variasi alel pada sucrose synthase 3 (rsus3) dalam …
TRANSCRIPT
PROSIDING SEMINAR NASIONAL III TAHUN 2017 “Biologi, Pembelajaran, dan Lingkungan Hidup Perspektif Interdisipliner”
Diselenggarakan oleh Prodi Pendidikan Biologi-FKIP bekerjasama dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK)
Universitas Muhammadiyah Malang, tanggal 29 April 2017
Lestari et al., Variasi Alel pada RSUS3 42
available at http://research-report.umm.ac.id/index.php/
VARIASI ALEL PADA SUCROSE SYNTHASE 3 (RSUS3) DALAM LIMA VARIETAS
PADI JAPONICA (Oryza sativa L.) Allelic Variation of Sucrose Synthase 3 (RSUS3) on Five Japonica Rice Varieties (Oryza sativa L.)
Puji Lestari1, Sustiprijatno
2, I Made Tasma
3
1,2,3Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian,
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
Jalan Tentara Pelajar No.3A Bogor 16111, Telp.0251-8337975
e-mail korespondensi: [email protected]
ABSTRAK
Sucrose synthase 3 di padi (RSUS3) berperan penting dalam respon terhadap cekaman abiotik dan pengisian biji,
karena itu variasinya perlu diobservasi pada varietas japonica. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi
variasi alel pada RSUS3 dalam lima varietas padi japonica dengan pembanding varietas rujukan, Nipponbare. Single nucleotide polymorphism (SNP), dan insersi/delesi (indel) berhasil diidentifikasi di daerah upstream, intron dan
ekson, dan downstream gen RSUS3. Jumlah varian tertinggi ditunjukkan oleh varietas Ilpum dengan 13 SNP dan
terendah pada Hwacheong dengan 10 SNP. Transisi mendominasi dan diikuti oleh transversi, dan indel minimal 1 bp
diidentifikasi dalam total 6.286 bp gen RSUS3. Delesi 3 bp (CTC) ditemukan di Hwacheong dan Hwaseong pada posisi konsensus yang sama (1.255-1.257 bp). Beberapa SNP dan indel lain ditemukan di posisi yang sama pada
beberapa varietas padi yang menunjukkan kedekatan genetiknya. Berdasarkan total sekuen RSUS3, diketahui bahwa
Hwacheong dekat dengan Hwaseong, demikian juga antara Ilpum dan Samkwang. SNP dan indel hasil penelitian ini
bermanfaat untuk merancang primer berbasis PCR, khususnya varian di ekson yang penting sebagai marka fungsional. Analisis lebih lanjut variasi nukleotida pada gen RSUS3 perlu dilakukan untuk mengembangkan marka
molekuler yang bermanfaat dalam membantu evaluasi plasma nutfah dan pemuliaan padi japonica.
Kata kunci: variasi nukleotida, sucrose synthase 3, padi japonica, SNP, indel
ABSTRACT Sucrose synthase 3 in rice (RSUS3) has an important role in response to abiotic stress and filling grain, thus, its variation needs to be observed in several japonica varieties. The objective of this study was to identify allelic
variation of RSUS3 gene in five japonica rice varieties against reference variety, Nipponbare. Single nucleotide
polymorphism (SNP), and insertion and deletion (indel) were observed in the upstream region and within the intron
and exon, and downstream of the RSUS3 gene. The highest number of variant was demonstrated by variety ‘Ilpum’ with 13 SNPs and the lowest one was shown by ‘Hwacheong’ with 10 SNPs. On this RSUS3, transition was
dominated and followed by transversion. Deletion of at least 1 bp was found in the total of 6.286 bp consensus
sequence of RSUS3 gene. Deletion of 3 bp (CTC) was observed at the same positions as those shown by ‘Hwacheong’
dan ‘Hwaseong’ at 1.255-1.257 bp. Some SNPs and Indels were found at the same locations in several rice varieties indicating their close genetic relatedness. Based on the RSUS3 sequence, Hwacheong was close to Hwaseong, which
was similarly to Ilpum and Samkwang. SNP and indel identified in this study will be useful to design PCR-based
primers, especially variants found in exon as functional markers. Further analysis on the nucleotide variation of the
RSUS3 needs to be done to develop molecular markers to be used in assisting germplasm evaluation and breeding for abiotic stress tolerance in japonica rice.
Key words: nucleotide variation, sucrose synthase 3, japonica rice, SNP, indel
Sucrose synthase (SUS) memiliki peran penting
terhadap pertumbuhan tanaman, metabolisme gula, dan
respon terhadap lingkungan terutama cekaman abiotik.
Isoform sucrose synthase dikodekan oleh beberapa gen
baik dalam tanaman dikotil maupun monokotil termasuk
padi (Hirose et al., 2008; Wang et al., 2015). Khusus
untuk sucrose synthase 3 (SUS3) biasanya diekspresikan
di akar, terutama di akar lateral pada tanaman yang
mengalami stres perendaman (Wang et al., 2014).
Sampai saat ini paling sedikit ada enam gen SUS
yang telah diidentifikasi di padi (RSUS). Sucrose synthase
3 (RSUS3) merupakan gen RSUS ketiga yang telah
diisolasi dan proteinnya telah dikarakterisasi di padi
(Wang et al., 1999; Hirose et al., 2008). Dari sudut
pandang evolusi, RSUS2 dan RSUS3 mungkin berasal dari
nenek moyang yang sama dan mengalami divergensi dari
RSUS1.RSUS3 memiliki peran yang saling melengkapi
dan menyeimbangkan dengan anggota gen RSUS lainnya
selama perkembangan biji padi (Wang et al., 1999).
RSUS3 terletak di endosperm dan lapisan aleuron, yang
ekspresinya diinduksi selama sintesis pati, (Huang et al.,
1996) dan diekspresikan dalam sel-sel yang mengandung
pati. RSUS3 terlibat dalam periode pengisian pati pada
milky stage dan translokasi karbon ke dalam biji selama
periode pengisian biji padi (Wang et al., 1999).
Beberapa studi melaporkan informasi penting
tentang RSUS3, seperti sekuen gen (Huang et al., 1996;
Lestari et al., 2011), elusidasi sekuen di daerah
PROSIDING SEMINAR NASIONAL III TAHUN 2017 “Biologi, Pembelajaran, dan Lingkungan Hidup Perspektif Interdisipliner”
Diselenggarakan oleh Prodi Pendidikan Biologi-FKIP bekerjasama dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK)
Universitas Muhammadiyah Malang, tanggal 29 April 2017
Lestari et al., Variasi Alel pada RSUS3 43
available at http://research-report.umm.ac.id/index.php/
koding/ekson dan non-koding/intron (Huang et al., 1996),
informasi genetik gen (Kishimoto et al., 2001), dan profil
ekspresinya di padi (Hirose et al., 2008). Daerah promoter
RSUS3 juga telah diidentifikasi terkait ekspresinya
(Rasmussen & Donaldson, 2006) dengan eksistensi titik
translokasi yang terletak di daerah intron di upstream dari
gen tersebut (Simpson & Filipowics, 1996; Huang et al.,
1996).
Identifikasi variasi nukleotida dari gen-gen
penting di padi menjadi lebih mudah dengan
perkembangan metode sekuensing. Teknik kloning
molekuler yang mendukung metode sekuensing membuat
sekuensing target gen seperti RSUS3 menjadi lebih mudah
dan lebih tepat. Variasi nukleotida khususnya single
nucleotide polymorphism (SNP) di RSUS3 menjadi lebih
menarik karena variasi DNA tersebut dapat digunakan
sebagai marka genetik (Ching et al., 2002). Varian
berbasis gen dan transkriptom dapat menyediakan
sejumlah besar marka fungsional maupun universal untuk
dapat digunakan dalam pemetaan sifat penting dan studi
asosiasi alel dari gen-gen tertentu (Syvanen, 2001). Marka
SNP juga sering digunakan dalam pemetaan genetik dan
fisik pada wilayah DNA tertentu. Perbandingan variasi
nukleotida dari RSUS3 inter dan intra spesies
dimaksudkan untuk memahami evolusi molekuler.
Informasi mengenai keragaman genetik padi berdasarkan
RSUS3 akan bermafaat dalam mengetahui perubahan
genetik yang terjadi dalam proses seleksi dan dalam
evaluasi plasma nutfah yang mendukung program
pemuliaan. Karena itu tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengidentifikasi variasi alel RSUS3 dalam lima
varietas padi japonica yag dibandingkan dengan sekuen
varietas padi rujukan, Nipponbare.
METODE
Sebanyak lima varietas padi japonica berasal dari
Korea Selatan digunakan dalam penelitian ini. Benih
ditanam dalam bak di rumah kaca sampai umur 4 minggu.
Daun muda yang sehat dipanen dan digunakan untuk
isolasi DNA. Daun digerus sampai menjadi bubuk halus
menggunakan mortar dan pastle dengan bantuan nitrogen
cair. Ekstraksi DNA dilakukan menggunakan CTAB
(cetyl trimethylamonium bromide) mengikuti protokol
dari Murray & Thompson (1980). DNA yang dihasilkan
selanjutnya dilarutkan dalam bufer TE. DNA utuh ini
dielektroforesis pada 0,8% gel agarosa, diwarnai dengan
etidium bromida, kemudian difoto menggunakan
transilluminator chemidoc. Kuantitas dan kualitas DNA
diukur dengan menggunakan spektrofotometer Nano®
Drop2000 pada panjang gelombang 260/280 dan 260/230.
Sekuen utuh sucrose synthase 3 (RSUS3) yang
tersedia di domain publik diunduh dari database genom
padi (www.gramene.org), yaitu SUS 3_ORYSJ
(LOC_Os07g42490). Reaksi standar PCR dilakukan
menggunakan 10 pasang primer yang dirancang untuk
menghasilkan satu pita DNA (Lestari et al., 2011). Reaksi
PCR sebanyak 50 µl digunakan untuk mengamplifikasi
DNA dalam mesin PTC200 Peltier Thermal Cycler (MJ
Research Watertown, Mass., USA). Program PCR yang
digunakan adalah sebagai berikut: denaturasi awal pada
95 ˚C selama 1 menit, diikuti dengan 35 siklus yang
terdiri dari denaturasi DNA pada 95˚C selama 30 detik,
annealing primer pada 55˚C selama 30 detik dan ekstensi
pada 72˚C selama 1 menit. PCR ditutup dengan ekstensi
akhir pada 72˚C selama 7 menit. Produk PCR kemudian
diendapkan dengan etanol, dikloning dalam vektor
pGEM-T Easy, dan ditransformasi ke dalam sel
kompeten Escherichia coli DH5- dengan mengikuti
protokol kloning standar (Sambrook & Russell, 2001).
Plasmid kemudian diisolasi menggunakan DNA-spinTM
plasmid DNA Purification Kit (Intron Bioteknologi,
Korea). Plasmid yang mengandung gen RSUS3 kemudian
disekuen menggunakan ABI 3700 DNA Sequencer
(Applied Biosystems, Inc) dengan dua arah (forward dan
reverse) untuk sekuen kedua untai.
Sekuen DNA yang dihasilkan diedit dan disejajarkan
menggunakan Bioedit
(http://www.mbio.ncsu.edu/BioEdit/bioedit.html) untuk
mengidentifikasi situs polimorfisme pada lima varietas
padi, terutama SNP dan insersi/delesi (indel). Jenis mutasi
seperti inversi dan transversi berdasarkan empat
kombinasi basa (A, T, G dan C) diidentifikasi. Pohon
filogeni total varietas berdasarkan sekuen RSUS 3 dibuat
menggunakan Mega 4 (Tamura et al., 2007).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sekuen RSUS3 lima varietas padi japonica
disejajarkan dengan sekuen varietas rujukan, Nipponbare
untuk mengidentifikasi variasi nukleotidanya. Dari total
sekuen RSUS3 (7.733 bp) termasuk promotor (Lestari et
al., 2011), 6.286 bp dianalisis. Secara umum sekuen
RSUS3 dari total varietas japonica yang dianalisis lebih
pendek daripada sekuen Nipponbare, kecuali Samkwang
(6.286 bp) (Tabel 1). Sekuen RSUS3 terpendek ditemukan
pada Hwacheong dan Hwaseong (6.282 bp). Nipponbare
sebagai varietas rujukan yag juga digunakan dalam studi
ini, telah sering dilaporkan dengan mempertimbangkan
bahwa genom padi pertama yang disekuen adalah
Nipponbare dan lengkap informasinya (Toda &
Toriyama, 2013). Karena pentingnya RSUS3 di padi,
identifikasi variasi nukleotida atau alel dalam varietas
japonica seperti yang ditunjukkan dalam penelitian ini
adalah pertimbangan yang tepat dengan memanfaatkan
sekuen varietas rujukan. Alel RSUS3 di Nipponbare
digunakan sebagai rujukan dan perubahan alel yang
diamati di antara varietas dapat dikategorikan sebagai
alel alternatif. Informasi alel unik atau utama RSUS3 di
padi akan berguna terkait toleransinya terhadap cekaman
lingkungan dan mutu rasa beras (Lestari et al., 2011;
Wang et al., 2014).
PROSIDING SEMINAR NASIONAL III TAHUN 2017 “Biologi, Pembelajaran, dan Lingkungan Hidup Perspektif Interdisipliner”
Diselenggarakan oleh Prodi Pendidikan Biologi-FKIP bekerjasama dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK)
Universitas Muhammadiyah Malang, tanggal 29 April 2017
Lestari et al., Variasi Alel pada RSUS3 44
available at http://research-report.umm.ac.id/index.php/
Tabel 1. Varias alel yang diidentifikasi pada RSUS3 yang diamati diantara 5 varietas padi japonica mengacu pada sekuen genom
rujukan, Nipponbare
Tabel 2. Distribusi SNP dalam gen RSUS3 yang dibagi dalam selang segmen yang diamati pada 5 varietas japonica
Selang segmen bp) SNPs/indel Total
Samkwang Ilpum Hwaseong Hwacheong Samnam
1-500 2 1 1 1 1 6
501-1000 0 3 1 1 0 5
1001-1500 0 1 2 2 2 7
1501-2000 0 0 0 0 1 1
2001-2500 1 2 2 2 1 8
2501-3000 0 1 0 0 1 2 3001-3500 0 3 1 0 1 5
3501-4000 0 2 1 1 0 4
4001-4500 0 0 0 0 1 1
4501-5000 2 0 0 1 0 3 5001-5500 0 0 1 0 1 2
5501-6000 0 0 1 0 1 2
6001-6500 1 0 2 1 0 2
Total 6 13 11 8 10 48
Posisi (bp) SNP/indel (Tipe perubahan basa)
Samkwang
(6286bp)
Ilpum
(6284 bp)
Hwaseong
(6282 bp)
Hwacheong
(6282 bp)
Samnam
(6285 bp)
Ekson
635 C/T (transisi)
2233 C/T (transisi) C/T (transisi) C/T (transisi) C/T (transisi) C/T (transisi) 2777 T/C (transisi)
2797 A/G (transisi)
3137 T/C (transisi)
3327 C/A (transversi) 3315 T/C (transisi)
3399 A/G (transisi)
3869 T/C (transisi)
4348 T/C (transisi) 4612 T/C (transisi)
4615 T/C (transisi)
4947 C/A (transversi)
5005 A/G (transisi) 5888 C/T (transisi)
6068 A/G (transisi)
Intron
56 T/C (transisi)
219 T/- (delesi) T/C (transisi) T/C (transisi)
360 T/- (delesi) 469 A/G (transisi)
553 T/C (transisi)
832 T/C (transisi)
870 G/A (transisi) G/A (transisi) 1094 A/G (transisi)
1146 T/C (transisi)
1179 T/C (transisi)
1255-1257 CTC/--- (delesi) CTC/--- (delesi) 1454 T/G (transversi) T/G (transversi)
1822 T/C (transisi)
2026 A/G (transisi)
2058 A/- (delesi) 2153 T/C (transisi)
3186 A/G (transisi)
3527 A/G (transisi)
3769 A/T (transversi) 3994 A/G (transisi) A/G (transisi)
5526 T/A (transversi)
6229 T/G (transversi)
PROSIDING SEMINAR NASIONAL III TAHUN 2017 “Biologi, Pembelajaran, dan Lingkungan Hidup Perspektif Interdisipliner”
Diselenggarakan oleh Prodi Pendidikan Biologi-FKIP bekerjasama dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK)
Universitas Muhammadiyah Malang, tanggal 29 April 2017
Lestari et al., Variasi Alel pada RSUS3 45
available at http://research-report.umm.ac.id/index.php/
Gambar 1. Pohon filogeni lima varietas padi japonica berdasarkan variasi nukleotida RSUS3 yang diestimasi dengan analisis
bootstrap menggunakan 1000 permutasi
Total variasi nukleotida yang diidentifikasi
menyebar dari hulu (upstream) ke daerah ekson dan
intron. Jika total sekuen tersegmentasi per 500 bp dan
diasumsikan basa pertama di upstream sebagai titik awal,
variasi tertinggi terjadi pada posisi 2.001-2.500 bp, 1.001-
1.500 bp dengan 7 SNP/indel, dan 1-500 bp dengan 6
SNP/indel. Posisi segmental pada 1.501-2.000 dan 4.001-
4.500 bp memiliki variasi terendah. Jumlah variasi
nukleotida per 500 segmen bp dari RSUS3 ditunjukkan
pada Tabel 2. SNP/indel lebih tinggi di daerah yang
ditranskripsikan dan berisi ekson dan intron daripada di
daerah lain.
Berdasarkan perubahan dari kombinasi empat basa
(A, T, G dan C), lima varietas tersebut yang diketahui
memiliki kandungan amilosa sedang dan variasi mutu
rasa, menunjukkan adanya perubahan bi-alel di RSUS3.
Ilpum memiliki mutu rasa tinggi tetapi rentan terhadap
penyakit, ternyata memiliki situs mutasi tertinggi (13
SNP/indel). Sedangkan Samnam dengan mutu rasa
rendah, menghasilkan 10 SNPs/indel. Jumlah terendah
SNP/indel (enam) terdeteksi pada Samkwang yang
memiliki mutu rasa sedang. Hasil ini sesuai dengan
laporan sebelumnya yang menyatakan bahwa SNP jauh
lebih tinggi dalam genom tanaman dibandingkan variasi
lain seperti simple sequence repeat (SSR) dan bervariasi
antara varietas. Indel minimal 1 bp hingga puluhan kb
juga diidentifikasi dalam genom padi (Yonemaru et al.,
2014). Berdasarkan latar belakang genetik yang berbeda
antara japonica dan indica, variasi alel RSUS3 antara dua
kelompok varietas diharapkan lebih tinggi.
Dari 48 SNP/indel, mayoritas varian (85,4%)
adalah SNP, tujuh varian merupakan delesi 1 bp dan 3 bp.
Delesi T ditemukan di lokasi yang sama pada sekuen
konsensus RSUS3 (di 219 bp) di intron dari tiga varietas
padi japonica yaitu Samnam, Hwaseong, dan
Hwacheong. Ilpum menunjukkan delesi T di wilayah
upstream dari gen (pada posisi 260 bp) dan delesi A
ditemukan di intron pada 2.058 bp. Sementara delesi CTC
ditunjukkan oleh Hwaseong dan Hwacheong di intron
pada posisi 1.255-1.257 bp.
Jumlah variasi SNP/indel menunjukkan perbedaan
dalam ekson dan intron. Sebanyak 27 dan 20 SNP/indel
diamati masing-masing dalam intron dan ekson. Beberapa
SNP terdeteksi dalam varietas tertentu, sementara yang
lain ada pada situs yang sama dari varietas yang berbeda.
Alel C yang terletak di 2.233 bp dari ekson Nipponbare
RSUS3 telah berubah ke T alel pada dua varietas,
Hwaseong dan Hwacheong. Dalam intron, alel T dan alel,
masing-masing terletak pada posisi 1.454 dan 3.994 bp
dari sekuen konsensus RSUS3 di Nipponbare ternyata
telah berubah ke G di Hwaseong dan Hwacheong.
Sejumlah SNP yang ditemukan dalam studi ini
merupakan sumber berharga sebagai marka molekuler.
Marka fungsional berbasis SNP dapat dikembangkan dari
SNP berasal dari ekson gen RSUS3 berdasarkan analisis
asosiasi alel SNP dengan fenotip yang yang diinginkan,
dan dapat sebagi marker-assisted selection (MAS) dalam
program pemuliaan padi. Marka molekuler berdasarkan
variasi DNA dalam intron juga penting untuk membantu
pemetaan genetik dan fisik, studi evolusi, analisis
keragaman genetik, dan studi genetik lainnya (Lestari &
Koh, 2013; Badoni, et al., 2016).
Berdasarkan tipe mutasi, SNP dapat dibedakan
berdasarkan pola perubahan basa yang diklasifikasikan ke
dalam transisi dan transversi. Transisi SNP didefinisikan
sebagai perubahan dari SNP alel A/T dan T/C dan
sebaliknya. Transversi SNP adalah perubahan dari SNP
alel A/T, G/C, A/C dan G/T, dan sebaliknya. Mayoritas
jenis SNP yang diamati pada RSUS3 diantara lima
varietas japonica adalah transisi (83%) dan sisanya 17%
adalah transversi, dengan rasio 4,88:1. Transversi yang
biasanya ditemukan dalam lima varietas padi japonica
dalam penelitian ini adalah T/G, C/A, A/T dan T/A.
Sementara transisi menunjukkan perubahan yang lebih
variabel bi-alel, yaitu T/C dan sebaliknya, A/G dan
sebaliknya, A/T, dan sebaliknya, dan T/G. Perubahan
T/C, paling banyak ditemukan di RSUS3. Hasil
sekuensing menunjukkan rasio tinggi transisi dan
transversi yang merefleksikan tingkat mutasi gen RSUS3
(Van et al., 2013; Yang et al., 2003).
PROSIDING SEMINAR NASIONAL III TAHUN 2017 “Biologi, Pembelajaran, dan Lingkungan Hidup Perspektif Interdisipliner”
Diselenggarakan oleh Prodi Pendidikan Biologi-FKIP bekerjasama dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK)
Universitas Muhammadiyah Malang, tanggal 29 April 2017
Lestari et al., Variasi Alel pada RSUS3 46
available at http://research-report.umm.ac.id/index.php/
Variasi nukleotida dari RSUS3 antara lima varietas
japonica menunjukkan adanya pola polimorfisme yang
sama di beberapa varietas, dan karenanya, haplotipenya
dapat diidentifikasi. Kesamaan pola polimorfisme
SNP/indel di situs yang sama di beberapa varietas
menunjukkan bahwa Samkwang secara genetik dekat
dengan Ilpum, sementara Hwaseong terdekat dengan
Hwacheong. Namun, Samnam tampaknya berbeda dari
empat varietas lain (Gambar 1). Jadi varian di RSUS3
dapat memberikan informasi penting tentang kekerabatan
genetik antara varietas padi japonica. SNP/indel
diidentifikasi di RSUS3 dari penelitian ini juga dapat
digunakan sebagai kandidat dalam mengembangkan
penanda molekuler penting bagi berbagai penelitian
genetik dan aplikasinya dalam program pemuliaan padi.
KESIMPULAN
Sekuen konsensus RSUS3 dari Samkwang
memiliki panjang yang sama dengan sekuen rujukan
Nipponbare (6.286 bp), diikuti oleh Samnam (6.285 bp)
dan Ilpum ( 6.284 bp), sedangkan sekuen RSUS3
Hwacheong dan Hwaseong sama panjangnya (6282 bp).
Jumlah varian tertinggi ditemukan di Ilpum (13 situs), dan
terendah di Samkwang (6 situs). Dari total 48 SNP/indel
yang ditemukan, mayoritas adalah SNP (85,4%).
Sebagian besar variasi terjadi pada intron, dengan rasio
transisi dan transversi adalah 4.88 dan 1. Kedekatan
genetik lima varietas padi japonica dapat diketahui
berdasarkan sekuen total RSUS3.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Prof. Hee-
Jong Koh yang telah melakukan supervisi dan
memfasilitasi kegiatan ini di Laboratorium Crops
Molecular Breeding Laboratory, Seoul National
University, South Korea.
DAFTAR RUJUKAN
Badoni, S., Das, S., Sayal, Y.K., Gopalakrishnan, S.,
Singh, A.K., Rao, A.R., Agarwal, P., Parida, S.K.,
& Tyadi, A.K. (2016). Genome-wide generation
and use of informative intron-spanning and intron-
length polymorphism markers for high-throughput
genetic analysis in rice. Scientific Report, 6,
23765.
Ching, A., Caldwell, K.S., Jung, M., Dolan, M., Smith,
O.S., Tingey, S., Morgante, M., & Rafalski, A.
(2003). SNP frequency, haplotype structure and
linkage disequilibrium in elite maize inbred lines.
BMC Genetics, 3, 19.
Hirose, T., Scofield, G.N. & Terao, T. (2008) An
expression analysis profile for the entire sucrose
synthase gene family in rice. Plant Science, 174,
534–543.
Huang, J.W., Chen, J.T., Yu, W.P., Shyur, L.F., Wang,
A.Y., Sung, H.Y., Lee, P.D., & Su, K.C. (1996).
Complete structure of three rice sucrose synthase
isogenes and differential regulation of their
expression. Biosci. Biotechnol. Biochem., 60, 233–
239.
Kishimoto, N., Akagi, H., Satozawa, T., Sakamoto, M.,
Fujimura, T., Higo, K., & Shimada, H. (2001).
Loci of rice sucrose synthase. Rice Genetics
Newsletter, Vol.18.
http://www.shigen.nig.ac.jp/rice/rgn/vol18/c16.ht
ml.
Lestari, P., Lee, G.A., Ham, T.H., Reflinur, Woo, M.O.,
Piao, R.H., Jiang, W.Z., Chu, S.H., Lee, J.H, &
Koh. H.J. (2011). Single nucleotide polymorphism
and haplotype diversity in rice sucrose synthase 3.
Journal of Heredity, 102, 735–746.
Murray, M.G., & Thompson, W.F. (1980). Rapid
isolation of high molecular weight plant DNA.
Nucleic Acids Res., 8, 4321–4325.
Rasmussen, T.B., & Donaldson, I.A. (2006). Investigation
of the endosperm-specific sucrse synthase
promoter from rice using transient expression of
reporter genes in guar seed tissue. Plant Cell Rep.,
25 (10), 1035–1042.
Sambrook, J., &.Russell, D.W. 2001. Molecular cloning:
a laboratory manual. New York: Cold Spring
Harbor Laboratory Press.
Simpson, G. G., & Filipowics, W. (1996). Splicing of
precursors to mRNA in higher plants: mechanism,
regulation, and sub-nuclear organization of the
spliceosomal machinery. Plant Mol. Biol., 32, 1–
41.
Syvanen, A.C. (2001). Accessing genetic variation:
genotyping single nucleotide polymorphism. Nat.
Rev. Genet., 2, 930–942.
Tamura, K., Dudley, J., Nei, M. & Kumar, S. (2007)
MEGA4: Molecular Evolutionary Genetics
Analysis (MEGA) software version 4.0. Mol. Biol.
Evol., 24, 1596–1599.
Toda, T., & Toriyama, K. (2013). Re-sequencing of
mitochondrial genes in a standard rice cultivar
Nipponbare. Rice, 6, 2.
Wang, H., Sui, X., Guo, J., Wang, Z., Cheng, J., Ma, S.,
Li, X., & Zhang, Z. (2014). Antisense suppression
of cucumber (Cucumis sativus L.) sucrose synthase
3 (CsSUS3) reduces hypoxic stress tolerance.
Plant Cell Environ., 37, 795–810.
Wang, A.Y., Kao, M.H.,.Yang, W.H., Sayion, Y., Liu,
L.F., Lee P.D., & Su. J.C. (1999). Differentially
and developmentally regulated expression of three
rice sucrose synthase genes. Plant Cell Phyisol.,
40, 800–807.
PROSIDING SEMINAR NASIONAL III TAHUN 2017 “Biologi, Pembelajaran, dan Lingkungan Hidup Perspektif Interdisipliner”
Diselenggarakan oleh Prodi Pendidikan Biologi-FKIP bekerjasama dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK)
Universitas Muhammadiyah Malang, tanggal 29 April 2017
Lestari et al., Variasi Alel pada RSUS3 47
available at http://research-report.umm.ac.id/index.php/
Wang Z., Wei, P., Wu, M., Xu, Y., Li, F., Luo, Z., Zhang,
J., Chen, A., Xie, X., Cao, P., Lim, F., & Yang, J.
(2015). Analysis of the sucrose synthase gene
family in tobacco: structure, phylogeny, and
expression patterns. Planta, 242(10), 153–166.
Yonemaru, J.I., Ebana, K., &Yano, M. (2014). Haprice,
an SNP haplotype database and a web tools for
rice. Plant Cell Physiol., 55, e9.
Lestari, P. & Koh, H.J. (2013). Development of new
CAPS/dCAPS and SNAP markers for rice eating
quality. Hayati J. Biosci., 20(1),15–23.
Yang, Z., Ro, S., & Rannala, B. (2003). Likelihood
models of somatic mutation and codon substitution
in cancer genes. Genetics, 165(2), 695–705.
Van, K., Kang, K.J., Han, K.S., Lee, Y.H., Gwag, J.G.,
Moon, J.K., & Lee, S.H. (2013). Genome-wide
SNP discovery in mungbean by Illumina HiSeq.
Theor. Appl. Genet., 126(8), 2017–2027