divpenhmtmulm.files.wordpress.com · web viewproposal metode penelitian (hmkk 538) (modifikasi dan...
TRANSCRIPT
PROPOSAL
METODE PENELITIAN
(HMKK 538)
(MODIFIKASI DAN PENGUJIAN MESIN PENGUPAS KULIT
KERAS BUAH SEJATI JAMBU METE)
Disusun Oleh :
SUHARDI (H1F114083)
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2016
STRUKTUR ORGANISASI
WAKIL REKTOR UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Dr. Ahmad Alim Bachri, SE., M.Si
DEKAN FAKULTAS TEKNIK
Dr. Ing. Yulian Firmana Arifin, ST., MT
WAKIL DEKAN III FAKULTAS TEKNIK
Nurhakim, ST., MT
WAKIL DEKAN II FAKULTAS TEKNIK
Maya Amalia, ST., M.Eng
WAKIL DEKAN I FAKULTAS TEKNIK
Dr. Chairul Irawan, ST., MT
DOSEN PENGAMPUH
Prof. Dr. Qomariyatus Sholihah Amd. Hyp, ST, M.Kes.
KEPALA PRODI TEKNIK MESIN
Achmad Kusairi S, ST,. MT., MM.
REKTOR UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Prof. Dr. H. Sutarto Hadi, M.Si., M.Sc
MAHASISWA
Suhardi H1F114083
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan
makalah ini yang Alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “ Modifikasi
dan Pengujian Mesin Pengupas Kulit Keras Buah Sejati Jambu Mete “.
Makalah ini berisikan tentang Modifikasi dan Pengujian Mesin Pengupas
Kulit Keras Buah Sejati Jambu Mete, atau yang lebih khususnya membahas
tenang Tata Letak Pabrik. Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi
kepada kita semua tentang apa itu Tata Letak Pabrik. Saya menyadari bahwa
makalah ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua
pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
Akhir kata kami sampaikan terimakasih kepada pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT
senantiasa meridhai segala usaha kita. Aamiin
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................ i
DAFTAR ISI.............................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................1
1.1 Latar belakang masalah.........................................................1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................1
1.3 Batasan Masalah...................................................................2
1.4 Tujuan penelitian....................................................................2
1.5 Manfaat Penelitian.................................................................2
BAB II DASAR TEORI.............................................................................3
2.1 Penelitian Terdahulu..............................................................3
2.2 Jambu Mete...........................................................................4
2.3 Pengertian dan Mekanisme Kerja..........................................5
2.3 Tahapan Pembuatan..............................................................6
BAB III METODE PENELITIAN...............................................................9
3.1 Objek Penelitian.....................................................................9
3.2 Alat dan Bahan Penelitian......................................................9
3.3 Teknik Pengumpulan Data.....................................................10
3.4 Jadwal Penelitian...................................................................11
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHALUAN
1.1. Latar Belakang
Jambu mete merupakan salah satu tanaman yang memiliki banyak
kegunaan. Tanaman jambu mete ini banyak sekali tumbuh di Indonesia karena
sebagian wilayah di Indonesia merupakan daerah berlahan kering. Tercatat tidak
kurang 111,4 juta hektar atau sekitar 58% dari luas seluruh daratan di Indonesia.
Indonesia juga merupakan salah satu negara pengekspor biji mete
meskipun peranannya masih kecil bila di bandingkan dengan negara-negara
lainnya. Namun di Indonesia perkembangan bisnis mete ini menunjukan
peningkatan.peluang pasar untuk berbisnis mete masih terbuka lebar. Pada hari-
hari besar misanya, pada hari Natal, Idul Fitri dan Tahun Baru, permintaan akan
jambu mete melonjak pesat sehinggga produsen tidak dapat memenuhi
kebutuhan konsumen.
Tetapi dari dari peluang di atas, ada sisi lain yang juga perlu diperhatikan
dan perlu kita pikirkan pemecahannya. Misalnya, kehidupa petani mete,
khususna yang berada di kawasan timur Indonesia sebut saja kepulauan Flores,
masih jauh tertinggal jia dibandingkan dengan pete di daerah Jawa. Para petani
mete di kepulauan Flores belum mengetahui bagaimana cara mengupas buah
sejati jambu mete. Selama ini mereka hanya menjual buah sejati jambu mete
yang masih mentah. Akibatnya harga buah sejati yang mereka jual sangat
murah.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah seperi yang disebut diatas, maka
permasalahan yang dihadapi adalah bagaiman merencanakan suata alat dengan
mekanisme yang tepat yang dapat mengupas kulit keras buah sejati jambu mete
dengan keutuhan dan dengan kapasitas tertentu.
1.3. Batasan Masalah
Untuk tugas akhi dengan judul “Modifikasi dan Pengujian Mesin
Pengupas Kulit Keras Buah Sejati Jambu Mete” ini, hal yang dibahas hanya
sebatas bagaiman proses pengupasan buah sejati jambu mete yang keras, tidak
termasuk bagaimana pengeringan buah sejati jambu mete, pengupas biji mete
dari kulit arinya, seta proses penyimpanan dan pengemasan biji mete.
1.4. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah :
1. Dapat ditemukan suatu alat dengan mekanisme yang tepat sehingga
dapat mengupas biji mete yang utuh dengan kapasista tertentu.
2. Penelitian ini di harapkan mampu meningkatkan produksi jambu mete
bagi industri kecil atau home industri.
1.5. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah :
1. Dari penelitian ini diharapkan banyak bermuculan home industri baru
dalam bidang bisni jambu mete.
2. Dari penelitian ini dapat membuka lapangan kerja baru dalam bidang
bisnis mete.
3. Meningkatkan taraf hidup para petani jambu mete.
BAB II
DASAR TEORI
2.1. Penelitian Terdahulu
Masalah utama yang dihadapi pada alat pengupas buah mete gelondong
adalah hasil yang diperoleh pada pengupasan tersebut. Hasil yang diperoleh
pada umumnya kurang utuh. Masalah ini timbul karena kulit buah mete
gelondong sangat keras dan beragam bentuknya serta peralatan yang masih
sederhana. Disamping itu juga disebabkan oleh CNSL yang terkandung didalam
kulit yang bersifat toksik, irritantdan korosif. Faktor-faktor ini sangat berpengaruh
dalam pengolahan selanjutnya yang akan menentukan mutu biji mete yang
dihasilkan (Ohler, 1965 dalam Awaludin 1995).
Selain yang disebutkan diatas, untuk menciptakan atau merancang alat
pengupas buah mete harus dilakukan survai lapangan, yang menyangkut
kebutuhan pengguna alat tersebut antara lain petani (kelompok tani) dan industri
pengolahan. Umumnya para pengupas kulit mete gelondong masih
menggunakan cara tradisional seperti pemukulan, kacip belah, dan kacip ceklok
(utuh). Sehingga kacang mete yang dihasilkan bermutu rendah karena banyak
yang remuk dan tidak putih (Santoso, 1994 dalam Awaludin 1995).
Menghadapi kenyataan tersebut perlu diciptakan alat pengupas kulit mete
yang dinilai tepat guna bagi para petani mete, mudah dibuat sendiri, biaya
murah, dan bahan-bahannya bersal dari sekitar kita (Santoso, 1994 dalam
Awaludin 1995).
ada prinsipnya alat pengupas kulit buah mete dapat dikelompokan
menjadi tiga kelompok yaitu: (1) Cara tekanan, (2) Cara mengiris atau
menggergaji, dan (3) Cara sentrifugal.
2.2. Jambu Mete
Tanaman jambu mete dapat tumbuh di dataran rendah dan di dataran
tinggi, yaitu pada ketinggian 1 – 1.200 m dpl. Hal ini mengisyaratkan bahwa
jambu mete dapat beradaptasi pada kondisi tanah dan iklim yang beragam
sifatnya. Tanaman ini akan tumbuh kerdil dan merana jika ditanam ditanah
lempung yang lengket dan dangkal. Ditempat tumbuh yang demikian jambu mete
dan gulma akan berebut unsur hara dan air pada musim kemarau. Tanaman
jambu mete mempunyai beberapa sifat diantaranya : a. Umur tanaman jambu
mete mencapai + 30 th, dengan ketinggian mencapai 10 – 12 m; b.
Perakarannya sangat ekstensif dan peka terhadap genangan air (keadaan
anaerob), sehingga harus dibuat drainase. c. Pertumbuhan akar tunggangnya
dominan dan dapat mencapai + 9 m, secara bertahap akar tunggang akan
berkurang, akar lateral ( + 4,5 m) yang akan lebih menonjol; d. Tanaman jambu
mete tidak menyukai naungan. Bunga-bunga terbentuk pada permukaan tajuk
dan hanya bunga-bunga yang mendapat intensitas sinar matahari yang cukup,
sehingga dapat berkembang menjadi buah yang baik; e. Ada 2 (dua) macam
bunga, yaitu bunga jantan dan bunga sempurna (hermaphrodit); Cara panen
jambu mete sebaiknya dilakukan secara selektif, yakni langsung dipilih dan
dipetik dari pohonnya. Adapun cirri-ciri buah jambu mete yang sudah tua adalah :
• Warna kulit buah semu menjadi kuning, orange, atau merah tergantung pada
jenisnya; • Ukuran buah semu lebih besar dari buah sejati; • Tekstur daging buah
semu lunak, rasanya asam agak manis, berair dan aroma buahnya mirip stroberi;
• Warna kulit bijinya menjadi putih ke abu-abuan dan mengkilat Evaluasi dari
subsistem pasca panen anjuran untuk dapat meningkatkan nilai tambah dapat
dilakukan dengan cara :
a. Pelaksanaan pengolahan secara anjuran, berupa penjemuran, sortasi
gelondong yang sehat dan bernas, kacipisasi dengan model kacip MM 99
atau mesin indutri pengakacipan, penyaringan, pengupasan kulit ari,
penjemuran kacang dan pemakingan;
b. Peningkatan nilai tambah melalui pemanfaatan hasil samping,
diversifikasi buah semu, memproduksi CNSL dari kulit gelondong dan
lain-lain. Terjadinya persaingan dalam hal merebut pasar ekspor, perlu
adanya perubahan strategi dari ekspor gelondong mejadi ekspor kacang
mete. Hal tersebut jika perbaikan di hulu telah dilakukan sesuai anjuran,
maka akan menghasilkan gelondong bernas, sehat dan produktivitasnya
tinggi setelah itu dilanjutkan dengan menerapkan teknologi pasca panen
anjuran dan diversifikasi produknya, sehingga akan dapat meningkatkan
pendapatan petani.
2.3 Pengertian Dan Mekanisme Kerja
Mengupas kulit biji mente adalah usaha untuk memisahkan kulit biji mente
dengan biji mentenya dengan menggunakan alat sederhana yang disebut ‘Kacip Ceklok’.
Alat ini adalah pengupas biji mente yang merupakan suatu parang atau pisau panjang
(besar) yang ujungnya dilekatkan pada suatu balok kayu tebal dan pada ujung yang
lain/gagangnya bebas. Panjang ‘kacip ceklok’ ini kira-kira 30 cm. Pada bagian tengah
pisau kacip ini terdapat suatu mata pisau yang cekung yang bentuknya seperti huruf ‘M’
sesuai dengan bentuk alami gelondong biji mente sehingga mata pisau ini hanya
membelah kulitnya saja tanpa merusak keutuhan biji mente yang ada di dalamnya.
Mekanisme kerjanya adalah sebagai berikut ; gelondong mente diletakkan di
atas landasan cekung. Bagian punggung biji mente berada di bagian bawah dan bagian
perut di bagian atas. Kemudian pisau kacip diturunkan dan ditekan sedemikian rupa
sehingga memecah/mengiris gelondong biji mente, selanjutnya pisau ditekan ke arah
samping. Selanjutnya biji mente itu dicukil dengan alat pencukil yang berupa pisau kecil
atau sejenisnya.
2.4 Tahapan Pembuatan
1. Pembuatan kaki/landasan
Siapkan balok kayu ukuran 50 x 70 mm. Kemudian digergaji menjadi 2 potong yang
masing-masing panjangnya 30 cm
2. Pembuatan bodi
Balok kayu 100 x 100 mm dipotong sepanjang 32 cm, bagian atas dibuat alur
dengan menggunakan tatah kayu. Di bagian bawah balok dibuatkan lubang pasak
untuk menempatkan balok kakinya. Selanjutnya ketiga balok yang telah siap tadi
dirakit kaki dan bodinya.
3. Pembuatan plat penahan
Plat besi 1,8 mm dipotong dengan ukuran 90 x 15 mm. Pada bagian tengah sisinya
dibuat cekungan mirip bentuk punggung gelonding biji mente. Kemudian buatlah 3
lubang sebesar garis tengah sekrup atau paku yang akan dipakai perakitan.
4. Pembuatan balok penahan
Bagian ini hanya berupa balok kayu ukuran 20 x 25 mm sepanjang 90 mm yang
berfungsi untuk mencegah agar mente tidak melesat turun atau miring ke samping
saat pisau ditekan.Setelah
5. As pisau
Bagian ini adalah pelengkap dari pisau pengupas, berfungsi sebagai as gerakan
pisau. Terdiri dari baut 3/8 inchi, potongan pipa berdiameter 3/8 inchi, per kecil
(tidak harus dipakai) dan
mur kupu – kupu
6. Pisau pengupas
Pisau ini dapat dibuat dari parang atau bendo bekas, yang penting di bagian
tengahnya dibentuk semirip betul dengan bentuk mente, dan hanya bagian ini saja
yang perlu ditajamkan. Dengan bentuk seperti ini biji mente menjadi tidak ikut
teriris.
7. Penyangga pisau
Berupa potongan plat
besi setebal 5 mm, lebar 25
mm sepanjang 14 cm. Sekitar
1,5 cm dari ujungnya di
bor dengan diameter 9
mm untuk menempatkan as pisau. Selain itu dibuat lubang sekrupnya.
Setelah as dan penyangga
pisau selesai, digabungkan
dengan mengelasnya.
Masukkan potongan
pipa, menyusul pisau, per dan yang terakhir mur kupu – kupunya. Dengan menyetel
mur tersebut, dapat diperolehtekanan per pada pisau yang tepat, sehingga tidak
terlalu seret kalau pisau kita gerakkan atau terlalu kendor
BAB III
METODE PENILITIAN
3.1. Objek Penelitian
Pembuatan dan pengujian mesin pengupas kulit keras buah sejati jambu
mete dilakukan di Workshop Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Lambung
Mangkurat.
3.2. Alat dan Bahan
Penelitian
a. Meja kerja
b. Kaki meja
c. Poros
penghubung
d. Bos (rumah poros)
e. Pisau pengupas
f. Pengencang bearing
g. Pengencang pedal
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Mulai
Studi Literatur
Analisis masalah serta perumusan ide untuk modifikasi
Analisis Perancangan, Modifikasi
Gamabar teknik
Pembuatan alat pengupas jambu mete
3.4 Jadwal Pelaksanaan
Pelaksanaan penelitian ini memiliki jadwal yang dilakukan agar
mendapat data-data yang diperlukan dalam menyelesaikan penelitian, jadwa;
tersebut dapat diliat pada Gambar 3.2
No Kegiatan Sep Okt
13-18 19-24 25-30 1-6 7-12 13-19 20-26
1 Tahap Persiapan Penelitian
a. Penyusunan Judul
b. Penyusunan Kerangka
2 Tahap Pelaksanaan
a. Pengumpulan data
b. pengolahan data
3Tahap penyusunan Proposal
Gambar 3.2 Jadwal Pelaksanaan Penelitian
Uji fungsional alat pengupas jambu mete
Pengukuran beban kerja
Ulanagan > 3
Uji fungsional alat pengupas jambumete
Selesai
Uji kinerja produktivitas pengupasan
DAFTAR PUSTAKA
Awaludin, Dace. 1995. Modifikasi dan uji performansi alat pengupas kulit buah
mete. Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Direktorat Jendral Perkebunan. 1989. Pedoman Pelaksanaan Pengembangan
Jambu Mete. Departemen Pertanian. Jakarta.
Jurnalita, Hanida Pritikasiwi .2007. Uji Kinerja Alat Pemerah Susu Sapi Semi
Otomatis Tipe Engkol. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Kusen Morgan. 1989. Penerapan Asas Ergonomika Pada Desain Alat Dan Mesin
Untuk Efisiensi, Kenyamanan Dan Keselamatan Kerja. Paper. Jurusan
Mekanisasi Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor.
Lubis, Y.M. 1994. Budidaya dan Pasca Panen Jambu Mete. Badan Penelitian
dan Perkembangan Pertanian. Bogor.
Pramana, Insan. 2009. Analisis Beban Kerja Terhadap Aktivitas Penyiangan
Secara Manual dan Semi Mekanis pada Budidaya Padi Organik. Fakultas
Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Rasyani, Lilis. 2001. Pengukuran Beban Kerja Lokal Pada otot Lengan Dengan
Menggunakan Elektromiografi Pada Operator Penggiling Jagung Semi -
Mekanis. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Rismunandar. 1981. Memperbaiki Lingkungan dengan Bercocok Tanam Jambu
Mete dan Advocat. CV Sinar Baru, Bandung.
Saragih , YP dan Y. Haryadi 1994. Mete. Penebar Swadana, Jakarta
Soemarno, D.S. dan Sastrahidayat I.K. 1990. Jambu Mete dan Masalahnya.
Kalam Mulia, Jakarta.
Sularso dan K.Suga. 1981. Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin.
PT Pradiya Paramita, Jakarta.