usulan program kreativitas mahasiswa tekape...
TRANSCRIPT
1
USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
“TEKAPE”
TERNAK KROTO MEDIA PVC
BIDANG KEGIATAN :
PKM KEWIRAUSAHAAN
Diusulkan Oleh :
Aris Setyono H 0813023 (Angkatan 2013)
Ahmad Rikho A F H 0813009 (Angkatan 2013)
Rudi Antoro H 0711093 (Angkatan 2011)
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
i
2
ii
3
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
RINGKASAN ................................................................................................. iv
I. LATAR BELAKANG MASALAH ......................................................... 1
II. GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA .......................................... 2
III. METODE PELAKSANAAN ................................................................... 5
IV. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN ..................................................... 6
IV.1 Anggaran Biaya ............................................................................... 6
IV.2 Jadwal Kegiatan ................................................................................ 7
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iii
4
RINGKASAN
Saat ini persediaan telur kroto di pasaran masih sangat sedikit. Telur kroto
kebanyakan diperoleh dari pencari kroto di alam liar, sehingga hasil yang diperoleh
hanya mengandalkan alam. Sebaliknya permintaan telur kroto di pasaran sangat
tinggi. Hal ini mengakibatkan distribusi hasil atau produksi telur kroto tidak merata
yang mengakibatkan pemenuhan gizi burung kicau maupun ikan hias akan
terhambat.
Permintaan dan penawaran yang kurang seimbang memberikan peluang
tersendiri untuk melakukan bisnis budidaya telur kroto. Selain peminat budidaya
semut rangrang yang masih relatif sedikit, bisnis kroto juga dapat menghasilkan
pendapatan yang dibilang cukup memuaskan. Penawaran dan permintaan yang
tidak seimbang menjadikan telur kroto memiliki harga ekonomis yang tinggi.
Menyeimbangkan permintaan dan penawaran kroto di pasar, proses
menghasilkan telur kroto harus dilakukan dengan kontinyu atau berkelanjutan.
Berdasarkan prinsip tersebut koloni semut yang digunakan dalam budidaya harus
dengan jumlah yang besar agar menghasilkan telur kroto dengan jumlah yang besar.
Hal ini secara tidak langsung bisa melestarikan keberadaan semut rangrang di alam,
karena akhir-akhir ini alih fungsi lahan hutan menjadi perkebunan atau perumahan
mengakibatkan habitat semut rangrang menjadi rusak dapat mengakibatkan
berkurangnya koloni semut rangrang.
Budidaya kroto dapat dilakukan dengan cara membuat rumah atau kandang
yang di dalamnya terdapat media-media yang digunakan sebagai sarang semut
rangrang. Media-media tersebut dibuat sesuai dengan keadaan habitat aslinya
sehingga semut rangrang mau menempati media dan melakukan produksi dengan
menghasilkan telur. Dalam budidaya kroto jumlah media akan berbanding lurus
dengan hasil telur dan dengan pendapatan yang diperoleh. Semakin banyak media
yang disediakan untuk proses produksi, maka akan semakin banyak hasil telur yang
akan diperoleh dan semakin banyak pula pendapatan yang akan diperoleh dari
budidaya kroto.
iv
5
I. PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Kroto adalah telur yang dihasilkan oleh semut rangrang, telur yang
berukuran 5-6 mm ini merupakan makanan kesukaan bagi ikan hias dan
burung kicau. Karena kandungan gizinya yang tinggi maka kroto ini sangat
diminati sebagai makanan tambahan bagi burung kicau dan ikan hias. Para
hobiis biasanya mendapatkan kroto dari perburuan di alam, kualitasnya pun
kadang baik, kadang sudah basi. Keadaan kroto yang sulit dicari dan tidak
bisa tahan lama setelah diambil dari sarangnya membuat harga kroto di
pasaran cenderung mahal dan cukup stabil. Alhasil banyak perburuan kroto
yang membuat populasi semut rangrang di habitat aslinya terus menurun.
Seiring dengan meningkatnya permintaan kroto di pasaran dan
menurunnya produktivitas kroto di alam membuat permintaan kroto di
pasaran sulit terpenuhi. Oleh karena itu perlu adanya usaha pembudidayaan
semut rangrang secara modern dengan tujuan agar populasi semut rangrang
di habitat aslinya tidak terganggu dengan perburuan kroto secara terus-
menerus. Banyak cara dilakukan dengan tujuan agar dapat mengatasi
masalah diatas, salah satunya adalah dengan berusaha membudidayakan
semut rangrang dengan berternak menggunakan media tertentu.
Kebanyakan orang telah mencoba berternak dengan menggunakan media
toples atau media botol 600 ml. Berternak kroto dengan menggunakan
media toples ternyata belum bisa menghasilkan panen yang maksimal, hal
ini disebabkan media toples yang masih tertalu besar sehingga semut
rangrang akan membuat sarang kembali didalam toples, dan setelah semut
bertelur semut tersebut cenderung akan membuat atau merenovasi sarang
yang ada di dalam toples tersebut sehingga proses bertelurnya akan
ternggangu, oleh karena itu penggunaan media toples belum terlalu optimal
untuk menunjang produktivitas bertelur semut rangrang.
Sedangkan kelemahan menggunakan media botol adalah media ini
terlalu ringan sehingga media mudah bergerak apabila cara menyusunnya
kurang rapat antara satu media dengan media yang lainnya, semut juga
sangat mudah bersarang disela-sela botol sehingga akan mempersulit saat
panen karena otomatis antara botol yang satu dengan yang lainnya saling
melekat serta dapat dipastikan koloni akan merasa sangat tergganggu sarang
akan menjadi rusak saat botol harus diangkat untuk dipanen.
Oleh karena itu diperlukan media alternatif agar produktivitas dari
semut rangrang ini dapat dimaksimalkan. Penggunaan PVC 1,5 inci dipilh
dikarenakan media ini mempunyai diameter yang sedang untuk
sarangsemut rangrang, media PVC yang tidak tembus pandang juga
1
6
meninjang produktivitas bertelur semut rangrang dikarenakan semut
rangrang lebih menyukai tempat yang relatif gelap dan agak tertutup.
b. Tujuan program
Tujuan dari program ini, antara lain :
1) Membuat suatu unit usaha yang menghasilkan keuntungan.
2) Mengembangkan budidaya telur semut rangrang sebagai pakan burung
dan ikan hias yang berprotein tinggi dan bermutu.
3) Menjaga kelestarian semut rangrang di lingkunagn aslinya dan tidak
menggangu ekosistem di alam.
c. Luaran
Luaran yang diharapkan dari program ini adalah :
1) Produk kroto yang praktis dan berkualitas.
2) Membuat terobosan baru dengan membudidayakan semut rangrang tanpa
harus mengurangi populasinya di alam.
3) Menjadi pengusaha yang dapat menjaul produk ”TeKaPe”.
d. Kegunaan Program
Kegunaan dari program ini adalah
1) Pemanfaatan semut rangrang dengan untuk dibudidayakan telurnya
yang bernilai jual tinggi.
2) Mengurangi kerusakan habitat alami dari semut rangrang.
3) Menumbuhkan jiwa wirausaha dalam diri mahasiswsa yang sejalan
dengan kreativitas dan keterampilannya dalam bentuk wirausaha
budidaya kroto.
II. GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA
a. Kondisi umum lingkungan
Gagasan timbulnya rencana pembuatan usaha kewirausahaan
ternak kroto dikarenakan tingginya harga jual kroto sehingga mendorong
banyaknya perburuan kroto di habitat aslinya yang secara tidak langsung
merusak habitat aslinya di alam. Padahal perburuan kroto secara besar-
besaran dan tidak terkendali menyebabkan populasi semut di habitat
aslinya terus berkurang, apabila tidak adanya penanganan yang
berkelanjutan tentu saja populasi semut rangrang di habitat aslinya akan
sulit untuk dijumpai bahkan bisa saja menjadi punah.
Karena permintaan kroto dipasaran selalu meningkat sedang
produktivitas kroto di alamnya cenderung mengalami penurunan dan tidak
bisa di prediksi, belum lagi saat musim hujan tiba produktivitas kroto akan
terganggu karena semut rangrang cenderung lebih sering memperbaiki
sarangnya yang rusak karena terkena hujan daripada untuk bertelur.
Sehingga muncul gagasan untuk memanfaatkan semut rangrang dengan
cara menternakkan semut rangrang tersebut secara modern untuk diambil
2
7
krotonya. Dengan berternak kroto ini tidak perlu susah-susah mencari
sarang kroto langsung di habitat aslinya sehingga populasi semut rangrang
di habitat aslinya dapat terkendali, pemamnenan juga dapat dilakukan
kapanpun sesuai dengan kebutuhan pasar dan produktifitas tidak tergangu
oleh cuaca.
b. Peluang Pasar
Peluang Pasar : Karena permintaan pasar yang selalu naik di sepanjang
tahun dan produktivitas kroto yang naik turun
tergantung cuaca, sedangkan dengan berternak kroto
dapat menghasilkan kroto secara kontinyu tanpa
merusak habitat aslinya dan produktivitasnya tidak
tergantung oleh cuaca. Sehingga permintaan pasar
secara perlahan dapat ditutupi tanpa terpengaruhi oleh
faktor cuaca dan faktor lainnya.
c. Analisis Ekonomi
1) Analisis Biaya
a) Biaya Tetap
# Biaya Usaha
No Uraian Rp/Tahun
1 Biaya promosi 2.000.000
2 Biaya Sewa 3.000.000
Jumlah 5.000.000
# Biaya Penyusutan
# Biaya tetap (FC) = Biaya Usaha + Penyusutan + Pajak
= 5.000.000 + 3.313.000
= 8.313.000/ tahun
= Rp. 692.750 / bulan
No
. Harta Tetap
Jml Nilai
Awal
(Rp)
Nilai
Sisa
(Rp)
Umur
(th)
Depresiasi
(Rp/th)
1 Rak (2x1 m) 5 700.000 50.000 2 325.000
2 Baskom 100 5000 500 2 2250
3 Sarung Tangan 2 15.000 1000 2 7000
4 PVC (1,5 inc) 150 50.000 2000 5 9600
5 Corong 2 10.000 1000 2 4500
Jumlah 780.000 154500 348.350
3 3
8
b) Biaya Tidak Tetap (VC)
# Biaya Bahan Utama
# Biaya Tenaga Kerja
50.000/hari sebanyak 2 orang pekerja
Biaya = hari x upah
= 2 x 30 x 50.000 = 3.000.000
# Biaya Tidak Tetap (VC)
Biaya = Biaya Bahan Utama + Biaya Biaya Tenaga Kerja
= 6.630.000 + 3.000.000
= Rp 9.630.000
c) Biaya Produksi (TC)
Biaya = Biaya Tetap (FC) + Biaya Tidak Tetap (VC)
= 567.750 + 9.630.000
= Rp 10.197.750
d) Penentuan Harga Pokok Penjualan (PHPP)
Produksi/rak = rata-rata produksi x selongsong x susut (%)
= 40 gr x 600 x 90% = 40 gr x 600 x 0,9
= 21600 gr = 21,6 kg
Produksi total = Produksi/rak x jumlah rak
= 21,6 x 5 = 108 kg
HPP = 10.197.750/108
= Rp 94.423,6
2) Analisis Keuntungan
Jika harga jual/kg = Rp 180.000
Keuntungan/kg = 180.000-94.423,6
= Rp 85.576,4
No
. Uraian Satuan Volume
Harga
satuan
(Rp)
Jumlah
(Rp)
1 Ulat Hongkong Kg 5 60.000 300.000
2 Jangrik Kg 2,5 80.000 200.000
3 Gula Kg 10 12.000 120.000
4 Bibit Semut Toples 100 60.000 6.000.000
5 Tepung Tapioka kg 1 10.000 10.000
Jumlah 6.630.000
4 4
9
Keuntungan/bulan = 85.576,4 x 108
= Rp 9.242.251
Keuntungan/tahun = 9.242.251 x 12
= Rp 110.907.014
3) Pay Back Period = 10.197.750 / 110.907.014 = 0.092
PB/tahun = 0,092 x 12 = 1,104
Artinya dalam 1 bulan modal telah kembali.
4) ROI = %100mod
xusahaal
laba
= 110.907.014 x 100%
9.630.000
= 1151,5 %
ROI sebesar 1151,5 % berarti dari setiap pengeluaran biaya
sebesar Rp. 1 maka akan menghasilkan penerimaan sebesar Rp.
11,515.
III. METODE PELAKSANAAN
Metode yang ditempuh dalam berternak telur semut rangrang (kroto) sampai ke
konsumen yaitu :
a. Persiapan lokasi
Penyiapan lokasi dan ruang produksi. Rencana lokasi pelaksanaan usaha ini
terletak di desa Wulung RT 04/03, kec Randublatung, Blora.
d. Persiapan Peralatan
Pembelian peralatan dan penataan peralatan serta sarana dan prasarana.
Alat yang dibutuhkan :
1. Baskom tempat pakan
2. Baskom tempat minum
3. Alat panen khusus
4. Kawat bendrat
5. PVC
6. Baskom alas rak
e. Produksi dan Panen
Semut rangrang untuk pertama kali akan siap dipanen 2 bulan setelah
bibit mulai ditebar, kemudian akan berproduksi lagi setiap 1 sampai 1,5
bulan, dan seterusnya. Pemanenan sendiri dilakukan dengan menggunakan
alat panen khusus buatan sendiri yang terdiri dari baskom, corong, toples
dan kawat kasa. Kemudian semut yang berada dalam selongsong pipa
letakkan diatas corong yang sudah diberi kawat kasa hingga kroto hasil
panen terpisah dengan semutnya dan masuk kedalam toples.
f. Pemasaran Produk
Produk dipasarkan dengan cara dijual di toko penjual makanan burung atau
langsung dijual ke para pemilik burung kicau atau pemilik ikan hias.
5
10
g. Media Promosi yang akan digunakan
Promosi dilakukan dengan menggunakan brosur dan leaflet.
IV. ANGGARAN BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
a. Anggaran Biaya
No. Uraian Satuan Volume Harga
satuan (Rp)
Jumlah
(Rp)
1 Peralatan Penunjang
Rak Unit 5 700.000 3.500.000
Baskom Unit 100 5.000 500.000
2 Bahan Habis Pakai
Bibit Semut Toples 100 60.000 6.000.000
Ulat Hongkong Kg 5 60.000 300.000
Jangkrik Kg 2,5 80.000 200.000
Gula Kg 10 12.000 120.000
3 Perjalanan
Pengadaan Bahan
Baku
Kali 2 50.000 100.000
Pemasaran Kali 20 20.000 400.000
4 Lain-Lain
Dokumentasi Set 1 50.000 50.000
Kertas HVS Rim 1 45.000 45.000
Tinta Printer Set 1 35.000 35.000
Leaflet Rim ½ 350.000 175.000
Panflet Rim ½ 350.000 175.000
Jumlah 11.610.000
6
11
b. Jadwal Kegiatan
N
o
Kegiatan Bulan ke-
1 2 3 4 5
1 Persiapan lokasi
2 Persiapan peralatan
3 Persiapan bahan
baku
4 Panen
5 Promosi
6 Pemasaran
7 Evaluasi
8 Penyusunan laporan
akhir
7
12
DAFTAR PUSTAKA
Prayoga, Bayu.2013. Kupas Tuntas Budidaya Kroto Cara Modern. Penebar
Swadaya : Jakarta
___________. 2014. Menjawab Teka-Teki Berternak dan Bisnis Kroto.
Penebar Swadaya : Jakarta
13
LAMPIRAN
14
10
15
11
16
12
17
13
18
Lampiran 2
1. Peralatan penunjang
Material
Justifikasi
Pemakaian Kuantitas
Harga
Satuan
(Rp)
Jumlah
(RP)
Rak Tempat
sarang
semut
5
7.000
3.500.000
Baskom Tempat
pakan
100 5.000 500.000
SUB TOTAL (Rp) 4.000.000
2. Bahan Habis Pakai
Material
Justifikasi
Pemakaian Kuantitas
Harga
Satuan
(Rp)
Jumlah
(Rp)
Bibit Semut Biit awal
berternak
100 60.000 6.000.000
Ulat
Hongkong
Pakan
Ternak
5 60.000 300.000
Jangkrik Pakan
Ternak
2,5 80.000 200.000
Gula Minuman
Ternak
10 12.000 120.000
Tepung
Tapioka
Untuk Panen 1 10.000 10.000
SUB TOTAL (Rp) 6.630.000
3. Perjalanan
Material
Justifikasi
Perjalanan Kuantitas
Harga
Satuan
(Rp)
Jumlah
(Rp)
Pengadaan
Bahan Baku Transportasi
2 50.000 100.000
Pemasaran Order
delivery
20 20.000 400.000
SUB TOTAL (Rp) 500.000
4. Lain-lain
Material
Justifikasi
Perjalanan Kuantitas
Harga
Satuan
(Rp)
Jumlah
(Rp)
Dokumentasi Set 1 50.000 50.000
Kertas HVS Rim 1 45.000 45.000
Tinta Printer Set 1 35.000 35.000
14
19
Leaflet Rim ½ 350.000 175.000
Panflet Rim ½ 350.000 175.000
SUB TOTAL (Rp) 480.000
Total
(Keseluruhan)
11.610.000
#Analisis Ekonomi
1) Analisis Biaya
a) Biaya Tetap
# Biaya Usaha
No Uraian Rp/Tahun
1 Biaya promosi 2.000.000
2 Biaya Sewa 3.000.000
Jumlah 5.000.000
# Biaya Penyusutan
# Biaya tetap (FC) = Biaya Usaha + Penyusutan + Pajak
= 5.000.000 + 3.313.000
= 8.313.000/ tahun
= Rp. 692.750 / bulan
No
. Harta Tetap
Jml Nilai
Awal
(Rp)
Nilai
Sisa
(Rp)
Umur
(th)
Depresiasi
(Rp/th)
1 Rak (2x1 m) 5 700.000 50.000 2 325.000
2 Baskom 100 5000 500 2 2250
3 Sarung Tangan 2 15.000 1000 2 7000
4 PVC (1,5 inc) 150 50.000 2000 5 9600
5 Corong 2 10.000 1000 2 4500
Jumlah 780.000 154500 348.350
15
20
b) Biaya Tidak Tetap (VC)
# Biaya Bahan Utama
# Biaya Tenaga Kerja
50.000/hari sebanyak 2 orang pekerja
Biaya = hari x upah
= 2 x 30 x 50.000 = 3.000.000
# Biaya Tidak Tetap (VC)
Biaya = Biaya Bahan Utama + Biaya Biaya Tenaga Kerja
= 6.630.000 + 3.000.000
= Rp 9.630.000
c) Biaya Produksi (TC)
Biaya = Biaya Tetap (FC) + Biaya Tidak Tetap (VC)
= 567.750 + 9.630.000
= Rp 10.197.750
d) Penentuan Harga Pokok Penjualan (PHPP)
Produksi/rak = rata-rata produksi x selongsong x susut (%)
= 40 gr x 600 x 90% = 40 gr x 600 x 0,9
= 21600 gr = 21,6 kg
Produksi total = Produksi/rak x jumlah rak
= 21,6 x 5 = 108 kg
HPP = 10.197.750/108
= Rp 94.423,6
5) Analisis Keuntungan
Jika harga jual/kg = Rp 180.000
Keuntungan/kg = 180.000-94.423,6
= Rp 85.576,4
Keuntungan/bulan = 85.576,4 x 108
= Rp 9.242.251
Keuntungan/tahun = 9.242.251 x 12
= Rp 110.907.014
No
. Uraian Satuan Volume
Harga
satuan
(Rp)
Jumlah
(Rp)
1 Ulat Hongkong Kg 5 60.000 300.000
2 Jangrik Kg 2,5 80.000 200.000
3 Gula Kg 10 12.000 120.000
4 Bibit Semut Toples 100 60.000 6.000.000
5 Tepung Tapioka kg 1 10.000 10.000
Jumlah 6.630.000
16
21
6) Pay Back Period = 10.197.750 / 110.907.014 = 0.092
PB/tahun = 0,092 x 12 = 1,104
Artinya dalam 1 bulan modal telah kembali.
7) ROI = %100mod
xusahaal
laba
= 110.907.014 x 100%
9.630.000
= 1151,5 %
ROI sebesar 1151,5 % berarti dari setiap pengeluaran biaya
sebesar Rp. 1 maka akan menghasilkan penerimaan sebesar Rp.
11,515.
17
22
Lampiran 3
No Nama / NIM Program Studi Bidang Ilmu Alokasi Waktu
(jam/minggu) Uraian Tugas
1 Aris Setyono S1 Agribisnis Sosial
Eonomi
8 jam/minggu Managerial &
koordinator
2 Ahmad Rikho S1 Agribisnis Sosial
Eonomi
8 jam/minggu Marketing
3 Rudi Antoro S1
Agroteknologi
Teknik
Pertanian
8 jam/minggu Administrasi
& keuangan
18
23