vap ventilator acquired pneumonia
TRANSCRIPT
-
7/26/2019 VAP ventilator acquired pneumonia
1/11
VENTILATOR ASSOCIATED PNEUMONIAPADA ANAK
1. Pendahuluan
Ventilasi mekanis merupakan salah satu modalitas manajemen anak sakit
kritis dalam perawatan intensif . Modalitas ini memiliki komplikasi tersendiri. Salah
satu komplikasi tersebut adalah berkembangnya pneumonia yang disebut Ventilator-
Associated Pneumonia(VAP).1
VAP didefinisikan sebagai pneumonia yang terjadi pada pasien dengan alat
napas entilator mekanik dalam !" jam# sebelum awitan infeksi. Se$ara keseluruhan#
VAP terjadi pada % sampai 1&' pasien dengan entilator mekanik di P*.Studi sureilans di +* dan P* menyebutkan pneumonia mengkontribusi
sekitar ,#" hingga %-#%' infeksi nosokomial.-#%ejadian VAP pada neonatus anak/
anak dan neonatus $ukup besar. Sebuah penelitian sureilans dari International
Nosocomial Infection Control Consortium(+) menyebutkan angka VAP lebih
tinggi pada rumah sakit akademik dibandingkan dengan rumah sakit nonakademik.
Penelitian yang sama melaporkan angka VAP yang lebih tinggi pada negara
berkembang dibandingkan dengan negara maju. Sebuah studi multisenter 0ropa
menemukan bahwa -%#,' anak dirawat di P* berkembang menjadi VAP. Sebuah
penelitian di talia mengidentifikasi ,#,' anak# dan di Australia terdapat ,#' dengan
entilator mekanik mengalami VAP.!
etepatan diagnosis VAP masih menjadi masalah karena standar diagnosis
pneumonia seperti demam# takikardi# leukositosis# sputum purulen# dan gambaran
rontgen thoraks tidak selalu tepat pada pasien yang menggunakan entilator mekanik.!
2 merekomendasikan diagnosis VAP berdasarkan radiologi# klinis# dan
mikrobiologi untuk anak/anak.1 2iagnosis dini VAP penting dilakukan agar dapat
diberikan terapi sedini mungkin.
3erapi untuk pasien suspek VAP adalah antibiotika empiris sesuai dengan pola
kuman setempat dan berspektrum luas diikuti de/eskalasi spesifik antibiotk setelah
didapatkan hasil kultur atau penghentian antibioti$ saat VAP membaik.-#! *paya
pen$egahan sangat penting dilakukan untuk mengurangi kejadian VAP pada pasien
anak. 3injauan ini meringkas faktor risiko# patogenesis# mikrobiologi# diagnosis#
terapi# dan strategi pen$egahan VAP pada anak.
1
-
7/26/2019 VAP ventilator acquired pneumonia
2/11
2. Faktor Risiko
2urasi penggunaan entilator mekanik merupakan faktor resiko terbesar
terjadinya VAP. 4alaupun tidak ada data lengkap pada anak# pada pasien dewasa
didapatkan resiko VAP sebesar ,#5' pada pemakaian entilator mekanik selama 1&
hari# dan meningkat 1' setiap hari berikutnya. Studi lain menyebutkan dari 1.&1!
orang dewasa ditemukan bahwa risiko VAP maksimal terjadi pada hari ke 5 pemakaian
entilator mekanik tapi menurun
setelah itu.
6aktor risiko lain yang berperan dalam terjadinya VAP pada anak/anak adalah
genetik# defisiensi imun# reintubation trakea# transportasi keluar dari P*# operasi
pembedahan# makanan enteral# bronkoskopi# dan obat/obatan# khususnya steroid#
antagonis reseptor 7-# imunosupresan# agen neuromuscular blocking# narkotika # dan
antibiotik sebelumnya. nfeksi sistemik dan gastroesophageal reflu8 juga se$ara
signifikan terkait dengan perkembangan VAP pada anak/anak. 3rauma berhubungan
dengan insiden VAP yang lebih tinggi (1%#" 9 1&&& s -#: 9 1&&& hari pemakaian
entilator untuk pasien nontrauma)# tapi# tidak seperti dengan pasien trauma dewasa#
ada tampaknya tidak ada peningkatan angka kematian disebabkan dalam korban
trauma pediatri.-#%#,
3. Patogenesis
Pneumonia terjadi akibat respon inflamasi terhadap mikroorganisme pada
parenkim paru normal. ;espon yang terjadi tergantung jumlah dan jenis
mikroorganisme# irulensi serta daya tahan tubuh.
-
7/26/2019 VAP ventilator acquired pneumonia
3/11
masuk ke dalam jalan napas lebih distal sesuai dengan arus insprasi dari entilasi
mekanik. Patogen yang terdapat pada sirkuit entilator# peralatan suction# pelembab
ruangan# nebuli=er# dan terutama tangan tenaga kesehatan serta orang yang merawat
pasien1,adalah sumber kontaminasi eksogen yang dapat menyebabkan VAP. Semua
hal/hal tersebut dapat mejadi sumber eksogen dari organisme penyebab VAP.
>erbagai bentuk mekanisme pertahanan yang terdapat dalam jalan napas
seperti salia# refle8 batuk# mucociliary clearancedan sistem imun humoral maupun
selular melindungi paru dari infeksi. Pada orang normal sekresi orofaringeal se$ara
berkala dikeluarkan karena ada mekanisme pertahanan sedangkan pada pasien kritis
terjadi gangguan imun yang mengganggu proses pertahanan. etika mikroorganisme
masuk ke dalam paru# pertahanan tubuh tidak mampu membunuh mikroorganisme
tersebut. Makrofag# aleolar# neutrofil dan elemen sistem imun humoral berinteraksi
menimbulkan efek inflamasi. ?ika sistem pertahanan tubuh terganggu maka
pneumonia dapat terjadi.
3
Gambar 2Sumber organisme endogen penyebab ventilator
associated pneumonis(VAP).
2imodifikasi dari@ arland ?S. +eo;eiews. -&1!B15@--5/-%5
-
7/26/2019 VAP ventilator acquired pneumonia
4/11
4. Mikrobiologi
3ipe mikroorganisme dan kepekaan terhadap antibiotik pada VAP berariasi di
berbagai daerah. Patogen gram negatie merupakan yang dominan ditemukan# dan
kontribusinya sangat tinggi di daerah Asia. Se$ara keseluruhan# patogen yang paling
sering ditemukan adalah Pseudomonas aeruginosa, Acinetobacter baumannii, and
Enterobacteriaceae. 2i 0ropa dan Amerika *tara sering ditemukan Stapylococcus
aureus. 2i daerah Asia# sebagian besar pathogen merupakan multidrug-resistant.
Pada pasien dewasa dan anak yang dapat diambil kultur didapatkan
Stapylococcus aureus dan organisme gram negatif (Pseudomonas aeruginosa,
Escericia coli, !lebsiella pneumoniae, Enterobacter species, dan Acinetobacter
species) sebagai patogen yang paling sering menyebabkan VAP.,
Penelitian yang dilakukan di ina mendapatkan hasil mikroorganisme gram
negatif terbanyak adalah !lebsiella spp (-1')# gram positif Stapylococcus aureus("')# dan jamur Cryptococcus (%#"'). Antibiotik yang banyak digunakan adalah
$efalosporin (,1#-')# golongan penisilin (!5#5')# aminoglikosida (1%#!')#
metronida=ole (-')# makrolide (11#-')# Cuinolone (1#"')# ankomisin (11#,')#
golongan sulfa ("#1')# obat golongan lain (1!#-')# antijamur ("#:')# dan antiirus
("#,'). Penelitian tersebut juga menemukan organisme dengan resistensi multidrug
terutama Pseudomonas aeruginosa resisten terhadap sefalosporin generasi
ketiga9keempat (1,91:# "!#-')# S"aureus resisten oksasilin (11915# %#!')# dan
Enterobacter serratiaresisten sefalosporin generasi ketiga9keempat (-19-,# ""')
4
Gambar 2 Sumber organisme endogen penyebab ventilator
associated pneumonis(VAP).2imodifikasi dari@ arland ?S. +eo;eiews. -&1!B15@--5/-%5
-
7/26/2019 VAP ventilator acquired pneumonia
5/11
. Mani!estasi Klinis dan Diagnosis
Pemeriksaan langsung dan kultur dari jaringan paru diterima sebagai standar
baku emas untuk mendiagnosis VAP. arena beresiko tinggi# biopsi paru jarang
dilakukan pada anak dengan penurunan sistem imun. Saat ini penegakkan diagnosis
VAP mengggunakan kriteria klinis# radiologis# dan mikrobiologis.
riteria klinis penilaian VAP adalah demam# leukositosis# leu$openia# sekret
purulen# batuk yang baru atau bertambah parah# dispneu# takipneu# cracklesatu suara
napas bron$hial dan nilai analisa gas darah yang buruk. riteria ini tidak spesifik
dengan spesifisitas dan sensitifitas yang berhubungan dengan patologi penyakit.
riteria klinis untuk VAP dalam banyak kasus tidak dapat dibedakan dari orang/orang
dengan sepsis umum atau systemic inflammatory response Syndrome (S;S).
Akibatnya# temuan klinis umumnya ditunjang dengan kriteria radiologi dan
mikrobiologis.
riteria radiologis termasuk adanya infiltrate paru yang baru atau bertambah
banyak# kaitasi# air broncograms yang ditemukan pada rontgen thora8. air
broncogramssangat berhubungan dengan pneumonia air dengan sensitifitas 5"/"%'.
2engan perbandingan gambaran infiltrat pada paru memiliki sensitifitas sebesar 5&/
"'. ;ontgen thora8 memiliki spesifisitas (%%/!-') namun karena pada pasien
dengan entilator mekanik tidak memiliki korelasi klinis yang konsiten terhadap
tanda/tanda radiologis. riteria radiologis pada anak sulit ditentukan karena sering
terjadi aktelestasis# Acute respiratory distress syndrome (A;2S)# perdarahan aliolar
yang serupa dengan konsolidasi. Apabila kriteria klinis dan radiologis sudah mengarah
pada VAP# sebaiknya dilakukan tes mikrobiologis untuk konfirmasi.
Penemuan bakteri patogen pada pasien VAP merupakan hal yang penting
karena dapat menentukan bakteri penyebab sehingga dapat sebagai petunjuk terapi.
>ahan kultur dapat didapat dari metode inasif maupun non inasif diantaranya
#roncoscopic #roncoalveolar $avage (>AD)#Nonbroncoscopic #roncoalveolar
$avage, Nonbroncoscopic #A$ (+>/>AD) dan aspirasi trakea. Setelah spe$imen
didapat# dilakukan penge$atan gram. penge$atan gram sering dilakukan untuk
menentukan terapi antibioti$ karena hasilnya segera sehingga memperbaiki luaran
klinis karena antibiotik yang diberikan sensitif terhadap penyebab.
riteria 2 untuk 2iagnosis VAP pada >ayi *sia E 1 3ahun
5
-
7/26/2019 VAP ventilator acquired pneumonia
6/11
;adiologi Pasien dengan satu atau lebih gambaran foto thora8@
/ nfiltrat baru atau progresif atau persisten
/ onsolidasi
/ aitasi
/Pneumatoceles
ejala dan tanda
klinis
Perburukan pertukaran gas (desaturasi Saatuk
/ >radikardia (E 1&& kali9menit) atau takikardia (F 1& kali9menit)
Mikrobiologi Salah satu dari
/ ultur darah tumbuh positif tidak berhubungan dengan penyebab
infeksi lain.
/ ultur $airan pleura tumbuh positif.
/ ultur kuantitatif positif dengan kontaminan minimal spesimen D;3
(>AD G 1&!6*9ml atau PS> G 1&%6*9ml).
/ G 5' >AD dengan intraselular bakteria dengan pemeriksaan
mikroskop langsung ($ontoh penge$atan gram).
/ Pemeriksaan histopatologi menunjukan salah satu kriteria
pneumonia@
6ormasi abses atau fokus konsolidasi dengan akumulasi PM+
di bronkiolus dan aleoli. ultur positif kuantitatif pada jaringan paru (G 1& ! 6*9 g
jaringan atau bukti jaringan jamur diinasi fungal ypaeatau
pseudopypae.
4> H 'ite blood cells# D;3 H lo'er respiratory tract# 6* H colony forming units
2imodifikasi dari@ 2. -&15.
riteria 2 untuk 2iagnosis VAP pada anak antara umur 1 I 1- tahun
;adiologi Pasien dengan satu atau lebih gambaran foto thora8@
/ nfiltrat baru atau progresif atau persisten
/ onsolidasi
/ aitasi/Pneumatoceles
ejala dan tanda
klinis
Setidaknya tiga dari@
/ 2emam (F%"&) atau hipotermia (E%,&)
/ Deukopenia (E !.&&& 4>9mm%) atau leukositosis (F 15.&&&
4>9mm%)
/ Sputum purulen atau perubuhan karakteristik sputum atau sekesi
saluran nafas meningkat atau meningkatnya kebutuhansuction.
/ batuk yang memberat# dispneu# apneu# atau takipneu.
/ rales# suara napas bronkial.
/ perburukan pertukaran gas ( desaturasi
-
7/26/2019 VAP ventilator acquired pneumonia
7/11
infeksi lain.
/ ultur $airan pleura tumbuh positif.
/ ultur kuantitatif positif dengan kontaminan minimal spesimen D;3
(>AD G 1&!6*9ml atau PS> G 1&%6*9ml).
/ G 5' >AD dengan intraselular bakteria dengan pemeriksaan
mikroskop langsung ($ontoh penge$atan gram).
/ Pemeriksaan histopatologi menunjukan salah satu kriteriapneumonia@
6ormasi abses atau fokus konsolidasi dengan akumulasi PM+
di bronkiolus dan aleoli.
ultur positif kuantitatif pada jaringan paru (G 1& ! 6*9 g
jaringan atau bukti jaringan jamur diinasi fungal ypaeatau
pseudopypae.
4> H 'ite blood cells# D;3 H lo'er respiratory tract# 6* H colony forming units
2imodifikasi dari@ 2. -&15.
Pemeriksaan laboratorium untuk VAP juga meliputi pemeriksaan C-reactive
protein (;P) dan prokalsitonin. Penelitian kohort terhadap ! pasien VAP
menunjukkan terdapat perubahan nilai ;P tanpa diikuti perubahan suhu dan jumlah
leukosit. Pasien yang hidup memiliki ;P ,- kali nilai dasar.# sedangkan pasien
yang tidak hidup memiliki ;P :" kali. ?ika ;P melebihi , pada hari keempat
perawatan# merupakan penanda prognosis yang buruk ( sensitiitas :- dan
spesifisitas :).
Prokalsitonin adalah prohormon yang disekresikan ke dalam serum sebagai
bagian dari respon inflamasi sistemik terhadap sekresi endotoksin atau mediator yang
dipi$u infeksi bakteri. Produksi prokalsitonin dapat dihambat oleh 6+/J(interferon
gamma) yaitu sitokin yang dihasilkan sebagai respon terhadap inflamasi irus#
sehingga prokalsitonin sesuai untuk identifikasi infeksi bakteri. Prokalsitonin akan
meningkat ,/1- jam setelah adanya infeksi bakteri. +amun# pada diagnosis VAP nilai
prokalsitonin sangat beragam dan tidak konsisten sehingga nilai potong# sensitiitas
dan spesifisitasnya lebar. Penelitian menunjukan hubungan rendah antara
prokalsitonin dengan terapi adekuat# etiologi# dan luaran.
". #atalaksanaa
VAP merupakan indikasi utama pemberian antibioti$ empiris. Pedoman klinis
terapi antibiotik VAP pada anak belum dipublikasi. ;ekomendasi terapi diambil dari
panduan pada dewasa dan didukung oleh prinsip epidemiologi. >eberapa studi
menyebutkan keterlambatan memulai terapi antibiotik berhubungan dengan kegagalan
terapi. 6aktor/faktor penting untuk memilih terapi antibioti$ empiris adalah dominansi
bakteri patogen penyebab# pola resistensi antibiotik setempat# durasi intubasi dan lama
7
-
7/26/2019 VAP ventilator acquired pneumonia
8/11
rawat di rumah sakit# kondisi klinis yang menyerupai gejala salah satu infeksi
pathogen# serta terapi antibiotik saat ini dan sebelumnya.
Saat pemberian terapi antibiotik empiris untuk pasien suspek VAP pada anak#
sebagian besar diberikan antibiotik yang tidak sesuai. Sampai dengan %%' pasien
menerima terapi antimikroba yang tidak sesuai pada kasus yang diduga VAP. Pola
peresepan juga telah bergeser ke arah antibiotik lebih mahal dan spe$trum lebih luas
pada anak/anak dirawat di rumah sakit dalam beberapa tahun terakhir# dengan
proporsi total pengeluaran antibiotik digunakan untuk ankomisin meningkat dari
-' pada tahun 1:"! menjadi 1#-' pada tahun 1::!. Selain itu# sefalosporin
spektrum yang luas menyumbang 1# ' dari pengeluaran antibiotik pada tahun 1:"!
dan !:#,' pada tahun 1::!. 2engan demikian# resep pola terapi empiris untuk
tersangka VAP harus menjaga keseimbangan antara memadai meliputi pasien yang
berpotensi terinfeksi dan meminimalkan paparan yang tidak perlu dan terlalu lama
untuk antimikroba.
Pada terapi empiris umumnya digunakan agen anti pseudomonal seperti
pipera$illin9ta=oba$tam atau ti$ar$illin9$laulanate untuk memberikan $akupan baik
terhadap organisme gram negatif maupun gram positif. arbapenem mungkin lebih
sesuai untuk terapi empiris awal jika flora lokal terdiri dari organisme penghasil
betalaktamase ekstensif. akupan gram negatif tambahan dengan aminoglikosida
bersifat kontroersial# namun dapat diindikasikan saat di$urigai ada bakteremia atau
gejala sistemik yang signifikan. ?ika gejala sistemik tidak ada dan hasil kutlur darah
negatif# terapi de/eskalasi dengan menghentikan aminoglikosida dapat dilakukan.
akupan gram/positif untuk S"aureus yang resisten terhadap meticillin mungkin
dibutuhkan jika data epidemiologik lokal mendukung penggunannya.,#
$. Pen%egahan
>eberapa pedoman telah dierikan untuk menurunkan angka kejadian VAP.
2 dan(ealtcare Infection Control Practices Advisorymenyarankan penggunaan
orotraceal tube (dibandingkan nasogastic tube) pada pasien dengan entilator
mekanik. Penggantian sirkuit entilator dilakukan hanya saat terjadi malfungsi atau
se$ara jelas terkontaminasi# dan menggunakan 033 dengan lumen dorsal agar sekret
pernapasan dapat dialirkan.:
".1(ead-of-#ed Elevation (0leasi kepala bed)
8
-
7/26/2019 VAP ventilator acquired pneumonia
9/11
Posisi supine berhubungan dengan VAP pada pasien dewasa yang
berhubungan dengan peningkatan 0;2 dan aspirasi. Pasien diposisikan
semire$umbent dimana telah dibuktikan pada sebuah penelitian dapat menurunkan
kejadian aspirasi dan 0;2 pada dewasa. Pada anak# hal ini belum dapat dibuktikan.
Salah satu penelitian pada anak menyebutkan tidak ada perbedaan signifikan kejadian
VAP pada posisi semire$umbent antara casedan control"
".-. 3eknik Suction
033suctionberguna untuk mengeluarkan sekret dari paru dan saluran napas.
Suction E)) terbuka mengharuskan 033 lepas dari entilator mekanik. Akibatnya
terjadi peningkatan tekanan intra$ranial# peningkatan MAP# dan hipoksia. *ntuk
men$egah perubahan hemodinamik tersebut digunakansuction tertutup.
2 merekomendasikan sekresi dibersihkan di atas cuff selang endotrakeal
saat selang direposisi atau ekstubasi.1 pasien anak biasanya dirawat dengan selang
endotrakeal uncuff" Sunction orofaring di sekeliling selang endotrakeal sebelum
menyesuaikan atau melepaskannya dapat menurunkan risiko mikroaspirasi sekresi
orofaring yang terkontaminasi. Sistem suction tertutup dapat menjadi potensi
kontaminasi bakteri jika kumpulan sekresi di lumen diintroduksi kembali ke saluran
nafas dengan suction berulang# walaupun penggunaan suction tertutup mengurangi
kontaminasi dari lingkungan. ;ekomendasi minimal peralatan suctionterpisah harus
digunakan untuk sekresi trakeal dan oral.
".%. u$i 3angan
*saha untuk menurunkan penularan bakteriperson to personpenting untuk men$egah
infeksi nosokomial. Pada penelitian selama - tahun di ruang +* didapatkan
meningkatnya kepatuhan $u$i tangan (dari !%' menjadi "&') signifikan mengurangi
kejadian infeksi respirasi dari %#%5 menjadi 1#&, kejadian per 1&&&.
".!.(istamin * receptor blockers+ Su$ralfat
Pengasaman gaster diperkirakan menurunkan koloni yang berpotensi menjadi
bakteri pathogen. Profilaksis stress ulcer yang meningkatkan p7 gaster seperti
antasida dan 7- blockersdapat meningkatkan kolonisasi bakteri dan meningkatkan
kejadian VAP. Pemberian Su$ralfat menjadi alternatif profilaksisstress ulcer.
".5. 2ekontaminasi Selektif
9
-
7/26/2019 VAP ventilator acquired pneumonia
10/11
Pengaruh pemberian antibioti$ topi$al pada pipa 033 telah lama diteliti"
Selective digestive tract decontamination (S22) dengan antimikroba yang tidak dapat
diabsorbsi dan diaplikasikan se$ara langsung ke orofaring dapat menurunkan
kolonisasi gastrointestinal dan berpotensi mengurangi infeksi saluran pernafasan dari
mikroaspirasi organisme gastrointestinal. 2 tidak memberikan rekomendasi untuk
dekontaminasi selektif pada saluran pen$ernaan.Pada penelitian studi kohort tanpa
randomisasi yang mendapat oral polimiksin ># tobramisin# dan nistatin tidak ada tanda
dekolonisasi dan tidak dijelaskan pengaruh langsung pada VAP.
".,.Prevention #undle
Prevention #undle menurukan VAP dari ."91&&& menjadi &.591&&& hari pemakaian
entilator (P E &.&&1) dan menurunkan biaya rumah sakit pada pasien P* di *S.
Prevention #undle terdiri dari penggantian sirkuit entilatior rutin setiap hari# oral
suctioning# $u$i tangan# perawatan mulut menggunakan $hlorhe8idin# dan eleasi
kepala.
&. 'im(ulan
VAP merupakan penyebab terbesar kedua ospital-acuired infection pada
pasien yang dirawat di P*. 3erapi antibiotik empiris terhitung sekitar 5&' dari
penggunaan antibioti$ di P*. Meskipun angka kematian oleh karena VAP tidak
disebutkan dengan pasti# VAP jelas meningkatkan durasi penggunaan entilator
mekanik# lama rawat di ruang intensif dan $ukup untuk menambah biaya perawatan
rumah sakit.
2iagnosis VAP merupakan masalah kritis dan pendekatan untuk diagnosis
VAP pada anak/anak tidak memadai. 3emuan klinis sering ambigu dan diagnosis
mikrobiologis umumnya terbatas pada kultur darah dan aspirasi trakea# yang keduanya
kurang spesifik.
+ilai potensial biomarker seperti protein /reaktif dan prokalsitonin juga harus
diselidiki. 3erapi empiris pengobatan pasien kritis namun dengan imun yang
kompeten sebaiknya diawali dengan antibiotik yang men$akup kedua ma$am bakteri
ram positif (paling sering S. aureus) dan ram negatif (paling sering Pseudomonas).
Pada anak/anak# interensi pendidikan dan upaya untuk meningkatkan
kepatuhan terhadap kebersihan tangan telah dikaitkan dengan penurunan kejadian
VAP. Prevention #undle merupakan interensi sederhana yang se$ara substansial
10
-
7/26/2019 VAP ventilator acquired pneumonia
11/11
mengurangi kejadian dari VAP# dengan demikian dapat membatasi penggunaan
antibiotik di P*.
11