vf presentasi
DESCRIPTION
ventrikel fibrilationTRANSCRIPT
ANALISA JURNAL KARDIOVASKULER: MANAJEMEN PASIEN DENGAN
FIBRILASI VENTRIKEL
olehKelompok 7
Bella Alvionitta G NIM 132310101008Tri Astutik NIM 132310101017
Rofidatul Inayah NIM 132310101025Rizky Bella M NIM 132310101043Dema Novita H NIM 132310101033
Ratih Dwi A NIM 132310101052Yeheskiel NIM 132310101060
Definisi
Fibrilasi ventrikel adalah keadaan irama jantung yang sangat kacau, yang biasanya
berakhir dengan kematian dalam waktu beberapa menit, kecuali jika tindakan
penanganan tepat segera dilakukan.
Fibrilasi ventrikel adalah denyutan ventrikel yang cepat dan tidak efektif. Pada
disritmia, denyut jantung tidak terdengar dan tidak teraba dan tidak ada respirasi.
Etiologi1. Gangguan jantung structural
a. Iskemik atau infark miokard akibat penyakit jantung koroner.
b. Kardiomiopati.
2. Gangguan jantung nonstructural
a. Mekanik (commotio cordis)
b. Luka atau sengatan listrik
c. Pre-eksitasi (termasuk Wolf-Parkinson-White syndrome)
d. Heart block
e. Channelopathies
f. Long QT syndrome
g. Short QT syndrome
h. Brugada syndrome
3. Noncardiac respiratory
a. Bronchospasm
b. Aspirasi
c. Hipertensi pulmonal primer
d. Emboli pulmonal
e. Tension pneumotoraks
f. Metabolik atau toksik
4. Gangguan elektrolit dan asidosis
a. Obat-obatan
b. Keracunan
c. Sepsis
5. Neurologik
a. Kejang
b. Perdarahan intrakranial atau strok iskemik
c. Tenggelam
Patofisiologi
Aktivitas listrik pada fibrilasi ventrikel ditandai oleh depolarisasi sel yang tidak beraturan melalui otot jantung ventrikel.
Berkurangnya depolarisasi yang terkoordinasi mencegah terjadinya kontraksi yang efektif dari otot jantung dan pengeluaran darah dari
jantung.
Pada pemeriksaan EKG tidak ditemukan kompleks QRS walaupun jarak amplitudo yang melebar pada aktivitas listrik ditemukan, dari
gelombang sinus di ventrikel menyebabkan terjadinya fibrilasi ventrikel yang mungkin sulit dibedakan dengan asistol.
Fibrilasi ventrikel dimulai ketika daerah pada miokard memiliki bagian refraksi dan bagian konduksi pada jalur masuk. Adanya kombinasi ini
menghasilkan irama sendiri.
Fibrilasi ventrikel terjadi pada situasi klinis yang bervariasi, namun lebih sering dihubungkan dengan penyakit jantung koroner (PJK) dan
sebagai kondisi terminal.
Fibrilasi ventrikel dapat disebabkan oleh infark miokard akut atau iskemik, atau dapat pula disebabkan oleh skar infark yang kronik.
Akumulasi kalsium intraseluler, aktivitas radikal bebas, gangguan metabolik, dan modulasi autonom memiliki pengaruh yang besar pada
perkembangan fibrilasi ventrikel pada iskemik.
Manifestasi Klinis
• Kongesti Vaskular pulmonal
• Dispnea
• Ortopnea
• Dispnea nocturnal paroksimal
• Batuk iritasi
• Odema pulmonal akut
• Penurunan curah jantung
• Gallop atrial-S4
• Gallop ventrikel-S3
• Crackles paru
• Disritmia
• Bunyi napas mengi
• Pulsus alternans
• Peningkatan berat badan
• Pernapasan cheyne stokes
Prosedur Diagnostik
1. Pemeriksaan Fisik
2. Laboratorium
3. Pemeriksaan EKG
4. Foto Rontgen Toraks
5. Ekokardiografi
6. Pemeriksaan Fungsi Tiroid
7. Uji latih
Penatalaksanaan Medis
Jika FV terjadi, maka defibrilasi harus segera dilakukan
Bila defibrilasi tidak berhasil, maka harus segera dilakukan resusitasi jantung paru dan obat-obatan.
Obat-obatan yang dapat diberikan adalah epinefrin bila pola vibrilasi ventrikelnya halus.
Tekanan darah disokong dengan vasopresor.
Pembedahan, dokter akan melakukan pembedahan jika keadaan pasien sudah sangat memburuk
Perentak tiruan, perentak ini digunakan untuk menghantarkan isyarat elektrik ke jantung
Kardioversi (pembilang-renjatan), kaedah kejutan elektrik untuk memulihkan rentak jantung yang abnormal
bagi penderita yang mempunyai kadar denyutan jantung yang tunggi. Kemudian, penatalaksanaan ini
digunakan pada keadaan cemas.
Asuhan Keperawatan
• Pengkajian
Riwayat kesehatan: RPS, RPD, RKK
Pengkajian pola Gordon:
Pola persepsi kesehatan dan penanganan kesehatan
Pola nutrisi/metabolik
Pola eliminasi
Pola aktivitas/olah raga
Pola istirahat-tidur
Pola kognitif dan perceptual
Pola peran/ hubungan
Pola seksualitas/reproduksi
Pola koping/toleransi stress
Pola nilai/keyakinan
Con’t
Pemeriksaan Fisik: mata, leher, paru, pernafasan, jantung, abdomen, dan ekstremitas
• Diagnosa Keperawatan:
a. Penurunan curah jantung b.d perubahan denyut/curah jantung
b. Pola nafas tidak efektif b.d cemas
c. Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara kebutuhan dan suplai oksigen
• Intervensi
Penurunan curah jantung b.d perubahan denyut/curah jantung
NIC:
1. Kaji dan dokumentasikan tekanan darah, adanya sianosis, status pernafasan, dan status mental.
2. Pantau fungsi pacemaker jika dibutuhkan
3. Pantau denyut nadi perifer, waktu pengisian kapiler, dan suhu serta warna ektremitas
4. Pantau dan dokumentasikan denyut jantung, irama, dan nadi
• Evaluasi
NOC:
1. Menunjukan curah jantung normal
2. Menunjukan status sirkulasi
3. Tekanan darah sistolik, diastolik, dan rerata rentang tekanan darah dalam batas normal
Algoritma menurut AHA
Pada tahun 2010 AHA memperbarui algoritma BLS 2005, yaitu:
1. AMAN
Pastikan kondisi aman bagi penolong maupun korban. Resusitasi Jantung Paru
(RJP)dilakukan pada permukaan yang keras dan rata.
2. CEK RESPON
Cek respon korban sadar atau tidak. Bisa dengan menepuk dan memanggil korban secara
keras, serta merangsang respon nyeri dengan cubitan di bawah bahu depan korban.
3. AKTIFKAN SISTEM BANTUAN GAWAT DARURAT
Bertujuan untuk memanggil bantuan petugas kesehatan yang lebih berwenang atau
bantuan mengambilkan AED untuk defibrilasi jantung.
4. RJP BERKUALITAS TINGGI (HIGH QUALITY CPR)
Salah satu poin perbaikan pada alur BLS 2010 adalah penekanan pada high-quality CPR atau RJP
berkualitas tinggi yang didefiniskan dengan
a. Kompresi dada minimal 100 kali per menit
b. Kompresi dada kedalaman minimal 5 cm (dewasa)
c. Minimal interupsi/penghentian kompresi dada. Kompresi dada dilakukan terus selama nadi
spontan belum ditemukan. Kompresi dada hanya dihentikan saat memberikan bantuan nafas
d. Recoil sempurna yaitu dinding dada kembali ke posisi normal secara penuh sebelum kompresi
dada berikutnya
e. Menghindari bantuan nafas terlalu sering (avoid hiperventilation)
f. 30 kali kompresi dada dan 2 kali bantuan nafas disebut 1 siklus RJP/CPR (resusitasi jantung
paru/cardiopulmonary resuscitation), 5 siklus RJP dilakukan selama 2 menit. Setelah 5 siklus RJP
dilakukan pengkajian nadi karotis, bila belum ditemukan nadi maka dilanjutkan 5 siklus RJP
berikutnya, begitu seterusnya.
5. DEFIBRILASI DENGAN AED
a. Segera lakukan defibrilasi jantung dengan AED
b. Begitu AED datang maka langsung pasang AED dengan mengikuti petunjuk
penggunaan AED (panduan AED langsung dengan perintah suara).
c. Begitu defibrilasi jantung selesai lanjutkan dengan 5 siklus RJP berikutnya.
Setelah 5 siklus RJP tersebut, gunakan AED untuk menganalisis nadi korban
lagi. Begitu seterusnya sampai ada indikasi penghentian RJP yaitu apabila
nadi spontan dan nafas korban kembali normal, bantuan tim ALS (Advance
Life Support) / ACLS (Advance Cardiac Life Support) datang atau penolong
tidak mampu lagi melakukan RJP.
Isi Jurnal
Pada jurnal yang berjudul “Ventricular Fibrillation Triggered by Marijuana Use In A
Patient With Ischemic Cardiomyopathy: A Case Report” memuat sebuah kasus yang
dialami oleh seorang pria 60 tahun yang datang ke Unit Gawat Darurat sebuah Rumah
Sakit dengan mata kiri ruptur orbital dan mengalami sinkop setelah merokok ganja
lebih dari biasanya. Diketahui pasien tersebut mengalami shock karena implan
cardioverter defibrillator (ICD) sebelum kehilangan kesadaran. Pasien tersebut juga
memiliki riwayat masa lalu yang signifikan untuk anterior infark miokard besar dan
pembuluh arteri koroner yang berat (CAD). Tidak ditemukan gejala angina atau gagal
jantung, keluarga pasien tidak memiliki riwayat SCD.
Penulis berhipotesis bahwa adanya aritmic dipicu oleh katekolamin yang
berlebihan. Penulis menyimpulkan bahwa ganja memiliki efek inotropik positif
pada jantung, namun ada juga pendapat lain bahwa penggunaan ganja
meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah diastolic dan penurunan fraksi
ejeksi pada pria dengan CAD. Pada penderita CAD tersebut, augmentasi denyut
jantung dapat menyebabkan melemahnya kinerja ventrikel kiri.
Dari kasus di atas dapat disimpulkan bahwa dugaan kuat peningkatan penggunaan
ganja oleh pasien dengan panyakit jantung structural dapat menyebabkan sinkop
dan febrilasi ventrikel sebagaimana dicatat oleh ICD pasien.
TERIMAKASIH