utang pemerintahan presiden sby selama 9 tahun rp 1.496,12 triliun, mengapa kehidupan rakyat jelata...

13
Musni Umar, Ph.D

Upload: musniumar

Post on 12-Jun-2015

2.823 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Utang Pemerintahan Presiden SBY Selama 9 Tahun Rp 1.496,12 Triliun, Mengapa Kehidupan Rakyat Jelata Makin Susah

Musni Umar, Ph.D

Page 2: Utang Pemerintahan Presiden SBY Selama 9 Tahun Rp 1.496,12 Triliun, Mengapa Kehidupan Rakyat Jelata Makin Susah

Utang Pemerintahan Presiden SBY Selama 9 Tahun Rp

1.496,12 Triliun, Mengapa Kehidupan Rakyat Jelata Makin

Susah Oleh Musni Umar

Sociologist and Researcher

Page 3: Utang Pemerintahan Presiden SBY Selama 9 Tahun Rp 1.496,12 Triliun, Mengapa Kehidupan Rakyat Jelata Makin Susah

Data Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan Republik Indonesia, yang dikutip DetikFinance menyebutkan bahwa hingga akhir September 2013 utang pementintah Indonesia telah mencapai Rp 2.273 triliun (Senin, 28/10/2013).

Jumlah utang pemerintah Indonesia tersebut, jika dibagi rata dengan jumlah penduduk Indonesia hasil Sensus Penduduk tahun 2010 sebanyak 237.641.326 jiwa, maka setiap orang Indonesia pada akhir September 2013 telah memiliki utang sebesar Rp 9.564 juta. Jumlah utang pemerintah Indonesia terus bertambah besar karena pertama, krisis moneter dan ekonomi yang melanda Indonesia yang mengakibatkan ekonomi Indonesia hancur, yang diselamatkan dengan berutang dalam jumlah yang besar, yang dilakukan pada awal reformasi tahun 1998, Kedua, nilai mata uang rupiah terhadap mata uang asing terutama dolar Amerika Serikat terus melemah menjelang akhir 2013 dan sampai sekarang kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat telah mencapai Rp 12.130 per dolar Amerika Serikat (Sumber https://www.google.com/search?q=kurs+rupiah+bterhadap+dolar+Amerika+Serikat, 27/1/2014).

Page 4: Utang Pemerintahan Presiden SBY Selama 9 Tahun Rp 1.496,12 Triliun, Mengapa Kehidupan Rakyat Jelata Makin Susah

Kedua, pemerintah terus menambah utang baru. Tahun 2014 pemerintah merencanakan untuk menambah utang baru sebesar Rp 154,2 triliun atau 1,49 persen terhadap PDB. Utang tersebut untuk menutup defisit anggaran, karena tahun 2014 direncanakan total anggaran pendapatan negara sebesar Rp 1.662,5 triliun. Sementara total Belanja Negara (APBN) tahun 2014 sebesar Rp 1.816,7 triliun (sumber: Pidato Kenegaraan Presiden SBY, 16/8/2013).

Peningkatan jumlah APBN dari tahun ke tahun patut disyukuri. Sebagai gambaran, tahun 2013 jumlah APBN sebesar Rp 1.657 triliun, pada tahun 2014 direncanakan meningkat menjadi Rp Rp 1.816,7 triliun.

Akan tetapi, peningkatan jumlah APBN paralel pula dengan peningkatan utang pemerintah Indonesia.

Page 5: Utang Pemerintahan Presiden SBY Selama 9 Tahun Rp 1.496,12 Triliun, Mengapa Kehidupan Rakyat Jelata Makin Susah

Utang Meningkat Drastis di Masa SBY APBN Indonesia di era Orde Reformasi, telah meningkat

jumlahnya sekitar lima belas kali dibanding APBN pada akhir Orde Baru.

Pada saat yang sama, meningkat pula utang pemerintah Indonesia yang mencapai lebih dari 300 persen dibanding utang di masa Orde Baru.

Peningkatan utang yang sangat tajam terjadi pada awal Orde Reformasi. Total utang diakhir Orde Baru (1997) sebesar Rp 552,5 triliun atau 57 persen terhadap PDB. Pada akhir 1999 utang pemerintah Indonesia meningkat drastis menjadi Rp 939,5 triliun atau 85 persen terhadap PDB (sumber: http://www.arrahmah.com/read/2011/09/03/15044-utang-indonesia-tak-ada-habisnya).

Page 6: Utang Pemerintahan Presiden SBY Selama 9 Tahun Rp 1.496,12 Triliun, Mengapa Kehidupan Rakyat Jelata Makin Susah

Peningkatan jumlah utang terjadi secara dramatis di masa pemerintahan Presiden SBY. Selama 9 (sembilan) tahun masa pemerintahannya yaitu dari 2005-2013, total utang yang dilakukan pemerintahannya sebesar Rp 1.496,12 triliun,

dengan perincian: * Tahun 2005: Rp 1.313,5 triliun (47%) * Tahun 2006: Rp 1.302,16 triliun (39%) * Tahun 2007: Rp 1.389,41 triliun (35%) * Tahun 2008: Rp 1.636,74 triliun (33%) * Tahun 2009: Rp 1.590,66 triliun (28%) * Tahun 2010: Rp 1.676,15 triliun (26%) * Tahun 2011: Rp 1.803,49 triliun (25%) * Tahun 2012: Rp 1.975,42 triliun (27,3%) * September 2013: Rp 2.273,76 triliun (27,5%)

(Sumber: DetikFinance, 28/10/2013)

Page 7: Utang Pemerintahan Presiden SBY Selama 9 Tahun Rp 1.496,12 Triliun, Mengapa Kehidupan Rakyat Jelata Makin Susah

Mengapa Tidak Meningat Kesejahteraan Rakyat Sejatinya kalau APBN meningkat dan utang meningkat dalam jumlah yang luar biasa

besar, rakyat makin sejahtera, kehidupan rakyat semakin bertambah baik. Namun dalam realitas, yang terjadi pada rakyat jelata (wong cilik) adalah sebaliknya.

Mereka semakin susah dan terpinggirkan. Penyebabnya antara lain: pertama, APBN yang ditopang dengan utang, tidak disasarkan untuk membangun ekonomi yang berkeadilan berdasarkan Pembukaan UUD 1945 dan Pancasila, di mana pemerintah wajib memberi affirmative action untuk memberdayakan dan memajukan mayoritas rakyat Indonesia yang masih miskin, kurang pendidikan dan tertinggal. Pemerintah membangun ekonomi, mengamalkan asas persaingan bebas (free competition), sehingga hasilnya tidak memberi manfaat nyata bagi kemajuan rakyat jelata, justru semakin memperkaya mereka yang sudah kaya dan maju.

Kedua, di era Orde Reformasi terlalu banyak kementerian dan lembaga negara yang didirikan, serta pembentukan daerah baru seperti kabupaten, kota dan provinsi, sehingga banyak menghabiskan anggaran belanja. Selain itu, pemerintah tidak hidup sederhana, hemat dan efektif dalam menggunakan anggaran belanja negara, dan terus menambah jumlah pegawai, sehingga anggaran belanja negara banyak terkuras untuk membayar belanja pegawai.

Page 8: Utang Pemerintahan Presiden SBY Selama 9 Tahun Rp 1.496,12 Triliun, Mengapa Kehidupan Rakyat Jelata Makin Susah

Ketiga, beban negara untuk membayar cicilan utang pokok dan bunga sangat besar dan terus meningkat jumlahnya. Sebagai gambaran:

Tahun 2010 Tahun 2011 * Cicilan utang pokok Rp 124,68 triliun * Cicilan utang pokok Rp 141 triliun * Cicilan bunga Rp 105,65 triliun * Cicilan bunga Rp 106 triliun ---------------------- ---------------- Rp 230,33 triliun Rp 247 triliun Tahun 2012 Tahun 2013 * Cicilan utang pokok Rp 139 triliun * Cicilan utang pokok Rp 160,421 triliun * Cicilan bung Rp 122,13 triliun * Cicilan bunga Rp 111,798 triliun ------------------------

__________ Rp 261,13 trilun Rp 272.219 Sumber: - Blog.resistnews.web.id/2012/catatan kritis atas pembangunan.html - DetikFinance, Kamis, 23/01/2014 08:04 WIB

Page 9: Utang Pemerintahan Presiden SBY Selama 9 Tahun Rp 1.496,12 Triliun, Mengapa Kehidupan Rakyat Jelata Makin Susah

Mengapa Rakyat Jelata Makin Susah Sebagai sosiolog dan peneliti yang sering turun ke

masyarakat bawah, saya menyaksikan kesulitan yang dihadapi rakyat jelata (wong cilik). Selain itu, saya mendengar keluhan dan ratapan masyarakat bawah dari berbagai daerah dalam beberapa dialog interaktif melalui Radio Elshinta Bandung dan Radio Elshinta Jakarta serta RRI Pro 3 Jakarta, pada saat saya menjadi narasumber (pembicara) dalam berbagai dialog tersebut.

Masyarakat bawah makin susah hidup mereka di era Orde Reformasi dibandingkan era Orde Baru. Pertama, mahalnya harga sembilan bahan pokok (sembako). Ekonom Dr. Hendri Saparini, dalam acara peluncuran CORE Indonesia di Musium Nasional beberapa waktu lalu,

Page 10: Utang Pemerintahan Presiden SBY Selama 9 Tahun Rp 1.496,12 Triliun, Mengapa Kehidupan Rakyat Jelata Makin Susah

mengemukakan bahwa dalam lima tahun terakhir sembilan bahan pokok

(sembako) telah meningkat harganya sekitar 60 persen, yang berarti harga sembako mengalami kenaikan harga setiap tahun sebesar 12 persen.

Kenaikan harga sembako dan semua jenis barang tidak disertai dengan meningkatnya pendapatan rakyat jelata, sehingga mereka merasakan meningkatnya kesulitan hidup yang dialami. Maka fenomena Soeharto belakangan ini, sangat berkaitan erat dengan kesulitan hidup yang dialami rakyat jelata akibat harga sembako tidak terjangkau oleh rakyat jelata.

Ini terjadi karena kegagalan pemerintahan Presiden SBY dalam politik sembako yang menyerahkan harga sembako kepada mekanisme pasar bebas. Puncak kekecewaan rakyat jelata, mereka kemudian mengenang masa pemerintahan Presiden Soeharto, walaupun tidak ada kebebasan, dan dianggap kejam serta otoriter dalam menjalankan pemerintahan, tetapi harga sembako murah dan terjangkau harganya oleh rakyat jelata.

Page 11: Utang Pemerintahan Presiden SBY Selama 9 Tahun Rp 1.496,12 Triliun, Mengapa Kehidupan Rakyat Jelata Makin Susah

Kedua, pekerjaan susah mendapatkan sekarang. Rakyat jelata (wong cilik) dalam berbagai kesempatan mengemukakan bahwa mereka lebih mudah mendapatkan pekerjaan di masa Orde Baru dibandingkan di era Orde Reformasi. Sekalipun gaji yang diperoleh dari hasil pekerjaan tidak besar di masa Orde Baru, tetapi karena sembako murah, maka pendapatan yang diperoleh dirasa cukup dan bahkan bisa menabung.

Inilah kondisi umum yang dirasakan rakyat jelata, sehingga rasa tidak puas terhadap pemerintahan Presiden SBY sangat besar.

Page 12: Utang Pemerintahan Presiden SBY Selama 9 Tahun Rp 1.496,12 Triliun, Mengapa Kehidupan Rakyat Jelata Makin Susah

Kesimpulan Saya sangat prihatin melihat kenyataan bahwa masa

pemerintahan Presiden SBY yang panjang selama hampir 10 (sepuluh) tahun di era Orde Reformasi, dan pada tahun 2014 ini akan mengakhiri masa pengabdiannya sebagai Presiden RI selama dua periode yaitu 2004-2009 dan 2009-2014, gagal membawa peningkatan kehidupan ekonomi dari mayoritas bangsa Indonesia, yang dapat menjadi “success story” yang akan dikenang sepanjang masa oleh rakyat Indonesia selama Presiden SBY memimpin Indonesia.

Pada hal dalam sembilan tahun masa pemerintahan Presiden SBY (2005-2013) telah berutang sebesar Rp 1.496,12 triliun, sehingga total utang pemerintah Indonesia saat ini telah mencapai Rp 2.273,76 triliun.

Page 13: Utang Pemerintahan Presiden SBY Selama 9 Tahun Rp 1.496,12 Triliun, Mengapa Kehidupan Rakyat Jelata Makin Susah

Jumlah utang pemerintah Indonesia masih akan mengalami peningkatan pada tahun 2014. Semoga pada tahun-tahun mendatang ditemukan solusi untuk berhenti berutang.

Akhirnya saya mengemukakan rasa prihatin dan sedih yang amat mendalam bahwa meningkatnya utang pemerintah Indonesia yang luar biasa besar dari tahun ke tahun, tidak memberi manfaat nyata bagi peningkatan kesejahteraan seluruh bangsa Indonesia.

Saya mengharapkan model pembangunan yang dijalankan sekarang ini segera diakhiri karena bertentangan dengan tujuan Indonesia merdeka yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945 dan Pancasila.

Semoga Pemilu 2014 menghasilkan wakil-wakil rakyat yang lebih memihak kepada amanat penderitaan rakyat serta berhasil memilih Presiden dan Wakil Presiden RI yang tidak lagi memiliki kepentingan apapun kecuali ingin mewujudkan “Indonesia Raya” yang maju, bersatu, adil dan makmur.

Jakarta, 28 Januari 2014