uu no. 7 tahun 1992 tentang perbankan
TRANSCRIPT
-
8/14/2019 UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan
1/23
-
8/14/2019 UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan
2/23
3. Und ang -undang Nomor 12 11Tahun 1967 tentang Pokok-pokok Perkoperasian
(Lembaran Negara Tahun 1967 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Nomor
2832);
4. Und ang -und ang Nomor 13 Tahun 1968 tentang Bank Sentral (Lembaran Neg araTahun 1968 Nomor 63, Tamb ahan Lembaran Neg ara Nomor 2865);
5. Und ang -undang Nomor 9 Tahun 1969 tentang Pene tapan Per aturan Pemerintah
Pengganti Undang-undang Nomor 1 Tahun 1969 tentang Bentuk-bentuk Usaha
Neg ara (Lemb aran Neg ara Tahun 1969 Nomor 16, Tamb ahan Lemb aran Neg ara
Nomor 2890) menjadi Undang-undang (Lembaran Negara Tahun 1969 Nomor
40, Tambahan Lemb aran Neg ara Nomor 2904);
Dengan p erse tujuan
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
MEMUTUSKAN:
Menetapkan: UNDANG-UNDANG TENTANG PERBANKAN.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Undang -undang ini yang d imaksud de ngan :
1. Bank adalah bad an usaha yang menghimpun dana d ari masyarakat dalambe ntuk simpanan, dan menyalurkannya kepad a masyarakat dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat b anyak;
2. Bank Umum adalah bank yang da pat memb erikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran;
3. Bank Perkre ditan Rakyat adalah bank yang mene rima simpanan hanya dalam
be ntuk de posito be rjangka, tabungan, dan/ atau bentuk lainnya yang
dipersamakan de ngan itu;
4. Bank Campuran adalah Bank Umum yang didirikan bersama oleh satu atau lebih
Bank Umum yang be rked udukan di Indone sia dan didirikan oleh warga neg ara
Indonesia dan/atau badan hukum Indonesia yang dimiliki sepenuhnya olehwarga negara Indonesia, de ngan satu atau leb ih bank yang be rkedudukan di
luar negeri;
-
8/14/2019 UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan
3/23
5. Kantor Cabang ad alah setiap kantor bank yang secara langsung bertanggung
jawab kep ada kantor pusat bank yang be rsangkutan, de ngan tempat usaha
yang pe rmanen dimana kantor cabang terseb ut melakukan kegiatannya;
6. Simpanan adalah dana yang dipercayakan oleh masyarakat kepad a bank dalambe ntuk giro, deposito be rjangka, sertifikat de posito, tabungan, dan/ atau be ntuk
lainnya yang dipe rsamakan de ngan itu;
7. Giro adalah simpanan yang dapat digunakan seb agai alat pe mbayaran dan
pe narikannya dapat d ilakukan setiap saat dengan mengg unakan cek, sarana
pe rintah pemb ayaran lainnya, atau deng an cara pe mindahbukuan;
8. Dep osito be rjangka adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan
pad a waktu tertentu menurut perjanjian antara penyimpan de ngan b ank yang
bersangkutan;
9. Sertifikat Dep osito adalah deposito be rjangka yang bukti simpanannya dap at
diperdagangkan;
10. Tabung an ada lah simpanan yang pe narikannya hanya dapat d ilakukan menurut
syarat tertentu yang disep akati, tetapi tidak d apat ditarik dengan ce k atau alatyang dap at diper samakan denga n itu;
11. Surat Berha rga ada lah surat peng akuan hutang, wese l, saham, ob ligasi,
sekuritas kredit, atau setiap derivatif dari surat berharga atau kepentingan lain
atau suatu kewajiban dari pene rb it, dalam be ntuk yang lazim dipe rdag angkan
dalam pasar modal: dan p asar uang;
12. Kredit adalah pe nyediaan uang atau tagihan yang dap at dipersamakan de ngan
itu, be rdasarkan p erse tujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank
de ngan p ihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya
setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bung a, imbalan atau pe mbag ian
hasil keuntungan;
13. Penitipan adalah p enyimpanan harta berd asarkan kontrak antara Bank Umum
de ngan pe nitip yang d idalamnya ditentukan bahwa Bank Umum yang
be rsangkutan melakukan penyimpanan harta tanpa mempunyai hak
kepemilikan atas harta terse but;
14. Wali Amanat ad alah Bank Umum, yang b erd asarkan suatu pe rjanjian antara
Bank Umum tersebut dengan emiten surat berharga, ditunjuk untuk mewakili
kepe ntingan semua pemeg ang surat be rharga tersebut;
15. Pihak Terafiliasi adalah:
a. ang gota dewan komisaris atau pe ngawas, direksi, pe jabat, atau karyawan
bank;
-
8/14/2019 UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan
4/23
b . anggota pengurus, bad an pemeriksa, direksi, pe jabat, atau karyawan bank,
khusus bag i bank yang berb entuk hukum kope rasi sesuai dengan pe raturan
pe rundang-undangan yang berlaku;
c. pihak yang memb erikan jasanya kep ada bank yang be rsangkutan, termasukkonsultan, konsultan hukum, akuntan publik, penilai;
d . pihak yang be rdasarkan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia
turut serta mempe ngaruhi peng elolaan bank;
16. Rahasia Bank ada lah seg ala sesuatu yang b erhub ungan de ngan keuangan dan
hal-hal lain dari nasab ah b ank yang menurut kelaziman dunia pe rbankan wajib
dirahasiakan;
17. Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia sebagaimana dimaksud
dalam Unda ng-und ang yang b erlaku;
18. Dewan Moneter adalah de wan moneter se bag aimana d imaksud d alam Undang-
undang yang be rlaku;
19. Menteri adalah Mente ri Keuangan Rep ublik Indone sia; 20. Pemerintah ad alah
Pemerintah Rep ublik Indone sia.
BAB II
ASAS, FUNGSI, DAN TUJUAN
Pasal 2
Perbankan Indonesia dalam melakukan usahanya be rasaskan de mokrasi ekonomide ngan meng gunakan pr insip kehati-hatian.
Pasal 3
Fungsi utama pe rbankan Indonesia adalah seb agai pe nghimpun dan pe nyalur dana
masyarakat.
Pasal 4
Perbankan Indonesia bertujuan menunjang p elaksanaan pembang unan nasional
dalam rangka me ningkatkan peme rataan, pertumbuhan e konomi, dan stab ilitas
nasional kearah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak.
BAB III
JENIS DAN USAHA BANK
Bagian Pertama
-
8/14/2019 UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan
5/23
Jenis Bank
Pasal 5
(1) Menurut jenisnya, bank ter diri dari :
a. Bank Umum;
b . Bank Perkre ditan Rakyat.
(2) Bank Umum dapat mengkhususkan diri untuk melaksanakan kegiatan tertentu
atau memb erikan perhatian yang leb ih be sar kepada keg iatan tertentu.
Bag ian Kedua
Usahas Bank Umum
Pasal 6
Usaha Bank Umum meliputi :
a. menghimpun dana dari masyarakat dalam be ntuk simpanan be rupa giro,
de posito berjangka, se rtifikat de posito, tabungan, dan/ atau be ntuk lainnya
yang dipe rsamakan dengan itu;
b . membe rikan kredit;
c. mene rbitkan surat pe ngakuan hutang;
d . membe li, menjual atau menjamin atas risiko sendiri maupun untuk kepe ntingandan atas perintah nasabahnya:
1. surat-surat wesel termasuk wesel yang diaksep tasi oleh bank yang masa
be rlakunya tidak leb ih lama daripada keb iasaan dalam pe rdagang an surat-
surat dimaksud;
2. surat pe ngakuan hutang dan kertas dagang lainnya yang masa berlakunyatidak leb ih lama dari keb iasaan d alam perda gangan surat-surat dimaksud;
3. kertas pe rbe ndaharaan negara dan surat jaminan pe merintah;
4. Sertifikat Bank Indone sia (SBI);
5. obligasi;
6. surat dag ang be rjangka waktu sampai dengan 1 (satu) tahun;
-
8/14/2019 UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan
6/23
7. instrumen surat be rharga lain yang berjangka waktu sampai deng an 1 (satu)
tahun;
e. memindahkan uang baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan
nasabah;
f. menemp atkan dana pad a, meminjam dana dari, atau meminjamkan dana
kep ada b ank lain, baik deng an menggunakan surat, sarana telekomunikasi
maupun d eng an wesel unjuk, cek atau sarana lainnya;
g . mene rima pe mbayaran dari tagihan atas surat be rharga dan melakukan
perhitungan d eng an atau antar pihak ketiga;
h. menyed iakan tempat untuk menyimpan barang dan surat be rharga;
i. melakukan keg iatan penitipan untuk kepentingan pihak lain be rdasarkan suatu
kontrak;
j. melakukan pe nempatan dana dari nasabah kep ada nasabah lainnya dalam
bentuk surat berharga yang tidak terca tat di bursa efek;
k. memb eli melalui pe lelangan agunan baik semua maupun seb agian dalam hal
de bitur tidak meme nuhi kewajibannya kepad a bank, deng an ketentuan agunan
yang dibe li terseb ut wajib dicairkan secep atnya;
1. melakukan keg iatan anjak piutang, usaha kartu kredit dan keg iatan wali amanat;
m. menyediakan pembiayaan bagi nasabah berd asarkan prinsip b agi hasil sesuai
de ngan ke tentuan yang d itetapkan d alam Peraturan Pemerintah;
n. melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh bank sepanjang tidak
be rtentangan deng an Undang -undang ini dan pe raturan perundang-undang an
yang be rlaku.
Pasal 7
Selain melakukan keg iatan usaha sebag aimana dimaksud dalam
Pasal 6
Bank Umum dap at pula:
a. melakukan keg iatan dalam valuta asing de ngan memenuhi ketentuan yangditetapkan oleh Bank Indonesia;
b . melakukan keg iatan penyertaan modal pad a bank atau pe rusahaan lain di
bidang keuangan, sep erti sewa guna usaha, modal ventura, perusahaan efek,
-
8/14/2019 UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan
7/23
asuransi, serta lemb aga kliring penye lesaian dan penyimpanan, de ngan
memenuhi ketentuan yang d itetap kan oleh Bank Indonesia;
c. melakukan keg iatan penyertaan modal sementara untuk mengatasi akibat
keg agalan kred it, dengan syarat harus menarik kembali pe nyertaannya,dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia; dan
d. be rtindak sebag ai pe ndiri dana pensiun dan pengurus dana pensiun sesuai
de ngan ketentuan dalam peraturan perundang -undangan dana pe nsiun yang
berlaku.
Pasal 8
Dalam memberikan kredit, Bank Umum wajib mempunyai keyakinan atas
kemamp uan dan kesanggupan deb itur untuk melunasi hutangnya sesuai de ngan
yang diperjanjikan.
Pasal 9
(1) Bank Umum yang menyeleng garakan kegiatan pen itipan seb aga i mana
dimaksud d alam Pasal 6 huruf i, be rtanggung jawab untuk menyimpa n harta
milik penitip, dan meme nuhi kewajiban lain sesuai dengan kontrak.
(2) Harta yang dititipkan wajib d ibukukan dan d icatat secara tersend iri.
(3) Dalam hal bank me ngalami kepailitan, semua harta yang d ititip kan p ada bank
terseb ut tidak dimasukkan da lam harta kepailitan d an wajib dikembalikan
kepad a pe nitip yang b ersangkutan.
Pasal 10
Bank Umum dilarang :
a. melakukan pe nyertaan modal, kecuali seb agaimana dimaksud dalam Pasal 7
huruf b dan huruf c;
b . melakukan usaha pe rasuransian;
c. melakukan usaha lain di luar kegiatan usaha seba gaimana dimaksud dalam
Pasal 6 dan Pasal 7.
Pasal 11
(1) Bank Indonesia menetapkan ke tentuan meng enai batas maksimum pe mbe rian
kred it, pe mbe rian jaminan, penemp atan investasi surat be rharga, atau hal lain
yang se rupa, yang dapat d ilakukan oleh b ank kepad a p eminjam atau
seke lompok peminjam yang terkait, termasuk kep ada perusahaan-pe rusahaan
dalam kelompok yang sama dengan b ank yang bersang kutan.
-
8/14/2019 UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan
8/23
(2) Batas maksimum seb agaimana dimaksud dalam ayat (1) tidak b oleh me leb ihi
30% (tiga puluh per seratus) dari modal bank yang sesuai de ngan ke tentuan
yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
(3) Bank Indonesia menetapkan ke tentuan meng enai batas maksimum pe mbe riankred it, pe mbe rian jaminan, penemp atan investasi surat be rharga, atau hal lain
yang serupa, yang d apat dilakukan oleh b ank kepad a:
a. pe meg ang saham yang memiliki 10% (sepuluh pe rsera tus) atau lebih dari
modal disetor bank;
b . anggota de wan komisaris;
c. angg ota direksi;
d. keluarga dari pihak seb agaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b d an huruf
c; dan
e. pe jabat bank lainnya; serta
f. pe rusahaan-pe rusahaan yang didalamnya terdap at kep en tingan dari pihak-
pihak seba gaimana d imaksud da lam huruf a, huruf b, huruf c, huruf d, dan
huruf e.
(4) Batas maks imum seb agaimana d imaksud d alam ayat (3) tidak boleh meleb ihi
10% (sep uluh perse ratus) dari modal bank yang se suai de ngan ke tentuan yang
ditetapkan oleh Bank Indonesia.
(5) Pelaksanaan ke tentuan seb aga imana dimaksud d alam ayat (1) dan ayat (3) wajibdilaporkan se suai dengan ketentuan yang d itetapkan oleh Bank Indonesia.
Pasal 12
Pemerintah dap at menugaskan Bank Umum untuk melaksanakan pro g ram
pe merintah guna me nge mbang kan sektor-sektor perekonomian tertentu, atau
membe rikan perhatian yang leb ih besar pada koperasi dan pengusaha golonganekonomi lemah/ pengusaha ke cil dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat
banyak, berd asarkan ketentuan yang diatur leb ih lanjut deng an Peraturan
Pemerintah.
Bag ian Ketiga
Usaha Bank Pe rkre ditan Rakyat
Pasal 13
Usaha Bank Perkred itan Rakyat meliputi:
-
8/14/2019 UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan
9/23
a. menghimpun dana dari masyarakat dalam be ntuk simpanan berupa de posito
be rjangka, tabungan, dan/ atau be ntuk lainnya yang dipersamakan deng an itu;
b . membe rikan kredit;
c. menyediakan pemb iayaan bagi nasabah berd asarkan prinsip bag i hasil sesuai
de ngan ketentuan yang ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah;
d . mene mpatkan d ananya dalam be ntuk Sertifikat Bank Indone sia (SBI), dep ositoberjangka , sertifikat de posito dan/ atau tabungan pada b ank lain.
Pasal 14
Bank Perkreditan Rakyat d ilarang:
a. menerima simpanan berupa giro dan ikut serta dalam lalu lintas pemb ayaran;
b . melakukan keg iatan usaha dalam valuta asing;
c. melakukan pe nyertaan modal;
d . melakukan usaha pe rasuransian;
e. melakukan usaha lain di luar kegiatan usaha sebag aimana dimaksud dalamPasal 13.
Pasal 15
Ketentuan seb aga imana dimaksud da lam Pasal 8 dan Pasal 11 be rlaku juga b agi
Bank Perkred itan Rakyat.
BAB IV
PERIZINAN, BENTUK HUKUM DAN KEPEMILIKAN
Bagian Pertama
Perizinan
Pasal 16
(1) Setiap pihak yang me lakukan keg iatan meng himpun dana d ari masyarakat
dalam be ntuk simpanan be rupa g iro, de posito be rjangka, sertifikat de posito,tabungan, dan/ atau bentuk lainnya yang dipe rsamakan de ngan itu, wajib
terleb ih dahulu memp eroleh izin usaha se bagai Bank Umum atau Bank
Perkred itan Rakyat dar i Menteri, kecuali apabila keg iatan menghimpun dana
dari masyarakat dimaksud d iatur d eng an Undang -undang tersendiri.
-
8/14/2019 UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan
10/23
(2) Izin usaha Bank Umum dan Bank Perkre ditan Rakyat d ibe rikan oleh Mente ri
setelah mende ngar pertimbangan Bank Indone sia.
(3) Untuk me ndap atkan izin usaha Bank Umum dan Bank Perkre ditan Rakyat
seb aga imana dimaksud dalam ayat (2) wajib dipenuhi pe rsyaratan tentang:
a. susunan organisasi;
b. permodalan;
c. kepemilikan;
d. keahlian di bidang perb ankan;
e. kelayakan rencana kerja; dan
f. hal-hal lain yang ditetapkan oleh Menteri, setelah mendengar pertimbanganBank Indonesia.
(4) Untuk mend apatkan izin usaha Bank Perkreditan Rakyat, di samping memenuhi
syarat-syarat seb aga imana dimaksud da lam ayat (3), wajib dipe nuhi pula
pe rsyaratan tentang tempat kedudukan kantor pusat Bank Perkreditan Rakyat dikecamatan.
(5) Tanpa me ngurangi ketentuan seb aga imana dimaksud dalam ayat (4), de ngan
meme nuhi ketentuan yang diatur lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah, Bank
Perkreditan Rakyat dap at didirikan di ibukota kab upaten atau kotamadya,
sep anjang di ibukota kab upaten atau kotamadya dimaksud b elum terdap at Bank
Perkreditan Rakyat.
(6) Persyaratan se baga imana dimaksud dalam ayat (3), ayat (4), ayat (5), dan tata
cara per izinannya diatur leb ih lanjut de ngan Peraturan Pemerintah.
Pasal 17
Untuk mendap atkan izin usaha sebaga i Bank Umum yang b erb entuk bank
campuran, wajib d ipenuhi per syaratan seb agaimana d imaksud dalam Pasal 16 ayat
(3) dan ayat (6), serta ketentuan yang d itetapkan de ngan Peraturan Peme rintah,
yang menga tur:
a. jumlah kep emilikan dan kepe ngurusan pihak asing yang diizinkan;
b . pihak-pihak yang diizinkan beke rja sama;
c. hal-hal lain yang menurut Dewan Moneter perlu diatur untuk kepe ntingan
pembangunan nasional.
Pasal 18
-
8/14/2019 UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan
11/23
(1) Pemb ukaan kantor c ab ang Bank Umum hanya d apat dilakukan d eng an izin
Menteri, setelah mende ngar pe rtimbang an Bank Indonesia.
(2) Pembukaan kantor cabang d an perwakilan Bank Umum di luar negeri hanya
dap at dilakukan de ngan izin Menteri, setelah mende ngar p ertimbang an BankIndonesia.
(3) Pembukaan kantor d i bawah kantor cab ang Bank Umum wajib dilaporkan
kep ada Bank Indone sia.
(4) Persyaratan dan tata cara pembukaan kantor -kantor Bank Umum seb aga imana
dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) ditetapkan oleh Menteri setelah
mende ngar pe rtimbangan Bank Indonesia.
Pasal 19
(1) Pemb ukaan kantor cab ang Bank Perkre ditan Rakyat di ibukota negara, ibukota
prop insi, ibukota kab upaten d an kotamadya, hanya dap at dilakukan de ngan izin
Menteri, setelah mende ngar pe rtimbangan Bank Indone sia.
(2) Pembukaan kantor cabang di luar ibukota ne gara, ibukota p ropinsi, ibukota
kabupaten d an kotamadya, serta pe mbukaan kantor di bawah kantor cabang
Bank Perkred itan Rakyat wajib d ilaporkan ke pada Bank Indonesia.
(3) Persyaratan dan tata cara pe mbuka an kantor-kantor Bank Perkred itan Rakyat
seb aga imana dimaksud da lam ayat (1) dan ayat (2) ditetapkan oleh Menteri
setelah mende ngar pertimbangan Bank Indone sia.
Pasal 20
(1) Pembukaan kantor cabang , kantor cabang pe mbantu dan kantor pe rwakilan
dar i suatu bank yang be rkedudukan di luar nege ri hanya dapat dilakukan
de ngan izin. Menteri, setelah mend engar p ertimbangan Bank Indonesia.
(2) Pembukaan kantor di b awah kantor cabang pe mbantu dari bank se bag aimanadimaksud dalam ayat (1) wajib dilaporkan ke pad a Bank Indone sia.
(3) Persyaratan dan tata cara pemb ukaan kantor-kantor seb aga imana dimaksud
dalam ayat (1) dan ayat (2) diatur lebih lanjut de ngan Peraturan Peme rintah.
Bag ian Kedua
Bentuk Hukum
Pasal 21
(1) Ben tuk hukum suatu Bank Umum dap at be rupa salah sa tu dari:
-
8/14/2019 UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan
12/23
a. Perusahaan Pe rse roan (PERSERO);
b. Perusahaan Daerah;
c. Koperasi;
d. Perseroan Terbatas.
(2) Bentuk hukum suatu Bank Perkred itan Rakyat dapat b erup a salah satu d ari:
a. Perusahaan Daerah;
b . Kope rasi;
c. Perseroan Terbatas;
d. Bentuk lain yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
(3) Bentuk hukum dari kantor pe rwakilan dan kantor cab ang b ank yang
be rkedudukan di luar negeri meng ikuti be ntuk hukum kantor pusatnya.
Bag ian Ketiga
Kepemilikan
Pasal 22
Bank Umum hanya d apa t didirikan oleh:
a. Warg a neg ara Indonesia dan/ atau badan hukum Indonesia yang sepenuhnyadimiliki oleh warga ne gara Indonesia dan/ atau bad an hukum Indonesia; atau
b . Bank yang pendirinya sebag aimana dimaksud dalam huruf a deng an bank yang
be rkedudukan di luar nege ri.
Pasal 23
Bank Perkred itan Rakyat hanya dapat d idirikan d an d imiliki oleh warga ne gara
Indonesia, bad an hukum Indonesia yang seluruh pemiliknya warga ne gara
Indone sia, pe merintah dae rah, atau dapa t dimiliki bersama diantara ketiganya.
Pasal 24
Bank Umum dan Bank Perkre ditan Rakyat yang b erb entuk hukum kope rasi,
kepemilikannya diatur berd asarkan ketentuan dalam Undang-undang tentangperkoperasian yang b erlaku.
Pasal 25
-
8/14/2019 UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan
13/23
Bank Umum dan Bank Perkre ditan Rakyat yang b erb entuk hukum pe rseroan
terbatas, sahamnya hanya dap at diterbitkan dalam b entuk saham atas nama.
Pasal 26
(1) Bank Umum dap at melakukan emisi saham me lalui bursa efek d i Indonesia.
(2) Warga neg ara Indonesia, warga ne gara asing, badan hukum Indonesia dan/atau
bad an hukum asing d apat me mbe li saham Bank Umum yang dijual berdasarkanketentuan seb agaimana dimaksud d alam ayat (1).
(3) Warga neg ara asing d an/atau bad an hukum asing dapat memb eli saham Bank
Umum melalui bursa efek, dengan ketentuan tidak menjadi mayoritas.
(4) Khusus bag i Bank Umum milik negara, emisi saham se baga imana dimaksud
dalam ayat (1) hanya dap at dilakukan tanpa meng akibatkan pe rubahan atas
mayoritas kepemilikan saham oleh negara.
(5) Pelaksanaan ketentuan seb aga imana dimaksud dalam ayat (2), ayat (3), dan ayat
(4) diatur leb ih lanjut deng an Peraturan Pemerintah.
Pasal 27
Perubahan ke pe milikan bank wajib:
a. meme nuhi ketentuan seb agaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (6), Pasal 17,
Pasal 22, Pasal 23, Pasal 24, Pasal 25, dan Pasal 26;
b . dilaporkan kep ada Bank Indonesia.
Pasal 28
(1) Mer ge r dan konsolidasi antar bank, serta akuisisi bank wajib ter lebih dahulu
mend apa t izin Menteri setelah mende ngar pe rtimbang an Bank Indonesia.
(2) Ketentuan mengenai merg er, konsolidasi, dan akuisisi ditetapkan de ngan
Peraturan Pemerintah.
BAB V
PEMBINAAN DAN PENG AWASAN
Pasal 29
(1) Pembinaan dan pe ngawasan b ank d ilakukan oleh Bank Indonesia.
(2) Bank Indonesia mene tapkan ketentuan tentang kesehatan bank deng an
memperhatikan aspe k permod alan, kualitas asse t, kualitas manajemen,
-
8/14/2019 UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan
14/23
rentabilitas, likuiditas, solvabilitas, dan aspek lain yang berhubungan dengan
usaha bank.
(3) Bank wajib memelihara ke sehatan bank sesuai de ngan ketentuan seb agaimana
dimaksud dalam ayat (2) dan wajib melakukan usaha sesuai de ngan p rinsipkehati-hatian.
(4) Dalam member ikan kred it dan melakukan kegiatan usaha lainnya, bank wajib
menemp uh cara-cara yang tidak me rugikan bank d an kep entingan nasabah
yang mempercayakan dananya kepada bank.
(5) Untuk ke pe ntingan nasabah., bank menyed iakan informasi menge nai
kemungkinan timbulnya risiko kerug ian bagi transaksi nasab ah yang d ilakukan
melalui bank.
Pasal 30
(1) Bank wajib me nyampa ikan kepada Bank Indone sia, seg ala keterang an, dan
pe njelasan mengenai usahanya menurut tata cara yang ditetapkan oleh Bank
Indonesia.
(2) Bank atas p ermintaan Bank Indonesia, wajib membe rikan kese mpatan b agi
pemeriksaan buku-buku dan b erkas-be rkas yang ad a pa danya, serta wajib
membe rikan bantuan yang diperlukan dalam rangka me mperoleh keb enaran
dari segala keterang an, dokumen dan pe njelasan yang dilaporkan oleh b ank
yang b ersangkutan.
(3) Keterangan tentang bank yang d iperoleh be rdasarkan ketentuan seb agaimana
dimaksud d alam ayat (1) dan ayat (2) tidak diumumkan dan bersifat rahasia.
Pasal 31
(1) Bank Indonesia melakukan pe meriksaan terhadap bank, baik secara b erkala
maupun se tiap waktu apab ila dipe rlukan.
(2) Dalam hal d iperlukan untuk mene tapkan kebijaksanaan makro, dewan moneter
dapat meminta Bank Indonesia untuk :
a. menyampaikan laporan menge nai hasil pemeriksaan bank yang dipe rlukan;
b . melakukan pemeriksaan khusus terhad ap bank, dan melaporkan hasil
pemeriksaan yang dilakukannya.
Pasal 32
Jika diangg ap pe rlu, Menteri d apa t pula meminta Bank Indonesia untuk
menyampa ikan laporan meng enai hasil pe meriksaan bank atau meminta Bank
-
8/14/2019 UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan
15/23
Indonesia untuk melakukan pemeriksaan khusus terhadap bank dan me laporkan
hasil pe meriksaan yang dilakukannya.
Pasal 33
(1) Laporan pe meriksaan b ank seb aga imana dimaksud da lam Pasal 31 dan Pasal 32
bersifat rahasia.
(2) Persyaratan dan tata cara pe meriksaan seb aga imana dimaksud dalam Pasal 31dan Pasal 32 ditetap kan oleh Bank Indonesia.
Pasal 34
(1) Bank wajib menyamp aikan kepada Bank Indonesia neraca dan p erhitungan
laba/ rugi tahunan serta p enjelasannya, serta laporan b erkala lainnya, dalam
waktu dan b entuk yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
(2) Neraca serta perhitungan laba/ rugi tahunan seb agaimana dimaksud dalam ayat
(1) wajib te rleb ih dahulu diaudit oleh akuntan pub lik.
(3) Tahun buku bank ad alah tahun takwim.
Pasal 35
Bank wajib meng umumkan neraca d an pe rhitungan laba / rugi dalam waktu dan
be ntuk yang d itetapkan oleh Bank Indonesia.
Pasal 36
Bank Indone sia dap at menetapkan peng ecualian dari ketentuan seb agaimanadimaksud da lam Pasal 34 ayat (2) bag i Bank Perk red itan Rakyat.
Pasal 37
(1) Apab ila me nurut penilaian Bank Indonesia suatu b ank d iperkirakan meng alami
kesulitan yang membahayakan kelangsungan usahanya, Bank Indonesia
memb eritahukan hal tersebut kep ada Menteri.
(2) Dalam hal suatu bank mengalami kesulitan yang me mbahayakan kelangsungan
usahanya, maka Bank Indonesia dapa t:
a. melakukan tindakan agar:
1. peme gang saham menambah modal;
2. pe megang saham mengganti de wan komisaris dan/atau direksi bank;
-
8/14/2019 UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan
16/23
-
8/14/2019 UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan
17/23
-
8/14/2019 UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan
18/23
keuangan nasabah yang b ersang kutan dan memb erikan keterangan lain yang
relevan dengan pe rkara terseb ut.
Pasal 44
(1) Dalam rangka tukar me nukar informasi antar b ank, direksi bank dap at
memberitahukan keadaan keuangan nasabahnya kepada bank lain.
(2) Ketentuan menge nai tukar menukar informasi seb ag aimana d imaksud da lamayat (1) diatur leb ih lanjut oleh Bank Indone sia.
Pasal 45
Pihak yang me rasa dirugikan oleh ke terangan yang diberikan oleh bank
seb aga imana dimaksud d alam Pasal 41, Pasal 42, Pasal 43, dan Pasal 44, be rhak
untuk menge tahui isi keterang an' terse but d an me minta p emb etulan jika
terdapat kesalahan dalam keterangan yang d iberikan.
BAB VIII
KETENTUAN PIDANA DAN SANKSI ADMINISTRATIF
Pasal 46
(1) Barang siapa meng himpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan
be rupa giro, dep osito be rjangka, se rtifikat de posito, tabungan, d an/atau b entuk
lainnya yang dipersamakan dengan itu tanpa izin usaha d ari Menteri
seb agaimana dimaksud dalam Pasal 16 dan Pasal 17, diancam deng an pidana
pe njara p aling lama 15 (lima belas) tahun dan de nda p aling b anyak Rp .10.000.000.000,- (sepuluh milyar rupiah).
(2) Dalam hal keg iatan seb agaimana d imaksud dalam ayat (1) dilakukan oleh b adan
hukum yang berb entuk perseroan terb atas, pe rserikatan, yayasan atau
koperasi, maka pe nuntutan terhadap bad an-bad an d imaksud dilakukan b aik
terhadap mere ka yang memberi perintah melakukan perb uatan itu atau yangbe rtindak se bag ai pimpinan dalam perb uatan itu atau terhadap ke dua-duanya.
Pasal 47
(1) Barang siapa tanpa membawa pe rintah tertulis da ri Mente ri kep ada bank
sebag aimana dimaksud dalam Pasal 41 atau tanpa izin Menteri seb agaimana
dimaksud d alam Pasal 42, dengan se ngaja memaksa bank atau pihak terafiliasi
untuk memb erikan keterang an seb agaimana dimaksud da lam Pasal 40, diancam
de ngan p idana pe njara p aling lama 3 (tiga) tahun dan d end a pa ling b anyak Rp.
3.000.000.000,- (tiga milyar rupiah).
(2) Angg ota dewan komisaris, direksi, pegawai bank atau pihak terafiliasi lainnya
yang d engan sengaja membe rikan keterangan yang wajib dirahasiakan
-
8/14/2019 UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan
19/23
menurut Pasal 40, diancam de ngan p idana pe njara paling lama 2 (dua) tahun
dan d end a p aling b anyak Rp. 2.000.000.000,- (dua milyar rup iah).
Pasal 48
(1) Anggota d ewan komisaris, direksi atau pe gawai bank yang de ngan se ngaja
tidak memb erikan keterangan yang wajib dipenuhi sebagaimana dimaksud
da lam Pasal 30 ayat (1) dan ayat (2) dan Pasal 34 ayat (1) dan ayat (2), diancam
de ngan p idana pe njara p aling lama 2 (dua) tahun dan d enda paling b anyak Rp.
2.000.000.000,- (dua milyar rup iah).
(2) Angg ota de wan komisaris, direksi atau pe gawai bank yang lalai memb erikan
keterangan yang wajib d ipenuhi seb aga imana dimaksud dalam Pasal 30 ayat (1)
dan ayat (2) dan Pasal 34 ayat (1) dan ayat (2), diancam de ngan p idana
kurungan p aling lama 1 (satu) tahun dan/ atau dend a paling banyak Rp.1.000.000.000,- (satu milyar rup iah).
Pasal 49
(1) Angg ota dewan komisaris, direksi atau pe gawai bank yang de ngan se ngaja:
a. memb uat atau menyeb abkan adanya pe ncatatan palsu dalam pe mbukuan
atau dalam laporan, maupun dalam dokume n atau laporan kegiatan usaha,
laporan transaksi atau reke ning suatu bank;
b . meng hilangkan atau tidak memasukkan atau menye babkan tidak
dilakukannya pe ncatatan dalam pe mbukuan atau dalam laporan, maupun
dalam dokume n atau laporan keg iatan usaha, laporan transaksi atau
rekening suatu bank;
c. mengub ah, menga burkan, menyembunyikan, menghapus, atau
meng hilangkan adanya suatu pe ncatatan dalam pe mbukuan atau dalam
laporan, maupun dalam dokumen atau laporan keg iatan usaha, laporan
transaksi atau rekening suatu bank, atau dengan sengaja mengubah,
mengaburkan, menghilangkan, menyembunyikan atau merusak catatan
pe mbukuan terse but, diancam deng an pidana penjara pa ling lama 15 (lima
be las) tahun dan de nda pa ling banyak Rp. 10.000.000.000,- (sepuluh milyar
rupiah).
(2) Angg ota dewan komisaris, direksi atau peg awai bank yang deng an sengaja:
a. meminta atau menerima, mengizinkan atau menyetujui untuk mene rima
suatu imba lan, komisi, uang tamb ahan, pe layanan, uang atau ba rang
be rharga, untuk keuntungan p ribadinya atau untuk keuntungan
keluarganya, dalam rangka mendap atkan atau be rusaha mendapa tkan bag i
orang lain dalam memperoleh uang muka, bank garansi, atau fasilitas kredit
dari bank, atau dalam rangka p emb elian atau pend iskontoan oleh b ank atas
surat-surat wese l, surat promes, cek, dan kertas dag ang atau bukti
-
8/14/2019 UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan
20/23
kewajiban lainnya, ataupun dalam rangka memb erikan pe rsetujuan b agi
orang lain untuk melaksanakan penarikan dana yang melebihi batas
kreditnya pada b ank;
b . tidak melaksanakan langkah-langkah yang dipe rlukan untuk memastikanketaatan bank terhadap ke tentuan dalam Undang -undang ini dan ketentuan
peraturan pe rundang-undangan lainnya yang b erlaku bagi b ank, diancam
de ngan p idana pe njara p aling lama 6 (enam) tahun dan d enda paling
banya k Rp. 6.000.000.000,- (enam milyar rup iah).
Pasal 50
Pihak terafiliasi yang dengan sengaja tidak melaksanakan langkah-langkah yang
dipe rlukan untuk memastikan ketaatan bank terhadap ketentuan dalam Undang -
undang ini dan pe raturan perundang-undangan lainnya yang be rlaku bag i bankdiancam dengan pidana pe njara paling lama 6 (enam) tahun dan d enda paling
banya k Rp. 6.000.000.000,- (enam milyar rup iah).
Pasal 51
(1) Tindak p idana se bagaimana dimaksud d alam Pasal 46, Pasal 47, Pasal 48 ayat(1), Pasal 49, dan Pasal 50 adalah ke jahatan.
(2) Tindak p idana se baga imana dimaksud d alam Pasal 48 ayat (2) ad alah
pelanggaran.
Pasal 52
Denga n tidak me ngurangi ketentuan pidana seb agaimana dimaksud dalam Pasal
47, Pasal 48, dan Pasal 49, Bank Indone sia dap at mene tapkan sanksi administratif
kep ada b ank yang tidak memenuhi kewajibannya seb agaimana ditentukan dalam
Und ang -undang ini atau menyampaikan pertimbangan kep ada Menteri untuk
mencab ut izin usaha bank yang b ersang kutan.
Pasal 53
Denga n tidak me ngurangi ketentuan pidana seb agaimana dimaksud dalam Pasal
50, Bank Indonesia dapat mene tapkan sanksi administratif ke pada p ihak terafiliasi
yang tidak me menuhi kewajibannya seb agaimana ditentukan dalam Undang -
undang ini atau menyamp aikan pe rtimbang an kepada instansi yang berwenang
untuk mencab ut izin yang be rsangkutan.
BAB IX
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 54
-
8/14/2019 UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan
21/23
(1) Dengan b erlakunya Undang -undang ini :
a. Peraturan Peme rintah Pengganti Undang-undang Nomor 21 Tahun 1960
tentang Bank Pemb angunan Indone sia (Lemb aran Neg ara Tahun 1960
Nomor 65, Tamb ahan Lemb aran Neg ara Nomor 1996);
b . Und ang-undang Nomor 13 Tahun 1962 tentang Ketentuan- ketentuan Pokok
Bank Pemb angunan Daerah (Lembaran Neg ara Tahun 1962 Nomor 59,
Tamb ahan Lemb aran Neg ara Nomor 2490);
c. Und ang-undang Nomor 17 Tahun 1968 tentang Bank Neg ara Indonesia 1946
(Lemb aran Neg ara Tahun 1968 Nomor 70, Tamb ahan Lemb aran Neg ara
Nomor 2870);
d . Undang -undang Nomor 18 Tahun 1968 tentang Bank Dagang Neg ara
(Lemb aran Neg ara Tahun 1968 Nomor 71, Tamb ahan Lemb aran Neg ara
Nomor 2871);
e. Und ang-undang Nomor 19 Tahun 1968 tentang Bank Bumi Daya (Lemb aran
Neg ara Tahun 1968 Nomor 72, Tamb ahan Lembaran Neg ara Nomor 2872);
f. Und ang-undang Nomor 20 Tahun 1968 tentang Bank Tab ungan Neg ara
(Lemb aran Neg ara Tahun 1968 Nomor 73, Tamb ahan Lemb aran Neg ara
Nomor 2873);
g . Und ang-undang Nomor 21 Tahun 1968 tentang Bank Rakyat Indonesia
(Lemb aran Neg ara Tahun 1968 Nomor 74, Tamb ahan Lemb aran Neg ara
Nomor 2874);
h. Und ang-undang Nomor 22 Tahun 1968 tentang Bank Ekspor Impor Indonesia
(Lemb aran Neg ara Tahun 1968 Nomor 75, Tamb ahan Lemb aran Neg ara
Nomor 2875), dinyatakan tetap b er laku untuk jangka waktu selama-lamanya
1 (satu) tahun se jak mulai berlakunya Undang-undang ini.
(2) Dalam jangka waktu seba gaimana d imaksud da lam ayat (1), ba nk yang
didirikan be rdasarkan Undang-und ang se ba gaimana dimaksud da lam ayat (1)
wajib me menuhi ketentuan dalam Undang -undang ini.
(3) Dalam hal bank se bagaimana d imaksud dalam ayat (2) telah menyesuaikan
de ngan ketentuan d alam Undang -undang ini lebih awal dari jangka waktu
seb agaimana dimaksud d alam ayat (1), maka Undang -undang se bag aimanadimaksud da lam ayat (1), menjadi tidak b erlaku lagi.
Pasal 55
(1) Bank yang te lah memiliki izin usaha dari Menteri pada saat Undang - undang ini
mulai be rlaku, dinyatakan telah memperoleh izin usaha be rdasarkan Undang-
undang ini.
-
8/14/2019 UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan
22/23
(2) Bank seb aga imana dimaksud d alam ayat (1) wajib me nyesuaikan deng an
kete ntuan dalam Undang-undang ini selamba t-lamb atnya dalam jangka waktu 1
(satu) tahun sejak mulai be rlakunya Undang-undang ini.
(3) Bank Perkreditan Rakyat yang telah mempunyai izin usaha pada saat Undang-undang ini mulai be rlaku, dan berkedudukan di ibukota negara, ibukota
prop insi, ibukota kab upaten, dan kotamadya, tetap dap at melanjutkan usahanya
seb agai Bank Perkred itan Rakyat hingga dap at ditingka tkan menjad i Bank
Umum.
Pasal 56
Ketentuan ba tas maksimum pemb erian kred it seb aga imana dimaksud dalam Pasal
11 ayat (2) dan ayat (4), wajib dipe nuhi oleh b ank selamb at-lambatnya d alam
jangka waktu 5 (lima) tahun se jak mulai be rlakunya Undang-undang ini.
Pasal 57
Lemb aga Keuangan Bukan Bank yang te lah memiliki izin usaha dari Menteri pada
saat Und ang -undang ini mulai be rlaku, dapat menyesuaikan kegiatan usahanya
seb agai bank be rdasarkan ke tentuan dalam Undang-undang ini, selambat-lambatnya dalam jangka waktu 1 (satu) tahun se jak mulai berlakunya Undang -
undang ini.
Pasal 58
Bank Desa, Lumb ung Desa, Bank Pasar, Bank Peg awai, Lumb ung Pitih Nagari (LPN),
Lemb ag a Perkreditan Desa (LPD), Bad an Kre dit Desa (BKD), Bad an Kre dit
Kecamatan (BKK), Kredit Usaha Rakyat Kecil (KURK), Lembaga Perkreditan
Kecamatan (LPK), Bank Karya Produksi Desa (BKPD) dan /atau lem b ag a- lemb ag a
lainnya yang d ipersamakan d eng an itu dibe rikan status sebag ai Bank Perkred itan
Rakyat be rdasarka n Unda ng-und ang ini de ngan meme nuhi pe rsyaratan tata cara
yang d itetapkan d eng an Peraturan Pemerintah.
Pasal 59
Peraturan pe rundang -undang an yang telah dikeluarkan sebelum be rlakunya
Unda ng -undang ini sepanjang tidak b ertentangan de ngan Undang -n undang ini,
dinyatakan tetap b erlaku sampai de ngan d icabut, diganti atau dipe rbaharui.
BAB X
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 60
Deng an be rlakunya Undang-undang ini maka :
-
8/14/2019 UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan
23/23
a. Staatsb lad Tahun 1929 Nomor 357 tangga l 14 Sep temb er 1929 tentang Aturan-
aturan mengena i Badan-b adan Kredit Desa d alam prop insi-propinsi di Jawa dan
Madura di luar wilayah kotapraja-kotapraja;
b . Und ang -undang Nomor 12 Tahun 1962 tentang Bank Pemb angunan Swasta(Lemb aran Neg ara Tahun 1962 Nomor 58, Tamb ahan Lemb aran Neg ara Nomor
2489);
c. Und ang -undang Nomor 14 Tahun 1967 tentang Pokok-pokok Perbankan
(Lemb aran Neg ara Tahun 1967 Nomor 34, Tamb ahan Lemb aran Neg ara Nomor
2842),
dinyatakan tidak b erlaku lagi.
Pasal 61
Und ang -undang ini mulai be rlaku pad a tangg al diundang kan.
Agar setiap orang menge tahuinya, memerintahkan pe ngundangan Undang -undang
ini de ngan p ene mpatannya da lam Lemb aran Neg ara Rep ublik Indone sia.
Disahkan di Jakarta
pa da tangg al 25 Maret 1992
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
SOEHARTO
Diundangkan d i Jakar ta
pad a tangg al 25 Mare t 1992
MENTERI/ SEKRETARIS NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
MOERDIONO