varietas unggul baru perlu segera dikembangkanpangan.litbang.pertanian.go.id/files/berita-56.pdf ·...

12

Upload: lethien

Post on 20-May-2018

237 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

2 Berita Puslitbangtan 56 • Mei 2014

Penanggungjawab: Kepala Puslitbang Tanaman Pangan, Dr Hasil SembiringDewan Redaksi: Nuning Argo Subekti, Hermanto, Husni Kasim, Haryo Radianto, M. SyamTata Letak: Edi HikmatAlamat: Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, Jalan Merdeka 147, Bogor, 16111Telp. (0251) 8334089, 8311432, Faks. (0251) 8312755; E-mail: puslitbangtan@litbang.depta.go.id.www.pangan.litbang.deptan.go.id

ISSN 0852-6230

Petani umumnya sudah merasa-kan manfaat penanamanvarietas unggul dalam pening-

katan produksi karena berdaya hasiltinggi, tahan terhadap hama penyakitutama, dan toleran terhadap kondisilingkungan tertentu. Sayangnya,keunggulan suatu varietas dibatasi olehlokasi, waktu, pengelolaan, dan ling-kungan. Varietas unggul yang semulatahan terhadap hama dan penyakittertentu, misalnya, beberapa musimtanam kemudian patah ketahanannyakarena berubahnya status biotipe hamaatau ras patogen. Varietas unggul yangmampu berproduksi tinggi di lokasitertentu tidak demikian halnya di lokasiyang lain. Varietas tertentu menghendakipengelolaan yang berbeda denganvarietas lainnya seperti air, pupuk, dancara tanam.

Wawancara dengan petani dibeberapa sentra produksi padi di JawaBarat lebih dari satu dekade yang lalumengungkapkan bahwa merekabersedia menanam varietas unggulbaru asal beras yang dihasilkan disukaikonsumen dan benihnya mudahdiperoleh. Mereka kesulitan mengaksesbenih dan bahkan tidak tahu varietasunggul apa saja yang baru dilepas.Kenyataan ini menunjukkan lemahnyadiseminasi teknologi hasil penelitian.

Di sisi lain, lembaga penelitian terusdidorong untuk menghasilkan varietasunggul sesuai target yang menjadi

patokan kinerja perakitan varietas. Padatahun 2013, Badan Litbang Pertaniantelah melepas tujuh varietas unggulbaru padi, lima varietas jagung, empatvarietas kedelai, satu varietas kacangtanah, dua varietas gandum, dan duavarietas sorgum dengan indeks kinerjautama 100%.

Varietas Unggul Padi

Dari tujuh varietas unggul padi yangdilepas, lima di antaranya untuk lahansawah irigasi dan dua lainnya untuklahan kering (gogo). Lima varietasunggul baru padi sawah yang dilepasadalah hibrida HIPA 18 dan HIPA 19 sertainbrida Inpari 31, Inpari 32 HDB, danInpari 33. Dua varietas unggul padi gogoyang dilepas adalah Inpago 10 danInpago Lipigo 4.

Padi hibrida varietas HIPA 18berumur 113 hari dengan potensi hasil10,3 t/ha, agak tahan penyakit hawar

daun bakteri patotipe IV dan VIII, tahanpenyakit blas ras 073 dan 173, agaktahan terhadap ras 133. Varietas HIPA19 berumur 111 hari dengan potensihasil 10,1 t/ha, agak tahan hama werengbatang coklat biotipe 1, 2, dan 3, tahanblas ras 033, dan agak tahan ras 073 dan173. Dalam pengembangannya, keduavarietas padi hibrida ini dianjurkanmengikuti pendekatan pengelolaantanaman terpadu (PTT) pada lahansawah irigasi.

Padi inbrida varietas Inpari 31mampu berproduksi hingga 8,5 t/hadengan umur panen 119 hari, tahanterhadap hama wereng batang coklatbiotipe 1, 2 dan 3, tahan penyakit hawardaun bakteri (HDB) patotipe III, tahanpenyakit blas ras 033, dan tahanpenyakit tungro ras Lanrang. VarietasInpari 32 HDB berumur 120 hari denganpotensi hasil 8,42 t/ha, tahan penyakitHDB patotipe III, agak tahan patotipe IVdan VIII, tahan penyakit blas ras 033,

Varietas Unggul BaruPerlu Segera Dikembangkan

Lembaga penelitian dituntut untuk menghasilkan varietas unggul sesuai dengan target yangmenjadi patokan kinerja perakitan varietas. Namun sebagian petani masih kesulitan mengaksesbenih dan bahkan tidak tahu varietas unggul apa saja yang baru dilepas. Petani dan penyuluhperlu tahu, varietas unggul yang sudah dan baru dilepas serta ketersediaan benihnya.

3Berita Puslitbangtan 56 • Mei 2014

agak tahan ras 073, dan agak tahanpenyakit tungro ras Lanrang. VarietasInpari 33 mampu berproduksi hingga9,6 t/ha pada umur 107 hari, tahan hamawereng batang coklat biotipe 1, 2, 3,agak tahan penyakit HDB patotipe IIIdan VIII, dan tahan penyakit blas ras073.

Dalam kondisi yang mendukungdan dengan penerapan teknologi budidaya yang tepat, varietas Inpago 10mampu berproduksi hingga 7,31 t/hapada umur 115 hari. Padi gogo ini tahanpenyakit blas ras 033, agak tahan ras 133dan ras 073, agak toleran kekeringandan keracunan Al pada tingkat 60 ppmAl 3+. Varietas Inpago Lipigo 4 berumur113 hari dengan potensi hasil 7,10 t/ha,agak tahan penyakit blas ras 073.Keunggulan penting lainnya darivarietas Inpago Lipigo 4 adalah tolerankekeringan dan dapat dikembangkanpada lahan kering dataran rendahsampai ketinggian lokasi < 700 m dpl.

Varietas Unggul Jagung

Varietas unggul jagung yang dilepasadalah tiga jenis hibrida Bima-17, Bima-

18, Bima Provit A1 dan dua jagung pulutbersari bebas URI-1 dan URI-2. VarietasBima-17 dan Bima-18 berumur 95 haridengan potensi hasil 13,6 t/ha, tahanpenyakit bulai, karat daun, dan bercakdaun, tahan rebah, dan rendemen bijitinggi. Bima-17 memiliki ukuran tongkolbesar dan hasilnya stabil pada ling-kungan yang luas, sedangkan Bima-18beradaptasi baik pada lingkungansuboptimal. Varietas Bima Provit A1berumur 102 hari dengan potensi hasil11,6 t/ha, agak tahan penyakit bulai.

Jagung pulut unggul varietas URI-1memiliki potensi hasil 9,4 t/ha danvarietas URI-2 berdaya hasil 9,2 t/ha,sementara jagung pulut lokal hanyamampu berproduksi 1,5-2,0 t/ha. Keduavarietas unggul baru jagung pulut inimemiliki tongkol yang besar, kelobotmenutup dengan baik, agak tahanpenyakit bulai, dan warna biji putih.

Varietas Unggul Kedelai

Empat varietas unggul baru kedelaimasing-masing dilepas dengan namaDetam 3 Prida, Detam 4 Prida,Gamasugen 1, dan Gamasugen 2.

Detam 3 Prida dan Detam 4 Prida adalahkedelai berbiji hitam untuk bahan bakukecap. Detam 3 Prida mampu ber-produksi 3,2 t/ha, lebih tinggi dibanding-kan dengan varietas Mallika (2,46 t/ha)dan Detam 1 (2,66 t/ha), varietas unggulkedelai hitam generasi sebelumnya.Varietas Detam 4 Prida berdaya hasil 2,90t/ha, relatif lebih tinggi dibandingkandengan Mallika dengan produktivitas2,46 t/ha.

Detam 3 Prida berumur genjah (75hari), agak toleran rebah dan agak to-leran kekeringan pada fase reproduktif.Detam 4 Prida juga berumur genjah (76hari), agak tahan terhadap hama peng-hisap polong dan penyakit karat. Keduakedelai berbiji hitam ini toleran terhadapkekeringan.

Protein kecap dari varietas Detam 3Prida dan Detam 4 Prida masing-masing835% dan 812%. Tingkat kecerahankecap dari varietas Detam 3 Prida danDetam 4 Prida lebih baik daripadavarietas Detam 1 dan Mallika. Kecap darivarietas Detam 3 Prida dan Detam 4Prida disukai oleh panelis.

Kedelai varietas Gamasugen 1 danGamasugen 2 merupakan hasil rakitankerja sama antara BATAN denganBalitkabi. Kedua varietas unggul kedelaiini lebih genjah (66 hari), tahan penyakitkarat daun, bercak daun, dan hamapenggerek pucuk.

Varietas Unggul Kacang Tanah

Diberi nama Litbang Garuda 5, varietasunggul kacang tanah yang baru dilepasmerupakan hasil persilangan tunggalantara varietas lokal Lamongan dengangalur ICGV87123. Varietas unggul inimampu berproduksi 3,5 t/ha. Varietasunggul Litbang Garuda 5 adaptif padatanah Alfisol, tahan penyakit layu, agaktahan penyakit karat daun dan bercakdaun, tahan Aspergillis flavus danAflatoksin.

Dari tujuh varietas unggul padi yang dilepas pada tahun 2013, dua di antaranya padi hibridadengan potensi hasil di atas 10 t/ha.

4 Berita Puslitbangtan 56 • Mei 2014

Varietas Unggul Gandum

Dua varietas gandum yang dilepasadalah GURI-1 dan GURI-2 yang ber-adaptasi dengan baik di beberapalokasi. Varietas GURI-1 memiliki potensihasil 7,4 t/ha dengan rata-rata 5,8 t/ha,lebih tinggi daripada varietas Selayar danDewata. Varietas GURI-2 berdaya hasil7,2 t/ha dengan rata-rata 5,6 t/ha. Keduavarietas unggul ini adaptif di datarantinggi > 1.000 m dpl, umur panen 133-134 hari, tahan penyakit karat daun, danagak tahan penyakit hawar daun. Darisegi hasil, varietas GURI-1 dan GURI-2lebih baik dibandingkan dengan empatvarietas gandum yang dilepassebelumnya yang hanya mampuberproduksi 2-3 t/ha.

Varietas Unggul Sorgum

Dua varietas sorgum yang dilepasadalah Super-1 dan Super-2, keduanyamerupakan varietas sorgum manisyang potensial dikembangkan secaraluas untuk bioetanol. Varietas Super-1berumur 110 hari, potensi hasil 5,7 t/hapada kadar air 10%, potensi produksietanol 4.380 liter/ha, dan produksibiomas batang 38,7 t/ha, dengan kadargula (brix) 13,5%. Varietas Super-2berumur 115-120 hari, potensi hasil 6,3t/ha pada kadar air 10%, potensiproduksi etanol 3.941 liter/ha, danproduksi biomas batang 39,3 t/ha,dengan kadar gula (brix) 12,7%. Keduavarietas unggul ini tahan rebah, tahanhama Aphis, tahan penyakit antraknose,karat daun, hawar daun, dapat ditanampada lahan kering beriklim kering danberadaptasi pada lingkungan luas.

Pengembangan varietas unggulbaru tanaman pangan ini diharapkanberkontribusi nyata dalam peningkatanproduksi dan keberlanjutan ketahananpangan nasional. (HMT)

Nuansa Baru Penelitian danPengembangan Tanaman Pangan

Memasuki era baru kemimpinan nasional, Pusat Penelitian danPengembangan Tanaman Pangan (Puslitbangtan) menyusun draftrencana strategis (Renstra) penelitian dan pengembangan periode2015-2019, peningkatan kerja sama dan diseminasi hasil penelitian,dan pengembangan sumber daya penelitian lainnya.

Penelitian dan pengembanganpertanian periode 2009-2014akan segera berakhir. Teknologi

yang telah dihasilkan perlu ditelisik dandievaluasi untuk menentukan arah ke-bijakan penelitian dan pengembanganpertanian ke depan. Aspek penting yangtetap menjadi perhatian utama pem-bangunan pertanian di masa yang akandatang tidak terlepas dari ketahananpangan karena akan berdampak luasterhadap berbagai aspek kehidupanmasyarakat. Hal ini menjadi semakinpenting mengingat semakin rumitnyamasalah dan kendala yang dihadapidalam berproduksi. Perubahan iklimyang sudah dirasakan dampak negatif-nya terhadap sistem produksi pertaniandi berbagai penjuru dunia, dikhawatir-kan akan mempengaruhi ketahananpangan nasional dan internasional.

Di Indonesia sendiri, konversi lahansawah untuk nonpertanian panganmasih terjadi. Masalah teknis di lapanganbelum pula dapat diatasi sepenuhnyasehingga tidak jarang berdampakterhadap pencapaian target produksi. Disisi lain, kebutuhan pangan pendudukterus meningkat mengikuti pertambah-an jumlah penduduk dengan laju yangmasih tinggi. Oleh karena itu, masalahketahanan pangan ke depan memerlu-kan perhatian yang lebih khusus danserius.

Menuju era baru pembangunanpertanian, Puslitbangtan besertajajarannya dalam Rapat Kerja 2014membahas Rencana Strategis Penelitiandan Pengembangan Tanaman Pangan2015-2019 Mendukung Sistem Per-tanian Bioindustri Berkelanjutan. Acuanutama dari Raker Puslitbangtan yangdiselenggarakan di Pare-Pare, SulawesiSelatan, pada 26-28 Februari 2014 iniadalah hasil Rapim B Badan LitbangPertanian, 11 Januari 2014, yang meng-amanatkan masing-masing UK/UPTuntuk melakukan sosialisasi dukunganterhadap swasembada pangan ber-kelanjutan dan finalisasi Renstra 2015-2019. Raker Puslitbangtan mendapatpengarahan dari Kepala Badan LitbangPertanian, Dr Haryono, dan dihadiri oleh100an peserta yang terdiri atas pejabatstruktural dan peneliti senior lingkupPuslitbangtan.

Dalam arahannya, Kepala BadanLitbang Pertanian mengharapkan Pus-litbangtan menjadi pionir sistem per-tanian bioindustri berkelanjutanmodern yang merujuk SIPP 2013-2045,sebuah sistem pertanian yang kembalike alam, bercirikan zero waste, pe-manfaatan biomassa, dan ramahlingkungan. Terkait dengan itu,Puslitbangtan diminta untuk membuatrancangan model pertanian panganbuilding block dengan luasan 100-1.000

5Berita Puslitbangtan 56 • Mei 2014

ha, anggarannya akan disiapkan olehBadan Litbang Pertanian melaluimanajemen korporasi sistem peng-anggaran. Akan halnya peningkatankapasitas dan pengkaderan peneliti,Badan Litbang Pertanian akan me-nerapkan proses pembelajaran lapangyang memadai bagi peneliti muda.

Beberapa hal yang perlu ditindak-lanjuti oleh Puslitbangtan beserta UPT-nya dari Raker 2014 ini dirumuskan olehTim Perumus sebagai berikut:

Rumusan Umum

1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun2014 tentang Aparatur Sipil Negara(ASN) dan juga mengatur PegawaiPemerintah dengan Perjanjian Kerja(PPPK) serta menjelaskan batasusia pensiun PNS menjadi 58 tahunbagi pegawai administrasi dan 60tahun bagi pejabat pimpinan tinggi;

2. SKP (Sasaran Kinerja Pegawai)merupakan rencana kerja dantarget yang akan dicapai, wajibdisusun oleh PNS dan CPNS. Dasarpenyusunan SKP adalah RencanaKerja Tahunan (disusun berdasar-kan tupoksi, wewenang dan tang-gung jawab, serta rincian tugas).

3. Diseminasi hasil penelitian yangbersifat komersial diperankan olehBPATP termasuk pembiayaannya,sedangkan kepemilikan HKI padaSekretariat Badan LitbangPertanian.

4. Jalur pemasaran via Real Time Ana-lysis (RTA) perlu ditinjau kembaliuntuk mengubah pola promosi danakan dilakukan dengan pola roadshow ke perusahaan-perusahaan.

5. Dalam upaya pengembangan per-tanian bioindustri berkelanjutan,Direktorat Budi Daya Serealia mintadukungan dari Puslitbangtan,terutama teknologi spesifik lokasi.

Rumusan Khusus

1. Rapat Kerja menghasilkan dua halutama, yaitu: (a) Draft Renstra 2015-2019 Puslitbangtan, BB Padi, Balit-sereal, Balitkabi, dan Lolit Tungro,(b) Rencana kerja tahun 2015Bidang Program dan Evaluasi,Bidang KSPHP, dan Bagian TataUsaha, khususnya rencana pe-ngembangan sumber dayapenelitian.

2. Draft Renstra Puslitbangtan 2015-2019 merujuk pada posisi modernagriculture dan inovasi era

bioekonomi serta tagline BadanLitbang Pertanian yaitu Science,Innovation, Networks, Corporate,dan Enterprise.

3. Rencana kinerja program 2015Puslitbangtan telah ditetapkanberdasarkan target dan rencanarealisasi: total koleksi plasmanutfah, plasma nutfah yangdikelola, varietas unggul baru (VUB),teknologi budi daya, panen danpascapanen primer, benih sumber(BS, FS, SS, F1 hibrida), publikasi,saran kebijakan dan modelpengembangan. Target kinerjaadalah 8.944 aksesi koleksi plasmanutfah padi dan palawija, 7.205aksesi yang dikelola, 11 VUB, 12teknologi budi daya, 25,5 ton benihBS, 45 ton benih FS, 89 ton benihSS, dan 2 ton benih ES F1 hibrida,64 judul publikasi termasuk 11buku, lima saran kebijakan, dansatu model pengembangan.

4. Enam Indeks Kinerja Utama (IKU)Puslitbangtan 2015 adalah: (a) VUB,(b) teknologi budi daya, panen danpascapanen primer, (c) benihsumber, (d) saran kebijakan danmodel pengembangan, (e) pub-likasi hasil penelitian, dan (f) buku.IKU untuk masing-masing UPT (BBPadi, Balitsereal, Balitkabi dan LolitTungro) adalah: (a) VUB; (b)teknologi budi daya, panen danpascapanen primer; (c) benihsumber; dan (d) publikasi.

5. Implementasi pertanian bioindustridiharapkan tidak dimulai dari awaltetapi sudah melanjutkan rintisandari program-program sebelum-nya, diupayakan dalam satukawasan terpadu (minimal 100 ha)berbasis tanaman pangan, ter-utama di lahan suboptimal, misal-nya model pertanian lahan keringberiklim kering di Bima dan Dompu.

6. Rencana kerja sama dan pendaya-gunaan hasil penelitian meliputipenerbitan sejumlah buku oleh

Kepala Badan LitbangPertanian, Dr Haryono,mengharapkan Puslit-bangtan menjadi pionirsistem pertanian bio-industri berkelanjutan.

6 Berita Puslitbangtan 56 • Mei 2014

masing-masing UPT pada 2015 danjudul-judul yang lain diterbitkanpada 2016.

7. Kegiatan Gelar Teknologi TanamanPangan direncanakan akan di-laksanakan secara rutin setiaptahun dengan UK/UPT lingkupPuslitbangtan sebagai host secarabergilir. Selain bertujuan mem-pererat kebersamaan antara UPTlingkup Puslitbangtan, kegiatan inijuga menghasilkan inovasi teknologiyang lebih bermanfaat bagi masya-rakat. Pada tahun 2015, tema yangdiangkat adalah “Model Pengem-bangan Pertanian BioindustriBerkelanjutan Ramah LingkunganBerbasis Tanaman Pangan” denganbasis utama komoditas kedelai(Balitkabi sebagai host), sementaratanaman pangan lainnya bersifatpendukung. Kegiatan ini juga akanmelibatkan institusi terkait, ter-masuk BPTP dan Pemda setempat.Dalam kaitan ini, Puslitbangtan danUPT-nya harus memplotting ang-garan untuk kegiatan ini pada tahun2015 dan tahun-tahun berikutnya.

8. Perlu segera diidentifkasi judul-judul penelitian yang revelan dansesuai permintaan dari SekretariatBadan Litbang Pertanian untukpenelitian KKP3N pada tahun 2015untuk dikerjasamakan denganlembaga penelitian terkait padadaerah tertinggal, daerah per-batasan, dan program strategis/khusus Kementerian Pertanianseperti di Papua dan Papua Barat.

9. Kebutuhan formasi pegawai ling-kup Puslitbangtan pada tahun 2015adalah 64 orang dari berbagaitingkatan.

10. Pada tahun 2015-2019, rencanatugas belajar dalam dan luar negeripegawai lingkup Puslitbangtanadalah 40 orang dari berbagaitingkatan, pelatihan jangka pendekdalam negeri 35 orang dan luarnegeri 19 orang.

11. PNPB UK/UPT lingkup Puslitbangtanpada tahun 2015 ditargetkan Rp 3,5milyar.

12. Tindak lanjut permasalahan ter-hadap barang milik negara adalahmengusulkan sertifikasi ulang ke

Berbagai bentuk produk kacangtanah seperti kacang bawang,kacang sukro, dan kacang madu

kini dengan mudah dijumpai di berbagaisuper- dan mini-market sampai warungkecil. Belum lagi kegunaannya dalamberbagai bentuk pangan. Akan tetapikebutuhan kacang tanah ternyatasudah tak lagi mampu dipenuhi olehproduksi dalam negeri. Area tanamnyapun semakin menurun dari 660 ribu hapada tahun 2007 menjadi 541 ribu hapada tahun 2012. Jawa Timur, JawaTengah, DI Yogyakarta, dan Jawa Baratadalah wilayah utama kacang tanahyang menghasilkan lebih dari 65%produksi nasional. Produktivitas jugatidak banyak berubah, 1,1-1,2 t/ha,padahal dengan menggunakan varietasunggul, hasil dapat digandakan.

Petani Tidak Tahu VarietasUnggul Baru

Menurut Dr. Astanto Kasno dari Balit-kabi, sebanyak 34 varietas unggulkacang tanah telah dilepas sejak tahun

1950, beberapa di antaranya sepertiJepara, Bima, dan Tuban merupakanpemutihan varietas lokal. Sebagianbesar dari varietas itu mampu memberihasil 2-3 t/ha. Akan tetapi petani sepertitidak mengenal varietas unggultersebut, tercermin dari masih banyakdi antara mereka yang menggunakanvarietas lokal.

Data yang diperoleh dari DitjenTanaman Pangan memperlihatkandengan jelas bahwa penyebaran benihvarietas lokal masih menempatiperingkat pertama (38%) diikuti olehvarietas Gajah (22%) dan Kelinci (13%).Cukup mengherankan varetas Gajahyang dilepas tahun 1950 dan Kelinci(introduksi dari IRRI) yang dilepas tahun1987 masih lebih dikenal petani dari-pada varietas unggul lain yang dayahasilnya lebih tinggi dan umurnya lebihgenjah.

Varietas Gajah dan Kelinci mem-punyai tipe yang berbeda: Gajah bertipeSpanish dengan ciri biji bulat, dua bijiper polong sedangkan Kelinci tipe

Rendah, Adopsi VarietasUnggul Baru Kacang TanahVarietas Gajah yang dilepas 64 tahun yang lalu lebih banyak ditanampetani daripada 30 varietas unggul lainnya. Masalah benih danketerkaitan dengan pihak lain perlu diatasi.

Badan Litbang Pertanian, memberi-kan surat teguran dan negosiasi,diusulkan pembuatan sertifikatpengganti dan pemagaran lahan,ijin pemanfaatan aset tanah keKPKNL dan penetapan sewanya.(HMT/NAS)

7Berita Puslitbangtan 56 • Mei 2014

Valencia dengan ciri biji agak pipih, lebihdari tiga biji per polong. Kedua tipetersebut tampaknya tidak merupakanmasalah besar bagi petani, mungkinkarena penggunaannya yang berbeda.

Masalah Benih Perlu MendapatPerhatian Bersama

Benih dikenal dalam beberapa kelas:Benih inti (Nucleaous Seed/NS), benihpenjenis (Breeder Seed/BS), benih dasar(Foundation Seed/FS), benih pokok(Stock Seed/SS), dan benih sebar(Extension Seed/ES). Perbanyakanbenih NS dan BS dilakukan oleh Balitkabiyang tampaknya belum dapat me-menuhi kebutuhan pengguna. Totalproduksi benih BS tahun 2011 darisekitar 10 varietas, misalnya, hanya 2,8ton dan angka ini naik menjadi 9,8 tonpada tahun 2012, lalu turun menjadi 3,6ton pada pertengahan tahun 2013.Padahal kebutuhan benih ES kacangtanah bersertifikat dari tahun 2011 dan2012, berturut-turut adalah 63.966 tondan 78.186 ton atau mengalamipeningkatan 22-23%/tahun.

Dengan kebutuhan benih kacangtanah 120 kg per ha maka kebutuhanbenih kacang tahah pada tahun 2014diperkirakan sebesar 82.800 ton benihES. Dengan kelipatan hasil dari benihkacang tanah adalah sekitar 10, makauntuk mendapatkan angka 82.800 tonitu diperlukan 8.280 ton benih SS yangdihasilkan dari 828 ton benih FS. Untukmenghasilkan benih FS tersebutdiperlukan 82,8 ton benih BS yangdihasilkan dari 8,28 ton benih NS.Padahal penyediaan benih BS tahun2011 dan 2012 oleh Balitkabi dilaporkanhanya 17% dan 5% benih BS yangdibutuhkan.

Pengembangan dan komersialisasivarietas unggul baru memerlukanpromosi. penyediaan benih yangmemadai, insentif bagi produsen benih,dan dorongan kebijakan dalammengoptimalkan pemasaran benih.

Hingga saat ini pengelolaan benihkacang tanah masih menghadapibeberapa masalah, antara lain produksidan distribusi benih sumber (BenihDasar dan Benih Pokok) belum lancardan penangkar benih swasta (besar)kurang tertarik memproduksi benihkacang tanah karena kelipatan hasilnyahanya 10 kali (bandingkan dengankacang hijau yang dapat mencapai 30kali) dan pengelolaannya relatif sulit.Selain itu, daya simpan kacang tanahtergolong pendek, masa edarnyasingkat, dan pangsa pasarnya tidak jelas.Hal ini menyebabkan petani menanamvarietas kacang tanah seadanya denganmutu benih asalan.

Dr. Astanto menambahkan bahwasecara tradisional, peredaran benihkacang tanah dikenal dengan sistemJabalsim (Jalinan Benih Antar lapangdan Musim). Hasil panen kacang tanahyang ditanam di lahan kering padamusim hujan (MH)-1 di suatu daerah,sebagian digunakan untuk benih atauditanam di lahan kering daerah lainpada musim tanam MH-2. Dengan polayang sama, benih tersebut ditanam dilahan sawah pada musim kemarau(MK)-1 bergulir ke MK2 dan kembali kesiklus awal. Siklus tersebut berputar danberlangsung sampai sekarang.

Perbenihan sistem Jabalsim sudahmelembaga dan terbukti mampu me-menuhi kebutuhan benih petani kacangtanah, namun memiliki kelemahan,

antara lain varietas dan mutu benih tidakterjamin. Oleh karena itu, sistem tersebutperlu dimodifikasi guna memperbaikikelemahannya yaitu dengan penyediaanbenih berbasis komunitas dalam suatukawasan estate kacang tanah (KEK).Menurut Dr Astanto, benih untuk satukawasan KEK minimal 100 ha harusdicukupi oleh penangkar benih kacangtanah dalam kawasan itu. Apabila benihdalam satu KEK dapat dipenuhi, makaditeruskan untuk ekspansi benih kekawasan KEK yang lain dalam musimtanam yang lain pula. Untuk 100 ha di-butuhkan benih kacang tanah sekitar 12ton. Dengan perbanyakan benih ber-dasarkan komunitas seluas 100 ha,hambatan distribusi benih dapat diatasimeski pada tahap awal perlu pe-ngawalan dalam produksi benih.Dengan demikian Jabalsim lambat launakan menjadi jalur benih antarkomunitasdan berkelanjutan.

Kerja sama yang erat antara Balitkabidengan BPTP, Pemerintah Daerah, pihakswasta,dan petani tampaknya perludidorong. Inisiatif bisa datang dariBalitkabi atau Puslitbangtan ataubahkan dari BPTP. Sementara itu, upayauntuk mengetahui karakteristik varietaskacang tanah yang disenangi petani dankonsumen di berbagai sentra produksiperlu ditingkatkan sehingga varietasunggul baru yang dihasilkan sesuaidengan keinginan mereka. (MS)

Kacang tanah unggul baru varietasLitbang Garuda 5, potensi hasil 3,5 t/ha.

8 Berita Puslitbangtan 56 • Mei 2014

Wajah kedua orang yang kami kunjungi Rabu pagimenjelang siang itu, tak memperlihatkan guratkeletihan meski usia mereka sudah berada di ufuk

senja. Prof Ir Ida Nyoman Oka PhD yang kini bernama IdaPedanda Gde Jlantik Oka dan akan segera menginjak 88 tahunAgustus mendatang, masih terlihat sehat dan bugar. Bu Okayang tiga tahun lebih muda, juga terlihat cerah meski harusmemakai kursi roda elektrik karena masalah persendian yangbeliau alami sejak beberapa waktu lalu. “Dokter mengatakanpelumas lutut saya sudah mengering dan dianjurkan operasi,tapi saya tidak mau,” ujar beliau tersenyum sambil mengajakkami terus ke bagian belakang rumahnya.

Mengenakan baju putih lengan pendek tak berkerah khasBali, pak Oka yang didampingi Ibu menceritakan berbagaipengalaman beliau sejak muda sampai menjadi Pedanda(pendeta untuk agama Hindu) saat ini. Di halaman belakangyang luas tersebut kami bercengkarama di bawah naunganatap tak berdinding sehingga terasa nyaman dengan berbagaitanaman dan pohon di sekitarnya.

Secara ringkas beliau menjelaskan bahwa meski aktifsebagai Pedanda, Pak Oka tetap mengikuti perkembangandunia, apalagi pertanian. “Mantan staf saya di Jakartabeberapa kali konsultasi ke rumah ini. Saya pernah membuatsurat untuk Pak Menteri Pertanian tentang masalahpengendalian hama wereng. Dari info yang saya peroleh, PakMenteri menerima saran-saran saya tapi mengaku kesulitandalam implementasinya,” ujar beliau dengan nada setengahheran. Beliau seperti sulit mengerti mengapa banyakkebijakan pusat yang tidak jalan setelah era otonomi daerahsekarang ini.

Meski ada kalanya agak lupa atau sulit memilih kata yangtepat, kedua orang tua ini masih menunjukkan daya ingatyang tajam. Pada tahun 2002 pak Oka pernah terserang strokesehingga tidak mengenal orang dan tidak bisa membaca,“bahkan otak sebelah kiri saya dikatakan sudah sepertibubur,” jelasnya terkekeh. Tapi setelah dicek ulang ternyatanormal sehingga mencengangkan tim dokter yangmemeriksa. Kejadian serupa juga beliau alami ketika divonisharus operasi jantung. Ketika diperiksa ulang sebelum operasidilakukan, ternyata jantungnya terlihat normal saja.

Pak Oka dikenal sebagai manusia apa adanya, sederhanadan tidak pandai, atau tepatnya tidak mau berdiplomasi. Halitu terungkap ketika diminta pendapatnya tentang tindakanyang diambil oleh Deptan yang mengandalkan pestisida dalammenangani hama wereng, di depan Menteri/Ketua BappenasDr. Sumarlin dan pejabat lainnya. Alih-alih menggunakan kata“kurang tepat” atau “mungkin lebih baik ….”, beliau blak-blakan berujar “Cara mengatasi wereng sekarang ini sangatkeliru”, yang tentu saja membuat banyak orang terperangah.

Pada waktu lainnya, ketika sebagai direktur yang tidaksetuju dengan kebijakan seorang pimpinan tinggi di Deptan,dia sempat diancam akan dipecat. Bukannya gemetar danberubah pikiran, dia malah menyahut:”Kalau mau pecat sayatidak usah besok, pak. Hari ini pun saya siap.”

Mantan Guru Besar Luar Biasa dari UGM dan dosen IPB,Universitas Udayana dan UNHI (Universitas Hindu Indonesia)ini masih menerima kunjungan tamu dan kandidat doktordari dalam dan luar negeri di kediamannya di Jalan Cimangguatau Tentara Pelajar, Bogor. Dengan senyum dia berujar:” Prof.Pimentel, advisor waktu saya meraih gelar doktor di Cornellpernah menginap di rumah ini”.

Prof Dr Ida Nyoman OkaBapak PHT Indonesia yangMemegang Teguh Nilai Kejujuran

Nama Pak Oka tak dapat dipisahkan dari sistemPengendalian Hama secara Terpadu (PHT) dan turutberperan dalam pelarangan sejumlah pestisidamelalui Inpres No. 3 tahun 1986. Integritasnya yangtinggi merupakan warisan berharga yang semakinlangka ditemukan dewasa ini.

Di usia menjelang 88 tahun, pak Oka masih terlihatenergik.

9Berita Puslitbangtan 56 • Mei 2014

Pengagum pak Harto karena mampu memahamipertanian, termasuk PHT secara cepat, pak Oka dikaruniai tigaputri, seorang putera, dan sepuluh cucu. Bu Oka yang selalusetia mendampinginya dalam suka dan duka, senantiasamenanamkan rasa cinta tanah air kepada anak cucunya.“Boleh kritik tapi harus berusaha juga memperbaiki, sekecilapapun perbaikan yang mampu kita lakukan”, jelasnya dengannada serius. Selain itu, wanita yang masih punya kemampuanbahasa Inggris prima ini juga selalu mendorong anak-cucunyauntuk tidak melupakan desa kelahiran orang tuanya.

Anak keempat dari lima bersaudara yang masa bayinyabernama Ida Ketut Purya ini sering menderita batuk, pilek,dan penyakit gatal di kedua kakinya. Saking kurusnya, sangayah memanggilnya “Kempes” karena dadanya yang gepeng.Setelah namanya diganti menjadi Ida Nyoman Oka,kesehatannya membaik, nafsu makannya timbul, danbadannya lalu tumbuh sehat. Dalam autobiografi yang diatulis setebal 169 halaman, Pak Oka menceritakan perjalananhidupnya sejak lahir di Ger yia Kawan, KabupatenKarangasem, Bali, sampai dewasa dan akhirnya menjadiPedanda. “Saya menikmati buku kecil tersebut,” ujarMahyuddin Syam yang mendapat kesempatan membacaautobiografi itu baru-baru ini. “Ada hal-hal mistis dalamkehidupan pak Oka, dan ada pula cerita yang membuat sayasulit menahan tawa,” lanjutnya sambil tersenyum lebar.

Perjalanan hidup pak IN Oka yang penuh tantangan sejakmuda bahkan sampai meraih gelar PhDnya di CornellUniversity patut dijadikan tauladan bagi generasi kini danmendatang. Merantau untuk melanjutkan studi ke Bogor lalupindah ke Malang dan ikut berjuang sebagai Tentara Pelajar(TRIP) di sekitar Malang dan Blitar membuatnya berhakmendapat Bintang Grilya. Waktu melamar untuk diterima diFakultas Pertanian UGM, Pak Oka dihadapkan kepadakenyataan padatnya acara kuliah dan praktikum setiap hariyang tak memungkinkannya mencari nafkah untuk biayahidup dan kuliah. Akhirnya dia masuk Fakultas Ekonomi UIIyang memungkinkannya mengajar di SD/SMP Taman Siswapada pagi hari dan kuliah di sore dan malam hari. Meskipunpada tingkat satu lulus dalam mata kuliah yang diajarkan olehdosen yang semuanya berasal dari UGM, pak Oka tidak lulusdalam mata kuliah agama Islam. Dia menolak ketika dimintamengulang ujian agama yang berbeda dengan keyakinannyadan memilih keluar. Dia tidak menyesal keluar dari fakultasekonomi karena berpendapat jurusan itu tokh ujung-ujungnya ke dagang juga, yang selalu memikirkankeuntungan dengan beragam cara. Pria ini lebih memilih jadiilmuwan yang memungkinkannya menjalani hidup denganlurus.

Melalui pengumuman UNDP, pak Oka berhasil diterimabekerja sebagai asisten di Balai Besar Penelitian Pertanian di

Bogor, lalu mengikuti kuliah di Akademi PenyelidikanPertanian dan berhasil lulus dan diangkat sebagai pegawaitetap. Pernah diberi kesempatan studi di UPLB Filipina, tapidia dan dua koleganya memilih pulang karena universitas initidak membolehkan mereka langsung mengambil S2. Setelahmenikah pada tahun 1954 dengan Nengah Istikamah yangmenjadi tambatan hatinya sejak 5 tahun sebelumnya sampaikini, pak Oka mendapat kesempatan training di Florida. Meskidiberi peluang untuk mengambil gelar MSc oleh universitasbersangkutan, ijin studi S2 dari pejabat di tanah air tak kunjungdia peroleh sehingga dia harus pulang setelah sempatberkunjung ke Universitas Hawaii.

Pada tahun 1969 pak Oka berhasil meraih gelar Ir. dariIPB. Keinginannya menuntut ilmu yang lebih tinggi akhirnyaterpenuhi ketika Cornell University membuka peluang untukmenjadi graduate assistant. Beliau mendapat rekomendasidari Prof. Thoyib Hadiwijaya yang ketika itu menjadi MenteriPertanian setelah mendapat persetujuan dari Pak Dahrosebagai Direktur LP3, dan Pak Sadikin Sumintawikarta sebagaiDirjen Pertanian waktu itu. Sebelumnya pak Oka membantuProf Thoyib sebagai asisten bidang fitopathologi di IPB. Setelahpak Oka diterima dan berangkat ke Cornell University tahun1972, sebulan kemudian Bu Oka dan dua anaknya (anakketiga dan keempat) menyusul. Sebagai graduate assistantdia dibebaskan dari uang kuliah dan mendapat honor US$240 per bulan yang tentu saja tidak cukup untuk hidupsekeluarga. Untuk mendapat tambahan pemasukan, pak Okabekerja sebagai tenaga kebersihan di apartemen, Bu Okamembantu di perpustakaan dan mengajar Bahasa Indonesiabagi mahasiswa yang akan bertugas di tanah air, sedangkankedua anaknya juga membantu sebagai pengantar koran dankebersihan setelah bersekolah.

Pak Oka berhasil menyelesaikan studinya dalam tigatahun dengan gelar PhD tanpa harus melalui jenjang Masterdan kembali ke tanah air ketika hama wereng sedang hebat-hebatnya menyerang pertanaman padi. Konsep Pengen-dalian Hama secara Terpadu (PHT) yang dikembangkannyaberhasil mengendalikan hama ganas tersebut setelahditerapkan secara luas melalui perjuangan yang tidak ringan.Tekanan dari pejabat di atas dan godaan dari pengusahadalam berbagai cara tak mampu mematahkan prinsip yangdia pegang teguh yang dilandasi ilmu pengetahuan dankejujuran. Dia mendapat kepercayaan sebagai DirekturPerlindungan Tanaman Pangan selama beberapa tahunsebelum mengundurkan diri ketika sadar bahwa pergantianpejabat tinggi di atasnya akan menimbulkan situasi yangkurang nyaman di kemudian hari.

Setelah tidak lagi menjabat struktural di DepartemenPertanian, beliau diminta oleh Bappenas untuk terlibat dalampengendalian hama wereng yang kembali menyerang

10 Berita Puslitbangtan 56 • Mei 2014

pertanaman padi pada pertengahan tahun 1980an. PrinsipPHT yang diyakininya dapat mengendalikan werengmendapat dukungan penuh dari Dr. Sumarlin, Menteri/KetuaBappenas saat itu. Prinsip itu pula yang turut memicukeluarnya Inpres No 3 tahun 1986 yang membatasipenggunaan pestisida yang cukup menghebohkan danmenimbulkan apresiasi kalangan dunia pertanian.

Pak Oka dan timnya juga mendapat kepercayaan dariBappenas untuk mengatasi hama kutu loncat yang banyakmenyerang pertanaman lamtoro gung pada tahun 1990an.Proyek tersebut berhasil mengatasi kutu loncat melalui musuhalami yang diperoleh dari Hawaii. Di penghujung tahun1990an, pak Oka berhasil memenuhi permintaan ayahnyaIda Pedanda Gde yang dia panggil ajik untuk mengikuti jejakbeliau sebagai Pedanda. Dengan demikian namanya menjadiIda Pedanda Gde Nyoman Jlantik Oka dan diperbolehkanmenyelesaikan upacara keagamaan dengan melakukan pujadi mana saja atas permintaan umat. Sejak kembali ke BogorAgustus 1999, pak Oka sering diminta umat sekitar Jabode-tabek untuk mepuja di sejumlah Pura, Ngenteng Linggih,Ngodalin dan lainnya serta menyelesaikan upacara kematian.

Pria yang tetap rajin senam pagi dan push up antara jam4-5 subuh ini pernah memegang beberapa jabatan bergengsiseperti Kepala Pusat Karantina, Direktur PerlindunganTanaman Pangan, anggota Dewan Pembina (Board ofTrustee) IRRI selama dua periode (enam tahun), dan ahlihama di FAO, Roma selama 7 tahun. Dia ikut mendirikanPerhimpunan Fitopatologi Indonesia, PerhimpunanEntomologi Indonesia, dan Perhimpunan Proteksi TanamanIndonesia. Sekitar 150 karya tulis ilmiah telah dia hasilkantermasuk yang dimuat didalam buku Encyclopedia of Pest

Management yang berisi tulisan sejumlah pakar ilmiah dunia.Bahkan Pak Oka merupakan satu-satunya peneliti Asia yangterlibat sebagai Editorial Advisory Board dari 13 orang pakaryang tertulis dalam buku tebal dan telah mengalami cetakulang 10 kali tersebut.

Pak Oka yang cukup fasih berbahasa Jawa telahdianugerahi Bintang Gerilya, Satya Lencana PerangKemerdekaan I dan II, Bintang Jasa Nara Arya, Satya LencanaPembangunan, Satya Lencana Karya Satya, PenghargaanKarya Penelitian Perkebunan, dan Kalpataru sebagai PembinaLingkungan Nasional 1993. Keberhasilannya dalammenghadapi tantangan dan mencapai prestasi yang patutdibanggakan di atas tidak dapat dipisahkan dari dukungansang istri, Nengah Istikamah, yang pernah bertugas sebagaiguru Bahasa Inggris SGB di Singaraja dan Bogor. “ Makalahberbahasa Inggris saya selalu dicek dulu oleh Ibu sebelumsaya serahkan ke penerbit,” ujarnya sambil tersenyummenoleh ke sang istri. Ada nada kasih sayang, bangga, danrespek di situ. Agustus mendatang, kedua insan ini akanmerayakan ulang tahun ke-60 (platinum) pernikahan merekayang tak banyak orang bisa meraihnya. Semoga mereka tetaprukun dan bahagia sampai hembusan nafas terakhir.

Prestasi Pak Oka serta sejumlah peneliti senior lainnyatelah mengharumkan nama Badan Litbang Pertanian di dalamdan luar negeri. Prestasi tersebut yang diraih dalam kondisiserba terbatas, sedikit banyak telah memberikan kontribusiterhadap terealisasinya tunjangan kinerja yang kini dinikmatioleh peneliti dan tenaga penunjang lainnya di lembaga ini.Kita tentu berharap, prestasi itu bisa dilanjutkan oleh penelitigenerasi kini untuk dapat dinikmati pula oleh generasi yangakan datang.(MS/HMT)

Pak Oka bersama istri, Nengah Istikamah di kediamannyayang asri di Cimanggu, Bogor.

11Berita Puslitbangtan 56 • Mei 2014

Pelantikan Dr Hasil Sembiringsebagai Direktur Serealia,pejabat eselon dua di jajaran

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan,Kementerian Pertanian, terkesanmendadak dan di luar perkiraan danekspektasi sebagian orang yangmengenalnya. Mendadak karena PakHasil sedang mempersiapkan naskahorasi ilmiahnya, salah satu persyaratandalam pengukuhan sebagai ProfesorRiset Badan Litbang Pertanian. Selain itu,beliau juga telah menyelesaikan DiklatLemhanas yang sudah dijalaninya sejakFebruari hingga September 2013 se-hingga membuatnya dianggap pantasuntuk menduduki jabatan eselon satu.Tetapi pimpinan Kementan tampaknya

mempunyai alasan kuat untuk me-nempatkan beliau di Direktorat Serealiakarena bukankah produksi tanamanpangan, terutama padi dan jagung,sedang menghadapi tantangan besardalam memenuhi kebutuhan domestik?

Sementara itu, Pak Hasil ternyatatidak sendirian menjalani mutasi karenadua pejabat eselon dua lainnya di BadanLitbang Pertanian juga mendapatkepercayaan untuk memperkuatbarisan struktural di KementerianPertanian. Dr Kasdi Subagio, SekretarisBadan Libang Pertanian, dipercayasebagai Kepala Biro Perencanaan danDr Muhrizal Sarwani, Kepala BBSDLP,mendapat tugas baru sebagai DirekturPemasaran Hasil Pertanian.

Di satu sisi, Badan Litbang Pertaniantampaknya kehilangan personel yangkompeten dengan dimutasinya ketigapejabat eselon dua tersebut. Di sisi lain,Badan Litbang Pertanian dapat pulaberbesar hati karena personel yangdimilikinya mendapat kepercayaanmenduduki posisi penting di Kemen-terian Pertanian. Selain itu, mutasi inidiharapkan akan lebih mempereratkerja sama Badan Litbang Pertaniandengan instansi tempat merekabertugas.

Bagi Pak Hasil, pengalaman me-mimpin Balai Besar Penelitian TanamanPadi selama lima tahun (2005-2010) danPuslitbangtan empat tahun (2010-2014)tentu menjadi bekal yang sangat ber-harga dalam menjalankan tugasnyasebagai Direktur Serealia dengantanggung jawab yang besar. Sebagaipejabat baru di jajaran DirektoratJenderal Tanaman Pangan, Pak Hasildituntut untuk meningkatkan produksikomoditas serealia, terutama padi, yangmerupakan makanan pokok dansumber kehidupan bagi sebagian besarpenduduk Indonesia. Hal ini menjadisangat relevan dikaitkan dengan upayapemerintah dalam mewujudkan swa-sembada beras berkelanjutan, sebagai-mana yang telah dicanangkan dalamEmpat Sukses Kementerian Pertanian.Selain itu, produksi jagung jugamenghadapi tantangan besar dalammemenuhi kebutuhan pakan, pangan,dan energi yang terus meningkat.

Kedudukan Pak Hasil sebagaiDirektur Serealia di Kementerian

Pak Hasil Kini Memimpin Direktorat SerealiaSetelah empat tahun memimpin Puslitbangtan (2010-2014), Dr Hasil Sembiring dilantik sebagai DirekturSerealia pada penghujung Januari 2014 di Jakarta. Di tempat yang baru ini Pak Hasil diharapkan dapatmempercepat pengembangan teknologi hasil penelitian padi, jagung, dan komoditas serealia lainnya,termasuk varietas unggul yang sebagian belum diketahui dan dimanfaatkan petani.

Foto pelantikan pak Hasil, minta bu NAS

Kepala Badan Litbang Pertanian, Dr Haryono (kanan), dalam acarapelepasan Kepala Puslitbangtan Dr Hasil Sembiring (kiri) sebagai DirekturSerelia Kementerian Pertanian di Bogor awal Februari 2014.

12 Berita Puslitbangtan 56 • Mei 2014

Pertanian diharapkan dapat mem-percepat diseminasi teknologi hasilpenelitian padi, jagung, dan komoditasserealia lainnya, terutama varietasunggul yang sebagian belum dikenaldan belum dimanfaatkan petani. PakHasil tentu sudah paham betulteknologi yang diperlukan dalammempercepat upaya peningkatanproduksi pangan nasional karenahampir tiga dekade berkecimpungdalam penelitian dan pengembanganpadi dan palawija.

Pria kelahiran Brastagi, SumateraUtara, 54 tahun yang lalu ini mengawalikariernya sebagai tenaga peneliti lapangDAS Jratunseluna di Jawa Timur, lalubertugas sebagai staf peneliti di PuslitTanah, Bogor. Beberapa tahun setelahdiangkat sebagai PNS pada tahun 1988,beliau ditugaskan mengikuti program S2dan S3 di Oklahoma State UniversityStillwater, Amerika Serikat, dan diselesai-kan masing-masing pada tahun 1993dan 1997. Pada tahun 1999, Dr HasilSembiring diangkat sebagai KepalaInstalasi Penelitian Pertanian TeknologiPertanian (IP2TP) Mataram hingga 2001,kemudian dipromosikan menjadiKepala Balai Pengkajian TeknologiPertanian (BPTP) Sumatera Utara untukperiode 2001-2005, Kepala BalaiPenelitian Tanaman Padi 2005-2006,Kepala Balai Besar Penelitian TanamanPadi (BB Padi) 2006-2010, Kepala PusatPenelitian dan Pengembangan Tana-man Pangan sejak 2010, dan dipenghujung Januari 2014 dilantiksebagai Direktur Serealia, KementerianPertanian.

Menikah dengan Hj. Ir. AsmanurJannah MP pada 1984, Pak Hasil yangdikenal sangat peduli akan kebersihanlingkungan kantor ini dikaruniai duaputri, dr. Sindy br Sembiring, SpM danTannia br Sembiring. (HMT/MS)

Telah Terbit Buku SorgumSorgum toleran kekurangan dan kelebihan air sehingga prospektifdikembangkan sebagai pangan alternatif dalam menghadapi dampakperubahan iklim. Komoditas ini mulai dilirik pengembangannyasebagai bahan baku bioenergi. Buku Sorgum yang ditulis olehpeneliti lingkup Badan Litbang Pertanian berisikan berbagai aspekyang terkait dengan pengembangannya sebagai bahan pangan danbioenergi.

Puslitbangtan menginisiasi penerbitanbuku Sorgum. Buku setebal 291 halamanini berisikan berbagai aspek yang terkaitdengan ilmu pengetahuan dan teknologipengembangan sorgum. Diterbitkanoleh IAARD Press pada penghujungtahun 2013, buku Sorgum ditulis olehbeberapa peneliti lingkup Badan LitbangPertanian, terutama dari Balai PenelitianTanaman Serealia, dan disunting olehpeneliti profesional dan pihak lain yangkompeten. Buku ini diharapkan dapatmemberi wawasan baru dan mewarnaikhasanah ilmu pengetahuan danteknologi pertanian. (HMT)

Sebagai bahan pangan, sorgummemiliki beberapa kelebihanseperti lebih toleran terhadap

kekurangan dan kelebihan air, tidakmemerlukan masukan tinggi, dapattumbuh baik pada lahan marginal, danrelatif lebih sedikit terserang organismepengganggu tanaman. Dalam upayapengembangan sorgum di Indonesia,Badan Litbang Pertanian telah meng-inisiasi penelitian sorgum sejak 1990andan telah melepas beberapa varietasunggul sorgum. Sayangnya, pengem-bangan sorgum dihadapkan kepadamasalah keunggulan komparatif dankompetitif yang rendah dibandingkandengan tanaman pangan lain sepertijagung.

Melonjaknya harga minyak duniayang dibarengi oleh meningkatnyakebutuhan pangan dan pakan telahmendorong pengembangan sorgumsebagai sumber energi terbarukan. DiFilipina, misalnya, telah dicanangkanpengembangan sorgum manis untukbioetanol dan pakan. Bioetanol darisorgum manis diharapkan dapatmensubstitusi sebagian bahan bakaryang sepenuhnya bergantung padaimpor. India juga mempunyai rencanaserupa dengan menjalin kerja samadengan ICRISAT.

Dalam upaya pengembangansorgum untuk pangan dan bioenergi,