val di indonesia - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... ·...

114
PERAN QAIDAH FIQHIYYAH TERHADAP KEBIJAKAN PEMER!NTAH DALAM PENETAPAN 1 (SATU) RAMADHAN DAN 1 (SATU) SYA \VAL DI INDONESIA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Islam (SHI) Oleh: WAl-IYU RIDAS PER.ADA NIM: 203044101797 . PERP --- UIN UTP.MA I "O ,//\KART/! - \ KONSENTRASI PERADILAN AGAlvIA ---------- - . PRODl AKH\VAL AL SY AKHSHIYAH FAKULTAS SY ARI' AH DAN HUKUM ( UIN SY ARIF HIDAYATULLAH .JAKARTA 1428 H/2008 M

Upload: dinhtruc

Post on 17-May-2019

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: VAL DI INDONESIA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Prinsip-prinsip umum tersebut menurut Fathi Osman disediakan untuk cara hidup perorangan,

PERAN QAIDAH FIQHIYYAH TERHADAP KEBIJAKAN

PEMER!NTAH DALAM PENETAPAN 1 (SATU) RAMADHAN

DAN 1 (SATU) SYA \VAL DI INDONESIA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Hukum Islam (SHI)

Oleh:

WAl-IYU RIDAS PER.ADA

NIM: 203044101797 [j;j~--,-..,,,-. PERP ---

UIN ~~~·!<AA~ UTP.MA I "O ,//\KART/! - \ '

KONSENTRASI PERADILAN AGAlvIA ---------- -

. PRODl AKH\VAL AL SY AKHSHIYAH

FAKULTAS SY ARI' AH DAN HUKUM (

UIN SY ARIF HIDAYATULLAH

.JAKARTA

1428 H/2008 M

Page 2: VAL DI INDONESIA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Prinsip-prinsip umum tersebut menurut Fathi Osman disediakan untuk cara hidup perorangan,

PERAN QAIDAH FIQHIYYAH TERHADAP KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PENETAPAN 1 (SATU) RAMADHAN

DAN 1 (SATU) SYA WAL DI INDONESIA

Sfripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sa~jana Hukum Islam (SHI)

Oleh:

----~-

W AHYU RID AS PERADA

NIM: 203044101797

Di Bawah Bimbingan t Pembimbing ( - '

Ors. 1-1/ A. Basiq Ojai ii, S.H., MA

NIP. 150 169 I 02 NIP. 150 268 590

KONSENTRASI PERADILAN AGAMA

PROD! AKHWAL AL SYAKHSHIYAH

FAKULTAS SY ARI' AH DAN HUKUM

UIN SY ARIF I-IIDA YA TULLAH

.JAKARTA

1428 H/2008 M

Page 3: VAL DI INDONESIA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Prinsip-prinsip umum tersebut menurut Fathi Osman disediakan untuk cara hidup perorangan,

PENGESAHAN P ANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul PERAN QAIDAH FIQHIYY AH TERHADAP KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PENETAPAN 1 (SATU) RAMADHAN DAN I (SATU) SYA WAL DI INDONESIA. Telah di ujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 27 Maret 2008. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata 1 (S 1) pada jurusan Peradilan Agama.

Jakarta, 27 Maret 2008 Disahkan Oleh Dekan Fakultas Syariah dan Hukum

Prof. DR. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM

Ketua

Sekretaris

· Panitia Ujian Munaqasah

: Drs. Djawahir Hejazziey, SH, MA NIP. 130 789 745

: Drs. H. Ahmad Yani, M.Ag NIP. 150 269 678

Pembimbing I : Drs. H. A. Basiq Djalil, SH, MA NIP. 150 169 102

Pembimbing II: Dra. Maskufa, M.Ag NIP. 150 268 590

Penguji I

Penguji II

: Dra. Hj. Halimah Ismail NIP. 150 075 192

: Drs. H. Ahmad Yani, M.Ag NIP. 150 269 678

-?'

c. (./. ................. )

(

Page 4: VAL DI INDONESIA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Prinsip-prinsip umum tersebut menurut Fathi Osman disediakan untuk cara hidup perorangan,

KA TA PENGANTAR

Puji syukur yang tiada hcntinya penulis sampaikan kepada Allah SWT atas

limpahan rahmat, nikmat, hidayah, clan taufiq-Nya sehingga mcmberikan kemampuan

kepada penulis untuk menyusun skripsi ini.

Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW,

keluarganya, sahabatnya serta seluruh umatnya hingga akhir zaman. Seorang teladan

yang mesti kita contoh sebagai seorang teladan yang berorientasi kepada kepentingan

unrnt.

Ungkapan terima kasih yang tiada terkira dari penulis kepada pihak-pihak yang

turut membantu clan sangat berjasa dalam proses pelaksanaan penulisan skripsi ini.

Dengan penuh ikhlas clan hormat, penulis ucapkan terima kasih kepacla:

1. Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM., Selaku Dekan

Faku!tas Syariah clan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta.

2. Bapak Ors. H. A. Basiq Djalil, SH, MA, selaku Ketua Jurusan Peraclilan Agama

dan juga sebagai pembimbing penulis dalam menyusun skirpsi.

3. !bu Ora. Maskufa, M.Ag, Se!aku Dosen Pembimbing, yang telah banyak

memberikan pengarahan clan bimbingan yang berharga dalam penyusunan Skripsi

!!1!.

4. Keclua Orang tua yang wahyu sayangi dan hormati, mereka adalah E.B. Soeroyo

H.P. San clan Asnibet, yang telah banyak memberikan bimbingan lahir dan batin

kepacla penulis, memberikan pencerahan ketika penulis mendapatkan kesulitan

dan rnemohonkan doa kepacla Allah SWT bagi ketenangan jiwa penuiis. Dan

Page 5: VAL DI INDONESIA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Prinsip-prinsip umum tersebut menurut Fathi Osman disediakan untuk cara hidup perorangan,

r;;;;;~;~~~AAN ~!TAMA 1 / UIN SYAH:o J.A.f<l1RTA :

kepacla kakancla Pirekn Plasmawati !kt NanclilS"crfa7'\C11Titla4:~1im1" Wid~ty

\Vulan Ni11gru1n Serta Riri Panca Aulia yang juga turut mcmbantu memberikan

clukungan moral. Wahyu rincluuu ...

5. Pakwo, Makwo, beserta keluar keluarga yang acla di Ujung Batu, Om Ar clan Ante

sekeluarga di Bengkulu, Pakele clan Bukde di Medan serta Pakle yang berada di

Aceh, serta atuk Ruslan di Pasir Rambah serta K.H. Alwi Arifin di Bangkinang.

Terimakasih atas bantuan moril clan materilnya. Wahyu Mohon Maafkalau dalam

mcnyelesaikan kuliah ini banyak merepotkan. Wahyu hanya bisa memohon

kepada Allah, mudah-muclahan itu semua akan mendapatkan imbalan yang

setimpal dari Allah.

6. K.H. TG. Drs. Mukhtar Abdul Witri yang merupakan kiyai dari penulis sewaktu

menempuh sekolah di PP Deir El Hikmah Pekanbaru, yang telah banyak

memberikan saran-saran, masukan-masukan kepada penulis.

7. K.H. Arwani Faisal, MA, selaku wakil ketua LBM PBNU Pusat, Bapak Muhyidin

selaku Kasubdit Pemb. Syari'ah dan Hisab Rukyat Departemen Agama, Bapak

Amiruddin selaku pengurus Majlis Tarjih Muhammadiyah, yang dalam

kesibukannya masih bisa meluangkan waktu untuk perihal wawancara guna

melengkapi meteri dari skripsi ini.

8. Rekan-rekan sepe1juangan di Serumpun Mabasiswa Riau (SEMARI) clan

IKAPDI-1, Adi clan Hafiz syukron ya prienlernya, Supri !hanks ya komputernya,

Do2y yang kocak abis dan temen seangkatan dari DH, Jokef, Arizan, Sukron serta

Nia (beijuang terus yaaa .. ), terimakasih juga kepacla teman-teman di lokal PA,

Ogan, Azil, Asay, Babong, Rusdi, Deo clan semuanya yang ticlak dapat penulis

Page 6: VAL DI INDONESIA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Prinsip-prinsip umum tersebut menurut Fathi Osman disediakan untuk cara hidup perorangan,

sebutkan satu persatu (kapan kita kumpul Jagi). Dan tak lupa penulis ucapkan

terimaksih kepada Intan yang juga turut memberikan motifasi kepada penulis

dalam menyelesaikan skripsi ini/ Love You ...

Mudah-mudahan apa yang penulis sajikan ini di Ridhoi Allah SWT agar

mendapatkan keberkahan terhadap karya ilmiah ini sehingga karya ini dapat

bermanfaat baik bagi diri penulis, keluarga dan seluruh umat manusia di muka bumi

ini. Amiinn ..

Jakarta, 27 Maret 2008

Penulis

W AHYU RIDAS PERADA

Page 7: VAL DI INDONESIA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Prinsip-prinsip umum tersebut menurut Fathi Osman disediakan untuk cara hidup perorangan,

DAFTARISI

KATAPENGANTAR

BABI PENDAHULUAN .. .. ...... ... . .. . . . . .. .... .. .... .. . .. ... . . . . ... .. . .... 1 A. Latar Belakang Masalah... ...... .. ... .. . ... ... ... ......... ....... ....... ... . ....... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah............................... .... .. .. .. 1 S

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian.............................................. ..... 1 S

D. Metode Penelitian.... ...... .. .... .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. . .. .. .... 16

E. Sistematika Penulisan........ .... ... .. ... ... .......... .... .... . ... .............. ..... 18

BAB II QAIDAH FIQHIYYAH DAN KEDUDUKANNY A DALAM

HUKUM SY ARA'....................................................................... 20

A. Pengertian Qaidah Fiqhiyyah........ .... .... .. ............ ...... .... .. .. .. .. .. 20

B. Qaidah Fiqhiyyah Pada Masa Sahabat................................ .... 24

C. Qaidah Fiqhiyyah Pada Masa Pembukuan, Kematangan,

Perkembangan dan Penyempurnaan........................................ 29

D. Kedudukan Qaidah Fiqhiyyah Dalam Hukum Syara'............. 32

BAB ill PENENTUAN AWAL BULAN HIJRIYYAH

BERDASARKAN HISAB RUKYAT......................................... 37

A. Pengertian Hisab dan Rukyat.................................................... 3 7

B. Pandangan Fuqaha Mengenai Penetapan Awai Bulan

Hijriyyah.. .. . .... .. .. ................ ..... ... .... .. .. .. ....... .. .. ...... ............. .. .... 40

C. Aliran-aliran Hisab Rukyat...... .... .. .......... ...... .. .. .. ..................... 46

Page 8: VAL DI INDONESIA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Prinsip-prinsip umum tersebut menurut Fathi Osman disediakan untuk cara hidup perorangan,

BAB IV PUTUSAN PEMERINTAH DALAM MENETAPKAN 1

(SATU) RAMADHAN DAN 1 (SATU) SYAWAL

BERDASARKAN QAIDAH FIQHIYYAH.............................. 56

A. Upaya Pemerintah Dalam Penyatuan Pendapat Mengenai

Penetapan Awa! Bulan Hijriyyah............................................. 56

B. Qaidah-qaidah Fiqhiyyah Yang Berkaitan Dengan Kebijakan

Pemerintah....... .. . . .. . . .. .. .. .. . . .. . . . . . . .. .. . . . . . . .. . . .. . .. . .. . . .. . . . .. .. .. . . . . . . .. .. . 69

C. Analisa/Kedudukan Putusan Pemerintah Dalam Tinjauan

Qaidah Fiqhiyyah.. .. . . . .. . . .. .. . . .. .. . . .. .. .. .. .... .. . . . . ... . . . .. . . .. ... .. .. .. . . .. . . . 72

BAB V PENUTUP..................................................................................... 76

A. Kesimpulan............. .... .... .. .... .............. ............................ .......... 76

B. Saran-saran............................................................................... 77

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 78

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 9: VAL DI INDONESIA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Prinsip-prinsip umum tersebut menurut Fathi Osman disediakan untuk cara hidup perorangan,

BAB!

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Islam adalah agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan oleh Allah SWT

kepada umat manusia melalui Nabi Muhammad SAW sebagai Rasul-Nya. Islam

pada hakikatnya membawa ajaran-ajaran yang mencakup berbagai aspek

kehidupan umat manusia. Kelengkapan seluruh aspek tersebut dapat dipahami

salah satunya dari ayat al-Qur' an yang terakhir disampaikan kepada Nabi

Muhammad SAW saat haji wada' (haji perpisahan) beberapa puluh hari sebelum

beliau wafat. Hal tersebut dijelaskan di dalam QS. Al-Maaidah (5): 3

Artinya: " ... Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan

telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan Telab Ku-ridhai Islam itu jadi

agama bagimu ... "

Kesempurnaan dan kelengkapan yang mendapat restu Ilahi itu adalah

termasuk hukum yang merupakan bagian tak terpisahkan dari agama secara

keseluruhan. Sungguhpun demikian, manusia dengan segala kondisinya

senantiasa berubah seiring dengan perkembangan zaman yang terjadi. Dalam ha!

seperti ini ajaran Islam termasuk aspek hukum didalamnya tentunya mampu

merespon segala perubahan yang terjadi, karena kesempurnaan agama Islam yang

ditegaskan dalam ayat al-Qur'an tadi menjadikan ajaran Islam dan segala

Page 10: VAL DI INDONESIA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Prinsip-prinsip umum tersebut menurut Fathi Osman disediakan untuk cara hidup perorangan,

2

aspeknya selalu sesuai dengan kondisi zaman dan tempat dimana umat manusia

berada.

Fleksibilitas ajaran Islam terletak pada nilai-nilai dasar dan prinsip-prinsip

umum yang dikandung dalam sumber ajarannya, yaitu al-Qur'an dan Hadits.

Prinsip-prinsip umum tersebut menurut Fathi Osman disediakan untuk cara hidup

perorangan, keluarga, masyarakat, negara dan dunia demi menjamin perdamaian,

stabilitas, keadilan dan hubungan-hubungan yang produktif.1

Menurutnya Islam tidak menguraikan program-program praktis yang terinci,

karena hal-hal yang rinci tersebut mesti mengalami perubahan untuk

menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan dalam keadaan lingkungan

manusia dengan waktu dan tempat yang berbeda.2

Islam mengizinkan ruang yang luas bagi kreativitas aka! manusia untuk

mencakup perubahan-perubahan yang muncul pada saatnya, karena aka! manusia

juga merupakan anugerah dari Tuhan yang harus digunakan dan dikembangkan

secara penuh dan hendaknya tidak dibatasi atau dilumpuhkan oleh anugerah

Tuhan yang lain yang merupakan pesan-Nya yang mengarahkan.3

Sebagaimana diketahui, bahwa tujuan utama pensyari'atan ajaran-ajaran

yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW adalah demi kemaslahatan umat

manusia itu sendiri, sebagaimana ditegaskan dalam QS. Al-Anbiyaa' (21 ): I 07

1• Mohamed Fathi Osman, ls/am, Pluralisme dan Toleransi Keagamaan, (Jakarta: Yayasan

Paramadina, 2006), Cet. Ke. I, h. 80.

2• Ibid

3• Ibid., h. 82-83

Page 11: VAL DI INDONESIA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Prinsip-prinsip umum tersebut menurut Fathi Osman disediakan untuk cara hidup perorangan,

3

Artinya: "Dan tiadalah kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi)

rahmat bagi semesta alam".

Menurut Fathurrahman Djamil dalam Metode Jjtihad Maj/is Tarjih

Muhammadiyah, dijelaskan bahwa dalam menghadapi persoalan-persoalan fiqh

kontemporer, pengetahuan tentang Maqashid al-Syari'at mutlak diperlukan.4

Karena fungsi dari Maqashid al-Syari'at adalah untuk memelihara kemaslahatan

manusia sekaligus untuk menghindari mafsadat, baik di dunia maupun diakhirat

kelak. 5

Adapun Maqashid al-Syari'at yang diguriakan pada masalah penentuan awal

Ramadhan dan awal Syawal ini adalah memelihara agama (Hifzh al-Din). Karena

posisi menjaga agama dalam istilah Maqashid al-Syari'at termasuk posisi yang

sangat penting atau berada pada tingkat daruriyyat. Peringkat daruriyyat yaitu

memelihara dan melaksanakan kewajiban agama. Adapun memelihara

kebersamaan dalam ha! ini sangat diperlukan, dan apabila mengabaikannya maka

akan terancamlah ukhuwah Islamiyah.6

Dengan demikian jelas bahwa keseluruhan aspek ajaran Islam tennasuk

hukum didalamnya tidak lain diperuntukkan bagi kemaslahatan umat manusia itu

4• Fathurrahman Djamil, Metode ljtihad Maj/is Tarjih Muhammadiyah, (Jakarta: Logos

Publishing House, 1995), h. 5.

'. Ibid., h. 39

6. Ahmad Izzuddin, Fiqh Hisab Rukyah ··Menyatukan NU & Muhammadiyah Da/am

Penentuan Awai Ramadhan, !du/ Fitri dan ldul Adha", (Jakarta: Erlangga, 2007), h. 43.

Page 12: VAL DI INDONESIA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Prinsip-prinsip umum tersebut menurut Fathi Osman disediakan untuk cara hidup perorangan,

4

sendiri. Termasuk juga didalamnya hukum ataupun keputusan pemerintah yang

mengatur mengenai masalah ibadah khususnya, dalam ha! ini ibadah secara

keseluruhannya diatur dan ditujukan demi kemaslahatan umat manusia.

Sebagaimana telah kita ketahui, salah satu ibadah rutin tahunan umat Islam

ialah melaksanakan ibadah puasa pada bulan Ramadhan dan shalat Idul Fitri dan

Idul Adha. Khususnya di Indonesia, mungkin sudah menjadi ha! yang lumrah bagi

sebagian masyarakat Indonesia yang dalam melaksanakan ibadah puasa dan shalat

hari raya, dalam beberapa tahun terakhir ini selalu berbeda dalam ha! hari

pelaksanaannya, namun dirasakan resah juga bagi sebagian masyarakat Indonesia

yang lainnya.7

Adanya perbedaan dalam menentukan awal Ramadhan misalnya, ini

dikarenakan perbedaan orang dalam memahami hadits Nabi yang mengatakan:8

d.J'·.11 t •· · -- ' '· · ..iii~ rn'b. ' .iAJI •• '· • ~ rn'i;.. :rt.'.~ t '· • .t~· 'tnw, . J' <..r. WC- ->""' (..); . •. ..; . . ~ (..); . .. <..r. (.);~.Ji

;.r..:, ~ +\ii .):..:. +\ii D~:J :fi.j :JI! ~ ~I ~:J ~:;;...;. ;,pl ;:;:. r;,Jc. )/! ,j::.

(·.·.~"1~ 1·~ •.t•.1;... 'f '·\.!,!''"ti~.,,.,. lj!' .''' • ~·''T ljl) ."tt'1 ,:N.11 • U:l:Y'-' J r-:>- ~ (.), JY! Y":! .) ·-' I' y..:o9 -""':! .) , .u.... U-"4-'

\.1 .... olJ.J)

Artinya: Telah diberitakan Abu Bakar ibn Abi Syaibah. Telah diberitakan Muharnmad ibn Bisyrin 'Abdiyyu. Telah diberitakan 'Ubaidullah ibn Umar dari Abi Zinaadi, dari A'raj, Abi Hurairah r.a., ia berkata: Rasulullah SAW menuturkan hilal (bulan awal tanggal) lalu bersabda: Apabila kamu melihat hilal maka berpuasalah, apabila kamu melihat hilal maka berbukalah dan apabila kamu melihat hilal tertutup olehmu maka hitunglah tiga puluh hari. (H.R. Muslim).

7• Muhammad Iqbal, "Masihkah Kita Berbeda? ", T.B. Sanggam, 11 September 2007, h. 2.

8• Djamil, Metode ljtihad Maj/is Tarjih Muhammadiyah, h. 39.

'.Al-Imam Abi Husaini Muslim Ibn Ha.ijaji, Shahih Muslim, (Kairo: Oarul Hayaa Al-Kitab Al-'Arabiyah, 1236), Juz. 11, h. 762.

Page 13: VAL DI INDONESIA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Prinsip-prinsip umum tersebut menurut Fathi Osman disediakan untuk cara hidup perorangan,

5

Dan dalam kitab yang sama juga disebutkan

c.s!I (;:. .~y. ,:;. Jfo U:- ,~ (;:. y]:oi ~ )~; ~ illh .~)J'.~. c.s!I ~fa.~lili'.i.;. . ·-~ti ' ... ctra ·t"1.ti \jj ·1·• .·n< 4liJ .. i.· .. w--' Lill .-... ~h u.;.·' .·n< '};11i ·f!Y" iY""-/ U .u~"lt"" , jJ .U'-" ~ Y •.Y""'"':! • ~ .U'-" .t.S. .

·1'-1.i1 Qjf· u1.\ilij Ge. !·1 n·,-;J9 -Jij ·.'.•l'.l !·1 ·' ·.~ti'··· Jij· c::..~ !·1·' .u~"lt"" - ..! • • ·Y' . 0! -- . -~ u-! y. f!-"" iY""-i J .• 0! y. <i.l:.l ' l .·1ra . ·.<Vi ! ·1 ·' . ·.~ti ' ... w ctij· u~ ! 'I ·' . ·-~ii ' ... '"~' , • <.j .U .<,.):!-":!' 0! Y, ·f!Y" L>""'-0 . U J . , (.)! Y, ·f!Y" iY""-/ U""'

·" ,4.:;:•.n S~ :&I 'I) ·Jij .&I J''. 'I· Ge ! I Jra 1~- I~ 4.tJ tJli YS''~·j· ~ .-J~ u, . . J-"'_) u, ·Y'. 0! . J - . Y'-':!.)

1"(-L- ol ) (S''~'f· ;Jjj] ....... J_) • _,....,. _) • - •

Artinya: Telah diberitakan Abu Bakar ibn Abi Syaibah. Telah diberitakan Muhammad ibn Fudhail dari Husain, dari 'Amri ibn Murrah, dari Abu! Bakhtari. Dia berkata: Kami pemah keluar untuk umrah. Ketika kami sampai ke Nahklah, kami saling melihat bulan. Sebagian orang mengatakan bulan sudah tiga hari, sebagian yang lain mengatakan, bulan sudah dua hari. Kata Abu! Bakhtari: Kemudian kami menemui Ibnu Abbas dan kami katakan, "kami telah melihat bulan. Lalu sebagian orang mengatakan bahwa bulan telah tiga hari dan sebagian yang lain mengatakan bahwa bulan telah dua hari". Ibnu Abbas bertanya, "menurut kamu, bulan sudah muncul berapa hari?" kami menjawab sekian dan sekian". Maka Ibnu Abbas mengatakan, "Sesungguhnya Rasulullah SAW pemah bersabda: Sesungguhnya Allah membentangkan bulan untuk dilihat, maka mulailah hitungan pada malam kamu melihatnya." (H.R. Muslim).

Namun dalam kitab ringkasan hadist shahih al-Bukhari, diriwayatkan dari

Abdullah bin Urnar r.a. dia berkata: saya pemah mendengar Rasulullah SAW

bersabda,

'\1, ) .'t•1·• :\: .. ·.(Jc "'"I le . .iiJI ·t•' · ~ .·tij I·.'.\;:. "'"I· ·• ··' !•\ : . u, .... u.J':l r-J .. ~. UY"'.) • .u ~ ~..! ..>= u-!, UC

' .. Ibid., h. 326.

". Al-Imam Abi Abdillah Muhammad bin Ismail al-Bukhari, Shahih al-Bukhari (Beirut: Darul Bayan al-Arabi, t.th), Juz. I, h. 369.

Page 14: VAL DI INDONESIA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Prinsip-prinsip umum tersebut menurut Fathi Osman disediakan untuk cara hidup perorangan,

6

Artinya; Dari Ibnu Umar r.a., dia berkata ... "maka apabila langit diselimuti

oleh awan (sehingga hilal tidak terlihat), maka genapkan Ramadhan (30 hari)".

(H.R. Bukhari)

Hadits diatas memiliki redaksi matan yang sama dengan riwayat Muslim,

hanya berbeda dalam redaksi yang akhir dari matannya saja.

Dari beberapa sumber yang ada, hadist dari Rasulullah SAW selalu

mengatakan 'ra aitumuuhu' yang artinya melihat hilal. Dan menurut beberapa

pendapat, melihat disini harus dengan mata telanjang tanpa menggunakan sebuah

alat. Namun ada juga sebagian pendapat yang mengatakan bolehnya melihat

bulan dengan menggunakan alat. Hal ini sering digunakan terutama oleh ahli

bintang.

Ibnu Bathol mengatakan - yang diramu dalam kitab subulussalam - bahwa

dalam kedua hadist tersebut terkandung makna larangan untuk mengikuti atau

memperhatikan pendapat para ahli bintang.12

Untuk mengakhiri perbantahan hendaklah perkara yang diperbantahkan itu

dikembalikan kepada Kitabullah dan Sunnah Rasulullah. Sudah tentu dalam

mengembalikan setiap sesuatu yang sedang diperbantahkan kepada al-Qur'an dan

12• Abu Bakar Muhammad, Terjemahan Subulussalam II, (Surabaya, Al-Ikhlas, 1991),

Cet.Ke. l, h. 600.

Page 15: VAL DI INDONESIA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Prinsip-prinsip umum tersebut menurut Fathi Osman disediakan untuk cara hidup perorangan,

7

Sunnah Rasul itu haruslah mempunyai cara yang terkenal dengan qiyas.

Sedangkan qiyas adalah ijtihad, ijtihad adalah alat untuk menggali hukum Islam. 13

Dalam keputusan Muktamar, Munas dan Konbes Nahdlatul Ulama

disebutkan, "masyarakat akhir-akhir ini sering dikacaukan dengan seruan berhari

raya !du! Fitri yang berpedoman kepada hari raya !du! Fitri di Saudi Arabia".

Baru-baru ini yayasan al-lhtikam merayakan hari raya !du! Fitri juga mengikuti

!du! Fitri di Saudi Arabia. Kedua cara tersebut bermaksud melegalisir ru 'yatul

hi/al Negara Saudi Arabia sebagai rukyat intemasional. 14

Untuk penetapan awal bulan Hijriyyah atau yang dikenal juga dengan nama

tahun Qamariyah, khususnya dalam menetapkan tanggal I (satu) Ramadhan dan I

(satu) Syawal, ialah ditetapkan dengan sistem perhitungan tarikh Hijriyyah yang

didasarkan pada peredaran bulan mengelilingi bumi yang lamanya 29 hari 12jam

44 menit 2,8 detik. 15 Ketentuan-ketentuan tarikh Hijriyah didasarkan pada

hitungan rata-rata (hisab urfi) dan bukan hitungan yang sebenamya (hisab hakiki).

Namun, untuk keperluan pelaksanaan ibadah, ketentuan berdasarkan hisab

urfi ini tidak bisa diberlakukan. Oleh karena itu, dalam menentukan awal

13• ibrahim Hasen, Fiqh Perbandingan (Masalah Perkawinan), (Jakana: Firdaus, 2003),

h.17

14• Djamaluddin Miri dan Imam Ghazali Said, AHKAMUL FUQAHA, Solusi Problematika

Aktua/ Hukum Islam, Keputusan Muktamar, Munas dan Konbes Nahdlatul Ulama (1926-1999), (Jawa Timur: Lajnah Ta'lif wan Nasyr (LTN) bekerja sama dengan Diantama Surabaya, 2004), Cet.Ke.I, h. 541.

15. Maskufa, "Memahami Tarikh Mesehi dan Hijri: Suatu Perbandingan", Ahkam, No. I

(Juni 2004): h. 78.

Page 16: VAL DI INDONESIA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Prinsip-prinsip umum tersebut menurut Fathi Osman disediakan untuk cara hidup perorangan,

8

Ramadhan dan awal Syawal misalnya harus dilakukan dengan cara rukyat atau

dilakukan perhitungan berdasarkan hisab hakiki. 16

Abdurrahrnan al-Jaziri dalam bukunya disebut, bulan Ramadhan dapat

ditetapkan dengan menggunakan salah satu dari dua cara berikut:

Pertama: Dengan melihat Hila! (bulan sabit) Ramadhan (yang dikenal

dengan istilah 'ru'yatul hilal'), yaitu bila dilangit tidak ada suatu yang dapat

menghalangi ru'yat, seperti awan, asap (kabut), abu atau lainnya.

Kedua: Dengan menyempumakan bulan Sya'ban menjadi tiga puluh hari,

yaitu bila dilangit ada penghalang (untuk dilakukan ru'yat). 17

Mengenai penetapan awal Ramadhan dan Syawal dikalangan fuqaha'

terdapat dua aliran, yaitu pertama aliran yang berpegang kepada matla' (tempat

terbitnya fajar dan terbenamnya matahari). Aliran ini ditokohi oleh Imam Syafi'I

dan aliran yang kedua aliran yang tidak berpegang kepada matla' (jumhur

fuqaha). 18

Untuk mewujudkan ukhuwah lslamiyyah, Komisi Fatwa Majelis Ulama

Indonesia (MUI) mengambil kesimpulan agar dalam penetapan awal Ramadhan

dan awal Syawal berpedoman kepada pendapat jumhur, sehingga rakyat yang

terjadi disuatu negara Islam dapat diberlakukan secara intemasional (berlaku bagi

"'.Ibid., h. 80.

11• Abdurrahman al-Jaziri, Al-Fiqh 'Ala Al-Madzahib Al-Arba'ah. Penerjemah Chatibul

Umam dan Abu Hurairah. (Jakarta: Darul Ulum Press, 2002), Cet.Ke.ll, h. 16.

". Himpunan Fatwa Majelis Ulama Indonesia, (Jakana: tip, 2003), h. 42.

Page 17: VAL DI INDONESIA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Prinsip-prinsip umum tersebut menurut Fathi Osman disediakan untuk cara hidup perorangan,

9

negara-negara Islam yang lainnya). Hal ini memerlukan kesempatan untuk

dipatuhi oleh seluruh negara-negara Islam. Sebelum itu, berlakulah ketetapan

pemerintah masing-masing. Sedangkan untuk masalah penetapan awal dzulhijjah,

dalam ha! ini berlaku dengan matla' masing-masing negara.19

Dari keputusan yang dikeluarkan oleh fatwa MUI tersebut, jelas bahwa

penetapan tanggal 1 (satu) Ramadhan dan hari raya ldul Fitri di Indonesia harus

berdasarkan keputusan pemerintah, yang lebih mengedepankan sifat kebersamaan

demi kemaslahatan. Hal ini juga sejalan dengan sebuah qaidah fiqhiyyah yang

mengatakan:

y. <:..D\.;Jl ' •• -- '1'''1 -<G...11 ~t::!.. . - e: JJ.J f' ...)', r- r-

"Keputusan pemerintah bersifat mengikat dan menghilangkan perbedaan"

Menurut pendapat kalangan Hanafiyah, Syafi'iyah dan Malikiyah, apabila

ada orang yang adil, akil dan baligh yang melihat atau menyaksikan adanya hilal,

maka mereka diperintahkan untuk memberitahu kepada hakim (pemerintah) atas

kesaksiannya itu, dan apabila hakim (pemerintah) menyatakan bahwa

kesaksiannya itu sah, barulah hakim menetapkan bahwa besok hari telah

diwajibkan untuk melaksanakan puasa Ramadhan. 21

19• Ibid

'·. As-Suyuti, Al-Imam Jalaluddin 'Abdur Rahman ibn Abi Bakri. Al-Ashbah wan Nazdahir fl/ Furuu'. (Beirut: Dar al-Fikri, t.th.), h. 277.

21• Al-Jaziri, Fiqh Empat Mazhab, h. 18-20.

Page 18: VAL DI INDONESIA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Prinsip-prinsip umum tersebut menurut Fathi Osman disediakan untuk cara hidup perorangan,

10

Atas dasar inilah setidaknya pemerintah memiliki kewenangan atau turut

campur dalam penerapan masalah fiqh, khususnya di Indonesia.

Fiqh mempakan produk ijtihad yang bersifat individu, namun fiqh

memberikan kesempatan untuk memilih pendapat mana yang paling sesuai

dengan kondisi dan kemaslahatannya. Kenyataan seperti ini diakui sendiri serta

dipegang secara konsisten oleh para imam mujtahid, sehingga muncullah

ungkapan mereka yang sangat popular:

"Pendapat kami benar namun mengandung unsur salah, dan pendapat selain

kami salah namun mengandung unsur benar".

Atas dasar demikian, ijtihad yang satu tidak dapat menggugurkan ijtihad

yang lainnya, atau dengan kata lain, fiqh yang satu tidak dapat menggugurkan

fiqh yang lain. Dalam kaitan ini kaidah mengatakan:

"ljtihad yang satu tidak dapat menggugurkan ijtihad yang lain".

Disinilah perlunya ijtihad diperankan untuk memilih fiqh mana yang paling

relevan dengan kemaslahatan. Dengan cara seperti ini pula hukum Islam akan

". Hosen, Fiqh Perbandingan (Masa/ah Perkawinan), h. 8

23• Al-Imam Jalaluddin 'Abdur Rahman ibn Abi Bakri As-Suyuti, Al-Ashbah wan Nazdahir

ft/ Furuu'. (Beirut: Dar al-Fikri,t.th), h. 72.

Page 19: VAL DI INDONESIA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Prinsip-prinsip umum tersebut menurut Fathi Osman disediakan untuk cara hidup perorangan,

11

selalu up to date, cocok dan relevan dengan tuntutan situasi dan kondisi,

sepanjang masa, sejalan dengan ungkapan: "Islam itu rel waktu dan tempat". 24

Seperti telah dijelaskan diatas, bahwasanya fiqh itu bersifat individu (tidak

mengikat), namun khususnya di Indonesia, umat Islam senang ber-taqlid buta

kepada hasil ijtihad sebagian mujtahid. Bahkan para u1ama muta'akhkhirin

cenderung mewajibkan kaum Muslimin untuk terikat secara ketat dengan salah

satu mazhab empat. Mereka tidak membenarkan seseorang berpindah mazhab,

bagi yang berpindah mazhab, menurut mereka, harus dijatuhi ta'zir (sanksi).25

Pandangan seperti ini tentunya tidak sejalan dengan Firman Allah yang

menyebutkan. Q.S. An-Nahl 16: 43

Artinya: " ... Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan

jika kamu tidak mengetahui".

"~ ~::i:.U <r-"WI

"orang awam (yang tidak atau belum memenuhi syarat-syarat ijtihad) tidak

mempunyai mazhab".

Hanya saja dalam rangka untuk mewujudkan kesamaan atau keseragaman

dalam amaliah - terutama yang menyangkut masalah kemasyarakatan

(mu'amalah) dan hal-hal yang tidak diwajibkan atau dilarang oleh Allah dan

24• Hosen, Fiqh Perbandingan (Masa/ah Perkawinan), h. 8.

25• Ibid., h. 10-11

Page 20: VAL DI INDONESIA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Prinsip-prinsip umum tersebut menurut Fathi Osman disediakan untuk cara hidup perorangan,

12

Rasul (al-maskut 'anhu), yaitu hal-hal yang termasuk kategori mubah. Terhadap

hal-hal yang bersifat mubah inilah pemerintah (ulil amri) diberi hak oleh ajaran

Islam untuk dipatuhi oleh umat Islam. Permasalahan fiqh seperti inilah yang

membuat pemerintah setempat sebagai uni.fYingforce langsung turun tangan.9

Jika pemerintah memerintahkan atau melarang sesuatu yang mubah, umat

Islam harus (wajib) mematuhinya,10 sepanjang mubah yang dilarang atau

diwajibkan itu menyangkut kemaslahatan masyarakat dan merupakan sesuatu

yang benar-benar mubah bagi masyarakat.

Allah SWT berfirman dalam Q.S. An-Nisaa': 41:59

Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul

(Nya), dan ulil amri di antara kamu ... "

Ayat ini sejalan dengan hadits Nabi SAW:

r '''I) .:t:.: ..:ill:. :.bl 1· - .&I ,,. ' - ·•~ .'.tt~ ,lie. :.bl - · - <illt:. ·• 'I·.­~ ·i""'""-' • • <.r- . U_,...) U"" .U"' . <F""'.) , • ~ I.)"' (JC

"( l;..JI .1 ) (tw·· ~.I' "\.!; .. -- ::UC. ·.t'.t:.. ~I ·r d'-!'.Lr <.i.) . J.) . __ .) .) w c.F*'" . ~ - l.),J ~ _,

Artinya: Diriwayatkan dari Anas bin Malik r.a., dia berkata, "Rasulullah

SAW pemah bersabda, "dengarkan dan patuhi pemimpin kalian, meskipun kalian

dipimpin oleh seorang budak dari Habasyah/Ethiopia yang rambutnya seperti

kismis". (H.R. Bukhari)

.. Ibid., h.12-13.

10• As-Sanhuri, Tasyri' al-Usrah, (Mesir: al-Jam'iyyah al-Misriyyah Ii al-Iqtisad as-Siyasi

wa al-Ihsa' wa at-Tasri', t.th), h. 566.

". Az-Zabidi, Mukhtshar ShahihAl-Bukhari, h. 1055.

Page 21: VAL DI INDONESIA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Prinsip-prinsip umum tersebut menurut Fathi Osman disediakan untuk cara hidup perorangan,

13

Sungguhpun demikian, umat Islam tidak wajib patuh manakala pendapat

atau ketetapan pemerintah itu membawa pada jalan maksiat atau kekufuran yang

nyata. Nabi juga menegaskan dalam sabdanya:

~l'. .. '.11·.·.11·1;.. .. n•.ut:t:: ...:J<:.;Jil 1·_• .:11 .- ,1·.~~;.. ;Ji1· •• --• ._., •• -;-- 9-..)"' <.s"- .u... r-' -- <.r"""" <.F"' u=- .__ ~.J ...>=~.we-

" ~.- -•• "" ·- • - - t • " ·- • - - -'' 'u· 11.1) •gfi-_, ~. · -- t •· ·.-.•· ,1:.•• •1·_, ~·' I I.I:> l 4 ,._.... ..l\.ll A'• oo., ,_. ,·,.,, ,a,, oo 41 ,_.•._, ~ 1A111 -=Uo.l .,J '-' ,..... .. _;;.- '-'" -- .. ..F-~

Diriwayatkan dari Ibnu Umar r.a., dari Nabi SAW beliau bersabda: "

Seorang Muslim wajib mematuhi yang dia senangi ataupun tidak (terpaksa),

kecuali jika dia diperintah untuk melakukan maksiat. Apabila diperintah untuk

maksiat, tidak ada kewajiban patuh dan taat". (H.R. Muslim).

Khalifah pertama Abu Bakar Siddiq r.a., dalam pidatonya beliau pernah

mengatakan: ("Patuhilah saya dalam urusan kalian, selama saya juga patuh

kepada Allah. Bila saya durhaka kepada-Nya, jangan kamu patuhi saya. Bila saya

berbuat baik, dukunglah saya, dan bila saya berbuat buruk, luruskanlah saya").

Dalam salah satu hadist shahihjuga dikatakan, bahwasanya Rasulullah pada

waktu hendak mengutus Mu'az bin Jabal menjadi qad/i negeri Yaman, beliau

bersabda:

Artinya; "Apakah yang engkau perbuat manakala keputusanmu dalam sesuatu perkara? Mu'az menjawab, 'aku putuskan menurut nash yang ada dalam Kitabullah', kata Rasulullah, 'bagaimana jika tidak terdapat didalam Kitabullah'? Mu'az menjawab, 'aku putuskan menurut nash yang ada dalam sunnah Rasul'. Kata Rasul, 'bagaimana jika itu tidak terdapat didalam sunnah Rasul'? Mu'az

r •. Al-Hafizh 'Abdul 'Azhim bin 'Abdul Qawi Zakiyuddin Al-Mundziri, Mukhtashar Shahih Muslim. Penerjemah Achmad Zaidun, (Jakarta: Pustaka Amani, 2003), Cet.11, h. 723.

Page 22: VAL DI INDONESIA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Prinsip-prinsip umum tersebut menurut Fathi Osman disediakan untuk cara hidup perorangan,

14

menjawab, 'aku berijtihad dengan seksama'. Kemudian berkatalah Mu'az, lalu Rasulullah menepuk dadaku dengan tangannya sambil mengucapkan:

"Segala puji bagi Allah yang telah memberikan petunjuk kepada utusan

Rasulullah padajalan yang diridhai oleh Rasulullah". 11

Mungkin dari contoh sejarah singkat diatas, dapatlah kita ambil kesimpulan,

bahwasanya keputusan qadli (hakim/pemerintah) harus diikuti demi menciptakan

persamaan dan agar tidak terjadi perbedaan, dan Rasul telah nyata mengatakan

pendapat/tindakan Mu' az diatas benar dan tidak menyalahi ajaran Islam.

Berdasarkan perrnasalahan diatas, maka penulis merasa sangat perlu untuk

mencoba meneliti bagaimana peran qaidah fiqhiyyah terhadap kebijakan

pemerintah di Indonesia dalam penentuan I Ramadhan dan 1 Syawal. Untuk itu

penulis mencoba melakukan penelitian dengan judul: "PERAN QAIDAH

FIQHIYYAH TERHADAP KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM

PENETAPAN I (SATU) RAMADHAN DAN 1 (SATU) SYAWAL/IDULFITRI

DI INDONESIA".

11• Hosen, Fiqh Perbandingan (Masa/ah Perkawinan), h. 13.

Page 23: VAL DI INDONESIA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Prinsip-prinsip umum tersebut menurut Fathi Osman disediakan untuk cara hidup perorangan,

15

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Pembatasan Masalahnya adalah bagaimana peran qaidah fiqhiyyah dalam

kebijakan pemerintah mengenai penetapan 1 Ramadhan dan 1 Syawal di

Indonesia.

Dari latar belakang dan pembatasan masalah diatas, penulis dapat rumuskan

sebagai berikut:

Perbedaan waktu dalam penetapan 1 Ramadhan dan 1 Syawal di Indonesia

berjalan tetap, walau masing-masing pihak menggunakan argumentasinya dalam

menentukan kapanjatuhnya tanggal 1 Ramadhan dan 1 Syawal. Walaupun telah

ditempuh langkah oleh pemerintah untuk menyatukannya dengan menggunakan

sistem lmkanu Rukyat (kemungkinan hilal dapat dirukyat), namun tetap tidak

dapat disatukan. Harapan penyatuan secara penuh agaknya mustahil, bila

dihadapkan pada kelompok wujudul hilal, hal ini perlu penelusuran yang lebih

objektif dan komprehensif sehingga tetap dalam koridor kemaslahatan.

Dari rumusan diatas, dapat diajukan beberapa pertanyaan yang akan diteliti,

yaitu:

I. Bagaimana kedudukan qaidah fiqhiyyah dalam hukum Islam?

2. Bagaimana upaya pemerintah dalam penetapan awal Ramadhan dan Syawal?

3. Bagaimana peran qaidah fiqhiyyah terhadap kebijakan pemerintah dalam

penetapan I Ramadhan dan I Syawal di Indonesia?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

I. Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

Page 24: VAL DI INDONESIA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Prinsip-prinsip umum tersebut menurut Fathi Osman disediakan untuk cara hidup perorangan,

16

a. Untuk mengetahui konsep dasar dari qaidah fiqhiyyah, serta fungsinya

dalam penerapan hukum di Indonesia.

b. Untuk lebih mengetahui bagaimana eksistensi qaidah fiqhiyyah terhadap

putusan pemerintah.

c. Untuk mengetahui apa yang menjadi penyebab sehingga terjadinya

ketidak seragaman waktu/hari dalam melaksanakan puasa Ramadhan dan

shalat !du! Fitri.

2. Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

a. Agar tidak terjadi perbedaan waktu dalam penetapan awal Ramadhan dan

!du! Fitri, khususnya di Indonesia.

b. Bagi jurusan Ahwal Al Syakhshiyah, hasil penelitian ini dapat menambah

khazanah pemikiran.

c. Bagi dunia pustaka, hasil penelitian ini dapat menambah perbendaharaan

koleksi dalam ruang lingkup karya ilmiah.

d. Bagi peneliti, dapat menambah wawasan dan pengetahuan dalam masalah

In!.

e. Bagi masyarakat, sekiranya bisa terciptanya ukhuwah Islamiyyah yang

adil dan benar sesuai dengan syari'at Islam.

D. Metode Penelitian

I. Jenis Penelitian

Jenis penelitian pada skripsi ini adalah penelitian hukum normatif dan studi

kebijakan, dalam arti penelitian yang menelaah permasalahan yang dikaitkan

Page 25: VAL DI INDONESIA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Prinsip-prinsip umum tersebut menurut Fathi Osman disediakan untuk cara hidup perorangan,

17

dengan norma (kaidah) hukum, dalam hal ini qaidah fiqhiyyah, dan kebijakan

yang diambil adalah yang merupakan putusan pemerintah.

2. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif, yaitu

data yang tidak disuguhkan dalam bentuk angka-angka. Dalam ha! ini data

tersebut berupa pemikiran, yaitu kaidah-kaidah hukum Islam dan putusan

pemerintah serta berbagai pendapat dan fatwa-fatwa Majelis Ulama Indonesia

(MUI) mengenai konsep penetapan I Ramadhan dan I Syawal serta data-data

lain yang ada relevansinya dengan masalah yang dikaji.

3. Teknik Pengumpulan Data dan Sumber Data

Teknik pengumpulan data yang dipakai dalam skripsi ini adalah studi

dokumentasi, dalam ha! ini penelitian kepustakaan (Library Research).

Sedangkan sumber data yang digunakan diantaranya adalah:

a. Sumber Data Primer, antara lain ayat-ayat al-Qur'an dan Hadits-hadits

Nabi yang ada kaitannya dengan masalah yang dibahas. Termasuk sumber

data primer juga adalah keputusan menteri Agama, kitab-kitab ushul fiqh

dan qawaid fiqhiyyah serta berbagai buku mengenai kaidah-kaidah hukum

Islam.

b. Sumber Data Sekunder. antara lain buku tafsir yang digunakan dalam

memahami ayat al-Qur'an yang dikutip dalam tulisan ini, serta beberapa

buku karangan para pakar hukum yang ada kaitannya dengan masalah

yang dikaji.

Page 26: VAL DI INDONESIA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Prinsip-prinsip umum tersebut menurut Fathi Osman disediakan untuk cara hidup perorangan,

18

c. Sumber Data Tersier, yaitu pendapat-pendapat dari kalangan ormas-ormas

yang sesuai dengan masalah yang dikaji. Seperti MUI, Nahdlatul Ulama,

Muhammadiyah dll.

E. Sistematika Penulisan

Adapun mengenai sistematika penulisan, dalam ha! ini peneliti membaginya

dalam lima bab yang secara garis besar adalah sebagai berikut:

BABPERTAMA

Berisi tentang pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah,

pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi

penelitian dan sistematika penulisan

BABK.EDUA

Berisi tentang qaidah fiqhiyyah dan kedudukannya dalam hukum syara'

yang meliputi pengertian qaidah fiqhiyyah, qaidah fiqhiyyah pada masa sahabat,

qaidah fiqhiyyah pada masa perkembangan, pembukuan, kematangan dan

penyempumaan, dan kedudukan qaidah fiqhiyyah dalam hukum Islam.

BAB KETIGA

Berisi tentang penentuan awal bulan hijriyyah berdasarkan hisab rukyat

yang meliputi pengertian hisab dan rukyat, pandangan fuqaha mengenai

penetapan awal bulan hijriyyah dan aliran-aliran hisab rukyat.

BABKEEMPAT

Berisi tentang putusan pemerintah dalam menetapkan I (satu) Ramadhan

dan I (satu) Syawal berdasarkan qaidah fiqhiyyah yang meliputi upaya

Page 27: VAL DI INDONESIA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Prinsip-prinsip umum tersebut menurut Fathi Osman disediakan untuk cara hidup perorangan,

19

pemerintah dalam penyatuan pendapat mengenai penetapan awal bulan hijriyyah,

qaidah-qaidah fiqhiyyah yang berkaitan dengan kebijakan pemerintah dan

analisa/kedudukan putusan pemerintah dalam tinjauan qaidah fiqhiyyah.

BAB KELIMA

Berisi tentang penutup yang meliputi kesimpulan, saran-saran.

Page 28: VAL DI INDONESIA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Prinsip-prinsip umum tersebut menurut Fathi Osman disediakan untuk cara hidup perorangan,

BAB II

SEJARAH SINGKA T QAIDAH FJQHIYY AH DAN KEDUDUKANNYA DALAM

HUKUM SY ARA'

A. Pengertian dan Sejarah Singkat Qaidah Fiqhiyyah

Qa'idah secara etimologi ialah asas atau dasar. 1 Ada juga sebagian ahli fiqh

yang mengartikan qaidah dengan aturan-aturan atau patokan-patokan. Bentuk

jamak dari qaidah ialah qawa 'id, yaitu beberapa asas atau beberapa dasar dari

segala sesuatu, baik yang bersifat abstrak maupun yang bersifat konkrit. Atau

qaidah juga bisa disebut sebagai sesuatu yang bersifat umum yang mencakup

bagian-bagiannya. Kata qa'idah juga dapat kita temukan dalam QS Al-Baqarah

(2): 127

I• .~.11) ~-.1: '' '. • .. '. .11 G.;l :ill1 u.. ~ 1..t· ~c:.: . .r ..::.Wll -. ~r-~11 '· 1 ·1 ' .. - :ir .?:" ~ v- - - . ..) -- ,J - .. U"' - .:F ~ .)!, C!' Y- ,.J

('1':\ YV

Artinya: "Dan (ingatlah), ketika Ibrahim meninggikan (membina) dasar-

dasar Baitullah bersama Ismail (seraya berdoa): "Ya Tuhan kami terimalah

daripada kami (amalan kami), Sesungguhnya Engkaulah yang Maha mendengar

lagi Maha Mengetahui".

Arti fiqhiyyah yang diambil dari kata fiqh yang diberi tambahan huruf "ya

nisbah" yang berfungsi sebagai penjenisan atau membangsakan. Fiqh sendiri

secara bahasa berarti suatu pemahaman yang sangat tajam atau mendalam.

1• Ahmad Sudirman Abbas. Sejarah Qawa 'id Fiqhiyyah. (Jakarta: Pedoman !\mu Jaya,

2004), Cet.Ke.I, h. 55.

Page 29: VAL DI INDONESIA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Prinsip-prinsip umum tersebut menurut Fathi Osman disediakan untuk cara hidup perorangan,

21

Adapun fiqh secara istilah ialah mengetahui hukum-hukum syara' yang bersifat

amaliyah yang diperoleh dari dalil-dalilnya yang terperincL 2

Dari pengertian singkat diatas dapatlah kita ambil beberapa kesimpulan

bahwasanya:

I. Menurut Imam Tajjudin as-Subki qaidah fiqhiyyah yaitu suatu perkara yang

kulli yang bersesuaian dengan juz'iyyah yang banyak dari padanya diketahui

hukum-hukumjuz'iyyah itu.3

2. Qaidah fiqhiyyah ialah sesuatu yang merupakan kumpulan hukum yang

serupa, dimana antara satu hukum dengan hukum lainnya dipertemukan oleh

satu illat. 4

3. Qaidah fiqhiyyah ialah qaidah yang memuat beberapa hukum syara' dari

beberapa bab yang berbeda-beda sehingga bagian-bagiannya memiliki

hubungan yang erat kaitannya dengan qaidah itu.5

Sudah tentu masih sangat banyak lagi defenisi-defenisi yang Iain tentang

pengertian fiqh maupun qaidah fiqhiyyah. Para ulama berbeda dalam

menakrifkannya karena berbeda didalam memahami ruang lingkup fiqh dan dari

'. Nasrun Haroen, Ushul Fiqh I. (Jakarta: Logos Wacana llmu, I 997), h. 2-3.

'. Muchlis Usman, Kaidah-kaidah Ushuliyyah & Fiqhiyyah "Pedoman Dasar Dalam lstimbath Hukum Islam". (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002), h. 97-98.

'. Abbas, Sejarah Qawa "id Fiqhiyyah, h. 86.

'. Ibid, h. 61

Page 30: VAL DI INDONESIA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Prinsip-prinsip umum tersebut menurut Fathi Osman disediakan untuk cara hidup perorangan,

22

SIS! mana mereka melihat fiqh. 6 Walaupun demikian, tampaknya ad~

kecenderungan bersama bahwa fiqh adalah satu sistem hukum yang sangat erat

kaitannya dengan agama Islam.

Bila dicermati dua defenisi tersebut atau bahkan didefenisi-defenisi lain

yang dikemukakan oleh para fuqaha, maka makna fiqh dapat kita simpulkan pada

beberapa pokok, yaitu:

I. Sumbemya dari al-Qur'an dan as-Sunnah.

2. Fiqh merupakan bagian dari syari'ah.

3. Membahas hukum yang bersifat amali.

4. Obyeknya terhadap orang mukallaf.7

5. Dilakukan dengan jalan istimbath atau ijtihad.

Proses pengambilan atau pembentukan kaidah fiqhiyyah dapat dirumuskan

sebagai berikut: Al-Qur'an/Al-Sunnah - Ushul Al-Fiqh - Fiqh - Qaidah

Fiqhiyyah.8 Maksudnya ialah al-Qur'an atau Sunnah merupakan produk utama ·

dalam pembentukan qaidah fiqhiyyah, ushul fiqh yaitu pengetahuan tentang

kaidah-kaidah yang dijadikan cara/metode untuk menetapkan fiqh atau bisa juga

disebut dengan metodologi hukum Islam,9 fiqh merupakan produk pemahaman

6• Ahmad Djazuli, I/mu Fiqh (Penggalian, Perkembangan dan Penerapan Hukum Islam),

(Jaka11a: Kencana, 2005), h. 6.

7• Abbas, Sejarah Qawa 'id Fiqhiyyah, h. 85.

8• Jaih Mubarok, Kaidah Fiqh (Sejarah dan Kaidah Asasi), (Jakarta: PT. Raja Gratindo,

2002) Cet. Pertama, h. 160.

''. Imam Musbikin. Qawa 'id al-Fiqhiyyah, (Jakarta: Raja Gratindo Persada, 200 I}, h. 8-9.

Page 31: VAL DI INDONESIA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Prinsip-prinsip umum tersebut menurut Fathi Osman disediakan untuk cara hidup perorangan,

23

para ulama terhadap al-Qur'an dan Sunnah, dan fiqh yang begitu luas diambil

prinsip-prinsip umurnnya oleh ulama yang kemudian disebut qaidah fiqhiyyah.

Contoh:

\'\A~~ •• 'Cl! - - • .JY'

Segala sesuatu tergantung kepada niatnya

Dasar pengambilan dari kaidah ini ialah ayat al-Qur' an surat al-Imran ayat

145:

( ' £ o · r / · 1 Jt) 1: ,._ ...r-' r · tlt '--""' • :i ... .. 1 •• L .s.:r"i:;;:il1 <:...ir • :i "· --. u ..>""- --- .'}' ...>?" • _,.. .)> l..)A _, ~ .. _}' - • _,.. .)> l..)A _,

Artinya: Barang siapa menghendaki dunia niscaya karni berikan kepadanya

pahala dunia dan barang siapa menghendaki akhirat niscaya karni berikan

kepadanya pahala dunia.

Dan al-Qur'an surat al-Bayyinah ayat S:

( 'IA·o '4.lull)'llh"··!,11~"·,, 01;'.Aill-'·~~:1\..!ll' It.; . I" .. <- Ut-"' U- . ~. ' _j.)1' -'

Artinya: Dan mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah

dengan memurnikan kepadanya dalam agama yang lurus.

Adapun hadits Nabi Muhammad SAW adalah

\ \ ;:..it;J y t.J W:. '11l:.J)

Semua amal perbuatan itu tergantung kepada niat pelakunya

'·. Musbikin, Qawaid al-Fiqhiyyah, h. 39-40

". AI-Imam Zainudin Ahmad bin Abd AI-Lathif Az-Zabidi, Muk~tshar Shahih A/­Bukhari: "At-Tajriid Ash-Shariih Ii Ahaadits Ai-Jaarni' Ash-Shahih: terjemah Achmad Zaidun, (Jakarta: Pustaka Amani, 2002), h. 31.

Page 32: VAL DI INDONESIA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Prinsip-prinsip umum tersebut menurut Fathi Osman disediakan untuk cara hidup perorangan,

24

Qaidab fiqbiyyab disebut juga sebagai qaidab syari'iyyah 12, bagi seorang

mujtabid untuk memudabkan dalam mengistimbatbkan bukum yang sesuai

dengan tujuan dari syari'at dan untuk kemas!abatan manusia.

B. Qaidah Fiqhiyyab Pada Masa Sababat

Sebelum kita membabas sejarab singkat qaidab fiqbiyyab pada masa

sahabat, maka alangkab baiknya kalau dilihat bagaimana sejarab

pembentukan/munculnya qaidab fiqbiyyab yaitu yang dimulai pada masa

Rasulullah SAW. Berbicara masalab qaidah fiqbiyyab, berarti juga membabas

tentang ilmu fiqh. Karena ilmu fiqh merupakan induk dari tempat lahirnya qaidab

fiqbiyyab itu sendiri. 13 Dengan melibat bistori dari pembentukan fiqb ini,

hendaknya dapat memperoleb pandangan sekitar latar belakang dan situasi yang

melingkupi serta turut menyertai kelahirannya.

Posisi fiqh lebib berada pada wilayab praktis dari pada teoritis. Para sababat

akan menanyakan persoalan baru kepada Nabi setelab persoalan itu terjadi. Tidak

ada usaha untuk membuat kerangka teori dalam berfikir untuk kedepan. 14

Disamping itu Nabi tidak mewariskan ilmu fiqh dalam bentuk buku, beliau hanya

meninggalkan prinsip-prinsip bukum yang universal, qaidab-qaidab umum, dan

beberapa hukum-bukum parsial tertentu yang telab ditetapkan dalam al-Qur'an

12• Usman, Kaidah-kaidah Ushu/iyyah & Fiqhiyyah ... h. 97-98.

13• Abbas, Sejarah Qawa'id Fiqhiyyah, h. I

"· Mustafa Ahmad Al-Zarqa', A/-Madkha/ al-Fiqh Al-'Ami, (Beirut: Dar al-Fikr, 1967), Juz. I, h. 149.

Page 33: VAL DI INDONESIA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Prinsip-prinsip umum tersebut menurut Fathi Osman disediakan untuk cara hidup perorangan,

25

dan al-Hadits. Qaidah-qaidah umum itu dapat dijadikan sebagai kerangka berfikir

untuk memecahkan persoalan-persoalan yang bersifat parsial. 15

Jadi dengan qaidah itu, fiqh akan tetap dinamis, fleksibel dan tetap akan

memiliki cakupan wilayah yang luas.

Sebenamya al-Qur'an dan Hadits banyak mengandung ayat-ayat dan

penjelasan yang artinya sangat umum dan menjadi landasan bagi persoalan-

persoalan yang bersifat parsial seperti:

a. Al-Qur'an

J.~ Li I'' t·_ ,-·· t I.ill -.·;:, :•:.<::. l:'ir 1-. r.\ 11 ,·,Y.tll I ~-,, '· \ '_t:'' t, :.ti '·I • J-4="-' U U" U:.. r- ,J """° f.S', - .J Y U r" ..>" • U,

Artinya: "Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat

kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan

hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya

Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah

adalah Maha mendengar lagi Maha Melihat".

(1o;1 V /J/.ily.oj) <.;:_;,,;..) ;>,;'}• ~ 0;/;,:_,, \3!; t:.:, LSY..! '..J).J ~'_JjlJ '._;ytJ:, ...

Artinya: " ... dan seorang yang berdosa tidak dapat memikul dosa orang lain,

dan kami tidak akan meng'azab sebelum kami mengutus seorang Rasul"

(\~ ·O\) /-~;Ii) - - t:. \.li . - 'UJ. · '.1 '· \' • ....... c.s"-'-" ' <Y-"'' - <..!";!' u .J

Artinya: "Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa

yang telah diusahakannya".

". Abbas, Sejarah Qawa 'id Fiqhiyyah, h. 2-3.

Page 34: VAL DI INDONESIA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Prinsip-prinsip umum tersebut menurut Fathi Osman disediakan untuk cara hidup perorangan,

26

b. Al-Hadist

'':.il:.»-">tr;;;.....u "Tidak boleh berbuat dlarar kepada diri sendiri dan orang lain"

"Perbuatan itu tergantung kepada niatnya"

"Orang Islam tergantung pada syaratnya"

\A~. L" '> - r_ --•!_\'.'.If r-.J->"' l.S"- u_,............

Menurut ajaran Islam, yang memiliki otoritas tertinggi dalam penetapan

hukum adalah Allah SWT. Sedangkan Nabi Muhammad SAW ialah utusan Allah

yang bertugas untuk menyampaikan dan melaksanakan perintah-perintah yang

diberikan oleh Allah. Dengan demikian, segala sesuatu yang bersumber dari

Allah, yang disampaikan melalui wahyu-wahyu-Nya, yang berfungsi sebagai

peraturan-peraturan yang bersifat mengikat dan harus dilaksanakan. Fungsi dan

tugas Nabi Muhammad SAW tersebut ditegaskan Allah dalam firman-Nya QS.

Al-Hasyr (59): 7

I .··- 'I) <->I.WI '.l:.~ :&1 '· 1 :&1 r ""r 1""\l ~ ·.t:' t:..- b. ~ ,,., ·.11 ~t"r t:..­y-w -· - -- u, fa' .J .J4-lJ ("'""<!"' .J .J u.,,... .)' r-.. .J

(Y:o~

". Al-Syaikh Ahmad Ibo Al-Syaikh Muhammad Al-Zarqa, Syarh A/-Qawa'id Al­Fiqhiyyat, (Damaskus: Dar al-Qalam, 1989), h. 36.

1'. Muhammad Fuad 'Abdul Baqi, al-Lu'/u' wa/ Ma1jan, Himpunan Hadits Shahih Yang di Sepakati O/eh Bukhari dan Muslim, Penerjemah Salim Bahreisy, (Surabaya: PT. Bina Ilmu, I.th.), h. 2.

".Abbas, Sejarah Qawa'id Fiqhiyyah, h. 7.

Page 35: VAL DI INDONESIA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Prinsip-prinsip umum tersebut menurut Fathi Osman disediakan untuk cara hidup perorangan,

27

A11inya: "Apa yai1g diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. dan apa

yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. dan bertakwalah kepada Allah.

Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya".

Maka dengan posisi beliau sebagai utusan Allah SWT. Nabi Muhammad

SAW tidak hanya meninggalkan umatnya begitu saja setelah beliau wafat. Tetapi

Nabi juga mengembangkan secara sempuma terhadap dalil-dalil nash yang

sharih, global dan universal. Selain mempunyai wewenang menerima wahyu,

Nabi Muhammad SAW juga berwenang untuk memperjelas hukum-hukum Allah

tersebut. 19 Penjelasan Nabi ini tidak hanya sekedar keinginan dari Nabi sendiri,

tetapi juga merupakan suatu tugas Nabi sebagai mubayyin (penjelas) yang juga

ditegaskan oleh Allah SWT dalam QS. Al-Nahl ( 16): 44

( if·\"\/'-·-•\) -.. ~,;~-.·-'.t.r :.-.1\J"'L. lil.l--~-.~1-.t:'.':J\:erJ\\Jf"I' • U"'-" Ll-' -~ _, ('It:"' y L)-' -~ j-' - ' y _,

Artinya: "Dan kami turunkan kepadamu Al-Quran, agar kamu menerangkan

pada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka

memikirkan".

Sebelum wafatnya Nabi Muhammad SAW, segala permasalahan yang

sedang dialami oleh masyarakat Muslim dapat dijawab langsung oleh teks-teks

primer al-Qur'an dan Sunnah. Namun, sepeninggal Nabi Muhammad SAW umat

Islam dihadapkan dengan suatu permasalahan yang besar. Seperti bagaimana cara

menentukan hukum apabila suatu perkara tersebut belum pemah terjadi

'". Huzaimah Tahido Yanggo, Pengan/ar Perbandingan Mazhab, (Jakarta: Logos Wacana llmu, 2003), Cel.Ke.111, h. 14.

Page 36: VAL DI INDONESIA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Prinsip-prinsip umum tersebut menurut Fathi Osman disediakan untuk cara hidup perorangan,

28

sebelumnya pada masa Nabi, ada juga para sahabat yang berlainan tentang

jawaban dari suatu perkara. 20 Namun hal terse but bukanlah menjadi suatu

penghambat - bagi para sahabat khususnya - dalam menegakkan ajaran Islam.

Kedudukan ijtihad pada masa Nabi belum dapat dipandang sebagai alat

penggali hukum,21 karena sahabat melakukan ijtihad hanya apabila keadaan yang

berjauhan dengan Nabi. Namun kemudian kejadian tersebut disampaikan kepada

Nabi dan apabila ijtihad tersebut benar sesuai dengan nash, maka ijtihad tadi

mendapat pembenaran langsung dari Nabi, tapi apabila salah maka Nabi yang

akan memberikan pembenaran. Sehingga penggunaan rasio tidak begitu

digunakan secara maksimal pada masa sahabat. 22

Pada masa sahabat, seluruh pola berfikir tentang hukum Islam telah

berubah.23 Ijtihad pada masa sahabat digunakan karena ada persoalan-persoalan

baru yang tidak pemah terjadi pada masa Nabi, sehingga memaksa mereka untuk

berijtihad. Metode ini digunakan untuk mencari kebenaran terlebih dahulu

didalam al-Qur'an, apabila mereka tidak menemukan maka mereka mencari pada

Sunnah Nabi. Mereka melakukan musyawarah dengan para sahabat yang pemah

mendengar langsung dari Nabi tentang permasalahan yang akan dipecahkan. Jika

h.19.

20. Ibid., h. 4

21• Ibrahim Hosen, Fiqh Perbandingan (Masalah Perkawinan), (Jakarta: Firdaus, 2003),

22• Abbas, Sejarah Qawa 'id Fiqhiyyah. h. I 0.

23 • Ibid

Page 37: VAL DI INDONESIA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Prinsip-prinsip umum tersebut menurut Fathi Osman disediakan untuk cara hidup perorangan,

29

mereka tidak menemukan jawabannya, barulah mereka menggunakan ra 'yu atau

berijtihad.24

Seperti contoh yaitu pada masa khalifah Abu Bakar dan Umar r.a., ketika

menghadapi masalah-masalah baru, keduanya mengumpulkan sahabat untuk

dimintai pendapatnya dan apa yang telah disepakati maka itu yang dijalankan.25

C. Qaidah Fiqhiyyah Pada Masa Pembukuan, Kematangan, Perkembangan dan

Penyempurnaan

Awai mula qaidah fiqhiyyah menjadi disiplin ilmu tersendiri dan <libukukan

terjadi pada abad ke 4 H dan terus berlanjut hingga masa setelahnya. Hal ini

terjadi dikarenakan kecenderungan taqlid mulai tampak dan semangat ijtihad

telah melemah karena saat itu fiqh mengalami kemajuan yang sangat pesat. Hal

ini berimbas terhadap terkotak-kotaknya fiqh dalam mazhab.26

Menjawab beberapa persoalan fiqh dengan menggunakan metode qiyas

menyebabkan fiqh menjadi semakin berkembang dan menjadi luas sehingga

mampu menjawab seluruh persoalannya. Pada saat itulah pada ahli fiqh membuat

metode baru.27

24• Ibid., h. 11

25• Yanggo, Pengantar Perbandingan Mazhab, h. 28.

".Abbas, Sejarah Qawa 'id Fiqhiyyah, h. 32

"- Ibid., h. 32-33

Page 38: VAL DI INDONESIA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Prinsip-prinsip umum tersebut menurut Fathi Osman disediakan untuk cara hidup perorangan,

30

Menurut beberapa kalangan bahwa Abu Thahir al-Dabbas - ulama abad ke

4 H28 - merupakan orang pertama yang mengumpulkan qaidah-qaidah penting

dari Imam Abu Hanifah sebanyak 17 qaidah. Diantara qaidah yang dikumpulkan

oleh Abu Thahir adalah lima qaidah dasar yaitu:29

"Segala sesuatu tergantung pada tujuannya"

"~t.. LJ •.- \] '· '.0:-.t\ • JY. U:!!':I'

"Keyakinan tidak dapat dihilangklan dengan keraguan"

n JJJ·v~·" : .. r,1 n-:r.11 "Kesulitan menarik kemudahan"

"Kerusakan haru:; dihilangkan"

''Adat dapat dijadikan hukum"

Diperkirakan bahwa Imam al-Karhi (340 H), (teman abu Thahir),

mengambil sebagian qaidah yang telah dikumpulkan oleh Abu Thahir lalu

diintegralkan dalam risalahnya sehinggajumlahnya mencapai 30 qaidah.35

211• Mubarok, Kaidah Fiqh, h. 63-65.

29• Abbas, Sejarah Qawa 'id Fiqhiyyah, h. 34.

'·.Ibid., 35

".Ibid

".Ibid

". Mubarok, Kaidah Fiqh (Sejarah dan Kaidah Asasi), h. 65.

". Ibid

Page 39: VAL DI INDONESIA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Prinsip-prinsip umum tersebut menurut Fathi Osman disediakan untuk cara hidup perorangan,

31

Pada abad ke 5 H, Imam Abu Zaid al-Dabbusi menambah jumlah qaidah

Imam Karhi. Pada abad ke 6 H muncul satu kitab yang ditulis oleh Ala'uddin

Muhammad bin Ahmad al-Samarqandi denganjudul Idhah al-Qaidah. Pada abad

ke 7 H, qaidah fiqhiyyah mengalami perkembangan yang sangat signifikan

walaupun terlalu dini untuk dikatakan matang. Diantara ulama yang menulis

kitab qaidah pada masa ini adalah al-'Allamah Muhammad bin Ibrahim al-Jurjani

al-Sahlaki, ia menulis denganjudul Qawa'id al-Ahkamji Mashalih al-Anam yang

sempat menjadi kitab yang terkenal.36

Karya-karya para Imam-imam diatas menunjukkan bahwa qaidah fiqhiyyah

mulai berkembang dengan pesat pada abad ke 7 H. qaidah fiqhiyyah pada abad

ini tampak tertutup namun sedikit demi sedikit mulai meluas.37

Adapun pembukuan tentang kitab qaidah fiqhiyyah ini mencapai puncaknya

yaitu pada abad ke I 0 H, yaitu ketika masa al-Suyuthi (w. 910 H) dalam kitabnya

Al-Aysbah wa al-Nazair, ia mencoba menyederhanakan qaidah-qaidah penting

yang ada dalam kitab milik al-'Alai, a/-Subki yaitu kitab-kitab yang membahas

tentang qaidah namun masih tercampur dengan qaidah ushul fiqh. 38

Setelah beberapa abad qaidah fiqhiyyah ini berkembang dikalangan para

imam mazhab, maka mereka juga berupaya untuk memberikan suatu

35• Abbas, Sejarah Qawa 'id Fiqhiyyah, h. 35

36• Ibid., h. 36

".Ibid., h. 37

". Ibid., h. 39

Page 40: VAL DI INDONESIA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Prinsip-prinsip umum tersebut menurut Fathi Osman disediakan untuk cara hidup perorangan,

32

penyempurnaan yang pada masa sebelumnya mengalami sedikit kekurangan

seperti berbentuk korpus yang tercecer dan lain-lain. Kematangan qaidah

mencapai puncaknya setelah muncul majallah al-Ahkam al-Adliyyah yang

dike1jakan oleh tim ahli fiqh pada masa pemerintahan Sultan Al-Ghazi Abdul

Aziz Khan Al-Ustmani pada akhir abad ke 13 H.39 pada masa ini qaidah

fiqhiyyah juga dijadikan sebagai acuan dalam menetapkan hukum dibeberapa

Mahkamah.

D. Kedudukan Qaidah Fiqhiyyah Dalam Hukum Syara'

Kedudukan qaidah fiqhiyah dalam upaya untuk menentukan ukhuwah

Islamiyah dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: dalil pelengkap dan dalil

mandiri.40 Dalil pelengkap yaitu bahwa dalil yang bersumber dari qaidah fiqhiyah

dapat digunakan setelah menggunakan dua dalil pokok yaitu al-Quran dan

Sunnah. Sedangkan yang dimaksud dengan dalil mandiri adalah bahwa kaidah

fiqh digunakan sebagai dalil hukum yang berdiri sendiri, tanpa menggunakan dua

dalil pokok.

Qaidah fiqh yang dianggap sebagai dalil pelengkap ini, tidak ada ulama

yang memperdebatkannya, dan mereka berpendapat tentang kebolehan

39• Ibid., h. 49-50

'°.Mubarak, Kaidah Fiqh, h.29.

Page 41: VAL DI INDONESIA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Prinsip-prinsip umum tersebut menurut Fathi Osman disediakan untuk cara hidup perorangan,

33

menjadikan qaidah fiqh sebagai dalil pelengkap. Tetapi dalam pengertian tentang

qaidah fiqh sebagai dalil mandiri, sebagai ulama berbeda pendapat.41

Imam al-Haramain al-Juwaini berpendapat bahwa qaidah fiqh boleh

dijadikan sebagai dalil mandiri, karena dianggap sebagai upaya untuk

mempermudah dalam memahami beberapa ayat al-Quran dan Sunnah.42

Sedangkan ulama yang berbeda pendapat yaitu al-Hamawi. Beliau berpendapat

bahwa qaidah fiqh tidak bisa dikatakan sebagai dalil mandiri. Karena setiap

qaidah bersifat pada umumnya, aglabiyat atau aktsariyat.43

Oleh karena itu, setiap qaidah memiliki pengecualian-pengecualian. Karena

memiliki pengecualian yang kita tidak mengetahui secara pasti pengecualian­

pengecualian tersebut, qaidah fiqh tidak dijadikan sebagai dalil yang berdiri

sendiri merupakanjalan keluar yang sangat baik.44

Jadi atas dasar inilah al-Hamawi berpendapat untuk menolak menjadikan

qaidah fiqh sebagai dalil hukum mandiri, karena bisa saja persoalan-persoalan

yang sedang diputuskan hukumnya termasuk pada kelompok pengecualian.45

41• Mubarok, Kaidah Fiqh, h. 30

42• Ibid., h. 35.

"'- Ibid., 36

". Ibid

". Ibid

Page 42: VAL DI INDONESIA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Prinsip-prinsip umum tersebut menurut Fathi Osman disediakan untuk cara hidup perorangan,

34

Contoh. Putusan Pengadilan Agama Padang Nomor 459/S/1986 tanggal 9

Februari 1986 tentang gugatan nafkah anak. Dalam keputusan tersebut, hakim

mengutip kitab Madzahib al-Arba 'at (j.IV, h. 587-588) sebagai berikut:46

"Nafkah anak-anak gugur disebabkan telah berlalu waktunya (daluarsa)."

Bahwasanya Pengadilan tersebut menjadikan qaidah fiqh sebagai salah satu

dasar pertimbangan hukum dengan tidak menggunakan al-Qur'an dan Sunnah

sebagai dasar pertimbangan.

Adapun kegunaan dari qaidah fiqh ialah, diantaranya:48

1. Mempermudah dalam menguasai materi hukum

2. Qaidah merupakan alat pembantu dalam menyelesaikan persoalan-persoalan

yang diperdebatkan

3. Mendidik orang yang berbakat fikih dalam melakukan analogi dalam

mengetahui hukum terhadap permasalahan barn

4. Mempermudah orang dalam memahami bagian-bagian hukum

5. Sebagai upaya dalam pengembangan hukum (takhrij) dan mengupayakan

pilihan hukum ( tarj ih )49

46• Ibid., h. 37

'v. Ibid

48• Ibid., h. 28

49• Musbikin, Qawa'id al-Fiqhiyyah, 19.

Page 43: VAL DI INDONESIA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Prinsip-prinsip umum tersebut menurut Fathi Osman disediakan untuk cara hidup perorangan,

35

Seperti telah dijelaskan sebelumnya, bahwasanya sumber pembentukan

qaidah fiqhiyyah ialah dari Al-Qur'an/Al-Sunnah - Ushul Al-Fiqh - Fiqh -

Qaidah Fiqhiyyah. Namun, dalam pengambilan hukum dalam suatu masalah

tentunya harus merujuk terlebih dahulu kepada al-Qur'an dan Sunnah.

Qaidah fiqhiyyah tentunya dapat dijadikan sebagai dalil dalam pengambilan

hukum apabila qaidah itu didasarkan kepada Qur'an dan Sunnah. Dalil qaidah:

<;:Y. (),. .:i.i'.ill ~ Ailc. ~ L.j menjadikan qaidah: lA,l.;-<> ~ '.JY,tll sebagai dalil

karena didasarkan pada hadis Nabi:

50 - ' L. . . I ~ w1· w~li (JLl. YI WI c.S.Y i.SY' . ..J. - . <

Menurut sebagian ulama tidak semua qaidah fiqhiyyah dapat dijadikan

dalil. Seperti ketika meneliti beberapa masalah yang diungkapkan atau

didasarkan pada kesimpulan dari ulama fiqh, karena mengeluarkan metode

dengan sistem seperti itu tidak dapat dijamin kebenarannya dan qaidah itu hanya

dijadikan sebagai penguat saja.51 Sebab para ahli fiqh ketika tidak menemukan

dasar yang kuat dari al-Qur'an atau Hadits, maka mereka tidak memutuskan

dengan menggunakan qaidah-qaidah fiqhiyyah. Jadi tidak dibenarkan

memutuskan hukum hanya dengan menggunakan qaidah fiqhiyyah.

50. Az-Zabidi, Mukhtshar Shahih Al-Bukhari, h. 31.

51• Abbas, Sejarah Qawa 'id Fiqhiyyah, h. 71.

Page 44: VAL DI INDONESIA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Prinsip-prinsip umum tersebut menurut Fathi Osman disediakan untuk cara hidup perorangan,

36

Seperti Ibnu Farhun misalnya, beliau merupakan salah satu ulama yang

tidak membolehkan menggunakan qaidah sebagai dalil apabila permasalahan itu

tidak didapati dalam al-Qur'an dan Hadits.52

Akan tetapi, sebagian ulama mengatakan sah untuk dijadikan dalil seperti

al-Qarafi. Dia mengatakan, "hukum yang diputuskan oleh seorang qadli dapat

dibatalkan apabila bertentangan dengan qaidah yang selamat dari

pertentangan". 53

Menurut Abdul Wahab Khallaf, karena al-Qur'an membatasi diri dalam

menerangkan dasar-dasar yang menjadi sendi pada tiap-tiap hukum, maka demi

memelihara keadilan dan kemaslahatan - khususnya bagi para perancang hukum

- nyatalah sesungguhnya qaidah fiqhiyah tersebut sangat digunakan.54

Jadi kedudukan qaidah fiqhiyyah ialah suatu hal yang sangat penting dalam

memberikan solusi-solusi ataupun penjelasan-penjelasan tentang ajaran Islam.

Karena dasar pengambilan atau pembentukan qaidah fiqhiyyyah bersumber dari

dua ajaran Islam yaitu al-Qur'an dan hadits Rasulullah. Dan dalam menghadapi

masalah kontemporer saat ini sangat diperlukan peran qaidah fiqhiyyah dalam

mengaktualisasikan permasalahan fiqh agar ukhuwah Islamiyah selalu terjaga.

52• Ibid

53• Ibid

54• Musbikin, Qawa 'id al-Fiqhiyyah, h. 14-15.

Page 45: VAL DI INDONESIA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Prinsip-prinsip umum tersebut menurut Fathi Osman disediakan untuk cara hidup perorangan,

BAB Ill

PENENTUAN A WAL BULAN HJJRIYYAH BERDASARKAN HISAB RUKYAT

A. Pengertian Hisab dan Rukyat

Hisab berasal dari bahasa Arab yaitu "hasaba" artinya menghitung, mengira

menganggap, memandang, dan membilang. 1 Jadi hisab adalah kiraan, hasil

hitungan dan bilangan. Kata ini banyak disebut dalam al-Quran diantaranya

mengandung makna perhitungan perbuatan manusia. Dalam pisiplin ilmu falak

(astronomi), kata hisab mengandung arti sebagai ilmu hitung posisi benda-benda

Ian git. 2 Posisi benda langit yang dimaksud di sini adalah lebih khusus kepada

posisi matahari dan bulan dilihat dari segi pengamat di bumi.

Hitungan posisi ini penting dalam kaitannya dengan syariah khususnya

masalah ibadah misalnya; shalat fardu menggunakan posisi matahari sebagai

acuan waktunya, penentuan arah kiblat dengan menghitung posisi bayangan

matahari, penentuan awal bulan Hijriyah dengan melihat posisi bulan dan

mengetahui kapan terjadi gerhana dengan menghitung posisi matahari dan

bulan.3

1• Achmad Warson Munawwir, Al-Munawwir: Arab-Indonesia Ter/engkap, (Surabaya:

Pustaka Progresif, 1997), h. 262.

'. Mutoha - Anggota BHR DIY - koord. Jogja Astra Club (JAC) - Member Islamic Crescent's Observation Project (!COP), http://groups.yahoo.com/group/rukyatulhilal/, I Muharram 1427 H, h. I.

3. Ibid., h. 10

Page 46: VAL DI INDONESIA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Prinsip-prinsip umum tersebut menurut Fathi Osman disediakan untuk cara hidup perorangan,

38

Rukyat berasal dari bahasa Arab "ra'a - yara - rakyan - rukyatan" yang

artinya " melihat,4 pendapat, mimpi dan cermin".5 Dalam ha! ini rukyat

digunakan pada masalah melihat hilal. Oleh karena itu kata rukyat selalu

disandingkan dengan kata 'rukyatul hilal'. Maka yang disebut Rukyatul Hila!

adalah kegiatan yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang untuk

melakukan pengamatan secara visual baik menggunakan mata langsung maupun

dengan bantuan alat terhadap kemunculan hilal. Penggunaan alat bantu visual

seperti teleskop, binokuler, kamera.6

Tetapi makna rukyat itu sendiri lebih mendominasi pengertian dengan

menggunakan mata telanjang dalam melihat hilal - yang dikhususkan pada waktu

penentuan awal Ramadhan dan awal Syawal - namun ha! ini bukan berarti tidak

adanya penafsiran lain dari para ulama, ditambah lagi dengan penafsiran-

penafsiran dari para ulama kontemporer saat ini.

Seperti Imam Muththarif guru Imam Bukhari misalnya, beliau merupakan

orang pertama yang membolehkan berpuasa dengan menggunakan hisab7•

Namun didalam sebagian literatur disebutkan bahwa orang pertama yang

4. Muna,vwir, Al-Munawlvir, h. 460.

'. Siradjuddin Abbas, Empat Pu/uh Masalah Agama, (Jakarta: Tarbiyah, 2006), Cet. Ke. 37., h. 256.

6• Ibid., h. 15.

1. Djamaluddin Miri dan Imam Ghazali Said, AHKAMUl FUQAHA, Soh!si Problematika

Akrua/ Hukum Islam, Kepurusan Muktamar, Munas dan Konbes Nahd/atul Ulama (1926-1999), (Jawa Timur: Lajnah Ta'lif wan Nasyr (L TN) bekerja sama dengan Diantama Surabaya, 2004), Cet.ke I, h. 286.

Page 47: VAL DI INDONESIA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Prinsip-prinsip umum tersebut menurut Fathi Osman disediakan untuk cara hidup perorangan,

39

menemukan ilmu hisab/astronomi ialah Nabi Idris, 8 atau bahkan masalah hisab

ini muncul lebih awal dari itu9• Dari sini kita dapat menduga bahwa sejak

sebelum Masehi temyata sudah tampak adanya persoalan hisab rukyat, walaupun

dalam dimensi yang berbeda dengan sekarang.

Aliran rukyat seperti Imam Ramli dan Al-Khatib Asy-Syaibani yang

menyatakan jika rukyat berbeda dengan perhitungan hisab, maka yang diterima

adalah kesaksian rukyat, karena hisab diabaikan oleh syari'at (Nihayah al-Muhtaj

III: 351). Dan ada juga aliran hisab murni seperti Imam As-Subkhy, Imam

Jbbady, dan Imam Qalyuby. 10

Dalam Islam, terlihatnya hilal di sebuah negeri dijadikan pertanda

pergantian bulan kalender Hijriyah di negeri tersebut. Hal ini sesuai dengan

firman Allah SWT dalam QS. Al-Baqarah (2): 189

u. · '.1· •. ;;,,· - '.'.11 r 'Ll "L" .11 · .. -.1· :..:. ir wi Uir · · "~ :l.ktl1 · · ~· t'.· -~ .J~ Lk' ~ y u . _r. L>":!-'-' (;.- -' c..>" • -- _,.. ~ <JO • • UC Y""':l

( \A~·Y /;; -~·'l)',•_'..l~~·-~1~1;&11 ''\' .. ·•\·· l::.,'.'.'.111''\' ·•1 ·· ' .. 11 '·.Cl' . ~ (.)_,..,..,,... ...... _,..., -' ~Y. Ll"' .:r.-:-' y -' ~ <.>" fl' lJ""'-'

Artinya: "Mereka bertanya kepadamu tentang bulan sabit. Katakanlah: "Bulan sabit itu adalah tanda-tanda waktu bagi manusia dan (bagi ibadat) haji; dan bukanlah kebajikan memasuki rumah-rumah dari belakangnya akan tetapi kebajikan itu ialah kebajikan orang yang bertakwa. dan masuklah ke rumah­rumah itu dari pintu-pintunya; dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung".

8• Zubair Umar Al-Jailany, Al-Khulashah Al-Wafiyah, (Kudus: Menara Kudus, t.th.), h.5.

9• Ahmad lzzuddin, Fiqh Hisab Rukyat Di Indonesia (Upaya Penyatuan Mazhab Rukyah

dengan Mazhab Hisab), (Yogyakarta: Logung Pustaka, 2003), eel, Pertama, h. 41.

'°. Ibid

Page 48: VAL DI INDONESIA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Prinsip-prinsip umum tersebut menurut Fathi Osman disediakan untuk cara hidup perorangan,

40

Pada dasarnya permasalahan hisab rukyat ini merupakan permasalahan

yang k/asik. Tetapi terkadang juga merupakan ha! yang sangat aktuai. 11

Dikatakan klasik karena ha! ini sudah terjadi pada masa-masa awal Islam, dan ini

sudah mendapatkan kaj ian dan pemikiran yang mendalam oleh para ahli hukum

Islam. Dikatakan aktual karena pada setiap tahun yaitu bertepatan dengan bulan

Ramadhan dan Syawal khususnya, selalu mengandung sebuah polemik yang

berkepanjangan yang sampai saat ini kalau dilihat dari sisi positifnya ternyata

seluruh umat Islam dimuka bumi ini menginginkan sebuah kebersamaan yang

dapat menguatkan persaudaraan.

Adapun polemik tersebut diakibatkan oleh beragamnya pendapat para ahli

hisab dan rukyat pada zaman modern ini dalam mengaplikasikan pendapatnya

yang sesuai dengan ha! tersebut. Dan perbedaan pendapat ini nyaris sekali

mengancam rasa persatuan dan kesatuan dikalangan umat Islam, khususnya di

Indonesia. 12

B. Pandangan Fuqaha Mengenai Penetapan Awai Bulan Hijriyyah

Penetapan awal bulan Hijriyyah ini juga dikenal dengan istilah tahun

Qamariyyah, karena perhitungannya didasarkan pada peredaran bulan

mengelilingi bumi. Dan menurut sebagian pendapat, sistem penetapan seperti ini

sudah digunakan oleh bangsa Arab sejak zaman kuno yang dikenal dengan istilah

11• Ibid., h. 2

12• Ibid

Page 49: VAL DI INDONESIA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Prinsip-prinsip umum tersebut menurut Fathi Osman disediakan untuk cara hidup perorangan,

41

penanggalan bangsa Semit. 13 Disebut tarikh Hijriyyah atau tahun Hijriyyah

karena permulaan tahun ini dimulai saat Nabi Muhammad SAW melakukan

hijrah dari Makkah ke Madinah. 14

Tarikh Hijriyyah ini pertama kali dikenalkan pada masa kekhalifahan Umar

bin Khattab sudah berlangsung selama 2 setengah tahun yaitu bertepatan dengan

tahun ke 17 setelah hijrahnya Nabi SAW. Sedangkan untuk nama-nama bulan

dan system perhitungannya masih tetap menggunakan system yang dipakai oleh

orang-orang Arab pada umumnya, yaiiu diawali dari bulan Muharram dan

diakhiri pada bulan Dzulhijjah.15

Hijrah Nabi Muhammad SAW terjadi pada tanggal 2 Rabiul Awwal dan

bertepatan dengan tanggal 14 September 622 M. bila dihitung dari mulai

ditetapkannya tarikh Hijriyyah ini, maka perhitungannya dilakukan mundur

sebanyak 17 tahun. Bila dimulai dari bulan Muharram, maka I Muharram tahun

I H ternyata bertepatan dengan tanggal 15 Juli 622 M. basil perhitungan tersebut

diperoleh para ulama yang berpedoman kepada hisab. 16 Sebab pada hari Rabu

petang tanggal 14 Juli 622 M, kedudukan hilal pada saat itu 5°57' diatas ufuk,

13• Cyrril Glasse, Ensiklopedi Islam Ringkas, terj., (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,

1999), Cet.Ke.11, h. 204.

1•1• Maskufa, "Memahami Tarikh Mesehi dan Hijri: Suatu Perbandingan", Ahkam, no.13,

(Juni 2004): h.76-77.

15• Depag, Almanak hisab Rukyat, (Jakarta: Proyek Pembinaan Peradilan Agama Islam,

1981 ), h. 44-45.

16• Maskufa, Memahami Tarikh Mesehi dan Hijri, h. 77.

Page 50: VAL DI INDONESIA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Prinsip-prinsip umum tersebut menurut Fathi Osman disediakan untuk cara hidup perorangan,

42

maka malam itu dan keesokan harinya yaitu hari kamis tanggal 15 juli 622 M

merupakan tanggal I Muharram tahun I Hijriyyah.

Sementara itu, ulama yang berpegang pada rukyah mendapatkan hasil yang

lain. Kerana diketinggian hilal seperti itu tidak dimungkinkan untuk dilihat, maka

mereka sepakat untuk melakukan istikmal (penyempurnaan 30 hari) sehingga

permulaan tahun Hijriyyah bukan hari kamis tanggal 15 Juli 622 M, tetapi jatuh

pada hari Jumat tanggal 16 Juli 622 M. 17

Walaupun adanya ungkapan seperti diatas, namun dalam penentuan kapan

terjadinya awal Ramdhan dan awal Syawal khususnya, ha! yang biasa diterapkan

langsung oleh Rasulullah SAW adalah melakukan pengamatan dengan cara

melihat hilal, begitu juga cara yang digunakan oleh Khulafa ar-Rasyidun dan

yang dipakai oleh ulama mazhab empat. 18 Sedangkan dasar falak/hisab dalam 2

ha! diatas adalah tradisi yang tidak pernah digunakan oleh Rasulullah, Khulafa

ar-Rasyidun dan Imam Mazhab. 19

Adapun dalam menentukan awal Ramadhan dan awal Syawal,

Abdurralunan Al-Jaziri melalui penafsirannya dari hadits Nabi yang berbunyi

~'.Jy 1:/;Ll(.i ~jy r;.~ beliau berpendapat bahwa, kalau dilangit kelihatan

cerah, maka perkara puasa bergantung kepada ru'yah al-hi/al (terlihatnya hilal).

17• Muhammad Wardan, Hisab urji dan Hakiki, (Yogyakarta: Siaran, 1957), h. 12.

18• Munawir Abdul Fatah, Tradisi Orang-orang NU, (Yogyakarta: Pustaka Pesantren,

2007), Cet.Ke.111, h. 215.

19• Ibid.

Page 51: VAL DI INDONESIA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Prinsip-prinsip umum tersebut menurut Fathi Osman disediakan untuk cara hidup perorangan,

43

Karena tidak boleh berpuasa kecuali apabila hilal Ramadhan telah terlihat.20

Sedangkan apabila posisi hilal tidak bisa dilihat karena tertutup awan, maka

perhitungan (hisab) dikembalikan kepada bulan Sya'ban, yaitu bulan Sya'ban

harus disempumakan menjadi 30 hari.

Abu Bakar Jabir al-Jaziri juga menyebutkan, bahwa dalam penentuan awal

Ramadhan dan Syawal hanya dapat ditentukan dengan menggunakan salah satu

dari dua ha!, yaitu:21

I. Menggenapkan bulan Sya'ban menjadi 30 dan hari yang ke 31 adalah tanggal

I Ramadhan.

2. Melihat bulan sabit. Dalam ha! melihat bulan, cukup perwakilan dengan satu

orang saksi yang adil atau dua orang yang adil.

Menurut kalangan Hanabilah yang didasarkan pada praktek Ibnu Umar

(seorang perawi hadits), mereka berpendapat apabila tanggal 29 Sya'ban datang,

maka diutuslah orang untuk melihat hilal, bila ia melihatnya maka keesokan

harinya mereka berpuasa, namun bila tidak melihat hilal dan langitpun cerah

maka belumlah berpuasa.22 Tetapi jika pandangannya terhalang oleh awan maka

ia berpuasa, dan meniatkan pada malam harinya untuk berpuasa. Bila temyata

'°- Abdurrahman Al-Jaziri, Al-Fiqh 'Ala Al-Madzahib Al-Arba'ah, (Cairo: Mathba'ah Al­lstiqamah, I.th), h.17.

''.Abu Bakar Jabir Al-Jaziri, Minhajul Muslim. Penerjemah Fadhli Bahri, (Jakarta, Darul Falah, 2001). h. 424.

22• Ibid., h. ! 8

Page 52: VAL DI INDONESIA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Prinsip-prinsip umum tersebut menurut Fathi Osman disediakan untuk cara hidup perorangan,

44

ditengah-tengah puasanya itu ia tahu bahwa hari itu masih Sya'ban, maka tidak

wajib untuk meneruskan puasanya.

Menurut kalangan Hanafiyah, bila dilangit tidak ada suatu apapun yang

dapat menghalangi ru'yah, maka wajib dilakukan rukyat oleh sejumlah kaum

Muslimin. Bila dilangit ada sesuatu yang menghalangi rukyat, lalu ada seorang

dari mereka yang memberitahukan bahwa ia telah melihat hilal, maka cukup

dengan kesaksiannya. 23

Menurut pandangan dari kalangan Syafi'iyah, bahwa bulan Ramadhan itu

ditetapkan dengan rukyat seorang yang adil, sekalipun perihal dirinya tidak

diketahui, baik langit dalam keadaan cerah atau ada suatu penghalang yang dapat

menyulitkan rukyat. Saksi tersebut disyaratkan dari seorang Muslim yang akil,

baligh, merdeka, laki-laki dan adil sekalipun hanya secara lahir. Dan kalangan

Syafi'iyah menambahkan bahwa ketentuan ahli nujum dapat dijadikan dasar

tetapi hanya kepada dirinya sendiri dan orang yang mempercayainya. Sedangkan

untuk orang-orang secara ka.ffah tidaklah diwajibkan puasa.24

Kalanga Malikiyyah mereka berpendapat bahwa hilal Ramadhan ditetapkan

dengan rukyat. Yang demikian itu dibagi menjadi tiga:25

I. Hila! itu dilihat oleh dua orang yang adil. Yang dimaksud adil disini adalah

orang laki-laki, merdeka, baligh, akil tidak melakukan dosa besar.

"·Ibid., h. 18-19

". Ibid., h. 19-20

15• Ibid., h. 20-21

Page 53: VAL DI INDONESIA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Prinsip-prinsip umum tersebut menurut Fathi Osman disediakan untuk cara hidup perorangan,

45

2. Hila! itu dilihat oleh banyak orang yang pemberitaan mereka itu dapat

dijadikan dasar pegangan dan dijamin tidak melakukan kesepakatan untuk

dusta.

3. Bilal itu dilihat oleh satu orang, akan tetapi rukyat oleh satu orang tidak dapat

dijadikan ketetapan kecuali bagi dirinya atau orang yang diberitakannya, bila

yang dibertakan tadi tidak mempunyai keperdulian terhadap hilal. Bila ia

mempunyai keperdulian terhadap hilal, maka tidak boleh menetapkan bulan

Ramadhan dengan rukyat satu orang.

Menurut pandangan lbnu Bathol, ilmu hisab meskipun secara logika

kebenarannya dapat dipercaya dan mendekati kebenaran dibandingkan ilmu-ilmu

yang lain, namun ia tetap memiliki keterbatasan dalam menangkap pesan Ilahi

khususnya untuk menentukan awal bulan Qamariah (awal Ramadan dan Syawal).

Al-Bajiy juga mengemukakan pendapat bahwa dalam menetapkan I Ramadhan

tidak boleh dengan ketentuan dari .ahli bintang. Dia - al-Bajiy - menambahkan:

"bahwa Ijma' ulama salaf dapat dijadikan sebagai hujjah untuk membantah

pendapat para ahli bintang. 26

Menurut Ibnu Nati' yang meriwayatkan pandapat Imam Malik, bahwa al­

Imam (kepala negara) yang tidak melaksanakan puasa dengan cara melihat anak

"'. Abu Bakar Muhammad, Te1jemahan Sub11/11s Salam", (Surabaya: Al-lkhlas, 1991), h .. 600.

Page 54: VAL DI INDONESIA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Prinsip-prinsip umum tersebut menurut Fathi Osman disediakan untuk cara hidup perorangan,

46

bulan, tetapi hanya berdasarkan kepada hisab, maka kepala Negara tersebut

tidaklah harus diikuti.27

Menurut pend a pat Jumhur, pada hari tidak terlihat bulan maka diikutkan ".

pada perhitungan bulan sebelumnya. Ibnu Umar mengatakan, apabila bulan tak

terlihat diawal Ramadhan maka hari itu disebut Yaumusy. syak (hari yang

meragukan) dan Ramadhan harus jatuh pada hari berikutnya. Ulama Salaf

berpendapat, apabila bulan tak terlihat penentuan tanggal dengan menggunakan

hisab berdasarkan peredaran bulan dan matahari. Inilah mazhab Imam Mutharaf

bin Syakhir dari kalangan tabiin besar. Sedangkan menurut Ibnu Suraij dari

Syafi'I, orang yang menggunakan dasar ilmu falak (astronomi) untuk menentukan

tanggal satu, yang menw:iJt perhitungannya walaupun bulan tak terlihat, boleh

ditetapkan (itsbat) sebagai awal atau akhir Ramadhan.28

Adapun metode yang dilakukan pemerintah Indonesia - Departemen Agama

- ialah melakukan sidang itsbat dengan mengqadirkan berbagai kalangan dari

organisasi kemasyarakatan. Dan menggumpulkan semua laporan tentang hasil

pengamatan dan menawarkan hasil tersebut untuk dijadikan sebagai pedoman.

Baik yang menggunakan sistem Hisab maupun dari sistem rukyat.29

27• Al-Qurtubi, Al-Jaami' lj Ahkam A/-Qur'an, (t.p.: t.p., t.th)

28• Al-Faqih Abu! Wahid Muhammad bin Achmad bin Mihammad lbnu Rusyd, Bidayatul

Mujtahid wa Nihayatul Muqtashid, (Beirut: Darul Kitab lslamiyah, t.th),juz. I, h. 207.

29• Muhyidin, Kasubdit Pengembangan Syari'ah dan Hisab Rukyat Departemen Agama RI,

Jakarta, Wawancara Pribadi, 2 Agustus 2007.

Page 55: VAL DI INDONESIA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Prinsip-prinsip umum tersebut menurut Fathi Osman disediakan untuk cara hidup perorangan,

47

Dari hasil sidang itsbat inilah ditentukan kapan dimulainya puasa Ramadhan

dan Hari Raya Idul Fitri. Namun dalam pelaksanaannya tetap saja sebagian dari

masyarakat Indonesia masih ada yang tidak mengikut kepada hasil dari keputusan

pemerintah tersebut.

C. Aliran-aliran Hisab Rukyat

Pada dasarnya sejarah pemikiran Islam sejak awal pertumbuhan hanya

adalah sejarah aliran, mazhab atau firqah. 30 Dengan demikian, sejarah pemikiran

hisab rukyat tidak bisa lepas pula dari persoalan allran dan mazhab.

Pada zaman modem, ketika umat Islam dihadapkan pada tantangan

modemitas dalam segala aspeknya, persoalan hisab rukyat menjadi semakin

penting untuk dikaji dan ditelaah ulang. Sebagian kajian yang berkaitan dengan

persoalan aliran atau pola pemikiran (paradigma), terlebih dahulu perlu ditinjau

aliran-aliran hisab yang ada. Sehubungan dengan ha! itu, ada dua masalah besar.

Pertama, nama aliran yang diguanakan oleh para pengkaji cukup beragam, narna

aliran yang sering digunakan ialah hisab urfi, hisab hakiki, hisab imkanur rukyat

" dan hisab astronomi. Kedua, perbedaan-perbedaan defenisi. Akibatnya timbul

perbedaan pemikiran terhadap masing-masing aliran. 31

'0

• Muhammad al-Bahiy, Pemikiran Islam dan Perkembangannya, terj. (Jakarta: Risalah, 1985) h. 17.

31• Abdul Rahman Hajj.Abdullah, Pemikiran Islam Di Malaysia (Sejarah dan Aliran),

(Jakarta: Gema lnsani Press, 1997), Cet.Ke.l, h. 14-!5.

Page 56: VAL DI INDONESIA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Prinsip-prinsip umum tersebut menurut Fathi Osman disediakan untuk cara hidup perorangan,

48

Untuk mengatasi dua masalah pokok diatas, maka dapat diambil kesimpulan

bahwa hanya dua aliran saja yang sering dan ~ianggap tepat penggunaannya.

Pembatasan makna dan defenisi perlu dilakukan untuk menghindari kekeliruan.32

Hisab Urfi ('urf = kebiasaan atau tradisi) adalah hisab yang melandasi

perhitungannya dengan kaidah-kaidah sederhana. Pada sistem hisab ini

perhitungan bulan Qomariyah ditentukan berdasarkan umur rata-rata bulan

sehingga dalam setahun Qomariyah umur dibuat bervariasi 29 dan 30 hari. Bulan

bernomor ganjil yaitu mul';ii Muharram berjumlah 30 hari dan bulan bernomor

genap yaitu mulai Shafar berumur 29 hari. Tetapi khusus bulan Zulhijjah (bulan

12) pada tahun kabisat Qomariyah berumur 30 hari.33

Tahun kabisat Qomariyah memiliki siklus 30 tahun dimana didalamnya

terdapat 11 tahun yang disebut tahun kabisat (panjang) memiliki 355 hari, dan 19

tahun yang disebut basithah (pendek) memiliki 354 hari. Tahun kabisat ini

terdapat pada tahun ke 2, 5, 7, 10, 13, 16, 18, 21, 24, 26 dan ke 29 dari

keseluruhan siklus kabisat selama 30 tahun.34

Dengan demikian kalau dirata-rata maka periode umur bulan (bulan sinodis

I lunasi) menurut Hisab Urfi adalah (11 x 355 hari) + (19 x 354 hari) : (12 x 30

tahun) = 29 hari 12 jam 44 menit ( menurut hitungan astronomis: 29 hari 12 jam

44 menit 2,88 detik ). Waiau terlihat sudah cukup teliti namun yang jadi masalah

32• Ibid., h. IS.

33• Mutoha, http://groups.yahoo.com/group/rukyatulhilal/, 1 Muharram 1427 H, h. 2.

34• Ibid

Page 57: VAL DI INDONESIA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Prinsip-prinsip umum tersebut menurut Fathi Osman disediakan untuk cara hidup perorangan,

49

adalah aturan 29 dan 30 serta aturan kabisat tidak menujukkan posisi bulan yang

sebenamya dan hanya pendekatan.35

' "

Oleh sebab itulah maka hisab ini tidak bisa dijadikan acuan untuk penentuan

awal bulan yang berkaitan dengan ibadah misalnya Ramadhan, Syawal dan

Zulhijjah.

Hisab Taqribi (Taqrobu = pendekatan, aproksimasi) adalah sistem hisab

yang sudah menggunakan kaidah-kaidah astronomis dan matematik namun masih

menggunakan rumus-rumus sederhana sehingga hasilnya kurang teliti. Sistem

hisab ini merupakan warisan para ilmuwan falak Islam masa lalu dan hingga

sekarang masih menjadi ,!l<;Uan hisab di banyak pesantren di Indonesia. Hasil

hisab Taqribi akan sangat mudah dikenali saat penentuan ijtimak dan tinggi hilal

menjelang 1 Ramadhan, Syawal dan Zulhijjah yaitu terlihatnya selisih yang cukup

besar terhadap hitungan astronomis modefl\. Beberapa kitab falak yang

berkembang di Indonesia yang masuk dalam kategori Hisab Taqribi misalnya:

Sullam al Nayyirain, Ittifaq Dzatil Bainy, Fat al Rauf al Manan, Al Qawaid al

Falakiyah dsb.36

Hisab Haqiqi (Haqiqah = realitas atau yang sebenarnya) menggunakan

kaidah-kaidah astronomis , dan matematik menggunakan rumus-rumus terbaru

dilengkapi dengan data-data astronomis terbaru sehingga memiliki tingkat

35, Ibid., h. 3

36• Ibid., h. 4

Page 58: VAL DI INDONESIA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Prinsip-prinsip umum tersebut menurut Fathi Osman disediakan untuk cara hidup perorangan,

50

ketelitian yang tinggi. Sedikit kelemahan dari sistem hisab ini adalah penggunaan

kalkulator yang mengakibatkan hasil hisab kurang sempuma atau teliti karena

banyak bilangan yang terpotong akibat digit kalkulator yang terbatas.37

Beberapa sistem hisab Haqiqi yang berkembang di Indonesia diantaranya:

Hisab Hakiki, Tadzkirah al Ikhwan, Badi'ah al Mitsal dan Menara Kudus, Al

Manahij al Hamidiyah, Al Khushah al Wafiyah, dsb.38

Hisab Haqiqi Tahqiqi (Tahqiq = pasti) sebenamya merupakan

pengembangan dari sistem hisab Haqiqi yang diklaim oleh penyusunnya memiliki

tingkat akurasi yang sangat-sangat tinggi sehingga mencapai derajat "pasti".

Klaim seperti ini sebenamya tidak berdasar karena tingkat "pasti" itu tentunya

harus bisa dibuktikan secara iimiah menggunakan kaidah-kaidah ilmiah juga.

Namun sejauh mana hasil hisab tersebut telah dapat dibuktikan secara ilmiah

sehingga mendapatjulukan "pasti" ini yang menjadi pertanyaan.39

Namun demikian ha! ini merupakan kemajuan bagi perkembangan sistem

hisab di Indonesia. Sebab sistem hisab ini temyafa sudah melakukan perhitungan

menggunakan komputer serta beberapa diantaranya sudah dibuat dalam bentuk

software/program komputer yang siap pakai.40

37• Ibid

38• Ibid

39• Ibid., h. 4-5

40• Ibnu Rasyid, "Software Untuk Melihat Bulan", Xpresi, 7 Oktober 2007, h. 38.

Page 59: VAL DI INDONESIA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Prinsip-prinsip umum tersebut menurut Fathi Osman disediakan untuk cara hidup perorangan,

51

Hisab Kontemporer/Modem yaitu sistem hi_sab ini yang menggunakan alat

bantu komputer yang canggih menggunakan rumus-rumus yang dikenal dengan

istilah algoritma. Beberapa diantaranya terkenal karena memiliki tingkat ketelitian

yang tinggi sehingga dikelompokkan dalam High Accuracy Algorithm.

Adapun aliran hisab yang berkembang di Indonesia sampai saat ini ialah

aliran hisab Urfi dan aliran hisab Hakiki.41

Hisab Urfi ialah • sistem perhitungan kalender yang didasarkan pada

peredaran rata-rata bulan mengelilingi bumi dan ditetapkan secara konvensional.42

Sistem seperti ini ditetapkan oleh khalifah Umar ;bin Khattab r.a. ( 17 H) sebagai

acuan untuk menyusun kalender Islam abadi.43

Sistem hisab ini tak ubahnya seperti kalender Syamsiyah (miladiyah),

bilangan hari pada tiap-tiap bulan berjumlah tetap kecuali bulan tertentu pada

tahun-tahun tertentu jumlahnya lebih panjang satu hari. Sehingga sistem hisab ini

tidak bisa digunakan dalam menentukan awal bulan Qamariyah untuk

" . pelaksanaan ibadah (awal dan akhir Ramadhan), karena menurut sistem ini umur

bulan Sya'ban dan Ramadhan adalah tetap, yaitu 29 hari untuk Sya'ban dan 30

hari untuk Ramadhan.

41. Depag RI, Pedoman perhitungan Awai Bulan Qamariyyah, (Jakarta: Ditbinbapera,

1995), eel. Ill, h. 7.

42• Ibid

"3. Nourouzzaman Shiddiqi, Jeram-jeram Peradaban Musiim, (Jogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996), cet. I, h. 81.

Page 60: VAL DI INDONESIA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Prinsip-prinsip umum tersebut menurut Fathi Osman disediakan untuk cara hidup perorangan,

52

Sebagai catatan, hisab urfi ini tidak hanya dipakai di wilayah Indonesia saja. " '

Akan tetapi sudah digunakan diseluruh dunia Islam. Dengan berkembangnya ilmu

pengetahuan terbukti bahwa sistem hisab ini kurang akurat digunakan untuk

penentuan waktu ibadah (awal Ramadhan, awal Syawal dan awal Dzulhijjah).44

Penyebabnya karena perata-rataan peredaran bulan tidaklah tepat sesuai dengan

penampilan hilal (new-moon) pada awal bulan.

Hisab Hakiki ialah sistem hisab yang didasarkan pada peredaran bulan dan

bumi yang sebenarnya. 45 Menurut sistem ini umur tiap bulan tidaklah konstan dan

juga tidak berurutan, melainkan tergantung posisi hilal setiap bulan. Artinya boleh '''

jadi dua bulan berturut-turut umumya 29 hari atau bisa juga 30 hari. Bahkan bisa

jadi bergantian. )":

Ada beberapa aliran dalam menetapkan awal bulan Qamariyah dengan

menggunakan sistem hisab hakiki. Paling tidak ada dua aliran yang besar, yaitu:

I. aliran yang berpegang kepada ijtima semata, dan 2. aliran yang berpegang

kepada posisi hilal diatas ufuk.

I. Aliran Ijtimak Semata

yaitu aliran yang mep.etapkan bahwa awal bulan Qamariyah itu mulai masuk

ketika terjadinya ijtimak (conjunction).46

44• Maskufa, Memahami Tarikh Mesehi dan Hijri, h. 14.

45. Depag, Pedoman perhitungan Awai Bulan Qamariyyah, h. 7.

46• Aziz Dahlan, Ensik/opedi Hukum Islam, (Jakarta: PT lkhtiar Baru Van Hoeve, 1997),

jilid 2, h. 676.

Page 61: VAL DI INDONESIA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Prinsip-prinsip umum tersebut menurut Fathi Osman disediakan untuk cara hidup perorangan,

53

Para pengikut aliran ini mengemukakan adagium yang terkenal "Ijtima'u an-

Nayyiraini Isbatu Bayna asy-Syahraini" (bertemunya dua benda yang bersinar

(matahari dan bulan) merupakan pemisah diantara dua bulan).47

Ketika awal bulan (new-moon) yang ditetapkan oleh aliran ijtimak semata

ini sama sekali tidak memperhatikan rukyat. Artinya tidak mempermasalahkan

apakah hilal bisa dilihat atau tidak dengan mata telanjang. Dengan kata lain,

aliran ini semata-mata berpegang kepada astr6nomi murni. Dalam astronomi

dikatakan bahwa bulan baru itu terjadi sejak saat matahari dan bulan dalam

keadaan ijtimak. 48

J adi menurut aliran ini ijtimak merupakan pemisah antara dua bulan

Qamariyah yang berurutan waktu yang berlangsung sebelum terjadinya ijtimak

" . termasuk bulan sebeluninya, sedang waktu yang berlangsung sesudah ijtimak

termasuk bulan baru.

Dalam wilayah empiris jarang sekali ditemukan yang secara murni

memegang criteria ini. Kt:tika menentukan awal bulan Qamariyah, aliran ini

biasanya memadukan saat ijtimak tersebut dengan fenomena alam lain. Sehingga

kriteria tersebut diatas menjadi berkembang dan akomodatif.49 Fenomena alam

47• lzzuddin, Fiqh Hisab 'Hisab Rukyat Di Indonesia (Upaya Penyatuan Mazhab Rukyah

dengan Mazhab Hisab), h.79.

".Toman M.S.L., Pokok-pokok I/mu Falak, (Semarang: Banteng Timur, 1961 ), h. 86.

49• Ibid., h. 87

Page 62: VAL DI INDONESIA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Prinsip-prinsip umum tersebut menurut Fathi Osman disediakan untuk cara hidup perorangan,

54

yang dihubungkan dengan saat ijtimak itu tidak hanya satu, sehingga aliran

ijtimak semata ini terbagi lagi dalam sebuah aliran yang sangat kecil lagi.

2. ljtimak dan Posisi Hila! Diatas ufuk

Pengikut ini mengatakan bahwa awal bulan Qamariyah dimulai pada saat

terbenam matahari setelah terjadi ijtimak dan hilal pada saat itu sudah berada

diatas ufuk.

Dengan demikian, secara umum kriteria yang dijadikan dasar untuk

menetapkan awal bulan Qamariyah oleh para pengikut ini ialah Pertama, awal

bulan Qamariyah dimulai pada saat terbenam matahari setelah terjadi ijtimak.

Kedua, hilal sudah berada diatas ufuk pada saat matahari terbenam. 50

Tetapi khususnya di Indonesia, didalam memahami dan mengaplikasikan

pesan-pesan yang disampaikan oleh Rasulullah SAW dalam haditsnya, untuk

menentukan awal Ramadhan dan awal Syawal yaitu dengan memunculkan tiga

arus utama "mazhab", yaiN pertama, mazhab rukyat yang digagas oleh organisasi

kemasyarakatan Isiam terbesar di Indonesia (Nahdlatul Ulama), kedua, mazhab

hisab wujudul hi/al dengan sponsor utama ialah oraganisasi Muhammadiyah, dan

ketiga, mazhab imkanur rukyat yang dipelopori o)eh pemerintah. 51

50• Izzuddin, Fiqh Hisab Hisab Rukyat Di Indonesia (Upaya Penyatuan Mazhab Rukyah

dengan Mazhab Hisab), h. xi-xii.

51• Ibid

Page 63: VAL DI INDONESIA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Prinsip-prinsip umum tersebut menurut Fathi Osman disediakan untuk cara hidup perorangan,

55

Namun bukan berarti'-aliran hisab yang telah disebutkan diatas ditinggalkan

begitu saja. Bahkan dalam prakteknya, mazhab hisab yang terakhir ini

menggunakan metode seperti yang telah diuraikan:diatas.

Dengan melihat adanya aliran hisab rukyah' di Indonesia ini, maka kalau kita

lihat dari kasat mata yaitu sangat nihil kemungkinan untuk terjadinya suatu ha!

yang sama dalam ha! hari dan tanggalnya dalam menjalankan ibadah Ramadhan

dan Syawal. Karena bagaimanapun juga, aliran merupakan suatu kepercayaan

bagi diri manusia itu sendiri. Tetapi adakalanya sama dan ini hanya

"' dimungkinkan saja bertepatan hasil dari observasi/penelitian semua aliran

tersebut.

'-'·

"'

Page 64: VAL DI INDONESIA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Prinsip-prinsip umum tersebut menurut Fathi Osman disediakan untuk cara hidup perorangan,

BAB IV

PUTUSAN PEMERINT AH DALAM MENET APKAN 1 (SA TU) RAMADHAN

DAN 1 (SATU) SYA WAL BERDASARKAN QAIDAH FIQHIYYAH

A. Upaya Pemerintah Dalam Penyatuan Pendapat Mengenai Penetapan Awai Bulan

Hijriyyah

Dibentuknya suatu negara merupakan salah satu upaya untuk menciptakan

ketertiban, perdamaian dan kebersamaan.1 Didalam sebuah negara, kedudukan

pemerintah memang sangat urgent - idealnya - pemerintah merupakan ulir arnri

yang harus dipatuhi dan ditaati segala kebijakannya. Seperti telah diuraikan pada

bab terdahulu, bahwa pemerintah adalah penerus setelah Nabi. wafat dalam ha!

penegakan syari'at.

Pada masa Nabi Muhammad SAW kedudukan Nabi tidak hanya sebagai

pemimpin agama, tetapi Nabi juga sebagai pemimpin negara (kepala negara).

Menurut sebagian pendapat, awal mulanya umat Islam mendirikan sebuah negara

yaitu bersamaan dengan hijrahnya Nabi dari Makkah menuju Yathrib (kini kota

tersebut adalah Madinah).2 Dan setelah sekitar dua tahun Nabi menetap di

Madinah, dibentuklah suatu peraturan atau perundang-undangan yang saat ini

kita kenal dengan Piagam Madinah. Salah satu tujuan dibentuknya Piagam

Madinah adalah upaya untuk mengatur kehidupan dan hubungan antar

1• Munawir Sjadzali, Islam dan Tata Negara (Ajaran, Sejarah Dan Pemikiran), (Jakarta:

UI Press, 1993), h. 4.

1. Sjadzali, Islam dan Tata Negara, h. 9-10.

Page 65: VAL DI INDONESIA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Prinsip-prinsip umum tersebut menurut Fathi Osman disediakan untuk cara hidup perorangan,

57

---~-----·~---~

komunitas, baik pemimpin negara dengan rakyatnya, rakyat dengan rakyat dan

juga rakyat Muslim dengan kaum Yahudi.3

Beranjak dari histori kepcmimpinan umat Islam, kalau kita telaah,

sesungguhnya Nabi memberikan suatu contoh rujukan bagaimana cara

menciptakan good government. Nabi tidak hanya memberikan contoh yang baik

terhadap seorang kepala negara, tetapi Nabi juga menyuruh agar rakyat disuatu

negara harus mentaati peraturan ataupun undang-undang yang telah ditetapkan

sebagai upaya untuk menciptakan kebersamaan dalam bermasyarakat.

Mengharuskan warga negara atau rakyat taat kepada pemimpin juga disebut

dalam sejarah kepemimpinan khalifah Saidina Umar r.a., beliau mengatakan

'ikutilah saya selagi saya memerintah dijalan Allah dan mengikuti sunah

Rasulullah, dan perbaikilah saya seandaninya berbuat jelek' .4 Bahkan keharusan

untuk taat kepada pemimpin juga diterangkan dalam al-Qur'an:

Allah SWT berfirman:

( O~·i I WI)·.~\. 'tll 1· t · (J'' '.111·.:-.q- :.ill I' :·.q I' •-1~ --·~11·-'t . • ~ Y' <.s'J J .J"" y ~ J ~ >'-" U:L ~ ,

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul

(Nya), dan ulil amri di antara kamu ...

Kalan kita sedikit mengamati tentang makna yang terkandung dalam ayat

diatas, maka sangat jelas bahwa ada keharusan untuk mentaati segala perintah

'. Ibid

4• Ibid., 29

Page 66: VAL DI INDONESIA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Prinsip-prinsip umum tersebut menurut Fathi Osman disediakan untuk cara hidup perorangan,

58

. ) ( ~

Allah dan Rasul-Nya, kata IH.lyang merupakan fi'il amr dari kata ~yang

berarti 'taat'. Adapun taat kepada Allah dan Rasul disini melingkupi segala yang

diperintahkan dan yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya. Akan tetapi lain

halnya dalam taat kepada ulil amri atau pemerintah. Diharuskan taat kepada ulil

amri hanya sebatas selama ulil amri tidak menyuruh untuk berbuat ha! yang

dilarang oleh syari'at ataupun maksiat kepada Allah.

Namun semuanya itu akan nihil hasilnya apabila kedudukan sebagai

pemerintah hanya dijadikan sebagai alat untuk mendapatkan keuntungan - baik

pribadi maupun kelompok - dan sudah tidak ada lagi jaminan untuk menciptakan

suatu kerukunan yang mengglobal.

Seperti yang dikatakan Ibnu Abi Rabi', bahwa salah satu tujuan

pembentukan negara adalah untuk melengkapi kehidupan yang akan memberikan

kebahagiaan, menjamin kerukunan dan keserasian antar hubungan bermasyarakat

dan untuk menjamin pelaksanaan peraturan-peraturan agar tercipta kehidupan

. h 5 yang se1a tera.

Dalam ha! taat kepada perintah pemimpin, Nabi juga menyebutkan dalam

sabdanya:

'. Somad Zawawi, dkk, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Tri Sakti, 2004), h. 140.

Page 67: VAL DI INDONESIA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Prinsip-prinsip umum tersebut menurut Fathi Osman disediakan untuk cara hidup perorangan,

59

·:.11- 1::. • h•.ul :t:.: .i.,'.,JC. ;)ii 1'. - ' ·''' .- ,1-.~~;. ;Ji1- . - •• , ,_., •. -9' Y"' i.s- .U"' f"""-' • • ~ ..,.,-- c..)C ~ f.P"'.) _)At- ~. c..)C

;..:.:;,.~J\ ... :.·., · ... r:-.u ,A; ... ;·.,·.:.··~ :·,ll.!1 ... i:: ·.w;.lw ,4.<:.l.blr. :·.'. .. 11 ~1'..:.11 '- • ..... "' .;;-- .....,,, - .... .. _,--._J;; .....,, , .. ~ ..J • .... .J C'"'"""""' v-

\Fw • J.J) .:\.C. U. "J~

Diriwayatkan dari Ibnu Umar r.a., dari Nabi SAW beliau bersabda:

"Seorang Muslim wajib mematuhi yang dia senangi ataupun tidak (terpaksa),

kecuali jika dia diperintah untuk melakukan maksiat. Apabila diperintah untuk

maksiat, tidak ada kewajiban patuh dan taat". (H.R. Muslim).

Taat kepada putusan pemerintah tidak hanya sebatas masalah muamalah

saja, tetapi masalah ibadah - dalam ha! ini penentuan tanggal 1 Ramadhan dan 1

Syawal - juga memaksa umat Islam untuk selalu bermazhab kepada pemerintah.

Penyatuan kepada mazhab pemerintah bukan berarti mempersempit ruang

berpikir umat Islam. Tetapi adalah upaya menciptakan ukhuwah Islamiyah sangat

lebih penting dari pada selalu beradu ijtihad dan menyebabkan tidak adanya

keharmonisan dalam hidup bemegara.

Masalah penentuan kapan mulainya ibadah puasa dilaksanakan dan kapan

pula diakhiri, termasuk salah satu masalah yang sangat besar dalam Islam, sebab

puasa adalah salah satu dari pada rukun Islam yang lima. Ini akan dilakukan oleh

semua orang dari segala umur dan tingkat intelektual yang berbeda-beda.

Oleh karena itu, jauh-jauh hari Rasulullah SAW sudah memberikan

pedoman yang amat jelas, yaitu hanya dengan melihat anak bulan. Dan

Rasulullah juga menggumpuikan para sahabat untuk berkumpul disuatu tempat

'. Imam Al-Mundziri, Ringkasan Shahih Muslim, (Jakarta: Pustaka Amani, 2003), cet. II, h. 723.

Page 68: VAL DI INDONESIA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Prinsip-prinsip umum tersebut menurut Fathi Osman disediakan untuk cara hidup perorangan,

60

guna melihat bulan pada petang hari tanggal 29 (malam 30 hari bulan Sya'ban).7

Hal yang sederhana yang mudah dilakukan, tanpa perlu mempelajari teori-teori

yang sukar untuk dipahami.

Adanya perbedaan pandangan dalam menentukan awal bulan Qamariyah,

utamanya Ramadhan dan Syawal di Indonesia, dianggap sudah lumrah terjadi

kerena dipicu oleh tiga arus utama mazhab, pertama, mazhab imkanur rukyah

yang dimunculkan oleh pemerintah, kedua, mazhab hisab wujudul hilal dengan

sponsor utamanya adalah Muhammadiyah, dan ketiga, mazhab rukyah yang

dipresentasikan oleh organisasi kemasyarakatan Islam Nahdlatul Ulama (NU). 8

Namun perlu untuk dijelaskan bahwa perberdaan ini terjadi bukan

dikarenakan adanya keegoan sepihak dari pada mazhab-mazhab diatas, tetapi

lebih diberatkan kepada hasil penelitian mereka terhadap hadist Rasulullah

seputar Ramadhan danjuga melihat sisi kontemporernya.9

Perselisihan dalam menetapkan hilal memang tidak bisa dihindari dengan

mudah begitu saja, disatusisi kelompok rukyah (Nahdlatul Ulama) berkesimpulan

bahwa penetapan dalam menetukan awal Ramadhan dan Syawal khususnya -

yang berkaitan dengan hilal - prakteknya lebih banyak menekankan nash al-

Qur'an dan Sunnah, meskipun hisab juga dijadikan pedoman dalam penentuan

7• Siradjuddin Abbas, 40 Masalah Agama, (Jakarta: Tarbiyah,

'. Ahmad Izzuddin, Fiqh Hisab Rukyah "Menyatukan NU & Muhammadiyah Dalam Penentuan Awai Ramdhan, Jdul Fitri dan Jdul Adha", (Jakarta: Erlangga, 2007), h. xiv.

9. lzzuddin, Fiqh Hisab Rukyah, h. xvi

Page 69: VAL DI INDONESIA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Prinsip-prinsip umum tersebut menurut Fathi Osman disediakan untuk cara hidup perorangan,

61

awal Ramadhan dan awal Syawal, tetapi hanya sebatas alternative. 10 Disatu sisi

hisab sebagai alternative, tapi sisi lain hisab dijadikan sebagai pemandu untuk

menentukan kapan hilal itu terjadi.

Adapun dalil dari al-Qur'an yang digunakan oleh kelompok rukyat ini ialah

surat al-Baqarah ayat 185 yang berbunyi:

( 1/\o·'( 'O .~.II) ~ ·.•.'•.11 ~~~- .•• ·.·• • , • J""t' • • • - .)e-' r-"" ~ ().d •••

Artinya: ... "barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya)

di bulan itu, Maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu" ...

Dan hadist yang digunakan adalah:

"(· w1.1 ) ....:i:; .. '.1r'.ur ....:i:i .. '.1r"' 1.5 J.) ...... J.Y- JJ!"" J •• ;J.y, Y' ..,.... ...

Artinya: ... "berpuasalah kamu setelah melihat bulan dan berbukalah setelah

melihat bulan" ... (H.R. An-Nasaai).

Organisasi kemasyarakatan Islam Nahdlatul Ulama (NU), berpendapat,

bahwasanya, masalah penentuan awal Ramadhan dan Syawal merupakan

masalah khilafiyah, jadi tidak dibenarkan adanya campur tangan dari

pemerintah. 12

Permasalahan khilafiyah dalam Islam terbagi dalam dua kategori. Pertama,

yang membahas masalah individual, seperti batalnya wudhu karena persentuhan

10• Wawancara Pribadi dengan Arwani Faisal. (Wakil Ketua Lajnah Bastshul Masai!

Nahdlatul Ulama). Jakarta, 31 Juli 2007.

".Imam Muhammad bin Isma'il Al-Kahlani, Subulus Salam, (t.t: t.p., t.h.), Jus. 2, h. 152.

12• Wawancara Pribadi, Faisal

Page 70: VAL DI INDONESIA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Prinsip-prinsip umum tersebut menurut Fathi Osman disediakan untuk cara hidup perorangan,

62

kulit antara pria dan wanita. Kedua, yang bersifat massal (jama'i), seperti

penetapan 1 Ramadhan dan 1 Syawal. Untuk permasalahan pada contoh kedua,

masalah khilafiyah ini berpotensi untuk menimbulkan disintregasi umat.

Dalam disiplin ilmu fikih, untuk masalah khilafiyah kedua tersebut,

pemerintah wajib melakuka;( intervensi guna menjaga keutuhan umat. Dan

apabila pemerintah sudah mengambil keputusan, maka perbedaan pendapat sudah

tidak ada lagi. 13

Sedangkan Majlis Tarjih Muhammadiyah berpendapat bahwa berpuasa

bulan Ramadhan dan Id Fitrah itu dengan ru'yah dan tidak berhalangan dengan

hisab. Apabila Ahli Hisab menetapkan bahwa bulan belum tampak (tanggal) atau

sudah wujud tetapi tidak kelihatan, padahai kenyatannya ada orang yang melihat

pada malam itu juga, maka mereka menetapkan bahwa yang muktabar adalah

ru'yahlah. 14

Pada dasamya, organisasi Muhammadiyah menggunakan metode dalil yang

tidak berbeda dengan aliran lainnya, hanya saja cara penafsiran Muhammadiyah

dengan yang lainnya yang menyebabkan adanya perbedaan. Adapun dalil yang

digunakan adalah ayat al-Qur'an surat al-Baqarah ayat 185. Allah Swt berfirman:

( '\'·\Ao /o ·~·'I) ~ j6'.~.l\ '<~ .. · ., ·.·· . Y'-:' .,, - r-'· *"' ~--·

n. Ali Mustafa Yaqub, Undang-undang Hari Raya, Gatra, no. 11 (Januari 2007), h. 31.

"· Wawancara Pribadi dengan Amiruddin. (Majlis Tarjih Muhammadiyah). Jakarta, 14 September 2007.

Page 71: VAL DI INDONESIA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Prinsip-prinsip umum tersebut menurut Fathi Osman disediakan untuk cara hidup perorangan,

63

Artinya: ... "barangsiapa di antara karnu hadir (di negeri tempat tinggalnya)

di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu" ...

wt.:...:..lr ·.·.,· 1 1~::ic.1:,·.1;11 J ·u:. •· "' r · • · .-.~r • u...:.. · .:.'•.11 -i-· • :iir' . . . . • .J U#'""' • ,J .Y! .J .J-" J- .J "' -- v-- l..J=!o <.i. .JA

Artinya: "Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya

dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan

itu, supaya karnu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu)".

Hadist Rasulullah SAW

•· - ~4'.W) .-b~ :t.: .ult:. 211. r -.&I ·r'. '·I·'·-~~::. 211 • • • • ·• ".&I :;Jr;.·.· ~ .u ... r .J • • i.r- . u_,... .J w • ...._ i.F"" .J ..JA&- u. . . . we.

ol ) c·· ·~uH:i.....111" t.l:'U ~t: 1::. " .. Li , •• · • •· 1"" • ~ ,Ujj ·. • .. · .J.J • c.»! • Y1'"' ~ r-t' (..), .J.).J c.s-"'> Y' ~ • W.JY* .J

• ' ( \.,;,.J\ <.i.) .

"Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar r.a., bahwa Rasulullah SAW.

bersabda: "satu bulan itu bisa 29 hari, maka janganlah karnu berpuasa Rarnadhan

sebelum karnu melihat hilal dan apabila langit berawan (schingga karnu tidak

melihat hilal), maka genapkanlah Sya'ban 30 hari".

Dalarn menetapkan hilal dan wajibnya puasa dengan segala keperluan yang

berkaitan dengannya tidak disyaratkan adanya keputusan dari qadli ataupun

pemerintah. Akan tetapi bila hakirn memutuskan tetapnya hilal dengan cara apa

saja yang ada dalarn mazhabnya, maka seluruh kaum Muslimin wajib berpuasa,

0

'. Al-Imam Zainudin Ahmad bin Abd Al-Lathif Az-Zabidi, Mukhtshar Shahih A/­Bukhari: "At-Tajriid Ash-Shariih Ii Ahaadits Al-Jaami' Ash-Shahih. Penerjemah Achmad Z~idun, (Jakarta: Pustaka Amani, 2002), h. 424.

Page 72: VAL DI INDONESIA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Prinsip-prinsip umum tersebut menurut Fathi Osman disediakan untuk cara hidup perorangan,

64

sekalipun sebagian mazhab ada yang tidak sependapat, dan ha! ini difokuskan

karena keputusan qadli atau pemerintah dapat menghapuskan perselisihan. 16

Namun cara yang sesuai menurut Sunnah dalam menentukan awal

Ramadhan dan Syawal adalah melalui rukyat. Ilmu hisab hanya dapat digunakan

sebagai pedoman sementara, namun ketetapan akhir haruslah dibuktikan melalui

rukyat. 17

Dasar kewajiban masyarakat untuk menaati keputusan pemerintah ialah

ayat: "Hai orang-orang yang beriman, taatlah kamu kepada Allah, taatlah kepada

Rasul dan kepada uli/ amr (pemerintah) kamu" (An-Nisaa: 59). "Mereka juga

wajib bersatu dan dilarang bercerai-berai". (Ali Imran: 103).

Pada dasamya ketetapan dalam penentuan 1 Ramadhan dan I Syawal di

Indonesia dilakukan melalui sidang itsbat yang dibentuk oleh Departemen

Agama dengan dihadiri oleh berbagai unsur masyarakat seperti ahli hisab rukyat

omrns islam seperti NU, Muhammadiyah, Persis, Al Washliyah, Dewan Dakwah

Indonesia, Mathlaul Anwar, MUI, para pakar astronomi dari Boscha ITB,

LAPAN, BMG, Ahli hisab rukyat perorangan, Bakosurtanal, Planetarium Jakarta,

Oceanografi TN! AU dan Duta Besar Negara Islam. 18

16. Abdurrahman Al-Jaziri, Al-Fiqh 'Ala Al-Madzahib Al-Arba'ah, (Cairo: Mathba'ah Al­

lstiqamah, t.th), h. 23.

17. Fikri Mahmud, "Metode Penentuan Hari Raya", Riau Pos, 9 Oktober 2007, h. 4.

18• Taufiq Kami!, "Sidang l1sba1, I Syawal Ditentukan Hari ini", artikcl diakses pada 30

November 2007 dari http://www.tempointeraktif.com/hg/nasional/2004/l l/12/brk.20041112-02,id.html.

Page 73: VAL DI INDONESIA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Prinsip-prinsip umum tersebut menurut Fathi Osman disediakan untuk cara hidup perorangan,

65

Dalam sidang tersebut, pertama-tama akan disampaikan laporan dari

berbagai pakar. Rujukan yang paling penting adalah laporan dari tim Hisab dan

Rukyat dari seluruh tanah air yang melaporkan hasil pemantauan dan observasi

terhadap bulan dari Aceh sampai Merauke. Baik dari petugas Pengadilan Agama,

Pengadilan Tinggi Agama maupun Kanwil agama. Karena negara Indonesia

dalam ha! ini menggunakan prinsip wilayatul hukmi (wilayah hukum). 19

Hasil yang diterima, akan disampaikan oleh Menteri Agama dalam Sidang

Itsbat, lalu diberi tanggapan, didiskusikan dan disimpulkan. Jika telah diperoleh

kesimpulan maka diputuskan menjadi keputusan Pemerintah lalu diumumkan.20

Namun ha! yang terjadi dilapangan, Departemen Agama selaku pemerintah

bertindak hanya sebagai penawar atas hasil dari sidang itsbat tersebut, tetapi tidak

ada suatu paksaan kepada siapapun untuk mengikuti atau tidak terhadap apa yang

telah ditetapkan oleh pemerintah.21

Memang dalam nasb baik al-Qur'an maupun hadits-hadits Nabi tidak

disebutkan tentang beberapa kriteria ketinggian hilal dalam menentukan awal

Ramadhan dan Syawal. Disinilah diperlukannya peran para ulama dan umara

dalam menjawab permasalahan yang terjadi ditengah-tengah masyarakat.

19. \Vawancara Pribadi, Faisal.

20• Wawancara Pribadi dengan Muhyidin. (Kasubdit Pengembangan Syari'ah dan Hisab

Rukyat Departemen Agama RI). Jakarta, 2 Agustus 2007.

21• Ibid

Page 74: VAL DI INDONESIA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Prinsip-prinsip umum tersebut menurut Fathi Osman disediakan untuk cara hidup perorangan,

66

Menurut Pemerintah hilal dianggap terlihat dan keesokannya ditetapkan

sebagai awal bulan Hijriyah berikutnya apabila memenuhi salah satu syarat-

b 'k 22 syarat en ut:

I. Ketika matahari terbenam, ketinggian bulan di atas horizon tidak kurang dari

2° dan

2. Jarak lengkung bulan-matahari (sudut elongasi) tidak kurang dari 3°. Atau

3. Ketika bulan terbenam, umur bulan tidak kurang dari 8 jam selepas ijtimak

berlaku.

Disamping itu, Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan pesan

(tausyiah) terkait dengan adanya perbedaan dalam penetapan I Syawal 1428 H,

bahwasanya masyarakat diminta untuk menunggu hasil siding itsbat yang digelar

oleh Badan Hisab dan Rukyat (BHR) Depag.23

Pesan tersebut berdasarkan pada ketentuan keputusan fatwa MUI No.

2/2004 tentang penetapan awal Ramadhan, Syawal dan Dzulhijjah. Salah satu

dari ketentuan tersebut ialah kewajiban masyarakat menaati penetapan I Syawal

. "d . b 24 sesuat s1 ang its at.

Sedangkan Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah jauh-jauh hari telah

menetapkan I Syawal jatuh pada 12 Oktober 2007. Ini didasarkan pada

". Ibid

". lchwan Sam, "MUI Serukan Umat Tunggu Sidang ltsbat", Riau Pos, 11 Oktober 2007, h. 1-2.

14• Ibid

Page 75: VAL DI INDONESIA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Prinsip-prinsip umum tersebut menurut Fathi Osman disediakan untuk cara hidup perorangan,

67

maklumat No. 03/MLM/1.0/2007 tentang penetapan I Syawal 1428 H, yang

merujuk pada hisab hakiki wujudul hilal yang mereka pedomani.25 Dan untuk

Pengurus Besar Nadhlatul Ulama (PBNU) masih menunggu hasil dari sidang

itsbat.

Sedangkan menurut ketua komisi fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI)

Provinsi Riau, Hajar Hasan, menyerukan agar umat Islam saling menghargai

dalam menyikapi perbedaan ini. Beliau mengatakan "Berbeda soal waktu shalat

Id bukan ha! yang besar, tetapi ukhuwahjauh lebih penting".26

Seperti yang dilakukan oleh segenap rakyat Malaysia, bahwa barang siapa

yang berlebaran dilaur ketetapan kerajaan, maka ia -akan ditangkap polisi.

Sementara di Brunei Darussalam, perbedaan lebaran dinilai sebagai tindakan

subversive kerana dianggap melawan kebijakan Sultan.27

Ungkapan yang menyerukan kepada persatuan persepsi dalam masalah ini

JUga disampaikan oleh Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam

Nasaruddin Umar dalam Kompas disebutkan, "shalat Id itu sunnah, apakah tidak

bisa rnenanti saudara sebangsa agar kita dapat shalat secara bersama".28

Majelis Ularna Indonesia (MUI) yang memprakarsai perternuan Ulama

Komisi Fatwa MUI seluruh Indonesia bersama pimpinan organisasi Islam tingkat

13.

25. Ibid.

21'. Hajar Hasan, "MUI lmbau Warga Saling Menghormati", Riau Pos, 11 Oktober 2007, h.

"-Ali Mustafa Yaqub, Udang-undang Hari Raya, Gatra, no. I I (Januari 2007): h. 31.

28• Nasaruddin Umar, ldul Adha 20 Desember, Kompas, 13 Desember 2007, h.15

Page 76: VAL DI INDONESIA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Prinsip-prinsip umum tersebut menurut Fathi Osman disediakan untuk cara hidup perorangan,

68

pusat. melakukan pembahasan tentang bagaimana cara menyatukan lebaran.

Dalam pertemuan tersebut, terbentuk tiga butir keputusan yang sangat strategis,

. ?9 yaitu:-

I. Yang berhak menetapkan 1 Ramadhan, I Syawal dan 1 Zulhijjah untuk

wilayah kesatuan Republik Indonesia adalah Menteri Agama Republik

Indonesia.

2. Dalam menetapkan hal tersebut, Menteri Agama menggunakan metode hisab

dan rukyat. Dan,

3. Umat Islam Indonesia wajib menaati keputusan Menteri Agama dalam hal

terse but.

Keputusan itu kemudian diformalkan dalam bentuk fatwa MUI nomor 2

tahun 2004.

Namun disisi lain sangat perlu kiranya kita ketahui bahwa itsbat al-'amm

(penetapan secara umum) tentang hilal Ramadhan dan Syawal oleh Qadli atau

pemerintah atas dasar hisab tanpa dihasilkan ru'yat al-hi/al atau istikmal adalah

tidak dibenarkan oleh Mazhab Empat.30

Dalam hukum Islam, Tujuan hukum harus diketahui oleh mujtahid dalam

rangka mengembangkan pemikiran hukum dalam Islam secara umum dan

29• Wawancara Pribadi, Muhyidin

30• Munawir Abdul Fatah, Tradisi Orang-orang NU, (Yogyakarta: Pustaka Pesantren,

2007), Cet.111, h. 215.

Page 77: VAL DI INDONESIA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Prinsip-prinsip umum tersebut menurut Fathi Osman disediakan untuk cara hidup perorangan,

69

menjawab persoalan-persoalan hukum kontemporer yang kasusnya tidak secara

eksplisit diterangkan oleh al-Qur'an dan Hadist.

B. Qaidah-qaidah Fiqhiyyah Yang Berkaitan Dengan Kebijakan Pemerintah

"Tindakan seorang pemimpin terhadap yang dipimpin (rakyat) harus

berdasarkan pada kemaslahatan"

Kaidah ini memberikan pengertian bahwa setiap tindakan atau kebijakan

yang dibuat oleh seorang pemimpin yang menyangkut dan mengenai hak-hak

rakyat harus dikaitkan dengan kemaslahatan rakyat banyak dan ditujukan untuk

mendatangkan suatu kebaikan. 32

Terkait hal ini, Asjmuni A. Rahman juga menambahkan, kebijakan yang

diambil oleh seorang pemimpin dalam menyikapi persoalan yang berhubungan

dengan rakyat tidak boleh menyimpang dari ajaran Islam dan harus melihat sisi

kemaslahatannya. 33

Contoh: Penetapan 1 Ramadhan dan I Syawal yang terkadang berbeda

pelaksanaan dalam wilayah Indonesia, sering kali hal ini menimbulkan suatu

polemik dimasyarakat. Jadi, agar tidak terjadi polemik yang berkepanjangan,

maka dibutuhkanlah peran pemerintah dalam menyikapi masalah ini.

". Al-Imam Jalaluddin 'Abdur Rahman ibn Abi Bakri As-Suyuti, Al-Ashbah wan Nazdahir ft/ Furuu~ (Beirut: Dar al-Fikri,t.th), h. 84.

32• Imam Musbikin, Qawa 'id al-Fiqhiyyah, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 200 I), h 124.

33• Asjmuni A. Rahman, Kaidah-kaidah Fiqh "Qawaic! Fiqhiy-;ah'', (Jakarta: Bulan

Bintang, t.th), Cet I, h. 62.

Page 78: VAL DI INDONESIA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Prinsip-prinsip umum tersebut menurut Fathi Osman disediakan untuk cara hidup perorangan,

70

"Keputusan pemerintah bersifat mengikat dan menghilangkan perbedaan"

Perbedaan dalam berpendapat pada wacana fiqh merupakan suatu hal yang

lumrah, tetapi apa bila perbedaan itu dapat menimbulkan perpecahan, maka

menurut kaidah ini hakim (pemerintah) dapat melakukan intervensi (apabila

diperlukan) untuk mengatasi perbedaan tersebut.35

Tegasnya fiqh menghendaki campur tangan pemerintah dalam hal-hal

menyangkut persoalan kemasyarakatan dengan tujuan untuk penyeragaman

dalam amaliah.36

Adapun contoh pada masalah ini dapat merujuk pada qaidah sebelumnya

karena kedua kaidah ini berhubungan dengan kebijakan hakim (pemerintah).

"Sesuatu yang menjadi kebiasaan dapat dijadikan hukum"

Adat ialah segala apa yang telah dikenal manusia sehingga ha! itu menjadi

suatu kebiasaan yang berlaku dalam kehidupan mereka baik berupa perkataan

a tau perbuatan. 38

". Jaih Mubarok, Kaidah Fiqh: Sejarah dan Kaidah Asasi, (Jakarta: Rajawali Pers, 2002), h. 90-91.

35• Ibid., h. 90

36• Ibrahim Hosen, Fiqh Perbandingan (Masalah Perkawinan), (Jakarta: Firdaus, 2003), h.

13-14.

". Mubarok, Kaidah Fiqh: Sejarah dan Kaidah Asasi, h. 64

38• Musbikin, Qawa'id a/-Fiqhiyyah, h. 93.

Page 79: VAL DI INDONESIA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Prinsip-prinsip umum tersebut menurut Fathi Osman disediakan untuk cara hidup perorangan,

71

Contoh: Kebiasaan yang dilakukan Rasulullah dan para Khulafa ar-

Rasyidun dalam menetapkan 1 Ramadhan dan 1 Syawal ialah dengan cara rukyah

atau menyempurnakan bilangan bulan menjadi 30 hari. Dan kebiasaan ini dapat

diikuti oleh masyarakat muslim di dunia dalam ha! yang sama.

"Kemadlaratan harus dihilangkan"

Menurut kaidah ini, bahwasanya syari'at Islam menyuruh umat manusia

untuk menjauhkan diri dari kemudharatan, baik perorangan maupun masyarakat

guna menghindari diri dari sifat yang merugikan. 40

Contoh: Ada dua orang yang melakukan hari raya yang berbeda harinya,

salah satu pihak memilih dengan jalan hisab dan yang satunya mengikut kepada

imbauan pemerintah, lantas terjadi pertentangan yang menyebabkan mereka

menjadi kurang rukun. Sedangkan apabila mereka memilih jalan untuk ikut

kepada imbauan pemerintah, maka kemungkinan besar ha! itu tidak akan terjadi.

Maka mengambil jalan untuk mengikut kepada pemerintah adalah diharuskan.

"Keyakinan tidak dapat dihilangkan karena keraguan"

". Ibid., h. 38.

40• Ibid., h. 68

". Ibid., h. 38

Page 80: VAL DI INDONESIA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Prinsip-prinsip umum tersebut menurut Fathi Osman disediakan untuk cara hidup perorangan,

72

Maksud dari kaidah ini adalah seseorang dapat dikatakan telah meyakini

terhadap perkara manakala perkara itu telah ada bukti atau keterangan yang

ditetapkan oleh panca indera atau dalil.42 Jadi apabila seseorang telah meyakini

terhadap suatu perkara, maka yang telah diyakini ini tidak dapat dihilangkan

dengan keragu-raguan (hal-hal yang masih ragu-ragu ).

Contoh: Dalam pengamatan hilal, apabila seorang pengamat tersebut yakin

bahwa ia telah melihat hilal, tetapi ada keraguannya bahwa hilal belum ada, maka

yang diambil ialah keyakinan mana yang menguatkan ia pada ha! itu.

"Menghindari perselisihan"

Contoh: Adapun contoh dari kaidah ini dapat merujuk kepada kaidah

sebelumnya, yaitu LllY, '.;y...JI.

Maksud dari kaidah ini ialah agar menghindari segala hal yang dapat

menimbulkan perselisihan, dan diharuskan mencari jalan keluar agar jangan

sampai melibatkan diri pada masalah khilafiyah. Karena mencari jalan keluar dari

perselisihan adalah jalan yang sangat baik dan bijak.

C. Analisa/Kedudukan Putusan Pemerintah Dalam Tinjauan Qaidah Fiqhiyyah

Seperti telah dijelaskan pada bab-bab sebelumnya, ba.'1wasanya didalam al-

qur'an, ada sebagian permasalahan yang tidak dengan secara rinci diterangkan

4'. Ibid., h. 51-52

".Abu al-Qasim bin Muhammad bin at-Tawaniy, Al-Is'aaf hi al-Ta/ab Mukhtashar Syarah al-Manha} al-Muntakhab, (Mesir: Al-Ahliyah, 1975), cet. I, h. 31.

Page 81: VAL DI INDONESIA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Prinsip-prinsip umum tersebut menurut Fathi Osman disediakan untuk cara hidup perorangan,

73

tentang maksud dan hukumnya, dan sunnah Rasulullah yang memberikan bayan

atau penjelasan-penjelasan apabila manusia tidak dapat memahami isi dari al-

qur'an secara utuh.

Abdul Wahab Khallaf dalam kitabnya "Ushul al-Fiqh" disebutkan,

"sesungguhnya nash-nash tasyri' yang telah mensyari'atkan hukum terhadap

aneka cabang undang-undang, baik perdata, pidana dan lain-lain, termasuk juga

didalamnya undang-undang dasar telah sempurna dengan adanya nash-nash yang

menetapkan prinsip-prinsip umum dan qanun-qanun tasyri' yang kulli yang tidak

tertentu dengan sesuatu ca bang undang-undang. 44

Dari keterangan diatas, dapat kita simpulkan bahwasanya kaidah-kaidah

fiqhiyah itu sangat penting, terutama bagi para perancang hukum dan ahli hukum

untuk memelihara keadilan dan kemaslahatan masyarakat setiap masa.

Bagi para mujtahid dengan berpegang kepada kaidah-kaidah fiqhiyyah,

maka akan merasa lebih mudah dalam mengistimbatkan hukum bagi suatu

masalah, yaitu dengan menggolongkan kepada masalah yang serupa dibawah

suatu kaidah tersebut.

Dalam ha! ini para fuqaha berkata: "Barangsiapa memelihara ushul

berhaklah ia sampai kepada maksud dan barangsiapa memelihara qawa'id

". Muhammad Hasbi ash-Shiddieqy, Falsafah Hukum Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1990), Cet. IV, h. 440.

Page 82: VAL DI INDONESIA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Prinsip-prinsip umum tersebut menurut Fathi Osman disediakan untuk cara hidup perorangan,

74

pantaslah ia mencapai maksud" dan "Sesungguhnya cabang-cabang masalah fikih

itu hanya dapat dikuasai dengan kaidah-kaidah al-fiqhiyah".45

Pada dasamya, pemerintah dalam mengambil keputusan penetapan I

Ramadhan dan I Syawal lebih menginginkan suatu hasil yang dapat dilaksanakan

secara bersamaan. Kendatipun demikian, pemerintah tidak dapat memaksakan

kepada umat Islam di Indonesia untuk mengikuti keputusan tersebut.

Adapun yang menjadi penyebabnya adalah pertama, keputusan pemerintah

hanya bersifat sebagai penawar atas hasil-hasil yang diperoleh dari berbagai

macam mazhab atau aliran yang berkembang di Indonesia pada pelaksanaan

sidang- itsbat. Kedua, kalau dipaksakan mengikut kepada pemerintah, ha! ini akan

berlawanan dengan Undang-undang Dasar 1945 BAB XI tentang Agama Pasal

29 ayat 2, yang berbunyi:46

"Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk

agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan

kepercayaannya itu".

Undang-undang ini dijadikan oleh sebagian kelompok sebagai acuan untuk

memegang teguh terhadap ajaran dan keyakinannya dalam beribadah. Jadi selagi

Undang-undang Dasar 1945 tersebut tidak dapat untuk dijelaskan secara rinci,

maka jalan inilah yang digunakan oleh sebagian kelompok tersebut dalam

mempertahankan prinsipnya masing-masing.

". Musbikin, Qawa 'id al-Fiqhi)yah, h. 15-16

""- Undang-undang Dasar 1945 Republik Indonesia.

Page 83: VAL DI INDONESIA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Prinsip-prinsip umum tersebut menurut Fathi Osman disediakan untuk cara hidup perorangan,

7)

Contoh: Ada sebagian orang yang percaya bahwasanya keyakinan mereka

clalam mcnetapkan 1 Ramaclhan aclalah clengan cara melihat hilal clengan mata

tclanjang, tanpa n1enggunak.an alat bantu apapun seperti, teropong. Maka

keyakinan mereka itu clijaclikan sebagai pancluan dalam beribaclah Ramadhan.

Jacli, apabila seluruh umat Islam di Indonesia berpenclapat clemikian, tentu

clan sangat jelas bahwa ticlak akan pernah terwujuclnya suatu keseragaman clalam

amaliyah.

Ketiga, belum aclanya seperangkat Unclang-unclang, Kepres, Peraturan

Pemerintah atau lnp,·es yang mengatur secara khusus tentang metocle penetapan 1

Ramaclhan clan 1 Syawal. Keempat, kaiclah-kaiclah fiqhiyyah sebagai bahan acuan

clalam menetapkan hukum, khususnya clalam penetapan I Ramadhan clan I

Syawal belum terlalu optimal pelaksanaannya clan kurang clalam

pengaplikasiannnya. Jacli keputusan pemerintah clalam ha! ini masih mengalami

interpensi dikalangan masyarakat Indonesia.

Pacla bab sebelumnya juga telah clijelaskan betapa pentingnya memakai

kaiclah-kaiclah fiqhiyyah clalam mengistimbatkan hukum. Karena, clalam

mempclajari seluruh hal yang bcrhubungan clengan hukum Islam, yaitu al-Quran

clan Sunnah sebagai sumber hukum yang clisepakati, ushul al-fiqh, kaiclah fiqh,

merupakan suatu clisiplin ilmu yang saling melengkapi.

Page 84: VAL DI INDONESIA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Prinsip-prinsip umum tersebut menurut Fathi Osman disediakan untuk cara hidup perorangan,

A. Kesimpulan

BABY

PENUTUP

Dari pembahasan diatas, penulis menyimpulkan:

1. Kedudukan qaidah fiqhyyah dalam hukum Islam yaitu dapat dijadikan sebagai

sarana untuk mengidentifikasikan ilmu-ilmu syariah dan hukum yang bersifat

praktis yang terus berkembang dari masa ke masa dan juga dapat dijadikan

sebagai alat dalam mengistimbatkan hukum Islam.

2. Upaya yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia dalam menetapkan 1

Ramadhan dan 1 Syawal yaitu dengan cara membentuk suatu sidang itsbat

yang dihadiri oleh berbagai perwakilan masyarakat dan para pakar hisab

rukyat. Dalam penentuan 1 Ramadhan dan 1 Syawal di Indonesia pemerintah

menggunakan metode imkanur rukyat (dimungkinkan untuk dirukyah).

3. Qaidah fiqhiyyah dalam disiplin ilmu fiqh tentu sangat diperlukan. Terhadap

kebijakan pemerintah qaidah fiqhiyyah juga diperlukan sebagai bahan untuk

mengistimbatkan hukum Islam guna menetralisir segala perbedaan pendapat,

khususnya da!am menetapkan 1 Ramadhan dan I Syawal di Indonesia, agar

keputusan tersebut dapat dilaksanakan secara bersama dan menghilangkan

perbedaan pendapat sehingga dapat menciptakan satu ukhuwah yang lebih

kokoh lagi dalam beramaliyah. Sungguhpun demikian, penggunaan qaidah

fighiyyah tetap saja tidak optimal disebabkan masing-masing pihak masih

berpegang kepada argumentasinya masing-masing.

Page 85: VAL DI INDONESIA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Prinsip-prinsip umum tersebut menurut Fathi Osman disediakan untuk cara hidup perorangan,

B. Saran-saran

,---PERPU~Ti\KA,C\N UTAMA I I UIN SYAHID JAKARTA

77

1. Semua pihak diharapkan dapat memberikan bimbingan dan penyuluhan untuk

ikut ketentuan pemerintah.

2. Bagi masyarakat sekiranya dapat menunggu hasil sidang itsbat yang dibentuk

oleh Departemen Agama, guna menciptakan suatu ukhuwah yang lebih kokoh

dan tidak mengedepankan keinginan sepihak.

3. Dalam sidang its bat, hasil keputusan pemerintah untuk kedepannya agar tidak

hanya sebagai penawar atas hasil yang ditetapkan dalam rapat tersebut, tetapi

juga menunjuk satu hasil yang harus diikuti dan agar dapat membuat suatu

produk Undang-undang tentang pelaksanaan Ramadhan dan hari raya dan

mengoptimalisasikan dalam menggunakan qaidah fiqhiyyah.

4. Dalam menetapkan awal Ramadhan dan Syawal, pemerintah hendaknya

menggunakan kaidah-kaidah fiqhiyyah dalam menetapkan suatu hukum,

sehingga perbedaan pendapat dapat diminimalisir dan terciptanya ukhuwah

Islamiyah.

5. Masalah hisab dan rukyah agar dapat dimasukkan kedalam kurikulum

Tsanawiyah dan Aliyah.

6. Mensosialisasikan kedaerah-daerah tentang hisab dan rukyat, seperti melalui

khatib-khatib Jumat, kultum-kultum dll.

Page 86: VAL DI INDONESIA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Prinsip-prinsip umum tersebut menurut Fathi Osman disediakan untuk cara hidup perorangan,

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur 'an dan Terjemahnya. Surabaya, Mekar Surabaya 2000.

Abbas, Ahmad Sudirman. Sejarah Qawa'id Fiqhiyyah. Cet.I. Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 2004. ·

Abbas, Siradjuddin. Empat Puluh Masalah Agama. Cet. Ke.37. Jakarta: Tarbiyah, 2006.

Abdullah, Abdul Rahman Haji. Pemikiran Islam Di Malaysia (Sejarah dan Aliran), cet. I. Jakarta: Gema Insani Press, 1997.

Bahiy, Muhammad.Al Pemikiran Islam dan Perkembangannya. Jakarta: Risalah, 1985.

Baqi, Muhammad Fuad 'Abdul. al-Lu'lu' wal Marjan, Himpunan Hadits Shahih Yang di Sepakati Oleh Bukhari dan Muslim, Penerjemah Salim Bahreisy. Surabaya: PT. Bina Ilmu, t.th.

Dahlan, Aziz. Ensiklopedi Hukum Islam. Jilid.II. Jakarta: PT Ikhtiar Baru Van Hoeve, 1997.

Depag, Almanak hisab Rukyat. Jakarta: Proyek Pembinaan Peradilan Agama Islam, 1981.

Depag RI. Pedoman perhitungan Awai Bulan Qamariyyah. cet.III. Jakarta: Ditbinbapcra, 1995.

Djamil, Fathurrahman. Metode ljtihad Majlis Tarjih Muhammadiyah. Jakarta: Logos Publishing House, 1995.

Djazuli, Ahmad. llmu Fiqh (Penggalian, Perkembangan dan Penerapan Hukum Islam. Jakarta: Kencana, 2005.

Fatah, Munawir Abdul. Tradisi Orang-orang NU. Cet.III.Yogyakarta: Pustaka Pesantren, 2007.

Glasse, Cyrril. Ensiklopedi Islam Ringkas. terj. cet.ke 2. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1999.

Hajjaji, Al-Imam Abi Husaini Muslim Ibn. Shohih Muslim. Juz.II. Kairo: Darul Hayaa Al-Kitab Al-'Arabiyah, 1236 H.

Page 87: VAL DI INDONESIA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Prinsip-prinsip umum tersebut menurut Fathi Osman disediakan untuk cara hidup perorangan,

79

Haroen, Nasrun. Ushul Fiqh I. Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997.

Hasan, Hajar "MUI Imbau Warga Saling Menghormati''. Riau Pos, 11 Oktober 2007.

Himpunan Fatwa Majelis Ulama Indonesia. Jakarta: ttp, 2003.

Hosen, Ibrahim. FIQH: Perbandingan Masalah Perkawinan. cet.I. Jakarta: Firdaus, 2003.

Iqbal, Muhammad. "Masihkah Kita Berbeda?." Pekanbaru: T.B. Sanggam, September 2007.

Izzuddin, Ahmad. Fiqh Hisab Rukyat Di Indonesia, "Upaya Penyatuan Mazhab Rukyah Dengan Mazhab Hisab ". cet.I. Y ogyakarta: Logung Pustaka, 2003.

-------. Fiqh Hisab Rukyah; Menyatukan NU & Muhammadiyah Dalam Penentuan Awai Ramadhan, Idul Fitri dan Idul Adha. Jakarta: Erlangga, 2007.

Jailany, Zubair Al Umar. Al-Khulashah Al-Wafiyah. Kudus: Menara Kudus, t.th.

Jaziri, Abdurrahman Al. Al-Fiqh 'Ala Al-Madzahib Al-Arba'ah. Penerjemah Chatibul Umam dan Abu Hurairah. cet.II. Jakarta: Darul Ulum Press, 2002.

Jaziri, Abu Bakar Jabir Al. Minhajul Muslim. Penerjemah Fadhli Bahri. Jakarta: Darul Falah, 200 I.

Kami!, Taufiq. "Sidang Itsbat, 1 Syawal Ditentukan Hari ini". Artikel diakses pada 30 November 2007 dari http://www.tempointeraktif.com/hg/nasional/2004/l l/12/brk,20041112-02,id.html.

Mahmud, Fikri. "Metode Penentuan Hari Raya''. Riau Pos. 9 Oktober 2007,

Maskufa. Ahkam (Jurnal Syari 'ah, Hu/cum dan Pranata) Memahami Tarikh Mesehi dan Hijri: Suatu Perbandingan. No. I. (Juni 2004):76-'78.

Miri, Djamaluddin. dan Said, Imam Ghazali. Ahkamul Fuqaha, Solusi Problematika Aktual Hukum Islam, Keputusan Muktamar, Munas dan Konbes Nahdlatul Ulama (1926-1999). cet.III. Jawa Timur: Lajnah Ta'lif wan Nasyr (LTN) bekerja sama dengan Diantama Surabaya, 2004.

Mubarok, Jaih. Kaidah Fiqh: Sejarah dan Kaidah Asasi. Jakarta: Rajawali Pers, 2002.

Page 88: VAL DI INDONESIA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Prinsip-prinsip umum tersebut menurut Fathi Osman disediakan untuk cara hidup perorangan,

80

Muhammad, Abu Bakar. Terjemahan Subulussalam fl Cet.Ke. I. Surabaya: Al­Ikhlas, 1991.

Mundziri, Al-Hafizh 'Abdul 'Azhim bin 'Abdul Qawi Zakiyuddin. Mukhtashar Shahih Muslim. Penerjemah Achmad zaidun. cet.II. Jakarta: Pustaka Amani, 2003.

Munawwir, Achmad Warson. Al-Munawwir: Arab-Indonesia Terlengkap. Surabaya: Pustaka Progresif, 1997

Mutoha - Anggota BRR DIY - koord. Jogja Astro Club (JAC) - Member Islamic Crescent's Observation Project (ICOP). Artikel diakses pada 30 Nebember 2007 dari http://groups.yahoo.com/group/rukyatulhilal.

Musbikin, Imam. Qawa 'id al-Fiqhiyyah. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 200 I.

M.S.L, Toruan. Pokok-pokok I/mu Falak. Semarang: Banteng Timur, 1961.

Osman, Mohamed Fathi, Islam, Pluralisme dan Toleransi Keagamaan, cet.I. Jakarta: Yayasan Paramadina, 2006.

Qahuri, Ahmad bin 'Ali bin Muhammad bin Hajar Al-Kinani Al-'Asqalani Al. Subulu As-Salam. Penerjemah Abu Bakar Muhammad. Surabaya: Al-Ikhlas, 1991.

Qurtubi Al. Al-Jaami' li Ahkam Al-Qur'an. t.p.: t.p., t.th.

Rahman, Asjmuni A Kaidah-kaidah Fiqh "Qawaid Fiqhiyyah''. cet.I. Jakarta: Bulan Bintang, t.th.

Rasyid, Ibnu. "Software Untuk Melihat Bulan". Xpresi, 7 Oktober 2007.

Sam, Ichwan "MUI Serukan Umat Tunggu Sidang ltsbat". Riau Pas, 11 Oktober 2007.

Sanhuri As. Tasyri' al-Usrah. Mesir: Al-Jam'iyyah Al-Misriyyah Ii Al-Iqtisad As­Siyasi wa Al-Ihsa' wa at-Tasri', t.th

Shiddiqi, Nourouzzaman, Jeram-:Jeram Peradaban Muslim. cet.I. Jogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996.

Shiddieqy, Muhammad Hasbi Ash. Falsafah Hu/cum Islam. Cet.IV. Jakarta: Bulan Bintang, 1990.

Page 89: VAL DI INDONESIA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Prinsip-prinsip umum tersebut menurut Fathi Osman disediakan untuk cara hidup perorangan,

81

Sjadzali, Munawir. Islam dan Tata Negara (Ajaran, Sejarah Dan Pemikiran). Jakarta: UI Press, 1993.

Suyuti, Al-Imam Jalaluddin 'Abdur Rahman ibn Abi Bakri As. Al-Ashbah wan Nazdahir fit Furuu'. Beirut: Dar al-Fikri, t.th.

Tawaniy, Abu al-Qasim bin Muhammad bin At. Al-ls'aaf bi al-Talab Mukhtashar Syarah al-Manhaj al-Muntakhab. Mesir: Al-Abliyah, 1975.

Umar, Nasaruddin. "Idul Adha 20 Desember". Kompas, 13 Desember 2007.

Undang-undang Dasar 1945 Republik Indonesia.

Usman, Muchlis. Kaidah-kaidah Ushuliyyah & Fiqhiyyah "Pedoman Dasar Dalam lstimbath Hukum Islam". Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002.

Wardan, Muhammad. Hisab ulfi clan Hakiki. Yogyakarta: Siaran, 1957.

Wawancara Pribadi dengan Amiruddin. Jakarta. 14 September 2007.

Wawancara Pribadi dengan Arwani Faisal. Jakarta. 31 Juli 2007.

Wawancara Pribadi dengan Muhyidin. Jakarta. 2 Agustus 2007.

Yanggo, Huzaimah Tahido. Pengantar Perbandingan Mazhab. cet.III. Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 2003.

Yaqub, Ali Mustafa. Undang-undang Hari Raya. Gatra: no. I I. (Januari 2007): h.31.

Zabidi, Al-Imam Zainudin Abmad bin Abd Al-Lathif Az. Mukhtshar Shahih A/­Bukhari: "At-Tajriid Ash-Shariih li Ahaadits Al-Jaami' Ash-Shahih. Penerjemah Achmad Zaidun. Jakarta: Pustaka Amani, 2002.

Zarqa, Al-Syaikh Ahmad Ibn Al-Syaikh Muhammad Al. Syarh Al-Qawa'id Al­Fiqhiyyat. Damaskus: Dar al-Qalam, 1989.

Zarqa', Mustafa Ahmad Al. Al-Madkhal al-Fiqh Al-'Ami. Juz.I. Beirut: Dar al-Fikr, 1967.

Zawawi, Somad. dkk. Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Tri Sakti, 2004.

Page 90: VAL DI INDONESIA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Prinsip-prinsip umum tersebut menurut Fathi Osman disediakan untuk cara hidup perorangan,

LAMPIRAN-LAMPIRAN

I. Keputusan MENTERI AGAMA RI No. 109 Th. 2007 tentang penetapan

Tanggal 1 Syawal 1428 H.

2. Kebijakan Pemerintah RI Dalam menetapkan awal bulan Qamariyah di

Indonesia.

3. Keputusan Fatwa Majelis Ulama Indonesia No 2 Th. 2004 tentang Penetapan

awal Ramadhan, Syawal dan Dzulhijjah.

4. Susunan acara sidang itsbat penetapan 1 Syawal 1428 HI 2007 M.

5. Laporan Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah (Ketua Badan

Hisab Rukyat Departemen Agama~.

6. Daftar undangan pada siding itsbat awal Ramadhan 1427 H.

7. Rekap hasil perhitungan ijtima' dan tinggi hilal awal Ramadhan, Syawal dan

Dzulhijjah tahun 2007 MI 1428 H menurut berbagai sistem.

Page 91: VAL DI INDONESIA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Prinsip-prinsip umum tersebut menurut Fathi Osman disediakan untuk cara hidup perorangan,

KEPUTUSAN MENTER! AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 109 TAHUN 2007

.· TENTANG PENETAPAN TANGGAL 1SYAWAL1428 H

DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA ESA

MENTER! AGAMA REPUBLIK INDONESIA,

•'· . , ..

Me imbang . . ·a. bahwa untuk keperluan umat Islam dalam merayakan hari raya ldulFi!ri 1428 H, perlu ditetapkan tanggal 1 Syawal 1428 H;

b. bahWa perhitungan data hisab yang dihimpun oleh Sadan Hisab Rukyat Departemen Agama RI dari berbagai · sumber menyatakan bahwa ijtima' ·akhir Ramadlan 1428 H jafuh pada hari' Kamis, 11 Oktober 2007 M, bertepatan dengan tanggal 29 Ramadlan 1428 H sekitar pukul · 12:02. WIB. Pada saat mat13hari terbenam pada tanggal tersebut untuk wilayah

· Indonesia bagian Timur, Tengah dan sebagian · Indonesia. bagjan Barat (Papua, Maluku, Sulawesi, sebagian Kalimantan dan Aceh) hilal mClsih ·dibawah ufuk, sedangkan sebagian wilayah Indonesia bagian Tengah dan Baral (NTB, Bali, Jawa dan' Sumatera) sudah di alas ufuk antara 0° sampai dengan 0° 45'·.. ' '

I

c. bahwa laporan pelaksanaan rukyat hilal pada hari Kamis tanggal 11 Oktober i007 M. bertepatan dengan tanggal. 29 Ran;ia~flan 1428 H. yang disampaikan oleh : . 1. ·Rasmani, Umur 37 tahun, Jabatan Staf Bidang Urais Kanwil D~partemen Agama Provinsi Papua;

2. Dfs. Sarilsudin Ernas, Umur 53 tahun, Jabatan Kabid Urais K?niNil Departemen Agama Provinsi Papua Baral;

3. Drs. H. Talib Laury, M.Pdi, Urnur 55 tahun, Jabatan Kabid Urais Kanwil Departemen Agama Provinsi Maluku;

4. Dahlan Sairi, SH, Umur 37 tahun, Jabatan Kasi Prociuk Halal dan Kemitraan Kanwil Departemen Agama Provinsi Maluku Utara; ' ·

5. Drs. H. Usman Eba, Umur 50 tahun, Jabatan Kabid Simas dan Penyelenggaraan Haji · Kanwil Departemen Agama Provins! Nusa Tenggara Timur;

6. Ors. H. Mudhar Bintang, Umur 49 tahun, Jabatan Kepala Bi.dang Urusan Agama Islam, Kanwil Departemen Agama Provinsi Sulawesi Tenggara;

7. Drs. H . .Abdul Aziz M. Godal M.Si, Umur 57 tahun, Jabatan Ka.Kanwil Departemen Agama Provinsi Sulawesi Tengah;

Page 92: VAL DI INDONESIA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Prinsip-prinsip umum tersebut menurut Fathi Osman disediakan untuk cara hidup perorangan,

8. Ors.· H. Sa'ban Mauludin, Umur 50 tahun, Jabatan Kabid Urais Kan\Yil Oeparteinen Agama Provinsi Sulawesi Utara;

9. H.' Ison Salilamah, Umur 53 tahun, Jabatan Kabid Urais Kanwil Oepartemen Agama Provinsi Gorontalo;

10. H. M. Hasyim, M.Ag Umur 55 tahun, Jabatan Kabid Urais Kanwil Oepartemen Agama Provinsi Sulawesi Selatan;

11. H. Andi llyas S, M.Ag, Umur 52 tahun, Jabatari Kasi Urais Kandepag Kab. Pare-pare, Provinsi Sulawesi Selatan;

12; Ors. H. Lalu Suhainii lsmy, Umur 53 tahun, Jabatan Ka. Kanwil Oepartemen Agama Provinsi Nusa Tenggara Barat;

13. Ors. H. llyas Suaib, Umur 50 tahun, Jabatan Kabid Urais Kanwil Oepai:temen Agama Provinsi Kalimantan Timur;

14. Ors. Kurniadi, Umur 48 tahun, Jabatan Kasi Keluarga S<?kinah Kanwil Oepartemen Agama Provinsi Kalimantan Timur;

15. Ors. H. Husni Muhiddin, 55 tahun Jabatan Pjs. Kabid Urais Oepartemen Agama Provinsi .Kalimantan Tengah; ·

16. Ors. H. Zainal Arifin, Umur 53 tahun Jabatan Kepala · Kandepag Kab. Barito Sel<1tan Provinsi Kalimantan Tengah;

17. Ors.· H. Masdani, Umur 49 tahun, Jabatan Kasi Urais Kandepag Kota PalangkarayaProvinsi Kalimantan Tengah; .

18. Syamsuri Mahdi, SH, Umur 54 tahun, Jabatan Kabid Urais KanwilDepartemen Agama, Provinsi Kalimantan Barat; ·

. 19. H. Fahrni Arif, MA, Umur 54 tahun, Jabatan Ka.Kanwil Oepartemen Againa Provinsi Kalimantan Seiatan;

20. H. ·Abdul Wahid, Umur 51 tahun, Jabati;m Ka.Kandepag · Pamel<asan ProVinsi Jawa Timur;

. 21. Ors. M. Sholeh, Umur 51 tahun, Jabatan Kasi . Urais Kandepag BC1rigkalan Provinsi Jawa Timur; ·

22. H. Abd. Hamid, SH, M.Si, Umur 54 tahun, Jabatan Kabid Urais Kanwil Oepag Provinsi Jawa Timur;

23. KH. Noor Ahmad SS, L)mur 78 tahun, Jabatan Swast<1, Kab. Jepara Provinsi Jawa Tengah;

24. Ors. H. Ahmad Suyuti, Umur 53. tahun, Jabatan Kabid Urais Kamyil Oepartemen Agama Provinsi Jawa Tengah;

25. Ors. H. Syafiq, Um.ur 41 tahun, Jabatan Kasi Kemitraan Kanwil Oepartemen Agama _Provinsi Jawa Tengah;

26. Ors. H. Abdul Aziz Fasya, MM, Umur 56 tahun Jabatan Kabid Urais Kanwi! Oepartemen Agama Provinsi Jawa Barat:

27. Ors. H. Ahmad Sanul<ri, SH, MM, Umur 43 tahun, Jabatan Ka. Kandepag Kola Bekasi Provinsi Jawa Bara!; .

28. KH. Banadji .A.qi!, Umur 86 tailun, Jabatan Anggota BHR Oepartemen Agama PusC1t;

29. Ors. H. Sadirin, Umur 45 ta.hun, Jabatan Kabid Urais Kanwil Departemen Agama Provins! OKI;

30. Syarif Utsman, Umur 52 tahun. Jabatan Pengurus Masjid Al Makmut, Klender Provins! OKI;

31. Ors. H. Ramly, Umur 55 tahun, Jabatan · Ka. Kanwil l""'\-----1----- /\.-.--- n .. - • .; ....... ; 0,..,....,..,.....,.

Page 93: VAL DI INDONESIA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Prinsip-prinsip umum tersebut menurut Fathi Osman disediakan untuk cara hidup perorangan,

Mengingat

·32; Drs. Mustamin, Umur 47 tahun, Jabatan Kasi Kemitraan Kanwil Departemen Agama Provinsi Jambi;

33. Drs. H. Abd~ Hamid Ritonga, Umur 55 tahun, Jabatan Kabid Urais Kanwil Oepag Provinsi Sumatera Utara;

34. Ors. H. Marzuki, Umur 51 tahun Jabatan Kasi Urais Kanwil Oepartemen Agama Provinsi Sumatra Barat; .

35. Ors. Marsum, Umur 52 tahun, Jabatan Kabid Urais Kanwil Oepag Provinsi Lampung;

36. Ors. H. M. Sholeh, Umur 49 tahun Jabatan Kabid Urais dan Penyelenggaraan Haji Kanwil Depag Provinsi Bali;

37. Drs. H. Muhtaridi Bajuri, MM, Umur 59 tahun Jabatan Ka. Kanwil Oepag Provinsi Bengkulu; ·

. 38. Ors. Mahyuddin, Umur 38 tahun Jabatan Kasi Kemitraan Kanwil Departemen Agama Provinsi Riau;

39. Ors. H. Mustofa, Umur 41 tahun Jabatan Kasi Urais Kanwil Departemen Agama Provinsi Kepulauan Riau;

40. Ors. H. Badrudin Puteh, umur 54 tahun Jabatan Kabid Urais Kanwil Oepartemen Agama .Provinsi NAO.

menyatakan tidak melihat hilal;

d. bahwa sehubungan dengan laporan rukyat yang menyatakan tidak berhasil melihat hilal, niaka bulan Ramadlan 1428 H di istlknialkan (digenapkan 30 hari);

e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d perlu menetapkan Keputusan rvienteri Agama tentang Penetapan Tanggaf 1 Syawal 1428 H;

1. Keputusan Presiden Nomor 49 Tahun 2002 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja lnstansi Vertikal Departemen Agama sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 85 Tahun 2002;

2. Peraturan Presiden Nomor 94 Tahun 2006 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia;

3. Peraturan Presiden Nomor 17 Tahun 2007 tentang Perubahan Ketujuh Atas Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2005 tentang Unit Organisasi dan Tugas Esel.on I Kementerian Negara Republik Indonesia;

4. Keputusan Menteri Agama Nomor 373 Tahun 2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Oepartemen Agama Provinsi dan Kantor Departemen Agama Kabupaten I Kola sebagaimana telah diubah, terakhir dengan Keputusan Menteri Agama Nomor 480 Tahun 2003;

5. Keputusan Menteri Agama Nomor 3 Tahun 2007 tentang Organi&asi dan Tata Kerja Departemen Agama;

Page 94: VAL DI INDONESIA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Prinsip-prinsip umum tersebut menurut Fathi Osman disediakan untuk cara hidup perorangan,

Memperhatikan : Saran-saran dan pandangan para peserta Sidang ftsbat Awai . Syawal 1428 H pada tanggal 11 Oktober2007 M;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan KEPUTUSAN. MENTER! AGAMA TENTANG PENETAPAN TANGGAL 1SYAWAL1428 H.

KESATU

KEDUA

Menetapkan tanggal 1 Syawal 1428 H jatuh pada hari Sabtu tanggal 13 Oktober 2007 M.

Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan . . .

Ditetapkan di Jakarta pada tanggal J;l.: Oktober 2007

Page 95: VAL DI INDONESIA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Prinsip-prinsip umum tersebut menurut Fathi Osman disediakan untuk cara hidup perorangan,

KEBIJAKAN PEMERINT AH RI DALAM MENETAPKAN A WAL BULAN QAMARIYAH

DI INDONESIA

MUKADIMAH

1. Dengan Undang-undang Nomor 4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman, Peradilan Agama yang semula menjadi tugas dan tanggung jawab Menteri Agama beralih ke Mahkamah Agung. Sedangkan penetapan awal bulan qomariyah masih dibina oleh Menteri Agama dan berdasarkan Peraturan Menteri Agama nomor 3 tahun 2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Agama, Direktorat Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah mempunyai tugas menyelenggarakan pembinaan dan pelayanan di Bidang Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah yang termasuk didalamnya masalah hisab rukyat sedangkan pelaksanaan di daerah ditangani oleh Bidang Urusan Agama Islam.

2. Menyatukan penentuan awal Ramadlan, Syawal dan Dzulhijjah merupakan salah satu upaya mewujudkan persatuan umat dalam beribadah sehingga tercipta persatuan umat, baik lahir maupun batin serta aclanya kehidupan yang penuh rasa toleransi, selaras, seimbang clan berkesinambungan.

3. Namun dalam kenyataannya penentuan tersebut terdapat perbedaan (Klzilnf) di kalangan para ulama dan pemuka agama Islam. Di satu pihak bersikukuh dengan rukyat sedangkan di lain pihak boleh saja dertgan hisab.

4. Masalah puasa clan hari raya, disamping merupakan masalah fiqh termasuk juga masalah sosial, masalah yang dikerjakan secara umum bersama-sama, maka perbedaan tersebut dapat berdampak yang kurang baik di kalangan kaum muslimin sendiri maupun rnasyarakat pada umumnya. Islam adalah Agama rn/111111/nl Iii 'aaln111ii11 dengan membawa konsep ukhuwah telah ban yak tercatat dalam sejarah, namun da!am soal puasa dan hari raya, yang seharusnya sama ternyata belum mampu bersatu.

DASARHUKUM

1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional ;

2. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 tentang Perubahan Atas Undang­Undang Nomor 7 Tahun 1989 ten tang Peradilan Agama;

3. Peraturan Presiden Nomor 7 tahun 2005 tenlang Rencana Pembangunan ]angka Panjang Menengah Nasional Tahun 2004-2009;

4. Peraturan Presiden Nomor 94 tahun 2006 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Ken1cnterian Negara Republik Indonesia;

5. Peraturan Presiden Nomor 7 tahun 2007 tentang Perubahan Keenam Atas Peraturan Presiden nomor 10 Tahun 2005 tentang Unit Organisasi ,-J...,,"' T .. ,.......,,. c .... ..-..1 ....... T v ..... ,--L--·~-·- "r- n 1 "' • • •

Page 96: VAL DI INDONESIA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Prinsip-prinsip umum tersebut menurut Fathi Osman disediakan untuk cara hidup perorangan,

6. Peraturan Menteri Agama Nomor 3 Tahun 2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Agama.

SAS ARAN

1. Meningkatnya kualitas pelayanan kehidupan beragama bagi seluruh lapisan masyarakat;

2. Menyamakan persepsi penentuan awal bulan qomariyah;

3. Meningkatnya kerukunan intern dan antar umat beragama dalam rangka terwujudnya kehidupan yang harmonis, toleransi dan saling menghormati.

KEBIJAKAN

1. Umum:

a. Menghimpun seluruh pendapat ulama, para ahli dan instansi terkait dalam masalah hisab rukyat

b. Mengembangkan ilmu hisab dan rukyat

c. Melaksanakan musyawarah / pertemuan

d. Melakukan rukyat bersama

e. Menyelenggarakan pelatihan bersama

f. Menyusun dan menyebarkan buku, almanak dan sebagainya

g. Melakukan kerjasama dalam maupun luar negeri. 2. Kebijakan Penetapan Awai Bulan Qomariyah

a. Selain Ramadlan, Syawal, dan Dzulhijjah dapat berdasar hisab (tinggi hilal + 2" atau umur bulan 8 jam antara saat ijtima' dengan ghurub)

b. Untuk Ramadlan, Syawal, dan Dzulhijjah berdasar hisab dan rukyat, yaitu:

1) Data hisab dan hasil rukyat sebagai masukan

2) Ditetapkan dalam sidang itsbat

3) Rukyat dilaksanakan oleh Pegawai Departemen Agama, Kanwil Departemen Agama, Kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota, instansi terkait, Ormas Islam dan masyarakat luas (Koordinator Kanwil Depmtemen Agama/Kantor Departemen Agama Kab/Kota)

4) ltsbat rukyat hilal oleh hakim Pengadilan Tinggi Agama / Pengadilan Agama

3. Badan Hisab Rukyat Pusat dikoordinasikan oleh Direktorat Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah, BHR Daerah dikoordinasikan oleh Kanwil Departemen Agama Provinsi, sedangkan BHR Kabupaten/Kota dikoordinasikan oleh Kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota. Badan Hisab Rukyat Departemen Agama dapat terdiri dari unsur:

Page 97: VAL DI INDONESIA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Prinsip-prinsip umum tersebut menurut Fathi Osman disediakan untuk cara hidup perorangan,

b. Pengadilan Agama

c. Ulama / Majelis Ulama Indonesia

d. Ormas Islam

e. Perguruan Tinggi

f. Badan Meteorologi dan Geofisika/Planetarium

g. Pemerintah Daerah/Instansi terkait

h. Tokoh/ Ahli hisab rukyat

PROSEDURPENETAPAN

1. Rukyatul Hila!

a. Dirjen Bimbingan Masyarakat Islam Departemen Agama memerintahkan rukyatul hilal menjelang awal Ramadlan, Syawal dan Dzulhijjah kepada Kanwil Departemen Agama dan Kandepag seluruh Indonesia.

b. Kanwil Departemen Agama dan Kandepag sebagai koordinator penyelenggaraan pelaksanaan rukyat di daerah masing-masing.

c. Rukyat dilakukan bersama-sama dengan instansi terkait, perkawilan ormas Islam, tokoh agama, ahli hisab rukyat, dan masyarakat luas.

Untuk mendukung. kelancaran kegiatan di atas, Ditjen Badan Peradilan Agama Mahkamah Agung memerintahkan rukyat kepada Pengadilan Tinggi Agama/Mahkamah Syariah Provinsi dan Pengadilan Agama/Mahkamah Syariah seluruh Indonesia sebagai tenaga ahii dan petugas menyumpah saksi rukyatul hilal.

Oleh karena itu, Kanwil Departemen Agama/Kandepag sebagai penanggungjawab dan koordinator pelaksanaan rukyat di daerah masing-masing diharapkan melakukan rukyatul hiial di tempat-tempat strategis dan di tempat-tempat lain yang dimungkinkan hilal dapat terlihat dan selalu mengikutsertakan Hakim Pengadilan Agama/Mahkamah Syariah. Sedangkan masyarakat luas yang ingin melakukan rukyat agar bergabung atau berkoordinasi dengan Panitia Rukyat Kanwil Departemen Agama/Kantor Departemen Agama di daerah masing-masing. Masyarakat diharapkan tidak membuat tempat rukyat sendiri-sendiri tanpa sepengetahuan Kanwil Departemen Agama/Kantor Departemen Agama.

Laporan rukyat dari Panitia Rukyat Daerah dan masyarakat luas sesegera mungkin dilaporkan kepada Panitia Rukyat dan ltsbat Awai Ramadlan, Syawal dan Dzulhijjah di Departemen Agama RI meialui telepon nomor (021) 3812871, 34833004, 34833005 (hunting system), 3811642, 3811654, 3811679, dan 3811244.

2. Penetapan Pemerintah

Dalam madzhab Syafi'i mensyaratkan bahwa penetapan (itsbat) awal

Page 98: VAL DI INDONESIA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Prinsip-prinsip umum tersebut menurut Fathi Osman disediakan untuk cara hidup perorangan,

menetapkannya, maka seluruh umat Islam wajib mengikuti dan melaksanakannya. Sedang madzhab Hanafi, Maliki dan Hanbali tidak mensyaratkan harus ditetapkan oleh pemerintah/ qadli. Tetapi jika pemerintah telah menetapkannya, maka umat Islam wajib mengikuti dan mentaatinya.

ltsbat (penetapan) Pemerintah diperlukan karena ada beberapa keuntungan, antara lain:

1. ltsbat diperlukan untuk mendapatkan keabsahan

2. ltsbat diperlukan untuk mencegah kerancuan dan keraguan sistem pelaporan.

3. · ltsbat diperlukan untuk penyatuan umat dan menghilangkan perbedaan pendapat.

Semuanya wajib mengikuti dan mentaati, serta tidak boleh lagi terjadi adanya silang pendapat demi tegaknya ukhuwah lslamiyah. Sesuai dengan kaidah fiqih :

a. Hukm al hakim i/zam wa yarfa'u al khi!af

b. Tasharruf al imam 'ala raiyatih manuthun bi al mash/ahah.

c. Inna ijtihada u/i/ amr huwa al ash/u al Isa/its minas-syari'ah al islamiyah wa innahum idza ajma'u ra'yahum wajaha 'ala al amah wa 'ala hukkamiha al 'amalu bih.

d. Fatwa MUI Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penentuan Awai Ramadlan, Syawal dan Dzulhijjah. Menyatakan bahwa "seluruh umat Islam di Indonesia wajib mentaati ketetapan Pemerintah RI tentang Penetapan Awai Ramadlan, Syawal dan Dzulhijjah".

Pelaksanaan sidang itsbat selalu rnenjunjung tinggi musyawarah, menghormati sikap perbedaan pendapat, kebersamaan, dan demokratis, serta menerima saran dan pendapat dari peserta sidang. Setelah saran dan pendapat dibahas dan diterirna, dengan suasana bersama-sama bcrupaya mencari keputusan yang terbaik, lalu mengambil musyawarah mufakat, bulat dan maslahah, maka sidang memutuskan "Penetapan tanggal I Ramadlan, Syawal dan Dzulhijjah".

Imam Syati'i. ulama besar Ibnu 1-lajar al Haitami dan Ibnu Rusyd al Andalusi, pada suatu kesempatan dan versi yang bcrbeda memberi pandangan bahwa : Madzhabuna al shawah yahta111il al khathaa wa madzhab ghairina al khathaa yahtamil al shawab. "Pendapat kami bcnar, tapi mengandung kesalahan dan pendapat selain kami salah, tetapi mengandung kebenaran". Selain itu Ulama besar Muhammad Rasyid Ridlo membuat khittah pedoman perjuangannya. dengan kaidah: Nata 1cn11a11 .fhna itta,(aqna 'alai lVa J'a 1dzir ba'dluna ba'd/a11 /Ima ikhtalq/iw fihi. "I3ekc1jnsama dalam masalah yang kita sepakati dan saling toleransi dalain 111asalah yang kita perselisihkan.

Page 99: VAL DI INDONESIA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Prinsip-prinsip umum tersebut menurut Fathi Osman disediakan untuk cara hidup perorangan,

"·~·.· ·~· .~~.·~/ •. ' . It' ... . . .. ,, . . • J

. ., . I •·" .,., .••

. MAiELIS V:{.AMA INDONESlA WADAH MUSYAWARAH ·PARAULAMA ZU'AMA DAN CENDEKIAWAN MUSLIM

MaaJJd latlqlal Tamim VJiJayal<usuma Telp. 3455471-3455472 Fax •. 3855412 Jakarta Pusal 10710 - -..

KEPUTUSAN FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA

Nomor Z T~hun 2004 Tt;ut~ng

PENETAPANAWALRAMADHAN,SYAWAL,DANDZULHIJJAH ' I

gelis Ulama Indonesia,

™1MBANG a. bahwa umat Islam Indonesia dalam melaksll}Jakan puasa

BNGINGAT

Ramadan, salat Idul Fitr dan Idul Adha, serta ibadah-ibadah lain yang terkait dengan' ketiga bulan tersebut terkadang tidak dapat -­melakukannya pada: hari dan tanggal yang sama disebabkan perbedaan dalam. pef!etapan awal bulan-bulan terse but;

b. bahwa keadaan'; se.bagaimana terse but pada huruf .. .a dapat ·· · menimbulkan citra· dan dampak negatif terhadap syi' ar dan dakwah Islam; · · · ...

c. bahwa Ijtima' Ul!ilna Komisi Fatwa se-Indonesia pada tanggal.22 Syawwal 1424 H./16 Desember 2003 telah menfatwakan tentang penetapan awn! bulan Ramadhan, Syawwal, dan Dzulhijjah, sebagai upaya mengatasi hal di atas;

d. bahwa oleh karena • itu, Majelis Ulama Indonesia memandang perlu menetapkan fatwa tentang penetapan awal bulan Ramadhan, Syawwal, dan Dzulhijjah dimaksud untuk dijadikan pedoman.

1. Finnan Allah SW'r, antara lain ·• . .

;:ip 1:;. f~ Jjl.(:; ~)'.Jj I~} ;.Jj1j ;t;,;. ~I ~ lS.JI '} ( \ .. , .. ,,.

·Dia-lah (QS Yunus [IO]: 5)

,. t.:...:Jr' ..... '-· \1 ... y J .r.-· . "

'k!. •Lj J'(• J'" '11 l'!'Lf' Ji1 (!'Lf \0 !'T ~ •.J11~;ft '\' r--: J' 'J J J .)"" J' r.- J r.- .)'-' .:r. ...., • ( . , .. .. .. .. .. Hai orang-orang yang beriman, taatlah kepada Allah, taatlah kepada Rasul dan. ulil-amri di antara kamu. (QS. an-Nlsa' [4]:

Page 100: VAL DI INDONESIA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Prinsip-prinsip umum tersebut menurut Fathi Osman disediakan untuk cara hidup perorangan,

Fatwa tentang PenetapanAwal Bulan 2 ..

2. Hadis-hadis Nabi s.a. w., antara lain

•('•j-;._•~ ·.,~'"' .... ·1·•1.':!~1' 'J~1.i11"' .... 1'"'~ (\ !""'..,...- ~ (.): O)J' tf>" )~ >) _,~ )J' tf>" j'~ ' , .. 1J.1!:'

( ~ t .f'J' .:r. I .y- r-1--' J <;; l>..,ll o I JJ) '.! I J;..LI \j

. "Janganlah kamu berpuasa (Ramadhan) sehingga melihat tanggal (satu Ramadhan) danjanganlah berbuka (mengakhiri

· puasa Ramadhan) sehingga melihat tanggal (satu rS)'awwalj. Jika dihalangi oleh aivan!mendung maka kira-kirakanlah". (H.R. Bukhari Muslim dari Ibnu Umar)

"Berpuasalah (Ramadhan) karena melihat tanggal (satu Ramadhan). Dan berbukalah (mengakhiri puasa Ramadhan) karena melihat tangga/ (satu rS)'awwalj. Apabi/a kamu terhalangi; · sehingga. tidak dapat melihatnya maka sempurnakanlah bilangan rS)'a'ban tlga puluh hart". (Bukhari

; : J L;: QJJL. "'-:~I ,..,.s. Muslim dari Abu Hurairah).

,.\ ~ 1,-' ~L,~ I '1 ~ ·:;. i;P ~ J.j ~1j ~t.bJ(, p~ ~ (i ~ .... ~.. ,, -... _ I , - !'> .. A

~ / "L.? / C.J 11 ~ "Wajib bagi k!llian untuk taat (kepada pemimpin), meskipun 'f' <. ;,-: e' yang memimpin kalian itu seorang hamba sahaya

Habsyi".(H.R. Bukhari dari Irbadh bin Sariyah).

3. Qa'idah fiqh:

.~~I (:i'.,;j rl)~ f,°i;jl ~ "Keputusan penierli1tah itu mengikat (wajib dipatuhi) dan menghi/angkan.silang pendapat".

MEMPERHATIKAN: 1. Pendapat para ulama ahli fiqh; antara lain pendapat Imam al­Syarwani da!am Ifasyiyah al-rS)'anvani:

~) ~1::.; rs-\;. '< µ:;. 0µ ,~.)\;.. ."I ~ r5 l~J JS\,J1 ~ J .. ,.,,. .. .. .... .. .. ,,.

r J '"" ~ 0 ~ J.fll .uli . ~~I ~1 v"i:I tJ) a.itS::i1 J;:. r;.i1 , , , . .. - . "'

1.JIJ_,JJ1 J.,..:.l>-) .01..,a...; :r ;J.JJI 0.P-i ~ 0! c.<"'WJ 0! 0 ~-"" , , ,

(iVIL)" i~p

2. Keputusan Ijtima Ulama Komisi Fatwa se-Indonesia tentang Fatwa Bunga (interest/fa'idah), tanggal 22 Syawwal 1424/16 Desember 2003 ..

2. Keputusan Rapat Komisi Fatwa MUI, tanggal 05 Dzulhijjah 1 A'1A/.,;f Tnn.nnff: .,l)f\Jt

Page 101: VAL DI INDONESIA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Prinsip-prinsip umum tersebut menurut Fathi Osman disediakan untuk cara hidup perorangan,

vfENETAPKAN

'ertama

'edua

Fatwa tentang Penetapan Awai Bulan 3

Dengan memohon ridha Allah SWT

M:EMTJTUSKAN

FATWA TENTANG PENETAPAN AWAL RAMADHAN, SYA WAL, DAN DZULIDJJAH

Fatwa

1. . Penetapan awaf Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijjah dilakukan berdasarkan metode ru'yah dan hisab oleh Pemerintah RI cq Menteri Agama d~ berlaku secara nasional.

2. Seluruh umat Islam di Indonesia wajib menaati ketetapan Pemerintah RI tentang penetapan awal Ramadhan, Syawal, dan Dzulhtiiah.

3. Dalam menetapkan awal Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijjah, Menteri Agama wajib berkonsultasi dengan Majelis Ulama Indonesia, ormas-ormas Islam dan Instansi terkait.

4. Hasil rukyat dll!'i daerah yang memungkinkan hilal dirukyat walaupun di luar wilayah Indonesia yang mathla'nya sama dengan Indonesia dapat dijadikan pedoman o!eh Menteri Agama .,, RI. ,

Rekomendasl

Agar Majelis Ulama Indonesia mengusahakan adanya, kriteria penentuan awal Ran)adban, Syawal, dan Dzulhijjah untuk dijadikan pedoman oleh Menteri Agama dengan membahasnya bersama ormas-9rmas Islam dan para ahli terkait.

Jakarta, 05 Dzulhiiiah 1424H 24 Januari 2004 M

MAJELIS ULAMA INDONESIA, KOMIS! FATWA,

Sekretaris

K.H. Ma'ruf Amin

Page 102: VAL DI INDONESIA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Prinsip-prinsip umum tersebut menurut Fathi Osman disediakan untuk cara hidup perorangan,

NO

I.

2. 3. 4 5. 6.

7. 8.

9.

10.

11. 12.

13.

14.

15.

16.

17.

.8.

.9.

SUSUNAN ACARA SIDANG ITSBAT PENETAPAN 1 SY A WAL. 1428 H/2007 M

JAKARTA, 11OKTOBER2007 DI OPERATION ROOM DEP. AGAMA

WAKTU URAIAN ACARA

16:30 Penyambutan dan Penempatan para tamu oleh petugas penerima tamu

17:30 Presentasi keadaan hilal 17:49 Adzan Maghrib/Ta1il Puasa 17:55 Shalat Maghrib 18:00 Makan Malam 18:20 Pemberitahuan Sidang ltsbat akan segera

dimulai 18:30 Pembacaan ayat suci Al-Qur'an 18:35 Protokol mengumumkan sidang itsbat

dipimpin oleh Menteri Agama 18:40 Menteri Agama membuka secara resmi

sidang itsbat

18:45 Menteri Agama mempersilahkan

Ketua Badan Hisab Rukyat (BHR) Departemen Agama menyampaikan laporan

. 18:50 Laporan Ketua BHR 18:55 Menteri Agan1a mempersilahkan peserta

sidang untuk menanggapi laporan KetuaBHR

19:05 Menteri Agama memberikan jawaban apabila ada tanggapan peserta sidang

19:10 Pembacaan Konsep SK Menteri Agama tentang Penetapan tanggal 1 Syawal 1428 H.

19:15 Penandatanganan SK Menteri Agama tentang Penetapan tanggal I Syawal 1428 H.

19:20 Pengumuman Menteri Agama RI tentang tanggal I Syawal 1428 H.

19:25 Menteri Agama RI menutup sidang Itsbat secara resmi dengan pengetokan palu

19:30 Pembacaan Do'a 19:35 Pemberitahuan bahwa Sidang Itsbat

telah selesai

KETERANGAN

TimBHR

MC Ors. H. Syarifuddin MC

Bapak Menteri Agama RI

memimpin sidang

Direktur Urais dan Binsyar

Karo Hukum dan KLN

Menteri Agama RI

Menteri Agama RI

MUI MC

Jakarta, September 2007 Direktur Urusan Agama Islam .J ___ n ____ 1 • n • 1

-

Page 103: VAL DI INDONESIA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Prinsip-prinsip umum tersebut menurut Fathi Osman disediakan untuk cara hidup perorangan,

LAP ORAN DIREKTUR URUSAN AGAMA ISLAM

DAN PEMBINAAN SYARIAH (KETUA BADAN HISAB RUKYAT DEPARTEMEN AGAMA)

P ADA PEMBUKAAN SID ANG ITSBAT AWALSYAWAL 1428 H.

Assalamu 'alaikum wr. wb. Yang Terhormat Bapak Menteri Agama Republik Indonesia Yang Terhormat Bapak Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia Yang Terhormat Bapak Menteri Riset dan Teknologi Republik Indonesia Yang Terhormat Ketua BPPT Yang Mulia para Duta Besar negara sahabat, Ketua Majelis Ulama Indonesia, ketua ICM!, para anggota Badan Hisab Rukyat, para Alim, Ulama, para Tokoh Ormas Islam, Pejabat Eselon I, II dan para undangan serta para wartawan baik cetak maupun elektronik yang kami hormati.

1. Marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita sekalian, sehingga pada malam ini kita dapat bersama-sama menghadiri sidang Itsbat awal Syawal 1428 H. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan umatnya . . .

2. Perkenankarilah kami laporkan bahwa:

1. Hasil hisab yang dihimpun oleh Badan Hisab Rukyat Departemen Agama dari berbagai sumber menyatakan bahwa ijtima' menjelang Syawal 1428 H M jatuh pada hari Kamis tanggal 11 Oktober 2007 bertepatan tanggal 29 Ramadlan 1428 H sekitar pukul 12:02 WIB.

2. Pada saat matahari terbenam untuk wilayah Indonesia bagian Timur, Tengah dan sebagian Indonesia bagian Barat (Papua, Maluku, Sulawesi, Kalimantan dan Aceh) hilal masih dibawah ufuk. Sedangkan sebagian wilayah Indonesia bagian Tengah dan Barat (NTB, Bali, Jawa dan Sumatera) sudah di atas ufuk antara 0° sampai dengan 0° 45';

3. Menurut para ahli hisab (unsur Depag, Ormas Islam, Bosscha !TB, Planetarium, BMG, Bakosurtanal, LAPAN, Perguruan Tinggi, Peradilan Agama, dan perorangan ahli) yang tergabung dalam BHR Departemen Agama Pusat menetapkan tanggal I Syawal 1428 H jatuh pada hari Sabtu, 13 Oktober 2007. Tapi untuk pelaksanaan ibadah harus menunggu ketetapan pemerintah (Departemen Agama RI).

4. Keputusan Musyawarah Jawatankuasa Pcnyelarasan Rukyat dan Taqwim Islam Keempat Negera Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura di Jakarta pada tanggal l s.d 5 Juli 1992 tentang Taqwim Awai Bulan Qamariyah 1428 H memutuskan awal bulan Syawal 1428 Hjatuh pada hari Sabtu .. 13 Oktober 2007.

' Pn<ot1rnn i.<lem (PF.RSJS) dalam surat edaran No. I 0/PP-

Page 104: VAL DI INDONESIA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Prinsip-prinsip umum tersebut menurut Fathi Osman disediakan untuk cara hidup perorangan,

6. Syarikat Islam (SI) dengan surat keputusannya No: 02/MS.DPP­SIIX/2007 berdasarkan hasil hisabnya memutuskan bahwa tanggal 1 Syawal 1428 Hjatuh pada hari Sabtu, 13 Oktober 2007.

7. PP Al Irsyad Al Islamiyyah dalam suratnya No: 11 J.B.PP.A.10.2007 menyatakan bahwa 1 Syawal 1428 H jatuh pada hari Sabtu, 13 Oktober 2007.

8. DR. Ali Al Shukri (Kepala Depa1temen Fisika King Fahd University di Dhahran) menyatakan bahwa berdasarkan hisab 1 Syawal 1428 H jatuh pada hari Sabtu, 13 Oktober 2007.

9. DR. Mohammed Shaukat Awdah (Ketua Islamic Crescents' Observation Project) menyatakan bahwa hasil perhitungan dari 350 ahli falak yang tergabung dalam !COP tersebut menyatakan 1 Syawal 1428 H jatuh pada hari Sabtu, 13 Oktober 2007.

10.DR.Waheed Al Nasser (ahli falak di Bahrain) menyatakan bahwa menurut perhitungannya I Syawal 1428 H jatuh pada hari Sabtu, 13 Oktober 2007.

I J.Banyak kalender yang beredar di masyakarat (antara lain Taqwim Standar Indonesia, kalender PBNU, PERSIS, Menara Kudus, dll) yan'g semuanya dibuat berdasarkan hisab yang akurat menyatakan bahwa tanggal I Syawal 1428 H jatuh pada hari Sabtu, 13 Oktober 2007.

12.Alasan pihak yang mehetapkan I Syawal 1428 H jatuh pada hari Sabtu, 13 Oktober 2007 adalah dengan :

a. Posisi hilal dibawah kriteria imkanurrukyat yang sudah disepakati yaitu tinggi hilal 2° dan umur hilal 8 jam

b. Ketika matahari terbenam diseluruh Indonesia posisi hilal masih sangat rendah dan bahkan ada yang di bawah ufuk, sehingga belum mungkin bisa dirukyat

c. Mengistimalkan bulan Ramadlan 30 hari

13.Ada juga kalender yang dibuat berdasarkan hisab Taqribi menyatakan bahwa I Syawal 1428 Hjatuh pada hari Jum'at, 12 Oktober 2007 M.

14.PP Muhammadiyah dengan maklumatnya no: 03/MLM/I.O/E/2007 telah menetapkan tanggal 1 Syawal 1428 Hjatuh pada hari Jum'at, 12 Oktober 2007 berdasarkan hisab kriteria wujudul hilal yaitu :

a. Sudah terjadi ijtima'

b. Ijtima' terjadi sebelum matahari terbenam

c. Ketika matahari terbenam posisi hilal diatas ufuk

15.Sementara Uni Emirat Arab sampai saat ini belum menetapkan Syawal 1428 H karena masih menunggu hasil pengamatan hilal.

Page 105: VAL DI INDONESIA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Prinsip-prinsip umum tersebut menurut Fathi Osman disediakan untuk cara hidup perorangan,

16.Memperhatikan hasil hisab yang akurat bahwa pada menjelang awal Syawal 1428 H untuk seluruh wilayah Indonesia tinggi hilal antara -0° 30' s.d 0° 45' maka hilal tidak akan tampak. Namun demikian, penetapan tanggal ! Syawal 1428 H NU dan DDII menunggu hasil rukyat dan ketetapan Pemerintah RI.

17.Fatwa MUI No. 2 tahun 2004 menyatakan bahwa :

1. Penetapan awal bulan Ramadlan, Syawal, dan Dzulhijjah dilakukan berdasarkan metode rukyah dan hisab oleh Pemerintah RI cq Menteri Agama dan berlaku secara nasional.

2. Seluruh umat Islam di Indonesia wajib menaati ketetapan Pemerintah RI tentang penetapan awal Ramadlan, Syawal, dan Dzulhijjah.

18.MUI Kab. Bekasi dalam suratnya No. 020/09-X/Ol/IX/2007 menyatakan bahwa otoritas penetapan awal bulan hijriyah ada pada Pemerintah RI.

3. Sampai saat ini laporan rukyat di seluruh Indonesia yang telah masuk kepada Panitia Sidang Itsbat sebanyak 40 tern pat, antara lain :

1. Rasmani, Umur 37 tahun, Jabatan Staf Bidang Urais Kanwil Oepartemen Agama Provinsi Papua;

2. Rasmani, Umur 37 tahun, Jabatan Staf Bidang Urais Kanwil Oepartemen Agama Provinsi Papua;

3. Ors. Samsudin Ernas, .Uniur 53 tahun, Jabatan Kabid Urais Kanwil Oepartemen Agama Provinsi Papua Baral;

4. Ors. H. Talib Laury, M.Pdi, Umur 55 tahun, Jabatan Kabid Urais Kanwil Oepartemen Agama Provinsi Maluku;

5. Oahlan Sairi, SH, Umur 37 tahun, Jabatan Kasi Prociuk Halal dan Kemitraan Kanwil Oepartemen Agama Provinsi Maluku Utara;

6. Ors. H. Usman Eba, Umur 50 tahun, Jabatan Kabid Bimas dan Penyelenggaraan Haji Kanwil Oepartemen Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur;

7. Ors. H. Mudhar Bintang, Umur 49 tahun,, Jabatan Kepala Bidang Urusan Agama Islam, Kanwil Oepartemen Agama Provinsi Sulawesi Tenggara;

8. Ors. H. Abdul Aziz M. Goda! M.Si, Umur 57 tahun, Jabatan Ka.Kanwil Oepartemen Agama Provinsi Sulawesi Tengah;

9. Ors. H. Sa'ban Mauludin, Umur 50 tahun, Jabatan Kabid Urais Kanwil Oepartemen Agama Provinsi Sulawesi Utara;

10. H. Ison Salilamah, Umur 53 tahun, Jabatan Kabid Urais Kanwil Oepartemen Agama Provinsi Gorontalo;

11. H. M. Hasyim, M.Ag Umur 55 tahun, Jabatan Kabid Urais Kanwil Oepartemen Agama Provinsi Sulawesi Selatan;

12. H. Andi llyas S, M.Ag, Umur 52 tahun, Jabatan Kasi Urais Kandepag Kab. Pare-pare, Provinsi Sulawesi Selatan;

13. Ors. H. Lalu Suhaimi lsmy, Umur 53 tahun, Jabatan Ka. Kanwil Departemen Agama Provinsi Nusa Tenggara Baral;

14. Drs. H. llyas Suaib, Umur 50 tahun, Jabatan Kabid Urais Kanwil Departemen Agama Provinsi Kalimantan Timur;

15. Drs. Kurniadi, Umur 48 tahun, Jabatan Kasi Keluarga Sakinah

Page 106: VAL DI INDONESIA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Prinsip-prinsip umum tersebut menurut Fathi Osman disediakan untuk cara hidup perorangan,

17. Ors. H. Zainal Arifin, Umur 53 tahun Jabatan Kepala Kandepag Kab. Barito Selatan Provinsi Kalimantan Tengah;

18. Ors. H. Masdani, Umur 49 tahun, Jabatan Kasi Urais Kandepag Kota Palangkaraya Provinsi Kalimantan Tengah;

19. Syamsuri Mahdi, SH, Umur 54 tahun, Jabatan Kabid Urais Kanwil Oepartemen Agama, Provinsi Kalimantan Bara!;

20. H. Fahrni Arif, MA, Umur 54 tahun, Jabatan Ka.Kanwil Oepartemen Agama Provinsi Kalimantan Selatan;

21. H. Abdul Wahid, Umur 51 tahun, Jabatan Ka.Kandepag Pamekasan Provinsi Jawa Timur;

22. Ors. M. Sholeh, Umur 51 tahun, Jabatan Kasi Urais Kandepag Bangkalan Provinsi Jawa Timur;

23. H. Abd. Hamid, SH, M.Si, Umur 54 tahun, Jabatan Kabid Urais Kanwil Oepag Provinsi Jawa Timur;

24. KH. Noor Ahmad SS, Umur 78 tahun, Jabatan Swasta, Kab. Jepara Provinsi Jawa Tengah;

25. Ors. H. Ahmad Suyuti, Umur 53 tahun, Jabatan Kabid Urais Kanwil Oepartemen Agama Provinsi Jawa Tengah;

26. Ors. H. Syafiq, Umur 41 tahun, Jabatan Kasi Kemitraan Kanwil Oepartemen Agama Provinsi Jawa Tengah;

27. Ors. H. Abdul Aziz Fasya, MM, Umur 56 tahun Jabatan Kabid Urais Kanwil Oepartemen Agama Provinsi Jawa Bara!;

28. Ors. H. Ahmad Sanukri, SH, MM, Umur 43 tahun, Jabatan Ka. Kandepag Kota Bekasi Provinsi Jawa Bara!;

29. KH. Banadji Aqil, Umur 86 tahun, Jabatan Anggota BHR Oepartemen Agama Pusat;

30. Ors. H. Sadirin, Umur 45 tahun, Jabatan Kabid Urais Kanwil Oepartemen Agama Provinsi OKI;

31. Syarif Utsman, Umur 52 tahun, Jabatan Pengurus Masjid Al Makmur, Klender Provinsi OKI;

32. Ors. H. Ramly, Umur 55 tahun, Jabatan Ka. Kanwil Oepartemen Agama Provinsi Banten;

33. Ors. Mustamin, Umur 47 tahun, Jabatan Kasi Kemitraan Kanwil Oepartemen Agama Provinsi Jambi;

34. Ors. H. Abd. Hamid Ritonga, Umur 55 tahun, Jabatan Kabid Urais Kanwil Oepag Provinsi Sumatera Utara;

35. Ors. H. Marzuki, Umur 51 tahun Jabatan Kasi Urais Kanwil Oepartemen Agama Provinsi Sumatra Baral;

36. Ors. Marsum, Umur 52 tahun, Jabatan Kabid Urais Kanwil Oepag Provinsi Lampung;

37. Ors. H. M. Sholeh, Umur 49 tahun Jabatan Kabid Urais dan Penyelenggaraan Haji Kanwil Oepag Provinsi Bali;

38. Ors. H. Muhtaridi Bajuri, MM, Umur 59 tahun Jabatan Ka. Kanwil Oepag Provinsi Bengkulu;

39. Ors. Mahyuddin, Umur 38 tahun Jabatan Kasi Kemitraan Kanwil Oepartemen Agama Provinsi Riau;

40. Ors. H. Mustofa, Umur 41 tahun Jabatan Kasi Urais Kanwil Oepartemen Agama Provinsl Kepulauan Riau;

41. Ors. H. Badrudin Puteh, umur 54 tahun Jabatan Kabid Urais Kanwil Oepartemen Agama Provinsi NAO.

kesemuanya menyatakan tidak melihat hilal.

Page 107: VAL DI INDONESIA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Prinsip-prinsip umum tersebut menurut Fathi Osman disediakan untuk cara hidup perorangan,

4. Demikian laporan kami dan terima kasih.

Wasssalam, Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah I Ketua BHR Departemen Agama

Drs. H. Moh. Muchtar Ilyas NIP. 150 183 367

Page 108: VAL DI INDONESIA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Prinsip-prinsip umum tersebut menurut Fathi Osman disediakan untuk cara hidup perorangan,

DAFTAR UNDANGAN PADASIDANG ITSBAT AWALRAMADLAN 1427 H. HARi SELASA, 11 SEPTEMBER 2007

1. Sekjen Departemen Agama RI 2. Dirjen Pendidikan Islam 3. Dirjen Bimbingan Masyarakat Islam 4. Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah 5. Irjen Departemen Agama 6. Kepala Badan Litbang dan Diktat Departemen Agama 7. Sekretaris Dirjen Pendidikan Islam 8. Sekretaris Ditjen Bimbingan Masyarakat Islam 9. Sekretaris Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah l 0. Sekretaris Inspektorat Jenderal 11. Sekretaris Balitbang dan Diklat Departemen Agama 12. Staf Ahli Bidang Kerukunan Antar Umat Beragama 13. Staf Ahli Bidang Hubungan Lembaga Keagamaan 14. Staf Ahli Bidang Pemikiran dan Paham Keagamaan 15. Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan dan Pemberdayaan Umat 16. Staf Ahli Bidang Hukum dan Hak Asasi Manusia 17. Kepala Biro Perencanaan 18. Kepala Biro Kepegawaian 19. Kepala Biro Keuangan dan BMN 20. Kepala Biro Organisasi dan Tata Laksana 21. Kepala Biro Hukum dan Kerjasama Luar Negeri 22. Kepala Biro Umum 23. Kepala Pusat Kerukunan Umat Beragama 24. Kepala Pusat Informasi Keagamaan dan Kehumasan 25. Direktur Pendidikan Agama !slain Pada Sekolah 26. Direktur Penerangan Agama Islam 27. Direktur Pemberdayaan Zakat 28. Direktur Pemberdayaan Wakaf 29. Direktur Uiusan Agan1a Islam dan Pembinaan Syariah 30. Direktur Pembinaan Haji 31. Direktur Pelayanan Haji 32. Direktur Pengelolaan BPIH dan Sistem Informasi Haji 33. Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren 34. Direktur Pendidikan Pada Madrasah 35. Direktur Pendidikan Tinggi Islam 36. Direktur Pranata dan Tatalaksana Peradilan Agama - MARI 37. Inspektur Wilayah I 38. Inspektur Wilayah II 39. Inspektur Wilayah III 40. Inspektur Wilaya11 IV 41. Inspektur Wilayah V 42. Kepala Puslitbang Kehidupan Beragama 43. Kepala Puslitbang Pendidikan Agama 44. Kepala Puslitbang Lektur Keagamaan 45. Kepala Pusdiklat Tenaga Administrasi Ac. v ..... -,..1 .. n .. _.J!1.1_ ... 'T'___ ,,... 1 • TT

Page 109: VAL DI INDONESIA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Prinsip-prinsip umum tersebut menurut Fathi Osman disediakan untuk cara hidup perorangan,

DAFT AR NAMA-NAMA ANGGOTA BHR

50. Drs. H. Taufiq, SH, MH (Ahli Hisab Rukyat) 51. Drs. H. Ma'ruf Amin (MUI) 52. Ust. H. Ahmad Royani (AI-Mansyuriyyah) 53. Drs. H. Farid Ismail, SH. MH (MARI) 54. Drs. H. Sriyatin Shadiq, SH. M.Ag (PA) 55. Drs. H. Nabhan Maspoetra (UIN) 56. K.H. Banadji Aqil ( Depag) 57. Drs. H. Sulhan, MA (PUI) 58. Drs. Mayor Laut Rasyid (Hidros Oseanografi) 59. DR. T. Djamaluddin (LAPAN) 60. DR. H. Moedji Raharto ( Boscha ITB) 61. Drs. M. Husni, Dpl, Seis (BMG) 62. Dr. Ing Khafid (Bakorsurtanal) 63. Drs. H. Sriyatin Shadiq, M.Ag- Hakim Agama Malang

DAFT AR NAMA-NAMA ORMAS ISLAM DAN LEMBAGA TERKAIT

64. Menteri Komunikasi dan Informatika 65. Ketua MUI 66. Ketua PP. Muharnmadiyah 67. Ketua Dewan Dakwah Islamiyyal1 Indonesia 68. Ketua PERSIS 69. Ketua PBNU 70. Ketua PP Dewan Masjid Indonesia 71. Ketua DPP Jamiyatul Washliyah. 72. Ketua DPP Al-Mathlaul Anwar 73. Ketua DPP Syarikat Islam 74. Kepala Planetarium dan Observatorium DKI Jakarta 75. Ketua Komisi VIII DPR RI 76. Ketua BPPMI (Masjid Istiqlal) 77. Dirjen Pembinaan Peradilan Agania Ma11kama11 Agung RI 78. POLRI 79. Kepala Biro Hukmas Menko Kesra 80. Kepala Biro Hukmas Departemen Dalam Negeri 8 I. Kepala Biro Hukmas Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia 82. Dirjen Pos dan Telekomunikasi Depkominfo 83. Dirjen Sarana Komunikasi dan Desiminasi lnformatika 84. Kepala Pusat Data Departemen Komunikasi dan lnformasi 85. Kepala Biro Umum dan Humas Departemen Komunikasi dan lnformasi

Page 110: VAL DI INDONESIA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Prinsip-prinsip umum tersebut menurut Fathi Osman disediakan untuk cara hidup perorangan,

DAFTAR NAMA KEDUTAAN NEGARA-NEGARA ISLAM SAHABAT

86. Kedutaan Besar Kuwait 87. Kedutaan Besar Brunai Darussalam 88. Kedutaan Besar Yordan 89. Kedutaan Besar Emirat Arab 90. Kedutaan Besar Palestina 91. Kedutaan Besar Siria Arab Republik 92. Kedutaan Besar Pakistan 93. Kedutaan Besar Banglades 94. Kedutaan Besar Arab Saudi 95. Kedutaan Besar Malaysia 96. Kedutaan Besar Irak 97. Kedutaan Besar Mesir 98. Kedutaan Besar Iran 99. Kedutaan Besar Turki I 00. Kedutaan Besar Bosnia l 01. Kedutaan Besar Tunisia l 02. Kedutaan Besar Y aman 103. Kedutaan Besar Qatar 104. Kedutaan Besar Maroko l 05. Kedutaan Besar Al-Jazair l 06. Kedutaan Besar Libia 107. Kedutaan Besar Afganistan l 08. Kedutaan Besar Sudan 109. Kedutaan Besar Suriname 1 10. Kedutaan Besar Libanon 1 1 1. Kedutaan Besar Nigeria 112. Kedutaan Besar Oman 113. Kedutaan Besar Somalia 114. Kedutaan Besar Azerbaijan

Page 111: VAL DI INDONESIA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Prinsip-prinsip umum tersebut menurut Fathi Osman disediakan untuk cara hidup perorangan,

.AN

llan I.

REKAP HASIL PERHITUNGAN IJTIMA' DAN TINGGI HILAL AWAL RAMADLAN, SYAWAL, DAN DZULHIJJAH TAHUN 2007M/1428 H

MENURUT BERBAGAI MACAM SISTEM

IJTIMA' TINGGI AWAL SISTEM HARi TGL. JAM Hit.AL BULAN

Sullam al Nayylraln Selasa 11Sep2007 19:00 -00° 30' Kam ls Falh al Rauf al Manan Selasa 11Sep2007 20:23 10° 47' *) Kamls · Fath al Rauf al Manan Selasa 11 Sep 2007 20:00 -01° 00" Kamls Al Qawa'ld al Falaklyah Selasa 11 Sep.2007 2Q:07 -07° 35' Kamls Hlsab Haklkl • · Selasa 11Sep2007 19:45 -02° 04' Ka mis Badl'ah al Mltsal Selasa 11Sep2007 19:42:09 -01' 54' 18" Ka mis Badl'ah al Mltsal Selasa 11 Sep 2007 19:45:25.80 -02° 03' 20" Kam ls Al Khulashah al Waflyah Selasa 11 Sep 2007 19:45:40 -02° 10' 14" Kamls At Khulashah al Wafiyah Selasa 11Sep2007 19:04 -01° 29' Kam ls Al Manahlj al Hamldlyah Selasa 11Sep2007 19:43 -02° 07' Kam ls lltlfaq Dzat al Bain NurulAnwar Selasa 11 Sep 2007 19:38:36 -02° 05' 19" Ka mis Menara Kudus Selasa 11 Sep 2007 19:45 -02° 17' 19" Kam ls Newcomb Selasa 11Sep2007 19:39 -02' 06' Kam ls New Comb Selasa 11 Sep 2007 19:38:35 -02° 00' 15" Kam ls Newcomb Selasa 11 Sep2007 - -02° 09' 11" Kam ls Jeen Meeus Selasa 11 Sep 2007 18:28:45,6 -02' 02' 59" Kamls E.W. Brouwn Selasa 11 Sep 2007 19:44:10 -02° 46' 23" Ka mis Almanak Nautlka Selasa 11Sep2007 19:45 -02° 09' 37" Kamls Ephemeris Hlsab Rukyat Selasa 11 Sep 2007 19:45:10 -02° 00' 01" Kamls Al Falaklyah Selasa 11Sep2007 19:45 -02° 09' 17" Kam ls Mumtaz Al Falaklyah Se las a 11 Sep 2007 19:45 -02° 06' 48" Kam ls Ephemeris Al Falaklyah Selasa 11 Sep 2007 19:45 -02° 06' 48" Kam is Mawaqlt Selasa 11Sep2007 19:44:30 -03° 02' 24" Ka mis Ascrlpt Selasa 11.sep 2007 19:45 -02° 51' Kam ls Astra Info Selasa 11 Sep 2007 19:45 -01° 51' Kam ls Starry Night Pro 5 Selasa 11Sep2007 19:45 ·02° 02' 09,6" Kam is

Sullam al Nayylraln Ka mis 11 Oki 2007 10:46 03° 37' Jum'al Fath al Rauf al Manan Kamis 11 Oki 2007 11:48 03° 06' Jum'at F alh al Rauf al Manan Ka mis 11 Okt 2007 11:23 03° 18' Sabtu Al Qawa'id al Falaklyah Ka mis 11 Okt 2007 12:01 01' 47' Sabtu Hlsab Haklkl Kamls 11Oki2007 12:02 00°40' Sablu Badi'ah al Mitsal Kamls 11 Oki 2007 12:02 00' 22' 52" Sablu Badl'ah al Mltsal Kamls 11 Oki 2007 12:02 00' 40' 13" Sabtu Al Khulashah al Wafiyah Ka mis 11 Oki 2007 12:02 00' 08' 17" Sablu Al Khulashah al Wafiyah Kamls 11 Oki 2007 11:47 00° 55' Sablu Al Manahlj al Hamidlyah Ka mis 11 Oki 2007 11:58 00' 35' Sabtu lttlfaq Ozal al Bain Nurul Anwar Kamls 11 Oki 2007 11:51 01° 02' 42 11 Jum'al Menara Kudus Ka mis 11 Oki 2007 12:02 01° 19' 12" Sabtu Newcomb Ka mis 11Oki2007 11:52 00° 58' Jum'al Newcomb Ka mis 11 Oki 2007 11:53 00° 31' 50" Sabtu Newcomb Kamls 11Oki2007 - 00° 34' 15" Sablu Jeen Meeus Kam ls 11 Okt 2007 11:42 00° 36' 29" Sabtu E.W. Brouwn Kamis 11Oki2007 12:01 00° 13' 57" Sablu Almanak Nautlka Kamls 11 Oki 2007 12:02 00' 58' 18" Sablu Ephemeris Hlsab Rukyal Kam ls 11 Okt 2007 12:01 00° 28' 18" Sablu Al Falaklyah Ka mis 11Oki2007 12:02 DO' 34' 58" Sabtu Mumtaz Al Falaklyah Ka mis 11 Oki 2007 12:02 00° 26' 18" Sabtu Ephemeris Al Falaklyah Ka mis 11 Okt 2007 12:02 00' 26' 18" ~Ahfll kA ..... , ..... u ..

Lamplran VII

TANGGAL

13 September 2007 13 September 2007 13 September 2007 13 September 2007 13 September 2007 13 September 2007 13 September 2007 13 September 2007 13 September 2007 13 September 2oc57. ·

13 September 2007 13 September 2007 13 September 2007 13 September 2007 13 Seplernber 2007 13 September 2007 13 September 2007 13 September 2007 13 September 2007 13 September 2007 13 September 2007 13 September 2007 13 September 2007 13 September 2007 13 September 2007 13 September 2007

12 Oki 2007 12 Ok! 2007 13 Oki 2007 13 Okt 2007 13 Ok! 2007 13 Oki 2007 13 Oki 2007 13 Oki 2007 13 Oki 2007 13 Okt 2007

12 Oki 2007 13 Oki 2007 12 Okt 2007 13 Okt 2007 13 Ok! 2007 13 Okt 2007 13 Okt 2007 13 Oki 2007 13 Oki 2007 13 Okt 2007 13 Oki 2007 "<:1 n1~i flnf'I.,

Page 112: VAL DI INDONESIA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Prinsip-prinsip umum tersebut menurut Fathi Osman disediakan untuk cara hidup perorangan,

h Sullam al Nayylraln Ah ad 9 Des 2007 23:31 -02• 45' 30" Selasa Fath al Rauf al Manan Senln 10 Des 2007 00:53 08°33") Selasa Fath al Rauf al Manan Senln 10 Des 2007 04:47 06°36' Selasa Al Qawa'ld al Falaklyah Senln 10 Des 2007 00:55 08° 43' Selasa Hlsab Haklkl Senln 10 Des 2007 00:41 07° 10' Selasa Badl'ah al Mltsal Sen In 10 Des 2007 01:17:15 07° 07' 49" Selasa Badl'ah al Mltsal Senln 10 Des 2007 00:41:11.47 06° 51' 52" Selasa Al Khulashah al Wafiyah Ah ad 09 Des 2007 24:41:30 -03° 55' 38" Selasa Al Khulasnah al Wafiyah Senln 10 Des 2007 0:12 07° 48' Selasa Al Manahlj al Hamldlyah Sen In 10 Des 2007 00:39 06° 52' Selasa lttlraq Dzat al Bain NurulAnwar Senln 10 Des 2007 00:37:23 07° 07' 44" Selasa Menara Kudus Senln 10 Des 2007 00:41 07° 17' 13" Selasa Newcomb Senln 10 Des 2007 00:40:45 07' 19' 51" Selasa Newcomb Sen In 10 Des 2007 00:37:15 . 07° 03' Selasa Newcomb Senln 10 Des 2007 - 07° 11' 06" Selasa Jean Mee~s Senln 10 Des 2007 00:12:28 06° 24' 12" Selasa E.W. Brouwn Senln 10 Des 2007 00:40 07' 11' Selasa Almanak Nautika Sen In 10 Des 2007 00:42 07°11'31" Selasa Ephemeris Hlsab Rukyat Sen In 10 Des2007 00:41:11 06° 45' 16" Selasa Al Falaklyah Senln 10 Des 2007 00:41:20 07° 15' 46" Selasa Mumtaz Al Falaklyah Senln 10 Des 2007 00:41:11 06° 45' 16" Selasa Ephemeris Al Falaklyah Senln 10 Des 2007 00:41:11 06° 45' 16" Selasa Mawaqlt Senln 10 Des 2007 00:40:23 06° 42' Selasa Ascript A had 10 Des 2007 00:41 Astro Info Senln 10 Des 2007 - 06° 45' 16" Selasa · Starry Night Pro 5 Senin 10 Des 2007 00:41:00 06° 22' 34" Selasa

Keterangan : ') Harl berlkutnya Kepastlan penetapan tanggal 1 Ramadlan, Syawal, dan Dzulhijjah menunggu Keputusan Manieri Agama dalam sldang ltsbat

Jakarta, 18 Maret 2007 -~----- - -- -

11Des2007 11 Des2007 11 Des2007 11 Des2007 11 Des 2007 11Des2007 11 Des2007 11 Des 2007 11Des2007 11 Des2007

11 Des 2007 11 Des2007 11 Des2007 11 Des2007 11 Des 2007 11 Des2007 11Des2007 11 Des2007 11 Des2007 11 Des 2007 11 Des 2007 11Des2007 11 Des 2007

11Des2007 11Des2007

Page 113: VAL DI INDONESIA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Prinsip-prinsip umum tersebut menurut Fathi Osman disediakan untuk cara hidup perorangan,

DEPARTEMEN A GAMA RI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FAKULTAS SYARI'AH DAN HUKUM

uanda No. 95 Ciputat - Jakarta 15412 Telp. (62-21) 74711537 Fax. (62-21) 7491821

Website: www.uinjkt.ac.id. email: [email protected]

ir

-iran : Ft.43/KM.00.02/ 2ttC /07

: Mohon Data/ Wawancara

Kepada Yth. Ketua Majlis Tarjih Muhammadiyah di

Tern pat

Assalamu'laikum Wr.Wb.

Dengan hormat,

Jakarta, 19 Juli 2007

Pimpinan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menerangkan bahwa: Nama : Wahyu Ridas Perada Nomor Pokok : 203044101797 Tempat/Tanggal Lahir : Tandun, 5 Januari 1986 Semester : VIII (Delapan) Jurusan/Konsentrasi : Peradilan Agama / Akhwal Al-Syakhsiyah Alamat : JI. Nurul Huda No.50 Kp Utan, Cempaka Putih,

Ciputat. Telp : 081315811818

Adalah benar mahasiswa Fakultas Syari' ah & Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang sedang menyelesaikan skripsi dengan Topik/ Judul:

"Peranan Qaidah Fiqhiyyah Terhadap Kebijakan Pemerintah Dalam Penetepan 1 Ramadhan Dan 1 Syawal di Indonesia."

Untuk melengkapi bahan/ data yang berkaitan dengan penulisan /pembahasan Topik/Judul di alas, dimohon kiranya Bapak/Ibu/Saudara/i dapat membantu/menerima yang bersangkutan untuk berwawancara.

kasih. Atas kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/ i, kami ucapkan ban yak terima

Wassalamu'alaikum Wr.Wb. An.OEKAN

/)f~~6.~~~~.~~~an Bid. Akademik f.r..: _/:."-' • c-' •, ------;,,:,·"'•t:\~ ~

Page 114: VAL DI INDONESIA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Prinsip-prinsip umum tersebut menurut Fathi Osman disediakan untuk cara hidup perorangan,

PENGURUS PUSAT LEMBAGA BAHTSUL MASAIL NAHDLATUL ULAMA

Ged. PBNU, Lt. 4, JI. Kramat Raya No. 164 Jakarta Pusat 10430. . Telp. (021) 31923033, 3908424, Fax. (021) 3908425 .. E mail: lbmnu_pusat@yahoo:com

llNU SURAT KETERANGAN

Nomor: 133/LBM-NU/07/2007

Dengan mengucap bisrnillahirrahmanirrahim saya yang bertanda tangan di bawah ini.

Nama Jabatan

: KH. Arwani Faisal : Wakil Ketua

Dengan ini menerangkan bahwa :

Nama No.Pokok. TTL Alamat Jurusan/Konsentrasi Telp

: Wahyu Ridas Perada : 203044101797 : tandun, 5 Januari 1986 : JI. Nurul Huda No. 50 Kp Utan, Cempaka Putih,. Ciputat. : Peradilan Agama I Akhwal Syahsiah : 081315811818

Telah melak.ukan Wawancara dan ta!).yajawab kepada Lembaga Bahtsul Masai! Nahdlatul Ulama (LBM PBNU).dengan Terna :

"Peranan Qaidah Fiq/1iyah Terhadap Kebijakan Pemerintah dalam Penetapam I Ralnadhan dan I Syawal di Indonesia"

Demikian Surat ini kami buat, untuk di gunakan sebagaimana mestinya.

Wallahul muafiq illa aqwamitharieq.

Jakarta 31 Juli 2007

PENGURUS PUSAT LEMBAGA BAHSUL MASA 'IL NAHDLATUL ULAMA