v. gambaran umum wilayah provinsi maluku 5.1. … · dominasi lautan seharusnya merupakan kekuatan...

19
V. GAMBARAN UMUM WILAYAH PROVINSI MALUKU 5.1. Kondisi Fisik Wilayah Provinsi Maluku merupakan salah satu wilayah kepulauan di Indonesia. Karakteristik wilayah yang heterogen dengan ratusan buah pulau menjadikan provinsi ini berbeda (unik) dari wilayah-wilayah lain. Kondisi alam yang di dominasi lautan seharusnya merupakan kekuatan atau potensi lokal (local spesific) bagi pengembangan wilayah yang berbasis pada kearifan lokalnya. 5.1.1. Letak Geografis Wilayah Sumber: Bappeda Provinsi Maluku Tahun 2008 Gambar 3. Peta Provinsi Maluku Posisi koordinat wilayah Provinsi Maluku terletak pada: 2 0 30’ - 9 0 Lintang Selatan 124 0 - 135 0 Bujur Timur

Upload: danghuong

Post on 03-Mar-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: V. GAMBARAN UMUM WILAYAH PROVINSI MALUKU 5.1. … · dominasi lautan seharusnya merupakan kekuatan atau potensi lokal (local spesific) bagi pengembangan wilayah yang berbasis pada

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH PROVINSI MALUKU

5.1. Kondisi Fisik Wilayah

Provinsi Maluku merupakan salah satu wilayah kepulauan di Indonesia.

Karakteristik wilayah yang heterogen dengan ratusan buah pulau menjadikan

provinsi ini berbeda (unik) dari wilayah-wilayah lain. Kondisi alam yang di

dominasi lautan seharusnya merupakan kekuatan atau potensi lokal (local spesific)

bagi pengembangan wilayah yang berbasis pada kearifan lokalnya.

5.1.1. Letak Geografis Wilayah

Sumber: Bappeda Provinsi Maluku Tahun 2008

Gambar 3. Peta Provinsi Maluku

Posisi koordinat wilayah Provinsi Maluku terletak pada:

20 30’ - 9

0 Lintang Selatan

1240 - 135

0 Bujur Timur

Page 2: V. GAMBARAN UMUM WILAYAH PROVINSI MALUKU 5.1. … · dominasi lautan seharusnya merupakan kekuatan atau potensi lokal (local spesific) bagi pengembangan wilayah yang berbasis pada

128

Berbatasan dengan laut Seram pada bagian Utara, laut Indonesia dan

laut Arafuru pada bagian Selatan, bagian Timur berbatasan dengan Provinsi

Papua Barat dan bagian Barat berbatasan dengan pulau Sulawesi (Utrecht, 1998).

Secara keseluruhan luas wilayahnya adalah seluas 581.376 km2, dengan luas

wilayahnya 90 persen merupakan lautan seluas 527.191 km2 dan 10 persen

daratan 54.185 km2. Dengan kondisi lautan yang demikian luasnya maka Provinsi

Maluku berpeluang untuk dapat berinteraksi dengan wilayah diluarnya.

Titaley (2006) berdasarkan identifikasi citra satelit LAPAN, jumlah

keseluruhan pulau-pulau di Provinsi Maluku adalah 1.412 buah pulau. Luas

pulau-pulau di provinsi ini, bervariasi antara ≤ 761 km2 sampai 18.625 km

2.

Pulau dengan luas kurang dari 1 juta ha dikategorikan sebagai pulau kecil

menurut Monk et al. (2000). Dengan kategori pulau seperti itu, maka hanya

pulau Seram yang memiliki luas diatas 1 86 juta ha dan tidak termasuk pulau kecil

sedangkan sisanya sebanyak 1.411 buah pulau termasuk kategori pulau-pulau

kecil (Nanere, 2006).

Secara spesifik pulau-pulau yang ada di wilayah Maluku merupakan

pulau-pulau yang mengelompok secara bersama dan memiliki karateristik yang

heterogen. Karakter yang saling berbeda antara satu pulau dengan pulau lainnya

disebabkan oleh perbedaan aspek geografis, fisik, iklim, sosial, budaya dan

etnis serta tahapan perkembangan ekonomi wilayahnya (Sitaniapessy, 2002).

Secara administrasi Provinsi Maluku terdiri dari 9 Kabupaten dan 1

Kota yaitu:

1. Kota Ambon

2. Kabupaten Maluku Tengah (Masohi)

Page 3: V. GAMBARAN UMUM WILAYAH PROVINSI MALUKU 5.1. … · dominasi lautan seharusnya merupakan kekuatan atau potensi lokal (local spesific) bagi pengembangan wilayah yang berbasis pada

129

3. Kabupaten Seram Bagian Barat (Piru)

4. Kabupaten Seram Bagian Timur (Geser)

5. Kabupaten Maluku Tenggara (Tual)

6. Kabupaten Maluku Tenggara Barat (Saumlaki)

7. Kabupeten Pulau Aru (Dobo)

8. Kabupaten Buru (Namlea)

9. Kabupaten Maluku Tenggara Bagian Selatan (Wetar)

10. Kabupaten Buru Selatan (Leksula)

Masing-masing wilayah diatas merupakan bagian dari gugus pulau yang

tersebar dari utara sampai ke selatan dengan luas wilayah yang berbeda baik

dalam kondisi, karateristik geografis serta alamnya yang heterogen dengan

kata lain potensi atau kapasitas antarwilayah berbeda diantara wilayah-wilayah

tersebut. Karakter wilayah yang berbeda-beda inilah yang mengakibatkan

perkembangan pembangunan di beberapa wilayah di Provinsi Maluku melakukan

pemusatan kegiatan ekonomi, sosial budaya dan administrasi pada pulau-pulau

besar saja. Hal inilah yang mengakibatkan sumber-sumber pertumbuhan, pola

persebaran (distribusi) kegiatan ekonomi, serta adanya gejala aglomerasi kegiatan

ekonomi hanya pada wilayah-wilayah tertentu saja. Dengan karakteristik wilayah

kepulauan yang terdiri dari pulau-pulau maka wilayah Provinsi Maluku dijuluki

sebagai wilayah atau Provinsi Seribu Pulau.

5.1.2. Topografi dan Iklim

Provinsi Maluku adalah wilayah kepulauan terbesar di Indonesia yakni

kondisi satu wilayah dengan wilayah lainnya dipisahkan dengan laut yang terbagi

dalam beberapa gugusan pulau-pulau besar maupun kecil. Keadaan topografi di

Page 4: V. GAMBARAN UMUM WILAYAH PROVINSI MALUKU 5.1. … · dominasi lautan seharusnya merupakan kekuatan atau potensi lokal (local spesific) bagi pengembangan wilayah yang berbasis pada

130

Provinsi Maluku secara umum berbukit-bukit sepanjang garis pantai menuju

dataran tinggi, karateristik wilayah ini dipengaruhi oleh adanya pertemuan dua

buah lempeng bumi yang disebut dengan Sirkum Pasifik dan Mediterania.

Karakteristik tersebut menjadikan wilayah ini hampir 70 persen terdiri dari

dataran tinggi dengan ketinggian yang bervariasi.

Umumnya penduduk di Provinsi Maluku bertempat tinggal di dataran

yang ketinggiannya dibawah 100 mdp l atau pada dataran rendah. Sedangkan

pada dataran menengah sekitar 100 – 500 mdp l dan dataran tinggi sekitar diatas

500 mdp l digunakan oleh penduduk di Maluku sebagai aktivitas atau kegiatan

pertanian, perkebunan dan kegiatan lainnya yang berhubungan dengan kehutanan.

Kondisi lahan secara makro di wilayah Maluku berbukit (hilly), bergunung

(mountaineous) dan sedikit dataran (plain). Sekitar 0 – 3 persen berupa datar,

4 – 8 persen berombak, 8 – 15 persen bergelombang, 15 – 50 persen curam

bahkan sangat curam.

Kondisi atau karakteristik wilayah di Provinsi Maluku dapat dilihat pada

Tabel 8.

Tabel 8. Ketinggian dan Derajat Kemiringan Rata-rata Wilayah

No Kabupaten/Kota Derajat Kemiringan

Ketinggian (mdpl) (1) (2) (3)

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1.

2.

3.

4.

5.

Ambon

Maluku Tengah

Maluku Tenggara

Maluku Tenggara Barat

Pulau Buru

200 – 600

50 – 600

100 – 1000

200 – 1000

50 – 1000

Sumber : Departemen PU Provinsi Maluku Tahun 1999. Keterangan : Derajat Kemiringan (1) 00 - 250 (2) 260 - 450

(3) 460 - 900

Page 5: V. GAMBARAN UMUM WILAYAH PROVINSI MALUKU 5.1. … · dominasi lautan seharusnya merupakan kekuatan atau potensi lokal (local spesific) bagi pengembangan wilayah yang berbasis pada

131

5.1.3. Kondisi Sumberdaya Alam Wilayah dan Pemanfaatannya

Provinsi Maluku merupakan salah satu wilayah kepulauan terbesar

dengan memiliki lahan yang penggunaannya lebih didominasi sektor perkebunan,

padang rumput ilalang, semak, hutan belukar hutan sejenis maupun tanah kosong

yang lebih banyak ditemui pada wilayah pesisir pulau. Umumnya struktur tanah

yang ditemui cenderung berbeda satu wilayah dengan wilayah lainnya.

Secara fungsional penggunaan lahan sering dibedakan menjadi dua

bagian yaitu, kawasan lindung dan kawasan budidaya. Kawasan lindung dapat

dibedakan atas beberapa kawasan antara lain :

1. Kawasan yang memberikan perlindungan setempat

2. Kawasan perlindungan setempat.

3. Kawasan suaka alam dan cagar alam

4. Kawasan rawan bencana

Kawasan budidaya didasarkan pada kondisi fisik dan potensi sumberdaya

alamnya yang dimanfaatkan bagi kepentingan produksi maupun kebutuhan

permukiman. Secara teori kawasan budidaya dapat terdiri dari :

1. Kawasan budidaya pertanian

2. Kawasan budidaya non pertanian

Provinsi Maluku dengan kondisi alamnya yang sebagian besar dikelilingi

lautan memiliki kondisi wilayah kelautan berdasarkan fisiknya bila dilihat dari

suhu sekitar 280 – 31

0 C, hal ini dipengaruhi lamanya penyinaran matahari dan

berfungsinya hutan lindung pantai. Selain suhu, faktor-faktor lain yang turut

mempengaruhi kondisi wilayah laut di Provinsi Maluku antara lain, salinitas,

densitas, arus, pasang surut, pH, dan sifat kimia air laut lainnya.

Page 6: V. GAMBARAN UMUM WILAYAH PROVINSI MALUKU 5.1. … · dominasi lautan seharusnya merupakan kekuatan atau potensi lokal (local spesific) bagi pengembangan wilayah yang berbasis pada

132

Selain potensi pertanian, Maluku memiliki potensi yang sangat besar

dari sektor perikanan laut. Dengan memiliki kekhasannya yang berbeda dengan

provinsi lainnya di Indonesia. Provinsi Maluku memiliki kekayaan sumberdaya

alam yang tidak atau jarang dimilki oleh provinsi lainnya. Namun dengan sistem

pengelolaan (koordinasi) yang belum optimal dari pemerintah daerah baik

provinsi maupun kabupaten/kota maka hasil yang diharapkan belum dapat

dimanfaatkan sebesar-besarnya bagi kepentingan masyarakat di daerah ini.

5.1.3.1. Kawasan Wilayah Daratan

Wilayah daratan di kawasan ini terdiri dari sejumlah pulau besar maupun

kecil sebanyak 632 buah pulau dengan 10 persen daratan seluas 85 724 km2.

Kedudukan pulau-pulau yang berjauhan satu dengan lainnya menjadikan Provinsi

Maluku sangat terbuka untuk melakukan interaksi dengan kepulauan lain dari

Provinsi diluar Maluku.

Tingkat kesuburan tanah yang berbeda antara satu pulau dengan pulau

lainnya menimbulkan keanekaragaman tanaman serta sumberdaya lainnya.

Luasnya wilayah yang terdiri dari pulau-pulau dan terbentang dari Utara sampai

Selatan, menjadikannya sebagai wilayah dengan memiliki kondisi/karakteristik

beragam (heterogen) sehingga masing-masing pulau memiliki kemampuan atau

kapasitas lokal pengelolaan sumberdaya yang berbeda pula.

Kawasan budidaya berdasarkan kondisi fisik dan berbagai potensi

sumberdaya alam lainnya sangat mempengaruhi produksi dan pemanfaatannya

bagi pemenuhan kebutuhan masyarakat setempat. Harapan pemanfaatan dari

kawasan budidaya ini meliputi kawasan budidaya pertanian maupun kawasan

budidaya non pertanian.

Page 7: V. GAMBARAN UMUM WILAYAH PROVINSI MALUKU 5.1. … · dominasi lautan seharusnya merupakan kekuatan atau potensi lokal (local spesific) bagi pengembangan wilayah yang berbasis pada

133

Kawasan budidaya pertanian di Provinsi Maluku meliputi:

1. Kawasan pertanian lahan basah, kawasan seperti ini biasanya diperuntukan

bagi pertanian tanaman pangan lahan basah seperti, tanaman padi. Kawasan

pertanian lahan basah dapat ditemui untuk beberapa pulau yakni, pulau Seram

dan Buru.

2. Kawasan pertanian lahan kering, adalah kawasan yang dimanfaatkan bagi

tanaman pangan lahan kering seperti palawija ataupun bagi tanaman seperti

buah-buahan (hortikultura). Kondisi kawasan pertanian lahan kering banyak

dijumpai di hampir seluruh pulau-pulau di Provinsi Maluku.

3. Kawasan pertanian tanaman perkebunan atau tanaman Tahunan, adalah

kawasan yang diperuntukan bagi tanaman-tanaman yang berumur panjang

(Tahunan) maupun perkebunan. Biasanya kawasan seperti ini dimanfaatkan

bagi perkebunan yang menghasilkan bahan baku tanaman pangan dan telah

dimanfaatkan oleh beberapa perusahaan besar perkebunan. Beberapa pulau

yang telah dimanfaatkan oleh perusahaan swasta nasional dengan

memanfaatkan keunggulan dari kawasan pertanian ini terdapat di beberapa

pulau antara lain: pulau Seram, Buru, Banda dan beberapa pulau lainnya.

Disamping kawasan-kawasan tersebut, Provinsi Maluku memiliki hutan

produksi yang sangat berpotensi ekonomi tinggi. Hutan produksi yang ada di

daerah ini meliputi tiga jenis hutan produksi yaitu:

1. Hutan produksi konversi yaitu, kawasan hutan yang pemanfaatannya dapat

dialihkan bagi kegiatan lain. Kegiatan-kegiatan lain yang dimaksud adalah

kegiatan yang pemanfaatan arealnya dimanfaatkan bagi kegiatan non

Page 8: V. GAMBARAN UMUM WILAYAH PROVINSI MALUKU 5.1. … · dominasi lautan seharusnya merupakan kekuatan atau potensi lokal (local spesific) bagi pengembangan wilayah yang berbasis pada

134

kehutanan dan disesuaikan dengan ruang serta tataguna lahan hutan secara

terpadu, serasi dan berkesinambungan.

2. Hutan produksi tetap yaitu, kawasan hutan yang eksploitasinya diarahkan

terhadap kawasan produksi hasil hutannya. Eksploitasi hasil hutan dimaksud

pada kayu yang dilakukan secara tebang pilih atau secara tebang habis.

3. Hutan produksi terbatas yaitu, kawasan hutan yang pemanfaatan hasil

hutannya secara terbatas dan dilakukan dengan cara terbatas atau tebang pilih.

Hasil hutan produksi cukup banyak tersebar di seluruh pulau sedangkan

industri perkayuan yang memanfaatkan hasil hutan di daerah ini dalam skala

besar maupun kecil dapat ditemui di beberapa kabupaten dan kota di Provinsi

Maluku. Bahkan beberapa jenis komoditas hasil hutan seperti kayu hitam,

meranti dan jenis tanaman anggrek masih belum menjadi perhatian serius dari

pemerintah setempat sebagai salah satu komoditas andalan.

Berdasarkan data dan informasi sumberdaya lahan pada wilayah

kepulauan Provinsi Maluku oleh Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku

(2006), membedakan beberapa komoditas pertanian unggulan provinsi dengan

tingkat nasional. Komoditas di provinsi lebih di dominasi oleh tanaman pangan

lokal seperti: sagu, kacang merah, ubi kayu, ubi jalar, buah-buahan lokal seperti:

duku, cempedak, sukun, salak, durian, manggis, mangga, jeruk, tanaman

perkebunan seperti: pala, cengkih, kayu manis, kelapa, kakao, peternakan lokal

seperti: ruminansia besar yaitu, sapi dan ruminansia kecil yaitu, domba dan

kambing.

Page 9: V. GAMBARAN UMUM WILAYAH PROVINSI MALUKU 5.1. … · dominasi lautan seharusnya merupakan kekuatan atau potensi lokal (local spesific) bagi pengembangan wilayah yang berbasis pada

135

5.1.3.2. Kawasan Wilayah Lautan

Wilayah lautan merupakan kawasan terluas dan memiliki aneka ragam

hayati laut serta kekhasannya yang berbeda dengan wilayah lain di Indonesia.

Dengan luasnya lautan, banyaknya pulau-pulau besar dan kecil menjadikannya

sebagai wilayah berpotensi di sektor perikanan, namun potensi tersebut belum

dapat menjadikan penduduknya menjadikan sektor ini sebagai harapan

penghidupan dimasa depan.

Beberapa hasil penelitian yang telah dilakukan memperlihatkan bahwa

potensi dari Provinsi Maluku di sektor perikanan sangat besar, bukan saja untuk

komoditas ikan tetapi juga komoditas non ikan yang belum dikelola secara baik

dan benar. Potensi wilayah laut yang terdapat di Provinsi Maluku memliki

berbagai komoditas seperti, Ikan Pelagis Kecil, Ikan Tuna, Ikan Cakalang, Ikan

Dasar, Ikan Karang, Udang, Rumput Laut, Cumi-cumi, Lobster.

Komoditas-komoditas di atas merupakan komoditas potensial yang

tersebar dihampir semua perairan laut Provinsi Maluku. Dengan memiliki

potensi sekitar 682.000 ton/Tahun dan merupakan komoditas yang sangat

ekonomis serta berpengaruh besar terhadap mata pencaharian masyarakat di

Provinsi ini. Oleh sebab itu potensi laut yang ada di kawasan ini, berpeluang

untuk dikelola secara intesif namun aksesibilitas pasar dan teknologi pasca

panen belum tersedia atau dikelola secara high technology.

Selain komoditas ikan pelagis kecil maupun pelagis besar, potensi

kawasan laut Provinsi Maluku memiliki berbagai jenis kerang-kerangan.

Diperkirakan potensi perikanan kerang-kerangan sekitar 969 jenis terdiri dari

Page 10: V. GAMBARAN UMUM WILAYAH PROVINSI MALUKU 5.1. … · dominasi lautan seharusnya merupakan kekuatan atau potensi lokal (local spesific) bagi pengembangan wilayah yang berbasis pada

136

665 jenis siput dan 274 jenis kerang. Secara ekonomis ada sekitar 13 jenis siput

dan 21 jenis kerang yang sangat berpotensi dijadikan peluang ekspor.

Banyaknya pulau menjadikan wilayah Maluku memiliki potensi

pariwisata laut dengan pemandangan alam dasar laut seperti taman laut di Banda,

indahnya teluk, selat dan lagoon yang sangat berpotensi untuk dijadikan tempat

pengembang biakan budidaya laut seperti budidaya kerang mutiara maupun

penangkaran ikan kerapu. Dengan kondisi alam, teluk dan selat yang mendukung

menjadikannya sebagai tempat yang sangat baik untuk pengembangan budidaya

laut karena cukup terlindungi dari berbagai pengaruh ombak dan gelombang

besar pada saat-saat tertentu. Dengan demikian pengembangan budidaya kerang

mutiara, lola, teripang, rumput laut dan ikan pelagis kecil berpotensi untuk

dikembangkan dalam jumlah besar. Walaupun masih banyak jenis komoditas laut

yang belum teridentifikasi pada wilayah-wilayah tertentu di Provinsi Maluku

namun hal ini bukan menjadikannya sebagai wilayah terbelakang.

Komoditas-komoditas yang belum tergarap atau diolah secara baik dan

menjanjikan perkembangan di masa depan seperti penangkaran ikan hias air asin

yang jenisnya tidak dapat diperoleh di wilayah lain di luar Provinsi Maluku.

Provinsi Maluku sebagai wilayah kepulauan pada Tahun 2008 berproduksi ikan

dan nilai produksi perikanan hasil budidaya tambak dan kolam berdasarkan jenis

ikan sesuai Tabel 9 dan 10.

Tabel 9. Produksi dan Nilai Produksi Ikan Hasil Budidaya Tambak dan Kolam

Menurut Jenis Ikan di Provinsi Maluku, Tahun 2008

Jenis Ikan Produksi (Ton) Nilai (Ribuan Rp)

1. Tambak

Bandeng

Mujair

Lain-lain

15.900

-

1.205.800

11.847

-

11.814

Page 11: V. GAMBARAN UMUM WILAYAH PROVINSI MALUKU 5.1. … · dominasi lautan seharusnya merupakan kekuatan atau potensi lokal (local spesific) bagi pengembangan wilayah yang berbasis pada

137

2. Kolam

Mas

Mujair

Lain-lain

306.700

147.450

727.350

324

154

754

3. Laut 955.825 48.286

Total Produksi/Nilai Produksi 3.359.025 73.179

Sumber: Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Maluku, Tahun 2008

Tabel 10. Produksi dan Nilai Produksi Ikan Menurut Jenis Ikan di Provinsi

Maluku, Tahun 2008

Jenis Ikan Produksi (Ton) Nilai (ribuan rp)

1. Udang

2. Cakalang

3. Kembung

4. Julung

5. teri

6. Layang

7. Selar

8. Lain-lain

9. Tuna

10. Ikan Darat

4.704.5

21.133.5

33.537.9

2.382.2

9.128.6

35.832.3

13.722.5

364.021.5

6.378.5

709.2

203.361.6

71.802.8

123.760.8

5.356.2

12.530.6

112.088.1

38.754.7

1.920.009.6

38.832.6

13.769.6

Total Produksi dan Nilai Produksi 491.550.7 2.526.634.3 Sumber: Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Maluku, Tahun 2008

5.1.4. Komposisi Penduduk

Berdasarkan data registrasi kependudukan, jumlah penduduk Provinsi

Maluku sampai Tahun 2007 berjumlah 1.420.433 jiwa. Kepadatan rata-rata

penduduk sekitar 26 jiwa/km2, sedangkan persebarannya tidak merata karena

adanya konsentrasi penduduk pada wilayah-wilayah tertentu terutama pada

wilayah pusat kota dan terkonsentrasi pada wilayah-wilayah tertentu saja.

Jumlah rata-rata penduduk per rumah tangga di Provinsi Maluku sekitar

5 – 6 jiwa/keluarga dan laju pertumbuhan penduduk dari Tahun 2000 – 2007

sebesar 2.57 persen. Sesuai dengan data tersebut dapat dilihat pada Tabel 11.

Page 12: V. GAMBARAN UMUM WILAYAH PROVINSI MALUKU 5.1. … · dominasi lautan seharusnya merupakan kekuatan atau potensi lokal (local spesific) bagi pengembangan wilayah yang berbasis pada

138

Tabel 11. Jumlah dan Kepadatan Penduduk di Provinsi Maluku,

Tahun 2005 – 2007

Tahun Jumlah Jiwa Kepadatan/Km2

2005

2006

2007

1.350.156

1.384.585

1.420.433

25

25

26

Sumber : BPS, Tahun 2008, data diolah

5.1.5. Kondisi Sosial dan Budaya Masyarakat

Masyarakat Provinsi Maluku terdiri dari berbagai suku dan agama.

Beberapa suku di wilayah ini umumnya memiliki kekerabatan yang diikat

dengan marga atau fam. Pengelompokkan masyarakat di Maluku biasanya

didasarkan pada urutan dan asal tempatnya seperti dari pulau Seram, Banda dan

sebagaian kepulauan Kei bagian Selatan dan Tenggara, Halmahera dan Tidore,

bahkan ada sebagian masyarakat Maluku yang berasal dari daerah bagian Barat

terutama dari pulau Jawa (Tuban).

Ikatan tradisi kekeluargaan yang sampai saat ini masih tetap dilestarikan

atau dipertahankan adalah ikatan ”Pela” dan ”Gandong”. Ikatan-ikatan tersebut

menggambarkan tentang persekutuan yang terjalin dan terbina secara bersahabat

antar desa, baik antar desa dalam satu pulau atau antar desa yang berlainan

pulau. Ikatan ini telah dilakukan atau terbentuk sejak zaman nenek moyang

orang Maluku dengan mengandung unsur-unsur budaya luhur dan religie magis.

Ikatan-ikatan yang terjalin begitu lama berfungsi sebagai suatu tatanan untuk

menjaga persaudaraan diantara sesama warga pela dan gandong serta kerukunan

beragama diantara sesama warga masyarakat yang berbeda keyakinan atau

agamanya.

Page 13: V. GAMBARAN UMUM WILAYAH PROVINSI MALUKU 5.1. … · dominasi lautan seharusnya merupakan kekuatan atau potensi lokal (local spesific) bagi pengembangan wilayah yang berbasis pada

139

Kondisi sosial dan budaya masyarakat Maluku dapat dilihat dari adanya

ikatan emosional kerja sama yang dikenal dengan ”Masohi” atau ”Gotong

Royong”. Budaya ini bersifat hubungan kerja sama yang dilakukan secara

bersama-sama dalam menyelesaikan suatu kegiatan atau pekerjaan dengan

membutuhkan dana, daya dan lain-lain sehingga perlu dilakukan antar desa

maupun antar masyarakat walaupun berbeda ikatan pela dan gandong. Dengan

demikian semua masyarakat Maluku wajib melaksanakan ikatan yang telah

terbina dari zaman nenek moyangnya. Kondisi seperti ini yang merupakan

kearifan lokal (local wisdom) dengan potensi alam yang tersedia seharusnya

menjadi arah dan strategi kebijakan pembangunan Provinsi Maluku.

Kearifan lokal yang masih dipertahankan untuk menjaga kelestarian alam

seperti tidak boleh memanen ikan, tanaman pada waktu-waktu tertentu dikenal

dengan istilah daerah yakni ”Sasi”. Di beberapa wilayah lebih dikenal dengan sasi

di sektor perikanan. Dimana tidak boleh mengambil ikan sebelum berakhirnya

masa sasi. Sasi ini telah berlangsung turun temurun, bila ada masyarakat yang

melanggar aturan ini biasanya dikenai dengan sanksi adat.

5.1.6. Kondisi Sarana dan Prasarana Transportasi

5.1.6.1. Transportasi Darat

Sebagai wilayah kepulauan yang sebagian wilayahnya teridir dari lautan

sehingga untuk sarana dan prasarana transportasi darat belum mendapat perhatian

karena sektor angkutan darat ini cukup bermanfaat bagi wilayah-wilayah yang

tidak dipisahkan oleh laut atau satu pulau dan bahkan antar pulau yang letak

pulaunya cukup dekat satu dengan lainnya (Ambon – Seram). Sarana dan

Page 14: V. GAMBARAN UMUM WILAYAH PROVINSI MALUKU 5.1. … · dominasi lautan seharusnya merupakan kekuatan atau potensi lokal (local spesific) bagi pengembangan wilayah yang berbasis pada

140

prasarana transporatsi di wilayah kepulauan Provinsi Maluku meliputi

transportasi darat, udara dan air (laut).

Transportasi darat meliputi jalan yang menghubungkan Kota Ambon

dengan Kabupaten Seram Bagian Barat, Maluku Tengah dan dari Kabupaten

Maluku Tengah terhubung ke Kabupaten Seram Bagian Timur. Jaringan jalan

dari Kota Ambon menuju pusat-pusat pengembangan (kabupaten disekitarnya)

disebut dengan jalan trans Seram. Dengan kata lain jaringan transportasi jalan

yang paling panjang di Provinsi Maluku adalah jaringan jalan yang

menghubungkan Kota Ambon dengan tiga kabupaten di Pulau Seram.

Panjang jalan di Provinsi Maluku untuk jalan nasional dan provinsi

sepanjang 1.885.22 km yang terdiri dari jalan nasional sepanjang 985.46 km dan

provinsi 899.77 km Tahun 2007. Tipe jalan umumnya berupa jalan di aspal,

kerikil, tanah dan yang tidak dirinci.

5.1.6.2. Transportasi Udara

Sarana dan prasarana transportasi udara di wilayah kepulauan Provinsi

Maluku membagikan beberapa kelas untuk kapsitas lapangan udara yang di

Maluku. Kota Ambon sebagai pusat pertumbuhan/pengembangan memiliki

bandar udara tipe kls 1 dan Kabupaten Maluku Tengah Kls 3 sedangkan

kabupaten lainnya hanya memiliki bandar udara bertipe Lapter (lapangan

terbang). Bandar udara tipe kls 1 dapat didarati oleh pesawat dengan

kapasitas/jenis Airbus (A-300) sejenis boing (B.372-200) sedangkan kls 3 hanya

dapat didarati pesawat dengan tipe Foker (F-27) di Banda (kabupaten Maluku

Tengah). Lapter (lapangan terbang) yang berada di beberapa kabupaten lainnya

Page 15: V. GAMBARAN UMUM WILAYAH PROVINSI MALUKU 5.1. … · dominasi lautan seharusnya merupakan kekuatan atau potensi lokal (local spesific) bagi pengembangan wilayah yang berbasis pada

141

hanya dapat didarati oleh jenis pesawat Cassa (C-212). Dengan kondisi bandar

udara seperti di atas maka masih sulit untuk pusat-pusat pengembangan di wilayah

ini dapat mempercepat pengembangan wilayah dengan keunggulan sektoralnya.

Perusahaan penerbangan yang telah beroperasi di Provinsi Maluku adalah

perusahaan penerbangan Lion Air, Batavia, Sriwijaya, Garuda untuk tujuan

Ambon sedangkan ke wilayah (kabupaten) lainnya perusahaan penerbangan yang

beroperasi adalah PT. Trigana dan Merpati (jenis cassa dan twin otter). Rata-rata

frekuensi penerbangan secara teratur ke Ambon satu kali per satu hari untuk

semua jenis pesawat sedangkan ke kabupaten lainnya selain Ambon frekuensi

penerbangan sering tergantung dari cuaca dan jumlah pesawat yang terbatas

sehingga frekuensi penerbangan tergantung dari penumpang yang akan bepergian.

Rata-rata penumpang pada Tahun 2008 yang melakukan perjalan dengan

pesawat dari bandara Pattimura – Ambon adalah sebanyak 20.937 orang per

bulan. Jumlah bagasi yang di muat Tahun 2008 seberat 3.444.678 kg sedangkan

bongkar seberat 1.465.370 kg.

5.1.6.3. Transportasi Air (Laut)

Sarana dan prasarana laut di wilayah kepulauan Provinsi Maluku

merupakan salah satu sarana transportasi yang harus menjadi perhatian

pemerintah daerah. Dengan karakteristik sebagai wilayah kepulauan yang berbasis

bahari/maritim harusnya didukung dengan sarana dan prasaran tarnsportasi laut

yang memadai. Fasilitas pelabuhan laut di Maluku meliputi pelabuhan yang

termasuk dalam pelabuhan bongkar muat kelas 2 dengan konstruksi dermaga

adalah beton dan jenis pelabuhan seperti ini terdapat di Kota Ambon dan

Page 16: V. GAMBARAN UMUM WILAYAH PROVINSI MALUKU 5.1. … · dominasi lautan seharusnya merupakan kekuatan atau potensi lokal (local spesific) bagi pengembangan wilayah yang berbasis pada

142

Kabupaten Maluku Tengah sedangkan beberapa kabupaten lainnya masih berupa

beton/kayu dengan kondisi pelabuhan sebagai pelabuhan rakyat (pelra).

Ukuran pelabuhan terbesar berada di Kota Ambon yakni berukuran

panjang 576 meter dan lebarnya 18 meter, fasilitas gudang yang tersedia di

pelabuhan Ambon (Yos Sudarso) 6.830 M2. Pelabuhan Yos Sudarso dikelola

oleh PT. Pelindo sedangkan pelabuhan di kabupaten lainnya di kelola oleh

Dephub (ADPEL kelas 4).

Arus barang dan penumpang transportasi laut dilayari dengan

mempergunakan jenis kapal penumpang cepat antar provinsi yang dikelola oleh

PT.Pelni seperti KM. Dobonsolo, KM. Bukit Siguntang, KM. Lambelu. Jumlah

penumpang turun per Tahun rata-rata yang mempergunakan kapal cepat PT. Pelni

sekitar 37 795 orang sedangkan turun rata-ratanya sekitar 40.109 orang.

Kabupaten lainnya masih melakukan kegiatan bongkar muat di

wilayahnya dengan mempergunakan sarana pelabuhan rakyat (pelra) termasuk

pelabuhan kecil yang umumnya berada di kabupaten-kabupaten disekitar Kota

Ambon.

Angkutan sungai danau dan Penyeberangan (ASDP) Ferry beroperasi

untuk menghubungi wilayah yang dekat dengan pusat pengembangan Kota

Ambon seperti dari Ambon ke Pulau Seram (Kabupaten Seram Bagian Barat dan

Maluku Tengah), Ambon – Buru, Maluku Tenggara – Maluku Tenggara Barat.

5.1.7. Kondisi Perekonomian Wilayah

Sesuai dengan perspektif keruangan (tata ruang) wilayah Provinsi

Maluku, maka sudah seharusnya sistem pengembangan perekonomian wilayahnya

diarahkan pada konsep pembangunan yang didasarkan pada konsep kemampuan

Page 17: V. GAMBARAN UMUM WILAYAH PROVINSI MALUKU 5.1. … · dominasi lautan seharusnya merupakan kekuatan atau potensi lokal (local spesific) bagi pengembangan wilayah yang berbasis pada

143

atau kapasitas wilayah, sebagai salah satu indikator yang memperhatikan aspek

ketataan ruang wilayah (space) dan potensinya.

Selama ini sistem perekonomian yang dianut Provinsi Maluku masih

bersifat tertutup dan tidak memperhatikan aspek tata ruang wilayahnya

(spaceless), sehingga aktivitas perekonomian wilayah lebih bersifat pemenuhan

kebutuhan lokal wilayah itu sendiri atau bersifat internal.

Wilayah Maluku sebagai wilayah kepulauan memiliki struktur

perekonomian yang tentu berbeda antara satu wilayah dengan wilayah lainnya.

Hal ini dapat terlihat dengan jelas karena antara satu wilayah (kota dan

kabupaten) dipisahkan oleh laut. Luas wilayah yang pada umumnya dipisahkan

oleh laut tentunya memiliki lokasi pengembangan yang terpencar.

Kondisi perekonomian wilayah Provinsi Maluku seperti yang

digambarkan di atas memperlihatkan kondisi perekonomian wilayah ini mau

berkembang maka model perekonomiannya harus bersifat terbuka. Oleh karena

itu aspek keruangan (space) menjadi model ekonomi wilayah yang saling

berinteraksi (linkages) atau memiliki berbagai macam simpul-simpul jasa

distribusi diantara satu wilayah dengan wilayah lainnya. Model perekonomian

seperti ini akan menjadi salah satu model perekonomian yang berakarakteristik

perekonomian wilayah kepulauan sehingga di harapkan mampu dalam

meningkatkan mobilitas faktor-faktor produksi dan menjadi andalan (prime

mover) untuk memacu perkembangan perekonomian wilayahnya. Dengan

demikian sektor-sektor yang berpotensi atau dominan terhadap produksinya

serta memiliki nilai tambah (value added) baik menurut lapangan usaha

(sektor) maupun komponennya akan menjadi daya tarik dan daya kepekaan

Page 18: V. GAMBARAN UMUM WILAYAH PROVINSI MALUKU 5.1. … · dominasi lautan seharusnya merupakan kekuatan atau potensi lokal (local spesific) bagi pengembangan wilayah yang berbasis pada

144

yang tinggi (backward and forward linkages) dan memberi dampak multiplier

effek dari sektor-sektor unggulan tersebut terhadap sektor lainnya.

Secara umum Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi

Maluku menurut lapangan usaha menunujukkan kinerja perekonomiannya

seperti pada Tabel 12.

Page 19: V. GAMBARAN UMUM WILAYAH PROVINSI MALUKU 5.1. … · dominasi lautan seharusnya merupakan kekuatan atau potensi lokal (local spesific) bagi pengembangan wilayah yang berbasis pada

145

Tabel 12. PDRB Provinsi Maluku Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan (dlm jutaan Rupiah), Tahun 2000/2008

URAIAN SEKTOR 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008

Pertanian 43 7376.55 424 824.07 433 339.61 1 029 450 1 058 272 1 096 737 1 129 295 1 175 896 1 209 850

Petambagan dan Penggalian 10 634.4 11 438.39 11 796.26 25 260 26 019 26 951 28 067 25 730 27 004

Industri Pengolahan 67 586.65 62 785.6 63 107.25 142 165 147 070 152 394 160 349 180 252 188 445

Listrik, Gas dan Air Minum 10 556.73 7 590.25 7 107.43 15 946 17 188 18 249 19 570 20 599 20 958

Bangunan 10 824.22 11 386 11 927 37 370 39 373 41 645 44 447 47 705 49 848

Perdagangan, Hotel dan Restoran 278 365.6 286 970.84 299 118.33 719 658 757 098 802 381 863 351 922 453 971 534

Pengangkutan dan Komunikasi 128 595.26 110 334.81 116 430.73 257 266 288 267 318 850 354 487 388 588 407 690

Bank dan Lembaga Keuangan 87 211.24 88 449.15 92 238.77 168 612 174 646 181 483 190 606 201 042 209 645

Jasa-Jasa 266 351.46 273 168.92 288 535.47 574 737 594 062 620 556 649 943 671 249 702 130

Total PDRB 1 299 502.11 1 278 949.03 1 325 602.85 2 972 467.00 3 103 999.00 3 261 251.00 3 442 121.00 3 635 521.00 3 789 112.00

Sumber: Maluku Dalam Angka Tahun 2008, data diolah