(versi kebiasaan baru) - fkm.uniska-bjm.ac.id

73
PEDOMAN MAGANG (VERSI KEBIASAAN BARU) Oleh: TIM PENYUSUN FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN MUHAMMAD ARSYAD AL BANJARI BANJARMASIN 2021

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: (VERSI KEBIASAAN BARU) - fkm.uniska-bjm.ac.id

PEDOMAN MAGANG (VERSI KEBIASAAN BARU)

Oleh:

TIM PENYUSUN

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN

MUHAMMAD ARSYAD AL BANJARI

BANJARMASIN

2021

Page 2: (VERSI KEBIASAAN BARU) - fkm.uniska-bjm.ac.id

ii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Panduan magang ini disusun berdasarkan kebutuhan yang dirasakan oleh

civitas akademika Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan

Masyarakat (FKM) UNISKA dalam pelaksanaan magang khususnya dalam rangka

menerapkan kebiasaan baru dalam upaya menjaga protokol kesehatan dan

keamanan di masa pandemi Covid-19.

Pedoman ini adalah pedoman resmi yang harus diikuti oleh segenap civitas

akademika FKM UNISKA dalam melaksanakan kegiatan program magang. Pada

Pedoman magang ini terdapat beberapa perubahan dari Pedoman magang yang lalu

dimana adanya penyesuain-penyesuaian tertentu baik dalam pelaksanaan maupun

pembuatan laporan magang oleh mahasiswa. Pada panduan ini juga diharapkan

adanya keseragaman antara dosen pembimbing dengan mahasiswa untuk mengacu

dalam hal penulisan laporan kegiatan magang.

Segala upaya telah dilakukan untuk menyempurnakan buku pedoman ini,

namun bukan mustahil dalam pedoman ini masih terdapat kekurangan dan

kesalahan. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan komentar yang dapat

dijadikan masukan dalam menyempurnakan pedoman ini di masa yang akan datang.

Semoga pedoman ini bermanfaat bagi para civitas akademika FKM UNISKA.

Wassalamu’alaikum wr. Wb.

Banjarmasin, Februari 2021

TIM PENYUSUN

Page 3: (VERSI KEBIASAAN BARU) - fkm.uniska-bjm.ac.id

iii

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii

DAFTAR ISI .................................................................................................. iii

I. PENDAHULUAN ....................................................................... 1

II. TUJUAN ...................................................................................... 2

III. SASARAN ................................................................................... 3

IV. ORGANISASI PELAKSANA ..................................................... 3

V. BEBAN STUDI DAN WAKTU MAGANG................................ 4

VI. PERSYARATAN MENGIKUTI MAGANG ............................... 5

VII. LOKASI ....................................................................................... 5

VIII. PELAKSANAAN MAGANG ..................................................... 5

IX. MONITORING DAN EVALUASI .................................................. 21

X. LAPORAN MAGANG ................................................................ 22

XI. SEMINAR .................................................................................... 24

XII. LAMPIRAN-LAMPIRAN ........................................................... 26

Page 4: (VERSI KEBIASAAN BARU) - fkm.uniska-bjm.ac.id

1

I. PENDAHULUAN

Program studi S1 Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat

(FKM) Universitas Islam Kalimantan MAB Banjarmasin merupakan Lembaga

intitusi Pendidikan sarjana kesehatan masyarakat. Salah satu misinya adalah

menyelenggarakan pengabdian yang mendukung upaya pemecahan masalah

kesehatan di intansi/lingkungan/masyarakat sebagai sarana pembangunan

kesehatan masyarakat. Dalam menjalankan misi tersebut, program studi

mengacu pada Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) sebagai

Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012, dan Undang-Undang Nomor 12 Tahun

2012 tentang Pendidikan Tinggi.

Kurikulum program magang bagi mahasiswa FKM UNISKA adalah untuk

memberi bekal pengalaman dan keterampilan kerja praktis, penyesuaian sikap di

dunia kerja sebelum mahasiswa dilepas untuk bekerja sendiri. FKM UNISKA

melaksanakan program magang karena mengharap para lulusan tetap

mempunyai kemampuan yang bersifat akademik dan profesional.

Pengertian magang adalah kegiatan mandiri mahasiswa yang dilaksanakan

di luar lingkungan kampus untuk mendapatkan pengalaman kerja praktis yang

sesuai dengan bidang peminatannya melalui metode observasi dan partisipasi.

Kegiatan magang dilaksanakan sesuai dengan formasi struktur dan fungsional

pada instansi tempat magang baik pada lembaga pemerintahan maupun

perusahan swasta atau lembaga lain yang relevan.

Salah satu hasil kekaryaan mahasiswa secara praktis dan akademis dapat

dilihat dan atau dinilai melalui program magang pada instansi pemerintah dan

swasta. Harapan yang diinginkan oleh Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Islam Kalimantan (FKM UNISKA) Banjarmasin dalam program

magang ini adalah untuk melihat kemampuan mahasiswa dalam

mengidentifikasi dan memecahkan masalah-masalah kesehatan dengan

pendekatan manajemen berbasis kesehatan masyarakat.

Hasil rumusan akhir definisi kesehatan masyarakat sebagai ilmu adalah

“kombinasi dari ilmu pengetahuan, keterampilan, moral dan etika, yang

diarahkan pada upaya pemeliharaan dan peningkatan kesehatan semua orang,

memperpanjang hidup melalui tindakan kolektif atau tindakan sosial, untuk

Page 5: (VERSI KEBIASAAN BARU) - fkm.uniska-bjm.ac.id

2

mencegah penyakit dan memenuhi kebutuhan menyeluruh dalam kesehatan,

dengan menggunakan strategi pemberdayaan masyarakat untuk hidup sehat

secara mandiri”, perspektif yang digunakan dalam kesehatan masyarakat adalah

kelompok atau masyarakat dan inilah yang menjadi esensi dari ilmu kesehatan

masyarakat.

Adapun kompetensi yang telah ditetapkan menjadi kompetensi dasar

dengan mengacu pada hasil dari Council on Linkages Acamedia and Public

Health Practice (2001) bagi lulusan tenaga kesehatan masyarakat yaitu:

1. Kemampuan untuk melakukan kajian dan analisis

2. Kemampuan untuk mengembangkan kebijakan dan perencanaan

program kesehatan

3. Kemampuan untuk melakukan komunikasi

4. Kemampuan untuk memahami budaya lokal

5. Kemampuan untuk melakukan pemberdayaan masyarakat

6. Memahami dasar-dasar ilmu kesehatan masyarakat

7. Kemampuan untuk merencanaan dan mengelola sumber dana

8. Kemampuan untuk memimpin dan berfikir sistim

Bidang keilmuan kesehatan masyarakat yang dapat mahasiswa jadikan

sebagai masalah kesehatan meliputi administrasi kebijakan kesehatan, gizi

masyarakat, kesehatan lingkungan, keselamatan dan kesehatan kerja, kesehatan

ibu dan anak, epidemiologi, biostatistik dan promosi kesehatan.

Namun dengan merebaknya kejadian Pandemi Covid-19 yang saat ini

sedang melanda hampr di seluruh kawasan dunia, maka tentunya dianggap perlu

adanya penyesuaian kegiatan bidang akademik termasuk di dalamnya program

magang mahasiswa FKM UNISKA MAB. Hal ini diperlukan untuk senantiasa

tetap menjaga kesehatan dan keamanan setiap individu yang dapat terlibat baik

secara langsung maupun tidak langsung dalam pelaksanaan program magang

tersebut.

II. TUJUAN

Secara umum tujuan program magang FKM UNISKA MAB adalah

untuk memberikan pengalaman bekerja dan kesempatan untuk

mengaplikasikan ilmu kesehatan masyarakat agar dapat melakukan intervensi

dalam rangka memecahkan masalah yang dihadapi instansi tempat magang

Page 6: (VERSI KEBIASAAN BARU) - fkm.uniska-bjm.ac.id

3

dengan metode problem solving. Dari kegiatan ini juga diharapkan terjalin

kerjasama yang baik antara FKM UNISKA MAB dan Instansi tempat magang

sebagai stakeholder. Selain itu kegiatan magang versi kebiasaan baru ini juga

bertujuan untuk dapat melatih mahasiswa dalam menyusun laporan secara

terstruktur meskipun tidak harus langsung menjalani magang di instansi

kesehatan secara intensif.

Secara khusus tujuan program magang adalah

a. Mahasiswa mampu mengobservasi dan mengidentifikasi prosedur

kerja/Standard Operating Procedure (SOP) di tempat magang/institusi

kesehatan/lingkungan masyarakat dan melakukan analisis situasi.

b. Mahasiswa dapat berperan aktif dengan cara memberikan sumbangsih

ide/pemikiran/gagasan terkait kegiatan program kesehatan masyarakat

c. Mahasiswa mampu mengidentifikasi masalah, menganalisis dan memberi

altenatif pemecahan masalah.

III. SASARAN

Atas dasar hal-hal yang telah dikemukakan di atas, maka magang

mempunyai dua kelompok sasaran, yaitu mahasiswa dan instansi tempat

magang. Masing-masing sasaran magang ini akan memperoleh manfaat dari

pelaksanaan magang, sebagai berikut :

1. Mahasiswa

a. Memperdalam aplikasi ilmu kesehatan, pola pikir, inovasi, kreatifitas

dan cara kerja yang komprehensif, sehingga dapat memahami suatu

permasalahan kesehatan yang dihadapi di instansi tempat magang

b. Memperdalam wawasan keilmuan tentang pemahaman ilmu kesehatan

masyarakat yang sudah dipelajarinya.

c. Mendewasakan pola pikir serta meningkatkan daya nalar dan kreatifitas

dalam melakukan penelaahan, perumusan dan pemecahan masalah

kesehatan masyarakat.

2. Instansi Magang/Masyarakat Umum

Memperoleh bantuan pemikiran dan tenaga, serta ilmu dalam pemecahan

masalah kesehatan sesuai bidang dan latar belakang tertentu.

Page 7: (VERSI KEBIASAAN BARU) - fkm.uniska-bjm.ac.id

4

IV. ORGANISASI PELAKSANA

- Pembina : Dekan FKM UNISKA

- Penanggungjawab : Wakil Dekan I FKM UNISKA

- Ketua Pelaksana : Ketua Program Studi FKM UNISKA

- Pelaksana Harian : Koordinator Magang FKM UNISKA

- Dosen Pembimbing Magang

- Pembimbing Magang di Instansi

V. BEBAN STUDI DAN WAKTU MAGANG

Magang merupakan kegiatan kurikulum wajib dengan beban studi

sebesar 3 SKS yang dilaksanakan selama +4 minggu dengan rincian sebagai

berikut :

1. Persiapan, orientasi lapangan dan pembekalan selama 1 minggu (+40 jam

kerja).

2. Pelaksanaan kerja magang selama 3 minggu efektif di lapangan bagi yang

magang secara langsung di instansi magang (+160 jam kerja), pelaksanaan

di lapangan disesuaikan dengan jam kerja di tempat magang. Agar efektif

dan terarah dalam pelaksanaan magang maka mahasiswa membuat rincian

kegiatan yang sudah disusun dan disepakati dengan dosen pembimbing dan

pembimbing di instansi.

3. Pelaksanaan kerja magang “khusus” selama 3 minggu dengan melakukan

kegiatan baik observasi lapangan, mengumpulkan data, menganalisis data

maupun kajian literatur bagi mahasiswa yang tidak langsung mengikuti

magang di instansi.

4. Konsultasi/bimbingan laporan magang kepada dosen pembimbing dapat

dilaksanakan setelah mendapatkan SK pembimbing magang

5. Seminar laporan magang dilaksanakan setelah magang berakhir dan sudah

disetujui oleh dosen pembimbing dan/atau pembimbing Instansi untuk

diseminarkan

Adapun secara lebih rinci, tahapan kegiatan magang dapat dilihat pada tabel

berikut Ini:

Page 8: (VERSI KEBIASAAN BARU) - fkm.uniska-bjm.ac.id

5

Tabel 1. Rincian kegiatan magang berdasarkan waktu (tahapan minggu)

Kegiatan Minggu ke -

I II III IV V

Persiapan dan

Pembekalan

Pelaksanaan program

magang

Konsultasi

Pembuatan laporan

Seminar laporan magang

Revisi

VI. PERSYARATAN MENGIKUTI MAGANG

1. Terdaftar sebagai mahasiswa aktif di FKM Uniska pada Tahun Akademik

pelaksanaan program magang.

2. Telah menempuh sebanyak 80% dari total SKS Mata Kuliah yang

ditawarkan/disediakan.

VII. LOKASI MAGANG

Lokasi atau tempat magang adalah institusi baik pemerintah maupun

swasta terutama yang bergerak di bidang kesehatan. Bersedia dan mampu

menerima mahasiswa magang serta dapat menyediakan tenaga instruktur atau

pembimbing dengan latar belakang pendidikan minimal strata 1 (S1). Lokasi

magang dapat ditentukan oleh Tim FKM Uniska melalui kesepakatan bersama dengan

institusi tempat magang. Tempat magang dapat pula berasal dari usulan

mahasiswa dengan terlebih dahulu mendapat persetujuan dari Ketua Pelaksana

Program Magang. Bagi mahasiswa yang tidak melaksanakan program magang

secara langsung di instansi terkait, dapat menentukan sendiri

lokasi/instansi/media yang akan digunakan untuk memfasiliasi kegiatan

magangnya.

VIII. PELAKSANAAN LAPANGAN

A. Waktu Pelaksanaan

Penyelenggaraan magang dilaksanakan pada semester Gasal dan/atau Genap

Page 9: (VERSI KEBIASAAN BARU) - fkm.uniska-bjm.ac.id

6

B. Pelaksanaan Lapangan

Dalam pelaksanaan magang di lapangan mahasiswa aktif dan

berperan sebagai tenaga kerja sesuai dengan bidang peminatan yang

dimilikinya pada instansi tempat magang, sehingga mahasiswa wajib

mengikuti segala aturan atau tata tertib yang berlaku pada tempat magang.

Sedangkan untuk mahasiswa yang memilih untuk tidak melaksanakan

kegiatan magang secara langsung di instansi terkait, dapat melakukan

alternatif kegiatan berupa observasi dan pengumpulan data sekunder pada

instansi kesehatan dan menyusun laporan dalam bentuk kajian analisis

kuantitatif. Selain itu mahasiswa juga dapat membuat sebuah kajian berupa

studi literatur dari jurnal-jurnal penelitian terdahulu.

Prosedur pelaksanaan magang:

1. Pada minggu I, mahasiswa melakukan observasi lapangan ke seluruh unit

kerja yang ada di tempat magang. Bagi yang melaksanakan kegiatan

berupa pengolahan data sekunder juga dapat langsung mengobservasi

target lokasi dan mengurus perizinannya. Kemudian bagi yang memilih

untuk melakukan studi literatur dapat mulai menentukan topik dan

mencari jurnal-jurnal penelitian yang akan direview dengan

menganalisis secara kritis, konstruktif dari literatur dalam bidang

tertentu melalui ringkasan, klasifikasi, analisis, bahkan perbandingan.

2. Minggu II dan III, mahasiswa sudah menentukan bidang kasus yang

dinilai dapat dijadikan suatu topik dalam laporang magang. Mahasiswa

melakukan kegiatan kerja di instansi tempat magang, dan memfokuskan sesuai

bidang keilmuan kesehatan masyarakat yang menjadi peminatannya, dan

menganalisis data yang terkait. Selanjutnya hasil kegiatan akan dituangkan

dalam bentuk laporan dan diseminarkan di FKM UNISKA pada akhir kegiatan.

Sedangkan yang tidak praktek magang secara langsung di instansi terkait,

dapat langsung melakukan/membuat laporan hasil analisis datanya.

Kelas Peminatan mahasiswa adalah :

1. Kesehatan Lingkungan dan Kesehatan dan Keselamatan Kerja

2. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku

3. Kesehatan Reproduksi dan Gizi

4. Administrasi dan Kebijakan Kesehatan

5. Epidemiologi dan Biostatistik

Page 10: (VERSI KEBIASAAN BARU) - fkm.uniska-bjm.ac.id

7

C. Analisis Situasi

Kegiatan mengumpulkan dan memahami informasi tentang suatu

situasi yang berguna untuk menetapkan masalah.

Tujuan Analisis Situasi:

1. Memahami masalah kesehatan secara jelas dan spesifik

2. Mempermudah penentuan prioritas

3. Mempermudah penentuan alternatif pemecahan masalah

Beberapa contoh Lahan Praktik untuk Magang Mahasiswa Fakultas

Kesehatan Masyarakat :

1. Dinas Kesehatan Provinsi

2. Dinas Kesehatan Kota/Kabupaten

3. Dinas Ketenagakerjaan/UPT Balai Hiperkes

4. Puskesmas/Rumah Sakit/Poliklinik

5. Bagian Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Perusahaan/Industri

6. Lembaga BUMN (BPJS Kesehatan/Ketenagakerjaan, PDAM, PD PAL,

PLN, dst)

7. Lembaga Swadaya Masyarakat yang bergerak di bidang kesehatan

8. Kantor Kesehatan Pelabuhan

9. Dan lain-lain (Bidang kesehatan yang disepakati)

D. Deskripsi Kerja Magang Peminatan

1. Kesehatan Lingkungan

Setelah mengikuti magang, mahasiswa peminatan K3KL mampu

melakukan kajian dan analisis mengenai konsep K3 dan Kesehatan

Lingkungan dalam rangka penyelesaian masalah terkait K3 dan

Kesehatan Lingkungan dengan melakukan identifikasi masalah,

penentuan prioritas masalah dan pemecahan masalah.

Page 11: (VERSI KEBIASAAN BARU) - fkm.uniska-bjm.ac.id

8

No Kompetensi Deskripsi Kegiatan

Sikap

1

Bertakwa kepada Allah Subhanallahuta’ala dan

mampu menunjukkan sikap

religius

Sholat berjama’ah dan tepat waktu

2

Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas berdasarkan agama,

moral, dan etika

Bersikap sopan santun di tempat kerja

3

Menunjukkan sikap

bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang keahliannya secara mandiri

Melaksanakan instruksi

pembimbing lapangan dengan seksama

Pengetahuan

1 Memahami alur produksi perusahaan Menggambarkan SOP Produksi perusahaan/RS

2 Memahami alur pengolahan limbah

perusahaan/Rumah sakit

1. Mempelajari SOP Pengolahan limbah 2. Mempelajari peraturan yang digunakan oleh

perusahaan/RS

3

Memahami kebijakan, regulasi, dan prosedur alur

produksi produksi dan yang dialukan

perusahaan/Rumah Sakit

1. Mempelajari dokumen SOP dan kebijakan di

perusahaan

2. Mengidentifikasi penerapan kebijakan yang dilakukan

4

Memahami pengendalian dan pemberantasan Vektor di perusahaan/Rumah Sakit

1. Melakukan analisis dokumen pengendalian

yang telah dilakukan

2. Mengidentifikasi vektor penyakit di

perusahaan/Rumah sakit

5 Memahami manajemen lingkungan yang

diterapkan oleh perusahaan

Mempelajari dokumen manajemen lingkungan

yang dilakukan oleh perusahaan

Keterampilan

1

Mampu mengidentifikasi berbagai pajanan

lingkungan (fisik, kimia, mikro organisme, dan

radiasi)

1. Mengidentifikasi pajanan fisik

2. Mengidentifikasi pajanan kimia

3. Mengidentifikasi pajanan mikroorganisme

4. Menganalisis hasil pengukuran pajanan

2

Mampu mengukur besaran risiko kesehatan

masyarakat sekitar dan pegawai

perusahaan/Rumah Sakit

1. Melakukan wawancara terhadap pekerja dan

masyarakat sekitar

2. Mempelajari dokumen pengukuran

lingkungan yang dilakukan perusahaan

3. Menganalisis risiko kesehatan dari paparan hazard

3

Mampu melaksanakan program pengendalian dan

pemberantasan vektor

1. Mengidentifikasi vektor penyakit di sekitar

perusahaan

2. Mengidentifikasi sarana prasarana yang ada di

perusahaan untuk mengendalian vektor

penyakit

3. Melakukan program fogging

4. Melakukan program pengendalian tikus

5. Melakukan evalusi program yang telah

dilakukan

Page 12: (VERSI KEBIASAAN BARU) - fkm.uniska-bjm.ac.id

9

4

Mampu melakukan inspeksi Higine sanitasi

makanan dan minuman di perusahaan/Rumah Sakit

1. Mengidentifikasi dokumen higiene sanitasi

yang dilkaukan perusahaan

2. Mengidentifikasi kantin dan catering

perusahaan

3. Mengidentifikasi dokumen kesehatan

karyawan

4. Melakukan inspeksi higiene sanitasi makanan

dan minuman

5. Mengevaluasi hasil inspeksi

Mmapu melaksanankan Hazard Critical Control

Point (HACCP) di industri makanan dan

minuman/Rumah Sakit

1. Mengidentifikasi dokumen HACCP

perusahaan/RS

2. Mengidentifikasi bahan baku produksi

3. Melaksanakan HACCP 4. Mengevaluasi hasil inspeksi

2. Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Setelah mengikuti magang, mahasiswa peminatan K3KL mampu

melakukan kajian dan analisis mengenai konsep K3 dan Kesehatan

Lingkungan dalam rangka penyelesaian masalah terkait K3 dan

Kesehatan Lingkungan dengan melakukan identifikasi masalah,

penentuan prioritas masalah dan pemecahan masalah.

No Kompetensi Deskripsi Kegiatan Topik Area Magang

Sikap

1 Bertakwa kepada Allah Subhanallahuta’ala dan

Sholat berjama’ah dan tepat waktu

1. Manajemen Kesehatan dan

1. Lab K3 UPT Disnankertrans

mampu menunjukkan

sikap

religius

Keselamatan

Kerja (OHSAS)

2. Sistem

Kompensasi dan

Jaminan

Kesehatan dan

Keselamatan

Tenaga Kerja

3. Aplikasi

Ergonomi di

Tempat Kerja

4. Penilaian dan

Pengendalian

Hazard di

Tempat Kerja

5. Epidemiologi

2. BPJS

Ketenagakerjaan

3. Industri/ perusahaan 4. Rumah sakit

5. Klinik perusahaan

6. Puskesmas

7. Dinas Kesehatan

2 Menjunjung tinggi nilai

kemanusiaan

dalam menjalankan

tugas berdasarkan

agama, moral, dan etika

Bersikap sopan santun di

tempat kerja

3 Menunjukkan sikap

bertanggungjawab atas

pekerjaan di

bidang keahliannya

secara mandiri

Melaksanakan instruksi

pembimbing lapangan

dengan

seksama

Pengetahuan

Page 13: (VERSI KEBIASAAN BARU) - fkm.uniska-bjm.ac.id

10

Menguasai konsep dan

teknik

analisis masalah

kesehatan di bidang

keselamatan dan

kesehatan kerja

Mengidentifikasi proses

kerja di

perusahaan/instansi

Penyakit Akibat

Kerja

2 Menguasai konsep

kebijakan dan

perencanaan program

keselamatan

dan kesehatan kerja

Menganalisis

pelaksanaan

SMK3

3 Menguasai konsep dan

teknik komunikasi

efektif

Melakukan,

mempersiapkan dan

mengikuti safety talk,

safety int

4 Memahami konsep

budaya

keselamatan dan

kesehatan kerja yang

mempengaruhi

kesehatan pekerja

Melakukan,

mempersiapkan dan

mengikuti safety talk,

safety

introduction, perilaku k3.

5 Menguasai konsep

investigasi kecelakaan

Mengindentifikasi

penyebab

kecelakaan kerja dari

faktor

manusia, peralatan,

bahan dan

lingkungan

Keterampilan

1 Mampu menerapkan 1.Mengkaji penyakit

konsep dasar

keselamatan dan

kesehatan kerja

untuk meningkatkan

status kesehatan

pekerja

akibat

kerja.

2. Mengkaji higiene

industri di

perusahaan.

3. Mengkaji bahaya

dispersi,

kebakaran dan ledakan.

4. Menerapkan teknik

dalam

analIsis masalah seperti

fishbone

Page 14: (VERSI KEBIASAAN BARU) - fkm.uniska-bjm.ac.id

11

2 Mampu melakukan

kajian dan analisis

masalah risiko

keselamatan dan

kesehatan kerja

1. Mengkaji manajemen

risiko

2. Mengkaji data

kecelakaan

dan kesehatan tenaga

kerja

3. Mengkaji hasil

pengukuran

lingkungan kerja

(kebisingan, ergonomi,

suhu, kadar bahan kimia

dan

sebagainya) 4. Mengkaji pelaksanaan

SMK3/ISO

5. Mengkaji telaah

dokumen

audit K3

3 Mampu

mengkomunikasikan

bahaya keselamatan dan

kesehatan kerja.

Merekomendasikan suatu

kegiatan pencegahan dan

evaluasi di tempat kerja

4 Mengusai konsep

pengukuran di

tempat kerja

Melakukan pengukuran

lingkungan kerja

(kebisingan,

ergonomi, suhu, kadar

bahan kimia dan sebagainya)

Page 15: (VERSI KEBIASAAN BARU) - fkm.uniska-bjm.ac.id

12

3. Kesehatan Reproduksi

Setelah mengikuti magang, mahasiswa peminatan Kesehatan

Reproduksi dapat memiliki kompetensi sebagai berikut :

a. Mampu melakukan kajian dan analisis

1. Ketepatan dalam mengidentifikasi masalah seperti

Kesehatan reproduksi remaja, Kesehatan Ibu dan Anak,

Aborsi, Kehamilan, Pencegahan dan penanggulangan

Komplikasi, Infertilitas, Kanker pada usia lanjut dan atau

osterioporosis.

2. Kemampuan dalam mengevaluasi masalah tersebut secara

relevan untuk dijadikan pemecahan masalah program

b. Mampu melakukan komunikasi

1. Dapat melakukan komunikasi lisan untuk mendapatkan

input informasi, data dan masalah

2. Mampu melakukan interaksi individu, maupun kelompok

c. Mampu melakukan pemberdayaan masyarakat

1. Mampu memahami pola kebiasaan masyarakat setempat

2. Mampu menggali potensi alam, sarana, dan kemasyarakatan

yang dapat meningkatkan derajat terkait kesehatan

reproduksi

d. Mampu memahami dasar-dasar ilmu kesehatan masyarakat

1. Mampu memahami materi kesehatan reproduksi

2. Mampu memaparkan mempresentasikan materi yang

sedang diangkat dalam program magang

3. Mampu melakukan pendekatan kepada masyarakat untuk

menunjang peningkatan derajat kesehatan

e. Mampu merencanakan dan mengelola sumber dana

Mampu menyebutkan keperluan dan mengklasifikasikan

anggaran yang dapat menunjang pelaksanaan kegiatan

pemecahan masalah

Page 16: (VERSI KEBIASAAN BARU) - fkm.uniska-bjm.ac.id

13

f. Mampu memimpin dan berfikir sistim

1. Mampu memecahkan masalah dengan melihat komponen

lain yang dapat terkoneksi pada masalah yang sedang

ditangani

2. Mampu merumuskan suatu kegiatan untuk memecahkan

beberapa masalah

4. Gizi

Setelah mengikuti magang, mahasiswa peminatan Gizi dapat memiliki

kompetensi sebagai berikut :

a. Mampu melakukan kajian dan analisis

1. Ketepatan dalam mengidentifikasi masalah seperti Asi

eksklusif, MP ASI, Tablet besi bumil dan remaja, PMT

keluarga miskin, Pemantauan tumbuh kembang BB,

Konseling gizi, Hipertensi atau Anemia Ibu hamil,

Hipertensi pada lansia dan lain sebagainya.

2. Kemampuan dalam mengevaluasi masalah tersebut secara

relevan untuk dijadikan pemecahan masalah program.

b. Mampu melakukan komunikasi

1. Dapat melakukan komunikasi lisan untuk mendapatkan

input informasi, data dan masalah

2. Mampu melakukan interaksi individu, maupun kelompok

c. Mampu melakukan pemberdayaan masyarakat

1. Mampu memahami pola kebiasaan masyarakat setempat

2. Mampu menggali potensi alam, sarana, dan kemasyarakatan

yang dapat meningkatkan derajat terkait kesehatan

reproduksi

d. Mampu memahami dasar-dasar ilmu kesehatan masyarakat

1. Mampu memahami materi gizi

2. Mampu memaparkan mempresentasikan materi yang sedang

diangkat dalam program magang

Page 17: (VERSI KEBIASAAN BARU) - fkm.uniska-bjm.ac.id

14

3. Mampu melakukan pendekatan kepada masyarakat untuk

menunjang peningkatan derajat kesehatan

e. Mampu merencanakan dan mengelola sumber dana

Mampu menyebutkan keperluan dan mengklasifikasikan

anggaran yang dapat menunjang pelaksanaan kegiatan

pemecahan masalah

f. Mampu memimpin dan berfikir system

1. Mampu memecahkan masalah dengan melihat komponen

lain yang dapat terkoneksi pada masalah yang sedang

ditangani

2. Mampu merumuskan suatu kegiatan untuk memecahkan

beberapa masalah

5. Administrasi dan Kebijakan Kesehatan

a. Mampu melakukan kajian dan analisis masalah kesehatan

1) Mengidentifikasi masalah kesehatan, mutu pelayanan,cakupan

program, dan data trend penyakit.

2) Menerapkan diagram pareto, fishbone, berpikir sistem (input,

proses, output) dalam menyelesaikan masalah kesehatan

3) Menerapkan proses pengumpulan data dan aplikasi teknologi

informasi

b. Mampu mengembangkan kebijakan dan perencanaan program

kesehatan

1) Menyusun program di Puskesmas (contoh bidang perencanaan ,

KIA, Kesling, Promkes).

2) Menyusun program layanan rumah sakit (mutu layanan, logistik,

anggaran rumah sakit, diklat)

3) Memutuskan tindakan yang sesuai dengan masalah yang dihadapi

4) Mengembangkan suatu perencanaan untuk

mengimplementasikan kebijakan

Page 18: (VERSI KEBIASAAN BARU) - fkm.uniska-bjm.ac.id

15

5) Mengevaluasi pelaksanaan kebijakan dan program kesehatan

yang ada di institusi magang ataupun di masyarakat

c. Mampu melakukan komunikasi secara efektif

1) berkoordinasi antar unit kerja

2) bekerjasama dalam tim

3) Memahami tupoksi, pendelegasian wewenang

4) Melakukan advokasi untuk program dan sumber daya kesehatan

5) Mampu menyusun alur pelayanan

d. Mampu memahamim kajian terhadap budaya kerja.

1) Memahami adanya dinamika yang berkontribusi terhadap

keragaman

2) budaya menganalisis apa saja budaya kerja yg mempengaruhi

kinerja organisasi

e. Mampu melakukan pemberdayaan masyarakat

1) Menggabungkan berbagai strategi untuk berinteraksi dengan

orang dari berbagai latar belakang.

2) Mengidentifikasi peran faktor budaya, sosial dan perilaku dalam

pelayanan kesehatan

3) Mampu mengidentifi kasi dan menjaga hubungan dengan

berbagai pemangku kepentingan

4) Menghimpun masukan dari masyarakat sebagai bahan

pertimbangan dalam pengembangan kebij akan dan program

kesehatan.

5) Menginformasikan kebijakan program dan sumber daya kepada

masyarakat

f. Mampu memahami dasar-dasar ilmu kesehatan masyarakat

1) Memahami perkembangan sejarah, struktur, dan interaksi antara

kesehatan masyarakat dan Sistem pelayanan kesehatan.

2) Mengidentifikasi dan mengaplikasikan metode riset dasar yang

digunakan dalam kesehatan masyarakat

3) Mengidentifikasi keterbatasan riset dan pentingnya observasi

dan kesaling-hubungan (interrelationship)

Page 19: (VERSI KEBIASAAN BARU) - fkm.uniska-bjm.ac.id

16

g. Mampu dalam merencanakan keuangan dan terampil dalam bidang

manajemen

1) Menghitung kapitasi berbasisi komitmen pelayanan

2) Mampu menghitung angka utilisasi, unit cost, perencaaan

kebutuhan logistik dll

h. Mampu memimpin dan berfikir system

1) Mengidentifikasi isu internal dan eksternal yang dapat

berdampak terhadap penerapan pelayanan esensial kesehatan

masyarakat (menyusun Rencana Strategis)

2) Memfasilitasi kerja sama kelompok internal dan eksternal untuk

menjamin partisipasi dari pemangku kepentingan kunci

3) Menganalisis masalah dalam mutu pelayanan kesehatan melalui

cari pendekatan system

4) Mengaplikasikan teori dari struktur organisasi terhadap praktek

profesional

6. Epidemiologi

a. Mampu melakukan kajian dan analisis masalah kesehatan

dengan pendekatan epidemiologi penyakit menular maupun

penyakit tidak menular.

b. Mampu mengembangkan kebijakan dan perencanaan program

kesehatan dengan menyediakan data yang berkualitas sebagai

dasar dalam pembuatan kebijakan program kesehatan.

c. Mampu melakukan komunikasi dengan baik kepada masyarakat

maupun pemerintah untuk menseminasikan data atau hasil

penelitian yang telah dilakukan

d. Mampu memahami budaya lokal agar bias melakukan

pendekatan yang tepat dalam menunjang keberhasilan kegiatan

penelitian dalam masyarakat

e. Mampu melakukan pemberdayaan masyarakat sehingga

meningkatkan partisipasi masyarakat dalam setiap kegiatan termasuk

kegiatan penelitian.

f. Mampu memahami dasar-dasar ilmu kesehatan masyarakat

sebagai modal penting dalam merencanakan dan melakukan

identifikasi dan kajian masalah kesehatan.

Page 20: (VERSI KEBIASAAN BARU) - fkm.uniska-bjm.ac.id

17

g. Mampu merencanakan dan mengelola sumber dana, membuat

Rencana Anggaran Belanja (RAB) penelitian serta

mengalokasikan dengan tepat untuk kebutuhan penelitian.

h. Mampu memimpin dan berfikir system dalam melakukan suatu

projek penelitian.

7. Biostatistik

a. Mampu melakukan kajian dan analisis

1. Mengidentifikasi masalah serta melakukan analysis

pemecahan masalah

2. Melakukan kajian data hasil lapangan serta melakukan

analisis data menggunakan epidata dan Aplikasi Komputer

b. Mampu melakukan komunikasi

1. Mampu berkomunikasi dengan baik kepada komunitas

masyarakat

2. Mampu menginterpretasi hasil kajian data, sehingga

menjadi informasi yang benar dan tepat

c. Mampu melakukan pemberdayaan masyarakat

1. Mampu melakukan kajian dan teknik analisis demografi

d. Mampu memahami dasar-dasar ilmu kesehatan masyarakat

1. Mampu memahami secara komprehensif mengenai

permasalahan kesehatan di masyarakat dan analisis

berdasarkan data kesehatan masyarakat

e. Mampu memimpin dan berfikir system

1. Mampu menganalisis masalah kesehatan berdasarkan data

kependudukan

2. Mampu berfikir system terhadap masalah kesehatan,

sehingga mampu mendapatkan akar masalah kesehatan

8. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku

Fokus pada peningkatan perilaku dan kemandirian masyarakat

serta upaya promotif dan preventif. Upaya penyelesaian masalah

kesehatan yang ada solusi utama dengan perubahan perilaku. Oleh karena

itu, memerlukan perhatian serius pada pelaksanaan strategi promosi

Page 21: (VERSI KEBIASAAN BARU) - fkm.uniska-bjm.ac.id

18

kesehatan dan pemberdayaan masyarakat, dan tentunya sangat

memerlukan tenaga promotor kesehatan yang professional.

a. Mampu melakukan kajian, analisis & identifikasi masalah-

masalah kesehatan yang ada

1) Mengidentifikasi dan merumuskan secara tepat masalah

perilaku berisiko terhadap kesehatan

2) Pelaksana untuk mengorganisasikan dan mendayagunakan

sumber daya masyarakat agar mau dan mampu menolong

dirinya sendiri menggunakan berbagai teori dan teknik

perubahan perilaku(implementing)

b. Mampu mengaplikasikan pengembangan kebijakan dan

perencanaan program kesehatan

1) Sebagai Advokator promosi kesehatan

2) Sebagai pengembang media promosi kesehatan

3) Mengadvokasi program perubahan perilaku agar dapat di

didukung menjadi kebijakan yang mendukung kesehatan

(advocating)

c. Mampu melakukan komunikasi, baik promosi kesehatan &

penyuluhan

1) Terampil merancang media cetak untuk promosi & pencegahan

masalah kesehatan

2) Mampu memilih dan menggunakan dan menciptakan alat bantu

Komunikasi, Informasi, Edukasi (KIE) yang tepat dan inovatif

(developing media)

d. Mampu memahami budaya local

1) Mampu menggunakan strategi promkes kepada individu,

kelompok dan masyarakat sesuai dengan sosial budaya

masyarakat untuk mewujudkan perilaku hidup sehat

2) Mampu untuk mengorganisasikan dan mendayagunakan

sumberdaya lokal yang ada (empowering)

e. Mampu memberdayakan potensi di lingkungan masyarakat

1) Mampu untuk membentuk kerja tim atau berkoordinasi dengan

tim lain (teamworking)

Page 22: (VERSI KEBIASAAN BARU) - fkm.uniska-bjm.ac.id

19

2) Sebagai Fasilitator Tim Promosi Kesehatan (Team builder)

f. Mampu memahami dasar-dasar ilmu kesehatan masyarakat

1) Mampu menerapkan strategi dasar promosi kesehatan untuk

mengatasi masalah kesehatan

2) Sebagai Asisten peneliti promosi kesehatan

g. Mampu merencanakan dan mengelola sumber dana secara tepat

guna

1) Mampu melakukan penelitian dan pelatihan promosi

kesehatan

2) Merencanakan strategi untuk mengubah kebiasaan atau ide

dan praktek manajemen teknologi pemasaran sosial dalam

promosi kesehatan.

h. Mampu memimpin, berfikir sistem & inovatif

1) Terampil dalam melaksanakan program promosi kesehatan

2) Mampu menjelaskan pelaksanaan kegiatan dan pembuatan

Satuan Acara Penyuluhan (SAP) kesehatan

3) Sebagai Impelementator promosi kesehatan

E. Bimbingan Lapangan

1. Fungsi Bimbingan Lapangan

Bimbingan mahasiswa di lapangan dimaksudkan agar kegiatan

mahasiswa selama magang dapat berjalan dengan lancar, baik dalam hal

pencapaian tujuan belajar mahasiswa maupun bantuan teknis yang

mungkin dapat diberikan kepada instansi tempat magang.

Pembimbingan di lapangan diserahkan sepenuhnya kepada pihak

instansi dalam hal sikap dan penampilan seseuai norma yang berlaku,

metode, materi serta frekuensi bimbingan. Oleh karena itu pembimbing

dari instansi berhak untuk memberikan penilaian bagi mahasiswa sesuai

dengan format penilaian dan format penulisan pembuatan laporan

magang yang sudah ditentukan.

2. Supervisi

Supervisi pada pelaksanaan lapangan merupakan tahapan penting

jika memang diperlukan untuk dilakukan. Dilaksanakan oleh pihak

pelaksana magang, atau dosen pembimbing yang bertanggungjawab.

Page 23: (VERSI KEBIASAAN BARU) - fkm.uniska-bjm.ac.id

20

lnformasi yang dikumpulkan pada kegiatan supervisi ini adalah :

a. Kehadiran mahasiswa, serta perilaku umum mahasiswa di lokasi

magang.

b. Kerjasama dan keaktifan mahasiswa.

c. Hambatan yang dihadapi mahasiswa dan pembimbing dari pihak

instansi magang.

Hambatan atau permasalahan diperoleh dari hasil laporan instansi tempat

magang, penggalian atau pendalaman yang dilakukan supervisor, dan

permasalahan-permasalahan yang secara kebetulan ditemukan.

Hasil supervisi dibawa dalam rapat akademik, baik yang telah diberikan

saran pemecahan ataupun yang belum. Kegiatan supervisi magang minimal

dilakukan 2 kali dalam satu periode magang jika diperlukan.

3. Tata Tertib dan Sanksi

a. Pentingnya Tata Tertib

Guna mencapai keberhasilan pelaksanaan magang, diperlukan suatu "tata

tertib" sebagai suatu pedoman dan pengarah, dimaksudkan untuk :

i. Memberi jaminan keberhasilan kegiatan magang dan nama baik

almamater.

ii. Mempertahankan citra magang dan menjaga nama baik FKM

UNISKA MAB.

iii. Meminimalisir kemungkinan adanya dampak negatif dari kegiatan

magang.

Bagi mahasiswa peserta magang, tata tertib bersifat mengikat dan wajib

dipatuhi, baik selama mengikuti pembekalan ataupun di dalam

pelaksanaan magang.

b. Tata Tertib Selama Pembekalan

Selama mengikuti pembekalan mahasiswa wajib

1. Mengikuti semua acara pembekalan, sebagai satu kesatuan utuh

dengan kegiatan magang.

2. Mengisi daftar hadir sendiri (tidak boleh diwakilkan orang lain) pada

setiap acara pembekalan.

Page 24: (VERSI KEBIASAAN BARU) - fkm.uniska-bjm.ac.id

21

c. Tata Tertib Selama Kegiatan Magang

Selama kegiatan magang, mahasiswa wajib

1. Mengikuti seluruh ketentuan yang berlaku pada instansi tempat

magangnya.

2. Menjaga dan memelihara nama baik almamater, serta menjunjung

tinggi nilai-nilai budaya, etika, dan sopan santun.

Sanksi Terhadap Pelanggaran Tata Tertib

Sanksi pelanggaran terhadap tata tertib bertingkat dari sanksi ringan

(teguran lisan maupun tertulis oleh pembimbing di lapangan) sampai

dengan sanksi berat (ditarik dari kegiatan magang dan atau ditambah sanksi

akademis dari pihak Fakultas).

Sangsi ringan akan berpengaruh terhadap nilai keberhasilan magang

sedangkan sangsi berat berarti tidak lulus magang yang diputuskan oleh

organisasi pelaksana program magang setelah mendengar laporan dari

Koordinator Magang.

Ketentuan yang belum diatur dalam tata tertib ini akan diatur

kemudian dalam rapat organisasi pelaksana program magang.

IX. MONITORING DAN EVALUASI

Selama pelaksanaan magang, dilakukan pemantauan atau supervisi

oleh dosen pembimbing FKM UNISKA MAB. Dalam kegiatan magang

didampingi dan dipantau oleh dosen pembimbing dan/atau pembimbing

instansi tempat magang. Demikian juga akan dilakukan penilaian yang

meliputi beberapa aspek antara lain:

1. Kedisiplinan

2. Penampilan

3. Kerjasama

4. Kreativitas

5. Aktivitas

6. Seminar Hasil

7. Laporan Hasil Akhir

Page 25: (VERSI KEBIASAAN BARU) - fkm.uniska-bjm.ac.id

22

Bobot penilaian adalah

50 % pembimbing di instansi

50 % pembimbing Fakultas

Ketentuan nilai magang adalah sebagai berikut:

Nilai Huruf Nilai Mentah

A 80 – 100

B+ 75 – 79

B 70 – 74

C+ 65 – 69

C 61- 64

D (tidak Lulus) ≤60

Penilaian tersebut juga diperhitungkan kehadiran mahasiswa di tempat

magang. Persentase kehadiran minimal yang harus dipenuhi adalah 90%,

dalam periode magang yang ditentukan. Apabila kurang dari 90% maka

mahasiswa dianggap gugur dan harus menempuh magang kembali.

Page 26: (VERSI KEBIASAAN BARU) - fkm.uniska-bjm.ac.id

23

X. LAPORAN MAGANG (Magang Langsung Penuh Waktu di Instansi)

Mahasiswa peserta (secara individu) di akhir pelaksanaan magang harus

membuat laporan dengan sistematika sebagai berikut :

1. Kertas yang digunakan adalah jenis HVS putih tanpa garis minimum 70 gr,

dengan ukuran A4 (21 x 30 cm)

2. Laporan magang diketik dengan pilihan huruf “Times New Roman”

berukuran (font) :

- Naskah 12

- Judul bab 12

- Judul laporan : 14-16 (tergantung panjang pendeknya judul)

3. Pengetikan dilakukan pada satu sisi halaman saja dengan jarak ketikan 1,5

spasi, dengan batas pengetikan 4 cm dari tepi kiri, 3 cm dari tepi kanan, 4

cm dari tepi atas dan 3 cm dari tepi bawah

4. Pada penomoran halaman ; Bagian pendahuluan diberi nomor halaman

dengan angka romawi kecil (missal, i, ii, iii, dst.), sedangkan bagian

naskah/isi dan bagian akhir laporan dengan angka (missal 1,2,3, dst). Nomor

halaman diletakkan disebelah kanan atas, kecuali untuk halaman bab baru

di bagian tengah bawah naskah

5. Pemberian tanda pada judul sub-bab atau anak sub-bab harus tetap

konsisten. Bila menggunakan angka harus tetap demikian sampai akhir

naskah. bila menggunakan gabungan dari angka romawi dan abjad, cara

yang lazim digunakan adalah sebagai berikut :

A

1

a

1)

a)

(1)

(a)

6. Penulisan daftar pustaka yang digunakan merujuk pada system Harvard

dan kepustakannya maksimal 10 tahun terakhir.

Page 27: (VERSI KEBIASAAN BARU) - fkm.uniska-bjm.ac.id

24

Halaman Sampul

1. Tempat dan waktu magang

2. Judul

3. Logo UNISKA MAB

4. Nama, NPM

5. Prodi, Fakultas, Universitas

6. Tahun

Halaman Pengesahan: Ditandatangani oleh Dosen Pembimbing, Pembimbing

Instansi, yang diketahui Kepala/Pimpinan Instansi tempat magang dan Ketua

Program Studi Kesehatan Masyarakat.

Kata Pengantar

Daftar Isi

Daftar Tabel (jika ada)

Daftar Gambar (jika ada)

Daftar Lampiran

BAB I. PENDAHULUAN (di tengah)

A. Latar Belakang

B. Tujuan

C. Manfaat

1. Instansi magang

2. Mahasiswa

BAB II. Gambaran Umum Tempat Magang

A. Analisis Situasi Umum (Geografi, Demografi, Visi Misi, Profil

Instansi Tempa Magang)

B. Analisis Situasi Khusus (gambaran mengenai bidang peminatan

yang ditentukan, prosedur pelayanan (untuk di Puskesmas dan RS)

/ struktur organisasi bidang / tugas, tanggung jawab bidang / proses

produksi (untuk di perusahaan), data terkait dengan bidang yang

ditentukan (berdasar target dan capaian)

BAB III. Hasil Kegiatan

A. Uraian Kegiatan (berisi uraian pelaksanaan magang di instansi,

dokumentasi kegiatan yang dilakukan, beserta waktu pelakasanaan)

Page 28: (VERSI KEBIASAAN BARU) - fkm.uniska-bjm.ac.id

25

B. Identifikasi masalah (berisi masalah yang ditentukan sesuai bidang

keilmuan, kemudian didukung oleh data yang tersedia di instansi

tempat magang)

C. Alternatif Pemecahan Masalah (dapat menggunakan analisis

SWOT, atau penyampaian program yang direncanakan)

D. Rencana Kegiatan

BAB IV. Kesimpulan dan saran

Kepustakaan (minimal 5 buah)

Lampiran:

1. Lembar Evaluasi Magang oleh Pembimbing Instansi

2. Lembar Penilaian Seminar/Laporan Magang

3. Lembar Rekapitulasi Penilaian Magang

4. Lembar persetujuan Untuk Presentasi Magang

5. Lembar Bimbingan/Konsultasi

6. Lembar Kehadiran (Kehadiran pada saat magang minimal 90%)

XI. LAPORAN (Pengolahan Analisis Data Sekunder)

Metode Analisis Data Sekunder (kadang disebut dengan Metode

Penelitian Sekunder) merupakan salah satu metode penelitian. oleh karena

namanya yang berbunyi “analisis data sekunder” sering kali disalahpahami

sebagai teknik menganalisis data sekunder. Analisis Data Sekunder itu metode

penelitian juga. Artinya ada prosedur pengumpulan data dan analisis data.

Analisis Data Sekunder (ADS) merupakan suatu strategi penelitian yang

memanfaatkan data kuantiatif ataupun kualitatif yang sudah ada untuk

menemukan permasalahan baru atau menguji hasil penelitian terdahulu.

ADS mempergunakan atau memanfaatkan data sekunder, yaitu data

yang sudah ada. Dalam hal ini peneliti ADS tidak mengumpukan data sendiri,

baik dengan wawancara, penyebaran angket atau daftar isian, melakukan tes,

menggunakan skala penilaian atau skala semacam skala likert, ataupun

observasi. Data sekunder itu dapat berupa data hasil penelitian, dapat pula

berupa data dokumenter administratif kelembagaan. Data sekunder itu dapat

dibedakan menjadi dua macam. Pertama data hasil penelitian (orang lain), dan

kedua data administratif kelembagaan. Data administratif kelembagaan

Page 29: (VERSI KEBIASAAN BARU) - fkm.uniska-bjm.ac.id

26

dimaksudkan yaitu data yang dikumpulkan oleh sesuatu lembaga, misalnya

Rumah Sakit atau Dinas Kesehatan, yang berupa data-data administratif

semisal data lengkap pasien yang mendaftar dan dirawat, data lengkap riwayat

penyakit, data status kesehatan, data nilai hasil survei, data kepegawaian dan

sebagainya.

Data sekunder, seperti juga data primer, bisa bersifat “kuantitatif”

(berupa bilangan), misalnya statistik pasien, tenaga kesehatan dan pegawai,

bisa pula “kualitatif” (bukan berupa bilangan), misalnya peraturan, hasil

wawancara penelitian, rekaman video, berita surat kabar, artikel majalah, dan

sebagainya. Dalam penelitian sekunder (analisis data sekunder) langkah

penelitiannya sebagai berikut:

1. Menetapkan (menemukan) sumber data/informasi (instansi kesehatan)

2. Mengumpulkan data yang sudah tersedia (dalam “dokumen”)

3. Menormalisasikan data jika diperlukan dan memungkinkan (membuat data

dari berbagai sumber sesetara mungkin “menjadi satu bentuk yang sama”)

4. Menganalisis data (misalnya menghitung, mentabulasi, memetakan data-

data kuantiatif, atau membandingkan berbagai peraturan dan menelaahnya)

Format Laporan

Halaman Sampul

1. Tempat dan waktu pengumpulan data sekunder

2. Judul

3. Logo UNISKA MAB

4. Nama, NPM

5. Prodi, Fakultas, Universitas

6. Tahun

Halaman Pengesahan: ditandatangani oleh Dosen Pembimbing,

Kepala/Pimpinan Instansi tempat sumber data, dan Ketua Program Studi

Kesehatan Masyarakat.

Kata Pengantar

Daftar Isi

Daftar Tabel (jika ada)

Daftar Gambar (jika ada)

Daftar Lampiran

Page 30: (VERSI KEBIASAAN BARU) - fkm.uniska-bjm.ac.id

27

BAB I. Gambaran Umum Tempat/Sumber Pengumpulan Data

Ringkasan Profil Instansi

BAB II. Hasil Kegiatan

Berupa naskah laporan dalam bentuk artikel/draft jurnal, berikut

tautan untuk mengunduh format penulisan artikelnya:

http://bit.ly/format-artikel

(contoh artikel/jurnal terlampir)

Lampiran:

1. Lembar Izin Pengumpulan Data Dari Instansi Terkait

2. Lembar Penilaian Seminar/Laporan

3. Lembar persetujuan Untuk Presentasi

4. Lembar Bimbingan/Konsultasi

5. Lembar Pernyataan Bebas Plagiarisme (bermaterai)

XII. LAPORAN (Studi Literatur / Literature Review)

Studi literatur (Literature Review) dilakukan dengan melakukan pencarian

terhadap berbagai sumber tertulis, baik berupa buku-buku, arsip, majalah, artikel, dan

jurnal, atau dokumen-dokumen yang relevan dengan permasalahan yang dikaji.

Sehingga informasi yang didapat dari studi kepustakaan tersebut dijadikan rujukan

untuk memperkuat argumentasi-argumentasi yang ada. Studi literatur ini dilakukan

oleh peneliti setelah menentukan topik penelitian dan ditetapkannya rumusan

permasalahan, sebelum mengumpulkan data (jurnal) yang diperlukan. Dalam laporan

magang pada opsi ini, mahasiswa hanya diperkenankan untuk mengolah analisis kajian

khusus jurnal online saja sebanyak minimal 5 (lima) jurnal. Adapun cara

mengorganisasikan studi literatur yaitu:

1. Kronologi. Pada struktur ini, peneliti akan mengelompokkan dan mendiskusikan

sumber-sumber publikasi sesuai urutan kemunculannya, menyoroti perubahan

dalam penelitian di bidang tertentu dan topik spesik dari waktu ke waktu. Metode

ini berguna untuk paper yang berfokus pada metodologi penelitian, makalah

historiografi, dan tulisan lain di mana waktu menjadi unsur penting.

2. Tematik. Dalam struktur ini, peneliti akan mengelompokkan dan mendiskusikan

sumber-sumber riset sesuai tema atau topiknya. Cara ini lebih kuat secara

pengorganisasian, dan membantu menahan keinginan penulis untuk merangkum

sumber-sumber pustaka. Dengan mengelompokkan tema atau topik penelitian

Page 31: (VERSI KEBIASAAN BARU) - fkm.uniska-bjm.ac.id

28

bersama, penulis dapat menunjukkan jenis topik yang penting dalam penelitian.

Secara spesifik penjelasan mengenai penyusunan studi literatur/literature

review tersebut dapat dipelajari dengan mengunduh dokumen pada tautan berikut ini:

http://bit.ly/panduan-literature-review

Format Laporan

Halaman Sampul

1. Judul

2. Logo UNISKA MAB

3. Nama, NPM

4. Prodi, Fakultas, Universitas

5. Tahun

Halaman Pengesahan: ditandatangani oleh Dosen Pembimbing, dan Ketua

Program Studi Kesehatan Masyarakat.

Kata Pengantar

Daftar Isi

Daftar Tabel (jika ada)

Daftar Gambar (jika ada)

Daftar Lampiran

ISI LAPORAN (Artikel)

Berupa naskah laporan dalam bentuk artikel/draft jurnal dengan

minimal 5 (lima) jurnal yang dikaji, berikut tautan untuk mengunduh

format penulisan artikelnya: http://bit.ly/template-studi-literatur

(contoh artikel/jurnal terlampir)

Kepustakaan (minimal 15 buah) Buku Referensi 10 tahun terakhir, Jurnal 5

tahun terakhir

Lampiran:

1. Lembar Penilaian Seminar/Laporan

2. Lembar persetujuan Untuk Presentasi

3. Lembar Bimbingan/Konsultasi

4. Lembar Pernyataan Bebas Plagiarisme (bermaterai)

Page 32: (VERSI KEBIASAAN BARU) - fkm.uniska-bjm.ac.id

29

XIII. SEMINAR

Syarat Maju Seminar

1. Mengumpul Laporan Magang lengkap ke Sekretariat FKM melalui

daring sebanyak 1 (satu) berkas (format pdf)

2. Berkas yang dikumpul sudah disetujui / ditanda tangani oleh Dosen

Pembimbing Fakultas untuk diseminarkan

3. Berkas yang dikumpul sudah dinilai oleh pembimbing Instansi tempat

magang (khusus untuk yang magang penuh waktu)

4. Saat mengumpulkan berkas, Waktu dan Hari sudah disetujui oleh

Pembimbing Fakultas dan Mahasiswa

5. Pengumpulan laporan kepada sekretariat FKM minimal 1 hari sebelum

maju seminar magang

6. Seminar magang dilaksanakan secara daring (melalui aplikasi online)

dengan dihadiri minimal 5 (lima) orang audiens mahasiswa.

Di akhir kegiatan program magang mahasiswa wajib menyerahkan

laporan magang (dijilid) yang telah diseminarkan dan direvisi serta telah

ditanda tangani/disahkan oleh Ketua Program Studi sebanyak 1 buah ke

Sekretariat FKM UNISKA Banjarmasin. Nilai magang harus sudah masuk

ke Sekretariat FKM UNISKA paling lama 1 (satu) minggu setelah

pelaksanaan seminar magang selesai.

Page 33: (VERSI KEBIASAAN BARU) - fkm.uniska-bjm.ac.id

30

XIV. LAMPIRAN-LAMPIRAN

LAMPIRAN 1:

LEMBAR EVALUASI MAGANG OLEH PEMBIMBING INSTANSI

Nama Mahasiswa :

NPM :

Tempat Magang :

No. Aspek Yang dinilai Nilai (0-100)

I. Kedisiplinan

2. Penampilan

3. Kerjasama

4. Kreativitas

5. Aktivitas

6. Laporan Magang

TOTAL

Rata-rata = =

6

Keterangan :

Banjarmasin, …………………

Pembimbing Instansi

(………………………..)

NIP.

1. Kedisplinan : Ketepatan waktu, kehadiran, taat pada peraturan 2. Penampilan : Cara berpakaian, keramahan, sopan santun

3. Kerjasama : Kerjasama antar teman magang (bila ada),

karyawan di instansi, atasan dan pembimbing

4. Kreativitas : Pengungkapan ide-ide yang kreatif, inovatif, baik

untuk instansi maupun FKM

5. Aktifitas : Banyaknya kegiatan yang bermanfaat yang telah

dilaksanakan selama magang

6. Laporan Magang : Bukti tertulis yang dibuat oleh peserta setelah magang

sesuai dengan format yang telah ditentukan

Page 34: (VERSI KEBIASAAN BARU) - fkm.uniska-bjm.ac.id

31

LAMPIRAN 2:

LEMBAR EVALUASI MAGANG OLEH DOSEN PEMBIMBING

Nama Mahasiswa :

NPM :

Tempat Magang :

No. Aspek Yang dinilai Nilai (60-100)

I. Kedisiplinan

2. Penampilan

3. Kerjasama

4. Kreativitas

5.

Laporan Magang :

- Penulisan / Isi

- Penyajian

- Tanya Jawab

TOTAL

Rata-rata = =

5

Keterangan :

Banjarmasin, ……………………

Dosen Pembimbing

(………………………..)

NIDN.

1. Kedisplinan : Ketepatan waktu, kehadiran dan kejujuran 2. Penampilan : Cara berpakaian (aturan yg berlaku di fakultas),

keramahan dan sopan santun

3. Kerjasama : Kerjasama saat penulisan/pembuatan laporan

4. Kreativitas : Pengungkapan ide-ide yang kreatif dan inovatif

Pada saat pembuatan laporan

5. Laporan Magang : Kesesuaian penulisan, pemahaman, sikap dan

Perilaku pada saat seminar

Page 35: (VERSI KEBIASAAN BARU) - fkm.uniska-bjm.ac.id

32

LAMPIRAN 3 :

LEMBAR REKAPITULASI PENILAIAN MAGANG

Nama Mahasiswa :

NPM :

Tempat Magang :

PENILAI NILAI ANGKA BOBOT

I. Dosen Pembimbing 50% = ….

2. Pembimbing Instansi 50% = ….

Jumlah 100% = ….

Nilai Huruf : Nilai Mentah :

Dosen Pembimbing, Pembimbing Instansi,

(........................................ ) (………………………....)

NIDN. NIP.

Page 36: (VERSI KEBIASAAN BARU) - fkm.uniska-bjm.ac.id

33

LAMPIRAN 4 :

LEMBAR PERSETUJUAN UNTUK PRESENTASI MAGANG

Laporan Magang Oleh

Nama :

NPM :

Tempat Magang :

Telah diperiksa dan disetujui untuk diseminarkan pada :

Hari :

Tanggal :

Jam :

Tempat :

Banjarmasin, ...............................

Dosen Pembimbing,

(Nama Lengkap)

NIDN.

Page 37: (VERSI KEBIASAAN BARU) - fkm.uniska-bjm.ac.id

34

LAMPIRAN 5 :

FORMULIR BIMBINGAN MAGANG

Nama Mahasiswa :

NPM :

Tempat Magang :

Bimbingan

Ke

Tanggal

Pokok Bahasan

Paraf

Pembimbing

Instansi

Paraf

Dosen

Pembimbing

Page 38: (VERSI KEBIASAAN BARU) - fkm.uniska-bjm.ac.id

35

LAMPIRAN 6 :

LEMBAR KEHADIRAN MAHASISWA MAGANG DI INSTANSI

Nama Mahasiswa :

NPM :

Tempat Magang :

Pembimbing Instansi :

No Tanggal Jam masuk - pulang

Uraian Kegiatan Tanda Tangan Pembimbing

Instansi Magang

Mengetahui,

Kepala Bagian Instansi Tempat Magang

(Nama Lengkap)

NIP.

Page 39: (VERSI KEBIASAAN BARU) - fkm.uniska-bjm.ac.id

36

LAMPIRAN 7 :

LEMBAR PESERTA

YANG AKAN MENGHADIRI SEMINAR LAPORAN MAGANG

Penyaji

Nama :

NPM :

Judul Laporan :

Hari/Jam :

No Nama NPM Tanda

Tangan

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

Banjarmasin, 2021

Dosen Pembimbing Penyaji

.............................. ............................

Page 40: (VERSI KEBIASAAN BARU) - fkm.uniska-bjm.ac.id

37

CONTOH

ARTIKEL/JURNAL UNTUK

ANALISIS DATA SEKUNDER,

DAN STUDI LITERATUR

Page 41: (VERSI KEBIASAAN BARU) - fkm.uniska-bjm.ac.id

Pedoman Penulisan Artikel (Analisis Data Sekunder dan Studi Literatur)

Judul dalam Bahasa Indonesia (≤ 15 kata, Times New Roman-TNR 14, Center,

Cetak Tebal, 1 Spasi)

Penulis pertama1, penulis kedua2 ( Nama Lengkap Tanpa Gelar) (TNR 12, Center, 1 spasi) Institusi penulis pertama. (jika berasal dari Instirusi yang sama, ditulis satu kali)

Lembaga penulis pertama

Alamat e-mail penulis bertama, alamat email penulis kedua

(TNR 11, Center, 1 spasi)

ABSTRACT

Abstrak berbahasa Inggris ditulis dengan italic style. Jumlah kata dalam abstrak 200-250 kata yang terdiri dari latar

belakang, tujuan, metode, hasil dan kesimpulan dalam artikel ini. Abstrak ditulis menggunakan TNR 12, 1 spasi. Abstrak

ditulis dengan ketentuan penulisan berikut: Pendahuluan: terdiri dari latar belakang, masalah utama, dan tujuan penelitian.

Metode: terdiri dari desain penelitian, populasi, sampel, metode sampling, variabel penelitian, alat untuk pengumpulan data

dan metode analisis data. Hasil: terdiri dari hasil penelitian. Simpulan: menulis kesimpulan dengan bahasa sendiri yang

bertujuan untuk menjawab tujuan penelitian.

Kata kunci: Kata kuci dalam bahasa Inggris minimal 3-5 kata yang diurut sesuai alfabet, ditulis dalam lowercase style,

dipisahkan dengan koma dan di akhir kata tanpa menggunakan titik

ABSTRAK

Abstrak berbahasa Indonesia. Jumlah kata dalam abstrak 200-250 kata yang terdiri dari latar belakang, tujuan, metode, hasil

dan kesimpulan dalam artikel ini. Abstrak ditulis menggunakan TNR 12, 1 spasi. Abstrak ditulis dengan ketentuan penulisan

berikut: Pendahuluan: terdiri dari latar belakang, masalah utama, dan tujuan penelitian. Metode: terdiri dari desain

penelitian, populasi, sampel, metode sampling, variabel penelitian, alat untuk pengumpulan data dan metode analisis data.

Hasil: terdiri dari hasil penelitian. Simpulan: menulis kesimpulan dengan bahasa sendiri yang bertujuan untuk menjawab

tujuan penelitian.

Kata kunci: Kata kunci dalam bahasa Indonesia minimal 3-5 kata yang diurut sesuai alfabet,, dipisahkan dengan koma dan

di akhir kata tanpa menggunakan titik

PENDAHULUAN

Semua isi naskah ditulis menggunakan TNR 12, 1

spasi. Pendahuluan ditulis tanpa subtitle, termasuk

latar belakang, masalah inti, dan tujuan penelitian. Isi

pendahuluan mengungkapkan (1) latar belakang

penelitian, (2) penelitian-penelitian terkait yang

pernah ada, (3) tujuan penulisan, Pendahuluan

diawali (secara singkat, misal maksimum 1 paragraf)

dengan latar belakang umum kajian; dengan tujuan

menjustifikasi/menguatkan alasan melakukan

penelitian. Sebelum menuliskan tujuan penelitian,

harus ada Gap Analysis atau pernyataan kesenjangan

secara jelas dan eksplisit.

Tulisan “Pendahuluan” dan subjudul lainnya

menggunakan TNR 12 tebal, Isi pendahuluan

menggunakan TNR 12 normal, margin kiri dan kanan

lurus dengan spasi 1,15pt dibuat dua kolom. Tulisan

keseluruhan dalam bentuk paragraf tanpa numbering,

dan bulleting. Numbering bisa diganti pertama, …

kedua, …. atau (1)…, (2)… dalam bentuk paragraf.

Ukuran kertas format A4 dengan margin normal (atas,

bawah, kiri, kanan 1 inchi atau 2,54 cm).

NB: Tidak ada subjudul "Tinjauan Pustaka",

atau "Kajian Literatur", atau lainnya yang bersifat

teori dan definisi. Kalimat-kalimat yang terkesan

definisi-definisi yang sudah umum tidak perlu

dituliskan. Jika memang memerlukan penulisan atau

Page 42: (VERSI KEBIASAAN BARU) - fkm.uniska-bjm.ac.id

mengaitkan dengan konsep/teori, sebaiknya dituliskan

langsung di Pembahasan saja (misal dengan mengutip

secara langsung).

METODE

Metode ini dijelaskan secara rinci. Berisi

penjelasan tentang desain penelitian, lokasi dan

waktu, populasi, sampel, metode pengambilan

sampel, variabel penelitian, pengumpulan data dan

analisis data

HASIL

Bagian ini berisi hasil penelitian yang

disampaikan dalam bentuk narasi, tabel, dan atau

gambar dan hasil uji statistik dengan penjelasan tanpa

diskusi. Judul tabel tertulis di atasnya sementara judul

gambar ditulis di bawahnya.

Pada Hasil setidaknya memuat unsur what/how

apakah data yang disajikan telah diolah (bukan data

mentah), dituangkan dalam bentuk tabel atau gambar

(pilih salah satu), maupun deskriptif penelitian serta

diberi keterangan yang mudah dipahami. Tuliskan

temuan atau finding-nya, tetapi jangan dibahas

pembahasannya di sini.

Sub Bagian

Berisi penjelasan tentang bagian ini tanpa diskusi

Sub Sub Bagian

Berisi penjelasan tentang bagian ini tanpa diskusi

Judul tabel ditempatkan di atas tabel sementara

judul gambar ditulis di bawahnya. Setiap tabel dan

gambar harus diberi nomor sesuai dengan judul artikel

(seperti: "Tabel 1", "Gambar 1"). Tabel hanya

menunjukkan garis horizontal. Tabel tidak boleh

terpotong dan gaya landscape

Tabel 1. Distribusi Usia pada …… dalam ……

(TNR 11)

Umur

(tahun)

Status Usus

Normal Abnormal

n % n %

20-29 #.# x.x #.# x.x

30-39 #.# x.x #.# x.x

Total #.# x.x #.# x.x

(ukuran font dalam tabel 10 pt)

Deskripsi atau judul gambar berada di bawah

gambar yang sesuai. Gambar tidak berwarna, hanya

gradasi hitam dan putih.

PEMBAHASAN

Diskusi/pembahasan bukanlah penulisan ulang

hasil penelitian, tetapi harus berisi ringkasan singkat

dari hasil penelitian utama, argumen pendukung,

diskusi hasil penelitian lain yang relevan dan

kontribusi temuan untuk pengayaan dan

pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk

masyarakat.

Isi pembahasan menguraikan dengan jelas dan

tajam, diperkuat dengan analisa argumen penulis

berdasarkan temuan penelitian dengan teori dan hasil

penelitian terdahulu. Pada bagian pembahasan terlihat

adanya kaitan antara hasil yang diperoleh dan konsep

dasar dan/atau hipotesis? Pembahasan yang dibuat

harus ditunjang fakta yang nyata dan jelas; dan

Pembahasan apakah ada kesesuaian atau pertentangan

dengan hasil penelitian orang lain?

KESIMPULAN

Kesimpulan hanya cukup menjawab

permasalahan atau tujuan penelitian, atau dapat juga

menghasilkan sebuah teori/konsep baru berdasarkan

fakta/analisis yang ada; Jangan terkesan membahas

lagi di bagian Simpulan. Boleh ditambahkan implikasi

atau saran.

UCAPAN TERIMAKASIH

Jika perlu berterima kasih kepada pihak

tertentu, mislnya seponsor penelitian, tempat

penelitian, responden, hindari pernyataan

terimakasih yang berbunga-bunga.

DAFTAR PUSTAKA

Daftar pustaka ditulis dalam urutan abjad

menggunakan aturan Gaya Harvard. Nama keluarga

didahulukan dan ditulis lengkap, sedangkan namanya

Page 43: (VERSI KEBIASAAN BARU) - fkm.uniska-bjm.ac.id

disingkat (ditulis hanya huruf pertama). Jika nama

belakang tidak dikenal, kata terakhir dari nama

tersebut dianggap sebagai nama keluarga. Daftar

pustaka hanya berisi referensi yang dikutip dalam

artikel. Semua referensi yang dikutip dalam artikel

harus dimasukkan dalam daftar pustaka. Untuk

menjaga konsistensi rujukan, kutipan, dan daftar

pustaka, kami sarankan untuk menggunakan aplikasi

referensi standar seperti Mendeley. Referensi standar

menggunakan "format referensi Harvard 1". Jumlah

rujukan di daftar pustaka minimal 15 pustaka acuan

Report

Health Research and Development Agency (2018)

Riskesdas National Report. Jakarta: Publishing

Agency for Health Research and Development

Agency.

Journal

Deyulmar, B. A., Suroto and Wahyuni, I. (2018)

‘Analysis of Factors Associated with Fatigue in

Opak Crackers in Ngadikerso Village,

Semarang City, Jurnal Kesehatan Masyarakat,

6(4), pp. 278–285.

Gurusinga, D., Camelia, A. and Purba, I. G. (2015)

‘Analysis of Associated Factors with Work

Fatigue at Sugar Factory Operators PT. PN VII

Cinta Manis in 2013’, Jurnal Ilmu Kesehatan

Masyarakat, 6(2), pp. 83–91.

Book

Adriani, M. and Bambang, W. (2012) Introduction to

Public Nutrition. Jakarta: Kencana Prenada

Media Group.

Tarwaka (2013) Industrial Ergonomics, Basics of

Ergonomic Knowledge and Applications at

Workplace. Surakarta: Harapan Press.

Thesis, Desertation

Mauludi, M. N. (2010) Associated Factors with

Fatigue in Workers in the Cement Bag

Production Process PBD (Paper Bag Division)

PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk

Citeureup-Bogor in 2010. Undergraduate

Thesis. Jakarta: Faculty of Medicine and Health

Sciences Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah.

Saosa, M. (2013) Relationship between Individual

Factors and Work Exhaustion in Unloading

Worker at Manado Port. Undergraduate Thesis.

Manado: Faculty of Publich Health Universitas

Sam Ratulangi.

Laws, Regulations, Ministerial Decrees

Minister of Manpower Regulation (2018) Number 5

Year 2018. Concerning Safety and Health.

Jakarta: Ministry of Manpower Republic of

Indonesia.

Page 44: (VERSI KEBIASAAN BARU) - fkm.uniska-bjm.ac.id

Pedoman Penulisan Artikel (Studi Literatur/Literature Review)

Judul dalam Bahasa Indonesia (≤ 15 kata, Times New Roman-TNR 14, Center,

Cetak Tebal, 1 Spasi)

Penulis pertama1, penulis kedua2 ( Nama Lengkap Tanpa Gelar) (TNR 12, Center, 1 spasi) Institusi penulis pertama. (jika berasal dari Instirusi yang sama, ditulis satu kali)

Lembaga penulis pertama

Alamat e-mail penulis bertama, alamat email penulis kedua

(TNR 11, Center, 1 spasi)

ABSTRACT

Abstrak berbahasa Inggris ditulis dengan italic style. Jumlah kata dalam abstrak 200-250 kata yang terdiri dari latar

belakang, tujuan, metode, hasil dan kesimpulan dalam artikel ini. Abstrak ditulis menggunakan TNR 12, 1 spasi. Abstrak

ditulis dengan ketentuan penulisan berikut: Pendahuluan: terdiri dari latar belakang, masalah utama, dan tujuan penelitian.

Metode: terdiri dari desain penelitian, populasi, sampel, metode sampling, variabel penelitian, alat untuk pengumpulan data

dan metode analisis data. Hasil: terdiri dari hasil penelitian. Simpulan: menulis kesimpulan dengan bahasa sendiri yang

bertujuan untuk menjawab tujuan penelitian.

Kata kunci: Kata kuci dalam bahasa Inggris minimal 3-5 kata yang diurut sesuai alfabet, ditulis dalam lowercase style,

dipisahkan dengan koma dan di akhir kata tanpa menggunakan titik

ABSTRAK

Abstrak berbahasa Indonesia. Jumlah kata dalam abstrak 200-250 kata yang terdiri dari latar belakang, tujuan, metode, hasil

dan kesimpulan dalam artikel ini. Abstrak ditulis menggunakan TNR 12, 1 spasi. Abstrak ditulis dengan ketentuan penulisan

berikut: Pendahuluan: terdiri dari latar belakang, masalah utama, dan tujuan penelitian. Metode: terdiri dari desain

penelitian, populasi, sampel, metode sampling, variabel penelitian, alat untuk pengumpulan data dan metode analisis data.

Hasil: terdiri dari hasil penelitian. Simpulan: menulis kesimpulan dengan bahasa sendiri yang bertujuan untuk menjawab

tujuan penelitian.

Kata kunci: Kata kunci dalam bahasa Indonesia minimal 3-5 kata yang diurut sesuai alfabet,, dipisahkan dengan koma dan

di akhir kata tanpa menggunakan titik

PENDAHULUAN

Semua isi naskah ditulis menggunakan TNR 12, 1

spasi. Pendahuluan ditulis tanpa subtitle, termasuk

latar belakang, masalah inti, dan tujuan penelitian. Isi

pendahuluan Mencakup latar belakang masalah,

rumusan masalah, tujuan dari literature review dan

manfaat penelitian. Pendahuluan dalam literature

review mengikuti topik utama yang ditulis dan

gambaran umum topik yang akan dibahas. Secara

umum pendahuluan mencakup latar belakang

masalah, tujuan mengulas tema/topik yang dipilih dan

ringkasan (ikhtisar) dari masalah.

Tulisan “Pendahuluan” dan subjudul lainnya

menggunakan TNR 12 tebal, Isi pendahuluan

menggunakan TNR 12 normal, margin kiri dan kanan

lurus dengan spasi 1,15pt dibuat dua kolom. Tulisan

keseluruhan dalam bentuk paragraf tanpa numbering,

dan bulleting. Numbering bisa diganti pertama, …

kedua, …. atau (1)…, (2)… dalam bentuk paragraf.

Ukuran kertas format A4 dengan margin normal (atas,

bawah, kiri, kanan 1 inchi atau 2,54 cm).

NB: Tidak ada subjudul "Tinjauan Pustaka",

atau "Kajian Literatur", atau lainnya yang bersifat

teori dan definisi. Kalimat-kalimat yang terkesan

definisi-definisi yang sudah umum tidak perlu

dituliskan. Jika memang memerlukan penulisan atau

Page 45: (VERSI KEBIASAAN BARU) - fkm.uniska-bjm.ac.id

mengaitkan dengan konsep/teori, sebaiknya dituliskan

langsung di Pembahasan saja (misal dengan mengutip

secara langsung).

METODE

Jelaskan bagaimana prosedur pencarian sumber

(jurnal/artikel ilmiah, buku dll) termasuk tools yang

digunakan, search engine, keyword yang dicari

sehingga dipilih beberapa artikel yang diulas. Metode

harus mencakup desain penelitian, kriteria screening

jurnal, dan strategi mencari jurnal. Perhatikan diagram

prima dibawah ini.

HASIL

Berisi hasil penelusuran sumber artikel yang

digunakan yang dimasukan dalam tabel karakteristik

studi, setelah itu dijelaskan satu persatu artikel yang digunakan dalam literature review.

Bagian ini berisi hasil penelitian yang

disampaikan dalam bentuk narasi, tabel, dan/atau

gambar serta hasil uji statistik dengan penjelasan tanpa diskusi.

Pada Hasil setidaknya memuat unsur what/how

apakah data yang disajikan telah diolah (bukan data mentah), dituangkan dalam bentuk tabel atau gambar

(pilih salah satu), maupun deskriptif penelitian serta

diberi keterangan yang mudah dipahami. Tuliskan temuan atau finding-nya, tetapi jangan dibahas

pembahasannya di sini.

Sub Bagian

Berisi penjelasan tentang bagian ini tanpa diskusi

Sub Sub Bagian

Berisi penjelasan tentang bagian ini tanpa diskusi

Page 46: (VERSI KEBIASAAN BARU) - fkm.uniska-bjm.ac.id

Judul tabel ditempatkan di atas tabel sementara judul gambar ditulis di bawahnya. Setiap tabel dan

gambar harus diberi nomor sesuai dengan judul artikel

(seperti: "Tabel 1", "Gambar 1"). Tabel hanya

menunjukkan garis horizontal. Tabel tidak boleh terpotong dan gaya landscape

Tabel 1. Distribusi Usia pada …… dalam ……

(TNR 11)

Umur

(tahun)

Status Usus

Normal Abnormal

n % n %

20-29 #.# x.x #.# x.x 30-39 #.# x.x #.# x.x

Total #.# x.x #.# x.x

(ukuran font dalam tabel 10 pt)

Deskripsi atau judul gambar berada di bawah gambar yang sesuai. Gambar tidak berwarna, hanya

gradasi hitam dan putih.

PEMBAHASAN

Diskusi/pembahasan bukanlah penulisan ulang

hasil penelitian, tetapi harus berisi penjabaran

ringkasan singkat dari hasil penelitian utama,

argumen pendukung, diskusi hasil penelitian lain yang relevan dan kontribusi temuan untuk pengayaan dan

pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk

masyarakat. Menjelaskan bagaimana literature review yang

dilaporkan dapat memecahkan masalah, serta

perbedaan dan kesamaan-kesamaan dengan studi sebelumnya. Bagian ini harus mencakup kelebihan,

kekurangan dan kesimpulan dari hasil penelitian.

Dalam pembahasan juga mencakup kelebihan dan

kekurangan artikel yang direview dan implikasi dalam praktik keperawatan.

KESIMPULAN

Kesimpulan hanya cukup menjawab

permasalahan atau tujuan penelitian, atau dapat juga

menghasilkan sebuah teori/konsep baru berdasarkan

fakta/analisis yang ada; Jangan terkesan membahas lagi di bagian Simpulan. Boleh ditambahkan implikasi

atau saran.

UCAPAN TERIMAKASIH

Jika perlu berterima kasih kepada pihak

tertentu, mislnya seponsor penelitian, tempat

penelitian, responden, hindari pernyataan

terimakasih yang berbunga-bunga.

DAFTAR PUSTAKA

Daftar pustaka ditulis dalam urutan abjad

menggunakan aturan Gaya Harvard. Nama keluarga didahulukan dan ditulis lengkap, sedangkan namanya

disingkat (ditulis hanya huruf pertama). Jika nama

belakang tidak dikenal, kata terakhir dari nama

tersebut dianggap sebagai nama keluarga. Daftar pustaka hanya berisi referensi yang dikutip dalam

artikel. Semua referensi yang dikutip dalam artikel

harus dimasukkan dalam daftar pustaka. Untuk menjaga konsistensi rujukan, kutipan, dan daftar

pustaka, kami sarankan untuk menggunakan aplikasi

referensi standar seperti Mendeley. Referensi standar menggunakan "format referensi Harvard 1". Jumlah

rujukan di daftar pustaka minimal 15 pustaka acuan

Report Health Research and Development Agency (2018)

Riskesdas National Report. Jakarta: Publishing

Agency for Health Research and Development Agency.

Journal Deyulmar, B. A., Suroto and Wahyuni, I. (2018)

‘Analysis of Factors Associated with Fatigue in

Opak Crackers in Ngadikerso Village,

Semarang City, Jurnal Kesehatan Masyarakat, 6(4), pp. 278–285.

Gurusinga, D., Camelia, A. and Purba, I. G. (2015) ‘Analysis of Associated Factors with Work

Fatigue at Sugar Factory Operators PT. PN VII

Cinta Manis in 2013’, Jurnal Ilmu Kesehatan

Masyarakat, 6(2), pp. 83–91.

Book

Adriani, M. and Bambang, W. (2012) Introduction to Public Nutrition. Jakarta: Kencana Prenada

Media Group.

Page 47: (VERSI KEBIASAAN BARU) - fkm.uniska-bjm.ac.id

Tarwaka (2013) Industrial Ergonomics, Basics of Ergonomic Knowledge and Applications at

Workplace. Surakarta: Harapan Press.

Thesis, Desertation Mauludi, M. N. (2010) Associated Factors with

Fatigue in Workers in the Cement Bag

Production Process PBD (Paper Bag Division) PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk

Citeureup-Bogor in 2010. Undergraduate

Thesis. Jakarta: Faculty of Medicine and Health Sciences Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah.

Saosa, M. (2013) Relationship between Individual

Factors and Work Exhaustion in Unloading

Worker at Manado Port. Undergraduate Thesis.

Manado: Faculty of Publich Health Universitas Sam Ratulangi.

Laws, Regulations, Ministerial Decrees Minister of Manpower Regulation (2018) Number 5

Year 2018. Concerning Safety and Health.

Jakarta: Ministry of Manpower Republic of Indonesia.

Page 48: (VERSI KEBIASAAN BARU) - fkm.uniska-bjm.ac.id

Health Information : Jurnal Penelitian

Volume 10 Nomor 1, Juni 2018 p-ISSN: 2083-0840: E-ISSN: 2622-5905

62

ANALISI DATA HASIL PEMANTAUAN STATUS GIZI DARI FAKTOR DETERMINAN

KEJADIAN STUNTING PADA BALITA

Hariani1, I Made Rai Sudarsono 1, Yeni sostinengari1

1Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Kendari

( Email : [email protected] )

ABSTRACT

Background: Short child problems (stunting) are one of the nutritional problems faced in the world,

especially in poor and developing countries. Based on the results of the nutritional status assessment

in 2016, the national nutritional status of children under five years old TB / U or PB / U in the

stunting category reached 27.5% in Southeast Sulawesi Province, the prevalence of stunting under

five reached 29.5%. Based on the results of the nutritional status assessment of the province of

Southeast Sulawesi 2016, the prevalence of Konawe Regency reached 25.5% above the national

prevalence. Research Objective: This study aims to determine the relationship between, parental height,

exclusive breastfeeding, giving MP-ASI with stunting. Research Methods: This type of research is an observational study with the design of a cross

sectional study with a sample of 116 toddlers based on the analysis of nutritional status monitoring

data in Konawe District, 2016. The independent variables in this study were exclusive breastfeeding,

mother height, giving MP-ASI and stunting as the dependent variable. The type of data used in this

study is secondary data from the results of monitoring nutritional status in Konawe Regency of

Southeast Sulawesi Province in 2016. Research Results: Stunting prevalence in Konawe Kepualauan 2016 reached 28,5%. There is no

relationship between Asi exclusively with stunting (p = 0.941). There was no relationship between

maternal height and stunting (p= 1,000). There was no relationship between administration of MP-ASI

with stunting (p = 0.941). Conclusion:. There is no relationships between giving MP-ASI, maternal height exclusive,

breastfeeding with the incidence of stunting.

Keywords: stunting, Asi exclusive, maternal height, giving MP-ASI.

PENDAHULUAN Memasuki era teknologi yang semakin

Stunting atau pendek pada anak merupakan

salah satu bentuk malnutrisi akibat

keterbatasan keadaan sosial ekonomi secara

keseluruhan di masa lampau. Stunting

didefinisikan sebagai indeks tinggi badan

menurut umur (TB/U) kurang dari minus dua

standar deviasi (<-2 SD) atau tinggi badan

balita itu lebih pendek dari yang seharusnya

bisa dicapai pada umur tertentu (Kemenkes

2010). Berdasarkan data Riset Kesehatan

Dasar (Riskesdas) tahun 2007 di Indonesia

mencatat bahwa prevalensi stunting sebesar 35,6% meningkat dari tahun 2010 36,8% dan

tahun 2013 37,2%. Persentase tersebut dengan

pembagian untuk kategori sangat pendek

19,2% dan pendek 18,1% artinya diperkirakan

lebih dari sepertiga (± 8,9 juta) anak usia

dibawah 5 tahun di Indonesia mengalami

pertumbuhan yang tidak sesuai ukuran standar

internasional untuk tinggi badan berbanding

usia. Selain itu, untuk anak Indonesia yang

dalam keadaan kurus, diperkirakan ada sekitar

3,3 juta anak. Hasil Riskesdas tahun 2007 di

Provinsi Sulawesi Tenggara mencatat

prevalensi stunting sebesar 32% dan

meningkat dari tahun 2010 yang angkanya

sebesar 34% dan pada tahun 2013 di sebesar

41%. Berdasarkan hasil penilaian status gizi

provinsi Sulawesi tenggara Prevalensi kejadian

Page 49: (VERSI KEBIASAAN BARU) - fkm.uniska-bjm.ac.id

Health Information : Jurnal Penelitian

Volume 10 Nomor 1, Juni 2018 p-ISSN: 2083-0840: E-ISSN: 2622-5905

63

stunting di konawe kepulauan tahun 2016

yaitu sebesar 30,7 %. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa di Kabupaten Konawe Kepulauan

stunting masih menjadi masalah yang seriun

kerena prevalensi stunting > 20%. Berdasarkan

data tersebut, maka peneliti tertarik untuk

meneliti faktor determinan kejadian stunting di

Kabupaten Konawe Kepulauan berdasarkan

data hasil pemantauan status gizi (PSG) 2016.

METODE Jenis penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional analitik

dengan desaincrosssectionalstudy. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini menggunakan data

sekunder berasal dari Pemantauan Status Gizi

(PSG) oleh dinas kesehatan provinsi Sulawesi Tenggara pada tahun 2016 dari data kabupaten

Konawe Kepulauan. Populasi dan Sampel

Populasi penelitian ini adalah seluruh KK (kepala keluarga) yang memiliki balita yang terdapat dalam data Pemantauan Status Gizi di Kabupaten Konawe Kepulauan sebanyak 300 KK.

Sampel yang digunakan dalam

penelitian ini adalah 91 sampel balita yang ada di rumah tangga terpilih dalam setiap klaster di

Kabupaten Konawe Kepuluan. Pengumpulan Data

Data ini merupakan data sekunder dari

hasil kegiatan pemantauan status gizi oleh

Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara

pada tahun 2017. Data yang akan dikumpulkan

oleh peneliti adalah Data stunting, Data

karakteristik keluarga, Data tinggi badan orang

ibu, Data Riwayat Asi Ekslusif, Data MP-ASI

dini.

Pengolahan dan Analisis Data Analisis univariat yang dilakukan

terhadap tiap variable dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi sehingga

menghasilkan distribusi dan persentasi setiap variabel. Analisis univariat digunakan untuk

menggambarkan kejadian stunting pada balita tinggi badan orang tua, riwayat asi ekslusif,

MP-ASI dini dan panjang badan lahir. Analisis bivariat yang digunakan

adalah uji chi square untuk melihat hubungan kejadian stunting pada balita dengan tinggi

badan orang tua, riwayat asi ekslusif, MP-ASI dini dan panjang badan lahir dalam bentuk tabulasi silang (crosstab) dengan

menggunakan program komputer. Kriteria

keputusan pengujian hipotesis terdapat hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat jika nilai p < (0,05)

HASIL Kabupaten Konawe Kepulauan terbentuk

berdasarkan Undang- Undang Republik

Indonesia Nomor 13 Tahun 2013 tentang pembentukan daerah Tk. II di Sulawesi

Tenggara yang merupakan daerah kabupaten

otonom baru dari Kabupaten Konawe

sebelumnya. Kabupaten Konawe Kepulauan

terdiri dari 7 wilayah kecamatan dengan 95 desa/kelurahan. Kabupaten Konawe

Kepulauan memiliki luas wilayah 295,89 Km2,

terdiri dari 7 kecamatan dan 95 kelurahan/desa. Wilayah kecamatan yang paling luas adaah Kecamatan Wawonii Tenggara yaitu 14.700, Ha (16,94%) dari luas Kabupaten Konawe Kepulauan sedangkan wilayah kecamatan dengan luas wilayah paling kecil adalah Kecamatan Wawonii Timur Laut yaitu sebesar 9.058 Ha (10,44%)

Tabel 1. Distribusi karakteristik keluarga balita di kabupaten konawe kepulauan

No Kategori n %

1. Pendidikan ayah

a. tidak tamat SD 5 5,5

b. tamat SD 12 13,2

c. tamat SLTP 30 33,0

d. tamat SLTA/MA 35 38,5

e. tamat d1/d2/d3 3 3,3

f. tamat PT 6 6,6

Page 50: (VERSI KEBIASAAN BARU) - fkm.uniska-bjm.ac.id

Health Information : Jurnal Penelitian

Volume 10 Nomor 1, Juni 2018 p-ISSN: 2083-0840: E-ISSN: 2622-5905

64

Jumlah 91 100

2. Pendidikan ibu

a. Tidak/belum pernah sekolah 3 2,6 b. tidak tamat SD 2 2,2

c. tamat SD 14 15,4

d. tamat SLTP 25 27,5

e. tamat SLTA/MA 38 41,8

f. tamat d1/d2/d3 4 4,4

g. tamat PT 5 5,5

Jumlah 91 100

3. Pekerjaan ayah

a. PNS/TNI/POLRI/BUMN/BUMD 2 2,2 b. pegawai swasta 10 11,0

c. Wiraswasta 36 39,6

d. Petani 30 33,0

e. Nelayan 9 9,9

f. Buruh 4 4,4

Jumlah 91 100

4. Pekerjaan ibu

a. Ibu rumah tangga 71 78,0

b. PNS/TNI/POLRI/BUMN/BUMD 1 1,1

c. pegawai swasta 1 1,1

d. Wiraswasta 8 98,8

e. Petani 9 9,9

f. Buruh 1 1,1

Jumlah 91 100

Dari tabel 1 menunjukan bahwa

pendidikan orang tua, khususnya pendidikan

ayah balita dapat dilihat sebagian besar telah

menempuh pendidikan dijenjang SLTA/MA

38,5% dan yang tamat perguruan tinggi

sebesar 6,6% dan untuk pendidikan ibu balita

sebagian besar juga berpendidikan tamat

SLTA/MA 41,8% akan tetapi masih terdapat

sebesar 3,3% ibu balita yang Tidak/belum

pernah sekolah. Sedangkan untuk pekerjaan

ayah balita sebagian besar berprofesi sebagai

petani sebesar 33,0% meskipun daerah

kepulauan akan tetapi masyarkatnya yang

berprofesi sebagai nelayan hanya 9,9% dan

untuk pekerjaan ibu balita ternyata sebagian

besar sebagai ibu rumah tangga yaitu 78,0%

dan sebanyak 9,9% bekerja sebagai petani.

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Balita Di Kabupaten Konawe Kepulu

Jenis Kelamin Balita n %

Laki ± Laki 50 54,9

Perempuan 41 45,1

Total 91 100

Tabel 2 menunjukan sebagian besar dalam penelitian ini adalah laki-laki yaitu

sampel berdasarkan jenis kelamin pada balita 54,9%.

Page 51: (VERSI KEBIASAAN BARU) - fkm.uniska-bjm.ac.id

Health Information : Jurnal Penelitian

Volume 10 Nomor 1, Juni 2018 p-ISSN: 2083-0840: E-ISSN: 2622-5905

65

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Status Umur Balita Di Kabupaten Konawe Kepuluan

Kelompok Umur Balita n %

6 - 12 bulan 28 30,7

12 ± 24 bulan 40 43,9

24 ± 59 bulan 23 25,2

Total 91 100

(Sumber : Data Sekunder PSG Tahun 2016)

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Stunting Pada Balita Di Kabupaten Konawe Kepulauan

Status Gizi n %

Normal 65 71,4

Stunting 26 28,57

Total 91 100 (Sumber : Data Sekunder PSG Tahun 2016)

Prevalensi Stunting pada balita bahwa prevalensi stunting di Kabupaten

ternyata sebesar 28,5%. Hal ini menunjukan Konawe Kepulauan dikategorikan sedang.

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Stunting Menurut kelompok umur Pada Balita Di Kabupaten

Konawe Kepulauan

Kelompok umur Stu nting No rmal Total

n % n % n %

6 ± 12 bulan 4 14,2 24 85,7 28 100

12 ± 24 bulan 13 46,4 27 67,5 40 100

24 ± 59 bulan 9 39,1 14 60,8 23 100 (Sumber : Data Sekunder PSG Tahun 2016)

Tabel 5 menunjukan prevalensi stunting menurut kelompok umur terlihat bahwa prevalensi stunting tertinggi berada pada kelompok umur 12-24 bulan yaitu 46,4%

(n=13) sedangkan terrendah berada pada kelompok umur 6 ± 12 bulan yaitu 14%. Semakin bertambah umur prevalensi stunting cenderung meningkat.

Tabel 6. Distribusi Frekuensi Tinggi Badan Ibu Di Kabupaten Konawe Kepuluan Tahun 2016

Tinggi badan ibu n %

Pendek < 150 Cm 35 38,4

Normal > 150 Cm 56 61,5

Total 91 100

Tabel 6 menunjukan prevalensi ibu dengan tinggi badan normal lebih besar dibandingkan

dengan ibu yang pendek ( 62,6% > 38,4%)

Page 52: (VERSI KEBIASAAN BARU) - fkm.uniska-bjm.ac.id

Health Information : Jurnal Penelitian

Volume 10 Nomor 1, Juni 2018 p-ISSN: 2083-0840: E-ISSN: 2622-5905

66

Tabel 7. Distribusi Frekuensi Pemberian ASI Ekslusif Balita Di Kabupaten Konawe

Kepulauan

Pemberian Asi Ekslusif n %

ASI Ekslusif 25 27,5

ASI Non Eksklusif 66 72,5

Total 91 100

Tabel 7 menunjukan Prevalensi balita yang non Asi Eksklusif lebih besar

dibandingan dengan balita yang mendapatkan Asi Ekslusif (72,5% > 27,5%)

Tabel 8. Distribusi Frekuensi Pemberian MP-ASI pada Balita di Kabupaten

Konawe Kepulauan Tahun 2016

Pemberian MP-ASI n %

Ideal 25 27,5

MP-ASI Dini 66 72,5

Total 91 100

Tabel 8 menunjukan prevalensi lebih besar dibandingkan dengan pemberian

Pemberian MP-ASI terlalu Dini Pada balita MP-ASI ideal pada balita (72,5% > 27,5%).

Tabel 9.Hubungan Antara Tinggi Badan Ibu, Pemberian MP-ASI, Pemberian ASI Ekslusif

Dengan Stunting Pada Balita Di Kabupaten Konawe Kepulaua

Variabel

X2

P Stunting normal Total

value n % n % n %

Tinggi Badan Ibu

Pendek < 150 cm 10 28,6 24 71,6 35 100 0,000 1.000

Normal > 150 cm 16 28,6 40 71,2 56 100

Pemberian MP-ASI Ideal

7 28,0 18 72,0 25 100 0.006 0.941

MP- ASI DINI 19 28,8 47 71,2 66 100

Pemberian Asi Ekslusif ASI Ekslusif

7 28,0 18 72,0 25 100 0.006 0.941

ASI Non Ekslusif 19 28,8 47 71,2 66 100

Page 53: (VERSI KEBIASAAN BARU) - fkm.uniska-bjm.ac.id

Health Information : Jurnal Penelitian

Volume 10 Nomor 1, Juni 2018 p-ISSN: 2083-0840: E-ISSN: 2622-5905

67

Berdasarkan hasil analisis statistik chi

square diketahui bahwa variabel Tinggi badan

ibu, Asi Ekslusif dan Pemberian MP-ASI tidak

berhubungan secara signifikan (p>0,05)

dengan kejadian stunting. Berdasarkan data

pada tabel 14 dapat dipahami bahwa

prevalensi stunting pada balita terjadi sama

besar antara tinggu badan ibu yang pendek

dengan tinggi badan ibu yang normal

(28,6=28,6%). Sedangkan untuk Asi Ekslusif

dan Pemberian MP-ASI prevalensi stunting

pada balita terjadi lebih tinggi pada balita yang

Asi non ekslusif dan pemberian MP-ASI

terlalu dini (28,8%>28,0%). Data kejadian

stunting menurut Tinggi badan ibu, Asi

Ekslusif dan Pemberian MP-ASI berbanding

terbalik dengan harapan.

PEMBAHASAN Stunting

Stunting merupakan salah satu bentuk

kurang gizi kronis yang ditandai dengan tinggi

badan balita menurut umur diukur dengan standar deviasi menurut standar WHO 2005 <-

2 SD. Pada penelitian ini, prevalensi stunting

balita di Kabupaten Konawe Kepuluan tahun 2016 ditemukan prevalensi stunting usia 6-59

bulan sebesar 28,57%. Berdasarkan standar WHO 1997 menunjukan bahwa apabila status

gizi stunting berada pada kisaran 20-29% termasuk ketegori sedang. Sehingga,

prevalensi stunting di Kabupaten Konawe Kepuluan termasuk dalam kategori sedang.

Dengan demikian masalah stunting di Kabupaten Konawe pada tahun 2016 masih

menjadi masalah kesehatan dimasyarakat. Stunting pada perlu mendapatkan

perhatian khusus termasuk pada anak balita

usia 6-59 bulan. Proses pertumbuhan anak

cenderung perlambatan sehingga peluang

untuk terjadinya kejar tumbuh lebih rendah.

Usia balita 6 ± 59 bulan merupakan usia anak

mengalami perkembangan yang pesat dalam kemampuan kognitif dan motorik. Diperkulukan kondisi fisik yang maksimal

untuk mendukung perkembangan ini, dimana pada anak yang stunting perkembangan

kemampuan motoric maupun kognitif dapat tertanggu. Hubungan Tinggi Badan Ibu dengan

Stunting Hubungan Tinggi Badan Ibu dengan

Stunting Tinggi badan ibu Berdasarkan

analisis statistik chi square pada tabel 14

memperlihatkan proporsi balita stunting dari tinggi badan ibu yang normal dan tinggi badan ibu yang pendek sama dengan yaitu sebesar 28,6% di bandingkan dengan balita dengan tinggi badan ibu pendek. Diperolah nilai

p=1,000 (�������GHQJDQ�GHPLNLDQ�WLGDN

berhubungan yang bermakna antara tinggi

badan ibu dengan kejadian stunting pada balita. Penelitian ini sejalan dengan penelitian

yang dilakukan oleh Atika Rahayu, dkk panel gizi makan desember (2014) yang menunjukan

bahwa hasil uji statistik p-value adalah 0,488 menunjukan bahwa tidak terdapat hubungan

yang bermakna antara tinggi badan ibu dengan kejadian stunting pada balita. Begitu pula

dengan penelitian yang dilakukan oleh dewi Ngasyah,dkk Yogyakarta (2014) menunjukan

hasil XML�FKL�VTXDUH�SDGD�. �����GLSHURODK

p=value sebesar 0,195 hal ini menunjukan bahwa tidak ada hubungan antara tinggi badan ibu dengan kejadian stunting pada balita. Berbeda dengan Penelitian yang dilakukan

oleh Nasikhah (2012) yang menunjukan

bahwa anak yang dilahirkan dari ibu yang

pendek beresiko menjadi stunting. Salah satu

atau kedua orang tua yang pendek akibat

kondisi patofisiologi (seperti defesiensi

hormone pertumbuhan) memiliki gen dalam

kromosom yang membawa sifat pendek

sehingga memperbesar peluang ini mewarisi gen tersebut menjadi stunting. Akan tetapi,

bila orang tua pendek akibat kekurangan zat

gizi atau penyakit, kemungkinan anak dapat

tumbuh dengan tinggi badan normal selama anak tersebut tidak terpapar faktor resiko lain.

Hubungan Pemberian MP-ASI dengan

Stunting Hubungan Pemberian MP-ASI dengan

Stunting Pemberian MP-ASI Berdasarkan

analisis statistik chi square memperlihatkan

proporsi balita yang mendapat MP-ASI terlalu

Dini memiliki status gizi stunting lebih banyak

yaitu sebesar 28,8% dibandingkan dengan

balita yang pemberian Pemberian MP-ASI ideal (tabel 14). Diperolah nilai p=0,941

(�������GHQJDQ�GHPLNLDQ�WLGDN�DGD�KXEXQJDQ antara Pemberian MP-ASI dengan kejadian stunting pada balita. Penelelitian ini sejalan

dengan Penelitian yang dilakukan oleh Friska

meilyasari,dkk dipenogoro (2014) menunjukan tidak ada hubungan antara MP-ASI Dini dengan kejadian stunting hasil uji statistic p=value (>0,05). Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Dwi puji Khasanah

Page 54: (VERSI KEBIASAAN BARU) - fkm.uniska-bjm.ac.id

Health Information : Jurnal Penelitian

Volume 10 Nomor 1, Juni 2018 p-ISSN: 2083-0840: E-ISSN: 2622-5905

68

menemukan ada hubungan bermakna (p=0,02) antara waktu pertama kali pemberian MP-ASI dengan status gizi anak usis 6-23 bulan mempengaruhi kejadian stunting.

Pemberian MP-ASI terlalu dini

meningkatkan resiko penyakit infeksi seperti

diare kerna MP-ASI yang diberikan tidak

sebersih dan mudah dicerna seperti ASI. Diare

dihubungkan dengan gagal tumbuh karna

terjadi malabsorbsi zat gizi selama diare. Jika

zat gizi seperti zink dan tembaga serta air yang

hilang selama diare tidak diganti maka akan

timbul dehidrasi parah, malnutrisi, gagal

tumbuh bahkan kematian. Selain pemberian

MP-ASI yang terlalu dini terlambatnya

memberikan MP-ASI juga menyebabkan

pertumbuhan dan perkembangan balita

menjadi terhambat karna kebutuhan balita

tidak tercukupi. Keluarga yang memberikan

pola asuh baik terutama terhadap kebutuhan

zat gizi, maka akan mempengaruhi status gizi

anak. Pemberian MP-ASI yang tepat pada

anak usia 12-24 bulan akan menurunkan risiko

malnutrisi, karena pada usia tersebut

kebutuhan zat gizi anak tidak dapat tercukupi

hanya dari ASI saja. Hubungan ASI Ekslusif dengan Stunting

Pemberian Asi Ekslusif pada balita Berdasarkan analisis statistik chi square pada

tabel 14 memperlihatkan proporsi yang tidak

mendapatkan Asi Ekslusif memiliki status gizi

stunting lebih banyak yaitu sebesar 28,8%

dibandingkan dengan balita yang diberi Asi

Ekslusif. Diperolah nilai p=0,941 (>0,05)

dengan demikian tidak ada hubungan antara

Pemberian Asi Ekslusif dengan kejadian

stunting. Penelitian ini sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh syifa Vaozia,dkk diponegoro (2016), hasil penelitiannya menunjukan bahwa riwayat asi

ekslusif bukan merupakan faktor resiko kejadian stunting pada anak usia 1-3 tahun

dengan uji statistik p=value 0,058. Berbeda dengan penelitian yang

dilakukan oleh Hidayah tahun 2013 yang

menemukanan bahwa ada hubungan bermakna

antara ASI eksklusif dengan kejadian stunting

pada anak balita. Demikian juga penelitian

sebelumnya oleh Arifin (2012) yang berjudul

analisis sebaran faktor resiko stunting pada

balita di kabupaten purwakarta 2012, hasil

penelitian diperoleh hasil multivariate faktor

yang paling dominan adalah pemberian ASI

yang mempengaruhi stunting 3,1% (OR 3,1

95% 1.434-6.835). Terdapat hubungan pemberian Asi Ekslusif dengan kejadian

stunting pada balita 2-3 tahun, dimana

diperolah nilai p-value= 0,000 dengan taraf

signifikan 5% p-value (0,000 �� �������(Indrawati,2016)

Pemberian ASI Ekslusif tidak

memiliki hubungan dengan kejadian stunting

pada anak usia 6-59 bulan. Hal ini terjadi

karena sebagian besar Ibu balita tidak

memberikan. Stunting dipengaruhi oleh

riwayat pemberian ASI eksklusif dan penyakit

infeksi, seperti diare dan Infeksi Saluran

Pernafasan Akut (ISPA). Kebutuhan zat gizi

pada usia 0-6 bulan dapat dipenuhi dari ASI.

Anak yang tidak mendapatkan ASI eksklusif

berisiko lebih tinggi untuk kekurangan zat gizi yang diperlukan untuk proses

pertumbuhan. Begitu juga anak yang

mengalami infeksi rentan terjadi status gizi

kurang. Anak yang mengalami infeksi jika

dibiarkan maka berisiko terjadi stunting. ASI

eksklusif dapat menurunkan risiko kejadian

stunting, karena kandungan kalsium pada ASI

mempunyai bioavailabilitas yang tinggi

sehingga dapat diserap dengan optimal

terutama dalam fungsi pembentukan tulang

anak.

KESIMPULAN DAN SARAN Dari hasil penelitian dapat

disimpulkan yaitu Tidak terdapat hubungan

yang signifikan antara Tinggi Badan Ibu

dengan kejadian stunting pada balita usia 6-59

bulan di Kabupaten Konawe Kepulauan. Tidak

ada hubungan antara Pemberian ASI Ekslusif

dengan kejadian stunting pada balita usia 6-59

bulan di Kabupaten Konawe Kepulauan. Tidak

ada hubungan antara pemberian MP-ASI

dengan kejadian stunting pada balita usia 6-59

bulan di Kabupaten Konawe Kepulauan. Diharapkan peneliti selanjutnya dapat

memperluas penelitian dengan menambah

variabel lain yang memiliki pengaruh dan menggunakan data primer dalam melakukan penelitian stunting pada balita sehingga

diperoleh suatu perbandingan hasil penelitian

terhadap variabel independen dan dependen

yang diteliti. Selain itu, diharapkan juga untuk

penelitian selanjutnya dapat melanjutkan

dengan metode penelitian dan analisis yang

lebih tingkat ke validitasnya (mengurangi bias)

dalam penelitian, seperti metode kohort, dan

lain±lain.

Page 55: (VERSI KEBIASAAN BARU) - fkm.uniska-bjm.ac.id

Health Information : Jurnal Penelitian

Volume 10 Nomor 1, Juni 2018 p-ISSN: 2083-0840: E-ISSN: 2622-5905

69

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, A. (2011) Media pembelajaran. Afia,

Amin Nur. Dkk. 2014. Faktor

Sosiodemografi dan Tinggi Badan

Orang Tua Serta Hubungannya dengan

Kejadian Stunting pada Balita Usia 6 ±

23 Bulan. Jurnal Gizi Dan Dietetika

Indonesia. Edisi September 2014 Vol

2, No. 3 : 170 ± 177 Abdulah, A.Z. 2012. Survey Pertumbuhan

Anak Melalui Pendekatan Learning Organization. Pustaka Timur.

Yogyakarta. Anisa, P. 2012. Faktor ± Faktor yang

Berhubungan dengan Kejadian Stunting pada Balita Usia 25 ± 60 Bulan Di Kelurahan Kalibaru Depok. Universitas Indonesia. Skripsi

Arifin. 2012. Faktor ± Faktor Penyebab

Kegagalan Pemberian ASI Ekslusif.

Medical Journal Of Lampung

University. Volume 2 No 4 Februari

2013. Atika rahayu, laily khairiyati. 2014. Resiko

pendidikan ibu terhadap kejadian stunting pada anak 6-23 bulan

(meternal education as risk faktor stunting of child 6-23 months -

old).fakultas kesehatan masyarakat, universitas lampung mangkurat. Volume 37

Bunga astria paramashanti,dkk. 2015. Pemberian asi ekslusif tidak berhubungan dengan stunting pada anak usia 6-23 bulan di Indonesia.stikes alma ata Yogyakarta. Jurna gizi dan dietetik Indonesia.

Ernawati, F. Dkk. 2013. Pengaruh Asupan Protein Ibu Hamil dan Panjang Badan Bayi Lahir terhadap Kejadian Stunting pada Anak Usia 12 Bulan Di

Kabupaten Bogor. Penelitian Gizi Dan

Makanan. Edisi juni 2013 vol. 36 (1) :

1±11. Friska meilyasari,dkk. 2014. Faktor resiko

kejadian stunting pada balita usia 12 bulan di desa purwokerto kecamatan patebon, kabupaten Kendal. fakultas kedokteran universitas diponegoro Volume 3, nomor 2

Indrawati Sri, 2016. Hubungan Pemberian Asi Ekslusif Dengan Kejadian Stunting Pada Anak Usia 2-3 Tahun Di Desa

Karangrejek Wonosari Gunungkidul.

Universitas Aisyiyah Yogyakarta. Kementerian kesehatan RI. 2013. Riset

kesehatan dasar. Jakarta Kusuma, E.K. 2013. Faktor Resiko Kejadian

Stunting Pada Anak Usia 2-3 Tahun. Universitas Di Ponegoro. Artikel Penelitian.

Marquis, G.S.Habicth, J.P. Lanata,

C.F.Black,E.R.Rasmussen,K.M.1997. Association Of Breastfeeding And

Stunting In Peruvian Toddlers : An

Example Of Reverse Causality.

International Journal Of

Epidemiology. Vol. 26, No. 2.

Meilyasari, F, Isnawati, M. 2014. Faktor Resiko Kejadian Stunting Pada Balita Usia 12 ± 36 Bulan Di Desa

Purwokerto Kecamatan Patebon, Kabupaten Kendal. Journal Of

Nutrition College. Vol. 3, No. 2. Mendez, M. A. & Adair, L.S. 1999. Severty

And Timing In The Frist Two Year Of Life Affect Performance On Congnitive Tests I Late Childhood, The Journal Of Nutrition, 129 : 1555-1562.

Maharsiwi, Anggar. 2014. Hubungan Antara

Pemberian MP-ASI Dini dengan

Kejadian Stunting Gizi Lebih pada

Bayi Usia 6 ± 24 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Kartasura, Sukoharjo. Universitas Muhamadiah Surakarta. Skripsi

Monica, Dalimunthe Shella. 2015. Gambaran

Faktor ± Faktor Stunting pada Balita

Usia 24 ± 59 Bulan di Provinsi Nusa

Tenggara Barat Tahun (2010) (

Analisis Data Sekunder Riskesdas

2010). Universitas Islam Negri Syarif

Hidayahtullah. Skripsi Nadiyah, R. 2012. Faktor resiko kejadian

stunting pada balita usia 24-59 bulan di kecamatan semarang timur. universitas diponegoro. Artikel penelitian

Nasikhah, R. 2012. Faktor Resiko Kejadian Stunting Pada Balita Usia 24 ± 36

Bulan Di Kecamatan Semarang Timur. Universitas Diponegoro . Artikel

Penelitian. Rahayu, B. Dkk. 2011. Pengaruh BBLR dan

Pemberian Asi Ekslusif Terhadap Perubahan Status Gizi Stunting Pada

Page 56: (VERSI KEBIASAAN BARU) - fkm.uniska-bjm.ac.id

Health Information : Jurnal Penelitian

Volume 10 Nomor 1, Juni 2018 p-ISSN: 2083-0840: E-ISSN: 2622-5905

62

Balita Di Kota Dan

Kabupaten

Tangerang Provinsi Banten.

Universitas Muhamadiyah Prof. Dr.

HAMKA. Rr dewi ngaisyah dkk. 2014. Hubungan tinggi

badan orang tua dengan kejadian stunting. Universitas respatih Yogyakarta. Jurnal ilmu kebinanan, jilid 3 nomor 1

Siahaan, Novita. Dkk. 2013. Faktor ± Faktor

yang Berhubungan dengan Kejadian

Stunting Pada Balita di Wilayah Kerja

Puskesmas Tanjung Tiram Kecamatan

Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara.

Fakultas Kesehatan Masyarakat USU. Prasetyono, 2009. Buku Pintar ASI Ekslusif

Pengenalan, Praktik Dan

Kemanfaatan- Kemanfaatannya.

Yogyakrta : Diva press. Putra Onetusfifsi. 2016. Pengaruh BBLR

Terhadap Kejadian Stunting Pada

Anak Usia 12 ± 60 Bulan Diwilayah Kerja Puskesmas Pauh. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Andalas. Padang.

Nasikhah Rounhotun. 2012. Faktor Resiko Kejadian Stunting Pada Balita Usia 24 ± 36 Bulan Di Kecamatan Semarang Timur. Universitas Diponerogo Semarang. Artikel penelitian.

Syifa voazia, dkk. 2016. Faktor resiko kejadian stunting pada anak usia 1-3 tahun (studi di desa menduren kecamatan brati kabupaten grobogan.fakultas kedokteran universitas diponegoro. Volume 5,

nomor 4. Trihono, Atmarita, Tjandraini, DH, irmawati,

A, Utami.N.H, tejayanti. T. Nurlinawati,L. 2015. Pendek (stunting) di Indonesia masalah dan solusinya. Balitbengkes. Jakarta.

Page 57: (VERSI KEBIASAAN BARU) - fkm.uniska-bjm.ac.id

Jurnal Kesehatan Masyarakat & Gizi, e-ISSN: 2655-0849Vol. 3 No.1 Edisi Mei-Oktober 2020https://ejournal.medistra.ac.id/index.php/JKG===========================================================================================Received: 22 September 2020 :: Accepted: 25 September 2020 :: Published: 31 Oktober 2020

56

STUDI LITERATUR HUBUNGAN POLA MAKAN DAN SARAPAN

DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA ANAK SEKOLAH DASAR

Elisa Christy Simanjuntak1, Tariana Ginting2, Perry Boy Siahaan3, Buenita4

Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Prima Indonesia

Jl. Sekip Jl. Sikambing No.simpang, Sei Putih Tim. I, Kec. Medan Petisah, Kota

Medan, Sumatera Utara

Email: [email protected]

DOI : https://doi.org/10.35451/jkg.v3i1.481

ABSTRACT

School children are the nation's next generation. Therefore, it is necessary

to improve human resources from an early age. Providing good nutrition, will affect

the growth and development of a child. The purpose of this study was to determine

the relationship between eating and breakfast patterns and learning achievement

of elementary school children. The type of research used is quantitative research

with a literature study design. The literature used is literature published from 2013

to 2020. The results of data analysis show that there is a relationship between

eating and breakfast patterns and learning achievement of elementary school

children. The results of data analysis showed that there were 3 research locations,

namely in Java 60% (6 articles), Sulawesi 30% (3 articles), Kalimantan 10% (1

article). Using correlation research 50%, analytic survey research 20%, and 30%

other research. Data analysis was made in univariate and bivariate ways. The

variables used in each study were diet, breakfast, and learning achievement. From

this research, it can be concluded that there is a relationship between eating and

Page 58: (VERSI KEBIASAAN BARU) - fkm.uniska-bjm.ac.id

Jurnal Kesehatan Masyarakat & Gizi, e-ISSN: 2655-0849Vol. 3 No.1 Edisi Mei-Oktober 2020https://ejournal.medistra.ac.id/index.php/JKG===========================================================================================Received: 22 September 2020 :: Accepted: 25 September 2020 :: Published: 31 Oktober 2020

57

breakfast patterns and learning achievement of elementary school children. So

further research is expected to develop other factors that can affect student

achievement.

Key words: diet, breakfast, elementary school students

PENDAHULUAN

Anak sekolah merupakan generasi

penerus bangsa. Oleh karena itu,

perlunya meningkatkan sumber daya

manusia sejak dini. Pemberian nutrisi

yang baik akan memengaruhi tumbuh

kembang seorang anak. Pola makan anak

sekolah harus diperhatikan apabila terjadi

penyimpangan akan mengakibatkan

gangguan pada tumbuh kembang anak.

Sejak dini anak sekolah harus

dibiasakan sarapan karena sarapan

sangatlah penting dalam memenuhi

energi yang dibutuhkan anak saat

melakukan aktifitas di sekolah. Jumlah

kalori yang disarankan dalam sarapan

sebanyak 300-500 kalori per hari. Dengan

tidak memberikan anak sarapan pagi

sebaiknya anak dibekali dengan

makanan/ snack yang berat dengan gizi

lengkap dan (Mutiara, 2017).

Pola makan merupakan salah satu

cara yang dapat dilakukan untuk

mengurangi terjadinya masalah gizi.

Untuk mencegah penyakit dan menjaga

kesehatan gizi sangat diperlukan.

Masalah pada gizi timbul akibat pola

makan yang salah seperti makan yang

berlebih ataupun tidak seimbangnya

dalam mengkonsumsi makanan. Berbagai

penyakit degeneratif yang ditimbulkan

oleh pola makan yang tidak baik

diantaranya diabetes militus, kanker,

hipertensi, dan penyakit jantung. Untuk

menghindarinya, perlu edukasi kepada

masyarakat tentang pola makan yang

baik. Dalam pembentukan pola makan

yang baik, harus diterapkan dari sejak

dini (Rowa, 2015). Dalam meningkatkan

perilaku, kognitif, dan prestasi belajar

anak di sekolah, sarapan pagi sangat

dianjurkan (Adolphus, 2013).

Hasil penelitian Maulana, dkk

(2015), tentang hubungan antara

kebiasaan sarapan pagi dengan anak SD

di sekolah SDN 1 Karangasem Surakarta.

Menemukan 50% dari 80 anak melakukan

sarapan pagi, 36 anak (45%)

mendapatkan prestasi belajar baik, dan

anak yang mendapatkan prestasi belajar

kurang baik sebanyak 4 (5%) anak. Anak

yang tidak selalu melakukan sarapan pagi

sebanyak 40 (50%) dimana 29 anak

Page 59: (VERSI KEBIASAAN BARU) - fkm.uniska-bjm.ac.id

Jurnal Kesehatan Masyarakat & Gizi, e-ISSN: 2655-0849Vol. 3 No.1 Edisi Mei-Oktober 2020https://ejournal.medistra.ac.id/index.php/JKG===========================================================================================Received: 22 September 2020 :: Accepted: 25 September 2020 :: Published: 31 Oktober 2020

58

(36,5%) mendapatkan prestasi belajar

baik, sedangkan anak yang mendapatkan

prestasi belajar kurang sebanyak 11

(13,75%) anak. Hasil penelitian

menunjukkan nilai p=0.045 untuk

kebiasaan sarapan pagi dan prestasi

belajar anak SD, dimana p<0.05.

Terdapat hubungan yang bermakna

antara kebiasaan sarapan pagi dan

prestasi belajar anak SD (Maulana et al.,

2015).

Dari hasil penelitian Septianto,

dkk (2017), tentang hubungan sarapan

pagi dengan prestasi belajar anak usia 7-

8 tahun di SDN Merjosari 02 Kecamatan

Lowokwaru Malang. Menemukan sebagian

besar (72,5%) sarapan pagi yang

dilakukan responden dengan baik

sebanyak 29 orang, dan sebagian besar

(60%) prestasi belajar pada responden

masuk kategori baik sebanyak 24 orang.

nilai p= 0,00< α (0.05). Dapat

disimpulkan bahwa adanya hubungan

antara sarapan pagi dengan prestasi

belajar (Cahyani, 2018).

Anak yang memiliki pola makan

yang tidak baik dan memiliki kebiasaan

tidak sarapan pagi terlihat lesu, gampang

sekali mengantuk dikelas, dan sulit

konsentrasi pada saat jam pelajaran.

Sehingga anak tersebut susah memahami

pelajaran yang diajarkan guru,

prestasinya juga tidak baik di lihat dari

nilai harian di sekolah (Anasiru, 2017).

Beberapa anak yang memiliki pola

makan yang tidak baik mengatakan

bahwa tidak tersedianya makanan

dirumah, orangtua tidak dapat memenuhi

gizi dari anak tersebut sehingga

berpengaruh terhadap prestasi anaknya

(Murjani, 2018).

Anak yang memiliki pola makan

yang baik dan memiliki kebiasaan sarapan

pagi terlihat sangat aktif belajar

disekolah, dan hasil prestasi belajarnya

juga bagus dilihat dari nilai raport di

sekolah (Mutiara, 2017).

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah

penelitian studi literatur (library

research). Metode pengumpulan data

yang dilakukan dalam penelitian ini

adalah dengan menggunakan bahan

kepustakaan seperti jurnal, artikel, atau

karya ilmiah lainnya. Data-data yang

digunakan dalam penelitian ini berupa

jurnal yang telah dipublikasi.Populasi dan

sampel penelitian adalah 10 jurnal yang

telah dipublikasi.

HASIL

Page 60: (VERSI KEBIASAAN BARU) - fkm.uniska-bjm.ac.id

Jurnal Kesehatan Masyarakat & Gizi, e-ISSN: 2655-0849Vol. 3 No.1 Edisi Mei-Oktober 2020https://ejournal.medistra.ac.id/index.php/JKG===========================================================================================Received: 22 September 2020 :: Accepted: 25 September 2020 :: Published: 31 Oktober 2020

59

Berdasarkan hasil review 10 literatur yang telah memenuhi kriteriamaka didapatkan hasil

sebagai berikut :

Tabel 1. Ringkasan dari literatur tentang hubungan pola makan dan sarapan dengan

prestasi belajar anak sekolah dasar

N

o.

PenulisLoka

si

Popul

asi

Sampel Metode Hasil Kesimpulan Saran

1 Wija

yanti

(201

4)

Pati

310

siswa

75

sis

wa;

Pro

pos

ion

al

sa

mpl

e

Expost

facto;

korelasi

;

Pola makan

siswa keahlian

tata boga

SMKN 3 Pati

termasuk

dalam kategori

sedang (44%).

Dari analisis

diperoleh rxy=

0,874

Sedangkan

hasil dari

perhitungan

koefisien

determinan

(R2) diperoleh

hasil 0,765

atau 76,5%

Ada

pengaruh

antara pola

makan

dengan

prestasi

belajar.

Semakin

baik pola

makannya

semakin

baik pula

prestasi

belajarnya.

Bagi

guru/pendidik

disarankan

untuk selalu

mendukung dan

memotivasi

siswa untuk

selalu

menjalankan

pola makan

yang baik.

Bagi siswa, agar

lebih

memperhatikan

kebiasaan pola

makan yang

baik.

Ke

diri

54

siswa;

Korela

si

Pola makan

siswa kategori

Ada

hubungan

pola makan,

kebiasaan

Bagi peneliti

selanjutnya

diharapkan

dapat

Page 61: (VERSI KEBIASAAN BARU) - fkm.uniska-bjm.ac.id

Jurnal Kesehatan Masyarakat & Gizi, e-ISSN: 2655-0849Vol. 3 No.1 Edisi Mei-Oktober 2020https://ejournal.medistra.ac.id/index.php/JKG===========================================================================================Received: 22 September 2020 :: Accepted: 25 September 2020 :: Published: 31 Oktober 2020

60

2 Nurwij

ayanti

(2017)

63

siswa

Simple

rando

m

sampli

ng

analiti

k;

pende

katan

Cross-

sectio

nal

cukup 46.3%

,kebiasaan

sarapan sering

siswa 55.6%,

status gizi

siswa kategori

nnormal

68.5%

sarapan dan

status gizi.

Harus

diperhatikan

dengan baik

untuk

meningkatk

an

konsentrasi

siswa

sehingga

dapat

meningkatk

an prestasi

belajarnya.

mengembangk

an penelitian

ini dengan

faktor-faktor

yang lain yang

dapat

mempengaruhi

prestasi belajar

siswa.

3

Am

alia,

dkk

201

6)

Ba

nd

un

g

112

siswa

112

siswa;

total

sampli

ng

Deskri

ptif

Analiti

k;

cross-

sectio

nal

Terdapat

hubungan yang

signifikan

(p<0.05)

antara

kebiasaan

sarapanDengan

prestasi

belajar.

Terdapat nilai

PRR 9.879

9.879 kali

daripada anak

yang sering

sarapan.

Terdapat

hubungan

antara

kebiasaan

sarapan

dengan

prestasi

belajar pada

siswa,Anak

dengan

sarapan

yang

tiidakteratur

mendapatka

n prestasi

yang kurang

Bagi peneliti

selanjutnya

disarankan

untuk meneliti

faktor lain

yang

mempengaruhi

prestasi belajar

pada siswa.

Page 62: (VERSI KEBIASAAN BARU) - fkm.uniska-bjm.ac.id

Jurnal Kesehatan Masyarakat & Gizi, e-ISSN: 2655-0849Vol. 3 No.1 Edisi Mei-Oktober 2020https://ejournal.medistra.ac.id/index.php/JKG===========================================================================================Received: 22 September 2020 :: Accepted: 25 September 2020 :: Published: 31 Oktober 2020

61

61 Obs

P

value=

Ada

hubung

Bagi

peneliti

baik 9.879

kali lebih

tinggi dari

yang

sarapan.

4

Sep

tian

to,

dkk

(20

17)

Mal

an

g

40

siswa

40

siswa

Total

sampli

ng

Korela

si;cros

s-

sectio

nal

Anak yang

memiliki

kategori

sarapan baik

29 siswa

(72.5%), anak

yang memiliki

prestasi belajar

baik 24 siswa

(60%) p value

= 0.00

<α(0.05)

sehingga dapat

disimpulkan

ada hubungan

sarapan

dengan

prestasi

belajar.

Lebih dari

separuh

responden

kategori

sarapan

yang baik

72.5%,

lebih dari

separuh

responden

yang

memiliki

prestasi

belajar yang

baik 60%,

terdapat

hubungan

antara

sarapan

dengan

prestasi

belajar.

Bagi peneliti

selanjutnya

dapat

menggunakan

penelitiaan ini

sebagai salah

satu acuan

untuk

mendapatkan

hasil yang lebih

maksimal.

Page 63: (VERSI KEBIASAAN BARU) - fkm.uniska-bjm.ac.id

Jurnal Kesehatan Masyarakat & Gizi, e-ISSN: 2655-0849Vol. 3 No.1 Edisi Mei-Oktober 2020https://ejournal.medistra.ac.id/index.php/JKG===========================================================================================Received: 22 September 2020 :: Accepted: 25 September 2020 :: Published: 31 Oktober 2020

62

Murja

ni,d

kk

(2018

)

Kab.

Tanah

bumbu

(kalsel

)

156

siswa

siswa ;

probabi

litysam

pling

ervas

ional

analit

iik,

cross

-

sectio

nal

0.002,

nilai

p<0.05

yang

berarti

Ho

ditolak.

Maka

dapat

disimp

ulkaan

ada

hubung

an

yang

signifik

an

antara

kebiasa

an

sarapa

n

dengan

prestas

i

belajar.

an yang

signifika

n antara

kebiasa

an

sarapan

pagi

dengan

prestasi.

selanju

tnya

dapat

mengg

unakan

peneliti

an ini

sebaga

i salah

satu

acuan

untuk

menda

patkan

hasil

yang

maksi

mal

Anasir Goron 137

10

2

Surv

ey

Berdasa

rkan

analisis

uji

kuadrat

Kategori

sarapan

sering

66

siswa,

Bagi

sekolah

,

diharap

kan

Page 64: (VERSI KEBIASAAN BARU) - fkm.uniska-bjm.ac.id

Jurnal Kesehatan Masyarakat & Gizi, e-ISSN: 2655-0849Vol. 3 No.1 Edisi Mei-Oktober 2020https://ejournal.medistra.ac.id/index.php/JKG===========================================================================================Received: 22 September 2020 :: Accepted: 25 September 2020 :: Published: 31 Oktober 2020

63

6 u, dkk

(2017

)

talo siswa sis

wa

Simple

random

sampli

ng

analit

ik;cro

ss-

sectio

nal

dengan

taraf

signifika

n 0,05

didapatk

an

x2hitun

g

10,935

>9,488.

Maka Ha

diterima

. Yang

artinya

ada

hubung

an

sarapan

pagii

dengan

prestasi

belajar

siswa.

kategori

prestasi

belajar

kurang

50

siswa,

kateori

prestasi

belajar

cukup

45

siswa,

dan ada

hubung

an

antara

kebiasa

an

sarapan

dengan

prestasi

belajar.

agar

mempe

rtahan

kan

dan

mening

katkan

kualita

s

pembel

ajaan

sekolah

dan

dapat

membe

rikan

inform

asi

tentan

g

sarapa

n.

7

Mahbu

b,dkk

(2018

Band

ung

Siswa

kelas 4

dan 5

75

siswa;

conveni

ent

samplig

Des

kriptf

korel

asi;

uji

Sebagia

n besar

anak

sekolah

memiliki

kebiasa

an

sarapan

Hasil

penelitia

n ini

menunj

ukkan

adanya

hubung

an yang

Penting

nya

kebiasa

an

sarapa

n pagi

dengan

kandun

Page 65: (VERSI KEBIASAAN BARU) - fkm.uniska-bjm.ac.id

Jurnal Kesehatan Masyarakat & Gizi, e-ISSN: 2655-0849Vol. 3 No.1 Edisi Mei-Oktober 2020https://ejournal.medistra.ac.id/index.php/JKG===========================================================================================Received: 22 September 2020 :: Accepted: 25 September 2020 :: Published: 31 Oktober 2020

64

korel

asi

spear

men

rank

pagi

yang

baik

(73,3%)

dan

memiliki

prestasi

sedang

(58,67

%)

serta

terdapat

hubung

an yang

signifika

n antara

kebiasa

an pagi

dengan

prestasi

belajar

anak

sekolah

p=0,048

signifika

n antara

kebiasa

an

sarapan

dengan

prestasi

belajar

anak.

gan

gizi

yang

baik

pada

anak

usia

sekolah

harus

disosial

isasika

n

kepada

guru,m

urid,

dan

orangt

ua

agar

pertum

buhan

dan

perkem

bangan

fisik

dan

mental

anak

menjad

i

optimal

Page 66: (VERSI KEBIASAAN BARU) - fkm.uniska-bjm.ac.id

Jurnal Kesehatan Masyarakat & Gizi, e-ISSN: 2655-0849Vol. 3 No.1 Edisi Mei-Oktober 2020https://ejournal.medistra.ac.id/index.php/JKG===========================================================================================Received: 22 September 2020 :: Accepted: 25 September 2020 :: Published: 31 Oktober 2020

65

8

Purna

winadi

dan

christa

,

(2020

)

Mana

do

Kelas

Englis

1

Semest

er

Genap

2019-

2020

177

Mahasi

swa,

puposiv

e

sampli

ng

Surv

ei

Analit

ik;cro

ss-

sectio

nal;

uji

korel

asi

spear

men

Domina

n

mahasis

wa

jarang

sarapan

(39%)

dan

konsent

rasi

belajar

tinggi

(56,5%)

.

Terdapa

t

hubung

an yang

sangat

lemah

namun

bermak

na

antara

kebiasa

an

sarapan

dengan

tingkat

konsent

rasi

belajar

Terdapa

t

hubung

an yang

sangat

lemah

namun

bermak

na

antara

kebiasa

an

sarapan

dengan

tingkat

konsent

rasi

belajar

mahasis

wa.

Mahasi

swa

dihara

pkan

akan

kesad

aran

pentin

gnya

sarapa

n,

bukan

hanya

seked

ar

sarapa

n

tetapi

perlu

diperh

atikan

kualita

s

giziny

a.

Bagi

Peneliti

selanjut

nyadiha

rapkan

mengan

alisis

Page 67: (VERSI KEBIASAAN BARU) - fkm.uniska-bjm.ac.id

Jurnal Kesehatan Masyarakat & Gizi, e-ISSN: 2655-0849Vol. 3 No.1 Edisi Mei-Oktober 2020https://ejournal.medistra.ac.id/index.php/JKG===========================================================================================Received: 22 September 2020 :: Accepted: 25 September 2020 :: Published: 31 Oktober 2020

66

mahasis

wa. (r =

0,162

dan p =

0,031).

kandung

an gizi

pada

makana

n yang

dikonsu

msi

pada

saat

sarapan

sebagai

variabel

penelitia

n.

9

Winart

i dan

Nur,

(2015

)

Klate

n

30

Siswa

30

siswa,

total

sampli

ng

Deskript

if

korelasi

onal;

cross-

sectiona

l; uji

chi-

square

Kategori

sarapan

pagi

sering

(86,7%)

,

Kategori

Prestasi

Belajar

baik

(76,7%)

, dan

kategori

Prestasi

Belajar

cukup

(23,3%)

Mayorita

s Siswa

SDN

Jombora

n 1

Klaten

mempu

unyai

kebiasa

an

sarapan

sering

dan

memiliki

prestasi

belajar

yang

Bagi

pihak

sekolah

khususn

ya pada

pengaja

r di

bidang

pendidik

an

jasmani

dan

kesehat

an agar

member

i

pengeta

Page 68: (VERSI KEBIASAAN BARU) - fkm.uniska-bjm.ac.id

Jurnal Kesehatan Masyarakat & Gizi, e-ISSN: 2655-0849Vol. 3 No.1 Edisi Mei-Oktober 2020https://ejournal.medistra.ac.id/index.php/JKG===========================================================================================Received: 22 September 2020 :: Accepted: 25 September 2020 :: Published: 31 Oktober 2020

67

baik huan

mengen

ai

peningk

atan gizi

yang

baik

melalui

makan

pagi.

Dan

bagi

siswa

menjadi

masuka

n agar

membia

sakan

makan

pagi

sehingg

a dapat

meningk

atkan

prestasi

belajar

dan

konsent

rasi

belajar

siswa.

Page 69: (VERSI KEBIASAAN BARU) - fkm.uniska-bjm.ac.id

Jurnal Kesehatan Masyarakat & Gizi, e-ISSN: 2655-0849Vol. 3 No.1 Edisi Mei-Oktober 2020https://ejournal.medistra.ac.id/index.php/JKG===========================================================================================Received: 22 September 2020 :: Accepted: 25 September 2020 :: Published: 31 Oktober 2020

68

10

Syahn

ur,

dkk

(2013

)

Maka

ssar

33

Siswa

33

siswa,

total

sampli

ng

Non

eksperi

men;

cross-

sectiona

l; uji

chi-

square

P =

0,015 <

α =

0,05

yang

menunj

ukkan

adanya

penolak

an

terhada

p Ho

dan

penerim

aan

terhada

p Ha.

Yang

artinya

ada

hubung

an

sarapan

dengan

prestasi

belajar.

Ada

hubung

an

sarapan

dengan

prestasi

belajar.

Perlu

adany

a

peneli

tian

lanjut

yang

terkai

t

denga

n

faktor

-fktor

yang

memp

engar

uhi

kebias

aan

sarap

an

Perlunya

sosialisa

si

kepada

orangtu

a murid

tentang

penting

nya

sarapan

Page 70: (VERSI KEBIASAAN BARU) - fkm.uniska-bjm.ac.id

Jurnal Kesehatan Masyarakat & Gizi, e-ISSN: 2655-0849Vol. 3 No.1 Edisi Mei-Oktober 2020https://ejournal.medistra.ac.id/index.php/JKG===========================================================================================Received: 22 September 2020 :: Accepted: 25 September 2020 :: Published: 31 Oktober 2020

69

pagi

anak

sekolah

PEMBAHASAN

Setelah melakukan pengkajian

data sampel penelitian didapatkan

gambaran umum dari penelitian-

penelitian tersebut yakni sebagai berikut

: Berdasarkan hasil analisis terhadap

semua sumber artikel penelitian Pola

makan dan Sarapan menujukkan hasil

bahwa pada lokasi yang paling banyak

dijadikan sebagi tempat penelitian adalah

Pulau Jawa dengan 6 artikel.

Pola makan dan Sarapan dalam 10

artikel yang direview menggunakan

penelitian Korelasi sebanyak 5 artikel

yaitu Wijayanti (2014), Nurwijayanti

(2017), Septianto, dkk (2017), Mahbub,

dkk (2018), dan Winarti dan Nur (2015)

(Mahbub, 2018; Nurwijayanti, 2018;

Septianto, 2017; Wijayanti, 2014;

Winarti, 2015). Menggunakan Survei

Analitik 2 artikel yaitu Anasiru, dkk

(2017), dan Purnawinadi dan Christa

Mustar, (2020) (Anasiru, 2017;

Purnawinadi & Christa, 2020).

Menggunakan Penelitian Deskriptif

Analititik 1 Artikel yaitu Amalia, dkk

(2016) (Amalia, 2016). Menggunakan

penelitian Observasional Analitik 1 artikel

yaitu Murjani,dkk (2018) (Murjani, 2018).

Dan yang menggunakan penelitian Non

eksperimen yaitu Syahnur, dkk (2013)

(Syahnur, 2013).

Instrument dalam mengukur

variabel setiap penelitian yakni pola

makan daan sarapan menggunakan

kuesioner, wawancara ataupun angket.

Penelitian dengan Instrumen Kuesioner

ada 8 Artikel yaitu Septianto, dkk (2017)

, Murjani, dkk (2018), Purnawinadi dan

Christa, (2020), Mahbub, dkk (2018),

Anassiru, dkk (2018), Amalia, dkk (2016),

Nurwijayanti, (2017) dan Syahnur, dkk

(2013). Penelitian dengan instrumen

Wawancara 1 Artikel yaitu Wijayanti,

(2014). Penelitian dengan instrumen

Angket 1 Artikel yaitu Winarti dan Nur,

(2015).

Variabel penelitian dalam artikel

yang direview ada 3 yaitu pola makan,

sarapan dan prestasi belajar. Penelitian

yang memiliki 4 variabel penelitian (Pola

makan, Sarapan, Status Gizi dan Prestasi

Page 71: (VERSI KEBIASAAN BARU) - fkm.uniska-bjm.ac.id

Jurnal Kesehatan Masyarakat & Gizi, e-ISSN: 2655-0849Vol. 3 No.1 Edisi Mei-Oktober 2020https://ejournal.medistra.ac.id/index.php/JKG===========================================================================================Received: 22 September 2020 :: Accepted: 25 September 2020 :: Published: 31 Oktober 2020

70

Belajar) ada 1 artikel yaitu Nurwijayanti

(2017). 7 artikel yang meneliti 2 variabel

penelitian (Sarapan dan Prestasi Belajar)

Amalia, dkk (2016), Anasiru, dkk (2017),

Mahbub, dkk (2018), Purnawinadi dan

Christa, (2020), Murjani, dkk (2018),

Septianto, dkk (2017), Winarti dan Nur,

(2015). Ada 1 artikel yang meneliti 2

variabel (pola makan dan prestasi belajar)

yaitu Wijayanti, (2014). Dan ada 1 artikel

yang meneliti 3 variabel (Sarapan, status

gizi, dan prestasi belajar) yaitu Syahnur,

dkk (2013).

Berdasarkan artikel yang direview

didapatkan hasil penelitian dari 10 artikel

penelitian tentang hubungan pola makan

dan sarapan dengan prestasi belajar

semua memiliki hubungan yang kongkrit.

Berdasarkan beberapa penelitian dapat

disimpulkan bahwa semuanya

menunjukkan ada hubungan yang

signifikan dari pola makan dan sarapan

terhadap prestasi belajar siswa. Pola

makan yang baik dan sarapan berperan

sangat penting untuk pemenuhan gizi

yang berguna memenuhi kebutuhan

energi tubuh dalam melakukan aktivitas

yang optimal. Kegiatan tersebut sangat

penting bagi para siswa karena dapat

mendukung pertumbuhan dan

perkembangan serta berbagai aktivitas

dalam pendidikan (Mutiara, 2017).

Sarapan pagi memberikan dampak

baik bagi anak. Anak yang memiliki

kebiasaan sarapan maka anak itu akan

lebih mudah menyerap pelajaran yang

diberikan oleh gurunya yang akan

berdampak pada prestasi belajarnya.

Anak yang tidak sarapan akan mengalami

gangguan dalam melaksanakan aktifitas

sehari-hari (Nurwijayanti, 2018).

Siswa yang tidak melakukan

sarapan mengatakan setiap pelajaran

berlangsung akan mudah merasa bosan,

mengantuk, dan sulit berkonsentrasi saat

dalam pelajaran. Banyak faktor yang

menyebabkan tidak melakukan sarapan

yaitu karena keterlambatan bangun

sehingga tidak sempat sarapan karena

buru-buru berangkat sekolah, tidak biasa

sarapan, dan kurangnya kemampuan

finansial orangtua dalam menyediakan

sarapan (Nurwijayanti, 2018).

KESIMPULAN

Studi Literature ini menunjukkan

bahwa ada hubungan pola makan dan

sarapan dengan prestasi belajar anak

sekolah. Dari 10 artikel yang dikaji

menggunakan instrumen kuesioner 80%,

wawancara 10% dan angket 10% . Jenis

penelitian yang digunakan adalah korelasi

50%, Survey analitik 20%, Penelitian

yang lainnya 30%. Pola makan yang baik

akan mempengaruhi prestasi belajar dan

Page 72: (VERSI KEBIASAAN BARU) - fkm.uniska-bjm.ac.id

Jurnal Kesehatan Masyarakat & Gizi, e-ISSN: 2655-0849Vol. 3 No.1 Edisi Mei-Oktober 2020https://ejournal.medistra.ac.id/index.php/JKG===========================================================================================Received: 22 September 2020 :: Accepted: 25 September 2020 :: Published: 31 Oktober 2020

71

membiasakan sarapan sebelum

berangkat sekolah akan mempengaruhi

konsentrasi pada saat pelajaran sehingga

dapat mempengaruhi prestasi belajar di

sekolah.

DAFTAR PUSTAKA

Adolphus. (2013). The effects of

Breakfeast on Behavior and

Academic Peformance in Children

and Adolescents. Hum Neurosci.

Amalia. (2016). Hubungan Kebiasaan

Sarapan dengan Prestasi belajar

pada Siswa Kelas 4 dan 5 SD Pertiwi

Kota Bandung Tahun 2016. Prosiding

Pendidikan Dokter, 2.

Anasiru. (2017). Hubungan Kebiasaan

Sarapan dengan Prestasi Belajar

SiswaSekolah Dasar Negeri 13 Kabila

Kecamatan Kabila Kabupaten Bone

Bolango. Health and Nutritions

Journal, 3(1).

Cahyani, I. S. D. (2018). Pemanfaatan

Pelayanan Antenatal Care di

Puskesmas. Higeia Journal of Public

Health Research and Development,

1(3), 84–94.

Mahbub. (2018). Hubungan kebiasaan

sarapan pagi dengan prestasi belajar

anak usia Sekolah di sekolah Dasar

Negeri Kota Bandung. Jurnal

Kesehatan Budi Luhur Cimahi, 11(2).

Maulana, F., Juni, N., & Basuki, S. W.

(2015). Hubungan antara Kebiasaan

Sarapan Pagi dan Prestasi belajar

anak SDN 1 Karangasem Surakarta.

Murjani. (2018). Hubungan Kebiasaan

Sarapan Pagi dengan Prestasi Belajar

Pada Siswa SDN 1 Batuah

Kecamatan Kusan Hilir Kabupaten

Tanah Bumbu. Jurkessia, IX(1).

Mutiara. (2017). Pola Makan, Status Gizi,

dan Prestasi Belajar Siswa kelas III

dan Kelas IV di SDN Pabelan 2

Magelang. Universitas Negeri

Yogyakarta.

Nurwijayanti. (2018). Pola makan,

kebiasaan sarapan, dan status gizi

berhubungan dengan prestasi belajar

siswa SMK di kota Kediri. Jurnal care,

6(1).

Purnawinadi, & Christa, V. L. (2020).

Kebiasaan Sarapan dan Konsentrasi

Belajar Mahasiswa. Nutrix Journal,

4(1).

Rowa, S. S. (2015). Media Gizi Pangan.

Pola Makan dan Status Gizi pada

Anak SDN 203 Inpres Binanga

Sangkara di Desa Ampekale

Kecamatan Bontoa Kabupaten

Maros. XIX(1), 67–72.

Septianto. (2017). Hubungan sarapan

pagi dengan prestasi belajar anak

usia 7-8 tahun di SDN Merjosari 02

Page 73: (VERSI KEBIASAAN BARU) - fkm.uniska-bjm.ac.id

Jurnal Kesehatan Masyarakat & Gizi, e-ISSN: 2655-0849Vol. 3 No.1 Edisi Mei-Oktober 2020https://ejournal.medistra.ac.id/index.php/JKG===========================================================================================Received: 22 September 2020 :: Accepted: 25 September 2020 :: Published: 31 Oktober 2020

72

Kecamatan Lowokwaru Malang.

Nursing News, 2(1).

Syahnur. (2013). Hubungan Kebiasaan

Sarapan Pagi dan Status Gizi dengan

Prestasi Belajar anak Di SDN 20

Pangkajene Sidrap. Jurnal Stikesnh,

2(1).

Wijayanti, H. (2014). Pengaruh Pola

Makan terhadap Prestasi belajar

Siswa bidang Keahlian Tata boga Di

Sekolah Menengah Kejuruan [SMK]

Negeri 3 Pati Tahun Pelajaran 2010-

2011. Teknobuga Jurnal, 1(2).

Winarti, N. K. (2015). Hubungan makan

Pagi dengan Prestasi belajar anak

kelas v sekolah dasar negeri 1

Jomboran Klaten. Jurnal Motorik,

10(20).