validasi modul expressive writing therapy (terapi …eprints.ums.ac.id/83700/4/naskah...

22
VALIDASI MODUL EXPRESSIVE WRITING THERAPY (TERAPI MENULIS EKSPRESIF) UNTUK WARGA BINAAN Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Psikologi Fakultas Psikologi Oleh: DITHA WAHYU NINGTIYAS F100160237 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2020

Upload: others

Post on 26-Dec-2020

20 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: VALIDASI MODUL EXPRESSIVE WRITING THERAPY (TERAPI …eprints.ums.ac.id/83700/4/NASKAH PUBLIKASI.pdfBeberapa cara untuk menurunkan kecemasan pada pasien diantaranya : ... akses telepon

VALIDASI MODUL EXPRESSIVE WRITING THERAPY

(TERAPI MENULIS EKSPRESIF) UNTUK WARGA BINAAN

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I

pada Jurusan Psikologi Fakultas Psikologi

Oleh:

DITHA WAHYU NINGTIYAS

F100160237

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2020

Page 2: VALIDASI MODUL EXPRESSIVE WRITING THERAPY (TERAPI …eprints.ums.ac.id/83700/4/NASKAH PUBLIKASI.pdfBeberapa cara untuk menurunkan kecemasan pada pasien diantaranya : ... akses telepon

i

HALAMAN PERSETUJUAN

VALIDASI MODUL EXPRESSIVE WRITING THERAPY

(TERAPI MENULIS EKSPRESIF) UNTUK WARGA BINAAN

PUBLIKASI ILMIAH

oleh:

DITHA WAHYU NINGTIYAS

F100160237

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh:

Dosen

Pembimbing

Susatyo Yuwono, S.Psi, M.Si, Psikolog

NIK/NIDK. 838/0624067301

Page 3: VALIDASI MODUL EXPRESSIVE WRITING THERAPY (TERAPI …eprints.ums.ac.id/83700/4/NASKAH PUBLIKASI.pdfBeberapa cara untuk menurunkan kecemasan pada pasien diantaranya : ... akses telepon

ii

HALAMAN PENGESAHAN

VALIDASI MODUL EXPRESSIVE WRITING THERAPY (TERAPI

MENULIS EKSPRESIF) UNTUK WARGA BINAAN

OLEH

DITHA WAHYU NINGTIYAS

F100160237

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

Program Studi Psikologi

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Pada hari Kamis, 4 Juni 2020

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Dosen Penguji:

1. Susatyo Yuwono, S.Psi, M.Si, Psikolog (…………………….)

Ketua Dewan Penguji

2. Dr. Eny Purwandari, M.Si (…………………….)

(Anggota I Dewan Penguji)

3. Wisnu Sri Hertinjung, S.Psi., M.Psi, Psikolog (…………………….)

(Anggota II Dewan Penguji)

Dekan,

Susatyo Yuwono, S.Psi, M.Si, Psikolog

Page 4: VALIDASI MODUL EXPRESSIVE WRITING THERAPY (TERAPI …eprints.ums.ac.id/83700/4/NASKAH PUBLIKASI.pdfBeberapa cara untuk menurunkan kecemasan pada pasien diantaranya : ... akses telepon

iii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam publikasi ilmiah ini tidak

terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu

perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau

pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis

diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas,

maka saya akan pertanggung jawabkan sepenuhnya.

Surakarta, 04 Juni 2020

Penulis

DITHA WAHYU NINGTIYAS

F100160237

Page 5: VALIDASI MODUL EXPRESSIVE WRITING THERAPY (TERAPI …eprints.ums.ac.id/83700/4/NASKAH PUBLIKASI.pdfBeberapa cara untuk menurunkan kecemasan pada pasien diantaranya : ... akses telepon

1

VALIDASI MODUL EXPRESSIVE WRITING THERAPY (TERAPI

MENULIS EKSPRESIF) UNTUK WARGA BINAAN

Abstrak

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat modul intervensi mengenai

kecemasan warga binaan di lapas. Faktor expressive writing therapy yaitu faktor

internal dan faktor eksternal. Metode pelitian modul yaitu menggunakan studi

pustaka dan literatur review. Analisis validitas modul menggunakan expert

judgement. Expressive writing therapy ini terdiri dari 4 tahapan, tahapan-tahapan

tersebut adalah Recognation / initial writing, Examination / writing exercise,

Juxtaposition / Feedback, dan Application to the self. setiap tahap berlangsung

kurang lebih 20 menit dan aplikasinya menggunakan waktu 5 sampai 7 hari.

Berdasarkan hasil analisis validitas modul expresive writing therapy, Modul yang

sudah direvisi oleh peneliti ini bisa digunakan untuk penelitian selanjutnya.

Kata Kunci: modul intervensi, expressive writing therapy, warga binaan,

psikoanalisis, Freud, expert judgement

Abstract

The purpose of this research is to create intervention modules regarding the

anxiety of target residents in prison. Factors expressive writing therapy that is

internal factors and external factors. The method of module is using library

studies and review literature. Module validity analysis using expert judgement.

Expressive writing therapy consists of 4 stages, the steps are recognition / initial

writing, Examination / writing exercise, Juxtaposition / Feedback, and Application

to the self. Every stage lasts approximately 20 minutes and the application takes 5

to 7 days. Based on the results of the validity analysis of the module of expresive

writing therapy, the module that has been revised by this researcher can be used

for subsequent research.

Keywords: intervention module, expressive writing therapy, assisted citizen,

psychoanalysis, Freud, expert judgement

1. PENDAHULUAN

Seorang narapidana yang akan kembali ke tengah masyarakat tidak lepas dari

permasalahan pribadi masing-masing. Salah satu permasalahan yang dihadapi

oleh warga binaan pemasyarakatan adalah kecemasan yang bahkan telah terjadi

sejak masih berstatus sebagai narapidana, karena para mantan narapidana merasa

takut akan banyak hal, mereka merasakan tidak memiliki apapun dan tidak layak

untuk kembali ke masyarakat, mereka merasa banyak hal yang tidak diketahui

tentang dunia luar karena terbiasa hidup di dalam penjara (Febrianto, 2019).

Dalam Penelitian Terapi realita didapati dari 12 subjek 9 diantaranya mengalami

Page 6: VALIDASI MODUL EXPRESSIVE WRITING THERAPY (TERAPI …eprints.ums.ac.id/83700/4/NASKAH PUBLIKASI.pdfBeberapa cara untuk menurunkan kecemasan pada pasien diantaranya : ... akses telepon

2

kecemasan, kemudian setelah dilakukan penelitian subjek diberikan intervensi dan

psikoedukasi terhadap kecemasan yang dialami.

Menurut Fahrulina (Konghoiro, 2017) bahwa menjelang kebebasan, warga

binaan merasakan berbagai permasalahan psikologis. Permasalahan psikologis

tersebut meliputi depresi, stress dan kecemasan yang disebabkan kebingungan

masa depan. Namun menurut Utari et al. (2012) mengatakan, berdasarkan

observasi dan wawancara yang dilakukan di lembaga pemasyarakatan kelas IIA

Sragen bahwa subjek yang saya temui mengatakan bahwa 12 dari 20 warga

binaan mengalami kebingungan mengenai kegiatan apa yang akan dilakukan

setelah bebas dari lapas, dan ketika diobservasi saat berkomunikasi bahwa warga

binaan tersebut menjadi gelisah dengan badan gemetar dan tidak fokus berbicara

dengan selalu melihat-lihat lingkungan sekitar, sehingga hal ini merupakan bagian

dari kecemasan. Kemudian muncul trending topic mengenai berita bahwa ada satu

warga binaan yang tidak mau dipulangkan karena alasan nyaman berada di lapas

dikutip oleh (Wardoyo, 2019). Hal tersebut merupakan beberapa dampak dari

sebuah kecemasan. Taylor (1953) menyebutkan kecemasan merupakan gangguan

psikologis yang umumnya muncul pada warga binaan saat menjelang masa

pembebasan (Konghoiro, 2017)

Beberapa cara untuk menurunkan kecemasan pada pasien diantaranya :

farmakologi, pendekatan suportif dan psikoterapi menurut Smeltzer & Bare

(Rihiantoro, 2018). Expressive writing therapy termasuk kedalam psikoterapi

karena menggunakan modul sebagai media meluapkan perasaan kecemasannya.

Sebelumnya terdapat salah satu penelitian yang menunjukkan adanya pengaruh

terapi menulis ekspresif terhadap tingkat kecemasan pada ODHA yang dilakukan

oleh Sari (2019), di Yayasan Spirit Paramacita Denpasar. Dalam modul expressive

writing therapi yang dibuat dari sumber dana swadana ini peneliti tidak menemui

hambatan dari kesimpulan yang dipaparkan hasil penelitian. Sehingga bisa untuk

lebih dikembangkan pada khalayak luas baik yang memiliki permasalahan

perasaan, pikiran maupun seseorang yang mempunyai sakit kronis.

Warga binaan sulit mengungkapkan pikiran dan perasaannya pada teman

karena tidak percaya diri, akses bertemu keluarga dan berkomunikasi yang sulit,

menuangkan emosi, pikiran serta perasaan ini harus menggunakan alat yang

Page 7: VALIDASI MODUL EXPRESSIVE WRITING THERAPY (TERAPI …eprints.ums.ac.id/83700/4/NASKAH PUBLIKASI.pdfBeberapa cara untuk menurunkan kecemasan pada pasien diantaranya : ... akses telepon

3

mudah ditemui dan bisa digunakan selama di dalam penjara. Bercerita dengan

warga binaan lain belum tentu juga akan terselesaikan masalahnya. Karena aturan

dari lapas kunjungan hanya dibatasi waktu, akses telepon juga berbayar dan

dibatasi waktu, serta tidak menggunakan alat-alat dari benda tajam. Expressive

writing therapy sangat cocok untuk mengatasi permasalahan yang dirasakan

warga binaan. Alat-alat yang digunakan mudah didapat, mudah diaplikasikan,

rahasianya terjaga, fleksibel dan dapat digunakan di dalam lapas. Perasaan dan

pikiran yang masih sangat dipendam pada saat aplikasinya dapat dikonsultasikan

dengan konselor agar tidak menjadi masalah lebih besar.

Modul expressive writing therapy merupakan hal dasar dalam langkah

awal melakukan terapi menulis. Meski demikian, modul mampu diaplikasikan

dalam penelitian kualitatif yang lain. Ketika peneliti yang mempunyai suatu minat

dalam penyusunan penelitian pada bentuk eksperimen, peneliti diharapkan

mampu untuk merancang suatu modul yang benar dan memberikan pengaruh pada

tujuan eksperimen yang ingin diteliti. Modul ini akan menjadi pedoman agar

eksperimen yang diberikan sesuai dengan dasar susunan dan terkontrol dengan

baik.

Katarsis merupakan penggambaran emosi seseorang yang mampu

melepaskan rasa sakit di masa lalu dengan cara mengartikulasi segala kesakitan

tersebut secara jelas dan menyeluruh. Hal ini terkait dengan teori psikoanalisa

Sigmund Freud yang mana, katarsis dalam sudut pandang psikoanalisa berarti

ekspresi dan pelepasan emosi yang ditekan. Expressive writing therapy ini

sebagai media proyeksi yang sesuai dengan teori Freud. Bersandar pada konsep

unconscious mind, hambatan emosional, perkembangan sosial dan penggunaan

teknik expressive writing. Tritmen ini untuk membawa materi bawah sadar yang

ditekan menuju kepada kesadaran.

Modul expressive writing therapy merupakan hal dasar dalam langkah

awal melakukan terapi menulis. Meski demikian, modul mampu diaplikasikan

dalam penelitian kualitatif yang lain. Ketika peneliti yang mempunyai suatu minat

dalam penyusunan penelitian pada bentuk eksperimen, peneliti diharapkan

mampu untuk merancang suatu modul yang benar dan memberikan pengaruh pada

tujuan eksperimen yang ingin diteliti. Modul ini akan menjadi pedoman agar

Page 8: VALIDASI MODUL EXPRESSIVE WRITING THERAPY (TERAPI …eprints.ums.ac.id/83700/4/NASKAH PUBLIKASI.pdfBeberapa cara untuk menurunkan kecemasan pada pasien diantaranya : ... akses telepon

4

eksperimen yang diberikan sesuai dengan dasar susunan dan terkontrol dengan

baik.

Berbagai teknik dapat dilakukan untuk menangani sebuah masalah

kecemasan. Teknik pemberian psikoterapi atau disebut dengan terapi kejiwaan.

Psikoterapi kognitif ini diterapkan dengan artian untuk memulihkan sebuah fungsi

kognitif yang dimiliki oleh seseorang, yaitu daya ingat dan konsentrasi dan

kemampuan berpikir secara rasional (Hayat, 2017)

Terdapat berbagai cara untuk menurunkan tingkat kecemasan pada warga

binaan menjelang masa bebasnya, salah satunya yaitu dengan metode expressive

writing therapy sesuai pada teori yang dikemukakakn oleh Pannebaker & Smith

yang kemudian sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Qonitatin, Widyawati

dan Asih (Sugiarto, 2018). Expressive writing adalah suatu metode dimana

individu didorong agar menceritakan masalah-masalah, perasaan-perasaan dan

mood yang dihadapinya dalam bentuk tulisan sehingga individu tersebut dapat

mengeluarkan emosi-emosi yang terpendam dalam dirinya. Menurut Adler dan

Rodman menyebutkan bahwa ada dua faktor yang dapat menimbulkan

kecemasan, yaitu peristiwa negatif pada masa lalu & pikiran yang tidak logis, dari

faktor tersebut salah satunya adalah peristiwa negatif pada masa lalu yang

kemudian bisa diberi terapi dalam bentuk perlakuan expressive writing (Dona,

2016)

Teori Spilberger (1972) kecemasan terbagi kedalam dua bentuk, (1) Trait

Anxiety (Kecemasan Dasar), sebuah perasaan khawatir dan merasa terancam yang

menghinggapi diri seseorang tentang sebuah kondisi yang sebenarnya tidak

berbahaya. Kecemasan ini diakibatkan pada kepribadian individu yang

mempunyai kemampuan cemas yang lebih tinggi dibandingkan orang lain. (2)

State Anxiety (Kecemasan Sesaat), adalah keadaan sementara (bervariasi setiap

waktu) dan keadaan emosional pada diri seseorang dengan adanya perasaan

khawatir dan tegang yang dirasakan secara sadar dan sifatnya subjektif. Pada

penelitian ini kecemasan menjelang bebas termasuk ke dalam state anxiety,

dikarenakan bagaimana teknik reaksi state anxiety terkait pada stimulus yang

membangkitkan pada peristiwa masa lalu seseorang dengan kondisi serupa.

Tingginya sebuah state anxiety adalah pengalaman yang tidak menyenangkan

Page 9: VALIDASI MODUL EXPRESSIVE WRITING THERAPY (TERAPI …eprints.ums.ac.id/83700/4/NASKAH PUBLIKASI.pdfBeberapa cara untuk menurunkan kecemasan pada pasien diantaranya : ... akses telepon

5

sehingga mampu menjadikan proses motorik (defence mechanism) dan proses

kognitif menurun.

Menurut Pennebaker & Smyth (2016), Expressive writing therapy

merupakan sebuah teknik menulis mengenai sebuah pengalaman atau peristiwa

yang mengusik sebuah pikiran. Aktivitas sederhana ini berguna untuk

memulihkan mental dan kesehatan fisik seseorang selama berminggu-minggu,

bulan, juga sampai bertahun-tahun. Terapi ini adalah sebuah cara menulis singkat

yang membantu seseorang mengatasi dan memahami gejolak emosional dalam

aktivitas kehidupan mereka (Sugiarto, 2018)

Expressive writing yang ada saat ini biasanya digunakan untuk mengatasi

emosi marah, Hiperaktivitas, ADHD, emosi korban kekerasan, peningkatan

pembelajaran, psikosomatik, kecemasan korban bullying, depresi, kecemasan

pada diabetes mellitus dll dalam Fitria, Niman, Sari (2019). Sedangkan yang

peneliti buat ini expressive writing therapy untuk warga binaan. Hal yang

membedakan antara expressive writing ini dengan yang lain adalah expressive

writing yang digunakan untuk mengatasi kecemasan warga binaan agar mampu

berbaur kembali ke masyarakat setelah bebas. Masih jarang ada peneliti yang

berniat menggunakan expressive writing therapy di lapas.

Pendekatan Psikoanalisa memandang bahwa segala tingkah laku manusia

berasal dari dorongan (motif) yang tidak didasari oleh individu itu sendiri

(Setiawan, 2018). Pendekatan Psikoanalisa terdiri atas 3 aspek : a). Pendekatan

yang menekankan pada proses-proses psikis, b). Teknik pada psikoanalisa

diorientasikan untuk mengobati gangguan-gangguan kepribadian, c). Bentuk

terbesar berada pada dunia ketidaksadaran dan merupakan sumber energi yang

sangat penting.

Katarsis yang berarti menyucikan atau untuk membersihkan. Katarsis

merupakan penggambaran emosi seseorang yang mampu melepaskan rasa sakit di

masa lalu dengan cara mengartikulasi segala kesakitan tersebut secara jelas dan

menyeluruh. Teori katarsis diambil dari psikoanalisis Sigmund Freud. Menurut

Freud manusia digerakkan oleh dua naluri, yaitu naluri eros dan thanatos. Eros

berarti naluri konstruktif dan thanatos nerupakan naluri desktruktif. Sebab pada

dasarnya manusia itu sifatnya agrsif, senang merusak, emosional, membunuh dan

Page 10: VALIDASI MODUL EXPRESSIVE WRITING THERAPY (TERAPI …eprints.ums.ac.id/83700/4/NASKAH PUBLIKASI.pdfBeberapa cara untuk menurunkan kecemasan pada pasien diantaranya : ... akses telepon

6

menghancurkan. Dorongan agresif pasti tidak sepenuhnya dibernarkan oleh

masyarakat. Apabila seseorang memiliki hambatan, dorongan agresif, emosi yang

menumpuk dan membuat ketegangan. Teori katarsis mengemukakan individu

memiliki kecenderungan untuk mengurangi rangsangan tingkat emosional

terhadap orang lain. (Wahyuningsih, 2017)

Menurut Baron & Byrne (1997) aktivitas katarsis ini efektif untuk

mengurangi agresi yang bersifat terbuka. Katarsis mampu menjadi saluran emosi

yang mampu menjadi relaksasi dan dianjurkan untuk mengurangi kobaran emosi

yang berlebihan. Scheff, Greenberg, dkk (1996) Verbal tidak terlalu penting dan

tidak cukup untuk terapi, sedangkap pelepasan emosi merupakan hal terpenting

dalam terapi. Emosi harus mampu diekspresikan seseorang dalam jarak optimal.

Melalui katarsis memang tidak sesederhana menanamkan tekanan emosional,

akan tetapi persepsi untuk mengontrol dan menguasai perasaan ataupun pikiran

yang menekan saat ini.

Perlakuan khusus untuk warga binaan agar apa yang dilakukan tidak

berkembang menjadi perbuatan yang maladaptif yang lebih kompleks lagi. Fakta

lapangan bahwa warga binaan memiliki kemampuan untuk menulis dan didukung

dengan akses menggunakan alat tulis yang diperbolehkan oleh lapas, hanya saja

apa yang dituliskan perlu dialihkan ke media yang tepat. Teknik expressive

writing therapy dipilih menjadi lembar ekspresi diri untuk mengalihkan perasaan

kecemasan yang mereka alami. Menurut Qonitatin (2019) dengan menulis

ekspresif individu dapat berfikir mengenai peristiwa yang dialami dan proses

emosional serta elemen objektif pada peristiwa tersebut yang kemudian akan

menjadi renungan yang meredakan pada peristiwa yang dialami atau dirasakan

tersebut (Setyaputri, 2019)

Faktor yang mempengaruhi expressive writing dibagi menjadi dua, yaitu

faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal yang sangat mempengaruhi

seseorang misalnya lingkungan dan pola asuh karena pemberian konseling

expressive writing bisa dipengaruhi oleh faktor eksternal yang sulit dikontrol.

Selanjutnya dengan memberikan pujian pada subyek penelitian juga fokus untuk

mengikuti instruksi, dan mempertimbangkan tingkat keseriusan masalah yang

dimiliki subyek. Faktor internal yang mempengaruhi merupakan motivasi.

Page 11: VALIDASI MODUL EXPRESSIVE WRITING THERAPY (TERAPI …eprints.ums.ac.id/83700/4/NASKAH PUBLIKASI.pdfBeberapa cara untuk menurunkan kecemasan pada pasien diantaranya : ... akses telepon

7

Semakin besar motivasi individu untuk melaksanakan sesuatu, pada hal ini yaitu

kemahiran menulis sehingga diharap hal itu mampu memudahkan penyelesaian

masalah kecemasan yang dialami warga binaan. Dengan menulis, warga binaan

mampu menuangkan segala perasaan, pikiran, dan emosi dan perasaannya yang

tidak mampu di utarakan (Awalina, 2018)

Hynes dan Thompson (dalam Purnamarini, 2016) mengelompokkan terapi

menulis menjadi 4 tahapan yakni: Recognation / Initial writing, bertujuan untuk

memfokuskan pikiran, merelaksasi, membuka imajinasi dan menghapuskan

pikiran negatif yang dapat muncul pada diri klien, serta konsentrasi klien atau

mengevaluasi keadaan emosi. Pertama, klien diberikan peluang untuk menulis

secara bebas frase, kata-kata atau mengatakan hal lain yang keluar dalam pikiran

tanpa arahan dan perencanaan. Selain menulis, sesi ini juga dapat dimulai dengan

pemanasan, menggambar bentuk sederhana, gerakan ice breaking sederhana, atau

mendengarkan sebuah instrumen. Tahap ini berjalan selama 20 menit.

Examination/writing exercise, tahap ini untuk mengetahui lebih dalam

reaksi klien terhadap suatu situasi tertentu, diawali dengan peristiwa emosional

yang umum hingga pengalaman utama yang mengusik klien, misalnya ketika

kehilangan pekerjaan, kecemasan ketika menghadapi suatu peristiwa atau

didiagnosis mengalami suatu penyakit. Pelaksanaan terapi menulis dilakukan pada

tahap ini. Tidak ada instruksi yang baku pada tahap ini, sehingga instruksi yang

disampaikan dapat disesuaikan dengan usia dan juga pemahaman klien. Tahap ini

berlangsung sekitar 20 menit. Pada sesi ini, menulis yang dilakukan klien sudah

terarah. Dalam sesi ini bukan hanya penggalian tentang masa lalu klien, tetapi

juga untuk menghadapi situasi yang sedang maupun situasi di masa depan yang

akan dihadapi.

Juxtaposition/Feedback, pada tingkatan ini, klien diarahkan untuk

mendapatkan persepsi baru dalam memperhatikan sebuah permasalahan, sehingga

mampu memberikan gagasan baru terhadap sikap, perilaku, pemahaman dan

penilaian yang lebih dalam dirinya. Hal utama tahap ini yaitu melihat bagaimana

perasaan klien pada waktu menulis ekspresif, setelah menulis dan saat membaca

kembali tulisan tersebut.

Page 12: VALIDASI MODUL EXPRESSIVE WRITING THERAPY (TERAPI …eprints.ums.ac.id/83700/4/NASKAH PUBLIKASI.pdfBeberapa cara untuk menurunkan kecemasan pada pasien diantaranya : ... akses telepon

8

Application to the self, pada tahap terakhir ini klien diarahkan untuk

mengaplikasikan ilmu barunya ke dalam dunia nyata. Konselor atau terapis

mendukung klien mengorganisasikan apa yang sudah dipelajari selama sesi

menulis dengan merenungkan kembali apa saja yang perlu diperbaiki atau diubah

dan yang harus dipertahankan.

Expressive Writing Therapy ini bisa diterapkan pada semua usia, mulai

dari anak-anak, remaja hingga orang dewasa. Terapi menulis ini bisa digunakan

baik secara individual atau kelompok, menurut White & Murray (2017). Manfaat

yang didapatkan saat menerapkan cara ini adalah : 1) Seseorang menjadi lebih

mudah dalam meluapkan emosi dengan cermat, 2) Seseorang bisa melepaskan

masalah dari dalam diri, 3) Seseorang mampu menurunkan gejala-gejala negatif

akibat timbulnya masalah cemas (pusing, sakit perut dll), 4) Menguatkan

pemberdayaan diri.

Berdasarkan uraian diatas maka validasi dalam proses penyusunan modul

expressive writing therapy yang sudah ada sebelumnya, dan masih perlu

dikembangkan untuk terapi terhadap warga binaan. Sehingga tujuan penelitian ini

untuk validasi modul expressive writing untuk warga binaan di lapas.

2. METODE

Metode yang dipakai pada penelitian ini menggunakan studi pustaka dan literatur

review jurnal dan buku-buku yang mendukung mengenai expressive writing

therapy. Prosedur pengembangan modul yang diadaptasi dari Borg and Gall,

dilaksanakan, sesuai dengan tahap-tahap berikut:

2.1 Penelitian Awal dan Pengumpulan Informasi

Langkah pertama dalam pengembangan modul expressive writing therapy

ini adalah dengan cara mengumpulkan informasi dan menganalisa kebutuhan dari

peneliti pada warga binaan. Tahap-tahapan yang dilakukan adalah: Studi Pustaka,

melakukan studi pustaka yang berkaitan tentang penelitian. Hasil studi pustaka

berupa modul expressive writing yang signifikan dan kajian pustaka yang

mendukung penelitian. Survey Lapangan, kegiatan ini bertujuan untuk

menghasilkan dan memutuskan masalah utama yang dirasakan warga binaan.

Adapun yang dilaksanakan di tahap ini adalah : Analisis kebutuhan yaitu dengan

teknik : 1) Wawancara kepada warga binaan pemasyarakatan, 2) Pengisian angket

Page 13: VALIDASI MODUL EXPRESSIVE WRITING THERAPY (TERAPI …eprints.ums.ac.id/83700/4/NASKAH PUBLIKASI.pdfBeberapa cara untuk menurunkan kecemasan pada pasien diantaranya : ... akses telepon

9

awal untuk menguatkan hasil wawancara, serta 3) analisis konsep yang

dilaksanakan untuk menggali konsep utama yang akan dipergunakan untuk

merinci dan menyusun modul. Hal ini bertujuan untuk menentukan materi dan

teori yang mendukung penyusunan modul expressive writing therapy.

Desain Pengembangan Modul, setelah dilakukan analisa kebutuhan warga

binaan, maka langkah selanjutnya yaitu mengembangkan produk yang

disesuaikan dengan kebutuhan warga binaan. Langkah awal untuk pengembangan

adalah melakukan desain rancangan modul. Proses ini menjadi dua aspek yaitu

aspek model ID (Instructional Design) dan aspek isi yaitu materi seperti apa yang

akan diberikan kepada warga binaan. Dalam pembuatan produk modul expressive

writing therapy ini digunakan word dan software desain cover Canva. Proses

penyusunan untuk pengembangan modul ini meliputi: Tujuan yang jelas untuk

pengembangan modul expressive writing therapy. Isi, modul expressive writing

yang dikembangkan harus sesuai pada kebutuhan yang berlaku di lembaga

pemasyarakatan tempat penelitian, sehingga perlu dikaji standar teori, manfaat

dan parameter apa saja yang terkandung pada modul expressive writing therapy

yang dikembangkan. Membuat Interface, interface merupakan tampilan awal atau

cover dari modul expressive writing yang akan dibuat. Membuat Modul, modul

merupakan bahan yang berisi teori, materi, deskripsi, tujuan, manfaat dan contoh

aplikasi dari expressive writing therapy.

Uji Lapangan Terbatas, expert judgement digunakan untuk melihat tingkat

kelayakan dari modul expressive writing yang telah dikembangkan sebelum

produk tersebut digunakan dalam pelatihan. Uji ini akan dilaksanakan oleh 3

Rater yaitu Wisnu Sri Hertinjung, S.Psi, M.Psi, Psikolog, Isnaya Arina Hidayati,

S.Pdl., S.Psi., M.Si dan Ajeng Nova Dumpratiwi, S.Psi., M.Psi., Psikolog, yang

selanjutnya akan divalidasi oleh Susatyo Yuwono, S.Psi., M.Si., Psikolog.

Revisi, setelah dilakukan expert judgement, bila masih terdapat bagian-

bagian yang belum sesuai dengan norma, maka mesti dilaksanakan perbaikan

sesuai dengan masukan rater. Rater merupakan pihak yang menentukan apakah

telah layak untuk digunakan dalam penelitian.

Produk Akhir, setelah expert judgement dilaksanakan, kemudian diperoleh

modul yang layak dan sesuai dengan kebutuhan warga binaan. Modul tersebut

Page 14: VALIDASI MODUL EXPRESSIVE WRITING THERAPY (TERAPI …eprints.ums.ac.id/83700/4/NASKAH PUBLIKASI.pdfBeberapa cara untuk menurunkan kecemasan pada pasien diantaranya : ... akses telepon

10

dapat digunakan dalam proses menangani perasaan tertekan dan kurang tenang

secara mandiri oleh warga binaan. Adapun produk akhir yang diperoleh dalam

pengembangan ini adalah modul expressive writing therapy.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis expert judgement.

Teknik analisis expert judgement merupakan teknik analisis yang dipakai untuk

menganalisis data dengan mendeskripsikan atau menggambarkan data-data yang

sudah dikumpulkan seadanya tanpa maksud membuat generalisasi dari hasil

penelitian yang kemudian melalui expert judgement. Expert judgement disini

untuk mengetahui kelayakan modul yang digunakan untuk melakukan expressive

writing therapy.

Sebelum expert judgement modul expressive writing therapy berisi

tentang materi expressive writing therapy, alur tahapan expressive writing

therapy dimulai dari tahap persiapan, pelatihan dan pasca pelatihan. Dan point

akhir adalah tahap pelaksanaan dari expressive writing therapy. Setelah expert

judgement. Beberapa rater menambahkan catatan tambahan, revisi perbaikan dan

pertanyaan tambahan dalam modul. Sehingga ada beberapa point yang diperbaiki

dan ditambahkan.

Merujuk pada hasil expertjudgement yang sudah dianalisis 3 rater. Modul

expressive writing therapy ini masih perlu perbaikan di bagian latar belakang

sebab kalimat belum lengkap, penulisan referensi masih perlu diperbaiki, tata tulis

huruf, penghapusan kata yang terlalu berlebihan maknanya. Kemudian pada

bagian materi modul ini perlu ditambahkan per-tahap pelatihan itu selama kurang

lebih 20 menit dan penambahan penelitian sebelumnya, perbaikan font yang

belum sesuai dengan yang lain, penulisan kalimat dan tanda baca yang belum

sesuai dengan ejaan yang disempurnakan (EYD), penulisan kutipan-kutipan. Hasil

validasi bagian latar belakang meliputi tata tulis, kandungan isi (content), bahasa,

struktur ejaan kalimat.

Bagian alur tahap pelatihan fasilitator dan observer itu berbeda fasilitator

atau konselor ini yang memimpin jalannya pelatihan expressive writing therapy

dan observer yang membantu kelancaran proses pelatihan, mahasiswa mapro

menjamin kemampuan fasilitator karena kriteria yang diberikan peneliti untuk

Page 15: VALIDASI MODUL EXPRESSIVE WRITING THERAPY (TERAPI …eprints.ums.ac.id/83700/4/NASKAH PUBLIKASI.pdfBeberapa cara untuk menurunkan kecemasan pada pasien diantaranya : ... akses telepon

11

melakukan pelatihan ini yaitu minimal S2 atau psikolog yang boleh karena

mampu melakukan terapi, penambahan kriteria fasilitator dengan fasilitator

merupakan orang yang mampu mentransfer materi atau komunikatif, ahli sebagai

fasilitator atau trainer. Hasil validasi bagian alur tahap pelatihan meliputi bahasa

dan kandungan isi (content).

Bagian tahap pelatihan perlu penjelasan lebih mengenai 2 jam yang

dipakai karena 2 jam ini merupakan waktu untuk melakukan pelatihan dan untuk

aplikasinya memakai 4-7 hari untuk mengetahui apakah terjadi perbedaan hasil

yang signifikan dengan pelatihan. Hasil validasi bagian tahap pelatihan meliputi

kandungan isi (content) dan struktur kalimat. Kemudian pada daftar pustaka tulis

sesuai dengan format APA. Hal tersebut termasuk kedalam tata tulis. Kesimpulan

hasil validasi modul expressive writing therapy secara keseluruhan melalui

expertjudgement yaitu tata tulis, kandungan isi (content), bahasa, struktur kalimat.

Tahap proses penyusunan modul expressive writing therapy ini dimulai

dengan mencari permasalahan atau menggali dari kehidupan warga binaan

dilapas. Kemudian setelah mendapatkan permasalahan yang dapat diangkat

menjadi bahan pertimbangan, peneliti memiliki ide untuk membuat modul yang

sesuai untuk mengatasi permasalahan warga binaan tersebut. Dari ide yang

didapatkan peneliti modul tersebut perlu didukung teori dan kajian-kajian

pendukung, maka peneliti mencari kajian pustaka dan literatur review yang sesuai

dengan tema yang diangkat peneliti. Proses dalam validasi modul yaitu ketika

modul sudah selesai dalam proses pembuatan, modul ini kemudian diajukan

expert judgement untuk melihat kelayakan modul dimana expert judgement ini

dilakukan oleh seseorang yang ahli atau disebut rater untuk menguji kelayakan isi

dari modul tersebut apakah sudah dapat diaplikasikan kepada subjek atau belum.

Hasil modul yang di expertjudgement yaitu beberapa point dalam modul masih

perlu diperbaiki sebelum diaplikasikan kepada subjek. Setelah modul selesai

diperbaiki kemudian peneliti harus mengajukan kepada dosen pembimbing untuk

validasi modul. Produk akhir setelah modul divalidasi adalah Modul expressive

writing therapy yang dapat diaplikasikan untuk intervensi.

Berdasarkan hasil validasi modul expressive writing therapy menggunakan

analisis expertjudgement dengan menggunakan kajian pustaka, dapat diketahui

Page 16: VALIDASI MODUL EXPRESSIVE WRITING THERAPY (TERAPI …eprints.ums.ac.id/83700/4/NASKAH PUBLIKASI.pdfBeberapa cara untuk menurunkan kecemasan pada pasien diantaranya : ... akses telepon

12

adanya korelasi positif antara kecemasan warga binaan dan expressive writing

therapy. Alat-alat yang digunakan mudah didapat, mudah diaplikasikan,

rahasianya terjaga, fleksibel dan dapat digunakan di dalam lapas.

Pendekatan Psikoanalisa memandang bahwa segala tingkah laku manusia

berasal dari dorongan (motif) yang tidak didasari oleh individu itu sendiri

(Setiawan, 2018). Pendekatan Psikoanalisa terdiri atas 3 aspek dan expressive

writing therapy ini mencakup ketiganya yaitu berorientasi masalah psikis

kecemasan warga binaan, mengobati gangguan kepribadian yaitu mempersiapkan

warga binaan untuk kembali ke masyarakat tanpa rasa takut, energi pikiran dan

komukasi positif mendukung expressive writing untuk menyelesaikan masalah

yang dialami.

Korelasi positif dengan expressive writing therapy adanya peranan penting

mengatasi masalah kecemasan warga binaan. Hal ini sesuai dengan pendapat

Pennebaker & Smyth (2018), Expressive writing therapy merupakan sebuah

teknik menulis mengenai sebuah pengalaman atau peristiwa yang mengusik

sebuah pikiran. Sehingga pada saat warga binaan mengalami kecemasan baik

dalam kesehariannya maupun saat menjelang bebas mengenai kehidupannya

sehari-hari nanti atau bergaul dengan masyarakat dapat segera diatasi secara

mandiri (Sugiarto, 2018). Tujuan dan harapan penyelesaian masalah yang dialami

akan lebih mudah terselesaikan jika mengikuti tahapan-tahapan prosedur pelatihan

expressive writing. Dimana expressive writing ini dimulai dengan mengembalikan

kepercayaan diri subjek, kemudian menuliskan masalah-masalah yang dihadapi,

menuliskan harapan dari masalahnya dan bila masih ada yang belum sesuai

harapan bisa dikonsultasikan kepada konselor maupun trainer yang membimbing

selama berlangsungnya expressive writing. Karena sebenarnya subjek sendiri

yang memiliki masalah dan akan memutuskan bagaimana keputusan yang diambil

untuk menyelesaikan masalahnya.

Expressive writing therapy sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh

Pannebaker & Smith yang kemudian didukung dengan penelitian sebelumnya

oleh Qonitatin, Widyawati dan Asih (Sugiarto, 2018). Expressive writing adalah

suatu metode dimana individu didorong agar menceritakan masalah-masalah,

perasaan-perasaan dan mood yang dihadapinya dalam bentuk tulisan sehingga

Page 17: VALIDASI MODUL EXPRESSIVE WRITING THERAPY (TERAPI …eprints.ums.ac.id/83700/4/NASKAH PUBLIKASI.pdfBeberapa cara untuk menurunkan kecemasan pada pasien diantaranya : ... akses telepon

13

individu tersebut dapat mengeluarkan emosi-emosi yang terpendam dalam

dirinya. Tahapan terapi menulis ini sebelumnya sudah pernah dicoba di SMA

Negeri 59 Jakarta dan hasilnya terjadi penurunan kecemasaan saat ujian sekolah

yang signifikan setelah diberikan perlakuan. Maka dapat disimpulkan bahwa,

terdapat pengaruh layanan terapi expressive writing terhadap penurunan

kecemasan saat ujian sekolah siswa SMA Negeri 59 Jakarta. Dan setiap tahap

pelatihan berlangsung ±20 menit dan aplikasinya terbukti mampu untuk mengatasi

kecemasan yang dirasakan

Hasil validasi modul expressive writing therapy ini berpengaruh pada

tujuan penyelesaian masalah kecemasan yang ada pada warga binaan. Namun

pada saat expertjudgement ada beberapa bagian yang perlu diperbaiki sehingga

memperoleh hasil berupa produk yang layak untuk digunakan saat pelatihan.

Pelatihan ini tidak dapat terlaksana dikarenakan adanya covid19 yang membatasi

ruang dan waktu untuk melakukan pelatihan dan aplikasi pada warga binaan.

Kelebihan dari validasi modul expressive writing therapy ini yaitu

memberikan cara pengaplikasian yang tepat mengenai expressive writing,

menyediakan media yang dapat dijaga kerahasiannya oleh penulis, menggunakan

alat-alat yang mudah ditemui dan bisa digunakan dimana saja kapan saja, tema

permasalahan yang diangkat dari modul adalah real sehingga mudah

dikembangkan. Kekurangan dari penyusunan modul expressive writing adalah

ujicoba tidak memungkinkan dikarenakan adanya covid 19 yang membatasi ruang

untuk melakukan pelatihan modul expressive writing therapy.

4. PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab

sebelumnya, berdasarkan expert judgment dapat disimpulkan bahwa Modul

expressive writing siap diaplikasikan karena memenuhi standar tata tulis,

kandungan isi (content), bahasa, struktur ejaan kalimat dan expressive writing

mampu untuk mengatasi permasalahan fisik maupun psikologis yang dapat

dilakukan baik secara mandiri dengan alat sederhana dan pasti tersedia. Modul

expressive writing therapy ini dapat diterapkan pada berbagai usia, dapat

Page 18: VALIDASI MODUL EXPRESSIVE WRITING THERAPY (TERAPI …eprints.ums.ac.id/83700/4/NASKAH PUBLIKASI.pdfBeberapa cara untuk menurunkan kecemasan pada pasien diantaranya : ... akses telepon

14

diterapkan pada berbagai latar belakang budaya, bebas dari adanya umpan balik

(social feedback).

4.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dengan melihat beberapa

karakteristik data literatur review dan hasil expert judgement peneliti dapat

memberikan saran kepada peneliti selanjutnya diharapkan dapat menyiapkan

sarana dan prasarana untuk uji coba atau pelatihan modul expressive writing

therapy ini.

DAFTAR PUSTAKA

Agus, A. R. (2016). Metode Penelitian Psikologi Langkah Cerdas Menyelesaikan

Skripsi. Bandung: Pt Remaja Rosdakarya.

Alwisol. (2016). Psikologi Kepribadian. Malang: Universitas Muhammadiyah

Malang.

Amelia, K. R. (2010). Hubungan Dukungan Sosial Dengan Kecemasan

Menghadapi Masa Pembebasan Pada Narapidana Di Lembaga

Pemasyarakatan Kelas Iia Pekanbaru. Riau: Universitas Islam Negeri

Sultan Syarif Kasim.

Andayani, R. P. (2017). Pengembangan Modul Pembelajaran Menulis Cerpen

Bermuatan Motivasi Berprestasi Untuk Siswa Kelas Xi Sma. Basindo

: Jurnal Kajian Bahasa Sastra Indonesia, 103-116.

Annisa, D. F., & Ifdil, I. (2016). Konsep Kecemasan (Anxiety) Pada Lanjut Usia

(Lansia). Konselor, 93-99.

Arifin, Z. (2017). Kriteria Instrumen Dalam Suatu Penelitian. Jurnal Theorems

(The Original Research Of Mathematics), Vol. 2, 28-36.

Atikasuri, M. M. (2018). Tingkat Kecemasan Pada Andikpas Usia 14-18 Tahun

Menjelang Bebas. Jnc, 78-84.

Awalina, W. &. (2018). Studi Kepustakaan Penerapan Konseling Expressive

Writing Dalam Lingkup Pendidikan. Jurnal Bk Unesa, Vol 8, No 2, 1-

9.

Aziz, N. A. (2017). Strategi Coping Terhadap Kecemasan Pada Ibu Hamil

Dengan Riwayat Keguguran Di Kehamilan Sebelumnya. Jipt Jurnal

Ilmiah Psikologi Terapan Vol. 05, 144-157.

Azwar, S. (2012). Reliabilitas Dan Validitas (4 Ed.). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Bachri, S. C. (2017). Perbedaan Tingkat Kecemasan Pasien Berdasarkan Usia,

Jenis Kelamin, Tingkat Pendidikan Dan Pengalaman Pencabutan Gigi

Page 19: VALIDASI MODUL EXPRESSIVE WRITING THERAPY (TERAPI …eprints.ums.ac.id/83700/4/NASKAH PUBLIKASI.pdfBeberapa cara untuk menurunkan kecemasan pada pasien diantaranya : ... akses telepon

15

Di Rsgm Fkg Universitas Jember. E-Jurnal Pustaka Kesehatan, 138-

144.

Bukhori, B. (2016). Kecemasan Berbicara Di Depan Umum Ditinjau Dari

Kepercayaan Diri Dan Keaktifan Dalam Organisasi Kemahasiswaan.

Jurnal Komunikasi Islam, 6(1), 158-186.

Bungin, B. (2011). Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana.

Dona, F. A. (2016). Konsep Kecemasan (Anxiety) Pada Lanjut Usia (Lansia).

Konselor, 93-99.

Febrianto, B. &. (2019). Efektivitas Konseling Kelompok Realita Untuk

Menurunkan Kecemasan Pada Klien Pemasyarakatan. Jurnal Ilmiah

Psikologi Terapan, 7(1), 132-145.

Fenn, K., & Byrne, M. (2013). The Key Principles Of Cognitive Behavioural

Therapy. Innovait, 579-585.

Fitria, I. F. (2016). Menulis Ekspresif Untuk Anak Jalanan : “Suatu Metode

Terapi Menulis Dalam Diary Melalui Modul Eksperimen”. Jurnal

Psikoislamedia, 1(1), 125-139.

Hadi, S. (2015). Metodologi Riset. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Hayat, A. (2017). Kecemasan Dan Metode Pengendaliannya. Khazanah : Jurnal

Studi Islam Dan Humaniora 12(1).

Herdiani, W. S. (2012). Pengaruh Expressive Writing Pada Kecemasan

Menyelesaikan Skripsi. Calyptra, 1-19.

Hikmah, I. (2020). Pengembangan Paket Pelatihan Menulis Ekspresif Sebagai

Media Katarsis Kecemasan Pada Siswa Introvert Di Sma. Jurnal

Pendidikan Konseling Islam, 14-26.

Jess, F. &. (2010). Teori Kepribadian Theories Of Personality. Jakarta: Penerbit

Salemba Humanika.

Joseph, M. C. (2017). Penerapan Terapi Penerimaan Dan Komitmen Untuk

Mengurangi Kecemasan Pada Narapidana Menjelang Pembebasan

Bersyarat Di Lapas X. Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, Dan

Seni, 239-247.

Joseph, M. S. (2018). Penerapan Terapi Seni Dalam Mengurangi Kecemasan Pada

Perempuan Korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga Di Jakarta.

Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, Dan Seni, 2(1), 77-87.

Konghoiro, I. K. (2017). Penerapan Group Gestalt Therapy Bagi Warga Binaan

Lapas Narkotika X Yang Mengalami Kecemasan Menjelang Bebas.

Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, Dan Seni, 1(2), 430-438.

Page 20: VALIDASI MODUL EXPRESSIVE WRITING THERAPY (TERAPI …eprints.ums.ac.id/83700/4/NASKAH PUBLIKASI.pdfBeberapa cara untuk menurunkan kecemasan pada pasien diantaranya : ... akses telepon

16

Krismawati, Y. (2014). Teori Psikologi Perkembangan Erik H. Erikson Dan

Manfaatnya. Kurios, 46-56.

Kurniawan, Y. &. (2015). Spiritual-Emotional Writing Therapy Pada Subjek

Yang Mengalami Episode Depresif Sedang Dengan Gejala Somatis.

Humanitas Vol. 12 No. 2, 147-157.

Maharani, S. N. (2017). Efektivitas Expressive Writing Therapy Dalam

Menurunkan Tingkat Stress Pada Remaja Dengan Albino Ditinjau

Dari Tipe Kepribadian Iintrovert Dan Ekstrovert. Persona: Jurnal

Psikologi Indonesia Vol. 6, 98-110.

Maya, A. M. (2018). Tingkat Kecemasan Pada Andikpas Usia 14-18 Tahun

Menjelang Bebas. Jnc, 78-84.

Murti, D. R. (2012). Pengaruh Expressive Writing Terhadap Penurunan Depresi

Pada Remaja Smk Di Surabaya. Jurnal Psikologi Klinis Dan

Kesehatan Mental, 94-100.

Mutiarachmah, D. &. (2019). Hubungan Antara Regulasi Diri Dan Psychological

Well-Being Dengan Kecemasan Dalam Menghadapi Dunia Kerja

Pada Mahasiswa Tingkat Akhir Jurusan Kesejahteraan Sosial Uin

Syarif Hidayatullah Jakarta. Jurnal Ikra-Ith Humaniora, 3(3), 163-

177.

Nevid, J. S., Rathus, S. A., & Greene, B. (2006). Psikologi Abnormal. Jakarta:

Erlangga.

Nida, F. L. (2014). Zikir Sebagai Psikoterapi Dalam Gangguan Kecemasan Bagi

Lansia. Jurnal Bimbingan Konseling Islam, 133-150.

Nikko, S. D. (2017). Interventions That Target Improvements In Mental Health

For Parents Of Children With Autism Spectrum Disorders: A

Narrative Review. Clinical Psychology Review, 51, 1-14.

Niman, S. S. (2015). Pengaruh Terapi Menulis Ekspresif Terhadap Tingkat

Kecemasan Siswa Kelas Xii Ma Ruhul Amin Yayasan Spmma. Surya,

31-38.

Nyssen, O. P. (2016). Does Therapeutic Writing Help People With Long-Term

Conditions? Systematic Review, Realist Synthesis And Economic

Considerations. Health Technology Assesment, Volume 20, 1-410.

Oktaviany, A. &. (2014). Pendekatan Expressive Writing Pada Narapidana

Wanita Yang Mengalami Kecemasan Menjelang Bebas. Manasaold,

3(2), 59-71.

Olga, P. N. (2016). Does Therapeutic Writing Help People With Long-Term

Conditions? Systematic Review, Realist Synthesis And Economic

Considerations. Health Technology Assesment, Volume 20, 1-410.

Page 21: VALIDASI MODUL EXPRESSIVE WRITING THERAPY (TERAPI …eprints.ums.ac.id/83700/4/NASKAH PUBLIKASI.pdfBeberapa cara untuk menurunkan kecemasan pada pasien diantaranya : ... akses telepon

17

Pennebaker, J. W. (2018). Expressive Writing In Psychological Science.

Association For Psychological Science, 13(2), 1-4.

Pranoto, N. (2015). Writing For Therapy: Menyembuhkan Luka Emosi, Galau,

Patah Hati, Luka Hati, Luka Jiwa Dengan Kata-Kata. Jakarta:

Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Pratama, M. G. (2019, 07 18). Warnasumsel.Com. Dipetik 05 11, 2020, Dari

Warnasumsel.Com: Https://Warnasumsel.Com/Kisah-Di-Balik-Buku-

Suara-Perempuan-Cerita-Dari-Balik-Jeruji/

Purnamarini, D. P. (2016). Pengaruh Terapi Expressive Wiriting Terhadap

Penurunan Kecemasan Saat Ujian. Bimbingan Konseling, 36-42.

Qonitatin, N. W. (2011). Pengaruh Katarsis Dalam Menulis Ekspresif Sebagai

Intervensi Depresi Ringan Pada Mahasiswa. Jurnal Psikologi 9(1).

Rahman, A. A. (2016). Metode Penelitian Psikologi Langkah Cerdas

Menyelesaikan Skripsi. Bandung: Pt Remaja Rosdakarya.

Retnoningtyas, D. W. (2017). Pengaruh Expressive Writing Terhadap Penurunan

Tingkat Kecemasan Mahasiswa Tahun Pertama. Jurnal Psikologi

“Mandala”1(1), 14-25.

Rihiantoro, T. H. (2018). Pengaruh Teknik Relaksasi Otot Progresif Terhadap

Kecemasan Pada Pasien Pre Operasi. Jurnal Ilmiah Keperawatan Sai

Betik, Volume 14, No. 2, 129-135.

Rohmadani, Z. V. (2017). Relaksasi Dan Terapi Menulis Ekspresif Sebagai

Penanganan Kecemasan Pada Difabel Daksa. Journal Of Health

Studies, 18-27.

S, A. (2012). Reliabilitas Dan Validitas (4 Ed.). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Saifudin, N. K. (2015). Pengaruh Terapi Menulis Ekspresif Terhadap Tingkat

Kecemasan Siswa Kelas Xii Ma Ruhul Amin Yayasan Spmma. Jurnal

Stikes Muhammadiyah Lamongan, 31-38.

Sari, F. S., & Batubara, I. M. (2017). Kecemasan Anak Saat Hospitalisasi.

Kesehatan Kusuma Husada, 144-149.

Sari, N. M. (2019). Terapi Menulis Ekspresif Terhadap Tingkat Kecemasan Pada

Odha. Jurnal Gema Keperawatan, 22-27.

Schroder, H. S., Moran, T. P., & Moser, J. S. (2017). The Effect Of Expressive

Writing On The Error-Related Negativity Among Individuals With

Chronic Worry. Psychophysiology, 1-11.

Setiawan, M. A. (2018). Pendekatan-Pendekatan Konseling Teori Dan Aplikasi

Editor : Ngalimun, M.Pd. Sleman: Cv Budi Utama.

Page 22: VALIDASI MODUL EXPRESSIVE WRITING THERAPY (TERAPI …eprints.ums.ac.id/83700/4/NASKAH PUBLIKASI.pdfBeberapa cara untuk menurunkan kecemasan pada pasien diantaranya : ... akses telepon

18

Setyaputri, N. Y. (2019). Pemanfaatan Teknik Menulis Ekspresif Sebagai Wujud

Katarsis Untuk Mereduksi Burnout Mahasiswa Tingkat Akhir. In

Prosiding Semdikjar (Seminar Nasional Pendidikan Dan

Pembelajaran) (Hal. 404-410). Kediri: Pascasarjana Iain Kediri.

Sloan, D. M., & Marx, B. P. (2017). Maximizing Outcomes Associated With

Expressive Writing. Clinical Psychology Science And Practice, 1-4.

Sugiarto, A. &. (2018). Pengaruh Expressive Writing Therapy Terhadap

Penurunan Depresi, Cemas, Dan Stres Pada Remaja. Jurnal Ilmu

Keperawatan Jiwa, 48-61.

Sugiyono. (2015). Metode Penelitian & Pengembangan. Bandung: Alfabeta.

Susanti, R., & Supriyantini, S. (2013). Pengaruh Expressive Writing Therapy

Terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan Berbicara Dimuka Umum

Pada Mahasiswa. Jurnal Psikologi, 119-129.

Tong, S. G. (2019). Perancangan Analisis Risiko Bidang Administratif

Departemen Impor Key Account Management Pt. X. Jurnal Titra,

Vol. 7, No. 2, 213-218.

Wahyuningsih, S. (2017). Teori Katarsis Dan Perubahan Sosial. Jurnal

Komunikasi, 11(1), 39-52.

Wardoyo, P. (2019, Januari 30). Joglosemarnews. Dipetik Februari 4, 2020, Dari

Joglosemarnews: Http://Joglosemarnews.Com/2019/01/Cerita-Haru-

Kakek-Napi-Asal-Tangen-Sragen-Yang-Menolak-Pulang-Di-Hari-

Kebebasannya-Dari-Lapas-Kalapas-Sampai-Tergerak-Antar-Pakai-

Kursi-Roda/?Amp

Wekoadi, G. M. (2018). Writing Therapy Terhadap Penurunan Cemas Pada

Remaja Korban Bullying. Jurnal Riset Kesehatan, 37-44.

Yusup, F. (2018). Uji Validitas Dan Reliabilitas Instrumen Penelitian Kuantitatif.

Jurnal Tarbiyah: Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol. 7, 17-23.