uts h islam

21
Pendapat Yusril Ihza Tentang Konstribusi Hukum Islam Dalam Sistem Hukum Nasional Yusril Ihza mengatakan bahwa hukum Islam di Indonesia, sesungguhnya adalah hukum yang hidup, berkembang, dikenal dan sebagiannya ditaati oleh umat Islam di negara ini. Keberlakuan hukum Islam itu dapat dilihat pada hukum-hukum di bidang peribadatan, maka secara praktis hukum Islam itu berlaku tanpa perlu mengangkatnya menjadi kaidah hukum positif, seperti diformalkan ke dalam bentuk peraturan perundang- undangan. Apa yang diperlukan adalah aturan yang dapat memberikan keleluasaan kepada umat Islam untuk menjalankan hukum-hukum peribadatan itu, atau paling jauh adalah aspek-aspek hukum administrasi negara untuk memudahkan pelaksanaan dari suatu kaidah hukum Islam. Begitu juga di bidang haji dan zakat, diperlukan adanya peraturan perundang-undangan yang mengatur penyelenggaraan jemaah haji, administrasi zakat dan seterusnya. Pengaturan seperti ini, berkaitan erat dengan fungsi negara yang harus memberikan pelayanan kepada rakyatnya. Pengaturan seperti itu terkait pula dengan falsafah bernegara kita, yang menolak asas “pemisahan urusan keagamaan dengan urusan kenegaraan” yang dikonstatir ole Professor Soepomo dalam sidang- UTS Hukum Islam JAWABAN NO 1

Upload: siti-kuswaroh

Post on 06-Aug-2015

19 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Uts h islam

Pendapat Yusril Ihza Tentang Konstribusi Hukum Islam Dalam Sistem

Hukum Nasional

Yusril Ihza mengatakan bahwa hukum Islam di Indonesia, sesungguhnya

adalah hukum yang hidup, berkembang, dikenal dan sebagiannya ditaati oleh

umat Islam di negara ini. Keberlakuan hukum Islam itu dapat dilihat pada hukum-

hukum di bidang peribadatan, maka secara praktis hukum Islam itu berlaku tanpa

perlu mengangkatnya menjadi kaidah hukum positif, seperti diformalkan ke dalam

bentuk peraturan perundang-undangan. Apa yang diperlukan adalah aturan yang

dapat memberikan keleluasaan kepada umat Islam untuk menjalankan hukum-

hukum peribadatan itu, atau paling jauh adalah aspek-aspek hukum administrasi

negara untuk memudahkan pelaksanaan dari suatu kaidah hukum Islam.

Begitu juga di bidang haji dan zakat, diperlukan adanya peraturan

perundang-undangan yang mengatur penyelenggaraan jemaah haji, administrasi

zakat dan seterusnya. Pengaturan seperti ini, berkaitan erat dengan fungsi negara

yang harus memberikan pelayanan kepada rakyatnya. Pengaturan seperti itu

terkait pula dengan falsafah bernegara kita, yang menolak asas “pemisahan urusan

keagamaan dengan urusan kenegaraan” yang dikonstatir ole Professor Soepomo

dalam sidang-sidang BPUPKI, ketika para pendiri bangsa menyusun rancangan

undang-undang dasar negara merdeka.

Adapun hal-hal yang terkait dengan hukum perdata seperti hukum

perkawinan dan kewarisan, negara kita menghormati adanya pluralitas hukum

bagi rakyatnya yang majemuk, sejalan dengan prinsip Bhinneka Tunggal Ika.

Bidang hukum perkawinan dan kewarisan termasuk bidang hukum yang sensitif,

yang keterkaitannya dengan agama dan adat suatu masyarakat. Oleh sebab itu,

hukum perkawinan Islam dan hukum kewarisan diakui secara langsung berlaku,

dengan cara ditunjuk oleh undang-undang. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974

misalnya, secara tegas menyebutkan bahwa perkawinan adalah sah dilakukan

menurut hukum agamanya masing-masing dan kepercayaannya itu. Di sini

UTS Hukum Islam

JAWABAN NO 1

Page 2: Uts h islam

bermakna, keabsahan perkawinan bagi seorang Muslim/Muslimah adalah jika sah

menurut hukum Islam, sebagai hukum yang hidup di dalam masyarakat.

Setahun yang lalu, Pemerintah telah mempersiapkan Rancangan Undang-

Undang tentang Hukum Terapan Pengadilan Agama. RUU ini merupakan upaya

untuk mentransformasikan kaidah-kaidah hukum Islam, sebagai hukum yang

hidup di dalam masyarakat menjadi hukum positif. Cakupannya adalah bidang-

bidang hukum yang menjadi kewenangan dari Peradilan Agama. Tentu saja

subyek hukum dari hukum positif ini nantinya berlaku khusus bagi warganegara

yang beragama Islam, atau yang secara sukarela menundukkan diri kepada hukum

Islam. Presiden dan DPR juga telah mensahkan Undang-Undang tentang Wakaf,

yang mentransformasikan kaidah-kaidah hukum Islam ke dalam hukum positif.

Berbagai undang-undang yang terkait dengan hukum bisnis juga telah

memberikan tempat yang sewajarnya bagi kaidah-kaidah hukum Islam yang

berkaitan dengan perbankan dan asuransi.

Kesimpulan : bahwa menurut Yusril Ihza hukum Islam telah memberi konstribusi

dalam hukum Nasional baik secara formal maupun nonformal hal tersebut terbukti

bahwasanya dalam hal peribadatan yang secara langsung berlaku ajaran Islam

bagi masyarakat yang mau tunduk pada hukum islam dalam hal ini yang

dimkaksud adalah warga Indonesia yang muslim. Sedangkan yang secara formal

ajaran hukum islam telah diberlakukan atau telah menjadi hukum positif dalam

beberapa bidang seperti perkawinan, kewarisan dan perwakafan. Dimana

keberadaan ketiga hukum tersebut telah diakui dengan dikeluarkannya instruksi

presiden No.1 Tahun 1991 kepada menteri agama RI untuk menyebar luaskan

kompilasi hukum Islam yang terdiri dari Buku I tentang hukum perkawinan, Buku

II tentang hukum kewarisan, Buku III tentang Hukum Perwakafan. Dalam

keputusan menteri agama tentang pelaksanaan Instruksi Presiden di sebutkan

bahwa seluruh lingkungan instansi terutama Peradilan Agama agar menerapkan

kompilasi hukum islam itu disamping peraturan perundang-undangan lainnya

dalam menyelesaikan masalah-masalah di bidang huhum perkawinan, kewarisan

UTS Hukum Islam

Page 3: Uts h islam

dan perwakafan. Hal tersebut membuktikan bahwa keberlakuan hukum Islam di

beberapa bidang telah diakui dan berlaku.

Pendapat Jimly Assiddiqi Tentang Konstribusi Hukum Islam Dalam Sistem

Hukum Nasional

Menurut Pandangan Jimly Assiddiqi, pengakuan terhadap sistem hukum

Islam sebagai bagian dari yang tak terpisahkan dari sistem hukum nasional akan

berdampak positif bagi upaya pembinaan hukum Nasional. Setidaknya kita dapat

memastikan bahwa di sebagian besar masyarakat Indonesia yang akrab dengan

nilai-nilai Islam, kesadaran kognitif dan pola perilaku mereka dapat dengan

mudah memberi dukungan terhadap syariat Agama.

Kesimpulan : melalaui lahirnya UU No. 7 Tahun 1989 tentang peradilan agama

yang kemudian disusul dengan lahirnya kompilasi Hukum Islam melalui Instruksi

Presiden No 1 Tahun 1991 merupakan puncak pencapaian yang sangat

monumental dalam sejarah pelembagaan hukum di Indonesia karena dengan

lahirnya UU peradilan Agama umat islam di Indonesia memiliki lembaga

peradilan yang eksistensinya sejajar dengan peradilan lainnya. Dengan demikian

kompilasi hukum islam dapat menjadi pedoman dalam mengisi hukum umum

khususnya kekosongan bagi warga negara yang beragama islam.

Pendapat Mahfudz MD Tentang Konstribusi Hukum Islam Dalam Sistem

Hukum Nasional

Menurut buku karya Mahfudz MD yang berjudul membangun politik

hukum dan menegakkan konstitusi disebutkan bahwa hukum zakat, hukum sholat,

hukum pidana islam (jinayat), hukum perdata islam (muamalah) bukanlah hukum

karena hukum-hukum tersebut belum disyahkan oleh negara (meskipun secara

umum disebut hukum). Itu semua baru merupakan norma atau kaidah yang tidak

dapat dipaksakan dan dinacam dengan sanksi otonom. Meskipun demikian ada

sebagian dari ajaran islam yang ditetapkan sebagai hukum oleh lembaga yang

UTS Hukum Islam

Page 4: Uts h islam

berwenang seperti hukum-hukum perkawinan atau hal-hal lain yang diatur dalam

UU tentang peradilan Agama.

Kesimpulan : hukum Islam memberi warna pada hukum Indonesia terutama

dalam hal perkawinan serta hal-hal yang diatur dalam UU Peradialn Agama.

Sedangkan dalam hal yang menyangku hukum zakat, sholat, muamalah dan

jinayah belum dapat dikatakan sebagai hukum dan masih menjadi tataran norma

yang berlaku bagi masyarakat muslim di Indonesia.

Pengertian Jinayah

Para fuqaha menyatkan bahwa lafal jinayah sama artinya dengan jarima.

Pengertian jinayah adalah setiap perbuatan yang dilarang oleh syara’, baik

perbuatan itu mengenai jiwa, harta benda atau yang lainnya. Secara etimologi

jinayah berarti perbuatan terlarang, dan jarimah berarti perbuatan dosa. Sedangkan

secara terminology  jarimah adalah segala larangan syarak yang diancam

hukuman had atau takzir. Suatu perbuatan dianggap sebagai jarima karena

perbuatan tesebut merugikan kepada tata aturan masyarakat, kepercayaan dan

agamanya, harta benda, nama baiknya, serta paa umumnya merugikan

kepentingan dan ketentraman masyarakat

Pembagian Jinayah/Jarima Berdasarkan Sanksi Hukum/Berat Ringannya

Hukuman

1. Jarimah Hudud

Jarimah Hudud adalah Jarimah yang diancam dengan hukuman yang telah

ditetapkan oleh syara’ dan menjadi hak Allah (hak masyarakat). Jarimah Hudud

memiliki ciri khas diantaranya adalah :

Hukumannya tertentu dan terbatas, dalam arti bahawa hukumannya

telah ditentukan oleh syara’ dan tidak ada batas minimal dan

maksimal.

UTS Hukum Islam

JAWABAN NO 2

Page 5: Uts h islam

Hukuman tersebut merupakan hak Allah semata-mata atau kalau ada

hak manusia di samping hak Allah maka yang lebih menonjol. Hak

Allah merupakan suatu hak yang manfaatnya kembali kepada

masyarakat dan tidak tertentu bagi seseorang.

Jenis hukuman untuk jarimah hudud diantaranya:

a. Zina (Dera/hukuman cambuk, Pengasingan dan Rajam/dilempari batu)

b. Qadzaf / Penuduhan Zian ( Dera dan pencabutan hak sebagai saksi)

c. Minum minuman keras ( 80 kali jilid dera)

d. Pencurian (potong tangan)

e. Perampokan (Hukuman mati, hukuman mati salib, hukuman potong

tanga dan kaki, serta hukuman pengasingan)

f. Murtad ( Hukuman mati dan penyitaan harta benda)

g. Pemberontakan (Hukuman Mati)

2. Jarimah  Qishash

Jarimah Qishash yang diancan dengan hukuman qishash. Qishash merupakan

hukuman yang sudah ditentukan oleh syara’. Perbedaan jarimah  qishash

dengan jarimah hudud adalah jika jarimah hudud merupakan hak Allah (hak

masyarakat), sedangkan qishash adalah hak individu (hak manusia). Yang

dimaksud hak manusia disni adalah sustu hak yang manfaatnya kembali kepada

orang tertentu. Jarimah Qishas memiliki ciri khas diantaranya adalah :

Hukumannya sudah tentu dan terbatas, dalam arti bahawa

hukumannya telah ditentukan oleh syara’ dan tidak ada batas minimal

atau maksimal.

Hukuman tersebut merupakan hak perseorangan (individu), dalam arti

bahwa korban atau keluarganya berhak memberika pengampunan

terhadap pelaku

Jenis hukuman untuk jarimah Qishas diantaranya:

a. Pembunuhan sengaja dan penganiayaan sengaja hukumannya Qishash.

Qishash adalah memberiakn hukuman kepada pelaku perbuatan persis

seperti apa yang dilakukan terhadap korban.

UTS Hukum Islam

Page 6: Uts h islam

b. Diat adalah hukuam pokok untuk tindak pidana pembunuhan dan

penganiayaan menyerupai sengaja atau tidak sengaja

c. Kifarat dijatuhkan atas dasar pembunuhan kareana kekeliruan/ tidak

sengaja dan menyerupai sengaja

d. Hilangnya hak waris dan hak wasiat merupakan hukuman tambahan,

disamping hukuman pokok untuk tindak pidana pembunuhan.

3. Jarimah Ta’zir

Ta’zir adalah hukuman yang telah ditetapkan oleh negara. Ciri Jarimah Ta’zir

adalah :

Hukumannya tidak tentu dan tidak terbatas. Artinya hukuman tersebut

belum ditentukan oleh syara’ dan atas batas minimal dan ada batas

maksimal.

Penentu hukum tersebut adalah hak penguasa.

Berbeda dengan jarimah hudud dan qishash maka jarimah ta’zir tidak ditentukan

banyaknya. Tujuan diberikan hak penuntutan jarimah ta’zir dan hukumannya

kepada penguasa adalah agar mereka dapat mengaturmasyarakat dan memelihara

kepentingn-kepentingannya, serta bisa menghadapai dengan sebaik-baiknya setiap

keadaan yang bersifat mendadak. Jenis hukuman untuk jarimah Ta’zir

diantaranya :

a. Hukuman mati : Tujuannya untuk memberi pengajaran dan tidak boleh

sampai membinasakan, namun para fuqaha membuat suatu penegcualian

yauti dobolehkannya penjatuhan hukuman mati apabila hukuman itu

dikendaki oleh kepentingan umum.

b. Hukuman jilid : jilid cambuk merupakan hukuman pokok dalam syariat

islam

c. Kawalan : hukuman kawalan ini terdiri dari kawalan terbatas dan kawalan

tak terbatas. Pengertian terbatas dan tidak terbatas dalam konteks ini

adalah waktu.

UTS Hukum Islam

Page 7: Uts h islam

d. Hukuman pengasingan : masa pengasingan dalam jarimah ta’zir tidak

boleh lebih dari satu tahun, agar tidak melebihi masa dari jarimah zina

yang merupakan hukuman had.

e. Hukuman salib : dalam jarimah ta’zir tidak dibarengi dan tidak didahului

dengan hukuman mati melainkan terhukum disalib dalan keadaan hidup.

f. Hukuman pengucilan : ditempat pengasingan itu dia tidak boleh diajak

bicara dengan siapapun hingga ia bertobat

g. Hukuman ancaman, teguran dan peringatan

h. Hukuman denda

i. Hukuman lain seperti : pemecatan dari jabatan atau pekerjaan, penjabutan

hak-hak tertentu, perampasan alat yang digunakan untuk melakukan

jarimah, penayangan gambar di televisi atau dimuka umum.

Sanksi dalam hukum Islam yang sering dihadapkan dengan HAM,

menurut saya hal tersebut merupakan hal yang kontroversi sebab ajaran hukum

islam memang memberikan sanksi yang tegas dalam hal sanksi hukuman seperti

ketentuan tentang hukuman pencurian yang tercantum dalam surah Al- Maaidah

ayat 38 yang artinya berbunyi : “ Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang

mencuri, potonglah tangan keduanya sebagai pembalasan bagi apa yang mereka

kerjakan dan sebagai siksaan dari Allah. Dan Allah Maha perkasa lagi Maha

bijaksana.“ . Namun dalam menganalisisnya kita juga tidak serta merta

menjustice bahwa hukum Islam melanggar HAM sebab pada dasarnya yang

kebayakan belum kita ketahui adalah maksud dan tujuan dari adanya hukuman

tersebut.

Hukuman potong tangan dianggap sementara orang sebagai hukuman yang

kejam dan tidak berperikemanusiaan. Pandangan ini tentu saja tidak tepat, karena

hanya melihat lahirnya saja tanpa memahami maksud dan tujaunnya. Syariat islam

memandang bahwa hukum harus berisi ketegasan, bukan kelemahan dan

UTS Hukum Islam

JAWABAN NO 3

Page 8: Uts h islam

kelunakan. Hukuman –hukuman yang bersifat ringan, lemah dan lunak seperti

penjarah akan dianggapa enteng oleh para pelaku jarimah. Akibatnya meskipun ia

telah dijatuhi hukuman dalam tindak pidana yang dilakukanya, ia akan

mengulangi lagi perbuatannya itu setelah hukuman selasai dilaksanakan.

Sebaliknya jika hukuaman itu kelihatan keras dan tegas maka pelakua akan

berpikir dua kali untuk mengulangi perbuatannya dan orang lain pun akan takut

untuk melakukan perbuatan semacam itu. Dengan demikian fungsi pencegahan

yang merupakan salah satu tujuan hukuman akan dapat tercapai.

Selain itu kegunaan pencegahan adalah rangkap yaitu menahan orang yang

berbiat itu sendiri untuk tidak mengulangi perbuatannya, dan menahan orang lain

untuk tidak berbuat seperti itu serta menjauhkan diri dari lingkungan jarimah.

Tujuan yang lainnya adalah perbaikan dan pendidikan pelaku jarimah agar dia

menjadi orang yang baik dan menyadari kesalahannya. Disini terlihat bagaimana

perhatian syariat islam terhadap diri pelaku.

Pada hakikatnya, perbuatan jarimah merupakan suatu hal yang tidak

disenangi dan menginjak-injak keadailan serta mambangkitkan kemarahan

masyarakat terhadap pembuatnya, disamping menimbulkan rasa iba dan kasih

sayang terhadap korbannya. Hukuman atas diri pelaku merupakan salah satu cara

menyatakan reaksi dan balasan dari masyarakat terhadap perbuatan pelaku yang

telah melanggar kehormatannya sekaligus juga merupakan upaya menenangkan

hati korban. Dengan demikian, hukuman itu dimaksudkan untuk memberikan rasa

derita yang harus dialami oleh pelaku sebagai imbangan atas perbuatannya dan

sebagai sarana untuk mensucikan dirinya. Dengan demikian akan terwujudlah rasa

keadailan yang dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat.

UTS Hukum Islam

Page 9: Uts h islam

A. Wakaf

Wakaf dalam bahasa Indonesia, bersala dari kata kerja bahasa Arab

Waqofa yang berarti menghentikan, berdiam di tempat atau menahan sesuatu. Jika

pengertian menahan sesuatu dihubungkan dengan harta kekayaan, maka wakaf

adalah menahan sesuatu benda untuk diambil manfaatnya sesuai dengan ajaran

Islam. The Shorter Enyclopedia of Islam(E.J. Brill Leiden, 1953: 626) menyebut

pengertian wakaf menurut pengertian hukum Islam yaitu : memelihara sesuatu

barang atau benda dengan jalan menahannya agar tidak menjadi milik pihak

ketiga. Barang yang ditahan ini haruslah benda yang tetap zatnya yang dilepaskan

oleh yang punya dari kekuasaannnya sendiri dengan cara dan syarat tertentu,

tetapi dapat dipetik hasilnya dan dipergunakan untuk keperluan amal kebijakan

yang ditetapkan oleh ajaran Islam.

Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa harta yang diwakafkan

haruslah (1) benda yang kekal zatnya/tahan lama wujudnya, tidak lekas musnah

setelah dimanfaatkan (2) lepas dari kekuasaan orang-orang yang berwakaf (3)

tidak dapat diasingkan kepada pihak lain, baik dengan jalan jual-beli, hibah

maupun dengan warisan (4) untuk keperluan amal kebijakan sesuai dengan ajaran

Islam.

Unsur-unsur pembentuk yang juga merupakan rukun wakaf ialah :

a) Orang yang berwakaf (yang mewakafkan hartanya)/Wakif

Seorang wakif haruslah memenuhi syarat untuk mewakafkan hartanya,

diantaranya adalah kecakapan bertindak, telah dapat mempertimbanhkan baik

buruknya perbuatan yang dilakukannya dan benar-benar pemilik harta yang

diwakafkan itu. Seorang wakif tidak boleh mencabut kembali wakafnya dan

dilarang pula menuntut agar harta yang sudah diwakafkan dikembalikan

kedalam (bagian) hak miliknya. Agama yang dipeluk seseorang, tidak

menjadi syarat bagi seorang wakif. Ini berarti bahwa seorang nonmuslim pun

dapat menjadi wakif asal saja tujuan wakafnya itu tidak bertentangan dengan

ajaran Islam.

UTS Hukum Islam

JAWABAN NO 4

Page 10: Uts h islam

b) Harta yang diwakafkan /Mauquf

Barang atau benda yang diwakafkan harus memenuhi syarat : (1) harus tetap

zatnya dan dapat dimanfaatkan uantuk jangka waktu yang lama (tidak habis

sekali pakai) (2) harus jelas wujudnya dan pasti batas-batasnya jika berbentuk

tanah (3) harus benar-benar kepunyaan wakif dan bebas dari segala beban (4)

dapat berupa benda bergerak seperti buku-buku, saham, surat-surat berharga

dll.

c) Tujuan wakaf (yang berhak menerima hasil wakaf)/Mauquf’alaih

Tujuan wakaf harus jelas misalnya : (1) untuk kepentingan umum seperti

masjid, sekolah, rumah sakit dan amal-amal sosial lainnya (2) untuk

menolong fakir miskin, orang-orang terlantar dengan jalan membangun panti

asuhan (3) untuk keperluan anggota keluarga sendiri, walaupun misalnya

anggota keluarga itu terdiri dari orang-orang yang mampu (4) tidak boleh

bertentangan dengan nilai-nilai ibadah.

d) Pernyataan wakaf dari wakif/ Ikrar Wakaf

Pernyataan wakif yang merupakan tanda penyerahan barang atau benda yang

diwakafkan itu, dapat dilakukan dengan lisan atau tulisan. Dengan pernyaan

itu, tanggallah hak wakif atas benda yang diwakafkannya. Karena tindakan

mewakafkan sesuatu itu dipandang sebagai perbuatan hukum sepihak, maka

dengan pernytaan wakif yang merupakan ijab perkawakafan telah terjadi.

Pernyataan qabul dari orang yang berhak menikmati hasil wakaf itu tidak

diperlukan. Dalam wakaf, hanya ada ijab tanpa qabul.

Syarat – syarat Wakaf :

a) Perwakafan benda tidak dibatasi untuk jangka waktu tertentu saja,

tetapi untuk selama-lamanya

b) Tujuannya harus jelas

c) Wakaf harus segara dilaksanakan setelah ikrar wakaf dinyatakan

oleh wakif tanpa menggantungkan pelaksanaanya pada suatu

peristiwa yang akan terjadi di masa yang akan datang.

UTS Hukum Islam

Page 11: Uts h islam

d) Wakaf yang sah wajib dilaksanakan karena ikrar wakaf yang

dinyatakan oleh wakif berlaku seketika dan untuk selama-lamanya.

B. Bank Syariah

Bank syariah merupakan bank yang cara kerjanya disesuaikan dengan syariat

islam yang berdasarkan pada sumber ajaran islam yaitu Al-Qur’an, Hadist dan

Ijtihad. Hal tersebut dimaksudkan untuk menghindarkan bunga. Dalam

menjalankan pekerjaannya Bank Syariah menggunakan beberapa teknik dan

metode investasi, diantaranya adalah :

Musharakah : seorang pemilik modal yang memberikan modal

kepada mitra kerjanya yang pada akhirnya laba akan dibagi antara

keduanya menurut presentase yang disetujui.

Murabahah : dalam sistem ini bank membeli suatu komoditi

tertentu menurut rincian kleinnya dan mengizinkan berdasarkan

pembagian rasio laba yang disetujui.

Shirakah : sistem perbankan dimana pemegang saham, deposito,

investasi dan peminjam akan berperan serta atas dasar mitra usaha.

Kegiatan usaha perbankan Islam meliputi semua kegiatan perbakan konvesional,

kecuali pinjaman dengan bunga. Ia menerima simpanan dan memberi pinjaman,

tetapi tidak menerima dan membayar bunga. Sebagai sumber dana, Bank Islam

dapat melaksanakan dua jenis usaha. Pertama, member model sepenuhnya atau

sebagian kepada kaum usahawan pencari modal dengan perjanjian berbagai

keuntungan. Kedua, menawarkan jasa tertentu dengan memungut biaya

administrasi dan komisi.

C. Wasiat

Wasiat artinya pernyataan kehendak mengenai apa yang akan dilakukan terhadap

hartanya setelah ia meninggal. Menurut arti kata- kata dan untuk pemakaian soal-

soal lain diluar kewarisan, wasiat berarti pula nasehat-nasehat atau kata-kata yang

baik yang disampaikan seseorang kepada orang lain berupa kehendak orang yang

berwasiat untuk dikerjakan sesudah ia meninggal dunia. Dikemukan dalam

sebuah hadist bahwa tidak ada wasiat bagi ahli waris, jadi dengan demikian

berwasiat disini hanya untuk kemaslahatan umum seperti perbaikan masjid,

UTS Hukum Islam

Page 12: Uts h islam

sekolah agama, orang-orang yang memerlukan bantuan serta perjuamgan untuk

agama islam.

Para ahli hukum sependapat bahwa batas wasiat paling banyak 1/3 peninggalan

harta pewaris, walaupun demikian kalau ada wasiat pewaris yang lebih dari 1/3

harta peninggalan maka diselesaikan dengan salah satu cara berikut :

a. Dikurangi sampai batas 1/3 harta peninggalan

b. Diminta kesediaan semua ahli waris yang pada saat itu

berhak menerima waris, apakah mereka mengikhlaskan,

meridhokan kelebihan wasiat atas atas 1/3 harta

penimggalan itu. Jika mereka mengikhlaskannya maka

halal hukumnya pemberian wasiat yang lebih dari sepertiga

harta peninggalan itu.

D. Waris

Hukum kewarisan Islam adalah hukum yang mengatur segala sesuatu yang

berkenaan dengan peralihan hak atas harta seseorang setelah ia meninggal dunia

kepada ahli warisnya. Hukum kewarisan islam memiliki beberapa asas

diantaranya adalah :

a. Asas Ijbari ialah peralihan harta dari sesorang yang meninggal

dunia kepada ahli warisnya berlaku dengan sendirinya menurut

ketetapan Allah tanpa digantungkan kepada kehendak pewaris atau

ahli waris.

b. Asas Bilateral berarti seseorang menerima hak warisan dari kedua

belah pihak kerabat dari keturunan laki-laki maupun perempuan.

c. Asas Individual menyatakan bahwa warisan dapat dibagi-bagi pada

masing-masing ahli waris untuk dimiliki secara perorangan dalam

pelaksanaannya seluruh harta warisan dikatakan dalam nilai

tertentu yang kemudian dibagikan kepada setiap ahli warisnya

menurut kadar bagian masing-masing.

d. Asas keadilan dan berimbang mengandung arti bahwa harus

senantiasa terdapat keseimbngan anatara hak dan kewajiban, antara

UTS Hukum Islam

Page 13: Uts h islam

hak yang diperoleh hak sesorang dengan kewajiban yang harus

ditunaikannya.

e. Asas yang menyatakan bahwa pewarisan ada jika ada yang

meninggal dunia, hal ini berarti bahwa pewarisan semata-mata

akibat dari kematian seseorang.

Negara Indonesia tidak menerapkan hukum Islam pada aspek

pidana padahal mayoritas penduduknya muslim karena negara Indonesia

secara konstitisional bukan negara islam melainkan negara pancasila,

sehingga secara formal kelembagaan terlebih tentang aspek pidana tidak

memungkinkan bagi umat islam untuk mewujudkan hukum pidana islam

seutuhnya terlebih dalam bentuk yang resmi pula. Negara pancasila ini

muncul bukan serta merta akan tetapi merupakan hasil pemikiran para

pendiri bangsa yang dilalui melalui prosedur musyawarah mufakat dalam

hal ini berati Indonesia memilih menjadi negara pancasila ini merupakan

hasil sustu kesepakatan bersama.

Negara pancasila adalah religious nation state yakni negara

kebangsaan yang bukan negara agama (berdsarkan satua gama tertentu)

karena masyarakat indonesia yang plural dan bukan negara sekuler (negara

yang tak mengurusi agama sama sekali). Ada yang mengatakan konsep ini

sebagai negara teo-demokrasi. Negara pancasila membina dan mengakui

agama-agama yang dianut oleh rakyatnya sepanjang berkeadabana dan

adil. Umat islam tidak perlu berdebat atas ketidakmampuannya

memeberlakukan hukum islam, karena umat islam telah terikat dan

mengikatkan diri pada hukum nasional yang pemberlakuannya harus

dilakukan secara prosedural oleh rakyat (legislatif) terutama untuk hukum-

hukum publik yang sumbernya merupakan campuaran aspirasi dari

gagasan hukum masyarakat tentang hukum Barat, Hukum Adat dan

Hukum Islam.

UTS Hukum Islam

JAWABAN NO 5