v. evaluasi kemampuan lahan untuk pertanian di … · tanah-tanah yang tidak ada ... diantaranya...

21
57 V. EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN UNTUK PERTANIAN DI HULU DAS JENEBERANG 5.1. Pendahuluan Pemenuhan kebutuhan manusia untuk kehidupannya dapat dilakukan antara lain dengan memanfaatkan lahan untuk usaha pertanian. Pemanfaatan lahan untuk pertanian secara optimal dapat dilakukan dengan cara menyesuaikan penggunaan lahan dengan kemampuan lahannya (Oluwatosin et al., 2006). Penggunaan tanah harus sesuai dengan syaratsyarat yang diperlukan, agar tanah dapat berfungsi dengan baik tanpa mengurangi tingkat kesuburannya. Semakin meningkat jumlah penduduk maka akan semakin meningkat pula kebutuhan akan lahan. Akibatnya lahan-lahan pertanian yang subur dan potensial semakin berkurang, serta adanya persaingan penggunaan lahan antara sektor pertanian dan sektor non pertanian, sehingga diperlukan teknologi tepat guna dalam upaya mengoptimalkan penggunaan sumberdaya lahan secara berkelanjutan (Shekinah, Saha, dan Rahman, 2004). Untuk dapat memanfaatkan sumberdaya lahan secara terarah dan efisien diperlukan tersedianya data informasi yang lengkap mengenai keadaan iklim, tanah dan sifat lingkungan fisik lainnya, serta persyaratan tumbuh tanaman yang akan diusahakan terutama tanaman-tanaman yang mempunyai nilai ekonomi cukup baik. Lahan pada dasarnya mempunyai kemampuan yang berbeda untuk mendukung penggunaan tertentu. Untuk mengetahui kemampuan suatu lahan maka perlu dilakukan klasifikasi kemampuan lahan. Klasifikasi kemampuan lahan (Land Capability Classification) adalah penilaian lahan dengan komponen komponennya secara sistematik dan pengelompokannya ke dalam beberapa kategori berdasarkan atas sifat sifat yang merupakan potensi dan penghambat dalam penggunaanya secara lestari (Arsyad, 2006). Kemampuan disini dipandang sebagai kapasitas lahan untuk suatu macam atau tingkat penggunaan umum. Lahan dengan kemampuan tinggi diharapkan berpotensi besar untuk berbagai penggunaan, sehingga memungkinkan penggunaannya efektif untuk berbagai macam kegiatan. Untuk mempertahankan produktifitas lahan perlu suatu cara pengelolaan yang tepat agar dapat dicapai produktivitas yang optimal dan 5 an a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a u u u u u u u u u p p p p p p p p p p p p p p p p p P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d m m m m m m m m l l l l l l l la l l l l l l l l l l l l l l b b b b b b b b b b b b b b s s se s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m S S S S te k ta ek m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m ( ( ( ( ( ( ( ( ( ( ( ( ( ( ( ( ( ( ( L ( ( k k k k k k k k k k k k k k k k k k k k k k k k k k k k k k k k k k k k k k k k k k k k k k k k k k k k k k k k k k k k k k k k k k k k k k k k k k k k k k k k k k k k k k k k k k k k k k k k k k k k k k k k k k k k k k k k k k k k k k k k d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d se s se s s s s s s b b b b b b b b b b b b b b b b b b b b b b b b b b b b b b b b b b b b b b b b b b b b b b b b b b b b b b b b b b b b b b b b b b b b b b b b b b b b b b b b b b b b b b b b b b b b b b b b b b b b b b b b b b b b b c c c c c c c c c c c c c c c c c c c c c

Upload: lytu

Post on 23-Mar-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: V. EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN UNTUK PERTANIAN DI … · Tanah-tanah yang tidak ada ... diantaranya yang ditanami tanaman hortikultura sayuran yang ... pertumbuhan akar tanaman, yaitu

57

V. EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN UNTUK PERTANIAN DI HULU DAS JENEBERANG

5.1. Pendahuluan

Pemenuhan kebutuhan manusia untuk kehidupannya dapat dilakukan

antara lain dengan memanfaatkan lahan untuk usaha pertanian. Pemanfaatan lahan

untuk pertanian secara optimal dapat dilakukan dengan cara menyesuaikan

penggunaan lahan dengan kemampuan lahannya (Oluwatosin et al., 2006).

Penggunaan tanah harus sesuai dengan syarat–syarat yang diperlukan, agar tanah

dapat berfungsi dengan baik tanpa mengurangi tingkat kesuburannya. Semakin

meningkat jumlah penduduk maka akan semakin meningkat pula kebutuhan akan

lahan. Akibatnya lahan-lahan pertanian yang subur dan potensial semakin

berkurang, serta adanya persaingan penggunaan lahan antara sektor pertanian dan

sektor non pertanian, sehingga diperlukan teknologi tepat guna dalam upaya

mengoptimalkan penggunaan sumberdaya lahan secara berkelanjutan (Shekinah,

Saha, dan Rahman, 2004). Untuk dapat memanfaatkan sumberdaya lahan secara

terarah dan efisien diperlukan tersedianya data informasi yang lengkap mengenai

keadaan iklim, tanah dan sifat lingkungan fisik lainnya, serta persyaratan tumbuh

tanaman yang akan diusahakan terutama tanaman-tanaman yang mempunyai nilai

ekonomi cukup baik.

Lahan pada dasarnya mempunyai kemampuan yang berbeda untuk

mendukung penggunaan tertentu. Untuk mengetahui kemampuan suatu lahan

maka perlu dilakukan klasifikasi kemampuan lahan. Klasifikasi kemampuan lahan

(Land Capability Classification) adalah penilaian lahan dengan komponen –

komponennya secara sistematik dan pengelompokannya ke dalam beberapa

kategori berdasarkan atas sifat – sifat yang merupakan potensi dan penghambat

dalam penggunaanya secara lestari (Arsyad, 2006). Kemampuan disini dipandang

sebagai kapasitas lahan untuk suatu macam atau tingkat penggunaan umum.

Lahan dengan kemampuan tinggi diharapkan berpotensi besar untuk

berbagai penggunaan, sehingga memungkinkan penggunaannya efektif untuk

berbagai macam kegiatan. Untuk mempertahankan produktifitas lahan perlu suatu

cara pengelolaan yang tepat agar dapat dicapai produktivitas yang optimal dan

5

anaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa

uuuuuuuuu

pppppppppppppppppp

PPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPP

dddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddd

mmmmmmmm

llllllllallllllllllllll

bbbbbbbbbbbbbbb

sssessssssssssssssssssssssssssss

mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm

SSSS

te

k

ta

ek

mm

mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm

(((((((((((((((((((L((

kkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk

kkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk

ddddddddddddddddddddddddddd

sessessssss

bbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbb

bbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbb

ccccccccccccccccccccc

Page 2: V. EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN UNTUK PERTANIAN DI … · Tanah-tanah yang tidak ada ... diantaranya yang ditanami tanaman hortikultura sayuran yang ... pertumbuhan akar tanaman, yaitu

58

tidak menimbulkan kerusakan pada lahan. Sesuai dengan sifat dan faktor

pembatasnya, lahan mempunyai daya guna yang berbeda satu dengan yang

lainnya (Shekinah, Saha, dan Rahman, 2004). Pada penentuan kelas kemampuan

lahan, sifat dan faktor pembatas yang dipakai adalah yang menentukan mudah

tidaknya tanah diolah jika lahan tersebut dijadikan suatu usaha pertanian

(Kusumaseta, 1987). Sifat dan faktor pembatas lahan yang sangat mempengaruhi

kemampuan lahan di suatu tempat dapat dipengaruhi oleh batuan, iklim, tanah,

bentuk lahan, panjang dan kemiringan lereng dan proses yang bekerja di lahan

tersebut (Hardjowigeno dan Widiatmaka, 2007).

Kondisi hulu DAS Jeneberang dengan potensi lahan yang ada saat ini,

baik yang sudah dimanfaatkan maupun belum dimanfaatkan merupakan modal

dasar bagi pengembangan wilayah Kabupaten Gowa, khususnya untuk bidang

pertanian. Potensi lahan yang ada bila tidak mendapat perhatian khusus, maka

selamanya akan menjadi potensi saja bukan keluaran produk yang penting dan

bermanfaat. Salah satu potensi yang dimiliki Kabupaten Gowa adalah potensi

lahan pertanian yang berada di hulu DAS Jeneberang. Namun saat ini potensi

tersebut belum diusahakan secara optimal sehingga belum memberikan

sumbangan yang menonjol. Agar harapan tersebut dapat terwujud, diperlukan

suatu usaha agar dapat mengetahui secara pasti tentang potensi yang ada di hulu

DAS Jeneberang dengan cara mengetahui kemampuan lahan di daerah tersebut

yang selanjutnya dapat diubah kesesuaian lahannya sehingga dapat menghasilkan

produksi yang maksimal.

Secara morfologis, rona fisik wilayah hulu DAS Jeneberang sebagian

besar bentang lahannya berbentuk perbukitan dan pegunungan dengan kondisi

kelerengan yang cukup bervariasi. Melihat potensi yang ada di wilayah hulu DAS

Jeneberang, yaitu potensi lahannya cukup baik untuk berbagai peruntukan

misalnya untuk permukiman, lahan pertanian, irigasi dan sebagainya.

Pemanfaatan suatu wilayah sebaiknya didasarkan pada evaluasi tentang

kemampuan lahan dan kesesuaian lahan, sehingga di wilayah itu dapat

digolongkan menurut penggunaannya yang tepat. Survei kemampuan lahan

merupakan salah satu survei sumberdaya lahan yang bertujuan mengetahui

kemampuan lahan suatu daerah dan menentukan penggunaan lahan beserta

ti

p

la

la

tititittititittititititititititititititititititiitittitittitttitititttitiiititititttiittititttititiititttitiitititiitttiititittitttitttttittttttttttt

((((((K(((((((((((((((((((((((((((((((((

kkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk

bbbbbbbbbbbbbbbbbb

tttetttttttttttttttttttttttttttttttttt

bbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbb

dddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddd

ppppppppppppppppppp

sessss

bbbbbbbbbbbbbbbbbbb

llllllllllallllllllllllllll

te

su

su

D

y

ppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppp

bbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbb

kkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk

JJeJeJeJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJ

mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm

kkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk

dddddddddddddddddddddddddddddddddddd

mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm

kkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk

Page 3: V. EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN UNTUK PERTANIAN DI … · Tanah-tanah yang tidak ada ... diantaranya yang ditanami tanaman hortikultura sayuran yang ... pertumbuhan akar tanaman, yaitu

59

pengelolaanya yang tepat sehingga dapat dicapai produktivitas yang optimal atau

sedikit menimbulkan kerusakan lahan. Evaluasi kemampuan lahan pada

hakekatnya merupakan proses untuk mengarahkan potensi sumberdaya lahan

untuk berbagai penggunaan (Hardjowigeno dan Widiatmaka, 2007).

Evaluasi kemampuan lahan di hulu DAS Jeneberang perlu dilakukan agar

penggunaan lahan disesuaikan dengan kemampuan lahannya. Dengan demikian

degradasi lahan dapat diminimalkan dan pemanfaatan lahan dapat lestari dan

berkelanjutan.

5.2. Metode Penelitian

5.2.1. Sumber dan Teknik Pengambilan Data

Pengamatan dan pengambilan data sifat-sifat tanah dan lahan untuk

keperluan evaluasi kemampuan lahan dilakukan pada setiap satuan lahan

berdasarkan agroekologi. Sifat-sifat tanah dan lahan yang digunakan dalam

evaluasi kemampuan lahan meliputi sifat-sifat fisik dan morfologi tanah dan lahan

yang dapat langsung diamati di lapang dan hasil analisis tanah di laboratorium.

Kelas kemampuan lahan di dasarkan pada potensinya untuk pertanian umum

tanpa menimbulkan kerusakan dalam jangka panjang (Hardjowigeno dan

Widiatmaka, 2007). Sifat-sifat fisik dan morfologi yang diamati untuk tingkat

kelas adalah kemiringan lereng, kepekaan erosi, kedalam solum, struktur tanah,

keadaan tergenang, drainase, adanya batuan di permukaan, dan salinitas atau

kandungan natrium. Untuk pembagian sub kelas, maka yang diamati adalah

bahaya erosi (e), genangan air (w), penghambat terhadap perakaran tanaman (s),

dan iklim (c) (Arsyad, 2006).

5.2.2. Analisis Data

Sistem klasifikasi kemampuan lahan yang digunakan yaitu sistem dari

United States Departement of Agriculture (USDA), yang dikemukakan dalam

Agricultural Handbook No. 210 (Klingebiel and Montgomery, 1961 dalam

Harjowigeno dan Widiatmaka, 2007). Pengklasifikasian kemampuan lahan

dilakukan sampai kategori subkelas. Pengelompokan dalam kelas didasarkan atas

intensitas faktor penghambat. Lahan dikelompokkan dalam delapan kelas yaitu

p

se

h

u

ppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppp

dddddddddddddddddddddddddddddddd

bbbbbbbbbbbbbbbbbb

5555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555

55555555

kkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk

bbbbbbbbbbbbbbbbbbbb

eeveeeeee

yyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyy

K

ta

W

k

k

kkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk

bbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbb

ddddddddddddddddddddddddddddddd

5555555555555555555555555555555

UUUUU

AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA

HHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHH

dddddddddddddddddddd

iiiiiniiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii

Page 4: V. EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN UNTUK PERTANIAN DI … · Tanah-tanah yang tidak ada ... diantaranya yang ditanami tanaman hortikultura sayuran yang ... pertumbuhan akar tanaman, yaitu

60

kelas I sampai VIII. Ancaman kerusakan atau hambatan meningkat berturut-turut

dari kelas I sampai VIII. Lahan pada kelas I sampai IV dengan pengelolaan yang

baik mampu menghasilkan dan sesuai untuk berbagai penggunaan. Lahan pada

kelas V, VI, dan VII sesuai untuk padang rumput, tanaman pohon atau vegetasi

alami. Lahan kelas VIII sebaiknya dibiarkan dalam keadaan alami (Hardjowigeno

dan Widiatmaka, 2007).

Pengelompokan ke dalam subkelas didasarkan atas jenis faktor

penghambat atau ancaman. Terdapat empat jenis penghambat utama atau ancaman

yaitu ancaman erosi (e), ancaman kelebihan air (w), pembatas perkembangan akar

(s), dan pembatas iklim (c) (Arsyad, 2006). Hambatan atau ancaman yang

disebabkan oleh bahaya erosi, kelebihan air, pembatas perkembangan akar

(kedangkalan tanah, batuan dipermukaan, kapasitas menahan air yang rendah,

salinitas atau kandungan garam), yang dapat dirubah atau sebagian dapat diatasi

dan merupakan pembatas yang didahulukan dari pada iklim dalam menentukan

subkelas, dan subkelas diberikan tanda e, w atau s. Tanah-tanah yang tidak ada

pembatas kecuali iklim ditandai dengan subkelas c. Matriks kriteria klasifikasi

kemampuan lahan disajikan pada Tabel Lampiran 5.

5.3. Hasil dan Pembahasan

5.3.1. Zona Agroekologi Berbasis Elevasi di Hulu DAS Jeneberang

Agroekologi adalah pengelompokan suatu wilayah berdasarkan keadaan

fisik lingkungan yang hampir sama dimana keragaman tanaman dan hewan dapat

diharapkan tidak akan berbeda dengan nyata. Komponen utama agroekologi

adalah iklim, fisiografi atau bentuk wilayah, dan tanah. Karena paling sulit

dimodifikasi, iklim merupakan peubah yang paling dominan. Iklim

dikelompokkan berdasarkan faktor-faktor iklim utama yang berhubungan erat

dengan keragaman tanaman yaitu suhu dan curah hujan (Badan Litbang Pertanian,

1999). Untuk daerah hulu DAS Jeneberang, suhu dibagi menjadi panas yang

biasanya diperoleh pada ketinggian di bawah 700 m dpl dan sejuk untuk daerah

dengan ketinggian lebih tinggi dari 700 m dpl sampai sekitar 2.787 m di atas

permukaan laut (pengamatan suhu dilakukan di dua zona namun tidak mendetail

sehingga tidak ada pembahasan tentang hal tersebut).

k

d

b

k

aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa

dddddddddddddddddddddddddddddddd

ppppppppppppppppppppppppppppppppppp

yyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyy

((((((s((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((

ddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddd

((k((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((

sssasss

ddddddd

ssussss

p

k

5

5

fififififfffffffffffffffffifffffffffffffffff

dddddddddddddddddddddddd

aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa

ddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddd

dddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddd

ddddddddddddddddddddddddddddddd

111

bbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbb

ddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddd

ppppppppppppppppppppppppppppppppppppp

sessssssssssss

Page 5: V. EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN UNTUK PERTANIAN DI … · Tanah-tanah yang tidak ada ... diantaranya yang ditanami tanaman hortikultura sayuran yang ... pertumbuhan akar tanaman, yaitu

61

Pembagian zona agroekologi berbasis elevasi ( < 700 m dpl dan ≥ 700 m

dpl) di hulu DAS Jeneberang didasarkan pada perbedaan iklim (suhu dan curah

hujan) yang berhubungan dengan dominansi tanaman hortikultura. Data curah

hujan 10 tahun terakhir terdapat pada Tabel Lampiran 20 dan 21. Sedangkan

pengamatan suhu dilakukan hanya selama penelitian di lapang berlangsung hanya

untuk mengetahui perbedaan suhu pada dua zona agroekologi. Pada zona

agroekologi dengan elevasi < 700 m dpl, tanaman hortikultura yang dominan

ditanam atau diusahakan oleh petani adalah buah-buahan seperti rambutan,

mangga, durian, pisang, jeruk, dan lain-lain. Sedangkan pada zona agroekologi ≥

700 m dpl, tanaman hortikultura yang dominan ditanam oleh petani adalah

sayuran seperti kentang, kubis, bawang daun, tomat, buncis, sawi, wortel, dan lain

sebagainya. Peta penyebaran masing-masing zona agroekologi di hulu DAS

Jeneberang disajikan pada Gambar 4.

5.3.2. Satuan Lahan pada Setiap Zona Agroekologi di Hulu DAS Jeneberang Satuan lahan merupakan satuan hamparan lahan yang mempunyai

karakteristik yang hampir sama. Satuan lahan dibentuk berdasarkan kesamaan

kemiringan lereng, jenis tanah, dan elevasi. Peta yang digunakan adalah peta jenis

tanah, kemiringan lereng, dan elevasi.

Hasil overlay (tumpang tepat) peta jenis tanah, peta kemiringan lereng dan

peta elevasi pada areal hulu DAS Jeneberang diperoleh 55 satuan lahan (Gambar

Lampiran 1). Ada 28 satuan lahan di areal hulu DAS Jeneberang digunakan

sebagai pertanaman hortikultura buah-buahan dan sayuran, dan 20 satuan lahan

diantaranya yang ditanami tanaman hortikultura sayuran yang terletak pada lahan

dataran tinggi (zona agroekologi pada elevasi ≥ 700 m dpl), sedangkan 8 satuan

lahan yang ditanami tanaman hortikultura buah-buahan yang terletak pada lahan

dataran rendah (zona agroekologi elevasi pada < 700 m dpl). Letak masing-

masing satuan lahan di daerah penelitian disajikan pada Gambar 5. Sedangkan

jenis tanah, kemiringan lereng, elevasi, dan luas masing-masing satuan lahan

disajikan pada Tabel 6.

Luas lahan yang masuk kategori dataran rendah (zona agroekologi pada elevasi < 700 m dpl) adalah 14.842,00 ha dan terbagi dalam 8 satuan lahan.

d

h

h

ppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppp

uuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu

aaaaaaaa

dddddddd

mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm

7777777777777777777777777777777777777777777777777777777

sasssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssss

ssessssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssss

JeJJJJJJJJJJJJJJJJJJ

555555555555555555555555555555555555555

k

k

ta

p

LLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLL

sesssssssssssss

ddddddddddddddddddddddddddddd

ddddddddddddddddddddddddddddddddddddd

llllalalalllllllllllalllalalllllllaallallllaallllaallaalllllalllllaa

ddddddddddddddddddddddddddddddddddd

mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm

jejejeejjeeejjjeejeejeee

dddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddd

eeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeee

Page 6: V. EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN UNTUK PERTANIAN DI … · Tanah-tanah yang tidak ada ... diantaranya yang ditanami tanaman hortikultura sayuran yang ... pertumbuhan akar tanaman, yaitu

62

Sedangkan luas lahan yang tergolong dataran tinggi (zona agroekologi pada elevasi ≥ 700 m dpl) adalah 16.177,60 ha dan terbagi dalam 20 satuan lahan. Luas total lahan yang diperkirakan dimanfaatkan untuk lahan pertanian tanaman hortikultura adalah 31.019,60 ha. Jenis tanah di lokasi penelitian yaitu Inseptisol, Ultisol, Alfisol, dan Oksisol, dengan kemiringan lereng landai sampai curam.

5.3.3. Karakteristik Fisik Lahan di Hulu DAS Jeneberang

Karakteristik fisik lahan di hulu DAS Jeneberang meliputi kemiringan lereng, kepekaan erosi, kedalaman tanah efektif, tekstur tanah, permeabilitas, drainase, ketersediaan air, batuan di permukaan tanah, dan batuan tersingkap. Hasil pengamatan di lapangan dan analisis di laboratorium disajikan pada Tabel 7.Data hasil analisis tanah di laboratorium disajikan pada Tabel Lampiran 3 dan 4.

Kemiringan lereng pada hulu DAS Jeneberang berada antara landai, agak miring, miring, agak curam, dan curam. Kemiringan lereng suatu lahan sangat berpengaruh terhadap erosi yang terjadi. Semakin miring suatu lereng maka semakin besar erosi yang terjadi, dan sebaliknya semakin landai maka semakin kecil erosi yang terjadi. Hal ini bisa dilihat pada parameter kepekaan erosi. Erosi yang terjadi di hulu DAS Jeneberang berkisar dari ringan, sedang, agak berat, berat, dan sangat berat. Lahan dengan kemiringan lereng landai, erosi yang terjadi masuk kategori ringan, agak miring erosinya sedang, kemiringan lereng miring erosinya agak berat, agak curam erosinya berat, dan kemiringan curam maka erosi yang terjadi yaitu sangat berat.

Kedalaman tanah efektif merupakan kedalaman tanah yang baik bagi pertumbuhan akar tanaman, yaitu sampai pada lapisan yang tidak dapat ditembus oleh akar tanaman. Kedalaman tanah efektif pada lahan berlereng di hulu DAS Jeneberang yaitu sedang (50 – 90 cm) sampai dangkal (25 – 50 cm). Kedalaman tanah sangat mempengaruhi perkembangan akar tanaman. Perkembangan akar tanaman sangat menentukan pruduktivitas tanamannya.

Tekstur tanah merupakan perbandingan relatif antara fraksi pasir, debu dan liat. Tekstur tanah di lahan berlereng di hulu DAS Jeneberang agak bervariasi yaitu halus, agak halus, dan sedang. Tanah bertekstur halus meliputi tekstur liat berpasir, liat berdebu, dan liat. Tanah bertekstur agak halus meliputi tekstur lempung liat berpasir, lempung berliat, dan lempung liat berdebu. Sedangkan tanah bertekstur sedang meliputi tekstur lempung, lempung berdebu, dan debu.

SetohUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUU

555555555555555555555555555555555

lelllllllllllllllllllllllllllllllllldddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDD

mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmbbbbbbbbbbbbbbbbbbsesssskkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkybmery

ppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppoooooooooooooooooooooooooooooooJeJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJtatttttttttttttttttttttttattatatttttttattttattattttttttaattatttttaattttttaattaattttttttattttttaa

llllilllllllllllllllyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyybbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbblelelelllelllllllllllllllllellellllllllllllleelllleelllllltattttttttttttttttttttttttttttttttttttt

Page 7: V. EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN UNTUK PERTANIAN DI … · Tanah-tanah yang tidak ada ... diantaranya yang ditanami tanaman hortikultura sayuran yang ... pertumbuhan akar tanaman, yaitu

63

Gam

bar 4

. P

eta

zona

agr

oeko

logi

ber

basi

s ele

vasi

di h

ulu

DA

S Je

nebe

rang

.G

aaamba

Page 8: V. EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN UNTUK PERTANIAN DI … · Tanah-tanah yang tidak ada ... diantaranya yang ditanami tanaman hortikultura sayuran yang ... pertumbuhan akar tanaman, yaitu

64

GG

amba

r 5.

Pet

a sa

tuan

laha

n ho

mog

en p

ada

setia

p zo

na a

groe

kolo

gi b

erba

sis e

leva

si d

i hul

u D

AS

Jene

bera

ng.

GG

aaamba

Page 9: V. EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN UNTUK PERTANIAN DI … · Tanah-tanah yang tidak ada ... diantaranya yang ditanami tanaman hortikultura sayuran yang ... pertumbuhan akar tanaman, yaitu

65

Tabel 6. Jumlah dan luas satuan lahan di hulu DAS Jeneberang berdasarkan jenis tanah, kelas lereng dan ketinggian tempat

No.Satuan lahan

KodeSatuan Lahan

Jenis Tanah Kelas Lereng (%)

Ketinggian Tempat (m dpl) Luas (ha)

Zona Agroekologi pada Elevasi < 700 m dpl

17 PL1 Dystropepts <8 < 700 2.232,3318 PL2 Dystropepts 8 – 15 < 700 396,0419 PL3 Dystropepts 15 – 25 < 700 106,9430 PL4 Tropohumults <8 < 700 4.044,1832 PL5 Tropohumults 8 – 15 < 700 3.563,5934 PL6 Tropohumults 15 – 25 < 700 4.295,8136 PL7 Tropohumults 25 – 40 < 700 149,9644 PL8 Tropudults 25 – 40 < 700 53,15

Zona Agroekologi pada Elevasi ≥ 700 m dpl6 SP1 Tropudalfs <8 ≥ 700 934,867 SP2 Tropudalfs 8 – 15 ≥ 700 1.532,619 SP3 Tropudalfs 15 – 25 ≥ 700 397,10

11 SP4 Tropudalfs 25 – 40 ≥ 700 72,0512 SP5 Dystrandepts <8 ≥ 700 323,5513 SP6 Dystrandepts 8 – 15 ≥ 700 1.438,3314 SP7 Dystrandepts 15 – 25 ≥ 700 1.713,9615 SP8 Dystrandepts 25 – 40 ≥ 700 1.311,4116 SP9 Dystrandepts > 40 ≥ 700 138,9423 SP10 Humitropepts 8 – 15 ≥ 700 2.030,3525 SP11 Humitropepts 15 – 25 ≥ 700 2.102,2827 SP12 Humitropepts 25 – 40 ≥ 700 429,3539 SP13 Tropudults <8 ≥ 700 501,3441 SP14 Tropudults 8 – 15 ≥ 700 1.128,1743 SP15 Tropudults 15 – 25 ≥ 700 602,2545 SP16 Tropudults 25 – 40 ≥ 700 425,0849 SP17 Haplorthoxs <8 ≥ 700 459,1651 SP18 Haplorthoxs 8 – 15 ≥ 700 197,2653 SP19 Haplorthoxs 15 – 25 ≥ 700 260,6555 SP20 Haplorthoxs 25 – 40 ≥ 700 178,90

Jumlah 31.019,60

Permeabilitas tanah di lahan berlereng hulu DAS Jeneberang berkisar dari

lambat, agak lambat, sedang, sampai agak cepat. Kategori lambat,

permeabilitasnya kurang dari 0,5 cm/jam, kategori agak lambat permeabilitasnya

0,5 sampai 2,0 cm/jam, kategori sedang permeabilitasnya 2,0 sampai 6,25 cm/jam,

dan kategori agak cepat permeabilitasnya 6,25 sampai 12,5 cm/jam.

T

Sllllllllllllllllllllllllll

lllallllllllllllllllllllllllll

ppppppppppppppppppppppppppppppppppppppp

00000000000000000000000000000000000000000000000000000000

dddddddddddddddddddddddddddd

Page 10: V. EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN UNTUK PERTANIAN DI … · Tanah-tanah yang tidak ada ... diantaranya yang ditanami tanaman hortikultura sayuran yang ... pertumbuhan akar tanaman, yaitu

66

Gam

bar 6

. Pet

a ke

las k

emam

puan

laha

n di

hul

u D

AS

Jene

bera

ng.

Page 11: V. EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN UNTUK PERTANIAN DI … · Tanah-tanah yang tidak ada ... diantaranya yang ditanami tanaman hortikultura sayuran yang ... pertumbuhan akar tanaman, yaitu

67

Tabe

l 7. K

arak

teris

tik fi

sik

dan

mor

folo

gi la

han

di h

ulu

DA

S Je

nebe

rang

Satu

an

Laha

nLe

reng

Eros

iK

edal

aman

Ta

nah

Teks

tur

Perm

eabi

litas

Dra

inas

eK

eter

sedi

aan

Air

Bat

uan

Dip

erm

ukaa

nB

atua

n Te

rsin

gkap

PL1

Land

aiR

inga

nSe

dang

Hal

usSe

dang

Agk

bai

kSe

dang

Se

diki

tTd

k ad

aPL

2A

gak

miri

ngSe

dang

Seda

ngA

gk h

lsLa

mba

tA

gk b

aik

Seda

ngSe

diki

tTd

k ad

aPL

3M

iring

Agk

brt

Seda

ngH

alus

Aga

k la

mba

tA

gk b

aik

Seda

ngSe

diki

tSe

diki

tPL

4La

ndai

Rin

gan

Seda

ngH

alus

Aga

k la

mba

tA

gk b

aik

Seda

ngSe

diki

tTd

k ad

aPL

5A

gak

miri

ngSe

dang

Seda

ngH

alus

Seda

ngA

gk b

aik

Seda

ngSe

diki

tTd

k ad

aPL

6M

iring

Agk

brt

Seda

ngA

gk h

lsSe

dang

Agk

bai

kSe

dang

Sedi

kit

Sedi

kit

PL7

Aga

k cu

ram

Ber

atD

angk

alH

alus

Aga

k la

mba

tA

gk b

aik

Seda

ngSe

diki

tSe

diki

tPL

8A

gak

cura

mB

erat

Dan

gkal

Hal

usLa

mba

tA

gk b

aik

Seda

ngSe

diki

tSe

diki

tSP

1La

ndai

Rin

gan

Seda

ngH

alus

Aga

k ce

pat

Bai

kB

aik

Sedi

kit

Tdk

ada

SP2

Aga

k m

iring

Seda

ngSe

dang

Hal

usSe

dang

Bai

kB

aik

Seda

ngTd

k ad

aSP

3M

iring

Agk

brt

Seda

ngH

alus

Seda

ngB

aik

Bai

kSe

dang

Tdk

ada

SP4

Aga

k cu

ram

Ber

atD

angk

alH

alus

Seda

ngB

aik

Bai

kSe

dang

Tdk

ada

SP5

Land

aiR

inga

nSe

dang

Seda

ngA

gak

lam

bat

Bai

kB

aik

Sedi

kit

Tdk

ada

SP6

Aga

k m

iring

Seda

ngSe

dang

Seda

ngSe

dang

Bai

kB

aik

Sedi

kit

Tdk

ada

SP7

Miri

ngA

gk b

rtSe

dang

Seda

ngSe

dang

Bai

kB

aik

Seda

ngTd

k ad

aSP

8A

gak

cura

mB

erat

Dan

gkal

Agk

hls

Seda

ngB

aik

Bai

kSe

dang

Tdk

ada

SP9

Cur

amSg

t brt

Seda

ngSe

dang

Aga

k ce

pat

Bai

kSe

dang

Seda

ngTd

k ad

aSP

10A

gak

miri

ngSe

dang

Seda

ngSe

dang

Aga

k la

mba

tB

aik

Seda

ngSe

dang

Tdk

ada

SP11

Miri

ngA

gk b

rtSe

dang

Seda

ngSe

dang

Bai

kSe

dang

Seda

ngTd

k ad

aSP

12A

gak

cura

mB

erat

Dan

gkal

Seda

ngSe

dang

Bai

kB

aik

Seda

ngTd

k ad

aSP

13La

ndai

Rin

gan

Seda

ngA

gk h

lsA

gak

lam

bat

Bai

kB

aik

Sedi

kit

Tdk

ada

SP14

Aga

k m

iring

Seda

ngSe

dang

Agk

hls

Seda

ngB

aik

Bai

kSe

dang

Sedi

kit

SP15

Miri

ngA

gk b

rtSe

dang

Hal

usLa

mba

tA

gk b

aik

Bai

kSe

dang

Sedi

kit

SP16

Aga

k cu

ram

Ber

atD

angk

alA

gk h

lsLa

mba

tA

gk b

aik

Bai

kSe

dang

Sedi

kit

SP17

Land

aiR

inga

nSe

dang

Seda

ngLa

mba

tA

gk b

aik

Bai

kSe

dang

Tdk

ada

SP18

Aga

k m

iring

Seda

ngSe

dang

Hal

usLa

mba

tA

gk b

aik

Bai

kSe

dang

Sedi

kit

SP19

Miri

ngA

gk b

rtSe

dang

Hal

usSe

dang

Bai

kB

aik

Seda

ngSe

diki

tSP

20A

gak

cura

mB

erat

Dan

gkal

Hal

usA

gak

cepa

tB

aik

Bai

kSe

dang

Sedi

kit

Tabbbe

l 7

Satu

aaan

Laha

nnnPL

1PL

2PL

3PL

4PL

5PL

6PL

7PL

8SP

1SP

2SP

3SP

4SP

5SP

6SP

7SP

8SP

9SP

100SP

11SP

122SP

13SP

1444SP

15SP

166SP

177SP

18SP

199SP

200

Page 12: V. EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN UNTUK PERTANIAN DI … · Tanah-tanah yang tidak ada ... diantaranya yang ditanami tanaman hortikultura sayuran yang ... pertumbuhan akar tanaman, yaitu

68

Drainase tanah di lahan berlereng hulu DAS Jeneberang berkisar dari baik

sampai agak baik. Drainase baik artinya tanah mempunyai peredaran udara baik.

Seluruh tanah dari atas sampai ke bawah berwarna terang yang seragam dan tidak

terdapat bercak-bercak kuning, coklat atau kelabu. Drainase agak baik artinya

tanah mempunyai peredaran udara baik di daerah perakaran. Tidak terdapat

bercak-bercak berwarna kuning, coklat atau kelabu pada lapisan atas dan bagian

atas lapisan bawah (sampai sekitar 60 cm dari permukaan tanah).

Ketersedian air tanah menunjukkan jumlah air yang dapat dimanfaatkan

oleh tanaman untuk menunjang pertumbuhannya. Ketersediaan air di area hulu

DAS Jeneberang berkisar dari sedang sampai baik, artinya air cukup tersedia bagi

tanaman. Namun di musim kemarau berkepanjangan, air yang tersedia tidak

mencukupi bagi kebutuhan tanaman.

Batuan di permukaan merupakan bahan kasar atau batuan kecil

berdiameter 7,5 cm sampai 25 cm jika berbentuk bulat, atau sumbu panjangnya

berukuran 15 cm sampai 40 cm jika berbentuk gepeng. Banyaknya batuan kecil di

permukaan tanah di area penelitian berkisar dari sedikit sampai sedang. Batuan di

permukaan kategori sedikit artinya jumlah batuan berkisar 0 sampai 15 % volume

tanah, sedangkan kategori sedang artinya jumlah batuan dipermukaan tanah

berkisar 15 sampai 50 % volume tanah. Pada kategori sedang, dapat berpengaruh

pada pengolahan tanah dan pertumbuhan tanaman agak terganggu.

Batuan tersingkap merupakan batuan yang sebagian kecil muncul

dipermukaan dan sebagian besar terdapat dalam tanah. Batuan tersingkap pada

area hulu DAS Jeneberang berkisar dari tidak ada sampai sedikit. Kategori tidak

ada artinya kurang dari 2 % permukaan tanah tertutup oleh batuan yang muncul

dipermukaan tanah. Sedangkan kategori sedikit artinya 2 % sampai 10 %

permukaan tanah tertutup oleh batuan tersingkap, sehingga agak mengganggu

pengolahan tanah dan penanaman.

5.3.4. Klasifikasi Kemampuan Lahan di Hulu DAS Jeneberang

Berdasarkan karakteristik fisik dan morfologi lahan yang terdapat pada Tabel 7, dan matriks keriteria klasifikasi kemampuan lahan dari USDA yang dimodifikasi (Arsyad, 2006) yang tertera dalam Tabel Lampiran 5, maka lahan di

sa

S

te

tatttatatttatataatatatatatatttatattatatatatttatatatatatatatttataatattatatttatatatattaatttattaattattatattatattttatttttatttttttttttttt

bbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbb

aaaataaaa

ooooooooooooooooooooooooooooooooooo

DDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDD

ttattttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttt

mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm

bbbbbbbbbbbbbb

bbbbbbbbbbbbbbbbbbb

p

p

ta

b

p

dddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddd

araaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa

aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa

dddddddddddddddddddddddd

ppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppp

pppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppp

55555555555555555555555555555555555

TTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTdddddddddddddddddddddddddddddddddddd

Page 13: V. EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN UNTUK PERTANIAN DI … · Tanah-tanah yang tidak ada ... diantaranya yang ditanami tanaman hortikultura sayuran yang ... pertumbuhan akar tanaman, yaitu

69

hulu DAS Jeneberang termasuk dalam kategori kelas II, III, IV, VI, dan VII, dengan faktor pembatas penghambat terhadap perakaran (s), ancaman kelebihan air (w), dan ancaman terjadinya erosi (e). Klasifikasi kemampuan lahan untuk masing-masing unit lahan disajikan pada Tabel 8. Penyebaran kelas kemampuan lahan di hulu DAS Jeneberang dapat dilihat dalam Gambar 6. Tabel 8. Kelas kemampuan lahan pada setiap satuan lahan wilayah hulu DAS

Jeneberang

Satuan lahan Kelas Subkelas Luas (ha)

Zona Agroekologi pada Elevasi < 700 m dplPL1 II IIs 2.232,33PL2 III IIIw 396,04PL3 IV IVe 106,94PL4 II IIw 4.044,18PL5 III IIIe 3.563,59PL6 IV IVe 4.295,81PL7 VI VIe 149,96PL8 VI VIe 53,15

Zona Agroekologi pada Elevasi ≥ 700 m dplSP1 II IIw 934,86SP2 III IIIs 1.532,61SP3 IV IVe 397,10SP4 VI VIe 72,05SP5 II IIw 323,55SP6 III IIIe 1.438,33SP7 IV IVe 1.713,96SP8 VI VIe 1.311,41SP9 VII VIIe 138,94SP10 III IIIe 2.030,35SP11 IV IVe 2.102,28SP12 VI VIe 429,35SP13 II IIw 501,34SP14 III IIIe 1.128,17SP15 IV IVe 602,25SP16 VI VIe 425,08SP17 II IIw 459,16SP18 III IIIw 197,26SP19 IV IVe 260,65SP20 VI VIe 178,90

Keterangan faktor pembatas: s: penghambat perakaran, w: ancaman kelebihan air, dan e: ancaman terjadinya erosi.

Lahan dengan kelas kemampuan II merupakan lahan dengan kemiringan

landai sampai berombak (3 – 8 %) dan/atau telah mengalami erosi ringan (<25 %-

hdamlalalllalalalalallallalalallllalalalalllllallalalallllllalalallllallllalalallalallalalalallalllaallallalaaaalaallaallaaaalaalalTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTT

KKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKK

lllalllllllllllllllllllllllllll

Page 14: V. EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN UNTUK PERTANIAN DI … · Tanah-tanah yang tidak ada ... diantaranya yang ditanami tanaman hortikultura sayuran yang ... pertumbuhan akar tanaman, yaitu

67

lapisan atas telah hilang), kedalaman sedang ( 50 – 90 cm). Lahan dengan kelas

kemampuan II sesuai untuk berbagai macam penggunaan, meliputi penggunaan

untuk tanaman semusim, tanaman tahunan, padang rumput, hutan produksi, dan

sebagainya. Oleh sebab itu apabila digunakan untuk pertanian tanaman semusim,

agar lahannya tidak rusak, maka memerlukan tindakan konservasi tanah yang

ringan seperti pergiliran tanaman, penggunaan mulsa, dan guludan bersaluran.

Luas areal lahan kelas II di hulu DAS Jeneberang yaitu 8.495,42 ha (27,39 %).

Lahan kelas II dengan faktor pembatas drainase (w) (subkelas IIw) seluas

6.263,09 ha (20,19 %) dan lahan dengan faktor pembatas hambatan daerah

perakaran (subkelas IIs) yaitu 2.232,33 ha (7,20 %) (Tabel 8).

Kelas kemampuan lahan III merupakan lahan yang terletak pada lereng

dengan kemiringan agak miring atau bergelombang (8 – 15 %), dan kedalaman

tanah dangkal (25 – 50 cm), peka terhadap erosi atau telah mengalami erosi agak

berat. Lahan dengan kelas kemampuan III masih sesuai untuk pertanian tanaman

semusim, tanaman tahunan, padang rumput, hutan produksi, atau hutan lindung.

Jika digunakan untuk pertanian tanaman semusim, agar tidak mengalami

kerusakan dan kehilangan fungsi hidrologinya, maka memerlukan tindakan

konservasi yang cukup berat seperti pembuatan guludan bersaluran, teras berdasar

lebar, atau kombinasi beberapa metode vegetatif. Data pada Tabel 9 menunjukkan

luas areal lahan kelas III di hulu DAS Jeneberang yang terluas yaitu 10.286,35 ha

(33,16%). Lahan kelas III dengan faktor pembatas drainase (w) (subkelas IIIw)

seluas 593,30 ha (1,91 %), lahan dengan faktor pembatas hambatan daerah

perakaran (subkelas IIIs) yaitu 1.532,61 ha (4,94 %), dan lahan dengan faktor

pembatas erosi (subkelas IIIe) seluas 8.160,44 ha (26,31 %).

Kelas kemampuan lahan IV merupakan lahan yang terletak pada lereng

miring atau berbukit (15 – 30 %), dan kedalaman tanah dangkal (25 – 50 cm),

telah mengalami erosi agak berat (lebih dari 75 % lapisan atas telah hilang).

Lahan dengan kelas kemampuan IV digunakan untuk tanaman semusim, tanaman

tahunan dengan tanaman penutup tanah baik, padang rumput, hutan produksi, atau

hutan lindung. Jika digunakan untuk tanaman semusim, untuk menghindari

kerusakan dan kehilangan fungsi tanah, maka diperlukan tindakan konservasi

la

k

u

sesessssssesssessssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssesssss

aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa

rirrrrrrrrrrrr

LLLLLLL

LLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLL

666666666666666666666666666666666666666666666666666666666666666666

pppppppppppppppppppp

dddddddddddddddd

ttattttttttttttttttttttttttttttttttt

bbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbb

ssessssssssssssssssssssss

Ji

k

k

le

lu

(3(3(3(3((((((((((((((((((((((

ssessssssssssss

ppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppp

ppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppp

mmmmmmmmmmmmmmmmmmmm

tettetttttttttttttttttttttt

LLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLL

tatattattatattttaatttaatttaattatatta

hhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh

kkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk

Page 15: V. EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN UNTUK PERTANIAN DI … · Tanah-tanah yang tidak ada ... diantaranya yang ditanami tanaman hortikultura sayuran yang ... pertumbuhan akar tanaman, yaitu

68

yang lebih berat seperti pembuatan teras bangku, rorak, dan kombinasi beberapa

metode vegetatif. Luas areal lahan kelas IV di hulu DAS Jeneberang yaitu

9.478,99 ha (30,55 %), dengan faktor pembatas adalah erosi (subkelas IVe).

Tabel 9. Kelas kemampuan lahan, subkelas kemampuan lahan dan luasannya di hulu DAS Jeneberang

Kelas Kemampuan Lahan

Subkelas Kemampuan Lahan

Luas (ha) Persentase (%)

II IIw 6.263,09 20,19

IIs 2.232,33 7,20

III IIIw 593,30 1,91

IIIs 1.532,61 4,94

IIIe 8.160,44 26,31

IV IVe 9.478,99 30,55

VI VIe 2.619,90 8,45

VII VIIe 139,94 0,45

Keterangan faktor pembatas: s: penghambat perakaran, w: ancaman kelebihan air, dan e: ancaman terjadinya erosi.

Kelas kemampuan lahan VI adalah lahan yang terletak pada lereng agak

curam (30 – 45 %), dan kedalaman tanah sangat dangkal (<25 cm), telah

mengalami erosi agak berat (lebih dari 25 % lapisan bawah telah hilang). Lahan

kelas kemampuan VI tidak sesuai untuk tanaman semusim, tapi sesuai untuk

tanaman tahunan dengan tanaman penutup tanah baik, padang rumput tidak

intensif, hutan produksi, atau hutan lindung. Apabila solum tanahnya dalam dapat

digunakan untuk produksi tanaman semusim dan tanaman tahunan, dengan

metode pencegahan erosi yang berat seperti pembuatan teras bangku dan

kombinasi beberapa metode vegetatif. Luas areal lahan kelas VI di hulu DAS

Jeneberang yaitu 2.619,90 ha (8,45 %), dengan faktor pembatas adalah erosi

(subkelas VIe).

Lahan dengan kelas kemampuan VII adalah lahan yang terletak pada lereng curam (45 – 65 %), dan kedalaman tanah sangat dangkal (<25 cm), telah mengalami erosi sangat berat (erosi parit). Lahan kelas kemampuan VII tidak sesuai untuk tanaman semusim, tapi dapat digunakan untuk padang

y

m

9

TT

KKKKKK

cu

m

k

tatatatatatatatttatttatattataaatttatttttt

iiiiiniiiiiiiiiiiii

ddddddddddddddddddddddddddddd

mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm

kkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk

JJJJeJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJ

((((s((((((((((((

lelelellellellelleleelleleeleleeelleellemmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmssesssssssss

Page 16: V. EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN UNTUK PERTANIAN DI … · Tanah-tanah yang tidak ada ... diantaranya yang ditanami tanaman hortikultura sayuran yang ... pertumbuhan akar tanaman, yaitu

69

rumput/pengembalaan terbatas, hutan produksi dengan upaya pencegahan erosi, dan peruntukan terbaik adalah hutan lindung atau suaka alam. Luas areal lahan kelas VII di hulu DAS Jeneberang yaitu 139,94 ha, dengan faktor pembatas adalah erosi (subkelas VIIe).

5.3.5. Kelas Kemampuan Lahan pada Kawasan Areal Penggunaan Lain (APL) di Hulu DAS Jeneberang Peranan sumberdaya lahan pada suatu DAS dapat diidentifikasi secara

rinci. Peranan tersebut berkaitan dengan keadaan topografi, jenis tanah, geologi, geomorfologi, vegetasi, tata guna lahan, dan hidrologi. Dengan diketahuinya faktor-faktor tersebut akan diperoleh suatu gambaran umum mengenai sifat, kondisi, dan ciri-ciri DAS yang berguna untuk perencanaan pengelolaan DAS (Kartodihardjo, Murtilaksono, dan Sudadi, 2004). Lahan di bagian hulu suatu DAS umumnya didominasi oleh lahan dengan kemiringan lereng yang curam, sehingga peruntukannya didominasi sebagai kawasan hutan.

Dalam Undang-Undang No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, pada pasal 18 dinyatakan bahwa Pemerintah menetapkan dan mempertahankan kecukupan luas kawasan hutan dan penutupan hutan untuk setiap daerah aliran sungai, dan atau pulau guna optimalisasi manfaat lingkungan, manfaat sosial, dan manfaat ekonomi masyarakat setempat. Di hulu DAS Jeneberang terdapat kawasan hutan lindung, hutan produksi, hutan produksi terbatas, dan hutan suaka alam dan hutan wisata, serta areal penggunaan lain. Pada kawasan areal penggunaan lain, lahan dapat dimanfaatkan untuk usaha-usaha pertanian, sedangkan kawasan hutan tidak dapat dimanfaatkan sebagai lahan pertanian. Hasil overlay antara peta kawasan hutan dengan peta kemampuan lahan di hulu DAS Jeneberang disajikan pada Gambar 7. Hasil overlay ini digunakan sebagai dasar untuk penentuan kelas kesesuaian lahan dan tingkat bahaya erosi di hulu DAS Jeneberang.

Luas kawasan hutan lindung pada hulu DAS Jeneberang adalah 1.676,36 ha, luas kawasan hutan produksi adalah 9.408,49 ha, luas kawasan hutan produksi terbatas adalah 6.077,28 ha, luas kawasan hutan suaka alam dan hutan wisata adalah 3.483,55 ha, dan luas kawasan sebagai areal penggunaan lain adalah 10.374,91 ha (Tabel 10). Kawasan hutan lindung terdapat pada areal lahan kelas II (141.42 ha), kelas III (332.58 ha), kelas IV (795.25 ha), kelas VI (284.91 ha), dan-

rudka

55555555555555555555555555555555555555555555555555555555

rrirrrrrrrrrrrrrgggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggfaffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk((((((K((((((((((((((((((((((((((((((((((((((DDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDsessss

ppppppppppppppppppkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkksumkapsssssssssssssseeeooooooooooooooooooooooooooJJJJJeJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuJJJeJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJ

hhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppwwwww11111111111111111((((((((((1

Page 17: V. EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN UNTUK PERTANIAN DI … · Tanah-tanah yang tidak ada ... diantaranya yang ditanami tanaman hortikultura sayuran yang ... pertumbuhan akar tanaman, yaitu

67

Gam

bar 7

. Pet

a ke

mam

puan

laha

n un

tuk

perta

nian

pad

a ar

eal p

engg

unaa

n la

in d

i hul

u D

AS

Jene

bera

ng.

GGGam

Page 18: V. EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN UNTUK PERTANIAN DI … · Tanah-tanah yang tidak ada ... diantaranya yang ditanami tanaman hortikultura sayuran yang ... pertumbuhan akar tanaman, yaitu

67

kelas VII (122.20 ha). Kawasan hutan produksi terdapat pada areal kelas II (4,142.29

ha), kelas III (3,021.43 ha), kelas IV (2,194.57 ha), dan kelas VI (50.20 ha). Kawasan

hutan produksi terbatas terdapat pada areal kelas II (228.13 ha), kelas III (2,642.29

ha), kelas IV (1,960.58 ha), kelas VI (1,228.54 ha), dan kelas VII (17.74 ha). Kawasan

suaka alam dan hutan wisata terdapat pada areal kelas II (793.03 ha), kelas III (1,729.36

ha), kelas IV (665.72 ha), dan kelas VI (295.44 ha). Areal penggunaan lain dapat

dimanfaatkan untuk lahan pertanian khususnya tanaman hortikultura. Areal

penggunaan lain terdiri dari empat kelas kemampuan lahan yaitu kelas II dengan

luasan 3.190,55 ha, kelas III dengan luasan 2.560,69 ha, kelas IV dengan luasan

3.862,87 ha, dan kelas VI dengan luasan 760,80 ha.

Tabel 10. Status kawasan pada masing-masing kelas kemampuan lahan wilayah hulu DAS Jeneberang

KelasKemampuan Lahan Status Kawasan Luas (ha)

II Areal Penggunaan Lain 3.190,55II Hutan Lindung 141,42II Hutan Produksi 4.142,29II Hutan Produksi Terbatas 228,13II Hutan Suaka Alam dan Hutan Wisata 793,03III Areal Penggunaan Lain 2.560,69III Hutan Lindung 332,58III Hutan Produksi 3.021,43III Hutan Produksi Terbatas 2.642,29III Hutan Suaka Alam dan Hutan Wisata 1.729,36IV Areal Penggunaan Lain 3.862,87IV Hutan Lindung 795,25IV Hutan Produksi 2.194,57IV Hutan Produksi Terbatas 1.960,58IV Hutan Suaka Alam dan Hutan Wisata 665,72VI Areal Penggunaan Lain 760,80VI Hutan Lindung 284,91VI Hutan Produksi 50,20VI Hutan Produksi Terbatas 1.228,54VI Hutan Suaka Alam dan Hutan Wisata 295,44VII Hutan Lindung 122,20VII Hutan Produksi Terbatas 17,74

Total Luasan 31.019,60

kelaaas V

ha),,, ke

hutaaan p

ha),,, ke

suaakka a

ha),,, k k kkkkkkkkkkkkkkkkkk kkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk kkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeee

dimmmaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaanfnfnfnfnfnnnnnnnnnnfnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnfnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn

penngnggggggggguguguguguggggggggggggggguggguggguggggugggguggguggugggugggggggugggugggggggggggugggugggggggguggggggggggggggggggggggggguggggggggggugggggggggggggggggggggggggggggg

luasssananananaanananannnannnnnanaaaannnnanannanannaaananannnnanannnnnnnannnnnnnnaaannnnnanaannnnnannnannnnnnaaaaanannaaaaan

3.86662,2,2,222,2,2,22,2,2,2,2,,222,22,2,2,222,2,22,22222,2,2,,2,22,2222222,22,,2,,2,2,,22222,2222,2,222222,2,2,222,2222,22222222,22,22222,,,,,888888888

Tabbebeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeell l llllll llllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllll

KKeemamammmmammmmmammmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm

Tooooootatatattatatattattatatatattttattatatatatttattttatatttatttttttttttattttttttttttttatttaaaaaaaatttatatatatttataaaalllll l llllllllllllllllllllllllllllll

Page 19: V. EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN UNTUK PERTANIAN DI … · Tanah-tanah yang tidak ada ... diantaranya yang ditanami tanaman hortikultura sayuran yang ... pertumbuhan akar tanaman, yaitu

75

Tabel 11. Kelas kemampuan lahan, faktor pembatas, luas, dan penggunaan lahan di hulu DAS Jeneberang pada kawasan dengan status areal penggunaan lain (APL)

Kelas Kemampuan Lahan

Faktor Pembatas Luas (ha) Arahan Penggunaan Lahan

Teoritis*)

II w dan s 3.190,55 Tanaman semusim, tanaman tahunan

III w, s, dan e 2.560,69 Tanaman semusim, tanaman tahunan, padang rumput, hutan produksi, hutan lindung

IV e 3.862,87 Tanaman semusim, tanaman tahunan dengan tanaman penutup tanah yang baik, hutan produksi, padang rumput, hutan lindung

VI e 760,80 Tanaman tahunan dengan tanaman penutup tanah yang baik, hutan produksi, padang rumput tidak intensif, hutan lindung

Total 10.374,91*) Arsyad (2006).

Data pada Tabel 11 menunjukkan bahwa lahan kelas II yang terdapat pada

kawasan areal penggunaan lain, pemanfaatannya dibatasi oleh penghambat terhadap

perakaran (s) dan penghambat drainase (w). Menurut Arsyad (2006) penggunaan lahan

kelas II yaitu dapat diusahakan pertanian tanaman semusim dan tanaman tahunan

dengan mempertimbangkan faktor pembatasnya. Untuk meningkatkan produktivitasnya

maka perlu meminimalkan faktor penghambat terhadap perakaran dan memperbaiki

drainasenya. Lahan kelas III penggunaanya untuk pertanian dibatasi oleh faktor

penghambat terhadap perakaran (s), penghambat drainase (w), dan faktor erosi (e).

Penggunaan lahan kelas III adalah dapat ditanami tanam semusim, tanaman tahunan

dengan mengatasi faktor penghambat tersebut, dan juga dapat dimanfaatkan sebagai

padang rumput, hutan produksi, dan hutan lindung.

Lahan kelas IV penggunaannya untuk pertanian dibatasi oleh faktor penghambat

erosi (e) karena kondisi kemiringan lerengnya yang curam. Penggunaan lahan kelas IV

adalah dapat ditanami tanam semusim, tanaman tahunan dengan tanaman penutup tanah

yang baik, dan juga dapat dimanfaatkan sebagai padang rumput, hutan produksi , dan

hutan lindung. Apabila penggunaannya untuk tanaman semusim maka perlu diterapkan

usaha-usaha konservasi tanah untuk meminimalkan terjadinya erosi.

Tabbbel 1

Keeelas

*)*) AAArrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrsysysysysysysyssyssssysyssyssysyssssysssysysssyssysysysysyyssysyssysyssysyssysyyysysysssysysysysysysysyssysssyssysssyssssssysssssysysssssyysysysssysssysssysssssysysssyssssssssssysyssysssssssyssyyyyyyyyya

kawwwasa

peraaakar

kelaaas I

dennngan

makkka p

draiiiiinanananananannananaanananaanaannannaanaanananananaaanannanaaanananaanaaananaanananaaaanananannanananaanaannaaannnaaaaaaannanaananaannnnnaaaaaannnnaaaasssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssss

pennngngngngngngngnggngnggngngngngngnnngngnggnggggnnggnggngggggngngnngnggggngggnngggngngngggggggnggggggngnggngggggnggngggngggnggggggggggggggggggggggggggggggghahhahahahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh

Penngnggggggggggggggggggggggggggguguguggggggggggggggggggggggggggggggugggggggggggggguggggggggggggggggggggggggggggg

denngngngngngngggnggngnngnggggggggggggggngngngggggggngggngggngngnggnggggngnggggngngggnggngggngnggngggngggnggggggngggnnggnggngggggngggggggggggggggggggggananananaaaaaaaaanaaaaaaaaanaaanananaaaaaaaaaaanananaananaanaaaaaaaaanaanananaaanaaaannanannaaaaaaan

paddadaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaannnnngngngngngngngngngngngngnnnnnnnnnnnnnnngnnnnnnnngngngnnnnnnnnnnnngnnnnnnnngnnnnnngngnnnngngngg

erossssssiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii i iiiiiiiiii (((((e((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((

adaaallllahhhhhhhhhhhahhhhhhhahah

yannnggggggggggggggggggggggggggggggggggg b b bbb bbbbbbbbbbbb b bbbbbb bb bbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbb

hutaaaaaaaaaaaaaaaaaaaan n n nnnnn nn nnnnnnnnnnn nnnnnnnnnnnn nnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn nnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn lll

usaahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa---------------------u

Page 20: V. EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN UNTUK PERTANIAN DI … · Tanah-tanah yang tidak ada ... diantaranya yang ditanami tanaman hortikultura sayuran yang ... pertumbuhan akar tanaman, yaitu

76

Lahan kelas VI penggunaanya untuk pertanian dibatasi oleh faktor penghambat

erosi (e) karena kondisi kemiringan lerengnya yang cukup curam. Penggunaan lahan

kelas VI adalah dapat ditanami tanaman tahunan dengan tanaman penutup tanah yang

baik, dan juga dapat dimanfaatkan sebagai padang rumput yang tidak intensif, hutan

produksi, dan hutan lindung. Apabila penggunaannya untuk tanaman tahunan maka

perlu diterapkan usaha-usaha konservasi tanah untuk meminimalkan terjadinya erosi

seperti pembuatan teras bangku atau teras individu.

5.4. Kesimpulan

Lahan berlereng di hulu DAS Jeneberang terdiri dari 55 satuan lahan, 28 satuan

lahan dengan luasan 31.019,60 ha yang dimanfaatkan untuk budidaya

hortikultura. Ada 20 satuan lahan dengan luasan 16.177,60 ha terdapat pada

dataran tinggi (zona agroekologi elevasi ≥700 m dpl) dan dimanfaatkan untuk

budidaya hortikultura sayuran, dan 8 satuan lahan dengan luasan 14.842 ha

terdapat pada lahan dataran rendah (zona agroekologi elevasi <700 m dpl) dan

dimanfaatkan untuk budidaya hortikultura buah-buahan.

Karakteristik fisik lahan di hulu DAS Jeneberang yaitu kondisi lerengnya landai

sampai curam, erosi yang terjadi ringan sampai berat, kedalaman efektif tanah

dangkal sampai sedang, tekstur tanah halus sampai sedang, permeabilitas tanah

lambat sampai agak cepat, drainase agak baik sampai baik, ketersediaan air

sedang sampai baik, batuan dipermukaan sedikit sampai sedang, dan batuan

tersingkap tidak ada sampai sedikit.

Kelas kemampuan lahan di hulu DAS Jeneberang terdiri dari lima kelas. Lahan

kelas II memiliki faktor pembatas drainase (subkelas IIw) dan faktor pembatas

hambatan daerah perakaran (subkelas IIs). Lahan dengan kelas kemampuan III

memiliki faktor pembatas drainase (subkelas IIIw), faktor pembatas hambatan

daerah perakaran (subkelas IIIs), dan faktor pembatas bahaya erosi (subkelas

IIIe). Lahan dengan kelas kemampuan IV memiliki faktor pembatas bahaya erosi

(subkelas IVe). Lahan dengan kelas kemampuan VI memiliki faktor pembatas

bahaya erosi (subkelas VIe). Lahan dengan kelas kemampuan VII memiliki

faktor pembatas bahaya erosi (subkelas VIIe).

Luas kawasan hutan lindung pada hulu DAS Jeneberang adalah 1.676,36 ha,

luas kawasan hutan produksi adalah 9.408,49 ha, luas kawasan hutan produksi

erosssi (e

kelaaas V

baikkk, d

produk

perllllllu u u u uuuuu u uuuuuuuuuuuuu uu uuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu dddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddd

sepertrtrtrtrrrrrttttttrrtrrrtrtrtrtrtrtrtrrrtrttrtrtrtrttrtrtrtrrrtrrtttrtrtrtrtrttttrttrttrtttttrrrtttttttrrrttrttrrrrrrrtrtttttti iiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii

5.4... KKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKeeee

Page 21: V. EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN UNTUK PERTANIAN DI … · Tanah-tanah yang tidak ada ... diantaranya yang ditanami tanaman hortikultura sayuran yang ... pertumbuhan akar tanaman, yaitu

77

terbatas adalah 6.077,28 ha, luas kawasan hutan suaka alam dan hutan wisata

adalah 3.483,55 ha, dan luas kawasan sebagai areal penggunaan lain adalah

10.374,91 ha.

Kemampuan lahan pada areal penggunaan lain (APL) yang dapat dimanfaatkan

untuk budidaya tanaman hortikultura adalah kelas kemampuan II (faktor

pembatas w dan s), kelas kemampuan III (faktor pembatas w, s, dan e), dan kelas

kemampuan IV (faktor pembatas e).