pengaruh pendekatan contextual teaching and...
TRANSCRIPT
PENGARUH PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND
LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS 5
PADA SISTEM PERNAPASAN MANUSIA
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Fathi Maulawi
109018300044
JURUSAN/PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014 M/ 1435 H
i
ABSTRAK
Fathi Maulawi, “Pengaruh Pendekatan Contextual Teaching and Learning
Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata pelajaran IPA pada Konsep Sistem
pernapasan manusia”. Skripsi, Progran Studi Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah, Jurusan Kependidikan Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pendekatan Contextual
Teaching and Learning (CTL) terhadap hasil belajar siswa pada konsep sistem
pernapasan manusia. Metode penelitian yang digunakan adalah metode quasi
eksperimen. Penelitian ini dilakukan di SDN Cinangka 02 Sawangan. Sampel
dalam penelitian ini terdiri dari dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen yang
berjumlah 40 siswa dan kelompok kontrol yang juga berjumlah 40 siswa.
Kelompok eksperimen adalah kelompok yang diajarkan dengan pendekatan CTL,
sedangkan kelompok kontrol adalah kelompok yang diajarkan secara
konvensional. Instrumen penelitian yang digunakan adalah instrumen tes.
Berdasarkan analisis data menggunakan uji-t yang dilakukan pada taraf
kepercayaan 95% menunjukkan bahwa hasil belajar IPA siswa yang diajarkan
pendekatan CTL diperoleh nilai thitung sebesar 3.38 dan ttabel sebesar 1,99. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara
pendekatan pembelajaran Contextual Teaching and Learning terhadap hasil
belajar siswa.
Kata Kunci : Pendekatan Contextual Teaching and Learning, hasil belajar siswa.
ii
ABSTRACT
Fathi Maulawi,”The effect of Contextual Teaching and Learning Approach to of
science student learning uotcomes of the concept human respiratory system”.
Thesis, Learning Assistance Program for Islamic Elementary Schools.
Department of Islamic Education, Faculty of Tarbiyah and Teahing, State
Islamic University (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
This study aims to determine the effect of the approach Contextual
Teaching and Learning (CTL) to the learning outcomes of students respiratory
system in humans. The method used is a quasi-experimental methods. This study
was conducted in SDN Cinangka 02. The sample in this study consisted of two
groups: the experimental group numbering 40 students and the control group
were also numbered 40 students. The experimental group is the group that CTL
approach, while the control used approach conventional group. The research
instrument used was a test instrument. Based on data analysis using t-test
conducted on the level of 95% indicates that the learning outcomes of students
who are taught science approach CTL obtained tcount of 3.38 and ttable of 1.99. It
can be concluded that there is significant relationship between learning approach
Contextual Teaching and Learning on student learning outcomes.
Keywords: Contextual Teaching and Learning approach, students learning
outcomes.
iii
KATA PENGANTAR
Bismillahhirrahmanirrahim
Segala puji serta syukur penulis sampaikan kehadirat Allah S.W.T yang
telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Pendekatan Contextual
Teachingand Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas 5 Pada Konsep
Sistem Pernapasan Manusia”.
Salawat serta salam tidak lupa penulis curahkan kepada junjungan kita
nabi besar Muhammad S.A.W yang telah menjadi uswah bagi pengikutnya,
sehingga dapat melahirkan peradaban baru di dunia ini, yaitu peradaban
Islam yang tidak pernah lekang oleh zaman.
Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi syarat
pencapaian gelar Sarjana Pendidikan Islam (SP.d.) di Universitas Islam Negeri
Syarif Hidatullah Jakarta. Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan
ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada:
1. Prof.Dra.Nurlena Rifai,Ph.D,M.A.,Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatulllah Jakarta.
2. Fauzan M.A., Ketua Jurusan/Prodi Program Studi Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta,sekaligus Dosen Pembimbing Skripsi II.
3. Dra.Raudah.M.A Dosen Penasehat Akademik Program Studi Pendidikan
Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, yang selalu memberikan bimbingan dan motivasinya.
4. Meiry Fadilah Noor, M.Si., dosen pembimbing Skripsi I, yang telah bersedia
meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan arahan dalam
penyelesaian penulisan skripsi ini.
5. Kepala Sekolah SD Negeri Cinangka 02 Sawangan Bapak Aska yang telah
mengizinkan saya untuk melakukan penelitian di sekolah yang beliau pimpin.
iv
6. Seluruh Dewan Guru SD Negeri Cinangka 02 Sawangan, yang telah
memberikan banyak masukan dan saran-saran selama proses penelitian
berlangsung.
7. Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah yang telah
memberikan ilmunya sehingga penulis mampu menyelesaikan perkuliahan
ini dengan sebaik-baiknya.
8. Terisitimewa untuk orang tua tercinta, Ayahanda Matnuh dan Ibunda,Siti
Saforuh S.Pd., yang selalu mendo’akan dan memberikan kasih sayang,
semangat serta dukungan yang tiada henti-hentinya.
9. Adik-adik tersayang, Sahid, Fajar Rahmattulloh, Faiz Biamrilah yang selalu
setia memberikan dukungan dan do’anya disetiap saat.
10. Kakak-kakak tersayang, Dewi Nuzulah, Neneng dan Ferdi kosasih yang
selalu setia memberikan dukungan dan do’anya disetiap saat.
11. Teman-teman sepejuangan PGMI: Deni, Agi, Imam, Agus, Maulana, Akbar,
Surur, Adit, Herey, Eko, Izet, Wajito, Angga dan Wahyu
12. Keluarga Besar ANEX yang selalu setia membantu dalam mengerjakan
skripsi
13. Kelurga Besar HIMATAI yang banyak memberikan ilmu dan pengalaman
berharga kepada penulis.
14. Sahabatku di PGMI 2009 yang selalu setia memberikan semangat serta
perhatian yang tak terhingga, saat bersama kalian merupakan saat yang tidak
akan pernah terlupakan dalam hidup ini dan semoga kehangatan kita tidak
berhenti sampai di sini.
15. Fahrudin, Solihin, Bangga, Zainal, Fauzi, Dani, Imam dan Hendra terima
kasih atas tempat kosannya yang selalu saya singgahi untuk mengerjakan
skripsi.
Serta seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, semoga
bantuan, bimbingan, semangat, do’a dan dukungan yang diberikan pada penulis
di balas oleh Allah S.W.T. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini
masih jauh dari sempurna, semua itu dikarenakan keterbatasan pengalaman
v
dan pengetahuan penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala
bentuk saran serta masukan yang membangun sebagai bahan perbaikan dari
berbagai pihak. Akhir kata, semoga skripsi ini bermanfaat, khusunya bagi penulis
dan umumnya bagi seluruh pembaca.
Jakarta, 03 Maret 2014
Fathi Maulawi
iv
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAK ----------------------------------------------------------------------------------------- i
ABSTRACT ----------------------------------------------------------------------------------------- ii
KATA PENGANTAR ------------------------------------------------------------------------------ iii
DAFTAR ISI ----------------------------------------------------------------------------------------- iv
DAFTAR TABEL ----------------------------------------------------------------------------------- vii
DAFTAR GAMBAR -------------------------------------------------------------------------------- viii
DAFTAR LAMPIRAN ----------------------------------------------------------------------------- ix
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ..................................................................................... 4
C. Pembatasan Masalah .................................................................................... 4
D. Rumusan Masalah ........................................................................................ 5
E. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 5
F. ManfaatPenelitian ........................................................................................ 5
BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA KONSEP ............................................ 7
A. Pendekatan Pembelajaran Contextual Teaching and Learning ................... 7
1. Pengertian Pendekatan Pembelaajaran(CTL) ...................................... 7
2. Komponen-komponen CTL ................................................................. 9
3. Penerapan Pendekatan Kontextual di kelas .......................................... 13
4. Perbedaan Pola pembelajaranKontextual dengan Pembelajaran
Konvensioal
5. Menyusun Rencana Pelakasaan Pembelajaran Kontektual ................. 16
B. Hasil Belajar.................................................................................................... 17
1. Pengertian Hasil Belajar ........................................................................ 17
2. Domain Hasil Belajar . .......................................................................... 18
3. Faktor Yang Mempengaruhi Hasil belajar ........................................... 19
C. Hakikat IPA ................................................................................................... 17
1. Pengertian IPA ..................................................................................... 17
v
2 . Karekteristik Belajar IPA . ................................................................... 23
3. Tujuan Belajar IPA............................................................................... 23
D. Konsep IPA MengenaiOrgan Pernapasan Pada Manusia ............................ 24
1. Alat-alat pernapasan pada Manusia............................................................ 24
2. Proses pernapasan Pada Manusia .............................................................. 25
3. Ganguan-ganguan Pernapasan Pada Manusia. ........................................... 26
E. Hasil Relavan ................................................................................................ 27
F.Kerangka Pikir ......................................................................................... 30
G.Pengajuan Hipotesis ............................................................................. 32
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..................................................................... 33
A. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................... 33
B. Metode dan Desain Penelitian ................................................................... 33
C. Populasi dan Sampel.................................................................................. 34
D. VariabelPenelitian ..................................................................................... 35
E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 35
F. Instrumen Penelitian .................................................................................. 35
G. Uji Coba Instrumen Tes............................................................................. 36
a. Daya Pembeda ................................................................................... 37
b. Validitas Instrumen Pilihan Ganda .................................................... 38
c. Reliabilitas Instrumen ........................................................................ 39
d. Taraf Kesukaran ................................................................................ 40
H. Teknik Analisis Data ................................................................................. 34
1.Uji Prasyarat Analisis Data Kuantitatif .................................................. 41
a.Uji Normalitas .................................................................................. 41
b.Uji Homogenitas ............................................................................... 43
2.Pengujian Hipotesis .............................................................................. 45
a.Hipotesis Statistik ............................................................................ 45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................................... 46
A. Deskripsi Proses Pembelajaran. ................................................................. 46
B. Hasil Data Tes ........................................................................................... 47
vi
1. Deskripsi Pretest Kelompok Eksperimen dan Kelompok
Kontrol ................................................................................................ 47
2. Deskripsi Posttest Kelompok Eksperimen dan Kelompok
Kontrol ................................................................................................ 48
C. Hasil Analisis Data Tes ............................................................................. 48
1. Pengujian Prasyarat Analisis Data ..................................................... 48
a. Uji Normalitas Pretest ................................................................. 49
b. Uji Normalitas Postest ................................................................ 49
c. Uji Homogenitas Pretest ............................................................. 50
d. Uji Homogenitas Postest………………………………
2. Pengujian Hipotesis ............................................................................ 51
a. Uji Hipotesis Prestest Kelompok Eksperimen danKontrol .......... 51
b. Uji Hipotesis Postest Kelompok Eksperimen danKontrol ......... 52
D. Pembahasan Hasil Penelitian ..................................................................... 52
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................................... 51
A. Kesimpulan ................................................................................................ 58
B. Saran .......................................................................................................... 58
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 59
LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................................. 60
vii
DAFTAR TABEL
Tabel
3.1 Nonrandomized Control Group Pretest and Posttest Design ........................ 28
3.2 InstrumenKisi-Kisi Soal ................................................................................ 31
3.3 Interprestasi Reliabilitas ................................................................................ 33
3.4 Klasifikasi Indeks Kesukaran Soal ................................................................ 34
3.5 Klasifikasi Daya Pembeda ............................................................................. 35
3.6 RekapituasiAnalisisButirInstrumen .......................................................................... 36
3.7 Contoh Tabel Uji Liliefors …………………………………………
4.1 Data Hasil Pretest Kelompok Eksperimen dan Kontrol ................................ 42
4.2 Data Hasil Posttest Kelompok Eksperimen dan Kontrol .............................. 43
4.3 Hasil Uji Normalitas Pretest kelompok Eksperimen dan Kontrol ................ 44
4.4 Hasil Uji Normalitas Postest kelompok Eksperimen dan Kontrol ................ 44
4.5 Hasil Uji Homogenitas Pretest kelompok Eksperimen dan Kontrol. ............ 45
4.6 Hasil Uji Homogenitas Postest kelompok Eksperimen dan Kontrol ............. 45
4.7 Hasil Uji-t data Pretest kelompok Eksperimen dan Kontrol ......................... .46
4.8 Hasil Uji-t data Pretest kelompok Eksperimen dan Kontrol ......................... 47
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar
2.1 Kerangka Berpikir …………………………………………………….26
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen. ................................
2. Rencana Pelakanaan pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol. ........................................
3. Kisi-kisi Istrumen Tes Hasil Belajar. .........................................................................
4. Soal Uji Coba Instrumen Penelitian Tes Hasil Belajar. ............................................
5. Soal Instrumen Penelitian Pretest dan Postest. ..........................................................
6. Lembar Kerja Siswa. ..................................................................................................
7. Daftar Nilai Kelompok Kontrol. ................................................................................
8. Daftar Nilai kelompok Eksperimen. ..........................................................................
9. Tabel Perhitungan Distribusi Frekuensi Kelompok Kontrol .....................................
10. Tabel Perhitungan Distribusi Frekuensi Kelompok Eksperimen ...............................
11. Normalitas Data Skor Kelompok Kontrol.................................................................
12. Normalitas Data Skor Kelompok Eksperimen. ..........................................................
13. Uji Homogenitas prestest. ..........................................................................................
14. Uji Homogenitas postest. ...........................................................................................
15. Uji Hipotesis prestest. ................................................................................................
16. Uji Hipotesis Postes. ..................................................................................................
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sebagai satu lembaga pendidikan formal, sekolah sebagai pusat pendidikan
formal merupakan perangkat masyarkat yang diserahi kewajiban pemberian
pendidikan dan bertanggung jawab untuk mendidik dan menyiapkan siswa agar
berhasil menyesuaikan diri di masyarakat dan memecahkan berbagai masalah
yang dihadapinya. Sekolah tidak bisa melepaskan diri dari kehidupan masyarakat
dan mempunyai tanggung jawab untuk membantu para siswa baik sebagai pribadi
maupun sebagai calon masyarakat. Pembelajaran yang dilakukan guru terhadap
siswa dalam bentuk apapun merupakan aktivitas yang akan membantu dalam
menyelenggarakan pendidikan sekolah dalam rangka mencapai tujuan
pendidikan.1
Pembelajaran merupakan suatu sistem yang unsur-unsurnya saling
berinteraksi.Keberhasilan pembelajaran antara lain ditentukan oleh
keterampilan guru dalam memilih dan menerapkan metode yang tepat dan
strategi pembelajaran yang digunakan untuk peserta didik.2Belajara dalah
proses berpengalaman secara langsung, melalui proses berpengalaman itu
diharapkan perkembangan siswa secara utuh, yang tidak hanya
berkembang dalam aspek kogniti fsaja, tetapi juga aspek ekafektif dan juga
psikomotor.3 Pendidikan sebagai usaha suatu bentuk kegiatan manusia dalam
kehidupnya juga menepatkan tujuan sebagai sesuatu yang hendak dicapai,baik
tujuan yang dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang
1M Alisuf Sabri.Pengantar Ilmu Pendidikan.(Jakarta:UIN Press).2005 hal 26
2 Noor Alfu Laila. PengaruhP endekatan CTL(Contextual Teaching and Learning) Terhadap
Hasil Belajar Membaca Pemahaman B ahasa Indonesia Siswa kelas IV SD.Cakrawala
Pendidikan. no 3. 2009. 3WinaSanjaya.StrategiPembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.Jakarta:Kencana.hal
255.
2
dibentuk secara khusus untuk memudahkan pencapaian tujuanyang lebih tinggi.
Begitu juga dikarenakan pendidikan merupakan bimbingan terhadap
perkembangan manusia menuju kearah cita-cita tertentu, maka yang merupakan
masalah pokok bagi pendidikan ialah memilih arah atau tujuan yang ingin dicapai.
Sejauh ini, pembelajaran masih didominasi pemandangan bahwa
pengetahuan sebagai fakta untuk dihapal. Pembelajaran tidak hanya difokuskan
pada pemberian pembekalan kemampuan pengetahuan yang bersifat teoretis
saja, akan tetapi bagaimana agar pengalaman belajar yang dimiliki siswa itu
senantiasa terkait dengan permasalah-permasalahan yang terjadi di
lingkunganya.
Pembelajaran konvesional yang beorintasi pada penguasaan materi dianggap
gagal menghasilkan peserta didik yang aktif, kreatif, dan inovatif. peserta didik
terlihat bosan mengikuti pembelajaran, siswa hanya mengahafal tanpa memahami
benar isi pelajaran, dan guru kurang memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk berinteraksi sesama siswa yang lain.Pesertadidik berhasil mengingat
jangka pendek,tetapi gagal dalam membekali peserta didik memecahkan
persoalan dalam kehidu panjang. Oleh karena itu perlu ada perubahan pendekatan
pembelajaran, yang lebih bermakna sehingga dapat membekali pesertadidik dalam
menghadapi permasalahan hidup yang dihadapai sekarang maupun yang akand
atang.
Mata pelajaran Ilmu PengetahuanAlam (IPA) dalam kurikulum KTSP
merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikanSD/MI.Hal ini dikarenakan
dalam pembelajaran IPA banyak memberikan latihan dalam mengembangkan
cara berpikir ilmiah. Dalam prakteknya mata pelajaran IPAseringkali mengalami
kendala. Kendala tersebut kebanyakan mengarahpada kegiatan pembelajaran
yang cenderung monoton akibat model pembelajaran konvensional. Halini
dianggap siswa kurang menarik dan membosankan.Dan diketahui perolehan
hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) peserta didik masih rendah, Oleh
karenaitu guru harus menerapkan model pembelajaran yang tepat sesuai
dengan materi yang akan diajarkan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai
3
secara optimal.
Dalam rangka upaya meningkatkan hasil belajar Ilmu pengetahuan alam
(IPA) dan tercapainya tujuan pembelajaran, guru harus menggunakan
pendekatan dan metode yang tepat, salah satu upaya dan metode yang tepat,s
alah satu upaya pendekatan untuk menyiapkan kondisi pembelajaran yang dapat
digunakan untuk membantu siswa memahami konsep-konsep IPA melalui
pendekataan Contextual teaching and laerning (CTL).Kelebihan pendekatan
kontestual salah satu adalah siswa akan belajar bermakna dengan cara berkerja
sama dan memberi kesempatan kepada siswa untuk menemukan dan
menerapkan idenyasendiri.
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Suciastini
menyatakan menyatakan peningkatan hasil belajar IPA peserta didik kelas IV
SD karena penggunan pendekatanContextual teaching and laerning
(CTL)peserta didik dapat berkejasama untuk memecah kanmasalah yang
dihadapi.4
Penelitian yang sama juga pedekatan CTL terhadap hasil belajar oleh siswa
juga pernah dilakuk anoleh TifaNasrulAfif. Dia mengungkapkan berbagai
masalah yang terdapat di dalam proses pembelajaran IPA, pembelajaran masih
cenderung menonton hanya mengunakan metode ceramah dan tanya jawab
menyebabkan siswa kurang menarik dan membosankan. Setelah melakukan
penelitian siswa lebih mudah mengingatiformasi lebih baik. Dari penelitianini, ia
menyimpulkan bahwa pendekatan CTL berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.5
Contextual Teaching And Learning(CTL) merupakan Konsep belajar yang
membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia
4 Suciastinidkk.Pengaruh model pembelajaran Contextual Teaching And Learning terhadap hasil belajar siswa kelas IV SD Gugus III Kecematan Sukasada. e-Journal
Program Pasca sarjan aUniversitas Pendidikan Ganesha.Volume 8 tahun 2013. 5 Tifa Nasrul Afif dkk. Pengaruh Model Contextual Teaching And Learning terhadap Hasil
Belajar IPA Materi Gaya. JURNAL PENDIDIKAN DASAR.VOL.7.NO.1.2010
4
nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimiliki dengan penerapannya dalam kehidupan sebagai anggota keluarga dan
masyarakat.6Melalui landasan filosofis konstruktivisme CTL dipromosikan
menjadi alternatif strategi belajar yang baru. Melalui strategi CTL siswa
diharapkan belajar melalui mengalami bukan menghafal.7 Oleh karena itu, guru
harus mampu mengaitkan atau menghubungkan materi yang diajarkan dengan apa
yang sudah dimiliki siswa sebelumnya, disinilah pentingnya guru melakukan
apersepsi. Sebab itu, siswa dituntut untuk mampu menerapkan pengetahuannya
dalam kehidupan sehari-hari.
Pendekatan CTL merupakan pembelajaran yang mengarahkan siswa
mengkonstruk pengetahuan sesuai dengan pengalaman yang mereka miliki.CTL
juga mengorganisir pengetahuan yang dimiliki siswa, sehingga siswa dapat
berfikir secara efektif untuk memadukan pengetahuan yang dimiliki dengan
pengetahuan yang baru. Selain itu pembelajaran menggunakan proses pemecahan
masalah yang merupakan salah satu upaya CTL untuk melatih emosi siswa dalam
menghadapi kehidupan nyata. Belajar dengan pengalaman sendiri merupakan
proses pembelajaran yang utama, dengan pengalaman sendiri siswa dapa
tmenangkap konsep pembelajaran sesuai dengan pola berpikirmasing-masing
siswa sesuai dengan tahapan perkembangannya. Pembelajaran dengan
memberikan pengalaman kepada siswa juga dapat memberikan pengetahuan yang
bermakna bagi siswa.
Dengan demikian, inti dari pendekatan CTL adalah keterkaitan setiap materi
atau topik pembelajaran dengan kehidupan nyata. Untuk mengaitkannya bisa
dilakukan berbagai cara, selain karena memang materi yang dipelajari secara
langsung terkait dengan kondisi faktual, juga bisa disiasati dengan pemberian
ilustrasi atau contoh, sumber belajar, media dan lain sebagainya, yang memang
baik secara langsung maupun tidak diupayakan terkait atau ada hubungan dengan
pengalaman hidup nyata. Dengan demikian, pembelajaran selain lebih menarik,
6 Zaenal Aqib. Model-model Media Dan Strategi Pembelajaran (Inovatif),(Bandung:Yrama
Widya).hal 45 7 Yatim Riyanto,Paradigma Baru Pembelajaran Sebagai Referensi Bagi Guru/Pendidik dalam
Implementasi Pembelajaran Yang Efektif dan Berkualitas.Jakarta:kencana. 2010.hal 160
5
juga akan dirasakan sangat dibutuhkan oleh setiap siswa karena apa yang
dipelajari dirasakan langsung manfaatnya.
Semua ini terjadi karena proses pembelajaran yang diberikan selama
iniadalah penghafalan materi bukan berdasarkan pengalaman sehari-hari seperti
yang diterapkan pada pendekatan kontekstual. Dalam proses pembelajaran guru
lebih sering melakukan ceramah dan menyajikan materi, guru enggan untuk
menunjukan benda-benda dalambentuk aslinya/nyata, guru lebih sering
menampilkanbenda-benda yang berhubungandengan materi hanya melalui gambar
yang sudah ada pada buku paket saja tanpa kreatifikas yang diciptakanoleh guru.
Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk meneliti “PENGARUH
PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)
TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VSD/MI PADA KONSEP
PERNAPASAN MANUSIA.
B. Identifikasi masalah
Adapun identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Metode pembelajaran Konvesional( Ceramah) yang digunakan oleh guru
membuat siswa hanya mampu mengingat dalam jangka pendek.
2. Siswa hanya menghafal tanpa memahami benar isipelajaran.
3. Hasil belajar IPA masih rendah.
.
C. Pembatasan Masalah
Sehubung dengan luasnya permasalah yang muncul dalam topik kajian
yangdilakukan, maka pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Hasil belajar yang di ukur ranah Kognitifpadatingkat C1 (Mengingat) ,C2
(Memahami) dan C3 (Menerapkan).
2. Menggunakan pendekatan Contextual Teaching And Learning(CTL).
6
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan Uraian Masalah diatas, dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut: ”Apakah pendekatanContextual Teaching And Learning (CTL) dapat
mempengaruhi hasil belajar Siswa PadaKelas V SD/MI?
E. Tujuan penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah yang diuraiakan diatas,maka tujuan yang
ingin dicapai dalampenelitian iniadalah: “Untuk mengetahui hasil belajar dengan
mengunakan pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) dengan
pada mata pelajaran IPA di SD”
F. Manfaat Penelitian
Dalam penelitian ini maka diharapkan dapat memberikan manfaat baik
secara teoritis maupun secara, guru dansekolah adapun manfaat dari penelitian
sebagai berikut:
1.Bagi Siswa dengan membelajarkan IPA melalui model CTL maka
pembelajaran lebih ditekankan pada pemberian pengalaman belajar
bermakna dengan mengaitkan materi konteks pelajaran dengan
pengalaman nyata dalam kehidupansehari-hari sehingga dapat
menumbuhkan kemampuan berpikir, berkerja dan bersikap ilmiah untuk
meningkatkan kegiatan belajar secara klasikal maupun individual.
Dengandemikian, siswa semakin bersemangat dalambelajar sehingga
diharapkan prestasi belajar siswa akan meningkat.
2.Bagi Guru dapat menambah wawasan dan pengalaman dalam
memberikan proses pembelajaran pada siswa menjadi lebihvariasi.
3.Bagi SekolahPeningkatanMutupendidikansekolah yang ditandai dengan
keberhasilan yang dicapai melalui penggunaanpendekataandan metode
yang sesuai untuk mencapai suatu prestasi sehingga akan lebih menambah
kepercayaan masyarakat.
7
BAB II
KAJIAN TEORI DAN KERANGKA KONSEP
A. Pendekatan Contextual Teaching and Learning ( CTL )
1. Pengertian Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL)
Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah suatu strategi
pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh
untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkan dengan
situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya
dalam kehidupan nyata. Dan bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa.
Strategi pembelajaran lebih penting dari pada hasil.1 Sedangkan menurut Teori
Pembelajaran Kontekstual, bahwa belajar hanya terjadi ketika murid (pelajar)
memproses informasi atau pengetahuan baru sedemikian sehingga informasi atau
pengetahuan tersebut dipahami mereka dalam kerangka acuan memori,
pengalaman dan respon mereka sendiri.2
CTL adalah sebuah sistem yang meransang otak untuk menyusun pola-
pola yang menwujudkan makna. Lebih lanjutnya Elaine mengatakan bahwa
pembelajaran kontekstual adalah sebuah sistem pembelajaran yang cocok dengan
otak yang menghasilkan makna dengan menghubungkan muatan akademis dengan
konteks dari kehidupan sehari-hari siswa.3 Jadi, pembelajaran kontekstual adalah
usaha untuk membuat siswa aktif dalam memompa kemampuan diri tanpa merugi
dari segi manfaat, sebab siswa berusaha mempelajari konsep sekaligus
menerapkan dan mengaitkannya dengan dunia nyata.4
1 Wina Sanjaya,Strategi Pembelajaran Berorintasi Standar Proses Pendiidkan.
(Jakarta;Kencana ). 2010, hal 255. 2 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-progresif konsep landasan,dan
Implementasi pada kurikkulum Tingkat satuan pendidikan.(Jakarta:Kencana Prenada Media
Group). 2009.hal .104 3 Elaine B.Johnson.Contextual Taeching And Learning(Bandung:MLS) 2009. Hal 57
4 Rusman, Model-model Pembelajaran mengembangkan Profesionalisme Guru.(Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada). 2011. hal.187
8
Dari konsep tersebut ada tiga hal yang harus kita pahami. Pertama, CTL
menekankan kepada proses keterlibatan siswa untuk menemukan materi, artinya
proses belajar diorientasikan pada proses pengalaman secara langsung. Proses
belajar dalam konteks CTL tidak mengharapkan agar siswa hanya menerima
pelajaran, akan tetapi proses mencari dan menemukan sendiri materi yang
diajarkan.
Kedua, CTL mendorong agar siswa dapat menemukan hubungan anatara
materi yang dipelajari dengan situasi kehidupan nyata, artinya siswa dituntut
untuk dapat menangkap hubungan antara pengalaman disekolah dengan
kehidupan nyata. Hal ini sangat penting sebab dengan dapat mengorelasikan
materi yang ditemukan dengan kehidupan nyata, bukan saja bagi siswa materi itu
akan bermakna secara fungsional, akan tetapi materi dipelajarinya akan tertanam
erat dalam memori siswa, sehingga tidak akan mudah dilupakan.
Ketiga, CTL mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam
kehidupan, artinya CTL bukan hanya mengharapkan siswa dapat memahami
materi yang dipelajarinya, akan tetapi bagaimana materi pelajaran itu dapat
mewarnai perilakunya dalam kehidupan sehari hari. Materi pelajaran dalam
konteks CTL bukan untuk ditumpuk diotak dan kemudian dilupakan, akan tetapi
sebagai bekal mereka dalam mengarungi kehidupan nyata.5
Menurut University of wangshington pengajaran kontekstual adalah
pengajaran yang memungkinkan siswa-siswa TK sampai SMU untuk
menguatkan, memperluas, dan merapkan pengetahuan dan ketrampilan akademik
mereka dalam berbagai macam tatanan dalam sekolah dan luar sekolah agar dapat
memecahkan masalah-masalah dunia nyata atau masalah-masalah yang
disimulasikan.6
Dalam kelas CTL, tugas guru adalah membantu siswa mencapai tujuan.
Maksudnya, guru lebih banyak berurusan dengan strategi dari pada memberi
informasi. Tugas guru mengelola kelas sebagai sebuah tim yang berkeja sama
untuk menemukan sesuatu yang baru bagi anggota kelas (siswa). Sesuatu yang
5 Wina Sanjaya.Op.cit. hal.255
6 Trianto .Op.cit.hal 105
9
baru (pengetahuan dan keterampilan) datang dari “ menemukan diri “ bukan dari
“apa kata guru“. Begitu peran guru dikelas yang dikelola dengan pendekatan
CTL.7
Pembelajaran di sekolah tidak hanya difokuskan pada pemberian
pembekalan kemampuan pengetahuan yang bersifat teoretis saja, akan tetapi
bagaimana agar pengalaman belajar yang dimilki oleh siswa senantiasa terakait
dengan permasalahan-permasalahan aktual yang terjadi dilingkungannya. Dengan
demikian inti dari pedekatan CTL adalah keterkaitan setiap materi atau topik
pembelajaran dengan kehidupan dunia nyata. Untuk mengaitkannya bisa
dilakukan dengan berbagai cara, selain karena memang materi yang dipelajari
secara langsung terkait dengan kondisi faktual, juga bisa disiasati dengan
pemberian ilustrasi atau contoh, sumber belajar, media dan lain sebagainya, yang
memang baik secara langsung maupun tidak diupayakan terkait dengan
pengalaman hidup nyata. Dengan demikian, pembelajaran selain akan lebih
menarik, juga akan dirasakan sangat dibutuhkan oleh setiap siswa karena apa
yang dipelajari dirasakan langsung manfaatnya.
Sehubung dengan hal itu, terdapat lima karakteristik penting dalam proses
pembelajaran yang mengunakan pendekatan CTL
a. Dalam CTL, pembelajaran merupakan proses pengaktifan pengetahuan yang
sudah ada (activiting knowledge), artinya apa yang akan dipelajari tidak
terlepas dari pengetahuan yang sudah dipelajari, dengan demikian pengetahuan
yang diperoleh siswa adalah pengetahuan yang utuh yang memiliki keterkaitan
satu sama lain.
b. Pembelajaran yang CTL adalah belajar dalam rangka memperoleh dan
menambah pengetahuan yang baru (acquiring kwonledge). Pengetahuan baru
itu diperoleh dengan cara deduktif, artinya pembelajaran dimulai dengan
mempelajari secara keseluruhan, kemudian memperhatikan detailnya.
c. Pemahaman pengetahuan (understanding knowledge),artinya pengetahuan yang
diperoleh bukan untuk dihafal tetapi untuk dipahami daan diyakin, misalnya
7 Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran Sebagai Refrensi Bagi Guru/pendidik dalam
Implementasi Pembelajaran yang Efektifndan berkualitas.(Jakarta : kencana). 2010, h al 160.
10
dengan cara meminta tanggapan dari yang lain tentang pengetahuan yang
diperoleh dan berdasarkan tanggapan tersebut baru pengetahuan itu
dikembangkan.
d. Mempraktikkan pengetahuan dan pengalaman tersebut (applying knowledge),
artinya pengetahuan dan pengalaman yang diperolehnya harus dapat
diaplikasikan dalam kehidupan siswa, sehingga tampak perubahan perilaku
siswa.
e. Melakukan refleksi (reflecting knowledge) terhadap strategi pengembangan
pengetahuan. Hal ini dilakukan sebagai umpan balik untuk proses perbaikan
dan penyempurnaan strategi.8
2. Komponen komponen Contextual Teaching and Learning (CTL)
CTL sebagai suatu pendekatan pembelajaran memiliki 7 asas. Asas –asas
ini melandasi pelaksanaan proses pembelajaran dengan mengunakan pendekataan
CTL. Seringkala asas ini disebut juga komponen komponen CTL. Selanjutnya
ketujuh asas ini dijelaskan dibawah ini.
a. Konstruktivisme
Kontruktivisme adalah proses membangun atau menyusun pengetahuan
baru dalam struktur kognitif anak berdasarkan pengalaman. Menurut
konstruktivisme, pengetahuan terbentuk oleh dua faktor penting yaitu objek yang
menjadi bahan pengamatan dan kemampuan subyek untuk menginterpretasikan
objek tersebut. Kedua faktor tersebut sama penting,dengan demikian pengetahuan
itu tidak bersifat statis tetapi bersifat dinamis, tergantung individu yang melihat
dan mengkonstruksinya.
Konstruktivisme merupakan landasan berpikir (filosofi) pembelajaran
Contextual Teaching and Learning (CTL), yaitu bahwa pengetahuan dibanngun
oleh manusia sedikit demi sedikit yang hasilnyadiperluas melalui konteks yang
terbatas. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta- fakta konsep atau kaidah yang
8Wina Sanjaya.Op.cit .h al 256.
11
siap untuk diambil atau diingat. Manusia harus mengkontruksi pengatahuan dan
memberi makna melalui pengalaman nyata.9
b. Menemukan ( Inquiry)
Menemukan adalah merupakan suatu teknik yang digunakan guru untuk
dapat merangsang siswa untuk lebih aktif mencari serta meneliti sendiri
pemecahan masalah tentang pengetahuan yang sedang dipelajari.10
Menemukan
merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran berbasis CTL, pengetahuan dan
ketrampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat
fakta-fakta, akan tetapi hasil dari menemukan sendiri. Guru harus selalu
merancang kegiatan yang merunjuk pada kegiatan menemukan.11
Adapun langkah- langkah dalam kegiatan menemukan ( inqury) :
1) Merumuskan masalah.
2) Mengamati atau melakukan observasi.
3) Menganalisis dan menyajikan hasil dalam tulisan, gambaran laporan,
bagan, tabel, atau karya lainya.
4) Mengkomunikasikan atau menyajikan hasil karya pada pembaca, teman
sekelas, guru atau audiensi yang lain.
c.Bertanya ( Questioning)
Belajar pada hakikatnya adalah bertanya dan menjawab pertanyaan.
Bertanya dapat dipandang sebagai refleksi dari keingintahuan setiap individu
sedangkan menjawab pertanyaan mencerminkan kemampuan seseorang dalam
berpikir.12
Dalam suatu pembelajaran yang produktif kegiatan bertanya akan
sangat berguna untuk ;
1) Menggali informasi baik adminstrasi maupun akademis.
2) Mengecek pemahaman siswa.
3) Membangkitkan respons kepada siswa
4) Mengetahui sejauh mana keingintahuan siswa.
9 Rusman,Op.cit. hal.193.
10 Yatim Riyanto,Op.cit.h.169
11 Trianto, Op.cit.h 114
12 Wina Sanjaya.Op.cit.h.266
12
5) Mengetahui hal- hal yang sudah diketahui siswa.
6) Memfokuskan perhatian siswa pada sesuatu yang dikehendaki guru.
7) Membangkitkan lebih banyak lagi pertanyaan dari siwa
8) Untuk menyegarkan kembali pengetahuan siswa.13
d.Masyarakat Belajar ( Learning Community )
Masyarakat belajar dalam CTL menyarankan agar hasil pembelajaran
diperoleh melalui kerja sama dengan orang lain. Kerjasama itu dapat dilakukan
dengan berbagai bentuk baik dalam kelompok belajar formal maupun dalam
lingkungan yang terjadi secara alamiah.14
Kalau setiap orang mau belajar dari orang lain, maka setiap orang lain
bisa menjadi sumber belajar dan ini berarti setiap orang akan kaya dengan
pengetahuan dan pengalaman. Praktik metode ini dalam pembelajaran terwujud
dalam :
1) Pembentukan kelompok kecil.
2) Pembentukan kelompok besar
3) Mendatangkan ahli ke kelas.
4) Berkerja dengan kelas sederajat
5) Berkerja kelompok dengan kelas diatasnya.
6) Berkerja dengan masyarakat.
e.Permodelan (Modeling)
Permodelan adalah proses pembelajaran dengan memperagakan sesuatu
yang dapat dicontoh siswa. Yang dimasksud dengan asas modelling adalah proses
pembelajaran dengan memperagakan sesuatu sebagai contoh yang dapat ditiru
oleh setiap siswa. Model itu bisa berupa cara mengoperasikan sesuatu, cara
melempar bola dalam olahraga, contoh karya tulis dan sebagainya.
Dalam pendekatan CTL, guru bukan satu – satunya model. Model dapat
dirancang dengan melibatkan siswa sesorang siswa ditunjuk untuk memberikan
13
Rusman.Op.cit.hal 195. 14
.Wina Sanjaya.Op.cit .hal 256.
13
contoh temannya cara melafalkan suatu kata. Contoh itu, disebut sebagi model.
Siswa lain dapat mengunakan model tersebut sebagi standar kompetensi yang
harus dicapainya.15
f.Refleksi (Reflection)
Refleksi adalah cara berpikir tentang apa yang baru dipelajari atau
berpikir ke belakang tentang apa-apa yang sudah dilakukan dimasa yang lalu.
Melalui proses refleksi, pengalaman belajar itu akan dimasukan dalam struktur
kognitif siswa yang pada akhirnya akan menjadi bagian dari pengetahuan yang
dimiliki. Bisa jadi melalui proses refleksi siswa akan memperbaharui pengetahuan
yang telah dibentuk, atau menambah khazanah pengetahuan.
g.Penilaian sebenarnya (Authentic Assesment )
Assesment adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa
memberikan gambaran perkembangan belajar siswa. Dalam CTL, keberhasilan
Pembelajaran tidak hanya ditentukan oleh perkembangan kemampuan intelektual
saja, akan tetapi perkembangan seluruh aspek. Oleh sebab itu,penelian
keberhasilan tidak hanyaditentukan oleh aspek hasil belajar seperti tes, akan tetapi
juga dari kegiatan nyata yang dilakukan siswa pada saat proses pembelajaran.16
Penilaian auntentik mengajak para siswa untuk menggunakan
pengetahuan akademik dalam konteks dunia nyata untuk tujuan yang
bermakna.Maka Penilaian tidak dilakukan di akhir periode pembelajaran seperti
pada kegiatan evaluasi hasil belajar tetapi dilakukan bersama dengan secara
terintegrasi dari kegiatan pembelajaran.17
Adapun hal- hal yang bisa digunakan
sebagi dasar menilai prestasi siswa adalah : Proyek, Perkerjaan Rumah (PR),
Kuis, Karya siswa, Prestasi atau penampilan siswa, Demostrasi, Laporan, Jurnal,
Hasil tes tulis dan Karya tulis.
15
Yatim Riyanto.Op.cit. hal.171-174. 16
Trianto.OP.cit. hal.118. 17
Elaine B Johnson.Contextual Teaching dan Laerning.(Bandung:MLC).2002.hal .288.
14
3. Langkah-langkah pendekatan kontekstual di kelas
Langkah – langkah yang harus di tempuh guru dalam menerapkan
pembelajaran dengan pendekatan kontektual adalah :
a. Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan
berkerja sendiri, menemukan sendiri, dan menkontruksi sendiri pengetahuan
dan ketrampilan barunya.
b. Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik
c. Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya
d. Ciptakan “ masyarkat belajar “ ( belajar dalam kelompok kelompok kecil )
e. Hadirkan “model” sebagi contoh pembelajaran
f. Lakukan refleksi di akhir pertemuan
g. Lakukan penilain yang sebenarnya dengan berbagi cara.18
4. Perbedaan Pola Pembelajaran Kontekstual dan Pembelajaran
Konvesional
Ada beberapa perbedaan antara CTL dengan pembelajaran konvensional
perbedaan tersebut antara lain tertera dalam tabel dibawah ini.
a. CTL menempatkan siswa sebagai subjek belajar, artinya siswa berperan aktif
dalam setiap proses pembelajaran dengan cara menemukan dan menggali
sendiri materi pelajaran. Sedangkan , dalam pembelajaran konvesional siswa
ditempatkan sebagi objek belajar yang berperan sebagai penerima informasi
secara pasif
b. Dalam pembelajaran CTL, siswa belajar melalui kegiatan kelompok seperti
kerja kelompok, berdiskusi, saling menerima dan memberi. Sedangkan dalam
pembelajaran konvesional lebih banyak belajar secara individual dengan
menerima, mencatat, dan menghafal materi pelajaran.
c. Dalam CTL, pembelajaran dikaitkan dengan kehidupan nyata secara riil;
sedangkan dalam pembelajaran konvesional, pembelajaran bersifat teoretis
dan abstrak.
18
Abdul Majid.Strategi Pembelajaran. (PT Remaja Rosdakarya:Bandung).2013 hal.229
15
d. Dalam CTL, kemampuan didasarkan atas pengalaman, sedangkan dalam
pembelajaran konvensional kemampuan diperoleh melalui latihan–latihan.
e. Tujuan akhir dari proses pembelajaran melalui CTL adalah kepuasan diri,
sedangkan dalam pembelajaran konvesional, tujuan akhir adalah nilai atau
angka.
f. Dalam CTL, tindakan atau perilaku dibangun atas kesadaran diri sendiri,
misalnya individu tidak melakukan perilaku itu merugikan dan tidak
bermanfaat, sedangkan dalam pembelajaran konvesional, tindakan atau
perilaku individu didasarkan oleh faktor luar dirinya, misalnya individu tidak
melakukan sesuatu disebabkan takut hukuman atau sekedar untuk memperoleh
angka atau nilai dari guru.
g. Dalam CTL, pengetahuan yang dimiliki setiap individu selalu berkembang
sesuai dengan pengalaman yang dialaminya, oleh sebab itu setiap siswa bisa
terjadi perbedaan dalam memaknai hakikat pengetahuan yang dimilikinya.
Dalam pembelajaran konvesional hal ini tidak mungkin terjadi. Kebenaran
yang dimilki bersifat absolut dan final, oleh karena pengetahuan dikonsruksi
oleh orang lain.19
h. Dalam CTL, siswa diminta bertanggung jawab memonitor dan
mengembangkan pembelajaran mereka masing-masing. Sedangkan dalam
pembelajaran konvesional guru adalah penentu jalannya proses pembelajaran.
i. Dalam CTL, siswa tidak melakukan hal yang buruk karena sadar hal tersebut
keliru dan merugikan, sedangkan dalam pembelajaran konvesional siswa tidak
melakukan sesuatu yang buruk karena takut akan hukuman.
j. Dalam pembelajaran CTL, pembelajaran bisa terjadi di mana saja dalam
konteks dan setting yang berbeda sesuai dengan kebutuhan, sedangkan dalam
pembelajaran konvesional pembelajaran hanya terjadi di dalam kelas.
Beberapa perbedaan pokok dasar di atas, menggambarkan bahwa CTL
memang memiliki karakteristik tersendiri baik dilihat dari asumsi maupun proses
pelaksanaan dan pengelolaanya.
19
Wina Sanjaya,Op.cit.h.260-261
16
5. Menyusun Rencana Pembelajaran Kontekstual
Dalam pembelajaran kontekstual, program pembelajaran lebih merupakan
rencana kegiataan kelas yang dirancang guru. Rencana pembelajaran berisi
skenario tahap demi tahap tentang apa yang akan dilakukan bersama siswanya
sehubungan dengan topik yang akan dipelajari. Dalam program tercermin tujuan
pembelajaran, media untuk mencapai tujuan, materi pembelajaran,langkah-
langkahnya pembelajaran dan aunthentic assesment. Atas dasar itu, saran pokok
dalam penyusunan Rencana Pelakasanaan Pembelajaran (RPP) berbasis
kontekstual adalah sebagai berikut.20
a. Nyatakan kegiatan utama pembelajaranya, yaitu sebuah pernyataan kegiataan
siswa yang merupakan gabungan antara kompetensi dasar, materi pokok, dan
indikator pencapain hasil belajar.
b. Rumuskan dengan jelas tujuan umum pembelajarnya.
c. Uraikan secara terperinci media dan sumber pembelajaran yang akan
digunakan untuk mendukung kegiatan pembelajaran yang diharapkan.
d. Buatlah skenario tahap demi tahap kegiataan siswa.
e. Nyatakan authentic assesmentnya, yaitu dengan data apa siswa dapat diamati
partisipasinya dalam pembelajaran.
Secara umum, tidak ada perbedaan mendasar antara format program
pembelajaran konvesional seperti yang biasa dilakukan oleh guru-guru selama ini.
Adapun yang membedakannya, terletak pada penekanaanya, dimana pada model
pembelajaran konvesional lebih menekankan pada deskripsi tujuan yang akan
dicapai, sementara program pembelajaran kontekstual lebih menekankan pada
skenario pembelajaran, yaitu kegiatan tahap demi tahap yang dilakukan oleh guru
dan siswa dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.21
20 Zaenal Aqib. Model-model media dan strategi pembelajaran kontektual (Inovatif).
(Bandung:Yrama Widya). 2011. Hal 8. 21
Rusman.Op.cit. hal 200.
17
B. Hasil Belajar
1. Pengertian hasil belajar
Belajar adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh
pengetahuan,meningkatkan ketrampilan, memperbaiki perilaku,sikap dan
mengokohkan kepribadian.22
Menurut pengertian secara psikologis, belajar
merupakan suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi
dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.23
Belajar adalah
suatu proses usahayang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan
tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri
dalam interaksi dengan lingkungannya.24
Peristiwa belajar sendiri adalah alat ukur
untuk mencapai tujuan pengajaran. Sehingga Ada beberapa pendapat yang melihat
peristiwa belajar yakni, a.melihat belajar sebagai proses, b.melihat belajar sebagai
hasil dan c. melihat belajar sebagai fungsi.25
Menurut Gagne, hasil belajar adalah terbentuknya konsep, yaitu kategori
yang kita berikan pada stimulus yang ada di lingkungan, yang menyediakan
skema yang terorganisasi untuk mengasimilasi stimulus-stimulus baru dan
menentukan hubungan di dalam dan diantara kategori-kategori .
Hasil belajar sering kali digunakan sebagai ukuran untuk mengetahui
seberapa jauh seseorang menguasai bahan yang sudah diajarkan. Hasil belajar
dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang membentuknya, yaitu “hasil”
dan ” belajar”. Pengertian hasil (product) menunjukkan pada suatu perolehan
akibat dilakukannya suatu aktivitas atau proses yang mengakibatkan berubahnya
input secara fungsional. Hasil produksi adalah perolehan yang didapatkan karena
adanya kegiatan mengubah bahan (raw materials) menjadi barang jadi (finished
goods). Hal yang sama berlaku untuk memberikan batasan bagi istilah hasil
panen, hasil penjualan, hasil pembangunan, termasuk hasil belajar. Dalam siklus
input-proses-hasil, hasil dapat dengan jelas dibedakan dengan input akibat
22
Suyono &hariyanto.belajar dan pembelajaran. (Bandung:PT Remaja Rosdakarya). 2011.h 9 23
Slameto.Belajar dan faktor-faktor and Strategy.(Jakarta : Rineka Cipta). 2003. Cet 4. h.2. 24
ibid. hal 2. 25
Nana sudjana.Dasar-dasar proses belajar mengajar.(Bandung:Sinar baru Algensido).2004.h 45
18
perubahan oleh proses. Begitu pula dalam kegiatan belajar-mengajar, setelah
mengalami belajar siswa berubah perilakunya dibanding sebelumnya.
Bagi kaum konstruktivitis, pembelajaran efektif menghendaki agar guru
mengetahui bagaimana peserta didik memandang fenomena yang menjadi subyek
pembelajaran. Pembelajaran kemudian dikembangkan dari gagasan yang telah ada
itu, berakhir pada gagasan yang telah mengalami penguatan dan modifikasi.26
2. Domain Hasil Belajar
Domain hasil belajar adalah perilaku-perilaku kejiwaan yang akan
diubah dalam proses pendidikan. Perilaku kejiwaan itu dibagi dalam tiga domain:
kognitif, afektif, psikomotorik yaitu :
a. Hasil belajar kognitif
Hasil belajar kognitif adalah perubahan perilaku yang terjadi dalam
kawasan kognisi. Proses belajar yang melibatkan kognisi meliputi kegiataan sejak
dari penerimaan stimulus eksternal oleh sensori, penyimpanan dan pengolahan
dalam otak menjadi informasi sehingga pemanggilan kembali informasi ketika
diperlukan untuk menyelesaikan masalah.27
Pada ranah kognitif terdapat enam
jenjang proses berpikir mulai dari tingkat yang rendah ke tingkat yang tinggi,
yakni : Pengetahuan atau ingatan, Pemahaman, penerapan, analisis, sistesis,
evaluasi.28
b. Hasil belajar afektif
Penilaian ranah efektif mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat,
sikap, emosi, atau nilai. Ranah afektif sangat menentukan keberhasilan seseorang,
sebagai contoh, siswa yang tidak mempunyai minat. 29
Krathwohl membagi hasil belajar afektif menjadi lima tingkat yaitu
peneriman, partisipasi, penilaian, organisasi dan internalisasi.30
26
I Made ali Mariana.Hakikat IPA Dan Pendidikan IPA Untuk Guru SD. (Jakarta:PPPTKIPA).
2009. h al 44. 27
Purwanto.evaluasi hasil belajar.(Yogyakarta:Pustaka Pelajar). 2011 hal 50 28
Ahmad Sofyan dkk. Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi.(Jakarta: UIN Jakarta
Press). 2006. Hal 14 29
Ibid.hal 23 30
Purwanto.Op.cit.hal 51
19
c. Hasil belajar psokomotorik.
Hasil belajar ini merupkan ranah yang berkaitan dengan ketrampilan
(skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima
pengalaman belajar tertentu. Menurut Harrow hasil belajar psikomotrik
dapat diklasifikasikan menjadi enam : gerakan refleks, gerakan
fundamental dasar, kemampuan perseptual, kemampuan fisis, gerekan
ketrampilan dan komunikasi tanpa kata.31
3. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Aktivitas belajar siswa banyak dipengaruhi berbagai faktor, baik faktor
yang berasal daari dirinya (internal) maupun yang berasal dari luar dirinya
(eksternal). Oleh karena itu, pengenalan orang tua terhadap factor yang dapat
mempengaruhi aktifitas belajar siswa penting sekali artinya dalam rangka
membantu siswa dalam aktifitas belajar yang seoptimal mungkin sesuai dengan
kemampuannya masing-masing.
Adapun faktor-faktor yang dimaksud meliputi hal-hal sebagai berikut:
a. Faktor yang berasal dari dirinya sendiri (internal)
1) Faktor jasmani (fisiologi), kondisi organ-organ khusus siswa, seperti tingkat
kesehatan indera pendengaran dan indera penglihat,juga sangat mempengaruhi
kemampuan siswa dalam menyerap informasi dan pengetahuan, khususnya
yang disajikan dikelas.32
2) Faktor psikologis,ada tujuh faktor yang tergolong dalam faktor psikologis
adalah: inteligensi,perhatian,minat,bakat,motif kematangan dan kelelahan33
.
b. Faktor yang berasal dari luar (eksternal)
1) Faktor Lingkungan sosial,seperti para guru, para staf adminnistrasi,dan teman-
teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar pada diri siswa.34
31
Ahmad Sofyan dkk.Op.cit. hal 23 32
Muhibbin syah.Psikologi Belajar.(Jakarta:Pt Logos Wancana Ilmu).199 9. hal 131 33
Slameto.Op.cit. hal 55 34
Muhibin syah,Op.cit. hal 138.
20
2). Faktor Keluarga,siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga
berupa:
a) Cara orang tua mendidik,orang tua yang kurang atau tidak memperhatikan
pendidikan anak,misalnya mereka acauh tak acuh terhadap belajar
anaknya,tidak mengatur waktu belajarnya,tidak menyediakan tau
melengkapi alat belajarnya. Hasil yang didapat,nilai atau hasil belajarnya
tidak memuaskan bahkan mungkin gagal dalam studinya.
b).Relasi antara anggota keluarga,relasi antar anggota keluarga yang
terpenting relasi anak dengan orang tua. Selain itu relasi anak dengan
saudara atau anggota kelurga yang lain pun turut mengpengaruhi belajar
anak. Wujud relasi bisa berupa hubungan itu penuh dengan kasih sayang
atua pengertian atau kebencian.
c). Keadaan ekonomi keluarga.keadaan ekonomi erat hubungan dengan belajar
anak.Anak yang sedang belajar selain harus terpenuhi kebuthan
pokok,misal makanan,pakaian,perlindungan kesehatan dan lain-lain.
3). Faktor Masyarakat,faktor msayarakat yang mempengaruhi belajar siswa
seperti :
a). Teman bergaul siswa,teman bergaul dapat mempengaruhi sikap siswa dan
mempengaruhi hasil belajar. 35
b). Bentuk kehidupan bermasyrakat,masyrakat terdiri dari orang-orang yang
tidak belajar,penjudi,suka mencuri dan mempunyai sikap yang tidak
baik,akan berpengaruh jelek kepada anak(siswa) yang ada disitu.sebalik
jika lingkungan anak adalah orang-orang terpelajar yang baik-baik dan
mendidik dam menyekolahkan anak-anaknya.anak atau siswa terpengaruh
juga ke hal-hal yang dilakukan orang-orang dilingkungannya
c). kegiatan siswa dalam bermasyarakat.kegiatan siswa dalam bermasyarakat
dapat menguntungkan terhadap perkembangan pribadinya 36
35
Slameto.Op.cit.hal 60. 36
Ibid.hal 69.
21
C. Hakikat IPA ( Ilmu Pengetahuan Alam )
1. Pengertian IPA (Ilmu Pengetahuan Alam)
Ilmu Pengatahuan Alam merupakan terjemahan kata – kata dalam bahasa
inggris yaitu natural science, artinya ilmu pengetahuan alam (IPA). Berhubungan
dengan alam atau bersangkutan paut dengan alam, science artinya ilmu
pengetahuan, jadi ilmu pengetahan alam (IPA) atau science itu pengertian dapat
disebut sebagai ilmu tentang alam. Ilmu yang mempelajari peristiwa – peristiwa
yang terjadi di alam ini.37
Sains adalah ilmu pengetahuan atau kumpulan konsep, prinsip, hukum
dan teori yang dibentuk melalui proses kreatif yang sistematis melalui inkuiri
yang dilanjutkan dengan dengan proses observasi (empiris) secara terus-menerus,
merupakan suatu upaya manusia yang meliputi operasi mental, keterampilan dan
strategi memanipulasi dan menghitung yang dapat diuji kembali kebenarnya yang
dilandasi dengan sikap keingintahuan (curiousity), keteguhan hati (courage),
ketekunan (Peristence) yang dilakukan oleh individu untuk menyingkap rahasia
alam semesta.38
Menurut Permen No. 22 Tahun 2006, “mata pelajaran IPA perlu
diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar adalah untuk
membekali peserta didik cara memenuhi kebutuhan manusia dengan
menggunakan pendekatan pemecahan masalah”.39
Dari pernyataan di atas terlihat
dengan jelas bahwa pelajaran IPA memiliki peranan penting dalam
menumbuhkan kemampuan berfikir logis dan memerlukan keterampilan kerja
siswa dalam memecahkan masalah yang muncul dalam kehidupan sehari-hari.
Selain itu, dalam bukunya The Nature Of Science, menyatakan bahwa
IPA itu adalah suatu cara atau metode untuk mengamati alam, Nash juga
menjelaskan bahwa IPA mengamati dunia ini bersifat anlisis, lengkap, cermat,
37
Usman Samatowa, Pembelajaran IPA di sekolah dasar (Jakarta:PT Indeks Permata Puri
Media) . 2010.h.al 2-3
38
I Made Alit Mariana.Op.cit.hal 18. 39
Permendiknas No. 22 Tahun 2006. Lampiran Standar Kompetensi dan kompetensi Dasar IPA
SD/MI.
22
serta menghubungkannya antara suatu fenomena lain, sehingga keseluruhanya
membentuk suatu perspektif yang baru tentang objek yang diamati.
IPA membahas tentang gejala–gejala alam yang disusun secara sistematis
yang didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan yang dilakukan oleh
manusia. Hal ini sebagaimana yang dikemukan oleh Powler bahwa IPA
merupakan ilmu yang berhubungan dengan kebendaan yang sistematis yang
tersusun secara teratur, berlaku umum yang berupa kumpulan dari hasil observasi
dan eksperimen/sistematis (teratur) artinya pengetahuan itu tersusun dalam suatu
sistem, tidak terdiri sendiri, satu dengan lainnya saling berkaitan, saling
menjelaskan sehingga seluruhnya merupakan satu kesatuan yang utuh, sedangkan
berlaku umum artinya pengetahuan itu tidak hanya berlaku atau seseorang atau
beberapa orang dengan cara eksperimental yang sama akan memperoleh hasil
yang sama atau konsisten. Selanjutnya Winaputra mengemukan bahwa tidak
hanya merupakan kumpulan pengetahuan tentang benda atau makhluk hidup,
tetapi memerlukan kerja, cara berpikir, dan cara memecahkan masalah.40
Hakikat IPA terdiri atas beberapa aspek sebagai berikut :
a. Produk, merujuk pada sekumpulan peda sekumpulan pengetahuan berupa
fakta,konsep,prinsip,teori dan hukum.
b. Proses, proses sains merujuk pada proses-proses pencaian yang dilakukan para
ahli disebut science as the process of inquiry.
c. Sikap, selain menggunakan metode ilmiah, para ilmuawan IPA perlu memilki
sikap ilmiah(scientific attittudes), agar hasil yang dicapai itu sesuai dengan
harapannya.sikapnya antara lain; obyektif terhadap fakta atau kenyataan, tidak
tergesa-gesa dalam mengambil kesimpulan, berhati terbuka dan dapat
membedakan antara fakta dan pendapat.
d. Aplikasi, aspek aplikasi merujuk pada dimensi aksiologis IPA sebagai suatu
ilmu, yaitu penerapan pengetahuan tentang IPA dalam kehidupan.41
40
Usman Samatowa.Op.cit.h al 3. 41
I Made Alit Mariana.Op .cit.hal 65.
23
2. Karakteristik Belajar IPA
Berdasarkan Karakteristiknya, IPA berhubungan dengan cara mencari
tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan
kumpulan pengetahuan yang berupa fakta – fakta, konsep –konsep atau prinsip
prinsip saja tetapi juga proses penemuan. Pemahaman tentang Karakteristik IPA
ini berdampak pada proses IPA di sekolah.
Uraian Karakteristikbelajar IPA dapat diuraikan sebagi berikut :
a. Proses belajar IPA melibatkan hampir semua Indera ,seluruh proses berpikir
dan bermacam gerakan otot.
b. Belajar IPA dilakuakan dengan berbagai macam cara (teknik ). Misalnya
observasi,ekspolasi,dan eksperimentasi.
c. Belajar IPA memerlukan berbagai macam alat, terutama untuk membantu
pengamatan. Hal ini dilakukan karena alat indera manusia terbatas. Selain itu
ada hal- hal tertentu bila data yang kita peroleh hanya berdasarkan pengematan
dengan indera, akan memberikan hasil yang kurang obyektif, sementara itu IPA
mengutamakn obyektivitas.
d. Belajar IPA sering kali melibatkan kegiatan – kegiatan temu ilmiah (misal
seminar, konferensi,atau simposium), studi kepustakaan, mengunjungi suatu
objek, penyusunan Hipotesis dan yang lainya. Kegiatan tersebut kiat lakukan
untuk semata mata dalam rangka untuk memperoleh pengakuan kebenaran
temuan yang benar – benar obyektif.
3. Tujuan Mempelajari Sains
Tujuan mempelajari sains yang ingin dicapai yaitu:
a. Memberikan pengetahuan kepada anak-anak tentang dunia tempat kita hidup.
b. Menanamkan suatu sikap hidup yang almiah.
c. Memberikan ketrampilan .
d. Mendidik anak-anak agar dapat menghargai penemu-a sains, pekerja-pekerja
yang telah banyak berjasa bagi dunia dan kemanusian.
e. Menghargai alam dan segala keteraturanya sebagi salah satu ciptaan Tuhan.
24
f. Memiliki pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk
melanjutkan pendidikan ke sekolah menengah pertama (SMP) atau Madrasah
Tsanawiyah (MTS).42
D. Konsep IPA Mengenai Organ Pernapasan Pada Manusia
Konsep organ pernapasan pada manusia terdapat di kelas V semester 1
adapun standar kompetensi mengenai mengidentifikasi fungsi organ tubuh
manusia dan hewan dengan kompetensi dasar adalah mengindentifikasi fungsi
organ pernapasan manusia,mengindentifikasi fungsi organ pernapasan hewan
misalnya ikan dan cacing tanah, mengindentifikasi fungsi organ pencernaan
manusia dan hubungan dengan makanan dan kesehatan, mengindentifikasi organ
peredaran darah manusia dan mengindentifikasi gangguan pada organ peredaran
darah manusia.
Bernapas adalah kegiatan menghirup udara dan mengeluarkan udara.
Udara mengandung berbagai komponen gas, salah satunya adalah oksigen (O2).
Oksigen inilah yang diperlukan oleh tubuh. Oksigen masuk ke dalam tubuh
melalui pernapasan.Selanjutnya, pernapasan menghasilkan karbon dioksida (CO2)
yang dikeluarkan daridalam tubuh.ketika menghirup udara,oksigen masuk melalui
hidung,kemudian masuk ke pangkal tenggorokan,setelah itu oksigen melewati dua
saluran yang berukuran lebih kecil dari tenggorokan.dua saluran ini disebut
bronkus, setelah melewati bronkus udara masuk ke paru-paru.43
1. Alat - alat pernapasan pada manusia
Berikut ini adalah bagian-bagian alat pernapasan pada manusia sebagai
berikut :
a. Hidung, adalah tempat keluar masuknya udara pernapasan. Udara masuk
melalui lubang hidung menuju rongga hidung. Didalam rongga hidung
42 Sukarno dkk.dasar-dasar pendidikan sains.( Jakarta:Bhatara karya aksara).1981.h 26 43 Choiril Azmiyawati dkk. IPA Salingtemas untuk kelas V SD/MI. (Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional). 2008. h al 2
25
terdapat rambut hidung dan selaput lendir. Rambut hidung dan selamput lendir
berfungsi menyaring udara yang masuk agar bebas dari debu dan kuman44
b. Tenggorokan (Trakea), merupakan sebuah saluran panjang nya kira-kira 9 cm.
pada tenggorokan terdapat bulu-bulu halus. Bulu-bulu halus berfungsi
menyaring udara dari kotoran yang masih dapat lolos ke tenggorokan.
c. Cabang Tenggorokan (Bronkus), merupakan cabang dari trekea, setiap
bronkus menuju ke paru-paru kanan dan paru-paru kiri. Bronkus tersusun dari
pipa-pipa kecil yang disebut dengan Bronkiolus
d. Alveolus, merupakan gelembung yang sangat tipis, gelembung tersebut
diselimuti kapiler darah. Pada alveolus terjadi pertukaran gas O2 dan CO2,
pada saat udara kita hirup samapi di alveolus oksigen melewati dinding
kapiler darah.oksigen diikat oleh hemoglobin (Hb) darah. Setelah itu darah
akan mengedarkan oksigen ke seluruh tubuh. Didalam tubuh oksigen
digunakan untuk proses pembentukan energi.
e. Paru-paru, terdapat didalam rongga dada diatas diafragma. Diafragma adalah
sekat antara rongga dada dan rongga perut. Paru-paru ada dua buah yaitu kiri
dan kanan. Paru-paru kanan terdiri atas tiga gelambir sedangkan paru-paru
kiri terdapat 2 gelambir. Paru-paru dibungkus oleh selaput paru-paru yang
disebut pleura. Dan dalam paru-paru terdapat cabang-cabang bronkus yang
disebut dengan Brounkiolus
2. Proses Pernapasan Pada Manusia
Proses pernapasan pada manusia dimulai dari hidung. Udara yang diisap
pada waktu menarik nafas (inspirasi) biasanya masuk melalui lubang hidung
(nares) kiri dan kanan selain melalui mulut. Pada saat masuk, udara disaring oleh
bulu hidung yang terdapat di bagian dalam lubang hidung. Pada waktu menarik
napas, otot diafragma berkontraksi. Semula kedudukan diafragma melengkung
keatas sekarang menjadi lurus sehingga rongga dada menjadi mengembang. Hal
ini disebut pernapasan perut. Bersamaan dengan kontraksi otot diafragma, otot-
44
S.Rositawaty.Ilmu pengetahuan Alam untuk kelas 5 SD/Mi.(jakarta;Dapertemen pendidikan
Nasional). 2008.hal 5
26
otot tulang rusuk juga berkontraksi sehingga rongga dada mengembang. Hal ini
disebut pernapasan dada.45
Akibat mengembangnya rongga dada, maka tekanan dalam rongga dada
menjadi berkurang, sehingga udara dari luar masuk melalui hidung selanjutnya
melalui saluran pernapasan akhirnya udara masuk ke dalam paru-paru, sehingga
paru-paru mengembang.Setelah melewati rongga hidung, udara masuk ke
kerongkongan bagian atas (naro-pharinx) lalu kebawah untuk selanjutnya masuk
tenggorokan (larynx).Setelah melalui tenggorokan, udara masuk ke batang
tenggorok atau trachea, dari sana diteruskan ke saluran yang bernama bronchus
atau bronkus. Saluran bronkus ini terdiri dari beberapa tingkat percabangan dan
akhirnya berhubungan di alveolus di paru-paru.Udara yang diserap melalui alveoli
akan masuk ke dalam kapiler yang selanjutnya dialirkan ke vena pulmonalis atau
pembuluh balik paru-paru. Gas oksigen diambil oleh darah. Dari sana darah akan
dialirkan ke serambi kiri jantung dan seterusnya.
Selanjutnya udara yang mengandung gas karbon dioksida akan
dikeluarkan melalui hidung kembali. Pengeluaran napas disebabkan karena
melemasnya otot diafragma dan otot-otot rusuk dan juga dibantu dengan
berkontraksinya otot perut. Diafragma menjadi melengkung ke atas, tulang-tulang
rusuk turun ke bawah dan bergerak ke arah dalam, akibatnya rongga dada
mengecil sehingga tekanan dalam rongga dada naik. Dengan naiknya tekanan
dalam rongga dada, maka udara dari dalam paru-paru keluar melewati saluran
pernapasan.
3. Ganguan Pernapasan Pada Manusia
a. Influenza, Influenza adalah peradangan pada selaput rongga hidung yang
disebabkan oleh infeksi virus influenza.
b. Asma, Asma merupakan ganguan proses pernapasan karena adanya
penyempitan saluran pernapasan. Penyebabnya adalah alergi, bahan yang dapat
menyebabkan alergi antara lain rambut dan bulu hewan.
45
Choiril Azmiyawati dkk.Op.cit.hal 4
27
c. TBC (Tuberkulosis), TBC adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi
bakteri. Penderita TBC, paru-parunya terdapat bintil-bintil kecil pada dinding
alveolusnya sehingga menggangu proses penyerapan oksigen. Penyakit ini
dapat menular melalui benda-benda yang digunakan bersama, seperti sendok,
gelas dan sikat gigi. Untuk menghidari penularan TBC sebaiknya penderita
menggunakan peralatan makan dan sikat gigi tersendiri.
d. Merokok, Rokok banyak mengandung zat kimia berbahaya yang terkandung
dalam rokok dan asap rokok, rokok tidak hanya berbahaya bagi si perokok
tetapi juga orang-orang yang disekitarnya. Merokok dapat menyebabkan
kanker paru-paru, serangan jantung, ganguan kehamilan bagi wanita dan lain-
lain. Ganguan paling ringan yang disebabkan asap rokok adalah batuk-batuk
dan sesak napas.46
E. Hasil Penelitian Relevan
Peneliti Mendapatkan data berdasarkan hasil penelitian
sebelumnya,bahasanya CTL dapat meningkatkan Hasil Belajar :
“Pengaruh Model Contextual Teaching And Learning terhadap Hasil
Belajar IPA Materi Gaya. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara cluster
random sampling. Hasil penelitian menunjukan thitung 4,57 dan ttabel 2.00,
sehinggal Ho ditolak. Hal ini berarti ada pengaruh hasil belajar menggunakan
model contextual Teaching And Learning.47
Wit Laili Darmayanti Universitas Islam Negeri Syarif Hidayattulah(2012)
dalam skripsinya yang berjudul “ Pengaruh Pendekatan Contextual Teaching And
Learning ( CTL ) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Gaya (di SDN
Cipayung II Tangerang selatan)”. Penelitian ini mengunakan pendekatan Quasi
Eksprimen, Instrumen peneliitian yang digunakan adalah instrumen tes dan
lembar observasi. Berdasarkan analisis data mengunakan uji-t yang dilakukan
46
Heri Sulistyanto &Edy Wiyono. Ilmu pengetahuan alam 5.(Jakarta: Departemen Pendidikan
Nasional). 2008.h al 9.
47
Tifa Nasrul Afif dkk. Pengaruh Model Contextual Teaching And Learning terhadap Hasil
Belajar IPA Materi Gaya. JURNAL PENDIDIKAN DASAR. VOL.7. NO.1. 2010
28
pada taraf kepercayaan 95% menunjukan bahwa hasil belajar IPA siswa yang
diajarkan pendekatan CTL di peroleh nilai thitungsebesar 4,24 dan ttabel sebesar
1,66. Dpaat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara
pendekatan contextual terhadap hasil belajar siswa.48
Rindang Wijayanti Raharjo Universitas Muhammaadiyah
Prof.DR.Hamka (2011) dalam skripsinya yang berjudul” Pengaruh Pendekatan
contextual Teaching And Learning Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV
SDIT Nurul Falah Pagi Cilincing Jakarta Utara.Penelitian ini menggunakan quasi
eksperimen yang sampel terdiri 26 siswa di kedua kelas dan di peroleh thitung=5,08
dan ttabel=2,031 ternyata thitung=5,08> ttabel=2,031 maka disimpulkan ada pengaruh
hasil belajar ipa menggunakan pendekatan contextual.”49
“Pengaruh Model Pembelajaran CTL (Contextual Teachinng And
Learning) Terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Siswa SMKN 1 Sidoarjo jenis
penelitian yang digunakan adalah penelitian komparasi menggunakan analisis
regresi sederhana,setelah diuji regresi diperoleh 12% mempengaruhi hasil peserta
didik menggunakn pendekatan CTL. Sedangkan sisa dipengaruhi oleh faktor
faktor lain.50
“Hasil Belajar Kognitif Fisika Siswa Melalui Pendekatan Contextual
Teaching And Learning(CTL) Pada Materi Usaha Dan Energi Dikelas XI SMA N
1. rancangan penelitian yang digunakan adalah the one shot case study. dan
menggunakan intrumen berupa silabus LKS dan Rpp.51
“Pengaruh Pendekatan CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING
(CTL) Melalui Permodelan Media Sederhana Terhadap Hasil Belajar Matematika
48
Wit Laili Darmayanti. Pengaruh Pendekatan Contextual Teaching And Learning ( CTL )
Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Gaya di SDN Cipayung II . Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayattulah.2012. 49
Rindang Wijayanti Raharjo. Pengaruh Pendekatan contextual Teaching And Learning
Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SDIT Nurul Falah Pagi Cilincing Jakarta Utara.
Universitas Muhammaadiyah Prof.DRHamka. (2011) 50
Wili afdin oktiviansa. Pengaruh Model Pembelajaran CTL (Contextual Teachinng And
Learning) Terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Siswa SMKN 1 Sidoarjo. JPTM. Vol 02 No 01
Tahun 2013. 51
Mutaini dkk.Penerapan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) Berbasis
Lesson Study Dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Fisika di SMP Negeri Kota Padang
.Jurnal Geliga Sains.Vol 2 .No 2.tahun 2009.
29
Siswa Kelas V SD Gugus III. Penelitian ini mengunakan metode quasi
eksperimen dan dan menggunakan instrumen berupa tes pilihan ganda.Dari hasil
penelitian ini diperoleh thitung sebesar 3.75 dan t tabel sebesar 2.00 . Berdasarkan
hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh pendekatan
contextual teaching and learning (CTL).52
“Pengaruh pendekatan pembelajaran Contextual Teachinng and
Learning Berbasis Kearifan Lokal Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD.
Penelitian ini menggunakan quasy eksperimen dengan menggunakn rancangan
nonequivalent control group desigh, pengambilan sampel menggunakan teknik
Random sampling. Hasil penelitian siswa yang mengikuti pembelajaran
kontekstual mendapatkan nilai rata-rata 20.39 dalam kategori tinggi, sedangakan
siswa yang mengikuti pembelajaran konvesioanal mendapatkan nilai rata-rata
15.13 kategori sedang.53
“Upaya peningkatkan aktivitas belajar melalui Contextual Teaching And
Learning ( CTL) pada mata pelajaran Aqidah Akhlak materi asmaul husna kelas
IV semester II di MINU puncak Sidoarjo tahun 2009-2010. Metode yang
digunakan dengan penelitian tindakan kelas yang dilakukan sebanyak tiga kali
yaitu; pra siklus, siklus I dan siklus II. Setiap siklus terdapat empat tahap yaitu:
perencanan, tindakan, refleksi dan rekomendasi .54
52
Ayustria Nari Ratih dkk. Pengaruh Pendekatan CONTEXTUAL TEACHING AND
LEARNING (CTL) Melalui Permodelan Media Sederhana Terhadap Hasil Belajar Matematika
Siswa Kelas V SD Gugus III. Journal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha. Vol. 2 No.
1 Tahun 2014 53
Eka Hermawan dkk. Pengaruh pendekatan pembelajaran Contextual Teachinng and
Learning Berbasis Kearifan Lokal Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD. Jurusan
Pendidikan Dasar . Vol 7 Tahun 2013.
54
Baihaki. Upaya Peningkatan Aktivitas Belajar Melalui Pendekatan Contextual Teaching and
Learning pada Mata Pelajaran Aqidah Akhlak Kelas IV di MINU Pucang Sidoarjo.Jurnal
Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Agama Islam Vol 01, No 01, Juni 2010.
30
F. Kerangka Berpikir
Belajar merupakan kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang
sangat fundemental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan.55
Pendekatan CTL merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan
antara materi yang diajarkan dengan dunia nyata, mendorong siswa membuat
hubungan antara pengatahuan yang dimilikinya dengan penerapannnya dalam
kehidupan mereka , menambahkan keyakinan meraka terhadap apa yang jadi
pengalaman dalam belajar.
Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya untuk mengarahkan anak
didik ke dalam proses belajar sehingga mereka dapat memperoleh tujuan belajar
sesuai dengan apa yang diharapkan. Pembelajaran hendaknya memperhatikan
kondisi individu anak karena merekalah yang akan belajar. Anak didik merupakan
individu yang berbeda satu sama lain,mereka memliki keunikan masing-masing
yang tidak sama dengan orang lain. oleh karena itu pembelajaran hendaknya
memperhatikan perbedaan-bedaan individual anak tersebut, sehingga
pembelajaran benar-benar dapat mengubah kondisi anak dari yang tidak tahu
menjadi tahu. dari yang tidak paham menjadi paham. Kodisi nyata seperti ini,
selama ini kurang mendapat perhatian sebagain dari guru/pendidik yang cendrung
memperhatiakan kelas secara keseluruhan, tidak perorangan .
Pembelajaran yang kurang memperhatian perbedaan individual anak dan
didasarkan pada keingin guru, akan sulit dapat mengantarkan anak didik kearah
pencapain tujuan pembelajaran. Kondisi seperti inilah yang terjadi pada
pendekatan konvesional. Konsekuensi dari pendekatan pembelajaran ini adalah
terjadainya kesenjangan yang nyata antara anak yang cerdas dan anak yang
kurang cerdas dalam percapain tujun pembelajaran. Kondisi ini mengakibatkan
tidak diperoleh ketuntasa dalam belajar sehingga sistem belajar tuntas terabaikan,
sehingga hasil belajar pun tidak sesuai dengan target yang ingin dicapai.
Selain iu pembentukan konsep yang diinginkan guru juga akan kurang
tearlisasi. Sehingga akan berimplikasi kepada hasil belajar siswa. Pembelajaran
55
Muhibin.Op.cit. hal 59.
31
yang baik adalah pembelajaran yang konsepnya dapat dipahami, dan dapat
dihubungkan dengan kondisi sebenarnya,sehingga dapat meningkatkan hasil
belajar sisiwa.
Gambar 2.1 Kerangka Berfikir
Hasil belajar siswa
meningkat dan lebih baik
Tahapan dalam pembelajaran CTL
yaitu :
1. Tahap kontruktivisne
2. Tahap inquiry
3. Tahap qoestioning
4. Tahap learning community
5. Tahap modeling
6. Tahap Reflection
7. Tahap Authentic Assesment
Masalah Pembelajaran IPA
1. Model pembelajaran
konvesional
2. Siswa hanya menghafal
tanpa memahamuu benar
isi pelajaran
3. Siswa Kurang diberi
kesempatan untuk
menyampaikan gagasnya
4. Rendahnya Hasil Belajar
Siswa pada mata Pelajaran
IPA
32
G. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan deskripsi dan kerangka pikir diatas, maka hipotesis
penelitian ini adalah terdapat pengaruh contextual teaching and Learning
terhadap hasil belajar IPA di kelas pada konsep sistem Pernapasan Pada Manusia.
33
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SDN 02 Cinangka, yang terletak di Jl. Nusa
Indah no. 3 Kel.Cinangka Kec.Sawangan Kota Depok. Penelitian ini dilakukan
pada semester ganjil tahun ajaran 2013/2014.
B. Metode dan Desain Penelitian
Metode yang digunakan adalah metode quasi-eksperimen. Penelitian kuasi
eksperimen mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi
sepenuhnya mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan
eksperimen.1Penggunaan metode quasi-eksperimen dalam penelitian ini
dipandang tepat karena penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi
tentang pengaruh pendekatan Contextual Teaching and Learning terhadap hasil
belajar IPA siswa.
Desain penelitian yang digunakan yaituOne- Grouf Pretest-Postest Design.
Rancangan ini melibatkan dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol. Sebelum diberikan perlakuan pada kedua kelas diberikan
pretest. Selanjutnya kelompok eksperimen diberikan perlakuan dengan
menggunakan pendekatan Contekstual Teaching and Learning, sedangkan
kelompok kontrol diberikan pembelajaran menggunakan pembelajaran
konvensional.Setelah perlakuan kedua kelas diberikan posttest untuk lebih
jelasnya desain penelitian dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.1Nonrandomized Control Group Pretest and Posttest Design
Kelompok Tes Awal Perlakuan (x) Tes akhir
Eksperimen T₁ XM T₂
Kontrol T1 Xm T2
1Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D, (Bandung:
Alfabeta, 2011), cet.14, hal .77
34
Keterangan:
T1 : Pretest (tes awal sebelum proses belajar mengajar dimulai dan belum
diberikan perlakuan)
T2 : Posttest (tes akhir setelah proses belajar mengajar berlangsung dan
diberikan perlakuan)
XM : Pemberian proses belajar mengajar untuk kelompok eksperimen yang
dikenai perlakuan pembelajaran CTL
Xm : Pemberian proses belajar mengajar untuk kelompok kontrol dengan
pembelajaran konvensional
C. Populasi dan Sampel
Populasi merupakan keseluruhan subjek penelitian.2Populasi pada
penelitian ini adalah siswa SDN Cinangka 02 pada semester ganjil tahun pelajaran
2013-2014.
Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti.3 Sampel
yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 2 kelompok, yaitu:
a. Kelompok eksperimen
Kelompok eksperimen, yaitu kelompok siswa yang mendapat pembelajaran
IPA secara CTL. Sampel yang terpilih sebagai kelompok eksperimen adalah
siswa kelas V B yang berjumlah 40 siswa.
b. Kelompok kontrol
Kelompok kontrol, yaitu kelompok siswa yang mendapatkan pembelajaran
IPA secara konvensional. Sampel yang terpilih sebagai kelas kontrol adalah
siswa kelas V A yang berjumlah 40 siswa.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
purposive Sampling dalam teknik ini elemen sampel yang diambil merupakan ciri
khusus(typical) dari populasi.4
2Hadeli.Metode Penelitian Kependidikan.(Jakarta:Quantum Teaching).hal67.
3
TedjoN.Reksoatmodjo.StatistikauntukPsikologidanPendidikan.(Bandung:PTRefikaAditama).
2007 . h al 4.
35
D. Variabel Penelitian
Variabel merupakan segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan
peneliti. Maksudnya adalah hal yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang
akan diteliti. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu:
Variabel Bebas (X) : Pendekatan Contexstual Teaching and Learning
Variabel Terikat (Y) : Hasil belajar IPA siswa pada konsep Organ
Pernapasanpadamanusia
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dimaksud dalam penelitian ini adalah cara-
cara yang dipergunakan untuk memperoleh data empiris yang dipergunakan untuk
penelitian.5Dalam penelitian initeknik pengumpulan data dengan cara
memberikan tes awal yang dilakukansebelum pembelajaran (pretest) dan sesudah
pembelajaran (posttest) pada kedua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas
kontrol. Tes yang diberikan berupa tes obyektif dalam bentuk pilihan ganda yang
terdiri dari 4 alternatif jawaban yaitu (a, b, c, dan d). Soal –soal yang diambil dari
beberapa sumber yang relevan dan di adaptasi untuk tujuan penelitian ini
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian diartikan sebagai alat yang dapat menunjang
sejumlah data yang diasumsikan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
menguji hipotesis penelitian. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini,
yaitu instrumen tes. Instrumen berbentuk tes tertulis berupa soal pilihan ganda
yang terdiri dari 4 alternatif jawaban yaitu A,B,C dan D pada konsep sistem
pernapasan manusia.Tes disusun berdasarkan indikator yang disesuaikan dengan
KTSP, tes dilakukan sebelum pembelajaran (pretest) dan sesudah pembelajaran
(posttest). Skor yang digunakan pada pilihan ganda adalah bernilai satu (1) untuk
jawaban yang benar dan nol (0) untuk jawaban yang salah.
4 Susilo.Prinsip-Prinsip dan Teori Dasar Penelitian Pendidikan Pendidikan ( Jakarta ;
Poliyama Widya Pustaka 2009.hal 75.
5Sugiyono.Op.cit.h al 224.
36
Penjabaran konsep untuk menjadi butir-butir soal memperhatikan ranah
pengetahuan atau ingatan (C1), pemahaman (C2) dan penerapan (C3).Sebelum
membuat instrumen, terlebih dahulu membuat kisi-kisi instrumen agar soal yang
dibuat mengacu pada indikator kemampuan konsep sistem pernapasan manusia.
Tabel 3.2 Instrumen Kisi-kisiSoal
N
o
Indikator
Sub Konsep
Aspek Kognitif Soal
Yang
diguna
kan C1 C2 C3
1 mengindentifikasi
Alat Pernapasan
Pada Manusia
macam-
macamalatperna
pasan
1,2*,3,4,10,1
2,13*,22,23* - - 3
2 menjelaskan Proses
pernapasan
proses
pernapasan
5,14,*18*,19
,24,25,38
15,21,
40
11*,6 3
3 menjelaskan fungsi
Alat Pernapasan
fungsialatpernap
asan
7,8,9,17*,20
*,27*
- - 3
4 Menjelaskan hal-
hal yang
menggangu sistem
pernapasan
hal-hal yang
menggagusistem
pernapasan
30*,31*,34*,
36*,35*
16*,31,
32*
7
5 Menjelaskan cara
mencegah Penyakit
pernapasan
caramencegahha
l yang
menggaguperna
pasan
33* 1
6 membuat model
alat pernapasan dan
mendemontrasikan
cara kerjanya
membuat model
pernapasa
28*,29* 26,39* 3
JUMLAH Soal 14 4 2 20 Ket:Nomor soal yang bertanda bintang (*) adalah nomor soal yang digunakan dalam penelitian
berdasarkan hasil coba yang digunakan.
C1= Mengingat
C2= Memahami
C3= Mengaplikasikan
G.Uji Coba Instrumen Tes
Uji coba instrumen dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kualitas
instrumen penelitian yang akan digunakan dalam penelitian. Dalam penelitian ini
uji instrumen dilakukan pada siswa di luar kelas eksperimen dan kelas kontrol,
yaitu kelas VB yang terdiri dari 40 siswa. Setelah melakukan uji coba instrumen,
37
langkah selanjutnya adalah mengolah data hasil uji coba dengan mencaridaya
pembeda,tingkat kesukaran , reliabilitas dan.validitas
a. Daya Pembeda
Analisis daya pembedamengkajibutir-butirsoaluntukmelihat kemampuan
suatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan
siswa yang berkemampuan rendah.6 Adapun rumus yang digunakan untuk
mencari daya pembeda soal adalahmenggunakan program Anates:
=
dimana:
D = daya pembeda
BA = jumlah peserta kelompok atas yang menjawab benar
BB = jumlah peserta kelompok bawah yang menjawab benar
JA = jumlah peserta kelompok atas
JB = jumlah peserta kelompok bawah
PA = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
PB = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar7
Dengan klasifikasi daya pembeda sebagai berikut:
Tabel 3.5Klasifikasi Daya Pembeda
Daya Pembeda Klasifikasi
0.00 – 0.20 KurangBaik
0.20 – 0.40 CukupBaik
0.40 – 0.70 Baik
0.70 – 1.00 Baik sekali
Berdasarkan hasil perhitung andaya pembeda masing-masing butir soal
dihitung menggunakan ANATES, diperoleh hasil daya pembeda terendah sebesar-
6Ibid.226
38
22.22 termasuk dalam kategori kurang baik, dan tertinggi sebesar 88.89 termasuk
dalam kategori baik sekali.
b. Taraf Kesukaran
Suharsimi Arikonto mengatakan, soal yang baik adalah soal yang tidak
terlalu mudah dan tidak terlalu sukar.8Menurutnya, hal tersebut perlu
diperhatikan karena soal yang terlalu mudah tidak meransang siswa untuk
berfikir lebih maju, begitu pula sebaliknya, soal yang terlalu sukar akan
membuat siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat lagi untuk
mencobanya. Oleh karena itu, soal yang dibuat untuk mengukur tes hasil belajar
sebaiknya adalah soal yang dapat menjangkau semua kemampuan siswa. Untuk
mengetahui taraf kesukaran soal yang dibuat, sebaiknya pembuat soal harus
melakukan perhitungan taraf kesukaran soal. Atas dasar pertimbangan itu,
dalam penelitian ini peneliti melakukan perhitungan taraf kesukaran soal dengan
menggunakan rumus:
dimana:
P = indeks tingkat kesukaran
B = jumlah siswa yang menjawab soal benar
JS = jumlah seluruh siswa peserta tes
Interprestasi mengenai tingkat kesukaran yang diperoleh digunakan tabel
klasifikasi dibawah ini:
Tabel 3.4- Klasifikasi Indeks Kesukaran Soal
Taraf Kesukaran Klasifikasi
0.00 - 0.30 soal sukar
0.30 - 0.70 soal sedang
0.70 - 1.00 soal mudah
8Ibid, hal.222
39
Tingkat kesungkarandari 40 soalpilihangandadidapatkategorisoal yang
sukarsebanyak 9 soal, soal sedang sebanyak 19 soal dan soal mudah sebanyak 12
soal.
c. Reliabilitas Instrumen
PerhitunganreabilitasmenggunakanK-R 20 yaitusebagaiberikut9 :
[
] [
∑
]
dimana:
rII : reliabilitas tes secara keseluruhan
: proporsi siswa yang menjawab benar
: proporsi siswa yang menjawab salah
∑pq : jumlah hasil perkalian antara dan
n : banyaknya item
S : standar deviasi dari tes
dengan, ∑
∑
Dengan kualifikasi koefisien reabilitas adalah sebagai berikut:
Tabel 3.3Interprestasi Reliabilitas
Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas
0,91-1,00 sangat tinggi
0,71-0,90 Tinggi
0,41-0,70 Cukup
0,21-0,40 Rendah
<0,20 sangat rendah
9 Suharsini Arikunto, Dasar-Dasar Evamuasi Pendidikan Edisi Revisi, (Jakarta: Bumi Aksara,
2011),.cet.12, hal .222.
40
Adapun hasil keseluruhan reliabilitas seluruh butir soal yang sudah
dinyatakan valid sebesar 0,76 dan termasuk kedalam kriteria reliabilitas
tinggi.Untuk lebih jelasnya, perhitungan dapat dilihat pada lampiran
d. Validitas Instrumen Pilihan Ganda
Validitas tes merupakan ukuran yang menyatakan kesahihan suatu
instrumen sehingga mampu mengukur apa yang hendak diukur.10
Validitas tes
yang digunakan adalah validitas butir soal dengan cara membandingkan skor
siswa untuk tiap butir soal dengan skor total.Perhitungan validitas pada penelitian
ini menggunakan programAnates V4 dengan korelasi point biserial sebagai
berikut:
√
dimana:
𝑏𝑖 :koefisiensi korelasi biserial
M : realita skor dari subjek yang menjawab betul bagi item yang dicari
validitasnya
M : realita skor total
: standar deviasi dari skor total
: populasi siswa yang menjawab benar
𝑖 𝑏𝑏
𝑖
: populasi siswa yang menjawab salah
Jika harga rhitung> rtabel maka butir soal tersebut dinyatakan valid.
Berdasarkan hasil uji validitas pada N = 35 siswa dan α = 5%, dari 40 soal
pilihan ganda yang diujikan terdapat 21 soal valid yakni nomor
2,11,13,14,16,17,18,20,27,28,29,30,31,32,33,34,35,36,38 dan 39 Untuk lebih
10
Sukardi.Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya. (Jakarta:PT Bumi Aksara).cet ke
6.2011. h al 30.
41
jelasnya, hasil uji validitas butir soal instrumen tes hasil belajar bentuk pilihan
ganda dapat dilihat pada lampiran
H. Teknik Analisis Data
Setelah melakukan uji coba instrumen, langkah selanjutnya adalah
melakukan penelitian. Data yang diperoleh dari hasil penelitian dengan
menggunakan instrumen yang telah diuji coba akan dianalisis untuk menjawab
permasalahan dan menguji hipotesis yang telah diajukan. Data yang dihasilkan
dari instrumen tes akan dianalisis dengan menggunakan analisis uji-t.
Data tes yang diperoleh melalui instrumen penelitian, kemudian diolah dan
dianalisis agar hasilnya dapat menjawab pertanyaan peneliti dan menguji
hipotesis. Sebelum melakukan uji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan pengujian
prasyarat analisis data, yaitu uji normalitas dan homogenitas guna mengetahui
apakah data yang diperoleh terdistribusi normal dan mempunyai ragam yang
homogen atau tidak. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam analisis data
sebagai berikut:
1. Uji Prasyarat Analisis Data Kuantitatif
a. Uji Normalitas
Uji normalitas adalah pengujian yang dilakukan untuk mengetahui normal
tidaknya persebaran data yang akan dianalisis. Teknik uji normalitas yang
digunakan dalam penelitian ini adalah uji liliefors untuk mengetahui penyebaran
distribusi dengan taraf signifikan α = 0,05.11
Dengan kriteria pengujian, yaitu:
Rumus ;Lh= | F (Z) – S(Z) |
L hitung<L tabel ; data berdistribusi normal
L hitung>L tabel ; data berdistribusi tidak normal
11
Supardi.Aplikasi Statistika dalam penelitian.(Jakarta:Ufuk Press).hal 131
42
Tabel 3.7ContohTabelUjiLiliefors
No Xi Zn Z=(Xi-X)/SD F(Z) S(Z) |F(Z)-S(Z)|
Langkah-langkah yang dapat ditempuh untuk melakukan uji liliefors adalah:
Langkah-langkah yang dapat ditempuh untuk melakukan uji liliefors adalah:
.1). Mencari nilai Z score, dengan rumus : Z = (Xi – Mean)/SD
2).MenentukanNilai Z tabel {F(z)} denganmenggunakantabelNormal Baku dari
O ke Zberdasarkannilai Z score.
a)JikaZibernilainegatif,maka F(zi)= 0,5-Zt
b)JikaZibernilaipositif,maka F(Zi)=0,5+ Zt
3) MenentukanS(z) dengan rumus S(z) =
4). Menghitung harga Lilliefors hitung dengan rumus : Lh= |F(z) – S(z)
5). Mencari nilai Lilliefors terbesar sebagai Lhitung (0.105)
6). Menentukan harga Lillefors tabel (Lt) dengan rumus :
7). Membuat kesimpulan :
a).Jika harga Lh< t, maka data berdistribusi normal
b).Jika harga Lh> harga Lt, maka data tidak berdistribusi normal
43
b. Uji Homogenitas
Setelah kedua sampel penelitian dinyatakan berdistribusi normal, langkah
selanjutnya adalah mencari nilai homogenitasnya. Dalam penelitian ini, nilai
homogenitas diperoleh dengan melakukan uji Fisherpadatarafsignifikan 5 % .
rumusujifisher.12
𝑖 𝑏
𝑖 𝑖
dengan:
∑
∑
Keterangan:
F : Homogenitas
S12 : Variansterbesar
S22 :
Variansterkecil
kriteria pengujian:
1).Jika Fhitung < Ftabel, maka H0 diterima, kedua kelompok berasal dari populasi
yang homogen.
2)Jika Fhitung > Ftabel, maka Ha diterima, kedua kelompok dapat dikatakan
berasal dari populasi yang tidak homogen.
Langkah-langkah yang dapat ditempuh untuk melakukan uji Fishes adalah:
1)Menetapkan hipotesis, dalam bentuk:
2)Membagi data menjadi dua kelompok.
3)Mencari simpangan baku dari masing-masing kelompok.
4)Menentukan Fhitung dengan rumus:
12
Ibid.hal 138.
44
𝑖 𝑏
𝑖 𝑖
5)Menentukan kriteria pengujian dalam bentuk:
a)Jika Fhitung < Ftabel, maka H0 diterima, kedua kelompok berasal dari
populasi yang homogen.
b)Jika Fhitung > Ftabel, maka Hi diterima, kedua kelompok dapat dikatakan
berasal dari populasi yang tidak homogen.
6) Mencari dk pembilang (varians terbesar) dan dk penyebut (varians terkecil),
dengan rumus:
dk1 = n-1
dk2 = n-2
7) Menentukan Fhitung dan Ftabel, kemudian membandingkan hasil Fhitung dan
Ftabel berdasarkan kriteria yang telah ditentukan.
2. Pengujian Hipotesis
Setelah melakukan pengujian prasyarat, langkah selanjutnya adalah
melakukan uji hipotesis dengan menggunakan uji-t. Rumus yang digunakan untuk
melakukan uji t adalah13
:
√
dengan:
√
dimana:
= rata-rata skor kelompok eksperimen
= rata-rata skor kelompok kontrol
13
AnasSudijono.pengantarStatistikPendidikan.(.Jakarta:PT Raja GrafindoPersada).2012 h al 305
45
= varians gabungan
= varians kelompok ksperimen
= varians kelompok kontrol
= jumlah anggota sampel kelompok eksperimen
= jumlah anggota sampel kelompok kontrol
= jumlah anggota sampel kelompok kontrol
Langkah mengajukan hipotesis adalah sebagai berikut:
a. Uji kesamaan dua rata-rata hasil pretest, dalam bentuk:
H0: X = Y, artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata
skor pretest kelas kontrol dengan kelas eksperimen.
Ha: X Y, yang artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata
score pretest kelas kontrol dengan kelas eksperimen dengan kelas kontrol.
b. Uji kesamaan dua rata-rata posttest
H0: X = Y, artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata
skor postest kelas kontrol dengan kelompok eskperimen.
Ha: X Y, yang artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata
score postest kelas ekpserimen dengan kelas kontrol.
Setelah selesai melakukan hipotesis uji kesamaan dua rata-rata pretest dan
postest kedua sampel, langkah selanjutnya adalah:
a. Menghitung nilai thitung dengan menggunakan rumus uji-t
b. Menentukan derajat kebebasan (dk), dengan rumus:
dk = (n1 – 1) + ( n2 –1)
c. Menetukan nilai ttabel dengan
d. Menguji hipotesis dengan ketentuan:
Jika -ttabel thitung ttabel maka H0 diterima dan
jika thitung -ttabel atau thitung ttabel, maka Ha diterima
46
a. Hipotesis Statistik
Hipotesis statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
H0 :
Ha :
keterangan:
Ho = tidak terdapat pengaruh yang signifikan pendekatan Contextual Teaching
and Learning terhadap hasil belajar siswaSDN Cinangka 02 Pada konsep
Organ Pernapasanpadamanusia
Ha= terdapat pengaruh yang signifikan pendekatan Contextual Teaching and
Learning terhadap hasil belajar siswa SDN Cinangka 02 padakonsep Organ
Pernapasanpadamanusia
rata-rata hasil belajar IPA siswa yang diberikan pendekatan Contextual
Teaching and Learning
rata-rata hasil belajar IPA siswa yang diberikan secara konvensional
46
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Proses Pembelajaran
1. Pertemuan Pertama
Penelitian ini dilakukan diSD Cinangka 02 Sawangan Langkah
pembelajaran mengunakan alat peraga berupa tarso dan gambar, guru menjelaskan
proses pernapasan melalui alat peraga dan gambar selanjutnya pembelajaran
berjalan aktif dengan metode tanya jawab, ceramah dan diskusi. Kemudian guru
memberikan tugas berkelompok membuat produk cara kerja paru-paru dari botol
aqua dan balon udara, untuk memudahkan pemahaman siswa terhadap materi
yang diajarkan. Lalu setiap perwakilan kelompok maju ke depan kelas
menjelaskan hasil dari kelompoknya.
2. Pertemuan Kedua
Pada pertemuan ke dua guru menjelaskan tentang ganguan pernapasan
pada manusia dengan menggunakan metode tanya jawab, ceramah dan diskusi.
Kemudian guru memberikan tugas berkelompok membuat poster mengenai cara
menjaga kesehatan pernapasan. Lalu setiap perwakilan maju ke depan kelas dan
menjelaskan hasil dari kelompoknya, lalu siswa menempelkan gambar poster di
lingkungan sekolah.
47
47
B.Hasil Data Tes
1. Deskripsi Pretest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Tabel hasil pretest kelompok eksperimen dan kontrol adalah sebagai
berikut:
Tabel 4.1Data Hasil Pretest Kelompok Eksperimen dan Kontrol
Deskripsi
Pretest
Eksprimen Kontrol
Nilai terbesar 85 80
Nilai terkecil 25 35
Mean 56.25 58.45
Median 56.64 57.25
Modus 56.8 54
Standar deviasi 13.104 11.674
Dari tabel 4.1 di atas dapat diketahui bahwa perolehan nilai pretest siswa
pada kelompok ekperimen, yaitu sebanyaksiswa atau2.5 % yang memperoleh
nilai tertinggi pada rentang nilai 85 sampai 94 , namun nilai yang lebih banyak
diperoleh siswa berada pada rentan nilai 55 sampai 64 dan sampai yaitu masing
masing sebanyak siswa 35 % dari keseluruhan siswa.
Adapun perolehan nilai pretest kelompok kontrol yaitu sebanyak 10siswa
atau 25% siswa memperoleh niai tinggi dengan rentan nila 70 sampaidengan 76 ,
namun terdapat 12 siswa pula yang memperoleh nilai rendah dengan rentan 49
sampai 55 yang menunjukan masih banyak siswa yang nilainya rendah.
2. Data Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol
Adapun nilai Posttes kelompok eksperimen dan kontrol dapat dilihat pada
tabel di bawah ini.
48
48
Tabel 4.2 Deskripsi Data Postest Kelompok Eksperimen dan Kontrol
Deskripsi
Postest
Eksprimen Kontrol
Nilai terbesar 100 85
Nilai terkecil 50 50
Mean 75.1 67.35
Median 74.6 67.5
Modus 75.4 69
Standar deviasi 10.900 9.509
Dari tabel 4.2 di atas, diketahui bahwa perolehan nilai posttet siswa pada
kelompok ekperimen yang memperoleh nilai tertinggi yaitu sebanyak 15 siswa
atau 37.5% dengan rentang nilai 74 sampai 81. Dan yang mendapatkan nilai
rendah yaitu sebanyak 6 siswa atau 15% dari keseluruhan siswa.
Adapun perolehan nilai posttet kelompok kontrol terlihat hanya sebanyak
6 siswa atau 16% ,siswa memperoleh niai tinggi dengan interval 80 sampai 85.
Dan persebaran nilai yang lebih banyak siswa peroleh yaitu pada rentang nilai 68
sampai 73 sebanyak 10 siswa atau 25%.
A. Hasil Analisis Data Tes
Setelah data hasil penelitian di dapat, maka data akan diolah melalui uji
hipotesis. Sebelum melakukan uji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan pengujian
prasyarat analisis data, yaitu uji normalitas dan homogenitas guna mengetahui
apakah data yang diperoleh terdistribusi normal dan mempunyai ragam yang
homogen atau tidak. Adapun hasil yang didapat setelah dilakukan pengujian
prasyarat analisis data adalah sebagai berikut:
49
49
1. Uji Normalitas Pretest
Dalam penelitian ini, uji normalitas didapat dengan menggunakan uji
Liliefors, uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data
berdistribusinormal atau tidak, pada taraf signifikan = α = 0,05 dengan syarat jika
Lhitung lebih kecil dari Ltabel, maka data berdistrubusi normal dan sebaiknya jika
Lhitung lebih besar dari Ltabel, maka berdistrubsi tidak normal. Hasil uji normalitas
pretestkedua sampel penelitian dapat dilihat seperti pada tebel 4.3
Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Pretestkelas Eksprimen dan Kontrol
Kelas N α Lo(Lhitung) Ltabel kesimpulan
Eksperimen 40 0,05 0.0325 0.1401 Distribusi normal
Kontrol 40 0,05 0.0859 0.1401 Distribusi normal
Pengujian dilakukan pada taraf signigikansi (α = 0,05) untuk n= 40 ,
didapat Lhitung kelas eksperimen sebesar 0.0325 dan Lhitung kelas kontrol sebesar
0.0859. dan di dapat Ltebel di dua kelompok pada taraf signifikan α = 0,05 sebesar
0.1401.
Perbandingan antara Lhitung < Ltebel untuk kelas eksperimen
(0.0325<0.1401) dan untuk kelas kontrol ( 0,0859< 0.1401 ), maka dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.
2. Uji Normalitas Posttest
Hasil uji normalitas posttest pada kelas eksprimen dan kelas kontrol adalah
sebagai berikut :
4.6 Tabel Hasil Uji Normalitas Postest kelas Eksprimen dan Kontrol
Kelas N α Lo(Lhitung) Ltabel kesimpulan
Eksperimen 40 0,05 0.1050 0.1401 Distribusi normal
Kontrol 40 0,05 0.0802 0.1401 Distribusi normal
Berdasarkan tabel 4.4 , Pengujian dilakukan pada taraf signigikansi (α =
0,05) untuk n= 40 , didapat Lhitung kelas eksperimen sebesar dan Lhitung kelas
50
50
kontrol sebesar dan di dapat Ltebel di dua kelompok pada taraf signifikan α = 0,05
sebesar 0.1401.
Perbandingan antara Lhitung < Ltebel untuk kelas eksperimen
(0.0325<0.1401) dan untuk kelas kontrol ( 0,0859< 0.1401 ), maka dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.
3. Uji Homogenitas Pretest dan postest kelompok Eksperimen dan Kontrol
Setelah data dikatakan berdistribusi normal,maka uji persyaratan
selanjutnya adalah uji homogenitas. Uji homogenitas ini dilakukan uji dengan
rumus fisher dengan menghitung Varians pada masing-masinng data, baik data
pretest kelompok eksprimen dan kontrol maupun data postest kelompok
eksprimen dan kontrol selanjutnya dibandingkan antara Varians terbesar dengan
Varians terkecil, sehingga didapat nilai Fhitung< Ftabel maka kedua kelompok
homogen,dan jika Fhitung< Ftabel maka kedua kelompok tidak homogen
Tabel 4.6 Hasil Uji Homogenitas Pretest
Kelas Varians Fhitung Ftabel Kesimpulan
Eksperimen 1771.7308 1.25 1.70 homogen
Kontrol 136.305
Pengujian dilakukan pada taraf kepercayaann 95% (α = 0,05) dengan
derajat kebebasan (dk1) = 39 dan (dk2) = 39 . Dari tabel 4. dapat disimpulkan
bahwa hasil pretest kedua kelompok kontrol dan eksperimen berasal dari populasi
yang homogen karena memenuhi kriteria Fhitung ≤Ftabel.
4. Uji Homogenitas postest kelompok Eksperimen dan Kontrol
Tabel 4.7 Hasil Uji Homogenitas Posttest
Kelas Varians Fhitung Ftabel Kesimpulan
Eksperimen 1.31 1.70 homogen
Kontrol 90.438
51
51
Pengujian dilakukan pada taraf kepercayaann 95% (α = 0,05) dengan
derajat kebebasan (dk1) = 39 dan (dk2) = 39 . Dari tabel 4. dapat disimpulkan
bahwa hasil pretest kedua kelompok kontrol dan eksperimen berasal dari populasi
yang homogen karena memenuhi kriteria Fhitung ≤Ftabel.
1. Pengujian Hipotesis
Berdasrkan uji prasyarat analisis data,datapretest dan postest untuk kedua
kelompok berdistribusi normal dan memiliki varians yang homogen. Dengan kata
lain, dapat dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t.
a. Uji Hipotesis Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol.
Pengujian dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang
signifikan antara skor pretest kelompok eksperimen dengan sekor pretest
kelompok kontrol. Untuk pengujian tersebut terdapat ketentuan sebagai berikut:
Jika -ttabel thitung ttabel maka H0 diterima pada tingkat kepercayaan 0,95 dan jika
thitung -ttabel atau thitung ttabel, maka Ha diterima pada tingkat kepercayaan 0,95.
Adapun hasil pengujian hipotesis yang dilakukan dengan uji-t terhadap
hasil pretest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dapat dilihat pada tabel
4.6 di bawah ini:
Tabel 4.8 Hasil Uji t DataPretest Kelompok Kontrol dan Eksperimen
Kelas N thitung ttabel perbandingan kesimpulan
Eksperimen 40 75.1
1.99
0.318 <1.99
Ho
diterima
Kontrol 40 67.35
Tabel 4.7di atas menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang
signifikan antara perolehan rata-rata skor pretes kelompok kontrol dengan rata-
rata skor pretest kelompok eksperimen., diperoleh thitung pretest sebesar .
Bila hasil thitung pretest dibandingkan dengan ttabel pada taraf kepercayaan 95 %
yang menunjukkan angka, maka dapat dilihat bahwa hasil thitung pretest lebih kecil
52
52
dibandingkan dengan ttabel. Berdasarkan kriteria pengujian yang telah ditetapkan,
yaitu: jika thitung ttabel, maka Ho diterima dan dapat dinyatakan bahwa tidak
terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor pretest kelompok kontrol
dengan skor pretest kelompok eksperimen.
a. Uji Hipotesis Posttest kelompok Eksperimen dan Kontrol
Pengujian dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang
signifikan antara skor posttest kelompok eksperimen dengan sekor posttest
kelompok kontrol. Untuk pengujian tersebut terdapat ketentuan sebagai berikut:
Jika -ttabel thitung ttabel maka H0 diterima pada tingkat kepercayaan 0,95 dan jika
t
Tabel 4.9 Hasil Uji t Data Posttest Kelompok Kontrol dan Eksperimen
Kelas N thitung ttabel perbandingan kesimpulan
Eksperimen 40 75.1
1.99
3.388>1.99
Ho ditolak Kontrol 40 67.35
Tabel 4.8 menunjukkan perolehan nilai thitungposttest adalah sebesar
. Bila dibandingkan dengan ttabel pada taraf kepercayaan 95 % yang
menunjukkan angka, maka dapat dilihat bahwa hasil thitung posttest lebih besar
dibandingkan dengan ttabel. Berdasarkan kriteria pengujian yang telah ditetapkan,
yaitu: jika thitung ttabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima, dapat disimpulkan bahwa
pendekatan Contextual Teaching and Learning berpengaruh secara signifikan
terhadap hasil belajar IPA siswa.
5. Pembahasan Hasil Penelitian
Hasil pretest pada tabel 4.1 diperoleh nilai terbesar untuk kelas eksperimen
sebesar 85 dan kelas kontrol sebesar 80.Sedangkan nilai terkecil pada kelas
eksperimen sebesar 25 dan pada kelas kontrol sebesar 30. Rata- rata untuk kelas
eksperimen sebesar 56.25, sedangkan pada kelas kontrol sebesar 58.45.Hasil
perhitungan nilai pretest dengan menggunakan uji t, diperoleh thitung sebesar
dan pada taraf signifikan α = 0,05 didapat ttabel sebesar perbandingan
53
53
antara thitung<ttabel (0.318 <1.99 ), maka Ho diterima. Dengan
demikin,dapatdisimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan awal siswa pada kelas
kontrol dan eksperimen.
Setelah dilakukan proses pembelajaran , diperoleh hasil postest pada tabel
4.2 diperoleh nilai terbesar untuk kelas eksperimen sebesar 100 dan kelas kontrol
sebesar 85. Nilai rata-rata untuk kelas eksprimen sebesar 75.1 sedangkan kelas
kontrol sebesar 67.35.hasil perhitungan juga menggunakan uji t , diperoleh thitung
sebesar 3.388,dan pada taraf signifikan α = 0,05 didapat ttabel sebesar
.perbandingan antara thitung ttabel (3.388 >1.99 ), maka Ho ditolak, artinya rata-
rata penguasaan konsep kelas eksperimen berbeda nyata dari penguasaan konsep
siswa kelas kontrol. Berdasarkan hasil uji hipotesis dan keterlaksanaan
pendekatan Contextual di atas, menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang
signifikan antara hasil belajar IPA siswa yang diajarkan menggunakan pendekatan
Contextual Teaching and Learning dengan hasil belajar siswa yang diajarkan
secara konvensional. Sebagaimana ditunjukan oleh nilai rata-rata posttest
kelompok eksperimen lebih besar dari nilai rata-rata posttest kelompok kontrol.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa pendekatan Contextual Teaching and Learning
berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar IPA siswa.
Untuk nilai N-gain, diperoleh 2 siswa pada kelas eksperimen yang
tergolong tinggi, sedangkan untuk kelas kontrol tidak ada yang tergolong
tinggi.Dan 38 siswa pada kelas eksperimen tergolong sedang, sedangkan untuk
kelas kontrol 34 siswa tergolong sedang.Diperoleh 6 siswa pada kelas kontrol
tergolong rendah, sedangkan pada kelas ekperimen tidak ada yang tergolong
rendah.Dengan demikian dapat disimpulkan ada perbedaan penguasaan konsep
siswa setelah permbelajaran berlangsung.
Selama pembelajaran di dalam kelas, siswa mengerjakan LKS secara
kelompok sebagai umpan balik pada tahap elaborasi. Siswa dapat
mengembangkan kemampuannya dan siswa untuk mengembanngkan rasa kerja
sama sesama teman sekolompok. Setelah pengerjaan LKS selesai beberapa siswa
di minta untuk menginformasikan jawaban dari LKS tersebut.Hal ini
54
54
dimaksudkan untuk mengungkapkan jawaban yang telah dikerjakan secara
kelompok.
Melalui hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran
Contextual Teaching and Learning(CTL) memiliki dampak positif dalam upaya
meningkatkan hasil belajar siswa.Hal ini dapat dilihat dari makin meningkatnya
pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan guru.Secara keseluruhan
hasilpenelitian menunjukkan adanya peningkatan aktifitas belajar siswa, baik
menyangkut aspek kognitif (pemahaman terhadap materi), afektif (sikap
siswadalam mengikuti pembelajaran)maupun psikomotorik (misalnya kerjasama
dalam diskusi kelompok, keterampilan bertanya dan menjawab pertanyaan).
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Eka hermawan dalam
penelitiannya yang berjudul Pengaruh pendekatan pembelajaran Contextual
Teachinng and Learning Berbasis Kearifan Lokal Terhadap Hasil Belajar Siswa
Kelas IV SD, menyimpulkan bahwa pembelajaran menggunakan contextual lebih
baik dibandingkan dengan pembelajaran menggunakan konvesional karena dalam
contextual siswa diberikan hak untuk mengungkapkan idenya danbekerja sama
untukmenyelesaikan tugasyangdiberikan.1
Pembelajaran IPA secara contextual dilaksanakan dengan memberikan
berbagai pengalaman baru, kemudian pengalaman baru tersebut dihubungkan
dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa sebelumnya. Pendekatan contextual
menjadikan siswa merasa lebih mudah dalam memahami konsep yang diajarkan,
karena pendekatan contextual memberikan kesempatan kepada siswa untuk
terlibat aktif pada setiap kegiatan pembelajaran dan membuat pengalaman
belajarnya lebih bermakna.Pada pembelajaran CTL guru tidak mengharuskan
siswa menghapal fakta-fakta tetapi guru hendaknya mendorong siswa untuk
1 Eka Hermawan dkk.Pengaruh pendekatan pembelajaran Contextual Teachinng and
Learning Berbasis Kearifan Lokal Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas IV
SD.JurusanPendidikanDasar.Vol7Tahun2013.
55
55
mengkontruksi pengetahuandibenak mereka sendiri. Melalui CTL siswa
diharapkan belajar melalui ‘mengalami’ bukan ‘menghapal’.2
Komponen pembelajaran CTL yang digunakan pada penelitian ini adalah,
Pertama, konstruktivisme merupakan landasan berfikir bahwa pengetahuan
dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang asilnya diperluas melalui
konteks yang terbatas dimana siswa diajak untuk membangun pengetahuan
berdasarkan pengalaman belajar di kelas. Hal ini sejalan dengan pendapat Eka
hermawan dalam penelitiannya, penyampaianmateri pelajaran
selaludikaitkandengan masalahyang kontekstualatau dikaitkandengan pengalaman
nyatasiswadalamkehidupan sehari-haribukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep,
atau kaidah yang siap diambil dan diingat. Tetapi manusia harus mengkonstruksi
pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata.3Kedua,
questioning (bertanya) dimana siswa diarahkan untuk bertanya karena diketahui
dalam kegiatan bertanya, seseorang dapat menggali informasi, mengecek
pemahaman, membangkitkan respon, dan sebagainya.
Ketiga, inquiri dimana siswa diajak untuk menemukan pengetahuannya
yang berupa teori dan fakta. Langkah penemuannya antara lain merumuskan
masalah, melakukan observasi, menganalisis data yang didapat dan
mengkomunikasikan hasil pengamatan kepada orang lain. Dari kegiatan ini
diharapkan, siswa dapat memahami fakta dan teori yang dipelajari dan lebih
bermakna.
Keempat,learning community (masyarakat belajar) dimana siswa diajak
untuk saling memberi dan menerima saran dari orang lain untuk menghadapi
persoalannya, karena dalam kehidupan sebenarnya banyak permasalahan yang
tidak dapat dipecahkan sendiri, tetapi membutuhkan bantuan orang lain.
Kelima, modeling dimana guru memperagakan sesuatu sebagai contoh
yang dapat ditiru oleh setiap peserta didik. Sebagaimana dalam kegiatan belajar
2 I Nyoman Gita.Implentasi Pendekatan Kontekstual untuk Meningkatkan Prestasi Belajar
Matematikan Siswa di Sekolah Dasar.Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan. Vol 1, no
1,(2007)h 3.
3Eka Hermawan dkk.OP.cit
56
56
pada konsep gaya, guru memberi contoh sifat-sifat benda di dalam air. Pada
peragaan ini siswa diajak mencari tahu bagaimana keadaan benda di dalam air
selain benda yang guru contohkan. Setelah siswa mengetahui bagaimana keadaan
benda, maka siswa diharapkan dapat menerapkan pelajaran dalam kehidupannya
sehari-hari, jadi pelajaran akan lebih bermakna di mata siswa.
Keenam, refleksi dimana siswa diajak untuk merefleksi/mengingat kembali
pelajaran yang baru saja dibahas dan sebelumnya. Refleksi ini berguna untuk
menghubungkan pengalaman yang dirasakan siswa dengan konsep pelajaran. Hal
ini dilakukan agar proses pembelajaran yang dilaksanakan siswa tidak hanya
menjadi pengalaman yang terpisah-pisah tanpa memiliki makna, tapi pengalaman
tersebut diharapkan dapat dipahami siswa secara mendalam. Dengan demikian
kompetensi yang harus dikuasai siswa pada setiap pertemuan dapat tercapai.
Ketujuh, authentic assesment (penilaian yang sebenarnya) dimana guru
melakukan penilaian untuk mengetahui sejauh mana perkembangan belajar siswa,
penilaian dilakukan dengan mengumpulkan berbagai data yang dilihat dan
dilakukan siswa selama proses pembelajaran. Gambaran perkembangan siswa
perlu diketahui oleh guru agar bisa memastikan bahwa siswa memahami proses
pembelajaran dengan benar. Penilaian ini dilakukan guna mengukur hasil
pembelajaran hari itu untuk memberikan acuan pada pembelajaran pada hari
berikutnya. Pada penilaian ini pengukuran perkembangan siswa bukan hanya
dilihat pada intelegensi siswa saja akan tetapi, penilaian ini juga melihat
keterampilan dan performasi siswa juga. Karena tidak semua siswa yang memiliki
intelegensi yang kurang juga memiliki keterampilan dan performansi yang kurang
pula dan begitupun sebaliknya.
Hal ini sejalan dengan penelitian Tifa Nasrul Afif dkk.yang berpendapat
dalam menjalankan model pendekatan CTL menerapkan tujuh komponen yaitu,
konstruktivisme, bertanya,inkuiri, pemodelan,refleksi,masyarakatbelajar dan
penilaian autentik. Ketujuh komponen tersebut membantu siswa memecahkan
57
57
masalah terkait dengan materi yang dipelajari.Hal ini disebabkan komponen CTL
mengaitkan materi pembelajaran dengan pengalaman nyata kehidupan siswa.4
Berdasarkan data yang diperoleh, maka dapat dinyatakan bahwa
pembelajaran dengan contextual merupakan solusi yang tepat untuk
mengembangkan pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa.
4 Tifa Nasrul Afif dkk. Pengaruh Model Contextual Teaching And Learning terhadap Hasil
Belajar IPA Materi Gaya. JURNALPENDIDIKANDASAR.VOL.7.NO.1.2010
58
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa pendekatan
Contextual Teaching and Learning berpengaruh secara signifikan terhadap hasil
belajar IPA siswa pada konsep sistem pernapasan pada manusia. Hal ini
ditunjukkan dari perolehan hasil perhitungan uji hipotesis posttest melalui uji-t
pada taraf signifikansi 0,05, dimana thitung > ttabel yaitu 3.388 >1.99. Berdasarkan
data yang diperoleh, maka dapat dinyatakan bahwa pembelajaran dengan
contextual merupakan solusi yang tepat untuk mengembangkan pembelajaran
yang dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa.
B. Implikasi
Melalui penelitian yang telah dilakukan, pembelajaran dengan model
pendekatan pembelajaran contextual teaching and learning ini memberikan
pengaruh yang cukup baik terhadap hasil belajar siswa. Dengan demikian model
pendekatan pembelajaran ini, lebih efektif digunakan dalam kegiatan belajar
mengajar dibandingkan dengan model pendekatan pembelajaran menggunakan
pendekatan pembelajaran konvensional khususnya pada mata pelajaran IPA.
Penggunaan model pendekatan pembelajaran Contextual Teaching and
Learning dapat dilakukan guru untuk mengaitkan materi pelajaran dengan
kehidupan sehari-hari siswa, sehingga siswa dapat lebih memahami materi yang
diajarkan karena media yang digunakan adalah kehidupan nyata siswa itu sendiri.
Selain itu dengan menggunakan model pendekatan pembelajaran ini, dapat
memotivasi siswa dalam mengikuti pelajaran dan memacu siswa untuk berfikir
kritis dalam memecahkan masalah dari setiap pelajaran yang diberikan oleh
guru. Dari semua hal tersebut model pendekatan pembelajaran ini merupakan
cara yang cukup efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
59
C. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, selanjutnya dapat diajukan beberapa
saran yang dapat dijadikan pertimbangan, yaitu:
1. Pada penelitian selanjutnya dapat menggunakan angket untuk mengetahui
persepai siswa tarhadap pendekatan Contextual Teaching and Learning.
2. Pendekatan Contextual Teaching and Learning dapat juga digunakan pada
konsep yang karakteristiknya sama dengan sistem pernapasan pada
manusiaa, misalnya pada sistem peredarah darah pada manusia
60
DAFTAR PUSTAKA
Aqib Zaenal, Model-model Media dan Strategi Pembelajaran (Inovatif),
Bandung:YramaWidya.
Arikunto Suharsimi, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan,Jakarta:Bumi Aksara. Edisi
ke- 2. 2012.
Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan ,Jakarta:PT Raja Grafindo Persada,2006.
Johnson, Elaine B,Contextual Teaching and Learning menjadikan kegiatan belaja
rmengaja rmengasyikkan dan bermakna, Bandung:Mizann Learning Center
(MLS). 2009.
Munadi yudhi, Media Pembejaran Sebuah Pendekatan Baru, Jakarta:GaungPersada
Press Jakarta, 2012.
Permendiknas No. 22 Tahun 2006. Lampiran Standar Kompetansi dan Pompetensi
Dasar IPA SD/MI.
Reksoatmodjo,N.Tedjo,Statistika untuk psikologi dan pendidikan. Bandung:PT
Refika Aditama.2007.
RiyantoYatim,Paradigma Baru Pembelajaran Sebagai Referensi Bagi Guru/Pendidik
Dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas,
Jakarta:Kencana Prenada Media Group,Cet ke 2. 2010.
Rusman, Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru.
Jakarta:PT Raja Grafindo Persada.2011.
SabriAlisuf, Pengantar Ilmu Pendidikan, Jakarta:UIN Jakarta Press, 2005.
SamatowaUsman, Pembelajaran IPA Di Sekola hDasar,Jakarta:PT Indeks,2010.
SanjayaWina, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,
Jakarta:kencan, Cetakan ke 7, 2010.
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya, Jakarta:PTRineka Cipta,
Edisi Revisi.2010.
61
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan
R&D, (Bandung: Alfabeta), 2009.
Sukardi, Evaluasi Pendidikan Prinsipdan Operasionalnya, Jakarta:PT Bumi Aksara.
Cet ke 6, 2011.
Supardi, Aplikasi Statistika Dalam Penelitian Jakarta:PT Ufuk Publishing House,
2012.
Susilo, Prinsip-prinsip dan Teori Dasar Penelitian Pendidikann, Jakarta:Poliyama
Widya Pustaka. 2009.
Syah Muhibin, Psikologi Belajar, Jakarta:PT Logos Wancana Ilmu,1999.
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif konsep Landasan dan
Implentasinya Pada Kurikulum Satuan Pendidikan (KTSP),
Jakarta:Kencana, Cetak ke 3, 2010.
Wirawan, Evaluasi Teori model Standar Aplikaasi Dan Profesi, :PT Raja Grafindo
Persada. 2011.
61
Lampiran 1
Rencana Pelaksanan Pembelajaran (RPP)
Kelas Eksprimen
Nama Sekolah : SDN Cinangka 02
Mata Pelajaran : Ilmu Pendidikan Alam
Kelas / Semester : V/I
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
Pertemuan : 1 (pertama )
A. Standarn Kompetesi : Mengindentifikasi Fungsi Organ Tubuh Manusia dan Hewan
B. Kompetensi Dasar : Mengindenfikasi Fungsi Organ Pernapasan Manusia
C. Indikator Pelajaran : 1.Mengidetikasi Alat Pernapasan Pada Manusia
2.Menjelaskan Proses Pernapasan
3.Menjelaskan Fungsi Alat Pernapasan
D. Tujuan pelaajaran :
1.Dengan memperhatikan gambar siswa dapat mengidentifikasi Alat pernapasan pada
manusia
2.Dengan Menggunakan alat peraga siswa dapat mengetahui proses pernapasan pada
manusia
3. Dengan media gambar siswa mampu menjelaskan fungsi alat pernapasan
E. Materi Pelajaran : Organ Pernapasan pada tubuh manusia
F. Metode Pelajaran : Pengamatan , diskusi ,tanya jawab dan Contextual
G. Materi Ajar :
Bernapas adalah aktivitas mengeluarkan (ekspirasi) dan memasuka (inspirasi) dari dan
kedalam tubuh makhluk hidup. Hewan dan manusia melakukan hal itu untuk dapat
bernafas,hewan dan manusia dilengkapi alat- alat yang berperan dalam bernafas.
62
Alat-alat pernapasan pada manusia :
a. Hidung
Hidung adalah tempat keluar masuknya udara pernapasan. Udara
masuk melalui lubang hidung menuju rongga hidung. Di dalam rongga hidung terdapat rambut
hidung dan selaput lendir. Rambut hidung dan selaput lendir berfungsi menyaring udara yang
masuk agar bebas dari debu dan kuman.
b. Tenggorokan
Tenggorokan merupakan sebuah saluran panjang nya kira-kira 9 cm. pada tenggorokan
terdapat bulu-bulu halus. Bulu-bulu halus berfungsi menyaring udara dari kotoran yang masih
dapat lolos ke tenggorokan. Ujung trakhea bercabang menjadi dua bagian. Cabang-cabang ini
disebut bronkus. Bronkus kanan menuju paru-paru kanan. Bronkus kiri menuju paru-paru
kiri.
c. Paru-paru
Paru-paru terdapat didalam rongga dada diatas diafragma. Diafragma adalah
sekat antara rongga dada dan rongga perut.paru-paru ada dua buah yaitu kiri dan kanan.
Paru –paru kiri terdiri atas dua gelambir. Paru-paru kanan terdiri atas tiga gelambir.
Paru-paru dibungkus oleh selaput paru-paru yang disebuut pleura. Di dalam paru-paru
terdapat cabang-cabang bronkus yang disebut bronkiolus. Bronkiolus juga memiliki
percabangan yang jumlahnya sangat banyak. Cabang tersebut sangat halus dan tipis.
Tiap-tiapujung cabang membentuk kantung berdinding tipis yang disebut alveolus.
Alveolus merupakan gelembung yang sangat tipis. Gelembung tersebut diselimuti
pembuluh kapiler darah. Pada alvelus pertukaran gas O2 dan CO2. Pada saat udara yang
kita hirup sampai di alveolus,okigen melewati dinding kapiler darah, oksigen diikat oleh
hemoglobin (Hb) darah. Setelah itu darah akan mengedarkan oksigen ke seluruh tubuh.
Dalam tubuh, oksigen dugunakan untuk proses pembentukan energi. Pada proses tersebut
di hasilkan energi dan gas karbon dioksida ( CO2). Co2 tersebut diikat kembali oleh
hemoglobin darah. Setelah itu , darah akan membawa Co2 ke paru-paru. Co2 dari paru-
paru menuju ke tenggorokan, kemudian ke lubang hidung untuk dikeluarkan dari dalam
tubuh.
63
H. Langkah-langkah pelajaran:
A. Pendahuluan
Kegiatan Guru kegiatan siswa Nilai Karakter Waktu
- Guru memberi salam,
berdo’a, absen
- Guru menyampaikan
tujuan pembelajaran
Mengawali pembelajaran
dengan memperhatikan
beberapa gambar makhluk
hidup melalui power point.
Siswa berdo’a bersama
Siswa menyimak tujuan
pembelajaran yang di
sampaikan
siswa memperhatiakan
gambar
- Religius
- Rasa ingin
tahu
10 menit
B. Kegiatan Inti
B.1 Eksplorasi
Pendekatan
CTL
kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai
karekter
Waktu
Ikuiri
guru memberikan
kesempatan untuk
siswa untuk Mencari
dan menyelidikan ciri-
ciri dari makhluk hidup
pada gambar power
point
tersebut.kemudian
setiap perwakilan siswa
mempresentasikan
hasil jawaban didepan
kelas.
setelah mendengar
berbagai jawaban dari
siswa, lalu guru
mengajak siswa
menutup mulut dan
hidungnya selama
beberapa
Siswa mencari
ciri-ciri makhluk
hidup
Rasa ingin
tahu
Perhatian
15 menit
64
Bertanya
menit,kemudian siswa
diperintahkan untuk
mengamati apa yang
terjadi ketika menutup
hidup dan mulut
selama beberapa menit.
lalu guru menjelaskan
bahwa salah satu ciri
dari makhluk hidup
adalah bernapas
. tanya jawab mengenai
bernapas, kalian tahu
apa yang dimaksud
dengan bernapas?
melakukan tanya
jawab dengan guru
B.2 Elobrasi
Pendekatan
CTL
kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai
karekter
Waktu
Permodelan
Masyarakat
belajar
Guru menunjukan
media torso gambar
bagian alat pernapasan
manusia. Lalu guru
meminta siswa
memperhatikan dan
guru bertanya kepada
siswa “ apakah kalian
tahu apakah nama-nama
bagian dari alat
pernapasan ini?
Dan apa fungsi dari
setiap alat pernapasan
ini?” lalu guru
mengapresiasikan setiap
jawaban siswa dan
menuliskannya di papan
tulis.
Guru membentuk
kelompok menjadi 5
kelompok
memperhatiakan
media tarso
membentuk
kelompok
Kerja
Sama
25 menit
65
Assesment
Guru melakukan
penilaian dengan cara
memberikan tugas
kepada siswa untuk
membuat model alat
pernapasan paru-paru
dengan alat sederhana
secara berkelompok
Guru meminta
perwakilan kelompok
untuk
mempersentasikan hasil
kerjanya
mengamati gambar
pernapasan pada
manusia.
perwakilan
kelompok maju
kedepan
B.3Konfirmasi
Pendekatan
CTL
kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai karekter Waktu
Refleksi
guru memberikan
reward Kepada
siswa yang maju
kedepan
guru bersama
siswa melakukan
refleksi materi
yang telah
dibahas
siswa menerima
reward yanng
diberikan oleh guru
Displin
Tanggung
jawab
10 Menit
C. Penutup
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai karekter Waktu
Bersama siswa
menyimpulkan hasil kegiatan
inti
Mengakhiri pembelajaran
dengan berdoa
bersama guru
menyimpulkan hasil
kegiatan inti
mengakhiri pembelajaran
dengan berdoa
perhatian
Rasa ingin tahu
Religious
5 Menit
66
I. Sumber Belajar/media :
1.Buku Paket IPA Saling Temas Kelas 5 SDN, Buku Paket IPA
Saling Temas Kelas 5 SDN,Buku Ilmu Pengetahuan Alam
Senang belajar Kelas 5
2.Alat Peraga (tarso)
3.Gambar alat penapasan pada manusia( Hidung,Tenggerokan dan
Paru-paru.)
I.Penilaian
Penilaian meliputi :
1. Penilaian hasil belajar berupa :
- Laporan hasil tugas kelompok ( ranah Kognitif )
Mengetahui
Guru Kelas 5 Peneliti
Fathi Maulawi
67
Lampiran1
Rencana Pelaksanan Pembelajaran (RPP)
Kelas Eksprimen
NamaSekolah : SDN Cinangka 02
Mata Pelajaran : IlmuPendidikanAlam
Kelas / Semester : V/I
AlokasiWaktu : 2 x 35 menit
Pertemuan : 2
A. StandarnKompetesi : Mengindentifikasi Fungsi Organ Tubuh Manusia danHewan
B. KompetensiDasar : Mengindenfikasi Fungsi Organ PernapasanManusia
C. IndikatorPelajaran : 1. Menjelaskan hal yang menggagu sistem pernapasan pada manusia
2. Menjelaskan mencegah penyakit pernapasan
3.Membuat model alat pernapasan pada manusia
D. Tujuanpelaajaran :
1.Menjelaskan hal yang menggagu sistem pernapasan pada manusia
2.Menjelaskan mencegah penyakit pernapasan
3. Membuat model alat pernapasan pada manusia
E. MateriPelajaran :OrganPernapasan pada tubuh manusia
F. MetodePelajaran :Pengamatan , diskusi ,tanyajawabdan Contextual
G. Materi Ajar :
Bernapas adalah aktivitas mengeluarkan (ekspirasi) dan memasuka (inspirasi) dari dan
kedalam tubuh makhluk hidup. Hewan dan manusia melakukan hal itu untuk dapatbernafas,
hewan dan manusia dilengkapi alat- alat yang berperan dalam bernafas.
H. Langkah-langkah pelajaran:
A. Pendahuluan
Kegiatan Guru kegiatan siswa Nilai Karakter Waktu
- Guru memberisalam,
berdo’a, absen
- Guru menyampaikan
Siswaberdo’abersama
Siswa Melakukan Ice
Breaking
- Religius
- Kerjasama
5 menit
68
tujuan pembelajaran
Guru memberikan gambar
paru-paru orang yang
merokok, dan paru-paru
orang yang tidak merokok.
Siswa menyimak tujuan
pembelajaran yang di
sampaikan
- Rasa
ingintahu
B. KegiatanInti
B.1 Eksplorasi
Pendekatan CTL kegiatan Guru KegiatanSiswa Nilaikarekter Waktu
Inkuiri
Bertanya
siswamenyelidikigambarparu-
paru orang
merokokdangambarparu-
paruoarang yang
tidakmerokok
Guru bertanya pada siswa :”
apa terkandung dalam
rokok”? setelah mendengar
berbagai jawaban dari
siswa,guru menjelaskan
alasan mengapa bahaya bagi
kesehatan
siswamenyelidiki
Siswa menjawab
pertanyaan yang
diberikan oleh guru
Rasa ingin
tahu
Perhatian
15 menit
B.2 Elobrasi
Pendekatan CTL kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai karekter Waktu
MasyarakatBelajar
Assesment
Guru membentuk
kelompok menjadi 5
kelompok
Guru melakukan
penilaian dengan cara
memberikan tugas
kepada siswa membuat
poster mengenai
tentangmacam-macam
ganguan pernapasan
pada manusia.
hasi lpengamatannya.
Siswa membentuk
kelompok menjadi 5
kelompokdanSiswa
secara berkelompok
mengamati gambar
alat pernapasan di
LKS dan kemudian
mendiskusikan hasil
pengamatannya.
mengamati gambar
pernapasan pada
Kerja Sama
25 menit
69
permodelan
Guru meminta
perwakilan kelompok
untuk
mempersentasikan hasil
kerjanya.
guru menampilakan
tarso contohparu-paru
yang baik.dan
menjelaskan ke siswa
manusia.
perwakilan kelompok
maju kedepan
B.3Konfirmasi
Pendekatan
CTL kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai karekter Waktu
Refleksi
Guru memberikan
reward kepada siswa
yang tampil didepan
kelas
guru bersama siswa
melakukan refleksi
materi yang telah di
bahas
SiswaMenerima tugas
yang diberikan oleh
guru
Tanggung jawab
10 Menit
C. Penutup
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai karekter Waktu
Bersama siswa
menyimpulkan hasil kegiatan
inti
Mengakhiri pembelajaran
dengan berdoa
bersama guru
menyimpulkan hasil
kegiatan inti
mengakhiri
pembelajaran
dengan berdoa
perhatian
Rasa ingintahu
Religious
5 Menit
70
I.SumberBelajar/media :
1.BukuPaket IPA SalingTemasKelas 5
SDN,BukuIlmuPengetahuanAlamSenangbelajarKelas 5
2.AlatPeraga (tarso)
3.Gambaralatpenapasanpadamanusia(
Hidung,TenggerokandanParu-paru.)
I.Penilaian
Bentuktes : Non Tes
Jenistes : PenilainProduk
71
Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAN PEMBELAJARAN (RPP)
Kelas Kontrol
Nama Sekolah : SDN Cinangka 02
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas/Semester :V / 1
Alokasi Waktu : 2X 35
Pertemuan : 1 ( Pertama )
A.Standar kompetensi : Mengidentifikasi fungsi organ tubuh manusia dan hewan
B.Kompetensi dasar : Mengidentifikasi fungsi organ tubuh manusia
C.Indikator : 1. Mengindetifikasi Alat Pernapasan Pada Manusia
2. Menjelaskan Proses Pernapasan
3. Menjelaskan Fungsi Alat pernapasan
D.Tujuan Pembelajaran :
1. siswa dapat mengindentifikasi Alat Pernapasan Pada Manusia
2. Menejelaskan Proses Pernapasan
3. Menjelaskan Fungsi Alat Pernapasan
E.Materi Pembelajaran : Organ Pernapasan pada tubuh manusia
F.Metode Pembelajaran : Metode : ceramah, diskusi, tanya jawab
Teknik : individu dan kelompok
72
G. Langkah-langkah pembelajaran
A.Pendahuluan
Kegiatan Guru kegiatan siswa Nilai Karakter Waktu
- Guru memberi salam,
berdo’a, absen
- Guru menyampaikan
tujuan pembelajaran
- Guru melakukan
apersepsi
Siswa berdo’a bersama
Siswa menyimak tujuan
pembelajaran yang di
sampaikan
Siswa melakukan apersepsi
- Religius
- Rasa ingin tahu
- Rasa ingin tahu
5 Menit
B.Kegiatan inti
B.1. eksplorasi
kegiatan Guru Kegiataan Siswa NilaI karakter Waktu
- Menampilkan gambar
untuk membuat siswa
aktif memberikan fungsi
dari Alat prnapasan
- Guru membentuk siswa
menjadi 6 kelompok
Memperhatikan gambar
Siswa membentuk 6
kelompok
rasa ingin tahu
kerja sama
10 menit
B.2 Elaborasi
kegiatan Guru Kegiataan Siswa NilaI karakter Waktu
- Guru memberikan
pertanyaan pada
kelompok yang
kemudian didiskusikan
- Guru meminta
perwakilan kelompok
untuk mempersentasikan
hasil kerjanya
- Guru menjelaskan
- Siswa berdiskusi dalam
kelompok
perwakilan dari siswa maju
kedepan
memperhatika penjelasan
dari guru
rasa ingin tahu
25 menit
73
konsep tentang proses
pernapasan pada
manusia
perhatian
B.3 Konfirmasi
kegiatan Guru Kegiataan Siswa NilaI karakter Waktu
Memberikan reward kepada
siswa yang berhasil
mempresentasikan hasil
diskusinya
memberikan PR kepada
siswa
Memberikan reward kepada
siswa lain yang berhasil
mempresentasikan hasil
diskusinya
mengerjakan PR
sportif
tanggung jawab
15 menit
C.Penutup
Kegiatan Guru kegiatan siswa Nilai Karakter Waktu
guru bersama siswa
membuat kesimpuan hasil
pembelajaran
guru bersama siswa
menutup pelajaran dengan
membaca doa, dan
mengucapkan salam
membuat kesimpulan
bersama guru
berdoa dan menjawab salam
rasa ingin tahu
Religius
5 Menit
H.Sumber Belajar/media :
1.Buku Paket IPA Saling Temas Kelas 5 SDN,
2.Alat Peraga
3.Gambar alat penapasan pada manusia( Hidung,Tenggerokan
dan Paru-paru.)
74
I.Penilaian
Penilaian meliputi :
1. Penilaian hasil berupa :
- Laporan hasil tugas Individu ( Ranah Kognitif )
No Indikator Soal
1 Mengindetifikasi Alat
Pernapasan Pada Manusia
1.Apa yang dimaksud dengan pernapasan ?
2. sebutkan Bagian Paru-paru Manusia ?
2 Menjelaskan Proses
Pernapasan
3 Jelaskan Proses Pernapasan Pada Manusia
?
3 Menjelaskan Fungsi Alat
Pernapasan
4 Apa Fungsi dari rambut Hidung ?.
5. Apa Fungsi dari Bronkus ?
Mengetahui
Guru kelas 5 Peneliti
Fathi maulawi
109018300044
75
Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAN PEMBELAJARAN (RPP)
Kelas Kontrol
SD / MI : SDN Cinangka 02
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas / Semester : V (lima) / 1
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
Pertemuan ke- : 2
A.Standar kompetensi : Mengidentifikasi fungsi organ tubuh manusia dan hewan
B.Kompetensi dasar : Mengidentifikasi fungsi organ tubuh manusia
C.Indikator :
1. Menjelaskan hal-hal yang menggangu sistem pernapasan pada
manusia
2.Menjelaskan Cara Mencegah penyakit pernapasan
3.Membuat model alat pernapasan pada manusia
D.Tujuan Pembelajaran :
1. siswa dapat Menjelaskan hal-hal yang menggangu sistem
pernapasan pada manusia
2. siswa mampu menjelaskan cara mencegah penyakit
pernapasan
3. siswa mampu membuat model pernapasan pada manusia
E.Materi Pembelajaran : Organ Pernapasan pada tubuh manusia
F.Metode Pembelajaran : Metode : ceramah, diskusi, tanya jawab
76
G. Langkah-langkah pembelajaran
A.Pendahuluan
Kegiatan Guru kegiatan siswa Nilai Karakter Waktu
- Guru memberi salam,
berdo’a, absen
- Guru melakukan
apersepsi
Siswa berdo’a bersama
Siswa melakukan apersepsi
- Religius
- Rasa ingin tahu
5 Menit
B.Kegiatan inti
B.1. eksplorasi
kegiatan Guru Kegiataan Siswa NilaI karakter Waktu
- Guru menjelaskan materi
tentang hal-hal yang
menggagu pernapasan
pada manusia
- Guru membagi
kelompok menjadi 6
kelompok untuk
mendiskusikan tentang
hal-hal yang menggagu
pernapasan pada
manusia
- Siswa mendengarkan
penjelasan dari guru
- Membentuk kelompok
menjadi 6 kelompok
rasa ingin tahu
kerja sama
10 menit
B.2 Elaborasi
kegiatan Guru Kegiataan Siswa NilaI karakter Waktu
- Guru memberikan tugas
berkelompok untuk
- Siswa berdiskusi dalam
kelompok
kerja sama
77
mencari hal-hal yang
menggagu pernapasan
pada manusia.
- Guru meminta
perwakilan setiap
kelompok maju kedepan
untuk memprestasikan
hasil kelompoknya
perwakilan dari siswa maju
kedepan
sikap berani
25 menit
B.3 Konfirmasi
kegiatan Guru Kegiataan Siswa NilaI karakter Waktu
Memberikan reward kepada
siswa yang berhasil
mempresentasikan hasil
diskusinya
guru bersama siswa
membuat kesimpuan hasil
pembelajaran
Memberikan reward kepada
siswa lain yang berhasil
mempresentasikan hasil
diskusinya
membuat kesimpulan
bersama guru
sportif
rasa ingin tahu
15 menit
C.Penutup
Kegiatan Guru kegiatan siswa Nilai Karakter Waktu
memberikan PR kepada
siswa
menerima tugas dari guru
berupa PR
rasa tanggung
jawab
78
guru bersama siswa
menutup pelajaran dengan
membaca doa, dan
mengucapkan salam
berdoa dan menjawab salam
Religius
5 Menit
H.Sumber Belajar/media :
1.Buku Paket IPA Saling Temas Kelas 5 SDN, Buku Paket IPA
Saling Temas Kelas 5 SDN,Buku Ilmu Pengetahuan Alam
Senang belajar Kelas 5
2. Alat Peraga
3. Gambar alat penapasan pada manusia( Hidung,Tenggerokan
dan Paru-paru.)
I.Penilaian
Penilaian meliputi :
a. Penilaian hasil berupa :
4. Laporan hasil tugas Individu ( Ranah Kognitif )
No Indikator Soal
1 Menjelaskan hal-hal yang
menggangu sistem
pernapasan pada manusia
1. Sebutkan 3 hal-hal yang menggangu
pernapasan ?
2. Sebutkan nama-nama penyakit pada ganguan
pernapasan manusia ?
2 Menjelaskan Cara
Mencegah penyakit
pernapasan
3.Sebutkan 3 cara mencegah penyakit pada
pernapasan ?
Mengetahui
Peneliti
Fathi maulawi
109018300044
79
Lampiran 3
Tabel Kisi-kisi Instrumen Tes
Konsep : Organ pernapasan Pada Manusia
Standar kompetensi: 1. Mengidentifikasi Fungsi Organ Tubuh Manusia dan Hewan
Kompetensi Dasar : 1.1 Mengidentifikasi Fungsi organ pernapasan manusia
N
O
Indikator Soal Jawab
an
No
Soal
Aspek
Kognitif
1
Mengidentifikasi
Alat Pernapasan
pada Manusia
Paru-paru manusia terdiri atas....
a. a.Dua bagian
b. b.Tiga bagian
c. c.Empat bagian
d.Lima bagian
Alat tubuh yang tidak termasuk alat pernapasan adalah...
a.Hidung
b.Tenggerokan
c.kerongkongan
d. Paru-paru
Cabang-cabang bronkus disebut . . .
a. a.Bronkiolus
b. b.Faring
a
c
a
1
2
12
C1
C1
C1
80
c. c.Trakhea
d. d.paru-paru
Paru-paru kiri terdiri atas 2 lobus, sedangkan paru-paru kanan terdiri
atas ....
a. 2 lobus
b. 3 lobus
c. 1 lobus
d. 4 lobus
Sekat antara rongga dada dan rongga rongga perut disebut....
a.Bronkus
b. b.Alveolus
c. c.Diafragma
d. d.Bronkiulus
Paru-paru dibungkus oleh selaput paru-paru yang disebut....
a.Bronkus
b. b. Bronkiulus
c. c.Aveolus
d.Pleura
Alat pernapasan pada manusia terdiri dari rongga hidung, pangkal
tenggorok,tenggorok, dan ....
a. jantung
b. paru-paru
c. Lambung
d. Usus
b
c
d
b
13
4
3
23
C1
C1
C1
C1
81
Paru-paru kiri manusia terdiri dari …
a. 2 lobus
b. 3 lobos
c. 4 lobus
d. 5 lobus
ujung bronkiolus yang merupakan kantung berdinding tipis disebut …
a. bronkus
b. trakhea
c. alveolus
d. batang tenggerokan
a
c
22
10
C1
C1
2 Menjelaskan
Proses Pernapasan
Ketika kita bernapas gas apakah yang hanya dibutuhkan oleh tubuh
kita...
a.Karbon dioksida
b. b.Nitrogen
c. c.Oksigen
d. d.Uap air
Udara yang keluar masuk sewaktu kita sedang beristirahat disebut ....
a. udara komplementer
b. udara cadangan
c. udara bersih
d.udara residu
Berikut ini adalah organ-organ penyusun sistem pernapasan pada
c
d
d
19
14
11
C1
C1
C3
82
manusia.
1) Bronkiolus
2) Alveolus
3) Bronkus
4) Laring
5) Rongga hidung
Urutan masuknya udara pernapasan yang benar adalah ….
a. 1)-2)-3)-4)-5)
b. 5)-4)-3)-2)-1)
c. 5)-4)-1)-3)-2)
d. 5)-4)-3)-1)-2)
e. 5)-4)-2)-3)-1)
Pertukaran udara antara udara pernafasan dan hasil pernafasan terjadi
di...
a. a. Tenggorokan
b. b. Pembuluh napas
c. c.Hidung
d d.Gelembung paru-paru
Apakah yang dimaksud dengan proses inspirasi....
a. a.Proses masuknya udara pernapasan ke dalam paru-paru
b. b.Proses masuknya udara pernapasan ke dalam hidung
c
a
5
15
C1
C2
83
c. c.Proses keluarnya udara pernapasan dari dalam paru-paru
d. d.Proses keluarnya udara pernapadan dari dalam hidung
Saat menarik napas, udara masuk rongga hidung dan selanjutnya
menuju . . . ..
a. a.kerongkongan - bronkus - bronkiolus – alveolus
b. b.tenggorokan - cabang batang tenggorok – alveolus
c. c.cabang batang tenggorok- kerongkongan– alveolus
d.kerongkongan - cabang kerongkongan -alveolus
Gas yang terdapat diudara sebagai hasil proses pernafasan adalah....
a. nitrogen
b. oksigen
c. hidrogen
d. karbondioksida
. Pada saat terjadi pertukaran udara pernapasan terjadi pula . .
a.oksigen diikat Hb untuk diedarkan ke seluruh sel tubuh
b. karbon dioksida diikat Hb untuk diedarkan ke seluruh tubuh
c. oksigen dilepaskan oleh Hb untuk dikeluarkan dari tubuh
d. karbon dioksida diikat oleh Hb
Apabila diafragma dalam keadaan datar, maka rongga dada membesar
sehingga …
b
d
a
b
6
18
21
37
C3
C1
C2
C2
84
a. udara keluar dari paru-paru
b. udara paru-paru keluar masuk
c. udara dalam paru-paru akan tetap diam
d. udara luar akan masuk ke dalam paru-paru
pada pernapasan dada udara masuk ke paru-paru akibat kontraksi...
a. otot antar tulang rusuk luar
b. otot antar tulang rusuk dalam
c. otot diafragma
d. otot perut
berikut ini yang berperan pada proses pernapasan adalah..
a. otot antar tulang rusuk
b. Diafragma
c. tulang dada
d. otot perutManakah pernyataan yang benar tentang pernapasan
yang terjadi pada manusia …..
a.proses pernapasan dada melibatkan otot antar tulang rusuk bagian
luar
b.pernapasan perut melibatkan otot antar tulang rusuk bagian dalam
dan diafragma
c.pernapasan internal terjadi pertukaran gas antara jaringan dengan
kapiler
d.pernapasan eksternal terjadi pertukaran gas di luar pembuluh
kapiler
a
b
a
24
25
40
C1
C1
C2
85
3 Menjelaskan
Fungsi Alat
Pernapasan
Bulu getar yang terdapat pada tenggorokan berfungsi untuk …
b. a. Menyalurkan udara ke paru-paru
c. b. Mengatur banyaknya udara yang masuk
d. c. Membunuh kuman yang masuk bersama udara
d. Menolak debu dan benda asing keluar
Alat pernapasan yang dapat mengatur kelembaban udara yang masuk
disebut ....
a. paru-paru
b. hidung
c. bronkus
d. trakea
Alat ini berfungsi sebagai media yang menghubungkan oksigen yang
kita hirup agar mencapai paru-paru. adalah fungsi organ ..
a.jantung
b. bronkeolus
c. paru paru
d. d.trakea
Menyaring dan mengeluarkan partikel-partikel asing yang masuk ke
saluran pernapasan merupakan fungsi dari...
a.Bronkus
b. Bronkiulus
c.Silia
d. Laring
d
b
d
c
7
8
17
9
C1
C1
C1
C1
86
Rambut hidung dan selaput lendir berguna untuk . . . .
a. menyaring udara yang masuk
b. mengikat oksigen
c. membasahi pangkal tenggorok
d. mengeluarkan kotoran
Hidung merupakan salah satu alat pernapasan yang berfungsi ….
a. Sebagai tempat penyaringan udara
b. Sebagai tempak keluar masuk udara
c. Untuk saluran udara pernapasan
d. Untuk menyerap oksigen
a
b
20
27
C1
C1
4 Menjelaskan hal
yang mengganggu
sistem Pernapasan
Manusia
Manakah yang bukan termasuk hal yang dapat mengganggu sistem
pernapasan manusia....
a. a. Gas buang kendaraan
b. b. Wangi masakan
c. c. Asap rokok
d. d. Racun serangga
Gangguan pernapasan yang dapat disebabkan oleh udara yang tercemar
yaitu . .
a. a.Bronkuitis
b. b.Asma
c. c.TBC
b
c
16
30
C2
C1
87
d. d. Influenzal
Gangguan pernapasan yang disebabkan oleh virus, yaitu . .
a.Asma
b. b.Polip
c. c.Influenza
d. d.sesak napas
Berikut merupakan salah satu asap yang merupakan penyebab dari sesak
napas, kecuali.....
a.Asap rokok
b. b.Asap pembakasan sampah
c. c.Asap kendaraan bermotor
d. d.Asap parfum
Sumber pencemaran udara di dalam rumah bisa berasal dari...
a.Gas buang motor
b. b. Asap rokok dan racun serangga
c. Gas buang mobil
d. Uap air mendidih
Salah satu cara menjaga kesehatan alat pernapasan yaitu . .
a. tinggal di lingkungan ber-AC
b. berolahraga teratur
c
d
b
b
31
32
36
35
C2
C2
C1
C1
88
c tinggal di daerah dingin
e. menutup mulut dengan tangan
Penyakit yang menggannggu alat pernapasan adalah....
a. trakea
b. pening
c. Bronkitis
d. kolera
c
C1
5 Menjelaskan cara
mencegah
Penyakit
Pernapasan
Apa yang harus dilakukan untuk menjaga kesehatan sistem pernafasan...
a. a.Membersihkan debu
b. b.Menghirup asap rokok
c. c.Menggunakan racun serangga
d.Menghirup asap industri
a 33
C1
89
6 Membuat model
alat pernapasan
dan
mendemontrasikan
cara kerjanya
Perhatikan gambar dibawah ini
Alat pernapasan yang merupakan tempat pertukaran oksigen dan karbon
dioksida ialah ....
a. 4
b.1
c.2
d.3
Alat yang berfungsi untuk menghirup oksigen ditunjukkan oleh nomor .
a.2
b.3
c.1
d.4
Pernyataan yang benar mengenai gambar di samping
adalah . .
a.Udara keluar sehingga rongga dada mengembang.
b. Udara masuk sehingga rongga dada mengempis.
c. Diafragma mengendur sehingga udara masuk.
d. Otot antartulang rusuk mengendur sehingga udara keluar.
d
c
d
29
28
26
C2
C2
C3
90
perhatiakn gambar di samping !
pada bagian alat pernapasan yang ditunjukan huruf A
terdapat bulu-bulu halus yang berguna untuk ….
a. menyaring kotoran
b. mengikat oksigen dari udara
c. jalan keluar karbodioksida dan air
d. sebagai tempat pengikatan karbondioksida
a
39 C3
91
Lampiran 4
SOAL UJI COBA INSTRUMEN TES HASILL BELAJAR
TAHUN PELAJARAN 2013-2014
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
NAMA :
Kelas :
Berilah tanda silang (X) huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang benar!
1. Paru-paru manusia terdiri atas....
a.Dua bagian c. Empat bagian
b. Lima bagian d.Tiga bagian
2.Alat tubuh yang tidak termasuk alat pernapasan adalah...
a.Hidung c.kerongkongan
b.Tenggerokan d. Paru-paru
3. Paru-paru dibungkus oleh selaput paru-paru yang disebut....
a.Bronkus c.Aveolus
b.Bronkiulus d. Pleura
4. Sekat antara rongga dada dan rongga rongga perut disebut....
a.Bronkus c.Diafragma
b. Alveolus d. Bronkiulus
5. Pertukaran udara antara udara pernafasan dan hasil pernafasan terjadi di...
a.Tenggorokan c. Hidung
b. Pembuluh napas d. Gelembung paru-paru
6. Saat menarik napas, udara masuk rongga hidung dan selanjutnya menuju . . . ..
a. kerongkongan - bronkus - bronkiolus – alveolus
b.tenggorokan - cabang batang tenggorok – alveolus
c.cabang batang tenggorok- kerongkongan– alveolus
d. kerongkongan - cabang kerongkongan -alveolus
7. Bulu getar yang terdapat pada tenggorokan berfungsi untuk
a.Menyalurkan udara ke paru-paru
b.Mengatur banyaknya udara yang masuk
92
c.Membunuh kuman yang masuk bersama udara
d.Menolak debu dan benda asing keluar
8. Alat pernapasan yang dapat mengatur kelembaban udara yang masuk disebut ....
a. paru-paru c. Bronkus
b. hidung d. Trakea
9.Menyaring dan mengeluarkan partikel-partikel asing yang masuk ke saluran pernapasan
merupakan fungsi dari...
a.Bronkus c.Silia
b. Bronkiulus d. Laring
10. ujung bronkiolus yang merupakan kantung berdinding tipis disebut …
a. bronkus
b. trakhea
c. alveolus
d. batang tenggerokan
11. Berikut ini adalah organ-organ penyusun sistem pernapasan pada manusia.
1) Bronkiolus
2) Alveolus
3) Bronkus
4) Laring
5) Ronggahidung
Urutan masuknya udara pernapasan yang benar adalah ….
a.1)-2)-3)-4)-5) c.5)-4)-1)-3)-2)
b. 5)-4)-3)-2)-1) d.5)-4)-3)-1)-2)
12. Cabang-cabang bronkus disebut . . .
a.Bronkiolus c.Trakhea
b.Faring d.paru-paru
13. Paru-paru kiri terdiri atas 2 lobus, sedangkan paru-paru kanan terdiri atas ....
a. 2 lobus c. 1 lobus
b. 3 lobus d. 4 lobus
93
14. Udara yang keluar masuk sewaktu kita sedang beristirahat disebut ....
a. udara komplementer c. udara bersih
b. udara cadangan d.udara residu
15. Apakah yang dimaksud dengan proses inspirasi....
a. Proses masuknya udara pernapasan ke dalam paru-paru
b.Proses masuknya udara pernapasan ke dalam hidung
c. Proses keluarnya udara pernapasan dari dalam paru-paru
d. Proses keluarnya udara pernapadan dari dalam hidung
16.Manakah yang bukan termasuk hal yang dapat mengganggu sistem pernapasan manusia....
a. Gas buang kendaraan c. Asap rokok
b. Wangi masakan d. Racun serangga
17. Alat ini berfungsi sebagai media yang menghubungkan oksigen yang kita hirup agar
mencapai paru-paru. adalah fungsi organ ..
a.jantung c. paru paru
b. bronkeolus d. d.trakea
18. Gas yang terdapat diudara sebagai hasil proses pernafasan adalah....
a. nitrogen c. hidrogen
b. oksigen d. Karbondioksida
19. Ketika kita bernapas gas apakah yang hanya dibutuhkan oleh tubuh kita...
a.Karbon dioksida c.Oksigen
. b.Nitrogen d.Uap air
20. Rambut hidung dan selaput lendir berguna untuk . . . .
a. menyaring udara yang masuk
b. mengikat oksigen
c. membasahi pangkal tenggorok
d. mengeluarkan kotoran
94
21. Pada saat terjadi pertukaran udara pernapasan terjadi pula . . . ..
a. oksigen diikat Hb untuk diedarkan ke seluruh sel tubuh
b. karbon dioksida diikat Hb untuk diedarkan ke seluruh tubuh
c. oksigen dilepaskan oleh Hb untuk dikeluarkan dari tubuh
d. karbon dioksida diikat oleh Hb
22.Paru-paru kiri manusia terdiri dari ….
a. 2 lobus c. 4 lobus
b. 3 lobos d. 5 lobus
23. Alat pernapasan pada manusia terdiri dari rongga hidung, pangkal tenggorok,
tenggorok, dan ....
a. jantung c. Lambung
b. paru-paru d. Usus
24. pada pernapasan dada udara masuk ke paru-paru akibat kontraksi...
a. otot antartulang rusuk luar
b. otot antartulang rusuk dalam
c. otot diafragma
d. otot perut
25. berikut ini yang berperan pada proses pernapasan adalah..
a. otot antar tulang rusuk c. tulang dada
b. Diafragma d. otot perut
26. Pernyataan yang benar mengenai gambar di samping adalah . . . .
a.Udara keluar sehingga rongga dada mengembang.
b. Udara masuk sehingga rongga dada mengempis.
c. Diafragma mengendur sehingga udara masuk.
d. Otot antartulang rusuk mengendur sehingga udara keluar.
27. Hidung merupakan salah satu alat pernapasan yang berfungsi ….
a. Sebagai tempat penyaringan udara
b. Sebagai tempak keluar masuk udara
c. Untuk saluran udara pernapasan
d. Untuk menyerap oksigen
95
Perhatikan gambar dibawah ini untuk menjawab soal no 28 dan 29 .
28.Alat yang berfungsi untuk menghirup oksigen ditunjukkan oleh nomor ....
a.2 c.1
b.3 d.4
29.Alat pernapasan yang merupakan tempat pertukaran oksigen dan karbon
dioksida ialah ....
a. 4 c.2
b.1 d.3
30. Gangguan pernapasan yang dapat disebabkan oleh udara yang tercemar yaitu . ..
a.Bronkuitis c. TBC
b. Sesak napas d. Influenzal
31. Gangguan pernapasan yang disebabkan oleh virus, yaitu . . .
a.Asma c. Influenza
b.Polip d.sesak napas
32. Berikut merupakan salah satu asap yang merupakan penyebab dari sesak napas, kecuali.....
a.Asap rokok c. Asap kendaraan bermotor
b. Asap pembakasan sampah d. Asap parfum
33. Apa yang harus dilakukan untuk menjaga kesehatan sistem pernafasan...
. a.Membersihkan debu c.Menggunakan racun serangga
b.Menghirup asap rokok d.Menghirup asap industri
34. Penyakit yang menggannggu alat pernapasan adalah....
a. trakea c. Bronkitis
b. pening d. kolera
35. Salah satu cara menjaga kesehatan alat pernapasan yaitu . . . .
a. tinggal di lingkungan ber-AC
b. berolahraga teratur
96
c. tinggal di daerah dingin
d.menutup mulut dengan tangan
36. Sumber pencemaran udara di dalam rumah bisa berasal dari...
a.Gas buang motor c. Gas buang mobil
b. Uap air mendidih d Asap rokok dan racun serangga
37. Apabila diafragma dalam keadaan datar, maka rongga dada membesar sehingga…
a. udara keluar dari paru-paru
b. udara paru-paru keluar masuk
c. udara dalam paru-paru akan tetap diam
d. udara luar akan masuk ke dalam paru-paru
38. Kita bernapas menghirup.....
a. Uap air c. Oksigen
b.Karbon dioksida d. Hemoglobin
39. perhatiakn gambar di samping !
pada bagian alat pernapasan yang ditunjukan huruf A
terdapat bulu-bulu halus yang berguna untuk ….
a. menyaring kotoran
b. mengikat oksigen dari udara
c. jalan keluar karbodioksida dan air
d. sebagai tempat pengikatan karbondioksida
40. Manakah pernyataan yang benar tentang pernapasan yang terjadi pada manusia …..
a. proses pernapasan dada melibatkan otot antar tulang rusuk bagian luar
b. pernapasan perut melibatkan otot antar tulang rusuk bagian dalam dan diafragma
c. pernapasan internal terjadi pertukaran gas antara jaringan dengan kapiler
d. pernapasan eksternal terjadi pertukaran gas di luar pembuluh kapiler
97
Lampiran 5
SOAL PRETEST DAN POSTEST
TAHUN PELAJARAN 2013-2014
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam Nama : ....................................
Hari/Tanggal : ..................................... Kelas : .....................................
Berilah tanda silang (X) pada salah satu huruf a, b, c, atau d yang kamu anggap benar!
1. Alat tubuh yang tidak termasuk alat pernapasan adalah...
a.Hidung c.kerongkongan
b.Tenggerokan d. Paru-paru
2. . Berikut ini adalah organ-organ penyusun sistem pernapasan pada manusia.
1) Bronkiolus
2) Alveolus
3) Bronkus
4) Laring
5) Ronggahidung
Urutan masuknya udara pernapasan yang benar adalah ….
a.1)-2)-3)-4)-5) c.5)-4)-1)-3)-2)
b. 5)-4)-3)-2)-1) d.5)-4)-3)-1)-2)
3. . Paru-paru kiri terdiri atas 2 lobus, sedangkan paru-paru kanan terdiri atas ....
a. 2 lobus c. 1 lobus
b. 3 lobus d. 4 lobus
4. Udara yang keluar masuk sewaktu kita sedang beristirahat disebut ....
a. udara komplementer c. udara bersih
b. udara cadangan d.udara residu
5. Manakah yang bukan termasuk hal yang dapat mengganggu sistem pernapasan manusia....
a. Gas buang kendaraan c. Asap rokok
b. Wangi masakan d. Racun serangga
6. Alat ini berfungsi sebagai media yang menghubungkan oksigen yang kita hirup agar
mencapai paru-paru. adalah fungsi organ ..
a.jantung c. paru paru
b. bronkeolus d. d.trakea
98
7. Gas yang terdapat diudara sebagai hasil proses pernafasan adalah....
a. nitrogen c. hidrogen
b. oksigen d. karbondioksida
8. Rambut hidung dan selaput lendir berguna untuk . . . .
a. menyaring udara yang masuk
b. mengikat oksigen
c. membasahi pangkal tenggorok
d. mengeluarkan kotoran
9. Hidung merupakan salah satu alat pernapasan yang berfungsi ….
a. Sebagai tempat penyaringan udara
b. Sebagai tempak keluar masuk udara
c. Untuk saluran udara pernapasan
d. Untuk menyerap oksigen
Perhatikan gambar dibawah ini untuk menjawab soal no 28 dan 29 .
10. Alat yang berfungsi untuk menghirup oksigen ditunjukkan oleh nomor ....
a.2 c.1
b.3 d.4
11. Alat pernapasan yang merupakan tempat pertukaran oksigen dan karbon
dioksida ialah ....
a. 4 c.2
b.1 d.3
12. Gangguan pernapasan yang dapat disebabkan oleh udara yang tercemar yaitu . ..
a.Bronkuitis c. TBC
b. Sesak napas d. Influenza
99
13.Gangguan pernapasan yang disebabkan oleh virus, yaitu . . .
a.Asma c. Influenza
b.Polip d.sesak napas
14.Berikut merupakan salah satu asap yang merupakan penyebab dari sesak napas, kecuali.....
a.Asap rokok c. Asap kendaraan bermotor
b. Asap pembakasan sampah d. Asap parfum
15.Apa yang harus dilakukan untuk menjaga kesehatan sistem pernafasan...
. a.Membersihkan debu c.Menggunakan racun serangga
b.Menghirup asap rokok d.Menghirup asap industri
16. Penyakit yang menggannggu alat pernapasan adalah....
a. trakea c. Bronkitis
b. pening d. kolera
17. Salah satu cara menjaga kesehatan alat pernapasan yaitu . . . .
a. tinggal di lingkungan ber-AC
b. berolahraga teratur
c. tinggal di daerah dingin
d.menutup mulut dengan tangan
18. Sumber pencemaran udara di dalam rumah bisa berasal dari...
a.Gas buang motor c. Gas buang mobil
b. Uap air mendidih d Asap rokok dan racun serangga
19. Alat pernapasan pada manusia terdiri dari rongga hidung, pangkal tenggorok,
tenggorok, dan ....
a. jantung c. Lambung
b. paru-paru d. Usus
20. perhatiakn gambar di samping !
pada bagian alat pernapasan yang ditunjukan huruf A
terdapat bulu-bulu halus yang berguna untuk ….
a. menyaring kotoran
b. mengikat oksigen dari udara
c. jalan keluar karbodioksida dan air
d. sebagai tempat pengikatan karbondioksida
103
Lampiran 6
LEMBAR KERJA SISWA (LKS)
Kelas Kontrol
NamaKelompok :
Anggota :
1. 4.
2. 5.
3. 6.
PetunjukUmum :
1. Berdoalahsebelummengerjakan
2. Tulisnamaanggotakelompokmu
3. Tanyakanpada guru jikamengalamikesulitan
No. Alatpernapasan Keterangan
1 HIDUNG
……………………………….
Fungsi:
Di dalamnyaterdapat:
2 TENGGOROKAN
………………………………….
Fungsi:
Di dalamnyaterdapat:
3 PARU-PARU
……………………………………..
Fungsi:
Di dalamnyaterdapat:
104
LembarKerjaSiswa (LKS)
KelasEksprimen
”Mengetahui Cara KerjaParu-ParuMenggunakan Model”
Bahan :
• Botolplastikbening
105
• SatubuahPipapanjang 25 cm
• Pipakecilbercabangtiga
• Plastisin
• DuabuahKaretgelang
• Duabuahbalonkecil
• Satubuahbalonbesar
• Lakban
Alat:
• Gunting
• Cutter
Cara membuat :
1. SiapkanAlatdanBahan yang diperlukan.
2. PotonglahBotolPlastikpadabagianbawahsecaramembujur,
3. Buatlahlubangpadabagiantengahtutupbotol.
4. Sementaraituambillahpipapanjang,
dansambungkansalahsatuujungpipapanjangtersebutdengansalahsatucabangpipapendek.
5. Padaduacabangpipapendek, pasanglahbalon yang
sebelumnyapadaujungbalontersebuttelahdipotongsedikit.
6. Ikatlahbalon yang telahdipasangpadaduacabangpipapendekdenganmenggunakankaretgelang.
7. Masukkanujungpipapanjang (yang telahdirangkaidenganpipapendekdanduabalon)
padalubangtutupbotolmelaluibagianbawahbotol yang telahterpotong, sehinggakeduabalon
yang
telahdisambungkanpadacabangpipamasukdalambotoldanterlihatmenggantungdibagiantenga
hbotol.
8. Berikansisapipakuranglebih 7 cm diatastutupbotol (sebagaijalanudara)
9. Tempelkanplastisinpadasela-selalingkarlubangtutupbotolpipa agar tidakadaudara yang
masukmelaluisela-selatutupbotoltersebut, sehinggatekananudara di dalambotolstabil.
10. Potonglahsatubuahbalonbesarhinnggamembentuklembaran.
11. Padabagianbawahbotol yang telahdipotong,
tutuplahmenggunakanlembaranbalondengankencang,
Kemudianrekatkansisisampingbalondanbotolplastiktersebutmenggunakanlakbansecaramelin
gkar. Pastikanlakbantersebutmerekatdengankuat, agar ketikabalonditariktidakmudahlepas.
106
Mengetahui Cara KerjaParu-Paru
Cara KerjaParu-Paru
1. Pegangbotoldengantangankiri! Tariklahbalon B dengantangankananmu! Apa yang
terjadipadabalon A ketikabalon B ditarik? Mengapademikian?
2. Lepaskantarikanpadabalon B! Amati yang terjadipadabalon A! Apa yang terjadipadabalon
A ketikatarikanbalon B dilepaskan? Mengapademikian?
3. Buatlahkesimpulantentangcarakerjaparu-paru!
4. Demonstrasikanlah model dancarakerjaparu-parutersebut di kelas! Sambilberdemonstrasi,
ceritakanlahcarakerjanya.
104
Lampiran 6
Lembar Kerja Siswa (LKS)
Kelas Kontrol
Nama: Kelas/No:
Jawablah pertanyaan di bawah ini!
1. Perhatikan gambar di bawah ini. Tuliskan nama alat pernapasan sesuai dengan nomornya!
2. Jelaskan pengertian inspirasi!
Jawab:
3. Jelaskan pengertian ekspirasi!
Jawab:
4. Pada hidung terdapat bulu-bulu halus, sebutkan fungsi bulu-bulu halus tersebut!
Jawab:
5. Apakah fungsi hidung bagi manusia!
Jawab
101
Lampiran 6
Lembar Kerja Siswa
Kelas Eksprimen
Mengetahui cara kerja paru-paru mengunakan model
Alat :
1.Botol Aqua bekas
2.Balon karet 2 buah
3.Pulpen bekas
4.Silet/Cutter
Cara buat :
1. Potol botol menjadi dua bagian!
2. Potonglah bagaian ujung dan pangkal pulpel plastik
3. Masukkan pipa plastik ke salah satu balon ( balon A) ikat dengan karet gilang !
4. Masukkan pipa plastik(hasail langkah nomor 4 ) ke sumbat botol !
5. Pasang sumbat botol pada mulut botol! Usahkan tidak terjadi kebocoran !
6. Potonglah balon kedua ( balon B) pada bagian bawahnya dan pasang dibagian bawah
botol plastik !
7. Sumbatlah bagian atas pipa saat memasang balon B ! ikat dengan karet gelang !
102
Mengetahui cara kerja paru-paru
1. Pegang botol dengan tangan kiri ! tarikan dengan balon B dengan tangan kananmu ! apa
yang terjadi pada balon A ketika balon B ditarik ? mengapa demikian ?
2. Lepaskan tarikan pada balon B ! Amatilah yang terjadi pada balon A ! apa yang terjadi
paada balon A ketika tarikan balon B dilepaskan ? mengapa demikian ?
3. Buatlah kesimpulan tentang cara kerja paru-paru !
103
Lampiran 7
Daftar Hasil Nilai Kelas Eksperimen
Nama
Nilai
Pretest
Nilai
postest A 25 50
B 35 60
C 40 60
D 40 65
E 40 65
F 40 65
G 45 65
H 45 70
I 45 70
J 45 70
K 45 70
L 45 70
M 45 70
N 50 70
O 50 70
P 50 70
Q 50 70
R 55 70
S 55 75
T 55 75
U 55 75
V 55 75
W 55 75
X 55 75
Y 55 75
Z 55 75
Aa 60 80
Ab 60 80
Ac 60 80
Ad 60 80
Ae 60 80
Af 65 80
Ag 65 80
Ah 65 80
Ai 65 80
Aj 75 90
Ak 75 90
Al 75 90
Am 75 10
An 85 10
Lampiran 8
Daftar Hasil Nilai Kelas Kontrol
Nama
Nilai
Pretest
Nilai
Postest
A 35 50
B 35 50
C 40 55
D 40 55
E 45 55
F 50 60
G 50 60
H 50 60
I 50 60
J 50 60
K 50 60
L 55 60
M 55 65
N 55 65
O 55 65
P 55 65
Q 55 65
R 60 65
S 60 65
T 60 65
U 60 70
V 60 70
W 60 70
X 60 70
Y 60 70
Z 60 70
Aa 65 70
Ab 65 70
Ac 70 70
Ad 70 70
Ae 70 75
Af 70 75
Ag 70 75
Ah 70 75
Ai 70 80
Aj 70 80
Ak 75 80
Al 75 80
Am 80 80
An 80 85
107
Lampiran 9
Tabel Bantu PerhitunganDistribusiFrekuensiKelompokKontrol
Hasil Pretest KelompokKontrol
Hasilnilaiterendahsampaitertinggiberdasarkanhasilpretest yang di
dapatdarikelompokkontroladalahsebagaiberikut :
30 35 40 40 45 50 50 50 50 50 50 56 56 56 56
56 56 60 60 60 60 60 60 60 60 60 65 65 70 70
70 70 70 70 70 70 75 75 80 80
Dari hasiltersebutdiperolehnilaimaksimum (Xmax) adalah 80 dannilai minimum (Xmin)
adalah 30 sehinggadapatdibuattabeldistribusirekuensidenganmenentukanterlebihdahulurentang
(R), banyakKelas (K), danpanjangkelas (P).
Nilaiketiganyadiperolehberdasarkanperhitungansebagaiberikut :
a. Rentang (R)
R = Xmax-Xmin
80 – 35 = 45
b. Banyakkelas (K)
K = 1+3,3 log n
1 + 3.3 log 40 = 6.286798
c. PanjangKelas (P)
P =
= 7.953174
Tabeldistribusitabeladalahsebagaiberikut :
No Kelas Frekuensi
(f i )
Nilai
Tengah
(xi)
f x i x i2
fi-xi2
1 35-41 4 38 152 144 5776
2 42-48 1 44 44 1936 1936
3 49-55 12 51 612 2601 31212
4 56-62 9 58 522 3364 30276
5 63-69 2 65 130 4225 8450
6 70-76 10 72 720 5184 51840
7 77-83 2 79 158 6241 12482
Jumlah 40 407 2338 24995 `141972
108
Rata-rata
∑ ∑
Modus
Mo= BB + P [
]
=48.5 +7[
]
=48.5 +
=48.5 + 3.5
=54
Median
Me = BB + P[
]
= 48.5 + 7[
]
= 48.5 + 7 [
]
= 48.5 +
= 48.5 + 8.75
= 57.25
Simpanganbaku (StandarDeviasi)
√ ∑
(∑ )
( )
√ ( )
( )
√
109
√
√
=11.67498
Tabel Bantu PerhitunganDistribusiFrekuensiKelompokKontrol
HasilPostestKelompokKontrol
Hasilnilaiterendahsampaitertinggiberdasarkanhasilpostestyang di
dapatdarikelompokkontroladalahsebagaiberikut :
50 50 55 55 55 60 60 60 60 60 60 60 65 65 65
65 65 65 65 65 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70
75 75 75 75 80 80 80 80 80 85
Dari hasiltersebutdiperolehnilaimaksimum (Xmax) adalah 85dannilai minimum (Xmin)
adalah 50sehinggadapatdibuattabeldistribusirekuensidenganmenentukanterlebihdahulurentang
(R), banyakKelas (K), danpanjangkelas (P).
Nilaiketiganyadiperolehberdasarkanperhitungansebagaiberikut :
a. Rentang (R)
R = Xmax-Xmin
85-50 =35
b. Banyakkelas (K)
K = 1+3,3 log n
1 + 3.3 log 40 = 6.286798
d. PanjangKelas (P)
P =
= 5.567222
Tabeldistribusiadalahsebagaiberikut :
No kelas fi xi f,xi xi2 fi.xi2
1 50-55 5 52.5 262.5 2756.25 13781.25
2 56-61 7 58.5 409.5 3422.25 23955.75
3 62-67 8 64.5 516 4160.25 33282
4 68-73 10 70.5 705 4970.25 49702.5
5 74-79 4 76.5 306 5852.25 23409
6 80-85 6 82.5 495 6806.25 40837.5
jumlah 40 405 2694 27967.5 184968
110
Rata-rata
∑ ∑
Modus
Mo= BB + P [
]
Mo = 67.5+6[
]
Mo = 67.5 +
Mo = 67.5 + 1.5
Mo = 69
Median
Me = BB + P[
]
Me = 61.5 + 6 [
]
Me = 61.5 + 6 [
]
Me = 61.5 + 6 [
]
Me = 61.5 + 6
Me = 67.5
Simpanganbaku (StandarDeviasi)
√ ∑
(∑ )
( )
√ ( )
( )
√
√
√
= 9.509914
111
Lampiran 10
Tabel Bantu PerhitunganDistribusiFrekuensiKelompokEksperimen
Hasil Pretest KelompokEksperimen
Hasilnilaiterendahsampaitertinggiberdasarkanhasilpretest yang di
dapatdarikelompokkontroladalahsebagaiberikut :
25 35 40 40 40 40 45 45 45 45 45 45 45 50 50 50 50
55 55 55 55 55 55 55 55 55 60 60 60 60 60 65 65 65
65 75 75 75 75 85.
Dari hasiltersebutdiperolehnilaimaksimum (Xmax) adalah 85dannilai minimum (Xmin)
adalah 25 sehinggadapatdibuattabeldistribusirekuensidenganmenentukanterlebihdahulurentang
(R), banyakKelas (K), danpanjangkelas (P).
Nilaiketiganyadiperolehberdasarkanperhitungansebagaiberikut :
a. Rentang (R)
R = Xmax-Xmin
85 – 25 = 60
b. Banyakkelas (K)
K = 1+3,3 log n
1 + 3.3 log 40 = 6.286798
c. PanjangKelas (P)
P =
= 9.543809
Tabeldistribusitabeladalahsebagaiberikut :
No kelas fi xi f.xi xi2 fi.xi2
1 25-34 1 28.5 28.5 812.25 812.25
2 35-44 5 38.5 192.5 1482.25 7411.25
3 45-54 11 48.5 533.5 2352.25 25874.75
4 55-64 14 58.5 819 3422.25 47911.5
5 65-74 4 68.5 274 4692.25 18769
6 75-84 4 78.5 314 6162.25 24649
7 85-94 1 88.5 88.5 7832.25 7832.25
jumlah 40 409.5 2250 26755.75 133260
Rata-rata
∑ ∑
112
Modus
Mo= BB + P [
]
Mo = 54.5 + 10 [
]
Mo = 54.5 +
Mo = 54.5 + 2.3
Mo = 56.8
Median
Me = BB + P[
]
Me = 54.5 + 10 [
]
Me = 54.5 + 10 [
]
Me = 54.5 +10 [
]
Me = 54.5 +
Me = 54.5 + 2.14
Me = 56.64
Simpanganbaku (StandarDeviasi)
√ ∑
(∑ )
( )
√ ( )
( )
√
√
√
=13.10461
113
HasilPostestKelompokEksperimen
Hasilnilaiterendahsampaitertinggiberdasarkanhasilpostestyang di
dapatdarikelompokkontroladalahsebagaiberikut :
50 60 60 65 65 65 65 70 70 70 70 70 70 70
80 80 80 80 80 80 80 80 80 90 90 90 100 100
70 70 70 70 75 75 75 75 75 75 75 75
Dari hasiltersebutdiperolehnilaimaksimum (Xmax) adalah 100dannilai minimum (Xmin)
adalah 50sehinggadapatdibuattabeldistribusirekuensidenganmenentukanterlebihdahulurentang
(R), banyakKelas (K), danpanjangkelas (P).
Nilaiketiganyadiperolehberdasarkanperhitungansebagaiberikut :
a. Rentang (R)
R = Xmax-Xmin
100 – 50 = 50
b. Banyakkelas (K)
K = 1+3,3 log n
1 + 3.3 log 40 = 6.286798
c. PanjangKelas (P)
P =
= 7.953174
Tabeldistribusitabeladalahsebagaiberikut :
No kelas fi xi fi.xi xi2 fi.xi2
1 50-58 1 54 54 2916 2916
2 59-67 6 63 378 3969 23814
3 68-76 19 72 1368 5184 98496
4 77-85 9 81 729 6561 59049
5 86-94 3 90 270 8100 24300
6 95-103 2 99 198 9801 19602
Jumlah 40 459 2997 36531 228177
Rata-rata
∑ ∑
114
Modus
Mo= BB + P [
]
Mo = 73.5 + 8 [
]
Mo = 73.5 + [
]
Mo = 73.5 + 1.88
Mo = 75.4
Median
Me = BB + P[
]
Me = 73.5 + 8 [
]
Me = 73.5 + 8 [
]
Me = 73.5 + 8 [
]
Me = 73.5 +
Me = 73.5 + 1.1
Me = 74.6
Simpanganbaku (StandarDeviasi)
√ ∑
(∑ )
( )
√ ( )
( )
√
√
√
= 9.64335164
115
Lampiran 11
Normalitas data skor pretest kelas kontrol
TABEL KERJA UJI NORMALITAS DENGAN RUMUS LILIEFORS
NO xi f Kum Z=(Xi-X)/SD F(Z) S(Z) |F(Z)-S(Z)|
1 35 2 -2.00857 0.0228 0.025 -0.0022
2 35 -2.00857 0.0228 0.05 -0.0272
3 40 4 -1.5803 0.0571 0.075 -0.0179
4 40 -1.5803 0.0571 0.1 -0.0429
5 45 5 -1.15204 0.1251 0.125 1E-04
6 50 -0.72377 0.2358 0.15 0.0858
7 50 11 -0.72377 0.2358 0.175 0.0608
8 50 -0.72377 0.2358 0.2 0.0358
9 50 -0.72377 0.2358 0.225 0.0108
10 50 -0.72377 0.2358 0.25 -0.0142
11 50 -0.72377 0.2358 0.275 -0.0392
12 55 -0.2955 0.3859 0.3 0.0859
13 55 -0.2955 0.3859 0.325 0.0609
14 55 17 -0.2955 0.3859 0.35 0.0359
15 55 -0.2955 0.3859 0.375 0.0109
16 55 -0.2955 0.3859 0.4 -0.0141
17 55 -0.2955 0.3859 0.425 -0.0391
18 60 0.132763 0.4483 0.45 -0.0017
19 60 0.132763 0.4483 0.475 -0.0267
20 60 0.132763 0.4483 0.5 -0.0517
21 60 26 0.132763 0.4483 0.525 -0.0767
22 60 0.132763 0.4483 0.55 -0.1017
23 60 0.132763 0.4483 0.575 -0.1267
24 60 0.132763 0.4483 0.6 -0.1517
25 60 0.132763 0.4483 0.625 -0.1767
26 60 0.132763 0.4483 0.65 -0.2017
27 65 0.561029 0.2877 0.675 -0.3873
28 65 28 0.561029 0.2877 0.7 -0.4123
29 70 0.989295 0.1635 0.725 -0.5615
30 70 0.989295 0.1635 0.75 -0.5865
31 70 36 0.989295 0.1635 0.775 -0.6115
32 70 0.989295 0.1635 0.8 -0.6365
33 70 0.989295 0.1635 0.825 -0.6615
34 70 0.989295 0.1635 0.85 -0.6865
35 70 0.989295 0.1635 0.875 -0.7115
36 70 0.989295 0.1635 0.9 -0.7365
37 75 38 1.417561 0.0793 0.925 -0.8457
38 75 1.417561 0.0793 0.95 -0.8707
39 80 1.845828 0.0329 0.975 -0.9421
40 80 40 1.845828 0.0329 1 -0.9671
L hitung<L tabel ; data berdistribusi normal
L hitung(0,0859)< L tabel(0,01410) Maka data berdistribusi normal
116
Normalitas data skor prostest kelas kontrol
TABEL KERJA UJI NORMALITAS DENGAN RUMUS LILIEFORS
No Xi f kum Z=(Xi-X)/SD F(Z) S(Z) |F(Z)-S(Z)|
1 50 2 -1.82441 0.0344 0.025 0.0094
2 50 -1.82441 0.0344 0.05 -0.0156
3 55 5 -1.29864 0.0985 0.075 0.0235
4 55 -1.29864 0.0985 0.1 -0.0015
5 55 -1.29864 0.0985 0.125 -0.0265
6 60 12 -0.77288 0.2206 0.15 0.0706
7 60 -0.77288 0.2206 0.175 0.0456
8 60 -0.77288 0.2206 0.2 0.0206
9 60 -0.77288 0.2206 0.225 -0.0044
10 60 -0.77288 0.2206 0.25 -0.0294
11 60 -0.77288 0.2206 0.275 -0.0544
12 60 -0.77288 0.2206 0.3 -0.0794
13 65 20 -0.24711 0.4052 0.325 0.0802
14 65 -0.24711 0.4052 0.35 0.0552
15 65 -0.24711 0.4052 0.375 0.0302
16 65 -0.24711 0.4052 0.4 0.0052
17 65 -0.24711 0.4052 0.425 -0.0198
18 65 -0.24711 0.4052 0.45 -0.0448
19 65 -0.24711 0.4052 0.475 -0.0698
20 65 -0.24711 0.4052 0.5 -0.0948
21 70 30 0.278657 0.3926 0.525 -0.1324
22 70 0.278657 0.3926 0.55 -0.1574
23 70 0.278657 0.3926 0.575 -0.1824
24 70 0.278657 0.3926 0.6 -0.2074
25 70 0.278657 0.3926 0.625 -0.2324
26 70 0.278657 0.3926 0.65 -0.2574
27 70 0.278657 0.3926 0.675 -0.2824
28 70 0.278657 0.3926 0.7 -0.3074
29 70 0.278657 0.3926 0.725 -0.3324
30 70 0.278657 0.3926 0.75 -0.3574
31 75 34 0.804424 0.2119 0.775 -0.5631
32 75 0.804424 0.2119 0.8 -0.5881
33 75 0.804424 0.2119 0.825 -0.6131
34 75 0.804424 0.2119 0.85 -0.6381
35 80 39 1.330191 0.0336 0.875 -0.8414
36 80 1.330191 0.0336 0.9 -0.8664
37 80 1.330191 0.0336 0.925 -0.8914
38 80 1.330191 0.0336 0.95 -0.9164
39 80 1.330191 0.0336 0.975 -0.9414
40 85 40 1.855958 0.0322 1 -0.9678
L hitung<L tabel ; data berdistribusi normal
L hitung(0,0802)< L tabel(0,1410) Maka data berdistribusi normal
120
Lampiran 14
Uji Homogenitas Tes Prettest
Uji homogentis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Fisher, dengan menggunakan
rumus:
Dimana:
∑
(∑ )
( )
Langkah-langkah yang dapat ditempuh untuk melakukan uji Fisher adalah:
1) Menetapkan hipotesis, dalam bentuk:
2) Membagi data menjadi dua kelompok.
3) Mencari varians dari masing-masing kelas
a) Kelas Eksperimen
∑
(∑ )
( )
( )
( )
1771.7308
121
b) Kelas Kontrol
∑
(∑ )
( )
( )
( )
4) Menentukan Fhitung dengan rumus:
1.2599
5) Menentukan kriteria pengujian dalam bentuk:
a) Jika Fhitung < Ftabel, maka H0 diterima, kedua kelompok berasal dari populasi yang homogen.
b) Jika Fhitung > Ftabel, maka Hi diterima, kedua kelompok dapat dikatakan berasal dari populasi
yang tidak homogen.
6) Mencari dk pembilang (varians terbesar) dan dk penyebut (varians terkecil), dengan rumus:
dk1 = n – 1 = 40 – 1 = 39
dk2 = n – 1 = 40 – 1 = 39
7) Menentukan Fhitung dan Ftabel, kemudian membandingkan hasil Fhitung dan Ftabel berdasarkan
kriteria yang telah ditentukan.
Karena F(0.05:39:39) tidak terdapat dalam tabel F, maka perhitungan nilai Ftabel dilakukan dengan
menggunakan Microsof Excel dengan rumus FINV(0,05;39;39). Dari hasil perhitungan
diperoleh Fhitung = dan Ftabel =, dapat dinyatakan bahwa Fhitung < Ftabel, maka H0 dapat diterima,
kedua sampel berasal dari kelompok yang homogen.
122
Lampiran 15
Uji Homogenitas Tes Posttest
Uji homogentis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Fisher, dengan menggunakan
rumus:
Dimana:
∑
(∑ )
( )
Langkah-langkah yang dapat ditempuh untuk melakukan uji Fisher adalah:
1) Menetapkan hipotesis, dalam bentuk:
2) Membagi data menjadi dua kelompok.
3) Mencari varians dari masing-masing kelas
a) Kelas Eksperimen
∑
(∑ )
( )
( )
( )
92.99423
123
b) Kelas Kontrol
∑
(∑ )
( )
( )
( )
90.43846
4) Menentukan Fhitung dengan rumus:
1.0283
5) Menentukan kriteria pengujian dalam bentuk:
c) Jika Fhitung < Ftabel, maka H0 diterima, kedua kelompok berasal dari populasi yang homogen.
d) Jika Fhitung > Ftabel, maka Hi diterima, kedua kelompok dapat dikatakan berasal dari populasi
yang tidak homogen.
6) Mencari dk pembilang (varians terbesar) dan dk penyebut (varians terkecil), dengan rumus:
dk1 = n – 1 = 40 – 1 = 39
dk2 = n – 1 = 40 – 1 = 39
7) Menentukan Fhitung dan Ftabel, kemudian membandingkan hasil Fhitung dan Ftabel berdasarkan
kriteria yang telah ditentukan.
Karena F(0.05:39:39) tidak terdapat dalam tabel F, maka perhitungan nilai Ftabel dilakukan dengan
menggunakan Microsof Excel dengan rumus FINV(0,05;39;39). Dari hasil perhitungan
diperoleh Fhitung = dan Ftabel =, dapat dinyatakan bahwa Fhitung < Ftabel, maka H0 dapat diterima,
kedua sampel berasal dari kelompok yang homogen.
124
Lampiran 16
UJI HIPOTESIS PRETES
Hipotesis yang diajukan:
, maksudnya adalah tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara
rata-rata skor pretest kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol.
maksudnya adalah terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-
rata skor pretest kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol.
Kriteri pengujian:
Jika -ttabel thitung ttabel maka H0 ditolak dan Ha diterima dan
jika thitung -ttabel atau thitung ttabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak
Uji-t
√
Dengan:
√( )
( )
Diketahui:
= 58.45
= 56.25
n1 = 40
n2 = 40
= 1771.7308
= 136.3051
125
√( ) ( )
√
√
√
√
Sehingga
√
√
Untuk menentukan ttabel = TINV (0,05;dk )
ttabel untuk (dk) = (n1 – 1) + (n2 – 1) = (40 – 1) + (40 – 1) = 39 + 39 = 78
Dari hasil perhitungan diperoleh thitung =0.318 dan ttabel = 1,99 , dapat dinyatakan
bahwa thitung < ttabel, , maka H0 diterima dan dapat disimpulkan bahwa tidak
terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor pretest kelompok
kontrol dengan rata-rata pretest kelompok eksperimen.
126
Lampiran 17
UJI HIPOTESIS POSTEST
Hipotesis yang diajukan:
, maksudnya adalah tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara
rata-rata skor pretest kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol.
maksudnya adalah terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-
rata skor pretest kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol.
Kriteri pengujian:
Jika -ttabel thitung ttabel maka H0 ditolak dan Ha diterima dan
jika thitung -ttabel atau thitung ttabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak
Uji-t
√
Dengan:
√( )
( )
Diketahui:
= 75.1
= 67.35
n1 = 40
n2 = 40
= 118.81
= 90.438
127
√( ) ( )
√
√
√
√
Sehingga
√
√
Untuk menentukan ttabel = TINV (0,05;dk )
ttabel untuk (dk) = (n1 – 1) + (n2 – 1) = (40 – 1) + (40 – 1) = 39 + 39 = 78
Dari hasil perhitungan diperoleh thitung =3,39 dan ttabel =1,99, dapat dinyatakan
bahwa thitung > ttabel, maka H0 ditolak dan dapat disimpulkan bahwa terdapat
perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor postest kelompok kontrol
dengan rata-rata postest kelompok eksperimen.