±19.4%
±21.3% ±22.4% ±20.6
%±29.0
% ±0.0% ±0.0%
Nomor unit kawasan enumerasi atau nama desa: -- Nelayan
Overall ()
Rutum (29.5%)
Boiseran (18.7%)
Runi (14.4%)
Meosbekwan (14.4%)
Reni (12.2%)
Dorehkar (7.9%)
Yenkawir (2.9%)
No Answer (0.0%)
Percents
0 100
Jumlah ikan yang ditangkap lebih banyak daripada yang dihasilkan alam
15.1% 0.0% 7.7% 0.0% 55.0% 5.9% 27.3% 100.0
% 0.0%
Ikan berpindah tempat ke daerah lain
15.1% 43.9% 3.8% 10.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0%
Terjadinya pencemaran laut karena sampah dan lumpur
7.9% 2.4% 38.5% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0%
Perubahan iklim dunia 2.2% 4.9% 3.8% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0%
Pengambilan ikan dengan cara merusak (Bom, potas, akar bore)
31.7% 26.8% 26.9% 25.0% 15.0% 76.5% 45.5% 0.0% 0.0%
Jumlah ikan sama sekali tidak berkurang
5.0% 12.2% 0.0% 0.0% 5.0% 5.9% 0.0% 0.0% 0.0%
Tidak tahu 2.2% 0.0% 0.0% 0.0% 15.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0%
Other 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0%
No Answer 20.9% 9.8% 19.2% 65.0% 10.0% 11.8% 27.3% 0.0% 0.0%
Totals 100.0%
100.0%
100.0%
100.0% 100.0% 100.0
%100.0
%100.0
%100.0
%
Freq Error* ±9.3%
±16.4%
±21.8%
±34.1% ±23.0% ±17.6
%±34.2
% ±0.0% ±0.0%
164
(B) Sebutkan ikan atau jenis hasil laut lainnya yang sudah berkurang atau semakin sulit untuk diperoleh atau sudah tidak ada sama sekali (maksimum 3)
Nomor unit kawasan enumerasi atau nama desa: -- Nelayan
Overall ()
Rutum (29.5%)
Boiseran (18.7%)
Runi (14.4%)
Meosbekwan (14.4%)
Reni (12.2%)
Dorehkar (7.9%)
Yenkawir (2.9%)
No Answer (0.0%)
Percents
0 100
cakalang 4.3% 14.6% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0%
geropa 18.7% 12.2% 26.9% 5.0% 40.0% 5.9% 0.0% 100.0% 0.0%
hiu 15.1% 43.9% 7.7% 0.0% 0.0% 5.9% 0.0% 0.0% 0.0%
ikan hias 5.8% 0.0% 26.9% 5.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0%
ikan mulut tikus 2.9% 2.4% 0.0% 15.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0%
ikan napoleon
20.9% 4.9% 0.0% 5.0% 70.0% 41.2% 9.1% 100.0% 0.0%
Kerapu 11.5% 4.9% 0.0% 10.0% 50.0% 0.0% 18.2% 0.0% 0.0%
lobster 12.2% 0.0% 0.0% 10.0% 60.0% 11.8% 0.0% 25.0% 0.0%
Lola 18.7% 19.5% 7.7% 15.0% 0.0% 70.6% 9.1% 0.0% 0.0%
lontar 3.6% 0.0% 19.2% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0%
mamin 18.7% 26.8% 38.5% 0.0% 15.0% 11.8% 0.0% 0.0% 0.0%
penyu 12.9% 19.5% 30.8% 0.0% 5.0% 5.9% 0.0% 0.0% 0.0%
165
Pia-Pia 7.9% 9.8% 3.8% 5.0% 0.0% 23.5% 9.1% 0.0% 0.0%
taripang 2.9% 0.0% 11.5% 0.0% 0.0% 0.0% 9.1% 0.0% 0.0%
tengiri 7.2% 24.4% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0%
teripang 17.3% 24.4% 15.4% 0.0% 0.0% 52.9% 9.1% 0.0% 0.0%
udang 27.3% 43.9% 11.5% 5.0% 20.0% 35.3% 27.3% 75.0% 0.0%
Other 5.8% 0.0% 11.5% 0.0% 0.0% 0.0% 45.5% 0.0% 0.0%
No Answer 24.5% 12.2% 26.9% 65.0% 10.0% 11.8% 45.5% 0.0% 0.0%
Totals n/a n/a n/a n/a n/a n/a n/a n/a n/a
Freq Error* ±9.4%
±16.7%
±22.9%
±37.4% ±19.6% ±20.7
% ±30.4% ±0.0% ±0.0%
(11) Apakah Anda pernah atau tidak pernah mengetahui bahwa KKLD merupakan program pemerintah yang sudah ada PERDA (Peraturan Daerah) yang mengaturnya ?
Nomor unit kawasan enumerasi atau nama desa: -- Nelayan
Overall ()
Rutum (29.5%)
Boiseran (18.7%)
Runi (14.4%)
Meosbekwan (14.4%)
Reni (12.2%)
Dorehkar (7.9%)
Yenkawir (2.9%)
No Answer (0.0%)
Percents
0 100
Ya, pernah (lanjutkan ke A)
64.7%
46.3% 61.5% 80.0
% 90.0% 64.7% 54.5% 100.0
% 0.0%
Tidak pernah 28.8%
43.9% 38.5% 10.0
% 10.0% 29.4% 27.3% 0.0% 0.0%
Tidak yakin 5.0% 9.8% 0.0% 5.0% 0.0% 5.9% 9.1% 0.0% 0.0%
No Answer 1.4% 0.0% 0.0% 5.0% 0.0% 0.0% 9.1% 0.0% 0.0%
Totals 100.0%
100.0%
100.0%
100.0% 100.0% 100.0
%100.0
%100.0
%100.0
%
Freq Error* ±8.1%
±15.6%
±19.1%
±16.7% ±13.4% ±23.2
%±31.0
% ±0.0% ±0.0%
(12) Copy of Menurut Anda apakah kawasan larang tangkap, yang di dalamnya penangkapan ikan dilarang, apakah mempunyai manfaat?
Nomor unit kawasan enumerasi atau nama desa: -- Nelayan
Overall ()
Rutum (29.5%)
Boiseran (18.7%)
Runi (14.4%)
Meosbekwan (14.4%)
Reni (12.2%)
Dorehkar (7.9%)
Yenkawir (2.9%)
No Answer (0.0%)
Percents
0 100
166
Ya (Lanjutkan ke nomer A)
48.9%
58.5% 50.0% 45.0
% 70.0% 11.8% 18.2% 100.0
% 0.0%
Tidak (Lanjutkan ke nomor 13)
28.1% 4.9% 46.2% 45.0
% 25.0% 29.4% 54.5% 0.0% 0.0%
Tidak tahu (Lanjutkan ke nomor 13)
21.6%
36.6% 3.8% 10.0
% 5.0% 58.8% 9.1% 0.0% 0.0%
No Answer 1.4% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 18.2% 0.0% 0.0%
Totals 100.0%
100.0%
100.0%
100.0% 100.0% 100.0
%100.0
%100.0
%100.0%
Freq Error* ±8.5
%±15.4
%±19.6
%±22.2
% ±20.5% ±23.9%
±31.4% ±0.0% ±0.0
%
(A) Copy of Alasan-alasan paling penting untuk membentuk kawasan lindung laut larang tangkap?
Nomor unit kawasan enumerasi atau nama desa: -- Nelayan
Overall ()
Rutum (29.5%)
Boiseran (18.7%)
Runi (14.4%)
Meosbekwan (14.4%)
Reni (12.2%)
Dorehkar (7.9%)
Yenkawir (2.9%)
No Answer (0.0%)
Percents
0 100
ikan bertambah banyak 22.3%
48.8% 3.8% 5.0% 40.0% 5.9% 0.0% 0.0% 0.0%
karang sehat 7.2% 2.4% 7.7% 35.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0%
melindungi tempat bersarang ikan
12.9% 7.3% 23.1% 15.0
% 20.0% 5.9% 0.0% 25.0% 0.0%
melindungi tempat untuk kesejahteraan masa depan anak cucu
19.4%
34.1% 23.1% 10.0
% 20.0% 0.0% 0.0% 25.0% 0.0%
melindungi terumbu karang
20.1%
34.1% 0.0% 0.0% 50.0% 0.0% 0.0% 100.0
% 0.0%
mencegah penangkapan ikan yang berlebihan
2.9% 4.9% 3.8% 0.0% 0.0% 5.9% 0.0% 0.0% 0.0%
menjaga laut 9.4% 12.2% 11.5% 5.0% 0.0% 5.9% 0.0% 75.0% 0.0%
somasi 3.6% 0.0% 15.4% 0.0% 0.0% 0.0% 9.1% 0.0% 0.0%
tempat berlindung ikan 7.2% 12.2% 0.0% 5.0% 5.0% 0.0% 0.0% 75.0% 0.0%
tempat bertelurnya ikan 8.6% 14.6% 11.5% 10.0
% 0.0% 0.0% 9.1% 0.0% 0.0%
tempat yang dilarang untuk tangkap ikan 1.4% 0.0% 3.8% 0.0% 0.0% 0.0% 9.1% 0.0% 0.0%
No Answer 53.2%
41.5% 50.0% 55.0
% 40.0% 88.2% 90.9% 0.0% 0.0%
167
Totals n/a n/a n/a n/a n/a n/a n/a n/a n/a
Freq Error* ±12.4%
±15.2%
±27.7%
±27.7% ±21.5% ±70.7
% ±0.0% ±0.0% ±0.0%
(13) Copy of Copy of Responden pernah mendengar bahwa pihak-pihak berwenang setempat berencana untuk membuat kawasan larang-tangkap di dalam Taman Nasional Laut Taka
Nomor unit kawasan enumerasi atau nama desa: -- Nelayan
Overall ()
Rutum (29.5%)
Boiseran (18.7%)
Runi (14.4%)
Meosbekwan (14.4%)
Reni (12.2%)
Dorehkar (7.9%)
Yenkawir (2.9%)
No Answer (0.0%)
Percents
0 100
Ya 55.4% 56.1% 19.2% 75.0% 85.0% 23.5% 81.8% 100.0% 0.0%
Tidak 44.6% 43.9% 80.8% 25.0% 15.0% 76.5% 18.2% 0.0% 0.0%
No Answer 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0%
Totals 100.0%
100.0% 100.0% 100.0
% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0
%
Freq Error* ±8.4% ±15.5
% ±15.5% ±19.4% ±16.0% ±20.6
% ±23.3% ±0.0% ±0.0%
(14) Copy of Jumlah ikan yang dapat ditangkap nelayan bila semua nelayan sepakat untuk menghentikan penangkapan ikan di sejumlah kawasan larang tangkap tertentu
Nomor unit kawasan enumerasi atau nama desa: -- Nelayan
Overall ()
Rutum (29.5%)
Boiseran (18.7%)
Runi (14.4%)
Meosbekwan (14.4%)
Reni (12.2%)
Dorehkar (7.9%)
Yenkawir (2.9%)
No Answer (0.0%)
Percents
0 100
168
Menurun 25.2% 4.9% 50.0% 5.0% 35.0% 17.6% 45.5% 100.0
% 0.0%
Meningkat sedikit
20.9% 31.7% 7.7% 15.0% 20.0% 41.2% 0.0% 0.0% 0.0%
Meningkat banyak
30.2% 34.1% 19.2% 45.0% 10.0% 41.2% 45.5% 0.0% 0.0%
Tidak ada perubahan
15.1% 14.6% 11.5% 30.0% 25.0% 0.0% 9.1% 0.0% 0.0%
Tidak yakin 8.6% 14.6% 11.5% 5.0% 10.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0%
No Answer 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0%
Totals 100.0%
100.0%
100.0%
100.0% 100.0% 100.0
%100.0
%100.0
%100.0
%
Freq Error* ±7.8%
±14.8%
±19.6%
±22.2% ±21.3% ±23.9
%±30.0
% ±0.0% ±0.0%
(15) Copy of Apakah anda mengetahui ada wilayah larang tangkap yang berada dekat dengan kampung anda ?
Nomor unit kawasan enumerasi atau nama desa: -- Nelayan
Overall ()
Rutum (29.5%)
Boiseran (18.7%)
Runi (14.4%)
Meosbekwan (14.4%)
Reni (12.2%)
Dorehkar (7.9%)
Yenkawir (2.9%)
No Answer (0.0%)
Percents
0 100
Ya, pernah (lanjutkan ke A)
52.5%
51.2% 30.8% 75.0
% 30.0% 70.6% 63.6% 100.0
% 0.0%
Tidak pernah 32.4%
22.0% 57.7% 15.0
% 60.0% 17.6% 27.3% 0.0% 0.0%
Tidak yakin 14.4%
26.8% 11.5% 10.0
% 5.0% 11.8% 9.1% 0.0% 0.0%
No Answer 0.7% 0.0% 0.0% 0.0% 5.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0%
Totals 100.0%
100.0%
100.0%
100.0% 100.0% 100.0
%100.0
%100.0
%100.0
%
Freq Error* ±8.5%
±15.6%
±19.4%
±19.4% ±22.1% ±22.1
%±29.0
% ±0.0% ±0.0%
(A) Tolong sebutkan dimana letak kawasan larang tangkap tersebut (sebutkan
Nomor unit kawasan enumerasi atau nama desa: -- Nelayan
Overall ()
Rutum (29.5%)
Boiseran (18.7%)
Runi (14.4%)
Meosbekwan (14.4%)
Reni (12.2%)
Dorehkar (7.9%)
Yenkawir (2.9%)
No Answer (0.0%)
Percents
0 100
169
nama dan tunjukkan peta di abor 2.9% 0.0% 0.0% 20.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0%
di kui 3.6% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 5.9% 0.0% 100.0% 0.0%
karnibeba 9.4% 0.0% 3.8% 35.0% 0.0% 0.0% 45.5% 0.0% 0.0%
pulau abidan 15.1% 51.2% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0%
selingkeras 2.9% 0.0% 0.0% 15.0% 0.0% 0.0% 9.1% 0.0% 0.0%
tanjung saraka 7.9% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 64.7% 0.0% 0.0% 0.0%
Other 0.7% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 5.9% 0.0% 0.0% 0.0%
No Answer 57.6% 48.8% 96.2% 30.0% 100.0% 23.5% 45.5% 0.0% 0.0%
Totals 100.0%
100.0%
100.0%
100.0% 100.0% 100.0
% 100.0% 100.0% 100.0%
Freq Error* ±12.5
% ±0.0% ±0.0% ±26.7% ±0.0% ±20.0
% ±30.4% ±0.0% ±0.0%
(A) Pemerintah Pusat
Nomor unit kawasan enumerasi atau nama desa: -- Nelayan
Overall ()
Rutum (29.5%)
Boiseran (18.7%)
Runi (14.4%)
Meosbekwan (14.4%)
Reni (12.2%)
Dorehkar (7.9%)
Yenkawir (2.9%)
No Answer (0.0%)
Percents
0 100
Banyak kali 36.0% 53.7% 42.3% 50.0% 10.0% 5.9% 36.4% 0.0% 0.0%
Kadang-kadang 11.5% 0.0% 11.5% 10.0% 20.0% 35.3% 9.1% 0.0% 0.0%
Tidak pernah 23.7% 7.3% 7.7% 15.0% 55.0% 23.5% 54.5% 100.0
% 0.0%
Tidak tahu 28.8% 39.0% 38.5% 25.0% 15.0% 35.3% 0.0% 0.0% 0.0%
No Answer 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0%
Totals 100.0%
100.0%
100.0%
100.0% 100.0% 100.0
%100.0
%100.0
%100.0
%
Freq Error* ±8.1%
±15.6%
±19.4%
±22.4% ±22.2% ±23.2
%±30.0
% ±0.0% ±0.0%
170
(B) Pemerintah Daerah
Nomor unit kawasan enumerasi atau nama desa: -- Nelayan
Overall ()
Rutum (29.5%)
Boiseran (18.7%)
Runi (14.4%)
Meosbekwan (14.4%)
Reni (12.2%)
Dorehkar (7.9%)
Yenkawir (2.9%)
No Answer (0.0%)
Percents
0 100
Banyak kali 43.2%
56.1% 42.3% 75.0
% 25.0% 11.8% 27.3% 25.0% 0.0%
Kadang-kadang 27.3% 2.4% 15.4% 15.0
% 55.0% 47.1% 72.7% 75.0% 0.0%
Tidak pernah 3.6% 0.0% 7.7% 5.0% 0.0% 11.8% 0.0% 0.0% 0.0%
Tidak tahu 25.9%
41.5% 34.6% 5.0% 20.0% 29.4
% 0.0% 0.0% 0.0%
No Answer 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0%
Totals 100.0%
100.0%
100.0%
100.0% 100.0% 100.0
%100.0
%100.0
%100.0
%
Freq Error* ±8.4%
±15.5%
±19.4%
±19.4% ±22.2% ±24.2
%±26.9
%±43.3
%±0.0
%
(C) Tokoh Masyarakat
Nomor unit kawasan enumerasi atau nama desa: -- Nelayan
Overall ()
Rutum (29.5%)
Boiseran (18.7%)
Runi (14.4%)
Meosbekwan (14.4%)
Reni (12.2%)
Dorehkar (7.9%)
Yenkawir (2.9%)
No Answer (0.0%)
Percents
0 100
Banyak kali 54.0%
65.9% 26.9% 45.0
% 75.0% 29.4% 72.7% 100.0
% 0.0%
Kadang-kadang 18.0% 2.4% 19.2% 40.0
% 10.0% 35.3% 27.3% 0.0% 0.0%
Tidak pernah 4.3% 2.4% 11.5% 5.0% 0.0% 5.9% 0.0% 0.0% 0.0%
Tidak tahu 23.7%
29.3% 42.3% 10.0
% 15.0% 29.4% 0.0% 0.0% 0.0%
No Answer 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0%
Totals 100.0%
100.0%
100.0%
100.0% 100.0% 100.0
%100.0
%100.0
%100.0
%
Freq Error* ±8.5%
±14.8%
±19.4%
±22.2% ±19.4% ±23.2
%±26.9
% ±0.0% ±0.0%
171
(D) Marga yang ada di Ayau -Asia
Nomor unit kawasan enumerasi atau nama desa: -- Nelayan
Overall ()
Rutum (29.5%)
Boiseran (18.7%)
Runi (14.4%)
Meosbekwan (14.4%)
Reni (12.2%)
Dorehkar (7.9%)
Yenkawir (2.9%)
No Answer (0.0%)
Percents
0 100
Banyak kali 48.9% 56.1% 11.5% 25.0% 75.0% 64.7% 63.6% 100.0% 0.0%
Kadang-kadang 29.5% 26.8% 34.6% 60.0% 10.0% 17.6% 36.4% 0.0% 0.0%
Tidak pernah 3.6% 0.0% 15.4% 5.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0%
Tidak tahu 18.0% 17.1% 38.5% 10.0% 15.0% 17.6% 0.0% 0.0% 0.0%
No Answer 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0%
Totals 100.0%
100.0%
100.0%
100.0% 100.0% 100.0
% 100.0% 100.0% 100.0%
Freq Error* ±8.5% ±15.5
%±19.1
%±21.9
% ±19.4% ±23.2% ±29.0% ±0.0% ±0.0%
(E) Nelayan lokal
Nomor unit kawasan enumerasi atau nama desa: -- Nelayan
Overall ()
Rutum (29.5%)
Boiseran (18.7%)
Runi (14.4%)
Meosbekwan (14.4%)
Reni (12.2%)
Dorehkar (7.9%)
Yenkawir (2.9%)
No Answer (0.0%)
Percents
0 100
Banyak kali 43.2% 51.2% 7.7% 25.0% 65.0% 41.2% 72.7% 100.0% 0.0%
Kadang-kadang 19.4% 4.9% 19.2% 45.0% 15.0% 29.4% 27.3% 0.0% 0.0%
Tidak pernah 4.3% 2.4% 15.4% 5.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0%
Tidak tahu 33.1% 41.5% 57.7% 25.0% 20.0% 29.4% 0.0% 0.0% 0.0%
No Answer 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0%
Totals 100.0%
100.0%
100.0%
100.0% 100.0% 100.0
% 100.0% 100.0% 100.0%
Freq Error* ±8.4% ±15.6
%±19.4
%±22.2
% ±21.3% ±23.9% ±26.9% ±0.0% ±0.0%
(17) Copy of Apakah Anda sehari-hari pergi melaut (mencari
Nomor unit kawasan enumerasi atau nama desa: -- Nelayan
Overall ()
Rutum
Boiseran
Runi (14.4
Meosbekwan
Reni (12.2
Dorehkar
Yenkawir
No Ans
Percents
172
ikan, lola, teripang, udang dll)?
(29.5%)
(18.7%) %) (14.4%) %) (7.9%
)(2.9%)
wer (0.0%)
0 100
Ya (Lanjut ke Bagian A sampai G)
95.0%
100.0%
88.5%
100.0% 90.0% 100.
0%81.8
%100.0
% 0.0%
Tidak (Lanjut ke no.18) 5.0% 0.0% 11.5
% 0.0% 10.0% 0.0% 18.2% 0.0% 0.0%
No Answer 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0%
Totals 100.0%
100.0%
100.0%
100.0% 100.0% 100.
0%100.0
%100.0
%100.0%
Freq Error* ±3.7
%±0.0
%±12.5
%±0.0
% ±13.4% ±0.0%
±23.3%
±0.0%
±0.0%
(A) Copy of Copy of Apakah Anda mempunyai perahu sendiri?
Nomor unit kawasan enumerasi atau nama desa: -- Nelayan
Overall ()
Rutum (29.5%)
Boiseran (18.7%)
Runi (14.4%)
Meosbekwan (14.4%)
Reni (12.2%)
Dorehkar (7.9%)
Yenkawir (2.9%)
No Answer (0.0%)
Percents0 100
Ya 92.1%
100.0% 84.6% 100.0
% 85.0% 94.1% 72.7% 100.0
% 0.0%
Tidak 2.9% 0.0% 3.8% 0.0% 5.0% 5.9% 9.1% 0.0% 0.0%
No Answer 5.0% 0.0% 11.5% 0.0% 10.0% 0.0% 18.2% 0.0% 0.0%
Totals 100.0%
100.0%
100.0%
100.0% 100.0% 100.0
%100.0
%100.0
%100.0
%
Freq Error*
±3.0%
±0.0% ±8.5% ±0.0
% ±10.8% ±11.4%
±21.0% ±0.0% ±0.0
%
(B) Jenis perahu apa yang Anda gunakan untuk mencari ikan ? (bisa lebih dari satu, maksimal TIGA)
Nomor unit kawasan enumerasi atau nama desa: -- Nelayan
Overall ()
Rutum (29.5%)
Boiseran (18.7%)
Runi (14.4%)
Meosbekwan (14.4%)
Reni (12.2%)
Dorehkar (7.9%)
Yenkawir (2.9%)
No Answer (0.0%)
Percents
0 100
Perahu dayung atau sampan
56.8%
73.2% 46.2% 10.0
% 80.0% 88.2% 27.3% 25.0% 0.0%
Ketinting 36.7%
26.8% 42.3% 85.0
% 5.0% 11.8% 54.5% 75.0% 0.0%
Motor tempel 1.4% 2.4% 0.0% 5.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0%
173
Other 1.4% 0.0% 0.0% 0.0% 5.0% 0.0% 9.1% 0.0% 0.0%
No Answer 5.0% 0.0% 11.5% 0.0% 10.0% 0.0% 18.2% 0.0% 0.0%
Totals n/a n/a n/a n/a n/a n/a n/a n/a n/a
Freq Error* ±8.5%
±13.8%
±20.8%
±16.0% ±14.8% ±15.6
%±31.4
%±43.3
%±0.0
%
(C) Sebutkan jenis ikan yang sering Anda tangkap (maksimal TIGA)?
Nomor unit kawasan enumerasi atau nama desa: -- Nelayan
Overall ()
Rutum (29.5%)
Boiseran (18.7%)
Runi (14.4%)
Meosbekwan (14.4%)
Reni (12.2%)
Dorehkar (7.9%)
Yenkawir (2.9%)
No Answer (0.0%)
Percents
0 100
Cakalang 2.9% 2.4% 0.0% 10.0% 5.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0%
Bobara 25.9% 2.4% 30.8% 10.0% 50.0% 70.6% 18.2% 25.0% 0.0%
Tenggiri 1.4% 0.0% 3.8% 0.0% 0.0% 0.0% 9.1% 0.0% 0.0%
Geropa 37.4% 53.7% 19.2% 50.0% 20.0% 23.5% 36.4% 75.0% 0.0%
Gutila 18.0% 29.3% 15.4% 25.0% 10.0% 0.0% 18.2% 0.0% 0.0%
Ikan merah 8.6% 12.2% 15.4% 5.0% 5.0% 5.9% 0.0% 0.0% 0.0%
Other 0.7% 0.0% 3.8% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0%
No Answer 5.0% 0.0% 11.5% 0.0% 10.0% 0.0% 18.2% 0.0% 0.0%
Totals 100.0%
100.0% 100.0% 100.0
% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0
%
Freq Error* ±8.5% ±15.6
% ±19.9% ±22.4% ±23.4% ±22.1
% ±33.1% ±43.3% ±0.0%
(D) Sebutkan alat tangkap yang digunakan untuk menangkap ikan? (maksimal TIGA)
Nomor unit kawasan enumerasi atau nama desa: -- Nelayan
Overall ()
Rutum (29.5%)
Boiseran (18.7%)
Runi (14.4%)
Meosbekwan (14.4%)
Reni (12.2%)
Dorehkar (7.9%)
Yenkawir (2.9%)
No Answer (0.0%)
Percents0 100
Pancing 79.9% 82.9% 84.6% 80.0% 90.0% 76.5% 45.5% 75.0% 0.0%
174
Tonda 1.4% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 5.9% 0.0% 25.0% 0.0%
Akar Tuba 2.2% 2.4% 0.0% 5.0% 0.0% 5.9% 0.0% 0.0% 0.0%
Jaring 5.0% 4.9% 3.8% 5.0% 0.0% 5.9% 18.2% 0.0% 0.0%
Senapan Molo 5.8% 9.8% 0.0% 10.0% 0.0% 5.9% 9.1% 0.0% 0.0%
Other 0.7% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 9.1% 0.0% 0.0%
No Answer 5.0% 0.0% 11.5% 0.0% 10.0% 0.0% 18.2% 0.0% 0.0%
Totals 100.0%
100.0%
100.0%
100.0% 100.0% 100.0
%100.0
%100.0
%100.0
%
Freq Error* ±6.4%
±11.8% ±8.5% ±17.9
% ±0.0% ±20.6%
±33.1%
±43.3%
±0.0%
(E) Berapa jam dalam satu hari Anda biasanya melaut menangkap ikan saat cuaca baik?
Nomor unit kawasan enumerasi atau nama desa: -- Nelayan
Overall ()
Rutum (29.5%)
Boiseran (18.7%)
Runi (14.4%)
Meosbekwan (14.4%)
Reni (12.2%)
Dorehkar (7.9%)
Yenkawir (2.9%)
No Answer (0.0%)
Percents
0 100
Sebentar saja (Kurang dari 2 jam) 2.9% 0.0% 0.0% 0.0% 15.0% 0.0% 9.1% 0.0% 0.0%
Setengah hari (4-8 jam) 36.0%
61.0% 7.7% 10.0
% 60.0% 41.2% 18.2% 0.0% 0.0%
satu hari penuh ( lebih dari 12 jam)
38.1%
31.7% 61.5% 75.0
% 0.0% 11.8% 27.3% 100.0
% 0.0%
tidak menentu 18.0% 7.3% 19.2% 15.0
% 15.0% 47.1% 27.3% 0.0% 0.0%
No Answer 5.0% 0.0% 11.5% 0.0% 10.0% 0.0% 18.2% 0.0% 0.0%
Totals 100.0%
100.0%
100.0%
100.0% 100.0% 100.0
%100.0
%100.0
%100.0%
Freq Error* ±8.5
%±15.2
%±19.2
%±19.4
% ±22.2% ±24.2%
±31.4% ±0.0% ±0.0
%
Objektif SMART Pengetahuan
Pengetahuan nelayan setiap kampung di KKLD Ayau yakni kampung Dorekhar,Runi, Boiseran, Yenkawir, Meosbekwan Rutum dan Reni
(12) Menurut Anda apakah kawasan larang tangkap, yang di dalamnya penangkapan ikan dilarang, apakah mempunyai manfaat?
Nomor unit kawasan enumerasi atau nama desa: -- Nelayan
Overall ()
Rutum (29.5%)
Boiseran (18.7%)
Runi (14.4%)
Meosbekwan (14.4%)
Reni (12.2%)
Dorehkar (7.9%)
Yenkawir (2.9%)
No Answer (0.0%)
Percents
0 10
175
0
Ya (Lanjutkan ke nomer A)
48.9%
58.5% 50.0% 45.0
% 70.0% 11.8% 18.2% 100.0
% 0.0%
Tidak (Lanjutkan ke nomor 13)
28.1% 4.9% 46.2% 45.0
% 25.0% 29.4% 54.5% 0.0% 0.0%
Tidak tahu (Lanjutkan ke nomor 13)
21.6%
36.6% 3.8% 10.0
% 5.0% 58.8% 9.1% 0.0% 0.0%
No Answer 1.4% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 18.2% 0.0% 0.0%
Totals 100.0%
100.0%
100.0%
100.0% 100.0% 100.0
%100.0
%100.0
%100.0%
Freq Error* ±8.5
%±15.4
%±19.6
%±22.2
% ±20.5% ±23.9%
±31.4% ±0.0% ±0.0
%
Berdasarkan hasil surfei pengetahuan nelayan di masing-masing kampung tentang pentingnya manfaatnya kawasan larang tangkap di KKLD Ayau- Asia maka dari hasil survey, nelayan di kampung Yenkawir 100% menjawab ya, sangat berfanfaat disusul kemudian oleh kampung Meosbekwan 70%, Rutum 58% dan Boiseran 48%, sementara kampung Runi 45% dan Reni 11%.
(A) Penyu laut bukan binatang yang dilindungi
Nomor unit kawasan enumerasi atau nama desa: -- Nelayan
Overall ()
Rutum (29.5%)
Boiseran (18.7%)
Runi (14.4%)
Meosbekwan (14.4%)
Reni (12.2%)
Dorehkar (7.9%)
Yenkawir (2.9%)
No Answer (0.0%)
Percents
0 100
Benar 32.4% 19.5% 34.6% 65.0% 30.0% 5.9% 72.7% 0.0% 0.0%
Salah 59.0% 80.5% 46.2% 15.0% 70.0% 76.5% 27.3% 100.0% 0.0%
Tidak tahu 8.6% 0.0% 19.2% 20.0% 0.0% 17.6% 0.0% 0.0% 0.0%
No Answer 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0%
Totals 100.0%
100.0% 100.0% 100.0
% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0
%
Freq Error* ±8.3% ±12.4
% ±19.6% ±21.3% ±20.5% ±20.6
% ±26.9% ±0.0% ±0.0%
Dari hasil surfei pengetahuan nelayan tentang penyu laut sebagai hewan yang dilindungi maka nelayan di kampung Yenkawir menyatakan 100% benar penyu laut adalah hewan yang dilindungi, kemudian disusul dengan kampung Rutum 80%, Reni 76%, Meosbekwan 70%, Boiseran 46%, Dorekhar 27% dan Runi 15%.
176
(B) Mengambil telur penyu laut untuk dimakan sendiri diperbolehkan
Nomor unit kawasan enumerasi atau nama desa: -- Nelayan
Overall ()
Rutum (29.5%)
Boiseran (18.7%)
Runi (14.4%)
Meosbekwan (14.4%)
Reni (12.2%)
Dorehkar (7.9%)
Yenkawir (2.9%)
No Answer (0.0%)
Percents
0 100
Benar 33.1% 31.7% 19.2% 65.0% 30.0% 11.8% 63.6% 0.0% 0.0%
Salah 57.6% 65.9% 69.2% 30.0% 50.0% 64.7% 36.4% 100.0% 0.0%
Tidak tahu 9.4% 2.4% 11.5% 5.0% 20.0% 23.5% 0.0% 0.0% 0.0%
No Answer 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0%
Totals 100.0%
100.0%
100.0%
100.0% 100.0% 100.0
% 100.0% 100.0% 100.0%
Freq Error* ±8.4% ±14.8
%±18.1
%±21.3
% ±22.4% ±23.2% ±29.0% ±0.0% ±0.0%
Dari data hasil surfei pengetahuan nelayan tentang mengambil telur penyu untuk dimakan diperbolehkan, maka Nelayan di kampung Yenkawir 100% menyatakan salah, disusul dengan kampung Boiseran 70%, Rutum 66%,Kampung Reni 65%, Meosbekwan 50%, Dorekhar 36%, dan Kampung Runi 30%.
Objektif SMART Sikap, Nelayan di KKLD Ayau-Asia
(C) Mengambil telur penyu untuk dijual diperbolehkan
Nomor unit kawasan enumerasi atau nama desa: -- Nelayan
Overall ()
Rutum (29.5%)
Boiseran (18.7%)
Runi (14.4%)
Meosbekwan (14.4%)
Reni (12.2%)
Dorehkar (7.9%)
Yenkawir (2.9%)
No Answer (0.0%)
Percents
0 100
Benar 44.6% 48.8% 53.8% 35.0% 20.0% 64.7% 54.5% 0.0% 0.0%
Salah 43.2% 48.8% 26.9% 50.0% 60.0% 11.8% 45.5% 100.0% 0.0%
Tidak tahu 12.2% 2.4% 19.2% 15.0% 20.0% 23.5% 0.0% 0.0% 0.0%
No Answer 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0%
Totals 100.0%
100.0%
100.0%
100.0% 100.0% 100.0
% 100.0% 100.0% 100.0%
Freq Error* ±8.4% ±15.6
%±19.6
%±22.4
% ±21.9% ±23.2% ±30.0% ±0.0% ±0.0%
Dari data hasil surfei pengetahuan nelayan tentang mengambil telur penyu untuk di jual diperbolehkan, maka Nelayan di kampung Yenkawir 100% menyatakan salah, disusul dengan kampung Meosbekwan 60%, Runi 50%,Kampung Rutum 48 %, Dorekhar 45%, dan Kampung, Boiseran 26%. Dan Kampung Reni 11%.
177
(D) Menangkap ikan dengan akar tuba boleh dilakukan
Nomor unit kawasan enumerasi atau nama desa: -- Nelayan
Overall ()
Rutum (29.5%)
Boiseran (18.7%)
Runi (14.4%)
Meosbekwan (14.4%)
Reni (12.2%)
Dorehkar (7.9%)
Yenkawir (2.9%)
No Answer (0.0%)
Percents
0 100
Benar 62.6% 87.8% 30.8% 60.0% 45.0% 82.4% 72.7% 0.0% 0.0%
Salah 33.1% 12.2% 61.5% 30.0% 55.0% 5.9% 27.3% 100.0% 0.0%
Tidak tahu 4.3% 0.0% 7.7% 10.0% 0.0% 11.8% 0.0% 0.0% 0.0%
No Answer 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0%
Totals 100.0%
100.0% 100.0% 100.0
% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0
%
Freq Error* ±8.2% ±10.2
% ±19.1% ±21.9% ±22.2% ±18.5
% ±26.9% ±0.0% ±0.0%
Menangkap ikan dengan akar tuba diperbolehkan, dari data surfei ini menyatakan bahwa 100% nelayan di kampung Yenkawir menyatakan salah dan disusul dengan kampung Boiseran 61%, Meosbekwan 55%, kampung Runi 30%, Dorekhar 27%, Kampung Rutum 12% dan Kampung Reni 6%.
(E) Di daerah ini sudah ada kawasan konservasi laut
Nomor unit kawasan enumerasi atau nama desa: -- Nelayan
Overall ()
Rutum (29.5%)
Boiseran (18.7%)
Runi (14.4%)
Meosbekwan (14.4%)
Reni (12.2%)
Dorehkar (7.9%)
Yenkawir (2.9%)
No Answer (0.0%)
Percents0 100
Benar 87.1% 92.7% 88.5% 75.0% 100.0% 82.4% 63.6% 100.0
% 0.0%
Salah 7.2% 4.9% 0.0% 20.0% 0.0% 0.0% 36.4% 0.0% 0.0%
Tidak tahu 5.8% 2.4% 11.5% 5.0% 0.0% 17.6% 0.0% 0.0% 0.0%
No Answer 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0%
Totals 100.0%
100.0%
100.0%
100.0% 100.0% 100.0
%100.0
%100.0
%100.0
% F
req Error*
±5.7% ±8.1% ±12.5
%±19.4
% ±0.0% ±18.5%
±29.0% ±0.0% ±0.0
%
178
Dari hasi surfei sikap nelayan terhadap keberadaan kawasan konservasi laut daerah di KKLD Ayau maka 100% nelayan di Kampng Yenkawir dan Meosbekwan menyatakan ada, disusul dengan kampung Rutum,92% Boiseran, 88% Reni 82% dan Kampung Runi 75% dan kampung Dorekhar 63%.
(F) Sudah ada beberapa kawasan laut yang dilindungi dan tidak boleh ada penangkapan ikan di kawasan in
Nomor unit kawasan enumerasi atau nama desa: -- Nelayan
Overall ()
Rutum (29.5%)
Boiseran (18.7%)
Runi (14.4%)
Meosbekwan (14.4%)
Reni (12.2%)
Dorehkar (7.9%)
Yenkawir (2.9%)
No Answer (0.0%)
Percents0 100
Benar 84.2%
92.7% 84.6% 60.0
% 90.0% 82.4% 81.8% 100.0
% 0.0%
Salah 5.8% 2.4% 0.0% 20.0% 0.0% 5.9% 18.2% 0.0% 0.0%
Tidak tahu 10.1% 4.9% 15.4% 20.0
% 10.0% 11.8% 0.0% 0.0% 0.0%
No Answer 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0%
Totals 100.0%
100.0%
100.0%
100.0% 100.0% 100.0
%100.0
%100.0
%100.0
%
Freq Error*
±6.2%
±8.1%
±14.2%
±21.9% ±13.4% ±18.5
%±23.3
% ±0.0% ±0.0%
Dari hasil surfei sikap nelayan di KKLD Ayau-Asia tentang zonasi dan aturan larang tangkap maka nelayan di Kampung Yenkawir 100% mengatakan paham disusul dengan kampung Rutum 92%, Kampung Meosbekwan 90%, Kampung Boiseran 84%, KampungReni 82%, Kampung Dorekhar 63% dan Kampung Runi 60%
(22) Bagaimana sikap Anda dengan pembuatan aturan tentang
Nomor unit kawasan enumerasi atau nama desa: -- Nelayan
Overall ()
Rutum (29.5%)
Boiseran (18.7%)
Runi (14.4%)
Meosbekwan (14.4%)
Reni (12.2%)
Dorehkar (7.9%)
Yenkawir (2.9%)
No Answer (0.0%
Percents
0 10
179
zonasi kawasan larang tangkap
) 0
Sangat setuju 41.7% 34.1% 61.5% 45.0% 70.0% 11.8% 18.2% 25.0% 0.0%
Setuju 34.5% 46.3% 15.4% 35.0% 25.0% 17.6% 63.6% 75.0% 0.0%
Netral 12.9% 14.6% 3.8% 5.0% 0.0% 58.8% 0.0% 0.0% 0.0%
Tidak Setuju 8.6% 2.4% 15.4% 10.0% 5.0% 11.8% 18.2% 0.0% 0.0%
Sangat tidak setuju 2.2% 2.4% 3.8% 5.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0%
No Answer 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0%
Totals 100.0%
100.0%
100.0%
100.0% 100.0% 100.0
%100.0
%100.0
%100.0
%
Freq Error* ±8.4%
±15.6%
±19.1%
±22.2% ±20.5% ±23.9
%±29.0
%±43.3
%±0.0
%
Dari hasil surfei sikap nelayan di KKLD Ayau-Asia tentang pembuatan aturan zonasi dan aturan larang tangkap untuk menjaga laut disekitar Kampung maka nelayan di Kampung Meosbekwan 95% mengatakan sangat setuju disusul dengan kampungYenkawir 90%, Kampung Rutum 80%, Kampung Dorekhar 79%, Kampung Boiseran 76 %, Kampung Runi 70%, Kampung Reni 28 %
24(B) Nelayan setempat secara rutin berpartisipasi dalan pengelolaan dan pengambilan keputusan wilayah l
Nomor unit kawasan enumerasi atau nama desa: -- Nelayan
Overall ()
Rutum (29.5%)
Boiseran (18.7%)
Runi (14.4%)
Meosbekwan (14.4%)
Reni (12.2%)
Dorehkar (7.9%)
Yenkawir (2.9%)
No Answer (0.0%)
Percents
0 100
Sangat setuju 32.4% 43.9% 30.8% 25.0% 30.0% 17.6% 45.5% 0.0% 0.0%
Setuju 46.8% 39.0% 50.0% 35.0% 60.0% 47.1% 45.5% 100.0% 0.0%
Netral 7.9% 7.3% 0.0% 15.0% 0.0% 23.5% 9.1% 0.0% 0.0%
180
Tidak Setuju 4.3% 9.8% 0.0% 5.0% 5.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0%
Tidak tahu 8.6% 0.0% 19.2% 20.0% 5.0% 11.8% 0.0% 0.0% 0.0%
No Answer 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0%
Totals 100.0%
100.0%
100.0%
100.0% 100.0% 100.0
% 100.0% 100.0% 100.0%
Freq Error* ±8.5% ±15.5
%±19.6
%±21.3
% ±21.9% ±24.2% ±30.0% ±0.0% ±0.0%
Dari hasil surfei sikap nelayan di KKLD Ayau-Asia tentang partisipasi dalam pengelolaan dan pengambilan keputusan maka nelayan di Kampung Yenkawir 100% mengatakan sangat setuju disusul dengan kampung Meosbekwan dan Kampung Dorekhar 90%, Kampung Rutum 82%, Kampung Boiseran 80%, Kampung Runi 63 % dan kampung Reni 60%.
SMART OBJEKTIF Komunikasi Interpersonal masyarakat nelayan di KKLD Ayau-Asia
(A) Masyarakat setempat lebih banyak terlibat dalam pengelolaan kawasan perlindungan laut
Nomor unit kawasan enumerasi atau nama desa: -- Nelayan
Overall ()
Rutum (29.5%)
Boiseran (18.7%)
Runi (14.4%)
Meosbekwan (14.4%)
Reni (12.2%)
Dorehkar (7.9%)
Yenkawir (2.9%)
No Answer (0.0%)
Percents
0 100
Sangat setuju 54.0% 58.5% 46.2% 45.0% 35.0% 82.4% 72.7% 25.0% 0.0%
Setuju 20.9% 12.2% 11.5% 25.0% 50.0% 5.9% 18.2% 75.0% 0.0%
Netral 7.2% 4.9% 19.2% 5.0% 0.0% 5.9% 9.1% 0.0% 0.0%
Tidak Setuju 7.9% 19.5% 0.0% 15.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0%
Tidak tahu 9.4% 2.4% 23.1% 10.0% 15.0% 5.9% 0.0% 0.0% 0.0%
Other 0.7% 2.4% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0%
No Answer 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0%
Totals 100.0%
100.0%
100.0%
100.0% 100.0% 100.0
% 100.0% 100.0% 100.0%
Freq Error* ±8.5% ±15.4
%±19.6
%±22.2
% ±22.4% ±18.5% ±26.9% ±43.3% ±0.0%
Dari hasil surfei sikap nelayan di KKLD Ayau-Asia tentang keterlibatan dalam pengelolaan dan
181
pengawasan untuk menjaga laut disekitar Kampung maka nelayan di Kampung Yenkawir 100% mengatakan sangat setuju disusul dengan kampung Dorekhar 90%, Kampung Reni 88%, Kampung Meosbekwan 85%, Kampung Runi 70 %, Kampung Rutum 70%, dan Kampung Boiseran 57 %
SMART OBJEKTIF Perubahan Perilaku
(17) Apakah Anda sehari-hari pergi melaut (mencari ikan, lola, teripang, udang dll)?
Nomor unit kawasan enumerasi atau nama desa: -- Nelayan
Overall ()
Rutum (29.5%)
Boiseran (18.7%)
Runi (14.4%)
Meosbekwan (14.4%)
Reni (12.2%)
Dorehkar (7.9%)
Yenkawir (2.9%)
No Answer (0.0%)
Percents0 100
Ya (Lanjut ke Bagian A sampai G)
95.0%
100.0%
88.5%
100.0% 90.0% 100.
0%81.8
%100.0
% 0.0%
Tidak (Lanjut ke no.18) 5.0% 0.0% 11.5
% 0.0% 10.0% 0.0% 18.2% 0.0% 0.0%
No Answer 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0%
Totals 100.0%
100.0%
100.0%
100.0% 100.0% 100.
0%100.0
%100.0
%100.0%
Freq Error* ±3.7
%±0.0
%±12.5
%±0.0
% ±13.4% ±0.0%
±23.3%
±0.0%
±0.0%
Dari hasil surfei tentang keseharian nelayan dalam melaut ( mencari ikan) maka nelayan di kampung Yenkawir , Reni, Rutum, dan Kampung Runi 100% menyatakan melaut , hamper setiap hari sementara kampung Meosbekwan 90% Boiseran 88%, dan Kampung Dorekhar 81%. (20) Saya akan membacakan lima pernyataan terkait kegiatan penangkapan ikan, pilih mana yang paling sesuai dengan Anda:
Nomor unit kawasan enumerasi atau nama desa: -- Nelayan
Overall ()
Rutum (29.5%)
Boiseran (18.7%)
Runi (14.4%)
Meosbekwan (14.4%)
Reni (12.2%)
Dorehkar (7.9%)
Yenkawir (2.9%)
No Answer (0.0%)
Percents
0 100
Saya tidak 21.6% 22.0% 42.3% 10.0% 10.0% 17.6% 27.3% 0.0% 0.0%
182
pernah mendengar tentang penangkapan ikan berlebih
Saya sudah tahu apa itu penangkapan ikan berlebih
20.1% 9.8% 30.8% 45.0% 15.0% 11.8% 18.2% 0.0% 0.0%
Saya berencana mendiskusikan penangkapan ikan berlebih dengan yang lain
7.9% 9.8% 19.2% 5.0% 0.0% 0.0% 9.1% 0.0% 0.0%
Saya telah mendukung rencana penghentian penangkapan ikan berlebih
33.8% 56.1% 3.8% 5.0% 70.0% 23.5% 0.0% 100.0% 0.0%
Saya sudah mengajak orang lain untuk mengatur penangkapan ikan dengan lebih baik
15.8% 2.4% 3.8% 35.0% 5.0% 41.2% 45.5% 0.0% 0.0%
No Answer 0.7% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 5.9% 0.0% 0.0% 0.0%
Totals 100.0%
100.0%
100.0%
100.0% 100.0% 100.0
% 100.0% 100.0% 100.0%
Freq Error* ±8.1% ±15.5
%±19.4
%±22.2
% ±20.5% ±24.8% ±30.0% ±0.0% ±0.0%
Dari hasil surfei pernyataan terkait penangkapan ikan berlebih ( Over fishing) maka nelayan yang tidak pernah mendengar tentang penangkapan ikan berlebih adalah dari kampung Boiseran 42%, disusul dengan Kampung Dorekhar 27% Rutum 21% Reni 17% Meosbekwan 10%, Runi10%, dan Yenkawir 0%,
Nelayan yang sudah tahu apa itu penangkapan ikan berlebih dari hasil surfei menyatakan bahwa
183
Nelayan di kampung Runi 45% menyatakan sudah tahu tentang apa itu penangkapan ikan berlebih kemudi disusul dengan Kampung Boiseran 30%, Rutum 29%, Dorekhar 18%, Meosbekwan 15%, Reni 11% dan kampung Yenkawir 0%
Nelayan yang berencana mendiskusikan penangkapan ikan berlebih dengan nelayan atau orang lain maka dari hasil surfei menyatakan bahwa 39% nelayan di kampung Rutum berencana akan mendiskusikan penangkapan ikan berlebih disusul dengan kampung Boseran 19%, kampung Dorekhar 9%, Kampung Runi 5% sementara Kampung Yenkawir, Reni dan Meosbekwan belum menyatakan akan berdiskusi dengan orang lain.
Nelayan yang telah mendukung rencana penghentian penangkapan ikan berlebih dan dari hasil surfey menyatakan bahwa 100% nelayan di kampung Yenkawir mendukung rencana penghentian penangkapan ikan berlebih disusul dengan kampung Meosbekwan 70%, Kampung Rutum 56%, Kampung Reni 23 %, Kampung Runi %, Kampung Boiseran 4% dan kampung Dorekhar 0%.
Nelayan yang sudah mengajak orang lain untuk mengatur penangkapan ikan dengan lebih baik dari hasil surfei menyatakan bahwa nelayan di Kampung Dorekhar 45% telah mengajak orang melakukan penangkapan ikan dengan lebih baik disusul dengan kampung Reni 41%, Runi 35%, Meosbekwan 5% Boiseran 4% dan Kampung Rutum 2% menyatakan sudah mengajak orang lain untuk mengatur penangkapan ikan dengan lebih baik
Nomor unit kawasan enumerasi atau nama desa: -- Nelayan
Overall ()
Rutum (29.5%)
Boiseran (18.7%)
Runi (14.4%)
Meosbekwan (14.4%)
Reni (12.2%)
Dorehkar (7.9%)
Yenkawir (2.9%)
No Answer (0.0%)
Percents
0 100
Secara rutin terlibat
14.4%
14.6% 7.7% 15.0
% 25.0% 5.9% 18.2% 25.0% 0.0%
kadang-kadang terlibat
29.5%
36.6% 19.2% 25.0
% 50.0% 11.8% 9.1% 75.0% 0.0%
Tidak terlibat 56.1%
48.8% 73.1% 60.0
% 25.0% 82.4% 72.7% 0.0% 0.0%
Other 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0%
No Answer 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0%
Totals 100.0%
100.0%
100.0%
100.0% 100.0% 100.0
%100.0
%100.0
%100.0
%
Freq Error* ±8.4%
±15.6%
±17.4%
±21.9% ±22.4% ±18.5
%±26.9
%±43.3
%±0.0
%
Dari hasil surfey tentang keterlibatan nelayan pada 6 bulan terakhir, dalam diskusi pembuatan perencanaan pengelolaan kawasan konservasi yang didalamnya terdapat daerah larang tangkap di kawasan KKLD Ayau-Asia maka, nelayan yang secara rutin terlibat berdasarkan hasil surfei adalah nelayan dari kampung Yenkawir dan Meosbekwan 25% disusul dengan nelayan dari kampung Dorekhar 18%,Runi 15%, Rutum 14%, Boiseran 7% dan Kampung Reni 6%.
Dari hasil surfey tentang keterlibatan nelayan pada 6 bulan terakhir, dalam diskusi pembuatan perencanaan pengelolaan kawasan konservasi yang didalamnya terdapat daerah larang tangkap di kawasan KKLD Ayau-Asia maka, nelayan yang kadang-kadang teribat adalah nelayan dari kampung Yenkawir 75%, Meosbekwan 50%, Rutum 36%,Runi 25%, Boiseran 19%, Reni 11%,dan nelayan di kampung Dorekhar 9%.
Dari hasil surfey tentang keterlibatan nelayan pada 6 bulan terakhir, dalam diskusi pembuatan perencanaan pengelolaan kawasan konservasi yang didalamnya terdapat daerah larang tangkap di
184
kawasan KKLD Ayau-Asia maka, nelayan yang tidak terlibat adalah nelayan dari kampung Reni 82%, Boiseran 73%, Dorekhar 72%, Runi 60%, Rutum 48%, Meosbekwan 25% dan nelayan dari Kampung Yenkawir 0%.
(33) Dalam 6 bulan terakhir, apakah Anda pernah terlibat dalam patroli laut oleh masyarakat
Nomor unit kawasan enumerasi atau nama desa: -- Nelayan
Overall ()
Rutum (29.5%)
Boiseran (18.7%)
Runi (14.4%)
Meosbekwan (14.4%)
Reni (12.2%)
Dorehkar (7.9%)
Yenkawir (2.9%)
No Answer (0.0%)
Percents
0 100
Pernah terlibat
18.0% 4.9% 3.8% 40.0% 25.0% 23.5% 9.1% 100.0
% 0.0%
Belum pernah terlibat, tetapi berniat terlibat
55.4% 53.7% 76.9% 35.0% 60.0% 70.6% 36.4% 0.0% 0.0%
Tidak mau terlibat
15.8% 26.8% 15.4% 15.0% 10.0% 5.9% 9.1% 0.0% 0.0%
Tidak tahu 10.8% 14.6% 3.8% 10.0% 5.0% 0.0% 45.5% 0.0% 0.0%
No Answer 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0%
Totals 100.0%
100.0%
100.0%
100.0% 100.0% 100.0
%100.0
%100.0
%100.0
%
Freq Error* ±8.4%
±15.6%
±16.5%
±21.9% ±21.9% ±22.1
%±30.0
% ±0.0% ±0.0%
Dari hasil surfei tentang keterlibatan nelayan yang pernah terlibat dalam kegiatan patroli laut masyarakat maka nelayan yang pernah terlibat berdasarkan hasil surfey adalah nelayan dari Kampung Yenkawir 100%, Runi 40%,Meosbekwan 25%, Reni 23%,Dorekhar 9%, Rutum 5%,Boiseran 4%.Sedangkan surfei keterlibatan nelayan dalam 6 bulan terakhir, maka nelayan yang belum pernah terlibat, tetapi berniat terlibat dalam kegiatan patroli laut masyarakat adalah nelayan dari kampung Boiseranan 76% Reni 70%, Meosbekwan 60%, dan disusul dengan kampung Rutum 53%.Dorekhar 36%, Runi 35% dan Kampung Yenkawir 0%
185
1.74. Lampiran hasil monitoring biodiversity dll
1.75.
186
1.76. Daftar Pustaka
1.77.
1.78.
1.79.
187