vap ventilator acquired pneumonia

Upload: sri-apsari

Post on 02-Mar-2018

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/26/2019 VAP ventilator acquired pneumonia

    1/11

    VENTILATOR ASSOCIATED PNEUMONIAPADA ANAK

    1. Pendahuluan

    Ventilasi mekanis merupakan salah satu modalitas manajemen anak sakit

    kritis dalam perawatan intensif . Modalitas ini memiliki komplikasi tersendiri. Salah

    satu komplikasi tersebut adalah berkembangnya pneumonia yang disebut Ventilator-

    Associated Pneumonia(VAP).1

    VAP didefinisikan sebagai pneumonia yang terjadi pada pasien dengan alat

    napas entilator mekanik dalam !" jam# sebelum awitan infeksi. Se$ara keseluruhan#

    VAP terjadi pada % sampai 1&' pasien dengan entilator mekanik di P*.Studi sureilans di +* dan P* menyebutkan pneumonia mengkontribusi

    sekitar ,#" hingga %-#%' infeksi nosokomial.-#%ejadian VAP pada neonatus anak/

    anak dan neonatus $ukup besar. Sebuah penelitian sureilans dari International

    Nosocomial Infection Control Consortium(+) menyebutkan angka VAP lebih

    tinggi pada rumah sakit akademik dibandingkan dengan rumah sakit nonakademik.

    Penelitian yang sama melaporkan angka VAP yang lebih tinggi pada negara

    berkembang dibandingkan dengan negara maju. Sebuah studi multisenter 0ropa

    menemukan bahwa -%#,' anak dirawat di P* berkembang menjadi VAP. Sebuah

    penelitian di talia mengidentifikasi ,#,' anak# dan di Australia terdapat ,#' dengan

    entilator mekanik mengalami VAP.!

    etepatan diagnosis VAP masih menjadi masalah karena standar diagnosis

    pneumonia seperti demam# takikardi# leukositosis# sputum purulen# dan gambaran

    rontgen thoraks tidak selalu tepat pada pasien yang menggunakan entilator mekanik.!

    2 merekomendasikan diagnosis VAP berdasarkan radiologi# klinis# dan

    mikrobiologi untuk anak/anak.1 2iagnosis dini VAP penting dilakukan agar dapat

    diberikan terapi sedini mungkin.

    3erapi untuk pasien suspek VAP adalah antibiotika empiris sesuai dengan pola

    kuman setempat dan berspektrum luas diikuti de/eskalasi spesifik antibiotk setelah

    didapatkan hasil kultur atau penghentian antibioti$ saat VAP membaik.-#! *paya

    pen$egahan sangat penting dilakukan untuk mengurangi kejadian VAP pada pasien

    anak. 3injauan ini meringkas faktor risiko# patogenesis# mikrobiologi# diagnosis#

    terapi# dan strategi pen$egahan VAP pada anak.

    1

  • 7/26/2019 VAP ventilator acquired pneumonia

    2/11

    2. Faktor Risiko

    2urasi penggunaan entilator mekanik merupakan faktor resiko terbesar

    terjadinya VAP. 4alaupun tidak ada data lengkap pada anak# pada pasien dewasa

    didapatkan resiko VAP sebesar ,#5' pada pemakaian entilator mekanik selama 1&

    hari# dan meningkat 1' setiap hari berikutnya. Studi lain menyebutkan dari 1.&1!

    orang dewasa ditemukan bahwa risiko VAP maksimal terjadi pada hari ke 5 pemakaian

    entilator mekanik tapi menurun

    setelah itu.

    6aktor risiko lain yang berperan dalam terjadinya VAP pada anak/anak adalah

    genetik# defisiensi imun# reintubation trakea# transportasi keluar dari P*# operasi

    pembedahan# makanan enteral# bronkoskopi# dan obat/obatan# khususnya steroid#

    antagonis reseptor 7-# imunosupresan# agen neuromuscular blocking# narkotika # dan

    antibiotik sebelumnya. nfeksi sistemik dan gastroesophageal reflu8 juga se$ara

    signifikan terkait dengan perkembangan VAP pada anak/anak. 3rauma berhubungan

    dengan insiden VAP yang lebih tinggi (1%#" 9 1&&& s -#: 9 1&&& hari pemakaian

    entilator untuk pasien nontrauma)# tapi# tidak seperti dengan pasien trauma dewasa#

    ada tampaknya tidak ada peningkatan angka kematian disebabkan dalam korban

    trauma pediatri.-#%#,

    3. Patogenesis

    Pneumonia terjadi akibat respon inflamasi terhadap mikroorganisme pada

    parenkim paru normal. ;espon yang terjadi tergantung jumlah dan jenis

    mikroorganisme# irulensi serta daya tahan tubuh.

  • 7/26/2019 VAP ventilator acquired pneumonia

    3/11

    masuk ke dalam jalan napas lebih distal sesuai dengan arus insprasi dari entilasi

    mekanik. Patogen yang terdapat pada sirkuit entilator# peralatan suction# pelembab

    ruangan# nebuli=er# dan terutama tangan tenaga kesehatan serta orang yang merawat

    pasien1,adalah sumber kontaminasi eksogen yang dapat menyebabkan VAP. Semua

    hal/hal tersebut dapat mejadi sumber eksogen dari organisme penyebab VAP.

    >erbagai bentuk mekanisme pertahanan yang terdapat dalam jalan napas

    seperti salia# refle8 batuk# mucociliary clearancedan sistem imun humoral maupun

    selular melindungi paru dari infeksi. Pada orang normal sekresi orofaringeal se$ara

    berkala dikeluarkan karena ada mekanisme pertahanan sedangkan pada pasien kritis

    terjadi gangguan imun yang mengganggu proses pertahanan. etika mikroorganisme

    masuk ke dalam paru# pertahanan tubuh tidak mampu membunuh mikroorganisme

    tersebut. Makrofag# aleolar# neutrofil dan elemen sistem imun humoral berinteraksi

    menimbulkan efek inflamasi. ?ika sistem pertahanan tubuh terganggu maka

    pneumonia dapat terjadi.

    3

    Gambar 2Sumber organisme endogen penyebab ventilator

    associated pneumonis(VAP).

    2imodifikasi dari@ arland ?S. +eo;eiews. -&1!B15@--5/-%5

  • 7/26/2019 VAP ventilator acquired pneumonia

    4/11

    4. Mikrobiologi

    3ipe mikroorganisme dan kepekaan terhadap antibiotik pada VAP berariasi di

    berbagai daerah. Patogen gram negatie merupakan yang dominan ditemukan# dan

    kontribusinya sangat tinggi di daerah Asia. Se$ara keseluruhan# patogen yang paling

    sering ditemukan adalah Pseudomonas aeruginosa, Acinetobacter baumannii, and

    Enterobacteriaceae. 2i 0ropa dan Amerika *tara sering ditemukan Stapylococcus

    aureus. 2i daerah Asia# sebagian besar pathogen merupakan multidrug-resistant.

    Pada pasien dewasa dan anak yang dapat diambil kultur didapatkan

    Stapylococcus aureus dan organisme gram negatif (Pseudomonas aeruginosa,

    Escericia coli, !lebsiella pneumoniae, Enterobacter species, dan Acinetobacter

    species) sebagai patogen yang paling sering menyebabkan VAP.,

    Penelitian yang dilakukan di ina mendapatkan hasil mikroorganisme gram

    negatif terbanyak adalah !lebsiella spp (-1')# gram positif Stapylococcus aureus("')# dan jamur Cryptococcus (%#"'). Antibiotik yang banyak digunakan adalah

    $efalosporin (,1#-')# golongan penisilin (!5#5')# aminoglikosida (1%#!')#

    metronida=ole (-')# makrolide (11#-')# Cuinolone (1#"')# ankomisin (11#,')#

    golongan sulfa ("#1')# obat golongan lain (1!#-')# antijamur ("#:')# dan antiirus

    ("#,'). Penelitian tersebut juga menemukan organisme dengan resistensi multidrug

    terutama Pseudomonas aeruginosa resisten terhadap sefalosporin generasi

    ketiga9keempat (1,91:# "!#-')# S"aureus resisten oksasilin (11915# %#!')# dan

    Enterobacter serratiaresisten sefalosporin generasi ketiga9keempat (-19-,# ""')

    4

    Gambar 2 Sumber organisme endogen penyebab ventilator

    associated pneumonis(VAP).2imodifikasi dari@ arland ?S. +eo;eiews. -&1!B15@--5/-%5

  • 7/26/2019 VAP ventilator acquired pneumonia

    5/11

    . Mani!estasi Klinis dan Diagnosis

    Pemeriksaan langsung dan kultur dari jaringan paru diterima sebagai standar

    baku emas untuk mendiagnosis VAP. arena beresiko tinggi# biopsi paru jarang

    dilakukan pada anak dengan penurunan sistem imun. Saat ini penegakkan diagnosis

    VAP mengggunakan kriteria klinis# radiologis# dan mikrobiologis.

    riteria klinis penilaian VAP adalah demam# leukositosis# leu$openia# sekret

    purulen# batuk yang baru atau bertambah parah# dispneu# takipneu# cracklesatu suara

    napas bron$hial dan nilai analisa gas darah yang buruk. riteria ini tidak spesifik

    dengan spesifisitas dan sensitifitas yang berhubungan dengan patologi penyakit.

    riteria klinis untuk VAP dalam banyak kasus tidak dapat dibedakan dari orang/orang

    dengan sepsis umum atau systemic inflammatory response Syndrome (S;S).

    Akibatnya# temuan klinis umumnya ditunjang dengan kriteria radiologi dan

    mikrobiologis.

    riteria radiologis termasuk adanya infiltrate paru yang baru atau bertambah

    banyak# kaitasi# air broncograms yang ditemukan pada rontgen thora8. air

    broncogramssangat berhubungan dengan pneumonia air dengan sensitifitas 5"/"%'.

    2engan perbandingan gambaran infiltrat pada paru memiliki sensitifitas sebesar 5&/

    "'. ;ontgen thora8 memiliki spesifisitas (%%/!-') namun karena pada pasien

    dengan entilator mekanik tidak memiliki korelasi klinis yang konsiten terhadap

    tanda/tanda radiologis. riteria radiologis pada anak sulit ditentukan karena sering

    terjadi aktelestasis# Acute respiratory distress syndrome (A;2S)# perdarahan aliolar

    yang serupa dengan konsolidasi. Apabila kriteria klinis dan radiologis sudah mengarah

    pada VAP# sebaiknya dilakukan tes mikrobiologis untuk konfirmasi.

    Penemuan bakteri patogen pada pasien VAP merupakan hal yang penting

    karena dapat menentukan bakteri penyebab sehingga dapat sebagai petunjuk terapi.

    >ahan kultur dapat didapat dari metode inasif maupun non inasif diantaranya

    #roncoscopic #roncoalveolar $avage (>AD)#Nonbroncoscopic #roncoalveolar

    $avage, Nonbroncoscopic #A$ (+>/>AD) dan aspirasi trakea. Setelah spe$imen

    didapat# dilakukan penge$atan gram. penge$atan gram sering dilakukan untuk

    menentukan terapi antibioti$ karena hasilnya segera sehingga memperbaiki luaran

    klinis karena antibiotik yang diberikan sensitif terhadap penyebab.

    riteria 2 untuk 2iagnosis VAP pada >ayi *sia E 1 3ahun

    5

  • 7/26/2019 VAP ventilator acquired pneumonia

    6/11

    ;adiologi Pasien dengan satu atau lebih gambaran foto thora8@

    / nfiltrat baru atau progresif atau persisten

    / onsolidasi

    / aitasi

    /Pneumatoceles

    ejala dan tanda

    klinis

    Perburukan pertukaran gas (desaturasi Saatuk

    / >radikardia (E 1&& kali9menit) atau takikardia (F 1& kali9menit)

    Mikrobiologi Salah satu dari

    / ultur darah tumbuh positif tidak berhubungan dengan penyebab

    infeksi lain.

    / ultur $airan pleura tumbuh positif.

    / ultur kuantitatif positif dengan kontaminan minimal spesimen D;3

    (>AD G 1&!6*9ml atau PS> G 1&%6*9ml).

    / G 5' >AD dengan intraselular bakteria dengan pemeriksaan

    mikroskop langsung ($ontoh penge$atan gram).

    / Pemeriksaan histopatologi menunjukan salah satu kriteria

    pneumonia@

    6ormasi abses atau fokus konsolidasi dengan akumulasi PM+

    di bronkiolus dan aleoli. ultur positif kuantitatif pada jaringan paru (G 1& ! 6*9 g

    jaringan atau bukti jaringan jamur diinasi fungal ypaeatau

    pseudopypae.

    4> H 'ite blood cells# D;3 H lo'er respiratory tract# 6* H colony forming units

    2imodifikasi dari@ 2. -&15.

    riteria 2 untuk 2iagnosis VAP pada anak antara umur 1 I 1- tahun

    ;adiologi Pasien dengan satu atau lebih gambaran foto thora8@

    / nfiltrat baru atau progresif atau persisten

    / onsolidasi

    / aitasi/Pneumatoceles

    ejala dan tanda

    klinis

    Setidaknya tiga dari@

    / 2emam (F%"&) atau hipotermia (E%,&)

    / Deukopenia (E !.&&& 4>9mm%) atau leukositosis (F 15.&&&

    4>9mm%)

    / Sputum purulen atau perubuhan karakteristik sputum atau sekesi

    saluran nafas meningkat atau meningkatnya kebutuhansuction.

    / batuk yang memberat# dispneu# apneu# atau takipneu.

    / rales# suara napas bronkial.

    / perburukan pertukaran gas ( desaturasi

  • 7/26/2019 VAP ventilator acquired pneumonia

    7/11

    infeksi lain.

    / ultur $airan pleura tumbuh positif.

    / ultur kuantitatif positif dengan kontaminan minimal spesimen D;3

    (>AD G 1&!6*9ml atau PS> G 1&%6*9ml).

    / G 5' >AD dengan intraselular bakteria dengan pemeriksaan

    mikroskop langsung ($ontoh penge$atan gram).

    / Pemeriksaan histopatologi menunjukan salah satu kriteriapneumonia@

    6ormasi abses atau fokus konsolidasi dengan akumulasi PM+

    di bronkiolus dan aleoli.

    ultur positif kuantitatif pada jaringan paru (G 1& ! 6*9 g

    jaringan atau bukti jaringan jamur diinasi fungal ypaeatau

    pseudopypae.

    4> H 'ite blood cells# D;3 H lo'er respiratory tract# 6* H colony forming units

    2imodifikasi dari@ 2. -&15.

    Pemeriksaan laboratorium untuk VAP juga meliputi pemeriksaan C-reactive

    protein (;P) dan prokalsitonin. Penelitian kohort terhadap ! pasien VAP

    menunjukkan terdapat perubahan nilai ;P tanpa diikuti perubahan suhu dan jumlah

    leukosit. Pasien yang hidup memiliki ;P ,- kali nilai dasar.# sedangkan pasien

    yang tidak hidup memiliki ;P :" kali. ?ika ;P melebihi , pada hari keempat

    perawatan# merupakan penanda prognosis yang buruk ( sensitiitas :- dan

    spesifisitas :).

    Prokalsitonin adalah prohormon yang disekresikan ke dalam serum sebagai

    bagian dari respon inflamasi sistemik terhadap sekresi endotoksin atau mediator yang

    dipi$u infeksi bakteri. Produksi prokalsitonin dapat dihambat oleh 6+/J(interferon

    gamma) yaitu sitokin yang dihasilkan sebagai respon terhadap inflamasi irus#

    sehingga prokalsitonin sesuai untuk identifikasi infeksi bakteri. Prokalsitonin akan

    meningkat ,/1- jam setelah adanya infeksi bakteri. +amun# pada diagnosis VAP nilai

    prokalsitonin sangat beragam dan tidak konsisten sehingga nilai potong# sensitiitas

    dan spesifisitasnya lebar. Penelitian menunjukan hubungan rendah antara

    prokalsitonin dengan terapi adekuat# etiologi# dan luaran.

    ". #atalaksanaa

    VAP merupakan indikasi utama pemberian antibioti$ empiris. Pedoman klinis

    terapi antibiotik VAP pada anak belum dipublikasi. ;ekomendasi terapi diambil dari

    panduan pada dewasa dan didukung oleh prinsip epidemiologi. >eberapa studi

    menyebutkan keterlambatan memulai terapi antibiotik berhubungan dengan kegagalan

    terapi. 6aktor/faktor penting untuk memilih terapi antibioti$ empiris adalah dominansi

    bakteri patogen penyebab# pola resistensi antibiotik setempat# durasi intubasi dan lama

    7

  • 7/26/2019 VAP ventilator acquired pneumonia

    8/11

    rawat di rumah sakit# kondisi klinis yang menyerupai gejala salah satu infeksi

    pathogen# serta terapi antibiotik saat ini dan sebelumnya.

    Saat pemberian terapi antibiotik empiris untuk pasien suspek VAP pada anak#

    sebagian besar diberikan antibiotik yang tidak sesuai. Sampai dengan %%' pasien

    menerima terapi antimikroba yang tidak sesuai pada kasus yang diduga VAP. Pola

    peresepan juga telah bergeser ke arah antibiotik lebih mahal dan spe$trum lebih luas

    pada anak/anak dirawat di rumah sakit dalam beberapa tahun terakhir# dengan

    proporsi total pengeluaran antibiotik digunakan untuk ankomisin meningkat dari

    -' pada tahun 1:"! menjadi 1#-' pada tahun 1::!. Selain itu# sefalosporin

    spektrum yang luas menyumbang 1# ' dari pengeluaran antibiotik pada tahun 1:"!

    dan !:#,' pada tahun 1::!. 2engan demikian# resep pola terapi empiris untuk

    tersangka VAP harus menjaga keseimbangan antara memadai meliputi pasien yang

    berpotensi terinfeksi dan meminimalkan paparan yang tidak perlu dan terlalu lama

    untuk antimikroba.

    Pada terapi empiris umumnya digunakan agen anti pseudomonal seperti

    pipera$illin9ta=oba$tam atau ti$ar$illin9$laulanate untuk memberikan $akupan baik

    terhadap organisme gram negatif maupun gram positif. arbapenem mungkin lebih

    sesuai untuk terapi empiris awal jika flora lokal terdiri dari organisme penghasil

    betalaktamase ekstensif. akupan gram negatif tambahan dengan aminoglikosida

    bersifat kontroersial# namun dapat diindikasikan saat di$urigai ada bakteremia atau

    gejala sistemik yang signifikan. ?ika gejala sistemik tidak ada dan hasil kutlur darah

    negatif# terapi de/eskalasi dengan menghentikan aminoglikosida dapat dilakukan.

    akupan gram/positif untuk S"aureus yang resisten terhadap meticillin mungkin

    dibutuhkan jika data epidemiologik lokal mendukung penggunannya.,#

    $. Pen%egahan

    >eberapa pedoman telah dierikan untuk menurunkan angka kejadian VAP.

    2 dan(ealtcare Infection Control Practices Advisorymenyarankan penggunaan

    orotraceal tube (dibandingkan nasogastic tube) pada pasien dengan entilator

    mekanik. Penggantian sirkuit entilator dilakukan hanya saat terjadi malfungsi atau

    se$ara jelas terkontaminasi# dan menggunakan 033 dengan lumen dorsal agar sekret

    pernapasan dapat dialirkan.:

    ".1(ead-of-#ed Elevation (0leasi kepala bed)

    8

  • 7/26/2019 VAP ventilator acquired pneumonia

    9/11

    Posisi supine berhubungan dengan VAP pada pasien dewasa yang

    berhubungan dengan peningkatan 0;2 dan aspirasi. Pasien diposisikan

    semire$umbent dimana telah dibuktikan pada sebuah penelitian dapat menurunkan

    kejadian aspirasi dan 0;2 pada dewasa. Pada anak# hal ini belum dapat dibuktikan.

    Salah satu penelitian pada anak menyebutkan tidak ada perbedaan signifikan kejadian

    VAP pada posisi semire$umbent antara casedan control"

    ".-. 3eknik Suction

    033suctionberguna untuk mengeluarkan sekret dari paru dan saluran napas.

    Suction E)) terbuka mengharuskan 033 lepas dari entilator mekanik. Akibatnya

    terjadi peningkatan tekanan intra$ranial# peningkatan MAP# dan hipoksia. *ntuk

    men$egah perubahan hemodinamik tersebut digunakansuction tertutup.

    2 merekomendasikan sekresi dibersihkan di atas cuff selang endotrakeal

    saat selang direposisi atau ekstubasi.1 pasien anak biasanya dirawat dengan selang

    endotrakeal uncuff" Sunction orofaring di sekeliling selang endotrakeal sebelum

    menyesuaikan atau melepaskannya dapat menurunkan risiko mikroaspirasi sekresi

    orofaring yang terkontaminasi. Sistem suction tertutup dapat menjadi potensi

    kontaminasi bakteri jika kumpulan sekresi di lumen diintroduksi kembali ke saluran

    nafas dengan suction berulang# walaupun penggunaan suction tertutup mengurangi

    kontaminasi dari lingkungan. ;ekomendasi minimal peralatan suctionterpisah harus

    digunakan untuk sekresi trakeal dan oral.

    ".%. u$i 3angan

    *saha untuk menurunkan penularan bakteriperson to personpenting untuk men$egah

    infeksi nosokomial. Pada penelitian selama - tahun di ruang +* didapatkan

    meningkatnya kepatuhan $u$i tangan (dari !%' menjadi "&') signifikan mengurangi

    kejadian infeksi respirasi dari %#%5 menjadi 1#&, kejadian per 1&&&.

    ".!.(istamin * receptor blockers+ Su$ralfat

    Pengasaman gaster diperkirakan menurunkan koloni yang berpotensi menjadi

    bakteri pathogen. Profilaksis stress ulcer yang meningkatkan p7 gaster seperti

    antasida dan 7- blockersdapat meningkatkan kolonisasi bakteri dan meningkatkan

    kejadian VAP. Pemberian Su$ralfat menjadi alternatif profilaksisstress ulcer.

    ".5. 2ekontaminasi Selektif

    9

  • 7/26/2019 VAP ventilator acquired pneumonia

    10/11

    Pengaruh pemberian antibioti$ topi$al pada pipa 033 telah lama diteliti"

    Selective digestive tract decontamination (S22) dengan antimikroba yang tidak dapat

    diabsorbsi dan diaplikasikan se$ara langsung ke orofaring dapat menurunkan

    kolonisasi gastrointestinal dan berpotensi mengurangi infeksi saluran pernafasan dari

    mikroaspirasi organisme gastrointestinal. 2 tidak memberikan rekomendasi untuk

    dekontaminasi selektif pada saluran pen$ernaan.Pada penelitian studi kohort tanpa

    randomisasi yang mendapat oral polimiksin ># tobramisin# dan nistatin tidak ada tanda

    dekolonisasi dan tidak dijelaskan pengaruh langsung pada VAP.

    ".,.Prevention #undle

    Prevention #undle menurukan VAP dari ."91&&& menjadi &.591&&& hari pemakaian

    entilator (P E &.&&1) dan menurunkan biaya rumah sakit pada pasien P* di *S.

    Prevention #undle terdiri dari penggantian sirkuit entilatior rutin setiap hari# oral

    suctioning# $u$i tangan# perawatan mulut menggunakan $hlorhe8idin# dan eleasi

    kepala.

    &. 'im(ulan

    VAP merupakan penyebab terbesar kedua ospital-acuired infection pada

    pasien yang dirawat di P*. 3erapi antibiotik empiris terhitung sekitar 5&' dari

    penggunaan antibioti$ di P*. Meskipun angka kematian oleh karena VAP tidak

    disebutkan dengan pasti# VAP jelas meningkatkan durasi penggunaan entilator

    mekanik# lama rawat di ruang intensif dan $ukup untuk menambah biaya perawatan

    rumah sakit.

    2iagnosis VAP merupakan masalah kritis dan pendekatan untuk diagnosis

    VAP pada anak/anak tidak memadai. 3emuan klinis sering ambigu dan diagnosis

    mikrobiologis umumnya terbatas pada kultur darah dan aspirasi trakea# yang keduanya

    kurang spesifik.

    +ilai potensial biomarker seperti protein /reaktif dan prokalsitonin juga harus

    diselidiki. 3erapi empiris pengobatan pasien kritis namun dengan imun yang

    kompeten sebaiknya diawali dengan antibiotik yang men$akup kedua ma$am bakteri

    ram positif (paling sering S. aureus) dan ram negatif (paling sering Pseudomonas).

    Pada anak/anak# interensi pendidikan dan upaya untuk meningkatkan

    kepatuhan terhadap kebersihan tangan telah dikaitkan dengan penurunan kejadian

    VAP. Prevention #undle merupakan interensi sederhana yang se$ara substansial

    10

  • 7/26/2019 VAP ventilator acquired pneumonia

    11/11

    mengurangi kejadian dari VAP# dengan demikian dapat membatasi penggunaan

    antibiotik di P*.

    11